preventive care dalam dokter keluarga

25
MAKALAH KKM 151 PELAYANAN PENCEGAHAN (PREVENTIVE CARE) DALAM PRAKTEK DOKTER KELUARGA Disusun oleh : Kelompok IV NURFATIMAH I. R 030100088 PIPI MALINDO HTS 030100092 YULIVIA MUTIARA. A 030100096 JEFRYAN SOFYAN 030100098 DAMAYANTI 030100102 AYUHATI SRG 030100110 PIPIN ANDRIYANI 030100112 DASLAN BHS 030100116 ZAMINDAR 030100118 NATASYA WANDA.Y 030100120 SHEENA RZD 030100124 TEDDY SURYA 030100128 LEO SIHOMBING 030100130

Upload: muammar-rizqi-unoe

Post on 10-Sep-2015

224 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

reyo

TRANSCRIPT

PELAYANAN PENCEGAHAN (PREVENTIVE CARE) DI PRAKTEK DOKTER KELUARGA

MAKALAH KKM 151

PELAYANAN PENCEGAHAN (PREVENTIVE CARE) DALAM PRAKTEK DOKTER KELUARGADisusun oleh :Kelompok IV NURFATIMAH I. R030100088

PIPI MALINDO HTS

030100092

YULIVIA MUTIARA. A030100096

JEFRYAN SOFYAN

030100098

DAMAYANTI

030100102

AYUHATI SRG

030100110

PIPIN ANDRIYANI

030100112

DASLAN BHS

030100116

ZAMINDAR030100118

NATASYA WANDA.Y030100120

SHEENA RZD030100124

TEDDY SURYA030100128

LEO SIHOMBING030100130

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

2005KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pelayanan Pencegahan (Preventive Care) Dalam Praktek Dokter Keluarga sebagai tugas mata kuliah Kedokteran Komunitas 151.

Pada kesempatan kali ini, kami ingin menyampaikan terima kasih kepada dosen pembimbing dr. Isti Ilmiati Fujiati, MSc, CMFM yang telah membimbing kami dalam penulisan makalah ini sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Begitu juga kepada semua pihak yang telah membantu kami.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan di masa yang akan datang.

Akhir kata kami sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberi petunjuk dan bimbingan-Nya pada kita semua.

Medan, November 2005

Penulis

DAFTAR ISIKata Pengantar

i

Daftar Isi

ii

BAB I PENDAHULUAN

1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 PELAYANAN PENCEGAHAN (PREVENTIVE CARE) DALAM PRAKTEK DOKTER KELUARGA

2

2.2 IMPLEMENTASI PENCEGAHAN DALAM PRAKTEK DOKTER KELUARGA

2 2.3 GAYA HIDUP SEHAT DAN GIZI 4

2.4 GAYA HIDUP SEHAT DAN OLAHRAGA

7 2.5 CONTOH KASUS

10

BAB III KESIMPULAN

14

Daftar Pustaka

15

BAB I

PENDAHULUAN

Pencegahan penyakit mempunyai banyak aspek, termasuk pengenalan faktor resiko dari penyakit, dan promosi kesehatan gaya hidup sehat. Pencegahan juga termasuk mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin mempunyai efek terhadap kesehatan emosional pasien dan keluarganya. Misalnya anniversary reaction, dimana pasien bisa kambuh penyakitnya pada hari-hari tertentu dimana dia kehilangan orang yang disayanginya. Pada saat itu Dokter Keluarga mungkin perlu memberikan konseling pada pasien maupun keluarganya, mengenai kejadian tersebut.

