preparat squash

17
PREPARAT SQUASH AKAR BAWANG BOMBAY (Allium cepa) Oleh : Sri Rahayu Ningsih B1J011127 Ira Fitria B1J011129 Kasriati Heruningsih B1J011155 Cikha Farahdiba Iman B1J011157 Dwi Agustina B1J011171 Kelompok : 1 Rombongan : B2 LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK

Upload: kasriati-heruningsih

Post on 19-Jul-2016

70 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

laporan mikroteknik metode squash akar bawang

TRANSCRIPT

Page 1: Preparat Squash

PREPARAT SQUASH AKAR BAWANG BOMBAY (Allium cepa)

Oleh :

Sri Rahayu Ningsih B1J011127Ira Fitria B1J011129Kasriati Heruningsih B1J011155Cikha Farahdiba Iman B1J011157Dwi Agustina B1J011171

Kelompok : 1Rombongan : B2

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO

2014

Page 2: Preparat Squash

I. PENDAHULUAN

Tumbuhan mengalami pertumbuhan dan perkembangan setiap waktu. Proses

pertumbuhan itu meliputui pembelahan sel somatik (mitosis) dan sl fase reproduksi

(meiosis). Setiap tipe pembelahan tersebut mempunyai karekterristik serta jenis sel

yang berbeda dalam perkembangannya. Mitosis merupakan bagian dari siklus sel dan

hanya mencakup 5-10% dari siklus sel (Crowder, 1986).

Pembelahan sel dapat dikatakan sebagai suatu proses yang menyangkut

terbentuknya sel-sel anak baru dari induknya. Pada sel somatis (sel jaringan tubuh),

akan terjadi suatu pembelahan sel induk menjadi dua sel anak yang komponen-

komponennya sama dan identik dengan sel induk. Peristiwa pembelahan sel somatis

semacam ini disebut sebagai mitosis. Mitosis adalah pembelahan sel dimana

berlangsung pembelahan dan pembagian nukleus beserta kromosom-kromosom yang

terdapat di dalamnya (Suryo, 1998). Di dalam inti sel dari kebanyakan makhluk

terdapat kromosom, yaitu benda-benda halus berbentuk panjang atau pendek dan

lurus atau bengkok. Kromosom pada dasarnya merupakan pembawa bahan keturunan

(Suryo, 1995).

Selama proses pembelahan mitosis terdapat empat tahap atau fase yang

berurtan: profase, metafase, anafase dan telofase. Masa diantara pembelahan-

pembelahan disebut interfase. Pada sel somatic terjadi pembelahan mitosis yang

menghasilkan jumlah kromosom yang sama persis dengan induknya (Kimbal, 1983).

Pembelahan mitosis menghasilkan jumlah pasangan kromosom yang sama melalui

pembelahan inti dari sel somatis secara berturut-turut. Proses ini terjadi bersama-

sama dengan pembelahan sitoplasma dan bahan-bahan di luar inti sel (sitokinesis).

Proses ini mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan pada

hampir semua organisme (Crowder, 1993).

Page 3: Preparat Squash

II. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat yang digunakan dalam praktikum mikroteknik kali ini adalah object glass,

cover glass, tissue, gunting, gelas arloji, kuas, pipet tetes, bunsen, mikroskop, alat

tulis dan label.

Bahan yang digunakan adalah akar bawang Bombay (Allium cepa), larutan

HCl 10% dan larutan asetokarmin.

B. Metode

Metode yang digunakan pada praktikum kali ini adalah :

1. Akar bawang Bombay dipotong-potong ± 1 cm dan langsung dimasukkan ke

dalam larutan HCl 10%.

2. Akar difiksasi dalam larutan HCl 10% selama 15 menit.

3. Setelah difiksasi, akar diambil dengan kuas dan dipindahkan ke gelas arloji.

4. Akar ditetesi dengan larutan asetokarmin dan didiamkan selama 15 menit.

5. Akar diambil dengan kuas dan diletakkan pada object glass kemudian ditutup

dengan cover glass.

6. Akar dilewatkan pada api bunsen sebanyak tiga kali.

7. Akar disquash menggunakan penghapus karet pada bagian pangkal pensil.

8. Preparat diamati di bawah mikroskop dan di cari semua tahapan pembelahan

selnya.

