terapi nutrisi stroke

26

Click here to load reader

Upload: prabu8889

Post on 20-Oct-2015

156 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Terapi Nutrisi Stroke

BAB I

PENDAHULUAN

Stroke adalah defisit neurologis fokal atau global yang mendadak lebih dari 24

jam atau kurang dari 24 jam yang menyebabkan kematian oleh karena gangguan

serebrovaskular, tanpa adanya penyebab yang lain. Stroke menjadi masalah

kesehatan yang amat penting karena meningkatnya insiden setiap tahunnya serta

menyebabkan berbagai defisit neurologis bahkan kematian. Prevalensi stroke di

daerah pedesaan di Indonesia adalah 0,0017% sedangkan untuk daerah perkotaan

prevalensinya lebih besar yaitu 0,022%. Di Jakarta prevalensi stroke pada orang

dewasa adalah 0,5%. Rata-rata usia pasien stroke di Indonesia adalah 58,8 tahun.1

Stroke memberikan dampak yang sangat besar bagi pasien, selain berdampak pada

tubuh pasien itu sendiri, stroke juga berdampak pada kondisi ekonomi, sosial dan

emosional. Dari segi ekonomi, pasien akan mengeluarkan biaya pengobatan dan

perawatan yang tidak sedikit karena manajemen stroke memerlukan waktu yang

lama. Dari segi sosial, dengan adanya defisit neurologis fokal yang berakibat pada

gangguan bahkan kelumpuhan pada salah satu anggota tubuh pasien

mengakibatkan pasien tidak dapat bekerja dan mengganggu proses sosialisasi

pasien. Sedangkan dari segi emosional, pasien sering mengalami kecemasan

karena penyakitnya.

Faktor risiko terjadinya stroke ada yang tidak bisa di modifikasi dan ada yang

dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang tidak bisa dimodifikasi misalnya umur,

jenis kelamin, riwayat stroke sebelumnya dan TIA (Trancient Iscemic Attack).

Sedangkan faktor risiko yang dapat dimodifikasi serta menjadi faktor risiko yang

paling sering di Indonesia adalah hipertensi, merokok, dan hiperkolesterolemia.

Dari faktor risiko yang dapat dimodifikasi ini seharusnya bisa dicegah munculnya

stroke, salah satunya adalah dengan memperbaiki gaya hidup berupa olahraga

teratur, pola makan yang sehat dengan diet seimbang dan hindari merokok serta

minuman beralkohol. Pola makan ini hendaknya disesuaikan dengan faktor risiko

pasien (hipertensi, diabetes, atau penyakit jantung). Diet dapat memberikan

pengaruh pada berbagai faktor risiko stroke serta dapat memberikan keuntungan

terhadap intervensi farmakologis pada pasien dengan penyakit kardiovaskular.

Page 2: Terapi Nutrisi Stroke

Pada pasien hipertensi, diet rendah natrium akan mampu menurunkan tekanan

darah sehingga dapat membantu pencegahan stroke. Sebuah metaanalisis pada

studi kohort menemukan bahwa diet tinggi buah dan sayuran (lebih dari 5 jenis

perhari) mampu menurunkan risiko kejadian stroke. Selain itu metaanalisis pada

studi kohort lainnya juga menunjukkan bahwa diet tinggi minyak ikan

berhubungan dengan penurunan risiko stroke. Diet rendah lemak juga

menurunkan kejadian penyakit kardiovaskular sehingga dapat juga menurunkan

risiko stroke. Sebaliknya pemberian suplemen antioksidan dan vitamin tidak

menunjukkan adanya korelasi terhadap penurunan risiko stroke.2

Pada kondisi yang tidak bisa dicegah atau sudah terjadinya stroke maka dilakukan

manajemen stroke sesuai dengan guideline stroke. Disamping terapi farmakologi

dan non farmakologi lainnya, terapi nutrisi pada pasien stroke sangat penting. Hal

