praktikum praktikum agroklimatologi "pengenalan alat-alat unsur iklim"

28
LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI Dosen Pengampu : Ir. Warmanti Mildaryani, MP “PENGENALAN ALAT-ALAT PENGUKUR UNSUR IKLIM” Disusun Oleh : Abdul Mufti Putra 13011037 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS AGROINDUSTRI

Upload: abdul-mufti-putra

Post on 22-Jun-2015

2.034 views

Category:

Education


30 download

DESCRIPTION

SHARE

TRANSCRIPT

Page 1: PRAKTIKUM PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI "PENGENALAN ALAT-ALAT UNSUR IKLIM"

LAPORAN PRAKTIKUMAGROKLIMATOLOGI

Dosen Pengampu : Ir. Warmanti Mildaryani, MP

“PENGENALAN ALAT-ALAT PENGUKUR UNSUR IKLIM”

Disusun Oleh :Abdul Mufti Putra

13011037

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTAYOGYAKARTA

2014

Page 2: PRAKTIKUM PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI "PENGENALAN ALAT-ALAT UNSUR IKLIM"

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat

menyelesaikan Laporan Praktikum Agroklimatologi ini dengan baik dan tepat

waktu.

Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk melengkapi nilai pada

mata kuliah Agroklimatologi pada Fakultas Agroindustri Program Studi

Agroteknologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta.

Laporan ini dapat terselesaikan dengan baik berkat bantuan dan dukungan

dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Ibu Ir. Warmanti Mildaryani, MP selaku dosen pengampu Mata Kuliah

Agroklimatologi

2. Semua teman-teman dan sahabat-sahabat dari program studi agroteknologi

angkatan 2013.

Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk

itu saran dan kritik yang membangun penyusun butuhkan demi kesempurnaan

laporan yang akan datang. Penyusun berharap semoga laporan ini dapat

bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, 17 Oktober 2014

Penyusun

Page 3: PRAKTIKUM PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI "PENGENALAN ALAT-ALAT UNSUR IKLIM"

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN SAMPUL........................................................................................ i

KATA PENGANTAR......................................................................................... ii

DAFTAR ISI........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

1.1. Latar Belakang............................................................................. 1

1.2. Tujuan Praktikum....................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 2

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM........................................................ 5

3.1. Waktu Pelaksanaan..................................................................... 5

3.2. Bahan dan Alat............................................................................. 5

3.3. Cara Kerja.................................................................................... 5

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 6

4.1. Hasil............................................................................................... 6

4.2. Pembahasan.................................................................................. 8

BAB V KESIMPULAN................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 4: PRAKTIKUM PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI "PENGENALAN ALAT-ALAT UNSUR IKLIM"

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Manusia hidup di Bumi pasti tidak akan terpisah dengan lingkungan.

Dalam lingkungan itu sendiri terdapat unsur yang penting yaitu iklim atau

cuaca. Dikatakan iklim jika terbentuk dalam jangka waktu yang panjang dan

dikatakan cuaca jika terbentuk dalam jangka waktu yang singkat. Pada

setipa tempat tentunya memiliki iklim atau cuaca yang berbeda tergantung

dengan tofografi dan sebagainya.

Kita bisa merasakan keadaan udara sekitar hanya dengan

menggunakan indera. Tapi yang dirasakan oleh indera adalah sangat

subjektif. Karena seseorang dapat merasakan keadaan udara pada suatu saat

adalah panas sekali akan tetapi orang lain hanya merasakan panas biasa saja.

Untuk menghilangkan subjektivitas ini kemudian digunakan alat-alat

pengamatan.

Tonggak pertama dalam perkembangan pertanian meteorologi adalah

ketika Galileo menemukan termometer (1593) dan Toricelli menemukan

barometer (1643). Tetapi penyempurnaan peralatan tersebut harus dilakukan

baik dalam prinsip dan mekanismenya maupun ketelitian alat-alat pengamat

komponen cuaca.

Banyaknya alat-alat yang digunakan dalam mengetahui iklim pada

suatu tempat, mengharuskan kita untuk mengeanal dan memahami alat-alat

tersebut. Oleh karena itu, dilakukanlah praktikum pengenalan alat-alat

pengukur unsur iklim.

