mpa 347 agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/mpa/zkjm1438680436.pdf ·...

68
1 MPA 347 / Agustus 2015 ISSN : 0215-3289 NO. 347 / SYAWAL-DZUL QO’DAH / 1436 H / AGUSTUS 2015 / TH. XXXXI

Upload: dangngoc

Post on 05-Aug-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

1MPA 347 / Agustus 2015

ISS

N :

0215

-328

9N

O. 3

47 /

SYA

WA

L-D

ZUL

QO

’DA

H /

1436

H /

AG

US

TUS

201

5 / T

H. X

XX

XI

Page 2: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

2 MPA 347 / Agustus 2015

Page 3: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

3MPA 347 / Agustus 2015

Kontak dan Pendapat ----------------- 4Teropong ------------------------------- 5Lensa Utama --------------------------- 6Liputan Khusus ------------------------14Inspirasi --------------------------------18Cahaya Hati ----------------------------19Agama ----------------------------------22Figur ------------------------------------26Bilik Santri -----------------------------27

Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama

Provinsi Jawa Timur

MPA 347 / AGUSTUS 2015

Pemimpin Umum:H. Mahfudh Shodar

Wakil Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi:H. Musta’in

Wakil Pemimpin Redaksi:H. Ramin Abd. Wahid

Staf Ahli:H. Husnul Maram, H. Ach. Faridul Ilmi,

H. Supandi, H. Mas’ud, H. M. Syakur, H. M. Fachrur Rozi

Dewan Redaksi:H. Ramin Abd. Wahid, H. Abd. Hadi AR

H. Athor Subroto, H. Hartoyo H. Ahmad Husein AR

Sekretaris Redaksi:Machsun Zain

H. Samsul Anam

Bendahara:Ahmad Hidayatullah

Staf: Khusnul Khotimah

Distribusi/Tata Usaha:Husnul Khotimah

Staf: Sukardjito

Litbang:Hj. Hikmah Rahman

Staf RedaksiEditor:

Choirul Mustofa Reporter:

M. Hisyam, Suprianto, Dedy Kurniawan Anni Athi’ah dan Feri Ariya Santi

Design-Layout: Muhammad Munib

Korektor: Rasmanna Rahiem

Khoththot: M. Midzhar

Koresponden:Berkedudukan di setiap Kankemenag

Kab/Ko se-Jawa Timur.

Alamat Redaksi:Jl. Raya Juanda No. 26 Sidoarjo,

Telp. 031 - 8680490, Fax. 031 - 8680490

e-mail: [email protected]

Diterbitkan Oleh:Kantor Wilayah Kementerian Agama

Provinsi Jawa Timur.

Dicetak oleh: PT. Antar Surya Jaya,Jl. Rungkut Industri III/68 & 70 SIER Surabaya,

Telp. (031) 8475000 (2200-2203)Fax. : 031-8470600

Isi di luar tanggung jawab percetakan

Indonesia telah merdeka selama 70 tahun. Tapi masih ada satu pertanyaan serius yang harus dijawab: sudahkah rakyatnya benar-benar merdeka di negerinya sendiri? Masalah inilah yang mencoba kami gali dan dalami.Pasalnya, generasi bangsa ini – seperti telaah Nadjib Hamid, M.Si – terpilah

kedalam tiga kelompok; generasi yang masih berjuang, generasi yang tengah menikmati hasil perjuangan, dan generasi yang hanya menghabiskan hasil perjuangan. Selain Sekretaris PW Muhammadiyah Jawa Timur ini, kami juga meminta analisis dari KH. Mi�ahul Ahyar (Rois Syuriah PWNU Jawa Timur), serta Drs. H. Imam Tobroni, MM (Sekretaris Umum MUI Jawa Timur).

Dari analisa tersebut, lantas kami kon�rmasi dengan ulasan DR. H. M. Fadjar Budianto, SH, MH (Sekretaris Umum DHD Angkatan 45), Roni Subhan, S.Pd, M.Pd (guru bidang sejarah MTs Negeri Sumberbaru Jember), dan Prof. Dr. H. Aminuddin Kasdi, MS (Guru Besar Sejarah UNESA).

Disamping itu kami juga mewawancari sejarahwan Drs. Agus Sunyoto, M.Pd (penulis buku Atlas Walisongo), Dr. Hj. Sutinah, M.Si (Sosiolog UNAIR) dan Dr. Imam Ghozali Said (Dekan Fak. Adab dan Humaniora UINSA Surabaya). Semua itu lantas kami rangkum dan hasilnya bisa Anda simak di rubrik Lensa Utama.

Oh ya.. ada liputan menarik dari Malang. Di daerah Sumberpucung terdapat sebuah Pesantren Rakyat. “Kiai Sableng” Abdullah Salim Al-Manshuruddin – yang terbiasa dipanggil Cak Dul – sanggup menyulap lingkungan masyarakat yang akrab dengan perjudian, penginapan gelap dan kawasan prostitusi menjadi lebih berdayaguna. Liputannya bisa Anda baca di rubrik Inspirasi.

Kabar sedihnya, halaman Taaruf sengaja kami isi dengan in Memoriam Drs. H. Abd. Gho�r. Mantan Kepala Kanwil Kemenag Prov. Jawa Timur yang berwajah sejuk dan berperilaku santun ini, wafat pada awal bulan lalu – tepatnya pada tanggal 2 Juli 2015 setelah menunaikan shalat Ashar. Beliau tak hanya disegani oleh para karyawan Kemenag saja, tapi juga oleh para tokoh agama dan masyarakat sekitar.

Lebih sedih lagi, di saat semua redaksi bersukacita di Hari Idul Fitri bersama keluarga dan sanak famili, di hari keempat Hari Raya kami memperoleh kabar duka; bahwa Bapak Mey Sutrisno dipanggil Allah SWT menjelang Shubuh dinihari. Penulis rutin rubrik Cermat inilah, yang selama ini mendisain-layout majalah MIMBAR Pembangunan agama.

Tentu kami merasa sangat kehilangan. Sebab berkat inovasi dan kreativitas jemari lentiknyalah majalah kesayangan kita ini menjadi enak dilihat dan dibaca. Semoga segala amal baiknya diterima Allah SWT dan segala khilaf dan dosanya diampuniNya, serta dimasukkan kedalam sorga janjiNya.

Tafsir Maudlu’i -------------------------33Ta’aruf ----------------------------------34Edukasi ---------------------------------40Serambi Madrasah ---------------------42Lintas Peristiwa ------------------------51Pesona ----------------------------------58LAA Remaja ----------------------------59Sari Hikmah ----------------------------62Dunia Islam ----------------------------66

Page 4: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

4 MPA 347 / Agustus 2015

Page 5: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

Masa awal kemerdekaan Negara kita penuh dengan gejolak. Aliran pikiran

yang menjadi dasar Undang-undang Dasar 1945 belum dapat dipahami secara seragam. Pancasila sebagai falsafah dan Dasar Negara belum diterima secara utuh Masih terdapat kelompok-kelompok yang ingin memperjuangkan ideologi lain yang dianut sebagai pengganti Pancasila.

Dalam masa yang hampir bersamaan, pemerintah RI pimpinan Soekarno- Hatta menghadapi ancaman baik internal maupun eksternal. Dari luar, agresi Belanda dan sekutunya ingin merebut kembali Indonesia yang sudah merdeka. Baru saja agresi Belanda ditanggulangi, muncul dua pemberontakan dari dalam negeri. Pertama, Madiun A�airs. Pada tanggal 18 September 1948, PKI (Partai Komunis Indonesia) pimpinan Moeso memproklamasikan Negara Republik Soviet Indonesia di wilayah Negara Republik Indonesia. Banyak tokoh-tokoh sipil, militer dan agama diculik dan dibunuh. Diantaranya Gubernur Jawa Timur, R.M. Ario Soeryo. Dengan sigap pasukan TNI/Angkatan Darat menumpas pemberontakan PKI di Madiun.

Kedua, pemberontakan DI/TII. Pada tanggal 7 Agustus 1949 Sekarmaji Maridjan Kartosoewiryo memproklamasikan NII (Negara Islam Indonesia) di Tasikmalaya, Jawa Barat. Pemberontakan ini marak di wilayah Jawa Barat dan Sulawesi selatan. Penyebab pertama adanya kebijakan pemerintah yang melakukan rasionalisasi terhadap para pejuang kemerdekaan. Mereka yang tersisih bersatu dalam barisan sakit hati. Kondisi ini dimanfaatkan oleh para petualang politik dan diajak melakukan makar.

Pemilihan Umum pertama sejak Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk berhasil diselenggarakan. Pemilu tahun 1955 itu menghasilkan Lembaga Tertinggi Negara Konstituante (sekarang Majelis Permusyawaratan Rakyat). Dalam sidang penentuan Dasar Negara terjadi perdebatan sengit antara golongan kanan (Islam), golongan kiri (Komunis) dan golongan

lainnya. Majelis tertinggi ini tidak berhasil mengambil keputusan.

Ketika terjadi deadlock, Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit pada tahun 1959. Konstituante dibubarkan dan dibentuk lembaga baru MPRS (Majelis Permusywaratan Rakyat Sementara) dan anggota-anggotanya ditentukan sendiri oleh Presiden Soekarno. Isi Dekrit: Kembali ke UUD 1945 dan Pancasila sebagai dasar Negara.

Dua partai politik –Masyumi dan PSI (Partai Sosialis Indonesia)– dibubarkan Front Nasional yang beranggotakan unsur-unsur Nasionalis, Agama dan Komunis dibentuk.

Ancaman terhadap NKRI bergeser ke kiri. PKI yang makin kuat dan mendo-minasi di Front Nasional maupun lembaga pemerintahan mematangkan rencananya untuk merebut kekuasaan. PKI melakukan aksi sepihak dan menebarkan �tnah. Serangan pertama diarahkan kepada TNI khususnya Angkatan Darat. Perkebunan

dan hutan milik Negara diserobot dan dibagikan kepada rakyat. Beberapa pejabat pemerintah dan tokoh-tokoh Agama diculik dan dibunuh.

Puncak makar dari PKI, ketika mereka menculik dan membunuh para Jenderal Angkatan Darat. Tiga orang Jenderal ditembak di tempat. Tiga orang lainnya berhasil dibawa hidup-hidup, disiksa dan dibunuh. Semua korban tersebut dimasukkan ke dalam sumur di Lubang Buaya. Seorang Jenderal yaitu Abdul Haris Nasution lolos ketika disergap oleh pasukan penculik bentukan PKI. Pemberontakan PKI dapat dipadamkan. Ketua CCPKI DN Aidit ditembak di tempat persem-bunyiannya. Sebagian tokoh-tokoh lainnya ditangkap dan diadili dalam Sidang Mahmillub.

Pada saat ini, setelah 70 tahun merdeka, Indonesia menghadapi ancaman baru. Globalisasi dan Liberalisasi ekonomi menimbulkan problem serius. Kedaulatan ekonomi lepas dari tangan kita. Globalisasi ekonomi yang mendapat sebutan “Turbo Kapitalisme” menggilas negara-negara berkembang

dan warga negaranya. Janji lembaga ekonomi inter nasional yang akan menghilangkan kemiskinan, justru hanya menguntungkan korporasi besar dan kaum kapitalis Tidak ada yang menguntungkan bagi warga Negara berkembang yang makin tercekik oleh hutang.

Krisis multi dimensi yang belum mendapatkan solusi kini diperparah oleh sikap mental sebagian oknum yang tidak bertanggungjawab. Para koruptor telah merampas uang Negara dan uang rakyat milyaran bahkan trillunan rupiah.

Perbuatan mereka ini menyakiti nurani rakyat dan menumbuhkan krisis keadilan ekonomi serta memperdalam jurang kesenjangan ekonomi rakyat. Suatu tindakan tegas dan penegakan hukum harus segera dilakukan.

Tidak kurang pentingnya adalah Revolusi mental, agar semua warga negara memiliki jiwa patriotisme dan nasionalisme serta siap bela Negara. • RAW

5MPA 347 / Agustus 2015

Duri-Duri Proklamasi

Page 6: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

6 MPA 347 / Agustus 2015

Kemerdekaan merupakan hak segala bangsa dan merupakan hak asasi manusia. Oleh karenanya, perla-

wanan terhadap imperialis bukan lah berarti balas dendam tapi demi mem perjuangkan hak. Dengan perjuangan yang dilandasai ketulusan dan tanpa pamrih, para pejuang kemerdekaan hanya punya satu tekad; yakni sebuah kemerdekaan yang mampu memberikan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia.

Namun sayangnya, tutur Sekretaris Umum DHD Angkatan 45 ini, setelah 70 tahun Indonesia merdeka cita-cita para pahlawan tersebut belum mampu kita reali-sa sikan. “Negeri ini memang telah terbebas dari kolonialisme. Tapi kemerdekaan yang hakiki belum teraih,” ucapnya serius.

Menurut lelaki kelahiran Surabaya 6 Desember 1962 ini, untuk mewujudkan kemerdekaan hakiki pasca proklamasi tentu tak semudah membalikkan telapak tangan.  Sebab untuk mengisi kemerdekaan itu jauh lebih susah. “Apalagi di tengah ancaman  proxy war  atau perang proxy di sekitar kita saat ini,” tukasnya.

Perang proxy merupakan konfron tasi dua kekuatan besar dengan menggu nakan pihak ketiga. Ini adalah kekuatan asing yang ingin mengadu domba agar bangsa ini tercerai berai. Disinilah pintu  masuk imperialisme  baru itu. Indi kasinya, adalah munculnya gerakan sepa ratis, demo anarkis, peredaran narkoba, hingga bentrok massa.  “Kini perang proxy sudah menyusupi seluruh sendi kehidupan bangsa. Mulai dari ideologi, politik, eko nomi, sosial-budaya dan pertahanan keama nan (ipoleksosbudhankam),” ungkapnya getir.

Untungnya bangsa ini bukan tipe bangsa yang ahistoris, yakni bangsa yang terputus dari akar sejarahnya. Ir. Soekarno pernah berkata, bahwa  prasyarat menjadi bangsa besar adalah terletak pada kemampuan bangsa tersebut dalam  menghormati jasa

kemerdekaan yang hakiki bukanlah sesuatu yang utopis,” imbuhnya meyakinkan.

Menariknya, telaah Prof. Dr. H. Aminuddin Kasdi, MS mengatakan, bahwa produk pendidikan Barat ternyata tak otomatis pro kebijakan Barat. Tak sedikit yang justru anti kaum imperialis. Sebab penjajahan telah secara nyata menyeng-sarakan bangsanya. Itulah yang ditunjukkan para cerdik pandai pada masa pra Kemer-dekaan. “Dengan segala kemampuan intelek tualitasnya, mereka menyuarakan kemerdekaan langsung dari jantung negara imperialis,” ujarnya.

Mohammad Hatta adalah mahasiswa Indonesia di Handels Hogeschool Belanda – kelak sekolah ini disebut Economische Hogeschool dan sekarang menjadi Univer-sitas Erasmus Rotterdam. Dia aktif di organisasi mahasiswa ‘Perhimpunan Indo-nesia’. “Andai dia menekuni dunia bisnis sesui disiplin keilmuanya tentu menjadi kaya raya,” tukas Guru Besar Sejarah Universitas Negeri Surabaya ini melepas senyum.

Begitupun Ir. Soekarno, seorang arsitek alumni Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang ITB). Misal ingin menjadi pegawai negeri, pasti terbuka lebar. Bisa pula bergabung dengan kontraktor atau pemborong kala itu. Pasti akan memiliki harta berlimpah dan hidup berkecukupan.

Hampir seluruh pendiri bangsa ini, jika hanya memikirkan diri sendiri tentu tak akan mengalami penderitaan, intimidasi, hingga harus keluar masuk penjara. Lantaran menyadari kondisi bangsanya, mereka terjun di organisasi politik demi mewujudkan kemerdekaan Indonesia. “Jadi, meski mereka belajar sumber pengetahun dari penjajah, toh tak melunturkan jiwa patriotisme dan nasionalisme mereka,” ucap Prof. Aminuddin.

Menurut penulis buku sejarah ini, pada akhir abad ke-19 dan awal abad

Memperjuangkan Hak ProklamasiSulitnya Mewujudkan Kemerdekaan Hakiki

Semboyan ‘Merdeka atau Mati” begitu menggelora pada masa-masa perjuangan kemerdekaan. Sebab perjuangan memang membutuhkanpengorbanan jiwa raga dari setiap elemen bangsa. “Filoso� tersebut muncul karena didasari niatan tulus dan keinginan besar

utuk menjadikan negara ini berdaulat dan mandiri,” tukas DR. H. M. Fadjar Budianto, SH, MH menegaskan.

DR. H. M. Fadjar Budianto, SH, MHSekretaris Umum DHD Angkatan 45.

para pahlawan.  “Bukti paling kentara bangsa ini tak menghargai jasa para penda-hulunya, adalah saling hujat antara pe-mimpin. Lambat laun ini bisa memutus kita dari sejarah,” katanya mengingatkan.

Bangsa ini tak demikian pandai untuk mengambil spirit para pahlawan. Jangankan mengambil spirit pejuang, penghargaan terhadap para pejuang yang masih hidup saja masih minim. Padahal dengan menghoramti para pejuang, akan sanggup merekatkan antar generasi. “Disinilah akan terjadi transfer spirit perjuangan,” jelasnya.

Maka semangat patriotisme dan nasio-nalisme harus terus  dipupuksirami, serta ditopang pula dengan menumbuhkan karakter diri bangsa Indonesia. Dian ta-ranya berupa nilai ketakwaan, kedisipli-nan  dan  kebersamaan. “Internali sasinya harus dimulai dari lingkup keluarga. Sebab  tak banyak yang bisa diharapkan dari sistem yang ada,” beber ayah dua anak ini memaparkan. “Jika ini berhasil, meraih

Page 7: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

7MPA 347 / Agustus 2015

ke-20 memang terjadi perkembangan imperialisme modern. Kala itu negara Barat berama-ramai menduduki daerah non Eropa untuk dijadikan sebagai daerah koloni. Lantaran di negara asal sudah terjadi industrialisasi, maka negara kolonipun difungsikan sebagai pasar hasil industri.

Karena imperialis memiliki modal kapital yang besar, mereka menjadikan negeri jajahannya sebagai tujuan investasi. “Karena Indonesia merupakan negara agraris yang kaya sumber bahan mentah. maka dijadikan sumber bahan mentah. Jangan heran jika seluruh kekayaan alam di negeri ini mereka kuasai penuh,” bebernya menjelaskan.

Keprihatian inilah yang menyulut semangat para founding father untuk memer-dekakan bangsanya. Kesadaran ini menjadi semacam virus mental yang bernama need of achievement. Jadi orang yang sudah menghasilkan karya perjuangan, mereka pasti akan terus mengembangkanya tanpa pamrih. Inilah yag dilakukan para pendiri bangsa ini mulai HOS Tjokro Aminoto, Bung Karno, Bung Hatta, Tan Malaka dan lain-lain.

Bagi Roni Subhan, S.Pd, M.Pd, setiap perjuangan selalu membutuhkan tiga pilar kesemangatan; spiritual, emosional dan persatuan. Dengan semangat spiri-tual, para tokoh perjuangan sering kali tak memperdulikan akibat yang akan ditimbulkannya. “Sebab mereka memper-juangkan kemerdekaan demi menegakkan agama Li i’lali kalimatillah,” tegasnya.

Secara emosional pula mereka hendak menumbuhkan semangat sesama rakyat pemilik Tanah Air Indonesia untuk menjadi bangsa yang merdeka. Ini akibat dari

tekanan penjajah yang menyengsarakan mereka sebagai sebuah bangsa selama berabad-abad. Dari situlah lantas lahir semangat persatuan untuk bersama-sama mencapai kemerdekaan. “Modal inilah yang menjadikan bangsa Indonesia dapat memproklamirkan kemerdekaannya 70 tahun silam,” urainya.

Tiga pilar kesemangatan tersebut, ulas Guru MTs Negeri Sumberbaru Jember ini, benar-benar telah ditunjukkan para tokoh nasional pejuang kemerdekaan. Semisal KH. Hasyim Asy’ari pendiri Nahdlatul Ulama’ yang salah satu perjuangannya melalui pondok pesantren. Dari sinilah dibangun sebuah pilar pertahanan berupa kekuatan akhlaqul karimah.

Melihat kekuaran tersebut, pihak penjajah menaruh perhatian serius ter hadap sosok KH. Hasyim Asy’ari. Baik Belanda maupun Jepang berusaha untuk merang-kulnya. Di antaranya dengan memberi anugerah bintang jasa pada tahun 1937. Namun hal itu kepalang ditolaknya. Dan sebaliknya, beliau justru kerap membuat penjajah kelimpungan.

Dirinya pernah memfatwakan, bahwa perang melawan Belanda adalah jihad (perang suci). Belanda jadi sangat kerepotan dibuatnya. Sebab perlawanan gigih melawan penjajah muncul di mana-mana. KH. Hasyim Asy’ari juga pernah mengharamkan naik haji memakai kapal Belanda. Fatwa tersebut ditulis dalam bahasa Arab dan disiar kan Kementerian Agama secara luas. “Karuan saja Van der Plas (penguasa Belanda) menjadi bingung. Sebab banyak umat Islam yang telah menda�arkan diri kemudian mengurungkan niatnya,” ungkapnya.

Semasa penjajahan Jepang dirinya pernah dipenjara. Tak jelas alasan Jepang untuk menangkapnya. Uniknya, ada bebe-rapa santri minta ikut dipenjarakan bersama beliau. Pondok pesantren Tebuireng tak

luput dari sasaran represif Belanda waktu itu. Di tahun 1913 intel Belanda pernah mengirim seorang pencuri untuk membuat keonaran di Tebuireng.

Pencuri tersebut ditangkap dan dihajar beramai-ramai oleh santri hingga tewas. Peristiwa tersebut dimanfaatkan Belanda untuk menagkap KH. Hasyim Asy’ari dengan tuduhan pembunuhan. Dalam pemeriksaan, Sang Kiai yang sangat piawai dengan hukum-hukum Belanda ini mampu menepis semua tuduhan tersebut secara taktis. Dan akhirnya beliau dilepaskan dari jeratan hukum.

Menurut Ketua Persatuan Guru Nahdlatul Ulama’ (PERGUNU) Kec. Sum berbaru ini, sifat perjuangan yang lebih dilandasi lii’lai kalimatillah tersebut menggam barkan, bahwa tiga pilar kese-manga tan benar-benar menyatu dan men-jadi aura dasar sifat yang dimiliki K.H. Hasyim Asy’ari. “Meski pada dasarnya semangat spiritual menjadi tonggak utama dari sifat perjuangan yang dilakukan beliau,” simpulnya.

Laporan: Suprianto,Feri Ariya Santi (Surabaya),

Sri Ratna W. (Jember).

Prof. Dr. H. Aminuddin Kasdi, MS

Roni Subhan, S.Pd, M.Pd

Guru Besar Sejarah Universitas Negeri Surabaya.

Guru MTs Negeri Sumberbaru Jember.(Ketua Persatuan Guru Nahdlatul Ulama’

(PERGUNU) Kec. Sum berbaru).

Page 8: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

UtamaLensa

8 MPA 347 / Agustus 2015

Perjuangan Umat IslamRakyat Belum Merdeka Secara Pikiran dan Jiwa

Saat Portugis berupaya menaklukkan Malaka untuk pertama kali pada bulan Juli tahun 1511, Portugis gagal.

Sebab pelabahun dan benteng-benteng Malaka saat itu telah dilengkapi dengan Meriam ukuran besar maupun kecil yang didatangkan dari Jawa. Baru pada bulan Agustus 1511, Portugis berhasil menaklukan Malaka.

Dari catatan penaklukan tersebut, terjadi perampasan dan penjarahan keka-yaan Malaka oleh pasukan Portugis. “Tercatat ada 5000 Meriam. Semua bikinan Jawa. 2000 Meriam besi ukuran besar dan 3000 meriam ukuran kecil. Data itu saya dapatkan dari Portugis,” terang Penulis Buku Atlas Walisongo ini.

Ketika Portugis sudah sampai di India dan menaklukkan Malaka, di Jawa berkembang ramalan-ramalan. Seperti ramalan yang dikaitkan dengan kutukan Syeh Lemah Abang, bahwa nanti akan muncul bangsa yang disebut kerbau bule mata kucing yang akan menyengsarakan umat Islam.

Ramalan itu lebih rinci menggambarkan orang itu kulitnya putih, matanya biru, rambutnya pirang, dan pakaiannya tertutup sekujur tubuh. “Tak heran jika Portugis saat itu hanya mampu menaklukkan Malaka saja. Dia tak mampu mengembangkan ke Sumatera maupun ke Jawa, karena Islam di sana sudah sangat kuat,” tandas lelaki kelahiran Surabaya 21 Agustus 1951 ini.

Setelah Portugis gagal, Belanda datang yang disambut pula dengan peperangan yang tak kunjung henti dari umat Islam yang dipimpin kaum bangsawan. Sengitnya perlawanan membuat Belanda melancarkan serangan lain dengan melegalkan perda-gangan opium. “Pada saat itulah, hancurlah kekuatan golongan Bangsawan. Daerah Vorstenlanden (wilayah kerajaan) seperti kerajaan Jogja dan Surakarta, menjadi bagian pemerintah kolonial. Umat Islam benar-benar terpuruk waktu itu,” papar

Drs. Agus Sunyoto, M.Pd.

Sejarahwan dan Penulis Buku Atlas Wali Songo(Wakil Ketua LP LESBUMI PBNU).

Dosen Tamu Fakultas Ilmu Budaya Univer-sitas Brawijaya Malang ini.

Ketika keraton telah menjadi kaki tangan Belanda, masyarakat mengalihkan kepemimpinannya pada pesantren sebagai kekuasaan feodal keagamaan. “Di sinilah kelirunya Belanda. Mereka kira ulama’ itu ansich ahli agama. Padahal kalau dilihat dari silsilah keluarga, ulama’ pesantren keturunan keraton,” tandasnya.

Pada 30 April 1847, Belanda mene-tapkan Kitab Undang-Undang Hukum Sipil/Perdata (KUHS/KUHP) atau Undang-Undang Kependudukan yang dikenal dengan Burgerlijk Wetboek  (BW). Dalam aturan BW, Belanda menempatkan kulit putih sebagai warga kelas satu, timur asing (China, India, Arab Persia) sebagai kelas dua, dan inlander atau pribumi sebagai warga kelas tiga.

Mereka membalik tatanan yang sudah ada sejak zaman Majapahit. Inilah kesalahan terbesar Belanda yang menyebabkan

mereka gagal menguasai Nusantara. “Sejak zaman kuno kedudukan orang asing itu di bawah Sudra. Mereka masuk golongan Maleca, yaitu lapisan keenam satu tingkat di atas golongan Tuja,” jelas mantan wartawan Jawa Pos ini.

Orang-orang pesantrenpun tidak mau direndahkan oleh aturan pemerintah kolonial dan melakukan serangkaian per-la wanan. Dalam  Collonial Archive, tercatat bahwa dari taun 1800 sampai 1900 – khususnya setelah tahun 1847 setelah BW ditetapkan – telah terjadi 112 kali pem-beron takan yang dipimpin guru-guru tarekat dan dari ulama’ pesantren.

Merasa kesulitan memuluskan aturan BW, Belanda mendatangkan ahli sosiolog bernama Christian Snouck Hurgronje yang menggunakan teori Asosial dengan menja di kan anak umat Islam lebih modern. Belanda menyuntikkan hege-moni pikiran secara sistematis mela lui pendidikan berupa sekolah.

Jauh sebelum masa-masa menjelang proklamasi, umat Islam telah terlibat dalam perjuangan kemerdekaan.Ada rangkaian panjang perlawanan yang dilakukan umat Islam Nusantara terhadap kolonialisme Eropa sejak zaman Portugis,

Belanda hingga Inggris. “Bukan karena ada bambu runcing umat Islam berani meraih jalan kemerdekaan.Tapi karena iman tauhid yang kokoh mendorong semangat jihad melawan penjajah,” tukas Drs. Agus Sunyoto, M.Pd.

Page 9: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

9MPA 347 / Agustus 2015

Dr. Hj. Sutinah, M.Si.Sosiolog Universitas Airlangga.

Menurutnya, sekolah sebenarnya me ru pakan proses kolonialisasi. Tapi untungnya, kalangan pesantren salaf tetap bertahan. Mereka tidak mau dibodohi, meskti itu artinya pesantren tidak diakui oleh pemerintah kolonial. Itulah resistensi warisan Walisongo yang menurutnya harus dipertahankan. Sebab globalisasi sedang mencoba menghilangkan semua hal yang bersifat lokal dan masyarakat sudah terkena imbasnya. “Di sinilah peran pesantren sebagai benteng pertahanan lokalitas yang akan menaklukkan skenario kapitalisme global,” tandas penulis buku Suluk Abdul Jalil ini. “Faktanya, Indonesia bisa merdeka tanpa tentara. Sebab BKR dan TKR dibentuk setelah merdeka,” ujarnya bangga.

Bagi Agus Sunyoto, secara politis, Proklamasi Kemerdekaan bangsa Indonesia memang telah diraih. Tapi rakyat Indonesia belumlah merdeka secara pikiran dan jiwa. Agar meraih kemerdekaan yang sesunguhnya, kita harus memiliki keya-kinan bahwa kita adalah bangsa yang besar. Sebab jika kita kehilangan identitas, kitapun akan kehilangan bangsa. “Bangkitkan kebanggan. Saat ini kita ibarat burung yang terbiasa dalam sangkar, maka terbang bebas adalah dosa,” tukas Wakil Ketua LP LESBUMI PBNU ini.

Senada dengan itu, apa yang diung-kapkan Dr. Hj. Sutinah, M.Si. Menurutnya, Prokla masi Kemerdekaan nyatanya tak otomatis  mampu  membebaskan dari belenggu kemiskinan dan  kebodohan. Terbukti, meski Indonesia telah mempro-klamirkan diri sebagai sebuah negara berdaulat dan bebas dari cenkraman penjajah sejak 70 tahun silam, toh masih belum  mampu mewujudkan cita-cita

kemerdekaan. “Memang de jure kita telah merdeka, tapi  de facto-nya kita masih belum bisa membebaskan bangsa ini dari kemiskinan dan kebodohan,” tegasnya.

Lantas Sosiolog Universitas Airlangga ini memaparkan data, bahwa dari seluruh penduduk Indonesia ternyata angka kemis kinanya cukup besar yakni 11 persen.  Ditambah lagi, masih tinggihnya jumlah masyarakat yang tidak bisa mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi. “Ini adalah akibat dari makin jauhnya jurang pemisah antara si kaya dan si miskin,” simpulnya menggarisbawahi.

Hal tersebut juga diperparah oleh makin  rendahnya kualitas para wakil rakyat di legislatif.  Mereka hanya  sibuk mem pe re butkan kue kekuasaan dari pada memperjuangkan nasib rak yat.  “Inilah per bedaan kualitas para pe mim pin bagsa dewasa ini dengan para pejuang ke merdeakaan dulu,” ucapnya mem-bandingkan. “Generasi pe juang  dulu  rela mati demi kemerdekaan. Sedang kan generasi sekarang justru mati-matian mem perebutkan hasil kemer dekaan,” tambahnya dengan nada sindirian.

Secara sosiologis, lanjutnya, pergeseran mindset tersebut lantaran dua generasi ini dilahirkan di zaman yang berbeda. Mereka lahir dari  setting sosial  yang tak sama.  Dengan perbedaan zaman ini, tentu saja produk generasi  yang dihasilkan juga

berbeda secara kualitas. “Nah, dalam konteks perubahan sosial inilah dibu tuh kan pem�lter agar nafas zaman per juangan tetap terjaga dan tidak terlidas oleh perkembangan zaman,” tuturnya mengingatkan.

Memang  jika  menengok negara tetangga yang sama-sama pernah dijajah, kita patut mengernyitkan dahi. Sebut saja Malaysia  dan Singapura  yag telah  mampu bermetamorfosis menjadi negara yang cukup maju  pasca memproklamirkan diri sebagai Negara yang merdeka. Ternyata, kuncinya adalah faktor SDM. Mereka sadar bahwa dalam rangkah mengisi kemerdekaan itu dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas.  Tak heran jika kedua negara tersebut menaruh investasi besar dalam hal pendidikan.

Nah, agar Indonesia mampu meraih kemerdekaan yang sesungguhnya, tentu dibutuhkan niatan dari segala elemen bangsa ini. Sebab tidak bisa sertamerta semuanya dibebankan kepada pemerintah. Misalkan  saja soal pemerataan pendidikan dan pengurangan kemsikinan, tidak bisa

Page 10: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

10 MPA 347 / Agustus 2015

Dr. Imam Ghozali SaidDekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Ampel.

sepenuhnya dibebankan kepada peme-rintah  yang memiliki anggaranyang serba terbatas. “Sudah seharusnya masya-rakat tergerak solidaritasnya dengan me -mu lainya dari lingkup masyarakat ter-kecil,”  katanya menghimbau. “Nah, jika soli da ritas ini kuat bukan hal yang susah untuk  mewujudkan  cita-cita kemerdekaan yang sesungguhnya,” imbuhnya.

Sementara itu, Dr. Imam Ghozali Said mengajak kita untuk menelaah secara jernih. Ada dua istilah dalam Arab yaitu istiqlal dan al-hurriyah yang perlu dicermati. Istiqlal (independence) itu kemerdekaan, sedangkan al-hurriyah (free) artinya kebebasan.

Dalam konteks historis, ujar Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Ampel Surabaya ini, bangsa kita memang sudah merdeka. Namun bisa jadi, dengan kemerdekaan itu kita tak bebas karena ke mana-mana masih dicurigai. Dalam realitas historis, kita merdeka dengan proklamasi 17 Agustus 1945 oleh Soekarno Hatta. Ini dalam artian yang memerintah bangsa sendiri.

Sejak itu ada jaminan bebas berpikir dan pertarungan ideologi. Meski berbeda mereka tidak sampai saling bunuh atau perang. “Hanya ada kerikil kecil seperti peristiwa Kartosuwiryo. Tapi secara umum sudah merdeka,”jelasnya. “Yang terpenting, selama tidak mengangkat senjata, perbe-daan itu tidak ada-apa dan hanya terbatas di parlemen,” tambahnya.

Meskipun akhirnya muncul dekrit oleh Bung Karno pada tahun 1959 dan kembali ke Pancasila dan UUD 1945. Dekrit tersebut diambil karena tidak adanya pihak yang dominan antara kaum nasionalis dan kaum agamis. Adanya dekrit itu memberi harapan bagi partai Islam untuk memenangkan Pemilu.

Namun sayangnya, lanjut Pengasuh pondok pesantren An-Nur Surabaya ini, justru kalah terus. Sejak tahun 1960 hingga 1965, posisi Islam selalu kalah. Ini diperparah dengan dibubarkannya partai Masyumi. Meski hal itu mengecewakan umat Islam, tetapi di sisi lain mereka mencari format baru untuk memperjuangkan Islam sebagai dasar negara. Tapi lagi-lagi dalam partai Islam sendiri terus dilanda kon�ik internal. “Hikmahnya, umat Islam mulai sadar bahwa perjuangan ideologis tidak harus lewat konstitusi yang bernama Islam,” simpulnya.

Bagi pria kelahiran Sampang 12 Februari 1960 ini, kita sebenarnya bisa belajar dari negara-negara Timur Tengah. Di sana pertempuran antara kelompok

sekuler dan kelompok Islamis terus terjadi. Ketika kelompok Islamis menang dalam pemilu dan mereka membidik konstitusi, maka menjadi negara anarkhi. Karena menjadi negara yang tidak punya konstitusi, sehingga yang terjadi Presidennya dijatuhkan oleh militer – seperti yang terjadi di Mesir.

Alumnus S1 Fak. Adab IAIN Sunan Ampel dan Universitas Al-Azhar Kairo ini menilai, bahwa Indonesia telah berhasil membangun demokrasi tanpa darah. Bayangkan, orang bisa mewawancarai langsung atau berdebat di TV. “Yang demikian ini tak ada di dunia Islam lainnya. Ini patut disyukuri meski tetap harus terarah,” ungkapnya.

Semuanya itu, kata suami Nikmah Nur yang dikaruniai empat anak ini, melalui sebuah perjalanan yang panjang. Jadi ada proses dialektikanya. Tak banyaknya kon�ik di Indonesia, salah satu penyebabnya adalah adanya model dakwah para Wali. Mereka lebih mementingkan proses damai antara budaya normatif (agama) dengan budaya lokal atau inkulturasi.

Para wali berdakwah melalui saluran seni, budaya, perkawinan, pengobatan (ruqyah), atau juga bela diri dan sebagainya. Banyak tokoh yang mencontoh model perjuangan Walisongo dalam mengisi kemerdekaan. Semisal Nahdlatul Ulama’. Ada juga yang membuat model baru, seperti yang dilakukan oleh Muhammadiyah. “Kedua-duanya sama-sama mempunyai peranan masing-masing,” tukasnya.

NU dan Muhammadiyah, lanjut alumnus S2 di Khartoum International Institut di Sudan ini, adalah merupakan pilar utama penyangga kemerdekaan Indonesia. Sebab keduanya berperan dalam membuat

dasar negara. “Jika dalam perjuangan umat Islam Indonesia dua organisasi ini tidak terakomodasi dalam negara, maka negara akan menjadi hancur,” tegasnya.

Dalam mengisi kemerdekaan, sam-bung dosen pemikiran modern Islam dan sejarah Nabi ini, bisa dengan mengem-bangkan dak wah melalui salu ran budaya, perkawi nan, atau juga saluran politik tingkat tinggi. Ini dalam artian tidak harus masuk partai politik, tetapi bisa mempengaruhi partai politik.

Namun yang perlu dipahami, bahwa sekarang bukanlah eranya Walisongo dan bukan pula eran awal kemerdekaan. Tapi saat ini kita sedang hidup di era digital. Maka perjuangan kebudayaan harus masuk ke era globalisasi, dengan menggunakan teknologi modern, meamanfaatkan media massa. “Semua ini adalah merupakan tantangan kita ke depan,” tandasnya.

Doktor lulusan UIN Sunan Ampel Surabaya ini mengingatkan, hendaknya kita juga memonitoring gerakan-gerakan baru yang ada. Lalu mengikutinya dengan gerakan-gerakan apa yang seharusnya dilakukan. “Jangan melarang, tetapi cukup dengan mengimbangi. Dengan begitu aliran baru tersebut tak akan menyebar kemana-mana,” ujarnya.

Yang tak kalah pentingya, adalah mengembangkan pendidikan. Pendidikan inipun harus lintas ilmu. Pencariannya juga lintas negara. Sebab ini zaman global. “Jadi, umat Islam harus belajar di mana-mana. Kini bukan era Indonesia diserang, tetapi menyerang. Ini dalam arti menyerang secara budaya dan bukan militer,” jelasnya.

Laporan: Muhammad Hisyam,Dedy Kurniawan, Suprianto (Surabaya).

Page 11: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

11MPA 347 / Agustus 2015

Kita bahkan sering berada pada posisi ekstrim. Pada Orde Lama, kita berada dalam kekuasaan kepemimpinan

yang otoriter. Lalu muncullah antitesis tentang pentingnya kesejahteraan yang disimbolkan oleh Orde Baru. Pada perkem-bangannya, Orba menjadikan ekonomi sebagai panglima. “Tapi ujungnya tetap otoritarianisme. Lalu dikoreksi oleh Orde Refor masi yang ekstrim pula dengan demo-krasi liberalnya,” papar Najib Hamid, M.Si.

Demokrasi liberal, memandang semua orang memiliki kedudukan sama. Setiap orang dihargai sama, baik yang pandai maupun yang bodoh. Sistem ini ternyata membawa dampak yang luar biasa – dimana kekuasaan diperoleh dengan meng halalkan beragam cara. “Banyak yang mengumpulkan sumberdaya untuk meraih kekuasaan dengan cara yang tidak benar dan korup,” tukasnya geram. “Maka ketika sudah berkuasa, mereka akan mengembalikan dan mengumpulkan modal lebih besar lagi untuk meraih kekuasaan kembali,” ujar Sekretaris PW Muhammadiyah Jawa Timur ini.

Pelemahan KPK, tutur suami Luluk Humaidah ini, adalah salah satu indikasi bahwa ada sinyal untuk proses pengamanan para elit politik. Jika demikian, kita seperti tengah menggadaikan negara. “Jadi, mer-de kanya dimana? Ekstrimnya, bangsa Indonesia belum merdeka di negeri sendiri,” tandasnya.

karyawan yang tengah menganggur. Jadi ini seperti lingkaran setan,” ujarnya.

