ujian indah

18
I. IDENTITAS Nama : Ny. M Umur : 47 thn Jenis Kelamin : wanita Status : Menikah Agama : Islam Alamat : villa permata,tambun Pekerjaan : ibu rumah tangga Masuk RS : 2/4/2014 No RM : 023393 II. ANAMNESIS Keluhan Utama : Nyeri pada ulu hati sejak ± 1 minggu SMRS Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang ke UGD RSUD Kabupaten Bekasi dengan keluhan nyeri pada ulu hati ± 1 minggu SMRS. Nyeri pada ulu hati dirasakan tidak menjalar ke punggung. Nyeri pada ulu hati dirasakan berkurang saat diisi makanan. Pasien juga mengeluhkan adanya mual, muntah dan bentol- bentol pada seluruh tubuh. Keluhan ini dirasakan pasien ± 2 minggu SMRS. Muntah berisi makanan dan air yang dimakan pasien, muntah sebanyak 1/2 gelas . Keluhan bentol – bentol pada seluruh tubuh dirasakan pasien bersamaan dengan mual dan muntah. Bentol – bentol pada tubuh tidak berisi cairan

Upload: puput-indah-pratiwi

Post on 19-Jan-2016

30 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ujian indah

TRANSCRIPT

Page 1: ujian indah

I. IDENTITASNama : Ny. M

Umur : 47 thn

Jenis Kelamin : wanita

Status : Menikah

Agama : Islam

Alamat : villa permata,tambun

Pekerjaan : ibu rumah tangga

Masuk RS : 2/4/2014

No RM : 023393

II. ANAMNESIS

Keluhan Utama :

Nyeri pada ulu hati sejak ± 1 minggu SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke UGD RSUD Kabupaten Bekasi dengan keluhan nyeri pada ulu

hati ± 1 minggu SMRS. Nyeri pada ulu hati dirasakan tidak menjalar ke punggung.

Nyeri pada ulu hati dirasakan berkurang saat diisi makanan.

Pasien juga mengeluhkan adanya mual, muntah dan bentol-bentol pada seluruh

tubuh. Keluhan ini dirasakan pasien ± 2 minggu SMRS. Muntah berisi makanan dan air

yang dimakan pasien, muntah sebanyak 1/2 gelas . Keluhan bentol – bentol pada seluruh

tubuh dirasakan pasien bersamaan dengan mual dan muntah. Bentol – bentol pada tubuh

tidak berisi cairan dan tidak terasa panas dikulit. Pasien juga mengeluhkan adanya

demam yang hilang timbul disertai dengan keringat malam, berat badan turun, tidak

nafsu makan, dan batuk berdahak disertai dengan bercak darah. Batuk berdahak sudah

dirasakan pasien sejak 1 tahun yang lalu namun keluhan dirasakan bertambah berat

selama 2 bulan terakhir. Kekentalan dahak diakui pasien kental, berwarna kuning dan

terdapat bercak darah pada dahak. Buang air besar normal tidak ada keluhan dan buang

air kecil diakui pasien berwarna orange.

Page 2: ujian indah

Selama ini pasien mengaku menjalani pengobatan di poli paru RSUD Kabupaten

Bekasi untuk menjalani pengobatan paru setelah sebelumnya pasien batuk darah. Pasien

mengaku sedang menjalani pengobatan OAT selama 2 minggu ini. Keluhan mual,

muntah dan bentol – bentol pada tubuh dirasakan setelah pasien meminum obat pil besar

berwarna merah yang didapatkan dari poli paru.Pasien juga mengaku meminum obat gula

yang diberikan poli penyakit dalam sejak 6 bulan yang lalu secara teratur.

Riwayat Penyakit Dahulu :

Diabetes Mellitus (+)

Asma (-)

Tekanan darah tinggi (-)

Alergi makanan (-)

Alergi obat (-)

Riwayat penyakit keluarga :

Ayah pasien memiliki riwayat diabetes mellitus

Asma (-)

Tekanan darah tinggi (-)

Tidak ada dikeluarga pasien yang memiliki riwayat batuk lama

Alergi makanan (-)

Alergi obat (-)

III. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos Mentis

Tekanan Darah : 120 / 80 mmHg

Nadi : 88 x / menit

Pernafasan : 24 x / menit

Suhu : 36,7 0 C

Tinggi Badan : 165 cm

Berat Badan : 75 kg

Page 3: ujian indah

Kepala

- Bentuk normal, simetris kanan dan kiri

- Rambut hitam, tumbuh teratur, tidak mudah dicabut

Mata

- Konjungtiva tidak anemis kanan dan kiri

- Sklera tidak ikterik kanan dan kiri

- Pupil isokor kanan = kiri

- Refleks cahaya (+)

