praktikum pengolahan limbah

Upload: asriani-oliviani

Post on 07-Mar-2016

47 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

laporan

TRANSCRIPT

  • Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah

    PERCOBAAN 1

    PENENTUAN KADAR ASAM DALAM AIR LIMBAH

    I. TUJUAN

    Untuk mengetahui penentuan kadar asam dalam limbah

    II. LANDASAN TEORI

    Air adalah semua air yang terdapat pada di atas maupun di bawah

    permukaan tanah termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air

    hujan, dan air laut yang dimanfaat di darat.

    Dengan meningkatnya kegiatan manusia akan semakin meningkat pula

    kebutuhan air dan hal ini akan cenderung meningkatkan pula jumlah limbah

    yang di buang. Wadah-wadah air yang ada terutama sungai, danau, atau waduk,

    saat ini masih merupakan tempat pembuangan limbah cair dan padat yang pada

    gilirannya dapat menurunkan kualitas air.

    Jika tingkat pencemaran sudah melampaui daya dukung atau daya lenting

    badan air untuk untuk terjadinya proses pemurnian sendiri maka akan

    mengakibatkan dampak yang serius terhadap kesehatan manusia dan

    keseimbangan ekosistem.

    Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik

    industri maupun domestik, yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat

    tertentu, tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis.

    Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia organic dan

    anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat

    berdampak negative terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia,

    sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya

    keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik

    limbah.

  • Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah

    Indikasi Pencemaran Air

    Kualitas air secar umum menunjukkan mutu atau konisi air yang dikaitkan

    dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu. Dengan demikian, kualitas air akan

    berbeda dari suatu kegiatan ke kegiatan lain, sebagai contoh kualiatas air untuk

    keperluan irigasi berbeda dengan kualitas air untuk keperluan air minum.

    Pengelolaan air limbah adalah pengelolaan semua limbah yang berasal dari

    rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia, dan

    radioaktif (DepKes, 1990) . Pengelolaan air limbah merupakan bagian yang sangat

    penting dalam upaya penyehatan lingkungan yang mempunyai tujuan melindungi

    masyarakat dari bahaya pencemaran lingkungan. Air limbah yang tidak ditangani

    secara benar akan mengakibatkan dampak negatif khususnya bagi kesehatan, sehingga

    perlu pengelolaan yang baik agar bila dibuang ke su atu areal tertentu tidak

    menimbulkan pencemaran yang didukung dengan Instalasi Pengolahan Air limbah

    (IPAL).

    Salah satu pengukuran terhadap kualitas air yaitu kadar PH. Kadar PH adalah

    jumlah kandungan ion hydrogen yang bersifat asam. Kadar PH yang terkandung dalam

    sumber air dapat beragam sesuai dengan tempatnya masing-masing. Secara garis besar

    sumber air memiliki dua golongan kadar PH yaitu:

    Sumber air waduk buatan berkadar PH 6.45 hingga 6.7. Kadar tersebut

    termasuk larutan asam. Air yang tertampung didalamnya merupakan air hujan dalam

    jangka waktu yang cukup lama. Air tersebut tidak mengalir sehingga menyebabkan

    penumpukan gas-gas kimia mengandung asam dan peningkatan kadar ion hydrogen.

    Keberadaan tumbuhan air dapat membantu peningkatan kadar oksigen. Tumbuhan

    menghasilkan oksigen dalam proses fotosintesis. Sehingga kadar hydrogen dapat terikat

    oksigan membentuk molekul air lainnya Hal ini menyebabkan kadar PH air tidak

    mencapai PH asam yaitu

  • Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah

    menerus akan membantu pelarutan kadar keasaman dengan pengikatan ion hydrogen

    sehingga tingkat keasaman air berkurang. Terjadi pemerataan suplai oksigen dalam

    siklus riak air mengalir, Proses pemerataan oksigen dapat mengurangi kandungan

    karbondioksida. Kegiatan manusia yang berkaitan dengan pembuangan limbah detergen

    dapat menjadikan kandungan alkanitas meningkat.

    . Menurut Hefni Effendi (2003) biota akuatik sensitif terhadap perubahan

    PH dan bertahan hidup pada PH sekitar 7-8.5. Hal ini dapat dibuktikan dari tingkat

    diversity dalam air sungai lebih beragam daripada air waduk buatan.

    Kadar PH dapat dipengaruhi oleh faktor alami dan faktor manusia.

    Pengendapan mineral tanah dan zat-zat asam dari air hujan merupakan faktor alami

    siklus kadar asam. Faktor pendorong terjadinya tingkat pencemaran terbesar yaitu

    aktivitas manusia sehari-hari. Pembuangan limbah industry baik kecil maupun besar

    menjadi pemicu besar pencemaran air. Zat-zat asam ataupun basa akan mengikat kadar

    oksigen dalam air sehingga menyebabkan tingkat pencemaran air meningkat.

    pH adalah derajat keasman yang digunakan untuk menyatakan tingkat

    keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Yang dimaksud keasaman ini

    adalah konsentrasi ion hydrogen (H+) dalam pelarut air.

    Nilai pH berkisar dari 0 hingga 14. Suatu larutan dikatakan netral apabila

    memiliki nilai pH=7. Nilai pH>7 menunjukkan larutan memiliki sifat basa, sedangkan

    nilai pH

  • Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah

    Gambar 1. Kertas Lakmus

    Lakmus adalah suatu kertas dari bahan kimia yang akan berubah warna jika

    dicelupkan kedalam larutan asam/basa. Warna yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh

    kadar pH dalam larutan yang ada.

    Selain menggunakan kertas lakmus, indicator asam basa dapat diukur dengan pH

    meter yang bekerja berdasarkan prinsip elektrolit/ konduktivitas suatu larutan.

    Tidak semua mahluk bisa bertahan terhadap perubahan nilai pH, untuk itu alam

    telah menyediakan mekanisma yang unik agar perubahan tidak tidak terjadi atau terjadi

    tetapi dengan cara perlahan. sistem pertahanan ini dikenal sebagai kapasitas pem-buffer-

    an.

    pH sangat penting sebagai parameter kualitas air karena ia mengontrol tipe dan laju

    kecepatan reaksi beberapa bahan di dalam air. Selain itu ikan dan mahluk-mahluk

    akuatik lainnya hidup pada selang pH tertentu, sehingga dengan diketahuinya nilai pH

    maka kita akan tahu apakah air tersebut sesuai atau tidak untuk menunjang kehidupan

    mereka.

