agroklimatologi kelapa sawit | oleh tim agroklimatologi ... · created date: 11/28/2012 10:19:13 am

6
I i. I I I \ WARTA PPKS 1996. Vol. 4(3) z 137 'r42 I-/IPORAN PENELITIAN K,{IIAN MODIFIKASI KEKERINGAN PADA PENDAHULUAN Kekeringan sering daPat menim- bulkan masalah pada pertanaman kelapa sawit dan merupakan salah satu faktor yang nyata mempengaruhi pertumbuhan serta produksi kelapa sawit. Masalah yang timbul berupa terganggunya pertumbuhan serta penurunan produksi dapat mencapai I0 - 40% dari potensi normal, tergang- gunya program penanaman baru, serta dampak ikutan gangguan hama dan rawan kebakaran. Areal perkebunan kelaPa sawit yang sering mengalami kekeringan di Indonesia terdapat di Lampung, Sumatera Selatan, Jawa Barat dan Kalimantan Timur. Luas areal tersebut diperkirakan mencapai 400.000 ha atau sekitar 20% dari total luas areal kelapa sawit di Indo- nesia. Kekeringan pada areal tersebut terjadi secara periodik 3 - 5 tahun sekali seperti terjadi pada tahun 1982,1987,1991' dan 1994. IKLIM MIKRO DAN MASALAH PERTANAMAN KEI.APA SAWIT r Hasril H. Siregar, Amir Purba dan Z. Poeloengan NNGKASIN Modifikasi iklim mikro merupakan salah satu pendekatan dan upaya untuk menga- tasi masalah kekeringan pada pertanaman kelapa sawit. Modifikasi iklim mikro yang dapat dilakukan diarahkan untuk mengurangi kehilangan air melalui Penguapan. Upaya dan usaha yang dapat dilakukan di antaranya melalui pembuatan rorak pemasangan penghalang angin, pemberian mulsa serta pengaturan kegiatan pemeliharaan. Dalam menghadaPi kekeringan, para pekebun dan pengusaha perkebunan kelapa sawit dengan luas areal ratusan sampai ribuan hektar masih belum dapat berbuat banyak. Tindakan yang umum dilakukan masih terbatas pada penjagaan areal dari kemungkinan terjadinya keba- karan. Pada waktu musim kemarau Yang mengakibatkan kekeringan sebenarnya terdapat limpahan energi matahari yang cukup besar, sehingga merupakan potensi bagi berlangsungnya fotosintesis yang tinggi. Namun demikian, faktor keku- rangan air (defisit air) merupakan masalah yang dapat mengganggu tanaman kelapa sawit. Faktor kekurangan air ini di sam- ping disebabkan sedikitnya curah hujan, juga disebabkan oleh tingginya laju kehi- langan air melalui penguapan. Penguapan meruPakan gejala Pen- ting dalam iklim mikro, di samping itu juga merupakan suatu gejala yang rumit. Di- L37

Upload: others

Post on 08-Dec-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Agroklimatologi Kelapa Sawit | Oleh Tim Agroklimatologi ... · Created Date: 11/28/2012 10:19:13 AM

I

i.III

\

WARTA PPKS 1996. Vol. 4(3) z 137 'r42

I-/IPORAN PENELITIAN

K,{IIAN MODIFIKASI

KEKERINGAN PADA

PENDAHULUAN

Kekeringan sering daPat menim-bulkan masalah pada pertanaman kelapa

sawit dan merupakan salah satu faktoryang nyata mempengaruhi pertumbuhanserta produksi kelapa sawit. Masalah yang

timbul berupa terganggunya pertumbuhan

serta penurunan produksi dapat mencapai

I0 - 40% dari potensi normal, tergang-gunya program penanaman baru, sertadampak ikutan gangguan hama dan rawan

kebakaran.

Areal perkebunan kelaPa sawityang sering mengalami kekeringan diIndonesia terdapat di Lampung, Sumatera

Selatan, Jawa Barat dan KalimantanTimur. Luas areal tersebut diperkirakanmencapai 400.000 ha atau sekitar 20%

dari total luas areal kelapa sawit di Indo-nesia. Kekeringan pada areal tersebutterjadi secara periodik 3 - 5 tahun sekaliseperti terjadi pada tahun 1982,1987,1991'

dan 1994.

