mix design 22 mpa kel 19 balok

33
BAB I PERENCANAAN CAMPURAN BETON (MIX DESIGN) A. PENDAHULUAN Tujuan utama mempelajari sifat-sifat dari beton adalah untuk perencanaan dari campuran (mix design), yaitu pemilihan dari bahan-bahan beton yang memadai serta menentukan kuantitas masing-masing bahan untuk menghasilkan beton yang berkualitas dan seekonomis mungkin. Apabila tidak tersedia cukup data yang menunjukkan bahwa suatu campuran beton tertentu yang diharapkan dapat menghasilkan mutu beton yang disyaratkan atau Deviasi Standart Rencana yang diusulkan benar-benar akan tercapai dalam pelaksanaan yang akan dilakukan, maka harus diadakan percobaan pendahuluan. Sebagai persiapannya dianjurkan untuk mengadakan dulu percobaan-percobaan di laboratorium. Perencanaan campuran merupakan bagian yang terpenting dari suatu pelaksanaan struktur beton. Sebelum diadakan perencanaan campuran, semua bahan dasar dari semen, pasir, kerikil, atau batu pecah dan air harus diperiksa terlebih dahulu mutunya. Suatu campuran beton harus direncanakan sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat-syarat berikut : Kelompok 19 Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi II 1

Upload: apisha1233

Post on 01-Feb-2016

44 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

wrertyui

TRANSCRIPT

Page 1: Mix Design 22 Mpa Kel 19 Balok

BAB I

PERENCANAAN CAMPURAN BETON

(MIX DESIGN)

A. PENDAHULUAN

Tujuan utama mempelajari sifat-sifat dari beton adalah untuk

perencanaan dari campuran (mix design), yaitu pemilihan dari bahan-bahan

beton yang memadai serta menentukan kuantitas masing-masing bahan untuk

menghasilkan beton yang berkualitas dan seekonomis mungkin. Apabila tidak

tersedia cukup data yang menunjukkan bahwa suatu campuran beton tertentu

yang diharapkan dapat menghasilkan mutu beton yang disyaratkan atau

Deviasi Standart Rencana yang diusulkan benar-benar akan tercapai dalam

pelaksanaan yang akan dilakukan, maka harus diadakan percobaan

pendahuluan. Sebagai persiapannya dianjurkan untuk mengadakan dulu

percobaan-percobaan di laboratorium.

Perencanaan campuran merupakan bagian yang terpenting dari suatu

pelaksanaan struktur beton. Sebelum diadakan perencanaan campuran, semua

bahan dasar dari semen, pasir, kerikil, atau batu pecah dan air harus diperiksa

terlebih dahulu mutunya.

Suatu campuran beton harus direncanakan sedemikian rupa sehingga

memenuhi syarat-syarat berikut :

a. Campuran yang seekonomis mungkin namun berkualitas

Masalah ekonomi berkaitan dengan suatu pelaksanaan pembuatan

campuran beton. Dalam pembuatan campuran beton diharapkan

mempunyai ruang pori adukan yang minimum, karena makin minimum

ruang porinya makin sedikit pasta yang dipergunakan, sehingga

kebutuhan semen juga berkurang. Oleh karena itu yang paling

menentukan perencanaan campuran beton adalah bahan atau material.

Dengan melihat harga semen yang lebih mahal dari pada harga

agregat maka dengan mengurangi kadar semen suatu factor penting

dalam menurunkan biaya pembuatan beton. Hal ini dilakukan dengan

Kelompok 19Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi II

1

Page 2: Mix Design 22 Mpa Kel 19 Balok

cara memakai slump yang rendah sesuai dengan batas yang diizinkan,

memakai ukuran butir maksimum agregat dan bila perlu dipakai bahan

tambahan (admixture). Disini kita menggunakan bahan tambahan berupa

zat aditif. Manfaat dari penggunaan zat aditif ini adalah untuk

meningkatkan kekuatan beton dengan menggunakan nilai slump yang

rendah yaitu dapat mengurangi terjadinya penyusutan beton dan panas

hidrasi rendah, kemudian bahan aditif ini juga berfungsi untuk

mempercepat waktu pengikatan semen terhadap agregat. Tetapi apabila

kadar semen terlalu rendah akan dapat menurunkan kekuatan awal beton.

b. Campuran mudah dikerjakan pada saat masih muda (workabilitas)

Dalam desain yang baik campuran harus mudah dikerjakan dalam

dipadatkan sesuai peralatan yang tersedia. Kemampuan penyelesaian

akhir harus ditingkatkan sehingga segregasi (pemisahan agregat dengan

pasta semen) dan bleeding (keluarnya air yang berlebihan) dapat

dikurangi. Kebutuhan air untuk workabilitas yang minimum dengan

menambah mortar semen sedikit dari pada penambahan banyak air atau

agregat halus.

c. Memenuhi kekuatan karakteristik yang dikehendaki dan keawetannya.