Page 4: Preparat Squash

3

4

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Gambar 3.1. Pembelahan Mitosis Akar Bawang Bombay

Keterangan :

1. Tahap Profase

2. Tahap Anafase

3. Tahap Telofase

4. Tahap Metafase

1

2

Page 5: Preparat Squash

B. Pembahasan

Pembuatan sediaan dengan metode squash atau pencetan yaitu teknik

pembuatan sediaan dengan menggunakan metode pencetan atau menekan bahan yang

akan digunakan sampai terbentuk lapisan yang sangat tipis sehingga bagian sel yang

ingin diamati terlihat dengan jelas. Bahan yang sering digunakan dalam teknik

squash adalan anther bunga kembang sepatu ataupun akar dari bawang merah

maupun bawang bombai. Metode squas lebih mengarah pada pembelahan yang

terjadi pada anther dan ujung akar. Untuk ujung akar yang sering digunakan adalah

bagian akar yang baru tumbuh atau bagian apeksnya yaitu bagian yang berwarna

putih, pada bagian tersebut seringkali terjadi pembelahan terutama pembelahan

mitosis, sedangkan untuk anther seringkali memperlihatkan pembelahan meiosis

(Santoso, 2002). Dalam tahapan pembelahan sel, mitosis adalah proses pembelahan

sel berupa duplikasi akurat sejumlah besar asam deoksi ribonukleat (DNA) di dalam

kromosom, dan kemudian hasil duplikasi tersebut dipisah hingga terjadi dua sel baru

yang identik. Beberapa tahapan dalam fase mitosis adalah tahap profase, metafase,

anafase dan telofase. Tahap profase, adalah tahap visualisasi selubung inti atau

dinding sel inti sudah mulai menghilang dan tampak benang-benang kromatin yang

bergerombol padat. Tahap metafase yaitu tahapan kromosom dalam keadaan tersebar

dalam sel berukuran panjang dan pendek tanpa disertai dinding nukleus. Tahap

anafase adalah tahapan saat kromosom tersebar dengan masing-masing membelah

menjadi dua. Tahap telofase adalah tahapan saat inti sel membelah menjadi dua sel

anak dan masing-masing mempunyai pasangan identik sebagai kromosom diploid

(Lusianty dan Lubis, 2013).

Menurut Suryo (1996), pembelahan sel pada mahluk hidup dibedakan menjadi

tiga macam yaitu :

a. Pembelahan Langsung (Amitosis)

Pembelahan amitosis tidak didahului dengan pembentukan gelendong

pembelahan dan peleburan inti. Amitosis merupakan salah astu cara reproduksi

aseksual pada organisme uniseluler, misalnya pada bakteri dan protozoa.

b. Pembelahan Pada Sel Somatis (Mitosis)

Pembelahan inti terjadi pada sel-sel tubuh yang berfungsi menjaga agar faktor

genetik tetap, mengganti sel yang rusak atau mati dan pertumbuhan atau

perbanyakan sel.

Page 6: Preparat Squash

c. Pembelahan Meiosis

Pembelahan ini terjadi pada proses pembentukan gamet (gametogenesis).

Pembelahan ini akan melihat bagaiamana kekonstanan, dimana pertumbuhan dan

perkembangan normal semua organisme dapat di pertahankan, sekalipun tejadi

pemisahan fisik sel-sel.

Tahapan selama proses mitosis dibagi ke dalam empat fase yang berurutan

yaitu profase, metafase, anafase dan telofase. Masa diantara pembelahan-pembelahan

disebut interfase. Berikut penjelasan fase atau tahapan dalam mitosis.

1. Profase

Merupakan tahapan pembelahan sel yang paling lama dan membutuhkan

energi yang cukup besar, serta merupakan permulaan dari mitosis yang ditandai

dengan beberapa perubahan. Nukleolus mulai menghilang sedangkan kromosomnya

mulai timbul. Untaian kromosom yang semula meluas menjadi pilinan (heliks).

Dengan demikian untaian itu lebih pendek dan menebal sehingga tampak lebih nyata.

Pada tahapan ini, membrane nukleus mulai menghilang (Crowder, 1993).

2. Metafase

Tahapan metafase membutuhkan waktu sekitar 2-6 menit. Ditandai dengan

munculnya gelendong. Sentromer setiap duplet mulai terikat pada sekumpulan

mikrotubula dan berpindah ke suatu titik ditengah-tengah antara kutub-kutub. Ujung

kromosom dapat secara acak arahnya, tetapi semua sentromer terletak persis dalam

suatu bidang di equator. Terdapat gelondong pembelahan (benang-benang spindel)

yang menghubungkan sentromer dengan kutub pembelahan (Crowder, 1993).