    III. Alat dan Bahan

    Alat

    1. Botol ukuran 1000 ml

    2. Kayu panjang

    3. Kertas lakmus

    4. Thermometer

  • Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah

    Bahan:

    1. Limbah kolam UNJA

    IV. Prosedur Kerja

    Limbah kolam UNJA

    Termometer dan kertas

    Indikator pH

    Ukur suhu dan pH air di kolam

    Ambil sampel pada bagian permukaan,

    tengah dan bagian dasar kolam

    campur air limbah dalam 1 botol

    berukuran 1 liter

    kertas Indikator pH

    Cocokkan warna

    pada kertas

    indicator dengan

    warna pada kotak

    indicator pH

    Akhir proses

    (catat pH)

  • Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah

    PERCOBAAN II

    PENENTUAN PADATAN TERSUSPESI TOTAL TOTAL (TTS) SECARA

    GRAMVIMETRI

    I. Tujuan

    Menentukan residu tersuspensi dalam contoh air limbah secara gravimetri

    II. Landasan Teori

    Air permukaan merupakan sumber yang potensial untuk memenuhi kebutuhan

    air bersih bagi masyarakat karena jumah nya yang berlimpah. Namun,kualitasnya

    secara umum lebih rendah disbanding sumber-sumber air lainya sehingga menuntuk

    pengolahan yang juga lebih lengkap . dalam pengolahan air minum terutama yang

    berasal dari air permukaan menghilangkan ataun menurunkan zat padat tersuspensi

    maupun kolodial alami yang berasal dari mineral liat mempunyai muatan negative

    pada kondisi yg dijumpai di alam

    Dalam pengolahan aiar minum ,partikel koloid inin disisihkan dengan cara

    koagulasi-flokulasi, Proses koagulasi dilakukan dengan penambahan bahan kimia

    sebagai koagulan.dan dilakukan pengadukan cepat, untuk membentuk flok yang dapat

    di endapkanpada prinsipnya,penambahan koagulan berfungsi untuk menetralkan

    muatan partikel sehingga mempermudah penggabungan partikel tersebut menjadi

    agregat yang lebih besar dan secara teknis dapat diendapkan(Stumm &Morgan.1996)

    Penentuan total zat terlarut dalam memprediksi kualitas air tanah dari berbagai

    contoh air. Total zat dalam air tanah terdiri dari 2 kandungan yaitu total zat padar

    tersuspensi /Total Suspended Solid (TTs zat padat yang tertinggal dalam filter ukuran

    >2um) berupa mineral dan total zat terlarut//Total Disoved Solid (TDS zat padat yang

    melewati ukuran< 2um berupa kation dan anion. Kedua Kandungan zat rersebut sangat

    penting dalam menentukan TDS yang berbeda-beda sehingga kualitas air tanah. Dapat

    diprediksi kelayakan nya untuk dikomsumsi sebagai sumber air bersih . Sebanyak 6

    contoh air tanah dariberbagaidaerah akan diteliti total zat padat terlarut. Cara mentukan

  • Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah

    TDS adalah air tanah di uapkan sampai kering.didinginkan ,disimpan dalam

    dessikator,ditimbang sampai berat konstan, dan menentukan kation dianalisis dengan

    AAS .

    Biasanya pdatan tersuspensi sangat menentuka sifat kualitas air yang selanjutnya

    dapat mempengaruhi tingkat kelayakan penggunan. Air yang kandungan TSS-nya

    cukup tinggi dapat menyebakan efek fisiologis, diamping air dengan kandungan

    mineral (padatan terlarut) yang cukup tinggi tidak layak dipergunakan untuk kepwrluan

    industry. Berdasarkan hal ini maka air yang kandungan TSS lebih besar dari 500mg/l

    maka dari degi estetika tidak layak dipakai sebagai air minum maupun mandi .(Husein

    yahya A, 1987)

    Metode ini digunakan untuk menentukan residu tersupensi yang terdapat dalam

    conyoh uji air dan air limbah secara gravimetric. Metode ini tidak termasuk penentuan

    bahan yang mengapung, padatan yang mudah menguap dan dekomposisi garam

    mineral . padatan tersupensi total(TSS) merupakan residu dari padatan total yang

    tertahan oleh saringan dengan nukuran partikel maksimal 2um atau lebih besar dari

    ukuran partikel koloid. Prinsip kerja dari percobaan ini contoh uji yang telah homogeny

    disaring dengan kertas saring yang telah ditimbang , Residuyang telah tertahan pada

    saringan dikeringkan sampai mencapai berat konstan pada suhu 103C sampai dengan

    105 C. Kenaikan berat saringan mewakili padtan tersuspensi total(TSS). Jika padatan

    tersuspensi menghambat saringan dan memperlama penyaringan ,diameter pori-pori

    saringan perlu di perbesar atau mengurangi volume contoh uji . Untuk memperoleh

    estiminasi TSS dihitung perbedaan antara padatan terlarut total pada padatan tota

    Batasan Air Limbah untuk Industri

    Parameter Konsentrasi(mg/l)

    COD 100-300

    BOD 50-150

  • Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah

    Minyak nabati 5-10

    Minyak mineral 10-50

    Zat Padat yang tersuspensi 200-400

    pH 6.0-9.0

    Temperatur 38-40 (C)

    Amonia bebas (NH3) 1.0-5.0

    Nitrat(NO3-N) 20-30

    Senyawa aktif biru metilen 5.0-10

    Sulfida 0.05-0.1

    Fenot 0.5-1.0

    Slanida 0.05- 0.5

    Kepmen LH No. KEP-51/MENLH/10/1995

    Dalam limbah ditemukan zat padat yang secara umum diklasifikasikan

    kedalam dua golongan besar yaitu padatan tersuspensi. Padatan tersupensi terdiri dari

    partikel koloid dan partikel biasa . Jenis partikel dapat dibedakan berdasarkan

    diametrrnya .Jenis padatan terlarut maupun tersuspensi dapat bersifat organis maupun

    sifat iorganis tergantung dari mana dari mana sumber limbah. Disamping Kedua jenis

    padatan ini ada lagi padatan yang dapat terendap karena mempunyai diameter yang

    lebih besar dan dalam keadaaan tenang dalam beberapa waktu akan mengendap sendiri

    karena beratnya. Zat zat organic pada umumnya terdiri dari protein ,gangguan dan

    bakteri.Pengukukuran konsentrasi mikroganisme dalam limbah diukur dengan zat padat

    tersupensi yang menguap (volatile Suspensi Solid) pada temperatur tertentu.

