praktikum mesin pengolahan pertanian

38
ACARA IV PENGENALAN DASAR ALAT DAN MESIN PENANAM DAN KALIBERASI SEEDER SERTA PENGENALAN MESIN PENANAM PADI (RICE TRANSPLANTER) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam bidang pertanian kegiatan penanaman merupakan salah satu kegiatan yang cukup penting dan juga menentukan hasil pertanian. Dalam praktikum sebelumnya kita dapat mengetahui bahwa perkembangan pertanian meliputi pekembangan alat/mesin pengolahan tanah. Namun tidaklah hanya sampai disana, dalam kegiataan penanam juga memiliki perkembangan terutama terkait dengan alat/mesinnya. Alat/mesin pertanian selalu berkembang sejalan dengan berkembangnya tingkat peradaban manusia. Walaupun demikian, para petani di Indonesia belum mengetahui adanya alat/mesin penanam. Petani Indonesia masih memakai cara-cara tradisional dalam kegiatan penanaman, cara-cara itu selain menghabiskan tenaga dan waktu, juga menghabiskan biaya. Dengan demikian sudahlah menjadi kewajiban kita sebagai seorang mahasiswa teknik pertanian untuk memperkenalkan alat/mesin penanam yang modern tersebut sehingga dengan penggunaan alat/mesin penanam diharapkan menghemat waktu dan tenaga. Hasil yang didapat akan lebih 7

Upload: bellewannaknow

Post on 10-Jun-2015

4.214 views

Category:

Documents


25 download

TRANSCRIPT

Page 1: praktikum mesin pengolahan pertanian

ACARA IV

PENGENALAN DASAR ALAT DAN MESIN PENANAM

DAN KALIBERASI SEEDER SERTA PENGENALAN MESIN PENANAM PADI

(RICE TRANSPLANTER)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam bidang pertanian kegiatan penanaman merupakan salah satu

kegiatan yang cukup penting dan juga menentukan hasil pertanian. Dalam praktikum

sebelumnya kita dapat mengetahui bahwa perkembangan pertanian meliputi

pekembangan alat/mesin pengolahan tanah. Namun tidaklah hanya sampai disana,

dalam kegiataan penanam juga memiliki perkembangan terutama terkait dengan

alat/mesinnya. Alat/mesin pertanian selalu berkembang sejalan dengan

berkembangnya tingkat peradaban manusia. Walaupun demikian, para petani di

Indonesia belum mengetahui adanya alat/mesin penanam. Petani Indonesia masih

memakai cara-cara tradisional dalam kegiatan penanaman, cara-cara itu selain

menghabiskan tenaga dan waktu, juga menghabiskan biaya. Dengan demikian

sudahlah menjadi kewajiban kita sebagai seorang mahasiswa teknik pertanian untuk

memperkenalkan alat/mesin penanam yang modern tersebut sehingga dengan

penggunaan alat/mesin penanam diharapkan menghemat waktu dan tenaga. Hasil

yang didapat akan lebih memuaskan dibanding dengan memakai cara tradisional.

Selain meringankan dalam kegiatan penanaman juga dapat mengetahui dosis

penggunaan benih yang tepat yang telah diperhitungkan sebelum kegiatan

penanaman.

Kegiatan pemanenan merupakan salah satu tahapan di dalam budidaya

tanaman dan merupakan bagian awal dari proses pasca panen. Proses penanaman

padi ini tidak dapat menaikkan produksi, melainkan hanya untuk menekan

kehilangan gabah. Dengan adanya mesin pemanen maka pemanenan akan

dilaksanakan secara cepat, efisien dan efektif. Oleh karena itu, diperlukan suatu

7

Page 2: praktikum mesin pengolahan pertanian

keahlian dalam pengoperasian mesin pemanen, agar mesin pemanen dapat

digunakan secara efisien dan efektif. Untuk itu diperlukan pelatihan yang benar

dalam mengenalkan mesin pemanen.

Pada praktikum kali ini akan dikenalkan dua jenis alat dan mesin penanam,

yaitu Seeder dan Rice Transplanter serta cara pengkaliberasian alat/mesin penanam

dalam hal ini adalah Seeder. Seeder yang digunakan pada praktikum kali ini adalah

untuk menanam padi dan jagung. Penggunaan alat mesin pertanian untuk

penanaman tersebut dapat memudahkan petani dalam melakukan penyebaran

benih maupun penanaman bibit.

A. Tujuan

1. Mengetahui watak laku teknis dari mesin penanam.

2. Mengetahui pengaturan bagian-bagiannya dalam kaitannya dengan

penggunaan mesin penanam tersebut untuk melakukan penanaman suatu

jenis tanaman dengan dosis penggunaan benih tertentu.

B. Manfaat

Dengan adanya praktikum pengenalan dasar alat dan mesin penanam dan

kaliberasi seeder ini, praktikan akan mempunyai kemampuan untuk mengidentifikasi

alat dan mesin pertanian.

Praktikum ini juga diharapkan dapat membantu praktikan dalam mengenali

dan memahami watak, perilaku teknis baik mesin penanam maupun seeder, hingga

pada bagian – bagiannya, beserta cara pengaturannya dalam hubungannya dengan

penggunaan mesin tersebut untuk melakukan penanaman suatu jenis tanaman

dengan pengunaan benih terrtentu.

Selain itu, praktikan juga dapat mempelajari kinerja mesin penanam padi

(rice transplanter) yang ditinjau dari berbagai aspek, seperti aspek mesin, aspek

tanaman, juga aspek teknik operasionalnya.