Yang dimaksud dengan kekuatan karakteristik adalah kekuatan

tekan, dimana dari sejumlah besar hasil pemeriksaan benda uji,

kemungkinan adanya kekuatan tekan yang kurang dari itu terbatas

sampai 5 % saja. Pada umunya spesifikasi beton akan memerlukan

kekuatan tekan yang minimum. Ini penting untuk menjaga supaya

kebutuhan ini tidak bertentangan satu dengan yang lain. Spesifikasi ini

juga menghendaki bahwa beton harus memenuhi persyaratan keawetan

yang dikehendaki, seperti perlawanan terhadap pembekuan dan pencairan

atau terhadap serangan bahan kimia, pertimbangan ini selanjutnya

memberikan batas penentuan untuk faktor air semen atau kadar air

semen.

Kelompok 19Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi II

2

Page 3: Mix Design 22 Mpa Kel 19 Balok

B. PERENCANAAN CAMPURAN ADUKAN BETON

Perencanaan campuran atau perbandingan campuran beton yang lebih

dikenal sebagai Mix Design merupakan suatu proses yang meliputi dua tahap

yang saling berkaitan, yaitu :

a. Pemilihan terhadap bahan-bahan yang sesuai untuk pembuatan campuran

beton seperti, semen, agregat halus, agregat kasar dan lain-lain.

b. Penentuan jumlah relative dari bahan-bahan campuran untuk

menghasilkan beton yang baik.

Cara DOE adalah cara yang paling sering digunakan di Indonesia. Dalam

penggunaan metode DOE ini ada dua tanggapan dasar, yaitu :

a. Mudahnya pengerjaan adukan beton tergantung dari jumlah air bebas dan

tidak tergantung dari kadar semen dan faktor air semen.

b. Kekuatan beton tergantung dari faktor air semen dan tidak tergantung

dari banyaknya air dan kadar semen.

Data Perencanaan

a. Kuat tekan karakteristik (f`c) : 22 MPa

b. Umur : 28 hari

c. Kemungkinan Gagal : 5 %

d. Jenis Pekerjaan : Balok

e. Keadaan Beton : Terlindung hujan dan terik matahari langsung

f. Zat Adiktif : -

g. Agregat Kasar : Batu Pecah

h. Kode Mix Design : SK SNI 03 - 2847 - 2002

1. Kuat Tekan Karakteristik (f`c)

Yaitu kuat tekan yang disyaratkan, kuat tekan beton karakteristik umur

28 hari yang jumlah cacat tidak lebih dari 5 % artinya kekuatan yang ada hanya

5 % yang diperbolehkan dari jumlah yang ditest.

Nilai f’c = 22 Mpa

Kelompok 19Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi II

3

Page 4: Mix Design 22 Mpa Kel 19 Balok

2. Deviasi Standar (Sd)

Deviasi standar ditetapkan berdasarkan tingkat mutu pengendalian

pelaksanaan pencampuran betonnya, makin baik mutu pelaksanaan makin kecil

nilai deviasinya.

Jika pelaksana tidak mempunyai data pengalaman atau mempunyai

pengalaman kurang dari 15 buah benda uji, maka nilai deviasi standar diambil

dari tingkat pengendalian mutu pekerjaan pada table di bawah ini.

Tabel 1.1 Mutu Pekerjaan Diukur dengan Deviasi Standar

Tingkat Pengendalian

Mutu Pekerjaan

Standar Deviasi

(MPa)

Memuaskan

Sangat Baik

Baik

Cukup

Jelek

Tanpa Kendali

2,8

3,5

4,2

5,6

7,0

8,4

Jika pelaksana mempunyai data pengalaman pembuatan beton serupa

minimum 30 buah silinder yang diuji kuat tekan rata-ratanya pada umur

28 hari, maka jumlah data dikoreksi terhadap nilai deviasi standar dengan

suatu faktor pengali.