Kondisi tersebut, paparnya, diakibatkan karena kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat. Banyak sekali kebijakan yang dinilainya malah membunuh produksi dalam negeri. Sebab masih teramat banyak produk dari luar negeri yang diimpor dengan bebas pajak. Hal itu otomatis membuat harga tidak bisa bersaing. “Mereka yang memiliki nasionalisme rendah, pasti hanya akan berpikir keuntungan tanpa harus susah payah,” terangnya. “Slogan ekonomi kerakyatan yang digembar-gemborkan pemerintah nyatanya implementasinya nol, tidak selaras dengan kenyataannya,” tandasnya.

Ironisnya, media saat ini juga seakan bungkam terhadap kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat. Media sekarang lebih banyak diam. “Media seharusnya sebagai kontrol pemerintah. Tapi masalahnya, banyak media sekarang dijadikan alat untuk mendukung kekuasaan,” tukasnya. “Trias politika itu juga seharusnya berlaku bagi pemilik media,” tandas pria yang juga anggota FKUB Jawa Timur ini.

Kita harus menyatukan niat dan visi membangun bangsa dari tiap generasi yang berbeda. Sebab menurutnya, pasca kemerdekaan ini, generasi bangsa telah terbagi menjadi tiga kelompok: generasi yang masih berjuang, generasi yang tengah menikmati hasil perjuangan dan generasi

Mencintai Negeri SendiriMembangun Bangsa dari Generasi yang Berbeda

Sejak kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada 17 Agustus 1945, Indonesia telah mengalami transisiyang teramat panjang. Setelah 70 tahun pasca kemerdekaan, rakyat Indonesia ternyata

tak sepenuhnya bisa menikmati kemerdekaannya.

Menganut sistem demokrasi yang liberal, sambung ayah tiga anak ini, nyatanya juga tidak selalu berbanding lurus dengan kemerdekaan di bidang ekonomi. “Faktanya sekarang, banyak pengusaha gulung tikar. Saat ini ada 50 persen omset usaha sudah mati,” terangnya.

Bahkan menurutnya, ada perusahaan besar yang sudah delapan bulan tidak bisa beroperasi proses produksinya. Itu artinya, ada ribuan tenaga kerja beserta keluarganya yang sedang sekarat. “Entah sampai kapan perusahaan besar itu harus menggaji

Page 12: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

12 MPA 347 / Agustus 2015

yang hanya menghabiskan hasil perjuangan. “Untuk menyatukannya, maka kita harus memiliki musuh bersama,” ujarnya.

PW Muhammadiyah kini tengah melakukan pemberdayaan dan advokasi pada masyarakat di segala bidang, terutama di sektor industri kecil. Membendung praktek rentenir di pasar-pasar tradisional, mengadakan panen raya dan sejumlah aktivitas pemberdayaan lainnya. “Usaha itu memang kecil, tapi jika diikuti yang lain akan sangat membantu,” terangnya. “Sebab Indonesia itu teramat besar jika Muhammadiyah harus berjuang sendiri. Maka harus ada sinergi dengan beragam elemen lainnya,” tambahnya.

KH. Mi�ahul Ahyar juga mengeluhkan kondisi bangsa saat ini. Menurutnya, bangsa Indonesia masih merdeka dalam arti har�ah. Namun dalam prakteknya, kita masih di bawah penjajahan. Meski bukan lagi bangsa asing yang menjajah, tapi karakter dan tata cara juga budaya-budaya kita sudah milik orang lain. “Sebenarnya kita masih punya dan masih ada, tapi begitu mudah patah dan mudah diwarnai oleh orang lain,” keluhnya.

Jadi secara hakiki, simpul Rois Syuriah PWNU Jawa Timur ini, sesunggunya kita belum merdeka. Karena dalam masalah ekonomi, kita masih mengikuti apa kata luar negeri. Banyak budaya kita yang sudah tergerus budaya asing. Dan yang paling parah, kita juga mengikuti tata cara hidup mereka ataupun cara-cara berpikir mereka.

Indonesia, kata pria kelahiran Surabaya 30 Juni 1957 ini, sebenarnya memiliki kekayaan tak terhingga baik yang terpendam

di darat maupun lautan. Anehnya, hingga kini belum bisa menyejahterakan rakyatnya. Sebab kita tak mau bersusah payah lagi, sehingga membiarkan orang lain untuk mengerjakannya. “Maraknya budaya fee, membuat bangsa kita ingin mengambil mudahnya saja dan potong kompas,” tandasnya. “Ini yang membuat kita mem-biarkan kekayaan kita dikeruk besar-besaran oleh orang luar. Hanya segelintir orang yang menerima dan merasakan imbalan berupa fee tadi,” tambahnya menegaskan.

Menurut Pengasuh Ponpes Mi�ahus Sunnah Surabaya ini, mungkin itu disebabkan kita dijajah setengah abad. Para penjajah tak benar-benar ingin melepas negeri ini, karena mereka tahu betapa kayanya alam Indonesia. “Mereka melepas, tapi masih ada yang menjadi incaran. Mereka tetap ingin mengeruk kekayaan alam Indonesia,” ungkapnya.

Sebagai masyarakat yang pernah mengenyam panjangnya penjajahan, kata ayah 11 anak ini, kini masih banyak yang bermental – meminjam istilah Bungkarno – Sontoloyo. Watak lainnya, adalah kagetan (gampang kaget) dan gawo’an (gampang heran). “Bangsa yang kagetan dan gawo’an itu, adalah bangsa yang lemah posisinya dan mudah dipengaruhi bangsa lain,” tukasnya.

Lihat saja masyarakat di suatu kampung ketika kedatangan tamu dari luar. Entah itu seorang ulama’ atau tokoh masyarakat lainnya. Mereka akan berlebihan dalam memberikan penilaian. Padahal tamu tersebut belum tentu lebih baik daripada yang sudah ada di dalam

KH. Miftahul AhyarPengasuh Ponpes Miftahus Sunnah Surabaya.

Page 13: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

13MPA 347 / Agustus 2015

kampung mereka sendiri. “Itu karena tamunya dari luar kota, luar daerah, atau bahkan luar negeri,” terangnya.

Begitu juga saat kita sedang mengaji atau ada rapat. Ketika ada mobil yang lewat, maka kita akan menoleh semua. Bahkan ada yang berdiri ingin tahu. Karena watak kagetan dan gawo’an itulah, sehingga kita gampang menoleh meskipun itu tak penting. Padahal di luar negeri hal semacam itu tak akan kita jumpai. Sebab ketika mereka menghadapi masalah, mereka akan fokus untuk menyelesaikannya.

Untuk itulah, Kiai Mi�ah – demikian dia biasa disapa – berharap agar watak semacam itu perlu segera diatasi. Semisal dengan membangkitkan rasa percaya diri, bahwa kita ini bangsa yang besar. Kita adalah bangsa yang memiliki kekayaan melimpah dan tidak ada negara yang kaya raya melebihi Indonesia. Baik itu kekayaan yang terkandung di perut bumi, di dasar laut, hutannya yang ribuan juta hektar, dan sebagainya.

Yang terpenting lagi, sambungnya, adalah menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air. Islam mengajarkan nilai hubbul wathan minal iman. Sebab kalau tidak ada hubb atau cinta, maka tidak akan tertarik untuk mempertahankan dan mengembangkan bangsanya. Sebab cintalah yang menjadi dasar itu semua. “Iman kita juga akan hampa tanpa cinta,” tandasnya.

Rasulullah SAW bersabda: “Iman kalian belum sempurna selama kalian belum lebih mencintai aku daripada orangtuamu, anakmu, masyarakat semuanya, bahkan dirimu sendiri.” Jadi cintalah yang men jadi dasar yang menggerakkan. Dengan itulah kita bisa membangun bangsa, memak-

murkan agama, juga mengem bangkan populasi manusia.

Sebagai khalifah �l ardh, manusia harus dapat memakmurkan di dunia – sebagaimana ayat wasta’marokum �iha. “Jadi, agar negara ini kuat dan dise gani, maka harus makmurkan dan mensejah-terakan rakyatnya. Sehingga ada rasa kebanggaan tersendiri dan tidak ada negara yang intervensi,” katanya penuh harap. “Dan itulah yang namanya merdeka,” tandasnya.

Drs. H. Imam Tobroni, MM mengakui memang sebagian masyarakat kita ada yang belum merasakan nikmatnya ke mer-dekaan di negeri sendiri. Banyak hal yang melatarbelakangi hal tersebut. Mung kin karena mereka dizhalimi, karena kondi-sinya yang kurang menguntungkan, karena belum bisa memenuhi kebutuhan hidup-nya, atau karena kurang adilnya para pejabat negara yang tidak berpihak pada rakyat.

Namun bagaimanpun juga, tutur Sekretaris Umum MUI Jawa Timur ini, kita harus tetap bersyukur telah diberikan nikmat berupa kemerdekaan yang sudah berusia 70 tahun. Sebab kemerdekaan itu adalah rahmat dan karunia Allah SWT bagi bangsa Indonesia. “Ini merupakan peluang besar bagaimana rahmat Allah SWT ini tidak kita sia-siakan,” ujarnya. “Jadi

itu tergantung pada kita sendiri bagaimana menata negara ini menjadi thayyibatun warabbun ghafur,” tambahnya.

Untuk mencapai hal tersebut, lanjut pria kelahiran Blitar 7 Februari 1947 ini, dibutuhkan tenaga-tenaga yang terampil, kreatif dan inovatif. Oleh karenanya, kemer dekaan jangan diartikan secara sempit; bebas bicara semaunya, bebas mela-ku kan sekehendak hatinya, atau justru memaksakan kehendaknya. Padahal kemer-dekaan itu tak berarti bebas segala-galanya. “Kemerdekaan hendaklah diaplikasikan dalam wujud kerja keras, kreatif dan penuh idealisme yang didasari pengendalian diri, tidak ceroboh dan berorientasi pada kemaslahatan umat,” paparnya.

Bagi dosen Unsuri Surabaya ini, kebe-basan seseorang haruslah diisi dengan berkarya yang bermanfaat untuk orang lain dan bukan hanya dipakai untuk kepentingan dirinya sendiri saja. Sebab mannusia itu makhluk sosial, sehingga harus bersenyawa dengan manusia lain. “Intinya, kebebasan tanpa tekanan dan tidak terbelenggu hak-haknya sebagai warga negara,” ulasnya.

Di sisi lain, kakek lima cucu ini mengkhawatirkan jika faham nasionalisme makin hari kian memudar. Solusi ter-baiknya, adalah dengan menanamkan rasa kebangsaan di antara kita. Setelah itu baru diikuti dengan bagaimana cara menata hidup bermasyarakat yang baik. Diantaranya dengan saling menghormati, tenggang rasa, tidak melukai perasaan orang lain dan hidup rukun meskipun beda keyakinan.

Laporan: Muhammad Hisyam,Dedy Kurniawan, Rasmanna Rahim

(Surabaya).

Drs. H. Imam Tobroni, MMSekretaris Umum MUI Jawa Timur.

Kemerdekaan hendaklah diaplikasikan dalam wujud

kerja keras, kreatif dan penuh idealisme yang didasari pengendalian

diri, tidak ceroboh dan berorientasi pada kemaslahatan umat

(Drs. H. Imam Tobroni, MM)

Page 14: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

14 MPA 347 / Agustus 2015

Era BaruAsrama Haji Surabaya

Asrama Haji kini dibebaskan untuk merevitalisasi dirinya sendiri demi meningkatkan performancenya.

Dengan catatan tidak melenceng dari kori-dor aturan yang ditetapkan. Tak hanya itu, ke depan diharapkan Asrama Haji juga harus mampu menjadi bagian dari aktivitas untuk memperoleh pendapatan negara bukan pajak (PNBP) ke kas negara. Inilah era di mana Asrama Haji harus bisa bersaing dengan hotel demi memperebutkan calon konsumen.

Dengan adanya kebijakan pemerintah yang melarang PNS untuk menyelengarakan rapat, seminar dan lokakarya di hotel, tentu ini menjadi peluang besar. Sebab Unit Pelaksana Teknis (UPT) Asrama Haji bisa menawarkan Asrama Haji sebagai solusi alternatif. “Dengan harga yang kompetitif, kami yakin mampu memenangkan per-saingan ini,” tandas Kepala UPT Asrama Haji Surabaya ini optimistis.

Meski demikian, kualitas pelayanan asrama bagi para jamaah haji, tetap menjadi prioritas utama. Sebab Asrama haji adalah tulang punggung dalam proses pemberangkatan (embarkasi) dan pemulangan (debarkasi) jamaah haji. Karena itulah, di samping kualitas �sik, sisi pelayanan juga terus ditingkatkan. Jadi

aspek-aspek seperti akomodasi, sanitasi, dan pelayanan menjadi perhatian utama.

Hal ini dilakukan demi menghapus stigma, bahwa Asrama Haji adalah tempat pelayanan ala kadarnya yang jauh dari kata profesional. “Kita terus berbenah untuk senantiasa meningkatkan kualitas layanan, baik kepada jamaah haji maupun kepada masyarakat umum yang memanfaatkan Asrama Haji,” tutur mantan Kasubbag Ortala dan Kepegawaian Kanwil Kemenag Prov. Jatim ini meyakinkan.

Kualitas layanan setara hotel bintang tiga, adalah layanan yang akan ditawarkan Asrama Haji Surabaya kepada para konsumen. Semua ruangaan dan kamar telah dilengkapi AC dan televisi serta kelengkapan lainnya. Adapun kapasitas

per kamar saat musim haji distandarkan diisi lima orang. Tapi di luar musim haji, kapasitas perkamar bisa disesuaikan dengan permintaan masyarakat pengguna.

Saat ini Asrama Haji Surabaya didukung 63 orang personel, yang terdiri dari tim keamanan, front o�ce, petugas gedung dan petugas taman. Mereka ini bekerja selama 24 jam yang terbagi beberapa shi�. Jadi bagi masyarakat pengguna tak perlu risau jika ingin menggunakan asrama sewaktu-waktu pasti akan menadaparkan layanan prima.

Selain itu, letak Asrama Haji yang berada di tengah kota menjadi nilai plus tersendiri. Dengan jumlah kamar dengan kapasitas besar dan areal parkir luas, tak heran jika kerap dijadikan tempat pagelaran even besar. Memang selama ini, Asrama Haji menjadi pilihan utama dalam penyelenggaraan even tingkat regional maupun nasional.

Tingginya animo masyarakat menggu-nakan asrama inilah, yang menjadikan Asrama Haji Sukolilo menjadi satu-satunya Asrama Haji di Indonesia yang mampu mendatangkan surplus anggaran penge-lolaannya. Hal ini berbeda dengan Asrama Haji lain yang justru mengalami de�sit anggaran. “Inilah yang menjadikan Asrama Haji Surabaya lebih baik pengelolaannya dari pada Asram Haji lain,” pungkas Pak Anam – panggilan karib H. Samsul Anam, S.Ag, M.Pd.I – bangga. •Pri

H. Samsul Anam,S.Ag,M.Pd.I.Kepala UPT Asrama Haji Surabaya.

Asrama Haji Surabaya memasuki era baru. Sebab kini Asrama haji Sukolilobersama dengan delapan asrama haji di Indonesia telah ditetapkan sebagaiUnit Pelaksana Teknis di bawah Dirjen PHU Kemenag RI langsung.“Jadi secara organisasi, pertanggungjawabannya langsung kepada Dirjen PHUdan bukan Kepada Kanwil Kemenag Prov. Jatim lagi,” ujar H. Samsul Anam, S.Ag, M.Pd.I.

Liputan Khusus

Page 15: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

15MPA 347 / Agustus 2015

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di madrasah negeri, menurut Drs. Supandi, M.Pd, kewenangannya

diberikan kepada masing-masing ma-dra sah. Setiap madrasah tidak harus sama. Sebab di madrasah diberlakukan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).

Namun demikian, ulas Kabid Pendma Kanwil Kemenag Prov. Jatim ini, tentu tak dilepas begitu saja. Pihaknya melakukan pemantauan dengan meminta laporan pelaksanaan PPDB tersebut. “Kami su dah memberikan buku Juknis. Kapan pelaksa-naannya, berapa jumlah pesertanya, apakah ada kendala dan seterusnya,” ujarnya. “Yang jelas, tanggal 27 Juli kemarin anak-anak sudah masuk belajar,” tukasnya.

Mengenai pelaksanaan kurikulum 13, lanjut lelaki kelahiran Lamongan 13 Oktober 1960 ini, Kementerian Agama memberlakukan dua kurikulum; yaitu Kurikulum 13 dan kurikulum KTSP. Untuk mata pelajaran agama, sesuai KMA No. 201 Tahun 2015, madrasah wajib melaksanakan Kurikulum 13. Sedangkan untuk mata pelajaran umum menggunakan KTSP. “Tapi bagi madrasah yang menjadi Pilot Project,  menggunakan Kurikulum 13 seluruhnya,” jelasnya. “Ini adalah madrasah-madrasah yang mengikuti pro gram akselerasi yang kini beralih menjadi Sistem Kredit Semester (SKS),” urainya menambahkan.

Dari data EMIS terakhir, terdapat 48 madrasah yang melaksanakan program SKS di tahun pembelajaran 2014/2015 – berdasarkan SK Dirjen Pendis Nomor 3274 tahun 2015. Detilnya terdiri dari MTsN sebanyak 24 madrasah, MTsS 1 madrasah, MAN sebanyak 19 madrasah dan MAS 4 Madrasah.

Adapun madrasah sasaran Kurikulum 2013 tahun pembelajaran 2014/2015 – sesuai SK Dirjen Pendis Nomor 481 Tahun 2015, totalnya mencapai 105 madrasah; yaitu 30 madrasah tingkat MI, 41 madrasah tingkat MTs dan 34 madrasah tingkat MA. “Ada juga madrasah-madrasah yang siap melaksanakan Kurikulum 13, dan telah kami usulkan untuk tahun pelajaran 2015/2016. Jumlahnya sebanyak

632 madrasah, yang terdiri dari MI 347 madrasah, MTs 205 madrasah dan MA 80 madrasah,” terangnya.

Bagi guru yang sudah mengikuti Bimtek 2013 tahun anggaran 2013 s/d 2014, jumlahnya mencapai 11.802 orang. Diantaranya 85 guru RA, 5.285 guru MI (Guru Mapel Umum sejumlah 4.765 orang dan Guru Mapel PAI & Bhs Arab sebanyak 520 orang). Sedangkan di tingkat MTs sebayak 3.730 orang (Guru Mapel Umum 3.180 orang dan Guru Mapel PAI & Bhs Arab 550 orang). Dan untuk tingkat MA sebanyak 2.391 orang, yang terdiri dari Guru Mapel Umum sebanyak 2.041 dan Guru Mapel PAI & Bhs Arab sejumlah 350 orang. Sedangkan jumlah Pengawas madrasah sebanyak 311 orang.

Terkait masalah pengadaan buku ajar, tutur mantan Kabid PAIS Kanwil Kemenag Prov. Jatim ini, pihaknya telah bekerjasama dengan beberapa penerbit yang dipayungi oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Mengenai pengadaannya langsung dari Kementerian Agama RI (pusat).

Alumni S2 Tekonologi Pembelajaran Universitas PGRI Adhi Buana (UNIPA) Surabaya ini menyadari, bahwa masih

ada beberapa permasalahan yang terjadi ketika tahun ajaran baru berlangsung. Salah satunya ‘Dumas’ terkait pungutan. “Kalaupun toh itu ada, tentu sumbangan tersebut tidak mengikat. Yang membuat keputusan itu Komite Madrasah (organisasi dari orangtua murid) yang notabene itu legal formal,” kilahnya.

Alhasil, simpul Ayah dua putri ini, hal tersebut sudah menjadi keputusan para wali murid/orangtua dan bukan dari madrasah itu sendiri. “Ya.. asalkan saja pungutan itu untuk kemajuan madrasah dan demi mendukung peningkatan output murid itu sendiri,” tandasnya.

Di sisi lain, ungkap pria lulusan S1 Fak. Tarbiyah Unmuh Sidoarjo dan FKIP Universitas Darul Ulum Jombang ini, tak dapat dipungkiri hingga kini madrasah masih menjadi pilihan kedua. Meskipun tak sedikit ada madrasah yang sudah mampu bersaing dan bahkan mengungguli sekolah umum. “Nah, madrasah-madrasah yang belum bisa bersaing inilah yang harus kita motivasi terus agar dapat sejajar dengan lembaga pendidikan lainnya,” tandasnya.

Untuk itulah, lanjut anak pasangan Syawaludin dan Asri Ningsih ini, Jawa Timur sebagai barometer kualitas madrasah sudah selayaknya terus meningkatkan kualitas baik Kepala Madrasah, Kaur, Pegawai, Guru, Komite harus fokus dalam peningkatan tersebut. “Selain itu juga peningkatan akreditasi, pengembangan sarpras dan guru-guru, agar madrasah mampu menjadi mercusuar bagi dunia pendidikan di negara kita,” tukasnya.

Sebagai tolok ukurnya, kata anak pertama dari tiga bersaudara ini, adalah keberhasilan dalam meraih prestasi dalam lomba-lomba seperti KSM, AKSIOMA, Anugerah Konstitusi, Guru Teladan, Pengawas Teladan dan bebagai lomba yang menggali potensi-potensi yang ada. “Alhamdulillah.. Jawa Timur selalu mampu menorehkan prestasi. Semoga itu tak menjadikan kita puas sampai di situ saja. Sebab perjuangan meraih prestasi harus terus diraih,” pungkasnya. •Anni

Menjadikan MadrasahSebagai Mercusuar Pendidikan

PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB)

Drs. Supandi, M.Pd,Kabid Pendma Kanwil Kemenag Prov. Jatim.

Liputan Khusus

Siswa-siswi baru kini tengah menikmati suasana madrasah yang baru pula. Mereka merupakan hasil dari penjaringan tesyang diselenggarakan madrasah masing-maing secara objektif, transparan, akuntabel dan tidak diskriminatif. Hal itu sesuai dengan

Keputusan Dirjen Pendis Kemenag RI No. 1714 Tahun 2015 tentang pedoman Penerimaan Peserta Didik Baru tahun ajaran 2015-2016 ayat 4.

Page 16: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

16 MPA 347 / Agustus 2015

Liputan Khusus

Tema yang diangkat NU pada muktamar kali ini, adalah ‘Mene-guhkan Islam Nusantara untuk

Membangun Peradaban Indonesia dan Dunia’. Semen tara Muhammadiyah menggu lirkan tema ‘Gerakan Pencerahan Menuju Indo nesia Berkemajuan’. Alhasil, keduanya menawarkan konsep Islam yang beriringan. NU mengusung gagasan ‘Islam Nusantara’, sedangkan Muhammadiyah menawarkan gagasan ‘Islam Berkemajuan’.

Islam Nusantara adalah konsep yang menggali dan mengangkat kekhasan Islam yang ada di Nusantara. Dengan kata lain, NU tak menghadirkan wajah Islam yang penuh kon�ik dan kekerasan. Tapi Islam yang datang dan melebur dengan budaya Nusantara. Seperti halnya Walisongo yang menggunakan metode dakwah melalui kebudayaan.

Islam “jalan tengah” yang dicontohkan para Wali itulah, yang menjadi cara NU

dalam menyelesaikan masalah-masalah umat hari ini. Meminjam ungkapan pendiri NU KH. Hasyim Asy’ari, yang terpenting Islam di Indonesia harus menjadi penopang nasionalisme.

Itulah pasalnya, tutur Prof. Akh Muzakki, M.Ag, Grand.Dipl.SEA, MPhil, Ph.D, siapapun di negeri ini tidak pernah meragukan komitmen NU terhadap NKRI. Ambil misal pada tahun 1983-1984. Pada saat rezim agak ragu terhadap kelompok-kelompok Islam terhadap Pancasila, NU berada di depan dengan mengatakan bahwa Pancasila itu tidak bertentangan dengan Islam. “Termasuk statemen bahwa NKRI adalah harga mati,” tukasnya serius.

Pokoknya kalau berbicara kebangsaan, lanjut Sekretaris PWNU Jawa Timur ini, NU menjadi pilar sangat penting. Di zaman perjuangan kemerdekaan, NU dengan Resolusi Jihad dan Hizbul Wathannya. Ini menunjukkan, bahwa

NU punya peran yang sangat besar dalam menciptakan dan mempertahankan nilai kebangsaan dan NKRI. “Bisa dibilang bahwa titik simpul masyarakat Islam, satu-satunya yang menjadi garda depan penjaga NKRI adalah NU,” tandasnya.

Menurut Dekan FISIP dan Fak. Ekonomi & Bisnis Islam UINSA ini, keputusan NU tidak lepas dari strategi dan kepiawaian para Kiai dalam memecahkan problem-problem negara. Seperti yang disampaikan Ketua PBNU Kiai Agil Siradj, bahwa laisa lahu tarikh laisa lahu ardhun. “Jadi, orang tidak akan punya sejarah kalau dia tidak punya Tanah Air. Maka membela Tanah Air bagian dari ajaran Islam,” tegasnya.

Dalam babakan panjang sejarah negeri ini, ulas pria kelahiran Sidoarjo 19 Pebruari 1974 ini, NU selalu ada di depan tururt aktif menyelesaikannya problem-problem kebangsaan. Begitu juga saat ada kebimbangan negara terhadap bagaimana

Menggagas Islam Nusantarayang Berkemajuan

Dalam waktu berdekatan NU dan Muhammadiyah secara bersamaan menyelenggarakan muktamar. NU menggelar Muktamar ke-33 di Jombang pada 1-5 Agustus yang bertepatan dengan 16-20 Syawal 1436 H. Sedangkan Muhammadiyah

menyelenggarakan Muktamar ke-47 di Makassar pada 3-7 Agustus/18-22 Syawal 1436 H.

DARI MUKTAMAR NU DAN MUHAMMADIYAH

Page 17: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

17MPA 347 / Agustus 2015

Liputan Khusus

sikap kelompok Islam terhadap negaranya, NU tampil paling depan dengan NKRInya.

Jika belakangan muncul kelompok-kelompok yang mengagungkan faham yang tak mengakui NKRI – seperti faham Khilafah, kata suami Erna yang dikaruniai dua anak ini, tentu perlu dilawan. Argumentasi mereka harus dilawan dengan argumentasi pula. Sebab argumentasi mereka itu baseless. Baik dari sisi kesejarahan, dari sisi pengalaman kongkret masyarakat Muslim, termasuk juga dari sisi konsep normatif Islam. “Konsep tersebut bukannya tak ada ruang lagi, namun tidak mungkin untuk diterapkan di Indonesia,” tandasnya.

Mereka adalah pendatang baru yang tidak pernah mengalami pahit getirnya perjuangan negeri ini. Mereka tidak pernah berjuang bagi bangsa. Mereka tidak pernah mengalami pergolakan melawan penjajah. Mereka juga tidak mengalami pahitnya mempertahankan Tanah Air. Lalu kini tiba-tiba mereka berteriak lantang soal Khilafah.

Guru Besar Bidang Sosiologi Pendidikan UINSA ini mengibaratkannya seperti orang-orang yang sedang rapat. Setelah membahas banyak hal, lalu tiba-tiba pada saat the last minute ada orang datang. Kemudian berkomentar, bahwa apa yang telah dibahas itu salah semua. “Apa yang dia lakukan itu sangat tidak santun. Nilai akhlak akademiknya nol,” simpulnya.

Itulah sebabnya, dalam muktamar kali ini NU ingin meneguhkan kembali gagasan ‘Islam Nusantara’. Sementara bagi Muhammadiyah, muktamar kali ini bisa dibilang merupakan Muktamar Istimewa. Sebab ini adalah muktamar pertama dalam abad kedua sejak didirikan pada 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah yang bertepatan 18 Nopember 1912 Masehi.

Sejak semula, gerakan Muhammadiyah adalah gerakan pencerahan. Gerakan Mu-

hamma diyah yang bersifat pembaha ruan, dicerminkan dari langkah pendekatan dakwahnya yang terlihat lebih modern di zamannya. “Muhammadiyahlah yang memelopori berdirinya sekolah Islam, panti asuhan hingga pendirian rumah sakit Islam. Dakwah bil Hal Muhammadiyahlah yang terlihat menonjol,” ujar Najib Hamid, M.Si

Lebih dari seabad, Muhammadiyah juga telah berhasil melahirkan banyak intelektual Muslim. Amal usaha Muhammadiyah di bidang sekolah, panti asuhan maupun rumah sakit berkembang pesat karena dipimpin para profesional yang cakap dan handal. Namun sayangnya, jumlah intelektual Muslim yang lahir dari rahim Muhammadiyah tak sebanding lurus dengan lahirnya para ulama’ Muhammadiyah.

Jika de�nisi ulama’ adalah Kiai yang mengasuh pesantren, maka idiom yang dipakai Muhammadiyah tidaklah konven sional. “Meski demikian, siapa yang berani bilang Buya Sya�’i Ma’arif bukan seorang ulama’. Apakah Din Syamsuddin juga bukan seorang ulama’,” ujar Sekretaris PW Muhammadiyah Jawa Timur ini bernada tanya.

Sejak kelahirannya, keulama’an tokoh Muhammadiyah senantiasa dibungkus dengan intelektualitas modern. Sebab Muhammadiyah tak pernah menolak alam pemikiran kaum Barat. “Interaksi Muhammadiyah bersifat global. Jadi Muhammadiyah memiliki alam pemikiran terbuka dan menjalin kerjasama lintas negara dan budaya,” tukasnya. “Bagi Muhammadiyah, yang terpenting Islam haruslah menggerakkan,” tandasnya.

Karenanya, agar Indonesia bisa menjadi negara maju, umat Islam Indonesia harus berkemajuan. Di sinilah peran Muhammadiyah menjadi motor penggerak bagi masyarakat Indonesia, agar secara ekonomi meningkat dan memiliki pendidikan yang maju.

Muktamar Muhammadiyah merupa-kan bagian dari upaya memperkuat ukhuwah agar mampu menggali secara maksimal potensi yang ada, serta menjadi spirit untuk terus begerak lebih maju. Muhammadiyahpun telah memproyeksikan gerakannya sampai dengan tahun 2025 yang tertuang dalam Visi Muhammadiyah 2025. “Muktamar Muhammadiyah adalah bagian dari pendukung visi tersebut untuk terus berkesinambungan,” ujar ayah tiga anak ini.

Gegap gempita pemilihan Ketua Umum Muhammadiyah, memang tak seheboh yang dibayangkan. Sebab Muhammadiyah memiliki cara sederhana dan santun dalam menentukan calon pemimpinnya. Penentuan Ketua Umum Muhammadiyah diawali dengan penghimpunan bakal calon oleh panitia.

Calon pemimpin tersebut diusulkan anggota sidang tanwir. Saat ini, calon pemimpin yang lolos seleksi terhitung lebih

dari 80 orang. Jumlah itu akan disaring lagi menjadi 39. Lalu sidang tanwir memilih lagi hinga hanya menjadi 13 orangs saja. “Nah, 13 orang terpilih inilah yang nantinya berembug dan bermusyawarah untuk me-nen tukan siapa yang berhak dan pantas menjadi Ketua Umumnya,” terang pria yang juga menjadi anggota FKUB Jawa Timur ini.

Melihat tantangan ke depan, maka fokus dakwah Muhamadiyah adalah dakwah pada kaum marginal dan dakwah komu-nitas. Ke depan akan banyak menyasar daerah prostitusi untuk menyadarkan dan memberdayakan kaum marginal. Termasuk akan memasuki basis komunitas yang memiliki hobi tertentu. “Kami juga akan banyak membangun panti asuhan bagi bayi yang terlahir tanpa bapak, seperti Panti Asuhan Bayi Sehat Muhammadiyah di Sukajadi Bandung,” kata terang suami Luluk Humaidah ini.memaparkan.

Sebagai salah satu wadah menjalin kerjasama lintas negara, Muhamadiyah telah mendirikan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) yang dirintis sejak tahun 2007. MDMC bergerak dalam kegiatan penanggulangan bencana sesuai dengan de�nisi kegiatan penanggulangan bencana, baik pada kegiatan mitigasi dan kesiapsiagaan, tanggap darurat dan rehabilitasi.

MDMC juga telah mengadopsi kode etik kerelawanan kemanusiaan dan piagam kemanusiaan yang berlaku secara internasional. MDMC telah mengem-bangkan misi pengurangan risiko bencana, selaras dengan  Hygo Framework for Action  dan mengembangkan basis kesiapsiagaan di tingkat komunitas, sekolah dan rumah sakit sebagai basis gerakan Muhammadiyah sejak 100 tahun yang lalu.

Laporan: Muhammad Hisyam,Dedy Kurniawan (Surabaya).

Najib Hamid, M.Si.Prof. Akh Muzakki, M.Ag,

Grand.Dipl.SEA, MPhil, Ph.D

Sekretaris PW Muhammadiyah Jawa Timur.Sekretaris PW NU Jawa Timur.(Dekan FISIP dan Fak. Ekonomi & Bisnis Islam UINSA)

Page 18: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

18 MPA 347 / Agustus 2015

Pesantren ini tumbuh dan berkembang di tengah-tengah lingkungan masya-rakat stasiun kereta api, pasar, perju-

dian, togel, perselingkuhan, tempat wisata, penginapan gelap dan terperangkap dalam kawasan prostitusi terbesar di Kab. Malang. “Di sini kalau ada anak kecil nggak nenggak minuman keras, belum keren katanya,” ungkap Ustadz Abdullah Salim Al-Manshu-ruddin prihatin.

Pesantren Rakyat, lanjut pria kelahiran 16 Agustus 1982 ini, dimulai dari yang kecil, sepele, remeh, tidak terlihat, sederhana, terpinggirkan, ndeso, tradisional, kam-pungan, katrok, tidak menarik dan tidak dihiraukan orang. “Dari semua yang kecil itu kami kumpulkan jadi satu, lalu kita ubah menjadi suatu kekuatan yang dahsyat,” jelas Cak Dul – demikian pria ini juga karib disapa.

Ada tiga jenis santri di Pesantren Rakyat: santri inti yang tinggal di pesantren, santri kalong yang ikut mengaji lalu pulang, dan santri pendukung. Pesantren Rakyat tidak saja mengajari para santri dengan beragam kajian kitab kuning. Namun juga menggerakkan masyarakat untuk bekerja dan menyelesaikan problem kehidupan secara bersama-sama. Baik problem eko-nomi, sosial, keagamaan, kesenian, pendi-dikan bagi anak-anaknya, dan lain-lain.

Dalam tradisi yang mereka sebut Jagong Maton, warga berkumpul di sebuah tempat, berinteraksi, lalu saling belajar dan mengajar. Inilah program unggulan Pesantren Rakat. Acara Jagong Maton dikonsep model cangkrukan sambil mendengar celoteh dan kelu kesah rakyat.

Di sini, warga yang memiliki pengetahuan tentang peternakan, perta-nian, kerajinan, kesenian, agama, dan lain-lain diminta mengajarkannya kepada warga lain yang membutuhkan. “Semboyan kami yang diambil dari petuah Gus Miek: kita yang belajar, kita yang mengajar, kita pula yang memberi gelar,” papar suami Triwiyanti ini.

Melalui konsep pesantren rakyat itu, alumni pesantren Nurul Huda Mergosono Malang ini telah berhasil menggerakkan warga kampungnya. Sepanjang delapan tahun perjalanannya, di desa Sumberpucung

kini tak ada lagi kegiatan perjudian, tak tampak anak remaja menenggak miras, narkoba, apalagi perzinahan.

Di kampung itu, kini bahkan berdiri empat mushala. Jamaah shalat lima waktu selalu ramai. Bahkan jamaah Shubuh sekarang tak kurang dari 50 orang tiap harinya. “Yang membanggakan, kini sudah ada anak-anak desa yang memilih mondok di pesantren,” ujar pria yang dijuluki Kyai Sableng ini sambil menahan airmatanya yang menitik.

Perekonomian warga sekitar juga meningkat. Tak kurang dari 48 titik kegiatan wirausaha yang berkembang di satu desa itu. Di bidang peternakan, ada Budi Daya Jangkrik, Kambing maupun Lele. Bahkan di setiap rumah juga tengah membudidayakan ayam.

Sementera di bidang pertanian dan perkebunan, warga tengah mengembangkan Tanaman Polibek bagi anggota yang hanya memiliki lahan sempit. Warga juga memanfaatkan teritis rumahnya untuk ditanami beragam macam tanaman seperti terong, cabe, tomat, kenikir, kemangi, bayam, jeruk purut, salam, jeruk lemon, hingga lengkuas. “Kami sebut program ini Teritis Bergizi,” terangnya. “Kami juga memanfaatkan lahan kosong di pinggir rel kereta dan irigasi untuk menanam pepaya,” tambah alumni Jurusan Psikologi UIN Maliki Malang ini sumringah.

Pesantren Rakyat juga telah mendirikan Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) yang merupakan Koperasi Posdaya Masjid Al Amin. Total perputaran uangnya mencapai Rp 2,4 miliar dan telah menghidupkan tak kurang dari 63 UKM yang tersebar di Malang Raya.

Diantaranya usaha pande besi, pembuatan tahu, keripik jamur, aneka makanan kecil, pracangan, dan sebagainya. ”Kami berharap ke depan akan ada 10.000 Pesantren Rakyat di Indonesia. Sebab jika konsep ini berkembang akan menjadi antibody masyarakat,” tekadnya. “Konsep kami adalah Mencerdaskan, Mengimankan dan Memberdayakan,” tandas alumni Pascasarjana Psikologi UMM ini.

•Dedy Kurniawan, Syaifuddin Ma’arif

Nama Pesantren Rakyat, barangkali masih terasa asing di telinga.Namun bagi warga Sumberpucung Kab. Malang, nama itu begitu populer karena keberhasilannya

mengubah kawasan hitam yang lekat dengan Molimo menjadi daerah santri.

Pemberdayaan MasyarakatModel Pesantren Rakyat

Inspirasi

BMT Pesantren Rakyat Al-Amin.

Jamaah Jagong Maton.

Abdullah Sam di Unit Usaha Pande Besi.

Usaha Tanaman Polibag Posdaya Al-Amin.

Page 19: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

19MPA 347 / Agustus 2015

Begitu kaum Muslimin usai menye-lenggarakan pemakaman Rasulullah Saw, Abu Bakar Al- Shiddiq lantas

memerintahkan agar pasukan Usamah bin Zaid yang akan menyerbu Syam segera diteruskan. Sebagai pelaksanaan apa yang telah diperintahkan Rasulullah Saw sebelumnya. Namun, ada sebagian kaum Muslimin yang merasa tidak setuju dengan hal itu, seperti yang pernah terjadi ketika beliau sedang sakit (Nabi Saw pernah memerintahkan hal serupa ketika sedang sakit). Salah satunya adalah Umar bin Al-khaththab. Dia berpendapat bahwa kaum Muslimin tidak boleh bercerai-berai. Mereka harus tetap di Madinah. Sebab, dikhawatirkan akan terjadi hal-hal yang kurang menyenangkan terhadap mereka.

Tetapi, disisi lain dalam melaksanakan perintah Rasulullah Saw, Abu Bakar Al-Shiddiq tak pernah ragu. Dia-pun menolak pendapat orang yang mengusulkan agar mengangkat seorang komandan yang lebih tua usianya dari Usmah bin Zaid. Memang ketika itu, usia Usamah masih muda seka-li, sekitar 20 tahunan. Juga belum (banyak) berpengalaman di medan pertempuran. Abu Bakar menegaskan, “Demi nyawa Abu Bakar, sekiranya ada serigala akan me-nerkamku, niscaya pengiriman pasukan Usamah ini akan kuteruskan seperti yang (telah) diperintahkan Rasulullah saw, seka-lipun di kota ini sudah tiada lagi orang se-lain aku, pasti kulaksanakan juga”.