1.2. Tujuan Praktikum

1) Mengenal dan memahami fisik alat pengukur unsur-unsur iklim

2) Mengenal dan memahami fungsi dan bagian-bagian alat pengukur

unsur-unsur iklim

Page 5: PRAKTIKUM PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI "PENGENALAN ALAT-ALAT UNSUR IKLIM"

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Meteorologi atau ilmu cuaca adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji

peristiwa-peristiwa cuaca dalam jangka waktu dan ruang terbatas. Klimatologi

adalah ilmu pengetahuan yang juga mengkaji tentang gejala-gejala cuaca, tetapi

sifat-sifat dan gejala-gejala cuaca tersebut mempunyai sifat umum dalam jangka

waktu dan daerah yang luas di atmosfer permukaan bumi (Rafii, 1995).

Klimatologi adalah ilmu yang membahas atau menerangkan tentang

iklim , bagaimana iklim itu dapat berbeda pada suatu tempat dengan tempat

lainnya (Kartasapoetra, 1993).

Agroklimatologi berasal dari kata Agro: tanaman dan Klimatologi: ilmu

iklim. Agroklimatologi adalah ilmu iklim yang mempelajari tentang hubungan

antara unsur-unsur iklim dengan proses kehidupan tanaman.Yang dipelajari dalam

agroklimatologi adalah bagaimana unsur-unsur iklim itu berperan di dalam

kehidupan tanaman. Kita akan mempelajari bagaimana agar fotosintesis bisa

tinggi, respirasi optimal, transpirasi normal, sehingga hasil bisa tinggi. Arah dari

ilmu ini adalah bagaimana fotosintesis bisa lebih tinggi dari Respirasi yang

dipengaruhi unsur udara dan air (Wisnubroto, et al, 1983).

Ruang lingkup agroklimatologi adalah Atmosfer : kumpulan berbagai gas

yang menyelubungi hidrosfer, Hidrosfer : ruang berisi air terutama lautan, Litosfer

: ruang yang berisi zat padat berupa batuan bola bumi mengalami rotasi dan

revolusi:, Rotasi adalah perputaran bumi pada sumbunya yang menyebabkan

terjadinya siang dan malam, sedangkan revolusi adalah perputaran bumi

mengelilingi matahari yang menyebabkan terjadinya perbedaan iklim

((Wisnubroto, et al, 1983).

Iklim merupakan satu sumber daya alam yang cukup penting untuk

membentuk lahan maupun dalam berbagai aktivitas makhluk hidup. Iklim terdiri

atas beberapa anasir penyusunnya antara lain : suhu dan kelembaban udara,

radiasi matahari, curah hujan, kecepatan angin, evaporasi, dan lain-lain. Salah satu

anasir iklim yang cukup penting di kawasan tropika adalah curah hujan, terutama

dalam sebarannya per tahun, sering curah hujan melimpah bahkan menimbulkan

Page 6: PRAKTIKUM PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI "PENGENALAN ALAT-ALAT UNSUR IKLIM"

banjir, (melebihi daya tampung) tetapi sering pula terdengar bahaya kekeringan

disana-sini pada lain kesempatan (Aminah dan Attaqi, 1983).

Sebagai suatu gejala alam, iklim berimplikasi skala global dan oleh sebab

itu pengendaliannya berada diluar kemampuan manusia. Satu-satunya jalan yang

bisa ditempuh adalah penyesuaian segala tindakan pada keadaan iklim. Ini hanya

bisa dilakukan bila iklim dan embutannya (fluktuasinya) diketahui disetiap tempat

pada setiap waktu. Walaupun penyesuaian ini tidak akan serasi sepenuhnya

namun merupakan salah satu jalan untuk menciptakan pertanian yang tangguh,

yaitu tahan gocangan iklim dan lentur menghadapi goncangan lainnya (Anonim,

1983).

