presented by dr. mahendro sumardjo

33
PRESENTED BY DR. MAHENDRO SUMARDJO

Upload: others

Post on 14-Nov-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PRESENTED BY

DR. MAHENDRO SUMARDJO

3. Daftar Hitam Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

1. Overview Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

2. Pemeriksaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

1

Timeline Peraturan PBJ

Perpres 16 Tahun 2018

tentang Pengadaan

Barang/Jasa

Pemerintah

Perpres 54 Tahun

2010 tentang

Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah

Keppres 80 Tahun

2003 tentang

Pedoman Pelaksanan

Pengadaan Barang

dan Jasa Pemerintah.

Perubahan:

1.Keppres 61/2004

2.Perpes 32/2005

3.Perpres 70/2005

4.Perpres 79/2006

5.Perpres 8/2006

6.Perpres 85/2006

7.Perpres 95/2007

Perubahan:

1.Perpres 35 Tahun 2011

2.Perpres 70 Tahun 2012

3.Perpres 172 Tahun

2014

4.Perpres 4 Tahun 2015

Perubahan:

Perpres 12 Tahun

2021

2003 2010 2018

Tujuan dan Prinsip Pengadaan Barang dan Jasa

Perpres No 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Prinsip

1. Efisien

2. Efektif

3. Transparan

4. Terbuka

5. Bersaing

6. Adil

7. Akuntabel

Pasal 6Tujuan

a.Menghasilkan barang/jasa yang tepat dari

setiap uang yang dibelanjakan, diukur dari

aspek kualitas, jumlah, waktu, biaya, lokasi,

dan Penyedia;

b.Meningkatkan penggunaan produk dalam

negeri;

c.Meningkatkan peran serta Usaha Mikro,

Usaha Kecil, dan Usaha Menengah;

d.Meningkatkan peran pelaku usaha nasional;

e.Mendukung pelaksanaan penelitian dan

pemanfaatan barang/jasa hasil penelitian;

f.Meningkatkan keikutsertaan industri

kreatif;

g.Mendorong pemerataan ekonorni; dan

h.Mendorong Pengadaan Berkelanjutan.

Pasal 4

Etika Pengadaan Barang dan Jasa

1. Tertib dan tanggung jawab

2. Profesional, mandiri, menjaga rahasia

3. Tidak saling mempengaruhi yang berakibat persaingan tidak sehat

4. Menerima dan bertanggungjawab atas hasil keputusan yang ditetapkan

5. Menghindari pertentangan antar pihak

a. Direksi, Dekom, Pegawai inti merangkap di PT lain yang ikut tender

b. Konsultan perencana atau pengawas menjadi pelaksana pekerjaan

c. konsultan MK merangkap sebagai konsultan perencana

d. PPK, Pokja, Pejabat Pengadaan mengendalikan badan usaha penyedia

e. Beberapa badan usaha dikendalikan oleh pihak yang sama,

kepemilikan saham minimal 50% dikuasai pihak yang sama

6. Menghindari dan mencegah pemborosan keuangan negara

7. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang atau kolusi

8. Tidak menerima, menawarkan, menjanjikan imbalan berupa apapun

Perpres No 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Pasal 7

Pemeriksaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

2

Proses Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

01 Perencanaan

Identifikasi Kebutuhan,

Pemaketan, KAK dan RAB,

Penganggaran

02

Penetapan HPS dan Spesifikasi Teknis

Persiapan

03

E-Purhasing, Pengadaan Langsung,

Penunjukkan Langsung, Tender Cepat, dan

Tender

Pemilihan Penyedia

04

Kontrak dan serah terima

Pelaksanaan

Penyimpangan persiapan Pengadaan

PRE TENDER STAGE

HP

S

Mark up HP

Stidak sah H

PS

disusunPenyedia

Barang/Jasa

HP

S

Sp

esi

fik

asi

Te

kn

is

Tidak disusun

berdasar data

yang dapat

dipertanggung

jawabkan

Mengarah

pada

produk

tertentu

TENDER STAGE – CRITICAL POINT

SECRET IS SECRET

PROSES EVALUASI

Indikasi Persaingan Usaha Tidak Sehat/Indikasi

Persekongkolan

TENDER STAGE

Peserta Lelang

Pokja

Horizontal

Vertikal

Persekongkolan Vertikal

TENDER STAGE

PE

RS

EK

ON

GK

OL

AN

V

ER

TIK

AL

Pokja ULP mempersyaratkan persyaratan dokumen yang sifatnya diskriminatif

Pokja ULP “membocorkan” Dokumen Pengadaan kepadaCalon Penyedia Barang/Jasa tertentu sebelum pengumuman

lelang

Pokja ULP meloloskan Calon Penyedia yang tidakmemenuhi persyaratan dalam dokumen pengadaan

