presbes dr indah

11
PRESENTASI BESAR RESISTENSI OAT Disusunoleh : Sudjati Adhinugroho G4A014078 Pembimbing : dr. Indah Rahmawati, Sp.P

Upload: sudjatiadhinugroho

Post on 04-Dec-2015

219 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

presus

TRANSCRIPT

Page 1: Presbes Dr Indah

PRESENTASI BESAR

RESISTENSI OAT

Disusunoleh :

Sudjati Adhinugroho G4A014078

Pembimbing :

dr. Indah Rahmawati, Sp.P

SMF ILMU PENYAKIT DALAMRSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARDJO

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO

2015

Page 2: Presbes Dr Indah

LEMBAR PENGESAHAN

PRESENTASI BESAR

RESISTENSI OAT

Disusun oleh :

Sudjati Adhinugroho G4A014078

Telah dipresentasikan pada

Tanggal, Oktober 2015

Pembimbing,

dr. Indah Rahmawati, Sp.P

Page 3: Presbes Dr Indah

BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Mycobacterium tuberculosis, kuman penyebab tuberkulosis, merupakan kuman

bentuk basil dan memiliki sifat tahan asam, tumbuh lambat, dan sensitif terhadap sinar

ultra violet. Kuman ini terdapat pada ludah atau dahak pasien tuberkulosis. Penyakit

tuberkulosis dapat ditularkan melalui udara ketika pasien tersebut batuk, kemudian butir

air ludah pasien berterbangan diudara dan terhirup oleh orang yang sehat.3 tantangan

terbesar yang harus dihadapi adalah masih banyaknya kasus TB yang hilang atau tidak

terlaporkan ke program. Pada tahun 2012 diperkirakan ada sekitar 130.000 kasus TB yang

diperkirakan ada tetapi belum terlaporkan (Depkes, 2014).

Tuberkulosis adalah penyakit yang tersebar luas di dunia dan juga termasuk penyakit

yang mematikan. Menurut WHO pada tahun 2013 sebanyak 9 juta jiwa di dunia terinfeksi

oleh Mycobacterium tubercolosis, yang merupakan mikroorganisme penyebab penyakit

tuberkulosis. 1 Menurut data statistik, setiap tahun terdapat 1,5 juta jiwa di dunia

meninggal akibat tuberkulosis. Indonesia merupakan negara urutan ke 4 terbanyak yang

terjangkit penyakit tuberkulosis setelah India, Cina dan Afrika Selatan.2 Resisten ganda

(multidrugs resistant tuberculosis/TB-MDR ) merupakan masalah terbesar terhadap

pencegahan dan pemberantasan TB dunia. Kasus TB-MDR merupakan kasus yang sulit

ditangani, membutuhkan biaya yang lebih besar, efek samping obat yang lebih banyak

dengan hasil pengobatan yang kurang memuaskan.1

Laporan WHO tahun 2007 menyatakan telah terjadi mono resisten OAT 10,3%, poli

resisten OAT 17,0% dan TB-MDR 2,9%. Pada tahun 2010 WHO menyatakan insidens

TB-MDR meningkat secara bertahap merata 2% pertahun.1 Prevalens TB-MDR

diperkirakan meningkat lebih dari 200 kasus baru terjadi di dunia. Laporan

menghebohkan pertama tentang resisitensi ganda ini datang dari Amerika dengan angka

kematian yang amat tinggi 70-90% dalam waktu yang amat singkat. Di Hongkong yang

menyebutkan bahwa setidaknya sekitar 20% infeksi TB terjadi dari kuman yang telah

resisten. Laporan di Turki dari 785 kasus tuberkulosis paru ditemukan 35% adalah

resisten satu jenis obat, 11,6% resisten dua macam obat, 3,9% tiga macam obat dan 2,8%

empat macam obat. Di Pakistan resistensi terhadap RM, INH, dan EMB dilaporkan

masing-masing adalah 17,7%, 14,7%, dan 8,7%. Di India resisitensi terhadap INH dan

SM adalah 13,9% dan 7,4%, sementara resistensi terhadap dua obat atau lebih adalah

Page 4: Presbes Dr Indah

41%. Penelitian dari Saudi Arabia menyebutkan bahwa resistensi terhadap RMP, SM dan

INH adalah 7,2%, 3,3% dan 1,2%.2

II. RUMUSAN MASALAH

Bagaimanakah penanganan kasus resistensi OAT pada konsensus pengendalian TB tahun

2014

III. TUJUAN PENELITIAN

Mengetahui penanganan terbaru pada kasus resistensi OAT menurut pengendalian TB

yang disusun oleh kemenkes tahun 2014.

IV. MANFAAT PENELITIAN

Memberikan informasi mengenai penanganan terbaru pada kasus resistensi OAT di

RSUD Prof. DR. Margono Soekarjo Purwokerto Tahun 2015.

Page 5: Presbes Dr Indah

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Diagnosis TB

Diagnosis tuberkulosis dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinik, pemeriksaan

fisik/jasmani, pemeriksaan bakteriologik, radiologik dan pemeriksaan penunjang lainnya

B. Resistensi OAT

Resistensi ganda menunjukkan M.tuberculosis resisten terhadap rifampisin dan INH

dengan atau tanpa OAT lainnya Secara umum resistensi terhadap obat tuberkulosis dibagi

menjadi :

Page 6: Presbes Dr Indah

• Resistensi primer ialah apabila penderita sebelumnya tidak pernah mendapat

pengobatan TB

• Resistensi inisial ialah apabila kita tidak tahu pasti apakah penderitanya sudah

pernah ada riwayat pengobatan sebelumnya atau tidak

• Resistensi sekunder ialah apabila penderita telah punya riwayat pengobatan

sebelumnya.

