preskas objin

12
BAGAIMANA CARANYA MENDIAGNOSIS HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN DENGAN BAIK DAN BENAR BAB I PENDAHULUAN Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada masa nifas. Golongan penyakit ini ditandai dengan hipertensi dan sering disertai dengan proteinuria, edema, kejang, koma, atau gejala-gejala lainya. Penyakit ini sering dijumpai dan masih merupakan salah satu penyebab kematian ibu. Di amerika serikat, 1/3 kematian ibu disebabkan oleh penyakit ini. Di RS dr. Hasan Sadikin terdapat 5,8% kasus preeklampsia dan 0,6% eklampsia pada periode 1991-1994. Hipertensi dalam kehamilan juga menjadi penyebab yang terpenting dari kelahiran mati dan kematian perinatal. Kematian bayi ini tertutama disebabkan oleh partus prematurus yang merupakan akibat dari hipertensi (sastrawinata s, et all, 2005). Hipertensi dalam kehamilan memiliki banyak jenis seperti pre-eklampsia, eklampsia, Hipertensi kronik, Superimposed hipertensi dan hipertensi gestasional (Krisnadi, et all, 2005). Sekitar 20% dari semua wanita yang mengalami hipertensi kronis (tekanan darah tinggi sebelum kehamilan) mengalami pre- eklampsia. Sekitar 25% wanita yang mengalami hipertensi akibat kehamilan juga mengalami preeklampsia (Glade b, 2000). Pada kasus ini akan dibahas bagaimana cara mendiagnosis hipertensi dalam kehamilan dengan benar.

Upload: syafitridhila

Post on 12-Feb-2016

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

f

TRANSCRIPT

Page 1: preskas objin

BAGAIMANA CARANYA MENDIAGNOSIS HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN DENGAN BAIK DAN BENAR

BAB I

PENDAHULUAN

Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada masa nifas. Golongan penyakit ini ditandai dengan hipertensi dan sering disertai dengan proteinuria, edema, kejang, koma, atau gejala-gejala lainya. Penyakit ini sering dijumpai dan masih merupakan salah satu penyebab kematian ibu. Di amerika serikat, 1/3 kematian ibu disebabkan oleh penyakit ini. Di RS dr. Hasan Sadikin terdapat 5,8% kasus preeklampsia dan 0,6% eklampsia pada periode 1991-1994. Hipertensi dalam kehamilan juga menjadi penyebab yang terpenting dari kelahiran mati dan kematian perinatal. Kematian bayi ini tertutama disebabkan oleh partus prematurus yang merupakan akibat dari hipertensi (sastrawinata s, et all, 2005).

Hipertensi dalam kehamilan memiliki banyak jenis seperti pre-eklampsia, eklampsia, Hipertensi kronik, Superimposed hipertensi dan hipertensi gestasional (Krisnadi, et all, 2005). Sekitar 20% dari semua wanita yang mengalami hipertensi kronis (tekanan darah tinggi sebelum kehamilan) mengalami pre-eklampsia. Sekitar 25% wanita yang mengalami hipertensi akibat kehamilan juga mengalami preeklampsia (Glade b, 2000).

Pada kasus ini akan dibahas bagaimana cara mendiagnosis hipertensi dalam kehamilan dengan benar.

Page 2: preskas objin

BAB II

LAPORAN KASUS

2.1 Identitas pasien

Nama : Ny.M

Usia : 41 tahun

Alamat :

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Medical record : 8897XX

Masuk rumah sakit : 20-08-15

2.2 Anamnesis

Dikirim oleh : Bd. Hj. Yana

Dengan keterangan : G4P3A0 Part Aterm Kala 1 Fase Aktif dengan KPD + Hipertensi Kronik

Keluhan utama : Tekanan darah tinggi

Anamnesa Khusus :

G4P3A0 merasa hamil 9 bulan, mengeluh keluar air-air dari jam 22.00 WIB disertai keluahan mulas-mulas yang masih jarang. Gerakan janin masih dirasakan, imunisasi TT 2x, antenatal care rutin dilakukan dan pasien memiliki riwayat darah tinggi sebelum hamil.

