preskas migrain

Upload: nurul-ulfa

Post on 07-Apr-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/4/2019 Preskas Migrain

    1/16

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Nyeri kepala merupakan keluhan yang sering dikeluhkan oleh pasien.

    Salah satu keluhan tersebut adalah nyeri kepala sebelah atau yang dikenal

    sebagai migren. 30-40 % penduduk USA pernah mengalami nyeri kepala hebat

    pada masa hidupnya, dimana nyeri tegang otot dan migraine menduduki peringkat

    nomor satu. 1

    Migren merupakan penyakit yang sering terjadi di masyarakat baik mulai

    dari anak-anak sampai dewasa, akan tetapi jarang setelah umur 40 tahun.

    Diperkirakan 9% dari laki-laki, 16% dari wanita, dan 3-4% dari anak-anak

    menderita migren. Dua perseratus dari kunjungan baru di unit rawat jalan penyakit

    saraf menderita nyeri kepala migren. 2

    Migrain merupakan nyeri kepala primer. Nyeri kepala biasanya terasa

    berdenyut di satu sisi kepala (unilateral) dengan intensitas sedang sampai berat

    dan bertambah dengan aktivitas. Dapat disertai mual dan atau muntah atau

    fonofobia dan fotofobia Banyaknya dan frekuensi serangan sangat beraneka-

    ragam, dari tiap hari sampai satu serangan per minggu atau bulan. 1

    Nyeri kepala ini merupakan penyakit yang sering menyebabkan

    disabilitas, di lain pihak sampai saat ini tampaknya belum ada pengobatan yang

    dapat menyembuhkan migrain kecuali hanya usaha mengendalikan serangan nyeri

    kepala ini. Diagnosis yang akurat, memberi penerangan mengenai penyakitnya,

    berusaha menenangkan pasien serta memberi perhatian dan mengajak pasien

    bekerja sama dalam mengenal gejala dini dan gejala migrain pada umumnya serta

    tindakan penanggulangannya merupakan bagian dari penatalaksanaan migren

    yang dapat menurunkan angka morbiditas pasien. 1

    1

  • 8/4/2019 Preskas Migrain

    2/16

    BAB II

    MIGRAIN

    2.1 Definisi

    Migren adalah serangan nyeri kepala berulang, dengan karakteristik lokasi

    unilateral, berdenyut dan frekuensi, lama serta hebatnya rasa nyeri yang beraneka

    ragam. 2,3,5 Blau mengusulkan definisi migren sebagai berikut nyeri kepala yang

    berulang-ulang dan berlangsung 2-72 jam dan bebas nyeri antara serangan nyeri

    kepalanya harus berhubungan dengan gangguan visual atau gastrointestinal atau

    keduanya. 2

    2.2 Klasifikasi Migrain

    Klasifikasi migrain menurut International Headache Society (IHS):

    1. Migrain tanpa aura (common migraine)

    - Nyeri kepala selama 4-72 jam tanpa terapi. Pada anak-anak

    kurang dari 15 tahun, nyeri kepala dapat berlangsung 2-48 jam.

    - Nyeri kepala minimal mempunyai dua karakteristik berikut

    ini:

    Lokasi unilateral

    Kuafitas berdenyut

    Intensitas sedang sampai berat yang menghambat aktivitas

    sehari-hari.

    Diperberat dengan naik tangga atau aktivitas fisik rutin.

    - Selama nyeri kepala, minimal satu dari gejala berikut

    muncul:

    Mual dan atau muntah

    Fotofobia dan fonofobia

    - Minimal terdapat satu dari berikut:

    Riwayat dan pemeriksaan fisik tidak mengarah pada

    kelainan lain.

    2

  • 8/4/2019 Preskas Migrain

    3/16

    Riwayat dan pemeriksaan fisik mengarah pada kelainan

    lain, tapi telah disingkirkan dengan pemeriksaan penunjang yangmemadai (mis: MRI atau CT Scan kepala)

    2. Migrain dengan aura (classic migraine)

    - Terdiri dari empat fase yaitu: fase prodromal, fase aura,

    fase nyeri kepala dan fase postdromal.