Pencegahan lebih dari sekedar mengatakan berhenti merokok, berolahraga, dan makan dengan benar. Pencegahan adalah mengenali faktor-faktor resiko terjadinya suatu penyakit, seperti riwayat penyakit tersebut dalam keluarga, dan melakukan skreening untuk menemukan kasus dini dan pencegahan sedini mungkin.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan pertanyaan yang perlu dipertanyakan dalam pelayanan berorientasi pencegahan adalah :

1. Apakah faktor-faktor resiko pasien terhadap penyakit tertentu, tertulis di rekam medisnya ?

2. Apakah faktor-faktor resiko tersebut didiskusikan dengan pasien ?

3. Apakah ada kesepakatan dengan pasien untuk mengurangi faktor resiko ?

4. Apakah kita sudah melakukan antisipasi terhadap masalah-masalah yang secara normal memang terjadi dalam siklus kehidupan keluarga ? Contohnya masalah yang bisa terjadi pada pasangan suami istri yang menikah dan baru memiliki anak (the emptiness syndrome).

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. PELAYANAN PENCEGAHAN (PREVENTIVE CARE) DI PRAKTEK

DOKTER KELUARGABanyak orang beranggapan bahwa dokter dan sistem kesehatan lainnya identik dengan pengobatan penyakit, dan pencegahan penyakit bukanlah hal yang utama. Mungkin itu sebabnya mengapa orang baru datang ke dokter atau pusat kesehatan lainnya hanya bila mereka sudah mempunyai masalah dengan kesehatannya. Tetapi perlahan tapi pasti, para dokter dan pasien sekarang menyadari pentingnya pencegahan penyakit sebelum penyakit tersebut muncul. Hal ini didorong dengan meningkatnya biaya kesehatan dan pengetahuan masyarakat akan pentingnya tindakan pencegahan, sehingga diperlukan suatu pendekatan yang proaktif dalam pelayanan kesehatan.

Selain itu intervensi yang dilakukan pada tahap awal penyakit seperti dengan melakukan skrining, atau dengan melakukan perubahan gaya hidup dapat memberikan hasil yang lebih memuaskan dibandingkan dengan hasil dari pengobatan pada tahap akhir dari suatu penyakit seperti penyakit kardiovaskular dan kanker paru, terutama bila pencegahan primer (seperti berhenti merokok) mungkin bisa dilakukan pada pasien tersebut.

2.2. IMPLEMENTASI PENCEGAHAN DALAM PRAKTEK DOKTER KELUARGA

Kita mendefinisikan pencegahan penyakit sebagai suatu proses untuk menghindari suatu penyakit melalui intervensi/tindakan tertentu. Seperti kita ketahui ada beberapa tingkatan dalam pencegahan penyakit dimana peran dari promosi kesehatan (health promotion) pada setiap tingkatan ini adalah membantu masyarakat mencapai derajat kesehatan yang optimal yang dapat dicapainya.

Karena keadaan sehat berarti bukan hanya suatu keadaan yang bebas penyakit, maka terminologi kata wellness menjadi terminologi yang sangat populer belakangan ini untuk pencapaian tertinggi suatu keadaan yang sehat secara fisik, sosial, dan psikologis. Kita dapat menggambarkan kondisi kesehatan sebagai suatu kontinum, yaitu :

1. Wellness

Di sini berperan promosi kesehatan melalui self-improvement

2. Keadaan bebas penyakit (absence of the disease)

Pada keadaan ini kita perlu melakukan identifikasi dari faktor-faktor resiko yang mungkin ada pada orang tersebut, dan tindakan ini yang kita sebut sebagai pencegahan tingkat primer.3. Keadaan dimana seseorang mempunyai penyakit tetapi belum menunjukkan gejala secara klinis (asimptomatik)

Early detection atau penemuan kasus dini melalui skrining sangat bermanfaat untuk dilakukan. Dari hasil suatu skrining kita dapat melakukan intervensi farmakologis maupun non farmakologis pada tahap awal kasus-kasus tersebut. Hal ini tentu saja akan memberikan hasil yang lebih memuaskan daripada kita melakukan intervensi setelah penyakit tersebut berada pada tahap lanjut. Kegiatan ini kita sebut sebagai pencegahan tingkat sekunder.

4. Keadaan dimana seseorang sudah didiagnosa menderita suatu penyakit dan simptomatik (clinically ill)

Pada tahap ini yang kita lakukan adalah pencegahan terhadap timbulnya komplikasi dengan melakukan antisipasi terhadap masalah yang dijumpai dan juga melakukan rehabilitasi untuk meningkatkan kualitas hidup dari penderita. Tindakan ini kita sebut pencegahan tingkat tersier.

