presentasi k3 listrik senin 14 sept
DESCRIPTION
Aturan K3TRANSCRIPT
BAHAYA LISTRIK TERHADAP MANUSIA
SEBAB-SEBAB :1. Aliran arus listrik
2. pengaruh medan magnit
3. Kesalahan mekanik perlengkapan listrik
4. Bunga api
5. kombinasi
Faktor Yang Mempengaruhi Keparahan Pada Cedera Akibat Listrik
Voltage/Kekuatan listrik (beda potensial)
Amper (Arus Listrik)
Type Arus/jenis aliran (searah/bolak-balik)
Lama Kontak == banyaknya energi yang terserap
Daerah / bagian tubuh yang kontak (Tahanan)
Jalan Arus
Banyaknya Jaringan Resistance
Kandungan Air Dalam Jaringan
Kondisi phisik dan kejiwaan (perubahan tahanan)
Jaringan Penghantar Listrik
1. Jaringan konduktor• Pembuluh darah
• Otot
2. Jaringan tidak konduktor• Tulang
• Kulit kering
• Syaraf tepi
Akibat Sengatan listrikArus searah dan Bolak-balik
1. Akibat arus searah :– Perubahan elektrolit.
2. Akibat Arus bolak-balik– Kejang otot– Berkeringat– Kerusakan jaringan– Vertrikel fibrilasi sampai henti jantung, otak kurang
O2 dan meninggal.– Voltage dan freq. 100 v & 60 Hz menyebabkan
ventrical fibrilation
0,5 maDirasakan
Lebih dari 3 mapainful shock
Lebih dari 10 maKontraksi otot “no-let-go” danger, 0,1 dtk tdk tjd gangguan, 0,5 dtk kelumpuhan sementara, pernafasan, pingsan, 1 dtkventricel fibrilasi.
Lebih dari 30 malung paralysis- usually temporary
Lebih dari 50 mapossible ventricular fib. (heart dysfunction, usually fatal)
100 ma sampai 4 ampscertain ventricular fibrillation, fatal
Lebih 4 ampsheart paralysis; severe burns. Usually caused by >600 volts
Akibat Sengatan Listrik
Peraturan Perundangan Yang Terkait Dengan K3
1. Undang-undang No. 1 tahun 1970Pasal 3 dan Pasal 9 ayat 3
2. Permennakertrans No.Per.03/Men/1982Pasal 2
3. Undang-undang No. 3 Tahun 1969
Pasal 19
4. Peraturan Khusus AA (Sudah Tidak Berlaku)
Peraturan Perundangan Yang Terkait
1. Undang-undang No. 1 tahun 1970 Pasal 3: syarat-syarat Keselamatan Kerja untuk
memberikan P3K
Pasal 9 ayat (3): kewajiban membina tenaga kerja dalam pemberian P3K
2. Permennakertrans No.Per.03/Men/1982 Pasal 2: Tugas pokok P3K;
Pelaksanaan P3K
Pendidikan petugas P3K
Peraturan Perundangan Yang Terkait3. Undang-undang No. 3 Tahun 1969
Pasal 19 : Setiap badan , lembaga atau dinas pemberi jasa, atau bagiannya yang tunduk kepada konvensi ini, dengan memperhatikan besarnya dan kemungkinan bahaya harus : Menyediakan Apotik atau pos P3K sendiri atau Memelihara apotik atau pos P3K bersama-sama dengan badan,
lembaga atau kantor pemberi jasa atau bagiannya. Mempunyai satu atau lebih lemari, kotak atau perlengkapan P3K
4. Peraturan Khusus AA (Sudah Tidak Berlaku) Alat pengangkut penderita (brankar/Bale-bale) Peti P3K/Peti khusus dokter Petugas P3K yang sudah dilatih
5. Permenakertrans No. Per.15/Men/VIII/2008 tentang P3K Di Tempat Kerja
Ps 2. Kewajiban pengurus/pengusaha :
1) Pengusaha wajib menyediakan petugas P3K dan fasilitas P3K di tempat kerja.
2)Pengurus wajib melaksanakan P3K di tempat kerja.
Permenakertrans No. Per.15/Men/VIII/2008 ttg P3K
Di Tempat Kerja
Ps.3 Syarat Petugas P3K Di Tempat Kerja :
1) Harus memiliki lisensi dan buku kegiatan P3K dari instansi ketenagakerjaan.
2) Syarat-syarat pemberian lisensi petugas P3K Di Tempat Kerja :
a. Bekerja pada perusahaan yang bersangkutan;
b. Sehat jasmani dan rohani;
c. Bersedia ditunjuk menjadi petugas P3K;
d. Memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar di bidang P3K di tempat kerja memiliki sertifikat pelatihan P3K di Tempat Kerja.
3) Pemberian lisensi dan buku kegiatan P3K sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dikenakan biaya.