    - Aura dengan minimal 2 serangan sebagai berikut.

    Satu gejala aura mengindikasikan disfungsi CNS fokal

    (mis: vertigo, tinitus, penurunan pendengaran, ataksia, gejala visual

    pada hemifield kedua mata, disartria, diplopia, parestesia, paresis,

    penurunan kesadaran)

    Gejala aura timbul bertahap selama lebih dari 4 menit atau

    dua atau lebih gejala

    - Nyeri kepala

    Sama dengan migrain tanpa aura

    3. Migraine with prolonged aura

    - Memenuhi kriteria migrain dengan aura tetapi aura terjadi

    selama lebih dari 60 menit dan kurang dari 7 hari.

    4. Basilar migraine (menggantikan basilar artery migraine)

    - Memenuhi kriteria migrain dengan aura dengan dua atau

    lebih gejala aura sebagai berikut: vertigo, tinnitus, penurunan

    pendengaran, ataksia, gejala visual pada hemifield kedua mata, disartria,

    diplopia, parestesia bilateral, paresis bilateralda penurunan derajat

    kesadaran.

    5. Migraine aura without headache (menggantikan migraine

    equivalent atau achepalic migraine)

    3

  • 8/4/2019 Preskas Migrain

    4/16

    - Memenuhi kriteria migrain dengan aura tetepi tanpa disertai

    nyeri kepala

    6. Childhood periodic syndromes that may be precursor to or

    associated with migraine

    7. Benign paroxysmal vertigo of childhood

    - Episode disekuilibrium, cemas, seringkali nystagmus atau

    muntah yang timbul secara sporadis dalam waktu singkat.

    - Pemeriksaan neurologis normal.

    - Pemeriksaan EEG normal

    8. Migrainous infraction (menggantikan complicated migraine)

    - Telah memenuhi kriteria migraine dengan aura.

    - Serangan yang terjadi sama persis dengan serangan yang

    sebelumnya, akan tetapi defisit neurologis tidak sembuh sempurna dalam 7

    hari dan atau pada pemeriksaan neuroimaging didapatkan infark iskemik

    di daerah yang sesuai

    - Penyebab infark yang lain disingkirkan dengan

    pemeriksaan yang memadai.

    Aura ialah gejala fokal neurologi yang komplek dan dapat timbul sebelum,

    pada saat atau setelah serangan nyeri kepala

    2.3 Etiologi

    Sampai saat ini belum diketahui dengan pasti faktor penyebab migraine, di

    duga sebagai gangguan neurobiologis, perubahan sensitivitas sistim saraf dan

    sistem trigeminal-vaskular, sehingga migraine termasuk dalam nyeri kepala

    primer.

    4

  • 8/4/2019 Preskas Migrain

    5/16

    Diketahui ada beberapa faktor pencetus timbulnya serangan migraine

    yaitu:

    a. Menstruasi biasa pada hari pertama menstruasi atau sebelumnya/

    perubahan hormonal.

    b. Stress dan kecemasan.

    c. Terlambat makan

    d. Makanan misalnya akohol, coklat, susu, keju dan buah-buahan.

    e. Cahaya kilat atau berkelip.

    f. Cuaca terutama pada cuaca tekanan rendah

    g. Psikis baik pada peristiwa duka ataupun pada peristiwa bahagia

    h. Banyak tidur atau kurang tidur

    i. Penyakit kronik misal penyakit ginjal kronik

    j. Faktor herediter

    k. Faktor kepribadian

    2.4 Patofisiologi

    Dulu migren oleh Wolff disangka sebagai kelainan pembuluh darah (teori

    vaskular). Sekarang diperkirakan kelainan primer di otak. Sedangkan kelainan di

    pembuluh darah sekunder. Ini didasarkan atas tiga percobaan binatang 2:

    Penekanan aktivitas sel neuron otak yang menjalar dan meluas (spreading

    depression dari Leao)

    1. Teori Depresi

    Teori depresi yang meluas Leao (1944), dapat menerangkan tumbuhnya

    aura pada migren klasik. Leao pertama melakukan percobaan pada kelinci. Ia

    menemukan bahwa depresi yang meluas timbul akibat reaksi terhadap macam

    rangsangan lokal pada jaringan korteks otak. Depresi yang meluas ini adalah

    gelombang yang menjalar akibat penekanan aktivitas sel neuron otak spontan.

