praktikum logam t kimia k...

39
P enuntun P raktikum L ogam T ransisi & K imia K oordinasi (KI3231) Disusun ulang oleh: Aep Patah Irma Mulyani Yessi Permana Ratih Fauziah Ela Laelasari Ifam Hernandi Laboratorium Kimia Anorganik Program Studi Kimia, FMIPA ITB Semester 2, 2017-2018

Upload: doandiep

Post on 13-Feb-2018

404 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Praktikum Logam T Kimia K (KI3231)inorg-phys.chem.itb.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/KI3231_modul... · 1.7 Jadwal Kegiatan ... maka harus memberikan surat keterangan sakit dari

Penuntun Praktikum

Logam Transisi & Kimia Koordinasi (KI3231)

Disusun ulang oleh: Aep Patah

Irma Mulyani Yessi Permana Ratih Fauziah Ela Laelasari

Ifam Hernandi

Laboratorium Kimia Anorganik Program Studi Kimia, FMIPA ITB

Semester 2, 2017-2018

Page 2: Praktikum Logam T Kimia K (KI3231)inorg-phys.chem.itb.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/KI3231_modul... · 1.7 Jadwal Kegiatan ... maka harus memberikan surat keterangan sakit dari

Penuntun Praktikum Logam Transisi & Kimia Koordinasi (KI3231)

1

Daftar Isi Hal. 1. Pendahuluan 1.1 Tujuan Kegiatan Praktikum 2 1.2 Penilaian Praktikum 2 1.3 Keselamatan Kerja di Laboratorium 2 1.4 Peraturan Umum Laboratorium Kimia Anorganik 3 1.5 Jurnal Praktikum 4 1.6 Laporan Praktikum 5 1.7 Jadwal Kegiatan Praktikum 5 2. Analisis kualitatif, Sintesis, Karakterisasi dan Uji Katalitik M-1 M-2

Reaksi-reaksi logam transisi dan senyawanya Sintesis senyawa kompleks Fe(III) & rekristalisasi

7 13

a. Kompleks Fe(III)- oksalat 14 b. Kompleks Fe(III)- phenantrolin 15 c. Kompleks Fe(III)- asetilaseton 16 M-3 Karakterisasi senyawa kompleks Fe(III) dan

interpretasi data 17

M-4a Sintesis MOF berbasis Zr, UiO-66 32 M-4b Uji katalitik MOF UiO-66 34 M-5a Sintesis senyawa kompleks NiCl2(PPh3)2 sebagai katalis reaksi

isomerisasi alil-fenol 36

M-5b Uji katalitik NiCl2(PPh3)2 37

Page 3: Praktikum Logam T Kimia K (KI3231)inorg-phys.chem.itb.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/KI3231_modul... · 1.7 Jadwal Kegiatan ... maka harus memberikan surat keterangan sakit dari

Penuntun Praktikum Logam Transisi & Kimia Koordinasi (KI3231)

2

1. Pendahuluan 1.1 Tujuan Kegiatan Praktikum Tujuan kegiatan praktikum anorganik antara lain (i) mempelajari dan memahami reaksi-reaksi anorganik untuk logam transisi dan senyawa-senyawanya, (ii) memperkenalkan beberapa teknik umum dalam percobaan kimia anorganik, yang meliputi: teknik sintesis larutan, pemurnian, isolasi, karakterisasi, dan uji fungsi katalitik. Selain itu, kegiatan praktikum ini bertujuan membantu mahasiswa dalam memahami sifat fisika dan kimia logam transisi dan senyawa-senyawanya. 1.2 Penilaian Praktikum Penilaian kegiatan praktikum anorganik, meliputi:

Kegiatan Praktikum Bobot

1. Tugas pendahuluan + persiapan 10 %

2. Presentasi pra praktikum 20 %

3. Praktikum 40 %

4. Laporan 30 %

Kegiatan praktikum merupakan bagian dari perkuliahan KI3231 Logam Transisi dan Kimia Koordinasi (3(1) sks). Prosentasi nilai praktikum terhadap nilai perkuliahan adalah 25 %. Kelulusan praktikum dinyatakan dengan nilai akhir (NA) dimana NA ≥ 55,00. Mahasiswa yang dinyatakan praktikumnya tidak lulus (NA < 55.00), maka nilai mata kuliah KI3231 secara otomatis berindeks E. NA = 60% Nilai Kegiatan Praktikum + 40% Nilai Ujian Akhir Praktikum Catatan: Mahasiswa wajib mengikuti semua kegiatan praktikum. Jika berhalangan hadir karena sakit (opname), maka harus memberikan surat keterangan sakit dari dokter/Rumah Sakit. 1.3 Keselamatan di Laboratorium

Perlengkapan yang harus digunakan selama kegiatan praktikum: (a) Jas lab lengan panjang, untuk melindungi diri dari percikan bahan-bahan kimia yang

dapat menyebabkan iritasi dan luka bakar. (b) Sepatu tertutup, bukan sandal, untuk melindungi kaki dari tumpahan bahan kimia (c) Kaca mata pengaman (goggle), untuk melindungi mata dari percikan bahan kimia

yang bersifat korosif, juga dari uap/asap larutan asam (contohnya asam klorida), dan partikel-partikel yang terdapat di laboratorium.