Laporan pertama tentang reistensi ganda datang dari Amerika Serikat, khususnya

pada penderita TB dan AIDS yang menimbulkan angka kematian 70% –90% dalam

waktu hanya 4 sampai 16 minggu. “WHO Report on Tuberculosis Epidemic 1995”

menyatakan bahwa resitensi ganda kini menyebar di berbagai belahan dunia. Lebih dari

50 juta orang mungkin telah terinfeksi oleh kuman tuberkulosis yang resisten terhadap

beberapa obat anti tuberkulosis khususnya rifampisin dan INH, serta kemungkinan pula

ditambah obat antituberkulosis yang lainnya. TB paru kronik sering disebabkan oleh

MDR Ada beberapa penyebab terjadinya resitensi terhadap obat tuberkulosis, yaitu :

• Pemakaian obat tunggal dalam pengobatan tuberkulosis

• Penggunaan paduan obat yang tidak adekuat, baik karena jenis obatnya yang tidak

tepat misalnya hanya memberikan INH dan etambutol pada awal pengobatan, maupun

karena di lingkungan tersebut telah terdapat resistensi yang tinggi terhadap obat yang

digunakan, misalnya memberikan rifampisin dan INH saja pada daerah dengan

resistensi terhadap kedua obat tersebut sudah cukup tinggi

• Pemberian obat yang tidak teratur, misalnya hanya dimakan dua atau tiga minggu

lalu stop, setelah dua bulan berhenti kemudian berpindah dokter dan mendapat obat

kembali selama dua atau tiga bulan lalu stop lagi, demikian seterusnya

• Fenomena “ addition syndrome” (Crofton, 1987), yaitu suatu obat ditambahkan

dalam suatu paduan pengobatan yang tidak berhasil. Bila kegagalan itu terjadi karena

kuman TB telah resisten pada paduan yang pertama, maka “penambahan” (addition)

satu macam obat hanya akan menambah panjang nya daftar obat yang resisten

• Penggunaan obat kombinasi yang pencampurannya tidak dilakukan secara baik,

sehingga mengganggu bioavailabiliti obat

• Penyediaan obat yang tidak reguler, kadang obat datang ke suatu daerah kadang

terhenti pengirimannya sampai berbulan-bulan

• Pemakaian obat antituberkulosis cukup lama, sehingga kadang menimbulkan

kebosanan

Page 7: Presbes Dr Indah

• Pengetahuan penderita kurang tentang penyakit TB

• Belum menggunakan strategi DOTS

• Kasus MDR-TB rujuk ke ahli paru

Berdasarkan Guidelines for the programmatic management of drug resistant

tuberculosis: emergency update oleh WHO (2008) resisten terhadap OAT dinyatakan bila

hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya pertumbuhan M. Tuberculosis in

vitro saat terdapat satu atau lebih OAT. Terdapat empat jenis kategori resistensi terhadap

OAT, yaitu:

Mono resisten Resisten terhadap satu obat lini pertama

Poli resisten Resisten terhadap lebih dari satu OAT lini

pertama selain kombinasi isoniazid dan

rifampisin.

Multi drug resistant (MDR) Resisten terhadap sekurang-kurangnya

isoniazid dan rifampisin

Extensively drug resistant

(XDR)

TB-MDR ditambah kekebalan terhadap salah

satu obat golongan flourokuinolon dan

sedikitnya salah satu dari OAT injeksi lini

kedua (kapreomisin, kanamisin dan

amikasin).

Total Drug Resistance(TDR) Resisten baik dengan lini pertama maupun

lini kedua. Pada kondisi ini tidak ada lagi

obat yang bisa dipakai.

C. PENGOBATAN MDR

Pengobatan MDR-TB hingga saat ini belum ada paduan pengobatan yang

distandarisasi untuk penderita MDR-TB. Pemberian pengobatan pada dasarnya “tailor

made”, bergantung dari hasil uji resistensi dengan menggunakan minimal 2-3 OAT

yang masih sensitif dan obat tambahan lain yang dapat digunakan yaitu golongan

fluorokuinolon (ofloksasin dan siprofloksasin), aminoglikosida (amikasin, kanamisin

dan kapreomisin), etionamid, sikloserin, klofazimin, amoksilin+ as.klavulanat. Saat

ini paduan yang dianjurkan OAT yang masih sensitif minimal 2 – 3 OAT dari obat

Page 8: Presbes Dr Indah

lini 1 ditambah dengan obat lain (lini 2) golongan kuinolon, yaitu Ciprofloksasin dosis

2 x 500 mg atau ofloksasin 1 x 400 mg.

Pengobatan terhadap tuberkulosis resisten ganda sangat sulit dan memerlukan

waktu yang lama yaitu minimal 12 bulan, bahkan bisa sampai 24 bulan.

Hasil pengobatan terhadap resisten ganda tuberkulosis ini kurang

menggembirakan. Pada penderita non-HIV, konversi hanya didapat pada

sekitar 50% kasus, sedangkan response rate didapat pada 65% kasus dan

kesembuhan pada 56% kasus.

Pemberian obat antituberkulosis yang benar dan terawasi secara baik

merupakan salah satu kunci penting mencegah dan mengatasi masalah resisten

ganda. Konsep Directly Observed Treatment Short Course (DOTS) merupakan

salah satu upaya penting dalam menjamin keteraturan berobat penderita dan

menanggulangi masalah tuberkulosis khususnya resisten ganda.

Prioritas yang dianjurkan bukan pengobatan MDR, tetapi pencegahan MDR-

TB.

Pencegahan resistensi dengan cara pemberian OAT yang tepat dan

pengawasan yang baik