ini karena pada pasien stroke tidak jarang terjadi keterbatasan dan gangguan

dalam melakukan aktifitas sehari-hari termasuk makan. Gangguan menelan pada

stroke juga bisa menjadi salah satu penyebab kurangnya asupan makanan hingga

mengakibatkan kondisi kekurangan nutrisi yang dapat dilihat dari penurunan berat

badan dan nafsu makan pasien. Sebuah studi terbaru menemukan bahwa tingginya

angka prevalensi malnutrisi pada pasien stroke. Oleh karena itu diperlukan

modifikasi diet yang disesuaikan dengan kondisi pasien, baik dari segi cara

pemberiannya, jenis makanannya, jumlah kalorinya, dan batasan terhadap

beberapa jenis makanan.3

Page 3: Terapi Nutrisi Stroke

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Nutrisi

Nutrisi adalah substansi-substansi yang harus disediakan melalui diet karena

tubuh tidak dapat mensintesa substansi-substansi tersebut dalam jumlah yang

adekuat. Manusia membutuhkan nutrisi penghasil energi (karbohidrat, protein,

dan lemak), vitamin, mineral, dan air agar tetap sehat. Karbohidrat sebagai

sumber energi bagi tubuh. Secara umum satu gram karbohidrat menghasilkan

4 kalori. Sebagian karbohidrat di dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah

sebagai glukosa untuk keperluan energi segera dan sebagian disimpan sebagai

glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian diubah menjadi lemak

untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi di dalam jaringan lemak.

Protein merupakan zat organik yang terdiri dari unit-unit pembentuk berupa

asam amino. Pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh memerlukan protein

dan protein berperan sebagai bahan pembentuk senyawa kimia seperti enzim

yang penting dalam mengatur berbagai proses yang terjadi di dalam tubuh.

Pada kondisi tertentu protein dapat menjadi sumber energi. Protein juga

berfungsi sebagai media perambatan impuls saraf.  

Lemak adalah sumber energi, bahan baku hormon, membantu tranport vitamin

yang larut dalam lemak, serta pelindung organ-organ tubuh bagian dalam.

Kolesterol adalah satu turunan lemak. Bila kadar kolesterol dalam tubuh

cukup, maka zat ini sangat berguna bagi tubuh untuk menjalankan fungsi

beberapa organ tubuh. Kolesterol berlebihan berisiko menimbulkan

aterosklerosis.

Vitamin berfungsi untuk membantu pengaturan atau proses metabolisme

tubuh. Vitamin juga sangat penting sebagai zat untuk mempercepat proses

penyembuhan penyakit, meningkatkan serta menjaga kebugaran tubuh dan

memperlambat proses penuaan. Mineral adalah suatu zat padat yang terdiri

dari unsur atau persenyawaan kimia yang dibentuk secara alamiah oleh

proses-proses anorganik yang mempunyai sifat-sifat kimia dan fisika tertentu.

Page 4: Terapi Nutrisi Stroke

Terdapat berbagai jenis mineral diantaranya adalah kalsium, kromium,

tembaga, besi, flourida, yodium, dan lain lain. Kalsium penting untuk

kesehatan tulang dan gigi, kontraksi otot, fungsi saraf dan pembekuan darah

yang biasa didapati dalam produk susu, jus jeruk yang diperkaya kalsium dan

sayuran berdaun hijau. Kromium penting untuk metabolisme glukosa,

meningkatkan efektivitas insulin dan fungsi otot, bersumber dari keju,

gandum, daging, kacang polong dan kacang-kacangan. Tembaga diperlukan

untuk pembentukan sel darah merah, pigmen, dan penting untuk kesehatan

tulang biasa didapati dari kacang-kacangan, kacang kering dan tiram.

Fluorida pula dapat diperoleh dari pasta gigi dan air fluoride yang berfungsi

untuk mengeraskan enamel gigi. Yodium penting untuk fungsi kelenjar tiroid,

bisa didapati dari makan laut dan garam. Makanan dengan besi seperti daging,

ikan, kacang-kacangan, biji-bijian dan sayuran berdaun hijau dapat membantu

dalam pembentukan hemoglobin.4

2.2 Stroke Mempengaruhi Kemampuan Makan

Tergantung dari tipe dan tingkat keparahan stroke, seseorang mungkin

mengalami sedikit atau tidak mengalami perubahan pada kemampuan mereka

untuk makan. Defisit motorik meliputi kelemahan otot lidah dan bibir, atau

kerusakan saraf yang menimbulkan gangguan koordinasi otot mulut, lidah,

dan tenggorokan. Menelan kemudian menjadi suatu proses yang sulit, bahkan

membahayakan. Kemampuan mengunyah kemudian menjadi tantangan untuk

mengubah tekstur makan. Defisit sensoris mungkin mempengaruhi

kemampuan untuk membaui dan merasakan makanan yang kemudian dapat

mengurangi jumlah makanan yang dikonsumsi. Defisit kognitif dapat

menimbulkan gangguan dalam rentang perhatian, gangguan lapang pandang,

dan pengambilan keputusan, seperti ketidakmampuan dalam mengambil

makanan dari tempatnya. Gangguan penglihatan, pendengaran, dan berbicara

dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam memperoleh makanan.

