presentasi manajemen konflik waduk sepat

22
MANAJEMEN KONFLIK TANAH DI WADUK SEPAT, SURABAYA Dosen Pembimbing: Ir. Sardjito, MT Disusun oleh: Adiwira Satya A. 3611100026 Ali Dhikri F. 3611100005 Eka Nurul Alfiah 3611100027 M. Abdi Danurja R. 3611100031 Fitri Ulvianti 3611100058

Upload: fitri-ulvianti

Post on 24-Nov-2015

109 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

  • MANAJEMEN KONFLIK TANAH DI WADUK SEPAT, SURABAYA

    Dosen Pembimbing: Ir. Sardjito, MT

    Disusun oleh:

    Adiwira Satya A. 3611100026

    Ali Dhikri F. 3611100005

    Eka Nurul Alfiah 3611100027

    M. Abdi Danurja R. 3611100031

    Fitri Ulvianti 3611100058

  • LATARBELAKANG

  • Minimnya lahan kosong di perkotaan.

    Nilai lahan meningkat, tanah dijadikan tempat investasi.

    Orang akan saling berebut dan bersaing untuk mendapatkan tanah

    Memicu terjadinya konflik sengketa pertanahan

    KONFLIK SENGKETA WADUK SEPATantara Pemerintah Kota Surabaya, PT Ciputra Surya, dan warga

    setempat

  • TINJAUAN PUSTAKA

  • Konflik adalah sebuah ekspresi

    heterogenitas, kepentingan, nilai,

    dan keyakinan yang muncul

    sebagai formasi baru yang

    ditimbulkan oleh perubahan sosial

    yang muncul bertentangan dengan

    hambatan yang diwariskan.

    Faktor sering memicu konflik

    terutama di daerah konservasi yaitu

    berkaitan dengan akses, hak dan

    tata guna lahan (Wulan et al.

    2004).

    TEORI KONFLIK

    Menurut Condliffe (1991) dalam

    Sardjono(2004)

    LUMPING IT ADVOIDANCE OR EXIT COERCION NEGOTIATION CONCILIATIONMEDIATOR

    PENYELESAIAN

    KONFLIK

  • Menurut Krisanti (2006)Waduk adalah tempat menampungair yang umumnya dibentuk darisungai atau rawa dengan tujuantertentu.

    Naryanto et al (2009)Waduk memiliki fungsi utama yaitufungsi ekologi dan fungsi sosial,ekonomi, dan budaya.

    WADUKRuistlag adalah pemindahtanganankepemilikian tanah (tukar guling).Konsep umum:1. Tanah diganti dengan tanah dan

    dana kompensasi2. Penukaran tanah bernilai sama

    (kesuburan, luas, prasarana)3. Mengetahui Kepala

    Desa/Kelurahan dan BPD, Kecamatan, Pemerintah Kota, dan DPRD Kabupaten/Kota

    RUISTLAG

  • GAMBARAN UMUMKASUS STUDI

  • GA

    MBA

    RA

    N W

    ILA

    YA

    H Lokasi :

    RW 03 dan RW 05 Kelurahan Lidah Kulon,Kecamatan Lekansantri, Surabaya Barat, KotaSurabaya.

    Luas : 6,675 Ha

    Topografi :

    lokasi Waduk Sepat memiliki topografi lebih tinggidibanding permukiman warga sekitar.

    Fungsi :

    pemenuhan kebutuhan sehari-hari warga, sepertisumber mata air untuk irigasi pertanian dan saranabermain anak-anak.

    Fungsi ekologis sebagai tempat penampung airuntuk meminimalisir terjadinya banjir.

  • ISU

    KO

    NFLI

    KAdanya ruistlag antara lahan Gelora Bung Tomo di Benowo milik PT Ciputra Suryadengan beberapa lahan milik Pemkot Surabaya, salah satunya Waduk Sepat.Pemindahtanganan kepemilikan ini telah didukung oleh SK DPRD Kota SurabayaNomor 39 Tahun 2008 dan SK Walikota Surabaya No 188.45/366/436.1.2/2008.