Page 4: Praktikum Logam T Kimia K (KI3231)inorg-phys.chem.itb.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/KI3231_modul... · 1.7 Jadwal Kegiatan ... maka harus memberikan surat keterangan sakit dari

Penuntun Praktikum Logam Transisi & Kimia Koordinasi (KI3231)

3

(d) Contact lens tidak boleh digunakan di laboratorium sebab uap pelarut organik mudah terperangkap didalamnya.

(e) Rambut yang panjang harus diikat dan dimasukkan ke dalam jas lab. (f) Masker, untuk mencegah terhirupnya uap bahan-bahan kimia, seperti uap HCl,

HNO3, gas NH3, benzene, toluene, eter, dll. (g) Sarung tangan, untuk melindungi tangan saat mengambil bahan-bahan kimia

berbahaya. Hal-hal yang perlu diperhatikan selama praktikum: (a) Hindari berada di dekat sumber api saat menggunakan bahan-bahan kimia yang

mudah terbakar. (b) Berhati-hatilah jika menggunakan bahan-bahan kimia yang dapat menyebabkan luka

bakar. (c) Jika menggunakan bahan-bahan kimia yang beracun, hindari kontak yang dapat

menyebabkan zat tersebut mengenai atau memasuki tubuh anda. (d) Berhati-hatilah saat menggunakan alat pemanas berbahan bakar gas (bunsen) Cara-cara penanganan kecelakaan di laboratorium (a) KEBAKARAN: Segera padamkan sumber api dengan menggunakan lab basah/ alat

pemandam kebakaran, tergantung besar-kecilnya sumber api. (b) PERCIKAN BAHAN KIMIA:

Jika mengenai mata, segera dibasuh dengan air dan mata jangan dipegang/disentuh atau digosok-gosok dengan tangan. Jika kulit terkena asam, bersihkan dengan lap kering dan kemudian dibilas dengan air. Setelah itu, rendam dalam larutan natrium bikarbonat. Jika terkena basa, segera dibilas dengan air. Jika terkena senyawa organik, dilap dengan menggunakan lap kering/tissue dan kemudian dibilas dengan air sabun. Jika terkena asam sulfat, lap dengan kain kering dan basuh dengan air. Jika diperlukan gunakan larutan asam pikrat.

(c) TERLUKA: Cuci luka dengan air bersih dan sabun, kemudian bersihkan dengan obat antiseptik dan tutup dengan kasa. Biarkan luka mengering.

Apabila terjadi kebakaran/kecelakaan di labotorium, jangan panik dan segera laporkan pada asisten/pemimpin praktikum. Keluar dari laboratorium melalui tangga. 1.4 Peraturan Umum Laboratorium Kimia Anorganik (a) Selama praktikum berlangsung, praktikan bekerja dibawah pengawasan asisten dan

pemimpin praktikum. Tidak diijinkan bekerja sendiri tanpa pengawasan. (b) Bekerja harus sesuai dengan prosedur yang sudah ditentukan, tidak boleh mengubah

prosedur yang tertulis pada buku petunjuk praktikum tanpa persetujuan pemimpin praktikum.

Page 5: Praktikum Logam T Kimia K (KI3231)inorg-phys.chem.itb.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/KI3231_modul... · 1.7 Jadwal Kegiatan ... maka harus memberikan surat keterangan sakit dari

Penuntun Praktikum Logam Transisi & Kimia Koordinasi (KI3231)

4

(c) Bahan kimia harus diletakkan pada tempat yang sudah ditentukan. (d) Setelah mengambil zat, wadah bahan kimia segera ditutup, supaya tidak

terkontaminasi oleh bahan kimia lainnya atau teroksidasi oleh udara. (e) Sebelum menggunakan instrumen, praktikan harus mempelajari prinsip dan cara

kerja instrumen tersebut. Jika ada keragu-raguan tanyakan pada asisten. (f) Sebelum menggunakan instrumen harus memberitahu petugas laboratorium. (g) DILARANG makan, minum, dan merokok di dalam laboratorium. (h) Praktikan harus menjaga kebersihan di laboratorium: (i) Pecahan gelas dan kertas-kertas bekas tidak boleh berserakan di meja maupun di

lantai, (j) Bahan-bahan kimia yang digunakan tidak boleh tercecer di meja maupun di lantai, (k) Tumpah atau percikan bahan kimia harus segera dibersihkan dengan lap, (l) Sisa bahan kimia setelah praktikum harus ditampung pada botol-botol penampung

yang sudah disediakan, jangan dituangkan ke bak pencuci, kecuali anda yakin itu tidak berbahaya.