5. Premature death.Beberapa tahun terakhir ini, banyak organisasi-organisasi kesehatan dunia yang telah membuat rekomendasi untuk pencegahan tingkat primer berbagai penyakit. Bagi dokter keluarga, pencegahan penyakit yang efektif adalah perpaduan antara pengetahuan akan rekomendasi-rekomendasi terkini tersebut, dan pengenalan kita akan pasien secara individu, sehingga kita dapat mengaplikasikan pengetahuan tersebut secara efisien dan individual.

Dalam mengimplementasikan pencegahan di praktek sehari-hari dibutuhkan : data riwayat penyakit pasien, data pemeriksaan fisik, prioritas dalam merancang tindakan, meluangkan waktu untuk edukasi dan konseling pasien, dan menggunakan sebuah sistem kartu/rekam medis yang berorientasi pencegahan (prevention-oriented charting system).

Sehingga kita perlu berpikir secara sistematis. Salah satu hal sederhana yang dapat kita lakukan adalah dengan menggunakan sistem RISE, yaitu :1. R berarti identifikasi faktor resiko (risk factors)

2. I adalah imunisasi

3. S berarti skrining atau penapisan, dan 4. E adalah edukasi. Identifikasi faktor resiko dapat kita ketahui dengan bertanya mengenai riwayat keluarga pasien, hal ini dengan mudah bisa kita lihat dari data yang ada pada genogram pasien, data imunisasi perlu diperbaharui secara berkala, skrining dilakukan pada saat pemeriksaan fisik dan melakukan pemeriksaan laboratorium, dan edukasi dilakukan pada semua pasien.

2.3. GAYA HIDUP SEHAT DAN GIZI

Status gizi seseorang dipengaruhi oleh:

BMI/IMT

Merupakan indikator pengukuran yang biasa digunakan untuk mengukur kelebihan Berat Badan (BB) dan kegemukan (obesitas) pada orang dewasa.

BMI = BB (Kg)

TB (m2)

Klasifikasi berat badan menurut BMI ( Kriteria WHO 2000)

CLASIFICATIONBMI (Kg/m2)

Underweight< 18,5

Normal range18,5-24,9

Overweight25

Pre Obese25,0-29,9

Obese I30,0-34,9

Obese II35,0-39,9

Obese III>40

Kebutuhan Kalori/Energi

Energi yang dibutuhkan oleh tubuh berasal dari zat gizi yaitu karbohidrat, lemak dan protein.TER ( Total Energy Requirement ) merupakan total kebutuhan energi yang dibutuhkan individu dalam satu hari.

TER = BMR + PA + SDA

Dimana :

Kebutuhan distribusi untuk hidrat arang = 65-75 % TER

Kebutuhan distribusi untuk protein = 10-15 % TER

Kebutuhan distribusi untuk lemak = 20-25 % TER

Jumlah kebutuhan distribusi untuk hidrat arang, protein dan lemak = 100 %

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan energi (TER) yaitu:

1. Basal Metabolisme Rate (BMR)

Merupakan energi minimal yang dibutuhkan dalam keadaan istirahat total, baik fisik, pencernaan maupun emosi. BMR ini digunakan untuk menggerakkan jantung, paru, usus, proses oksidasi di jaringan, mempertahankan tonus otot dan lain-lain.

BMR = 25 kal/kg/BBI/hari

BBI = TB-100-{10%(TB-100)}2. Physical Activity (PA)

Merupakan energi yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas otot, tergantung dari: Berapa banyak otot yang bekerja Berapa lama otot yang bekerja

Berapa berat pekerjaannya

Kebutuhan energi sehari dikaitkan dengan tingkat BM, dimana PA=...% x BM

AktivitasEnergi yang dibentuk

(Kal/hari)

Sangat Ringan30% x BM

Ringan50% x BM

Sedang75% x BM

Berat100% x BM

Sangat Berat125% x BM

Keterangan:

Sangat ringan : Duduk, membaca, berdiri Ringan : Kerja kantor, guru, dokter, ibu rumah tangga

Sedang : Industri, pelayan, mahasiswa

Berat : Petani, buruh kasar

Sangat berat : Kuli pelabuhan, tukang becak dayung.