Pokja ULP melakukan post-bidding

Persekongkolan Horisontal

TENDER STAGE

PE

RS

EK

ON

GK

OL

AN

H

OR

ISO

NT

AL

Kesamaan Dokumen Teknis (metode kerja, bahan, alat, analisapendekatan, harga satuan, spesifikasi teknis, dan dukungan teknis)

Seluruh Penawaran Penyedia Mendekati HPS

Keikutsertaan beberapa Penyedia Barang/Jasa yang berada dalam

1 (satu) kendali

Kesamaan/kesalahan isi dokumen penawaran(kesamaan/kesalahan pengetikan, susunan, dan format penulisan)

Jaminan penawaran dikeluarkan dari penjamin yang sama dengannomor seri yang berurutan

POST TENDER STAGE – CRITICAL POINT

ALIRAN DANA

SPESIFIKASI BARANG

TIMELINE

METODE KERJA

Penyimpangan pada Pelaksanaan Kontrak

Pengalihan pekerjaan utama

Pengawasan pekerjaan proforma

Pekerjaan tidak sesuai spesifikasi kontrak

Jaminan tidak sesuai

Tenaga ahli dan/atau peralatan utama tidak sesuai kontrak

Pengawasan pekerjaan proforma

Pekerjaan tidak sesuai spesifikasi kontrak

Kekurangan volume pekerjaan

Masa pemeliharaan tidak dilaksanakan

Benturan kepentingan pelaksana pekerjaan dengan

konsultan pengawas

Rekayasa atau Pemalsuan dokumen (BAST dan laik operasi)

DAFTAR HITAM DALAM PENGADAANBARANG/JASA PEMERINTAH

3

DasarPelaksanaa

n DaftarHitam

Pasal 78 Perpres16 2018

Pasal 83 Perpres16 2018

PerkaLKPP 12 Tahun2021

PerkaLKPP 4 Tahun2021

PerkaLKPP 17 Tahun2018

Pasal 1 Ayat (49) Perpres 16

2018

“Sanksi Daftar Hitam adalah

sanksi yang diberikan kepada

Peserta pemilihan/penyedia

berupa larangan mengikuti

pengadaan Barang/Jasa di

seluruh

Kementerian/Lembaga/

Perangkat Daerah dalam

jangka waktu tertentu”.

▪ Jumlah Penayangan daftar Hitam Tahun 2017

•Pengusulan

1•Pemberitahuan

2•Keberatan

3

•PermintaanRekomendasi

4•PemeriksaanUsulan

5

•Penetapan

6

▪Perbuatan Peserta PemilihanYang Dikenakan Sanksi Daftar Hitam

a. Peserta pemilihan menyampaikan dokumen atau keterangan palsu/tidak benar

untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam Dokumen Pemilihan;

b. Peserta pemilihan terindikasi melakukan persekongkolan dengan peserta lain

untuk mengatur harga penawaran;

c. Peserta pemilihan terindikasi melakukan Korupsi, Kolusi, dan/atau Nepotisme

(KKN) dalam pemilihan Penyedia;

d. Peserta pemilihan yang mengundurkan diri dengan alasan yang tidak dapat

diterima Pejabat Pengadaan/Pokja Pemilihan/Agen Pengadaan;

e. Peserta pemilihan yang mengundurkan diri atau tidak menandatangani kontrak

katalog;

f. Pemenang Pemilihan mengundurkan diri dengan alasan yang tidak dapat diterima

sebelum penandatanganan kontrak;

g. Penyedia yang tidak melaksanakan kontrak, tidak menyelesaikan pekerjaan, atau

dilakukan pemutusan kontrak secara sepihak oleh PPK yang disebabkan oleh

kesalahan Penyedia Barang/Jasa; atau

h. Penyedia tidak melaksanakan kewajiban dalam masa pemeliharaan sebagaimana

mestinya.

▪Masa Berlaku Sanksi Daftar Hitam

a. PA/KPA menayangkan informasi peserta pemilihan/Penyedia yang dikenakan Sanksi Daftar Hitam dalam Daftar

Hitam Nasional.b. Penayangan Sanksi Daftar Hitam dilakukan dengan melampirkan Surat Keputusan Penetapan Sanksi Daftar

Hitam sebagaimana dimaksud dalam angka 4.3.6 beserta kelengkapan dokumen pendukungnya, paling lambat

5 (lima) hari kerja sejak tanggal Surat Keputusan ditetapkan. c. Kelengkapan dokumen pendukung paling sedikit terdiri atas:

1) Surat usulan penetapan Sanksi Daftar Hitam dari PPK/Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan/AgenPengadaan; 2) Surat keberatan Peserta pemilihan/Penyedia (apabila ada keberatan); dan/atau3) Surat rekomendasi APIP/BPK atau salinan amar putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap.