    Warga Lidah Kulon menolak adanya ruistlag karena menganggap Waduk Sepatmerupakan milik warga karena berstatus tanah kas desa. Warga merasa jika WadukSepat dimiliki pengembang dan dialihfungsikan, maka akan merampas hak-hak sosialwarga terkait fasilitas waduk yang sejak dahulu digunakan untuk memenuhikebutuhan sehari-hari.

  • WU

    JUD

    KO

    NFLI

    K

    Konflik Waduk Sepat tertutupdalam waktu sekitar 18 tahunyakni dimulai sejak tahun 1991saat terjadi proses ruistlag.Warga sudah memilikikecurigaan namun belummendapatkan pemberitahuanapapun dari pemerintah.

    Konfilk yang terjadi di Waduk Sepat termasuk pada konflik tertutup (latent) dan konflik mencuat (emerging), dan konflik terbuka (manifest).

    Konflik Waduk Sepat mencuatmulai tahun 2009 saat pihakKelurahan Lidah Kulonmemberitahukan masyarakatbahwa status kepemilikanWaduk Sepat telah beralihmenjadi milik PT Ciputra Surya.

    Konflik Waduk Sepat dikatakanterbuka mulai tahun 2011karena adanya perlawanan darimasyarakat dalam bentukperlawanan terselubung danperlawanan terbuka.

    Konflik Tertutup Konflik Mencuat Konflik Terbuka

  • DA

    MPA

    K K

    ON

    FLI

    K

    Dampak Sosial Budaya Ruang interaksi warga berkurang Tempat bersejarah warga di

    sekitar waduk akan hilang

    Kesenian masyarakat setempatseperti sedekah bumi dan

    sedekah waduk akan hilang

    Warga menolak

    karena

    pengalihfungsian

    lahan akan

    memiliki dampak

    negatif bagi

    warga

    Dampak Ekonomi Warga kehilangan mata

    pencahariaan dari waduk, seperti

    bertani dan tambak ikan bandeng.

    Dampak Lingkungan Banjir Bau menyengat yang berasal dari

    saluran pembuangan Citraland di

    Waduk SepatPT Ciputra Surya

    menuturkan bahwa

    dari 6,675 ha/m,

    6000 m tetap

    menjadi waduk dan

    sisanya akan diurug

    sebagai perluasan

    perumahan Citraland.

  • KEBIJAKAN TERKAITKASUS STUDI

  • status desa-desa di dalam

    kota berubah menjadi

    kelurahan

    Permendagri No 1 Tahun 1982

    Semua desa-desa yang

    berubah menjadi kelurahan,

    maka kekayaan desa,

    terutama tanah kas desa

    atau tanah ganjaran

    beralih menjadi aset

    pemerintah kota

    UU No 5 Tahun

    1979 tentang

    Pemerintah

    Daerah

    Kepmendagri

    No. 152 Tahun 2004

    tentang Pengelolaan

    Barang DaerahDi wilayah Kota Surabaya, dasar

    perolehan/penguasaan tanah

    dapat dilakukan dengan jalan

    tukar guling atau ruistlag

    Undang Undang No. 32 Tahun

    2004 tentang Pemerintahan

    Daerahkawasan perkotaan dikelola

    oleh pemerintah kota/

    daerah yang kebijakannya

    ditetapkan oleh Kepala

    Daerah setelah

    mendapat

    persetujuan

    bersama

    DPRD

    Undang

    Undang No.

    38 Tahun 2008 pemerintah memiliki otoritas

    penuh terkait pengelolaan

    asset kota sehingga dalam

    pengeluaran SK Walikota menjadi

    kewenangan pemerintah

    sepenuhnya.

  • ANALISISKASUS STUDI

  • Konflik Waduk Sepat

    Stakeholder Isu Konflik Wujud Konflik Dampak Konflik Kebijakan

    terkait Konflik

    Analisis menggunakan Metode

    Urutan Kejadian

    Rekomendasi

    Penyelesaian Masalah

    ALU

    R P

    EM

    IKIR

    AN

  • AN

    ALI

    SIS

    KO

    NFLI

    K (

    1)

    Tahun Kejadian menurut Warga

    Kelurahan Lidah Kulon

    Kejadian menurut Pemerintah

    Kota Surabaya

    Kejadian menurut PT Ciputra

    Surya

    Status masih Desa Lidah Kulon sehingga Waduk Sepat masih dianggap sebagai tanah kas desa

    1979

    Penggunaan Waduk Sepat

    oleh warga sebagai fungsi

    ekonomi, sosial, ekologis,

    serta nilai sejarah kampung.