3. Specific Dynamic Action (SDA)

Merupakan energi yang dibutuhkan untuk pencernaan makanan, absorbsi dan metabolisme zat-zat gizi yang menghasilkan energi.

Nilai SDA berbagai bahan makanan, yaitu:

Zat GiziSDA (%)

Karbohidrat6-7

Lemak4-14

Protein30-40

Rata-rata10

SDA = 10 % ( BM+PA)

2.4. GAYA HIDUP SEHAT DAN OLAHRAGAOlahraga merupakan suatu kegiatan olah tubuh yang penting dilakukan untuk menjaga keseimbangan tubuh sehingga tercapai gaya hidup sehat yang menghindari kita dari berbagai macam penyakit.Olah raga dan kesehatan (orkes) memiliki empat tujuan yang perlu dicapai, yaitu:1. Pembinaan dan peningkatan (promotif)

2. Pencegahan dan pemeliharaan (preventif)

3. Pemulihan (rehabilitatif)

4. Penyembuhan

Orkes juga dapat melatih fungsi alat tubuh secara aman dan bermanfaat agar mampu bergerak dan berfungsi pada tingkat aktivitas secara lebih tinggi tanpa adanya keluhan atau kelainan, khususnya pada jantung. Secara keseluruhan, orkes akan meningkatkan derajat kesehatan secara dinamis.

Untuk mencapai sasaran yang diinginkan, ada tiga tahapan yang bisa dilaksanakan:

1. Sasaran Minimal: Mempertahankan kemampuan gerak

Memelihara kelenturan

2. Sasaran Antara/Peralihan:

Peningkatan kekuatan dan daya tahan otot

Meningkatakan kemampuan gerak lebih lanjut

3. Sasaran Utama:

Memelihara dan meningkatkan fasilitas aerobikOrkes harus selalu diusahakan sampai pada sasaran utama. Selain itu kapasitas aerobik seseorang menunjukkan derajat kebugaran jasmani yang dimilikinya.Adapun tujuan dari olahraga adalah:

Tercapainya BBI Menurunnya tekanan darah dan kolesterol

Dapat merubah kebiasaan buruk

Dapat memperpanjang umur

Keuntungan olahraga:

Menurunkan resiko penyakit jantung

Meningkatkan respon imun

Menurunkan tekanan darah dan kolesterol

Menurunkan keparahan penyakit

Mengurangi resiko obesitas

Mengurangi insomnia

Tidak mudah lelah

Jenis-jenis olahraga:

Olahraga ringan, yaitu : jalan kaki, joging, rope jumping

Olahraga sedang, yaitu : bersepeda, berenang dan lain-lain

Olahraga berat, yaitu : tennis, bola basket dan lain-lain

Catatan : Orang yang menderita DM, hipertensi, atau ada riwayat penyakit jantung, kolesterol tinggi, harus melakukan medical check up dan stress test selama melakukan exercise.

Berdasarkan medical research, ada sejumlah exercise yang baik untuk cardiorespiratory system dan otot-otot tubuh.

Heart Rate merupakan indikator yang paling tepat untuk mengetahui aktivitas cardiovascular system.

Target Heart Rate

Merupakan intensitas yang dibutuhkan untuk meningkatkan cardiovascular fitness, terutama tergantung pada umur. Selama exercise, normal heart rate berada antara 60-85 % dari maximum heart rate.

