prinsip+terapi+nutrisi+di+klinik.doc

Upload: parapencarituhan

Post on 03-Apr-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 Prinsip+terapi+nutrisi+di+klinik.doc

    1/11

    Prinsip terapi nutrisi di klinik

    Nutrisi merupakan unsur penting dalam mempertahankan kapasitas fungsional,

    pertumbuhan, dan proses penyembuhan penyakit. Serta merupakan komponen integralpada pengobatan pasien. Sehingga pengetahuan dasar2 terapi nutrisi diperlukan pada

    pengobatan pasien

    Tujuan kuliah ini adalah : Menjelaskan jenis dan prevalensi malnutrisi rumah sakit serta dampak malnutrisi

    pada pasien

    Menjelaskan cara identifikasi pasien berrisiko malnutrisi dan penilaian statusnutrisi

    Menjelaskan metabolisme energi dan nutrien serta cara menentukan kebutuhan

    nutrisi

    Menjelaskan implementasi terapi nutrisi baik cara oral, enteral amupun parenteralReferensi yang dipakai pada kuliah ini diambil dari:

    Buchman (2004) Practical Nutritional support techniques

    The 11th PENSA, Korea (2006)

    Total Nutritional Therapy, version 2.0 Schlenker ED & Long S (2007) Williams Essentials of Nutrition & Diet Therapy

    9th ed. Mahan LK & Escott-Stump (2008) Krauses Food&Nutrition Therapy 12th ed.

    Alpers DH, Stenson WF, Taylor BE, and Bier DM (2008) Manual of Nutritional

    Therapeutics 15th ed

    Malnutrisi di rumah sakit telah diidentifikasi sejak tahun 1974 oleh Dr. Charles

    Butterworth.

    Malnutrisi adalah keadaan gizi individu akibat kekurangan maupun kelebihan asupanenergi- protein- atau zat gizi tertentu yang berdampak pada perubahan komposisi tubuh,

    fungsi organ, dan penyakit.Dikenal 3 tipe malnutrisi:1. Malnutrisi kronik merupakan suatu keadaan akibat berkurangnya asupan zat gizi

    dalam jangka waktu panjang. Pada keadaan ini tubuh telah mengalami adaptasi

    progresif; terjadi penurunan basal metabolisme yang bertujuan melindungi cadanganenergi dan protein. Kondisi ini dikenal sebagai marasmus

    2. Malnutrisi akut merupakan keadaan yang umumnya terjadi akibat trauma atau

    insidens penyakit akut, seperti tindakan operasi, panas tinggi dll, dimana pasien

    berada dalam keadaan hipermetabolisme. kebutuhan energi dan protein meningkatdengan cepat dalam waktu singkat. Kondisi ini dikenal sebagai kwashiorkor

    3. Di klinik sering didapatkan bentuk campuran (kronik ditambah defisit energi

    secara akut) dimana pasien menunjukkan tanda malnutrisi kronik yang diperberatoleh adanya stres (penyakit).

    Malnutrisi merupakan penyakit dengan berbagai etiologi, maka terminologi yang lebihtepat adalah malnutrisi polidefisiensi. Bila ditemukan atau terjadi di RS disebut sebagai

    Malnutrisi Rumah Sakit

  • 7/29/2019 Prinsip+terapi+nutrisi+di+klinik.doc

    2/11

    Malnutrisi RS merupakan keadaan yang sering ditemukan di RS. Data epidemiologi

    (dalam dan luar negeri) menunjukkan : 30 sampai 60% pasien rawat inap dalam keadaan

    malnutrisi. Lebih dari 50 % dari pasien tersebut sudah malnutrisi sejak saat masuk rumahsakit, dan sekitar 75% dari kasus tersebut melanjutkan penurunan berat badan dan

    penurunan status gizi selama perawatan rumah sakit. Bahkan lebih dari 10% berkembang

    menjadi malnutrisi berat. Namun, hanya 12,5 % dari psien tersebut yang teridentifikasimalnutrisi.Dr. Charles Butterworths dalam makalahnya yang diberi judul The Skeleton

    in the Hospital Closet, menginformasikan bahwa pengukuran parameter penting untuk

    penilaian status gizi sepert tinggi badan dan berat badan jarang dilakukan. Penurunankadar petanda status gizi tidak dicermati oleh dokter, sehingga pemberian substitusi atau

    suplementasi nutrisi tidak atau terlambat dilaksanakan. Sampai saat, banyak RS modern

    yg penyediaan makanan dan formula nutrisi cukup, namun, malnutrisi masih ditemukan.