Rumus: Sd =

Dimana: x = tegangan untuk benda uji

n = jumlah data

Kelompok 19Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi II

4

Page 5: Mix Design 22 Mpa Kel 19 Balok

Tabel 1.2 Faktor pengali Deviasi Standar Bila Data Hasil Uji yang Tersedia

Kurang dari 30

Jumlah Data 30 25 20 15 < 15

Faktor Pengali 1,0 1,03 1,08 1,16 Tabel 1.3

Tabel 1.3 Kuat tekan rata-rata perlu jika data tidak ada untuk menetapkan

nilai deviasi standard

Persyaratan kuat tekan, f’c

MPa

Kuat tekan rata-rata perlu, f’cr

MPa

< 21 f'c + 7,0

21-35 f'c + 8,5

> 35 f'c + 10,0

Karena tidak mempunyai data pengalaman dan f’c adalah 21-35. Maka

diambil Standar Deviasi (SD) = 0 Mpa.

3. Nilai Tambah Margin (M)

Nilai tambah margin yang tergantung dari hasil kali deviasi Standar

dimana faktor k tergantung dari banyaknya cacat dan jumlah benda uji.

M = k . Sd

Dimana: M = Nilai tambah

Sd = Standar Deviasi

k = Konstanta Kegagalan 5 % = 1,64

Rumus di atas berlaku jika pelaksana mempunyai data pengalaman

pembuatan beton yang diuji kuat tekannya pada umur 28 hari. Jika tidak

mempunyai data pengalaman pembuatan beton atau mempunyai

pengalaman kurang dari 15 benda uji, nilai M langsung diambil 8,5 MPa.

Karena tidak mempunyai data pengalaman diambil M = 8,5 Mpa.

Kelompok 19Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi II

5

Page 6: Mix Design 22 Mpa Kel 19 Balok

4. Kuat Tekan Rata-rata (f`cr)

f`cr= f`c + M

Dimana: f`cr = Kekuatan tekan rata-rata (MPa)

f`c = Kekuatan tekan karakteristik (MPa)

Maka : f`cr = 22 + 8,5 = 30,5 MPa

5. Menetapkan Jenis Semen

Menurut SNI 003-2847-2002 semen Portland dibagi menjadi lima jenis:

Jenis I : Semen untuk penggunaan umum, tidak memerlukan

persyaratan khusus

Jenis II : Semen untuk beton tahan sulfat dan mempunyai panas hidrasi

sedang

Jenis III : Semen untuk beton dengan kekuatan awal tinggi (cepat

mengeras)

Jenis IV : Semen untuk beton yang memerlukan panas hidrasi rendah

Jenis V : Semen untuk beton yang sangat tahan terhadap sulfat

Semen yang digunakan ,Semen Porland termasuk semen Tipe 1.

6. Jenis Agregat

Tentukan jenis agregat kasar dan agregat halus. Adapun jenis agregat

dibedakan menjadi dua yaitu agregat alami (tak dipecah) dan batu pecah.

Jenis pasir dan kerikil adalah jenis alami (zona 3) dan Batu pecah (zona 1).

Kelompok 19Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi II

6

Page 7: Mix Design 22 Mpa Kel 19 Balok

7. Faktor Air Semen

Faktor air semen rencana diperoleh dari ketiga cara, yaitu:

Cara Pertama

Grafik 1.1 Hubungan FAS dan Kuat Tekan Silinder Beton

Untuk f`c = 22 MPa dan Umur 28 hari dan Jenis semen Tipe I maka,

Faktor air semen didapat sebesar 0,5

Cara Kedua

Tentukan nilai kuat tekan pada umur 28 hari dengan

menggunakan Tabel 1.3, sesuai dengan semen dan agregat yang akan

dipakai.

Lihat Grafik 1.2 untuk benda uji berbentuk kubus.

Tarik garis tegak lurus ke atas melalui faktor air semen 0,5

sampai memotong kurva kuat tekan yang ditentukan pada sub butir 2 di atas.

Tarik garis mendatar melalui nilai kuat tekan yang ditargetkan

sampai memotong kurva yang ditentukan pada sub butir 3 di atas.

Kelompok 19Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi II

7

Page 8: Mix Design 22 Mpa Kel 19 Balok

Tarik garis tegak lurus ke bawah melalui titik potong tersebut

untuk mendapatkan faktor air semen yang diperlukan.

