jurnal indah

23
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP N 2 LUBUK BASUNGTAHUN 2014 ERMELIA INDAH SARI ABSTRAK* Pendidikan merupakan suatu hal yang akan membimbing generasi muda untuk mencapai suatu generasi yang lebih baik. Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai. Dalam proses belajar siswa banyak tidak bersikap baik dan tidak termotivasi dalam belajar. Dalam hal ini banyak faktor yang berhubungan dengan prestasi belaja rmisalnya status gizi, motivasi, sikap dan media massa, mereka sering mengabaikan hal tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar siswa SMP N 2 LubukBasung. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang dilakukan di SMP N 2 Lubuk Basung pada bulan September 2013-Mei 2014 dengan jumlah sampel 60 orang siswa SMP kelas VIII. Data status gizi dengan pengukuran langsung sedangkan motivasi, sikap dan media massa dengan kuisioner. Data dianalisis secara univariat dengan menggunakan statistik deskriptif berupa distribusi frekuensi dan presentase, dan analisa bivariat dengan menggunakan uji statistik chi-square. Berdasarkan analisis univariat didapatkan sebanyak 47 orang siswa (78,3%) memiliki nilai amat baik dan 13 orang (21,7%) baik. Hasil bivariat menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara faktor-faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar pada siswa SMP N 2 Lubuk Basung Tahun 2014. Dari hasil di atas dapat dilihat prestasi belajar siswa sudah bagus dan perlu dipertahankan dan ditingkatkan lagi. Disarankan khususnya guru memberi masukan tentang pentingnya usaha dalam proses belajar yang bisa dilakukan dengan banyaknya faktor yang mempengaruhi hasil belajar sehingga akan mencapai prestasi belajar yang optimal. Daftar Bacaan : 20 (2002-2014) Kata kunci :Prestasi belajar, Status gizi, Motivasi, Sikap, dan keterpaparan Media massa. Alamat korespondensi

Upload: aanrentalrental

Post on 23-Nov-2015

13 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP N 2 LUBUK BASUNGTAHUN 2014

ERMELIA INDAH SARI

ABSTRAK*

Pendidikan merupakan suatu hal yang akan membimbing generasi muda untuk mencapai suatu generasi yang lebih baik. Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai. Dalam proses belajar siswa banyak tidak bersikap baik dan tidak termotivasi dalam belajar. Dalam hal ini banyak faktor yang berhubungan dengan prestasi belaja rmisalnya status gizi, motivasi, sikap dan media massa, mereka sering mengabaikan hal tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar siswa SMP N 2 LubukBasung.Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang dilakukan di SMP N 2 Lubuk Basung pada bulan September 2013-Mei 2014 dengan jumlah sampel 60 orang siswa SMP kelas VIII. Data status gizi dengan pengukuran langsung sedangkan motivasi, sikap dan media massa dengan kuisioner. Data dianalisis secara univariat dengan menggunakan statistik deskriptif berupa distribusi frekuensi dan presentase, dan analisa bivariat dengan menggunakan uji statistik chi-square.Berdasarkan analisis univariat didapatkan sebanyak 47 orang siswa (78,3%) memiliki nilai amat baik dan 13 orang (21,7%) baik. Hasil bivariat menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara faktor-faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar pada siswa SMP N 2 Lubuk Basung Tahun 2014.Dari hasil di atas dapat dilihat prestasi belajar siswa sudah bagus dan perlu dipertahankan dan ditingkatkan lagi. Disarankan khususnya guru memberi masukan tentang pentingnya usaha dalam proses belajar yang bisa dilakukan dengan banyaknya faktor yang mempengaruhi hasil belajar sehingga akan mencapai prestasi belajar yang optimal.

Daftar Bacaan : 20 (2002-2014)Kata kunci :Prestasi belajar, Status gizi, Motivasi, Sikap, dan keterpaparan Media massa.

Alamat korespondensiErmelia Indah SariMahasiswa S1 KeperawatanSTIKes MERCUBAKTIJAYA PadangJl. Jamal Jamil Pondok Kopi Siteba PadangTelp. 0751 442295