8

Page 3: praktikum mesin pengolahan pertanian

BAB II

DASAR TEORI

Alat dan mesin penanam adalah suatu peralatan yang digunakan untuk

menempatkan benih, tanaman, atau bagian tanaman pada areal yang telah

disiapkan baik di dalam ataupun di atas permukaan tanah. Tujuan penanaman

adalah menempatkan biji di dalam tanah untuk memperoleh perkecambahan dan

tegakan yang baik, tanpa harus melakukan penyulaman Alat mesin penanam

dibedakan menjadi dua, yaitu seeder dan rice transplanter (Purwadi, 1990).

Fungsi mesin penanam, yaitu meletakkan benih yang akan ditanam pada

kedalaman, jumlah tertentu dan seragam, dan pada sebagian besar alat penanam

akan menutup dengan tanah kembali (Ciptohadijoyo dan Bambang P 1991, hal. 1)

Alat dan Mesin Pertanian dapat membantu petani dalam mengatasi

masalah keterbatasan tenaga kerja. Penggunaan alat dan mesin pertanian dapat

membantu petani dalam memperluas garapan dan intensitas tanam serta

pelaksanaan kegiatan yang tepat waktu.( Alihamsyah 1991, hal.108)

Penanaman merupakan usaha menempatkan biji atau benih di dalam tanah

pada kedalaman tertentu atau menyebarluaskan biji di atas permukaan tanah atau

menanamkan tanaman di dalam tanah. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan

perkecambahan serta pertumbuhan biji yang baik (Irwanto 1980)

Benih adalah bahan pertanaman berupa biji yang berasal dari biji yang

terpilih. Sedangkan biji yang terpilih adalah biji yang telah mengalami seleksi atau

pemiliham. Dan biji adalah hasil dari persarian suatu tanaman ( Soedianto, 1982,

hal. 9)

Mutu benih yang dapat mencapai hasil yang maksimal mencakup mutu

genetis, mutu fisik, mutu fisiologis. Sedangkan viabilitas benih dipengaruhi oleh

fgaktor genetik dan lingkungan selama pembentukan benih. Kerusakan mekanik

akibat pengolahan, serangan mikroorganiisme, serta umur dan kemunduran benih

(Budiarti, 1993).

Beberapa sifat fisik benih yang mempengaruhi penggunaan msin penanam

adalah sebagai berikut (Anonim, 2008) :

9

Page 4: praktikum mesin pengolahan pertanian

a) Ukuran

b) Bentuk

c) Keseragaman bentuk dan ukuran

d) Jumlah per satuan volume

e) Ketahanan terhadap tekanan dan gesekan

Menurut Irwanto (1980, hal. 42) Macam dan jenis alat dan mesin penanam

dapat digolongkan berdasarkan sumber tenaga atau tenaga penarik yang

digunakan, yaitu:

1. alat penanam dengan sumber tenaga manusia,

2. alat penanam dengan sumber tenaga hewan, dan

3. alat penanam dengan sumber tenaga traktor.

Penebaran benih sesuai dengan pola penanaman yang dihasilkan dapat

digolongkan menjadi 5 macam, yaitu (Ciptohadijoyo, 1998) :

1. Broadcasting, benih disebar pada permukaan tanah tanpa alur yang jelas

2. Drill seeding, benih dijatuhkan secara random dan diletakkan pada

kedalaman tertentu dalam alur hingga diperoleh jalur tanaman tertentu.

3. Precion drilling, kelompok benih dijatuhkan secara random dengan interval

yang hampir sama dalam alur.

4. Hill dropping, benih ditanam secara tunggal dengan interval yang hampir

sama dalam alur.

5. Chekrow seeding, benih diletakkan pada tempat tertentu hingga diperoleh

lajur tanaman dengan dua arah yang sama.

Tujuan penggunaan mesin penanam adalah untuk meletakkan benih dengan

jumlah tertentu dan seragam (kecuali peralatan penanam broadcasting). Mesin –

mesin tersebut dirancang untuk lima fungsi utama: (1) untuk membuka lahan dengan

pembuka alur, (2) untuk menempatkan benih secara terkontrol / dengan dosis

tertentu, (3) untuk meletakkan benih pada kedalaman dan jarak tanam yang tepat,

(4)untuk menutup benih dengan tanah dalam kedalaman yang tepat, dan (5) untuk

tanah di sekitar benih yang sudah ditanam untuk tanah yang baik dan lembab.

(Jacobs, 1983)

10

Page 5: praktikum mesin pengolahan pertanian

Menurut Sukirno (1999, hal. 50) Alat penanam dari bibit atau tanaman

muda disebut transplanter, terutama untuk bibit tanaman padi dan alatnya disebut

rice transplanter. Bagian-bagian dari alat ini adalah:

a. tempat bibit,

b. penjapit bibit,

c. pembuat lubang,

d. alat penanam bibit, dan

e. alat pengapung.

Bagian dari mesin penanam (Ciptohadijoyo, 2008) :

a. Seed-matering devices

Merupakan alat untuk membagi benih dalam jumlah tertentu sesuai dengan

persyaratan yang dituntut oleh pertumbuhan tanam. Terdapat bermacam-macam

bentuk tergantung dari sifat karakteristik benih dan jarak yang dikehendaki.

b. Tabung penyalur (seed-tube)

Ini akan menyalurkan benih ke alur yang dibuat furrow opener. Bentuk, panjang

dan kekasaran mempengaruhi pengaliran benih. Dalam pengalirannya

diharapkan benih dapat dialirkan dengan kecepatan yang sama dan continare.

Untuk itu harus diperhatikan pemantulannya pada dinding saluran, hambatan

dan panjang saluran.

c. Alat pembuat alur (furrow opener)

Untuk pertumbuhan tanaman yang baik suatu kedalaman tertentu. Kedalaman

penanaman ditentukan oleh jenis tanaman, kelengasan, temperatur tanah.