Riwayat Obsetri :

Hamil saat ini

Keterangan tambahan

Menikah :

Haid terakhir : 29/11/14

Taksiran persalinan : 06/09/15

Prenatal care :

Page 3: preskas objin

2.3 Pemeriksaan Fisik

Status Prasens:

Keadaan umum : Composmentis

Tensi : 170/100 mmHg

Nadi : 83x/menit

Pernafasan : 24x/menit

Suhu : 36,8x/menit

Jantung : Bunyi jantung I-II reg, Gallop (-), mur-mur (-)

Paru : VBS kanan = kiri, rhonki (-), Wheezing (-)

Refleks : Fisiologis (+/+)

Berat badan :

Tinggi badan :

Edema : -/-

Hati dan lien : Sulit dinilai

Pemeriksaan luar

Fundus uteri : 32 cm

Lingkaran perut :

Letak anak : Memanjang

Bunyi jantung anak : 158x/menit

HIS :

Taksiran berat anak :

Inspekulo :

Pemeriksaan dalam

Vulva : Tidak ada kelainan

Vagina : Tidak ada kelainan

Page 4: preskas objin

Portio : Tebal

: 1cm

Ketuban : -

Kepala : Hodge 2

Pemeriksaan panggul

Promontorium :

Lin innominata :

Sacrum :

Spina ischiadica :

Arcus pubis :

Dinding samping :

Kesan panggul :

2.4 Laboratorium

Hemoglobin : 12,0

Leukosit : 10,39

Hematokrit : 33,9

Trombosit : 235

2.5 Laporan diagnosis

G4P3A0 Parturien Aterm Kala 1 Fase Aktif dengan KPD + Hipertensi Kronik

2.6 Penatalaksanaan

- Infus RL 20 tpm

- Pasang DC

- Cek Proteinuria

Page 5: preskas objin

- Nifedipine 1 tablet

Observasi

JAM TINDAKAN04.18 Telpon hasil lab

HB : 12,0Leukosit : 10,3Hematokrit : 33,9Trombosit : 23,5Proteinuria (-)

05.00 Nadi : 89x/menitRespirasi : 22x/menitSuhu : 36,9Tekanan Darah : 160/130Detak jantung janin : 141x/menit

06.00 Konsul dr.Husny sP.OG : Dopamet 3x500 mg Ceftriakson 2x1 Drip oxytocin 5IU 20-60tpm

07.50 Visit dr.Rosidi :TFU : 33cmPemeriksaan dalam :

Vulva/Vagina : Tidak ada kelainan : 2cm Ketuban (-) Presentasi kepala Hodge I

Drip oxytocin08.00 Informed consent pemberian drip oxytocin 5IU.

Persetujuan (+)08.30 Terpasang drip oxytocin08.35 Visit dr.Husny Sp.OG:

Lanjutkan drip Observasi detak jantung janin Amniotomi

14.55 S : Ibu merasa mulasnya semakin seringO : Pemeriksaan dalam:

Portio tidak teraba lengkap Ketuban (-) Presentasi muka Hodge III

A : G4P3A0 Parturien Aterm dengan KPD + Hipertensi kronikP : Memimpin persalinan

15.05 Bayi lahir tunggal hidup letak muka dan tidak segera menangis BB : 3700 gram PB : 51 cm Jenis kelamin : Laki-laki Apgar score : 6/7/8

Page 6: preskas objin

LK/LD : 36/34 cmCek fundus tidak ada janin keduaInjeksi oxytocin Intramuscular paha luar

15.20 Plasenta lahir dengan PTTKontraksi uterus baikTFU 2 jari dibawah umbilikusTerpasang DC kembaliUrin 100ccPerdarahan 200ccPerineum utuh

Diagnosis post partus :

P4A0 partus maturus lahir spontan

Follow up ruangan

Tanggal Catatan Intruksi

21/08/15 Follow up ruangan :

P4A0 partus maturus lahir spontan

Post partus

Tanda vital

TD :

Suhu :

Respirasi :

Nadi “

22/08/15 Tanda Vital

TD :

Suhu :

Resspirasi :

Nadi :

BAB III

Page 7: preskas objin

PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN

PERMASALAHAN

3.1 Bagaimana caranya menegakan diagnosis hipertensi kronik pada pasien ini dan bagaimana cara membedakan dengan jenis hipertensi pada kehamilan lainya?

3.2 Apa risiko yang akan terjadi pada janin yang ibunya mengalami hipertensi kronik?

PEMBAHASAN

3.1 Bagaimana caranya menegakan diagnosis hipertensi kronik pada pasien ini dan bagaimana cara membedakan dengan jenis hipertensi pada kehamilan lainya?