Semua keadaan ini pada akhirnya berakibat penurunan status gizi, oleh karena

itu dibutuhkan diet khusus bagi penderita stroke. Diet stroke adalah diet yang

diberikan khusus untuk pasien yang menderita penyakit stroke.5

Page 5: Terapi Nutrisi Stroke

2.3 Tujuan Diet Stroke

Diet stroke bertujuan untuk memberikan makanan yang cukup untuk

memenuhi kebutuhan gizi pasien dengan memperhatikan keadaan dan

komplikasi penyakit. Memperbaiki keadaan stroke seperti disfagia,

pneumonia, kelainan ginjal, dan dekubitus serta mempertahankan

keseimbangan cairan dan elektrolit.6

2.4 Manfaat Diet Stroke

Diet stroke adalah diet khusus yang diberikan kepada pasien stroke. Diet yang

diberikan ada empat macam yaitu diet stroke I, IIA, IIB dan IIC. Melalui diet

stroke ini diharapkan mampu memperbaiki keadaan stroke seperti disfagia,

dekubitus, dan kelainan penyakit lainnya, memberikan makanan secukupnya

untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien, mencegah komplikasi,

mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, mempercepat tingkat

kesembuhan pasien, serta memperbaiki keadaan malnutrisi yang ada.6,7,8

2.5 Syarat Diet Stroke

1) Energi cukup, yaitu 25-45 kkal/kgBB. Pada fase akut energi diberikan

1100-1500 kkal/hari.

2) Protein cukup yaitu 0,8-1 g/kgBB. Apabila pasien berada dalam keadaan

gizi kurang, protein diberikan 1,2-1,5 g/kgBB. Apabila penyakit disertai

komplikasi gagal ginjal kronik, protein diberikan rendah yaitu 0,6 g/kgBB.

3) Lemak cukup, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total. Utamakan

sumber lemak tidak jenuh ganda, batasi sumber lemak jenuh yaitu < 10%

dari kebutuhan energi total. Kolesterol dibatasi < 300 mg.

4) Karbohidrat cukup, yaitu 60-70% dari kebutuhan energi total.

5) Vitamin cukup, terutama vitamin A, ribovlavin, B6, asam folat, B 12, C, dan

E.

6) Mineral cukup, terutama kalsium, magnesium, dan kalium. Penggunaan

natrium dibatasi denagan memberikan garam dapur maksimal 1,5 sendok

teh/ hari (setara dengan + 5 gram garam dapur atau 2 g natrium).

Page 6: Terapi Nutrisi Stroke

7) Serat cukup, untuk membantu menurunkan kadar kolesterol darah dan

mencegah konstipasi.

8) Cairan cukup, yaitu 6-7 gelas/hari, kecuali pada keadaan edema dan asites,

cairan dibatasi, minuman hendaknya diberikan setelah selesai makan agar

porsi makan dapat dihabiskan. Untuk pasien dengan disfagia, cairan

diberikan secara hati-hati. Cairan dapat dikentalkan dengan gel atau

guarcol .

9) Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan pasien.

10) Makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering.6,7,8

2.6 Penilaian Fungsi Menelan

Saat datang ke rumah sakit, pasien dengan stroke akut harus diskrining

terhadap fungsi menelan oleh tenaga kesehatan terlatih sebelum memberikan

makanan secara oral, cairan, ataupun pengobatan. Penilaian fungsi menelan ini

paling tidak telah dilakukan dalam 24 jam pertama dan tidak lebih dari 72 jam.