Telinga

- Bentuk normal, simetris kanan dan kiri

- Membran timpani intak

- Tidak terdapat sekret

Hidung

- Bentuk normal

- Tidak ada deviasi

- Tidak ada krepitasi

- Mukosa tidak hiperemis

- Tidak terdapat secret

- Tidak terdapat massa

Mulut

- Bibir tidak sianostik

- Tidak terdapat Purse lips breath

- Mukosa mulut basah

- Tidak ada perdarahan di bibir

- Faring tidak hiperemis

- Uvula terdapat di tengah

- Tidak ada nyeri menelan

Page 4: ujian indah

Leher

- Trakea terletak di tengah, tidak ada deviasi

- Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening

Thoraks

Pulmo

Inspeksi

- Bentuk dada simetris kanan dan kiri

- Tidak terdapat retraksi intercostal kanan dan kiri

- Pergerakan nafas statis dan dinamis kanan dan kiri

- Perbandingan anterior dan lateral = 2 : 1

Palpasi

- Fremitus taktil kanan = kiri

- Fremitus vokal kanan = kiri

Perkusi

- Sonor pada seluruh lapang paru

- Batas paru – hati : ICS VI linea midclavicularis dextra

- Peranjakan paru (+)

Auskultasi

- Pernafasan vesikuler

- Rhonki +/+

- Wheezing -/-

Page 5: ujian indah

Jantung

Inspeksi

- Iktus kordis terlihat

Palpasi

- Iktus cordis teraba pada sela iga ke V linea midclavicularis sinistra

- Tidak teraba massa

Perkusi

- Batas Pinggang Jantung : ICS III linea sternalis sinistra

- Batas Kanan Jantung : ICS V linea parasternalis dextra

- Batas Kiri Jantung : ICS V linea midclavicularis sinistra

Auskultasi

- Bunyi jantung I – II murni, regular

- Gallop -/-

- Murmur -/-

Abdomen

Inspeksi

- Perut datar simetris, Supel

- Umbilikus tidak menonjol

Auskultasi

- Bising Usus (+) Nomal

Palpasi

- Nyeri tekan (+) pada epigastrium / Nyeri lepas (-)

- Pembesaran hepar (+), teraba pembesaran 2 jari dibawah processus xyphoideus

dan 4 jari dibawah sias dextra.

Page 6: ujian indah

- Pembesaran Lien (-)

- Undulasi (-)

- Ballotement in toto (-)

Perkusi

- Timpani pada 4 quadran

- Shifting dullness (-)

Ekstremitas

Superior

- Hangat

- Sianostik - / -

- Oedema - / -

- Petechie - / -

Inferior

- Hangat

- Petechie - / -

- Sianostik - / -

- Oedema - / -

IV.PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Laboratorium

Darah Rutin tanggal 2 – 04 – 2014

o Hb : 11,2 ( L : 12-16 g/dl)

o Leukosit : 9000 ( 3500-10000/mm)

o LED : 83 ( < 20 mm/jam)

Hitung Jenis

o Basofil : 0 (0-0)

o Eosinofil : 0 (0-3)

Page 7: ujian indah

o Batang : 2 (2-6)

o Segmen : 84 (50 – 70)

o Limfosit : 10 (20 – 40)

o Monosit : 4 (2 – 8)

o Eritrosit : 4,4 ( 3,8-5,8 jt/mm3)

o Ht : 32,9 ( 35-50)

o Trombosit : 324 ( 150- 400ribu/mm3 )

Fungsi Hati

o SGOT : 235 ( <32)

o SGPT : 132 ( <31 )

Glukosa darah :

o GDS : 80 ( <170 )

ELEKTROLIT :

o Ureum : 34 (15 – 45)

o Natrium : 137 ( 136 – 145 )

o Kalium : 3,7 ( 3,3 – 5,1)

o Klorida : 99 ( 98 – 106 )

Pewarnaan Sputum BTA

BTA 1 : ++

BTA 2 : ++

BTA 3 : ++

Page 8: ujian indah

Rontgen Thoraks

Hasil :

Terdapat identitas dan marker

Kaput clavicula kanan dan kiri terlihat simetris

Corpus Vertebra torakalis 4 terlihat samar

Kekerasan foto cukup

Inspirasi maksimal

Scapula terletak diluar area paru

Trakea terletak ditengah

CTR < 50 %

Terdapat infiltrat pada paru dextra

Diaphragma licin dan berbentuk kubah

Sudut costofrenikus lancip kanan dan kiri

Kesan :

TB Paru

Page 9: ujian indah

V. RESUME

Wanita 47 tahun

Nyeri pada ulu hati ± 1 minggu SMRS.