    Perjalanan dan meluasnya gelombang sama dengan yang terjadi waktu kita

    melempar batu ke dalam air. Kecepatan perjalanannya diperkirakan 2-5 mm per

    5

  • 8/4/2019 Preskas Migrain

    6/16

    menit dan didahului oleh fase rangsangan sel neuron otak yang berlangsung cepat.

    Jadi sama dengan perjalanan aura pada migren klasik.

    Percobaan ini ditunjang oleh penemuan Oleson, Larsen dan Lauritzen

    (1981). dengan pengukuran aliran darah otak regional pada penderita-penderita

    migren klasik. Pada waktu serangan migren klasik, mereka menemukan

    penurunan aliran darah pada bagian belakang otak yang meluas ke depan dengan

    kecepatan yang sama seperti pada depresi yang meluas. Mereka mengambil

    kesimpulan bahwa penurunan aliran darah otak regional yang meluas ke depan

    adalah akibat dari depresi yang meluas.

    Terdapat persamaan antara percobaan binatang oleh Leao dan migren

    klinikal, akan tetapi terdapat juga perbedaan yang penting, misalnya tak ada fase

    vasodilatasi pada pengamatan pada manusia, dan aliran darah yang berkurang

    berlangsung terus setelah gejala gejala aura. Meskipun demikian, eksperimen

    perubahan aliran darah memberi kesan bahwa manifestasi migren terletak primer

    di otak dan kelainan vaskular adalah sekunder.

    2. Sistem trigemino-vaskular

    Pembuluh darah otak dipersarafi oleh serat-serat saraf yang mengandung

    substansi P (SP), neurokinin-A (NKA) dan calcitonin-gene related peptid

    (CGRP). Semua ini berasal dari ganglion nervus trigeminus sesisi SP, NKA. dan

    CGRP menimbulkan pelebaran pembuluh darah arteri otak. Selain ltu, rangsangan

    oleh serotonin (5hydroxytryptamine) pada ujung-ujung saraf perivaskular

    menyebabkan rasa nyeri dan pelebaran pembuluh darah sesisi.

    Seperti diketahui, waktu serangan migren kadar serotonin dalam plasma

    meningkat. Dulu kita mengira bahwa serotoninlah yang menyebabkan

    penyempitan pembuluh darah pada fase aura. Pemikiran sekarang mengatakan

    bahwa serotonin bekerja melalut sistem trigemino-vaskular yang menyebabkan

    rasa nyeri kepala dan pelebaran pembuluh darah. Obat-obat anti-serotonin

    misalnva cyproheptadine (Periactin ) dan pizotifen (Sandomigran , Mosegor )

    bekerja pada sistem ini untuk mencegah migren.

    6

  • 8/4/2019 Preskas Migrain

    7/16

    3. lnti-inti syaraf di batang otak

    Inti-inti saraf di batang otak misalnya di rafe dan lokus seruleus

    mempunyai hubungan dengan reseptor-reseptor serotonin dan noradrenalin. Juga

    dengan pembuluh darah otak yang letaknya lebih tinggi dan sumsum tulang

    daerah leher yang letaknya lebih rendah. Rangsangan pada inti-inti ini

    menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah otak sesisi dan vasodilatasi

    pembuluh darah di luar otak. Selain itu terdapat penekanan reseptor-reseptor nyeri

    yang letaknya lebih rendah di sumsum tulang daerah leher. Teori ini menerangkan

    vasokonstriksi pembuluh darah di dalam otak dan vasodilatasi pembuluh darah di

    luar otak, misalnya di pelipis yang melebar dan berdenyut.

