presentasi 11-ishikawa-diagram

9
ISHIKAWA DIAGRAM FOR QUALITY CONTROL 1. Kontrol Kualitas Kontrol kualitas, atau Quality Control, adalah proses dimana entitas meninjau kualitas semua faktor yang terlibat dalam produksi. Pendekatan ini menempatkan penekanan pada tiga aspek : 1. Unsur seperti kontrol, manajemen pekerjaan, proses yang telah ditentukan dan dikelola dengan baik, kinerja dan kriteria integritas, dan identifikasi catatan 2. Kompetensi, seperti pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan kualifikasi 3. Elemen lunak, seperti personil integritas , kepercayaan , budaya organisasi , motivasi , semangat tim , dan hubungan kualitas. Kontrol meliputi produk inspeksi , di mana setiap produk diperiksa secara visual, dan sering menggunakan mikroskop stereo untuk detail halus sebelum produk dijual ke pasar eksternal. Inspektur akan diberikan dengan daftar dan deskripsi produk tidak dapat diterima cacat seperti retak atau permukaan noda misalnya. Kualitas output adalah beresiko jika salah satu dari ketiga aspek kekurangan dengan cara apapun. Kontrol kualitas menekankan pengujian produk untuk mengungkap cacat dan pelaporan kepada manajemen yang membuat keputusan untuk mengizinkan atau menolak pelepasan produk, sedangkan jaminan kualitas mencoba untuk meningkatkan dan menstabilkan produksi (dan proses yang terkait) untuk menghindari, atau paling tidak meminimalkan, masalah yang menyebabkan cacat di tempat pertama. Untuk pekerjaan kontrak, terutama bekerja diberikan oleh instansi pemerintah, masalah kualitas kontrol adalah salah satu alasan utama untuk tidak memperbarui kontrak. 2. Diagram Fishbone untuk Kontrol Kualitas Dr. Kaoru Ishikawa seorang ilmuwan Jepang, merupakan tokoh kualitas yang telah memperkenalkan user friendly control, Fishbone cause and effect diagram, emphasised the ‘internal customer’ kepada dunia. Ishikawa juga yang pertama memperkenalkan 7 (seven) quality tools: control chart, run chart, histogram, scatter diagram, pareto chart, and

Upload: imam-maulana-mechanic

Post on 14-Jun-2015

911 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Presentasi 11-ishikawa-diagram

ISHIKAWA DIAGRAM FOR QUALITY CONTROL

1. Kontrol Kualitas

Kontrol kualitas, atau Quality Control, adalah proses dimana entitas meninjau kualitas

semua faktor yang terlibat dalam produksi. Pendekatan ini menempatkan penekanan pada tiga

aspek :

1. Unsur seperti kontrol, manajemen pekerjaan, proses yang telah ditentukan dan

dikelola dengan baik, kinerja dan kriteria integritas, dan identifikasi catatan

2. Kompetensi, seperti pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan kualifikasi

3. Elemen lunak, seperti personil integritas , kepercayaan , budaya organisasi , motivasi ,

semangat tim , dan hubungan kualitas.

Kontrol meliputi produk inspeksi , di mana setiap produk diperiksa secara visual, dan

sering menggunakan mikroskop stereo untuk detail halus sebelum produk dijual ke pasar

eksternal. Inspektur akan diberikan dengan daftar dan deskripsi produk tidak dapat diterima

cacat seperti retak atau permukaan noda misalnya.

Kualitas output adalah beresiko jika salah satu dari ketiga aspek kekurangan dengan

cara apapun.

Kontrol kualitas menekankan pengujian produk untuk mengungkap cacat dan

pelaporan kepada manajemen yang membuat keputusan untuk mengizinkan atau menolak

pelepasan produk, sedangkan jaminan kualitas mencoba untuk meningkatkan dan

menstabilkan produksi (dan proses yang terkait) untuk menghindari, atau paling tidak

meminimalkan, masalah yang menyebabkan cacat di tempat pertama. Untuk pekerjaan

kontrak, terutama bekerja diberikan oleh instansi pemerintah, masalah kualitas kontrol adalah

salah satu alasan utama untuk tidak memperbarui kontrak.