    Hal ini menunjukkan Ketidakperdulian atau ketidaktahuan dokter akan masalah nutrisipasien.

    Malnutrisi merupakan masalahserious bagi pasien, immunitas morbiditas

    LOS --> Biaya >>Malnutrisi berdampakpada penurunan imunitas, sehingga pasien rentan infeksi dan

    komplikasi yang meningkatkan morbiditas serta perpanjangan lama masa rawat,akibatnya meningkatnya biaya perawatan.

    Banyak peneliti telah membuktikan bahwa deteksi dini masalah gizi pasien dan

    penatalaksanaan nutrisi yang adekuat dapat mempertahankan/memperbaiki status gizi danberkurangnya komplikasi.

    Skrining gizi merupakan langkah utama untuk identifikasi pasien berisiko malnutrisi.Selanjutnya untuk merencanakan dan memberi terapi gizi yang sesuai perlu didasari oleh

    hasil penilaian status gizi (nutrinal assessment).

    Data diperoleh cepat & mudah --> asupan makanan, pe

    BBSkrining dan Assessment Gizi dibedakan berdasarkan: Tipe dan jangkauan informasi yang diperoleh

    Latarbelakang pendidikan tenaga pelaksana

    Waktu untuk proses skrining berbeda dgn assessment Biaya proses juga berbeda (tenaga, pemeriksaan dll)

    Skrining gizi adalah proses identifikasi karakteristik yang mempunyai hubungan denganmasalah gizi. Tujuannya unuk menemukan pasien berrisiko gizi. Pada proses ini tidak

    membutuhkan keahlian khusus.

    Penilaian status gizi (Nutritional Assessment) adalah proses mengumpulkan danmengevaluasi semua data klinik, dietetik, komposisi tubuh dan biokimiawi dll untuk

    diagnosis status gizi dan mengembangkan rencana terapi nutrisi yang tepat. Disini

    membutuhkan staf yang mempunyai kemampuan dan kompetensi khusus.

    Proses skrining dapat dilakukan dengan cara yang sederhana misalnya informasi tentang

    perubahan berat badan (meningkat atau menurun), perubahan asupan makanan, keluhanyang berhubungan fungsi saluran cerna (misal mual, muntah, diare).

  • 7/29/2019 Prinsip+terapi+nutrisi+di+klinik.doc

    3/11

    Dapat dinyatakan berisiko gizi bila ada peningkatan atau penurunan berat badan yang tdk

    direncanakan sebanyak lebih dari 10% pada 6 bulan terakhir, atau lebih dari 5% pada 1bulan terakhir. Atau asupan makanan tidak adekuat dalam 5 hari terakhir.

    Barrocas et al.J Am Diet Assoc 1995;95:647-648.ESPEN 2006

    Langkah-langkah terapi nutrisi:Pemeriksaan klinis komposisi tubuh data biokimia& lain-lain

    Diagnosis / status Gizi & status metabolisme

    Kebutuhan energi & Zat Gizi

    Komposisi Zat Gizi

    Cara pemberian Oral / Enteral/ Parenteral (fs saluran cerna?)

    Bentuk/ jenis makanan/ formula & suplemen (formulasi terapi nutr)

    Pemantauan & evaluasi

    D/ kehilangan BB > 5 %/ 1 bulan; > 7,5%/3 bulan & > 10%/6 bulan

    Muscle fs / SGA

    Penilaian/diagnosis status gizi

    Tidak ada parameter tunggal untuk diagnosis status gizi; penilaian status gizi diperoleh

    melalui evaluasi beberapa indikator antara lain: Riwayat Klinik- Dietetik-; gambaranklinik dan Fungsi Saluran Cerna; pengukuran antropometri dan komposisi tubuh;

    pemeriksaan kapasitas fungsional yaitu menilai kekuatan otot (kapasitas fungsional sudah

    penurunan sebelum penurunan berat badan); pemeriksaan biokimia (pengukuran kadarprotein viseral).