Intensitas olahragaTarget Heart Rate

Sangat ringan< 35 % x MHR

Ringan 35-50 % x MHR

Sedang60-79 % x MHR

Berat80-89 % x MHR

Sangat berat 90 % x MHR

Maximum Heart RateHeart rate maximum menurut usia dapat dihitung dengan menggunakan rumus di bawah ini :

MHR = 220 - usia Dalam menghitung MHR perlu diperhatikan :

1. VO2 max

Yaitu kemampuan tubuh mempergunakan O2 secara maksimal setiap menitnya per Kg berat badan.2. Monitoring Heart Rate

2.5. CONTOH KASUS

Nia adalah seorang mahasiswi dengan umur 20 tahun, BB = 50 Kg dan TB = 155 cm. Perhitungan kebutuhan nutrisi per hari :BMI= BB = 50 = 50 = 20,81 ( Normal range ) TB2 (1,55)2 2,4025

BBI= (TB-100) 10 % ( TB-100) = (155-100) 10 % (155-100)

= 55 10 % (55)

= 49,5

BM= 25 Kal/Kg/BBI/hari

= 25 x 49,5

= 1237,5 kal

PA = 75% x BM

= 75% x 1237.5

= 928,125 kal

SDA = 10 % (BM + PA)

= 10% (1237,5 + 928,125)

= 10% (2165,625)

= 21,65625 kal

TER = BM + PA + SDA

= 1237,5 +928,125 +216,5625

= 2382,1875 kal

Kebutuhan KH = 65% x 2382,1875 = 1548,42188 kal

= 1548,42188 / 4

= 387,10547 gram

387 gram

Kebutuhan Protein = 15% x 2382,1875

= 357,328125 kal

= 357,328125 / 4

= 89,3320312 gram

89 gram

Kebutuhan lemak = 20% x 2382,1875

= 476,4375 kal

= 476,4375 / 9

= 52,9375 kal

53 gram

MENU 1 HARIMenuJenis MakananUkuranBeratKaloriKH

(gram)P

(gram)L

(gram)

PagiNasi Putih1 Piring100gr350808-

Telur1 Butir60gr95-106

Gula2 Sdm20gr8020--

SiangNasi Putih2 Piring200gr70016016-

Sayur1 Mangkuk100gr50103-

Daging1 Potong50gr95-106

Tempe2 Potong50gr80863

Minyak goreng1 Sdm10gr90--10

Santan Cangkir100cc45--6

Pepaya1 Potong 100gr4010--

MalamNasi Putih1 Piring100gr350808-

Sayur1 Mangkuk100gr50103-

Ikan 1 Potong50gr 95-106

Pisang1 Buah100gr4010--

Total21603887437

Berarti kekurangan kalori = 2382 2160

= 222 kal

Kekurangan Protein

= 89 - 74

= 15 gram

Kekurangan Lemak

= 53 37

= 16 gram

TAMBAHAN MENU

MenuJenis MakananUkuranBeratKaloriKH

(gram)P

(gram)L

(gram)

PagiSusu kental 1 Gelas200cc 220181414

Exercise Prescription Tipe olah raga

Olah raga ringan, seperti: jalan, joging Frekuensi dan intensitas

20-30 Menit 3 kali seminggu

Maksimum Heart Rate = 220 20 = 200 beats / menit

Target Heart Rate = 35 50 % x 200 = 70 100 beats / menit

BAB III

KESIMPULAN

Salah satu prinsip kedokteran keluarga adalah pencegahan. Pencegahan lebih dari sekedar mengatakan berhenti merokok, berolahraga, dan makan dengan benar. Pencegahan adalah mengenali faktor-faktor resiko terjadinya suatu penyakit, seperti riwayat penyakit tersebut dalam keluarga, dan melakukan skreening untuk menemukan kasus dini dan pencegahan sedini mungkin.

Tindakan pencegahan yang paling mudah untuk dilakukan dan dapat memberikan hasil yang optimal adalah menerapkan gaya hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan bergizi sesuai dengan kebutuhan nutrisi per hari dan berolahraga secara teratur.DAFTAR PUSTAKA

1. Fujiati, Isti Ilmiati, dr, MSc, CMFM. 2004. Dasar-Dasar Kedokteran Keluarga. Medan : Bagian IKM/IKK/IKP FK USU 2. Almatsier, Sunita. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka UtamaPAGE