    Terbentuk UU No 5 Tahun 1979

    tentang perubahan status desa di

    kota menjadi kelurahan.

    1982 Terbentuk Permendagri No 1

    Tahun 1982 tentang peralihan

    seluruh kekayaan desa, termasuk

    tanah kas desa, menjadi asset

    Pemerintah Kota. Kepemilikan

    Waduk Sepat sebagai kas desa

    beralih menjadi milik Pemkot

    Surabaya.

    1991 Pembangunan Gelora Bung Tomo

    (GBT) oleh Pemkot Surabaya

    terhambat karena kepemilikan

    lahan GBT berada pada PT

    Ciputra Surya. Pemkot terpaksa

    membuat perjanjian ruistlag antara

    lahan GBT dengan beberapa

    lahan milik Pemkot, salah satunya

    Waduk Sepat.

    Untuk membantu Pemkot

    Surabaya dalam

    pembangunan Gelora Bung

    Tomo (GBT), maka PT Ciputra

    Surya setuju atas keputusan

    ruistlag antara lahan GBT

    miliknya dengan beberapa

    lahan milik Pemkot, salah

    satunya Waduk Sepat.

  • AN

    ALI

    SIS

    KO

    NFLI

    K (

    2) Tahun Kejadian menurut Warga

    Kelurahan Lidah Kulon

    Kejadian menurut Pemerintah Kota

    Surabaya

    Kejadian menurut PT Ciputra

    Surya

    2004 Warga masih mengira

    kepemilikan Waduk Sepat

    oleh Pemkot namun mulai

    curiga dan mulai

    mengantisipasi keamanan

    aset kampung.

    Kepmendagri No 152 Tahun

    2004 bahwa dasar penguasaan

    tanah di Kota Surabaya dapat

    dilakukan ruistlag.

    UU No 32 Tahun 2004 bahwa

    persetujuan kebijakan kawasan

    kota ditetapkan Walikota dan

    DPRD Kota.

    2008 UU No 38 Tahun 2008 tentang

    penetapan penilai barang milik

    kota dalam kasus

    pemindahtanganan sepenuhnya

    merupakan kewenangan

    Walikota.

    SK Walikota Surabaya dan SK

    DPRD Kota Surabaya keluar,

    berisi persetujuan ruistlag lahan

    GBT milik PT Ciputra Surya dan

    beberapa lahan Pemkot, salah

    satunya Waduk Sepat.

    Dikeluarkannya SK Walikota

    Surabaya dan SK DPRD Kota

    Surabaya membuat PT

    Ciputra Surya memiliki

    kekuatan hukum atas

    kepemilikan Waduk Sepat.

  • AN

    ALI

    SIS

    KO

    NFLI

    K (

    3) Tahun Kejadian menurut Warga

    Kelurahan Lidah Kulon

    Kejadian menurut Pemerintah Kota

    Surabaya

    Kejadian menurut PT Ciputra

    Surya

    2009 Warga kecewa karena baru

    mengetahui bahwa kalau

    Waduk Sepat sudah

    berpindah tangan menjadi

    milik PT Ciputra Surya.

    Warga mulai melakukan

    pemberotakan dengan

    melakukan demonstrasi.

    Pemkot Surabaya melalui pihak

    Kelurahan Lidah Kulon

    memberitahukan kepada warga

    bahwa kepemilikan waduk telah

    beralih menjadi milik PT Ciputra

    Surya.

    Adanya demonstrasi warga

    sangat merugikan PT Ciputra

    Surya sebagai pemilik sah

    lahan Waduk Sepat.

    2011 Pemagaran di lokasi Waduk

    Sepat membuat warga

    merasa hak mereka atas

    waduk telah hilang dan

    waduk cepat atau lambat

    akan beralih fungsi.