Dengan demikian, pasukan di Jurf itu tetap disiapkan di bawah pimpinan Usamah bin Zaid, dan Abu Bakar pergi melepaskan-nya. Ketika itu, dia meminta kepada Usamah agar Umar bin Al-Khaththab dibebaskan dari tugas itu. Menurut Abu Bakar, Umar (ayahanda Hafshah itu) perlu tinggal di Madinah agar dapat memberi nasihat kepada-nya. Menjelang keberangkatan pasukan, Abu Bakar berdiri di depan mereka menyampaikan pidato pelepasan :

”Saudara-saudara! Ikutilah pesan-pesan saya ini, pedomani dan perhatikan ; jangan berkhianat; jangan korupsi; jangan mengecoh; jangan menganiaya; jangan membunuh anak-anak, orang lanjut usia, atau perempuan; jangan menebang atau membakar kebun korma; jangan memotong pohon yang sedang berbuah; jangan menyembelih kambing, sapi, atau onta, kecuali untuk dimakan. Kalian akan melintasi kelompok manusia yang

mengabdikan diri tinggal dalam biara (yaitu para pendeta), biarkan mereka jangan diganggu. Kalian akan singgah pada suatu kelompok yang akan menghidangkan beraneka ragam makanan, maka jika diantaranya ada yang kalian makan, sebutlah nama Allah Swt. Juga, kalian akan menjumpai beberapa kelompok manusia, dibagian atas kepala mereka berlubang dan membiarkan sekelilingnya bagaikan pita, (maka) sapulah itu sekali dengan pedang kalian. Terjunlah kalian (ke medan perang) dengan nama Allah, kiranya Allah Swt memberikan perlindungan kepada kalian dari kematian dan penyakit”.

Belum selang 20 harian selepas pasukan/tentara bertolak ke medan perang, (terdengar berita kemenangan bahwa) pasukan kaum Muslimin telah berhasil menyerang dan menguasai Balqa’. Usamah bin Zaid telah berhasil melakukan pembalasan atas kaum Muslimin dan ayahandanya, Zaid bin Haritsah, yang telah tewas dalam pertempuran di Mu’tah sebelum itu. Dalam peristiwa yang gemilang itu, semboyan perang yang dikumandangkan adalah:”Untuk kemenangan, matilah!”. Dengan capaian demikian, maka Abu Bakar Al-Shiddiq maupun Usamah bin Zaid, telah berhasil melaksanakan perintah Rasul Saw.(A.Ra�’Usmani: 2008).

Peristiwa ini, mengisyaratkan bahwa Islam mengajarkan disamping adanya qaidah hukum-perang juga perlu dijunjung tinggi prinsip-prinsip etika–perang, agar peperangan tidak menjadi medan pem-bantaian/pembunuhan yang kejam, brutal, main bumi hangus, dan membabi buta. Sebaliknya, justru harus tetap menjaga sendi-sendi kehidupan manusia, hewan, dan tetumbuhan, sumber air, udara, serta infra-struktur vital (termasuk instalasi umum yang menyangkut hajat hidup orang banyak seperti rumah sakit, sumber mata air, sumber bahan pangan, rumah ibadat dan semacamnya), sebagai unsur yang saling membutuhkan dan melengkapi dalam menjaga kelestarian kehidupan di bumi ini. Peperangan Fathu-Makkah sebelumnya yang menang tanpa pertumpahan darah disertai perlindungan dan permaafan kepada kaum Ka�r Quraisy, dan peperangan di Syam seperti peristiwa diatas, serta pembebasan Baitul Maqdis dari rezim Kristiani di Palestine oleh Salahuddin Al-Ayyubi yang nyaris tanpa perlawanan

di masa generasi berikutnya, adalah sebagian contoh yang cukup menjadi bukti dan saksi sejarah dari Etika Islam dalam berperang. Bukan sebagaimana ”Perang Salib” dan lebih-lebih ”Perang Modern” dizaman sekarang, seperti yang di lakukan dan didemonstrasikan oleh Amerika dan sekutunya dibanyak belahan dunia (yang memposisikan dirinya sebagai pelopor HAM), Israel atas Gaza dan Palestine, China atas wilayah Tibet dan Propinsi Ouighur, Pasukan Teroris ISIS (bikinan Barat) di Bagdad, Suriah, dan Turki, Rusia yang kejam di sejumlah bekas wilayah negara kesatuannya, Myanmar yang sadis terhdap suku Rohingya diwilayahnya,dst, yang sangat mengancam sendi-sendi kelangsungan hidup manusia.

Oleh karena itu, amat sangat mengecewakan, menyakitkan, bahkan bisa membuat geram sesama umat beragama dan orang yang benar-benar mengaku beragama di Indonesia ini. Mengapa justru disaat-saat damai seperti sekarang ini bukan dalam keadaan perang, koq ada sebagian dari saudara sebangsa kita dari GIDI (Gereja Injili Di Indonesia) di Tolikara, Papua, Indonesia, yang berani melarang bahkan menyerang dan melempari batu saudaranya dari warga negara yang beragama Islam yang tengah mengagungkan Asma Tuhannya dengan takbiran dan menuaikan shalat Iedul Fitri dilapangan. Bahkan membakar puluhan kios dan sebuah masjid, sehingga dampak berikutnya mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan luka-luka. (JP 210715). Sungguh insiden itu, telah menciderai upaya program mulia kerukunan umat beragama, yang dengan susah payah kita bangun bersama dengan segala rintangannya, lantas tiba-tiba dirusak sehingga nyaris menggoyahkan pilar-pilar bagunannya.

Oleh Karena itu, disaa-saat kita tengah memperingati HUT Prokamasi Kemer dekaan RI ke-70, marilah kita tun-dukkan sejenak hati dan diri kita untuk merenungkan kembali Dasar Negara kita Pancasila, UUD kita, Bhinneka Tunggal Ika kita, Bahasa Persatuan kita, Bendera Merah putih kita, dan wilayah NKRI kita ; agar kita bisa me-refresh jatidiri kita secara jujur dan bertanggung jawab sebagai bangsa Indonesia yang tetap bersatu dan tetap bersaudara.” DIRGAHAYU INDONESIA – KU”. •Ahar

Dalam Perang Pun Ada Etikanya

Page 20: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

20 MPA 347 / Agustus 2015

Sejarah program akselerasi madrasah di Jawa Timur, bisa dirunut dari MAN 3 Malang. Awal mula program tersebut digagas pada tahun 2002. Waktu itu persyaratannya cukup sederhana; yakni khusus diperuntukkan bagi siswa-siswi yang memiliki IQ 125 ke atas.

Melihat perjalanannya yang stabil, pada tahun 2007 Kanwil Kemenag Prov. Jawa Timur menetapkan MAN 3 Malang sebagai madrasah penyelenggara program akselerasi. “Dua tahun kemudian syarat minimal IQnya ditambah menjadi 130,” papar Dra. Binti Maqsudah, M.Pd.

Sistem SKS MadrasahLayanan Istimewa Buat Siswa Cerdas Berbakat

Liputan Khusus

Tujuan dari program akselerasi tersebut, lanjutnya, adalah untuk memberikan pelayanan secara

khusus kepada siswa yang mempunyai bakat dan kecerdasan istimewa. Juga untuk mengembangkan kemampuan ber-nalar siswa lebih komperehensif dan me-ningkatkan kualitas mereka secara optimal. “Tentu ini merupakan kesempatan bagi siswa yang ingin menyelesaikan program belajarnya lebih cepat,” tukasnya.

Dengan program akselerasi, tutur Kepala MAN 3 Malang ini, intinya akan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di madrasah. Oleh karenanya dibutuhkan regulasi yang memberikan landasan dan perlindungan untuk keberlangsungan program tersebut. “Jadi kalau untuk anak-anak yang memiliki keterbatasan atau berkebutuhan khusus, diselenggarakan Sekolah Luar Biasa (SLB). Sedangkan bagi siswa yang memiliki kecerdasan lebih atau istimewa, mereka berhak memperoleh pelayanan berupa program akselerasi,” ujarnya.

Pada awalnya, kata perempuan kela-hiran Nganjuk 18 September 1962 ini, program akselerasi hanya mampu men-jaring satu kelas murid. Pada tahap berikutnya berkembang menjadi dua kelas. Dan setiap kelasnya berisi 20 s/d 22 siswa.

Dalam proses penjaringannya, terang alumnus S1 Pendidikan Psikologi UNMUH Jember dan Pendidikan Matematika UMM ini, dilakukanlah tes psikologi. Ini adalah untuk mengetahui tingkat kecerdasan IQ siswa. “Namun demikian, meskipun IQ siswa tinggi tetap tak menjamin kalau dia

berperilaku baik pula,” kilahnya.Untuk itulah, mereka juga wajib

memiliki ketahanan yang bagus, konsisten dalam menjalankan tugas atau istiqamah dan sebagainya. Jadi ada parameter lain yang harus dipenuhi, yakni Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Ini tergantung pihak madrasah menentukan grade nilai yang distandarkan. “Dulu pernah ada satu anak yang memiliki IQ di bawah ketentuan, tetapi tetap dimasukkan dalam program

akselerasi lantaran ada kemauan kuat dan tekun,” ungkapnya berterus terang.

Menurut alumnus S2 Pendidikan Matematika UM ini, program akselerasi MAN 3 Malang kini sudah memasuki tahun ke-13. Disamping menuntut siswa-siswinya mampu menunjukkan perilaku baik dan kedewasaan sikap, pihak gurupun dituntut memiliki komitmen tinggi, kualitas yang bagus, serta selalu siap dengan siswa yang bersikap kritis dan detil. “Untuk itu dibentuklah tim manajemen yang akan membuat perencanaan dan evaluasi program,” jelasnya.

Pasalnya, pada semester 1 dan 2 mereka sudah dilibatkan dalam berbagai lomba dan olimpiade karena kelebihan yang dimilikinya. Sedangka di semester 3 dan 4 mereka fokus pada tugas-tugas yang harus diselesaikannya. Mereka juga dilibatkan dalam kegiatan semacam outbound, studi wisata ke perguruan tinggi, workshop dan modul pembelajaran. “Ini merupakan cara untuk meningkatkan capaian prestasi mereka,” tukasnya serius.

Ke depan, tutur perempuan yang kini sedang menempuh studi S3 di UM ini, istilah akselerasi sudah dihapuskan. Sebagai gantinya diberlakukanlah sistem SKS. Ada dua model yang diber-lakukan, yakni model kontinyu dan diskontinyu. Untuk model kontinyu, yakni menggunakan model 4, 5 atau 6 semester. Sedangkan model diskontinyu atau on/o�, diberlakukan pada tahun ini buka dan bisa tahun depan tidak buka.

Mengenai proses seleksinya, urai mantan Kepala MTsN Malang I ini, diserahkan

Dra. Binti Maqsudah, M.Pd.Kepala MAN 3 Malang

Page 21: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

Liputan Khusus

21MPA 347 / Agustus 2015

Dr. KH. Asep Syaifuddin Chalim, MA

Pengasuh Pesantren Amanatul Ummah Surabaya.(Ketua PERGUNU-Persatuan Guru Nahdlatul Ulama’)

kepada masing-masing lembaga. Namun tetap saja mengacu pada ketetapan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). “Mereka harus menyerahkan lampiran hasil tes IQ dari lembaga yang telah terserti�kasi, baik itu dari perguruan tinggi atau lembaga profesional lainya,” tegasnya.

Binti mengakui bahwa sistem SKS me mang berat dalam penentuannya di semester pertama. Aturan di lingkungan Diknas sebanyak 136 SKS. Sedangkan di lingkungan MA sebanyak 153, dengan tambahan 5 mata pelajaran agama. “Jadi kalau dirata-rata dalam empat semester untuk semester 1, 2 dan 3 masing-masing 40 sks dan semester 4 sebanyak 33 sks,” urainya. “Apalagi diper syaratkan dalam empat semester memiliki IPK sebesar 3,56, boleh mengambil 37 sks. Sedangkan di MA dengan IPK 3,4, bisa mengambil 37 sks,” tambahnya.

Sistem penilaiannyapun juga seperti kuliah. Oleh karena itu, guru harus memiliki kesiapan RPP, modul dan sistem penilaian sebagai perangkat pembelajaran, serta buku sebagai penunjang. “Kami berharap kompetensi guru ditunjang dengan regulasi yang memadai, serta kurikulum baku sebagai juknis yang jelas. Juga diperlukan penunjang buku yang mencukupi dan pelatihan intensif, serta pengadaan sarana penunjang lainnya,” harapnya.

Madrasah lain yang juga menggunakan sistem SKS, adalah Lembaga Pendidikan Amanatul Ummah. Di Indonesia terdapat 54 madrasah yang boleh menggunakan sistem SKS. Sedangkan di Jawa Timur ada 49 madrasah. Dari 24 Madrasah Aliyah, MA Amanatul Ummah termasuk di dalamnya. Dan dari 25 Madrasah Tsanawiyah, salah satunya adalah MTs Amanatul Ummah.

Menurut Dr. KH. Asep Syaifuddin Chalim, MA, madrasah yang menyelengga-rakan program akselerasi itu harus menggu nakan K-13. Kalau tidak menggu-nakan kurikulum tersebut, tentu tak dapat menyelenggarakan sistem SKS. “Kami sangat mengharapkan agar madrasah-madrasah yang ada dapat memenuhi syarat untuk ikut K-13. Ini agar mereka bisa menyelenggarakan SKS,” ujarnya serius.

Pengasuh Pesantren Amanatul Ummah Surabaya – yang menaungi beragam lem-baga pendidikan di dalamnya – ini menilai, bahwa sistem SKS itu merupakan pelayanan istimewa buat anak-anak yang memiliki kecer dasan, bakat dan kemampuan isti-mewa. “Nah, cara belajar yang istimewa ini adalah merupakan hak mereka,” tandasnya.

Disamping pelayanan istimewa ter-sebut, lajut pria kelahiran Cirebon 16 Juli 1955 ini, diperlukan pula pendampingan dan kesabaran dalam melayani mereka.

Sebab mereka adalah siswa-siswi cerdas, yang mampu menyelesaikan program tiga tahun menjadi dua tahun. “Tentu ini butuh pelayanan dan bimbingan, sehingga membuat mereka yang usianya lebih muda namun kedewasaannya bisa menyamai usia di atasnya,” jelasnya. “Kalau itu berhasil, maka akan memberi harapan mereka untuk belajar lebih cepat,” tegasnya.

Sistem akselerasi, tutur Ketua PERGUNU (Persatuan Guru Nahdlatul Ulama’) Pusat ini, terlihat lebih baik hasil-nya karena perkembangan anak didik lebih terkontrol. Peningkatan kecerdasan me-reka juga bisa terpantau dengan jelas. Sebab proses evaluasi bisa dilakukan lebih optimal.

Namun demikian, kata suami Hj. Alif Fadhilah ini mengingatkan, bahwa dengan sistem tersebut kerja guru menjadi lebih berat. “Kalau semua itu dilakukan dengan enjoy, maka kendala apapun bisa diselesaikan,” ujarnya optimistis. “Maka diperlukan motivasi bagi guru agar tidak bermalas-malasan. Kalau kita serius, tentu peserta didik akan munai keberhasilan,” tambahnya meyakinkan. Tak ayal jika lulusan dari Lembaga Pendidikan Amanatul Ummah, kini banyak yang menembus sekolah-sekolah ternama dan Perguruan Tinggi terkemuka baik di dalam negeri maupun luar negeri – seperti di Jerman, Jepang, Malaysia, Timur tengah, dan sebainya.

Tantangan ke depan yang perlu segera diantisipasi, tutur ayah sembilan anak ini, bagaimana memperbaiki kelemahan yang ada. Maka diperlukan pengawalan ketat terhadap penyelenggaraan pendi-dikan di Amanatul Ummah. “Kami percaya lulusan program akselerasi itu berkualitas dalam akademik, mantab kejiwaannya dan penuh percaya diri. Saya yakin, mereka akan menjadi kader-kader bangsa yang membuat Indonesia menjadi adil dan makmur,” ujarnya penuh harap.

Laporan: Syaifudin Ma’arif (Malang),Andri Bachtiar (Mojokerto).

Page 22: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

22 MPA 347 / Agustus 2015

Korban harta-benda dan jiwa-raga, sudah tak terhitung lagi jumlahnya. Sanggat besar –dan sangat banyak.

Bila generasi sekarang mau menghitungnya, sungguh tak sanggup mengkalkulasi -saking banyaknya.

Proklamator, Bung Karno sering mengingatkan –Jasmerah. Jangan (suka) melupakan sejarah. Sungguh suatu pesan yang sangat cerdas (saat itu). Perjuangan bangsa Indonesia yang sangat panjang dan menelan banyak korban itu –jangan mudah dilupakan. Bahkan jangan (suka) melupakan dengan (kelakuan) berfoya-foya. Sedikit-sedikit –sontak berhura-hura. Bersenang-senang. Gembira luar biasa –sehingga -seakan lupa daratan. Memperlakukan orang lain yang kalah dalam kompetisi, seperti melawan penjajah (saja). Seakan telah mampu menumpas habis lawan peperagan. Padahal, itu masalah kecil. Sangat kecil bila dibanding dengan perjuangan nenek moyang mengusir penjajah yang banyak korban itu.

Nenek moyang kita (dahulu), saat merebut kemerdekaan direwangi ora turu rino lan wengi. Ngleno turune tentara Londo (Belanda) –pamrih biso nyolong bedile neng

Merdeka di Negeri Sendiri

markase Londo. Ngono kuwi direwangi toh nyowo. Wani mati. Ora sitik sing bener-bener dadi korban. Dipulasara, dienggo bal-balan tentara londo. Disaduk ngalor, disaduk ngidul. Kanggo oper-operan koyo e-bal. Disiksa sampek klenger. Lan dadi tewase. Rekasane kaya ngono iku –ora pamrih apa-apa. Uga ora pamrih jabatan lan kedudukan. Mung murih bangsa lan negarane –Indonesia bisa merdeka.

(Sekarang) Indonesia telah merdeka 70 tahun. Apakah benar-benar telah sirna perasaan dijajah. Apakah telah ada perasaan merdeka di negeri sendiri. Bebas memilih sekolah yang disuka. Bebas mendapatkan pekerjaan yang wajar. Bebas berkreasi sesuai tuntutan zaman. Bebas mengembangkan riset sesuai kebutuhan di Era Global. Bebas menciptakan mobil (listrik) yang ramah lingkungan. Bebas mendirikan fabrik untuk memenuhi kebutuhan bangsa. Bebas bersarikat dalam berdagang. Bebas mendirikan mass media yang sehat. Bebas berorganisasi. Bebas mendapatkan rasa keadilan tanpa pandang bulu dan tebang pilih. Bebas menjalankan ajaran agamanya tanpa tekanan dan ancaman.

Kalau tidak, sama halnya bangsa

Indonesia belum bisa merdeka di negerinya sendiri. Masih (tetap) ada penjajahan di negerinya sendiri. Bangsanya sendiri yang mengobok-obok negerinya sendiri. Ingin mendapatkan berbagai kepentingan –tak ubah nya penjajah kolonial Belanda (dulu). Menekan, mengancam, membunuh, meram-pas, dan membuang bangsa jajahannya –sampai di ujung jauh dari pandangan mata.

Hal ini sesuai dengan peringatan Allah Swt di dalam Al Qur’an Surah An-Naml 34:

Dia berkata: “Sesungguhnya raja-raja, apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina; dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat. (QS. An-Naml [27]: 34)

Begitu itu sifat penjajah. Mereka datang

ke negeri orang –mengambil kekayaan yang diinginkan. Kalau terhalang, dia mengancam, menyiksa atau membunuh penghalangnya sampai lumpuh.

Tiga ratus lima puluh tahun –bukan waktu pendek. Sungguh –sangat panjang.Kalau mau menghitung, bisa enam generasi. Itulah masa perjuangan bangsa Indonesia mengusir penjajah kolonial Belanda.

Oleh : Drs. H. Athor Subroto, M. Si

Page 23: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

23MPA 347 / Agustus 2015

Seperti peristiwa yang baru saja terjadi. Seluruh umat Islam dikecewakan dengan tragedi intoleransi di Papua belum lama ini, justeru tepat di hari Raya Idul Ftri. Hari kemenangan Umat Islam.

Ketua Tan�dziyah PWNU Jawa Timur, KH. M. Hasan Mutawakkil Alallah menulis dalam OPINI Jawa Pos, 20 Juli 2015, pada Jumat itu (17/7) keheningan pagi pecah di tanah Papua. Tepatnya di daerah Karubaga, Kabupaten Tolikara. Peristiwa berawal ketika imam salat Idul Fitri mengumandangkan takbir pertama.

Tiba-tiba sekitar 70 orang menyerang warga yang sedang menunaikan rangkaian salat itu. Dari beberapa penjuru, mereka melempari jamaah yang sedang salat, sambil berteriak meminta warga yang sedang salat -bubar. Rangkaian salat Idul Fitri berantakan. Informasinya, sebuah musalla dan 70 rumah kios berkonsruksi papan kayu terbakar. Umat Islam, diminta tenang. Kasusnya, diserahkan kepada aparat yang berwenang. (JP. 20/7)

Menurut Bagong Suyanto, dosen FISIP Universitas Airlangga Surabaya, sebagai bangsa yang sejak lama memiliki struktur masyarakat yang majemuk, Indonesia sebetulnya sudah makin dewasa dan tidak mudah terprovokasi.

Tetapi, peristiwa yang terjadi di Tolikara, Papua, belum lama ini menunjukkan bahwa ada sesuatu yang belum sepenuhnya tuntas dalam persoalan integrasi di tanah air ini. (JP. 20/7)

Lebih parah lagi kalau peristiwa itu dipicu dengan rencana Peraturan Daerah (Perda) Papua tentang larangan Lebaran dan berjilbab di darah itu (JP. 21/7).

JATI DIRI Jawa Pos, 20 Juli 2015 menulis, dalam kasus pembakaran masjid di Tolikara, sangat wajar apabila umat Islam marah. Marah kepada pelaku pembakaran. Bukan marah kepada pemeluk agama lain. Kemarahan itupun harus disalurkan secara sehat, yakni dengan mendesak aparat keamanan menindak tegas pelakunya.

Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Badrodin Haiti membuka kemungkinan adanya aktor intelektual dibelakang kerusuhan di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, saat pelaksanaan salat Idul Fitri pada Jumat pagi (17/7). Menurut Kapolri, insiden di Tolikara adalah kasus pelanggaran hukum, dan Indonesia adalah Negara hukum. Karena itu, penyerangan ataupun penem-bakan akan diselesaiakan secara hukum. (JP/20/7). Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (HAM) menegaskan, Awasi Pihak yang Bikin Panas. (JP. 20/7)

Selanjutnya OPINI Jawa Pos berharap, Para pemimpin agama harus kembali bergandengan tangan. Saling memaa�an. Forum-forum antar umat beragama juga harus dibangun lagi seperti yang pernah

diajarkan Gus Dur dulu. Kalau diantara para pemimpin sudah berangkulan, tentu masyarakat akan meneladaninya.

SBY, Presiden RI ke 6 di media sosial belum lama ini menyatakan sangat prihatin terhadap berbagai kasus yang terjadi di negeri ini. Dia berharap, para pemimpin dan elit politik –agar tetap bisa ber�kir jernih demi negara dan bangsanya. SBY memohon kepada Allah Swt, semoga berkenan memberikan pencerahan kepada para pemimpin dan elit politik di Indonesia ini. Sehingga mereka bisa membuat kebijakan dengan seadil-adilnya dan sebaik-baiknya.

Karena itu, menegakkan keadilan dan mewujudkan kesejahteraan adalah suatu kuwajiban bersama, utamanya para pemi-mpin bangsa. Jangan hanya mementing-kan nafsunya sendiri. Lalu, gak peduli kepentingan orang banyak.

Rasulullah Saw pernah mengingatkan, kullukum raa’in, wakullukum mas-ulun ‘an ra’iyyatihi, kamu semua adalah pemimpin, dan kamu semua akan dimintai pertanggu-ng jawabannya. Artinya, kalau tidak beres dalam menjalankan kepemimpinannya, tentu akan dituntut dan dibendu (adzab) oleh Allah Tuhan Yang Maha Perkasa dan Maha Adil.

Di sini pentingnya peranan iman dan ketaqwaan seseorang. Siapa yang tangguh iman takwanya, tentu memiliki sifat-sifat terpuji. Lebih suka memberi dari pada mendapatkan (apalagi merebut). Suka mengendalikan emosi. Tidak mudah marah. Memaa�an kesalahan orang. Bila telah berbuat khilaf, segera ingat Tuhannya. Lalu beristighfar. Dan menghentikan perbuatan tercelanya itu. (QS. Ali Imraan [3]: 134-135).

Ini yang dikembangkan dalam Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) zaman dulu. Eksistensinya, sungguh sangat terasa bagi pembentukan kepribadian bangsa Indonesia.

Dari sini akan dapat melahirkan generasi baru yang lebih kokoh dan tangguh mentalnya. Bersemangat tinggi, berdedikasi, jujur, dapat dipercaya dan bertanggung jawab. Kalau mereka menjadi seorang pemimpin, insya Allah akan menjadi pemimpin yang baik, amanah dan penuh pengabdian kepada bangsa dan negaranya.

Zaman sekarang harus lebih baik daripada zaman dahulu. Ada pepatah Arab: Barangsiapa yang hari ini (keadaannya) lebih baik daripada kemarin, dialah yang beruntung. Barangsiapa yang hari ini sama dengan kemarin, dia-lah yang merugi. Barangsiapa yang merosot daripada kemaren, dialah yang sangat tercela. Dimanakah posisi bangsa Indonesia sekarang ini. Lebih baik, sama, atau merosot?

Kadang terlihat kata-kata jenaka di bak-bak truk yang berbunyi: Yo opo kabare? Ijeh enak jamanku biyen to? Kata jenaka ini mesti disikapi dengan penuh kearifan. Penuh kebijakan. Itulah tantangan. Itulah PR para pemimpin dan elit ke depan. Memajukan negeri ini agar lebih baik daripada kemaren.

Menjadikan anak bangsa ini merasa merdeka di negerinya sendiri. Bebas ber�kir, berkreasi, berkehendak, berbuat, mendapatkan hak rasa keadilan yang sebenarnya. Dan, tidak saling menjegal satu sama lain (hanya) mencari kepentingan perutnya sendiri. Melainkan, saling tolong menolong sesama anak bangsa, demi negaranya -Indonesia. Semoga.

Alangkah buruknya (hasil perbuatan) mereka yang menjual dirinya sendiri

dengan kekafiran kepada apa yang telah diturunkan

Allah karena dengki, bahwa Allah menurunkan karunia-

Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya diantara

hamba-hamba-Nya. Karena itu mereka mendapat

murka sesudah (mendapat) kemurkaan. Dan untuk

orang-orang kafir siksaan yang menghinakan

(QS. Al Baqarah [2]: 90)

Kalau bangsa sudah (keruh) seperti ini, tidak dipungkiri lagi, Allah akan menurunkan adzab sangat dahsyat kepada siapapun yang menentang aturan-Nya, apalagi bagi seorang pemimpin atau elit yang sengaja bertindak semina-mina (dumeh kuasa). Sebagaimana �rman Allah Swt di dalam Al Qur’an Surah Al Baqarah [2] ayat 90 yang artinya: “Alangkah buruknya (hasil perbuatan) mereka yang menjual dirinya sendiri dengan keka�ran kepada apa yang telah diturunkan Allah karena dengki, bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya diantara hamba-hamba-Nya. Karena itu mereka mendapat murka sesudah (mendapat) kemurkaan. Dan untuk orang-orang ka�r siksaan yang menghinakan”. (QS. Al Baqarah [2]: 90)

Tidak pandang bulu, siapapun yang

melanggar aturan Allah, pasti akan ditindak dengan adzab yang sangat pedih.

Page 24: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

24 MPA 347 / Agustus 2015

Dalam mocopatan tersebut berisi berbagai ajaran sebagai kojahan dan tausiyyah bathara guru

kepada murid-muridnya, dari seorang ulama kepada kaumnya. Sebab ulama itu sebagaimana sabda Rasulullah SAW adalah al ulama’u waratsatul anbiya’ (pewaris para nabi), sebagai tempat untuk berdiskusi, bertanya, mengadu dari para kaumnya.

Coba kita simak sebuah tembang mocopat dari seorang sunan, yakni sunan Kalijaga seperti yang berbunyi sebagai berikut: “Lir ilir-lir ilir tandure wus sumilir tak ijo royo-royo, tak sengguh kemanten anyar 2X. Cah angon-cah angon, penekno blimbing kuwi, lunyu-lunyu yo penekno, kanggo buko mengko sore, mumpung padhang rembulane, mumpung jembar kalangane”. Tembang mocopat tersebut apabila diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia kurang lebih demikian. Yakni “Bangun-bangun tanamannya sudah bangun yang masih segar bugar, ibarat pengantin baru. Penggembala-penggembala, panjatlah pohon Belimbing itu, licin-licin

tetaplah panjat, untruk berbuka nanti sore, mumpung bulan bersinar terang, mumpung arena luas membentang”.

Dari rangkaian seni nan indah dari tembang mocopat tersebut dapat kita interpretasikan secara mendalam sebagai berikut: Pertama, Lir ilir-lir ilir tandure...: Kipas kehidupan untuk membangunkan tidur ruhani mereka yang terlelap oleh gemerlapnya dunia. Kita tidak boleh terlena dan terbuai oleh bujuk rayunya yang siap menghanyutkan. Kita tidak boleh lengah, layaknya sepasang pengantin baru yang hanya ingin tidur terus tidak mau siang, artinya yang diinginkan hanya waktu malam saja. Mereka tidak mau bangun dan bangkit, karena mungkin terlalu hanyut oleh kenikmatan semu semata. Padahal hidup dan kehidupan itu sebagai amanat yang harus dijalankan dan ditegakkan demi suksesnya memegang amanat Allah SWT secara adil dan bukan dengan kezhaliman.

Kedua, Cah angon-cah angon...: Bermakna penggembala, pemimpin. Yang dimaksudkan di sini bukan pemimpin

dalam arti sempit, yakni pejabat. Tetapi pemimpin dalam arti luas. Tidakkah kita ingat, pesan Rasulullah SAW yang cukup panjang dan lebar bersabda sebagai berikut: Kullukum Roin wakullukum mas ulun ‘an roiyyatihi….., dan seterusnya. Setiap dari kalian adalah pemimpin dan setiap dari kalian bertanggung jawab atas kepemimpinannya..., dan seterusnya.

Tepat kiranya apa yang diucapakan oleh manusia agung yakni Nabi kita Muhammad SAW dalam memberikan deskripsi seder-hana tetapi cukup kompleks dan general serta kondusif. Mungkin akan lebih cocok dikatakan sebagai sebuah manajemen kepe-mimpinan yang mesti dimiliki oleh masing-masing pribadi. Agar mereka (manusia) mampu mengimplementasikan makna dari salah satu ayat pada Al Qur’an Surat Al Baqarah, bahwa manusia itu khalifah fi al Ardl, artinya manusia itu sebagai khalifah atau pemimpin di muka bumi.

Karena setiap diri kita adalah pemimpin. Pemimpin bagi diri sendiri, pemimpin rumah tangga atau isteri,

Rasionalitas PemahamanTembang Mocopat

(Upaya Memahami Substansi Sebagian Kojahan Para Waliyullah)

Sebagaimana telah dijelentrehkan (dijelaskan) secara sederhana pada tulisan yang lalu, bahwa salah satu darimedia dakwah para waliyullah, yakni mocopatan (yang dimulai dari gambuh sampai dandhang gulo).

Oleh : Ali Fauzi *)

Page 25: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

25MPA 347 / Agustus 2015

pemimpin atas harta yang diamanatkan tuannya (sebagai pramuwisma), pemimpin keluarga (seba gai suami), pemimpin masyarakat (tokoh masyarakat), pe-mimpin negara dan bangsa (pejabat). Semua itu bermuara pada pertanggung-jawabannya adalah pada Allah SWT atas segala yang diamanatkan kepada kita.

Tidak heran, apabila sosok umar bin Khaththab ra., Umar bin Abdul Aziz ra., Panglima Perang Islam yang sangat terkenal yang disegani kawan maupun lawan yakni Shalahuddin Al Ayyubi jaman tabiin dahulu dan sebagainya, yang selalu menangis dan khawatir atas ketidakmampuannya dalam mengemban amanat dipundak mereka. Misalnya, Umar bin Khaththab ra., yang selalu menelisik setiap kesempatan ke sendi-sendi hidup dan kehidupan rakyatnya, dan memanggul sendiri makanan untuk diberikan kepada rakyatnya yang kelaparan dan masih banyak lagi kisah kebersahajaan pribadi Umar bin Khaththab ra. Kemudian sosok Umar bin Khaththab ra. Ini menjadi icon dan lambang keadilan seorang pemimpin.

Ketiga, Penekno blimbing kuwi, lunyu-lunyu yo penekno...: Tembang tersebut memberikan illustrasi dan inspirasi sikap tegas yakni laksanakan, tegakkan rukun Islam, meskipun sulit dan susah. Dengan pengertian kita harus punya jiwa yang tegar membaja, meskipun kerantha-rantha (susah payah) demi tegaknya rukun Islam sebagai pondasi dasar, bahwa orang tersebut dikatakan Islam yang ka�ah.

Filoso� dari buah belimbing, apabila kita amati dengan cermat dan seksama, di situ akan terlihat, bahwa buah belimbing adalah buah yang bersegi lima. Re�eksi dari segi lima merupakan deskripsi dari rukun Islam yang lima jumlahnya, yakni syahadat, shalat, zakat, puasa dan haji. Hal ini sejalan dengan sabda Rasulullah SAW : ‘an Abi Abdirrahman ‘Abdillah bin Umar bin Khaththab ra qola sami’tu Rasulullah SAW bersabda Buniyal Islamu ‘ala khomsin syahadati an la ilahaillallah wa anna Muhammadan ‘abduhu warasuluhu wa iqomishshalatyi wa itaaizzakatyi wa hajjil baiti wa shaumi romadhana (rawahu Al Bukhari wa Muslim). Artinya demikian Dari Abi Abdirrahman Abdillah bin Umar bin Khaththab ra berkata Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: Islam itu dibangun atas lima perkara: Bertsaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah dan Muhammad hamba-Nya dan utusan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji ke Baitullah dan puasa di bulan Ramadhan (H. R. Bukhari dan Muslim).

Kelima rukun Islam sebagai dasar dan pondasi yang harus ditegakkan dengan segala daya yang dimiliki. Tentu akan menghadapi rintangan dan tantangan yang

berasal dari diri sendiri maupun dari luar atau orang lain.

Keempat, kanggo buko mengko sore, : Tembang ini menggambarkan bahwa hal itu untuk berbuka, dinikmati, nanti senja hari. Artinya buah dari rukun Islam yang lima itu akan dirasakan manfaatnya, ganjarannya, pahalanya setelah kematian menjelang. Ketika Malaikat Zabaniyah penghancur segala kenikmatan yakni Malaikat Izrail datang menghampirinya. Ketika Malaikat Maut mulai mencabut nyawa dari tubuh-tubuh manusia. Dunia merupakan lading kehidupan akherat. Sungguh berbahagia bagi orang yang mampu menegakkan dengan sungguh-sungguh rukun Islam tersebut, sehingga memperoleh buahnya dengan jaminan syurga Allah AW tentunya.

Sungguh ini suatu tembang mocopat yang logis, sarat akan makna, symbol dan pasemon. Orang hidup di dunia ini sebenarnya menebar benih dan suatu saat nanti akan dipanen yang hasilnya akan dinikmati oleh si empunya benih, manusia. Maka sangat relevan apabila sebuah pepatah bahwa harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggal kan gading. Lalu bagaimana dengan manusia? Tentunya manusia harus meninggalkan akhlak dan budi pekerti yang luhur sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Bahwa Rasulullah SAW meninggalkan Kitabullah, Al Quran dan Sunnah Rasulullah SAW berupa Al Hadits. Pada dua pusaka tersebut sarat dengan akhlak Nabi SAW yang universal.

Kelima, mumpung padhang rembulane, mumpung jembar kalangane. Dengan pengertian mumpung kesempatan masih ada, mumpung masih muda sebelum tua, mumpung sehat sebelum sakit, mumpung sempat sebelum sempit kesempatan, mumpung hidup sebelum terlanjur mati,

manfaatkanlah kesempatan tersebut jangan ditunda-tunda.

Coba alam pikiran ini kita bawa kepada sebuah hadits Nabi SAW yang tercantum dalam kita Mukhtarul Ahadits, yang menga-takan sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Baihaqy dari Ibnu Abbas ra. Igtanim khomsan qobla khomsin: Hayataka qobla mautika wa shihhataka qobla suqmika wa faraghaka qobla sughlika wa syabaabaka qobla haramika wqa ghinaaka qobla faqrika (Rowahu Al Baihaqi min Ibnu Abbas), artinya kurang lebih begini, : “Pergunakan lima perkara sebelum datang lima perkara yang lain, yakni pergunakan masa hidupmu sebelum datang masa matimu, pergunakan masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu, pergunakan masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, pergunakan masa mudamu sebelum datang masa tuamu dan pergunakan masa kayamu sebelum datang masa fakirmu (H. R. Baihaqi dari Ibnu Abas).

Kelima perkara tersebut merupakan sebuah re�eksi Rasulullah SAW, agar kita selamat dalam hidup dan kehidupan ini, baik di dunia maupun di akherat. Kemudian re�eksi tersebut mengilhami para waliyullah dengan melahirkan mocopat yang cukup mentradisi di hati masyarakat, yang sepintas hanya sekedar tembang biasa. Tetapi setelah di selami dan di interpretasikan secara mendalam ternyata mengandung nasehat tentang falsafah hidup dan kehidupan ini dan cukup fundamental dengan satu titik kulminasi, yakni kebahagiaan.

Sebagai upaya merasionalisasikan dengan akal logika tembang mocopat yang telah dilontarkan oleh para wali songo di tanah Jawa ini sangat tepat. Dalam menghadapi kultur sosial masyarakat Jawa yang militan, yang begitu lengket dengan peradaban leluhurnya Majapahit Hindu yang begitu kental. Maka para Wali Songo selalu berpikir dan berikhtiar untuk membumikan pemahaman Islam dengan hati-hati dan penuh kalkulasi yang mantap. Hebatnya lagi dalam penanaman nilai-nilai keimanan sangatlah halus dan diganfrungi masyarakat kala itu.

Dalam titik kulminasinya dari misi dakwa wali songo cukup membuahkan hasil yang begitu gemilang dan tidak menimbulkan gejolak yang meresahkan masyarakat. Alhamdulillah nilai-nilai Islam sebagai hidayah Allah SWT sampai ke tanah Jawa dan sekitarnya. Mereka orang Jawa ini tidak hanya sekedar memahami, mempelajari tetapi juga mengimani. Tidak hanya merambah masyarakat proletar tetapi juga masyarakat borjuis di kalangan bangsawan. Bagimana dengan kita? Untuk li’ilaakalimatillah. Semoga sukses dan diridloi Allah SWT. Amin.

*GPAI Kemenag Kab. Lumajang.

“Lir ilir-lir ilir tandure wus sumilir tak ijo royo-royo, tak sengguh kemanten

anyar 2X. Cah angon-cah angon, penekno blimbing

kuwi, lunyu-lunyu yo penekno, kanggo buko

mengko sore, mumpung padhang rembulane,

mumpung jembar kalangane”.

(Tembang mocopat dari sunan Kalijagaa)

Page 26: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

26 MPA 347 / Agustus 2015

Tingginya angka perceraian di Jawa Timur, membuat hati Amanullah, S.Ag, MHI miris. Bayangkan saja, pada tahun 2010 silam

jumlah perceraian di seluruh Pengadilan Agama (PA) se-Jatim masih mencapai angka 69.956. Tapi pada tahun 2011 kasus ini naik sebesar 6 persen atau menjadi 74.777 kasus. Sementara tahun 2012 kasus perceraian yang terjadi mencapai 81.672 kasus. Sedangkan tahun 2013 kenaikannya malah mencapai 14 persen atau sebesar 11.716. “Tentu saja harus ada terobosan kongkret dan segera untuk menahan laju perceraian ini,” ujarnya.

Sebagai Kepala Seksi Kepenghuluan Bidang Bimas Islam dan Bisyar Kanwil Kemenag Prov. Jatim, Amanullah tentu merasa menjadi pihak yang turut bertanggung jawab terhadap maraknya kasus perceraian ini. Meskipun kewenangan memutus perceraian ada di tangan Pengadilan Agama. “Tapi kewenagan menikahkan ada di kita kan,” tukas mantan Kasi Bmas Islam Kankemenag Kota Surabaya ini bernada tanya.