Pasien dengan stroke akut yang tidak mampu untuk mendapatkan nutrisi dan

cairan yang cukup secara oral seharusnya menggunakan selang nasogastrik

dalam 24 jam pertama. Jika pasien tidak mentolerir terhadap penggunaan

selang nasogastrik, pertimbangkan untuk menggunakan nasal bridle tube atau

gastrostomy. Pasien tipe ini juga semestinya mendapatkan penilaian nutrisi

dari tenaga kesehatan terlatih, termasuk mendapat monitoring dan saran nutrisi

secara individu.8

2.7 Tahap Diet Stroke

Berdasarkan tahapnya diet stroke dibagi menjadi 2 fase, yaitu:6

1. Fase akut (24- 48 jam)

Fase akut adalah keadaan tidak sadarkan diri atau kesadaran menurun.

Pada fase ini diberikan makanan parenteral (NPO/ nothing per oral) dan

dilanjutkan dengan makanan erenteral (naso gastric tube / NGT).

Pemberian makanan parenteral total perlu dimonitor dengan baik.

Kelebihan cairan dapat menimbulkan edema serebral. Kebutuhan energi

Page 7: Terapi Nutrisi Stroke

pada NPO total adalah AMB x 1 x 1,2; protein 1,5 g/kgBB; lemak

maksimal 2,5 g/kgBB; dekstrosa maksimal 7 g/kg BB.

2. Fase pemulihan

Fase pemulihan adalah fase dimana pasien telah sadar dan tidak

mengalami gangguan fungsi menelan (disfagia). Makanan diberikan

diberikan per oral secara bertahap dalam bentuk makanan cair, makanan

saring, makanan lunak , makanan biasa.

Bila ada disfagia, makanan diberikan secara bertahap, sebagai gabungan

makanan NPO, per oral , dan NGT sebagai berikut:

a. NPO

b. ¼ bagian per oral (bentuk semi padat) dan ¾ bagian melalui NGT.

c. ½ bagian per oral (bentuk semi padat) dan ½ bagian melalui NGT.

d. Diet per oral (bentuk semi padat dan semi cair) dan air melalui NGT

e. Diet lengkap per oral

2.8 Jalur Pemberian Makanan

Pemberian nutrisi pada pasien stroke merupakan salah satu penatalaksanaan

umum stroke. Nutrisi secara enteral paling lambat sudah harus diberikan

dalam 48 jam. Pemberian nutrisi secara oral hanya boleh diberikan jika pada

pemeriksaan neurologis tidak ditemukannya ada gangguan pada fungsi

menelan pasien. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya aspirasi

makanan yang dapat menyumbat sistem respirasi pasien.

Jalur pemberian makanan pada pasien stroke diklasifikasikan menjadi tipe

nasoenterik dan tipe enterostomi. Jalur nasoenterik meliputi NGT (nasogastric

tube), nasoduodenal, dan nasojejunal. NGT adalah pemasangan selang melalui

hidung hingga ke gaster. Nasoduodenal adalah pemasangan selang melalui

hidung hingga melewati pylorus dan berakhir di duodenal. Nasojejunal adalah

pemasangan selang melalui hidung hingga melewati pylorus dan berakhir di

jejunum.

Pemberian makanan melalui jalur nasogastrik secara umum lebih aman,

khususnya jika tidak ditemukannya risiko refluk atau aspirasi. Sedangkan

pemberian makanan secara enterostomi dapat dilakukan secara pembedahan

Page 8: Terapi Nutrisi Stroke

atau secara perkutan (gastrostomi atau jejunostomi). Gastrostomi adalah

memasukkan selang ke dalam gaster dengan ukuran, pliabilitas dan teknik

yang bervariasi. Sedangkan jejunostomi adalah membuat sebuah stoma

jejunum yang dapat dimasukkan selang secara intermiten. Pada PEG

(percutaneous endoscopic gastrostomy) dan PEJ (percutaneous endoscopic

jejunostomy), selang makanan dimasukkan secara perkutaneus dengan bantuan

visualisasi endoskopi, hingga nantinya selang dapat sampai ke gaster atau

jejunum kemudian selang dikunci dengan cara mengembungkan ujung

selang/kateter.

Pemberiaan makanan lewat jalur enteral sebaiknya dilakukan secara kontinyu,

atau dengan menggunakan infusion pump untuk mendapatkan volume dan

toleransi yang akurat. Pemberiannya diusahakan dengan kecepatan yang

konstan, biasanya selama 16-24 jam. Pemberian makanan ini diberikan 1

sampai 5 hari pasca stroke, untuk mencegah terjadinya aspirasi pulmonary.