Bentuk alat disesuaikan dengan keadaan permukaan tanah (jenis tanah,

vegetasi, seresah dan kekasaran permukaan) hal ini bertalian dengan penetrasi,

pemotongan oleh alat dan bentuk alur. Macamnya : runner, hoe, disk

d. Alat penutup alur (seed-covering-devices)

Alat tersebut mempunyai fungsi menutup benih yang sudah berada dalam alur

dengan tanah kembali. Hal ini bertalian dengan pertumbuhan kecambah, akan

baik bila benih tersebut berada dalam lingkungan tanah yang lembab dan

bertalian dengan iklim. Dalam penutupan ini diharapkan tanah yanh menutupi

dalam keadaan yang cukup baik untuk dapat ditembus oleh tanaman.

11

Page 6: praktikum mesin pengolahan pertanian

Menurut Sukirno (1999, hal. 51) Selain itu juga ada alat yag digunakan

untuk menyebar dan membuat lubang sekaligus untuk tempat benih yang akan

ditanam, alat tersebut menggunakan tenaga manusia dan alatnya disebut job

seeder. Alat ini merupakan salah satu jenis alat hand seeder. Pada dasarnya alat

dan mesin penanam benih (seeder) atau seed drill ini terdiri dari:

a. tempat penampung benih (seed box)

b. penyendok benih (untuk mengatur jumlah dan saat keluarnya benih dari seed

box)

c. pengarah benih (seed tube),

d. pembuat alur pada tanah (furrow opener)

e. penutup alur (cover chain)

Ada juga faktor-faktor yang mempengaruhi pada kerja alat penanam

(Purwadi, 1990) :

a. Penyiapan tanah

Pelumpuran pada sawah harus dilakukan dengan baik dari bila penanaman

dilakukan secara manual. Kedalaman air diatas lumpur sebaiknya sedalam 0.5 -

2.0 cm, selain itu sawah juga sebaiknya lebih keras dibandingkan dengan

ditanam secara manual, hal tersebut bisa diperoleh secara mengeringkan

beberapa saat, kemudian diairi lagi.

b. Tanaman persemaian bibit

Tanah persemaian bersih dari batu dan memberi air yang berlimpah pada

kotak tanah persemaian sehingga lembek dan pengambilan bibit oleh alat

penanam mudah.

c. Bibit

Yang memiliki ketinggian kekerasan dan jarak antara bibit yang seragam

merupakan faktor yang sangat menentukan dalam proses penanaman secara

mekanis.

d. Penambahan bibit

12

Page 7: praktikum mesin pengolahan pertanian

Pemberian bibit adalah hal yang sangat penting untuk mendapatkan

kapasitas kerja yang baik, karena dalam penanaman yang cukup luas kita akan

membutuhkan bibit tambahan ditengah sawah.

e. Kondisi air sawah dan tanah sawah

Kekerasan tanah, kedalaman air dan sisa jerami yang mengapung akan

sangat berpengaruh terhadap ketepatan pengoperasian alat penanaman.

f .Kecepatan

Kecepatan maju alat tanam sangat berpengaruh langsung terhadap

kapasitas kerja, juga terhadap ketelitian penanaman. Kecepatan maju yang baik

adalah 0.3 - 0.6 m/s.

g. Lebar dan kedalaman kerja

Dimana lebar kerja harus sama antara satu alur berikutnya, maka perlu

memasang penanda tengah dan penanda samping alur. Kedalaman penanaman

2.0 - 2.6 cm.

h. Prosentase kegagalan penanaman

Kegagalan disebabkan kedalaman penanaman, kekerasan tanah dan curah

hujan yang tidak mendukung proses penanaman dan bibit mengapung lagi

setelah ditancapkan.

i. Mekanisme penanaman

Dilakukan pengecekkan total alat penanam sebelum beroperasi dan dapat

memperkirakan jumlah bibit yang harus di muat sehingga paling tidak harus

mencukupi penanaman sampai jalur berikutnya.

j. Ukuran lahan

Penting untuk kapasitas lapang. Biasanya dipergunakan 16 - 18 kotak benih

setiap 10 are luas lahan.

k. Lintasan penanaman

13

Page 8: praktikum mesin pengolahan pertanian

BAB III

METODOLOGI

A. Alat

1. Mesin Penanam (seeder)

2. Mesin Penanam (rice transplanter)

3. Timbangan

4. Roll meter

5. Hand Counter

6. Stopwatch

7. Penampung Benih

8. Meteran

B. Bahan

Bahan yang digunakan pada acara praktikum kali ini adalah gabah (benih

padi).

C. Cara Kerja

Pengenalan dasar mesin penanam:

a. mengamati kondisi fisik dari mesin penanam berikut alat pendukungnya.

b. mencatat spesifikasi mesin penanam berikut alat pendukungnya ke

dalam blanko spesifikasi alat yang telah tersedia.

Kaliberasi seeder:

a. tabung penampung benih diisi dengan gabah (benih padi).

b. penampung benih sebanyak tujuh buah diletakkan pada ujung

pengeluaran tabung penyalur.

14

Page 9: praktikum mesin pengolahan pertanian

c. roda penggerak SMD diputar sebanyak 10 kali putaran dan pada saat

bersamaan stopwatvh diaktifkan.

d. stopwatch dimatikan ketika roda selesai berputar pada putaran

kesepuluh.

e. hasil waktu selama 10 kali putaran dicatat.

f. berat gabah yang tertampung dalam masing-masing penampung benih

ditimbang dengan menggunakan timbangan kemudian dicatat beratnya.

g. langkah a,b,c,d,e, dan f diulangi untuk lima kali ulangan dan 3 variasi

pembukaan SMD (1/3, 2/3, 3/3), sehingga putaran total sebanyak 150

kali.