    Atom molekul Kolodial tersuspensi Padatan Padatan yang

    dapat mengendap

    Larutan Protein, tanah liat,

    karbohidrat

    Bakteri, kwartz Flok, lumpur aktif

  • Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah

    III. Alat dan Bahan

    Alat :

    1. Goch Filter Porselen (50 ml)

    2. Water Jet Pump

    3. Kertas saring diameter 2,5 Gf/B

    4. Filterring flash (500 ml)

    5. Oven

    6. Desikator

    7. Pipet berskala 25 ml

    8. Neraca Analitik 4 decimal

    IV. Prosedur Kerja

    Sampel air limbah

    Disaring menggunakan kertas saring Whatman 41

    Panaskan kertas saring di atas kawat kasa dengan menggunakan bunsen

    Timbang kertas saring + residu

    Akhir proses

    (catat pH)

    Tentukan konsentrasi TSS dalam sampel limbah

  • Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah

    PERCOBAAN III

    Metode pengujian oksigen terlarut (dissolved oxygen, DO) dalam air limbah

    dengan elektrokimia

    I. Tujuan

    Untuk memperoleh kadar O2 terlarut dalam air atau limbah

    II. Landasan Teori

    Oksigen merupakan parameter yang sangat penting dalam air. Sebagian besar

    makhluk hidup dalam air membutuhkan oksigen untuk mempertahankan hidupnya, baik

    tanaman maupun hewan air, bergantung kepada oksigen yang terlarut. Ikan merupakan

    makhluk air dengan kebutuhan oksigen tertinggi, kemudian invertebrata, dan yang

    terkecil kebutuhan oksigennya adalah bakteri.

    Oksigen terlarut adalah banyaknya oksigen yang terkandung didalam air dan

    diukur dalam satuan ppm. Oksigen yang terlarut ini dipergunakan sebagai tanda derajat

    pengotor air baku. Semakin besar oksigen terlarut, maka menunjukan derajat pengotoran

    relatif kecil. Rendahnya nilai oksigen terlarut berarti beban pencemaran meningkat

    sehingga koagulan yang bekerja untuk mengendapkan koloida harus bereaksi dahulu

    dengan polutan polutan dalam air menyebabkan konsumsi bertambah.

    Keseimbangan oksigen terlarut (OT) dalam air secara alamiah terjadi secara

    bekesinambungan. Mikroorganisme sebagai makhluk terkecil dalam air, untuk

    pertumbuhannya membutuhkan sumber energi yaitu unsur karbon (C) yang dapat

    diperoleh dari bahan organik yang berasal dari tanaman, ganggang yang mati, maupun

    oksigen dari udara.

    Bahan organik tersebut oleh mikroorganisme akan diuraikan menjadi karbon

    dioksida (CO2) dan air (H2O). CO2 selanjutnya dimanfaatkan oleh tanaman dalam air

    untuk proses fotosintesis membentuk oksigen, dan seterusnya.

    Oksigen yang dimanfaatkan untuk proses penguraian bahan organik tersebut

    akan diganti oleh oksigen yang masuk dari udara maupun sumber lainnya secepat

  • Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah

    habisnya oksigen terlarut yang digunakan oleh bakteri atau dengan kata lain oksigen

    yang masuk dari udara maupun dari fotosintesa tanaman air.

    Apabila pada suatu saat bahan organik dalam air menjadi berlebih sebagai

    akibatnya masuknya limbah aktivitas manusia (seperti limbah organik dari industri),

    yang berarti suplai karbon (C) melimpah, menyebabkan kecepatan pertumbuhan

    mikroorganisme akan berlipat ganda, yang berarti juga meningkatnya kebutuhan

    oksigen, sementara suplai oksigen dari udara jumlahnya tetap. Pada kondisi seperti ini,

    kesetimbangan antara oksigen yang masuk ke air dengan yang di manfaatkan oleh biota

    air tidak setimbang, akibatnya terjadi defisit oksigen terlarut dalam air. Bila penurunan

    oksigen terlarut tetap berlanjut hingga nol, biota air yang membutuhkan oksigen

    (aerobik) akan mati, dan digantikan dengan tumbuhnya mikroba tidak membutuhkan

    oksigen mikroba anerobik. Sama halnya dengan mikroba aerobik, mikroba anaerobik

    juga akan memanfaatkan karbon dari bahan organik. Dari respirasi anaerobik ini

    terbentuk gas metana (CH4) disamping terbentuk gas asam sulfida (H2S) yang berbau

    busuk.

    Kelarutan suatu gas pada cairan merupakan karakteristik dari gas tersebut sendiri

    dan dipengaruhi oleh tekanan, ketinggian suatu tempat, suhu dan salinitas. Setiap

    kenaikan 100 m dpl, tekanan atmosfer menurun 8-9 mmHg, dan kelarutan gas menurun

    1,4 %. Kelarutan oksigen medium cair menurun seiring dengan naiknya suhu dan

    banyaknya mineral yang terlihat dimedium tersebut.

    Kelarutan oksigen dalam air dipengaruhi oleh:

    1. Suhu air

    2. Tekanan atmosfir

    3. Kandungan garam-garam terlarut

    4. Kualitas pakan

    5. Aktivitas biologi perairan

    (Reid & Wood, 1976 Dalam Koestawa, 1989).