IKLIM MIKRO DAN MASALAH

PERTANAMAN KEI.APA SAWIT

r

Hasril H. Siregar, Amir Purba dan Z. Poeloengan

NNGKASIN

Modifikasi iklim mikro merupakan salah satu pendekatan dan upaya untuk menga-

tasi masalah kekeringan pada pertanaman kelapa sawit. Modifikasi iklim mikro yang dapat

dilakukan diarahkan untuk mengurangi kehilangan air melalui Penguapan. Upaya dan usaha

yang dapat dilakukan di antaranya melalui pembuatan rorak pemasangan penghalang angin,

pemberian mulsa serta pengaturan kegiatan pemeliharaan.

Dalam menghadaPi kekeringan,para pekebun dan pengusaha perkebunan

kelapa sawit dengan luas areal ratusansampai ribuan hektar masih belum dapat

berbuat banyak. Tindakan yang umumdilakukan masih terbatas pada penjagaan

areal dari kemungkinan terjadinya keba-

karan.

Pada waktu musim kemarau Yangmengakibatkan kekeringan sebenarnyaterdapat limpahan energi matahari yang

cukup besar, sehingga merupakan potensi

bagi berlangsungnya fotosintesis yang

tinggi. Namun demikian, faktor keku-rangan air (defisit air) merupakan masalah

yang dapat mengganggu tanaman kelapa

sawit. Faktor kekurangan air ini di sam-

ping disebabkan sedikitnya curah hujan,juga disebabkan oleh tingginya laju kehi-langan air melalui penguapan.

Penguapan meruPakan gejala Pen-ting dalam iklim mikro, di samping itu juga

merupakan suatu gejala yang rumit. Di-

L37

Page 2: Agroklimatologi Kelapa Sawit | Oleh Tim Agroklimatologi ... · Created Date: 11/28/2012 10:19:13 AM

IIASRTL rt SIREGA& dkk

katakan rumit karena menyangkut suaturangkaian proses gerakan air pada tanah,tanaman dan atmosfer serta melibatkanpengubahan energi dan perubahan fase-nya. Selain itu penguapan juga salingmempengaruhi dengan unsur iklim lainnyaseperti radiasi matahari suhu dan angin(1).

Masalah kekeringan pada perta-naman kelapa sawit seperti beberapawaktu yang lalu diperkirakan masih akanterjadi pada masa mendatang, sehinggaupaya mengatasi masalah ini secara lebihtepat masih terus diperlukan. Salah satuupaya mengatasi masalah kekeringan iniadalah dengan pendekatan modifikasiiklim mikro.

MODIFIKASI IKLIM MIKRO

Hubungan timbal balik antara iklimmikro dengan pertanaman kelapa sawitmerupakan topik yang menarik untukdibahas, walaupun sampai saat ini belumbanyak dipahami. Dengan mempelajariiklim mikro maka banyak fenomena-feno-mena pertumbuhan dan perkembangantanaman kelapa sawit yang dapat dijelas-kan, selanjutnya modifikasi yang sesuaiakan dapat dilakukan. Seperti radiasi netoyang tersedia untuk berbagai proses me-tabolisme, penguapan dan kelembabankaitannya dengan perkembangan hamapenyakit, suhu udara dan tanah.

Kajian iklim mikro merupakankajian keadaan serta struktur renik prosesfisik di dekat permukaan hingga batas dimana pengaruh permukaan masih dirasa-kan (1). Selanjutnya dikemukakan bahwadibandingkan dengan iklim makro/global,iklim mikro biasanya menyangkut periodewaktu yang pendek. Jangkauan skala hori-zontal tidak begitu dipersoalkan, yang di-

138

pentingkan adalah jangkauan ke arah ver-tikal.