    Faktor pencetus timbulnya migren dapat dibagi dalam faktor ekstrinsik

    dan faktor Intrinsik. Faktor ekstrinsik, misalnya ketegangan jiwa (stress), baik

    emosional maupun fisik atau setelah istirahat dari ketegangan, makanan tertentu,

    misalnya buah jeruk, pisang, coklat, keju, minuman yang mengandung alkohol,

    sosis yang ada bahan pengawetnya. Lain-lain faktor pencetus seperti hawa terlalu

    panas, terik matahari, lingkungan kerja yang tak menyenangkan, bau atau suara

    yang tak menyenangkan. Faktor intrinsik, misalnya perubahan hormonal pada

    wanita yang nyeri kepalanya berhubungan dengan hari tertentu siklus haid.

    Dikatakan bahwa migren menstruasi ini jarang terdapat, hanya didapatkan pada 3

    dari 600-700 penderita. Pemberian pil KB dan waktu menopause sering

    mempengaruhi serangan migren.

    Mual dan muntah mungkin disebabkan oleh kerja dopamin atau serotonin

    pada pusat muntah di batang otak (chemoreseptor trigger zone/ CTZ). Sedangkan

    pacuan pada hipotalamus akan menimbulkan fotofobia. Proyeksi/pacuan dari LC

    ke korteks serebri dapat mengakibatkan oligemia kortikal dan mungkin

    menyebabkan penekanan aliran darah, sehingga timbulah aura 7.

    Pencetus ( trigger ) migren berasal dari:

    a. Korteks serebri: sebagai respon terhadap emosi atau stress,

    b. Talamus: sebagai respon terhadap stimulasi afferen yang

    berlebihan: cahaya yang menyilaukan, suara bising, makanan,

    c. Bau-bau yang tajam,

    7

  • 8/4/2019 Preskas Migrain

    8/16

    d. Hipotalamus sebagai respon terhadap 'jam internal" atau perubahan

    "lingkungan" internal (perubahan hormonal),

    e. Sirkulasi karotis interna atau karotis eksterna: sebagai respon

    terhadap vasodilator, atau angiografi.

    2.5 Terapi

    Penatalaksaan migrain secara garis besar dibagi atas mengurangi faktor

    resiko, terapi farmaka dengan memakai obat dan terapi nonfarmaka. Terapi

    farmaka dibagi atas dua kelompok yaitu terapi abortif (terapi akut) dan terapi

    preventif (terapi pencegahan), walau pada terapi nonfarmaka juga dapat bertujuan

    untuk abortif dan pencegahan. Terapi abortif merupakan pengobatan pada saat

    serangan akut yang bertujuan untuk meredakan serangan nyeri dan disabilitas

    pada saat itu dan menghentikan progresivitas. Pada terapi preventif atau

    profilaksis migrain terutama bertujuan untuk mengurangi frekwensi, durasi dan

    beratnya nyeri kepala. 1,4

    1. Mengurangi faktor risiko/pencetus

    - Stres dan kecemasan

    - Kurang atau telalu banyak tidur, perubahan jadwal seperti

    jetlag .

    - Hipoglikemia (terlambat makan)

    - Kelelahan

    - Perubahan hormonal seperti haid, obat hormonal

    Kadar estrogen yang berfluktuasi dapat dilakukan dengan

    menghentikan pil KB atau obat-obat pengganti estrogen

    - Diet

    Menghindari makanan tertentu cukup membantu pada 25-

    30% penderita migrain. Secara umum, makanan yang harus dihindari

    adalah: MSG, beberapa minuman beralkohol (anggur merah, prot,

    8

  • 8/4/2019 Preskas Migrain

    9/16

    sherry, scotch, bourbon), keju (Colby, Roquefort, Brie, Gruyere,

    cheddar, bleu, mozzarella, Parmesan, Boursault, Romano), coklat, dan

    aspartame.