Bagi mantan Kepala KUA Sukolilo Surabaya ini, agar kasus perceraian tersebut tidak kian meningkat dari tahun ke tahun,

Asrama benar-benar menjadi rumah baru bagi Hasan Bisri Fahruddin, SAg. Tak sekedar

baru, tapi di sinilah dia menemukan semangat baru. “Di sini saya mera-sakan suasana kerja yang guyub. Jadi saya merasa lebih enjoy dalam bekerja meski tanggung jawab lebih besar dari sebelumnya,” tutur mantan staf Pendais Kanwil Kemenag Prov. Jatim – kini bidang Pendma – ini.

Memang, amanah sebagai Kepala Seksi Pelayanan Asrama merupakan hal yang baru bagi man-tan perencana fungsional ini. Meski demikian, mantan staf Bi dang PHU Kanwil Kemenag Prov. Jatim ini makin tertantang dengan tugas anyar ini untuk terus menelorkan ide dan gagasan demi meningkatkan mutu layanan asrama sekelas hotel bintang tiga. Tak heran sidak selalu rutin dilakukan dengan membagi beberapa zona untuk memudahkan pengawasan.

Meski demikian, tak berarti pembagian zona ini menjadi tugas lelaki kelahiran Madiun 20 Januari 1966 ini seorang. Sebab

fungsi Kursus Calon Pengantin (Suscatin) harus lebih dimaksimalkan. Sebab di dalamnya terdapat materi tentang hukum munakahat, UU pernikahan, kesehatan reproduksi hingga

psikologi pernikahan. “Sayangnya, para calon pengantin maupun orangtua mempelai tidak terlalu menganggap penting Suscatin ini,” ucapnya kecewa.

Bahkan para orangtua dan calon pengantin saat ini lebih sibuk memikirkan pra wedding dan aneka persiapan pesta pernikahan dari pada menyiapkan keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah. Lebih miris lagi, ternyata banyak kasus pernikahan saat ini yang disebabkan lantaran hamil diluar nikah. “Inilah indikasi bahwa sense of religion masyarakat kita rendah. Dan ini menjadi tantangan para penghulu saat ini,” simpul mantan Kepala KUA Jambangan ini miris.

Ke depan, mantan Staf Seksi Bimas Islam Kankemenag Kota Surabaya ini berharap agar para penghulu selain menjadi petugas pencatat nikah juga mampu hadir sebagai konselaor sekaligus motivator pernikahan. Maka peningkatan SDM penghulu menjadi sebuah keniscayaan. “Saya akan berikhtiar agar terlahir penghulu yang profesional, amanah dan mampu membentuk keluarga sakinah,” tandas lelaki kelahiran Surabaya 9 Juli 1972 ini optimistis. •Pri

Amanullah, S.Ag, MHI

Hasan Bisri Fahruddin, SAg

Berikhtiar Melahirkan Penghulu Profesional

Lebih Enjoy di Asrama Hajiminim staf. Maka tak heran seorang Kepala Seksi terkadang harus mengerjakan pekerjaan staf. “Ya tak masalah, kami semua menyadari itu. Toh kami menikmati sekali pekerjaan ini,” ujar ayah tiga anak ini sambil melepas tawa.

Bahkan ada kenikmatan lain yang dirasakannya. Yakni kala menerima langsung komplain maupun keluhan dari para pengunjung asrama. Sebab di sana dia bisa tahu betul apa yang dibutuhkan pengunjung. “Ketika bisa memenuhi apa yang dibutuhkan pelanggan asrama, di situlah ke-banggan dan kepuasan menjadi satu,” ucap suami Mahmuda Arianti dengan wajah berbinar.

Demi memberikan layanan prima bagi pengguna Asrama Haji baik saat musim haji atau di luar musim haji, keberadaan sumberdaya manusia menjadi sangat penting selain sarana pra sarana. “Saya anjurkan kepada seluruh pegawai asrama untuk menebarkan 5 S yakni salam, senyum, sapa, sopan dan santun,” pungkasnya. •Pri

ternyata dari pejabat yang ada di UPT Asrama Haji Surabaya ini sama-sama saling bahu-membahu. Jadi tak ada lagi istilah lagi saling lempar tanggung jawab. “Semua merasa saling memiliki. Jadinya suasana kekeluargaan begitu kental,” tukasnya sumringah.

Lantaran UPT di bawah Dirjen PHU Kemenag RI ini masih baru, tentu masih

Page 27: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

27MPA 347 / Agustus 2015

Mengembangkan Agribisnis di Ladang PerkotaanIngin berladang konvensional di tengah perkotaan? Beranjangsanlah ke PP Nurul IKhlas Sepande Sidoarjo.Sebab sudah sejak lama pesantren ini menggeluti agribisnis dengan memanfaatkan lahan di tengah kota.

Bahkan lahan-lahan tersebut sejatinya adalah tanah pemukiman. Tentu dalam pengelolaannya memiliki tingkat kesulitan tersendiri.

PP NURUL IKHLAS SIDOARJO

Memang tak mudah meng-hidupkan lahan tidur di tengah pemukiman warga.

Lahan seperti ini umumnya kontur tanahnya padat dan jauh dari aliran irigasi. Tapi bagi pesantren yang berada di daerah Lingkar Barat Sidoarjo kondisi itu bukanlah ma-salah berarti. Meskipun tidak ada teknik modern yang diterapkan untuk membangunkan lahan tersebut. “Yang tepenting itu bukan tekniknya, tapi bagaimana kita melakukannya dengan penuh keikhlasan. Karena ini bagian dari ibadah,” ujar Rohmatullah singkat.

Dengan inilah, para santri mampu menyulap lahan menjadi lebih produktif. Dengan penuh istiqamah para santri berjibaku mempersiapkan lahan tersebut. Pada tahap awal sebelum ditanami tanah digemburkan dulu dengan cara dibajak. “Dan dibutuhkan penyiraman berulang setelah ditaburi pupuk kandang pasca dibajak,” beber penanggung jawab perkebunan milik PP Nurul Ikhlas ini menjelaskan.

Saat ini, ada dua areal lahan yang dikelola pondok yang beralamat di Jl.

Pesantren 108 Sepande Candi Sidoarjo. Lantaran tidak memiliki aset tanah yang dikhususkan sebagai lahan perkebunan, lahan tersebut disewa dari warga sekitar pesantren. Selain itu ada nilai lebih dengan model tanah sewa ini. Sebab para santri bisa secara langsug berbaur dengan masyarakat.

Kedua lahan tersebut diperuntukkan perkebunan sayur dan budidaya buah naga putih. Dipilihanya kedua jenis tanaman ini bukan tanpa alasan. Sebab pengembangannya relatif mudah dan tak memutuhkan banyak biaya. Misalkan

saja tanaman jenis sayuran seperti kangkung, bayam, dan sawi. Tak butuh waktu lama untuk mema-nennya. Jarak antara waktu tanam dan panen hanya seminggu.

Tak menutup kemungkinan tiap hari bisa panen jika waktu tanam diberikan jarak yang berbeda. Paling tidak dengan memberikan jeda waktu tanam tiap petak, minimal dalam seminggu bisa panen tiga kali. “Khusus tanaman kemangi,

kita bisa memanennya 2-3 kali dalam dua bulan setelah 29 hari masa tanam,” tutur Mahasiswa Semester 5 Jurusan PAI STAI Nurul Ikhlas Sidoarjo ini.

Sedangkan buah naga putih memang membutuhkan investasi besar pada tahap awal. Beruntung pesantren bisa menjalin kerjasam dengan PT. Satrio Nusantoro. Selain mendapatkan penyertaan modal, pesantren juga mendapatkan alih tekno-logi budidaya buah naga. Ini tentu sangat membantu para santri untuk bisa mempelajari mulai pembibitan, perawatan bahkan hingga pemasarannya. Tak kalah pentingnya, santri juga diajari bagaimana mengalkulasi biaya

KH. Muhammad Muchlas KurdiPengasuh PP Nurul IKhlas Sidoarjo.

Pembudidayaan bibit Buah Naga

Page 28: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

28 MPA 347 / Agustus 2015

dan kebutuhan analisa pengembangan bisnis dari budidaya buah naga ini.

Sementara itu, dari 200 pohon buah naga yang dikembangkan pesantren ini, dalam setahun bisa menghasilkan sekitar satu kwintal untuk sekali panen. Dengan harga jenis buah naga jenis putih yag jauh di atas buah naga merah, keuntungan yang didapat sangat besar. Apalagi nama besar pesanten Nurul Ikhlas seakan menjadi jaminan kualitas dari buah yang dihasilkan. Tak heran jika pembeli datang langsung dengan memetiknya sendiri di kebun.

Di samping usaha perkebunan sayuran dan budidaya buah naga, pondok pesantren yang berdiri sejak tahun 1997 ini juga memproduksi telus asin dengan merk ‘Mumtaz’. Pasokan telur sendiri biasanya didapat dari para peternak di sekitar pesantren. Inila cerminan bagaimana pesan tren juga turut mem-berdayakan warga sekitar. Sebuah model interaksi dunia pendi dikan dengan masya rakat yang sangat jarang ditemui di era pendidikan modern saat ini.

Nah, setelah telur itik didapat, oleh santri lantas dibersihkan. Sementara santri

yang menyiapkan adonan garam yang dicampur dengan pecahan bata merah. Setelah itu telur yang sudah dibersihkan tadi dibungus dengan adoan tersebut. Lalu telur disimpan di ruang khusus seukuran 3x4 meter di areal pesantren. Seminggu kemudian, barulah telur tadi dibersihkan dari adonan yang telah mongering, lalu dimasak dan siap diedarkan.

Dalam seminggu pesantren yang berdiri sejak 1997 ini mencapai 1.500 hingga 2.000 butir telur. Namun produksi ini tidak dalam waktu sekaligus. Agar bisa menjual tiap hari, maka dua ribu butir telur tadi tidak sekaligus diolah. Seperti halnya sayuran tadi, pengolahannya beberapa ratus butir telur diberi jedah waktu. “Dari penjualan telur ini, rata-rata pesantren mampu meraup keuntungan 300-500 rupiah perbutir,” ungkap santri asal Tuban ini.

Ini tentu usaha yang sangat menjanjikan. Meski demikian, tak berarti aneka jenis usaha ini diperuntukkan untuk sekedar mengejar keuntungan semata. Sebab tujuannya adalah menjadi media belajar santri, serta membentuk watak kemandirian. Seperti usaha budidaya buah naga, secara

teknis, selain santri bisa belajar mulai proses pembibitan, perawatan hingga bagaimana memasarkannya. Secara tidak langsung, sambil memperdalam ilmu agama, santripun mendapatkan pengetahuan manajemen. Dan secara alamiaah mampu membentuk jiwa entrepreneur pada diri santri.

Kelak ketika pulang dan berbaur dengan masyarakat, mereka tak sekedar mewarnai dalam bidang dakwah tapi juga turut memandirikan umat melalui kegiatan ekonomi. Tanpa kemndirian ekonomi, niscaya penyebarluasan ilmu akan mengalami kemandekan. “Dalam al-Qur’an disebutkan, bahwa jihad itu tak hanya dengan jiwa raga tapi juga dengan harta benda,” tandas KH. Muhammad Muchlas Kurdi serius.

Jadi berdakwah harus ditopang dengan ekonomi yang kuat. Sebab menurut hemat Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ikhlas ini, seseorang tidak akan bisa ikhlas berdakwah jika secara ekonomi serba kekurangan. Kesadaran inilah yang menjadikan seluruh pesantren sejak berdirinya menggembleng mental kemandirian santri dengan beragam media sejak awal.

Tentu suatu hal yang lumrah, jika para santri salaf diterjunkan ke lahan pertanian dan perkebunan milik pesantren. Ada pula yang menggeluti bidang pertukangan hingga perdagangan. Inilah model pendidikan dzohir dan bathin. Jadi Secara bathin mereka dibekali dengan ilmu agama dan secara dzohir mereka dilengkapi dengan skill keterampilan. “Ini merupakan penguat dakwah islamiyah,” tukasnya sambil melepas senyum.

Memang ada nada sumbang yang terdengar di luar pesantren, bahwa parktik tersebut mengarah pada eksploitasi SDM santri. Inilah anggapan yang ingin mendiskreditkan dunia pondok pesantren. Padahal model pendidikan pesantren terbukti mampu melahirkan pemimpin bangsa yang berintegritas. “Sekarang baru ramai di dunia pendidikan digembor-gemborkan penndikan entrepreneurship. Padahal pesantren sejak awal berdiri sudah membekali santrinya dengan pendidikan wirausaha,” tandas mantan ketua Rabitha Ma’ahid Islamiyah PCNU Sidoarjo ini membeberkan.

Dalam pengklasi�kasian minat santri, di pondok Nurul Ikhlas ini cukup unik. Tidak ada metode ataupun screening khusus. Mereka dibiarkan begitu saja. Sebab secara alami setiap orang pasti memiliki kecenderungan sendiri-sendiri. Baru kemudian setelah mereka konsisten dalam bidang tertentu, barulah merek diberikan tanggung jawab sesuai apa yang mereka tekuni. “Inilah bentuk kearifan model pesantren. Dan sudah seharusnya model pendidikan saat ini mengadopsi sistem pendidikan pesanten,” tutur ayah empat anak ini menghimbau. •Pri

Page 29: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

29MPA 347 / Agustus 2015

Inspirasi

Peluang Jadi Agen Sambal Boncabe(Pelopor Sambal Tabur di Indonesia)

Menurut Desideria Utomo, Pemilik Kobe & Lina Food produsen sambal BonCabe, prospek

bisnis BonCabe akan terus tumbuh dan berkembang dengan hadirnya varian-varian baru. Termasuk varian baru yang sudah di launching adalah ”Original level -15” tahun 2013 yang lalu. Varian sambal lainnya yang sudah ada yaitu Original level-10 (pedas), Teri (terasa gurih teri dengan pedas level-3), Ebi Kriuk (terasa ebi/ udang kecil yang digoreng kering dengan rasa pedas level-2).

BonCabe, merupakan sambal tabur yang bisa ditaburkan pada sup, bubur ayam, bumbu masakan, mie instan, mie ayam, bakso, nasi goreng, dan lainnya. Dikemas dalam ukuran botol isi 50 gram, dan juga kemasan plastik berisi 22,5 gram, seta berupa sachet renteng isi 7,5 gram. BonCabe, dibuat dari cabe asli yang pedasnya 100% berasal dari cabe, tanpa pengawet dan tanpa pewarna. BonCabe bisa awet sampai 2 tahun karena berbentuk kering dan dibuat dari cabe berkualitas bagus yang warnanya merah terang. Lalu digiling dan dimasak baru di-packing sehingga menghasilkan kualitas terbaik.

Sebagai pelopor sambal tabur, BonCabe sampai saat ini belum ada pesaingya. Meski terbilang baru, BonCabe sudah termasuk dalam 5 besar penjualan produk Kobe & Lina Food. Hal itu karena konsep produk yang praktis, bentuknya sambal kering, bisa ditabur, dan gampang dibawa kemana saja. BonCabe juga telah mendapatkan penghargaan dari MURI, karena yang pertama kali mengkatagorikan diri sebagai sambal tabur. Juga sudah terda�ar di Badan POM. Istilah

tepung bumbu/tabur terinspirasi dari produk taburan makanan khas Jepang yang di beri nama ’furikake’. ”Biasanya kalau makan nasi, orang Jepang menggunakan taburan warna hijau dari rumput laut dicampur wijen hitam. Lalu kami modi�kasi menjadi produk sambal tabur BonCabe yang sesuai selera Indonesia. Ide ini muncul sekitar maret 2012. Kepedasan sambal tabur ini juga berbeda-beda sesuai selera, untuk lebih mendekatkan kepada kebutuhan konsumen yang semakin praktis. BonCabe juga disukai semua kalangan dari semua kelas ekonomi, dan dari anak SD sampai orang tua”, jelas D. Utomo.

Strategi Pasar ; Sebagai produk baru, kegiatan marketing gencar dilakukan baik melalui iklan di sosial media, media cetak, aktif membuat atau mengikuti event below the line. Ada pula konsumen yang membawa BonCabe hingga pameran di luar negeri dan diminati oleh orang Indonesia yang berada di sana. Begitu juga pada momentum bulan Ramadhan, banyak promosi yang dilakukan misalnya program diskon, hadiah, display, branding, sehingga konsumen mudah menjumpai BonCabe karena saat puasa orang pasti ingin produk yang praktis. BonCabe tidak hanya ada di supermarket umum tetapi juga dilokasi supermarket yang ramai dikunjungi kalangan anak muda sperti di Circle K, 7-Eleven, Lawson, dan juda ada di warung-warung yang bisa dengan mudah dijumpai dan dekat dengan customer.

Peluang Agen; Strategi lain yang tak kalah penting adalah menawarkan peluang ke-agenan BonCabe. Dengan pembelian

minimum Rp.500 ribu, Anda sudah bisa menjadi agen, dan mendapatkan keuntungan 30% dari harga normal (harga ke konsumen). Biaya penda�aran agen sebesar Rp.75 ribu dan selanjutnya agen akan mendapatkan Starter Kit yang berisi kartu keagenan, lea�et informasi, produk, stiker BonCabe, dan sample gratis BonCabe. Jika Anda ingin menda�ar menjadi agen BonCabe Anda bisa langsung berkomunikasi melalui telepon, fax, atau lewat website ke kantor pusat Kobe. Barang yang sudah dipesan, akan dikirim kealamat pemesan dengan ongkos kirim ditanggung pemesan. Keagenan BonCabe minim modal cukup dengan Rp.500 ribu saja, sehingga terjangkau bagi setiap orang yang ingin berwirausaha, mulai dari mahasiswa, ibu rumah tangga, pemilik warung kaki lima dst. Agen BonCabe bisa memasarkan produk kepada rekan-rekan di tempat kerja, tetangga sekitar komplek perumahan, kerabat, ibu-ibu arisan dan pengajian, kos-kosan, ibu-ibu yang sedang menunggu anak sekolah, hingga masyarakat yang akan pergi umrah/naik haji. Disamping Sambal tabur BonCabe, Perusahaan Kobe & Lina Food juga memproduksi Kobe tepung bumbu putih, Kobe kentucky super crispy, tepung bakwan, dan tepung pisag goreng. Bila Anda berminat, bisa menghubungi Kobe & Lina Food, telp. 021-5918805/5910916, atau Email [email protected]. Atau setidaknya informasi ini sebagai referensi Anda bila sewaktu-waktu Anda ingin berwirausaha. (diolah dari peluang usaha edisi khusus 21/ 2013) : •Ahar

Sambal, adalah salah satu jenis pelengkap dan penikmat makanan yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat kita.Bahkan ada sebagian orang yang tidak enak makan tanpa sambal. BonCabe, adalah sebuah merk yang merupakan

bagian dari berbagai jenis sambal yang beredar di pasaran yang semakin diminati di masyarakat.

Page 30: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

30 MPA 347 / Agustus 2015

Jendela Keluarga

Secara umum stres sama saja, baik orang dewasa atau anak-anak. Rasanya pasti tidak enak, muncul

ketegangan, pusing, sulit tidur, lebih agresif, lebih sensitive dan menurunnya semangat hidup. Bagaimana mekanisme stres bagi manusia itu tergantung bagaimana stres difungsikan positif atau negative tergantung orangnya.

Stres positif adalah berbagai tekanan yang membuat kita lebih positif akhirnya. Misalnya terpacu mengejar target, lebih kreatif, lebih disiplin, atau lebih matang. Sebaliknya, stres negative adalah berbagai tekanan yang membuat kita semakin tertekan, semakin memburuk baik secara �sik, intelektual, emosional, dan spiritual.

STRESSOR BAGI ANAK-ANAKDalam beberapa hal yang sangat

spesi�k, anak-anak memiliki sumber stresor yang berbeda dengan orang dewasa. Beberapa kejadian tertentu yang mungkin cukup menjadi stresor bagi orang dewasa, tapi bagi anak-anak biasa saja. Sebaliknya juga mungkin ada kejadian yang bagi orang dewasa tidak begitu menjadi stresor tapi bagi anak-anak tidak begitu. Perbedaan itu

muncul karena perbedaan pengetahuan, kepentingan, pemahaman tentang hidup.

Sumber stresor yang spesi�k bagi anak antara lain adalah

l Pelajaran SekolahPelajaran sekolah bisa berpotensi

menjadi stressor ketika pelajaran itu diberikan dalam jumlah yang banyak, dalam waktu yang sangat pendek, atau dengan cara yang mengandung ancaman menurut pemahaman anak. Meskipun sebetulnya ia mampu mengerjakannya atau punya kapasitas untuk menyelesaikannya, tapi soal jumlah, waktu, dan cara bisa menimbulkan persoalan. Banyak anak yang nilainya jeblok padahal sebetulnya bisa. Ini mungkin mirip seperti stress kerja pada orang dewasa, dimana ada tekanan yang tidak imbang dengan kapasitas dan sumber daya.

lPergaulanSebagian besar waktu anak dihabiskan

di sekolah. Walaupun dalam pengawasan guru, namun tetap saja ada ruang pergaulan di luar jangkauan control guru. Di antara teman-teman sekolah ada yang punya bawaan bullying (penindas), ada juga yang

membawa ciri-ciri korban bullying (lemah, kalahan). Pergaulan yang mengandung ancaman, ketakutan, tidak seimbang dll sangat mungkin menimbulkan stress.

lPengasuhan atau keadaan keluarga

Sikap orang tua yang tidak peduli pada anak berpotensi menjadi stressor. Hubungan suami istri yang dilanda kon�ik tidak sehat, berlangsung lama juga berpotensi menjadi sumber stressor ketika semua itu sudah merembet pada hubungan orang tua anak.

Di sisi lain, kita perlu berpikir bahwa tidak semua stressor itu jelek bagi anak kita. Barangkali itulah proses hidup yang harus ia lewati. Pengalaman ini sangat perlu agar anak belajar dari pengalaman hidupnya. Itu semua juga merupakan pendidikan Allah SWT kepada setiap umatnya. Tinggal bagaimana kita mengarahkan bagaimana menyikapi pendidikan Allah itu secara positif supaya bermanfaat bagi kita.

BEBERAPA GEJALA STRESSORPADA ANAK-ANAK

Untuk anak-anak yang duduk di

Mengelola StresMembantu Anak

Oleh : Nihla Farida, S.Psi

Lain dulu lain sekarang, kurang pas kalau kita selalu berpikir anak-anak kita sudah jauh dari stressorkarena hidupnya sudah jauh lebih enak dibanding kita dulu. Dulu, problem kita mungkin kurangnya fasilitas,

seperti sekolah harus jalan kaki berkilo-kilo. Tapi sekarang problemnya adalah tuntutan kompetensi dan kompetisi.Setiap generasi ada masalahnya sendiri dan ada peluangnya sendiri.

Page 31: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

31MPA 347 / Agustus 2015

bangku SD, beberapa gejala itu antara lain : 1. Enggan masuk sekolah 2. Berbohong tanpa alasan yang bisa

diterima akal sehat 3. Mencuri yang merupakan indikasi

adanya pelampiasan kengawuran (losing control)

4. Tidak semangat belajar atau kurang konsentrasi belajar

5. Hilangnya semangat hidup se-hingga rewel, ngambekan, atau tidak berdamai dengan keadaan.

6. Sikap cenderung lebih menentang 7. Hiperaktif 8. Ngompol 9. Problem makan 10. Mudah mengeluhkan rasa sakit,

seperti pusing, sakit perut, atau rasa sakit yang lain

Bagi anak-anak yang menginjak usia remaja, gejala yang perlu kita amati antara lain: sakit-sakitan atau mengalami banyak keluhan �sik, ada problem tingkah laku misalnya nakalnya menonjol, rasa malu berlebihan, ketakutan atau kekhawatiran, mudah tersinggung atau cepat kehilangan control diri, atau malas-malasan belajar.

CARA MEMBANTU MEREKATerlalu cepat mengambil tanggung

jawab dari anak dalam menghadapi stressor, tidak berarti akan menjamin hasil yang bagus. Bahkan mungkin akan membuat anak miskin pengalaman hidup dan itu buruk buat anak. Sebagai orang tua kita hendaknya memancing anak untuk berdiskusi dengan kita tentang masalah yang dihadapinya. Kita perlu menanyakan lebih dahulu apa yang anak pikirkan untuk

mengatasi masalahnya. Tujuan pertanyaan itu bukan untuk menentukan jawaban yang paling bagus menurut kita, tetapi untuk melatih mereka memunculkan kemandirian, minimalnya dalam berpikir.

Janganlah kita menghakimi atau menunjukkan sikap yang meremehkan, menganggap enteng jawabannya atau langsung memotong perkataan anak saat diskusi. Jadi suasana dan prosesnya diusahakan eksploratif dan kreatif. Yang perlu kita tunjukkan adalah menjadi pendengar yang baik dan merangsang mereka dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuat mereka terpacu untuk berpikir bagaimana menemukan solusi dari masalahnya.

Menurut Ubaydillah kita bisa mela-kukan langkah-langkah berikut untuk membantu anak mengatasi stressor yaitu :

1. MengantisipasiMembantu anak mengerjakan PR

atau mengajari cara-cara belajar yang lebih mudah, menjalin hubungan yang kooperatif dengan guru kelas, sering-sering berdialog agar cepat terdeteksi masalahnya, menunjukkan perhatian dan dukungan yang tulus. Ini bisa mengantisipasi stres

2. MengarahkanMisalnya menjelaskan makna atau

menga rahkan sikap positif. Ini pas digu-nakan untuk menjelaskan stressor yang memang harus diterima, misalnya ke-matian, bencana atau kepergian sahabat.

3. MemotivasiMembesarkan hatinya yang diikuti

dengan program nyata. Misalnya nilainya jatuh atau dihukum di sekolah karena keteledorannya. Yang perlu kita lakukan adalah mengajak anak meningkatkan kuantitas atau kualitas belajarnya.

4. Melaporkan ke sekolah/guruBila ada permasalahan di sekolah yang

membuat stressor bagi anak tidak ada salahnya kita bicarakan dengan guru.

Namun perlu kita perhatikan bahwa semua butuh proses. Tidak bisa kita menyuruh anak untuk melupakan atau membiarkan sesuatu yang ia anggap itu menekan dirinya. Seiring dengan ketram-pilan mengatasi masalahnya, lama-lama akan menjadikan anak pandai mengelola stres yang datang padanya.

Stres positif adalah berbagai tekanan yang membuat

kita lebih positif akhirnya. Misalnya terpacu mengejar target, lebih kreatif, lebih

disiplin, atau lebih matang. Sebaliknya, stres negative adalah berbagai tekanan

yang membuat kita semakin tertekan, semakin

memburuk baik secara fisik, intelektual, emosional,

dan spiritual.

Page 32: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

32 MPA 347 / Agustus 2015

(Al-Quran=>Hadis=>Ijtihad)ONTOLOGIS - MAHA

07

Maudlu’i Kontemporer

Pengasuh :Prof. Imam Muchlas, MA

Ad 2: Sumber kedua ialah hadis (Taat kepada Rasulullah)a. Hadis yang paling banyak sumber

primernya atau saksi yang menyaksikan peristiwa terjadinya hadis itu banyak sekali didahulukan menjadi prioritas utama mengalahkan yang saksinya sedikit kurang dari sumber riwayat tersebut ada 5 tingkat prioritas, yaitu:

1) Mutawatir, yaitu hadis yang saksinya terlalu banyak.

2) Masyhur, yaitu yang sumber atau saksinya kalah banyak dari jumlah saksi hadis yang Mutawatir.

3) Musta�dh, yaitu yang sumbernya tiga orang, atau saksinya hanya 2 orang.

4) ’Aziz, sumber atau saksinya hanya satu orang.

5) Fard atau Gharib, yaitu bahwa sumbernya hanya satu orang atau tidak ada saksinya.

b. Nilai pribadi dan proses penyebaran hadis, ada 3 tingkat:

1) Shahih, sumber primer dan individu penyambungnya semuamya bersih dari cacat.

2) Hasan, sedikit kurang memenuhi syarat Shahih.

3) Dha’if tidak memenuhi syarat Shahih dan Hasan, sebab adanya cacat sumber primer dan orang-orang dalam estafet beri terima bunyi hadis (1) Dusta. (2) Tertuduh dusta. (3)Banyak keliru. (4) Lengah terhadap hafalannya. (5) Berwatak fasiq. (6) Keliru faham, (7) Berbeda dengan perawi yang lebih kuat. (8) Tidak diketahui identitas dirinya.(9) Bid’ah dalam I’tiqad,(10) Hafalannya lemah.

c. Penelitian terhadap Subyek yang diriwa-yatkan, maka prioritas utama ialah yang Marfu’, ke-2 ialah yang Mauquf. Yang

ke-3 ialah hadis Maqthu’. 1) Marfu` yang diberitakan itu ialah

Rasulkullah Saw. 2) Hadis Mauquf yang diberitakan itu

ialah sahabat. 3) Hadis maqthu` yang diberitakan itu

ialah tabi`in.Demikian seterusnya banyak sekali cara

memilih dan menelusuri skala prioritas sumber hadis yang dimenangkan dan mengalahkan hadis dan riwayat yang lemah, dalam hal ini dapat dipertajam lebih menukik sangat rumit sekali dianalisa oleh para ulama, yaitu: l Al-Ghazali dalam Al-Mushtashfa,

ada 42 segi atau sifat yang diper-tandingkan

l Ar-Razi dalam Al-Mahshul men-catat ada 100 macam segi

l Al-Amidi dalam Al-‘Uddah men-catat ada 177 segi yang diper-tarungkan atasnya.

Page 33: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

33MPA 347 / Agustus 2015

Sistem dan metode sekala prioritas pemilihan melalui nilai sumber riwayat hadis ini diisyaratkan oleh Al-Quran S.4 An-Nisa` 59, S.2 Al-Baqarah 147, S.3 Ali ‘Imran 60, S.6 Al-An`am 114, S.10 Yunus 94 melalui penafsiran para ulama tafsir.Ad-3. Sumber ketiga: Ijtihads akal

Tertib urutan hasil pemikiran akal dapat ditinjau dari dua pola, yaitu:a. Kebenaran hasil pemikiran akal yang

nilainya paling tinggi ialah kebenaran yang univeral, yaitu kebenaran yang diakui sebagai benar dengan syarat berikut:

1) Benar yang berlaku di seluruh dunia.

2) Yang diakui benar oleh semua orang. 3) Yang berlaku abadi-selama-lamanya; 4) Yang diakui benar terakhir.

b. Kebenaran hasil pemikiran dan penelitian:Kebenaran Ilmu itu dibagi menjadi 4

tingkat, sebagaimana terurai dalam bab dua di atas, yaitu(Seperti terurai di atas) 1) Pengetahuan (knowledge), yaitu

gam baran yang diterima oleh ma-nusia melalui panca indera yang sehat dan berfungsi.

2) Ilmu (science), yaitu gambaran hasil penginderaan tingkat pengetahuan dikembangkan lagi dengan mene-rapkan teori Ilmu Metodologi Pene-litian Ilmiah.

3) Filsafat, ialah suatu hasil usha akal pemikiran manusia dalam mencari kebe naran di atas kebenaran dengan ber�kir yang teratur, bebas, sistematis, radikal dan universal;

4) Wahyu, yaitu ilmu Allah yang ber-sifat mutlak, Maha Benar sehingga kebenarannya paling tinggi menga-lahkan seluruh ilmu dan penge-tahuan semua makhluk.

Fiqh Prioritas Dr. Yusuf QardhawiYusuf Qardhawi dalam kitabnya Al-

Aulawiyat (Fiqih Prioritas) mencatat urutan masalah yang harus diprioritaskan lebih dahulu mengalahkan prioritas ke-2, ke-3 seterusnya ialah: 1. Hak masyarakat mengalahkan hak

individu dan pribadi 2. Yang lebih tinggi kualitasnya diuta-

makan lebih dahulu mengalahkan yang lebih jumlah atau kuantitasnya.

3. Yang lebih meyakinkan didahu-lu kan mengalahkan apa yang me-ragukan.

4. Yang lebih mudah dan lebih ringan diprioritaskan lebih dahulu mengalahkan yang sangat sukar dan lebih berat.

5. Yang paling awet lebih lama dida-hulukan mengalahkan yang ber-umur sekejap sebentar.

6. Masalah lebih penting lebih pokok mengalahkan yang masalah yang cabang atau ranting.

7. Masalah yang fardhu ‘ain menga lahkan yang fardhu kifa-yah atau sunat.

8. Yang loyalitasnya kepada umum mengalahkan apa yang loyalitasnya kepad kabilah-suku dan per-orangan.

9. Hasil Ijtihad mengalahkan nilai asalnya dari taqlid.

10. Mendahulukan yang tahap demi tahap mengalahkan yang tiba-tiba sangat mendadak.

11. Yang kontinu jalan terus menga-lahkan yang putus-putus.

12. Beramal waktu genting lebih utama mengalahkan beramal ketika dalam situasi noemal dan lapang.

13. Yang bersifat batini mengalahkan

yang tampak indrawi. 14. Dakwah didahulukan mengalahkan

perang. 15. Dalam Ilmu Tarjih maka yang

Arjah mengalahkan yang marjuh.

Kesan dan PesanDari uraian di atas kiranya dapat

diambil kesan dan pesan: Allah itu Mutlak Maha, makhluk

manusia mendapat rahmat Allah berupa daya kemampuan untuk memilih mana yang benar mana yang salah, untuk beriman dan beramal soleh.

Dalam menghadapi semua masalah hidup itu sudah ada petunjuk tertib urutan mana yang harus diprioritaskan lebih dahulu mengalahkan yang dibelakangnya.

Manusia hendaklah memilih dan men-taati petunjuk skala prioritas itu secara Naqli dari Allah dan ‘Aqli logika-akal.

Page 34: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

34 MPA 347 / Agustus 2015

Jalan TerindahMenghadap Sang Khaliq

Drs. H. Abdul Gho�r

Meninggalkan orang yang kita cintai, barangkali terasa lebih mudah daripada melihat orang yang kita

sayangi pergi meninggalkan kita. Begitulah kesedihan yang dirasakan keluarga Drs. H. Abdul Gho�r, saat menyaksikan mantan Kepala Kanwil Kemenag Prov. Jawa Timur periode 1998-2003 ini pergi menghadap sang Khaliq. “Yang membuat bahagia, barangkali karena kami melihat bapak terlihat menikmati kematiannya. Bapak tak tampak seperti orang meninggal. Beliau seperti orang yang sedang tidur dengan bibir yang selalu tersenyum,” ujar Hj. Chil’atil Fikriyah – istri Abdul Gha�r.

H. Abdul Gha�r, kisah sang istri, memang terlihat begitu siap menyambut kematiannya. Sore itu, Kamis tanggal 2 Juli 2015, dirinya seperti tengah menyiapkan perjamuan dengan malaikat maut yang bersiap menjemputnya menghadap Sang Khaliq. Memasuki waktu Ashar, beliau bergegas mengambil air wudlu untuk menunaikan shalat Ashar. Cukup lama dia bersimpuh di hadapan Rabbnya. Diapun lantas melanjutkannya dengan melakukan dzikir penuh kekhusyukan.

Tak terasa, hampir sejam dirinya berada dalam peribadatan yang hening. Usai menyempurnakan dzikirnya dengan doa, lalu beranjak menuju ruang ke-luarga. Dia duduk bersandar di kursi empuk yang biasa ditempatinya saat menyaksikan acara televisi.

Seperti biasanya, sambil menunggu waktu buka puasa tiba, dirinya menyalakan televisi dan menonton ceramah agama. Sembari membetulkan sandarannya, beliau meletakkan kedua tangannya di atas pahanya. “Tak sampai sepuluh menit, Bapak sudah terlihat terpejam dengan bibir tersenyum,” ujar Hj. Chil’atil Fikriyah penuh haru.

Merasa ada yang aneh, Chil’atilpun mencoba membangunkan suaminya. Tapi tak ada respon. Dia lalu memanggil Novi Khila Firani, MKes, dr., SpPK, anak kelimanya yang dinas di RS. Saiful Anwar Malang. Usai memeriksa ayahnya, perempuan cantik itupun tertegun sebentar. Lalu tak terasa buliran airmatanya sudah meluncur deras dari pelupuk matanya. Dan dengan suara berat bergetar, dia menyampaikan kabar kematian ayahnya.

Sontak saja, kabar kepergian almar-

hum yang begitu tiba-tiba benar-benar mengagetkan seluruh keluarganya. “Maklum, semasa hidup Bapak memang tak punya riwayat penyakit berat,” terang istri Abdul Gho�r yang masih belum bisa menyembunyikan kekagetannya.

Lelaki kelahiran Nganjuk 10 Oktober 1943 itu wafat pada usia 72 tahun. Beliau meninggalkan seorang istri, tujuh orang anak – dua meninggal lebih dulu, sembilan orang cucu, serta sebuah wasiat berupa amanah dan pesan moral.

H. Abdul Gho�r melakoni sebagian besar masa kecilnya di Nganjuk. Putra pasangan Moh. Sofyan dan Umi Chofsah ini menyelesaikan sekolah dasarnya di SDN Kauman Nganjuk dan lulus tahun 1956. Lalu dirinya meneruskan ke PGAN 4 Tahun Kediri dengan mengantongi Beasiswa Ikatan Dinas dari Departemen Agama RI. Abdul Gho�r lantas melanjutkan studinya ke PGAN 6 Tahun di Malang dan lulus tahun 1962.

Selepas itu, dirinya meneruskan studinya untuk meraih Sarjana Muda di IAIN Sunan Ampel Malang. Kemudian menyem purnakan kesarjanaannya di

Memang tak ada yang sanggup menghindari takdir kematian. Tapi manusia berhak menentukan jalan mana yang hendak dilewatinya.Demikian halnya dengan Drs. H. Abdul Gho�r yang telah memilih jalan terindah buat menyongsongnya.

In Memoriam

Page 35: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

35MPA 347 / Agustus 2015

Fakul tas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang dan lulus pada tahun 1970.

Setahun kemudian, Abdul Gha�r diangkat sebagai Dosen Tetap Fak. Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang 1971-2007). Semasa menjadi dosen, almarhum tercatat pernah menjabat sebagai Ketua Jurusan Tadris Matematika dan Bahasa Inggris IAIN Sunan Ampel Malang tahun 1980-1983. Lalu menjadi Pembantu Dekan Bidang Akademik hingga tahun 1986.

Tahun 1986-1994, Abdul Gha�r diangkat menjadi Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan UNISMA Malang. Lalu menjabat Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum/Keuangan UNISMA hingga tahun 1998. Puncak karirnya menanjak ketika di masa akhir Orde Baru tahun 1998, dirinya dilantik sebagai Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur hingga tahun 2003. Di tahun ini juga menjabar Ketua Umum Yayasan UNISMA Malang hingga wafatnya.

Peraih penghargaan Satya Lencana 30 tahun ini, dikenal pula sebagai penulis buku yang produktif. Diantaranya berjudul ‘Filsafat Pendidikan Islam’, ‘Sejarah Pendidikan Islam’, serta ‘Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia’.

Ketiga buku tersebut diterbitkan oleh Dirjen Binbaga Islam Depag RI. Buku lainnya yang pernah ditulis almarhum, berjudul ‘Kuliah Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum’, ‘Proses Belajar Mengajar PAI’, ‘Evaluasi Pendidikan Agama Islam’, ‘Pengenalan Kurikulum Madrasah’ dan ‘Metodologi Pendidikan Agama dan Strategi Belajar Mengajar’.

Tak ada �rasat apapun yang ditangkap keluarga akan datangnya kabar duka itu. Cuma sejak jauh hari H. Abdul Gha�r pernah berpesan pada istrinya, agar tidak

merasa takut kalau dirinya meninggal duluan. “Kalau aku duluan yang meninggal, anggap saja aku pergi haji,” tutur Chil’atil mengulang pesan suaminya. “Sepertinya, Bapak sudah tahu kalau akan meninggal duluan,” tambahnya dengan suara bergetar.

Tak banyak kenangan yang mampu diingat keluarga pada sosok H. Abdul Gha�r. Penyebabnya, sosok almarhum memang terkenal pendiam dan tak banyak bercerita tentang kehidupan pribadinya. “Yang paling kami ingat pada sosok almarhum, ya kesabarannya. Bapak memang nggak pernah marah,” tutur Novi Khila Firani, dr., MKes., SpPK mengenang sosok ayahnya.

Jikapun harus marah, terang Novi, sang ayah tidak pernah melampiaskan kemarahannya secara lisan. “Bapak lebih suka melukiskan emosinya lewat tulisan. Itupun dengan bahasa kesantunan yang teramat sejuk untuk kami baca dan renungi,” ucap istri Dr. Agus Maimun, MPd ini.