Dalam skala mikro, parameteriklim dipandang sebagai suatu proses padaatmosfer di sekitar pertanaman dan meru-pakan suatu fenomena yang dapat terjadiakibat adanya pertanaman kelapa sawit.Oleh karena itu proses-proses fisik lebihbanyak mendominasi dalam kajian danmodifikasi iklim mikro. Meskipun demi-kian disadari pula bahwa hubungan timbalbalik juga berlangsung. Proses-proses fisikjuga mengalami evolusi serta mendominasikeseluruhan hubungan sehingga di antaraspesies tanaman pada biosfer melakukankompetisi untuk mendapatkan kondisiyang optimum bagi pertumbuhan dan per-kembangannya.

Modifikasi iklim mikro merupakansuatu upaya merubah atau mengendalikanunsur-unsur iklim dalam skala mikro,sedemikian sehingga iklim berada dalamkondisi yang sesuai bagi kehidupan, dalamhal ini khususnya bagi tanaman. Sesung-guhnya semua cara modifikasi iklim mikrodapat dilakukan dengan pendekatan peng-ubahan neraca bahang (heat budget) ataukomponen- komponennya.

Neraca Bahang

Sebagai penentu utama iklimmikro, neraca bahang merupakan kesetim-bangan dinamik sebagai akibat dari suaturentetan proses pada atau di dekat permu-kaan (1). Yang pertama dari proses iniadalah pertukaran energi antara pan-caran surya dan permukaan, antara per-mukaan dengan lapisan di bawahnyamaupun antara permukaan dan lapisanudara sekitarnya. Pemindahan bahang/energi ke dan dari permukaan bisa terjadidalam bentuk pancaran (radiasi), hantaran(konduksi), olakan (konveksi) dan adveksi.

^|

)

Page 3: Agroklimatologi Kelapa Sawit | Oleh Tim Agroklimatologi ... · Created Date: 11/28/2012 10:19:13 AM

I(AIIAN MODIFIKASI IKLIM MAKRO DAN MASAIAH KEKERINGAN

t)

Kesetimbangan pancaran

Pertukaran antara energi surya danpermukaan dalam bentuk pancaran meng-hasilkan kesetimbangan pancaran. Bisadilihat dari segi panjang gelombang ataudari arah aliran atau gabungan keduanya.Dengan demikian bisa digambarkan secarasederhana hasil kesetimbangan radiasi,yakni radiasi neto Ro

RoRrr, + Rnl

di mana R,.,. adalah radiasi neto gelom-bang penddk* dan R-1 adalah radiasi netogelombang panjang.'Selanjutnya dapat di-jabarkan lagi sebagai berikut :

Rn R, + Rl-Rl

Rr, = Rs(l-a) + Rl-RL

di mana R" adalah radiasi gelombangpendek yang datang ke permukaan, R"adalah radiasi gelombang pendek yanfdipantulkan oleh permukaan, R1 adalahradiasi gelombang panjang yang s'ampai kepermukaan, R,1- adalah radiasi gelom-bang panjang yang dipancarkan oleh per-mukaan, serta a adalah koefisien peman-tulan (albedo).

Neraca Bahang Harian

Radiasi neto, R,, merupakan besaranenergi yang tertafan di permukaan dandigunakan untuk berbagai proses, sertadapat dirumuskan dalam persamaanneraca bahang berikut (1).

Rn=LE+A+s+Xi

di mana R' adalah radiasi neto, kompo-nen-komponen LE adalah bahang yang di-gunakan untuk penguapan yaitu evaporasiatau evapotranspirasi (L = bahanglaten

untuk penguapao, E = laju penguapan), Aadalah fluks bahang terasa (sensible heat)ke udara, S adalah perubahan simpananbahang tanah dan Xi adalah jumlahbahang yang disimpan di tajuk (fotosintesisdan metabolisme).

Selanjutnya dinyatakan, keterse-diaan bahang di permukaan pada suatuwaktu ditentukan oleh empat prosesberikut:

L. Penerimaan dan kehilangan bahanglewat pancaran (radiasi).

2. Pertukaran bahang oleh permukaandengan lapisan-lapisan di bawahnya.

3. Pertukaran bahang oleh permukaandengan lapisan-lapisan udara di atas-nya.

4. Kehilangan bahang karena penguapanair dari permukaan atau penerunaanbahang dari pelepasan bahang latenoleh pembentukan embun.