Pemberian makanan dapat dibagi dalam 3 sampai 6 kali pemberian per hari

selama 30-60 menit setiap kali pemberian. Volume makanan yang diberikan

berkisar antara 250 sampai 400 ml dengan volume maksimumnya adalah 400-

500 ml setiap kali pemberian. Namun beberapa pasien mungkin merasa tidak

nyaman dengan dosis maksimal ini, pasien cenderung mengeluhkan mual atau

perut kembung. Jika hal ini terjadi maka volume setiap kali pemberian dapat

dikurangi, namun frekuensi pemberiannya ditambah sehingga tidak

mengurangi jumlah total asupan perhari.

Risiko terjadinya aspirasi dapat dikurangi dengan cara memperbaiki posisi

selang dengan menggunakan bantuan radiografi dada. Cara yang lebih

sederhana adalah dengan meninggikan posisi kepala pasien (head up) setinggi

300-450 selama pemberian makanan hingga 1 jam setelah pemberian

makanan.3,6,7

2.9 Tipe Diet Stroke

Diet stroke terdiri dari diet stroke I, IIa, IIb, dan IIc. Dalam diet stroke ada

beberapa makanan yang dianjurkan dan ada juga yang tidak dianjurkan (Tabel

I). Diet stroke I diberikan kepada pasien dalam fase akut atau bila ada

Page 9: Terapi Nutrisi Stroke

ganggguan fungsi menelan. Oleh karena itu diet stroke I berupa makanan yang

lebih mudah ditelan yaitu makanan diberikan dalam bentuk cair kental atau

kombinasi cair jernih dan cair kental yang diberikan peroral atau enteral

melalui NGT (Naso Gastic Tube) sesuai dengan keadaan penyakit. Berbeda

halnya dengan diet stroke II, diet stroke II diberikan kepada pasien pada fase

pemulihan atau sebagai makanan perpindahan dari diet stroke I. bentuk

makanan diet stroke II dapat berupa kombinasi cair jernih, cair kental, saring,

lunak, dan biasa. Pemberian diet pada pasien stroke disesuaikan dengan

penyakit penyertanya. Diet Stroke II dibagi menjadi diet stroke IIa, IIb, dan

IIc. 6

Tabel 1. Bahan Makanan yang Dianjurkan dan yang Tidak Dianjurkan

pada Diet Stroke

Golongan Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan

Sumber Karbohidrat Beras, kentang, ubi,

singkong, terigu, hunkwe,

tapioka, sagu, gula, madu,

serta produk olahan yang

dibuat tanpa garam dapur,

soda/baking powder, seperti

makaroni, mie, bihun, roti,

biskuat, dan kue kering

Produk olahan yang dibuat

dengan garam dapur,

soda/baking powder, kue-

kue yang terlalu manis

Sumber Protein Hewani Daging sapi dan ayam tidak

berlemak, ikan, telur, susu

skim, dan susu penuh dalam

jumlah terbatas

Daging sapi dan ayam

berlemak, jerohan, otak,

hati, ikan banyak duri, susu

penuh, keju, es krim, dan

produk olahan protein

hewani yang diawet seperti

daging asap dan dendeng

Sumber Protein

Nabati

Semua kacang-kacangan dan

produk olahan yang dibuat

dengan garam dapur, dalam

jumlah terbatas

Semua produk olahan

kacang-kacangan yang

diawet dengan garam

natrium atau digoreng

Page 10: Terapi Nutrisi Stroke

Sayuran Sayuran berserat sedang

dimasak, seperti bayam,

kangkung, kacang panjang,

labu siam, tomat, taoge, dan

wortel

Sayuran menimbulkan gas

(sawi, kol, kembang kol,

lobak), sayuran berserat

tinggi (daun singkong,

katuk, melinjo, dan sayuran

mentah

Buah-buahan Buah segar, dibuat jus atau

disetup seperti pisang,

pepaya, jeruk, mangga,

nenas, dan jambu biji (tanpa

bahan pengawet)

Buah yang menimbulkan gas

seperti nangka dan durian,

buah yang diawet dengan

natrium seperti buah kaleng

dan asin

Sumber Lemak Minyak jagung dan minyak

kedelai, margarin dan

mentega tanpa garam yang

digunakan untuk menumis

atau setup, santan encer

Minyak kelapa sawit,

margarin dan mentega biasa,

santan kental, krim, dan

produk gorengan

Minuman Teh, kopi, cokelat dalam

jumlah terbatas, encer susu

skim dan sirup

Teh, kopi, cokelat dalam

jumlah terbatas, dan kental

minuman bersoda dan

alkohol

a. Diet Stroke I

Diet stroke I memiliki bahan makanan tersendiri (Tabel 2) dimana masing-

masing bahan makanan pada diet stroke tipe I memiliki nilai gizi tersendiri

untuk diberikan pada pasien stroke (Tabel 3).