    Oksigen dalam perairan berasal dari difusi O2 dari atmosfir srrta aktivitas

    fotosintesis oleh fitoplankton maupun tanaman lainnya. Kebutuhan oksigen pada ikan

  • Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah

    bergantung: kebutuhan lingkungan bagi spesies tertentu dan kebutuhan konsumtif ~

    metabolisme tubuh ikan

    Fungsi oksigen:

    1. Perana dalam pembakaran bahan bakarnya (makanan)

    2. Untuk dapat melakukan aktivitas (berenang, reproduksi, pertumbuhan)

    Ketersedian oksigen bagi ikan menentukan:

    - Aktivitas ikan

    - Konversi pakan

    - Laju pertumbuhan

    Pada kondisi DO 5 ppm

    Rentang tingkat DO untuk pemeliharaan intensif: 5-8 ppm

    Fotosintesis siang hari peningkatan kandungan oksigen terlarut

    ~ Keadaan cahaya / intesinsitas matahari

    ~ Keadaan air

    ~ Kepadatan Plankton

    Konsentrasi oksigen menurun pada sore / malam hari (laju respirasi lebih dominan

    dibandingkan laju fotosintesis)

    Parameter Pengukuran Kualitas Air

    Keadaan oksigen terlarut berlawanan dengan keadaan BOD. Semakin tinggi

    BOD semakin rendah oksigen. Keadaan oksigen terlarut dalam air dapat menunjukan

    tanda-tanda kehidupan ikan dan biota dalam perairan. Kemampuan air untuk

    mengadakan pemulihan secara alami banyak tergantung pada tersedianya oksigen

    terlarut. Angka oksigen terlarut yang tinggi menunjukan keadaan air semakin baik. Pada

    temperatur dan tekanan udara alami kandungan oksigen dalam air alami bisa tercapai 8

    mg/ liter. Adanya arus turbulensi pada sungai- sungai membuat kandungan oksigen

  • Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah

    dalam air semakin tinggi. Aerator salah satu yang berfungsi meningkatkan oksigen

    dalam air. Lumut dan sejenisnya ganggang menjadi sumber oksigen karena proses

    fotosintesis melalui bantuan sinar matahari. Semakin banyak ganggang dalam air,

    semakin tinggi kandungan oksigen. ( Ginting, Perdana. 2007, hal :57)

    Metode ini meliputi cara uji kadar oksigen terlarut (Dissolved Oxygen, DO) dari

    contoh air dan air limbah, terutama untuk contoh yang mengandung kadar lebih besar

    dari 50 NO2 mg/1 dan kadar besi (II) lebih kecil dari 1 mg/1 dengan menggunakan

    metode yodometri (modifikasi azida) untuk kadar oksigen terlarut sama atau dibawah

    kejenuhan.

    Prinsip uji, oksigen terlarut beraksi dengan ion mangan (II) dalam suasana bisa

    menjadi hidroksida mangan dengan valensi yang lebih tinggi (Mn IV). Dengan adanya

    ion yodida (I) dalam suasana asam, ion mangan (IV) akan kembali menjadi ion mangan

    (III) dengamn membebaskan oksigen terlarut yodin yang terbentuk kembali, kemudian

    dititrasi dengan sodium thiosulfat dengan indikator amilum. (Penuntun Praktikum)

    III. Alat dan Bahan

    Alat:

    1. Alat OT meter (instrumen)

    2. Menggunakan cara Yodometri (modifikasi azida)

    Bahan / Reagen:

    1. 1 liter air limbah

    2. Larutan mangan sulfat

    3. Larutan alkali-iodidaazida

    4. Indikator amilum 0,5 %

    5 gr dilarutkan dengan 1 liter aquadest

    5. Larutan kalium florida (KF)

    6. Larutan thiosulfat 0,025 N

  • Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah

    IV. Prosedur Kerja

    Sampel limbah CPO (314 ml)

    Sesuai volume botol winkler

    +2ml larutan mangan sulfat

    + 2 ml larutan alkali-azida (dalam botol

    lain)

    Biarkan 10 menit (sampai terjadi pengedapan)

    Pindahkan 100 ml larutan yang jernih

    Kedalam erlenmeyer 500 ml

    + 2 ml H2SO4Pekat (pada botol

    sampel)

    Aduk botol hingga semua endapan melarut, pindahkan

    Kedalam erlenmeyer 500 ml yang telah digunakan sebelumnya

    Titrasi dengan larutan Na2S2O3 0,025 N

    Titik akhir

    Titrasi ditandai

    Dengan terbentuknya warna

    Coklat muda

    Lanjutkan titrasi hingga warna biru hilang pertama kali

    Catat V Na 2S2O3 terpakai

    + 1-2 ml indikator kanji

  • Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah

    Percobaan IV

    Penentuan Biological Oxygen Demand (BOD)

    dalam Air Limbah

    1. Tujuan

    Menentukan kadar BOD dalam sampel air limbah

    2. Landasan Teori

    Biological Oxygen Demand (BOD) atau kebutuhan Oksigen Biologis (KOB)

    adalah suatu analisa empiris yang mencoba mendekati secara global proses-proses

    mikrobiologis yang benar-benar terjadi dalam air. Angka BOD adalah jumlah oksigen

    yang dibutuhkan bakteri untuk menguraikan (mengoksidasikan) hampir semua zat

    organis yang terlarut dan sebagian zat-zat organis yang tersuspensi dalam air.

    Pemeriksaan BOD diperlukan untuk menentukan beben pencemaran akibat air

    buangan penduduk atau industri, dan untuk mendisain sistem-sistem pengelolahan

    biologis bagi air yang tercemar tersebut. Penguraian zat organis adalah pristiwa alamiah;

    kalau sesuatu badan air dicemari oleh zat organik, bakteri dapat menghabiskan oksigen

    terlarut, dalam air selama proses oksidasi tersebut yang bisa mengakibatkan kematian

    ikan-ikan dalam air dan keadaan menjadi aneorobik dan dapat menimbulkan busuk pada

    air.

    Pemeriksaan BOD didasarkan atas reaksi oksidasi zat organis dengan oksigen

    didalam air, dan proses tersebut berlangsung dengan karena adanya bakteri aerob.

    Sebagai hasil oksidasi akan terbentuk karbon dioksida, air dan reaksi aksida dapat

    dituliskan sebagai berikut:

    CnHaObNc + (n + a/4 b/2 3c/4) O2v nCO2 + ( a/2 3c/2) + H2O + cNH3

    Atas kerja reaksi tersebut, yang memerlukan kira-kira 2 hari di dimana 50%

    reaksi telah tercapai, 5 hari supaya 75% dan 20 hari supaya 100 % tercapai maka

    pemeriksaan BOD dapat dipergunakan untuk menaksir beban pencemaran zat organis.

  • Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah

    Untuk menentukan tingkat penurunan kualitas air dapat dilihat dari penurunan

    kadar oksigen terlatut (OT) sebagai akibat masuknya bahan organik dari luar, umumnya

    digunakan uji BOD atau COD.