(m) Praktikan harus mengetahui letak kotak P3K, cara menggunakan alat pemandam kebakaran, dan pintu darurat di laboratorium.

(n) Sebelum meninggalkan laboratorium: i. Padamkan sumber api ii. Tutup kran gas iii. Tutup kran air iv. Bersihkan tempat kerja v. Matikan lampu

1.5 Jurnal Praktikum WAJIB membuat jurnal praktikum berisi prosedur, alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan, serta catatan seluruh data percobaan yang diperoleh selama kegiatan praktikum. Selain itu, masalah-masalah yang muncul selama kegiatan praktikum dapat juga dituliskan dalam jurnal praktikum, guna mengevaluasi dan memperbaiki prosedur percobaan tersebut. Setiap selesai praktikum, data pengamatan dilaporkan kepada asisten dan ditanda tangan. Isi dari jurnal praktikum, meliputi:

i. Judul percobaan, tanggal, dan nama asisten ii. Prinsip percobaan iii. Alat dan bahan iv. Safety dari bahan (MSDS) v. Diagram alir percobaan vi. Data pengamatan

Page 6: Praktikum Logam T Kimia K (KI3231)inorg-phys.chem.itb.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/KI3231_modul... · 1.7 Jadwal Kegiatan ... maka harus memberikan surat keterangan sakit dari

Penuntun Praktikum Logam Transisi & Kimia Koordinasi (KI3231)

5

1.6 Laporan Praktikum Laporan praktikum dikumpulkan kepada asisten pengampu modul sesuai jadwal setelah praktikum selesai. Format laporan sesuai dengan penjelasan di awal praktikum. a. Laporan sintesis

Judul percobaan Data percobaan meliputi jumlah reagen yang digunakan, kondisi reaksi,

pengamatan selama reaksi berlangsung, produk reaksi. Pembahasan meliputi menuliskan persamaan reaksi, kondisi reaksi berdasarkan

sifat fisik/kimia reagen-reagen yang digunakan, dan konfirmasi apakah produk reaksi sesuai dengan yang diharapkan (membandingkan dengan literatur).

b. Laporan karakterisasi Judul percobaan Data percobaan meliputi preparasi sampel untuk dikarakterisasi serta data

pengukuran (spektrum uv-vis/ infra merah/ konduktivitas/ momen magnet/kandungan Fe yang didapat dari hasil AAS/spektroskopi NMR/kromatogram GC)

Pembahasan meliputi membandingkan hasil karakterisasi percobaan dengan yang ada di literatur.

7 Jadwal Kegiatan Praktikum semester 2 2017/2018

Minggu Ke- Tanggal Kelas Materi

1 15-19 Jan-18 K 01 & 02 Pendaftaran

2 24-Jan-18 K 01 Pengarahan Praktikum

25-Jan-18 K 02 Pengarahan Praktikum

3 31 Jan-18 K 01 Presentasi pra praktikum

1-Feb-18 K 02 Presentasi pra praktikum

4 7-Feb-18 K 01 M-1

8-Feb-18 K 02 M-1

5 14-Feb-18 K 01

Minggu sintesis 1 15-Feb-18 K 02

6 21-Feb-18 K 01

Minggu sintesis 2 22-Feb-18 K 02

7 28-Feb-18 K 01

Minggu sintesis 3 1-Mar-18 K 02

8 7-Mar-18 K 01

Minggu sintesis 4 8-Mar-18 K 02

9 14-Mar-18 K 01

Minggu karakterisasi 1 15-Mar-18 K 02

10 21-Mar-18 K 01 Minggu karakterisasi 2

Page 7: Praktikum Logam T Kimia K (KI3231)inorg-phys.chem.itb.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/KI3231_modul... · 1.7 Jadwal Kegiatan ... maka harus memberikan surat keterangan sakit dari

Penuntun Praktikum Logam Transisi & Kimia Koordinasi (KI3231)

6

22-Mar-18 K 02

11 28-Mar-18 K 01

Minggu karakterisasi 3 29-Mar-18 K 02

12 4-Apr-18 K 01

Minggu karakterisasi 4 5-Apr-18 K 02

13 11-Apr-18 K 01 A

Ujian Akhir Praktikum 12-Apr-18 K 02 A

14 18-Apr-18 K 01 B

19-Apr-18 K 01 B

15 25-Apr-18 K 01

Pengembalian Alat 26-Apr-18 K 01

* Jadwal detil (pembagian modul) akan diumumkan setiap minggunya.