Cara kerja Pengenalan mesin Penanam Padi (rice transplanter) :

1. Mengamati kondisi fisik dari mesin berikut alat pendukungnya.

2. Mencatat spesifikasi mesin penanam berikut alat pendukungnya ke dalam

blanko spesifikasi yang tersedia.

15

Page 10: praktikum mesin pengolahan pertanian

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN ANALISA DATA

A. Hasil Pengamatan

A.1. Mesin Penanam Benih (Seeder)

1. Spesifikasi

nama : drill seeder

merk : AGROSTROS

model : trailling

tipe : 3 point hitch

no. seri : 16 CIN 1506

negara pembuat : Cekoslovakia

jenis mesin penanam : drill seedling

jenis alat pengeluaran benih : horizontal feed rotor matering devices

jenis tabung penyalur : tabung spiral

jenis alat pembuat alur : disk

jenis alat penutup benih : drag chain

jenis benih yang ditanam : biji-bijian

ukuran total mesin penanam :

panjang (cm) : 296

lebar (cm) : 157

tinggi (cm) : 133

ukuran diameter roda (cm) : 70

jarak tanam (cm) : 17,5

kecepatan tanam : -

kebutuhan benih (kg/ha) : tergantung kecepatannya

lebar kerja (cm) : 20

2. Gambar penampangnya

16

Page 11: praktikum mesin pengolahan pertanian

B.1. Mesin Penanam Bibit (Rice Transplanter)

1. Spesifikasi

nama : rice transplanter

merk : MAMETORA

model : TA 2B

tipe : 2 wheel tractor mounted walking type

type of seedling : root wash

negara pembuat : Jepang

engine :

power (hp) : 5 hp

speed (rpm) : 1800 rpm

dimensi :

panjang (cm) : 102

lebar (cm) : 60,5

berat (kg) : 140

planting device :

17

Page 12: praktikum mesin pengolahan pertanian

type of finger : pincette type rod and tweezer

row spacing (cm) : 30

planting deep (cm) : 14

Operating speed (m/sec) : 0,35

Negara pembuat : Jepang

2. Bagian-bagiannya

keterangan gambar:

1. tension pulley

2. clutch

3. gear chose

4. seedling box

5. planting set

6. planting arm

7. adjusting turn buckle

8. leasing board

18

Page 13: praktikum mesin pengolahan pertanian

B. ANALISA DATA

Kaliberasi seeder

1. Analisa Variansi Satu Arah (One Way Anova)

No SMD Juml

putr

Uln

g

Wkt

(dtk)

Berat benih per seed tube per 10 kali putaran

(gr) ∑ Xi1 2 3 4 5 6 7

1 1/3 10x

1 28.9 50 45 80 85 85 90 80

515

73.5714285

7

184.284

2 29.5 60 50 20 60 70 30 60 350 50

3 18.69 50 30 25 15 25 15 25 185 26.428571

4 13.2 30 10 30 10 10 10 15 115 16.428571

5 14.1 25 20 30 10 20 10 10 125 17.85714

1290 Xi =36.8568

2 2/3 10x

1 15.7 70 55 40 90 100 85 90 530 75.7142857

1

379.285

2 30.8 85 55 35 90 90 100 70 525 75

3 27.28 65 65 45 85 95 95 75 525 75

4 25.13 30 75 45 95 105 105 80 535 76.428571

5 23.83 30 80 45 95 105 105 80 540 77.14285

2655 Xi =75.857

3 3/3 10x

1 47.13 80 80 35 90 100 100 75 560 70

515.712

2 13.45 125 10

5

85 11

5

135 130 110 805 115

3 18.43 135 10

0

110 13

0

145 150 115 770 110

4 15.14 115 10

0

85 11

5

125 130 110 780 111.428571

5 15.08 115 10

5

85 11

0

120 125 105 765 109.28571

3700 Xi=103.1424

19

Xi Xi

Page 14: praktikum mesin pengolahan pertanian

Perhitungan One Way Anova

∑i=1

15

Xi=7645

n = 5 dan v = 3

a. FK (Faktor Koreksi)

FK =

(∑i=1

15

Xi )2

n . v=76452

3 . 5=3896401 ,667

b. JKT = Jumlah Kuadrat Total

JKT = |[∑ (∑ Xi)2−FK ]|

=|[ (184,284 )2+(379,285 )2+(515 .712 )2 ]−3896401 ,667|

= 3452625,096

c. JKA = Jumlah Kuadrat Antara

JKA =

|(X13

+ X23

+X33)−FK|

= |(36,8568 )+ (75,857 )+(103,1424 )−3896401 ,667| = 3452625,096

JKD = Jumlah Kuadrat Dalam

JKD = |JKT−JKA|

= |3452625,096−3896185 , 811| = 443560,715

dbv = v-1 = 3-1 = 2

d. KTV =

JKDdbv

=443560,7152

=221780 ,3575

e. dbu = v(n-1) = 3(5-1) = 12

20

Page 15: praktikum mesin pengolahan pertanian

KTU =

JKAdbu

=3896185,81112

=324682, 1509

f. F perhitungan =

KTVKTU

=221780 , 3575324682 , 1509

=0 ,683069139

g. F tabel = F(5%;(v-1);v(n-1))

=F(0,05;2;12) = 3,89

Hipotesa :

Ho : μ1 = μ2 = μ3 = μ

H1 : μ1 ≠ μ2 ≠ μ3

Jika Fhit < F tabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak.

Jika Fhit > Ftabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima.

Kesimpulan :

Fhitung < F tabel , maka variansi bukaan tidak mempengaruhi keseragaman

pengeluaran benih pada setiap seed tube.