    Biological Oxygen Demand (BOD) atau kebutuhan oksigen biologis (kob)

    menunjukan jumlah oksigen terlaru yang dibutuhkan oleh mikroorganisme hidup untuk

    memecah atau mengoksidasikan bahan organik dalam air.

    Oleh karena itu, nilai BOD bukanlah merupakan nilai yang menunjukan jumlah

    atau kadar bahan organik dalam air, tetapi mengukur secara relative jumlah oksigen

    yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk mengoksidasikan bahan organik dalam air

    tersebut tinggi,berarti dalam air disebabkan banyaknya makanan yang tersedia (bahan

    organik), oleh karena itu secara tidak langsung BOD selalun dikai[tkan dengan bahan

    kadar organik dalam air.

    BOD5 merupakan penentuan kadar BOD baku yaitu pengukuran jumlah oksigen

    yang habis dalam waktu lima hari oleh mikroorganisme pengurai secara aerobic dalam

    suatu volumme air pada suhu 20 derajat celcius.

    BOD 500 mg / liter (atau ppm) berarti 500 mgram oksigen akan dihabiskan oleh

    mikroorganisme dalam satu liter contoh air selama waktu lima hari pada suhu 20 derajat

    celcius.

    Kebutuhan oksigen biologi (BOD) didefiniskan sebagai banyaknya oksigen yang

    di perlukan oleh organisme pada saat pemecahan bahan organik, pada kondisi aerobik.

    Pemechan bahan organik di artikan bahwa bahan organik ini di gunakan oleh organisme

    sebagai bahan makanan dan energiny diperoleh dari proses oksidasi (PESCOD, 1973).

    Parameter BOD, secara umum banyak dipakai untuk menentukan tingkat

    pencamarahan air buangan. Penentuan BOD sangat penting untuk menelusuri aliran

    pencemaran dari tingkat dulu kemuara. Sesunguhnya penentuan BOD merupakan suatu

    prosedur bioassay yang menyangkut pengkuran bnayaknya oksigen yang digunakan

    oleh organisme selama organisme tersebut menguraikan bahan organic yang ada dalam

    suatu perairan,pada kondisi yang hampir sama dengan kondisi yang ada di alam. Selama

    pemeriksaan BOD, contoh yang di periksa harus bebas dari udara luar untuk mencegah

  • Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah

    kontaminasi dari oksigen yang ada di udara bebas. Konsentrasi air buangan atau sampel

    tersebut juga harus berada pada suatu tingkat pencemaran tertentu, kalini untuk menjaga

    oksigen terlarut selalu ada selama dalam pemeriksaan. Hal ini penting di perhatikan

    mengingkat kelarutan oksigen dalam air terbatas dan hanya berkisar 9 ppm pada suhu

    200

    C (SAWYER & MCARTY, 100978).

    III. Alat Dan Bahan

    Alat :

    1. Lemari penyimpanan KOB/BOD

    2. Botol KOB/BOD

    3. Gelas ukur

    4. Gelas piala

    Bahan :

    1. Parutan manggan sulfat

    2. Larutan altali yodida azida

    3. Larutan kanzi

    4. Larutan sodium thtiosurfat 0,025 N

    5. Larutan KI

  • Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah

    IV. Prosedur Kerja

    Sampel (air limbah)

    Masukkan sebanyak botol BOD

    (lapisi dengan aluminium foil)

    Disimpan di tempat gelap (selama 5 hari)

    +1 ml larutan mangan silfat

    + 1 ml larutan alkali yadida-azida

    Dibiarkan 5 -10 manit

    + 1 ml H2SO4 pekat

    Dititrasi dengan Na2S2O3 0,025 N

    + 1 ml amilum

    Titik akhir titrasi

    terjadi perubahan

    warna

  • Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah

    Percobaan V

    Metode Pengujian Kadar

    Kebutuhan Oksigen Kimiawi Dalam Air Limbah (COD)

    I . Tujuan

    untuk memperoleh kadar KOK dalam air

    II . Landasan Teori

    Metode pengujian ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pelaksanaan

    pengujian kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK) dalam air . Cara penguji KOK dalam air

    yang mempunyai kadar antara 5-50mg/l KOK dengan menggunakan metode refluk

    tertutup dan cara titrimetric.

    Beberapa pengertian yang berkaitan dengan metode pengujian ini antara lain

    kebutuhan oksigen kimiawi adalah jumlah mg oksigen yang di butuhkan untuk oksidasi

    zat organic dalam satu literair dengan menggunakan oksidatorkalium dikromat . Larutan

    baku adalah larutan yang mengandung kadar yang sudah di ketahui secara pasti dan

    langsung di gunakan sebagai pembanding dalam pengujian. Blanko adalah suatu

    medium yang tidak mengandung unsur yang di uji dan digunakan sebagai kadar standar

    terendah.

    Pada umumnya air lingkungan yang telah tercemar kandungan oksigen nya

    sangat rendah yang terlarut didalam air diserap oleh mikroorganisme untuk memecah

    /mendegradasi bahan buangan organic sehingga menjadi bahan yang mudah menguap

    (yang di tandai dengan bau busuk). Selain dari itu, bahan buangan organic juga dapat

    bereaksi dengan oksigen yang terlarut di dalam air organic yang ada didalam air organik

    makin sedikit kanadungan oksigen yang terlarut di dlamnya. Bahan buangan organic

    biasanya berasal dari industry kertas, industry penyamakan kulit, industry pengolahan

    bahan makanan( seperti industry pemotongan daging,inqdustri pengalengan ikan,

    industry pembekuan udang, industry roti,indstri susu, keju dan mentega), bahan buangan

  • Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah

    limbah rumah tangga, bahan buangan limbah pertaniaan, kotoran hewan dan kotoran

    manusia dan sebagainya.

    Dengan melihat kandungan oksigen yang terlarut dengan ai rdapat ditentukan

    seberapa jauh tingkat tingkat pencemaran air lingkungan telah terjadi. Cara yang

    ditempuhuntuk maksud tersebut adalah dengan uji:

    1.COD, singkatan dari Chemical Oxygen Demand, atau kebutuhan oksigen kimia untuk

    reaksi oksidasi terhadap buangan didalam air.

    2.BOD singkatan dari biological Oxiegen Demand, atau kebutuhan oksigen biologis

    untuk memecah bahan buangan di dalam aair oleh mikroganisme.