Page 8: Praktikum Logam T Kimia K (KI3231)inorg-phys.chem.itb.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/KI3231_modul... · 1.7 Jadwal Kegiatan ... maka harus memberikan surat keterangan sakit dari

Penuntun Praktikum Logam Transisi & Kimia Koordinasi (KI3231)

7

2. Analisis Kualitatif, Sintesis, Karakterisasi dan Uji Katalitik TUJUAN (a) Mempelajari reaksi-reaksi logam transisi dan senyawanya, meliputi reaksi oksidasi logam

oleh asam, reaksi pembentukan endapan hidroksida dari garam-garam logam transisi, reaksi pengendapan senyawa perak(I), perubahan warna dan bilangan oksidasi dari larutan vanadat dan permanganat, reaksi oksidasi-reduksi garam-garam logam transisi, dan reaksi kesetimbangan ion kromat dan dikromat dalam suasana asam dan basa.

(b) Mahasiswa dapat mempelajari sifat fisik dan kimia unsur transisi dan senyawanya, serta dapat menuliskan persamaan reaksi dengan benar.

PENDAHULUAN Sifat kimia dan fisik yang menarik dari unsur-unsur transisi antara lain (i) logam dengan titik lebur dan titik didih yang tinggi, (ii) kereaktifan logam transisi terhadap asam oksidator dan asam non-oksidator yang bervariasi, (iii) senyawanya memiliki bilangan oksidasi yang bervariasi, (iv) ion logam transisi dalam air memiliki warna yang khas, (v) senyawanya dapat bersifat magnet, dan (vi) unsurnya dapat membentuk senyawa kompleks. Dengan sifat kimia dan fisik tersebut, beberapa reaksi kimia yang umum dipelajari antara lain reaksi oksidasi-reduksi, reaksi pembentukan kompleks, dan reaksi pengendapan. Sebagai contoh, logam Fe dapat bereaksi dengan larutan HCl dan menghasilkan ion Fe2+ dan gas H2 dalam larutan. Sementara, logam Cu tidak bereaksi dengan larutan HCl (encer ataupun pekat). Kereaktifan

logam terhadap HCl dapat dijelaskan dengan menggunakan nilai Esel reaksi oksidasi-

reduksi logam oleh H+. Diketahui nilai E Fe2+/Fe = 0,45 V, E Cu2+/Cu = 0,34 V, dan E H+/H2

= 0 V, maka nilai E sel reaksi oksidasi-reduksi logam Fe dan HCl sebesar 0,45 V dan untuk

logam Cu sebesar 0,34 V. Artinya, oksidasi logam Fe oleh HCl dapat berlangsung karena

memiliki nilai Esel reaksi yang positif.

Data-data fisik lainnya, yaitu tetapan hasil kali kelarutan (Ksp), tetapan pembentukan kompleks (Kf) digunakan untuk menjelaskan reaksi pengendapan dan pembentukan kompleks. Sebagai contoh, larutan AgNO3 direaksikan dengan larutan NaCl menghasilkan endapan AgCl, kemudian endapan tersebut akan larutan kembali setelah penambahan

larutan NH3. Adanya ion Ag+ dan ion Cl dalam larutan dapat membentuk endapan AgCl, jika hasil kali konsentrasi kedua ion tersebut sama atau lebih besar dari nilai Kspnya (Ksp AgCl =

1,8 x 1010). Endapan AgCl larut kembali dengan penambahan larutan NH3, karena campuran tersebut menghasilkan produk reaksi berupa ion [Ag(NH3)4]+ yang memiliki nilai Kf sebesar

Modul 1: Reaksi-Reaksi Logam Transisi & Senyawanya

Page 9: Praktikum Logam T Kimia K (KI3231)inorg-phys.chem.itb.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/KI3231_modul... · 1.7 Jadwal Kegiatan ... maka harus memberikan surat keterangan sakit dari

Penuntun Praktikum Logam Transisi & Kimia Koordinasi (KI3231)

8

1,7 x x 107. Artinya, reaksi pembentukan ion [Ag(NH3)4]+ akan mudah berlangsung dalam larutan yang mengandung ion Ag+ dan NH3.