    Diet dilakukan selama 1 bulan. Apabila setelah 1 bulan

    gejala tidak membaik, berarti modifikasi diet tidak bermanfaat.

    Apabila makanan menjadi pencetus gejala, maka jenis makanan

    tersebut harus diidentifikasi dengan cara menambahkan satu jenis

    makanan sampai gejala muncul. Sebaiknya dibuat diari makanan

    selama mengidentifikasi makanan apa yang menjadi pencetus migrain,

    karena beberapa jenis makanan dapat langsung menimbulkan gejala

    (anggur merah, MSG), sementara makanan lain baru menimbulkan

    gejala setelah 1 hari (coklat, keju). 2

    2. Terapi farmaka migrain

    a. Terapi Abortif

    Pada terapi abortif dapat diberikan analgesia nonspesifik yaitu analgesia

    yang dapat diberikan pada kasus nyeri lain selain nyeri kepala, dan atau analgesia

    spesifik yang hanya bekerja sebagai analgesia nyeri kepala. Secara umum dapat

    dikatakan bahwa terapi memakai analgesia nonspesifik masih dapat menolong

    pada migrain dengan intensitas nyeri ringan sampai sedang. Pada kasus sedang

    sampai berat atau berespons buruk dengan OAINS pemberian analgesia spesifik

    lebih bermanfaat.

    Domperidon atau metoklopramid sebagai antiemetik dapat diberikan saat

    serangan nyeri kepala atau bahkan lebih awal yaitu pada saat fase prodromal. Fase

    prodromal migrain dihubungkan dengan gangguan pada hipotalamus melalui

    neurotransmiter dopamin dan serotonin. Pemberian antiemetik akan membantu

    penyerapan lambung di samping meredakan gejala penyerta seperti mual dan

    muntah. Kemungkinan timbulnya efek samping antiemetik seperti sedasi dan

    parkinsonism pada orang tua patut diperhatikan.

    b. Analgesik nonspesifik

    9

  • 8/4/2019 Preskas Migrain

    10/16

    Yang termasuk analgesia nonspesifik adalah asetaminofen (parasetamol),

    aspirin dan obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS). Pada umumnya pemberian

    analgesia opioid dihindari. Beberapa obat OAINS yang telah diteliti diberikan

    pada migrain antara lain adalah:

    - Diklofenak.

    - Ketorolak.

    - Ketoprofen.

    - Indometasin.

    - Ibuprofen.

    - Naproksen.

    - Golongan fenamat.

    Ketorolak IM membantu pasien dengan mual atau muntah yang berat.

    Kombinasi antara asetaminofen dengan aspirin atau OAINS serta penambahan

    kafein dikatakan dapat menambah efek analgetik, dan dengan dosis masing-

    masing obat yang lebih rendah diharapkan akan mengurangi efek samping obat.

    Mekanisme kerja OAINS pada umumnya terutama menghambat enzim

    siklooksigenase sehingga sintesa prostaglandin dihambat. 1

    Pasien diminta meminum obatnya begitu serangan migrain terasa. Dosis

    obat harus adekuat baik secara obat tunggal atau kombinasi. Apabila satu OAINS

    tidak efektif dapat dicoba OAINS yang lain. Efek samping pemberian OAINS

    perlu dipahami untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Pada wanita

    hamil hindari pemberian OAINS setelah minggu ke 32 kehamilan. Pada migrain

    anak dapat diberikan asetaminofen atau ibuprofen.