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak dapat di elakan oleh manusia suatu perbedaan yang tidak terjadi karena pendidikan itu membimbing generasi muda untuk mencapai suatu generasi yang lebih baik. Dalam sistem pendidikan nasional, peserta didik nya adalah semua warga negara artinya semua satuan pendidikan yang ada harus memberikan kesempatan menjadi peserta didik kepada semua warga negara yang memenuhi persyaratan tertentu sesuai dengan kekhususan, tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama, suku budaya dan sebagainya.Belajar adalah key term, istilah kunci yang paling vital adalah setiap usaha pendidikan, sehingga belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya pendidikan dan psikologi belajar. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat tergantung pada proses belajar yang di alami siswa baik ketika berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarga sendiri (Muhibbin Syah, 2012).Pendekatan belajar, strategi belajar, kiat melaksanakan pendekatan serta metode belajar termasuk faktor faktor yang turut menentukan tingkat efisiensi dan keberhasilan siswa. Seorang siswa memiliki kemampuan ranah cipta ( kognitif ) yang lebih tinggi dari teman- temannya ternyata hanya mampu mencapai hasil yang sama dengan apa yang dicapai teman-temanya, bahkan bukan hal yang mustahil jika suatu usaha saat siswa yang cerdas tersebut akan mengalami kemerosotan prestasi ke yang lebih rendah dari pada prestasi yang dicapai oleh teman temannya yang berkapasitas rata- rata (Muhibbin syah, 2012).Prestasi belajar ada yang bersifat intangible (tidak dapat diraba ). Olehkarena itu yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang di anggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi pada hasil belajar siwa, baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa. Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa sebagaimana kemampuan yang diperoleh siswa tersebut ( Muhibbin syah, 2012) .Pencapaian prestasi belajar dipengaruhi oleh proses belajar seseorang yaitu faktor internal yang berupa fisiologis seperti kesehatan ( status gizi ) dan psikologisnya seperti minat, motivasi, emosi, sikap, intelegensi, kreatifitas dan bakat seseorang dan faktor eksternal seperti sosial berupa orang tua, manusia yang hadir, bukan manusia yang hadir dan non sosial alat bantu belajar, metode belajar yang memadai, faktor udara, cuaca, waktu, tempat, sarana dan prasarana, dapat mempengaruhi prestasi belajar (Sunaryo, 2004) Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu. Atau dapat dikatakan bahwa status gizi merupakan indikator baik-buruknya penyediaan makanan sehari-hari. Status gizi yang baik diperlukan untuk mempertahankan derajat kebugaran dan kesehatan dan membantu pertumbuhan bagi anak (Irianto, 2007). Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu contohnya kurang gizi, anak yang yang kurang gizi mudah mengantuk dan kurang bergairah yang dapat menggangu proses belajar di sekolah dan menurunnya prestasi belajar siswa,daya pikir anak juga akan berkurang, karena pertumbuhan otak tidak optimal. Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya dengan cara memenuhi kebutuhan nutrisi.Prevelensi gangguang pertumbuhan (gizi kurang) di provinsi Sumatra Barat menurut Departemen Kesehatan tahun 2008 yaitu 12,8 %.Motivasi dapat diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu, bahkan sudah umum orang menyebut dengan motif untuk menunjukan mengapa seseorang itu berbuat sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.dalam kegiatan belajar, hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi yang tepat. Bergayut dengan ini maka kegagalan belajar siswa jangan begitu saja mempersalahkan pihak siswa, sebab mungkin saja guru tidak berhasil dalam memberi motivasi yang mampu membangkitkan semangat dan kegiatan siswa untuk belajar (Sadirman, 2012). Dalam proses belajar harus diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau padanya mempunyai motif untuk berfikir dan memusatkan perhatian merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan menunjang belajar (Slameto, 2012).Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relative tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatife. Sikap siswa yang positif, terutama kepada guru dan mata pelajaran yang guru sajikan merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar. Sebaliknya, sikap siswa yang negatife terhadap guru dan mata pelajaran guru, apalagi jika diiringi kebencian kepada guru dan mata pelajaran guru dapat menimbulkan kesulitan belajar siswa. Selain itu sikap terhadap ilmu pengetahuan yang bersifat conserving walaupun mungkin tidak menimbulkan kesulitan belajar, namun prestasi yang di capai siswa akan kurang memuaskan (Muhibbin Syah, 2012)

Media massa adalah media atau sarana komunikasi massa atau banyak orang. Media massa dapat dikelompokan menjadi media cetak dan media non cetak (elektronik),media cetak seperti surat kabar, majalah, tabloid, dan media non cetak seperti radio televise,internet,film,handpone.( Nanath, 2008). Media massa yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga terhadap belajarnya. Sebaliknya media massa media yang buruk juga berpengaruh jelek terhadap siswa (Slameto, 2010) Media turut memberikan manfaat kepada perkembangan pendidikan masa kini, namun dalam masa yang sama media massa juga mungkin mempengaruhi anak ke arah yang negatif. Hal ini turut di akui oleh Busham dan Heusman (2001) hasil penelitian para pengkaji menunjukan bahwa peran media elektronik dan media cetak mempengaruhi tingkah laku golongan remaja yang juga dikategorikan pelajar. Maka perlu kiranya siswa mendapatkan bimbingan dan control yang cukup bijaksana dari pihat orang tua dan pendidik baik dialam keluarga, sekolah dan masyarakat (Slameto, 2010)Berdasarkan survey awal terhadap 10 orang murid di SMP N 2 Lubuk Basung ( dari seluruh jumlah kelas VIII yaitu 238 Murid), di dapatkan 60% prestasi belajar murid menurun pada 2 semester terakhir dan hanya 40% murid yang mengalami peningkatan prestasi belajar. Di lihat dari segi konsumsi makanan siswa disekolah di dapatkan hanya beberapa siswa yang melakukan makan siang dengan benar selebihnya memilih makanan snack ringan sesuai uang saku yang diberikan orang tua, selain itu juga masih didapatkan dari 10 orang siswa yang di data didapatkan 5 dari siswa memiliki berat badan kurang. Dan dilihat dari motivasi dan sikap siswa dalam belajar memang masih banyak yang belum termotivasi dan sikap siswa dalam menerima pelajaran juga terlihat negatife karena sebagai besar siswa hanya mengikuti pelajaran sebatas mengambil absen saja. Selama pembelajaran berlangsung siswa cenderung menjadi pendengar yang baik saja, hanya beberapa orang saja yang aktif dalam pembelajaran seperti mengajukan pertanyaan, mencatat apa yang diterangkan guru. Dan juga terlihat ada beberapa siswa memiliki alat komunikasi seperti handpone tapi tidak semua yang memiliki nya,dan saat pembelajaran berlangsung ada sebagian siswa yang menggunakan handpone disaat sedang belajar di sekolah tersebut dan disekolah juga memiliki labor komputer untuk bisa di pakai akses internet tapi tidak semua siswa menggunakan internet untuk kebutuhan belajar, mereka lebih sering membuka jejaring sosial yaitu facebook. Berdasarkan data tersebut penulis tertarik untuk melakukan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dalam pencapaian prestasi belajar siswa SMP N 2 Lubuk Basung, mengingat disekolah ini belum pernah dilakukan penelitian seperti yang di uraikan di atas.