Dalam percobaan ini akan dilakukan reaksi logam transisi dengan beberapa asam dan variasi konsentrasi asam, reaksi pengendapan, reaksi kesetimbangan senyawa logam transis dalam suasana asam dan basa, reaksi oksidasi-reduksi, dan reaksi pembentukan kompleks. Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan hasil tersebut dengan menggunakan data fisik dan sifat kimia setiap unsur transisi. ALAT & BAHAN

Alat Bahan

Tabung reaksi mikro (8 buah) Pipet tetes (5 buah) Bunsen Kertas mika Kertas karton putih & hitam Batang pengaduk plastik mika

Logam: Cr, Fe, Cu, Zn Larutan garam logam transisi: CrCl3 0,3 M, MnCl2 0,25 M, FeCl3 0,5 M, CoCl2 0,5 M, NiCl2 0,5 M, CuSO4 0,25 M, ZnSO4 0,25 M, dan AgCl 0,1 M. Larutan asam: HCl (3M, 6M), HNO3 (3M, 6M), H2SO4 (1M, 3M, 6M), dan aqua regia Larutan basa: NH3 pekat, NaOH 0,1M Larutan: KBr 0,1 M, Na2S2O3 0,1 M, H2O2 30 %, Padatan NaOH (0,5 g) Gula ( 1 g) KMnO4 (± 1 mg) K2C2O4.H2O NaHCO3 Glisin (natrium glisinat) Co(NO3)2.6H2O Aqua dm

CARA KERJA Bagian 1: Reaksi logam transisi dengan asam Berikut reaksi-reaksi logam Cr, Fe, Cu, dan Zn dengan beberapa jenis asam (HCl, HNO3, H2SO4, dan aqua regia). a. Sediakan 7 tabung mikro (pastikan tabungnya bersih), masing-masing diisi dengan

sedikit serbuk/lempengan logam Cr . b. Pada tabung 1: tambahkan larutan HCl 3 M. c. Pada tabung 2: tambahkan larutan HCl 6 M. d. Pada tabung 3: tambahkan larutan HNO3 3M e. Pada tabung 4: tambahkan larutan HNO3 6M f. Pada tabung 5: tambahkan larutan H2SO4 3M. g. Pada tabung 6: tambahkan larutan H2SO4 6M.

Page 10: Praktikum Logam T Kimia K (KI3231)inorg-phys.chem.itb.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/KI3231_modul... · 1.7 Jadwal Kegiatan ... maka harus memberikan surat keterangan sakit dari

Penuntun Praktikum Logam Transisi & Kimia Koordinasi (KI3231)

9

h. Pada tabung 7: tambahkan larutan aqua regia ( 1 tetes). i. Amati perubahan yang terjadi. Jika tidak teramati adanya perubahan, campuran

tersebut dipanaskan dengan menggunakan bunsen/di atas pemanas listrik. j. Ulangi pekerjaan di atas (tahap a-i) untuk logam Fe, Cu, dan Zn. Bersihkan tabung mikro

dengan larutan asam, jika terdapat kerak logam pada dasar tabung. k. Diskusikan kereaktifan setiap logam terhadap variasi konsentrasi HCl, HNO3, dan H2SO4,

serta kerreaktifan logam terhadap aqua regia. l. Tuliskan persamaan reaksi untuk semua reaksi di atas. Bagian 2: Reaksi pembentukan endapan hidroksida Reaksi larutan garam logam transisi dengan larutan NaOH atau NH3 akan membentuk endapan senyawa hidroksida, dimana sebagian senyawa hidroksida logam transisi dapat larut dengan penambahan larutan NaOH atau NH3 berlebih. a. Siapkan larutan garam logam transisi berikut: CrCl3 (0,3 M); MnCl2 (0,25 M); FeCl3 (0,5

M); CoCl2 (0,5 M); NiCl2 (0,5 M); CuSO4 (0,25 M); dan ZnSO4 (0,25 M). b. Siapkan plastik mika transparan, yang dibawahnya dialaskan dengan kertas karton

berwarna putih. c. Setiap larutan tersebut (7 larutan) diteteskan pada plastik mika tersebut sebanyak 1-2

tetes, diberi jarak antar larutan satu dengan yang lainnya seperti gambar dibawah ini. Catatan: jangan lupa urutan larutannya.

d. Pengamatan 1: Teteskan larutan NaOH 0,3 M pada 7 larutan garam logam transisi

tersebut sampai diamati adanya endapan yang terbentuk. Campuran tersebut diaduk dengan menggunakan plastik mika yang tersedia. Kemudian, tambahkan larutan NaOH berlebih sampai endapan tersebut larut kembali atau endapan bertambah banyak. Catat semua hasil pengamatan yang diperoleh.

e. Pengamatan 2: Bersihkan kertas mika dengan tissue. Ulangi tahap pekerjaan b-d, larutan NaOH diganti dengan larutan NH3 5%. Catat semua hasil pengamatan yang diperoleh.

f. Diskusikan senyawa hidroksida manakah yang dapat larut kembali setelah penambahan larutan NaOH atau NH3 berlebih.

g. Tuliskan seluruh persamaan reaksi untuk reaksi di atas.