Cara modifikasi iklim mikro

Ada dua model modifikasi iklimmikro yang telah dikenal, yaitu : modifikasiiklim mikro terkendali penuh dan modelmodifikasi iklim mikro semi terkendali (4).

Modifikasi iklim mikro terkendali penuh

Model modifikasi iklim mikro ter-kendali penuh umumnya dilakukan didalam ruangan yang tertutup. Sebagaicontoh penggun aan Air Conditioner(AC) sebagai alat pengatur suhu udara didalam ruangan. Upaya pengaturan suhuudara ruangan melalui AC ini merupakanmodifikasi terhadap unsur suhu udaradengan tujuan agar kondisi udara di dalamruangan menjadi nyaman dan gairahkerjapun dapat nenjadi meningkat.

L39

Page 4: Agroklimatologi Kelapa Sawit | Oleh Tim Agroklimatologi ... · Created Date: 11/28/2012 10:19:13 AM

ITASRIL IL SIREGA& dkk-

Model modifikasi iklim mikro ter-kendali penuh bagi kepentingan pertaniandilakukan melalui pembuatan rumah kaca

atau Growth Chumber (Ruang Tumbuh).Melalui rumah kaca ini hampir secara ke-seluruhan unsur iklim seperti : suhu, ke-lembaban, cahaya dan kecepatan angindapat dikendalikan sesuai dengan persya-ratan tumbuh dan berproduksinya suatutanaman. Dengan adanya usaha modifikasiiklim mikro secara terkendali ini usahapertanian menjadi tidak tergantung lagiterhadap perubahan musim. Namun modelmodifikasi terkendali penuh ini memerlu-kan banyak biaya utamanya dalam pema-kaian energi listrik.

Modifikasi iklim mikro semi terkendali

Modifikasi iklim mikro semi ter-kendali merupakan modifikasi iklim secaramikro terhadap satu atau dua unsur iklimdi alam terbuka. Dikatakan semi terken-dali karena tidak mungkin dapat mengen-dalikan semua pengaruh karagaman unsuriklim secara luas di alam atau suatu arealterbuka.

Model ini pada dasarnya dilakukanmelalui cara manipulasi bentuk dan kon-disi permukaan tanah. Tujuannya untukmenghasilkan salah satu unsur iklim men-jadi mendukung kenyamanan (contfort)bagi pertumbuhan tanaman. Contohnyaupaya mengendalikan suhu tanah agar per-bedaan antara suhu tanah pada siang haritidak terlalu berbeda dengan suhu tanahpada malam hari.

Hal ini dapat dilakukarr melalui pe-rubahan warna permukaan tanah denganpemberian mulsa atau merubah bentukpermukaan menjadi bentuk guludan-guludan. Pada dasarnya pengubahan suhutanah adalah menggunakan satu dari ke-tiga prinsip berikut (1), yaitu :

1. Merubah jumlah masukan khususnyaR. (1 - a).

2. Merubah satu atau lebih sifat fisiktanah (p, c, atau t).

3. Merubah neraca bahang atau kompo-nennya.

Modifikasi semi terkendali lainnyayaitu upaya menjaga kadar air tanah (ke-lengasan tanah), melalui cara pemasanganpenghalang angin dengan tunaman ta-hunan atau dengan teknik pemakaianmulsa. Upaya ini pada umumnya tidak ter-lalu banyak memerlukan biaya dan dapatditerapkan pada areal yang luas.

Pada daerah atau suatu areal perta-naman yang seringkali mengalami keke-ringan, dimana sering mengalami masalahkekurangan air, suhu udara yang tinggi danhembusan angin yang kencang, modelmodifikasi iklim mikro semi terkendali inimerupakan upaya yang dapat dit-erapkan.Cara pelaksanaannya diantaranya melaluipemasangan penghalang angin atau pem-berian mulsa.

