presentasi mpa

Upload: muhamad-farid

Post on 06-Jan-2016

47 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sarasehan

TRANSCRIPT

  • Methodology for Participatory Assessment (MPA) adalah suatu metodologi yang memungkinkan petugas kesehatan untuk menilai, bersama-sama dengan perempuan dan laki-laki di masyarakat, kesinambungan dan pemanfaatan sarana air bersih dan sarana sanitasi masyarakat dan prosesnya dimana mereka membangun proses-proses.

  • M P A ?

  • Apa itu MPA ?

    Suatu metodologi untuk membantu masyarakat, lembaga sektoral dan pembuat kebijakan mencapai pelayanan yang lebih sinambung dan setara Satu set indikator khusus dari sektor untuk kesinambungan, kebutuhan, dan sensitivitas terhadap gender dan kemiskinan Suatu susunan tools partisipatori untuk menilai indikator- indikator Suatu sistem skoring untuk menkuantifikasikan data dari penilaian partisipatori Suatu kerangka lintas sektoral untuk menganalisis kesinambungan dan menghubungkannya dengan kebutuhan, gender dan kemiskinan

  • Kenapa PHAST ?

    PHAST adalah singkatan dari Participatory Hygiene And Sanitation Transformation. PHAST mempunyai focus pada perubahan perilaku hidup bersih dan sehat di tingkat rumah tangga dan masyarakat (termasuk sekolah).

  • PHAST diperlukan untuk :

    a. Efektifitas penggunaanMengidentifikasi dan menganalisa pola dan perilaku masyarakat yang berkaitan dengan kebiasaan pemakaian tempat BAB, pemakaian sumber air bersih dan hal lain yang perlu ditingkatkan.

    b. Alur penularan penyakitPenularan penyakit karena ada interaksi antara penyebab penyakit (agent) yang berasal dari sumbermpenyakit (penderita), lingkungan dan penjamu (host). Perhatikan diagram 5 F (Feaces/tinja, Finger/mulut, Flies/serangga, Field/tanah, Fluids/cairan, dan Food/makanan).

  • c. Menghambat alur penularan penyakitMemasang penghambat yang sesuai dengan lintasan penyebaran penyakit dengan kegiatan pembangunan sarana (fisik) atau kegiatan non fisik (perilaku hidup bersih dan sehat)

    d. Perilaku baik dan buruk terhadap kesehatanIdentifikasi perilaku buruk yang merugikan bagi kesehatan dan perilaku baik yang berpengaruh terhadap kesehatan.

  • e. Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan perubahanAgar masyarakat mengerti bahwa penyediaan sarana air bersih, sanitasi dan peningkatan kualitas lingkungan mempunyai dampak terhadap peningkatan drajat kesehatan, aka diperlukan perubahan perilaku yang terus menerus dan bertahap.

  • f. Epidemologi penyakit menular: Penyebab penyakit Cara penularan penyakit Mengapa penyakit dianggap berbahaya (resiko penyakit) Gejala-gejala penyakit Pengobatan dan pengelolaan penderita penyakit Cara pencegahan dan pemberantasan penyakit

  • Tahapan MPA/PHAST1. Persiapan Tim Fasilitator Masyarakat Perlengkapan pedukung Rancangan kegiatan2. Pelaksanaan2.1. Identifikasi Kondisi Umum Desa1. Pertemuan dengan Aparat Desa2. Inventaris data komunitas3. Sejarah SAB/S dan promosi kesehatan4. Klasifikasi kesejahteraan5. Pemetaan sosial6. Rapid Technical Assessment (RTA)

  • 2.2. Proses analisis situasi dan identifikasi masalah7. Perencanaan Transect Walk dan FGD8. Transect Walk Transect

  • Tinjauan Pengelolaan pelayanan : Pengelolaan dan pengambilan keputusan (interview dengan Badan Pengelola) Sejarah partisipasi saat pembangunan pelayanan Penilaian pelatihan Akses dan penggunaan Pengelolaan keuanganTransect Walks : Pengelolaan sumber air Penilaian tingkat kualitas kerja Penilaian pelayanan oleh kelompok pengguna perempuan dan laki-laki Masyarakat yang tidak terlayani 9. Efektivitas penggunaan/pocket voting SAB10. Efektivitas penggunaan Sarana Sanitasi11. Pembagian kerja berdasarkan gender dan waktu kerja12. Hak suara dan pilihan dalam pengambilan keputusan13. Alur penularan penyakit dan penghambatnya

  • 2.3. Musyawarah I (penyajian dan klarifikasi analisis situasi dan identifikasi masalah)

    2.4. Musyawarah II (Termasuk Pemilihan/pembentukan TKM) . Pemilihan opsi Perubahan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat . Pemilihan opsi sarana air bersih . Pemilihan opsi sarana sanitasi . Penilaian terhadap kebutuhan pelatihan

    2.5. Musyawarah III (Pemilihan opsi) . Opsi Pembiayaan

    2.6. Proses penyusunan RKM

    2.7. Musyawarah IV (Penyajian draft RKM)

    2.8. Proses pengajuan RKM