presentasi laporan kasus paru ipd asma

76
LAPORAN KASUS “ASMA BRONKIAL” PEMBIMBING : dr. Andi Nurjihad, Sp.P Disusun oleh : Marleen – 07120110032 Andrew Lienata - 07120110066 Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam (Paru) Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan Rumah Sakit Bhayangkara Tk.I Raden Said

Upload: silvestri-purba

Post on 29-Jan-2016

346 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

LAPKAS ASMA

TRANSCRIPT

Page 2: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

IDENTITAS PASIEN

• Nama : Ny. LM• Jenis kelamin : Perempuan• Usia : 46 tahun• Agama : Islam• Status nikah : Menikah• Alamat : Jl. Karya no 21 RT07/01 Kp.

Tengah Keramat Jati • Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga• Tanggal pemeriksaan : 26 Oktober 2015

Page 3: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

ANAMNESIS

• Dilakukan pada tanggal 26 Oktober 2015, pukul 09.00 WIB di bangsal Parkit 1 RS POLRI secara

autoanamnesis

Page 4: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

ANAMNESIS

• KELUHAN UTAMA– Sesak Nafas sejak 4 jam sebelum masuk

rumah sakit (SMRS)

• KELUHAN TAMBAHAN : – Batuk– Demam

Page 5: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

• Pasien datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas yang memberat sejak 4 jam SMRS– Sudah dirasakan sejak sore hari dimana sebelumnya

pasien beraktivitas berlebihan– Keluhan semakin memberat pada malam hari– Disertai bunyi mengik– Sudah pernah dialami sejak 2 tahun terakhir namun selalu

membaik dengan berobat jalan dari klinik (lupa obatnya apa)

– Sering dirasakan saat pasien kedinginan dan kecapean membersihkan tempat tidur dan menyapu

– Dalam setahun keluhan berulang 3-4 kali.

Page 6: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

• Pasien juga mengeluh batuk yang muncul 3 hari SMRS.– Batuk bersifat berdahak namun dahak sulit untuk

dikeluarkan. Dahak yang keluar berwarna putih dan tidak kental, darah (-)

– Frekuensi batuk tidak sering• Badan terasa meriang (+) sore hari SMRS• Pilek, nyeri dada, mual, muntah, nyeri ulu hati

disangkal.• BAB dan BAK dalam batas normal.

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Page 7: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

• Pasien tidak pernah dirawat dengan keluhan serupa sebelumnya

• Pasien sering batuk namun sembuh dengan pengobatan dari klinik.

• Riwayat pengobatan paru selama 6 bulan disangkal. • Pasien memiliki alergi, yaitu debu dan dingin dengan

reaksi bersin-bersin.• Riwayat operasi/trauma (-)• Riwayat HT, DM (-)• Riwayat konsumsi obat rutin (-)• Riwayat merokok (-)

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Page 8: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

RIWAYAT KELUARGA

• Kakek pasien memiliki riwayat asma• Riwayat penyakit menurun seperti hipertensi,

diabetes, kanker disangkal.

Page 9: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

RIWAYAT SOSIAL & LINGKUNGAN

• Pasien tinggal dengan suami dan kedua anaknya di sebuah rumah beratap asbes dan berlantai keramik. Kebersihan rumah terjaga dan ventilasi rumah baik.

• Rumah pasien tidak dekat pabrik atau jalan raya.

• Di rumah tidak ada anggota keluarga yang merokok.

Page 10: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

PEMERIKSAAN FISIK(26 Oktober 2015)

• Keadaan umum : sakit ringan• Kesadaran : compos mentis• Tanda-tanda vital:– Denyut Nadi : 84 kali/menit kuat, teratur, isi cukup– Laju Pernapasan : 20 kali/menit– Suhu Tubuh : 36,50C– Tekanan darah : 100/70 mmHg

• Berat badan : 60 kgTinggi badan : 160 kg

Page 11: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

PEMERIKSAAN FISIK

Kepala : Normocephal, deformitas (-)Mata : KA -/-, SI -/-Hidung : deformitas (-), sekret (-)Telinga : saluran telinga bersih, secret -/-,