METODE PENELITIANPenelitian ini merupakan jenis penelitian survey dimana peneliti mencoba menggali bagaimana terjadi dan seberapa jauh faktor tersebut terhadap kejadian tertentu dengan desain cross sectional, yaitu dengan cara pengumpulan data variable independen dan dependen sekaligus pada suatu saat. (Notoadmojo, 2005). Tujuan penelitian ini untuk melihat faktor faktor yang berhubungan dengan pencapaian prestasi belajar siswa.Penelitian ini telah dilaksanakan di SMP N 2 Lubuk basung pada 10-11 Februari 2014.Populasi dalam penelitian ini sebanyak 238 orang siswa kelas VIII SMP N 2 Lubuk Basung, dengan jumlah sampel 60 orang siswa kelas VIII SMP N 2 Lubuk Basung.Pada penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel Proportional stratified random sampling ( pengambilan acak stratifikasi).Pengumpulan data melalui Data primer dan data Sekunder dengan menggunakan pengukuran langsung, Lembar observasi dan kuisioner.HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tanggal 10-11 februari 2013, terhadap 60 siswa kelas VIII SMP N 2 Lubuk Basung tahun 2014, didapatkan hasil sebagai berikut :A. Analisa UnivariatSetelah dilakukan penelitian maka diperoleh untuk data tabel univariat adalah sebagai berikut1. Prestasi BelajarVariabel prestasi belajar ini, terdiri atas amat baik dan baik, kategori tersebut sudah ditentukan berdasarkan standar yang telah ditetapkan. Gambaran dari prestasi belajar siswa SMP N 2 Lubuk Basung sebagai berikut:

Tabel 5.1Distribusi responden menurut tingkat prestasi belajar pada siswa SMP N 2 Lubuk Basung tahun 2014.

Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa dari 60 responden terdapat 47 orang siswa (78,3 %) yang mempunyai prestasi belajar amat baik. Hal ini berarti bahwa lebih dari separoh dari jumlah respon memiliki prestasi belajar amat baik.2. Status giziPada variabel status gizi ini, pembagiannya terdiri atas kurus, normal, dan gemuk. Dimana kategori tersebut sudah ditentukan berdasarkan standar yang telah ditetapkan ( IMT/U). Gambaran dari status gizi siswa SMP N 2 Lubuk Basung sebagai berikut.

Tabel 5.2Distribusi responden berdasarkan status gizi (IMT/U) Pada siswa SMP N 2 Lubuk Basung tahun 2014

Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa dari 60 responden terdapat 15 orang (25 %) yang mempunyai status gizi normal. Hal ini berarti bahwa kurang dari separoh memiliki status gizi normal.3. Motivasi belajarPada variabel motivasi belajar ini, pembagiannya terdiri atas tinggi dan rendah. Dimana kategori tersebut sudah ditentukan berdasarkan standar yang telah ditetapkan. Gambaran dari motivasi belajar siswa SMP N 2 Lubuk Basung berikut:Tabel 5.3Distribusi responden berdasarkan motivasi belajar siswa SMP N 2 Lubuk Basung tahun 2014

Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat dari 60 responden terdapat 28 orang siswa ( 46,7 %) yang motivasi belajar tinggi. Hal ini berarti bahwa kurang dari separoh dari jumlah responden memiliki motivasi belajar yang tinggi.4. Sikap Pada variabel sikap ini, pembagiannya terdiri atas positif dan negatife. Dimana kategori tersebut sudah ditentukan berdasarkan standar yang telah ditetapkan. Gambaran dari status gizi siswa SMP N 2 Lubuk Basung sebagai berikut :Tabel 5. 4Distribusi responden berdasarkan sikap pada siswaSMP n 2 Lubuk Basung TAHUN 2014

Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa dari 60 responden terdapat 30 orang siswa ( 50%) yang mempunyai sikap positif. Hal ini berarti bahwa separoh responden memiliki sikap positif.5. Keterpaparan media massaPada variabel keterpaparan media massa (Media massa non cetak), pembagian terdiri atas terpapar dan tidak terpapar. Dimana kategori tersebut sudah ditentukan berdasarkan standar yang telah ditetapkan. Gambaran dari keterpaparan media massa siswa SMP N 2 Lubuk Basung sebagai berikut :Tabel 5.5Distribusi responden berdasarkan keterpaparan media massa non cetak Siswa SMP N 2 Lubuk Basung Tahun 2014

Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat bahwa dari 60 responden terdapat 44 orang siswa ( 73,3%) yang mempunyai keterpaparan media massa yang tinggi. Hal ini berarti bahwa lebih dari separoh responden memiliki keterpaparan media massa yang tinggi.6. Analisa BivariatFaktor-faktor yang berhubungan dengan pencapaian prestasi belajar siswa SMP N 2 Lubuk Basung Tahun 2014Semua faktor-faktor ini akan dibandingkan dengan prestasi belajar siswa, dan kemudian akan dilihat hubungan bermakna dengan menggunakan komputerisasi uji chi-square. Dimana kategori yang digunakan telah ditetapkan sebelumnya. Keadaan ini ditampilkan dalam bentuk tabel sebagai berikut:1. Hubungan status gizi dengan prestasi belajar siswa SMP N 2 Lubuk Basung Tahun 2014Pada analisa bivariat untuk melihat hubungan status gizi menggunakan kategori normal dan kurus sedangkan pada prestasi belajar dengan kategori amat baik dan baik . Tabel 5.6Hubungan status gizi dengan prestasi belajar siswa SMP N 2 Lubuk Basung Tahun 2014

Status giziPrestasi belajarTotalP Value

Amat baikBaik

F%f%f%

Normal1066,7533,3151000,279

Kurus3782,2817,845100

Jumlah4778,31321,760100

Berdasarkan tabel 5.6 dari 15 responden status gizi normal ditemukan 10 orang siswa (66,7%) memiliki prestasi amat baik. Setelah dilakukan uji statistik chi-square didapatkan hasil bahwa P value 0,279 (P > 0.05) sehingga tidak terdapat hubungan status gizi dengan prestasi belajar.2. Hubungan motivasi dengan prestasi belajar siswa SMP N 2 Lubuk Basung Tahun 2014Pada analisa bivariat untuk melihat hubungan motivasi menggunakan kategori tinggi dan rendah sedangkan pada prestasi belajar dengan kategori amat baik dan baik . Tabel 5.7Hubungan motivasi dengan prestasi belajar siswa SMP N 2 Lubuk Basung Tahun 2014Motivasi BelajarPrestasi BelajarTotalP Value

Amat baikBaik

f%f%f%

Tinggi2278,6621,4281001,000

Rendah2578,1721,932100

Jumlah4778,31321,760100

Berdasarkan tabel 5.7 dari 28 responden dengan motivasi tinggi ditemukan 22 orang siswa (78,6%) memiliki prestasi amat baik. Setelah dilakukan uji statistik chi-square didapatkan hasil bahwa P value 1,000 ( P>0,05) sehingga tidak terdapat hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar.3. Hubungan Sikap dengan prestasi belajar siswa SMP N 2 Lubuk Basung Tahun 2014

Pada analisa bivariat untuk melihat hubungan sikap menggunakan kategori positif dan negatif sedangkan pada prestasi belajar dengan kategori amat baik dan baik . Tabel 5.8Hubungan sikap dengan prestasi belajar siswa SMP N 2 Lubuk Basung Tahun 2014

SikapPrestasi BelajarTotalP Value

Amat BaikBaik

f%f%f%

Positif2790,0310,0301000,06

Negatif2066,71033,330100

Jumlah4778,31321,760100

Berdasarkan tabel 5.8 dari 30 responden dengan sikap positif ditemukan 27 orang siswa (90,0%) memiliki prestasi amat baik. Setelah dilakukan uji statistik chi-square didapatkan hasil bahwa P value 0,06 ( P> 0,05) sehingga tidak terdapat hubungan sikap dengan prestasi belajar.

4. Hubungan keterpaparan media massa dengan prestasi belajar siswa SMP N 2 Lubuk Basung Tahun 2014Pada analisa bivariat untuk melihat hubungan keterpaparan media massa menggunakan kategori tinggi dan rendah sedangkan pada prestasi belajar dengan kategori amat baik dan baik .

Tabel 5.9Hubungan keterpaparan media massa dengan prestasi belajar siswa SMP N 2 Lubuk Basung Tahun 2014

Media MassaPrestasi BelajarTotalP Value

Amat BaikBaik

f%f%f%

Tinggi3681,8%818,2441000,303

Rendah1112,5%531,216100

Jumlah4778,3%1321,760100

Berdasarkan tabel 5.9 dari 44 responden dengan keterpaparan media massa yang tinggi ditemukan 36 orang siswa (81,8%) memiliki prestasi amat baik. Setelah dilakukan uji statistik chi-square didapatkan hasil bahwa P value 0,303 ( P> 0,05) sehingga tidak terdapat hubungan sikap dengan prestasi belajar.