Mual dan muntah berisi makanan sebanyak 1/2 gelas setiap muntah sejak 2 minggu

SMRS.

Bentol – bentol pada seluruh tubuh dirasakan pasien bersamaan dengan mual dan

muntah.

demam yang hilang timbul

keringat malam

berat badan turun

tidak nafsu makan

batuk berdahak disertai dengan bercak darah.

Buang air kecil diakui pasien berwarna orange.

Pasien mengaku sedang menjalani pengobatan OAT selama 2 minggu ini. Keluhan mual,

muntah dan bentol – bentol pada tubuh dirasakan setelah pasien meminum obat pil besar

berwarna merah yang didapatkan dari poli paru.

Diabetes Mellitus (+)

Pemeriksaan fisik :

Pembesaran hepar (+), teraba pembesaran 2 jari dibawah processus xyphoideus dan 4 jari

dibawah arcus costae dextra.

Pemeriksaan penunjang :

Hb : 11,2 ( L : 12-16 g/dl)

LED : 83 ( < 20 mm/jam)

Segmen : 84 (50 – 70)

Limfosit : 10 (20 – 40)

Ht : 32,9 ( 35-50)

SGOT : 235 ( <32)

SGPT : 132 ( <31 )

Page 10: ujian indah

Pada pewarnaan BTA didapatkan BTA (+)

Hasil pembacaan rontgen thoraks adalah TB Paru

VI. DIAGNOSIS KERJA

Hepatitis Drug Induced ec OAT

TB paru BTA (+) kasus baru dengan rontgen TB Paru

Diabetes Mellitus tipe 2

Alergi OAT

VII. DIAGNOSA BANDING

HID ec OAT diagnosis banding dengan

Hepatitis B

Cholelitiasis

TB paru diagnosis banding dengan

Pneumonia

VIII. ANJURAN PEMERIKSAAN

Tes laboratorium HbsAg

Laboratorium Albumin, globulin

USG abdomen

IX. PENATALAKSANAAN

Umum

o Tirah Baring

o Edukasi pasien dan keluarga pasien,

Tidak membuang dahak sembarangan

Apabila batuk mulut ditutup

Jangan mempergunakan alat makan yang sama

Medikamentosa

Page 11: ujian indah

IUFD RL 20 tpm

Stop OAT

SNMC 80 mg / hari

Ranitidin 1 amp / 12 jam

Ondansentron 1 amp / 8 jam

Glibenklamid 1 x 1 tab

X. PROGNOSIS

Quo ad vitam : Dubia ad bonam

Quo ad functionam : Dubia ad bonam

Quo ad sanactionam : Dubia ad bonam

Page 12: ujian indah

ANALISA KASUS

1. Hepatitis drug induced ec OAT

Ny. M, didiagnosis hepatitis drug induced ec OAT berdasarkan anamnesisi

didapatkan pasien sedang menjalani pengobatan OAT selama 2 minggu dan selama 2

minggu pengobatan pasien mengeluh mual dan muntah terus menerus setiap diisi

makanan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan hepatomegaly, dan pada pemeriksaan

laboratorium didapatkan SGOT dan SGPT meningkat yaitu SGOT 235 dan SGPT 132.

Berdasarkan teori gejala pada HID umumnya ringan dan tidak spesifik sehingga

sulit dibedakan dengan hepatitis kronik atau akut. Gejala biasanya akan timbul dalam 2 –

5 minggu setelah kontak dengan obat. Isoniazid memiliki efek samping berat berupa

hepatitis yang dapat timbul pada kurang lebih 0,5 % penderita. Rifampisin sangat jarang

menyebabkan hepatitis. Pirazinamid memiliki efek samping utama yaitu hepatitis dan

terkadang menyebabkan arthritis gout, mual, kemerahan dan reaksi kulit lainnya.

2. Penangan pada pasien ini

Pada pasien ini diberikan pengobatan Stronger NeoMichopagen – C dan

pemberhentian OAT sementara oleh karena tingginya SGOT dan SGPT. SNMC berisi

glisirizin cair dalam bentuk ampul sebanyak 40 mg. Untuk penanganan pada HID e.c.

OAT yaitu memberhentikan sementara OAT sampai dengan keadaan pasien membaik.