0 ,683069139< 3,89, maka Ho diterima atau H1 ditolak sehingga variansi bukaan

tidak mempengaruhi keseragaman pengeluaran benih pada setiap

seed tube.

21

Sumber

ragam

Db JK KT Fhit Ftabel

Variasi dbv =

2

dbu =

12

JKA =

3896185,811

JKD =

443560,715

KTV =

221780 , 3575

KTU =

324682 ,1509

0 ,683069139 3,89

Page 16: praktikum mesin pengolahan pertanian

2. Analisa Variansi Dua Arah

No SMD Juml

putr

Ulng Wkt

(dtk)

Berat benih per seed tube per 10 kali

putaran (gr) ∑Ti1 2 3 4 5 6 7

1 1/3 10x

1 28,9 50 45 80 85 85 90 80

2 29,5 60 50 20 60 70 30 60

3 18,69 50 30 25 15 25 15 25

4 13,2 30 10 30 10 10 10 15

5 14,1 25 20 30 10 20 10 10

∑Tij 215 155 185 180 210 155 190 1285

2 2/3 10x

1 15,7 70 55 40 90 100 85 90

2 30,8 85 55 35 90 90 100 70

3 27,28 65 65 45 85 95 95 75

4 25,13 30 75 45 95 105 105 80

5 23,83 30 80 45 95 105 105 80

∑Tij 280 330 210 455 495 490 395 2655

3 3/3 10x

1 47,13 80 80 35 90 100 100 75

2 13,45 125 105 85 115 135 130 110

3 18,43 135 100 110 130 145 150 115

4 15,14 115 100 85 115 125 130 110

5 15,08 115 105 85 110 120 125 105

∑Tij 570 490 400 560 625 635 515 3795

∑Tj 106

5

975 795 1195 1330 1280 1100

22

Page 17: praktikum mesin pengolahan pertanian

Perhitungan TwoWay Anova

a. ∑Ti2=∑ ( X1+.. . .+ X7 )2+∑ ( X8+. . .. .+X14 )2+∑ ( X15+ .. .. .+X21 )2

∑Ti2= (1285 )2+ (2655 )2+(3795 )2= 23102305

b. ∑Tj2 =∑ ( X1+ X8+ X15 )2+. . ..+∑ ( X7+ X14+X21 )2

∑Tj 2= (1065 )2+ (975 )2+ (795 )2+(1195 )2+(1330 )2+(1280)2+(1100 )2

= 8762200

c.∑Tij2 =∑ (X1

2+X2

2+.. . .+ X21

2)

∑Tij2=

(2152+1552+1852+1802+2102+1552+1902+2802+3302+2102+4552 )

+( 4952+4902+3952+5702+4902+4002+5602+6252+6352+5152 ) = 3418350

d. ∑Tijk 2=∑ (X

1,12+X

21,2+. .. ..+ X

215 , 7)

∑Tijk 2= 718850

e. C =

(10000 )2

v .u .∑ tube =

(10000 )2

3 x5 x7 = 952380,952

f. Jarak kuadrat antar baris (JKA)

JKA = | ∑ Ti2

3 xSMDbaris−C|

= |23102305

3 x 7−952380 ,952|

= 147728,8099

g. Jarak kuadrat antar observasi dalam baris (JKB)

JKB = | ∑ Tj2

3 xSMDpercobaan−C|=|8762200

3 x 5−952380 , 95|=368234 , 2853

h. Jarak kuadrat (JK)

JK = |∑Tijk 2−C|=|718850−952380 ,952|=233530 ,952

23

Page 18: praktikum mesin pengolahan pertanian

i. Jarak kuadrat sesatan (JKS)

JKS = |Tijk 2−∑ Tij2

3|=| 718850−3418350

3|=420600

j. JKAB = |JK−JKA−JKB−JKS|=

= |233530 , 952−147728,8099−368234 ,2853−420600|=703032 , 1432k. Pernyataan Analisa Hipotesa

Variabel A = SMD, variabel B = keseragaman

dbv = (v-1) = 2 v = variasi = 3

dbu = (u-1) = 4 u = ulangan = 5

dbi = (v-1)(u-1) = 8 n = 7

dbs = v.u(n-1) = 90

JKAdbv

=147728,80992

=73864 ,405

JKBdbu

=368234 ,28534

=92058 ,57

JKABdbi

=703032, 14328

=87879 , 018

Sumber

variasi

Db Jumlah

kuadrat

Kuadrat

rata-rata

F rata-rata

hitung

F tabel

SMD

Keseragaman

Interaksi

Sesatan

dbv= 2

dbu= 4

dbi= 8

dbs= 90

147728,8099

368234 , 2853

703032 ,1432

73864 , 405

92058 , 57

87879 , 018

0,802

1,048

18,80

6,94

3,84

2,06

24

Page 19: praktikum mesin pengolahan pertanian

420600 4673,33

25

Page 20: praktikum mesin pengolahan pertanian

Hipotesa :

Ho : μ1 = μ2 = μ3 = μ

H1 : μ1 ≠ μ2 ≠ μ3

Jika F perhitungan < F tabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak.

Jika F perhitungan > F tabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima.

1. SMD VS Keseragaman

Fhitungan =

73864 , 40592058 ,57 = 0,802

Ftabel = F(5%; 2; 4) = 6,94

Fhitungan < Ftabel, H0 diterima H1 ditolak

2. Keseragaman VS Interaksi

Fhitungan =

92058 ,5787879 ,018 = 1,048

Ftabel = F(5%; 4; 8) = 3,84

Fhitungan < Ftabel, H0 diterima H1 ditolak

3. Interaksi VS Sesatan

Fhitungan =

87879 ,0184673,33 = 18,80

Ftabel = F(5%; 8; 90) = 2,06

Fhitungan > Ftabel, H0 ditolak H1 diterima

Kesimpulan :

1. Untuk perbandingan SMD vs Keseragaman : Ho diterima, H1 ditolak. Ini

berarti antara rata-rata berat benih yang keluar dari ketiga variasi pengaturan

SMD dan keseragaman benih sama.