NT tragus -/-Mulut : faring hiperemis (-), Tonsil T1/T1Leher : Perbesaran KGB (-)

Page 12: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

PEMERIKSAAN FISIK

• ThoraxPulmoI : pernafasan statis & dinamis simetris,

retraksi (-), bentuk dada normalP : taktil fremitus simetrisP : sonor pada seluruh lapang paruA : vesikuler/vesikuler, ronki -/-,

wheezing +/+, stridor -/-

Page 13: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

PEMERIKSAAN FISIK

• ThoraxJantungI : tidak terlihat iktus cordis.P : tidak teraba iktus cordis. P : batas jantung normalA : S1/S2 reguler, murmur (-), gallop (-)

Page 14: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

PEMERIKSAAN FISIK

Abdomen :I : datarP : supel, nyeri tekan (-)P : timpani A : BU (+) normal

Ekstremitas : akral hangat, CRT <2detik

Page 15: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL

Hematologi    

Hemoglobin 12,3 12-14 g/dl

Leukosit 10.700 U/L 5.000-10.000 U/L

Hematokrit 36% 37-43%

Trombosit 471.000 /ul 150.000-400.000 /ul

Kimia klinik

Glukosa Glukometer

 

158 mg/dl

26 Oktober 2015

Page 16: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

PEMERIKSAAN PENUNJANG26 Oktober 2015

PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL

Hematologi II (Rutin)    

Hemoglobin 12,3 g/dl 12-14 g/dl

Leukosit 8,200 U/L 5.000-10.000 U/L

Laju Endap Darah 25 <20

Hitung Jenis Leukosit

- Basofil

- Eusinofil

- Batang

- Segmen

- Limfosit

- Monosit

 

0

4

0

61

31

4

0-1%

1-3%

2-6%

50-70%

20-40%

2-8%

Page 17: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

Lanjutan..

Kimia klinikSGOT/AST (37C)SGPT/ALT (37 C)UreumCreatinineElektrolit

- Natrium

- Kalium

- Chloride

31,219,0200,6

1423,8103

<31 U/L<31 U/L10-50 mg/dl0,5-1,3 mg/dl

135-145 mmol/l3,8-5,0 mmol/l98-106 mmol/l

Page 18: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

LanjutanPEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL

Mikrobiologi    

BTA 3x

Sewaktu

Pagi

Sewaktu

Negatif

Negatif

Negatif

Negatif

Negatif

Negatif

Pewarnaan Gram

Sel Leukosit

Sel epitel

Kuman batang

- Gram positif

- Gram negative

Kuman cocus

- Gram positif

Kuman diplococus

Kuman tetracocus

5-6/ LPB

+

Tidak ditemukan

Ditemukan

Tidak ditemukan

Tidak ditemukan

Tidak ditemukan

Page 19: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

RONTGEN THORAX PA

• CTR <50%• Sinus / diafragma baik• Cor normal• Iga-iga dan medistinum

baik• Tidak tampak kelainan

paru

Page 20: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

RESUME

• Pasien wanita berusia 46 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas yang memberat sejak 4 jam SMRS. Sesak nafas muncul ketika pasien sedang beristirahat pada malam hari, dimana sebelumnya pasien beraktivitas banyak. Sesak nafas sudah pernah dialami 2 tahun yll dengan kekambuhan 3-4x/tahun dan membaik dengan pengobatan klinik.

• Keluhan disertai dengan batuk berdahak 3 hari SMRS namun dahak sulit dikeluarkan. Dahak yang dapat dikeluarkan berwarna putih dan tidak kental, tanpa disertai darah.

• Terdapat meriang yang muncul sejak sore harinya

Page 21: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

Lanjutan..

• Pemeriksaan fisik wheezing +/+• Pemeriksaan laboratorium leukosit : 10.700

u/l, serta pada pewarnaan gram ditemukan adanya kuman batang gram negatif.

• Rontgen thorax PA menunjukan normal chest x-ray

Page 22: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

PEMERIKSAAN ANJURAN

• Spirometri untuk mengukur obstruksi jalan nafas serta reversibilitas pada diagnosis asma.