Informasi mengenai kejadian-kejadian ekstrim misalnya curah hujan,

gempa bumi dan lain-lain sangat banyak yang memerlukannya, maka untuk

meningkatkan peayanan jasa meteorologi dan geofisika diperlukan suatu metode

yang dapat digunakan untuk mengestimasi kejadian-kejadian ekstrim (Anonim,

1983).

Pesawat-pesawat metorologi dapat bekerja secara alami, artinya dapat

mengukur gejala-gejala cuaca apabila pesawat-pesawat tersebut dipergunakan

secara tepat. Banyak faktor yang mempengaruhi ketepatan kerja pesawat

meteorologi. Pertama faktor alam itu sendiri, kedua faktor bentuk dan wujud

benda (padat, cair, gas), dan ketiga faktor manusia yang mengamati gejala kerja

pesawat itu (Rafii, 1995).

Pesawat-pesawat cuaca itu ada yang harus langsung ditempatkan di

lapangan, tetapi harus terlindung dari pengaruh sampingan seperti pemanasan

langsung oleh matahri, bangunan (building), pohon-pohon, atau bahaya alam

lainnya. Pesawat-pesawat tersebut harus dari pengaruh langsung pemantulan

panas dari penyinaran matahari. Untuk memenuhi persyaratan ini orang membuat

sangkar atau gubuk cuaca (meteorologi box). Sangkar cuaca tersebut harus

memiliki dinding yang tidak menyerap radiasi matahari, tetapi udara dapat

berhubungan bebas (ventilasi cukup). Kebanyakan sangkar cuaca itu ditempatkan

di lapangan terbuka, datar, bervegetasi rumput pendek, dan dicat putih. Dalam

sangkar cuaca dapat ditempatkan Barograf, Termograf, Hidrograf,

Page 7: PRAKTIKUM PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI "PENGENALAN ALAT-ALAT UNSUR IKLIM"

Termohidrograf (kombinasi), Termometer maksimum, Termometer minimum,

dan Psikrometer (Rafii, 1995).

Ada alat yang boleh atau harus ditempatkan terkena radiasi matahari,

seperti Shunsing-recorder. Sedangkan Rain-gauga harus bebas menangkap

curahan air hujan. Mangkuk anemometer dan Wind-direction ditempatkan 10-15

meter diatas permukaan tanah (Rafii, 1995).

Termometer tanah harus terhindar dari penyinaran langsung matahari

sebab fungsinya untuk mengukur suhu tanah, tetapi harus juga terhindar dari

gangguan dalam tanah. Untuk ini termometer tersebut (50 dan 100 cm)

ditempatkan dalam tabung logam yang dibenamkan dalam tanah (Rafii, 1995).

Tidak semua alat itu dapat mengadakan recording di lapangan terbuka,

karena terhindar dari hujan dan radiasi matahari. Pesawat-pesawat tersebut harus

diletakkan disuatu ruang tertutup dan laboratorium, tetapi dapat bekerja karena

dihubungkan dengan transmitter oleh kabel magnetik. Alat atau pesawat di

laboratorium tersebut ialah Combination Anemometer, Electronic Polyrecorder,

Rain Gauge (recorder), dan pesawat atau alat meteorologi kecil seperti Anoroid

Barometer, Psycrometer, Barometer Standard, Altimeter, dan Chronometer serta

semua perlengkapan recording dan juga komputer sangat penting untuk mengolah

data meteorologi (Rafii, 1995).

Page 8: PRAKTIKUM PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI "PENGENALAN ALAT-ALAT UNSUR IKLIM"

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu Pelaksanaan

Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 13 Oktober 2014 di

Laboratorium Tanah Universitas Mercu Buana Yogyakarta.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan dan alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai

berikut :

1) Alat tulis

2) Berbagai macam alat pengukur unsur iklim

3.3. Cara Kerja

1) Praktikan diperkenalkan alat-alat pengukur unsur iklim dalam pertanian

serta dijelaskan tentang hal-hal yang berhubungan dengan alat tersebut

2) Praktikan mengamati alat-alat pengukur anasir cuaca, kemudian

mencatat nama dan kegunaan alat tersebut, satuan dan katelitian

pengamatan, keterangan singkat dasar prinsip kerja dan cara kerja, serta

cara pemasangan dan cara pengamatan

3) Praktikan menggambar satu persatu alat-alat tersebut dan menyebutkan

bagian-bagiannya.