Tabel 2. Bahan Makanan pada Diet Stroke I6

Bahan Makanan Berat (gram) URT

Maizena 25 5 sendok makan

Telur ayam 50 1 butir

Susu penuh bubuk 25 5 sendok makan

Susu skim bubuk 120 24 sendok makan

Buah 120 2 potong sedang papaya

Minyak jagung 20 2 sendok makan

Page 11: Terapi Nutrisi Stroke

Gula pasir 100 10 sendok makan

Cairan 1500 ml 6 gelas

Tabel 3. Nilai Gizi pada Bahan Makanan Diet Stroke I.

Kandungan Zat Gizi Diet Stroke I

Energi (kkal) 1361

Protein (g) 56

Lemak (g) 34

Lemak Jenuh (g) 8,4

Karbohidrat (g) 211

Kalsium (mg) 1869

Besi (mg) 6,1

Vitamin A (RE) 1573

Tiamin (mg) 0,6

Vitamin C (mg) 166

Kolesterol (mg) 213

b. Diet Stroke II

Diet stroke II dibagi dalam tiga tahap, yaitu diet stroke II A berupa

makanan cair dan bubur saring (1700 kkal), diet stroke II B berupa

makanan lunak (1900 kkal) dan diet stroke II C berupa makanan biasa

(2100 kkal).

Tabel 4. Bahan Makanan untuk Makanan Biasa dalam Sehari pada Diet

Stroke I6

Bahan Makanan

Diet Stroke II A Diet Stroke II B Diet Stroke II C Berat

(g)URT Berat

(g)URT Berat

(g)URT

Beras Tepung Beras Maizena Telur Ayam Ikan Tempe Sayuran

- 125 20 50 75 50 100

-20 sdm 4 sdm 1 btr 1 ptg bsr 2 ptg bsr 1 gls

200- 20 50 100 100 150

4 gls tim - 4 sdm 1 btr 2 ptg sdg 4 ptg sdg 1½ gls

250- 20 50 100 100 200

3½ gls nasi - 4 sdm 1 btr 2 ptg sdg 4 ptg sdg 2 gls

Page 12: Terapi Nutrisi Stroke

Pepaya Minyak Jagung Gula pasir Gula merah Susu skim bubuk

300 25 40 25 80

3 ptg sdg 2½ sdm 4 sdm 2½ sdm 16

200 30 50 - 40

2 ptg sdg 3 sdm 5 sdm - 8 sdm

200 35 30 - 40

2 ptg 3½ sdm 3 sdm - 8 sdm

Tabel 5. Nilai Gizi Bahan Makanan untuk Diet Stroke II berdasarkan Jenis Dietnya6

Kandungan Gizi Diet Stroke II A Diet Stroke II B Diet Stroke II C

Energi (kkal) 1718 1917 2102

Protein (g) 69 73 78

Lemak (g) 41 5,8 52 59

Lemak Jenuh (g) 272 7,3 8

Karbohidrat (g) 1296 293 318

Kalsium (mg) 15,9 835 862

Besi (mg) 6705 19,6 20,6

Vitamin A (RE) 0,8 8940 11458

Tiamin (mg) 272 0,8 0,9

Vitamin C (mg) 258 213 232

Kolesterol (mg) 273 273

2.10 Penatalaksanaan Umum Nutrisi di Ruang Rawat

a. Nutrisi enteral paling lambat sudah harus diberikan dalam 48 jam, nutrisi

oral hanya boleh diberikan setelah hasil tes fungsi menelan baik.

b. Bila terdapat gangguan menelan atau kesadaran menurun, makanan, nutrisi

diberikan melalui pipa nasogastrik.

c. Pada keadaan akut, kebutuhan kalori sebesar 25-30 kal/kgBB/hari dengan

komposisi :

Karbohidrat 30-40 % dari kebutuhan kalori

Lemak 25-35 % (pada gangguan nafas dapat lebih tinggi 35-55%)

Protein 20-30% (pada saat stress kebutuhan protein 1,4 - 2,0

g/kgBB/hari, pada gangguan fungsi ginjal < 0,8 gram/kgBB/hari)

d. Apabila kemungkinan pemakaian pipa nasogastrik diperkirakan lebih dari

6 minggu, pertimbangkan untuk gastrostomi.