Tabel 1.3 Perkiraan Kuat Tekan Beton (MPa) Dengan FAS 0,5

Jenis SemenJenis Agregat

Kasar

Kuat Tekan (MPa) Pada Umur

3 Hari 7 Hari 28 Hari 91 Hari

Semen Portland

(Tipe I, II, III)

Alami 17 23 33 40

Batu Pecah 19 27 37 45

Semen Portland

(Tipe III)

Alami 21 28 38 44

Batu Pecah 25 33 44 48

Untuk Umur 28 Hari , Jenis Semen Tipe I didapat Kuat Tekan 37 MPa.

Grafik 1.2. Hubungan Antara Kekuatan Tekan Beton dan Faktor Air Semen

untuk umur 28 Hari dan fc` = 30,5 Mpa

f’cr

f’c

Kelompok 19Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi II

8

Page 9: Mix Design 22 Mpa Kel 19 Balok

Faktor air-semen didapatkan dari grafik untuk Umur 28 Hari dan Kuat

Tekan 30,5 MPa, sebesar 0,68

8. Faktor Air Semen Maksimum

Nilai faktor air semen dengan melihat persyaratan untuk berbagai

pembetonan dan lengkungan khusus, beton yang berhubungan dengan air

tanah mengandung sulfat, dan untuk beton bertulang terendam air. Ketiga

hal tersebut terlihat dari tabel berikut ini.

Tabel 1.4 Persyaratan Faktor Air-Semen maksimum untuk Berbagai

Pembetonan dan Lingkungan Khusus

UraianFAS

Maksimum.

1. Beton di dalam ruang bangunan

a. Keadaan keliling non korosif

b. Keadaan keliling korosif disebabkan

kondensasi atau uap-uap korosif

2. Beton di luar ruang bangunan

a. Tak terlindung hujan dan terik matahari langsung

b. Terlindung hujan dan terik matahari langsung

3. Beton yang masuk kedalam tanah

a. Mengalami keadaan basah dan kering

bergantian

b. Mendapat pengaruh sulfat alkali dari

tanah atau air tanah

4. Beton yang kontinu berhubungan

dengan air

0,60

0,52

0,55

0,60

0,55

lihat tabel 1.6

lihat tabel 1.5

Tabel 1.5 Faktor Air Semen untuk Beton Bertulang dalam Air

Berhubungan dengan Tipe Semen Faktor Air Semen

Kelompok 19Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi II

9

Page 10: Mix Design 22 Mpa Kel 19 Balok

Air Tawar

Air Payau

Air Laut

Semua Tipe I – IV

Tipe I + Pozolan(15-

40)% atau S.P.Pozolan

Tipe II atau V

Tipe II atau V

0,50

0,45

0,50

0,45

Tabel 1.6 Faktor Air Semen untuk Beton Bertulang dalam Air

Konsentrasi Sulfat (SO3)

Jenis SemenFAS

Maksimum

Dalam Tanah

SO3 Dalam

Air Tanah

(g/l)

Total SO3

%

SO3 dlm

campuran

(g/l)

air : tanah =2 : 1

< 0,2

0,2 – 0,5

0,5 – 1,0

1,0 – 2,0

> 2,0

< 1,0

1,0 – 1,9

1,9 – 3,1

3,1 – 5,6

> 5,6

< 0,3

0,3 – 1,2

1,2 – 2,5

2,5 – 5,0

> 5,0

Tipe I, dengan atau tanpa

Pozolan (15-40)%

Tipe I tanpa

Pozolan

Tipe I +

Pozolan(15-40)% atau

S.P.Pozolan

Tipe II atau V

Tipe I +

Pozolan(15-40)% atau

S.P.Pozolan

Tipe II atau V

Tipe II atau V

Tipe II atau V dan

Lapisan Pelindung

0,50

0,50

0,55

0,55

0,45

0,45

0,45

0,45

9. Faktor Air Semen Yang Digunakan

Nilai fas yang digunakan adalah nilai terendah dari nilai fas rencana dan

fas maksimum.

Maka faktor air-semen yang digunakan 0,5

Kelompok 19Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi II

10

Page 11: Mix Design 22 Mpa Kel 19 Balok

10. Nilai Slump Beton

Nilai slump beton yang akan digunakan untuk memeriksa kekentalan

suatu adukan beton. Nilai slump juga dapat ditentukan sebelumnya, tetapi bila

tidak ditentukan nilai slump dapat diperoleh dari Tabel 1.7.