Page 9: PRAKTIKUM PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI "PENGENALAN ALAT-ALAT UNSUR IKLIM"

Pena/Penera Grafik

Pegangan

Tuas Stop

Speedmeter

Jarum Penunjuk Kecepatan Angin

Baling-balingberbentuk mangkuk

(Cup)

Speedmeter

Baling-baling

Jarum Penunjuk Kecepatan Angin

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Dari praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil sebagai

berikut :

Tabel 1. Alat-alat pengukur unsur iklim

No Nama Alat Gambar Fungsi

1 Ombrograf Mengukur curah

hujan secara

otomatis

2 Cup

Anemometer

Mengukur

Kecepatan Angin

3 Manual

Anemometer

Mengukur

Kecepatan Angin

4 Digital

Anemometer

Mengukur

Kecepatan Angin

Silinder Kertas Grafik(Pias)

Digital Speedmeter/Layar Panel

Kabel

Tombol On/Off

Baling-baling

Corong Penadah

Penampung besar

Tabung pengeluaran

Page 10: PRAKTIKUM PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI "PENGENALAN ALAT-ALAT UNSUR IKLIM"

5 Termometer

Bola Basah

dan Bola

Kering

(Psycrometer)

Mengukur

kelembaban

nisbi udara

6 Termometer

Biasa

Mengukur suhu

udara

7 Termometer

Tanah

Mengukur suhu

tanah

8 Termo-

hygrometer

Mengukur suhu

dan kelembaban

nisbi udara

9 Termometer

Maksimum

Minimum

Mengukur suhu

udara maksimum

dan minimum

Tabung AirSumbu

Reservoir

Termometer Bola Kering

Skala Kelembaban Udara (%)

Skala Suhu (˚C)

Jarum PenunjukSkala Kelembaban Udara

Jarum PenunjukSkala Suhu

Gantungan

Bulb

Pegangan tangan

Termometer Zat

Ujung sensor/Reservoir

Selubung pelindung termometer

Pipa kapiler berisi raksa atau alkohol

Termometer Bola Basah

Termometermaksimum

TermometerMinimum

Pipa kapilerberisi raksa

Page 11: PRAKTIKUM PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI "PENGENALAN ALAT-ALAT UNSUR IKLIM"

10 Lightmeter Mengukur

intensitas cahaya

11 Barometer Mengukur

tekanan udara

12 Altimeter Mengukur

ketinggian

tempat

13 Actinograf Mengukur

intensitas

penyinaran

secara otomatis

14 Termo-

hygrograf

Mengukur suhu

dan kelembaban

secara otomatis

4.2. Pembahasan

Iklim merupakan satu sumber daya alam yang cukup penting untuk

membentuk lahan maupun dalam berbagai aktivitas makhluk hidup. Iklim

terdiri atas beberapa anasir penyusunnya antara lain : suhu dan kelembaban

udara, radiasi matahari, curah hujan, kecepatan angin, evaporasi, dan lain-

lain. Untuk mengetahui keadaan iklim disuatu tempat maka dibutuhkan alat-

alat pengukur unsur iklim. Dalam praktikum diperkenalkan berbagai alat

pengukur unsur iklim, diantaranya :

Sensor cahaya

Tombol On/Off

Layar panel

TombolPengubah skala

Gantungan

Skala tekanan udara

Jarum PenunjukSkala tekanan udara

Skala ketinggian tempat

Jarum penunjukSkala ketinggian

tempat

Pena/peneragrafik

Penera grafik kelembaban

Silinder kertas grafik

Rambut

Penera grafik suhu

Silinder kertas grafik

Tuas

Lempeng logam putih

Lempeng logam hitam

Page 12: PRAKTIKUM PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI "PENGENALAN ALAT-ALAT UNSUR IKLIM"

1. Ombrograf

- Satuan Alat : mm

- Satuan Pengukuran : mm

- Cara Pemasangan :

Alat dipasang di lapangan terbuka, jauh dari pohon atau bangunan.