2. Diagram Fishbone untuk Kontrol Kualitas

Dr. Kaoru Ishikawa seorang ilmuwan Jepang, merupakan tokoh kualitas yang telah

memperkenalkan user friendly control, Fishbone cause and effect diagram, emphasised the

‘internal customer’ kepada dunia. Ishikawa juga yang pertama memperkenalkan 7 (seven)

quality tools: control chart, run chart, histogram, scatter diagram, pareto chart, and

Page 2: Presentasi 11-ishikawa-diagram

flowchart yang sering juga disebut dengan “7 alat pengendali mutu/kualitas” (quality control

seven tools).

Diagram Fishbone dari Ishikawa menjadi satu tool yang sangat populer dan dipakai di

seluruh penjuru dunia dalam mengidentifikasi faktor penyebab problem/masalah. Alasannya

sederhana. Fishbone diagram tergolong praktis, dan memandu setiap tim untuk terus berpikir

menemukan penyebab utama suatu permasalahan. Diagram “tulang ikan” ini dikenal dengan

cause and effect diagram. Diagram Ishikawa juga disebut dengan “tulang ikan” karena

memang kalau diperhatikan rangka analisis diagram Fishbone bentuknya ada kemiripan

dengan ikan, dimana ada bagian kepala (sebagai effect) dan bagian tubuh ikan berupa rangka

serta duri-durinya digambarkan sebagai penyebab (cause) suatu permasalahan yang timbul.

Masalah-masalah klasik di industri manufaktur seperti:

>> keterlambatan proses produksi

>> tingkat defect (cacat) produk yang tinggi

>> mesin produksi yang sering mengalami trouble

>> output lini produksi yang tidak stabil yang berakibat kacaunya plan produksi

>> produktivitas yang tidak mencapai target

>> complain pelanggan yang terus berulang

Diagram Ishikawa (disebut juga diagram tulang ikan, atau cause-and-effect matrix)

adalah diagram yang menunjukkan penyebab-penyebab dari sebuah even yang spesifik.

Pemakaian diagram Ishikawa yang paling umum adalah untuk mencegah defek serta

mengembangkan kualitas produk. Diagram Ishikawa dapat membantu mengidentifikasi

faktor-faktor yang signifikan dan memberi efek terhadap sebuah even.

Bagian-bagian dari Diagram Fishbone :

1. Bagian Kepala Ikan

Kepala ikan biasanya selalu terletak di sebelah kanan. Di bagian ini, ditulis even yang

dipengaruhi oleh penyebab-penyebab yang nantinya di tulis di bagian tulang ikan. Even

ini sering berupa masalah atau topik yang akan di cari tahu penyebabnya.

Page 3: Presentasi 11-ishikawa-diagram

2. Bagian Tulang Ikan

Pada bagian tulang ikan, ditulis kategori-kategori yang bisa berpengaruh terhadap

even tersebut.

Kategori yang paling umum digunakan:

Orang : Semua orang yang terlibat dari sebuah proses.

Metode : Bagaimana proses itu dilakukan, kebutuhan yang spesifik dari poses itu,

seperti prosedur, peraturan dll.

Material : Semua material yang diperlukan untuk menjalankan proses seperti bahan

dasar, pena, kertas dll.

Mesin : Semua mesin, peralatan, komputer dll yang diperlukan untuk melakukan

pekerjaan.

Pengukuran : Cara pengambilan data dari proses yang dipakai untuk menentukan

kualitas proses.

Lingkungan : Kondisi di sekitar tempat kerja, seperti suhu udara, tingkat kebisingan,

kelembaban udara, dll.

Dengan menerapkan diagram Fishbone ini dapat menolong kita untuk dapat

menemukan akar “penyebab” terjadinya masalah khususnya di industri manufaktur dimana

prosesnya terkenal dengan banyaknya ragam variabel yang berpotensi menyebabkan

munculnya permasalahan. Apabila “masalah” dan “penyebab” sudah diketahui secara pasti,

maka tindakan dan langkah perbaikan akan lebih mudah dilakukan. Dengan diagram ini,

semuanya menjadi lebih jelas dan memungkinkan kita untuk dapat melihat semua

kemungkinan “penyebab” dan mencari “akar” permasalahan sebenarnya.

Page 4: Presentasi 11-ishikawa-diagram

Contoh sederhana pemilahan sebab dengan pendekatan tertentu adalah pada gambar

di atas.