PEMBAHASANUntuk melakukan analisa terhadap hasil penelitian yang sudah diuraikan diatas maka dapat dibuat pembahasan sebagai berikut :A. Analisa univariat1. Prestasi Belajar siswa SMP N 2 Lubuk Basung Kabupaten Agam Tahun 2014 Berdasarkan tabel 5.1 diketahui dari 60 responden didapatkan 47 orang siswi (78,3%) prestasi belajar amat baik. Menurut analisa peneliti, siswa SMP N 2 Lubuk Basung lebih banyak yang berprestasi amat baik, ini disebabkan karena memang dari hasil data yang diperoleh didapatkan 47 responden nilai rapor nya lebih 80-94, hal ini sesuai dengan pedoman buku penilaian rapor SMP N 2 Lubuk basung yang menyatakan nilai 80-95 itu amat baik.Menurut teori (Ridwan, 2008) Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu. Instrinsik yaitu dorongan dari hati sanubari, umumnya karena kesadaran akan pentingnya sesuatu, sedangkan motivasi yang berasal dari luar (ekstrinsik) yaitu dorongan dari luar diri (lingkungan), misal orang tua, teman dan masyarakat.Prestasi belajar yang baik pada siswa ini dapat kita lihat beberapa faktor dalam pencapaian prestasi belajar dipengaruhi oleh proses belajar seseorang yaitu ada faktor internal yang berupa fisiologis seperti kesehatan (status gizi) dan psikologisnya seperti minat, motivasi, emosi, sikap, intelegensi, kreatifitas serta bakat seseorang sedangkan faktor eksternal seperti sosial berupa orang tua, manusia yang hadir, bukan manusia yang hadir (keterpaparan media massa) dan non social; seperti alat bantu belajar, metode belajar yang memadai, faktor udara, cuaca, waktu, tempat, sarana dan prasarana (Sunaryo, 2004). Dengan adanya hal ini dapat menggambarkan bahwa prestasi belajar seseorang sangat dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling mendukung.2. Status gizi siswa SMP N 2 Lubuk Basung Kabupaten Agam Tahun 2014Berdasarkan tabel 5.2 diketahui dari 60 orang responden didapatkan 15 orang siswa (25%) dengan status gizi normal. Menurut analisa peneliti kurang dari separoh presentasi gizi siswa normal, Adapun sebagian siswa yang mempunyai status gizi normal itu disebabkan karena pengetahuan siswa yang tinggi dan kemampuan ekonomi keluarga yang mencukupi sehingga mampu memenuhi kebutuhan gizi seimbang.Hal ini sesuai dengan teori supariasa (2002), status gizi adalah ekspresi yang perlu diketahui sebelum mempelajari lebih lengkap tentang status gizi. Almatsier (2002) mengungkapkan, faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi adalah konsumsi makanan, lingkungan, pengetahuan ibu, pendapatan, dan lain-lain. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, pertumbuhan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin.Melihat status gizi yang sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan otak, maka peningkatan konsumsi pangan merupakan bagian penting dari status gizi kesehatan seseorang, tidak hanya status gizi yang mempengaruhi kesehatan seseorang tetapi sebaliknya kesehatan bisa mempengaruhi status gizi, untuk itu jumlah zat gizi yang di peroleh melalui konsumsi pangan harus mencukupi kebutuhan dalam pertumbuhan dan perkembangan tubuh manusia untuk memperoleh energi agar seseorang dapat melakukan kegiatan belajar dengan baik disekolah.3. Motivasi belajar siswa SMP N 2 Lubuk Basung Kabupaten Agam Tahun 2014.Berdasarkan tabel 5.3 diketahui dari 60 responden di dapatkan kurang dari separoh yaitu 28 orang siswa (46,7%) responden yang memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar. Hal ini sesuai dengaan teori (Sunaryo, 2004) Motivasi adalah dorongan psikologis yang mengarahkaan seseorang menuju sebuah tujuan. Kata motivasi berasal dari kata latin movere, yang bermakna bergerak. Namun motivasi melibatkan lebih dari sekedar gerakan fisik. Motivasi melibatkan gerakan fisik dan mental. Motivasi juga mempunyai dua sisi: gerakan dapat dilihat, akan tetapi motif harus disimpulkan. Hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi yang tepat. Berkaitan dengan ini maka kegagalan belajar siswa tidak hanya kesalahan dari siwa tersebut, sebab mungkin saja guru tidak berhasil dalam memberi motivasi yang mampu menbangkitkan semangat dan kegiatan siswa untuk belajar.Berdasarkan data yang di dapatkan dari hasil kuisioner yang diberikan 32 orang (30,0%) menyatakan setuju bahwa mengerjakan tugas secara mandiri, 31 orang (51,7%) menyatakan setuju mengulang pelajaran disekolah, 41 orang ( 68,3%) menyatakan setuju mencari sumber bacaan untuk pembelajaran berikutnya, lalu 31orang (51,7%) menyatakan setuju dengan belajar bersama jika ada pelajaran yang sulit. Menurut analisa peneliti, dapat di lihat dari hasil kuisioner dimana pada penelitian ini bahwa kurang dari separoh 28 orang (46,7%) memiliki motivasi yang tinggi, dari jawaban hasil kuisioner yang didapatkan bahwa siswa tersebut memiliki dorongan dari dalam dirinya atau kesadaran yang tinggi untuk mencapai sesuatu. Mengingat demikian penting motivasi bagi siswa dalam belajar. Maka guru juga diharapkan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa-siswanya. Dalam usaha ini banyak cara yang dapat dilakukan dalam menciptakan kondisi tertentu untuk membangkitkan motivasi belajar. Sehingga siswa mempunyai motivasi yang tinggi dalam belajar, saat guru memberikan motivasi dari luar maka siswa tersebut akan punya kesadaran dari dalam diri untuk lebih bersemangat dalam belajar, sehingga hasil belajar akan lebih baik.