d. Surat usulan penetapan Sanksi Daftar Hitam dari PPK/Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan/AgenPengadaan

tidak diperlukan, apabila: ▪ 1) penetapan Sanksi Daftar Hitam atas dasar rekomendasi dari hasil temuan BPK/APIP; ▪ 2) penetapan Sanksi Daftar Hitam atas dasar putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap; atau ▪ 3) PA/KPA merangkap sebagai PPK. e. Unit Kerja yang melaksanakan fungsi layanan pengadaan secara elektronik menonaktifkan akun Peserta

pemilihan/Penyedia yang dikenakan Sanksi Daftar Hitam dalam sistem pengadaan secara elektronik. f. Kebenaran atas isi Surat Keputusan Penetapan Sanksi Daftar Hitam dan kelengkapan dokumen pendukung

adalah menjadi tanggung jawab PA/KPA atau Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah yang menetapkan. g. Segala permasalahan hukum yang timbul akibat penetapan Sanksi Daftar Hitam menjadi tanggung jawab

PA/KPA atau Kementerian/ Lembaga/Pemerintah Daerah yang menetapkan.

a. Penundaan Sanksi Daftar Hitam didasarkan atas putusan pengadilan yang mengabulkan penundaan Surat Keputusan Penetapan Sanksi Daftar Hitam.

b. PA/KPA atau Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah berdasarkan putusan pengadilan menerbitkanSurat Keputusan Penundaan Sanksi Daftar Hitam paling lambat 5 (lima) hari ker

c. ja sejak putusan pengadilan diterima. d. PA/KPA atau Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah menyampaikan Surat Keputusan Penundaan

Sanksi Daftar Hitam kepada peserta pemilihan/Penyedia yang dikenakan Sanksi Daftar Hitam pada hariyang sama dengan waktu Surat Keputusan Penundaan Sanksi Daftar Hitam ditetapkan.

e. Selama masa penundaan, Surat Keputusan Penetapan Sanksi Daftar Hitam tidak berlaku. f. Dalam hal setelah masa penundaan sebagaimana dimaksud pada huruf d terdapat putusan pengadilan

berkekuatan hukum tetap yang g. menyatakan Surat Keputusan Penetapan Sanksi Daftar Hitam batal, PA/KPA atau

Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah menerbitkan Surat Keputusan Pembatalan Sanksi Daftar Hitam. h. Dalam hal setelah masa penundaan sebagaimana dimaksud pada huruf d terdapat putusan pengadilan

berkekuatan hukum tetap yang menyatakan Surat Keputusan Penetapan Sanksi Daftar Hitam sah, PA/KPA atau Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah menerbitkan Perubahan Surat Keputusan PenetapanSanksi Daftar Hitam dalam rangka penyesuaian masa berlaku Sanksi Daftar Hitam.

i. Masa berlaku Sanksi Daftar Hitam pada Perubahan Surat Keputusan Penetapan Sanksi Daftar Hitamsebagaimana dimaksud pada huruf f dihitung berdasarkan total masa berlaku Sanksi Daftar Hitamdikurangi dengan lama Sanksi Daftar Hitam yang sudah dijalankan.

j. Dalam hal terdapat penyesuaian masa berlaku sanksi daftar hitam sebagaimana dimaksud pada huruf f, PA/KPA atau Kementerian/ Lembaga/Pemerintah Daerah melakukan penayangan kembali Sanksi DaftarHitam pada Daftar Hitam Nasional melalui Portal Pengadaan Nasional dengan masa berlaku sesuai denganPerubahan Surat Keputusan Penetapan Sanksi Daftar Hitam.

a. Pembatalan Sanksi Daftar Hitam didasarkan atas putusanpengadilan yang sudah berkekuatan hukum tetap.

b. PA/KPA atau Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerahberdasarkan putusan pengadilan yang sudah berkekuatan hukumtetap menerbitkan Surat Keputusan Pembatalan Sanksi DaftarHitam paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak putusan pengadilanditerima.

c. PA/KPA atau Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerahmenyampaikan Surat Keputusan Pembatalan Sanksi Daftar Hitamkepada peserta pemilihan/Penyedia yang dikenakan Sanksi DaftarHitam dan/atau PPK/Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan pada hariyang sama dengan waktu Surat Keputusan Pembatalan SanksiDaftar Hitam ditetapkan.

TERIMA KASIH

1. Perpres 16 Tahun 2018 tentang PengadaanBarang/Jasa Pemerintah dan Perubahannya danperubahannya (Perpres 12 Tahun 2021)

2. Peraturan LKPP Nomor 12 Tahun 2021 tentangPedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/JasaPemerintah Melalui Penyedia

3. Peraturan LKPP Nomor 17 Tahun 2018 SanksiDaftar Hitam Dalam Pengadaan Barang/JasaPemerintah (sudah dicabut)

4. Peraturan LKPP Nomor 4 Tahun 2021 tentangPembinaan Pelaku Usaha Pengadaan Barang/JasaPemerintah