Langkah-langkah menerapkan diagram tulang ikan adalah :

Langkah 1: Menyepakati pernyataan masalah

Sepakati sebuah pernyataan masalah (problem statement). Pernyataan masalah ini

diinterpretasikan sebagai “effect”, atau secara visual dalam fishbone seperti

“kepala ikan”.

Tuliskan masalah tersebut di tengah media di sebelah paling kanan.

Gambarkan sebuah kotak mengelilingi tulisan pernyataan masalah tersebut dan

buat panah horizontal panjang menuju ke arah kotak.

Langkah 2: Mengidentifikasi kategori-kategori

Dari garis horisontal utama, buat garis diagonal yang menjadi “cabang”. Setiap

cabang mewakili “sebab utama” dari masalah yang ditulis. Sebab ini

diinterpretasikan sebagai “cause”, atau secara visual dalam fishbone seperti

“tulang ikan”.

Page 5: Presentasi 11-ishikawa-diagram

Kategori sebab utama mengorganisasikan sebab sedemikian rupa sehingga masuk

akal dengan situasi. Kategori-kategori ini antara lain:

o Kategori 6M yang biasa digunakan dalam industri manufaktur:

Machine (mesin atau teknologi),

Method (metode atau proses),

Material (termasuk raw material, consumption, dan informasi),

Man Power (tenaga kerja atau pekerjaan fisik) / Mind Power

(pekerjaan pikiran: kaizen, saran, dan sebagainya),

Measurement (pengukuran atau inspeksi), dan

Milieu / Mother Nature (lingkungan).

o Kategori 8P yang biasa digunakan dalam industri jasa:

Product (produk/jasa),

Price (harga),

Place (tempat),

Promotion (promosi atau hiburan),

People (orang),

Process (proses),

Physical Evidence (bukti fisik), dan

Productivity & Quality (produktivitas dan kualitas).

o Kategori 5S yang biasa digunakan dalam industri jasa:

Surroundings (lingkungan),

Suppliers (pemasok),

Systems (sistem),

Skills (keterampilan), dan

Safety (keselamatan).

Langkah 3: Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara brainstorming

Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui sesi

brainstorming.

Saat sebab-sebab dikemukakan, tentukan bersama-sama di mana sebab tersebut harus

ditempatkan dalam fishbone diagram, yaitu tentukan di bawah kategori yang mana

gagasan tersebut harus ditempatkan, misal: “Mengapa bahaya potensial? Penyebab:

Page 6: Presentasi 11-ishikawa-diagram

Karyawan tidak mengikuti prosedur!” Karena penyebabnya karyawan (manusia),

maka diletakkan di bawah “Man”.

Sebab-sebab ditulis dengan garis horisontal sehingga banyak “tulang” kecil keluar

dari garis diagonal.

Pertanyakan kembali “Mengapa sebab itu muncul?” sehingga “tulang” lebih kecil

(sub-sebab) keluar dari garis horisontal tadi, misal: “Mengapa karyawan disebut tidak

mengikuti prosedur? Jawab: karena tidak memakai APD”.

Satu sebab bisa ditulis di beberapa tempat jika sebab tersebut berhubungan dengan

beberapa kategori.

Langkah 4: Mengkaji dan menyepakati sebab-sebab yang paling mungkin

Setelah setiap kategori diisi carilah sebab yang paling mungkin di antara semua

sebab-sebab dan sub-subnya.

Jika ada sebab-sebab yang muncul pada lebih dari satu kategori, kemungkinan

merupakan petunjuk sebab yang paling mungkin.

Kaji kembali sebab-sebab yang telah didaftarkan (sebab yang tampaknya paling

memungkinkan) dan tanyakan , “Mengapa ini sebabnya?”

Pertanyaan “Mengapa?” akan membantu kita sampai pada sebab pokok dari

permasalahan teridentifikasi.

Tanyakan “Mengapa ?” sampai saat pertanyaan itu tidak bisa dijawab lagi. Kalau

sudah sampai ke situ sebab pokok telah terindentifikasi.

Lingkarilah sebab yang tampaknya paling memungkin pada fishbone diagram.