    c. Analgesik spesifik

    Yang termasuk analgesik spesifik yang sering digunakan adalah

    ergotamin, dihidroergotamin (DHE) dan golongan triptan yang merupakan agonis

    selektif reseptor serotonin pada 5-HT1, terutama mengaktivasi reseptor 5HT I B /

    1 D. Di samping itu ergotamin dan DHE juga berikatan dengan reseptor 5-HT2,

    1dan 2- nonadrenergik dan dopamin. 1

    10

  • 8/4/2019 Preskas Migrain

    11/16

    Analgesik spesifik dapat diberikan pada migrain dengan nyeri sedang

    sampai berat. Pertimbangan harga kadang menjadi penghambat dipakainya

    analgesia spesifik ini, walaupun golongan ini merupakan pilihan sebagai

    antimigren. Ergot lebih murah dibanding golongan triptan tetapi efek sampingnya

    lebih besar. Penyebab lain yang menjadi penghambat adalah preparat ini di

    Indonesia hanya tersedia dalam bentuk oral dan dari golongan triptan hanya ada

    sumatriptan. Ergotamin dan DHE diberikan pada migrain sedang sampai berat

    apabila analgesia nonspesifik kurang terlihat hasilnya atau memberi efek samping.

    Dosis dan cara pemberian ergotamin dan DHE harus diperhatikan.

    Kombinasi ergotamin dengan kafein bertujuan untuk menambah absorpsi

    ergotamin selain sebagai analgesik pula. Hindari pada kehamilan, hipertensi tidak

    terkendali, penyakit serebrovaskuler, kardiovaskuler dan penyakit pembuluh

    perifer (hati-hati pada pasien > 40 tahun) serta gagal ginjal, gagal hati dan sepsis.

    Efek samping yang mungkin timbul antara lain mual, dizziness, parestesia, kramp

    abdominal. Ergotamin biasanya diberikan pada episode serangan tunggal. Dosis

    dibatasi tidak melebihi 10 mg/minggu. 1

    Sumatriptan dapat meredakan nyeri, mual, fotofobia dan fonofobia

    sehingga memperbaiki disabilitas pasien. Diberikan pada migrain berat atau

    pasien yang tidak memberikan respon dengan analgesia nonspesifik dengan atau

    tanpa kombinasi. Dosis awal sumatriptan adalah 50 mg dengan dosis maksimal

    dalam 24 jam 200 mg. Kontra indikasi antara lain adalah pasien, yang berisiko

    penyakit jantung koroner, penyakit serebrovaskuler, hipertensi yang tidak

    terkontrol, migrain tipe basiler. Efek samping berupa dizziness, heaviness,

    mengantuk, nyeri dada non kardial, disforia.

    Golongan triptan generasi kedua (zolmitriptan, eletriptan, naratriptan,

    rizatriptan) yang tidak ada di Indonesia sebenarnya mempunyai respons yang

    lebih baik, rekurensi nyeri kepala yang lebih rendah dan lebih dapat ditoleransi.

    Nama obat dan cara pemberian untuk penderita migrain:

    - Sumatriptan 6 mg SC

    - Rizatriptan 10 mg oral

    - Eletriptan 80 mg oral

    11

  • 8/4/2019 Preskas Migrain

    12/16

    - Zolmitriptan 5 mg oral

    - Eletriptan 40 mg oral

    - Sumatriptan 20 mg intranasal

    - Sumatriptan 100mg oral

    - Rizatriptan 2,5 mg oral

    - Zolmitriptan 2,5 mg oral

    - Sumatriptan 50 mg oral

    - Naratriptan 2,5 mg oral

    - Eletriptan 20 mg oral .

    d. Terapi preventif

    Terapi preventif harus selalu diminum tanpa melihat adanya serangan atau

    tidak. Pengobatan dapat diberikan dalam jangka waktu episodik, jangka pendek

    (subakut) atau jangka panjang (kronis). Terapi episodik diberikan apabila faktor

    pencetus nyeri kepala dikenal dengan baik sehingga dapat diberikan analgesia

    sebelumnya. Terapi preventif jangka pendek berguna apabila pasien akan terkena

    faktor risiko yang telah dikenal dalam jangka waktu tertentu seperti pada migrain

    menstrual. Terapi preventif kronis akan diberikan dalam beberapa bulan bahkan

    tahun tergantung respons pasien. Biasanya diambil patokan minimal dua sampai

    tiga bulan.Indikasi dari terapi preventif adalah:

    Penyakit kambuh beberapa kali dalam sebulan

    Penyakit berlangsung terus menerus selama beberapa

    minggu atau bulan

    Penyakit sangat mengganggu kuafitas/gaya hidup penderita.