Page 13: Terapi Nutrisi Stroke

e. Pada keadaan tertentu, yaitu nutrisi enteral tidak memungkinkan,

dukungan nutrisi boleh diberikan secara parenteral.

f. Perhatikan diet pasien yang tidak bertentangan dengan pemberian obat-

obatan yang diberikan. Contohnya hindarkan makanan yang banyak

mengandung vitamin K pada pasien yang mendapat warfarin.9

2.11 Mengontrol Faktor Risiko Makanan

Pedoman Makanan untuk Mengontrol Hipertensi

Batasi konsumsi garam hingga 2300 mg per hari, substitusi dengan bahan

perasa lainnya.

Sayur dan buah : ada beberapa bukti yang menyatakan bahwa sayuran dan

buah-buahan memiliki efek proteksi terhadap stroke. Sayur dan buah

membantu mengurangi tekanan darah dan mencegah hipertensi yang

merupakan faktor risiko utama untuk stroke. Sayur dan buah yang

mengandung kalium sangat cocok untuk pasien stroke seperti kentang,

bayam, tomat, pisang, jeruk, dan apel

Batasi konsumsi alkohol hingga dua gelas perhari untuk laki-laki dan satu

gelas untuk perempuan

Pilihlah produk susu yang rendah lemak atau bebas lemak. Ini akan

membantu memenuhi kebutuhan tubuh akan kalsium dan natrium.7,10

Pedoman Makanan untuk Kengontrol Kolesterol

Batasi konsumsi lemak jenuh dan lemak tras ke nilai minimal. Jenis lemak

ini dapat meningkatkan kadar LDL yang merupakan suatu lemak jahat di

dalam tubuh. Lemak jenuh ditemukan pada makan yang bersumber dari

binatang seperti daging-daging berlemak tinggi, susu utuh, mentega,

minyak kelapa, dan produk-produk susu yang dibuat dari susu utuh.

Lemak trans ditemukan pada semua makanan dibuat dengan minyak yang

dihidrogenasi seperti pada makanan yang digoreng, krekers, dan makanan

yang dibuat dengan margarine.

Pilihlah makan yang mengandung lemak tidak jenuh seperti kedelai,

minyak zaitun

Page 14: Terapi Nutrisi Stroke

Jaga agar lemak total yang dikonsumsi kurang dari 25%-35% dari kalori

yang terdapat pada makanan dan minuman. Batasi kolesterol yang didapat

dari makanan hingga 200 mg per hari. Makanan yang tinggi kolesterol

seperti kuning telur, daging berlemak, dan produk susu.

Ikan : asam lemak omega-3 yang ditemukan pada ikan, seperti ikan

salmon, tuna, dan sardine dipandang memiliki efek protektif terhadap

stroke. Direkomendasikan untuk mengkonsumsi ikan 2-3 kali dalam

seminggu. Sumber omega-3 yang lain adalah telur dan minyak kedelai.

Dianjurkan mengkonsumsi 20-30 gram serat per hari. Makan yang banyak

mengandung banyak serat seperti sayur, buah, dan biji-bijian. Konsumsi

serat ini hendaknya disertai dengan peningkatan konsumsi air untuk

membantu tubuh dalam memetabolisme serat tersebut.7,10

BAB III

Page 15: Terapi Nutrisi Stroke

PENUTUP

Stroke merupakan salah satu penyakit saraf dan menjadi masalah kesehatan yang

amat penting karena meningkatnya angka kejadian setiap tahunnya. Stroke juga

memberikan dampak baik secara ekonomi, sosial maupun emosional pasien.