Untuk penggunaan balok dari tabel diambil nilai slump sebesar 10 cm.

Tabel 1.7 Penetapan Nilai Slump

No UraianSlump (cm)

Max Min

1

2

3

4

5

Dinding plat pondasi telapak bertulang

Pondasi telapak tidak bertulang, kaison, dan

konstruksi bawah tanah

Plat, balok, kolom, dan dinding

Pengerasan jalan

Pembetonan missal

12,5

9,0

15,0

7,5

7,5

5,0

2,5

7,5

5,0

2,5

11. Ukuran Maksimum Agregat

Penetapan butir maksimum diperoleh melalui pengayakan, dan tidak

boleh melebihi ketentuan-ketentuan berikut ini:

¾ kali jarak bersih minimum antar tulangan atau berkas baja

tulangan atau tandon prategang atau selongsong.

1/3 kali tebal plat

1/5 jarak terkecil antara bidang samping cetakan

Untuk penetapan butir maksimum dapat menggunakan diameter maksimum

40 mm, 20 mm, dan 10 mm.

Dari Analisa saringan didapatkan ukuran maksimum agregat 40 mm

12. Kebutuhan Air

Kelompok 19Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi II

11

Page 12: Mix Design 22 Mpa Kel 19 Balok

Kebutuhan air ditentukan sebagai berikut:

Agregat tak dipecah dan dipecah (Jenis agregat sama)

dipergunakan tabel 1.8

Agregat campuran (Jenis agregat berbeda) dihitung menurut:

A = 2/3 Ah + 1/3 Ak

Dimana: A = Kebutuhan air

Ah = perkiraan jumlah air untuk agregat halus

Ak = perkiraan jumlah air agregat kasar pada tabel 1.8

Karena jenis Agregat berbeda jadi didapat Ah=175 dan Ak=205.

Maka didapat kebutuhan air 185 lt/m3.

Tabel 1.8 Penentuan Kebutuhan Air Per Meter Kubik Beton (liter)

Ukuran Max

Agregat (mm)Jenis Agregat

Slump (mm)

0 – 10 10 - 30 30 - 60 60 - 180

10Alami 150 180 205 225

Batu Pecah 180 205 230 250

20Alami 135 160 180 190

Batu Pecah 170 190 210 225

40Alami 115 140 160 175

Batu Pecah 155 175 190 205

13. Kebutuhan Semen Rencana

Kadar semen merupakan jumlah semen yang dibutuhkan per m3 beton

sesuai faktor air semen yang didapat dari membagi kadar air bebas dengan

faktor air semen.

= 185 / 0,5

= 370 Kg

Maka Kebutuhan semen rencana 370 Kg

14. Kebutuhan Semen Minimum

Kelompok 19Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi II

12

Page 13: Mix Design 22 Mpa Kel 19 Balok

Kadar semen minimum ditetapkan lewat tabel antara lain untuk

menghindari beton dari kerusakan akibat lingkungan khusus misalnya

lingkungan korosif, air payau dan air laut.

Dari tabel 1.9 didapatkan kebutuhan semen minimum 275 kg

Tabel 1.9 Kebutuhan Semen Minimum untuk Berbagai Pembetonan dan

Lingkungan Khusus

UraianJumlah Semen Minimum

Per m3 Beton (kg/m3)

1. Beton di

dalam ruang bangunan

a. Keadaan keliling non korosif

b. Keadaan keliling korosif disebabkan

kondensasi atau uap-uap korosif

2. Beton di luar

ruang bangunan

a. Tidak terlindung dari hujan dan terik

matahari langsung

b. Terlindung dari hujan dan terik

matahari langsung

3. Beton yang

masuk kedalam tanah

a. Mengalami keadaan basah dan kering

berganti-ganti

b. Mendapat pengaruh sulfat alkali dari

tanah atau air tanah

4. Beton yang

kontinu berhubungan dengan air tawar/

payau / laut

275

325

325

275

325

lihat tabel 1.11

lihat tabel 1.10

Kelompok 19Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi II

13

Page 14: Mix Design 22 Mpa Kel 19 Balok

Tabel 1.10 Kandungan Semen Minimum Beton Bertulang dalam Air

Berhubungan

denganTipe Semen

Ukuran Agregat (mm)