    Adanya kontra indikasi atau efek samping yang tidak dapat

    ditoleransi terhadap terapi abortif.

    Kecenderungan pemakaian obat yang berlebih pada terapi

    abortif.

    - Terapi profilaksis lini pertama: calcium channel blocker

    (verapamil), antidepresan trisiklik (nortriptyline), dan beta blocker

    (propanolol)

    12

  • 8/4/2019 Preskas Migrain

    13/16

    - Terapi profilaksis lini kedua: methysergide, asam valproat,

    asetazolamid.

    - Mekanisme kerja obat-obat tersebut tidak seluruhnya dimengerti.

    Diduga obat tersebut menghambat pelepasan neuropeptida ke dalam pembuluh

    darah dural melalui efek antagonis pada reseptor 5-HT 2. Satu jenis obat

    profilaksis tidak lebih efektif daripada obat yang lain. oleh karena itu, bila

    tidak ada kontraindikasi, verapamil lebih sering digunakan pada awal terapi

    karena efek sampingnya paling minimal dibandingkan yang lain.

    - Apabila dizziness tidak dapat dikontrol dengan satu obat, gunakan

    jenis obat yang lain. Bila dizziness sudah terkontrol, obat diberikan terus

    menerus selama minimal 1 tahun (kecuali methysergide yang memerlukan

    interval bebas obat selama 3-4 minggu pada bulan ke-6 terapi). Obat dapat

    diberikan ulang pada tahun berikutnya apabila dizziness muncul lagi setelah

    terapi dihentikan. Berikut ini nama obat dan dosis pemberian:

    - Propranolol 40-240 mg/hari

    - Nadolol 20-160 mg/ hari

    - Metoprolol 50-100 mg/ hari- Timolol 20-60 mg/ hari

    - Atenolol 50-100 mg/ hari

    - Amitriptilin 10-200 mg/ hari

    - Nortriptilin 10-150 mg/ hari

    - Fluoksetin 10-80 mg/ hari

    - Mirtazapin 15-45 mg/ hari

    - Valproat 500-1500 mg/ hari

    - Topiramat 50-200 mg/ hari- Gabapentin 900-3600 mg/ hari

    - Verapamil 80-640 mg/hari

    - Flunarizin 5-1 0 mg/hari

    - Nimodipin 30-60 mg qid

    3. Terapi nonfarmaka

    Walaupun terapi farmaka merupakan terapi utama migren, terapi

    nonfarmaka tidak bisa dilupakan. Pada kehamilan terapi nonfarmaka bahkan

    13

  • 8/4/2019 Preskas Migrain

    14/16

    diutamakan. Terapi nonfarmaka dimulai dengan edukasi dan menenangkan pasien

    (reassurance). Pada saat serangan pasien dianjurkan untuk menghindari stimulasi

    sensoris berlebihan. Bila memungkinkan beristirahat di tempat gelap dan tenang

    dengan dikompres dingin. Menghindari faktor pencetus mungkin merupakan

    terapi pencegahan yang murah.

    Intervensi terapi perilaku ( behaviour ) sangat berperan dalam mengatasi

    nyeri kepala yang meliputi terapi cognitive-behaviour, terapi relaksasi serta terapi

    biofeedback dengan memakai alat elektromiografi atau memakai suhu kulit atau

    pulsasi arteri temporalis. Olahraga terarah yang teratur dan meningkat secara

    bertahap umumnya sangat membantu. Beberapa penulis mengusulkan terapi

    alternatif lain seperti meditasi, hipnosis, akupunktur dan fitofarmaka. Pada

    migrain menstrual dapat dianjurkan mengurangi garam dan retensi cairan.