Page 21: praktikum mesin pengolahan pertanian

2. Untuk perbandingan Keseragaman vs Interaksi : Ho diterima, H1 ditolak. Ini

berarti antara keseragaman benih yang keluar dari ketiga variasi pengaturan

SMD dan interaksi sama.

3. Untuk perbandingan Interaksi dan sesatan : Ho sitolak, H1 diterima. Ini berarti

antara interaksi dan sesatan tidak sama.

Kecepatan Mesin Penanam Drill Seeder

D = diameter roda = 0,7 m

n = jumlah putaran = 10

lebar kerja = 2,02 m

t13

=20 , 9 sekon ;

t23

=24 ,5sekon ;

t33

=21 , 8sekon

V 13

= π Dnt1

3

=3 ,14 .0,7 .1020 ,9

=1 ,0517ms=3 ,78612km

jam

V 23

=π Dnt2

3

=3 , 14 . 0,7 .1024 ,5

=0 ,897 ms=3 ,23 km

jam

V 33

=π Dnt3

3

=3 , 14 . 0,7 .1021,8

=1 , 008 ms=3 ,63 km

jam

Kebutuhan (berat) benih per ha (kg/ha)

a. SMD 1/3

X1

3

=

X13

10=36,85

10=3 ,685 gram

N13

=

10000. X13

π . D .B=10000 .3 , 685

3 ,14 .0,7 .2 ,02=8299 ,624

grha

=8 , 299624kg

ha

Page 22: praktikum mesin pengolahan pertanian

b. SMD 2/3

X 2

3

=

X23

10=75,857

10=7 ,5857gram

N23

=

10000. X 23

π . D .B=10000 . 7 ,5857

3 ,14 .0,7 .2 , 02=17085 ,06

grha=17 , 08506

kgha

c. SMD 3/3

X3

3

=

X33

10=103,14

10=10,314 gram

N33

=

10000 . X 33

π . D .B=10000 . 10,314

3 ,14 .0,7 .2 , 02=23229 ,94

grha

=23 ,22994kg

ha

Page 23: praktikum mesin pengolahan pertanian

BAB V

PEMBAHASAN

Pada praktikum ini dilakukan dua kegiatan, yaitu pengenalan dasar alat

mesin penanam dan kaliberasi seeder. Adapun mesin penanam yang digunakan

adalah Rice Transplanter (penanam padi). Pengenalan dasar mesin penanam ini

dimaksudkan untuk mengetahui watak dan laku teknis mesin tersebut serta cara

pengaturan tiap – tiap bagiannya hubungannya dengan penggunaan mesin

penanam untuk melakukan penanaman suatu jenis tanaman dengan dosis benih

tertentu.

Alat penanam benih berfungsi untuk meletakkan benih yang akan ditanam

pada kedalaman, jumlah tertentu dan seragam, dan pada sebagian besar alat

penanam dapat menutup benih dengan tanah. Mesin yang diamati bernama drill

seeder bermerk AGROSTOS buatan Cekoslovakia, model trailling, bertipe trailed

drill seeder, dengan nomor seri 16SIN1506. Mesin ini memiliki jenis mesin penanam

tipe drill, jenis alat pengeluaran benih horizontal feed, jenis tabung penyalur tabung

spiral, dan jenis alat pembuat alurnya adalah disk. Jenis alat penutup benihnya

adalah drag chain, dnegan jenis benih yang ditanam adalah biji-bijian. Ukuran

panjang total mesin penanam adalah 296 cm, lebar total 157 cm, dan tinggi totalnya

adalah 133 cm. Ukuran diameter roda mesin penanam 70 cm, jarak tanam mesin ini

adalah 17.5 cm, dengan lebar kerja sebesar 203 cm.

Seeder ini mempunyai bagian – bagian penting, yaitu: seed matering device

(SMD), tabung penyalur (seed tube), alat pembuat alur (furrow opener), dan alat

penutup alur (seed coveting device). Selain itu juga terdapat kerangka, roda – rada,

kotak benih, pengatur SMD, dan drag chain.

Seed matering devices. Alat ini mempunyai fungsi sebagai pembagi benih

dalam jumlah tertentu sesuai dengan persyaratan yang dituntut oleh pertumbuhan

tanaman. Jenis seed matering devices seeder yang diamati adalah horizontal feed /

rotor matering devices.

Page 24: praktikum mesin pengolahan pertanian

Tabung penyalur (seed tube). Alat ini berfungsi sebagai penyalur benih ke

alur yang telah dibuat oleh furrow opener. Kecepatan pengaliran benih ditentukan

oleh pemantulan benih pada dinding saluran, hambatan dan panjang saluran.

Alat pembuat alur (furrow opener). Alat ini berfungsi membuka alur dalam

tanah tempat biji akan ditanam. Bentuk alat disesuaikan dengan keadaan

permukaan tanah (jenis tanah, vegetasi, seresah, dan kekasaran permukan). Pada

praktikum ini, jenis furrow opener seeder ini adalah disk.

Alat penutup alur (seed covering device). Alat ini bekerja sebagai penutp

benih yang sudah berada dalam alur dengan tanah kembali. Bentuk dari alat

penutup alur dipengaruhi oleh keadaan tanah dan iklim. Dari berbagai macam alat

penutup alur, seeder ini berjenis rantai (drag chain).