4. Sikap belajar siswa SMP N 2 Lubuk Basung Kabupaten Agam Tahun 2014Berdasarkan tabel 5.4 diketahui dari 60 orang responden di dapatkan 30 orang siswa (50%) responden memiliki sikap positif terhadap proses belajar. Sikap positif yang dimiliki siswa disebabkan respon positif terhadap proses belajarnya karena memiliki komponen yang utuh dari sikap yaitu kepercayaan (keyakinan), kehidupan emosional dan kencenderungan untuk bertindak, dalam membentuk sikap yang positif harus memiliki komponen tersebut karena hal ini memegang peranan dalam pembentukan sikap. Sikap siswa yang positif, terutama kepada guru dan mata pelajaran tertentu yang disajikan merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar.Hal ini sesuai dengan teori Sunaryo, 2004, Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Struktur sikap komponen kognitif ( kepercayaan ), komponen emosional, dan komponen prilaku. Sedangkan Muhibbin Syah, (2012) mengungkapkan sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara relative tetap terhadap suatu objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negative.Menurut analisa peneliti, dapat di lihat dari hasil kuisioner dimana pada penelitian ini bahwa separoh 30 orang (50%) memiliki sikap yang positif, dari hasil jawaban kuisioner di dapatkan bahwa siswa memiliki sikap positif terhadap proses belajar, dan itu artinya dari sikap positif yang dimiliki siswa tersebut itu akan memudahkan bagi proses belajar disekolahnya dan dalam hal ini memang harus ada kesadaran untuk bersikap positif terhadap sesuatu,

5. Keterpaparan media massa siswa SMP N 2 Lubuk Basung Kabupaten Agam Tahun 2014.Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat dari 60 responden didapatkan 44 orang siswa (73,3%) yang mempunyai keterpaparan yang tinggi terhadap media massa. Berdasarkan data yang didapatkan bahwa siswa lebih terpapar dengan media non cetak hal ini dikarenakan siswa lebih tertarik dengan media massa yang bisa membuat mereka tidak bosan, sedangkan untuk media massa cetak siswa mempunyai minat yang rendah dalam hal membaca.Menurut hasil teori (Canggara, 2012) media massa merupakan media yang digunakan dalam penyampaian pesan dari komunikator kepada khalayak yang berjumlah besar secara serempak. Sedangkan slameto, (2010) mengungkapkan bahwa media massa yang baik akan memberi pengaruh baik terhadap siswa dan juga terhadap belajarnya, yang termasuk media massa adalah radio, surat kabar, majalah, komik, televisi, internet dan lain-lain.Menurut analisa peneliti, dari hasil penelitian bisa dilihat bahwa siswa terpapar dengan media lebih dari separoh namun dalam hal lain siswa tersebut tidak terpapar dengan pembelajaran, yang mereka dapatkan kan lebih banyak memberikan efek yang negatif terhadap proses belajar disekolah. Media massa yang banyak di gunakan adalah televise, internet dan handphone, untuk media massa yang lain siswa tersebut tidak terlalu terpapar seperti ; majalah, surat kabar dan majalah. Maka perlulah siswa dapat bimbingan dari orang tua dan kontrol yang cukup bijaksana dari pihak orang tua dan pendidik baik di keluarga dan sekolah. Analisa Bivariat1. Hubungan status gizi dengan prestasi belajar siswa SMP N 2 Lubuk Basung Kabupaten Agam Tahun 2014.

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat tentang status gizi dari 60 responden. Berdasarkan tabel 5.6 dari 15 responden status gizi normal ditemukan 10 orang siswa (66,7%) memiliki prestasi amat baik. Setelah dilakukan uji statistik chi-square didapatkan hasil bahwa p value 0,279 (P > 0.05) sehingga tidak terdapat hubungan status gizi dengan prestasi belajar.Menurut analisa peneliti, siswa yang mempunyai status gizi normal berjumlah 15 orang dengan 10 orang (66,7%) yang memiliki nilai amat baik dan 5 orang (33,3%) memiliki nilai baik. Berdasarkan data yang telah di dapatkan kurang dari separoh siswa dengan status gizi yang normal, ini dikarenakan siswa memperoleh status gizi yang cukup sehingga kebutuhan gizi terpenuhi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Diana Astarina, 2011. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar pada mahasiswa STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang.Seiring dengan teori (Almatsier, 2002), status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, pertumbuhan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin. Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat lebih esensial.Menurut analisa peneliti, status gizi yang dimiliki siswa tidak memberikan pengaruh terhadap prestasi belajarnya, karena untuk mencapai prestasi belajar yang bagus tidak hanya dengan status gizi yang normal dapat dilihat dari hasil pengukuran bahwa siswa yang mempunyai status gizi kurus juga bisa mempunyai prestasi belajar yang bagus. Namun dalam hal lain siswa juga harus menenuhi kebeutuhan gizinya karena jika tidak akan mengganggu proses belajar disekolah. Dalam hal ini dapat di simpulkan bahwa baik buruknya prestasi belajar seorang siswa tidak selalu ditentukan oleh kurang gizi saja, tetapi juga dapat dipengaruhi oleh faktor lain seperti faktor internal yaitu motivasi yg terdiri dari keinginan untuk mencapai cita-cita, emosi, sikap, minat, bakat dan intelegensi serta faktor eksternal misalnya kualitas sarana dan prasarana belajar disekolah yang memenuhi kebutuhan siswa, disiplin sekolah, keluarga dan guru juga berperan penting dalam memberikan bimbingan dan perhatian pada anaknya. Namun hal ini tidak terlepas bahwa kecerdasaan seseorang juga lebih diutamakan oleh faktor genetik yang pernah diungkapkan oleh Hamalik, 2002.2. Hubungan motivasi dengan prestasi belajar siswa SMP N 2 Lubuk Basung Kabupaten Agam Tahun 2014.