Page 23: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

DIAGNOSIS

ASMA AKUT SEDANG PADA ASMA INTERMITEN DENGAN INFEKSI SEKUNDER

REASONING:• Kriteria asma (+)

• Episodik, reversibel, variabilitas• Riwayat alergi (+) debu dan dingin• Faktor pencetus (+) infeksi saluran nafas, aktivitas berlebihan

• Termasuk akut sedang karena:• Sesak nafas terjadi jika pasien berbicara hanya dapat

berbicara beberapa kata• Pasien nyaman dengan posisi duduk• Peningkatan frekuensi nafas disertai suara nafas mengik.

Page 24: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

TERAPI

Umum:• 02 3 L/menit via nasal• IVFD RL 20 tpm• Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital

Medikamentosa:• Inhalasi Ventolin 3x• Injeksi Cefotaxime 3x1 gr• Injeksi Methiplrednisolone 2x62,5 mg• Amboxol 3x1• Rantin 3x1

Page 25: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

TINJAUAN PUSTAKA

Page 26: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

ASMA

Page 27: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

DEFINISI

• Asma merupakan suatu kelainan inflamasi kronis pada saluran nafas yang melibatkan sel dan elemen-elemen seluler.

• Inflamasi kronis tersebut berhubungan dengan hiperresponsif dari saluran pernafasan yang menimbulkan gejala episodik berulang.

Page 28: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

FAKTOR RISIKO

• Faktor genetik– Hiperreaktivitas– Atopi/Alergi bronkus– Faktor yang memodifikasi penyakit genetik– Jenis Kelamin– Ras/Etnik

Page 29: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

• Faktor lingkungan– Alergen di dalam ruangan (tungau, debu rumah, kucing,

alternaria/jamur– Alergen di luar ruangan (alternaria, tepung sari)– Makanan (bahan penyedap, pengawet, pewarna makanan,

kacang, makanan laut, susu sapi, telur)– Obat-obatan tertentu (misalnya golongan aspirin, NSAID, beta-

blocker dll)– Bahan yang mengiritasi (misalnya parfum, household spray dll)– Ekspresi emosi berlebih– Asap rokok dari perokok aktif dan pasif– Polusi udara di luar dan di dalam ruangan– Exercise induced asthma, mereka yang kambuh asmanya ketika

melakukan aktivitas tertentu– Perubahan cuaca

Page 30: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya

asma• Pemicu (Trigger)– Tidak menyebabkan peradangan

• Penyebab (Inducer)– Menyebabkan peradangan (inflamasi) &

hiperesponsif dari saluran pernapasan

Page 31: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

Skema terjadi asma

Page 32: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

EPIDEMIOLOGI

• Menurut WHO, sebanyak 100 hingga 150 juta penduduk dunia adalah penyandang Asma.

• Jumlah ini terus bertambah sebanyak 180.000 orang setiap tahunnya. Di Indonesia, prevalensi asma belum diketahui secara pasti, namun diperkirakan 2 – 5% penduduk Indonesia menderita asma.

• Berdasarkan laporan Heru Sundaru (Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM), prevalensi asma di Bandung (5,2%), Semarang (5,5%), Denpasar (4,3%) dan Jakarta (7,5%)

Page 33: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

PATOGENESIS

• Langkah pertama terbentuknya respon imun adalah aktivasi limfosit T oleh antigen yang dipresentasikan oleh sel-sel aksesori, yaitu suatu proses yang melibatkan molekul Major Histocompability Complex atau MHC (MHC kelas II pada sel T CD4+ dan MHC kelas I pada sel T CD8+)

• Sel-sel tersebut bermigrasi menuju kumpulan sel-sel limfoid di bawah pengaruh GM-CSF, yaitu sitokin yang terbentuk oleh aktivasi sel epitel, fibroblas, sel T, makrofag, dan sel mast

Page 34: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

• Reaksi fase cepat pada asma dihasilkan oleh aktivasi sel-sel yang sensitif terhadap alergen Ig-E spesifik, terutama sel mast dan makrofag. Pada pasien dengan komponen alergi yang kuat terhadap timbulnya asma, basofil juga ikut berperan.