    Melalui kedua cara tersebut dapat ditentukan tingkat pencemaran air

    lingkungan perbedaan dari kedua cara uji oksigen yang terlarut di dalam air tersebut

    secara garis besar sebagai berikut ini.

    Chemical Oxygen Demand (COD) Atau kebutuhan oksigen kimia (KOK)

    adlah jumlah oksigen (mgO2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat yang ada

    dalam 1 L sampel air

    Angka COD merupakan ukuran pencemaran air melalui zat-zat organis yang

    secara alamiah dapat di oksidasikan melalui proses mikrobiologis dan mengakibatkan

    ukuran oksigen berkurang di dalam air

    Oksigen terlarut adalah banyaknya oksigen yang terkandung di dalam air dan

    di ukur dalam satuan ppm Oksigen yang terlarut ini digunakan sebagai tanda derajat

    pengotor air baku. Semakin besar oksigen yang terlarut maka akan menunjukkan

    derajat pencemaran pengotoran kecil. Rendahnya nilai oksigen berarti beban

    pencemaran meningkat sehingga koagulanyang bekerja untuk mengendapapkan kolodia

    harus beraksi lebih dahulu dengan polutan-polutan dalam air menyebabkan komsumsi

    bertanbah.

    Pengukuran kekuartan Limbah dengan COD adlah bentuk lain pengukuran

    kebutuhan oksigen dalam air limbah.Metode lebih singkat waktunya dibandinkan

    dengan analisa BOD. Pengukuran ini menekankan kebutuhan oksigen akan

    kimiandimana senyawa-senyawa yg diukur adalah bahan-bahan yg tidak dipecah secara

  • Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah

    biokimia Adanya racun atau logam tertentu dalam limbah pertumbuhan bakteri akan

    terhalang dan pengukuran BOD menjadi tidak realistis. Untuk mengatasinya lebih tepa

    mengoksidasi zat-zat anorganis dan anorganis sebagaimana pada BOD .Angka COD

    merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat Anorganik Dalam laboratorium

    pengukuran COD dilakukan dengan sesaat dengan membuat zat pengoksidasiK2Cr2O7

    yang digunakan sebagai ssumber ksigen .

    Perbandingan BOD dengan COD pada umumnya bervariasi untuk sebagai jenis

    limbah yaitu sebagai berikut:

    Jenis Air Buangan BOD5/COD

    Dari Rumah Tangga 0,4-0,6

    Air sungai 0,1

    Buangan organik 0,5-0,65

    Bungan Anorganik 0.2

    III. Alat dan Bahan

    Alat:

    1. Oven 22oC yang dilengkapi dengan pengatur suhu , dan telah dipanaskan pada

    150oC pada saat digunakan

    2. Tabung KOK yang mempunyai tinggi 150 mm dan garis tengah 25 mm terbuat

    dari gelas boro-silikat mempunyai tutup asah dan unit pengaman unit pengaman

    tutup

    3. Burret otomatis dengan ketelitian 0.05 ml atau burret 25 ml

    4. labu ukur 100 ml dan 1000 ml

    5. gelas ukur100 ml

    6. pipet seukuran 10 ml

    7. labu erlemeter 100 ml

  • Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah

    8. gelas piala 100 ml

    Bahan / Reagan:

    1. laruta campuran kalium dikromat-merkury sulfat, K2Cr2O7-HgSO4

    2. larutan campuran asam sulfat-perak sulfat, HgSO4-Ag2SO4

    3. Larutan indiator feroin

    4. serbuk fero ammonium sukfat,Fe(NH4)2(SO4)2.6H2O

    5. larutan baku kalium dikromat,K2Cr2O7, 0,025 N

    6. asm sulfat pekat, H2SO4

    7. air suling atau air demineralisasi yg mempunyai DHL 0,5-2 mhos/cm

    8. serbuk asam sulfamat,NH2SO3H.

    IV. Prosedur Kerja

    A. Blanko

    5 ml K2Cr2O7-HgSO4

    Aduk campuran di dalam tabung KOK kemudian tutup

    + 10 ml HgSO4-Ag2SO4

    + 2 ml H2SO4

    + indicator Ferroin 3 tetes

    Masukkan dalam blanko

    Masukkan ke dalam oven suhu 150oC selama 2 jam

    Keluarkan tabung dari oven dan biarkan hingga dingin

    Pindahkan campuran ke labu Erlenmeyer 100 ml dan bilas dengan 10 ml aquadest

  • Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah

    B. Sampel

    Titrasi dengan Ferro Ammonium Sulfat 0,025 N

    Titik akhir titrasi larutan

    terjadi perubahan warna

    dari hijau menjadi merah

    kecoklatan

    catat volume Ferro Ammonium Sulfat yang terpakai

    5 ml K2Cr2O7-HgSO4

    Aduk campuran di dalam tabung KOK kemudian tutup

    Titrasi dengan Ferro Ammonium Sulfat 0,025 N

    + 10 ml HgSO4-Ag2SO4

    + 2 ml H2SO4

    + indicator Ferroin 3 tetes

    Masukkan dalam sampel

    Masukkan ke dalam oven suhu 150oC selama 2 jam

    Keluarkan tabung dari oven dan biarkan hingga dingin

    Pindahkan campuran ke labu Erlenmeyer 100 ml dan bilas dengan 10 ml aquadest

  • Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah

    Titik akhir titrasi larutan

    terjadi perubahan warna

    dari hijau menjadi merah

    kecoklatan

    catat volume Ferro Ammonium Sulfat yang terpakai

  • Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah

    Percobaan VI

    Pengawetan Sampel

    I. Tujuan

    Untuk mengetahui cara pengawetan sampel

    II. Landasan Teori

    Sampel lingkungan dengan konsentrasi kecil mudah mengalami perubahan

    secara fisika, kimia, atau biologi. Oleh karena itu, sampel harus diawetkan sebelum

    mengalami deterionasi, degradasi, atau penguapan. Idealnya, sampel lingkungan harus

    dianalisis segera mungkin setelah pengambilan. Namun, hal itu tidak mungkin

    dilakukan karena jarak antara lokasi pengambilan sampel dan laboratorium terlalu jauh.