4) Pedoman tentang pelatihan dan pemberian lisensi
diatur lebih lanjut dengan Keputusan Direktur
Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan.
Permenakertrans No. Per.15/Men/VIII/2008 ttg P3K
Di Tempat Kerja
Ps. 4
Petugas P3K dalam melaksanakan tugasnya dapat meninggalkan pekerjaan utamanya untuk memberikan pertolongan bagi pekerja/buruh dan/atau orang lain yang mengalami sakit atau cidera di tempat kerja
Ps. 5
1) Petugas P3K di tempat kerja ditentukan berdasarkan jumlah pekerja/buruh dan potensi bahaya di tempat kerja (dengan rasio sebagaimana Lampiran I Peraturan ini.
Permenakertrans No. Per.15/Men/VIII/2008 ttg P3K
Di Tempat Kerja
RASIO JUMLAH PETUGAS P3K DI TEMPAT KERJA DENGAN JUMLAH PEKERJA BERDASARKAN
KLASIFIKASI TEMPAT KERJA
Klasifikasi Tempat Kerja Jumlah pekerja Jumlah petugas P3K
Tempat kerja dengan potensi bahaya rendah 25 – 150 org 1 org
>1501 orang untuk setiap 150
orang atau kurang
Tempat kerja dengan potensi bahaya tinggi
≤100 1 orang
>100 1 orang untuk setiap 100 orang atau kurang
2) Pengurus wajib mengatur tersedianya Petugas P3K pada :a) tempat kerja dengan unit kerja berjarak 500 meter atau
lebih sesuai jumlah pekerja/buruh dan potensi bahaya di tempat kerja;
b) tempat kerja di setiap lantai yang berbeda di gedung bertingkat sesuai jumlah pekerja/buruh dan potensi bahaya di tempat kerja;
c) tempat kerja dengan jadwal kerja shift sesuai jumlah pekerja/buruh dan potensi bahaya di tempat kerja.
Permenakertrans No. Per.15/Men/VIII/2008 ttg P3K
Di Tempat Kerja
Fasilitas P3K di Tempat Kerja
1. Fasilitas P3K di Tempat Kerja meliputi:a) Ruang P3K;
b) Kotak P3K dan isi;
c) Alat evakuasi dan alat transportasi; dan
d) Fasilitas tambahan berupa alat pelindung diri dan/atau peralatan khusus di tempat kerja yang memiliki potensi bahaya yang bersifat khusus.
2. Alat pelindung diri khusus : peralatan yang disesuaikan dengan potensi bahaya yang ada di tempat kerja yang digunakan dalam keadaan darurat.
3. Peralatan khusus : alat untuk pembasahan tubuh cepat (shower) dan pembilasan/pencucian mata.
Ps. 8 :
Fasilitas P3K di Tempat Kerja
Ps 9 :
1) Pengusaha wajib menyediakan ruang P3K sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf a dalam hal :
a. mempekerjakan pekerja/buruh 100 orang atau lebih;
b. mempekerjakan pekerja/buruh kurang dari 100 orang dengan potensi bahaya tinggi .
Persyaratan ruang P3K (lanjutan) :d) Diberi tanda yang jelas dengan papan nama yang
jelas dan mudah dilihat;e) Sekurang-kurangnya dilengkapi dengan :
wastafel dengan air mengalir; Kertas tisue/lap; Usungan/tandu; Bidai/spalk; Kotak P3K dan isi; Tempat tidur dengan bantal dan selimut; Tempat untuk menyimpan alat-alat, seperti : tandu
dan/atau kursi roda; Sabun dan sikat; Pakaian bersih untuk penolong; Tempat sampah; dan Kursi tunggu bila diperlukan.
REKOMENDASI MINIMUMISI KOTAK P3K BENTUK II
No. I S I Kotak A (Untuk 25
Pekerja atau kurang)
Kotak B (untuk 50
Pekerja atau kurang)
Kotak C (untuk 100
Pekerja atau kurang)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15 16 17. 18. 19. 20. 21.
Kasa steril terbungkus Perban (lebar 5 cm) Perban (lebar 10 cm) Plester (lebar 1,25 cm) Plester Cepat Kapas (25 gram) Kain segitiga/mittela Gunting Peniti Sarung tangan sekali pakai (pasangan) Masker Pinset Lampu senter Gelas untuk cuci mata Kantong plastik bersih Aquades (100 ml lar. Saline) Povidon Iodin (60 ml) Alkohol 70% Buku panduan P3K di tempat kerja Buku catatan Daftar isi kotak
20 2 2 2 10 1 2 1 12 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
40 4 4 4
15 2 4 1
12 3 4 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1
40 6 6 6
20 3 6 1
12 4 6 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1
Jumlah Pekerja Tipe
Kotak
P3K
Jumlah Kotak
Tiap 1 (satu) Unit Kerja
Kurang 25 A 1 Kotak A
26 s.d 50 A/B 1 Kotak B atau 2 kotak A
51 s.d 100 A/B/C 1 kotak C atau,
2 kotak B atau,
4 kotak A atau,
1 kotak B dan 2 kotak A
Setiap 100 A/B/C 1 kotak C atau,
2 kotak B atau,
4 kotak A atau,
1 kotak B dan 2 kotak A
Catatan :
1. 1 kotak B setara dengan 2 kotak A.