40 20

Air Tawar

Air Payau

Air Laut

Semua Tipe I – IV

Tipe I + Pozolan(15-

40)% atau S.P.Pozolan

Tipe II atau V

Tipe II atau V

280

340

290

330

300

380

330

370

Tabel 1.11 Kandungan Semen Minimum untuk Beton yang berhubungan dengan Air

tanah yang Mengandung Sulfat

Konsentrasi Sulfat (SO3)

Jenis Semen

Kandungan Semen

Minimum (kg/m3)

Ukuran Agregat

Dalam Tanah

SO3 Dalam Air

Tanah (g/l)Total SO3

%

SO3 dlm

campuran (g/l)

air : tanah =2 : 1 40 20 10

< 0,2

0,2 – 0,5

0,5 – 1,0

1,0 – 2,0

> 2,0

< 1,0

1,0 – 1,9

1,9 – 3,1

3,1 – 5,6

> 5,6

< 0,3

0,3 – 1,2

1,2 – 2,5

2,5 – 5,0

> 5,0

Tipe I, dgn atau tanpa

Pozolan(15-40)%

Tipe I tanpa Pozolan

Tipe I + Pozolan (15-40)% atau

S.P.Pozolan

Tipe II atau V

Tipe I + Pozolan (15-40)% atau

S.P.Pozolan

Tipe II atau V

Tipe II atau V

Tipe II atau V dan Lapisan

Pelindung

280

290

250

340

290

330

330

300

330

290

380

330

370

370

350

380

430

430

380

420

420

15. Kebutuhan Semen Yang Dipakai

Kelompok 19Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi II

14

Page 15: Mix Design 22 Mpa Kel 19 Balok

Untuk menetapkan kebutuhan semen, yang dipakai adalah harga terbesar

dari kadar semen rencana dan kadar semen minimum.

Karena Kebutuhan semen rencana lebih besar dari kebutuhan semen

minimum, maka kebutuhan semennya 370 kg

16. Penyesuaian Jumlah Air atau Faktor Air-Semen

Tentukan faktor air semen yang disesuaikan jika jumlah semen berubah, maka

faktor air semen harus diperhitungkan kembali dengan:

Jika akan menurunkan faktor air semen, maka faktor air semen

dihitung lagi dengan cara jumlah air dibagi jumlah semen minimum.

Jika akan menaikkan jumlah air, maka jumlah semen

minimum dikalikan faktor air semen.

Karena kebutuhan semen tidak berubah maka tidak perlu penyesuaian, jadi

nilai fas 0,5 dan kebutuhan air sebesar 185 Liter/m3beton

17. Gradasi Agregat Halus

Tentukan gradasi agregat halus melalui analisa saringan. Dalam SK-SNI-

03-2847-2002 kekasaran pasir dibagi menjadi 4 daerah yaitu:

Daerah I : pasir kasar

Daerah II : pasir agak kasar

Daerah III : pasir agak halus

Daerah IV : pasir halus

Pasir Rantau yang dipakai termasuk dalam gradasi zona III yang berarti

pasir agak halus.

Tabel 1.12 Gradasi Pasir

Lubang Ayakan (mm)Persen Lolos Saringan

Daerah I Daerah II Daerah III Daerah IV

10,0

4,80

2,40

100

90 - 100

60 - 95

100

90 - 100

75 - 100

100

90 - 100

85 - 100

100

95 - 100

95 - 100

Kelompok 19Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi II

15

Page 16: Mix Design 22 Mpa Kel 19 Balok

1,20

0,50

0,30

0,15

30 - 70

15 - 34

5 - 20

0 – 10

55 - 90

35 - 59

8 - 30

0 - 10

75 - 100

60 - 79

12 - 40

0 – 10

90 - 100

80 - 100

15 - 50

0 – 15

18. Presentasi Agregat Halus

Tentukan prosentasi fraksi pasir berdasarkan Grafik 1.3

Dari Grafik didapatkan prosentase agregat halus 28 %

Grafik 1.3 Proporsi pasir untuk nilai slump 60 – 180 mm dan Ukuran

Maksimum agregat 40 mm

Kelompok 19Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi II

16

28

10

20

30

40

50

60

70

80

0,4 0,6 0,8

Faktor Air Semen

Pro

po

rsi P

as

ir (

%)

1

2

3

429

0,5

Page 17: Mix Design 22 Mpa Kel 19 Balok

Dari grafik didapatkan presentasi agregat halus 29 %

19. Berat Jenis Relatif Agregat Gabungan

Berat jenis relatif agregat ditentukan sebagai berikut:

Apabila tidak ada data maka agregat alami (tak dipecah) 2,6 t/m3

dan untuk agregat dipecah 2,7 t/m3.