Jarak penakar ke pohon/bangunan paling sedikit sama tinggi dengan

pohon/bangunan tersebut. Alat dipasang tegak lurus.

- Cara pengamatan :

Dipasang kertas grafik (pias) pada silinder yang dapat berputar

secara otomatis karena daya sebuah jam. Pengamatan kertas grafik

dilakukan satu minggu sekali. Banyaknya curah hujan dalam satu

minggu dapat terbaca pada kertas grafik.

2. Cup Anemometer

- Satuan Alat : m/s

- Satuan Pengukuran : m/s

- Ketelitian Alat : 1 m/s

- Cara Kerja

Angin menggerakkan mangkuk anemo, lalu kecepatan angin akan

dicatat.

- Cara pemasangan :

Alat dipasang di atas tiang yang tingginya telah ditentukan.

Pemasangan ditempat terbuka, jarak benda yang terdekat paling

sedikit 10x tinggi benda tersebut.

- Cara pengamatan :

Tiap pagi pukul 07.00 dibaca angka yang terlihat pada alat pencatat

(speedmeter). Kecepatan angin / satuan waktu = besarnya

pembacaan kedua dikurangi angka pembacaan dibagi waktu antara

kedua pengamatan tersebut.

Page 13: PRAKTIKUM PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI "PENGENALAN ALAT-ALAT UNSUR IKLIM"

3. Manual Anemometer

- Satuan Alat : m/s

- Satuan Pengukuran : m/s

- Cara Kerja

Angin menggerakkan baling-baling, lalu kecepatan angin akan

ditunjukan oleh jarum penunjuk/pencatat.

4. Digital Anemometer

- Satuan Alat : m/s

- Satuan Pengukuran : m/s

- Cara Kerja

Angin menggerakkan baling-baling, lalu kecepatan angin akan

ditunjukan oleh layar digital penunjuk kecepatan.

5. Termometer Bola Basah dan Bola Kering (Psycrometer)

- Satuan Alat : ˚C atau ˚F

- Satuan Pengukuran : ˚C atau ˚F

- Cara Kerja

Termometer Bola Basah : Wet Bulb Temperature (Temperatur

bola basah), yaitu suhu bola basah. Sesuai dengan namanya “wet

bulb”, suhu ini diukur dengan menggunakan thermometer yang

bulbnya (bagian bawah thermometer) dilapisi dengan kain yang

telah basah kemudian dialiri udara yang ingin diukur suhunya.

Perpindahan kalor terjadi dari udara ke kain basah tersebut.

Kalor dari udara akan digunakan untuk menguapkan air pada

kain basah tersebut, setelah itu baru digunakan untuk memuaikan

cairan yang ada dalam thermometer.

Termometer Bola Kering : Dry Bulb temperature (Temperatur

bola kering),  yaitu suhu yang ditunjukkan dengan thermometer

bulb biasa dengan bulb dalam keadaan kering.

Page 14: PRAKTIKUM PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI "PENGENALAN ALAT-ALAT UNSUR IKLIM"

- Cara Pengamatan

Kedua thermometer tersebut dipasang pada statif dan diletakkan

pada sangkar meteo. Pada dasar alat diletakkan suatu tabung berisi

air. Ujung bola salah satu thermometer dibalut dengan sumbu yang

terhubung dengan air dalam tabung sehingga menjadi basah, inilah

yang disebut thermometer bola basah. Thermometer yang lain tidak

dihubungkan dengan sumbu basah, maka disebut thermometer bola

kering. Bila kedua thermometer tidak dihubungkan dengan sumbu

basah maka keduanya berfungsi sebagai thermometer kering.

- Cara Pemasangan

Dilakukan pada setiap pukul 07.00; 13.00; 18.00, dengan membaca

thermometer bola basah kemudian bola kering. Jika thermometer

berskala 0,2o C, pembacaan harus dilakukan sampai 0,1o C. Pada

waktu membaca, mata pengamat harus tegak lurus dengan ujung

kolom air raksa. Lembab nisbi dapat dicari dalam tabel berdasarkan

thermometer bola basah dan bola kering. Lembab nisbi dapat juga

dilakukan dengan membuat persamaan berdasarkan data temperatur

pada pembacaan skala thermometer bola basah dan bola kering.