1 2 3

4 5 6 7

Page 11: Praktikum Logam T Kimia K (KI3231)inorg-phys.chem.itb.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/KI3231_modul... · 1.7 Jadwal Kegiatan ... maka harus memberikan surat keterangan sakit dari

Penuntun Praktikum Logam Transisi & Kimia Koordinasi (KI3231)

10

Bagian 3: Reaksi pengendapan senyawa perak(I) a. Siapkan 1 buah tabung reaksi, kemudian isi dengan 5 mL aqua dm. b. Tambahkan 0,2 mL larutan AgNO3 0,1 M dan 0,8 mL larutan NaCl 1M. Amati perubahan

yang terjadi. c. Tambahkan larutan NH3 5 % (± 1 mL) ke dalam campuran di atas, sampai endapan larut

kembali. d. Tambahkan larutan KBr 0,1 M (± 0,2 mL) ke dalam campuran di atas (bagian c), sampai

di amati adanya endapan. e. Tambahkan larutan Na2S2O3 0,1 M (± 1,5 mL) ke dalam campuran di atas (bagian d),

sampai endapan larut kembali. f. Diksusikan pengendapan senyawa perak(I) berdasarkan nilai kelarutan senyawa perak(I)

yang dihasilkan dalam setiap reaksi di atas (b-e). Bagian 4: Reaksi oksidasi dan reduksi a. Dalam botol vial, garam vanadium (V) (natrium vanadat atau ammonium vanadat)

sebanyak ±0,01 g dilarutkan dengan 20-30 tetes H2SO4 3 M dan diencerkan dengan 2 mL air. Kemudian, tambahkan sedikit serbuk/lempengan Zn dan tutup botol dengan prop karet. Kocok larutan perlahan-lahan dan amati perubahan warna larutan yang terjadi dan catat waktunya (cepat ataukah lambat).

b. Dalam gelas Erlenmeyer 250 mL, ± 0,5 g natrium hidoksida dan ± 1 g gula dilarutkan dalam 75 mL air. Siapkan larutan KMnO4 ( 1 mg/50 mL air) dalam sebuah gelas kimia. Kemudian tuangkan larutan KMnO4 ke dalam labu Erlemeyer, aduk larutan tersebut dengan batang pengaduk magnetik. Amati perubahan warna larutan yang terjadi dan catat waktunya (cepat ataukah lambat).

c. Dalam tabung reaksi, 1mL larutan CrCl3 (0,3 M) dicampur dengan larutan NaOH 0,3 M berlebih sampai endapan yang terbentuk larut kembali. Tambahkan H2O2 10 % berlebih kedalam campuran tersebut dan diaduk. Larutan dipanaskan sampai mendidih dan amati perubahan warna larutan yang terjadi.

d. Dalam tabung reaksi, 1 mL larutan CuSO4 0,25 M direaksikan dengan ± 25-30 tetes larutan KI 0,1 M sampai diamati adanya endapan berwarna putih dan warna larutan berubah menjadi coklat. Kemudian, tambahkan ± 20-30 tetes larutan Na2S2O3 0,1 M sampai warna larutan berubah menjadi bening.

e. Tuliskan persamaan reaksi untuk percobaan a-d, lengkap dengan fasa untuk setiap pereaksi dan produk.

Bagian 5: Kesetimbangan ion kromat dan dikromat a. Dalam tabung reaksi, sedikit garam kromat (natrium kromat/ kalium kromat) dilarutkan

dengan 10-20 tetes air, kemudian tambahkan 10-20 tetes larutan asam sulfat encer (1 M). Amati perubahan warna yang terjadi. Selanjutnya, tambahkan 10-20 tetes larutan natrium hidroksida encer (1 M) kedalam larutan tersebut dan amati perubahan warna yang terjadi.

b. Dalam tabung reaksi, sedikit garam dikromat (natrium dikromat/ kalium dikromat) dilarutkan dengan 10-20 tetes air, kemudian tambahkan 10-20 tetes larutan natrium hidroksida encer. Amati perubahan warna yang terjadi. Selanjutnya, tambahkan larutan

Page 12: Praktikum Logam T Kimia K (KI3231)inorg-phys.chem.itb.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/KI3231_modul... · 1.7 Jadwal Kegiatan ... maka harus memberikan surat keterangan sakit dari

Penuntun Praktikum Logam Transisi & Kimia Koordinasi (KI3231)

11

asam sulfat encer (10-20 tetes) kedalam larutan tersebut dan amati perubahan warna yang terjadi.

c. Tuliskan persamaan reaksi kesetimbangan untuk ion kromat atau dikromat dalam suasana asam dan basa.