    Pengawetan sampel lingkungan meliputi pendinginan, pengaturan pH dan

    penambahan bahan kimia untuk mengikat polutan yang akan dianalisis. Pendinginan

    adalah cara pengawetan paling ideal sebab tidak mempengaruhi komposisi atau

    menimbulkan gangguan saat analisis dilakukan. Pendinginan cepat pada suhu 40c akan

    menghambat aktivitas mikroorganisme dan mengurangi penguapan gas serta bahan-

    bahan orgainic. Pengawetan tersebut harus sejak transportasi sampel lingkungan dan

    lokasi pengambilan sampel ke laboratorium, hingga analisis laboratorium. Oleh sebab

    itu diperlukan ice box yang didesain secara khusus.

    Biarpun begitu, penggunaan es kering (dry ice) dalam pengawetan sampel

    lingkungan harus dihindari karena hal itu akan membekukan sampel dan memecahkan

    wadah dari gelas. Selain itu hal tersebut akan mempengaruhi pH sampel (standar

    methods, 1998). Pengawetan tersebut tidak menggangu analisis di laboratorium. Apabila

    bahan pengawet digunakan, penambahannya segera mungkin setelah sampel diambil.

    Pemambahan tersebut tergantung pada temperatur uji jika pengujian dilakukan dan

    masing-masing sampel ditambahi pengwet yang sesuai.

    Botol yang akan digunakan untuk sampel harus bersi, telah dibilas dengan air

    suling kemudian dengan cairan yang akan mengisi botol tersebut dan kering (bila

  • Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah

    mungkin). Catatan yang sama berlaku untuk alat pengambilan sampel, pipa, pompa dan

    lain-lain dimana sampel akan mengali, harus bersih dan tidak boleh mengandung sisa-

    sisa dari bekas sampel terdahulu. Terutama tumbuhnya lumut jamur harus dicegah.

    Selain itu kontaminasi dari logam atau bahan. Alat pengambilan sampel yang dapat larut

    dalam sampel harus dicegah. Besi, kuningan, perunggu dapat larut dalam air yang

    bersifat asam atau basa, sedangkan bahan plastik dan karet dapat larut dalam air

    buangan industri yang mengandung pelarut organik atau minya dan bensin.

    Sampel dapat diambil secara terpisah dengan menggunakan ember botol plastik

    atau kaca (terbuka dan diperberat, dimasukan kedalam sungai, saluran, sumur atau

    lainnya sampai terisi penuh dengan sampel. Untuk mengambil sampel pada kedalaman

    yang dikehendaki.

    Cara pengawetan sampel tergantung dari analisa yang akan dilakukan, juga bagi

    suatu unsur tertentu. Cara analisa dapat dipilih tergantung kemungkinan-kemungkinan

    cara pengawetan yang ada.

    Contoh air yang telah diambil perlu ditangani sedimikian rupa sehingga

    kemungkinan adanya kontaminasi dari alat-alat yang dipakai dan juga oleh botol-botol

    penyimpanan contoh dapat dihindari.

    Bahan pembuatan botol penyimpanan contoh perlu diperhatikan dalam penelitian

    suatu parameter yang mungkin kadarnya dapat dipengaruhinya. Pada umumnya botol

    penyimpan contoh air yang terbuat dari bahan gelas. Akan tetapi untuk beberapa

    parameter seperti fosfor, peptisida dan senyawa sejenisnya maka harus dipergunakan

    botol gelas karena plastik dapat mempengaruhi kadar senyawa tersebut.

    Botol plastik sebelim dipakai sebaiknya di iodisasi dengan cara merendamnya

    dalam larutan KI 8% yang akan dicampur dengan 5% iodine. Selama satu minggu

    dengan cara ini sifat reaktif dari botol plastik dapat dihilangkan (WHO-UNESCO;1987)

    Untuk menangani contoh telah diambil maka perlu diperhatikan beberapa hal

    sebagai berikut:

  • Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah

    1. Harus yakin bahwa botol-botol penyimpan contoh sudah bersih benar sebelum

    dibawa ke lapangan

    2. Jika botol contoh telah pernah dipakai dengan pengawet tertentu maka

    dipergunakan botol ini untuk parameter dengan pengawet yang sama

    3. Cuci botol 2-3 kali dengan air contoh dimasukkan kedalam botol

    4. Benda-benda terapung (sampah) dan sedimen dasar sungai terbawa pada waktu

    pengambilan contoh air harus dibuang sebelum contoh dimasukkan kedalam

    botol

    5. Beri label yang cukup jelas dan tidak mudah terhapus pada botol-botol contoh

    6. Awetkan contoh sebagaimana yang diperlukan sesuai dengan parameter yang

    akan dianalisis sebelum contoh air dikirim ke laboratorium

    (Husein, yahya A ; 1987)

    Batas penyimpanan maksimun

    Meskipun sampel lingkungan telah diawetkan sesuai persyaratan, hal itu tidak

    berarti sampel tersebut akan stabil dalam jangka waktu lama. Oleh karena itu, sampel

    harus di analisis sebelum mengalami perubahan (Dick, 1994). Batas penyimpanan

    maksimun (maksimun storage recommended atau maximun holding time) untuk

    masing parameter harus diketahui untuk mendapatkan pengujian yang akurat.

    Pengawetan untuk menganalisis sampel lingkungan. Segera mungkin lebih

    disebabkan oleh batasan waktu simpan masing-masing parameter uji alih wadah

    sampel atau cara pengawetannya. Sebagai gambaran apabila sampel diambel ditempat

    yang berjarak dua hari perjalanan dari laboratorium, akan analisis BOD dapat mewakili

    kondisi sesungguhnya, hal itu dikarenakan batas penyimpanan maksimun di

    rekomendasikan untuk BOD adalah 2 hari.

    (lab. Lingkungan Air Bapeldalda Provinsi Jambi)

    III. Alat dan Bahan

    Alat:

    1. Botol BOD

  • Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah

    2. Gelas kimia

    3. Batang pengaduk

    Bahan:

    1. H2SO4 Pekat

    2. NaOH Pekat

    3. Aquasest

    IV. Prosedur Kerja

    A. Pengawetan BOD

    B. Pengawetan COD

    Air Limbah

    Dimasukan Ke dalam Botol

    Didinginkan

    Hasil

    Air limbah

    Dimasukan Ke dalam Botol

    +3ml H2SO4

  • Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah

    Ditambahkan Sampai pH 7

    D. Pengawetan solid residu

    Hasil

    Air limbah

    Dimasukan Ke dalam Botol

    +NaOH

    Dikocok sampai homogen

    Hasil

    Dikocok sampai homogen

    Air limbah

    Dimasukan Ke dalam Botol

    Didinginkan

    Hasil

  • Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah

    Percobaan VII

    Uji Kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK)

    dengan Refluk Terbuka Searah Titrimetric.