Kerangka. Kerangka dipasang kokoh serta diperkuat pada sudut – sudutnya.

Kerangka harus cukup kuat untuk mencegah kelengkungan dan menjaga agar

bagian – bagian tetap dalam keadaan sejajar, mengingat semua bagian

dihubungkan oleh kerangka.

Kotak benih. Kotak ini dibuat dari logam, dan harus mempunyai kapsitas

yang besar. Selain itu juga mempunyai tutup yang rapat yang berfungsi melindungi

kotak (khususnya benihnya) dari hujan.

Perkembangan dan pertumbuhan suatu benih setelah ditanam tergantung

pada viabilitas benih, kondisi tanah dan air serta lingkungan hidupnya. Penggunaan

mesin tanam berpengaruh pada kedalaman tanam, jumlah benih tiap lubang, jarak

antar lubang dalam baris dan jarak antar baris. Selain itu ada kemnungkinan

kerusakan benih dalam proses aliran benih oleh alat tanam.

Pada seeder dilakukan percobaan untuk mengetahui apakah variasi bukaan

SMD mempengaruhi keseragaman pengeluaran benih pada tiap-tiap seed tube.

Percobaan dilakukan dengan pembukaan SMD dengan variasi 1/3, 2/3, dan 3/3.

Dari alat pengeluaran benih diambil 7 sampel, dan dari tiap pembukaan SMD

percobaan diulang sebanyak 5 kali. Analisa perhitungannya menggunakan analisa

variasi satu arah dan dua arah.

Berikut ini adalah hasil perhitungan dari analisa variasi satu arah: Faktor

Koreksi = 3896401 ,667 ; Jumlah Kuadrat Total (JKT) = 3452625,096 ; Jumlah

Page 25: praktikum mesin pengolahan pertanian

Kuadrat Antara (JKA) =3452625,096; Jumlah Kuadrat Dalam(JKD)= 443560,715;

KTV =221780 , 3575 ; KTU =324682 ,1509 ; Fhitung =0 ,683069139 ; Ftabel =3,89

Pada analisa satu arah, nilai Fhitung lebih kecil dari pada Ftabel, sehingga H0 diterima

dan H1 ditolak. Dari analisa ini dapat disimpulkan bahwa variasi bukaan tidak

mempengaruhi keseragaman pengeluaran benih pada tiap seed tube.

Sedangkan pada analisa variasi dua arah diperoleh data sebagai berikut :

∑Ti2=23102305;∑Tj 2

=8762200;∑Tij2=3418350; C=952380,952; ∑Tijk 2

=718850;JKA =147728,8099; JKB =368234 , 2853 ;JK =233530 , 952 ;JKS =420600 ;

JKAB =703032 ,1432 ; JKA/dbv = 73864 , 405 ; JKB/dbu = 92058 , 57 ; JKAB/dbi =

87879 , 018 ; Apabila hasil perhitungan tersebut dibandingkan dengan tabel, maka

akan diperoleh hipotesa sebagai berikut: Fhitung 1= 0,802 dengan Ftabel 1 = 6.94 Berarti

Fhitung kurang dari Ftabel, sehingga Untuk perbandingan SMD vs Keseragaman : Ho

diterima, H1 ditolak. Ini berarti antara rata-rata berat benih yang keluar dari ketiga

variasi pengaturan SMD dan keseragaman benih sama.. Fhitung 2 = 1,048 dengan Ftabel

2 = 3.84. Berarti Fhitung kurang dari Ftabel, sehingga jumlah ulangan tidak

mempengaruhi keseragaman jumlah total pengeluaran benih pada masing-masing

seed tube. Fhitung 3 = 18.80 dengan Ftabel 3 = 2.06. Berarti Fhitung lebih besar dari Ftabel,

sehingga ada interaksi antara variasi bukaan dan ulangan terhadap keseragaman

jumlah benih pada masing-masing seed tube.

Melalui hasil perhitungan, diperoleh nilai kecepatan kerja mesin penanam

untuk masing-masing SMD, yaitu V 1

3 = 3. 78612 km/jam; V 2/3 = 3.23 km/jam dan

yang terakhir V 3/3 = 3.63 km/jam. Sedangkan hasil perhitungan tentang kebutuhan

benih untuk masing-masing SMD adalah N1

3

= 8 ,299624 kg/ha,

N23

=

17 , 08506

kg/ha dan yang terakhir adalah N3

3

= 23 , 22994 kg/ha.

Dilihat dari hasil perhitungan kecepatan pengeluaran benih dan kebutuhan

benih per hektar dapat disimpulkan bahwa semakin besar kecepatan pengeluaran

Page 26: praktikum mesin pengolahan pertanian

benih maka semakin besar kebutuhan benih per hektar. Beberapa sifat fisik benih

yang mempengaruhi penggunaan mesin penanam adalah sebagai berikut :

a. Ukuran

b. Bentuk

a. Keseragaman bentuk dan ukuran

b. Jumlah per-satuan volume

c. Ketahanan terhadap tekanan dan gesekan

Pengamatan yang kedua adalah pengamatan terhadap rice transplanter. Rice

transplanter merupakan jenis mesin penanam padi yang dipergunakan untuk

menanam padi yang telah disemaikan lebih dulu pada suatu areal khusus dengan

umur tertentu, pada areal tanah sawah yang berkondisi siap tanam. Mesin tersebut

dirancang untuk bekerja pada lahan berlumpur (puddle).

Rice transplanter ini bermerk MAMETORA dengan model TA-2B. Tipe

penanam padi pada praktikum ini adalah two-wheel tractor dengan type seedling

root wash. Sistem transmisi yang digunakan adalah pulley and belts. Ukuran

panjang mesin ini adalah 102 cm, dengan lebar 60.5 cm dan beratnya 140 kg. Motor

penggeraknya mesin berdaya 5 hp, dengan kecepatan putaran 1800 rpm. Mesin ini

memiliki pincette type rod and tweezers pada bagian planting device type of finger.