Apabila memiliki data (dari hasil uji) dapat menggunakan rumus:

BJ Ag.Gabungan = (% Agr. Halus x BJ Agr. Halus) +

(% Agr. Kasar x BJ Agr. Kasar)

Prosentasi agregat halus = 29 %

Prosentasi agregat kasar = 71%

BJ SSD Agregat halus = 2,55

BJ SSD Agregat kasar = 2,61

BJ Ag.Gabungan = (0,29x 2,55) + (0,71 x 2,61) = 2,59

Maka BJ Agr Gabungan untuk jenis agregat alami adalah 2,59 kg/m3

20. Berat Jenis Beton

Tentukan berat jenis beton menurut Grafik sesuai dengan kadar air bebas

yang sudah ditentukan dan berat jenis relatif agregat gabungan.

Grafik 1.4 Berat Jenis Agregat Gabungan

Grafik 1.4 Berat Jenis Agregat Gabungan

Kelompok 19Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi II

17

Berat Jenis Agregat gabungan (pasir-kerikil) batu pecah atas dasar kering permukaan

Agregat tak dipecah Agregat batu pecah

2,4

2,5

2,7

2,8

2,9

2,6175

2,672

2450 Agregat batu pecahAgregat tak pecah

BJ Gabungan (Kg/m3)

(pasir-kerikil) batu pecah atas dasar kering permukaan

2,7

2,9

2,6

2,4

2,8

Page 18: Mix Design 22 Mpa Kel 19 Balok

Untuk kebutuhan air 185 Liter dan BJ Agr. Gabungan 2,59 Kg/m3

didapat BJ Beton 2450 Kg/m3.

21. Menentukan Kebutuhan Pasir dan Kerikil

Berat pasir+kerikil = BJ Beton Basah – Kebutuhan. Semen – Kebutuhan Air

= 2450 – 370 – 185

= 1895 Kg/m3

22. Menentukan Kebutuhan Pasir

Kebutuhan pasir = (berat pasir+kerikil) x % Agregat Halus

= 1895 x 29 %

= 549,55 Kg/m3

23. Menentukan Kebutuhan Kerikil

Kebutuhan kerikil = (berat pasir+kerikil) – Kebutuhan pasir

= 1895 – 549,55

= 1345.45 Kg/m3

Jadi perbandingan berat (SSD) bahan dari pengecoran :

a. semen = 370 kg/m3

b. air = 185 Liter/m3

c. Agregat Halus = 549,55 kg/m3

d. Agregat Kasar = 1345,45 kg/m3

24. Koreksi Terhadap Kondisi Bahan

Koreksi ini dilakukan minimal sekali sehari, karena pasir dan kerikil

dianggap dalam keadaan jenuh kering (SSD), padahal biasanya di

lapangan tidak dalam keadaan jenuh kering, maka perhitungan dikoreksi

dengan rumus:

Kelompok 19Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi II

18

Page 19: Mix Design 22 Mpa Kel 19 Balok

Air = A – x B – x C

Pasir = B + x B

Kerikil = C + x C

Dimana:

A = Jumlah kebutuhan air (L/m3)

B = Jumlah kebutuhan pasir (kg/m3)

C = Jumlah kebutuhan kerikil (kg/m3)

Ah = Kandungan air dalam pasir (%)

Ak = Kandungan air dalam kerikil (%)

A1 = Kandungan air pada pasir jenuh kering muka (%)

A2 = Kandungan air pada kerkil jenuh kering muka (%)

Koreksi terhadap kondisi bahan

Bahan (kg/m3) Absorption (%) Kadar Air (%)

Semen = 370 - -

Air = 185 - -

Pasir = 549,55 3,43 7,9

Kerikil = 1345,45 2,17 2,625

Nilai Absorption untuk pasir dan kerikil dari Data absorption agregat dari

Laporan Praktikum Bahan dan Struktur I, Analisa Spesific Gravity dan

Absorption Agregat kelompok XI.