• Reaksi fase lambat pada asma timbul beberapa jam lebih lambat dibanding fase awal. Meliputi pengerakan dan aktivasi dari sel-sel eosinofil, sel T, basofil, netrofil, dan makrofag. Juga terdapat retensi selektif sel T pada saluran respiratori, ekspresi molekul adhesi, dan pelepasan newly generated mediator.

Page 35: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

• Pada remodeling saluran respiratori, terjadi serangkaian proses yang menyebabkan deposisi jaringan penyambung dan mengubah struktur saluran respiratori melalui proses dediferensiasi, migrasi, diferensiasi, dan maturasi struktur sel.

• Kombinasi antara kerusakan sel epitel, perbaikan epitel yang berlanjut, ketidakseimbangan Matriks Metalloproteinase (MMP) dan Tissue Inhibitor of Metalloproteinase (TIMP), produksi berlebih faktor pertumbuhan profibrotik atau Transforming Growth Factors (TGF-β), dan proliferasi serta diferensiasi fibroblas menjadi miofibroblas diyakini merupakan proses yang penting dalam remodelling.

Page 36: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma
Page 37: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma
Page 38: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

PATOFISIOLOGIObstruksi saluran

respiratori

Hipereaktivitas saluran respiratori

Otot polos saluran respiratori

Hipersekresi mucus

Keterbatasan aliran udara ireversibel

Eksaserbasi (Serangan)

Asma nokturnal

Abnormalitas gas darah

38

Page 39: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

DIAGNOSIS

Riwayat penyakit/gejala :• Bersifat episodik,seringkali reversibel dengan atau

tanpa pengobatan• Gejala berupa batuk,sesak napas, rasa berat di

dada dan berdahak• Gejala/timbul/memburuk terutama malam/dini

hari• Diawali oleh faktor pencetus yang bersifat individu• Respons terhadap pemberian bronkodilator

Page 40: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

Hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam riwayat penyakit :• Riwayat keluarga (atopi)• Riwayat alergi / atopi • Penyakit lain yang memberatkan• Perkembangan penyakit dan pengobatan

Page 41: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

DIAGNOSIS

Reversibel

Variabillitas

Episodik

Page 42: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

–Pemeriksaan jasmani. • Kelainan pemeriksaan jasmani yang paling serig ditemukan adalah

mengi pada auskultasi

• Faal paru– Umumya penderita asma sulit menilai beratnya gejala

dan persepsi mengenai asmanya, demikian pula dokter tidak selalu akurat dalam menilai dispnea dan mengi, sehingga dibutuhkan pemeriksaan objektif yaitu faal paru antara lain untuk menyamakan persepsi dokter dan penderita, dan parameter objektif menilai berat asma

Page 43: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

• SPIROMETRI – Pengukuran volume ekspirasi paksa detik pertama

(VEP1) dan kapasiti vital paksa (KVP) dilakukan dengan manuver ekspirasi paksa melalui prosedur yang standar

– Obstruksi jalan napas diketahui dari nilai rasio VEP1/KVP<75% atau VEP1<80% nilai prediksi.

• Arus Puncak Ekspirasi (APE)