    14

  • 8/4/2019 Preskas Migrain

    15/16

    BAB III

    KESIMPULAN

    Migren merupakan nyeri kepala primer dengan serangan nyeri kepala

    berulang, dengan karakteristik lokasi unilateral, berdenyut dan frekuensi, lama

    serta hebatnya rasa nyeri yang beraneka ragam dan diperberat dengan aktifitas.

    Klasifikasi migrain menurut International Headache Society (HIS):

    - Migrain tanpa aura ( common migraine )

    - Migrain dengan aura (classic migraine )

    - Migraine with prolonged aura

    - Basilar migraine (menggantikan basilar artery migraine)

    - Migraine aura without headache (menggantikan migraine

    equivalent atau achepalic migraine )

    - Childhood periodic syndromes that may be precursor to or

    associated with migraine

    - Benign paroxysmal vertigo of childhood

    - Migrainous infraction (menggantikan complicated migraine)

    Penatalaksaan migrain secara garis besar dibagi atas:

    Mengurangi faktor resiko,

    Terapi farmaka dengan memakai obat.

    Terapi nonfarmaka.

    Terapi farmaka dibagi atas dua kelompok yaitu terapi abortif (terapi akut)

    dan terapi preventif (terapi pencegahan). Walaupun terapi farmaka merupakan

    terapi utama migren, terapi nonfarmaka tidak bisa dilupakan. Bahkan pada

    kehamilan terapi nonfarmaka diutamakan.

    Penatalaksanaan migren diawali dengan diagnostik yang akurat dan dalam

    pemberian terapi farmaka perlu dikenal dan dipahami obat yang dapat diberikan

    pada migren dan kapan serta lama pemberiannya.

    15

  • 8/4/2019 Preskas Migrain

    16/16

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Sadeli H. A. 2006. Penatalaksanaan Terkini Nyeri Kepala

    Migrain . Dalam Kumpulan Makalah Pertemuan Ilmiah Nasional II

    Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Airlangga University Press.

    Surabaya.

    2. Harsono. 2005. Kapita Selekta Neurologi , edisi kedua. Gajahmada

    University Press. Yogyakarta.

    3. Dahlem M., Podoll K. 2007. Migraine Headache .http://www.migraine-aura.com/content/e27892/index_en.html .

    4. Arrynugrah, MB., Migrain , available at:

    http://bimaarry.blogspot.com/ 2009/01/bimaarry.blogspot.com .

    5. Anonimous, Askep Migren/ Sakit Kepala Sebelah , available at:

    http://askep-kesehatan.blogspot.com/2009/07/askep-migrensakit-kepala-

    sebelah.html .

    6. Sahai, SS., Pathophysiology and Treatment of Migraine and

    Related Headache , available at: http://emedicine.medscape.com/neurology#

    headache .

    7. Wibowo S., Gofir A. 2001. Farmakologi dalam Neurologi .

    Salemba Medika. Jakarta.

    16

    http://www.migraine-aura.com/content/e27892/index_en.htmlhttp://bimaarry.blogspot.com/%202009/01/bimaarry.blogspot.comhttp://askep-kesehatan.blogspot.com/2009/07/askep-migrensakit-kepala-sebelah.htmlhttp://askep-kesehatan.blogspot.com/2009/07/askep-migrensakit-kepala-sebelah.htmlhttp://emedicine.medscape.com/neurology#%20headachehttp://emedicine.medscape.com/neurology#%20headachehttp://www.migraine-aura.com/content/e27892/index_en.htmlhttp://bimaarry.blogspot.com/%202009/01/bimaarry.blogspot.comhttp://askep-kesehatan.blogspot.com/2009/07/askep-migrensakit-kepala-sebelah.htmlhttp://askep-kesehatan.blogspot.com/2009/07/askep-migrensakit-kepala-sebelah.htmlhttp://emedicine.medscape.com/neurology#%20headachehttp://emedicine.medscape.com/neurology#%20headache