Penghalang Angin (Wind Break)adalah bentuk pen$halang yang dibuat darisuatu bahan atau jenis tanaman yangkokoh dan diatur sedemikian rupa gunamengurangi kecepatan angin yang ber-hembus di suatu daerah. Pengaruh lan-jutan dari adanya penghalang angin adalahterjadi perubahan iklim mikro.

Perubahan iklim mikro akibat peng-halang angin adalah berkurangnya peng-uapan, meningkatkan kelembaban udaradan suhu siang hari menjadi lebih rendah.Selain itu mengakibatkan terjadinyaembun dan memperlancar laju fluks COZ.Efek yffigterakhir ini memperlancar pro-

Page 5: Agroklimatologi Kelapa Sawit | Oleh Tim Agroklimatologi ... · Created Date: 11/28/2012 10:19:13 AM

II

t

IItI

KAJIAN MODIFIKASI IKLIM MAKRO DAIV I\{A${L{I KEKERINGAN

)-

)

ses metabolisme tanaman, sehingga pro-duksi tanaman menjadi berpotensi tinggi(3).

Pengaruh penghalang angin ter-hadap kecepatan angin dapat mencapai50% dari kecepatan sebelumnya padajarak L,5 - tZ kati tinggi penghalurg 1H;dan penguarangan kecepatan secara mak-simum terjadi pada jarak 4 - 8 H. Artinya,apabila ada penghalang angin setinggi 3 m,maka kecepatan angin akan berkurangmencapai setengah dari kecepatan sebe-lumnya hingga jarak 4,5 - 36 m di balikpenghalang dan pengurangan kecepatanmaksinum terjadi pada jarak L2 - 24 m (4).

Pengaruh berkurangnya kecepatanangin pada daerah di balik penghalang,selain dipengaruhi oleh tingginya tanamanjuga dipengaruhi oleh kekokohan dankerapatan penghalang. Hasil penelitian (2)dilaporkan bahwa, kerapatan penghalangangin yang paling efisien adalah dengankerapatan 50Vo. Jadi tidak tertutup rapat.Pada penghalang dengan kecepatan 507oini penurunan kecepatan angin mampumencapai 8lVo-nya hingga jarak 27 H.

Pemberian Mulsa

Mulsa diberikan sebagai bahanyang disebarkan di atas permukaan tanahuntuk melindungi pertumbuhan tanamanatau lapisan tanah yang lebih dalam daripengaruh yang tidak diinginkan denganberbagai cara.

Jenis mulsa dapat digolongan kedalam jenis mulsa tradisional seperti :

jerami, debu, daun-daunan atau kerikildan jenis mulsa artifisial (buatan) sepertiplastik (berwarna atau transparan), alu-minium foil atau bahan-bahan kimia se-perti aspal latek cair dan sejenisnya.

Pengaruh pemberian mulsa di ataspermukaan, berkaitan langsung denganperubahan kesetimbangan energi di sekitarpermukaan. Perubahan secara nyata yangdidapat adalah berubahnya suhu tanah disekitar permukaan. Selain itu kandunganair tanah menjadi lebih stabil, karena pro-ses penguapan dari tanah terhambat olehadanya mulsa.

KEKERINGAN PADA KELAPA SAWIT

Masalah kekeringan pada pertanamankelapa sawit

Jeluk hujan di bawah normal yangberkepanjangan dari waktu ke waktu akanmenimbulkan kemarau panjang, mengaki-batkan kekeringan dan sering disertaidampak yang tidak diinginkan. Kekeringanmerupakan akibat gejala cuaca yang tidakdapat dihindarkan, tetapi dampaknya da-pat dikurangi dengan tindakan antisipatifyang tepat.

Kekeringan akibat musim kemaraudan adanya musim hujan merupakanpenyebab utama fluktuasi hasil tandanbulanan pada tanaman kelapa sawit.Fluktuasi tersebut bukan disebabkan per-bedaan berat tandan melainkan karenaperbedaan jumlah tandan dan hal inimempengaruhi penyebaran panen yangmerupakan komponen penting dalamhubungannya dengan hasil/produksi (5).