Page 7: Presentasi 11-ishikawa-diagram

Gambar diatas adalah contoh hasil dari pembuatan diagram tulang ikan. Berkisah

mengenai pencarian jawaban mengapa produk sebuah mobil di industri manufaktur tidak bisa

berjalan. Sebab-sebab dipilah sesuai dengan pendekatan jenis kelamin operator perakitan

(pria atau wanita), lingkungan, metode dan bahan. Semakin dekat garis sebab dengan akibat,

semakin perlu diperhatikan. Faktor lingkungan dipilah lagi menjadi dua sub bagian. Yakni

faktor temperatur dan cahaya. Diperkirakan cahaya terlalu banyak dan temperatur terlalu

rendah. Demikian seterusnya dilakukan analisis yang sama terhadap sebab-sebab yang ada.

Kemudian setelah diketahui betul sebab-sebab yang ada, maka dapat dibuat kerangka

pemecahan masalahnya. Misalnya dengan perbaikan lingkungan kerja, metode dan bahan.

Diagram ini memang lebih banyak diterapkan oleh departemen kualitas di perusahaan

manufacturing atau jasa. Tapi di sektor lain sebenarnya juga bisa, seperti pelayanan

masyarakat, sosial dan bahkan politik. Karena sifat metode ini mudah dibuat dan bersifat

visual. Walaupun kelemahannya ada pada subjektivitas si pembuat.

Contoh yang lain adalah sebagai berikut :

Page 8: Presentasi 11-ishikawa-diagram

Tabel 1

Rangkuman diskusi pada sesi brainstorming fishbone diagram

Possible Root Cause Discussion Root

Cause?

MAN

Kemampuan karyawan melakukan tugas (cedera

lama, fisik)

Cedera personil teridentifikasi saat briefing K3*. Pelaksanaan

tugas tidak tergantung pada fisik. N

Tidak tahu prosedur K3 Awareness training di OJT sudah disediakan N

Tidak mengikuti prosedur K3 Karyawan baru di-briefing K3 dan sistem penalti N

Tidak menghadiri training K3 Pelatihan K3 diberikan dalam orientasi dan OJT N

MACHINE / TOOLS

Tinggi tempat kerja rendah Bukan akar masalah jika metode dapat diubah N

Part sudah usang Tidak ada part usang menyebabkan insiden N

Tidak ada tanda bahaya Tanda bahaya sudah ada N

METHOD

Prosedur tidak diperbaharui Review prosedur rutin setahun sekali N

Tidak ada prosedur K3 Prosedur meliputi prosedur K3 untuk semua kegiatan N

Prosedur K3 salah Prosedur sudah ditinjau oleh supervisor, manajer, dept. head N

Prosedur K3 membingungkan Prosedur sudah ditinjau oleh supervisor, manajer, dept. head N

Prosedur terlalu manual Bag dipegang operator, perlu memastikan tidak ada

kebocoran oli, dll. Y

Tidak ada komunikasi K3 Disertakan dalam OJT N

MATERIAL

APD** yang salah Verifikasi dengan vendor sebelum membeli N

Material yang tidak bisa diandalkan bahan (bag

kimia)

Bag plastik rentan robek bila menyentuh objek tajam Y

Kualitas rendah (pipa, APD, bag kimia) Verifikasi dengan vendor sebelum membeli N

Material yang digunakan salah (pipa, APD, bag

kimia)

Verifikasi dengan vendor sebelum membeli N

Tidak ada APD yang disediakan APD sudah disediakan untuk semua aktivitas berbahaya N

Page 9: Presentasi 11-ishikawa-diagram

*) K3 = Kesehatan dan Keselamatan Kerja **) APD = Alat Pelindung Diri

Dari contoh di atas, fishbone diagram dapat menemukan akar permasalahan, yaitu

kabut oli selama ini dibersihkan dengan ditampung di bag plastik yang rentan robek dan

selama tidak ada bag plastik ada kemungkinan oli menetes jika kran rusak, solusi bisa dengan

menambahkan containment tray atau safety cabinet yang permanen menempel pada pipa.

Jika masalah rumit dan waktunya memungkinkan, kita bisa meninggalkan fishbone

diagram di dinding selama beberapa hari untuk membiarkan ide menetas dan membiarkan

orang yang lalu lalang turut berkontribusi. Jika fishbone diagram terlihat timpang atau

sempit, kita bisa mengatur ulang fishbone diagram dengan kategori sebab utama yang

berbeda. Kunci sukses fishbone diagram adalah terus bertanya “Mengapa?”, lihatlah diagram

dan carilah pola tanpa banyak bicara, dan libatkan orang-orang di “grass root” yang terkait

dengan masalah karena biasanya mereka lebih mengerti permasalahan di lapangan.