Page 44: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

Derajat Gejala Gejala malam Faal paru

Intermiten - Gejala kurang dari 1x/minggu

- Tidak ada gejala di luar eksaserbasi

- Eksaserbasi singkat

Kurang dari 2 kali dalam sebulan VEP1/APE ≥ 80%

Variabilitas VEP1/APE

<20%

Persisten ringan - Gejala lebih dari 1x/minggu tapi kurang dari 1x/hari

- Eksaserbasi dapat menganggu Aktivitas dan tidur

Lebih dari 2 kali dalam sebulan VEP1/APE ≥ 80%

Variabilitas VEP1/APE

20-30%

Persisten sedang - Gejala Setiap hari,

- Serangan 2 kali/seminggu, bisa berhari-hari, mengganggu aktivitas dan tidur

- Menggunakan bronkodilator setiap hari

Lebih 1 kali dalam seminggu VEP1/APE 60- 80%

Variabilitas VEP1/APE

>30%

Persisten berat - Gejala Kontinyu

- Aktivitas terbatas

- Eksaserbasi sering

Sering VEP1/APE ≤60%

Variabilitas VEP1/APE

>20%

Page 45: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

STATUS ASMATIKUS

• Suatu keadaan darurat medik berupa serangan akut asma yang berat, bersifat refrakter terhadap pengobatan yang biasa dipakai

Page 46: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

TATALAKSANA

• Tujuan penatalaksanaan asma:– Menghilangkan dan mengendalikan gejala asma – Mencegah eksaserbasi akut – Meningkatkan dan mempertahankan faal paru

seoptimal mungkin – Mengupayakan aktivitas normal termasuk exercise – Menghindari efek samping obat – Mencegah terjadinya keterbatasan aliran udara

(airflow limitation) ireversibel – Mencegah kematian karena asma

Page 47: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

• Tujuan tatalaksana saat serangan:– Meredakan penyempitan saluran respiratorik

secepat mungkin– Mengurangi hipoksemia– Mengembalikan fungsi paru ke keadaan normal

secepatnya– Rencana re-evaluasi tatalaksana jangka panjang

untuk mencegah kekambuhan

Page 48: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

MEDIKAMENTOSA

• Obat asma dapat dibagi dalam 2 kelompok besar, yaitu – Obat pereda (reliever) Obat pereda digunakan

untuk meredakan serangan atau gejala asma jika sedang timbul

– Obat pengendali (controller)

*Obat pencegah, atau obat profilaksis. Obat ini digunakan untuk mengatasi masalah dasar asma, yaitu inflamasi kronik saluran nafas

Page 49: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

RELIEVER

Bronkodilator• Short-acting β2 agonist

Merupakan bronkodilator terbaik dan terpilih untuk terapi asma akut pada anak. Reseptor β2 agonist berada di epitel jalan napas, otot pernapasan, alveolus, sel-sel inflamasi, jantung, pembuluh darah, otot lurik, hepar, dan pankreas. • Epinefrine

– Tidak direkomendasikan lagi untuk serangan asma kecuali tidak ada β2 agonis selektif. Epinefrin menimbulkan stimulasi pada reseptor β1, β2, dan α sehingga menimbulkan efek samping berupa sakit kepala, gelisah, palpitasi, takiaritmia, tremor, dan hipertensi.

Page 50: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

β2 agonis selektif• Obat yang sering dipakai : salbutamol, terbutalin, fenoterol.• Dosis salbutamol oral : 0,1 - 0,15 mg/kgBB/kali , setiap 6 jam.• Dosis tebutalin oral : 0,05 – 0,1 mg/kgBB/kali , setiap 6 jam. • Dosis fenoterol : 0,1 mg/kgBB/kali , setiap 6 jam.• Dosis salbutamol nebulisasi : 0,1 - 0,15 mg/kgBB (dosis

maksimum 5mg/kgBB), interval 20 menit, atau nebulisasi kontinu dengan dosis 0,3 – 0,5 mg/kgBB/jam (dosis maksimum 15 mg/jam).

• Dosis terbutalin nebulisasi : 2,5 mg atau 1 respul/nebulisasi.

Page 51: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

• Pemberian oral menimbulkan efek bronkodilatasi setelah 30 menit, efek puncak dicapai dalam 2 – 4 jam, lama kerjanya sampai 5 jam.

• Pemberian intravena dilakukan saat serangan asma berat ksrena pada keadaan ini obat inhalasi sulit mencapai bagian distal obstruksi jalan napas. Efek samping takikardi lebih sering terjadi.

• Dosis salbutamol IV : mulai 0,2 mcg/kgBB/menit, dinaikkan 0,1 mcg/kgBB setiap 15 menit, dosis maksimal 4 mcg/kgBB/menit.