Baca skala yang ditunjuk oleh air raksa pada bola kering, itulah

temperatur udara. Baca juga skala pada bola basah, catat, itulah

temperatur udara saat kelembaban 100%. Jadi bila suhu bola kering

diketahui maka dapat dibuat persamaan untuk menentukan

kelembaban saat itu.

6. Termometer Biasa

- Satuan Alat : ˚C

- Satuan Pengukuran : ˚C

- Ketelitian Alat : 0,1 ˚C

- Cara Kerja :

Air raksa naik jika suhu naik dan sebaliknya

- Cara pengamatan

Page 15: PRAKTIKUM PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI "PENGENALAN ALAT-ALAT UNSUR IKLIM"

Suhu udara dapat dibaca pada skala thermometer, mata pengamat

harus tegak lurus terhadap kolom air raksa, pengamatan dilakukan

tiga kali sehari, pada pukul 07.00, 13.00/14.00, dan 18.00

7. Termometer Tanah

- Satuan Alat : ˚C

- Satuan Pengukuran : ˚C

- Ketelitian Alat : 0,1 ˚C

- Cara Kerja

Termometer ditancapkan pada kedalaman yang diinginkan (0-10

cm), atau yang akan diamati, perubahan panas yang diterima oleh

sensor akan memuaikan air raksa menunjukan skala tertentu pada

saat itu.

- Cara Pemasangan

Masukkan thermometer ke dalam lubang yang dibuat pada

kedalaman tertentu (menggunakan bor tanah). Isilah lagi antara

thermometer dan tanah asli dengan tanah hasil galian jika memang

ada yang digali. Suhu pada kedalaman tertentu dapat dibaca pada

skala thermometer.

8. Termohygrometer

- Satuan alat : ºC dan %

- Satuan pengukuran : ºC dan %

- Ketelitian alat : 5ºC dan 1%

- Cara Kerja :

Alat digantung dan biarkan dengan interval tertentu, lihat jarum

yang menunjuk skala kelembaban itulah kelembaban serta jarum

yang menunjuk skala suhu itulah suhu.

- Cara Pengamatan

Pada waktu pengamatan alat harus terlindung dari pengaruh sinar

matahari langsung, hujan dan sebagainya; atau sebaiknya diletakkan

Page 16: PRAKTIKUM PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI "PENGENALAN ALAT-ALAT UNSUR IKLIM"

dalam sangkar meteo. Alat ini langsung menunjukkan besarnya

kelambaban nisbi dan suhu udara.

9. Termometer Maksimum-Minimum

- Satuan Alat : ºC

- Satuan Pengukuran : ºC

- Cara kerja :

Termometer Maksimum : dilakukan pada ujung kolom air raksa.

Setelah dilakukan pembacaan posisi air rasa dalam pipa kapiler

harus dikembalikan ke keadaan suhu waktu itu. Cara

mengembalikan adalah dengan memegang ujung dari

termometer kemudian hentakkan kebawah secara santai, ulangi

beberapa kali hingga suhu yang ditunjukkan sama dengan suhu

pada thermometer bola kering.

Termometer Minimum : dilakukan pada ujung indeks yang lebih

dekat miniskus alcohol. Setelah melakukan pembacaan pada

termometer minimum ini, posisi indeks harus dikembalikan lagi

pada keadaan suhu pada waktu itu. Caranya adalah dengan

mengangkat bagian reservoir keatas hingga indeks turun kearah

ujung skala.

10. Lightmeter

- Satuan Alat : Lux

- Satuan Pengukuran : Lux

- Cara Kerja :

Sistem kerja dari peralatan lightmeter menggunakan sensor cahaya.

- Cara Pemasangan

Alat tersebut cukup diletakkan di atas meja, atau dipegang setinggi

75cm dari atas permukaan lantai. Maka layar penunjuk dari

lightmeter tersebut akan menunjukkan angka yang merupakan nilai

dari intensitas pencahayaan.