Bagian 6: Reaksi pembentukan senyawa kompleks kobalt(III) a. Garam Co(NO3)2.6H2O sebanyak 0,123 g dilarutkan dalam 100 mL aqua dm, yang akan

digunakan sebagai larutan stok Co(II). b. Dalam tabung reaksi, 5 mL larutan Co(II) direaksikan dengan 0,38 g garam glisin. Setelah

campuran tersebut diaduk, tambahkan 2,5 mL H2O2 30 % ke dalam larutan. Campuran

tersebut kemudian dipanaskan ( 80 C ) sampai warna larutan berubah menjadi berwarna ungu. Hasil ini menunjukkan terbentuknya senyawa kompleks [Co(gly)3].

c. Dalam tabung reaksi, 5 mL larutan Co(II) direaksikan dengan 0,78 g K2C2O4.H2O. Setelah campuran tersebut diaduk, tambahkan 5 mL larutan H2O2 3 % ke dalam larutan.

Kemudian larutan diaduk dan dipanaskan pada suhu 30 40 C selama 10-15 menit, sampai warna larutan menjadi biru-kehijauan. Hasil ini menunjukkan terbentuknya

senyawa kompleks [Co(ox)3]3. d. Siapkan 2 buah tabung reaksi. Dalam tabung reaksi 1, 0,15 g Co(NO3)2.6H2O dilarutkan

dalam 2,5 mL aqua dm dan kemudian tambahkan 3-5 tetes H2O2 30 %. Dalam tabung reaksi 2, 0,85 g NaHCO3 dilarutkan dalam 2,5 mL aqua dm. Kedua larutan tersebut dicampurkan dalam gelas kimia, kemudian didihkan dan amati warna larutan menjadi

hijau. Hasil ini menunjukkan terbentuknya senyawa kompleks [Co(CO3)3]3.

e. Dalam tabung reaksi, 2 mL larutan [Co(CO3)3]3 sedikit demi sedikit dicampurkan dengan 8 mL larutan HNO3 dan diamati warna larutan berubah menjadi pink. Perkirakan apa yang terjadi.

TUGAS PENDAHULUAN 1. Bagaimana kereaktifan masing-masing logam transisi, Cr, Fe, Cu, dan Zn terhadap HCl,

H2SO4, dan HNO3? Beri penjelasan dengan menggunakan data E reduksi. 2. Tuliskan data Ksp untuk Cr(OH)3, Mn(OH)2, Fe(OH)3, Ni(OH)2, Co(OH)2, Cu(OH)2, dan

Zn(OH)2.

3. Tuliskan data Kf untuk [Cr(OH)4], [Cr(NH3)6]3+, [Ni(NH3)6]2+, [Co(NH3)6]2+. 4. Tuliskan diagram latimer untuk vanadium dan mangan dalam suasana asam. 5. Tuliskan persamaan reaksi untuk reaksi

a. Reduksi ion vanadat oleh logam Zn dalam suasana asam. b. Reduksi ion permanganat oleh glukosa dalam suasana basa. c. Oksidasi ion kromium(III) oleh hidrogen peroksida dalam suasana basa. d. Reduksi ion tembaga(II) oleh kalium iodida. e. Kesetimbangan ion kromat dan dikromat dalam suasana asam. f. Pembentukan senyawa kompleks kobalt(III).

Page 13: Praktikum Logam T Kimia K (KI3231)inorg-phys.chem.itb.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/KI3231_modul... · 1.7 Jadwal Kegiatan ... maka harus memberikan surat keterangan sakit dari

Penuntun Praktikum Logam Transisi & Kimia Koordinasi (KI3231)

12

DAFTAR PUSTAKA 1. Svehla, G. , Vogel’s Qualitative Inorganic Analysis, 7th ed., Longman, 1996. 2. Riordan, A.R., Jansma, A., Fleischman, S., Green, D.B., and Mulford, D.G. Spectrochemical

Series of Cobalt(III). An Experiment for High School through College, The Chemical Educator, 10, 2004.

3. Housecroft, C.E., Sharpe, A.G., Inorganic Chemistry, 3rd.ed., Pearson Education, 2008.

Page 14: Praktikum Logam T Kimia K (KI3231)inorg-phys.chem.itb.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/KI3231_modul... · 1.7 Jadwal Kegiatan ... maka harus memberikan surat keterangan sakit dari

Penuntun Praktikum Logam Transisi & Kimia Koordinasi (KI3231)

13

TUJUAN (a) Melakukan sintesis senyawa kompleks Fe(III) dengan menggunakan beberapa jenis

ligan yaitu etildiamin, oksalat dan fenantrolin. (b) Mampu menuliskan persamaan reaksi dengan baik untuk setiap senyawa kompleks. (c) Mampu menjelaskan kegunaan masing-masing pereaksi dalam ketiga sintesis

senyawa kompleks Fe(III). (d) Mampu menyiapkan sampel kompleks Fe(III) berkualitas yang akan dilakukan

karakterisasi sesuai Modul 3.