    Dan beberapa pemeriksaan lain fungsi imunologi atau pemeriksaan yang menggunakan

    teknologi canggih seperti ,Bioelectrical Impedance Analyser(BIA) indireck calorimetry(IC) &In Vivo Neutron Activation Analysis (IVNAA) merupakan metoda akurat yang

    direkomendasikan oleh banyak peneliti untuk diagnosis status gizi penderita --> mahal &

    sulit dalam pelaksanaannya

    Pengukuran secara antropometri merupakan teknik yang paling sering dipakai dalam

    penilaian status gizi berdasarkan parameter komposisi tubuh. Diantaranya yaitu;Dengan parameter:

    1. Berat Badan dan Tinggi Badan dapat menunjukkan Indeks Massa Tubuh/Body Mass

    Index (BMI).

  • 7/29/2019 Prinsip+terapi+nutrisi+di+klinik.doc

    4/11

    2. Tebal lemak bawah kulit Triceps or subscapular skin folddapat digunakan untuk

    menilai massa lemak.

    3. Mid-arm muscle circumference (MAMC) and mid-arm muscle area (MAMA), dapatdigunakan untuk menilai massa otot.

    4. Dinegara maju beberapa teknik telah dikembangkan untuk menilai komposisi tubuh

    sepert bioelectric impedance, underwater weighing, tomography, total-body potassium,and ultrasound.

    Beberapa parameter biokimia perlu dinilai:1. Serum albumin, mempunyai waktu paruh yang panjang yaitu 21 hari. Kadar

    albumin < 3.5 g/dL menunjukkan pasien mempunyai risiko malnutrisi.

    2. Bila Total lymphocyte count, < 1,500 cells per milimeter kubik juga dapat sebagai

    indikator mempunyai risiko malnutrisi.3. Serum transferrin, waktu paruh 7 hari. Pada beberapa pasien mempunyai kadar

    transferin < 140 mg/dL, pasien dapat dinyatakan berrisiko malnutrisi.

    4. Serum pre-albumin (transthyretin), waktu paruh 3 hari. Dikatakan berrisiko malnutrisi

    bila kadarnya 90 % diagnosis malnutrisi dapat ditegakkan melalui anamnesis danpemeriksaan fisik yang dikenal sebagai Subjective Global Assessment(SGA)

    Detsky, (1987) : dalam penelitiannya menilai 202 subyek dengan menggunakan riwayatnutrisi dan pemeriksaan fisik menunjukkan bahwa determinan kehilangan jaringan

    subkutan, muscle wasting, dan kehilangan berat badan merupakan determinan

    reproducibible dan merupakan prediktor untuk menunjukkan morbiditas yang disebabkan

    oleh gangguan gizi

    Penilaian status gizi secara SGA merupakan cara yang sederhana. Sepanjang penilai telah

    terlatih, SGA dapat merupakan diagnosis gizi yang reliable dan merupakan prediktorakurat untuk menilai adanya peningkatan risiko komplikasi seperti infeksi dan

    penymbuhan luka yang terhambat.

    Pada SGA akan diperoleh informasi tentang:

    1. Perubahan berat badan

    2. Perubahan asupan makanan

    3. Gejala-gejala gastrointestinal

  • 7/29/2019 Prinsip+terapi+nutrisi+di+klinik.doc

    5/11

    4. Kapasitas fungsional

    5. Hubungan antar penyakit dengan kebutuhan nutrisi.

    6. Pemeriksaan fisik yang difokuskan aspek gizi

    Detsky AS et al.JPEN1987;11:8-15

    Pada Subjective Global Assessment(SGA) menilai :

    A. Lima komponen utama riwayat (nutrisi dan klinik)1. Perubahan berat badan

    2. Perubahan asupan makanan

    3. Gejala-gejala gastrointestinal

    4. Kapasitas fungsional5. Hubungan antar penyakit dengan kebutuhan nutrisi.

    B. Pemeriksaan fisik5 petanda fisik:

    Berkurangnya lemak subkutanBerkurangnya massa otot

    Adanya edema pada pergelangan kakiAdanya edema daerah sakral, dan

    Adanya asites.

    Dari data A dan B pada SGA memperoleh klasifikasi/peringkat status gizi pasien:

    C. Peninaian peringkat SGA:

    A Status nutrisi baikB Status nutrisi sedang (tendensi menjadi malnutrisi)

    C Malnutrisi berat

    Informasi ini akan menjadi dasar untuk dokter untuk membuat rencana terapi gizi yangsesuai

    Slide ini menunjukkan dengan menggunakan parameter antropometri and biokimia yang

    menurun atau tidak berubah dapat menggambarkan tipe malnutrisi yang dialami pasien.