• Dosis terbutalin IV : 10 mcg/kgBB melalui infuse selama 10 menit, dilanjutkan dengan 0,1 – 0,4 ug/kgBB/jam dengan infuse kontinu

Page 52: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

Methyl xanthineEfek bronkodilatasi methyl xantine setara dengan β2

agonist inhalasi, tapi karena efek sampingnya lebih banyak dan batas keamanannya sempit, obat ini diberikan pada serangan asma berat dengan kombinasi β2 agonist dan anticholinergik.

Efek bronkodilatasi teofilin disebabkan oleh antagonisme terhadap reseptor adenosine dan inhibisi PDE 4 dan PDE 5. Methilxanthine cepat diabsorbsi setelah pemberian oral, rectal, atau parenteral

Page 53: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

AnticholinergicsObat yang digunakan adalah Ipratropium

Bromida. Kombinasi dengan nebulisasi β2 agonist menghasilkan efek bronkodilatasi yang lebih baik. Dosis anjuran 0, 1 cc/kgBB, nebulisasi tiap 4 jam.

Page 54: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

Kortikosteroid• Kortikosteroid sistemik terutama diberikan pada keadaan :• Terapi inisial inhalasi β2 agonist kerja cepat gagal mencapai

perbaikan yang cukup lama.• Serangan asma tetap terjadi meski pasien telah

menggunakan kortikosteroid hirupan sebagai kontroler.• Serangan ringan yang mempunyai riwayat serangan berat

sebelumnya. • Metilprednisolon merupakan pilihan utama karena

kemampuan penetrasi kejaringan paru lebih baik, efek anti inflamasi lebih besar, dan efek mineralokortikoid minimal.

Page 55: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

CONTROLLER

Inhalasi glukokortikosteroidGlukokortikosteroid inhalasi merupakan

obat pengontrol yang paling efektif dan direkomendasikan untuk penderita asma

semua umur. Intervensi awal dengan penggunaan

inhalasi budesonide berhubungan dengan perbaikan dalam pengontrolan asma dan mengurangi penggunaan obat-obat tambahan

Page 56: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

Leukotriene Receptor Antagonist (LTRA)Keuntungan memakai LTRA adalah sebagai berikut :• LTRA dapat melengkapi kerja steroid hirupan dalam

menekan cystenil leukotriane;• Mempunyai efek bronkodilator dan perlindungan

terhadap bronkokonstriktor;• Mencegah early asma reaction dan late asthma

reaction• Dapat diberikan per oral, bahkan montelukast hanya

diberikan sekali per hari., penggunaannya aman, dan tidak mengganggu fungsi hati; sayangnya preparat montelukast ini belum ada di Indonesia;

Page 57: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

Ada 2 preparat LTRA :• Montelukast• Preparat ini belum ada di Indonesia dan harganya

mahal. Dosis per oral 1 kali sehari.(respiro anak) Dosis pada anak usia 2-5 tahun adalah 4 mg qhs. (gina)

• Zafirlukast • Preparat ini terdapat di Indonesia, digunakan untuk

anak usia > 7 tahun dengan dosis 10 mg 2 kali sehari

Page 58: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

Long acting β2 Agonist (LABA)• Preparat inhalasi yang digunakan adalah salmeterol

dan formoterol. Pemberian ICS 400ug dengan tambahan LABA lebih baik dilihat dari frekuensi serangan, FEV1 pagi dan sore, penggunaan steroid oral, menurunnya hiperreaktivitas dan airway remodeling.

• Kombinasi ICS dan LABA sudah ada dalam 1 paket, yaitu kombinasi fluticasone propionate dan salmeterol (Seretide), budesonide dan formoterol (Symbicort).

Page 59: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

Teofilin lepas lambat• Teofilin efektif sebagai monoterapi atau

diberikan bersama kortikosteroid yang bertujuan untuk mengontrol asma dan mengurangi dosis pemeliharaan glukokortikosteroid.