Serta memberikan hepatoprotektor. Terapi SNMC dalam regimen standar jepang yaitu

diberikan 80 ml/hari dalam 1 minggu sebanyak 5 – 6 kali.

3. Pasien didiagnosis Tuberkulosis paru berdasarkan

Ny M, 47 tahun didiagnosis TB paru berdasarkan anamnesis ditemukan adanya

batuk lama 1 tahun disertai dengan adanya dahak berwarna kuning disertai bercak darah.

Keluhan disertai dengan adanya demam yang hilang timbul, dan juga didapatkan keringat

malam , penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan. Dan pada pemeriksaan fisik

didapatkan adanya suara napas vesikular (+/+), disertai suara napas tambahan ronki(+/+).

Pada pemeriksaan rontgen toraks didapatkan adanya infiltrat pada paru sebelah kanan.

Pada pemeriksaan pewarnaan BTA didapatkan hasil BTA (+).

Page 13: ujian indah

Berdasarkan teori, Diagnosis tuberkulosis dapat ditegakkan berdasarkan gejala

klinis, pemeriksaan fisis/jasmani, pemeriksaan bakteriologi, radiologi dan pemeriksaan

penunjang lainnya Gejala klinis tuberkulosis dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu

gejala lokal dan gejala sistemik, bila organ yang terkena adalah  paru maka gejala lokal

ialah gejala respiratori batuk > 2  minggu, batuk darah , sesak napas dan nyeri dada

disertai dengan adanya gejala sistemik berupa demam , malaise, keringat malam ,

penurunan napsu makan dan berat badan. Pada pemeriksaan jasmani dapat ditemukan

antara lain suara napas bronkial, amforik, suara napas melemah, ronki basah, tanda-tanda

penarikan paru, diafragma dan mediastinum.Pada pemeriksaan radiologi yang dicurigai

lesi aktif dengan ditemukan Bayangan berawan / nodular di segmen apikal dan posterior 

lobus atas paru dan segmen superior lobus bawah, Kaviti terutama lebih dari satu,

dikelilingi oleh bayangan opak berawan atau nodular,Bayangan bercak milier, Efusi

pleura unilateral (umumnya) atau bilateral (jarang)

4. Pasien dikatakan TB paru kasus baru

Pasien dikatakan TB paru kasus baru karena pasien baru mendapatkan OAT

selama 2 minggu.

Berdasarkan teori, pasien kasus baru adalah pasien yang belum pernah mendapat

pengobatan dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan.

5. Pengobatan pada pasien ini

Pengobatan pada pasien ini,karena pasien memiliki DM maka sebelumnya harus

dilakukan pengecekan GDS untuk mengetahui glukosa darah pasien apakah terkontrol

atau tidak. Apabila GDS pasien tidak ada masalah maka pemberian OAT dapat dilakukan

tanpa menambah dosis obat DM. Pada pasien ini, pasien memiliki keluhan bentol –

bentol pada seluruh tubuh serta mual dan muntah setelah meminum OAT, pengobatan

OAT seharusnya dengan dilakukan desensitisasi OAT untuk mengetahui obat manakah

yang menjadi penyebab bentol – bentol kemerahan dan gatal pada pasien tersebut.

Pemberian OAT diberikan secara bertahap dimulai dengan dosis terendah sampai dengan

Page 14: ujian indah

dosis maksimal. Namun dikarenakan adanya peningkatan pada SGOT dan SGPT maka

pemberian OAT dihentikan terlebih dahulu untuk memperbaiki fungsi hepar.

Berdasarkan teori, pengobatan TB dengan DM pada prinsipnya sama dengan TB

tanpa DM dengan syarat kadar gula darah terkontrol. Apabila kadar gula darah tidak

terkontrol maka lama pengobatan dapat dilanjutkan sampai 9 bulan. Pada pasien TB

dengan DM perlu diperhatikan penggunaan rifampisin karena rifampisin mengurangi

efektifitas obat oral diabetes sehingga dosis obat oral antidiabetes perlu ditingkatkan.

Penggunaan etambutol pada pasien DM juga perlu diperhatikan karena efek samping

etambutol pada mata. Penggunaan INH memerlukan pemantauan yang ketat untuk efek

neuropati perifer.

Apabila jenis obat penyebab efek samping alergi pada pasien belum diketahui,

maka pemberian kembali OAT harus dengan cara “drug challenging” dengan

menggunakan obat lepas. Hal ini dimaksudkan untuk menentukan obat mana yang

merupakan penyebab dari efek samping tersebut.