Tanaman kelapa sawit yang meng-alami keadaan tertekan karena kekeringanakan turun hasilnya sebagai akibat me-ningkatnya jumlah bunga jantan dibandingjumlah bunga betina. Keadaan tersebutakan menyebabkan keragaman yang tajamselama masa perkembangan organ sekssampai pemasakan tandan buah (6).

I4L

Page 6: Agroklimatologi Kelapa Sawit | Oleh Tim Agroklimatologi ... · Created Date: 11/28/2012 10:19:13 AM

{

I

ii

I

!Il

I

lI)

A

:/(

I

;

ITASRIL H. SIREGA& dkk

Upaya modifikasi iklim mikro Padatanaman kelapa sawit

Upaya dan usaha modifikasi iklimmikro untuk mengatasi masalah keke-ringan pada pertanaman kelapa sawit da-pat dilakukan di antaranya melalui : pem-

buatan rorak-rorak sebagai penamplung/

cadangan air, pem.asangan penghalangangin (Wirtd break), pemberian mulsaagar proses kehilangan air dapat dikurangiserta pengaturan kegiatan dengan meng-

hentikan sementara pembersihan ataupemeliharaan areal pertanaman.

Pembuatan rorak pada areal Per-tanaman kelapa sawit selain sebagai pe-nyangga pencucian pupuk, jugu pentingsebagai penampung cadangan air sertamenjaga kestabilan kelembaban perta-naman pada waktu musim kemarau.Sedangkan pembuatan embung bergunasebagai penampung cadangan air utama-nya untuk pembibitan yang sedang ber-langsung.

Pemasangan penghalang angin dannaungan utamanya dapat dilakukan sede-mikian sehingga bidang nol dapat bergerakke atas dan golak di atas pembibitan ber-kurang serta penguapan dapat dikurangi.

Pemberian mulsa pada pertanamankelapa sawit biasanya dilakukan denganmenebar pelepah-pelepah daun dari pe-mangkasan. Pelepah-pelepah daun disusunmerata di gawangan pertanaman. Selainitu pemanfaatan tandan kosong sebagaimulsa juga dapat dilakukan. Sedangkanpada pembibitan, pemberian mulsa biasa-nya dengan cangkang atau limbah solidpengolahan buah kelapa sawit. Pemberianmulsa seperti ini telah dikemukakan dapatmengurangi kehilangan air karena peng-uapan utamanya pada waktu musimkemarau.

KESIMPULAN

Modifikasi iklim mikro dapat di-lakukan sebagai upaya mengurangi dam-pak kekeringan pada pertanaman kelapasawit. Modifikasi yang dapat dilakukandiarahkan untuk mengurangi kehitanganair melalui penguapan atau komponenbahang untuk penguapan (LE) padaneraca bahang. Pemberian mulsa, peng-halang angin, menghentikan pemeliharaanpada prinsipnya adalah mengurangi kehi-langan air melalui penguapan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

1. BIATAN DE ROZAzu, M. 1987. Iklim Mikro.

Prograur Pasca sarjana, IPB. Bogor.

2. CHANG, JEN-HU. 1974. Clinrate and Agri-culture : Art Ecological Survey. AldinePubl. Co. Chicago.

3. GRIFFITFIS, J. F. 1976. Climate and Envi-

ronnlent, The atmospheric impact on

man. Paul Elek. London"

4. KARSIDI A. 1989. Modifikasi iklin mikro di

daerah beriklim kering. Majalah BPPT.

Badan Pengkajian dan PenerapanTeknologi. Jakarta No. XXXV/1989.

5. TUIi.NER, P.D.1977. Effects of drought on oil

palm yields in South East Asia and the

South Pacific Region. In InternationalDevelopment in Oil Palm. Incorporated

Society of Planters, Kuala Lumpur.

6. WAHID, M.8., A.H. HASAN, and A.T.MOHAMMED. 1985. Trends of oilpalm yield in Malaysia as affected by

Elaedobius kamerunicus. Pqper pre-

sented at Syntposium "Oil Palm". Pusat

Penelitian Marihat, Medan. 1

(

Il

)

1,42