• Tapi efikasi teofilin lebih rendah daripada glukokortikosteroid inhalasi dosis rendah

Page 60: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

ANTIBIOTIK

• Digunakan apabila terdapat secondary infection

• Golongan antibiotic yang diberikan : Macrolide

Page 61: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma
Page 62: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma
Page 63: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma
Page 64: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma
Page 65: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

ASMA KONTROL

Karakteristik Terkontrol Total Terkontrol sebagian

Tidak terkontrol

Gejala harian Tidak ada (≤2x/mgg)

>2x/mgg

Keterbatasan aktivitas Tidak ada Ada

Asma malam/ nokturnal Tidak ada Ada

Kebutuhan pelega Tidak ada (≤2x/mgg)

>2x/mgg

APE atau VEP1 Normal <80% prediksi/nilai terbaik

Catatan: penilaian control asma dilakukan lebih dari 4 minggu terakhir•Terkontrol total : harus memenuhi semua kriteria•Terkontrol sebagian : 1-2 kriteria dalam seminggunya•Tidak terkontrol : 3 atau lebih dari criteria terkontrol sebagian dalam seminggunya

Page 66: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

EKSASERBASI AKUT

• Episode perburukan ditandai dengan meningkatnya gejala dengan penurunan arus ekspirasi melalui pemeriksaan faal paru (APE atau VEP1).

• Eksaserbasi merupakan kegagalan pengendalian asma jangka panjang

• Eksaserbasi bervariasi dari yang ringan sampai berat bahkan fatal mengancam jiwa

Page 67: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

Gejala&Tanda E . Ringan E . Sedang E . Berat Mengancam Jiwa

Sesak napas jika Berjalan Berbicara Istirahat

Posisi Dapat tidur

terlentang

Duduk Duduk Berbaring

Cara berbicara Satu kalimat Beberapa kata Kata per kata

Kesadaran Mungkin gelisah Gelisah Gelisah Mengantuk, penurunan

kesadaran

Frekuensi napas <20x/menit 20-30x/menit >30x/menit

Otot bantu napas - + + Pergerakan torako-

abdominal paradoksal

Mengik Sedang, umumnya

hanya pada akhir

ekspirasi paksa

Keras, umumnya

terdengar jelas saat

ekspirasi

Keras saat inspirasi

dan ekspirasi

Tidak ada (silent chest)

Page 68: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

Nadi <100x/menit 100-120x/menit >120x/menit bradikardia

Pulsus paradoksus -/<10 mmHg 10-25 mmHg >25 mmHg - disebabkan kelelahan

otot

APE setelah

bronkodilator

awal

>80% 60-80% <60%

PaO2

PaCO2

Normal, tidak

butuh AGD

<45 mmHg

>60 mmHg

<45 mmHg

>60 mmHg

>45 mmHg

SaO2 >95% 91-95% <90%

Page 69: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

• Penanganan eksaserbasi mutlak melalui:– Penilaian berat eksaserbasi– Pengobatan yang adekuat sesuai beratnya

serangan– Penilaian respons pengobatan– Tindakan sesuai respons pengobatan.

Page 70: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

KRITERIA PERAWATAN INTENSIF/ICU

• Serangan berat dan tidak respons walau telah diberikan pengobatan adekuat

• Penurunan kesadaran, gelisah• Gagal napas yang ditunjukkan dengan AGD

PaO2 <60 mmHg dan atau PaCO2 >45 mmHg, SaO2 <90%. Gagal napas dapat terjadi dengan PaCO2 rendah atau meningkat.

Page 71: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

PENCEGAHAN

• Menjauhi alergen, bila perlu desensitisasi• Menghindari aktivitas berlebihan• Menghindari stress psikis• Mencegah/mengobati ISPA sedini mungkin• Olahraga renang, senam asma

Page 72: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

KOMPLIKASI

• Pneumothoraks• Pneumomediastinum dan emfisema subkutis• Atelektasis• Aspergilosis bronkopulmonar alergik• Gagal nafas• Bronkitis

Page 73: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

THANK YOU

Page 74: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

Jenis – jenis Inhalasi

Page 75: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma
Page 76: Presentasi Laporan Kasus Paru IPD Asma

Inhalasi serbuk