3. Anafase

Tahapan anafase membutuhkan waktu sekitar 3-15 menit. Tahapan anafase

dimulai ketika kromosom yang terduplikasi dari setiap duplet saling berpisahan. Kini

bergerak memisah, masih pada gelondong dan bergerak kekutub yang berlawanan.

Jika dilihat dengan menggunakan mikroskop, tiap-tiap belahan tampak mempunyai

bagian yang menggenting dan kurang menyerap warna. Bagian ini disebut sentromer.

Masing-masing kromatid yang berpasangan terpisah bersama sentromernya. Benang

spindel memendek, setiap kromatid bergerak menuju kutub yang berbeda dan

berlaku sebagai kromosom baru yang memiliki sifat keturunan yang sama.

Tertariknya sentromer kearah kutub yang berbeda dikarena adanya kontraksi dari

benang gelendong. Fase anafase adalah fase yang terjadi paling singkat pada proses

pembelahan (Crowder, 1993).

Page 7: Preparat Squash

4. Telofase

Tahapan telofase membutuhkan waktu sekitar 30-60 menit. Di tiap kutub

terbentuk stel kromosom yang identik. Serabut gelondong inti menghilang dan

membran inti terbentuk kembali. Setelah terbentuk dua inti pada kutub yang

berlawanan aster menghilang dan terjadi penebalan sitoplasma yang diikuti

pembagian sitoplasma (sitokinesis). Sitokinesis ini di tandai dengan terbentuknya

dinding pemisah ditengah-tengah sel (pada tumbuhan) dan pada hewan ditandai

dengan melekuknya sel ke dalam (Crowder, 1993).

Pembelahan meiosis biasanya hanya digunakan untuk menghitung jumlah

kromosom, sedang pembelahan mitosis dapat digunakan untuk membuat peta

karyotipe. Studi mitosis dapat menggunakan ujung akar, ujung batang, primordia

daun, petal muda, ovulum muda dan kalus. Namun biasanya digunakan ujung akar

karena mudah tumbuh dan seragam, sedang untuk pembelahan meiosis sering

digunakan anthera. Sifat kromosom sel mitosis secara morfologi lebih stabil

dibandingkan meiosis, karena struktur penanda seperti satelit, penyempitan, letak

sentromer dan panjang lengan lebih jelas. Terdapat tiga kelompok kromosom

berdasarkan posisi relatif sentromer, dimana bentuk metasentris dengan indeks

sentromer 50-37,5; submetasentris (sm) dengan indeks sentromer 37,5-25 dan

subtelosentris dengan indeks sentromer 25-12,5 (Anggarwulan et al., 1999).

Kromosom adalah suatu struktur makromolekul yang berisi DNA di mana

informasi genetik dalam sel disimpan. Kata kromosom berasal dari kata khroma yang

berarti warna dan soma yang berarti badan. Kromosom terdiri atas dua bagian, yaitu

sentromer / kinekthor yang merupakan pusat kromosom berbentuk bulat dan lengan

kromosom yang mengandung kromonema & gen berjumlah dua buah (sepasang).

Sastrosumarjo (2006) menjelaskan bahwa kromosom merupakan alat transportasi

materi genetik (gen atau DNA) yang sebagian besar bersegregasi menurut hukum

Mendel. Kromosom adalah susunan beraturan yang mengandung DNA yang

berbentuk seperti rantai panjang. Setiap kromosom dalam genom biasanya dapat

dibedakan satu dengan yang lainnya oleh beberapa kriteria, termasuk panjang relatif

kromosom, posisi suatu struktur yang disebut sentromer yang memberi kromosom

dalam dua tangan yang panjangnya berbeda-beda, kehadiran dan posisi bidang (area)

yang membesar yang disebut knot (tombol) atau kromomer. Selain itu, adanya

perpanjangan arus pada terminal dan material kromatin yang disebut satelit, dan

sebagainya (Suprihati et al., 2007). Kromosom dalam mitosis menunjukkan perilaku

Page 8: Preparat Squash

yang paling dinamis selama congression mereka ke piring metafase pada transisi dari

profase ke metafase dan selama pemisahan mereka dalam anafase. Selama transisi

profase ke metafase, setelah kerusakan pada amplop nukleus, kromosom

terkondensasi pindah ke bagian tengah sel dan daerah centromeric secara bertahap

memutar untuk menjadi berorientasi tegak lurus terhadap pelat metafase. Pada

anafase, kromosom bergerak dari sentromer pertama, ke arah kutub yang

berlawanan. Gerakan ini tidak sinkron antara semua sentromer dalam sel. Selain itu,

sentromer pertama mulai bergerak pertama kali ke salah satu kutub, kemudian

berubah arah dan pindah ke kutub yang lain (Tiang et al., 2012).