Nilai kadar air untuk pasir dan kerikil dari Data kadar air agregat dari

Laporan Praktikum Bahan dan Struktur I, Pemeriksaan kadar air agregat

halus dan kasar, kelompok XI.

Jadi bahan – bahan yang diperlukan:

Semen = 370 kg/m3

Kelompok 19Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi II

19

Page 20: Mix Design 22 Mpa Kel 19 Balok

Pasir = x B = x 549,55 = -24,56 kg/m3

Kebutuhan pasir = 549,55 – 24,56

= 525 kg/m3

Kerikil = x C = x 1345,45= - 6,12 kg/m3

Kebutuhan Kerikil = 1345,45 – 6,12

= 1339,33 kg/m3

Air = 185 + 24,56 + 6,12 = 215,68 Liter/m3

25. Perhitungan Benda Uji

Untuk percobaan ,Volume benda uji :

Silinder = m3

Dalam pelaksanaan ditambah 20% dari jumlah total untuk menjaga dari

kemungkinan susut. Jadi material yang diperlukan adalah:

Karena 6 sampel = 0,00636 m3 x 6

= 0,03816 m3

Maka bahan yang diperlukan untuk benda uji adalah sebagai berikut :

a. Semen = 0,03816 370 = 14,1192 kg

b. Air = 0,03816 215,68 = 8,23 Liter

c. Pasir = 0,03816 525 = 20,034 kg

d. Kerikil = 0,03816 1339,33 = 51.11 kg

26. Kesimpulan

Berdasarkan perhitungan di atas, maka didapat jumlah bahan untuk 5

buah benda uji silinder

a. semen = 14,1192 kg

b. Air = 8,23 Liter

Kelompok 19Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi II

20

3,43 – 7,9100

2,17 – 2,625100

Page 21: Mix Design 22 Mpa Kel 19 Balok

c. Pasir = 20,034 kg

d. Kerikil = 51.11 kg

PERENCANAAN CAMPURAN BETON

Kelompok : XI Pekerjaan : Pondasi Terendam

Uraian Tabel/Grafik Nilai

Kuat tekan karakteristik Ditetapkan22 Mpa pada 28 hari

dengan cacat 5 %

Standart Deviasi Tabel 1.2 SNI 2002S diambil = 0 Mpa (tidak

mempunyai pengalaman)

Margin ( M ) SK SNI 03-xxxx-2002Margin = 8,5 Mpa (tidak

mempunyai pengalaman)

Rencana tegangan rata-rataSK SNI 03-2847-2002

Ayat 3.3.1 butir 130 + 8,5 = 38,5

Type semen Semen Portland Tipe I

Type agregat kasar Batu pecah (Martadah)

Type agregat halus Alami (Mataraman)

Faktor Air Semen Maksimum Grafik kuat tekan vs fas 0,68

Faktor Air Semen Rencana Grafik kuat tekan vs fas 0,5

Slump Tabel 1.7 7,5 cm – 15 cm

Ukuran agregat maks.Data analisa saringan

Praktikum TBK I40 mm

Kebutuhan air bebas SK SNI 03-2847-2002 185 lt

Kelompok 19Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi II

21

Page 22: Mix Design 22 Mpa Kel 19 Balok

Kadar Semen Rencana 370 kg/m3

Kadar Semen min.Tabel 3. SK SNI 03-

2847-2002275 kg/m3

Berat jenis gabungan kondisi SSD 2,60 kg/m3

Berat jenis Beton basah

Grafik hub. antara

kadar air basah dengan

berat jenis beton

2450 kg/m3

Berat agregat total 1895 kg/m3

Susunan butir agregat halusData analisa saringan

Praktikum TBK IZona III

Persen agregat halus 29 %

Persen agregat kasar 71 %

Berat agregat halus 549,55 kg/m3

Berat agregat kasar 1345,45 kg/m3

Berat agregat halus (setelah dikoreksi) 525 kg/m3

Berat agregat kasar (setelah dikoreksi) 1339,33 kg/m3

PERENCANAAN JUMLAH BAHAN

KOMPOSISI

RENCANA

Benda uji silinder

5 buah

Semen

(kg)

Air

(liter)

Ag.halus

(kg)

Ag.kasar

(kg)

Campuran

per/

370 215,68 525 1339,33 1 m3

14,1192 8,23 20,034 51,11 1 Adukan

Kelompok 19Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi II

22