Ahli Patologi Klinik ini mengenang sosok bapaknya yang sangat sabar dan pendiam. Ayahnya senantiasa menatap lekat wajah anak-anaknya dengan raut muka yang teduh, penuh senyum dan menenangkan. “Bapak lebih banyak mengajari kami bukan dengan kata-kata, tapi keteladanan,” ujarnya.

H. Abdul Gha�r adalah sosok santun dan taat beribadah. Maka landasan nilai agama, senantiasa ditanamkan kepada anak-anaknya sejak usia dini. Dia sendiri yang mengajari anak-anaknya mengaji dan menjadi imam shalat. “Ada satu wasiat yang ditulis bapak sebelum meninggal,” tuturnya.

Novilah yang bertindak sebagai juru ketik bapaknya selama ini. Wasiat itu berisi amanah dan pesan moral, yang ditulis almarhum setelah pensiun. Wasiat itu ditujukan kepada seluruh anak, menantu

dan cucunya. Alharhum sendiri yang melaminating dan meggandakannya buat sejumlah anak, menantu dan cucu-cucunya.

Isi amanahnya, antara lain agar mereka senantiasa meningkatkan ketaatan beribadah, iman dan amal shaleh. Beliau juga berulangkali mengingatkan mereka tentang pentingnya shalat, zakat, puasa, zakat dan haji. “Intinya bapak ingin kami selain taat kepada Allah, juga berakhlakul karimah. Meningkatkan kerukunan, ukhu-wah, menyambung silaturrahmi se sama saudara, saling membantu, me maa� an dan memberikan pertolongan,” terangnya.

H. Abdul Gha�r pula yang memberi teladan bagi keluarga agar senang menolong orang lain. Jika melihat orang lain susah dan butuh pertolongan, tanpa banyak cakap dia langsung membantu. “Kami sering tiba-tiba disuruh mengantarkan uang, makanan atau bantuan yang lainnya ke tetangga tanpa tahu untuk apa. Khususnya kepada jamaah mushalla,” ujarnya.

Kesantunan dan kesabaran Abdul Gha�r juga banyak dikenang oleh teman sejawat kantornya. Seperti yang dituturkan oleh Drs. H. Abdul Hadi AR, MM mantan Kabagset semasa beliau menjabat sebagai Kepala Kanwil.

Menurutnya, almarhum merupakan pribadi yang santun. Dirinya tidak banyak bicara. Meski dikenal pendiam, almarhum adalah seorang pekerja yang taat aturan dan memiliki prinsip kuat. “Beliau juga sangat cepat memahami tugasnya, berdedikasi tinggi dan sangat disiplin,” ujar Pak Hadi – demikian sapaan karibnya.

Dalam kepemimpanannya, sosok almarhum sangat menghargai bawahannya. “Beliau begitu memperhatikan dan meng-hargai pendapat dari bawahan,” terang pria yang juga menjabat Dewan Redaksi Majalah MIMBAR ini.

Hal-hal yang paling diingatnya, adalah saat almarhum memberikan disposisi. H. Abdul Gha�r terbiasa memberikan disposisi memakai bolpoint tinta warna hijau. “Tapi kalau sudah memakai bolpoint tinta warna merah, berarti ada yang perlu dibicarakan. Beliau sangat santun saat menegur bawahan,” papar pengasuh Rubrik Cahaya Hati Majalah MIMBAR ini.

Jika ada ada hal-hal yang tidak sesuai ketentuan, dirinya biasanya langsung diminta menghadap untuk dimintai pendapat. Dulu Kabagset dan para staf selalu memberikan telaah untuk disampaikan ke atasan. “Pak Gha�r memang selalu mengedepankan musyawarah. Barangkali itulah cerminan seorang yang berlatar belakang dosen,” paparnya. “Karena itulah, saya tak begitu kesulitan saat bekerja sama dengan pak Gha�r meski sosoknya pendiam,” ungkapnya.

•Dedy Kurniawan, Syaifuddin Ma’arif

Kebersamaan Abdul Ghafir dengan istri tercintanya Hj. Chil’atil Fikriyah

Page 36: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

36 MPA 347 / Agustus 2015

Hal ini berlaku disemua lini kehi-dupan sosial kita termasuk juga hubungan antara guru dan siswa

yang memiliki bentuk komunikasi yang beragam tergantung dari pesan yang difahami oleh siswa maupun guru.

Bahasa sebagai peristiwa komunikasi

Bahasa sebagai sarana komunikasi me-miliki setting dan pertimbangan-pertim-bangan yang harus diperhatikan oleh kedua komunikan. Hal ini akan sangat menentukan hasil dari respon yang telah tersampaikan dan difahami baik bagi orang yang berkomunikasi maupun yang diajak untuk berkomunikasi.

Wardaugh dalam Rahardjo, 2002: 16, menganalisis peristiwa komunikasi secara utuh menjadi 16 komponen yang bisa dipersingkat lagi menjadi 8 (delapan) kategori. Untuk memudahkan mengingat delapan kategori komponen tesebut menjadi S-P-E-A-K-I-N-G.

“S” dalam singkatan tersebut berarti situation yang terdiri atas komponen 1) setting (latar) dan 2) scene (suasana). Waktu, tempat, dan suasana sangat mempengaruhi bentuk bahasa yang dipakai. Misalnya ada su siswa yang sangat bersahabat tiba-tiba yang satu menggunakan bahasa halus ketika sedang bercakap-cakap, maka teman satunya akan akan bertanya ada apa kok tiba-tiba siswa tersebut merubah bahasanya.

“P” berarti participants, yakni orang-

orang yang ikut terlibat dalam pembicaraan tersebut, baik sebagai speaker (orang yang berbicara), addressor (orang yang dituju), hearer (pendengar). Siapa partisipan yang terlibat dalam pembicaraan akan menentukan jenis bahasa yang dipakai.

“E” merujuk kepada ends, yakni maksud peristiwa komunikasi. Ini terbagi menjadi dua, yakni 1) outcomes atau hasil dan 2) goals atau tujuan. Kedua komponen itu bisa berlainan, karena hasil akhir dipandang sebagai sesuatu yang secara nyata merupakan hasil peristiwa komunikasi. Sedangkan tujuan masing-masing partisipan dalam komunikasi bisa saja berlainan.

“A” mengacu kepada act sequennce, yaitu khususnya tindakan-tindakan apa saja yang dilakukan dalam suatu situasi, dengan partisipan tertentu dan dengan maksud tertentu pula. Ini dibagi lagi menjadi message form (bentuk pesan) dan message content (isi pesan).

“K” adalah key atau nada ataupun semangat suatu peristiwa komunikasi. Nada suatu peristiwa bisa serius, formal, atau santai, informal, misalnya.

“I” adalah instrumentalities atau sarana. Ini merujuk pada dua komponen, yakni (1) channels (saluran) dan 2) forms of speech (bentuk wicara). Saluran dalam hal ini berkenaan dengan soal lissan-tulis atau

Bahasa dan Identitas

Oleh :Mochamad Zainuddin, S.S *)

Edukasi

medium-medium transmisi wicara yang lain, sedangkan bentuk wicara berkenaan dengan ragam bahasa yang dipakai.

“N” merujuk pada norms (norma) yang terdiri atas dua macam, yakni norma interaksi yang berkaitan dengan aturan yang harus diturut dan ditaati dalam berkomunikasi dan norma interpretasi yang berkaitan dengan sistem kepercayaan yang berlaku dimasyarakat mengenai tata cara berkomunikasi yang baik.

“G” ini adalah genre atau jenis komunikasi. Hal ini bisa berarti puisi, dongeng atau gra�ti.

Santun Berbahasa di dalam KelasKesantunan berbahasa terkait erat

dengan bagaimana kita berbahasa. Dalam hal ini ada 3 hal yang perlu diperhatikan agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik di dalam kelas. Kesopanan berbahasa mencakup seperaangkat aturan sebagai berikut; pertama aturan kepedulian, yakni perkecil kerugian dan tingkatkan keuntungan pada orang lain. Ini artinya keuntungan pribadi tidak boleh didahulukan jikaa ingi kesopanan berbahasa di kelas terjaga. Kedua aturan kebaikan hati, yakni perkecil keuntungan pada diri sendiri dan tingkatkan pada orang lain. Ketiga, aturan penghargaan. Yakni perkecil kekurang penghargaan kepada orang

Bahasa adalah merupakan sarana komunikasi yang sangat diperlukan bagi makhluk sosial.Dengan bahasa ada pesan yang tersampaikan dalam bentuk verbal maupun non-verbal yang dapat direspon

dengan berbagai macam bentuk baik dalam ungkapan kata-kata ataupun gerak badan serta ekspresi raut wajah yang berbeda tergantung dari pemahaman pesan yang telah tersampiakna.

Page 37: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

37MPA 347 / Agustus 2015

lain dan tingkatkan penghargaan kepada orang lain. Keempat, aturan kesahajaan yakni perkecil pujian pada diri sendiri dan tingkatkan pujian pada orang lain.

Jika kita perhatikan aturan-aturan kesopan-santunan berbahasa tersebut lebih banyak menyangkut persoalan untung rugi atas dampak yang ditimbulkan dari suatu pernyataan baik bagi pembicara maupun lawan bicaranya dan bukan semata-mata oleh bentuk dan struktur kalimatnya. Akibatnya salah faham, kon�ik, cekcok, dan jengkel sering sekali ditemukan ketika proses belajar mengajar berlangsung di dalam kelas. Rahardjo, 2001:27 mengatakan bahwa aneka kebahagiaan, kehormatan, sakit hati, dan kekecewaan yang terjadi baik ketika proses belajar mengajar sedang berlangsung di dalam kelas maupun di lingkungan sosial dan masyarakat berawal dan berahir dengan bahasa. Hal ini bisa kita simpulkan bahwa keadaan siswa di dalam maupun di luar kelas adalah kisah lika-liku tentang bahasa. Dengan demikian wajar jika seorang guru akan sangat tersinggung sekali jika dikatakan pilih kasih terhadap siswa karena dalam hal ini posisi guru adalah mengayomi semua siswa dan pun juga sebaliknya siswa pun juga akan tersinggung jika dikatakan sebagai siswa yang bodoh karena dalam hal ini posisi siswa adalah seorang yang sedang dalam proses belajar.

Bahasa dan Budaya SiswaPeristiwa berbahasa sangat erat kaitannya

dengan budaya, sebab berbahasa pada hakikatnya merupakan peristiwa budaya. Sehingga, memahami yang satu tidak mung-kin bisa dicapai tanpa memahami yang lainnya. Bahasa merupakan bagian inti dari suatu kebudayaan karena kebudayaan tidak bisa terwujud dan berkembang tanpa bahasa. Berbahasa tanpa mengindahkan unsur budaya akan berakibat timbulnya gangguan komunikasi antara guru dan siswa atau komunikasi akan terlihat kaku, aneh, dan tabu karena adanya kata-kata yang secara kultural dianggap pantangan untuk diucapkan.

Sebuah ilustrasi yang terjadi di dalam kelas ketika seorang guru mengajak salah satu siswa untuk berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia, tetapi siswa tersebut merespon dengan menggunakan bahasa ibunya. Dalam hal ini komunikasi akan terlihat sangat kaku dan tidak efektif sementara siswa tersebut tidak merasa bersalah dalam menggunakan bahasa ibunya atau daerahnya meskipun bahasa yang dipakai adalah bahasa yang memiliki kategori bahasa halus di lingkungan dia hidup, karena yang selama ini dia serap dalam memorinya adalah ketika berbicara dengan orang yang lebih tua darinya, maka bahasa haluslah yang harus dipakai karena budayanya mengharuskan hal itu. Karena bahasa yang digunakan oleh seseorang

adalah sebagaimana yang dikumpulkan dalam pemikiran mereka. Begitu juga dengan sang guru yang merasa bahwa karena situasinya formal di dalam kelas maka bahasa nasional memang yang seharusnya dipakai dalam berkomunikasi. Mungkin ini adalah sebuah hal yang kemungkinan besar dan sering terjadi dalam sebuah proses komunikasi antara guru dan siswa dengan latar belakang yang berbeda.

Orang tua membuat pembelajaran bahasa lebih mudah bagi para siswa dengan cara mencoba untuk berbicara dalam bahasa ibu dengan hanya memperhatikan konten atau isi dari apa yang disampaikan anaknya. Apakah bahasa ibu membantu anak untuk mempelajari bahasa? Nampaknya menurut Chomsky (1965) adalah benar karena manusia dilahirkan dengan satu kapasitas khusus untuk berbahasa,namun para siswa mengembangkan bahasa mereka pada saat mereka mengembangkan kemampuan kog-nitif-kognitif lainnya dengan secara aktif memakai apa yang mereka dengar di ling-kungan mereka tinggal. Siswa berbahasa kasar ataupun halus dan siswa berekspresi dengan bahasa non-verbal (merespon dalam bentuk tingkah laku atau gerak tubuh) adalah sangat tergantung dengan lingkungan dan latar belakang dia hidup. Sehingga kesopanan siswa berbahasa, tergantung dari budaya berbahasa siswa di lingkup dimana dia tinggal.

Bahasa dan Identitas SiswaBahasa yang dipakai oleh siswa dalam

berkomunikasi sehari-hari adalah merupakan bentuk ungkapan dari siswa,mengingat bahasa dan pola pikir sangat erat kaitannya. Sehingga ketika siswa berbicara dengan menggunakan intonasi yang tinggi dan pilihan kata yang cenderung pendek dan singkat dalam menjawab pertanyaan dari guru, maka kesimpulan yang bisa diambil mungkin siswa tersebut tidak dalam keadaan enak hatinya karena sakit atau mungkin tidak diberi uang saku, atau mungkin karena memang watak dan pembawaan anak tersebut memang sperti itu. Maka berbagai macam kemungkinan bisa terjadi jika dilihat dari cara berbahasa siswa.

Banyak sekali ragam bahasa yang dipakai siswa untuk berkomunikasi dengan ling kungannya. Adakalanya dengan menggu nakan bahasa tubuh dengan mem-bungkuk, dengan wajah meremehkan, serta adakalanya dengan perasaan canggung. Tentunya hal tersebut tersirat keinginan bagi siswa untuk diperhatikan oleh orang yang diajak bicara. Dia membungkuk agar diakui bahwa dia adalah pribadi yang sopan, dia berbicara dengan wajah meremehkan agar dia diakui bahwa dia adalah siswa yang punya kepercayaan diri, serta di canggung agar diakui bahwa dia adalah siswa yang pemalu. Berbagai hal tersebut dilakukan karena mengingat pada usia tersebut

seluruh siswa memang masih dalam tahap mencari jati diri.

Berbagai macam coretan siswa yang ada di bangku, kelas, dan kamar mandi adalah merupakan salah satu bentuk dari sekian banyak cara siswa untuk mencoba berkomunikasi secara non-verbal untuk mengungkapkan ekspresi hatinya sebagai bentuk dari perasaanya. Hal ini adalah bentuk dari cara siswa menunjukkan identitas dirinya di hadapan para siswa dan segenap elemen yang ada di sekolahnya. Bahwasanya seorang siswa mampu dan berani berbuat demikian karena memang ingin dianggap bahwa dia ada ditengah-tengah komunitas kelas. Semakin buruk bahasa yang dipakai oleh siswa dia beranggapan hal tersebut akan semakin menunjukkan bahwa dia pantas untuk di puji karena keberanian dia mencoret-coret fasilitas kelas karena pada dasarnya pada masa usia sekolah ini siswa masih dalam pencarian identitas dan pencarian pengakuan dari komunitas dan kelompoknya. Mengingat pada usia ini semakin siswa dipuji karena keburukannya semakin dia cenderung untuk lebih berbangga diri. Sebagai realitas simbolik, bahasa tidak lepas dari dunia batin pemakainya dan setting sosial yang ada.

KesimpulanBahasa adalah merupakan sarana

komunikasi baik verbal maupun nonverbal yang dipakai oleh semua elemen sekolah. Ketika seorang siswa berbahasa maka secara tidak langsung semua komponen berbahasa sudah termasuk di dalamnya. Hal ini menyangkut elemen santun dan proses pengungkapan perasaan dalam berbahasa yang mempertimbangkan lawan bicara dari siswa tersebut. Sehingga bisa dikatakan liku-liku kehidupan manusia dalam hal ini siswa adalah liku-liku siswa tersebut berbahasa.

Selain itu bahasa sebagai alat komu-nikasi erat kaitannya dengan budaya dan pola pikir yang melatar belakangi siswa untuk memilih kata dan cara menggunakan kata tersebut dalam berbahasa. Pada masa pencarian identitasa dan pengakuan dari komunitasnys, adakalanya siswa lebih cenderung menggunakan bahasa non-verbal dengan cara mencoret-coret sarana sekolah agar dia diakui oleh komunitas sekitarnya. Maka ketika seorang siswa berbahasa verbal maupun non-verbal secara tidak langsung siswa tersebut berusaha untuk menunjukkan identitasnya. Inilah tiugas kita sebagai pendidik bukan hanya transfer ilmu saja, tetapi harus menjadi partner siswa di kelas sehingga kita bisa mengertii bahasa yang dipakai siswa untuk berkomunikasi kepada kita.

*) Guru Bahasa InggrisMTs Negeri Tumpang Kab. Malang

Edukasi

Page 38: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

38 MPA 347 / Agustus 2015

Pendahuluan

Dalam dunia pendidikan, pada dasarnya pendidik mempunyai arti luas dan arti sempit. Pendidik dalam

arti luas adalah semua manusia/orang yang berkewajiban membina anak-anak. Sementara, pendidik dalam arti sempit adalah orang-orang yang dipersiapkan secara khusus dan dengan sengaja menjadi seorang guru atau dosen. Hakekat seorang pendidik menurut Ahmad Tafsir dalam Astri (2011), pendidik (atau disebut juga guru) adalah orang yang bertanggung jawab terhadap berlangsungnya proses pertumbuhan dan perkembangan potensi anak didik, baik potensi kognitif maupun potensi psikomotoriknya.

UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas disebutkan bahwa, secara umum, pendidik itu adalah tenaga kependidikan yang berkuali�kasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Dalam UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat 1, dan PP No. 74 tahun 2008 tentang Guru, lebih diperinci lagi bahwa yang dinamakan seorang guru adalah adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta

didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Lalu yang disebut dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransfor-masikan, mengembangkan, dan menye-barluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Filosofis Tenaga PendidikDilihat dari aspek ontologis, yang

dikatakan sebagai seorang pendidik/guru berdasarkan aturan pemerintah di atas adalah seseorang yang mampu bekerja secara profesional dalam menjalankan tugas utamanya yaitu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi pada peserta didiknya di jenjang pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Jadi, seorang pendidik, pekerjaannya bukan mengajar an sich.

Aspek yang kedua yaitu epistemologi pendidik dan tenaga kependidikan merupakan pembahasan lanjutan dari aspek ontologi di atas. Epistemologi pendidik dan tenaga kependidikan, seperti sudah diuraikan sebelumnya bahwa awal mula dunia pendidikan di negara ini mencetak pendidik adalah dengan merekrut orang-orang yang mau dididik menjadi guru kemudian disekolahkan di sekolah-sekolah guru. Proses ini merupakan proses ideal dalam menghasilkan guru/pendidik yang berkualitas, maka tak heran, konon pada tahun sebelum 1980-an, Indonesia mampu mengirimkan guru-guru terbaiknya ke negara-negara tetangga.

Aspek yang terakhir adalah aspek aksiologis. Nilai dan implikasi aksiologi di dalam pendidikan ialah pendidikan yang menguji dan mengintegrasikan semua nilai (nilai tindakan moral, nilai ekspresi keindahan dan nilai kehidupan sosio-politik) di dalam kehidupan manusia dan membinanya ke dalam kepribadian anak.

Oleh :Eka Sugeng Ariadi *)

Edukasi

Tenaga Pendidik Jangan BerhentiBerakselerasi!

Page 39: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

39MPA 347 / Agustus 2015

EdukasiDengan prinsip ini, maka adanya pendidik dan tenaga pendidikan yang berkualitas/profesional/terstandarisasi sesuai aturan, maka pasti akan menghasilkan anak didik yang berkualitas pula.

Sekarang sudah 162 tahun lamanya, tepatnya semenjak tahun 2009 yang lalu, pemerintah berusaha lebih serius mengakui dan memberikan penghargaan yang layak untuk para guru dan tenaga kependidikan. Maka didirikanlah kembali lembaga yang khusus menyiapkan, membimbing, dan menghasilkan guru-guru yang lebih berkualitas. Dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendikans) No. 8 tahun 2009 tentang Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), maka lembaga ini menjadi satu-satunya lembaga perguruan tinggi yang memenuhi syarat dan diberi tugas untuk menyelenggarakan program pengadaan pendidik dan tenaga kependidikan lainnya pada level pendidikan usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah, serta untuk menyelenggarakan dan mengembangkan ilmu kependidikan.

Namun apa hendak dikata, alih-alih terjadi peningkatan mutu/kualitas pendidikan yang berimplikasi pada output pendidikan yang berkualitas, ternyata hingga saat ini, negara kita belum mampu menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan tentu saja bersaing dengan SDM dari negara lain. Indikator tinggi rendahnya SDM tiap negara bisa dilihat dari laporan Human Develoment Index (HDI) yang dikeluarkan oleh UNDP. Berdasarkan release UNDP, Indonesia berada pada rangking 108 di tahun 1998, rangking 109 di tahun 1999, dan rangking 111 di tahun 2004 dari 174 negara yang diteliti (Mulyasa, 2007). Parahnya pada tahun 2012 menduduki peringkat 124 dari 178 negara dan menurut Menko Kesra, HR. Agung Laksono menyampaikan HDI

(pendidik) dan tenaga kependidikan yang profesional yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.

Oleh karena itu, masalah bagi pendidik dan tenaga kependidikan tentu ber-kaitan dengan komitment mereka tatkala pekerjaannya diakui sebagai pekerjaan profesi. Artinya sebagai mereka saat ini harus memiliki sikap dan mental layaknya seorang yang profesional dalam menjalankan pekerjaannya. Glickman (1991) dalam Mulyasa (2007) menjelaskan bahwa guru profesional memiliki dua ciri yaitu tingkat kemampuan yang tinggi dan komitmen yang tinggi. Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru telah menetapkan 4 kompetensi yang dapat dijadikan sebagai indikator keprofesionalan seorang pen-didik, yaitu kompetensi pedagogik, kompe-tensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.

Demikian pula perhatian (bukti kese-riusan) pemerintah untuk tenaga kepen-didikan telah tertuang dalam berbagai peraturan perundang-undangan, misal: Permendiknas No 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah. Per-mendiknas No 24 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah. Permendiknas No 25 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah. Permendiknas No 27 Tahun 2008 tentang Standar Kuli�kasi Akademik dan Kompetensi Konselor, dan masih banyak yang lainnya. Akan tetapi, berbagai upaya diatas masih harus terus menerus diberikan akselerasi (percepatan) baik dari sisi berbagai macam program/konsep/ide/kebijakan maupun berbagai strategi penerapannya di lapangan.

*) Guru MTs Negeri Pohjentrek,Kabupaten Pasuruan

Guru profesional memiliki dua ciri yaitu tingkat kemampuan yang

tinggi dan komitmen yang tinggi. Pemerintah

melalui Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang

Guru telah menetapkan 4 kompetensi yang dapat

dijadikan sebagai indikator keprofesionalan seorang

pen didik, yaitu kompetensi pedagogik, kompe tensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi

profesional.

Indonesia di tahun 2013 menjadi urutan ke-121 dari 185 negara. Berdasarkan UNDP monitor, Indonesia meraih score 0,629 naik 0,009, meliputi aspek tenaga kerja, kesehatan, dan pendidikan.

Akselerasi Tiada Henti Menurut Mulyasa (2007: 8) untuk

merekayasa SDM yang berkualitas, yang mampu bersanding bahkan bersaing dengan negara maju, diperlukan guru

Page 40: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

40 MPA 347 / Agustus 2015

Edukasi

Menyadari keberadaannya, sebagai guru hendaknya selalu ekstra hati-hati dalam bertutur kata, bersikap

dan bertindak. Semua yang dilakukan oleh seorang guru menjadi sorotan masyarakat. Guru di dalam benak masyarakat (awam) adalah sosok tanpa salah dan dosa serta serba bisa maka jangan heran jika ada kegiatan di kampung-kampung gurulah yang ditempatkan di barisan paling depan. Demikian juga apabila pelanggaran yang dilakukan seorang guru sekecil apa pun maka dampak yang ditimbulkan akan lebih fatal bila dibandingkan dengan selain guru, sehingga ada pribahasa mengatakan “ guru kencing berdiri murid kencing berlari”.

Dalam suatu penelitian disebutkan guru berasal dari bahasa Sinhala tepatnya di Srilangka. Kata guru terdiri dari dua suku kata yaitu gu dan ru. Gu berarti kegelapan/ketidak tahuan/kebelum tahuan. Sedangkan ru berarti cahaya, cerah, pencerahan. Jadi apa pun peran yang dimainkan oleh seorang guru fungsinya hanya satu yaitu memungkinkan terjadinya perubahan dari kegelapan ke terang benderang, dari yang belum bisa menjadi bisa, dari belum mampu menjadi mampu, dari belum mengerti menjadi mengerti, dari belum menguasai menjadi menguasai. Siapa yang menjadi objek guru dalam memainkan perannya? Tidak lain adalah murid.

Oleh :Kondang Sahly *)

Guru dan Murid Menata NiatGuru adalah unsur manusiawi dalam pendidikan. Merupakan sumber daya manusia (SDM) yang menempati posisi

dan memegang peranan penting dalam dunia pendidikan. Dalam istilah jawa ada kirata basa yang berbunyi: “guru” berarti digugu lan di tiru artinya apa yang disampaikan oleh seorang guru selalu diyakini kebenarannya dan

dijadikan suri tauladan bagi muridnya, dengan kata lain guru adalah contoh atau panutan yang sangat sentral.

Page 41: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

41MPA 347 / Agustus 2015

EdukasiSelanjutnya kata guru dan murid

menjadi pasangan yang serasi karena kata murid berasal dari bahasa Arab arada-yuridu-muridun, artinya orang yang berkeinginan terjadinya perubahan dalam dirinya yaitu dari kegelapan ke terang benderang, dari belum bisa menjadi bisa, dari belum mampu menjadi mampu, dari belum mengerti menjadi mengerti dan dari belum menguasai menjadi menguasai. Jadi hubungan guru dan murid sangatlah penting laksana “simbiosis mutualisme” dalam bahasa biologinya.

Seiring dengan dinamika sosial yang terjadi, ada perbedaan yang signi�kan antara guru pada zaman sebelum berla kunya program serti�kasi dan sesudah program serti�kasi. Sebelum berlakunya program serti�kasi secara kaca mata ekonomi guru berada di level menengah ke bawah bahkan cenderung di bawah standar rata-rata sehingga untuk menutupi kebutuhannya ada sebagian guru harus nyambi (kerja sambilan) profesi lain, ada yang sebagai tukang ojek, berdagang atau kerja sampingan yang lain dan pada tataran inilah yang disinyalir sebagai penyebab rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia secara umum, wabil khusus di daerah-daerah pelosok. Walaupun demikian status sosial guru di mata masyarakat cukup terpandang, selalu ditokohkan dan dijadikan panutan terutama oleh masyarakat pedesaan.

Pemerintah memberlakukan program serti�kasi, dengan tujuan dapat meningkat-kan kwalitas pendidikan dan juga dapat meningkatkan gaji guru secara profesional. Bahkan hasil Rembuk Nasional Guru Madrasah Tahun 2012 digunakan sebagai kebijakan Direktorat Pendidikan Madrasah merekomendasikan: 1) Meningkatkan profesionalitas guru melalui serti�kasi, peningkatan kuali�kasi, dan peningkatan kesejahteraan guru, 2) Membangun pendidikan yang mengedepankan nilai-nilai akhlakul karimah, 3) Membangun budaya madrasah berdasarkan Panca Prestasi madrasah, 4) Membangun budaya kerja madrasah yang ilmiah, inovatif, dan produktif dan 5) Mendorong terciptanya guru yang memiliki integritas, profesional, sejahtera dan bermartabat yang didasari semangat ikhlas beramal (Abdul Hakim).

Namun pada kenyataannya baru dalam hal kesejahteraan boleh dikata guru meningkat tajam yang dulu terdengar nyanyian Iwan Fals “Umar Bakri” seorang guru pegawai negeri dengan sepeda butut yang dikendarai sehari-hari sudah tak berlaku lagi. Pada zaman dahulu guru yang mengendarai sepeda motor dapat dihitung dengan jari itu pun pembeliannya secara kredit, hampir sulit dijumpai guru mengendarai sepeda motor ke sekolah adanya hanya sepeda ontel. Berbeda dengan zaman sekarang, sepeda motor sudah bukan

pondasi dasar kepada murid-muridnya dengan meluruskan niatnya bahwa mereka datang ke sekolah bukan sekedar hura-hura atau mencari nilai tinggi dengan cara tak terpuji, melainkan mereka datang ke sekolah untuk menuntut ilmu. Ilmu yang bermanfaat bagi dirinya, bagi orang lain, bagi lingkungannya sebagai bekal hidup di dunia maupun akhirat.

Jika zaman dahulu, usai menjalankan tugas guru melanjutkan mencari tambahan ekonomi demi sesuap nasi sekarang guru secara ekonomi sudah mapan dan lebih dari cukup, apalagi yang menjadi alasan sebagai penghambat meraih prestasi? Kita diingatkan oleh Allah SWT. dalam kitab suci Al-Qur’an: “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS Ar-Rohman) sampai diulang 31 kali dalam surat tersebut. Kini guru tinggal menikmati gaji plus tunjangan profesi, tapi sungguh disayangkan, guru lebih banyak disibukkan sekadar memenuhi tuntutan serti�kasi daripada memperbaiki kinerjanya dalam rangka mencapai tujuan yang subtansi. Mereka fokus mengejar memenuhi jumlah jam mengajarnya, tuntutan administrasi pendidikan, SKP, �njer print sebagai bukti �sik kehadiran dan lamanya berada di sekolah atau giat mengikuti pelatihan-pelatihan (workshop) yang diadakan ter-kadang demi selembar serti�kat sebagai “pengakuan” sekadar digunakan tambahan kredit pint dalam kenaikan pangkat yang tidak jarang tega menelantarkan anak didik sehingga anak didik jadi korban, atau hanya duduk-duduk manis sambil menunggu waktu habis. Lalu kapan tujuan pendidikan di negeri ini bisa tercapai dengan meraih prestasi? Sudah saatnya kita berbenah diri utamanya guru sebagai profesi. Di pundak guru terdapat tanggung jawab besar untuk menyelamatkan generasi. Sebagaimana pepatah melayu mengatakan:

“Jikalau kita salah memilih tukang masak maka akan menyesal di kala makan

Jikalau kita salah memilih tukang cukur maka akan menyesal selama satu bulan

Jikalau kita salah memilih seorang guru maka akan merugi beberapa generasi”

Naudzubillaminzdalik. Maka tidak salah ketika Jepang dijatuhi bom atom oleh tentara Amerika dan sekutunya di kota Nagasaki dan Herosima pada perang dunia kedua justru yang dikhawatirkan dan ditanyakan pertama kali oleh kaisar Jepang Hirohito adalah bagaimana keadaan guru pasca perang dan bukan keadaan tentara atau yang lain. Ini sebagai bukti betapa sang kaisar menganggap penting keberadaan guru di suatu negara. Bersykurlah wahai para guru! Engkaulah pahlawa tanpa tanda jasa dan sungguh mulia cita-citamu untuk mencerdaskan bangsa.

*) Guru Matematika MTs NegeriBabat, Lamongan

Jika zaman dahulu, usai menjalankan tugas guru

melanjutkan mencari tambahan ekonomi demi

sesuap nasi sekarang guru secara ekonomi

sudah mapan dan lebih dari cukup, apalagi yang menjadi alasan sebagai

penghambat meraih prestasi

barang mewah lagi bahkan seorang guru berangkat ke sekolah dengan berganti-ganti sepeda motor, ada juga yang mengendarai mobil, belum lagi kalau mau melihat da�ar antrian haji di Kantor Kemenag calon jamaah haji banyak dipenuhi dari kelompok guru. Di balik kesuksesan dari sisi ekonomi yang meningkat tajam tetapi belum nampak kemajuan dalam pendidikan yang signi�kan.

Pasti ada sebab atau ada yang salah yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan di negeri ini baik dipihak guru maupun dipihak murid atau mungkin penyelenggara pendidikan dalam hal ini pemerintah. Maaf kita tidak pantas menyalahkan pihak lain mari kita intropeksi diri kita masing-masing utamanya sebaagai guru. Mari mengevaluasi diri dimulai dari niat kita, jangan-jangan selama ini niat kita belum lurus. Segera tata niat kita hanya semata mencari ridlo-Nya, bukan karena yang lain. Atau niat kita hanya berhenti pada kata-kata atau mungkin konsep kita hanya sebatas retorika belaka belum memasuki rana yang nyata. Bukankah amal perbuatan itu sangat tergantung pada niatnya sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Sesungguhnya sah atau tidak suatu amal, tergantung pada niat. Dan yang teranggap bagi tiap orang apa yang ia niatkan” ( HR. Bukhari).

Dalam menjalankan tugasnya, sudah kah guru menyiapkan program mengajar yang dikemas dalam perangkat pembelajaran dengan niat dalam hati yang ikhlas dan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan peserta didik di kelas? atau sekadar asal-asalan demi formalitas memenuhi tugas? sudahkah guru dalam menyampaikan ilmu dengan prosedur yang baik dan benar sehingga terjalin dalam interaksi edukatif? Sudahkah guru memberi motivasi belajar dengan menanamkan benih kebajikan sebagai

Page 42: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

42 MPA 347 / Agustus 2015

Jika membayangkan membangun stasiun televisi komersil seperti TV Nasional, tentu membutuhkan modal besar. Dana

tersebut diperuntukkan untuk investasi alat, gedung, pemancar hingga SDM. Tapi kalau yang dibangun adalah televisi sebagai media belajar, tentu besaran biaya itu bisa ditekan. “Apalagi di MAN Paiton TV seluruh SDMnya berasal dari para siswa. Mulai dari crew siaran hingga pembuat program,” paparnya.

Sekitar dua jam selepas sekolah para siswa MAN tertua di Jawa Timur – yang berdiri sejak tahun 1969 – ini berjibaku untuk memproduksi program televisi di Laboratorium IT madrasah. Laboratorium tersebut merupakan salah satu sarana pendukung utama MAN Paiton TV.

Dari proses editing gambar visual dan mixing audio inilah, sehingga program itu layak disiarkan di televisi. Tak berhenti di situ saja. Sebagian siswa juga menyiapkan �lm animasi kreatiaf. Jikapun waktu

Bagi siswa yang berminat bergabung dengan program baru ini, tidak butuh persyaratan yang ribet. Modalnya cukup sebuah laptop dan memliki ketertarikan dengan dunia broadcasting. Tak heran jika animo siswa yang ingin bergabung cukup besar. Tak ayal Brodcating menjadi program primadona baru.

Dengan bergabung di program IT Broadcating ini, siswa dibekali pegetahuan animasi gra�s, teknik mixing audio-video, jaringan instalasi, serta seluk beluk penyiaran. “Saya bermimpi kelak mereka menjadi ahli di bidang broadcasting,” ujar mantan mantan Kepala MTsN Paiton ini penuh harap. “Madrasah ini ibarat kawa canradimuka mereka,” imbuhnya.

Latar belakang dibukanya program IT Broadcasting merupakan respon madrasah terhadap makin pesatnya perkembangan teknologi informasi. Pihak madrasah ingin mengarahkan para anak didiknya, agar senantiasa memanfaatkan teknologi

MAN Paiton Probolinggo

Program TV Madrasahyang Kreatif-Inspiratif

Mendirikan stasiun televisi ternyata mudah. Ini dibuktikan MAN Paiton Probolinggodengan membangun MAN Paiton TV. “Orang ber�kir TV itu mahal.

Padahal tergantung dari bagaimana kita memulainya saja kok,” ujar Dr. H. Sugiyo, MPd singkat.

penyelesaian di madrasah tak cukup, tak jarang mereka melanjutkannya di rumah masing-masing.

Program-program yang dihasilkan itu kemudian disiarakan melalui MAN Paiton TV yang mengudara tiga jam setiap pagi harinya. “Saat ini kami hanya siaran tiga jam. Tapi tak menutup kemungkinan ke depan akan menambah jam siaran,” tandas mantan Ketua Sekolah Tingi Informatika Nurul Jadid Paiton ini optimistis.

Memang bukan sesuatu yang mustahil untuk menambah durasi jam siaran. Apalagi seiring dengan peningkatan kualitas skiil kemampuan para siswa yang tergabung dalam program IT Broadcasting. Ini merupakan program unggulan MAN Paiton setahun terakhir, yang bertujuan untuk melejitkan nama madrasah. “Kami ingin membuktikan, bahwa madrasah tak hanya berkutat dalam ilmu agama saja. Tapi juga aktif bergumul dengan teknologi informasi,” tandasnya.

Page 43: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

43MPA 347 / Agustus 2015

sebagai sumber belajar sekaligus alat belajar. “Jadi.. kelak para siswa tak sekedar sebagai objek teknologi, tapi juga subjek teknologi,” tandasnya.

Dengan program IT Broadcasting tersebut, kini siswa madrasah yang berdekatan dengan komplek PP. Nurul Jadid Paiton ini telah banyak menghasilkan program unggulan. Diantra program yang makin diminati pemirsa MAN Paiton TV, adalah ‘Rumah Tahsin’. Ini merupakan program live tilawah siswa, yang dipimpin langsung oleh siswa juara qari’. Program tersebut ditayangkan selama 30 menit tiap pukul 07.00 WIB. Selain menuntun pembacaan al-Qur’an para siswa di tiap kelas, tayangan ini juga diminati masyarakat sekitar di rumah masing-masing.

Selain itu ada pula program ‘English Morning Talk’, yang senantasa ditunggu jam tayangnya. Sebab program berdurasi 30 menit itu dipandu langsung oleh tutor asal Boston Amerika Serikat. Dia merupakan guru bahasa Inggris yang diperbantukan di madrasah yang beralamat di Jl. Raya Karanganyar Paiton 67291 Probolinggo ini. “Di tayangan ini pemirsa bisa menyaksikan proses pembelajaran bahasa Inggris di MAN Paiton, sekaligus bisa turut belajar melalui layar kaya di rumah,” paparnya.

Ada pula acara diskusi keagamaan bertajuk ‘Nadwah’ yang berdurasi 60 menit. Di sini dikupas berbagai tema-tema sosial kegamaan actual, yang diisi langsung oleh para guru agama. Jadi guru mengajar siswa sambil memberikan pencerahahan kepada masyarakat. “Untuk menampung kreativitas siswa, juga disediakan progam yang menginspirasi bertajuk ‘Kreasi Siswa’,” imbuh pria kelahiran Madiun 8 September 1970 ini berpromosi.

Program yang berkualitas tentu membutuhkan dukungan teknis yang

baik. Untuk itulah, pihak madrasah mendatangkan berbagai alat pendukung. Selain itu, satu ruang kelas berukuran 6x7 meter disulap sebagai studio 1. Di dalamnya dilengkapi berbagai peralatan seperti sending vcr system, continuity studio equipment, camera system, audio system, video system, lighting system, master control dan peralatan transmisi.

Itupun masih dilengkapi dengan labora-torium IT untuk mendukung produksi program. Dan sebagai pemancar, antena setinggi 45 meter tegak berdiri di sisi Timur gedung madrasah. Dengan pemancar tersebut, semua progam siaran MAN Paiton TV mampu dijangkau masyarakat umum hingga radius 10 km dari madrasah.

MAN Paiton TV mungkin satu-satunya stasiun televisi yang dimiliki madrasah di Jawa Timur. Sebagai media belajar siswa dan media komunikasi madrasah dengan masyarakat, stasiun televisi ini juga menjadi alat bantu untuk menjaring mitra di sekitar madrasah. “Kita tidak mungkin menjalin kerjasama

dengan pihak luar jika kita tidak memiliki produk,” tukas peraih Kepala MA Teladan I tingkat Jatim ini sambil melepas senyum.

Agar lebih mendekatkan diri dengan masyarakat sekitar, madrasah yang memi-liki program unggulan Go to Campus (GTC) ini berencana mendirikan studio 2. Studio baru ini akan dikhususkan untuk pembuatan program yang membidik kalangan ibu-ibu dan anak-anak. Ini sekaligus makin mendekatkan madrasah dengan masyarkat sekitar.