Row spacingnya 30 cm dan planting deepnya 4-5 cm. Selain itu, mesin ini sangat

berguna apabila digunakan pada tanah yang berlumpur (puddle).

Bagian – bagian yang dimiliki oleh transplanter ini antara lain : planting arm,

clutch lever, seedling box, planting pincette, dan levelling board. Planting arm

termasuk dalam planting device. Fungsinya sebagai penggerak garpu penanam

(planting fork); sedangkan planting fork berfungsi sebagai alat pengambilan bibit

persemaian dariseedling tray. Seedling box berfungsi sebagai kotak tempat untuk

meletakkan persemaian yang akan ditanam.

Sedangkan bagian – bagian pokok dari transplanter ini adalah : travelling

device, yang digunakan untuk menggerakkan tranplanter baik ke depan maupun ke

belakang; feeding device; planting device yang terdiri atas planting arm, danplanting

Page 27: praktikum mesin pengolahan pertanian

fork; dan operating device yang berfungsi sebagai alat operasi yang terdiri dari

motor, kopling, gas, versenelling.

BAB VI

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

1. Mesin penanam drill seeder merupakan jenis penanam benih biji-bijian dan

dapat digunakan pada tanah yang kering.

2. Rice transplanter merupakan alat penanam bibit padi yang telah disemaikan

pada areal sawah yang kondisinya siap tanam.

3. Besarnya pembukaan pada seed matering device (SMD) mempengaruhi

jumlah benih yang keluar. Semakin besar pembukaan SMD semakin banyak

benih yang dikeluarkan.

4. Semakin besar pembukaan SMD semakin tinggi kecepatan kerja mesin

penanam dan semakin besar kebutuhan benih yang dibutuhkan per hektar

areal luasnya.

5. Hasil perhitungan anova satu arah:

a. Ftabel = 3,89 dan Fhitung = 0,683069139

b. kesimpulannya adalah variasi bukaan tidak mempengaruhi keseragaman

pengeluaran benih pada tiap-tiap seed tube.

6. Hasil perhitungan anova dua arah:

a. Ftabel 1 = 6.94 dan Fhitung 1 = 0.802

b. kesimpulannya adalah variasi bukaan tidak mempengaruhi keseragaman

pengeluaran benih pada tiap seed tube.

c. Ftabel 2 = 3.84 dan Fhitung 2 = 1.048

d. kesimpulannya adalah jumlah ulangan tidak mempengaruhi keseragaman

jumlah total pengeluaran benih pada masing-masing seed tube.

e. Ftabel 3 = 2.06 dan Fhitung 3 = 18.80

f. kesimpulannya adalah terdapat interaksi antara variasi bukaan dan

ulangan terhadap keseragaman jumlah benih pada masing-masing seed

tube.

Page 28: praktikum mesin pengolahan pertanian

7. Hasil perhitungan kecepatan kerja mesin penanam:

a.V 1

3

=3. 78612 km

jam

b.V 2

3

=3. 23km

jam

c.V 3

3

=3 .63km

jam

8. Hasil perhitungan kebutuhan benih:

a.N1

3

=8 .299624kg

ha

b.N2

3

=17 .08506kg

ha

c.N3

3

=23 .22994kg

ha

B. Saran

1. Benih yang dipakai pada percobaan sebaiknya diganti setiap periode waktu.

2. Benih yang digunakan hanya terbatas pada padi, saran percobaan

berikutnya dilakukan dengan bibit yang lain.

3. Alat sebelum digunakan untuk praktikum diperiksa kondisinya terlebih dahulu

untuk mengurangi kesalahan yang terjadi.

4. Hendaknya alat dan mesin yang ada dalam laboratorium dirawat dan

dibersihkan dengan baik.

Page 29: praktikum mesin pengolahan pertanian

DAFTAR PUSTAKA

Alihamsyah, T. 1991. Analisis Biaya dan Penggunaan Alat dan Mesin Pertanian dalam suatu Usaha Tani. Dalam Kumpulan Materi Latihan Peningkatan Ketrampilan Pelaksanaan Penelitian Pengembangan Sistem Usaha Tani. Proyek Penelitian Pertanian Lahan Pasang Surut dan Rawa.

Budiarto, T. 1993. Pengaruh Tingkat Kerusakan Metode Ekstraksi Dan Penggunaan Fungisida Terhadap Varietas Benih Coklat, Buletin Agronomi. XIV (3)

Ciptohadijoyo, Sunarto dan Bambang Purwantana. 1991. Alat dan Mesin Pertanian II. Jurusan Mekanisasi Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Ciptohadijoyo, Sunarto dan Radi, S.TP. 2008. Buku Panduan Praktikum Mesin Produksi Pertanian. Jurusan Teknik Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Jacobs,Clinton O., 1983, William R. Harrel, Agricultural Power and Machinery,

McGraw-Hill Book Company, New York

Irwanto, A. Kohar, Ir. 1980. Alat dan Mesin Budidaya Pertanian. Institut Pertanian Bogor. LTAS Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian. Departemen Mekanisasi Pertanian. Bogor.

Purwadi, T. 1990. Mesin dan Peralatan Usaha Tani. Edisi keenam. Gadjah Mada

University Prees. Yogyakarta.

Soedianto, dkk. 1982. Bercocok Tanam Jilid I. CV Yasaguna. Jakarta.

Sukirno, Ir. 1999. Diktat Kuliah Mekanisasi Pertanian. Jurusan Mekanisasi Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Page 30: praktikum mesin pengolahan pertanian