    For example, decreases in body weight and mid-arm circumference can be observed in

    chronic malnutrition while decreases in albumin, lymphocyte count, and immunefunctions are observed in acute malnutrition.

    Understanding energy metabolism is fundamental when planning nutrition therapy.

    Although the details of intermediary metabolism can be complicated, this chapter will

    describe the primary metabolic pathways and regulatory mechanisms. We will alsointroduce some concepts on body composition in health and disease. Finally, we will

    explain how to calculate energy, water, vitamin, and mineral requirements.

    Nutrients that must be supplied in food and are essential for growth and normalfunctioning of the body are:

    Proteins, as a source of essential amino acids.

    Carbohydrates, as a source of glucose.Lipids, as a source of essential fatty acids.

  • 7/29/2019 Prinsip+terapi+nutrisi+di+klinik.doc

    6/11

    Water is a very important nutrient that actively participates in biochemical reactions and

    provides form and structure to cells.

    Water soluble vitamins B complex, ascorbic acid, folic acid, biotin, and pantothenicacid.

    Fat soluble vitamins A, D, E and K.

    Minerals, including electrolytes (Na, K, Cl) and trace elements (Cu, Zn, Mn). There areimportant ultra trace minerals as well (I, Cr, Mo, Se).

    In general, proteins and carbohydrates provide 4 kcal/g, while lipids provide 9 kcal/g.

    (Intravenous glucose provides 3.4 kcal/g).

    Nutrien diperlukan untuk memenuhi energi, pertumbuhan, dan pemulihan.

    kebutuhan energi merupakan energi yang diperlukan untuk menggantikan energi yang

    dikeluarkan untuk aktivitas tubuh (basal = BEE + Aktivitas=AEE + Stres = SF + energiuntuk pencernaan makanan = TEF)

    Atau TEE = REE + AEE + SF

    Kebutuhan Energy Basal (BEE)

    Komponen Keluaran Energi terbesar

    Kebutuhan kalori dalam keadaan basal = Energi untuk kerja organ vital (basal):

    * jantung* paru

    * sintesis protein & asam nukleat

    * pembentukan urin* regulasi ion sel

    Pengukuran BEE

    kalorimetri indirek Estimasi --> rumus

    dll

    Adult energy requirement is dependent on the total of basal metabolism, physical activity

    and stress from disease. A widely accepted method for calculating basal energy

    expenditure (BEE) in healthy adults is the Harris-Benedict Equation, which is based onfour variables; sex, weight, height and age. The number of calories obtained from this

    equation must be corrected for activity and stress factors.

    In this equation, weight will be determined as follows:- In the obese and overweight patient (BMI 25

  • 7/29/2019 Prinsip+terapi+nutrisi+di+klinik.doc

    7/11

    Stres berat = 1,5

    Kanker = 1,6

    Luka bakar = 2-2,5

    TEF (Thermogenic Effect of Food)

    Energi yang dibutuhkan untuk asimilasi zat gizi/nutrienMakanan Oral (komposisi makanan) : 10%

    Enteral 5 %

    Another method to calculate calorie needs is the Rule of Thumb, also known as the

    Quick Method.. Simply multiply the patients weight by 25 to 30 kcal. When using this

    method, do not make further adjustments for activity and stress of disease.

    Syarat:

    Komposisi Zat Gizi :Mengandung Zat Gizi dalamjenis danjumlah yang

    sesuai dengan kebutuhan tubuh dan keadaanPenyakitnya

    Makronutrien ?

    KH : Protein : Lemak

    Mikronutrien ?

    Vitamin, miniral, dan elemen renik

    In humans, the synthesis of protein requires the presence of twenty amino acids. Nine of

    which are essential amino acids, which means they cannot be synthesized in the body andmust be supplied from the diet. The remaining amino acids can be synthesized through

    intermediary metabolism. However, glutamine and arginine in certain metabolic states

    (sepsis and hypercatabolism) are considered as conditionally essential.

    Fischer JE, ed.Nutrition and Metabolism in the Surgical Patient. 1st ed. Lippincott

    Williams and Wilkins Publishers;1996.

    Protein requirements depend primarily on the persons weight and age. The type ofprotein can be a factor. High biological value proteins are needed in lower quantities than

    lower biological value proteins. Recommended amounts for normal healthy people is 0.8

    to 1.0 g per kg body weight per day. In stressed states, 1.0 to 2.0 g per kg body weightper day is needed depending on the condition and metabolic phase.