Meski demikian, tak berarti teknologi tersebut akan dikomersialkan oleh madrasah yang pernah memiliki madrasah �lial di berbagai tempat di Jawa Timur ini – meski biaya operasional televisi tidak murah. “Sebab tujuan pendirian televisi ini dikhusukan sebagai laboratorium pebelajaran siswa,” tutur kepala MA Teladann III tingkat nasional 2014 ini menandaskan.

Meski demikian, tak menutup kemung-kinan bagi madrasah yang mulanya bernama Madrasah Aliyah Agama Islam Negeri atau MAAIN ini membuka pintu kerjasama dengan pihak perusahaan swasta seperti PT. IPMOMI dan Telkom. Khusus perusahan terakhir, kerjasama khusus di bidang penyedia jaringan.

Agar siswa makin cakap dan profesional, pihak madrasahpun menjalin kemitraan dengan kalanan pofesional seperti Probolinggo TV dan Altimis Production. Dari kerja sama ini diharapkan nantinya ada semacam transfer of knowledge kepada para siswa. Meski bukan siswa sekolah kejuruan, para siswa MAN Paiton banyak terlibat dalam berbagai proses produksi program di kedua perusahan tersebut. “Inilah bukti bahwa siswa madrasah mampu melampau capaian siswa sekolah umum,” pungkas Pak Sugiyo bahagia. •Pri

Dr. H. Sugiyo, MPdKepala MTsN Paiton

Page 44: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

44 MPA 347 / Agustus 2015

Hadirin jamaah Jum’atyang dimulyakan Allah

Puji syukur kepada Allah yang telah mengaruniakan nikmat teramat besar kepada umat Islam yaitu usai menunaikan ibadah puasa wajib Ramadlan serta ibadah-ibadah lainnya seperti qiyamul lail, tadarus Qur’an, shodaqoh, dan membayar zakat �trah. Dengan harapan semoga semua amal ibadah kita akan diterima oleh Allah dan segala kesalahan kita diampuni pula oleh Allah Azza Wajalla. Amin.

Hadirin sidang Jum’atyang dirahmati Allah

Di bulan Ramadhan kemarin kita adalah tamu Allah. Dan sebagai tuan rumah, Allah sangat mengetahui bagaimana cara memperlakukan tamu-tamunya dengan baik. Namun sesungguhnya Allah hanya akan memperlakukan kita dengan baik jika kita tahu akhlaqul karimah sebagai tamu-Nya. Salah satunya yakni dengan menjaga shaum (puasa) kita secara sempurna. Tidak hanya sekedar menahan lapar dan dahaga belaka tetapi juga menjaga seluruh anggota tubuh dari hal-hal yang tidak diridloi-Nya. Sepatutnya perjalanan ibadah Ramadlan

Oleh : H. Maijoso, S.Ag. M.Pd.I.(Kepala MTs Negeri Sukowono, Jember)

Melestarikan Nilai-Nilai RamadhanPasca Ramadhan

menyadarkan kita bahwa, kehidupan di dunia hanyalah sekedar mampir dan bukan akhir perjalanan serta tujuan kita. Mari kita perbaiki segala kekurangan dan kelalaian akhlak kita sebagai tamu Allah, karena tidak mustahil Ramadlan tahun ini merupakan Ramadlan terakhir yang dijalani hidup kita, karenanya jangan sampai disia-siakan.

Hadirin kaum musliminyang berbahagia

Apabila telah datang malam terakhir dari bulan Ramadlan maka menangislah langit dan bumi serta para malaikat, karena musibah yang akan menimpa umat Nabi Muhammad Saw. Musibah itu adalah perginya bulan Ramadlan yang penuh hikmah dan fadilah (keutamaan). Pada bulan Ramadlan do’a dikabulkan, shodaqoh diterima, pahala kebaikan dilipatgandakan dan adzab Allah diangkat. Seyogyanya pula dengan berakhirnya bulan Ramadlan, kita harus merasa sedih. Karena siapa tahu kita tidak akan berjumpa lagi dengan Ramadlan yang akan datang. Betapa banyak keluarga, saudara dan teman kita yang pada tahun lalu masih bersama kita mengisi hari dan malam Ramadlan dengan ibadah, namun

kini telah dipanggil oleh pemiliknya Allah Dzat Yang Maha Menguasai setiap gerak langkah kita.

Semua amal ibadah anak cucu Adam dapat dicampuri kepentingan hawa nafsu, kecuali shaum (puasa). Maka sesungguhnya shaum (puasa) itu semata-mata untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya (Hadits Riwayat Bukhari Muslim). Mungkin Kita pernah melihat seekor ulat berbulu yang menjijikkan dan menakutkan? Tapi setelah ia mengalami fase dimana ia harus masuk ke dalam kepompong selama beberapa hari. Setelah itu ia pun akan keluar dalam wujud lain : ia menjelma menjadi seekor kupu-kupu yang sangat indah, sehingga membuat semua terpesona dan menakjubkan serta ingin memilikinya.

Hadirin RohimakumullahSemua proses itu memperlihatkan

tanda-tanda Ke-Mahabesaran Allah. Me-nan dakan betapa teramat mudahnya bagi Allah Azza wa Jalla, mengubah segala sesuatu dari hal yang menjijikkan, buruk, dan tidak disukai, menjadi sesuatu yang indah dan membuat orang senang memandangnya. Semua itu berjalan melalui suatu proses perubahan yang sudah diatur dan aturannya pun ditentukan oleh Allah, baik dalam bentuk aturan atau hukum alam (sunnatullah) maupun berdasarkan hukum yang disyariatkan kepada manusia yakni Qur’an dan Sunnah.

Jika proses metamorfosa pada ulat ini diterjemahkan ke dalam kehidupan manusia, maka saat dimana manusia dapat menjelma menjadi insan yang jauh lebih indah, momen yang paling tepat untuk terlahir kembali adalah ketika memasuki Ramadhan. Bila kita masuk ke dalam ‘kepompong Ramadhan’, lalu segala aktivitas kita cocok dengan ketentuan-ketentuan “metamorfosis” dari Allah, niscaya akan mendapatkan hasil yang mencengangkan

Page 45: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

45MPA 347 / Agustus 2015

yakni manusia yang berderajat muttaqin dengan akhlak yang nan indah mempesona.

Adapun muara dari ibadah Ramadhan adalah melatih diri dalam mengendalikan hawa nafsu, sebagaimana Allah SWT ber�rman,

Artinya: “Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka Sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya)” (QS. An Nazii’at [79] : 40 - 41).

Berpuasa tidak hanya menahan diri dari hawa nafsu perut dan seksual saja akan tetapi juga semua anggota badan kita lainnya agar mau melaksanakan amalan yang disenangi Allah. Jika hawa nafsu sudah bisa kita kendalikan, maka syetan akan tunduk pada keinginan kita. Dengan demikian, hidup kita pun sepenuhnya dapat dijalani dengan hawa nafsu yang berada dalam keridloan-Nya. Inilah kunci menggapai kebahagiaan dunia akhirat. Hal lain yang paling utama harus kita jaga juga dalam bulan yang sarat dengan berkah ini adalah akhlak. Barang siapa membaguskan akhlaknya pada bulan Ramadhan, Allah akan menyelamatkan dia tatkala melewati shirah di mana banyak kaki tergelincir, demikianlah sabda Rasulullah SAW.

Hadirin RohimakumullahRona merah di ufuk barat pada akhir

Ramadlan, menandai gema takbir, tahlil dan tahmid berkumandang sebagai wujud rasa syukur dan gembira pada Hari Raya Idul Fitri, setelah sebulan lamanya umat Islam mengikuti penataran dan pelatihan raksasa, yang diikuti oleh jutaan peserta yang menyatakan dirinya muslim dan mukmin. Umat Islam berlomba-lomba mengerjakan amal kebaikan (fastabiqul khoirot) seperti Puasa wajib Ramadlan, membayar zakat �trah, mengeluarkan shodaqoh, tadarus Qur’an, qiyamul lail (sholat Tarawih, Tahajud, Tasbih, Hajat, dan Witir) dan ibadah-ibadah lainnya, dengan penuh harap semoga segala amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT sebagai amal sholih dan maqbul.

Kini Ramadlan Mubarok telah berlalu dengan segala kenangan indah penuh makna, dengan ibadah dan amal kebajikan yang kita tanam sebagai investasi jangka panjang, yang insya Allah akan dipetik dan dinikmati hasilnya di akhirat kelak. Begitu agung dan mubaroknya Ramadlan sampai Rasulullah bersabda, yang artinya:

“Seandainya umatku tahu apa makna dan hikmah yang terkandung di bulan Ramadlan, niscaya akan mengharap Ramadlan berlangsung setahun penuh”.

Hadirin sidang Jum’atyang dimulyakan Allah

Hari Raya Idul Fitri adalah hari kembali kepada �trah (kesucian), dan bukan hari raya untuk membebaskan nafsu dan mengumbar syahwat. Idul Fitri bukan berarti kebebasan dari segala ikatan dan bukan hari pemutusan dengan Allah. Seorang saleh ditanya, “Kapan hari raya Anda?” Ia menjawab, “Bagi kami, hari raya adalah hari: Pertama, ketika kami tidak bermaksiat kepada Allah; Kedua, ketika datang kemenangan bagi orang-orang beriman; dan Ketiga, ketika kami kembali kepada hidayah dan bimbingan Allah dan memperbaiki urusan kami. Bagi kami, hari raya bukanlah untuk orang yang berpakaian baru dan mewah. melainkan untuk orang yang mampu mengamankan diri dari siksaan neraka.” Hari raya yang hakiki adalah hari di mana kita aman dari siksa neraka, hari tanpa dosa. Bukankan Allah menghapus dosa-dosa hamba-Nya yang lulus dari training ramadhan. Dan bukankah orang² yang lulus saja yang berhak ber-’idul-�tri (kembali suci)?  Kalau kita mau, kita bisa berhari-raya setiap hari. Setiap hendak memulai hari Anda, tanamkan dalam hati, “Aku tidak mau melakukan dosa, aku mau hari ini adalah hari raya.”

Sebagian orang mengira bahwa berakhirnya Ramadlan adalah berakhirnya ikatan dengan masjid, sholat berjamaah dan ketaatan-ketaatan lainnya, sama sekali bukan. Barang siapa menyembah Ramadlan, sesungguhnya Ramadlan telah usai, namun barang siapa menyembah Allah, maka Allah tetap hidup dan abadi selama-lamanya.

Ramadlan adalah adalah hari besarnya orang-orang yang bertaqwa dan pasar rayanya orang-orang sholih. Seorang pedagang tentu akan meningkatkan kegiatan bisnisnya pada saat pasar raya. Namun bukan berarti dia menutup usahanya usai pasar raya. Ramadlan merupakan hari besar, saat kita menyetrumkan baterai hati kita dengan iman dan taqwa serta amal sholih. Janganlah menjadi orang musiman, mengenal Allah hanya sebulan dalam setahun. Setelah itu putus ketaatan kepada Allah dan ibadah kepada-Nya.

Kaum Muslimin yang berbahagiaCiri-ciri diterimanya suatu ibadah oleh

Allah ialah nampak pada perbaikan ibadah dan prilaku dalam kehidupan sehari-hari setelah melaksanakan ibadah tersebut. Seba-liknya ciri-ciri ditolaknya suatu ibadah oleh Allah ialah nampak pula pada penu runan ibadah dan prilaku sehari-hari ke arah yang kurang baik. Hal ini tergambar dalam �rman Allah Surat Muhammad ayat 17 :

Artinya : “Dan orang-orang yang mau menerima petunjuk, Allah menambah petunjuk kepada mereka dan mem-berikan balasan ketaqwaannya.”

(Q.S. Muhammad : 17).

Oleh karena itu maka sepatutnya umat Islam yang telah usai melaksanakan ibadah puasa Ramadlan, harus berupaya untuk melestarikan dan mengaplikasikan nilai-nilai mulia itu dalam kehidupan pasca Ramadlan. Kita kekalkan hikmah Ramadlon dalam kehidupan kita sehari-hari ke depan. Kita jadikan ibadah puasa sebagai wahana untuk menggapai �trah insani, sehingga jiwa raga kita menjadi �trah kembali. Menjadi manusia yang mempunyai jiwa suci dan semangat baru guna menapaki masa depan yang lebih cerah.

Kini kita bertemu dengan bulan Syawal, bulan yang sangat populer dengan sebutan Idul Fitri. Mari kita ambil manfaat besar dari hari raya ini. Kita saling memberi dan meminta maaf. Kita semua berusaha untuk menciptakan suasana yang kondusif, suasana yang aman, tentram dan damai. Kita pupuk rasa persatuan dan kesatuan bangsa, untuk membangun kembali negara Indonesia tercinta.

Semoga Allah Yang Maha Bijaksana senantiasa melimpahkan inayah-Nya sehingga setelah ‘Kepompong Ramadhan’ ini kita masuki, kita kembali pada ke-�tri-an tak ubahnya bayi yang baru lahir. Sebagaimana seekor ulat bulu yang keluar menjadi seekor kupu-kupu yang indah dan mempesona. Selamat menyongsong fajar kemenangan di hari yang �tri. Dan semoga kita benar-benar dapat meraih derajat takwa. Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyaamana wa shiyaamakum. Amin.

Page 46: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

46 MPA 347 / Agustus 2015

Klinik

Salah satu dari fungsi utama tulang adalah untuk “memudahkan” gerakan. Dengan adanya tulang-tulang anggota

gerak tubuh, maka kita dapat berjalan lebih cepat dengan melangkahkan kaki; bahkan mudah bagi untuk memahami bahwa orang yang tungkainya panjang akan lebih cepat berjalannya karena jangkauan setiap langkahnya lebar. Tulang paha termasuk tulang yang bebannya berat, karena dia harus menyangga “seluruh” beban tubuh ketika orang berdiri. Oleh karena itu tulang yang “tunggal” ini dijadikan kuat. Dalam kaitan dengan fungsi gerakan itu, maka pada tulang paha ini melekat banyak otot (sering disebut daging), yang melekat langsung ataupun dengan perantaraan jaringan ikat. Untuk mempertahankan kekuatan ini peredaran darahnya juga banyak, karena ukurannya yang besar.

Besarnya maupun kuatnya tulang paha bukan terbentuk secara mendadak, melainkan secara bertahap, yaitu dengan selalu adanya bongkar-pasang (turn over). Dalam proses ini ada sel-sel tulang yang selalu “memakan” jaringan tulang, sel-sel ini disebut ostoclast; sebaliknyalah dan ada sel-sel tulang yang selalu “membangun” jaringan tulang, sel macam ini disebut osteoblast. Semua kegiatan sel itu berlangung terkendali, yaitu dilakukan menurut kebutuhan. Jika tubuh “merasa” bahwa tidak perlu tulang yang kuat, maka jaringan tulang yang dibentuk oleh sel osteoblast bukanlah yang berkwalitas “prima” melainkan seperlunya saja. Lain halnya pada petani atau kuli yang harus bekerja berat, maka tulang yang dibentuk adalah yang lebih kuat, dengan komposisi yang sesuai untuk itu ataupun juga dengan memperbesar ukuran maupun ketebalannya.

Secara umum dapat dikatakan bahwa penyebab patah tulang adalah rudapaksa, beban melebihi kemampuan kekuatannya. Tergantung pada bagaimana “pembebanan” itu terjadi, maka model patah tulangnya dapat berbeda, sedikit tertekuk, retak

Pengasuh :dr. H Rasyid M Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.

tangga (undhak-undhakan, Jw.) rumah tulang pinggul ini dapat patah. Mengangkat cucu yang agak gemuk juga sudah memungkinkan patah tulang pinggul ini.

Patah tulang yang cukup sering adalah patah leher tulang paha di daerah pinggul, yang sering disederhanakan sebutannya sebagai tulang pinggul. Jika ini terjadi maka penderita akan merasakan nyeri ketika tungkai digerakkan. Pembengkakan ataupun perdarahan tidak segera tampak karena letaknya terkelilingi oleh banyak otot yang besar-besar. Oleh karena itulah mereka yang mengalami nyeri pinggul setelah jatuh harus curiga terjadinya patah tulang pinggul ini. Penyelam tradisional dengan kompresor sebagai pencari tiram mutiara cukup banyak yang kemudiannya mengalami patah tulang pinggul sebagai akibat lanjut dari kesalahan cara menyelamnya.

terpuntir, retak memanjang, patah putus, ataupun “remuk” sama sekali. Pada tulang bagian pinggul yang paling sering terjadi adalah patah leher tulang, dengan model patahan yang tidak sama, yang memerlukan tindakan yang berbeda-beda.

Pada perempuan yang memasuki masa menua (menopause) terjadi perubahan kadar hormon kelamin yang beredar di dalam tubuhnya; ini mengakibatkan terjadi perubahan struktur tulang, sehingga kekuatan berkurang, dan kerapuhan tulang bertambah. Pada mereka yang tidak “melakukan” upaya memperkuat tulang maka tulangnya akan mudah patah; bahkan terpeleset ataupun jatuh karena tersandung keset saja dapat mengakibatkan patah tulang paha. Mereka ini dituntut untuk lebih berhati-hati jika melangkah; kadang-kadang hanya karena terburu-buru turun

Patah Tulang PinggulPaha merupakan tulang yang paling besar “beban kerjanya”; bagian tulang pinggul merupakan

bagian yang paling rawan karena posisinya yang miring, dan jika patah termasuk paling lama pulihnya.Kita perlu berhati-hati dengannya.

Page 47: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

47MPA 347 / Agustus 2015

DiagnosaKarena letak tulang pinggul tersembunyi

oleh banyaknya otot di sekelilingnya kadang-kadang tidak mudah tampak tanda-tanda patah tulang yang meliputi nyeri (ketika ditarik, ditekan, ataupun digerakkan), bengkak, warna merah-hitam di bawah kulit karena perdarahan, tidak dapat digerakkan, terasa adanya getaran (kreteg-kreteg, crepitation) jika ditekan. Oleh karena itulah mutlak harus dilakukan pembuatan foto ronsen untuk menentukan diagnosa dengan tepat, terutama berkaitan dengan macam tindakan yang harus dilakukan nantinya. Kadang-kadang foto ronsen saja tak cukup untuk memastikan adanya patah tulang ini, sehingga perlu “foto” yang lebih canggih, misalnya CT Scan, MRI, ataupun juga lainnya.

Immobilitation (meniadakan gerakan) mutlak diperlukan pada penderita patah tulang; ini dilakukan sejak dicurigai adanya patah tulang. Tindakan ini diperlukan untuk menghindari memburuknya keadaan akibat dari gerakan-gerakan salah yang tak perlu; oleh karena itulah mereka yang menolong korban kecelakaan harus sangat berhati-hati; di negara yang hukumnya memudahkan orang menuntut bisa jadi si penolong dituntut ganti rugi jika penderita yang ditolong merasa keadaannya mem buruk karena kesalahan tindakan pertolongan awalnya.

PengobatanPatah tulang pinggul itu melibatkan

persendian yang terkait dengan beban berat, sehingga tindakan menjadi sangat “sulit”; retak sedikit saja pada pers-endian akan menimbulkan nyeri yang mungkin berkepanjangan, padahal untuk mendiagnosanya kadang-kadang tidak mudah. Tidak jarang nyerinya itu menjadikan penderita tidak berani bergerak, cenderung untuk hanya berbaring saja. Keadaan ini aka berakibat buruk, lebih-lebih pada mereka yang lanjut usia. Terbaring di ranjang untuk jangka waktu lama dapat menyebabkan komplikasi antara lain: pembekuan darah, pengendapan darah, radang dan emboli/penyumbatan arteri utama paru-paru,  borok punggung akibat berbaring terus. Jika mencapai otak, bekuan darah itu dapat menyebabkan stroke, yang dapat menyebabkan kerusakan otak.  Oleh karena itulah penderita patah tulang pinggul ini diupayakan untuk secepatnya dapat aktif kembali, walaupun patahan tulang masih jauh dari tertautkan dengan kesembuhan. Untuk ini perlu dilakukan operasi, walaupun untuk yang model patahnya “baik” operasi tidak dilakukan. Tindakan operasi yang dila-kukan adalah menyambung tulang yang patah itu dengan bantuan plat dan sekrup, ataupun juga pen untuk menjadikan tulang

asupan protein, zat kapur (kalsium, calk), vitamin D, vitamin C, dan vitamin B-kompleks, dengan menjaga agar tubuh tidak kian gemuk.

Pengobatan alternatif. Walaupun tidak sedikit “kisah” keberhasilan upaya “sangkal putung” mengingat cukup sulitnya permasalahan patah tulang paha dan akibat lanjutnya, maka sebaiknyalah penanganan patah tulang pinggul lebih dipercayakan kepada dokter ahli bedah tulang. Walaupun demikian pengobatan tambahan (supplement) yang banyak dipasarkan itu boleh saja digunakan.

PencegahanDi depan sudah disampaikan sepintas

bahwa tulang yang kuat dan keras ; oleh karena itu upaya mengeraskan tulang merupakan salah satu langkah untuk menghindarkan diri dari patah tulang paha. Secara umum olah raga akan mengeraskan dan menguatkan tulang. Pada perempuan, pada 3-5 tahun mendekati umur menua perlu meningkatkan olahraganya (baca: aktivitas �siknya). Diharapkan pada saat masa menua itu sampai, kondisi tulang berada dalam keadaan terbaik, sehingga ketika dalam masa menua yang tulang berkurang kekuatannya tulang itu berawal dari kondisi yang masih cukup baik. Olah raga ringan dalam masa menua sangat baik, lebih-lebih jika dilakukan dalam grup; selain memperkuat tulang pertemuan sesama peserta itu akan meningkatkan semangat hidup. Ada cukup bukti bahwa semangat hidup juga berpengaruh besar terhdap meningkatnya daya tahan tubuh terhadap infeksi maupun melawan kangker.

Selain itu, kehati-hatian dengan “serba pehitungan” dalam aktivitas sangat lah penting. Orang perlu menyadari kemam-puan dirinya; orang harus selalu waspada dalam setiap langkahnya.

PenutupBersikap waspada sangat diperlukan.

Orang “tua” yang sehabis jatuh atau terpeleset menunjukkan gejala nyeri (sakit) jika kakinya digerakkan, ataupun bahkan kaki tak bisa digerakkan, ataupun juga tampak bengkak pada pangkal paha, kaki terasa kebas jika duduk, posisi kaki seperti terputar, ataupun kaki menjadi lebih pendek sebelah harus secepatnya dibawa ke dokter, kalau mungkin dokter ahli bedah ortopedi untuk tepatnya tindakan; mungkin sekali penderita mengalami patah tulang pinggul.

Sesudah menjalani penanganan patah tulang pinggul, sesuaikan kegiatan agar jangan sampai musibah yang terjadi itu berakibat buruk yang berkepanjangan; kesembuhan patah tulang memang perlu waktu lama.

Semoga uraian di atas bermanfaat.

pinggul ini sedikit dapat menahan beban, ketika bebannya dapat teralihkan ke kruk atau tongkat penyangga yang dipakai.

Jika kepala sendi ataupun juga cawan sendi pinggul juga rusak (pecah, retak) kepada mereka ini ditawarkan mengganti bagian sendi yang “rusak” itu dengan barang tiruan, yang terbuat dari porselen ataupun semacam “baja” tahan karat; sayangnya ini semua bukanlah barang yang mudah didapat ataupun yang murah! Dengan cara itu penderita dapat beraktivitas kembali (dengan bantuan kruk!!!) dalam waktu 4 pekan; meskipun stuktur tulangnya perlu waktu 3-12 bulan untuk tersambung.

Sehari sesudah operasi penderita sudah mulai dianjurkan duduk. Hari berikutnya penderita sudah harus bisa berdiri walaupun kaki yang dioperasi itu masih belum boleh menahan berat badan. Pada hari ketiga setelah pembedahan, pasien seharusnya sudah bisa berlatih berjalan dengan kruk penyangga dengan panduan ahli �sioterapi. Yang prlu difahami adalah bahwa semakin cepat pasien bangkit dari ranjang dan aktif kembali, semakin cepatlah pemulihan kemampuan untuk beraktivitas, yang juga semakin kecil resiko komplikasi karena terbaring di ranjang. Biasanya penderita diperbolehkan pulang 5 hari setelah pembedahan, dengan keharusan kontrol dan bimbingan terapi oleh �sioterapis, dan memperhatikan pantangan-pantangan gerakan agar didapatkan hasil maksimal.

Untuk menghindari keterlambatan penyembuhan patah tulang ada hal-hal yang tidak diabaikan, misalnya kecukupan

Patah tulang yang

cukup sering adalah

patah leher tulang paha

di daerah pinggul, yang

sering disederhanakan

sebutannya sebagai tulang

pinggul. Jika ini terjadi maka

penderita akan merasakan

nyeri ketika tungkai

digerakkan.

Page 48: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

48 MPA 347 / Agustus 2015

6. Zakat (alms-giving). Zakat means purity. This means that a man purifies his earnings by giving away one part of them in the path of God. In this way, zakat awakens the sense in man not to consider his earnings as his own possession, but a gift of God Zakat is , in essence, a practical acknowledgement of God’s bounties. And this admission is no doubt the greatest form of worship.

7. Hajj (Pilgrimage). Hajj means pilgrimage. That is, visiting sacred places in Hijaz in the month of Zulhijja in order to perform the annual worship of hajj required of a believer once in a lifetime. Hajj is a symbol of Islamic unity. It is through hajj that interaction takes place between Muslims on an international scale. Then it is also through hajj that Muslims from all over the world are reminded of Abraham’s sacrifice. On the pilgrimage they also witness the historical places associated with the Prophet of Islam. In this way they return with a longlasting inspiration, which continuous to activate them to adhere to the path of God throughout their lives.

8. Da’wah(Invocation). Da’wah means to call, to invite. A muslim who has received the message of God must do his utmost to communicate this message to other human beings. This da’wah work in its nature is a prophetic task. The more one follows the way of the Prophet in the performance of this task, the greater the reward one will receive for it.

9. Jihad(struggle). The literal meaning of jihad is to strive or to struggle. In the present world, most of the time one has to work for Islam in adverse circumstances. In such circumstances, working for religion through struggle and sacrifice is called jihad. This jihad involves struggling with one’s own self as well. Struggling to communicate the word of God to others is also jihad. In a similar way when any power commits aggression against Islam then, at that moment, rising in defense against that power too is jihad.

10. Sabr(Patience). Sabr means patience, for example, restraining oneself from any adverse reaction when faced with an unpleasant situation. On all such occasions, one must be able to offer a positive response instead of a negative one. This is essential. For, in this present world, unpleasant events set in motion by others have to be faced time and again. If one is invariably provoked on such occasions and reacts negatively, the desired personality will not develop in one. All the teachings of religion require a positive psychology. Therefore, one who loses patience will be able neither to imbibe religious instruction nor to pass it on to others.

WHAT IS ISLAM (2)

A. Reading (Wacana)

B. Vocabulary (Kosakata)Occasions = KesempatanStruggle = PerjuanganPatience = KesabaranFaced = DihadapiMessage = PesanAggression = SerbuanEssential = Dasar

C. Dialogue

Football matchTwo best mate talking about football match

between Barcelona vs ArsenalZahra : What do you think about the match?Hamman : I think this is a one of best matchesZ : oh, really? Why?H : Because the two teams show world class

performance, they have a several world class player with a wonderful skill. Especially for the strikers, and one of the strikers is a Ballon D’or winner

Z : Yeah, I agree with you but defenders and the goalkeeper also show the top performance

H : Look at the crowd inside the stadium. It’s so amazing atmosphere, they enjoy the game very much

Z : The two coaches apply brilliant strategic. They are two treble winner coaches. I think one of this team will win the title in the end of this season

H : Absolutely I hope there will be more great matches in the future

Z : I hope so. By the way, what do you think about the red card for Robin van Persie? Is it necessary?

H : Yes it is. He shouldn’t do thatZ : I think the referee is too excessive. Van Persie just

didn’t hear the whistle. He didn’t mind to ignore the referee. The crowd is too loud.

H : What can we say? The decision had been made, the referee sent him off.

Z : Barcelona dominated the game now.H : It’s just too easy for Barcelona to win the game

now. They will win the match tonightZ : I agree with you 100%H : The referee just blows the whistle a minute ago.

Barcelona win the game with score 3-1. OK I have to sleep. See you in next match.

Z : OK. Have a nice sleep and see you in next match.

B. Vocabulary (Kosakata)Performance = PenampilanWonderful = MengagumkanStrikers = PenyerangDefender = BertahanCoach = PelatihApply = Menerapkan Absolutely = Tentu sajaBy the way = Ngomong-omongReferee = WasitExcessive = BerlebihanWhistle = PeluitIgnore = Mengacuhkan

Pengasuh :Drs. Ahmad Busyairi Mansur, MM

Page 49: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

49MPA 347 / Agustus 2015

Pengasuh :Ustd. Faiz Abdur Rozak

Berkenaan / terkait dengan

Ucapan Selamat / Greetings

Dalam kesempatan ini

Menyampaikan/menghaturkan

Ucapan selamat yang paling indahDan harapan yang paling tulusDengan hadirnya Ied Fithri yang penuh barokah

(dengan segala kemudahan yang penuh barokah

Dan kemuliaan (karunia Allah) dan kemakmuran

Maka dengan senang hati

Note: teks di atas dalam bentuk tulisan untuk menyurat

Adapun kalau dalam bentuk ucapan atau ( ), maka:

Lebaran penuh bahagia, semoga amal ibadah bertambah dan berumur panjang

Staf redaksi

Kosa Kata

Page 50: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

50 MPA 347 / Agustus 2015

JEMBER – Mengawali Ramadlan, Kankemenag Kab. Jember menuai berkah. Kali ini, datang dari Pentas PAIS (Pekan

NGAWI – Bertempat di gedung BP. Al Falah Kankemenag Kab. Ngawi, telah berlangsung penyerahan batuan atas jasa pendidik

Kakankemenag Kab. Jember menerima piala bergilir PENTAS PAIS Tahun 2015dari Kasi PAIS Kankemenag Kab. Jember.

Suasana bazar berkah yang diadakan oleh Pokjaluh Kankemenag Kab. Madiun diserbu para pembeli karena harganya yang sangat murah.

Bupati Ngawi sedang menyerahkan secara simbolis bantuan atas Jasa Guru RA kepada salah seorang guru RA yang mewakili 2.500 guru RA.

Kemenag Jember Juara Umum PENTAS PAI Tingkat Jawa Timur Tahun 2015

Bupati Ngawi Serahkan Bantuan Jasa Pendidik PAUD pada 2.500 Guru RA

Keterampilan dan Seni Pendidikan Agama Islam). Dalam acara yang memperebutkan piala bergilir Kakanwil Kemenag Jatim itu, Kemenag Jember meraih juara umum. “Saya mengucapkan selamat kepada Kasi PAIS Kankemenag Jember dan seluruh peserta yang telah berhasil mengharumkan Jember,” ujar Kakankemenag Jember, Drs. H. Rosyadi, Br. M.Pd.I usai menerima penyerahan piala dari Kasi PAIS Drs. Imam Syafi’i, M.Pd.I di depan Kankemenag Kab. Jember.

Kemenangan tersebut – tambah Kakankemenag – tidak lepas dari kerjasama semua pihak terutama para pembina, pendamping dan pengurus KKG MGMP dan PPAI. “Untuk itu, saya juga berterima kasih kepada mereka semua. Terima kasih juga kepada Dinas Pendidikan, pihak sekolah dan UPTD, ini semua merupakan keberhasilan kita bersama,”tandasnya.

Sementara, Kasi PAIS Kankemenag Kabupaten Jember, menegaskan bahwa apa yang diraih ini adalah kado istemewa untuk Kabupaten Jember. “Bayangkan, kita bisa meraih 12 juara dari 38 lomba yang dipertandingkan,” tandasnya. •SR

PAUD pada RA di lingkungan Kankemenag Kabupaten Ngawi yang diberikan langsung oleh Bupati Ngawi, Ir. H. Budi Sulistiono, (6/7).

Selain Bupati Ngawi, hadir juga Kepala dan pejabat di lingkungan Kankemenag dan Kandiknas Kabupaten Ngawi, dan para guru RA se-Kabupaten Ngawi.

Dalam sambutannya, Kakankemenag Kab. Ngawi, Drs. Syahidan, MH berterima kasih kepada Bupati Ngawi yang telah memberikan bantuan sarana prasarana pendidikan serta kesejahteraan bagi guru madrasah dan telah memberi fasilitas tranportasi kepada pejabat Kankemenag Kab. Ngawi.

Sementara itu, Bupati Ngawi mengakui kelebihan madrasah. Karena di masyarakat saat ini, orang tua lebih tertarik menyekolahkan anaknya ke madrasah. Karena madrasah lebih memiliki perangkat pendidikan yang mengarah pada keseim-bangan antara pendidikan agama dan umum. Sehingga lebih menjamin terciptanya generasi yang sehat dan mandiri.

Penyerahan bantuan secara simbolis disaksikan 330 guru RA yang mewakili 2.500 guru RA di Kabupaten Ngawi. •Guh

KAB. MADIUN – Dalam rangka syiar Ramadhan dan meringankan beban masyarakat yang kurang mampu, Pokjaluh Kabupaten Madiun mengadakan kegiatan santunan kepada yatim piatu dan bazar berkah di Desa Kebonagung Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun.

Acara ini dihadiri Kakankemenag Kab. Madiun yang diwakili Kasi Bimas Islam Drs. H. Muhamat Basid, M.Pd.I, Penyuluh Agama Islam Fungsional se-Kab. Madiun, Penyuluh Agama Non-PNS se-Kec. Mejayan, Kepala KUA Mejayan, Polsek Mejayan, Kepala Desa Kebonagung, serta ta’mir masjid Baitul Hidayah.

Ketua Pokjaluh Kab. Madiun Tri Indijah, S.Sos berterimakasih kepada semua pihak yang membantu terselenggaranya kegiatan, dengan harapan kegiatan ini bisa berlanjut dan berkembang di masyarakat. Sedangkan Kasi Bimas Islam mengapresiasi prakarsa Pokjaluh karena walaupun tanpa ada subsidi dari pemerintah tetapi secara swadaya mampu menyelenggarakan kegiatan ini.

Usai pembukaan, masyarakat langsung menyerbu bazar berkah di samping masjid, sehingga sembako berupa beras, minyak goreng,

gula pasir, mie instan serta pakaian yang dijual sangat murah, ludes terjual hanya kurang dalam waktu 2 jam. •Arf

Pokjaluh Berbagi dan Peduli dengan Yatim Piatu dan yang Membutuhkan

Lintas Peristiwa

Page 51: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

51MPA 347 / Agustus 2015

KAB. MOJOKERTO – Melihat keutamaan bulan Ramadhan disbanding dengan bulan-bulan yang lainnya, maka MIN

GRESIK – Bulan Ramadhan saatnya berbagi dengan yang kurang beruntung. Ramadhan ini, Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Kemenag Kab.

Tampak sebagian dari anak Panti Asuhan Muhammadiyah Gresik yang bergembira menerima zakat dari Koperasi Makmur Kemenag Kab. Gresik.

Para siswa sedang mengikuti Tadarus Al Qurandalam rangkaian Pondok Ramadlan di MIN Medali Mojokerto.

Kakankemenag Kota Pasuruan Drs. Ma’mur Salim, M.Si. bersama-samadengan para karyawan menikmati ketupat lebaran.

Pondok Ramadhan MIN Medali Kec. Puri Kab. Mojokerto Diikuti Seluruh Siswa

Kemenag Gresik Ikut Berbagi di Bulan Ramadhan dengan Mentasyarufkan ZIS

Medali Puri Kabupaten Mojokerto memanfaatkannya dengan mengadakan kegiatan pondok Ramadhan, (6-8/7). Seluruh siswa mulai kelas I hingga VI ikut serta kegiatan ini. Mereka didampingi oleh dewan guru.

Kegiatan ini diisi dengan bimbingan akhlak, bimbingan puasa dan praktek baca Al-Qur'an. Dan pada hari terakhir menjelang buka puasa dilaksanakan kegiatan istighosah dilanjutkan dengan buka bersama dan sholat maghrib berjamaah. Siswa-siswi dan para guru pun meneruskannya dengan melaksanakan sholat Isya dan tarawaih berjamaah.

Menurut ketua panitia di antara tujuan kegiatan pondok Ramadhan ini adalah meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, meningkatkan pemahaman peserta didik tentang manfaat puasa ramadhan, penyucian hati, juga manfaat berzakat. Sehingga nantinya setelah usai mengikuti pondok Ramadhan, para siswa meningkat imannya kepada Allah SWT, memahami manfaat puasa, penyucian hati dan juga tahu persis manfaat berzakat yaitu menumbuhkan rasa solidaritas (empati) kepada orang lain. •Ans

Gresik mentasyarufkan ZIS kepada 60 siswa MI, 25 siswa MTs/MA, dan 10 anak yatim, 10 penjaga kantor, 23 orang penjaga sekolah/madrasah, 20 ponpes/yayasan/tempat ibadah, dan 10 anak bina lingkungan DWP Kemenag Gresik, yang diadakan bersamaan dengan peringatan Nuzulul Qur’an, (3/7).

Dalam sambutannya Kakankemenag Kab. Gresik Dr. H. Haris Hasanudin, M.Ag. menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan wujud kepedulian ASN Kemenag Gresik. Di sisi lain, momen ini juga bertepatan dengan masa masuk sekolah, sehingga membutuhkan biaya lebih banyak. “Mudah-mudahan ZIS ini bisa dimanfaatkan dengan baik dan Allah meridloi apa yang kita lakukan,” harapnya.

Disamping UPZ, Koperasi Makmur Kankemenag Kabupaten Gresik juga menyalurkan zakat berupa 15 bantuan bea siswa/dhuafa’, KIT IPA/IPS untuk satu lembaga SD/MI tiap kecamatan, bantuan untuk 6 masjid, 8 panti asuhan, 9 musholla, 4 ponpes, 3 TPA/TPQ, 2 Basis/Laznas, THR untuk 150 orang dan dana bergulir untuk 2 orang. •Fudlla

KOTA PASURUAN – Bertempat di rumah Dinas Kakankemenag Kota Pasuruan, diadakan halal bi halal, (27/7). Acara ini dihadiri Kakankemenag, Kasubbag TU, Kasi, Penyelenggara Syariah, KUA Sekota Pasuruan, Satker dan seluruh karyawan.

Pada kesempatan ini Kakankemang Kota Pasuruan, Drs. Ma’mur Salim, M.Si. bersyukur karena masih diberi kekuatan dan kesehatan oleh Allah. Sehingga masih bisa bertemu lagi setelah lebaran dan sebulan penuh melaksanakan ibadah di bulan Ramadhan. “Mudah-mudahan, amal ibadah yang kita laksanakan diterima oleh Allah SWT”, katanya berharap.

Menurutnya, tanda-tanda orang yang diterima puasanya adalah terlihat dari seusai puasa Ramadhan tingka laku dan amal perbuatannya menjadi lebih baik. Oleh karenanya, mari bekerja dengan sungguh-sungguh dan diniati ibadah. Karena kita sudah dibayar dengan lumayan besar. “Apalagi ada wacana pada tahun 2016, tukin bukan hanya 40% tetapi menjadi 70%. Bersyukurlah menjadi PNS”, ujarnya mengingatkan.

Acara halal bi halal yang dikemas sederhana ini, tak mengurangi kekhidmatan dan kebersamaan keluarga besar Kemenag Kota Pasuruan. •Mdk

Indahnya Kebersamaan Halal Bi Halal Bersama Kakankemenag Kota Pasuruan

Lintas Peristiwa

Page 52: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

52 MPA 347 / Agustus 2015

PENGUKURAN UNTUK TENTUKANARAH KIBLAT YANG BENAR

KAB. PASURUAN - Bertempat di Musholla Al-Hidayah Lapan Watukosek Gempol Pasuruan, Penyelenggara Syariah Kankemenag Kab. Pasuruan melaksanakan kegiatan pengukuran arah kiblat

Drs. Saad (Penyelenggara Syariah) menyampaikan bahwa kiblat adalah alat pemersatu umat Islam sedunia. Oleh karena itu dalam melaksanakan ibadah sholat tersebut harus benar-benar menghadap ke arah kiblat. Untuk melihat atau mengoreksi arah kiblat, umat Islam bisa melakukan pengamatan bayangan matahari pada waktu tengah hari Mekkah. “Untuk waktu Indonesia Barat, tengah hari di Mekkah berarti pukul 16.18 WIB, kalau di Indonesia tengah berarti pukul 17.18 Wita,” kata Saad. Metode penetapan ini bisa dilakukan dengan bantuan tongkat, tiang masjid, ataupun kusen jendela.