Pembuatan preparat squash diawali dengan memotong-motong akar bawang

bombay ± 1 cm dan langsung dimasukkan ke dalam larutan HCl 10%. Akar difiksasi

dalam larutan HCl 10% selama 15 menit. Fikasai dalam larutan HCl 10% bertujuan

untuk melunakkan dinding sel atau jaringan. Setelah difiksasi, akar diambil dengan

kuas dan dipindahkan ke dalam gelas arloji. Akar ditetesi dengan larutan asetokarmin

dan didiamkan selama 15 menit. Larutan asetokarmin berfungsi sebagai pewarna

untuk memberi pigmen pada sel akar bawang bombay. Setelah didiamkan selama 15

menit, lalu akar diambil dengan kuas dan diletakkan pada object glass kemudian

ditutup dengan cover glass. Selanjutnya akar dilewatkan pada api bunsen sebanyak

tiga kali. Lalu akar disquash menggunakan penghapus karet pada bagian pangkal

pensil. Setelah selesai, preparat diamati di bawah mikroskop dan di cari semua

tahapan pembelahan selnya.

Berdasarkan hasil yang diperoleh saat praktikum, semua tahap dalam

pembelahan mitosis berhasil diamati. Tahapan tersebut adalah profase, metafase,

anafase dan telofase. Namun tahap yang paling banyak ditemukan adalah profase dan

telofase, tahap anafase dan metafase ditemukan dalam jumlah yang sedikit. Hal

tersebut terjadi karena waktu pengamatan akarnya yang sudah siang, bila

pengamatan dilakukan lebih pagi lagi, kemungkinan tahap anafase dan metafase

dapat ditemukan lebih banyak. Saat preparat diamati juga terdapat banyak

gelembung. Hal tersebut terjadi karena pada proses mounting yang kurang hati-hati,

sehingga tebentuk gelembung saat preparat ditutup dengan cover glass.

Page 9: Preparat Squash

IV. KESIMPULAN

Dari hasil dan pembahasan diatas dapat di simpulkan sebagai berikut :

1. Evaluasi preparat kami adalah preparat yang dibuat banyak terdapat gelembung,

hal tersebut terjadi karena proses mounting yang kurang hati-hati. Dari segi

pembelahan yang diamati, dalam preparat yang kami buat terdapat semua tahap

dari pembelahan, yaitu profase, metafase, anafase dan telofase.

2. Urutan langkah kerja metode squash adalah pemotongan akar bawang Bombay,

fiksasi dalam larutan HCl 10 % selama 15 menit, pewarnaan dengan asetokarmin

selama 15 menit, dilewatkan pada api bunsen sebanyak tiga kali, di squash atau

pencet dan kemudian diamati dibawah mikroskop.

Page 10: Preparat Squash

DAFTAR PUSTAKA

Anggarwulan, E., Etikawati, N. dan Setyawan, A. D. 1999. Karyotipe Kromosom pada Tanaman Bawang Budidaya (Genus Allium; Familia Amaryllidaceae). BioSMART 1 (2) : 13-19.

Crowder, L. V. 1986. Genetika Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Crowder L. V. 1993. Genetika Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Kimball, J. W. 1983. Biologi. Jakarta : Erlangga.

Lusianty, Y. dan Lubis, M. 2013. Deteksi Aberasi Kromosom pada Pembelahan Pertama (M1) dan Kedua (M2) pada Sel Limfosit Perifer Pasca Irradiasi Sinar X. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir hal 366-372.

Santoso, H. B. 2002. Bahan Kuliah Teknik Laboratorium. Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.

Sastrosumarjo, S. 2006. Panduan laboratorium, hal. 38 - 63. Dalam S. Sastrosumarjo (Ed.) Sitogenetika Tanaman. IPB Press. Bogor.

Suprihati, D., Elimasni, E. dan Sabri. 2007. Identifikasi karyotipe terung belanda (Solanum betaceum Cav.) kultivar Brastagi Sumatera Utara. Jurnal Biologi Sumatera Utara. 2(1): 7 – 11.

Suryo H. 1995. Sitogenetika. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

Suryo, H. 1996. Genetika. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Suryo, H. 1998. Genetika Strata 1. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Tiang, C. L., He, Y. and Pawlowski, W. P. 2012. Chromosom Organization and Dynamics during Interphase, Mitosis and Meiosis in Plants. Plant Physiology 158 : 26-34.