    Carbohydrates are the main source of non-protein energy. They are easily absorbed and

    metabolized. In general, they provide between 50% to 60% of total calories. In certaindisease states, it may be advisable to decrease carbohydrate intake to as low as 30% of

    total calories. Orally or enterally ingested carbohydrate produces 4 kcal/g but whenprovided intravenously, 1 g of carbohydrate (monohydrous glucose) produces 3.4 kcal/g.

    Fats are a source of calories and essential fatty acids. An estimated 2 to 7 g of linoleic

    acid per day is required for the healthy adult. This accounts for 1% to 3% of total energy

    intake. Fats provide between 20% and 30% of total calories consumed by a healthyindividual. The general recommendation is 1 g per kg per day. In some situations, higher

  • 7/29/2019 Prinsip+terapi+nutrisi+di+klinik.doc

    8/11

    fat intake is recommended for managing the disease state, such as controlling glycemic

    response in glucose intolerant populations (diabetes) and reducing CO2 load in

    pulmonary patients (COPD). Fat, in this case, should not be saturated fat, but unsaturatedfat commonly found in vegetable oils such as high oleic safflower oil or canola oil.

    Vitamins are crucial components of metabolic processes. Therefore, any nutrition planmust provide them in sufficient quantities to prevent deficiencies. Fat soluble vitamins A,

    D, E and K, for example, have very specific physiological roles. Most are absorbed with

    fats in the diet, and require bile and pancreatic enzymes for efficient absorption. Fatsoluble vitamins are transported to the liver by the lymph system as lipoprotein

    components, and are later stored in various body tissues.

    Water soluble vitamins are components of key enzymatic systems. Many are involved in

    reactions that support energy metabolism. These vitamins are not stored in the body insignificant quantities, and are excreted in the urine. Making sure the daily allowance of

    vitamins is supplied avoids depletion and subsequent interruption of essential

    physiological functions.

    Minerals function as both free ions in body fluids and as constituents of essential

    compounds. Enzymatic regulation, acid-base balance, osmotic pressure maintenance,nerve conduction and muscle irritation are all processes regulated by mineral ions. In

    some cases, as with calcium, mineral ions are structural components of body tissues.

    Some minerals are also indirectly involved with the growth process.

    Kebutuhan Elektrolit rata-rata pada sebagian besar pasien dewasa

    Na : 80-120 mmol/24 jam

    K : 60-80 mmol/24 jamMg : 4-8 mmol/24 jam

    Ca : 5 mmol/24 jam

    P : minimum 15 mmol/24 jam

    Cara Pemberian:

    Oral

    Enteral

    Parenteral

    Kombinasi

  • 7/29/2019 Prinsip+terapi+nutrisi+di+klinik.doc

    9/11

    Nutrisi Oral:

    Fungsi GIT baik

    Nafsu makan baik

    Bentuk makanan:

    - Makanan Cair

    - Makanan Lunak- Makanan biasa

    Nutrisi Enteral:

    * Fungsi GIT baik, sebagian/ seluruhnya

    * Tidak dapat mengkonsumsi makanan secara oral

    * Bentuk makanan cair/ formula-formula khusus melalui pipa , umumnya hidung

    Gaster (nasogastrik); Jejunum (nasojejunal); Percutaneous Endo Gastrotomy (PEG);

    Percutaneous Endo Jejunostomy (PEJ)

    Nutrisi Parenteral:

    Bila Nutrisi oral/ enteral:Kontra Indikasi.

    Pada kasus-kasus tertentu nutrisi Parenteral dapat dikombinasi dengan Nutrisi

    Enteral Nutrisi langsung ke pembuluh darah ( Vena )

    NP Perifer

    CARA PEMBERIAN NUTRISIENTERAL ATAU PARENTERAL ?

    Status Gizi pasienAdekuat Tidak Adekuat

    Tunjangan nutrisi aktif diperlukanTidak Ya

    Fungsi Gastrointestinal baikTidak Ya

    PERTAHANKAN

    ORAL

    NUTRISI PARENTERAL

    NUTRISI ENTERAL

    17/08/2010 1

  • 7/29/2019 Prinsip+terapi+nutrisi+di+klinik.doc

    10/11

    Sentral:

    - V. Femoralis

    - V. Jugularis- V. Subclavia

    Indikasi : intractable vomiting, severe diare; ileus; small bowel/colon obstruktion; bowelrest; preoperative

    Kontra indikasi hemodynamically unstable; severe pilmonary edema fluid overload;

    anuria; meatbolic or electrolytb disturbances

    Enteral and parenteral methods have to be complementary. In practice, both ways can be

    conducted simultaneously, for example, during transition from parenteral nutrition to

    enteral nutrition, for a certain amount of time, depending on patients needs and reactions.Things to be considered in EN & PN:

    Fluid balance

    Energy, protein, carbohydrates, lipid, electrolyte, trace elements, and vitamin demands

    Strict surveillance of patient conditions, clinically and biochemically.