Sealanjutnya Saad menjelaskan, matahari yang berada tepat di atas Mekkah merupakan konsekuensi dari gerak semu tahunan matahari. “Matahari mengalami gerak semu ke utara atau selatan. Pada saat tertentu, matahari bisa berada di lintang tempat kota Mekkah berada,” ujarnya.

Peralatan yang digunakan kali ini adalah kompas 4 buah, busur, siku-siku, water past, dan benang. •Fin

AWALI HARI PERTAMA MASUK KANTORDENGAN HALAL BI HALAL

NGAWI – Bertempat di gedung BP. Al Falah Kankemenag Kab. Ngawi diselengga-rakan acara Halal bi Halal bersama pejabat dan pegawai di lingkungan Kankemenag Kab. Ngawi, (22/7). Kegiatan tersebut dilak-sanakan di hari pertama masuk kantor dan dihadiri para pejabat beserta ibu dan pegawai di lingkungan Kankemeng Kab, Ngawi.

Dalam kesempatan tersebut, Kakan-kemenag Kab. Ngawi, Drs. Syahidan, MH bersyukur kepada Allah SWT atas karunia berupa kesehatan jasmani rohani sehingga pejabat dan pegawai Kemenag dapat melaksankan tugas dengan baik selama bulan Ramadhan.

Kakankemenag juga berharap agar selepas melaksanakan kewajiban berpuasa dan kegiatan amaliah di bulan Ramadhan, dapat memperteguh iman serta ketaqwaan kepada Allah dan meningkatkan kualitas mental semua pegawai Kementerian Agama, membangun mutu kinerja demi tercapainya program kerja dan cita-cita sesuai misi dan visi Kementerian Agama. “Segenap Aparatur Sipil Negara hendaknya selalu memupuk semangat kerbersamaan saling menghargai, membuka diri, mudah memaafkan, tanpa harus mencurigai,” harapnya.

Usai acara, dilakukan jabat tangan dan ramah tamah. •Guh

SETELAH APEL PAGI HALAL BIHALAL DI AULAKOTA BLITAR – Di hari pertama masuk

kerja, (22/7), Kankemenag Kota Blitar langsung mengadakan apel pagi di halaman yang dipimpin Kakankemenag Drs. H. Ngudiono, M, Ag, MM, yang dilanjutkan halal bi halal di aula. Dalam apel pagi itu, Kakankemenag menyampaikan bahwa untuk hari pertama, kedua dan ketiga selain finger print juga absen manual rangkap dua seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN).

Sementara pada acara halal bi halal, mantan Kakankemenag Kab. Nganjuk ini menyampaikan bahwa halal bi halal adalah tradisi yang hanya dikenal di Indonesia dan di negara manapun tidak ada, bahkan negara Arabpun. Tradisi ini merupakan kesepakatan ulama’ dan kiai setelah merdeka yang manfaatnya besar sekali. “Bahkan di negara Malaysia mulai ada halal bi halal,” ungkapnya.

Oleh karena itu – lanjutnya - halal bi halal hendaknya dimaknai sebagai sebuah upaya untuk berbuat baik semaksimal mungkin, bahkan kepada orang yang berbuat jahat sekalipun. Sedangkan kepada yang telah berbuat baik, kita balas dengan perbuatan lebih baik Acara ditutup dengan do’a yang dipimpin Kasi Bimas Islam Drs.H.Solekan, M.Ag. dan dilanjutkan ramah-tamah. •Aswaja

RAKOR ZAKAT ANTAR INSTANSIDAN LEMBAGA SWASTA SE-KOTA PASURUAN

KOTA PASURUAN – Penyelengara Syariah yang bekerjasama dengan BAZNAS Kota Pasuruan mengadakan Rakor Zakat antar Instansi dan Lembaga Swasta bertempat di aula Kankemenag Kota Pasuruan, (30/6). Acara ini dihadiri Kakankemenag Kota Pasuruan, Kasubbag TU, Gara Syariah, seluruh UPT dan Baznas Sekota Pasuruan.

Dalam sambutannya, Kakankemenag Kota Pasuruan H.Ma’mur Salim, M.Si. menginformasikan bahwa kesadaran zakat di Kota Pasuruan, tiap tahun semakin meningkat. Namun, perlu ditingkatkan lagi karena kesadaran itu hanya pada infaq dan shodaqah. “Hendaknya seluruh SKPD di wilayah Kota Pasuruan memberikan zakat profesi atau tunjangan kerja juga,” harapnya.

Dengan mengutip ijma’ ulama’, Kakan-kemenag Kota Pasuruan mengingatkan lagi pentingnya zakat tersebut. Menurut ijma’ ulama’, orang yang tidak mau melak-sanakan zakat, akan mendapatkan dosa dan dianggap telah keluar dari Islam, dan menjadi kafir. Kecuali jika seorang baru masuk Islam.

H. Ma’mur Salim, M.Si berharap agar dalam pengelolaan ZIS semakin baik dan transparan. Termasuk dalam pendistribusiannya, sehingga tidak ada prasangka yang negatif. •Mdk

SOSIALISASIKAN UPZ, KANKEMENAGKAB. TULUNGAGUNG GELAR RAKOR

TULUNGAGUNG – Kakankemenag Kab. Tulungagung H. Damanhuri, M.Ag ber ha rap agar Kab. Tulungagung menjadi wilayah bebas kemiskinan karena zakat. Hal ini disampaikannya saat membuka Rapat Koordinasi Antar Instansi/Lembaga Pengelola Zakat di aula Kankemenag, (9/7). “Apresiasi saya sampaikan kepada BAZ Tulungagung yang sudah menyelenggarakan zakat dengan baik, reputasinya makin meningkat dan kepercayaan masyarakat semakin baik,” katanya. Dengan reputasi yang semakin baik tersebut – sambungnya – semoga BAZ akan lebih besar dan lebih bermanfaat bagi kaum duafa yang berada di Kab. Tulungagung.

Penyelenggara Syariah Ahmad Balya, M.Ag. dalam laporannya mengatakan, Rakor ini dihadiri Kepala KUA, Kepala Madrasah, Ormas NU dan Muhammadiyah, takmir masjid, dan Pengawas Agama Islam, dengan agenda sosialisasi tentang Unit Pengumpul Zakat (UPZ). Sosialiasi UPZ ini mengacu pada UU Nomor 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat dan PP Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan UU No. 23 Tahun 2011. Sebagai nara sumber adalah Kepala BAZ Kab. Tulungagung KH. Abu Sufyan Sirojuddin dan Kasi PD Pontren Supriono, S.Sos, M.M. •Fat

RUKYATUL HILAL DI PANTAI AMBATTLANAKAN PAMEKASAN

PAMEKASAN – Munculnya perbedaan penetapan awal bulan Syawal tahun ini, tidak begitu banyak mendapatkan perhatian dari masyarakat. Sehingga tidak muncul pro dan kontra di dalamnya. Hal ini tidak seperti tahun-tahun yang lalu. Namun begitu, tetap disikapi dengan bijaksana dan dikembangkan sikap toleransi, menghargai perbedaan pendapat dalam merayakannya. Budaya tasamuh dalam masyarakat yang heterogen hendaknya tetap dijaga sebagai pondasi kebersamaan umat. Demikian sambutan Kakandepag. Kab. Pamekasan, Drs. H. Juhedi, M.M.Pd., dalam acara Rukyatul Hilal penetapan 1 Syawal 1436 H dan akhir Ramadlan, di pantai Ambat Tlanakan Pamekasan, (16/7).

Kegiatan Rukyatul Hilal ini dilaksanakan sebagai bukti nyata dari kerja Badan Hisab Rukyat Kabupaten Pamekasan. Rukyatul Hilal dilakukan untuk memberikan keya-kinan apakah hilal yang menandai masuk-nya tanggal satu bulan Syawal sudah bisa dipastikan terlihat atau belum.

Setelah mengadakan pengamatan, ternyata tim Badan Hisab Rukyat pada pelak sanaan rukyatul hilal ini tidak menemukan bulan sabit atau hilal yang menandai masuknya tanggal satu Bulan Syawal. •Sri Mukti

Lintas Peristiwa

Page 53: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

TRENGGALEK – Dalam rangka mewujudkan Kementerian Agama sebagai teladan dalam mengamalkan perintah agama

SIDOARJO – Luar biasa, ungkapan yang pas bagi siswa-siswi Kabupaten Sidoarjo. Pasalnya, pada Pekan Keterampilan dan Seni

Penyaluran Zakat Profesi, Infaq dan Sodaqoh Karyawan Kankemenag Kab. Trenggalek

Siswa-Siswi Kab. Sidoarjo Sabet 5 Juara dalam PENTAS PAIS Jawa Timur

kususnya dalam hal zakat infaq dan sodaqoh (ZIS), Penyelenggara Syariah sebagai UPZ (Unit Pengumpul Zakat) Kankemenag Kab. Trenggalek telah mengumpulkan dan sekaligus menyalurkan ZIS karyawan PNS Kankemenag Kab. Trenggalek. Tahun ini, terkumpul ZIS sebesar Rp. 438.897.000,.

Dan bertempat di aula Kankemenag Kab. Trenggalek bersamaan dengan Pembinaan Publikasi Dakwah dan HBI dari Seksi Bimas Islam, dilaksanakan penyaluran ZIS kepada para mustahiq, (13/7).

Dalam sambutannya, Kakankemenag Kab. Trenggalek Drs. H. Imam Mukhlis M.Pd menyampaikan bahwa Kankemenag sebagai UPZ tidak boleh menyalurkan sendiri dana ZIS. Dana tersebut seharusnya disetorkan ke BAZNAS Kab. Trenggalek. Namun karena belum terbentuk yang sesuai dengan amanah UU No 23 Th. 2011 dan PP No 14 Th 2014, maka UPZ Kemenag sesuai dengan kehendak para muzakki menyalurkan dana zakat tersebut. “Dengan penyaluran zakat profesi ini diharapkan para mustahiq berdaya dan menjadi muzakki di kemudian hari,” harapnya. •SM

Pendidikan Agama Islam (PENTAS PAIS) Tingkat Jatim di Asrama Haji Sukolilo Surabaya yang memperlombakan 7 cabang, 5 cabang dijuarai oleh siswa-siswi Kabupaten Sidoarjo.

Siswa-siswi tersebut adalah Naswa Aulia Sabila dari SDN Sidokare III (juara I MTQ puteri), Abdullah Nafi’ dari SMPN II Sukodono (juara I MTQ Putera), Mirza Fissabila dari SMAN I Taman (juara I pidato PAIS Puteri), Muhammad Irvan Nasrullah dari SMAN 3 Sidoarjo (Juara III MTQ Putera,) dan Daru Satrio Pramono dari SMPN I Candi (juara harapan II Pidato PAI).

Keberhasilan ini disambut gembira oleh Kakankemenag Kab. Sidoarjo H. Achmad Rofi’i, SH., M.Pd.I dan Kasi PAIS Drs. H. Moh. Dawud Ismail, M.Si.

Para juara bersama guru pembimbing diundang di aula kankemenag untuk menerima tropi, piagam dan uang pembinaan dari panitia provinsi, (6/7).

Kasi PAIS berterima kasih atas prestasi para siswa dan jerih payah para guru dan wali murid. “Keberhasilan ini turut mengharumkan Kemenag Kab. Sidoarjo,” ungkapnya bangga. •Ms

Lintas Peristiwa

53MPA 347 / Agustus 2015

Kakankemenag Kab. Trenggalek Drs. H. Imam Mukhlis M.Pd. menyerahkan dana zakat yang dihimpun dari UPZ Kemenag Kab. Trenggalek.

Kelima siswa bersama Tim Kankemenag Kab. Sidoarjo yang berjayadi ajang PENTAS PAIS Provinsi Jawa Timur didampingi guru pendamping.

Kakankemenag Kab. Pasuruan Drs. H. Barnoto, M.Pd.I saat memberikan arahanpada peserta Silaturrahmi Forum Komunikasi Penyuluh Agama Islam (FKPAI).

KAB. PASURUAN – Bertempat di aula, Kankemenag Kab. Pasuruan mengadakan kegiatan yang dikemas dalam Silaturrahmi Forum Komunikasi Penyuluh Agama Islam (FKPAI) se-Kab. Pasuruan bertajuk Peringatan Nuzulul Qur’an yang dihadiri seluruh PAI non PNS.

Pada kesempatan ini, Kakankemenag Kab. Pasuruan Drs. H. Barnoto, M.Pd.I menyampaikan bahwa Penyuluh Agama adalah ujung tombak Kemenag memberikan penerangan agama Islam di masyarakat dalam rangka membangun mental, moral, dan nilai ketaqwaaan. “Penyuluh juga turut mendorong peningkatan kualitas kehidupan umat dalam berbagai bidang,” katanya.

Sedangkan KH. Rahmad Efendi yang dihadirkan sebagai nara sumber mengulas tentang 4 kecerdasan. Keempat kecerdasan tersebut adalah kecerdasan fisik (physical quotient) yang dimiliki oleh tubuh, kecerdasan intelektual (intelligence quotient) yaitu kemampuan nalar, kecerdasan emosional (emotional quotient) yaitu kesadaran akan diri dan kepekaan sosial, dan kecerdasan spriritual (spiritual quotient). “Kecerdasan spiritual ini adalah

pusat dan paling mendasar di antara kecerdasan lainnya,” ungkapnya. •fin

Silaturrahmi Forum Komunikasi Penyuluh Agama Islam (FKPAI) Kab. Pasuruan

Page 54: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

54 MPA 347 / Agustus 2015

PARADE KULTUM POKJALUH SELAMA RAMADHAN

LAMONGAN – Untuk mengisi kegia-tan selama bulan Ramadlan, Kelom-pok Kerja Penyuluh (Pokjaluh) di ling-kungan Kankemenag Kab. Lamongan melaksanakan tugas kepenyuluhan dengan menyelenggarakan parade Kuliah Tujuh Menit (kultum) ba’da shalat Dhuhur di mushalla Al Ikhlas lingkungan Kankemenag Kab. Lamongan. Materi kultum sudah ditentukan oleh Ketua Pokjaluh, anggota tinggal mengembangkan materi kajiannya

Dalam sambutan pada pembukaan parade kultum (18/06), Kakankemenag Kab Lamongan Drs. H Leksono, MPd.I mengharap agar para anggota penyuluh memberikan pencerahan sekaligus pendalaman masalah keagamaan. Utamanya pada para jamaah mushalla Al Ikhlas yang terdiri para ASN lingkungan Kankemenag serta para tamu terkait dengan amalan, hikmah, dan fadlilah bulan ramadlan, “Tampilkan tema dan materi terkait amalan bulan ramadlan, sehingga mampu meningkaan keimanan dan ketaqwaan PNS kita,” pesannya.

Sementara Siswanto, MA, Ketua Pokjaluh didampingi Drs H. Agus Salim, M.Ag, Kasi Bimas Islam menambahkan, kegiatan ini dilaksanakan pada hari kerja (Senin-Kamis). Dari 12 anggotanya, umumnya kebagian jatah kultum satu hingga dua kali. •Nsr

BUKA BERSAMA DAN SANTUNANANAK YATIM SERTA FAKIR MISKIN

JOMBANG – Dalam rangka pentasha-rufan Zakat Infaq dan Shodaqoh (ZIS) BAZNAS melalui Kankemenag Kab. Jombang, digelar buka bersama dan santunan anak yatim serta fakir miskin, (10/7). Acarai dihadiri 600 orang yang terdiri dari Wakil Bupati Jombang, Kakankemenag, Kasi, Kepala KUA/Satker se-Kab. Jombang, pegawai Kankemenag Jombang dan 250 anak yatim serta 150 fakir miskin yang bertempat di aula Darul Hikmah.

Hj. Munjida Wahab selaku Wakil Bupati Kab. Jombang menyampaikan ucapan selamat kepada Kankemenag Kab. Jombang karena tiap tahun mengeluarkan zakat dan peduli anak yatim dan fakir miskin. Kepada anak yatim Wabup berpesan agar tidak berkecil hati, “Karena Allah yang mengatur hidupnya dan semoga menjadi anak sholih dan sholihah,” harapnya.

Sementara Kakankemenag Kab. Jom-bang, Drs. H. Saifullah Anshari, M.Ag, mengajak agar semua yang hadir menjadi orang dermawan karena akan dekat dengan Allah, dekat dengan surga dan jauh dari siksa. Jangan menjadi orang bahil yang akan jauh dengan Allah dan dekat dengan neraka dan siksa. “Semoga kita semua termasuk dalam orang dermawan dan bersyukur”, ujarnya. •Titis

KULTUM DAN TADARUSBULAN RAMADHAN 1436 H/2015 M

LUMAJANG – Dalam mengisi kegiatan di bulan Ramadhan 1436 H/2015 M, Kanke menag Lumajang menyelenggarakan berbagai kegiatan amaliah Ramadan. Di antaranya melaksanakan tadarus Al-qur’an dan kultum.

Kakankemenag Lumajang Nuril Huda, SH, S.Pd.I dalam arahannya mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan wujud aktualisasi nilai-nilai Ramadan dalam bidang keagamaan. Karena bulan Ramadhan merupan bulan yang tepat untuk kita meningkatkan keimanan serta mendekatkan diri kepada Allah.

Menurut Moh. Junaidi selaku Kasi Bimas Islam Kankemenag Lumajang, kegiatan ini diawali dengan kultum dan dilanjutkan degan tadarus al Qur’an setiap Senin pagi hingga Kamis selama Ramadhan. Kegiatan ini berlangsung kurang lebih selama satu jam, mulai pukul 08.00 hingga pukul 09.00 dan diteruskan oleh para penyuluh agama Islam honorer sampai pukul 11.00

Selanjutnya pada siang hari setelah shalat dzuhur berjamaah, seluruh pegawai dianjurkan mengikuti kuliah ringkas dan sebagai penceramahnya dijadwalkan secara bergantian. Jadwal penanggung jawab harian pelaksanaan tadarus Al-Quran juga sudah ditetapkan, mulai Senin hingga Kamis. •Ziza

KELUARGA BESAR KANKEMENAGKAB. LUMAJANG GELAR BUKA PUASA BERSAMA

LUMAJANG – Segenap keluarga besar Kankemenag Lumajang menggelar buka bersama bertempat di aula lantai dua Kankemenag Kab Lumajang, (2/7). Acara ini dihadiri Kakankemenag, Kasubag TU, Kasi, Kepala KUA, Pengawas, Kepala satker dan seluruh karyawan Kemenag Lumajang

Pembukaan acara buka bersama ini diisi dengan penampilan qosidah rebana dari Dharma Wanita Kemenag Lumajang dan dilanjutkan tausiyah agama oleh Ustad Moh. Hidayat Syarif.

Dalam tausiyahnya, Ust. Hidayat menyampaikan bagaimana cara agar bisa merasakan disaksikan dan dicintai oleh Allah. Salah satu caranya adalah dengan beriman dan bertaqwa kepada Allah dengan memahami dan menerapkan semua petunjuk dari Allah. “Termasuk melaksanakan puasa di bulan Ramadha ini,” tegasnya.

Bulan Ramadhan ini – sambungnya – patut diupayakan oleh setiap muslim yang beriman, karena Ramadhan adalah bulan penuh kemulyaan, sebab didalamnya segenap amalan kita di lipat gandakan pahalanya di sisi Allah.

Penyampaian tausiyah hingga menginjak adzan maghrib dan langsung diikuti takjil. Kemudian dilanjutkan dengan sholat Maghrib berjamaah dan buka bersama. •Ziza

KEPALA KANKEMENAG KOTA MALANGSANTUNI ANAK YATIM

KOTA MALANG - Bertempat di halaman Kankemenag Kota Malang, berlangsung kegiatan peringatan Nuzulul Qur’an, (6/7). Selain seluruh pegawai di jajaran Kemenag Kota Malang, hadir juga Wakil Walikota Malang Drs. H. Sutiaji yang bertindak selaku penceramah. Hadir pula para mantan Kakankemenag Kota Malang yang berdomisili di Kota Malang.

Pada acara ini, Kakankemenag Kota Malang Drs. H. Imron, M.Ag menyerahkan bantuan Rp. 47.400.000 yang diambilkan dari Unit Pengelola Zakat (UPZ) dan kotak amal yatim Masjid Al Mutaqin serta DIPA Kemenag Kota Malang yang diberikan kepada 58 anak yatim dan 95 mustahiq serta 5 orang PAI Non PNS.

Dalam sambutannya, Drs. H. Imron, M.Ag. mengatakan bahwa acara santunan ini adalah agenda tahunan. “Momentum Ramadhan bisa dimanfaatkan untuk saling berbagi, khususnya bagi yang masih dalam kondisi kekurangan,” ungkapnya.

Sementara itu Wawalikota Malang dalam tausyiahnya berharap agar bulan Ramadhan dapat dimanfaatkan untuk mengumpulkan pundi-pundi amal ke baji-kan. Karena di bulan Ramadhan segala perbuatan kebajikan akan dilipat gandakan dan dosa-dosa yang pernah kita lakukan akan dihapus. •Bhn

KAKANKEMENAG HADIRI KUNJUNGAN3 MENTERI DI PENDOPO SIDOARJO

SIDOARJO – Kakankemenag Kab Sidoarjo, H. Achmad Rofi’i, SH., M.Pd.I meng-hadiri kegiatan yang sangat penting bagi masyarakat Porong korban luapan lumpur. Kegiatan tersebut adalah kunjungan kerja tiga menteri di Pendopo Delta Wibawa, (14/7). Tiga menteri tersebut adalah Mensos Hj. Khofifah Indar Parawansa, Menkeu Bambang Brojonegoro dan Menteri PU dan Pera Basuki Hadi Mulyono.

Mereka hadir bersama Komisi V DPR RI, Gubernur Jatim, dan Tim BPLS yang disambut Bupati dan Wabup Sidoarjo serta para pejabat termasuk Kakankemenag Kab. Sidoarjo. Mereka datang untuk menuntaskan problem pencairan ganti untung yang selama ini belum terlunasi seratus persen.

Semua menteri di hadapan warga yang hadir mengatakan bahwa seperangkat pera-turan yang melegalkan pencairan ganti rugi sudah siap. Perpres, DIPA dan perjannjian juga sudah diteken. Dokumen yang akan dicairkan ada 3.337 berkas, namun yang sudah terverifikasi hanya 1.000 berkas. Oleh karena itu, Bupati dan Gubernur diminta mempermudah proses verifikasi dan pada tanggal 31 Juli, semuanya bisa dicairkan. Acara ini ditutup dengan doa oleh Kakankemenag. •Ms

Lintas Peristiwa

Page 55: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

55MPA 347 / Agustus 2015

HADAPI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013, ADAKAN BIMTEK

BANYUWANGI – Sebanyak 200 peserta dari guru MTsN dan Kelompok Kepala Madrasah (KKM) mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) implementasi K13 selama lima hari, di Istana Gandrung Desa Kedayunan Kecamatan Kabat, (11/7). Bimtek ini penting karena pada tahun ajaran baru ini, MTs di bawah naungan Kemenag menggunakan kuri-kulum 2013. Oleh karenanya, untuk meme-nuhi ketentuan dalam kurikulum tersebut, semua guru harus sudah bersertifikat K13.

Kakankemenag Kab. Banyuwangi yang diwakili Kasi Pendma Dra. Hj. Suciningsih saat membuka acara ini menyampaikan bahwa setiap peserta bimtek jangan mengikuti acara hanya untuk mendapatkan sertifikat. Tetapi, harus bisa menghasilkan produk berupa Rencana Kegiatan Pembelajaran (RKP). Karena di K13, kegiatan pembelajaran harus direncanakan, disimulasikan, dipersiapkan, dan dievaluasi serta dilaporkan.

Sementara itu Ketua KKM Banyuwangi yang juga Kepala MTsN Banyuwangi I Nurrokhim mengatakan, di Madrasah yang dipimpinnya telah menggunakan system SKS, maka seluruh guru madrasah wajib mengikuti bimtek implementasi K13 ini, tak terkecuali seluruh Kepala MTsN se Kab. Banyuwangi. •Yasin

PEMBINAAN BIMTEK SIMKAHDAN PENGISIAN BLANGKO NR

NGANJUK – Bidang Urais dan Binsyar Kanwil Kemenag Prov. Jatim bekerja sama dengan Bimas Kankemenag Kab. Nganjuk mengadakan Bimbingan Teknis SIMKAH bagi Operator KUA dan Bimbingan Teknis Pengisian Blangko NR bagi penghulu /Pegawai KUA Kecamatan, (1/7).

Acara ini diikuti 110 peserta terdiri dari 60 peserta Bimtek SIMKAH dan 50 peserta Bimtek Pengisian Blangko NR se-Wilker Kediri. Bimtek Simkah bertempat di aula lantai dua, sedangkan Bimtek Pengisian Blangko NR di aula dasar Kankemenag Kab. Nganjuk.

Dr. Amanulloh, Kasi Kepenghuluan Kanwil Kemenag Prov. Jatim selaku ketua panitia menyampaikan bahwa kegiatan ini untuk mensinergikan peran aktif antara operator KUA yang berada di kab/kota dengan Kanwil Kemenag Prov.Jatim.

Sementara Drs. H. Barozi, M.Pd.I Kakankemenag Kab Nganjuk mewakili Kakanwil Kemenag Prov. Jatim berharap pasca kegiatan ada pengetahuan baru bagi operator KUA. “Dengan bertambahnya ilmu, akan menambah pelayanan kepada masyarakat,” katanya

Nara sumber dari Kanwil Kemenag Prov. Jatim adalah Drs. H. Ach.Faridul Ilmi M.Ag., Drs. H. Mahmud Fauzi, M.Pd.I, Aris Setiawan ST, dan DR. Amanullah. •Nur

PEMBINAAN OLEH TIM ITJEN KEMENAG RIBANYUWANI – Tim Inspektorat Jenderal

(Itjen) Kemenag RI yang berjumlah 8 orang, memberikan pembinaan kepada seluruh Pejabat, Kepala Madrasah, Pengawas, dan Kepala KUA di lingkungan Kankemenag Kab. Banyuwangi, (23/6)

Acara yang diselenggarakan di aula ini diawali sambutan selamat datang oleh Kakankemenag H. Santoso, S. Ag, M.Pd. Dilanjutkan dengan penyampaian laporan jumlah madrasah di bawah naungan Kemenag Banyuwangi yaitu Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) berjumlah 3 lembaga dan swasta (MIS) 233 lembaga. Sedangkan MTs Negeri (MTsN) berjumlah 12 lembaga dan untuk swasta (MTsS) 78 lembaga. Sementara pada jenjang Madrasah Aliyah Negeri (MAN) sebanyak 4 lembaga, sedangkan swasta (MAS) berjumlah 32 lembaga. “Semoga dengan audit ini, Kemenag Banyuwangi akan lebih baik,” harapnya.

Sementara itu, H. Budiman selaku Pengendali Teknis Tim Itjen Kemenag RI mengajak ASN agar dalam bekerja selalu berpedoman pada aturan dan perundang-undangan yang berlaku. “Jangan hanya tau hak, tapi tidak tahu kewajiban“, terangnya mengingatkan.

Pada sesi kedua H. sugiyanto selaku ketua tim banyak menyampaikan tentang aturan-aturan keuangan. •Yas

PEMBINAAN KEPEGAWAIAN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI KINERJA PNSJEMBER – Bertempat di aula Kan ke-

menag Kabupaten Jember, telah dilaksa-nakan Pembinaan Kepegawaian dalam rangka Peningkatan Motivasi Kinerja PNS di lingkungan Kankemenag Kab. Jember, (6/7). Pembinaan ini diikuti oleh 125 orang yang kenaikkan pangkatnya telah turun pada bulan ini.

Dalam sambutannya Plt Kasubag TU Kankemenag Kab. Jember Drs. Mahfudz, M.Pd.I. menyampaikan selamat menjalankan ibadah puasa dan berhagap agar amal di bulan puasa ini bisa diterima oleh Allah dan dosa-dosa kita diampuni. Ucapan terima kasih juga diutarakan kepada para peserta pembinaan kepe-gawaian ini, karena walaupun kegiatan dilaksanakan di bulan puasa, namun semua bisa hadir tepat waktu. Dan bagi pegawai telah menerima kenaikan pangkat diharapkan untuk lebih giat lagi untuk meningkatkan kualitas kinerjanya. Terutama disiplin waktu sehingga dengan melaksanakan disiplin waktu ini semua pekerjaan bisa terselesaikan dengan baik.

Selanjutnya Analis Kepegawaian Kabu-paten Jember Rudi Winarto, SE memberikan materi yang berkaitan dengan tugas dan kewajiban Pegawai Negeri Sipil yang sesuai dengan Undang-undang ASN. •Ratna

PEMBINAAN PPPK DI LINGKUNGANKEMENAG KOTA BLITAR

KOTA BLITAR – Bertempat di ruang Kasubag TU Kankemenag Kota Blitar, dilak-sanakan pembinaan kepada 22 PPPK di lingkungan Kankemenag Kota Blitar, (13/7).

Kakankemenag Kota Blitar Drs. H. Ngudiono, M.Ag, MM yang didampingi Kasubbag TU mengawali sambutannya dengan mengabsen peserta untuk lebih mengenal. Karena beliau baru masuk Kankemenag Kota Blitar selama 2 bulan. Selanjutnya, beliau menjelaskan bahwa tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman dan kompetensi para PPPK.

Selain itu – tambahnya – para PPPK juga diharapkan bisa melaksanakan tugas-nya secara maksimal. Dan kegiatan digelar untuk mempertajam tugas-tugas para tenaga kontrak di lingkungan Kemenag Kota Blitar. Intinya para pegawai kontrak harus bisa melaksanakan atau mengerjakan tugas masing-masing di lokasi tugasnya dan harapan pada tahun 2016 alokasi DIPA-nya bisa naik 100%. “Semoga diijabahi, karena ini bulan puasa,” ujarnya.

Seusai arahan Kakankemenag, dilan-jutkan Kasubbag TU Moh. Didik Suharmanto, SH, mengenai tehnis tugas PPPK dengan hak dan tanggung jawabnya. Dengan harapan keadaan Kankemenag Kota Blitar menjadi kondusif. •Aswaja

MONEV TIM RENKEU KANWIL KEMENAG JATIMKAB. MOJOKERTO – Monitoring dan

evaluasi merupakan bagian dari fungsi manajemen, di mana hal ini dianggap sebagai bentuk pengontrolan dari pihak yang lebih atas kepada bawahannya.

Dan pada tanggal 2 Juli 2015, Tim Perencanaan dan Keuangan (Renkeu) Kanwil Kemenag Prov. Jawa Timur mengadakan monitoring dan evaluasi (Monev) di MIN Medali Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto yang dimulai pukul 13.30 WIB.

Kegiatan ini dihadiri oleh Dr. Ahmad Hidayatullah selaku Kepala Renkeu Kanwil Kemenag Prov. Jatim, Drs. Muchdlor, MM selaku Kasubbag TU Kankemenag Kab. Mojokerto yang didampingi dari pihak MIN Medali yaitu Drs. Nurhadi, M.MPd selaku Kepala Madrasah dan KPA, H. Sunyoto selaku Ketua Komite Madrasah, Akhid Afnan selaku Bendahara DIPA, dan Moh. Sholikan, M.Pd.I selaku PPSPM dan Waka Sarpras.

Salah satu tujuan Monev ini adalah untuk meninjau secara langsung rencana pengadaan tanah di dekat MIN Medali Kabupaten Mojokerto, juga untuk melihat proses perencanaan MIN Medali yang berbasis kebutuhan dan estimasi biaya beserta TOR (Term of Reference). Disamping untuk menjamin seluruh pekerjaan sesuai rencana dan peraturan. •Ans

Lintas Peristiwa

Page 56: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

56 MPA 347 / Agustus 2015

KOTA BLITAR – Dalam kegiatan pentasyarufan ZIS yang diadakan di Masjid Syuhada’ Kota Blitar, Kasi Bimas Islam

KAB. BLITAR –Keluarga Besar Kankemenag Kab. Blitar gelar buka bersama dengan seluruh jamaah masjid Al-Huda Kankemenag Kab.

Bulan Ramadhan, BAZNAS Kota Blitar Mendistribusikan Zakat Infaq Shodaqoh

Pester Al-Fauzan Labruk Lor, Gelar Launching Budaya Baca “Smart”

Kankemenag Kota Blitar Drs. H. Sholekan, M.Ag sebagai Sekretaris BAZNAS Kota Blitar melaporkan bahwa BAZ Kota Blitar telah mengumpulkan ZIS sebanyak Rp. 241.244.928,-, (14/7). Dana yang dikumpulkan selama 3 bulan tersebut telah didistribusikan kepada 300 mustahiq untuk penerimaan triwulan II (April, Mei, Juni), dengan besaran masing-masing Rp. 400.000,-.

Sementara itu, Kakankemenag Kota Blitar Drs. H. Ngudiono, M.Ag, MM. yang mewakili Ketua BAZNAS Kota Blitar berharap agar BAZNAS lebih pro aktif lagi dalam menyusun langkah pengoptimalan. “Pasalnya, zakat ini sebagai salah satu sarana pengentasan kemiskinan, sehingga harus terus dioptimalkan,” jelasnya.

Zakat – sambungnya – merupakan salah satu kekuatan ekonomi yang dapat membantu program pemerintah yang belum dapat diatasi oleh anggaran daerah. Ke depannya, pengurus BAZNAS Kota Blitar mengagendakan pentasyarufan ini akan ditingkatkan, bahkan guru TK/RA se-Kota Blitar juga akan mendapatkan setiap bulanya lewat BAZNAS. •Aswaja

Blitar dan masyarakat sekitar, (6/7). Acara yang digelar di halamanan Kankemenag ini, dihadiri ratusan undangan yang terdiri dari seluruh pegawai di lingkungan Kemenag Kab. Blitar, para Kepala KUA, Penyuluh, Kepala dan Waka Madrasah, Pengawas PAI, dan beberapa elemen masyarakat sekitar.

Kegiatan diisi dengan penyaluran bantuan dana UPZ yang berupa pembagian paket sembako dan pemberian bantuan dana UPZ dengan total nilai 70 juta rupiah kepada para mustahiq dan beberapa anak yatim. Selanjutnya acara ini ditutup dengan taushiyah dan doa bersama.

Acara ini bertujuan untuk mempererat hati dan jalinan silaturrahim antara keluarga besar Kankemenag dengan masyarakat. Acara ini juga dirangkai dengan buka bersama dan pembinaan para pegawai dengan jabatan fungsional tertentu. Dengan harapan agar mereka terus membuktikan kemampuan dirinya dan bekerja keras untuk meningkatkan kinerjanya menuju zona integritas, yaitu wilayah bersih dan bebas dari segala bentuk korupsi. •Aya

LAMONGAN – Pengumpulan zakat profesi ASN jajaran Kankemenang Lamongan dan zakat fitrah setelah haul tercapai selama setahun. Dan pada bulan Ramadlan lalu telah ditasharrufkan kepada mereka yang berhak. Zakat profesi sebesar 2,5% gaji dari sekitar 500 aparat di luar Satker, dan telah terkumpul Rp. 262,4 juta. Prakteknya 50 persen penyaluran lewat sistem UPZ sedang yang 50% ditasyarrufkan lewat aparat yang bersangkutan.

Drs. H. Leksono, M.Pd.I didampingi Ketua UPZ Kankemenag Kab.Lamongan Drs. H. Masduki Yasin,M.Ag mengatakan bahwa pentasyarufan zakat profesi diwujudkan dengan seperangkat alat sekolah, mushaf al-Quran, dan uang Rp. 200 ribu bagi 270 siswa RA, MI/SD miskin/ yatim yang terbagi dari 27 kecamatan se-Kab. Lamongan masing-masing 10 siswa.

Sementara penyaluran fitrah, diserahkan pada fakir miskin sekitar kantor serta abang becak yang biasa mangkal di kawasan kantor yang semuanya berjumlah 50 paket berupa beras 4 kg dan uang sebesar 100 ribu rupiah, “Semoga zakat ini dapat membantu

mereka dalam peningkatan perekonomiannya,” harap Kakankemenag Drs H. Leksono, M.Pd.I. •Ns

Pentasharrufan Zakat Profesi dan Fitrah Karyawan Kankemenag Kab. Lamongan

Lintas Peristiwa

Kakankemenag Kota Blitar Drs. H. Ngudiono, M.Ag, MM. memberikan dana zakat kepada salah seorang mustahiq dari 300 mustahiq yang lain.

Kakankemenag Kab. Lamongan Drs. H. Leksono, M.Pd.I menyerahkan bantuan untuk siswa RA/TK di samping 50 paket zakat fitrah untuk fakir miskin dan abang becak.

Bertempat di halaman depan Kankemenag Kab. Blitar, keluarga besar Kankemenag Kab. Blitar membaur dengan masyarakat dan jama’ah masjid al-Huda.

Page 57: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

57MPA 347 / Agustus 2015

SEMARAKKAN RAMADHAN DENGAN BERBAGI DAN BERBUKA BERSAMA ANAK YATIM

SURABAYA – Bertempat di halaman dalam Kankemenag Kota Surabaya diselenggarakan acara buka bersama dengan para pejabat baik fungsional maupun struktural dan para pegawai di lingkungan Kankemenag Kota Surabaya serta berbagi kepada anak yatim dari panti asuhan di Kota Surabaya, yang diikuti sekitar 300 peserta, (13/7).

Dalam kata sambutan Kakankemenag Kota Surabaya, Drs. H. Moh. Bakri, M.PdI, menuturkan bahwa betapa urgennya acara buka bersama ini dalam menggalang kebersamaan dan silaturrahim diantara para pegawai. Disamping juga bisa berbagi kepada anak yatim, dengan santunan yang dimotori UPZ (Unit Pengumpulan Zakat) Kankemenag Kota Surabaya. Selain itu, kita juga harus peduli dengan sesama sehingga dalam kehidupan ini bisa seimbang, serasi, selaras pada diri dan lingkungan kita. “Kita juga bisa menjalin ukhuwah, serta berkah yang pada sehingga kita dapat menciptakan ketenangan dan kedamaian,” paparnya.

Pada acara berbuka puasa ini dilengkapi dengan tausiyah yang disampaikan oleh Drs. KH. Ahmad Sya’roni, M.Si dari Situbondo yang juga salah satu dari mantan Kakankemenag Kota Surabaya. •Dori

MONEV IDENTIFIKASIPOTENSI WILAYAH KAB KEDIRI

KAB. KEDIRI – Setelah dari tahun ke tahun dilaksanakan identifikasi potensi wilayah dan belum menemukan kevalidan data dengan kondisi riil di lapangan, maka Kankemenag Kab. Kediri pada tahun 2015 ini sengaja mengulang kegiatan tersebut dengan ditindaklanjuti monitoring dan evaluasi.

Diawali dari 2 Maret hingga 30 Juni 2015, dilaksanakan identifikasi potensi wilayah oleh penyuluh agama Islam non PNS. Kemudian dilanjutkan pada tanggala 1 hingga 24 Juli 2015 dilaksanakan monev oleh penyuluh fungsional. Dari hasil monev, dianalisa dan diolah untuk ditindaklanjuti sehingga diketahui kelebihan, kekurangan dan potensi yang dimiliki suatu wilayah. Dengan demikian memudahkan penyuluh dalam melaksanakan tugas dakwah.

Menurut Kasi Bimas Islam Kankemenag Kab. Kediri H. Abdul Kholiq Nawawi, M.Pd.I, dakwah akan sesuai dengan potensi yang dimiliki wilayah sasaran, jika pendataan dilaksanakan sesuai prosedur dan fakta yang ada. “Jika sebaliknya, maka dakwah yang diberikan bisa-bisa tidak tepat sasaran,” ujarnya saat memberikan pengarahan kepada para penyuluh fungsional saat akan melaksanakan monitoring dan evaluasi. •Alfy

BUKA BERSAMA DAN KHOTMIL QUR’AN BERSAMA BUPATI NGAWI

NGAWI – Sebagaimana tahun sebe-lumnya, Kankemang Kab. Ngawi mengadakan tadarrus dan khotmil Qur’an, kultum ba’da sholat tarawih dan ba’da sholat Dzuhur yang dilaksanakan di Masjid Al Falah Kankemenag Kab. Ngawi. Acara tersebut dimulai 1 Ramadhan hingga tanggal 15 Juli 2015. Dan sebagai rasa syukur atas terlaksananya kegiatan tersebut dengan baik, digelarlah acara Buka Bersama, (15/7). Acara ini dihadiri Wabup Ngawi, tokoh agama dan masyarakat, tokoh ormas keagamaan serta anggota masyarakat yang mewakili penerima santunan dan bantuan sosial.