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat tentang motivasi belajar dari 60 responden .Berdasarkan tabel 5.7 didapatkan data tentang motivasi belajar, diketahui 28 responden dengan motivasi tinggi ditemukan 22 orang siswa (78,6%) memiliki prestasi amat baik. Setelah dilakukan uji statistik chi-square didapatkan hasil bahwa p value 1,000 ( P>0,05) sehingga tidak terdapat hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar.Hal ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Diana Astarina, 2011. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara motivasi dengan prestasi belajar pada mahasiswa STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang.Menurut teori Sadirman, (2012) motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yaitu tujuan motivasi memang muncul dalam diri seseorang, tetapi kemunculannya karena rangsangan terdorong oleh unsur lain. Sedangkan Slameto, (2010) mengungkapkan motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya dorong.Menurut analisa peneliti, motivasi yang dimiliki siswa tersebut tidak mempengaruhi dalam prestasi belajar namun dalam hal ini siswa perlu mempunyai dorongan atau keinginan untuk mencapai sesuatu. Tentunya banyak faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar seseorang walupun siswa tersebut mempunyai motivasi dari dalam dirinya. Adapun faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar seperti fasilitas belajar sekolah, lingkungan belajar yang tidak nyaman, cara mengajar guru yang tidak menyenangkan atau disukai siswa, stressor yang di alami siswa dan dukungan dari orang tua yang kurang.3. Hubungan Sikap dengan prestasi belajar siswa SMP N 2 Lubuk Basung Kabupaten Agam Tahun 2014.

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat tentang sikap 60 responden. Berdasarkan tabel 5.8 dari 30 responden dengan sikap positif ditemukan 27 orang siswa (90,0%) memiliki prestasi amat baik. Setelah dilakukan uji statistik chi-square didapatkan hasil bahwa p value 0,06 ( P> 0,05) sehingga tidak terdapat hubungan sikap dengan prestasi belajar. Menurut data yang didapatkan separoh siswa yang memiliki sikap positif dalam belajar berati separoh dari siswa memiliki sikap postif dan mempunyai kesadaran dalam diri untuk bersikap positif dalam menerima pelajaran.Hal ini sesuai dengan teori Sunaryo, 2004, Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Struktur sikap komponen kognitif ( kepercayaan ), komponen emosional, dan komponen prilaku. Sikap sebenarnya gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara relative terhadap objek orang. Barang, dan sebagainya, baik secara positif dan negative.Menurut analisa peneliti, siswa yang sikap postif dengan prestasi amat baik memiliki respon tertutup yang baik saat belajar dan siswa tersebut mempunyai kesadaran dari dalam untuk bersikap positif dan apabila sikap positif tersebut mempunyai nilai pandang maka sikap tersebut bisa mempengaruhi proses belajar disekolah, sehingga siswa bisa menerima pelajaran yang diberikan guru dengan baik. Tentu juga banyak hal lain yang akan mempengaruhi prestasi belajar tidak hanya sikap positif yang dimiliki karena jika sikap positif saja itu tidak akan menunjang prestasi belajarnya. Adapun faktor lain tersebut adalah faktor internal (faktor dari dalam) yakni kondisi jasmani dan rohani siswa, dan faktor eksternal (faktor dari luar) yakni lingkungan sekitar siswa.4. Keterpaparan media massa dengan prestasi belajar siswa SMP N 2 Lubuk Basung Kabupaten Agam Tahun 2014.Berdasarkan tabel 5.9 dilihat dari 60 responden didapatkan 44 responden dengan keterpaparan media massa yang tinggi ditemukan 36 orang siswa (81,8%) memiliki prestasi amat baik. Setelah dilakukan uji statistik chi-square didapatkan hasil bahwa P value 0,303 ( P> 0,05) sehingga tidak terdapat hubungan sikap dengan prestasi belajar. Menurut data yang didapatkan bahwa siswa lebih terpapar dengan media non cetak hal ini dikarenakan siswa lebih tertarik dengan media massa yang bisa membuat mereka tidak bosan.Menurut hasil teori (Canggara, 2012) media massa merupakan media yang digunakan dalam penyampaian pesan dari komunikator kepada khalayak yang berjumlah besar secara serempak. Media massa digunakan dalam komunikasi apabila komunikasi berjumlah banyak dan bertempat tinggal jauh. Menurut analisa peneliti, dari hasil penelitian menunjukan bahwa siswa tersebut mempunyai keterpaparan media massa yang tinggi namun dalam hal ini siswa tersebut terpapar yang bukan dengan pembelajaran namun banyak dengan hiburan, musik dan game, sehingga tidak terdapat hubungan antara media massa dengan prestasi belajar. Jika seorang siswa tersebut menunjang pembelajaran dengan menggunakan media massa maka akan mempengaruhi untuk proses belajar di sekolah maupun di rumah jika murid tersebut memang menggunakan media mssa dengan baik. Media massa yang baik akan memberi pengaruh baik pada siswa dan juga terhadap belajarnya, sebaliknya media massa yang jelek juga mempengaruhi terhadap belajarnya. Maka perlulah bimbingan orang tua dan kontrol orang tua dalam memilih massa-massa yang cocok untuk usia anaknya yang pernah di ungkapkan oleh Slameto, (2010).

PENUTUPKesimpulanBerdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMP N 2 Lubuk Basung padang tanggal 10 februari 2014 sampai 11 februari 2014 diketahui bahwa:1. Lebih dari separoh (78,3%) siswa memiliki prestasi belajar amat baik pada siswa SMP N 2 Lubuk Basung pada tahun 2014.2. Kurang dari separoh (25 %) siswa memiliki status gizi normal pada siswa di SMP N 2 Lubuk Basung pada tahun 2014.3. Kurang dari separoh (46,7%) memiliki motivasi tinggi pada siswa di SMP N 2 Lubuk Basung pada tahun 2014.4. Separoh (50%)memiliki sikap positif tinggi pada siswa di SMP N 2 Lubuk Basung pada tahun 2014.5. Lebih dari separoh siswa memiliki keterpaparan media massa tinggi pada siswa di SMP N 2 Lubuk Basung pada tahun 2014. 6. Tidak ada hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar pada siswa SMP N 2 Lubuk Basung pada tahun 20147. Tidak ada hubungan antara motivasi dengan prestasi belajar pada siswa SMP N 2 Lubuk Basung pada tahun 20148. Tidak ada hubungan antara sikap dengan prestasi belajar pada siswa SMP N 2 Lubuk Basung pada tahun 20149. Tidak ada hubungan antara keterpaparan media massa dengan prestasi belajar pada siswa SMP N 2 Lubuk Basung pada tahun 2014Saran1. Bagi penelitiDengan ada hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca. Terutama untuk peneliti sendiri dapat memahami faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dalam pencapaian prestasi belajar.2. Institusi Tempat penelitianDengan hasil penelitian yang di dapatkan di harapkan kepada sekolah SMP N 2 Lubuk Basung khusus nya guru, untuk lebih memberi arahan tentang gizi seimbang sesuai dengan pertumbuhan yang di hadapi dan memberi motivasi dari luar dan menunjukan sikap yang positif dalam memberikan pembelajaran, serta memberikan arahan kepada siswa tentang media massa yang baik digunakan untuk pembelajaran. 3. Bagi Pendidikan STIKes MERCUBAKTIJAYA PadangBagi institusi pendidikan diharapkan agar mahasiswa meningkatkan lagi proses belajar karena banyak faktor yang akan menunjang proses belajar dan meningkatkan prestasi belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia

______________. 2002.Prinsip Dasar Ilmu Gizi.Jakarta:Gramedia

Astarina, Diana. 2011. Hubungan motivasi dan status gizi dengan prestasi belajar mahasiswa STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang Tahun 2011.

Canggara, B. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Datar, A., Sturm, R., and Magnabosco, J. L. 2004. Childhood overweight and academic performance: National study of kindergarteners and first-graders. Obesity Research vol 12. Diakses pada 28-11-2013 dalam situs web: www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/14742843

Depkes RI, Riset Kesehatan Nasional. Tahun 2007. Jakarta. http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/438-visi-dan-misi depkes-tahun-2010-2014.html

Djoko Pekik Irianto. 2007. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan, Yogyakarta: Andi.Hamalik, oemar. 2002. Psikologi belajar dan mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo.

Nursalam,M.Nurs. 2008.Pendidikan Dalam Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika

Proverawati, Atikah & Kusumawati, Erna. 2009. Ilmu Gizi Untuk Keperawatan & Gizi Kesehatan. Yogyakarta : Muha Medika.

Ridwan. 2008. Psikologi Belajar.Jakarta : EGC.

Santoso, Soegeng & Ranti, Anne Lies. 2005. Kesehatan & Gizi. Jakarta : Rineka Cipta.

Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta

Sujono, H. 2008. Media dan pengaruhnya. Diakses tgl 20 januari 2014.

Suhardjo. 2003. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta : Bumi Aksara

Sunaryo,2004.Psikologi untuk Keperawatan.Jakarta :EGC

Supariasa,I Dewa,dkk.2002.Penilaian status gizi.Jakarta:EGC

Syah, Muhibbin, 2000. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Raja Gravindo Persada.

Syah, Muhibbin.2012. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Raja Gravindo Persada

Uha,Suliha.2005.Pendidikan kesehatan dalam keperawatan. Jakarta: EGC