    Kompensasi dana Rp 3

    Miliar oleh PT Ciputra Surya

    ditolak warga.

    Pemkot merasa PT Ciputra Surya

    berhak atas apapun yang

    dilakukannya terhadap Waduk

    Sepat, karena secara hukum Waduk

    Sepat sudah menjadi miliknya.

    Selain itu, PT Ciputra Surya juga

    telah memberikan hak warga

    berupa dana kompensasi.

    PT Ciputra Surya melakukan

    pemagaran di lokasi Waduk

    Sepat.

    Sebagai penggantinya, PT

    Ciputra Surya memberikan

    dana kompensasi sebesar

    Rp 3 Miliar kepada warga

    Kelurahan Lidah Kulon.

  • HA

    SIL

    AN

    ALI

    SIS

    KO

    NFLI

    K

    Proses ruistlag (pemindahtanganan atau tukar guling) antaralahan GBT miliki PT Ciputra Surya dengan Waduk Sepat milik

    Pemkot Surabaya

    Komunikasi adanya ruistlag dengan warga Lidah Kulon

    Warga yang menganggap Waduk Sepat sebagai bagian dari kehidupan mereka

    secara turun-temurun, merasa hak mereka atas waduk tiba-tiba hilang akibat tidak

    adanya komunikasi mengenai rusitlag.

  • REK

    OM

    EN

    DA

    SI PEN

    YELE

    SA

    IAN

    Perlu adanya pihak netral sebagai

    mediator, contohnya adalah LBH(Lembaga Bantuan Hukum)Surabaya dan Komnas HAM.

    Hal ini dimaksudkan agarmasalah diselesaikan tidak hanyamelihat ketentuan hukum yang tapitapi juga memperhatikan hak wargasetempat.

    Perlu kebijakan terkait hal-hal yangdimiliki masyarakat (eksternalitas)

    yaitu nilai kebersamaaanmemiliki waduk.

    Aturan RTRW Kota Surabaya yang

    menyebutkan bahwa pengembangwajib menyediakan 40% lahanyang dimiliki untuk membanguninfrastruktur kota yang nantinyapengelolaannya harus dikembalikanlagi kepada Pemkot Surabaya.

    PENGADAAN

    MEDIASI

    PENGADAAN ATURAN

    PENGELOLAAN TANAH

    BAGI PENGEMBANG

  • KESIMPULAN

    Dalam analisis konflik perlu diketahui siapa saja stakeholder terkait, isu konflik, wujud konflik,

    dampak yang ditimbulkan konflik serta kebijakan terkait konflik. Konflik dapat dianalisis

    dengan bantuan alat analisis konflik, salah satunya adalah metode urutan kejadian. Setelah dianalisis

    maka dapat ditarik rekomendasi penyelesaian terkait konflik. Hasil analisis konflik Waduk Sepat melalui metode urutan kejadian menunjukkan bahwa ruistlag antara

    Pemkot Surabaya dan PT Ciputra Surya telah melalui proses yang benar secara hukum. Permasalahan

    terdapat pada miss communication antara Pemkot Surabaya dan PT Ciputra Surya dengan

    warga sekitar waduk. Warga merasa secara tiba-tiba hak sosialnya atas waduk dihilangkan padahalsudah sejak dahulu Waduk Sepat merupakan sumber pemenuhan kebutahan sehari-hari warga.

    Alternatif solusi yang bisa dilakukan dengan cara mediasi melalui LBH (Lembaga Bantuan Hukum)

    Surabaya dan/atau Komnas HAM dan pengadaan aturan pengelolaan lahan bagi

    pengembang.

  • SARAN

    Konflik Waduk Sepat dapat menjadi salah satu gambaran bagi Pemerintah Kota agar dalam

    melaksanakan kebijakan lahan yang ada, selain mengikuti proses hukum diharuskan pula untuk

    tetap mengkomunikasikannya kepada masyarakat. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi

    permasalahan perebutan hak lahan.

    Selain itu, pengembang juga harus menghargai keberadaaan mayarakat di sekitar

    lokasi dan tidak secara tiba-tiba mengkluster lahan sekitar permukiman masyarakat tanpa ada komunikasi

    sama sekali.