presentation 3

6
Rhinosinusitis Dani Hermawan Saputra Senja Wulan Nurrahmah PEMBIMBING: dr.Erlina Julianti,MKes, Sp.THT-KL

Upload: wira-sari

Post on 11-Dec-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

asas

TRANSCRIPT

Page 1: Presentation 3

Rhinosinusitis

Dani Hermawan SaputraSenja Wulan Nurrahmah

PEMBIMBING:

dr.Erlina Julianti,MKes, Sp.THT-KL

Page 2: Presentation 3

• Sinusitis dapat didefinisikan sebagai peradangan pada salah satu atau lebih mukosa sinus paranasal, umumnya disertai atau dipicu oleh rinitis sehingga sering disebut sebagai rinosinusitis. Bila mengenai beberapa sinus disebut multisinusitis, sedangkan bila mengenai semua sinus paranasal disebut pansinusitis. (Soetjipto D & Wardani RS,2007)

Page 3: Presentation 3

• Menurut Konsensus International tahun 2004 membagi rinosinusitis menjadi akut dengan batas sampai 4 minggu, sub akut bila terjadi antara 4 minggu sampai 3 bulan atau 12 minggu dan kronik bila lebih dari 3 bulan atau 12 minggu. (Soetjipto D & Wardani RS,2007) Rinosinusitis kronis adalah peradangan mukosa hidung dan sinus paranasal yang menetap selama lebih 12 minggu atau 4 kali serangan akut berulang pertahun yang masing-masing serangan lebih dari 10 hari.

Page 4: Presentation 3

• Diagnosis ditegakkan bila ditemukan 2 atau lebih gejala mayor atau 1 gejala mayor dan 2 gejala minor

Gejala Mayor : • Hidung tersumbat Sekret pada hidung / sekret belakang hidung / PND Sakit kepala • Universitas Sumatera Utara Nyeri / rasa tekan pada wajah Kelainan penciuman (hiposmia / anosmia)

Gejala Minor : Demam, halitosis Pada anak ; batuk, iritabilitas Sakit gigi Sakit telinga / nyeri tekan pada telinga / rasa penuh pada telinga.

Page 5: Presentation 3

• . Pemeriksaan fisik THT dengan menggunakan nasoendoskopi dan foto polos hidung dan sinus paranasal atau SPN. (Busquets JM ,2000 ; Draft , 1995 ; Stankiewicz, 2001)

Page 6: Presentation 3

Patofisiologi

• Fungsi ventilasi dan drainase adalah penting dalam menjaga kondisi sinus agar tetap normal. Hal ini berhubungan erat dengan keadaan KOM penderita. Apabila KOM terganggu dapat menyebabkan gangguan drainase dan ventilasi yang menurunkan kandungan oksigen, peningkatan PCO2, menurunkan pH, mengurangi

• Universitas Sumatera Utara • aliran darah mukosa. Pembengkakan mukosa juga dapat menyempitkan ostium dan

menurunkan fungsi pembersihan mukosiliar. (Ballenger JJ, 1994 ; Busquets JM, 2006 ; Wilma T, 2007)

• Sakakura, 1997, menerangkan bahwa patofisiologi dari rinosinusitis kronik berawal dari adanya suatu inflamasi dan infeksi yang menyebabkan dilepasnya mediator diantaranya vasoaktif amin, proteases, arachidonic acid metabolit, imun kompleks, lipopolisakarida dan lain-lain. Hal- hal tersebut menyebabkan terjadinya kerusakan dari mukosa hidung dan akhirnya menyebabkan disfungsi mukosiliar. Adanya disfungsi mukosiliar menyebabkan terjadinya stagnasi mukus. Akibatnya bakteri akan semakin mudah untuk berkolonisasi dan proses inflamasi akan kembali terjadi. (Katsuhisa K, 2001 ; Sakakura, 1997)