Hipertensi kronik dalam kehamilan ialah hipertensi yang didapatkan sebelum timbulnya kehamilan. Apabila tidak diketahui adanya hipertensi sebelum kehamilan, maka hipertensi kronik didefinisikan bila didapatkan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau tekanan darah diastolik > 90 mmHg sebelum umur kehamilan 20 minggu. Hipertensi gestasional ialah hipertensi yang tekanan darahnya sampai 140/90 mmHg atau lebih untuk pertama kali yang muncul pada pertengahan kehamilan, tetapi tidak ditemukan adanya proteinuria. Preklamsia adalah suatu sindroma spesifik kehamilan dengan menurunya perfusi organ yang berakibat terjadinya vasopasme pembuluh darah dan aktivasi endotel, secara singkat preklampsia adalah hipertensi gestasional yang ditemukan proteinuria. Eklampsia adalah merupakan kasus akut paada penderita preeklampsia, yang disertai dengan kejang menyeluruh dan koma. Sama halnya dengan preeklampsia, eklampsia dapat timbul pada ante, intra dan post partum. Eklampsia post partum umunya hanya terjadi dalam waktu 24 jam pertama setelah persalinan (Sarwono, et all, 2010).

Diagnosis kelainan hipertensi pada kehamilan:

Hipertensi gestasional

Tekanan darah sistolik >140 atau diastolik >90 mmHg untuk pertama kali dalam kehamilan

Tidak ada proteinuria

Tekanan darah turun menjadi normal setelah 12 minggu post partum

Penegakan diagnosis final dibuat setelah post partus

Dapat mempunyai tanda atau gejala preklampsi seperti nyeri epigastrium dan trombositopenia

Preeklampsia

Page 8: preskas objin

Kriteria minimal:

Tekanan darah sitolik >140/90 mm Hg setelah 20 minggu kehamilan

Proteinuria >300 mg/24 jam atau > dipstick +1

Meningkatkan diagnosis preeklampsia:

Tekanan darah >160/110 mm Hg

Proteinuria 2.0 g/24 ja, atau > dipstick +2

Serum creatinine >1,2 mg/dl

Trombosit <100.000

Peningkatan level serum transaminase ALT atau AST

Sakit kepala yang menetap atau gangguan penglihatan

Nyeri epigastrium

Eklampsia

Kejang yang tidak dapat dikaitkan dengan penyebab lain pada wanita dengan preeklampsia

Superimposed preeclampsia pada hipertensi kronik

Baru munculnya proteinuria >300 mg/24 jam pada wanita dengan hipertensi tetapi tanpa proteinuria pada kehamilan sebelum 20 minggu.

Peningkatan proteinuria atau tekanan darah yang tiba-tiba atau trombosit <100.000 pada wanita dengan hipertensi dan proteinuria sebelum masa kehamilan 20 minggu

Hipertensi kronik

Tekanan darah >140/90 mm Hg sebelum kehamilan atau di diagnosa sebelum 20 minggu masa kehamilan

Hipertensi di diagnosa pertama kali setelah 20 minggu masa kehamilan dan menetap setelah 12 minggu masa post partum

(williams obstetric, 2010)

Ciri-ciri hipertensi kronik:

Umur ibu relatif tua diatas 35 tahun

Page 9: preskas objin

Tekanan darah sangat tinggi

Umumnya multipara

Umumnya ditemukan kelaianan jantung, ginjal dan diabetes melitus

Obesitas

Penggunaan obat-obat antihipertensi sebelum kehamilan

Hipertensi yang menetap pasca persalinan (Sarwono, et all, 2010)

Pada pasien diatas di diagnosis dengan hipertensi kronik karena dari anamnesis didapatkan bawah pasien datang dengan multipara dan memiliki riwayat hipertensi sebelum kehamilan dan umur yang relatif tua yaitu 41 tahun, setelah dilakukan pemeriksaan tanda vital tekanan darahanya 170/100 mm Hg, pada pemeriksaan lab darah lengkap tidak ditemukan trombositopeni dan pada pemeriksaan urine tidak ditemukan adanya proteinuria, dari seluruh pemeriksaan diatas ditegakan diagnosis hipertensi kronik.

3.2 Apa risiko yang akan terjadi pada janin yang ibunya mengalami hipertensi kronik?

Dampak hipertensi kronik pada janin ialah pertumbuhan janin terhambat atau intra uterine growth restriction. Insidens IUGR berbanding langsung dengan derajat hipertensi yang disebabkan menurunya perfusi uteroplasenta, sehingga menimbulkan insufesiensi plasenta. Dampak lain pada janin ialah peningkatan persalinan preterm (sarwono, 2010).

DAFTAR PUSTAKA

Page 10: preskas objin

1. Sastrawinata s, Martaadisoebraata d, et all, Ilmu kesehatan reproduksi obsetri patologi, ED II, EGC, 2005.

2. Glade b, judith schuler, Your Pregnancy After 30, arcan, 2000.

3. Krisnadi r, mose j, et all, PEDOMAN DIAGNOSIS DAN TERAPI OBSETRI DAN GINEKOLOGI RS DR.HASAN SADIKIN, bagian obsetri dan ginekologi UNPAD, bandung, 2005.