Page 17: PRAKTIKUM PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI "PENGENALAN ALAT-ALAT UNSUR IKLIM"

11. Barometer

- Satuan Alat : mbar

- Satuan Pengukuran : mbar

- Cara kerja :

Jika terjadi perbedaan tekanan udara, jarum akan menunjukan

tekanan udara tersebut

12. Altimeter

- Satuan Alat : meter

- Satuan Pengukuran : meter

- Cara kerja :

Alat dibawa pada suatu tempat, maka jarum penunjuk akan

menunjukkan ketinggian ditempat tersebut.

13. Actinograf

- Satuan Alat : cm2

- Satuan Pengukuran : kal/cm² per hari

- Ketelitian Alat : 1 cm²

- Cara Kerja :

Logam putih memantulkan radiasi yang jatuh kepermukaan, sedang

logam hitam bersifat menerimanya sehingga perbedaan murni akan

dapat menunjukkan besarnya intensitas radiasi matahari yang

ditangkap oleh sensor. Alat ini berprinsip pada beda muai logam

hitam-putih yang memiliki sifat berlawanan terhadap adanya cahaya.

Perbadaan muai inilah yang digunakan untuk menunjukkan besarnya

intenstas matahari yang ditangkap sensor. Sebagai standar, kubah

kaca harus permiable untuk panjang gelombang untuk panjang

gelombang 0,28-2,8 angstrom. Untuk memberikan rekaman yang

baik maka alat ini harus ditempatkan ditempat yang lebih luas.

Page 18: PRAKTIKUM PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI "PENGENALAN ALAT-ALAT UNSUR IKLIM"

14. Termohigrograf

- Satuan Alat : ºC dan %

- Satuan Pengukuran : ºC dan %

- Ketelitian Alat : 5ºC (termometer) dan 0,5% (higrometer)

- Cara Kerja

Terdapat sensor rambut yang dapat mengembang untuk mengetahui

temperatur dengan mencatat otomatis. Jika temperatur naik, sensor

rambut akan menggerakkan tangkai pena keatas, dan sebaliknya.

Sensor rambut pada alat ini juga sebagai indikasi kelembaban nisbi

udara. Bila udara lembab rambut mengembang, menggerakkan

engsel, diteruskan ketangkai pena sehingga tangkai pena naik.

Begitu juga sebaliknya

- Cara Pemasangan :

Alat ini dipasang didalam sangkar agar tidak terkena sinar matahari

atau hujan dan angin secara langsung.

Page 19: PRAKTIKUM PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI "PENGENALAN ALAT-ALAT UNSUR IKLIM"

BAB V

KESIMPULAN

Dari uraian-uraian diatas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Setiap alat-alat pengukur unsur iklim memiliki fisik, bagian dan fungsinya

masing-masing.

2. Alat-alat pengukur unsur iklim diantaranya ombrograf untuk mengukur curah

hujan, cup anemometer,manual anemometer, dan digital anemometer untuk

mengukur kecepatan angin, barometer untuk mengukur tekanan udara,

altimeter untuk mengukur ketinggian tempat, termometer bola basah dan bola

kering untuk mengukur kelembaban nisbi udara, actinograf untuk mengukur

intensitas penyinaran secara otomatis, dan termohigrograf untuk mengukur

kelembaban dan suhu udara secara otomatis.

3. Mengenali dan memahami alat-alat pengukur unsur iklim diperlukan agar

mudah dalam penggunaan atau perawatan.

Page 20: PRAKTIKUM PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI "PENGENALAN ALAT-ALAT UNSUR IKLIM"

DAFTAR PUSTAKA

Aminah, S.L. dan Attaqi, R. 1983. Curah Hujan, Suhu dan Kelembaban Udara,

serta Neraca Lengas di DAS Cisanggarung Bagian Hulu. Fakultas

Pertanian. UGM. Yogyakarta.

Benyamin Lakitan. 1994. Dasar-dasar Klimatologi. PT. Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

Kartasapoetra, A.G. 1993. Klimatologi. Bumi Aksara. 134p.

Prawiroardoyo, S. 1996. Meteorologi. Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Rafii, S. 1995. Meteorologi dan Klimatologi. Penerbit Angkasa. Bandung.