    I. Tujuan

    a. Menemukan kadar KOK dalam sampel uji

    b. Menentukan persen temu balik (%Recovery)

    II. Landasan Teori

    Jika menemukan air yang sudah tercemar,mungkin anda mengharapkandapat

    menganalisis kandungan air itu, atau ingin mengetahui sifat kimia dan fisika air itu.

    Spesies apa yang ada dan berapa jumlah organisme itu yg ada dalam air, serta

    bagaimana hubungan antara kualitas air dngan macam dan jumlah penghuninya. Banyak

    factor yang mempengaruhi a[a yang terkandung dalam air. Perhatikan hasil analisis

    suatu contoh air dalam suhu tertentu.

    Tabel 1. Parameter Air

    Parameter Kadar

    Suhu 20,5oC

    Warna 6 satuan

    Oksigen terlarut (OD) 6,5 bpj

    Karbondioksida bebas 0,75 bpj

    Kebebasan 61 bpj

    Kesadahan 56 bpj

    Nitrat 1,8 bpj

    Amoniak 0,9 bpj

    Fosfat 0,9 bpj

    Padatan tersuspensi total (TSS) 4,6 meter

    Padatan terlarut total (TDS) 62 bpj

    Tuntunan Oksigen Biokimia (BOD) 11,0 bpj

    Tuntunan Oksigen Kimia (COD) 73 mil

    pH 7,7 bpj

  • Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah

    Oksigen adalah gas berwarna, tetapi tidak berbau, tak berasa dan hanya sedikit

    larut dalam air. Untuk mempertahankan hidu.pnya mahluk yang tinggal dalam air,baik

    tanaman maupun hewan, bergantung kepada oksigen yg terlarut ini. ( Soenarwono.

    1984. hal;83-84)

    Kebanyakan memang orang tidak menyadari betapa pentingnya oksigen setiap

    saat manusia dan hewan menghirup oksigen untuk menghasilkan energy. Disekitar kita

    terdapat bansenyawa yang mengandung oksigen,sepeti air,batuan,tumbuhan dan hewan,

    serta tubuh manusia sendiri. Elektron valensi oksigen adalah enam, maka diperlukan dua

    e untuk memenuhi aturan octet, sehingga oksigen oksigen bebas berupa molekul O2

    (oksigen)

    : O O :

    Secara alami, oksigen terbentuk dari proses fotesintesis

    6 CO2 (g) + 6 H2O(l) C6H12O6 + 6 O2 (g)

    Oleh sebab itu, tumbuhan dan plankton di laut berperan menjaga oksigen di

    atmosfir, oleh karena itu, sangat penting menghijaukan lingkungan dengan tumbuhan

    dan melestrikan organisme dilautan. ( S. syukri. 1999.hal: 589-590)

    Oksigen terlarut dalam air

    Oksigen yang terlarut dalam air diperlukan untuk menjaga kelestarian hidup dari

    mahluk hidup yang ada di dalamnya. Dalam keadaan normal okigen yang digunakan

    mahluk-mahluk hidup itu dapat di ganti dengan melarutnya udara dalam air dan proses

    fotosintesis dari tanaman dalam air. Dengan demikian, dalam keadaan normal,

    kosentrasi oksigen dalm air di anggap tetap. (Benny Karyadi. 1994. Hal:154)

    Kehidupan di air dapat bertahan jika ada oksigen terlarut minimum sebanyak 5

    mg oksigen setiap liter air ( 5 bpj atau 5 ppm). Selebihnya bergantung kepada ketahana

    organisme, derajat kreativanya ,kehadiran pencemar,suhu air dan sebagainya. Umumnya

    Cahaya

    Klorofil

  • Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah

    laju konsumsi kelarutan oksigen dalam air jika udara yg bersentuhan dengan permukaan

    air itu bertekanan 760 mm dan mengandung 21% oksigen.

    Tabel 2. Kelarutan oksigen dalam air

    Suhu

    (o C)

    Kelarutan

    (bpj)

    0

    5

    10

    15

    30

    25

    30

    14,6

    12,7

    11,3

    10,1

    9,1

    8,3

    7,5

    Oksigen dapat merupakan factor pembatas dalam penentuan kehadiran mahluk

    hidup air. Oksigen dalam danau misalnya berasal dari dan fotesintesis organisme yg

    hidup didalam danau itu. Jika respirasi terjadi lebih cepat dariprinsip uji Zat organic

    dioksidasi dengan campuran mendidih asam dan alum dikromat yg diketahui

    normalitasnya dalam suatu refluk 2 jam. Kelibihan kalium dikromatyg tidak teruduksi ,

    dititarsi dengan larutan ferro ammonium sulfat (FAS)

    III. Alat dan Bahan

    Alat :

    1. Peralatan refluk, yang terdiri dari labu erlemenyer, pendingin Liebig 30 cm

    2. hot plate

    3. Labu ukur 100 ml dan 1000 ml

    4. Buret 25 ml atau 50 ml

    5. Pipet volum 5 ml;10ml; 15ml dan 50ml

    6. Erlemenyer 250 ml (labu refluk) dan

    7. Timbangan analitik

  • Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pengolahan Limbah

    Bahan dan reagent:

    1. Larutan baku kalium dikromat

    2. Larutan asam sulfat

    3. Indicator ferroin

    4. Larutan Ferro ammonium sulfat ( FAS) 0,1 N

    5. Larutan baku potassium Hidrogen Phtlat (KHP)

    6. Serbuk HgSO4 0,2 g

    IV. Prosedur Kerja

    Akhir proses

    10 ml Sampel air limbah

    Titrasi dengan Ferro Amonium Sulfat (FAS) 0,1 N

    Catat Volume Ferro Amonium Sulfat (FAS) 0,1 N

    yang terpakai

    + 0,2 g HgSO4

    + 5 ml K2Cr2O7

    + 10 ml Ag2SO4

    + 2 ml H2SO4 pekat