2. 1 kotak C setara dengan 2 kotak B
JUMLAH DAN TIPE KOTAK P3K
Kotak P3K di tempat Kerja• Apabila tempat kerja dengan unit kerja
berjarak 500 meter atau lebih masing-masing unit kerja harus menyediakan kotak P3K sesuai jumlah tenaga kerja.
• Apabila tempat kerja pada lantai yang berbeda di gedung bertingkat, maka masing-masing unit kerja harus menyediakan kotak P3K sesuai jumlah tenaga kerja.
• 1 kotak B setara dengan 2 kotak A.• 1 kotak C setara dengan 2 kotak B
6. Kepdirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No. KEP. 53/DJPPK/VIII/2009 tentang PedomanPelatihan dan Pemberian Lisensi Petugas P3K ditempat Kerja
– mekanisme pelatihan petugas P3K
– Mekanisme penerbitan sertifikat
– Lisensi Petugas P3K di Tempat Kerja
Peraturan Perundangan Yang Terkait
Tujuan K3 Listrik1. Menjamin kehandalan instalasi listrik sesuai tujuan
penggunaannya.2. Mencegah timbulnya bahaya akibat listrik
N bahaya sentuhan langsung
N bahaya sentuhan tidak langsung
N bahaya kebakaran
Dasar hukum :
Un
da
ng
un
da
ng
No
1 t
ah
un
19
70
Ke
se
lam
ata
n K
erj
a
Pasal 2 ayat (1) huruf q(Ruang lingkup)
Setiap tempat dimana listrik dibangkitkan, ditranmisikan, dibagi-bagikan, disalurkan dan digunakan
Dasar hukum :
Un
da
ng
un
da
ng
No
1 t
ah
un
19
70
Ke
se
lam
ata
n K
erj
aPasal 3 ayat (1) huruf q (Objective)
Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk:q. mencegah terkena aliran listrik
berbahaya
Peraturan Menteri Tenaga Kerja &
Transmigrasi RI
No Kep 75/Men/2002
Pemberlakuan PUIL 2000
Dasar hukum :
Un
da
ng
un
da
ng
No
1 t
ah
un
19
70
Ke
se
lam
ata
n K
erj
a
STANDAR K3 LISTRIK
DI INDONESIA
Peraturan KHUSUS B
Peraturan Khusus B
Peraturan 04/78
Peraturan 04/88
Ditetapkan
Sebagai Standar WajibKep Menteri Energi & Sumber Daya Mineral
No. : 2046 K/40/MEN/2001
Tanggal 28 Agustus 2001
Batas waktu penyesuaian 3 tahun
Persyaratan Umum Instalasi Listrik
Peluncuran perdana 24-10-2001
• Instalasi listrik adalah instalasi
mulai dari pembangkit tenaga
sampai titik penggunaan akhir
• Peralatan listrik adalah setiap alat
pemakai listrik
• Perlengkapan listrik adalah
komponen-komponen yang
diperlukan pada jaringan instalasi
PENGERTIAN
Bahaya kejut listrik• Langsung• Tidak langsung
E (Volt) 90 100 110 125 140 200
I (mA) 180 200 250 280 330 400
t (detik) 1,0 0,8 0,6 0,4 0,3 0,2
Sentuhan langsungadalah bahaya sentuhan pada bagian konduktif yang secara normal bertegangan
Sentuhan tidak langsungadalah bahaya sentuhan pada bagian
konduktif yang secara normal tidak
bertegangan, menjadi bertegangan
karena terjadi kegagalan isolasi
• Proteksi dari kejut listrik
• Proteksi dari efek thermal
• Proteksi dari arus lebih
• Proteksi dari tegangan lebih akibat petir
• Proteksi dari tegangan kurang
• Pemisahan dan penyakelaran
SISTEM PROTEKSI UNTUK KESELAMATAN
(BAB III)
Tegangan sentuh yang berbahaya:N > 50 V a.b. di ruang normal,
N > 25 V a.b. di ruangan lembab
SISTEM PROTEKSI UNTUK KESELAMATAN
(BAB III)
• Proteksi dari kejut listrik
• Proteksi dari efek thermal
• Proteksi dari arus lebih
• Proteksi dari tegangan lebih akibat petir
• Proteksi dari tegangan kurang
• Pemisahan dan penyakelaran