    Penatalaksanaan Nutris Enteral Cara ini diperuntukan bagi pasien yang GIT nya masih berfungsi akan tetapi tidak

    bisa secara Oral

    Nutrisi Enteral dapat diberikan secara bolus atau drip (intermittent ataucontinuous) yang tetesannya diatur oleh pompa

    Komplikasi yang pernah dilaporkan, antara lain :

    o Muntah atau regurgitasio Aspirasi

    o Trauma hidung

    o Rhinitiso Sinusitis

    o Esofagitis

    o DiarePenatalaksanaan Nutrisi Parenteral

    Nutrisi perenteral (NP) adalah suatu cara pemberian zat-zat gizi secara lengkap melalui

    pembuluh vena untuk mencapai keadaan gizi yang adekuat, apabila dengan nutrisi enteral

    atau oral keadaan adekuat tersebut tidak bisa dicapai. Cara ini bukan tanpa bahaya,karena diperlukan pemantauan yang ketat untuk mencegah komplikasi seperti sepsis dan

    gangguan keseimbangan metabolik.

    Four basic principles to ensure the success of PN

    Veins catheterization needs to be done aseptically

    Regular catheter maintenanceFluid and their additives preparation and application must be done carefully and

    precisely.

    Strict patient monitoring

  • 7/29/2019 Prinsip+terapi+nutrisi+di+klinik.doc

    11/11

    Indikasi melalui vena sentral atau parifer

    Pemberian melalui venasentral dimungkinkan apabila :

    1. Diperkirakan NP akan berlangsung lama (lebih dari 2 minggu)2. Pencapaian vena sentral dapat mudah dilakukan

    3. Bahaya kontaminasi/infeksi --> kecil

    Perawatan kateter minimal 1 kali/hari dan kultur tempat insersi kateter minimal 1

    kali/minggu.

    Pemberian melalui vena sentral (aliran darah cepat) memungkinkan pengenceran yangcepat pula dari cairan yang hipertonik.

    .

    Pemberian melalui vena perifer dilakukan :

    1. Bila NP hanya diperlukan dalam jangka waktu yang pendek.2. Bila melalui V. sentral merupakan kontraindikasi

    3. Pada pasien-pasien dengan gangguan metabolisme nutrien spt intoleransi glukosa

    4. Sepsis

    Dengan cara ini sebaiknya kateter dipindahkan setiap 24 sampai 48 jam untuk mencegahflebitis dan memungkinkan vena digunakan kembali.

    Komplikasi NP

    Komplikasi Tehnik

    Emboliudara mungkin terjadi waktu insersi kateter ke pembuluh vena atau waktu line

    dibuka untuk mengganti tube; pneumotoraks, atau hidrotoraks pada NP sentral, danlain-lain.

    Komplikasi Septik :

    Pasien yang diberi nutrisi NP khususnya yang melalui vena sentral mempunyai resikoterhadap infeksi

    Hal ini disebabkan oleh :

    a. Status Gizinyab. Proses-proses penyakitnya

    c. Pengobatan yang sering menggunakan antibiotik dan immuno suppresive

    d. Selain untuk NPT (nutrisi parenteral total), kateter juga digunakan untuk pengambilandarah transfusi atau pemberian obat-obatan

    KomplikasiMetabolik:

    Dapat dihindari dengan pemantauan yang ketat parameter laboratorium dan observasiklinik. Komplikasi yang biasanya terjadi berhubungan dengan metabolisme glukosa. Bila

    terdapat hiperglikemia dan glukosuria, kecepatan pemberian cairan hipertonik glukosa

    diperlambat atau diberi insulin eksogen.

    In summary, many studies have shown the widespread prevalence of malnutrition in

    hospitalized patients. Malnutrition is frequently linked to complications and adversehealth outcomes. Nutritional therapy must become be an integral part of patient care.