Untuk menghindari stroke, terlebih dahulu harus dapat menghindari faktor risiko

stroke, namun tidak semua faktor risiko stroke dapat dimodifikasi, ada juga faktor

risiko yang tidak dapat dimodifikasi. Salah satu yang bisa dimodifikasi adalah

gaya hidup berupa olahraga teratur, pola makan yang sehat dengan diet seimbang

dan hindari merokok serta minuman beralkohol. Pada kondisi yang tidak bisa

dicegah atau sudah terjadinya stroke maka diperlukan diet khusus pada stroke

dengan bahan makanan tertentu, dengan jumlah kalori tertentu serta jalur

pemberian yang disesuaikan dengan kondisi pasien. Secara umum nutrisi terdiri

dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.

Stroke dapat mempengaruhi kemampuan makan tergantung dari tipe dan tingkat

keparahan stroke. Pasien stroke tidak jarang mengalami disfagia, gangguan

pengecapan atau ageusia, gangguan motorik sehingga pasien tidak bisa makan

sendiri atau tidak nafsu makan. Semua keadaan ini pada akhirnya berakibat

penurunan status gizi. Dibutuhkan diet khusus bagi penderita stroke sehingga

dapat memberi manfaat yang maksimal bagi pasien stroke. Selain itu ada beberapa

syarat yang harus dipenuhi dalam diet stroke antara lain jumlah dan jenis energi,

protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, serat dan cairan harus cukup sesuai

dengan kebutuhan pasien stroke.

Sebelum memberikan makanan atau diet stroke kepada pasien, perlu dinilai fungsi

menelan pasien untuk menentukan jalur pemberian makanan nantinya. Pada fase

akut (24-48 jam pertama) diberikan makanan parenteral dan dilanjutkan dengan

makanan erenteral. Sedangkan pada fase pemulihan diberikan per oral secara

bertahap dalam bentuk makanan cair, makanan saring, makanan lunak, dan

makanan biasa. Bila ada disfagia, makanan diberikan secara bertahap, sebagai

gabungan makanan NPO, per oral , dan NGT.

Diet stroke terdiri dari diet stroke I, IIa, IIb, dan IIc. Diet stroke I diberikan

kepada pasien dalam fase akut atau bila ada ganggguan fungsi menelan, oleh

Page 16: Terapi Nutrisi Stroke

karena itu diberikan makanan dalam bentuk cair kental. Diet stroke II diberikan

kepada pasien pada fase pemulihan dapat berupa kombinasi cair jernih, cair

kental, saring, lunak, dan biasa.

Setelah pasien pulih atau pulang ke rumah, pasien diberikan edukasi tentang

mengontrol faktor risiko dari makanan, untuk mengurangi kemungkinan

terjadinya stroke berulang. Salah satunya adalah dengan mengkonsumsi sayur dan

buah, membatasi mengkonsumsi garam, membatasi atau tidak mengkonsumsi

alkohol, minum susu rendah lemak atau bebas lemak, batasi konsumsi lemak

jenuh dan lemak tras, dan perbanyak mengkonsumsi serat. Dengan pemilihan

terapi nutrisi yang tepat pada pasien stroke diharapkan dapat menurunkan

kejadian malnutrisi pasca stroke, serta membantu mempercepat pemulihan kondisi

pasien, serta mengotrol faktor risiko terkait makanan.

DAFTAR PUSTAKA

Page 17: Terapi Nutrisi Stroke

1. Y. Kusuma, et al. Burden of Stroke in Indonesia. International Journal of

Stroke. 2009;4:379–80.

2. Clinical Guidelines for Stroke Management 2010. National Stroke

Foundation. Melbourne Australia. 2010. Halaman 69

3. Hillel M. Finestone, et al. The Role of Nutrition and Diet in Stroke

Rehabilitation. Top Stroke Rehabil 1999;6(3):46–66

4. gowri

5. Dietary Guidelines Following a Stroke

http://www.strokeassociation.org/presenter.jhtml?identifier=3018561

6. Almatsier, S. 2006. Penuntun Diet. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Umum

7. Intercollegiate Stroke Working Party. National clinical guideline for

stroke, 3rd edition. London: Royal College of Physicians, 2008

8. Stroke, Diagnosis and Initial management of acute stroke and transient

ischaemic attack (TIA). NICE clinical guideline 68. 2008

9. Guideline Stroke 2011. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia

(PERDOSSI). Jakarta 2011.

10. Stroke nutrition therapy. American Diatetic Association