Kakankemenag Kab. Ngawi Drs. Syahidan, MH menyampaikan bahwa acara ini sebagai wujud tasyakuran karena pegawai Kankemenag telah menghatamkan Al-Qur’an. Drs. Syahidan, MH juga berterima kasih kepada para petugas pengisi kegiatan pada bulan Ramadhan di berbagai instansi dan masjid di Kabupaten Ngawi. Seraya meminta kepada semua yang hadir agar mendoakan pegawai Kankemenag Kab. Ngawi sehingga dapat melaksanakan tugas kedinasan dengan baik.

Dalam kesempatan tersebut kepala kantor menyerahkan secara simbolis bantuan sosial kepada para dhu’afa dan anak yatim. •Guh

HALAL BI HALAL YANG SEDERHANA,TAPI KHIDMAT

PONOROGO – Setelah merayakan hari kemenangan Idul Fitri, belum lengkap rasanya bila tidak disempurnakan dengan halal bi halal. Demikian juga apa yang dilakukan Kankemenag Kab. Ponorogo pada hari pertama masuk kerja, (22/7). Kegiatan yang bertempat di aula lantai II al-Ikhlas ini suasananya lain dari tahun-tahun yang lalu. Bila tahun lalu diadakan dengan meriah, sekarang terkesan adem ayem. Sederhana tetapi tidak meninggalkan kekhidmatan.

Dalam kata sambutannya, Kakankemenag Kab. Ponorogo, Drs. H. Hadi Mukharom, menyampaikan bahwa kegiatan semacam ini memang menyesuaikan keadaan. Namun yang terpenting jangan melupakan esensi dari halal bi halal itu sendiri. Lebih lanjut Kakankemenag menyampaikan permohonan maaf lahir dan batin pada seluruh jajaran pejabat struktural, fungsional serta para karyawan. “Dengan suasana budaya kerja Kementerian kita yang baru, diharapkan juga semakin menumbuhkan semangat dan memacu kinerja kita yang baru pula,” harapnya.

Kegiatan yang dihadiri secara terbatas tanpa mengikutsertakan suami atau istri dari pejabat serta karyawan ini diisi tausiyah oleh Gus Ayyub Ahdiyan Syams, SH. •Ifroh

KANKEMENAG KAB. JOMBANGMEMPERINGATI NUZULUL QUR’AN

JOMBANG – Kamis, (2/7), digelar acara peringatan Nuzulul Qur’an yang dihadiri 200 pegawai yang terdiri dari Kakankemenag Kab. Jombang, para kasi, kepala satker, kepala KUA, kepala DPK se-Kab Jombang dan ibu-ibu dharma wanita.

Drs. H. Saifullah Anshari, M.Ag se-laku Kakankemenag Kab. Jombang dalam sambutannya menjelaskan bahwa al-Qur’an adalah sumber inspirasi, alat pemersatu, tidak dapat di palsukan, dan orang yang hafal al-Qur’an itu dimuliakan oleh Allah SWT.

Acara ini diisi dengan ceramah agama oleh Dr. KH Achmad Musta’in Syafii, M.Ag. yang menjelaskan fungsi al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia terutama bagi yang beriman. Menurut beliau, ada 3 kelompok manusia dalam menerimanya. Yaitu, dholimun linafsihi (menyia-nyiakan dirinya sendir), muqtashid (kelompok yang selalu berusaha menjadi baik tapi juga melakukan kesalahan), dan saabiqun bil khoirot (kelompok yang selalu berusaha menjadi yang terbaik).

Lebih lanjut Dr Mustain mengusulkan kepada Kemenag Kab. Jombang, agar lulusan madrasah mampu menghafal Juz ‘Amma. “Sehinga generasi muda kita bisa menjadi generasi yang Qur’ani”, harapnya. •Tts

SAFARI ROMADHON BERSAMA BUPATI NGANJUKNGANJUK – Safari Romadhon ke keca-

matan se-Kab Nganjuk sudah menjadi agenda rutin tiap tahunya oleh Pemda dan Kemenag Kab Nganjuk. Tahun ini kegiatan safari ini diawali dari Kecamatan Bagor dan Ngetos (18/6) dan berakhir di Kecamatan Rejoso dan Prambon (27/6).

Menurut Drs. H. Habibunnajar Kasi Bimas Islam Kantor Kemenag Kab Nganjuk selaku penanggung Jawab Kegiatan Safari Romadhon pada Kankemenag Kab Nganjuk mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan media komunikasi antar instansi, karena diikuti oleh Badan, Kantor, Instansi se-Kab. Nganjuk.

Kegiatan dibagi menjadi 2 rombongan yaitu rombongan Bupati dan Wakil Bupati, yang masing-masing di 10 kecamatan. Dan rombongan Kankemenag Kab Nganjuk terbagi dua yaitu Kankemenag dan Kasubag. TU masing-masing juga 10 Kecamatan

Acara safari Romadhon diisi dengan sholat maghrib berjama’ah, berbuka puasa bersama, sholat Isya’ dan tarwaih ber-jama’ah juga sambutan Bupati dan tausyiah dari Kemenag.

Dalam sambutanya, Bupati Kab Nganjuk Drs. H.Taufiqurohman menghimbau untuk selalu menjaga keamanan dan persatuan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kema-nusiaan dalam bentuk toleransi. •Nur

Lintas Peristiwa

Page 58: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

58 MPA 347 / Agustus 2015

Para Ibu, tentu kita masih ingat bagaimana sang Bunda kita mengajari memasak semasa kecil. Kadang

senang, kadang juga tidak. Namun, seiring berlangsungnya sang waktu, kita makin banyak tahu tentang dunia memasak, baik resep masakan, pengolahannya sampai dengan penyajiannya.

Rasanya, sebagai orang timur yang berpegang pada tradisi bahwa seorang wanita seharusnya bisa/pandai memasak, haruslah kita pegang teguh sampai sekarang. Karena seorang Ibu mempunyai tugas salah satunya menyajikan hidangan makanan dari masakannya sendiri. Percaya atau tidak, ini salah satu upaya mempererat ikatan batin keluarga, menghemat anggaran, dan keluarga lebih terjamin kebutuhan gizinya.

Pengalaman kegagalan dan keberhasilan memasak, makin memantapkan rasa masakan menjadi lebih “mak nyus”. Dengan ketrampilan memasak yang dipunyai seseorang, bila ditekuni menjadi usaha/bisnis yang menggiurkan bukan?

Lantas, bagaimana dengan puteri kita? Di jaman sekarang ini apakah ada waktu belajar memasak buat puteri kita. Tentu ada. Para Ibu, bisa memanfaatkan hari libur untuk memasak bersama. Mungkin di usia 7-8 tahun, kita bisa mengenalkan dunia memasak pada mereka.

Ibu, tidak harus serta merta menerapkan memasak secara keseluruhan tetapi cukup tahap demi tahap sesuai kemampuan dan kemauan puteri kita. Agar sang puteri tertarik dengan memasak, buatlah suasana pleasure (menyenangkan).

Misalnya, sebelum memasak menge-nakan clemek yang bergambar menarik

agar puteri ikut tertarik masuk dapur. Selanjutnya kita kenalkan nama-nama sayuran, bumbu dapur dan manfaatnya, serta mengajarkan cara memotongnya. Bagian mana yang dibutuhkan dan tidak. Kemudian mencuci bahan-bahan yang akan dimasak, karena anak-anak biasanya akan senang ketika bersentuhan dengan air.

Kalau dirasa ketrampilan tangannya sudah cukup, Ibu bisa mengajari memotong sayuran dan mengupas bumbu seperti bawang merah, bawang putih, kunyit dan sebagainya. Carilah resep masakan yang mudah untuk membuatnya, misalnya membuat sayur soup. Tak lupa buatlah potongan bahan seperti; wortel atau kentang semenarik mungkin menyerupai kelinci atau burung. Demikian pula pisaunya dapat menggunakan pisau acar yang berlekuk.

Kalau sudah begini, puteri kita akan semangat belajar memasaknya. Jangan mematahkan semangat anak belajar memasak, manakala hasilnya potongannya kurang bagus. Biarkan potongannya terlalu tebal, terlalu tipis atau melenceng.

Sering-seringlah memberi pujian agar psikologisnya terpacu untuk mendalami dunia memasak. Kalau sudah matang masakannya ajarkan menilai rasa dengan merasakan masakan sedikit saja dalam senduk.

Terakhir berilah ilmu cara menyajikan hasil masakan agar menarik dari penam-pilan. Apakah itu wadahnya maupun hiasan/garnis di atasnya. Jangan lupa beritahu pada anggota keluarga bahwa hari ini puteri kita sudah bisa memasak. Nah, para Ibu,.. Yuk ajak puteri kita belajar memasak,..

Yuk, Ajari Puteri KitaBelajar Memasak

Dwi Sasanti

Annisa’

Page 59: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

59MPA 347 / Agustus 2015

CARA MEMASAK :1. Letakkan dan susun ke dalam mangkuk/gelas saji buah naga, sari kelapa,

jelly, kelapa muda, dan nangka. Tuang minuman yoghurt dan sirup.2. Tuang susu kental manis dan es serut. Sajikan.

CARA MEMBUAT :1. Didihkan air, tambahkan daun salam dan bumbu halus.2. Masukkan uang dan nanas, rebus sampai matang.3. Tambahkan gula, garam dan air asam, rebus sampai

bumbu meresap.

Sop Buah Ala Singapura

Udang Kuah Nanas

BAHAN :l150 gram buah naga, potong-potongl100 gram sari kelapa warna merahl100 gram jelly bentuk buah-buahan,

siap pakail1 butir kelapa muda, keruk

memanjang

l100 gram nangka, potong-potongl350 ml minuman yoghurt rasa

stroberilSirup lychee secukupnyalSusu kental manis secukupnyalEs serut secukupnya

BAHAN :l1250 ml airl2 lembar daun salaml500 gr udangl200 gr nanasl1 sdt asam jawa lautkan dalam airlGaram secukupnya

BUMBU HALUS :l3 buah cabe merahl2 buah cabe rawitl7 butir bawang merahl½ sdt terasil2 siung bawang putihl3 cm kunyitl2 cm lengkuas

Page 60: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

60 MPA 347 / Agustus 2015

Beda Sabar dan MengeluhPada suatu masa ada seorang bernama

Abu Hasan yang pergi haji ke di Baitul Haram. Saat dirinya tawaf, tiba-tiba

saja di hadapanya tampak seorang wanita yang wajahnya begitu bersinar dan berseri. “Subhananllah, inilah wajah yang tidak pernah diliputi kerisaun dan bersedih hati,” ucapnya pelan.

Meski ucapan Abu Hasan pelan, ternyata terdengar oleh sang wanita tadi. “Apa yang barusan engkau katakan wahai saudaraku? Sebenarnya aku tetap terbelenggu oleh perasaan dukacita dan luka hati yang mendalam. Demi Allah, tidak ada seorangpun yang merasakannya selain aku,” ujarnya.

Mendengar ucapan wanita dengan wajahberbinar tadi, rasa penasaran pun menghampiri Abu Hasan. Rasa penasaran itu pun berbuah tanya. “Apakah yang membuatmu gunda gulana saudariku?” tanya Abu Hasan. Dengan gamblang wanita itupun menceritakan ikhwal kesediannya.

Kepada Abu Hasan, wanita itu

menjelaskan bahwa aku mempunyai dua orang anak yang beranjak besar dan yang satu masih menyusu. Dan ketika suatu hari terbangun, tiba-tiba anaknya yang agak besar berkata pada adiknya. “Hai adikku! Maukah aku tunjukkan padamu bagaimana ayah menyembelih kambing?” tanyanya pada adiknya.

Lalu disuruh adiknya baring dan disembelihlah leher sang adik. Lantaran melihat darah muncrat dari sang adik, sontak saja sang kakak lari ke bukit. Nahasnya, di tempat ini dia termakan oleh serigala. Tak berapa lama, suami si wanita tadi pergi mencari-cari anaknya. Tapi takdir tak dapat ditolak, sang ayah tiba-tiba meninggal karena kehausan.

Karean khawatir anak dan suaminya tak kunjung datang, si wanita pun mencari kedunya sambil meninggalkan anaknya yang kecil di rumah. Sepeninggal si wanita. Berita ini terdengar anaknya yang tinggal di daerah lain danmembuatnya jatuh pengsan hingga sampai menuju ajalnya. “Dan kini

aku tinggal sebatang kara,” ucapnya si wanita lirih.

Dengan musibah yang dialaminya, Abu Hasan pun kagum dan bertanya bagimana si wanita ini bertahan. “Tiada seorang pun yang dapat membedakan antara sabar dengan mengeluh melainkan ia menemukan di antara keduanya ada jalan yang berbeda. Sabar dengan memperbaiki yang senantiasa memperbaiki keadaan, maka manfaatnya luar biasa. Adapun mengeluh, maka orangnya tidak mendapat ganti yakni sia-sia belaka,” ujar si wanita panjang lebar.

Tak heran jika Rasullah dalam salah satu hadis qudsiny apernah bersabda bahwa Tidak ada balasan bagi hamba-Ku yang mukmin, jika Aku ambil kekasihnya dari ahli dunia kemudian ia sabar, melainkan syurga baginya. Bahkan dalam hadis yang diriwayakan oleh Ibnu Majah, Nabi Muhammad pernah menegaskan bahwa mengeluh merupakan kebiasaan kaum Jahiliyyah.

•Nurul Falak/dari berbagai sumber

Page 61: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

61MPA 347 / Agustus 2015

Cuplikan Tarikh

Pahlawan yang SenantiasaDirindukan Umar

Oleh : Muhammad Rizal B. Firmansyah*)

Zaid bin Khatthab merupakan kakak kandung dari Umar bin Khatthab, sahabat Nabi

Saw yang utama. Tidak berbeda dari adiknya, Zaid pun dikenal sebagai pembela Islam dan Rasulullah yang amat tangguh. Dalam setiap peperangan, dia bertempur layaknya seekor singa yang mengamuk. Namun di balik itu semua itu Zaid amat dikagumi oleh Umar. Beberapa kelebihan yang dimiliki Zaid membuat Umar hormat dan sayang kepadanya.

Ketika Perang Uhud, dalam suasana berkecamuk, Umar meli-hat kakaknya sedang berjuang menumpas kaum ka�r. Ddia melihat baju besi Zaid terlepas dan jatuh. Umar segera menawarkan baju besi miliknya untuk Zaid kenakan. “Kakak, cepat ambil baju besiku. Pakailah untuk berperang!” terdiak Umar kepada Zaid.

Sembari tangannya tetap mene bas ke arah musuh, Zaid men jawab seruan Umar, “Tidak. Aku juga menginginkan syahid, seba gai mana engkau juga mengi-ngin kannya, hai Umar!”

Mendengar kakaknya berkata demi kian, makin bangga Umar kepada Zaid. Dia tersenyum menyadari saat ini dirinya sedang bertempur bersama kakaknya. Zaid bin Khatthab terus bertempur mati-matdian tanpa mengenakan baju besi.

Peperangan lain yang paling mengha-rumkan nama Zaid bin Khatthab dalam kitab-kitab sejarah tak lain adalah pepe-rangan Yamamah. Perang Yamamah juga merupakan peperangan terakhir yang diikuti Zaid. Sebab dalam perang inilah dia menemui syahidnya.

Pada waktu itu kaum muslimin sedang kewalahan membendung kekua-tan bala tentara Musailamah al-Kadzzab. Semangat kaum muslimin mulai menurun mengetahui kekuatan musuh yang begitu besar. Maka tanpa ragu Zaid bin Khatthab naik ke sebuah tempat yang tinggi dan berseru dengan lantang. “Wahai sau-dara-saudaraku. Tabahkanlah hati kal-dian, gempur musuh, serang mereka

bertempur di kejauhan, dia segera mendo brak kepungan musuh. Dia berusaha agar musuh Allah itu tidak lari dari jangkauannya. Meskipun berkali-kali pepe rangan besar ter-sebut menghilangkan bayangan Rajjal dari pantauannya, namun pada akhirnya dia berhasil mencengkeram leher pengkhianat tersebut. Dengan sekali tebas, terlepaslah kepala Rajjal dari lehernya.

Terbunuhnya Rajjal bin ‘Unfu-wah rupanya melemahkan mental musuh. Pasukan Musai lamah mulai pesimis dapat mengalahkan kaum muslimin. Zaid bin Khatthab yang masih dalam sumpahnya untuk tidak berbicara, menggunakan ke-sem patan ini untuk bertempur habis-habisan. Dia bertempur hingga Allah mengabulkan doanya untuk gugur di medan jihad. Zaid bin Khatthab menemui syahid dalam diamnya.

Di Madinah, Umar bin Khatthab sedang menantikan kepulangan kakaknya dari peperangan Yama-mah. Zaid yang berbadan tinggi tegap itu seharusnya tidak sulit dicari ketika berjalan dalam pasu-kan. Namun rupanya yang datang bukanlah Zaid, tetapi berita syahidnya sang pahlawan dalam perang � sabilillah.

Umar yang tengah bersedih itu kemuddian mengenang Zaid, kakak yang sangat dia hormati, “Rahmat Allah bagi Zaid. Dia mendahuluiku dengan dua kebaikan. Dia masuk Islam lebih dulu daripada aku, dan sekarang dia syahid lebih dulu pula,” ucapnya.

Sampai ketika Umar bin Khatthab diangkat menjadi khalifah, dia tetap menge-nang Zaid. Setdiap kali Umar merin dukan Zaid, sebuah kalimat mengharukan yang mewakili besarnya kerinduan sang Amirul Mukminin tersebut terucap dari bibirnya, “Bila angin kerinduan berhem bus, tercium olehku aroma harum Zaid,” gumam sang Khalifah Kedua dalam Islam ini.

*) Mahasiswa Prodi PGMIInstitut Agama Islam Negeri

(DIAIN) Jember.

habis-habisan! Demi Allah, aku tidak akan berbicara sebelum mereka dibinasakan Allah atau aku menemui syahid!” Kemu-dian dia turun sambil mengatupkan bibirnya, menggertakkan gerahamnya mena han diri untuk tidak berbicara.

Zaid bin Khatthab meluncur bagai anak panah yang tanpa suara terlepas dari busurnya. Sembari mengayunkan pedang, pandangannya terlempar ke segala arah. Hanya satu yang dia cari, yaitu Rajjal bin ‘Unfuwah – sosok pengkhianat yang membocorkan informasi kaum muslimin kepada musuh. Lantaran itulah Zaid tak meperdulikan meski sedang dikepung musuh dari segala arah. Dia mengayunkan pedangnya tanpa meleset sedikit pun ke kepala musuh.

Ketika dilihatnya Rajjal sedang

Page 62: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

62 MPA 347 / Agustus 2015

DARAH SANG PAHLAWANGoresan belati memecah nadi pejuangNamun semangat takkan pernah hilangBersatu dalam sebuah peluangSuara sang pahlawan kian melantang

Merdeka atau mati!Bukan sekadar semboyanTapi sumpah yang terus diwujudkanDemi negeri yang merindukan kebebasanDemi negeri yang mendambakan kemerdekaan

Merdeka atau mati!Pekik pahlawan dalam dentumanMeski darah berceceranMeski peluru datang menghunjamAcungkan bambu runcing dalam genggamanMenusuk tiap jengkal tubuh penjajah

Merdeka atau mati!Sebuah janji dari lisan putra pertiwi

Muhammad Fadli Al FauziMadrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Jember

DESING PELURU Desing peluru yang memburu Teriak Maju bertalu-talu Bambu Runcing yang mengharu biru Gema Takbir berselimut keikhlasan Memperjuangkan negeri dari keserakahan Penjajah yang tak berkesudahan

Wahai Sahabat-sahabatku….Masihkah kita tak tahu malu Meneriakkan merdeka tanpa perjuangan lebih duluMasihkah kita duduk, diam dan tenangDalam alam kemerdekaan Tanpa ada usaha untuk perubahan Meskipun kita telah merdekaTapi Para Pahlawan tentu akan kecewa Karena perjuangan telah terhenti Karena ulah kita sendiri

Desing peluru yang memburu Teriak Maju bertalu-talu Ambillah Buku dan Bacalah !Ambillah Pena dan Menulislah !Ambillah Pelajaran dari buku dan alam Bekerjalah secara maksimalDan perteballah diri dengan do’a dan tawakkal Perjuangan butuhlah pengorbanan Dari harta, jiwa dan kesetiaan

Akhmad Asy’ariMTs. Darul UlumJl. Toghur Billah Desa Batuputih Kenek Kec. Batuputih Kab. Sumenep Madura 69453

KERETA SYAWALsetelah Ramadhan separuh jalantertinggal ibadah bukan pilihantelah setahun aku menunggutanpa pahala bukan tujuankukereta Syawal pun telah berderu

dari kejauhan ia melaju,membelah kabut Ramadhanyang kian memudar, menghilangtinggalkan umat untuk bersua kembalidi tahun depan

kereta Syawal kian mendekatia berhenti tepat di depankuseraya ia berseru,“nikmatilah kemenanganmu.

atas shalatmu, puasamu, zakatmu.nikmatilah perjalanan Syawalmenuju nikmat kemenangan nan fitridosamu, telah terampuni.”

Khoirur RohmahJl. Kasiyan no. 57, Karangduren, Balung, Jember. Kode Pos 68161

TAHTA EMASKau diam diagungkankecil namun ditinggikanHanya satu kau diperebutkansimbol kemenangan kau digunakan

Namun..Akhir didapatkan lekas kau dicampakanBerdebu singgasanamulewatkan hari tanpa satu pendengarmu

Hanya melihat dan dilihat pekerjaanmuTertatap diam tergeletakMenjadi hiasan papan kosongWahai tahta emas kenapa duduk?“menunggu gelap terang kejadian” jawabnya

Prima ramadhani Kelas X-1 MA Al-Amin sooko Mojokerto

TANAH KELAHIRANKUSaksi bisu napas hidupkuPeluk erat masa kecilkuTemani tumbuh kembangku

Tanah kelahirankuCiptakan tawa bibir ibukuPeras keringat merah dari ayahkuPijakkan mimpi kakek-nenekku

Tanah kelahirankuTempat kumiliki ayah-ibusinggasana cinta kakek-nenekkuKibarkan sayap kehidupanku

Kini tanah kelahirankuTak lagi seindah abad yang laluPatahkan subur tangis haruRebahkan sejuta tawa pilu

Tanah kelahirankuAmbil kembali napas ayahkuSimpan hidup kakek-nenekkuPendam kasih kanak-kanakku

Tanah kelahirankuGoreskan darah merah penakuTuang mutiara hidup yang membiruHentikan nadi kehidupankuKini tak lagi terdengar detak ayahkuTak kurasa kasih kakek-nenekkuKarna napas terpendam syahduBersama redup tanah kelahiranku

Dia Ayu ZulaikhahDsn. Janti RT 03 RW 05 Janti Jogoroto Jombang

HILANGBadai menyapu lautanGelombang taklukkan daratanPetir menyambar pepohonanApi melahap lahan pertanian

Kini aku hilangHilang...Hilang...Aku tak tahu ada dimanaAku tak paham harus kemanaAku tak mengerti harus berjalan ke arah yang manaberjalan kepada siapa

Kini aku hilangHilang...Hilang...kau tak tahu aku ada dimanakau tak paham aku harus kemanakau tak mengerti aku harus berjalan ke arah yang manaberjalan kepada siapa

Kini aku hilang..Hilang..Hilang..Tak tahu arah tujuan..

Fitria Arifa DewiXII-Keagamaan MAN KandanganKandangan-Pare 64211

Page 63: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

1. TOTOK SUMiARjO SDn GUnUnG GAnGSiR ii jL.jL. HASAn MUnADi GUnUnG GAnGSiR KEC. BEji – PASURUAn (67154)2. nOViYA EKASAnTi jL. jERUK SEDURi RT.03 RW.07 DESA SEDURi KEC. MOjOSARi MOjOKERTO (61382)3. nUR KHOLiFAH MAiSAROH RT.02 RW.01 SAMiRPLAPAn DUDUK SAMPEYAn – GRESiK (61162)4. ALFi MAWADDAH RAHMAWATi KELAS Xii AGAMA MAn nGLAWAK KERTOSOnO – nGAnjUK 5. MAHSUn MA DARUL ULUM jL. DiPOnEGORO nO.108 nGABAR jETiS – MOjOKERTO (61352)

jAWABAn TTM nO. 346MEnDATAR :1.AMBISI 4.KERAPU 7.SUA 8.ALGOJO 9.URAIAN 11.TIRI 12.ASIA 14.NIAGA 15.APUNG 17.BROWN 18.SAIL 20.ANUS 22.BLANKO 23.TAMBAK 24.ADA 25.KAIDAH 26.RITUAL

MEnURUn : 1.ABAYA 2.IDOLA 3.ISOTOP 4.KAUR 5.ADIDAYA 10.RING 13.ISOLASI 15.ANAK 16.NASTAR 17.BUBUK 18.SUMUT 19.LOKAL 21.NOAH

KETENTUAN :1. Jawaban ditulis pada kartu pos dan ditempeli kupon sesuai dengan nomornya.2. Jawaban dikirim ke redaksi MPA paling lambat akhir Agustus 2015 (cap pos).3. Peraih hadiah diumumkan pada MPA edisi 348.

PERAIH HADIAH TTM No. 346

Bulan aGuSTuS 2015

TTM

MPA

Edisi 347

KUPONNO : 347

DAFTAR PERTAnYAAnMEnDATAR :1. Inti, jiwa, daya gerak dari dalam4. Pulau6. Orang yang bercocok tanam8. Bagian wacana dalam tulisan ditandai dengan baris pertama yang menjorok ke dalam10. Kelompok, regu11. Orang yang menjadi pilihan Allah untuk menerima wahyu13. Anyir, berbau seperti ikan15. Hendak17. Mengambil barang-barang menurut keputusan pengadilan19. Keponakan Nabi Muhammad SAW20. Jenis Bunga22. Indera penglihatan24. Petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui/dituruti25. Sejenis kera besar

MEnURUn :1. Kata penghubung untuk menandai tujuan, harapan2. Tanaman sejenis jagung3. Batu permata berkilau dari karbon murni4. Huruf Hijaiyah5. Ber pH di bawah 7 (lawan basa)7. Jenis binatang unggas9. Salah satu makanan pokok12. Lawan buruk14. Nama (bhs Arab)16. Organisasi yang mempunyai wilayah dan Kekuasaan tertinggi yang ditaati oleh rakyat18. Panggilan saudara tua laki-laki19. Kata ganti orang kedua21. Menentukan/memilih sesuatu siapa yang berhak untuk sesuatu23. Zat cair untuk mensucikan diri

TTM EDISI 347

63MPA 347 / Agustus 2015

Page 64: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

64 MPA 347 / Agustus 2015

Panggilan : Dheny

TTL : Pamekasan, 02 Desember 2012

Alamat : Jl. Raya Palengaan

Desa Larangan Badung

Hobi : Nonton Upin - Ipin

Cita-cita : AKABRI

Orangtua : Achmad Muzanni dan Muaminah

Panggilan : Aidil

TTL : Jombang, 12 Desember 2012

Alamat : Mojoagung, Kab. Jombang

Hobi : Menggambar

Cita-cita : Guru

Orangtua : Mulyadi dan Titis Astutik

Panggilan : Hasna

TTL : Sidoarjo, 30 Juni 2014

Alamat : Pagerwojo RT 23 RW 06

Buduran Sidoarjo

Cita-cita : Hafidzah dan dokter

Orangtua : M. Dendik Fakhus R

dan Dewi Kurniasari

Panggilan : Queen

TTL : Surabaya, 15 Mei 2013

Alamat : Kedung Cowek Sekolahan

Gg. Elbarkah No. 3 Bulak Surabaya

Hobi : Adzan

Cita-cita : Masuk surga

Orangtua : Abi Nuzulul Mushaf dan Shobit Sholihah

Panggilan : Geo

TTL : Tulungagung, 21 april 2007

Alamat : Sumberingin Kidul - Ngunut - Tulungagung

Sekolah : MIN Pandansari - Ngunut - Tulungagung

Hobi : Membaca dan Mengaji

Cita-cita : Menjadi anak sholeh berguna bagi agama, nusa dan bangsa.

Orangtua : Moch. Rianto dan Endang Purwanti

Panggilan : Hulwah

TTL : Sidoarjo, 20 Pebruari 2012

Alamat : Surya Regency Blok D3/16 Sidoarjo

Hobi : mengaji

Cita-cita : Dokter danmenjadi anak sholihah

Orangtua : Farid Yusron, S.Sos., MM

dan Erma Diyah Wardiarsi, S.Pd.I

Page 65: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

65MPA 347 / Agustus 2015

“Kalau saya jujur, saya pasti mendapat nilai nol. Kalau saya menjawab benar, sesuai keinginan Bapak maka saya menjadi pembohong,” kata Silado menangis.

Pak Guru terdiam bercampur bingung dengan ucapan Silado. Jujur, benar dan nol. Apa maksudnya? Pertanyaan itu muncul di benak Pak Guru.

“Bapak memilih jawaban jujur Do,” tandasnya.

“Benar Pak?” Silado masih diliputi ragu.“Ya... ya 100%, ” kata Pak Guru

memastikan.“Tapi... saya mendapat nol Pak”.“Tidak Do. Kejujuran akan memberikan

nilaimu lebih dari temanmu. Terutama kepribadianmu. Katakanlah Do!” Pinta Pak Guru semakin penasaran.

“Soal bapak nomor 1, apa yang kamu lakukan saat akan berangkat sekolah?”.

“ Iya Do. Itu betul.”“Jawaban yang benar apa Pak?”, Silado

ingin suatu kepastian.“Berjabat tangan dan minta do’a restu

ibu ayah”, jawab pak Guru.“Iya Pak. Itu betul. Tapi, saya tidak bisa

menulisnya,” sahut Silado.

Di sebuah ruang sekolah…

“Mengapa soal nomor satu tidak kamu jawab, Do?,”

tanya Pak Guru, membuka pembicaraan. Silado terdiam tertunduk. Sesekali tangannya menyeka air mata.Sudah dua kali Dia menarik napas panjang. “Mengapa Do? Apa soal itu sulit?” lanjut Pak Guru.

Silado tetap membisu dan bungkam seribu kata. “Katakanlah Do. Ada apa dengan soal nomor 1?Semua temanmu menjawabnya.Hanya kamu yang tidak menjawab.Sementara 4 soal yang lain, terjawab dengan benar,” pinta Pak Guru setengah merayu.

Silado mengangkat wajahnya sebentar sambil menatap Pak Guru. Pipinya basah oleh air mata. Bibirnya bergetar.Tidak sepatah kata pun keluar.Wajahnya mendung. Sebuah keraguan menyeruak lewat pandangannya.

Pak Guru semakin heran. Penuh tanda tanya.Bingung dengan sikap Silado. Pak guru beringsut mendekati Silado. “Ayolah Do! Bapak ingin kau berbagi cerita.Percaya dengan bapak”.

“Saya.....saya...sa...”Silado memutus katanya.

“Ayo Do...teruskan...!” kata Pak Guru setengah memburu.

“Saya tid...tidak bisa menjawab soal nomor satu, Pak,” ucap Silado sambil menutup mata.

Ruang kembali senyap. Mereka berdua terdiam hanyut dalam pikirannya sendiri-sendiri. Dalam hati Pak Guru semakin penasaran dan bertanya-tanya. Ada apa dengan Silado.

Angin berhembus pelan memainkan korden motif bunga di jendela. Detak jarum jam dinding terasa keras. Mengalahkan detak jantung Pak Guru dan Silado.

“Bapak....bapak! Bolehkah saya bertanya?” pinta Silado.

“Oh iya... iya.. iya Do boleh. Apa yang ingin kau tanyakan?” kata Pak Guru berbinar.

“Bapak ingin jawaban benar atau jujur?” Silado kembli bertanya.

“Maksudmu?” kata Pak Guru semakin penasaran

“Mengapa?”“Saya.. saya hanya hidup

dengan Ibu. Ayah sudah tidak ada. Entah kemana. Dan Ta... tangan ibu saya sejak lahir sudah... sudah tidak ada Pak.”

Pecahlah tangis SiladoPak Guru sangat terkejut.

Rupanya Inilah alasan Silado tidak mengisi kertas ulangannya. Sesak napas Pak Guru. Terasa terhenti denyut jantungnya. Terasa keluh lidahnya.

”Do....kau...” ucap Pak Guru lirih.” Do.... maa�an Pak Guru,” imbuhnya mengiba sambil memeluk

erat Silado.Keduanya hanyut dalam

perasaan dan pikirannya. Angin berhenti memainkan korden jendela. Seakan ikut dan hanyut dengan yang terjadi dalam ruangan itu. Sesak napas Pak Guru dengan peristiwa yang baru terjadi. “Kamu akan dapat nilai paling bagus Do,” gumam dalam hatinya.

**************“Selamat pagi, anak-anak, ” sapa Pak

Guru.“Selamat pagi, Pak!” sahut anak-anak

sekelas.“Pagi ini, Bapak akan membagikan

hasil ulangan empat hari lalu,” kata Pak Guru. ”Kalian memang anak-anak yang membanggakan. Hasil ulangan semua bagus. Diatas KKM semua. Dan Bapak tidak hanya menilai kognitif kalian, tetapi kejujuran kalian”.

“Saya jujur pak. Tidak mencontek,” sahut Umar

“Iya.bapak tahu,”. kata Pak guru sambil menghela napas.

“Teman kalian Silado menjawab soal nomor satu dengan jujur. Dengan fakta dan kenyataan. Sesuai kondisi sebenarnya. Kalian patut meniru kejujuran Silado. Jadilah anak yang selalu menjawab dengan kebenaran. Itu suatu nilai kehidupan yang akan kalian bawa sampai nanti. Cermin diri kalian. Belajarlah yang benar untuk kita semua. Setuju..?” ujar pak guru memberikan petuah.

“Hidup Silado. Hidup kejujuran”, sahut anak-anak dengan semangat.

Soal Nomor SatuOleh : Edi Sutiono

(MTs Negeri Mojokerto Kota)

Page 66: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

66 MPA 347 / Agustus 2015

Sejak kedatangannya di tahun 1970-an, perkembangan Islam di Swedia cukup menggembirakan. Pada beberapa

tahun terakhir, perkembangan Islam justru makin pesat. Tak hanya dari para imigran Muslim, melainkan pula dari warga asli Swedia. Kini jumlah umat Islam di negara dengan penduduk 8,9 juta jiwa ini, lebih dari 500.000 orang.

Peristiwa serangan 11 September 2001 di AS, turut pula menyumbangkan peran. Sebab sejak kejadian tersebut, banyak orang-orang Swedia yang mempelajari Islam. Dari sanalah mereka mengetahui, bahwa selama ini telah tertipu hasutan media Barat yang sangat membenci Islam.

Upaya-upaya yang menyudutkan Nabi Muhammad SAW di Swedia, juga memunculkan fakta berbalik. Termasuk penyebaran gambar-gambar dan kartun yang menghina Rasulullah oleh kartunis Swedia Lars Vilks. Propaganda semacam itu justru membuat makin banyak orang masuk Islam. Setidaknya ada 15 ribu penduduk asli Swedia yang masuk Islam pasca pelecehan terhadap Rasulullah SAW tersebut.

Di sisi lain, hal itu menjadikan Muslim Swedia bergerak menggalakkan berbagai kegiatan untuk mengenalkan Islam dan Rasulullah SAW kepada warga Swedia. Seperti yang diselenggarakan International Association fo Science and Culture. Kegiatan tersebut dihelat di Stora Torget – sebuah alun-alun di jantung kota Uppsala (kota terbesar keempat di Swedia).

Kecenderungan masyarakat Swedia yang berprasangka buruk terhadap Islam, lambat-laun kini mulai berbalik. Minat mereka terhadap Islam justru makin besar. Banyak yang datang ke Islamic Centre mencari informasi tentang Islam. Orang-orang yang menyebut dirinya ateispun, juga tak sedikit yang tertarik dengan Islam.

Pesatnya perkembangan Islam di Swedia, setidaknya telah dibuktikan dengan hadirnya Dewan Fatwa Swedia di tahun 2009. Pada Nopember 2013 kemarin, suara adzan juga sudah mulai berkumandang di negeri Skandinavia tersebut. Ini berarti, bahwa komunitas Muslim kian diakui pemerintah Swedia.

Tumbuhnya organisasi-organisasi kea ga maan juga turut mewarnai perkem-bangan Islam di Swedia. Ada tiga organisasi Muslim yang bersifat nasional. Salah satunya adalah �e Swedish Muslim Council yang membawai �e Swedish Muslim Association, �e United Islamic Organization in Sweden, dan �e Swedish Muslim Youth Association. Organisasi lainnya, adalah �e Islamic Council in Sweden yang membawai �e Islamic Cultural Union in Sweden. Di Stockholm, ibu kota Swedia, juga terdapat 45 lembaga Islam dan Islamic Centre. Sedangkan di kota-kota besar lainnya, juga telah berdiri 15 lembaga Islam dan Islamic Centre.

Keberadaan organisasi-organisasi Mu slim tersebut mengindikasikan, bahwa kegiatan-kegiatan yang dise lengga-rakan umat Islam makin mem peroleh pengakuan. Maka tak ayal sekolah-sekolah Muslim juga mulai ramai dibangun di beberapa daerah. Begitupun dengan keberadaan masjid. Setidaknya ada empat masjid raya di setiap kota besar.

Sedangkan masjid pertama di Swedia, dibangun di Gothenburg pada tahun 1976. Lalu disusul dengan masjid Malmö (1984) dan masjid Uppsala (1995). Di

MeningkatnyaJumlah Muslim di Swedia

Dunia Islam

tahun 2000-an bahkan serentak dibangun beberapa masjid di sejumlah daerah – termasuk Masjid Stockholm. Kemudian dibangun lagi masjid Umeå (2006) dan masjid Fittja (2007).

Yang menggembirakan lagi, saat ini banyak orang Swedia yang mulai beralih ke makanan halal. Pihak Muslim Swedia kini terus berusaha meyakinkan pemerintah Swedia, agar diperbolehkan umat Islam setempat mendapatkan daging hewan secara halal. Mereka menginginkan, agar praktik penyembelihan hewan dilakukan dengan praktik keagamaan. Sebab negara-negara di Uni Eropa sudah banyak yang mengizinkan praktik penyembelihan hewan secara agama.

Hal itu merupakan respon dari kebijakan Pemerintah Swedia, yang selama ini memberlakukan larangan penyembelihan hewan dengan cara memotong pembuluh darah pada leher hewan. Larangan tersebut telah dirilis sejak tahun 1937. Waktu itu jumlah umat Islam hanya 20 orang saja. Nah, dengan jumlah Muslim 500.000 orang lebih, tentu relevan jika mereka menghendaki penyembelihan hewan dilakukan secara Islami. Il/berbagai sumber

Suasana semarak di Masjid Gothenburg.

Page 67: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

67MPA 347 / Agustus 2015

Halal bi Halal dan Silaturahim keluarga besarKanwil Kemenag Prov jatim tanggal 24 Juli 2015.

Kabid PD Ponten Kanwil Kemenag Prov. Jatim bersama kontingen Jatim dalam Perkemahan Pramuka Santri Nusantara.

Pemberian taushiah oleh KH Miftahul Akhyar dalam BukaBersama Kanwil Kemenag Prov Jatim tanggal 9 Juli 2014.

Pemberian Santuann kepada anak yatim saat Bukabersama kanwil Kemenag Prov jatim tanggal 9 Juli 2015.

Page 68: MPA 347 Agustus 2015 1 - jatim.kemenag.go.idjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/zkjm1438680436.pdf · Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

68 MPA 347 / Agustus 2015

pAD

A M

AJA

LAH

INI T

ER

DA

pAT

KU

TIpA

N A

YAT-

AYAT

AL

QU

R’A

N. U

NTU

K IT

U J

AG

A D

AN

SIM

pAN

SE

BA

GA

IMA

NA

ME

STI

NYA

.

Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk

dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan

sesuatu) dari alam semesta(QS. Al-Ankabut [29]: 6)

Masjid Jami' Al Abror Kauman, SidoarjoMasjid Jami' Al Abror Kauman, Sidoarjo