PENDAHULUAN Secara umum, ion logam blok d dapat membentuk senyawa kompleks dimana dalam pembentukannya sering diikuti oleh adanya perubahan warna. Sebagai contoh, reaksi kompleks ion heksaaquakobalt(II) (warna merah muda) dengan HCl akan menghasilkan kompleks tetraklorokobaltat(II) yang berwarna biru tua.

[Co(OH2)6]2+ (aq) + 4Cl− (aq) → [CoCl4]2+(aq) + 6H2O (l) merah muda biru tua Dalam perkembangannya, pembentukan senyawa kompleks akan sangat dipengaruhi oleh bilangan oksidasi dan ukuran ion logam, tipe dan ukuran ligan, dan bilangan koordinasi kompleks. Kompleks Fe(III) telah banyak disintesis dengan berbagai jenis ligan. Umumnya, garam Fe(NO3)3.9H2O atau FeCl3.6H2O digunakan sebagai sumber ion Fe(III). Adapun kereaktifan larutan Fe(III) mudah mengalami hidrolisis dan membentuk senyawa Fe(OH)3, yang sangat sukar larut dalam air. Oleh sebab itu, dalam síntesis kompleks kompleks Fe(III) harus diperhatikan pH larutan dan sifat basa ligan yang digunakan. Beberapa senyawa kompeks Fe(III) yang telah disintesis dengan ligan monodentat/bidentat yaitu [Fe(ox)3]3−,

[Fe(phen)3]3+, [Fe(en)3]3+ dan [Fe(CN)6]3. Umumnya kompleks Fe(III) menghasilkan kompleks dengan bilangan koordinasi 6. Konfigurasi elektron ion Fe(III) yaitu d5, dimana distribusi elektron tersebut dalam kompleks dapat menghasilkan kompleks spin tinggi atau spin rendah (Gambar 1). Hal ini sangat tergantung pada jenis ligan yang berkoordinasi dengan ion Fe(III) tersebut. Ligan yang kuat menghasilkan pembelahan orbital d dengan nilai ∆oct yang besar, dibandingkan dengan ligan yang lemah. Bila nilai ∆oct yang besar, elektron d5 cenderung akan mengisi orbital yang

Modul 2: Sintesis Senyawa Kompleks Fe(III)

Page 15: Praktikum Logam T Kimia K (KI3231)inorg-phys.chem.itb.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/KI3231_modul... · 1.7 Jadwal Kegiatan ... maka harus memberikan surat keterangan sakit dari

Penuntun Praktikum Logam Transisi & Kimia Koordinasi (KI3231)

14

energi potensialnya yang lebih rendah (t2g) dan akan menghasilkan kompeks spin rendah dengan momen magnet efektif sekitar 1,7 BM. Sementara untuk nilai ∆oct yang kecil, distribusi elektron d5 cenderung akan mengisi semua orbital (t2g dan eg) dan akan menghasilkan kompeks spin tinggi dengan momen magnet efektif sekitar 5,9 BM

Gambar 1. Pembelahan orbital d ion besi(III) dalam medan oktahedral.

Dalam percobaan ini dilakukan sintesis tiga senyawa kompleks yaitu Fe(III)-oksalat dan Fe(III)-fenantrolin, dan Fe(III)-asetilaseton. Ketiga senyawa kompleks tersebut disintesis dari larutan Fe(III) dan larutan ligan (garam oksalat, fenantrolin, dan asetilaseton). Reaksi pembentukan senyawa kompleks umumnya merupakan reaksi asam-basa Lewis. ALAT & BAHAN

Alat Bahan

Gelas kimia 100 mL Gelas ukur Spatula Batang pengaduk magnetik Hot plate dan stirrer Kaca masir, ukuran G-4

Garam Mohr, (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O FeCl₃.6H₂O 1,10-phenantrolin Asetilaseton K2C2O4, H2C2O4 Etanol p.a NaClO4 H2SO4 3M dan H2SO4 pekat (18M) H2O2 5% Aqua dm Es batu

Page 16: Praktikum Logam T Kimia K (KI3231)inorg-phys.chem.itb.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/KI3231_modul... · 1.7 Jadwal Kegiatan ... maka harus memberikan surat keterangan sakit dari

Penuntun Praktikum Logam Transisi & Kimia Koordinasi (KI3231)

15

CARA KERJA Sintensis kompleks dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kompleks Fe(III)-etilendiamin, Fe(III)-oksalat, dan Fe(III)-fenantrolin. Bagian 1: Sintesis Fe(III)-oksalat (kompleks 1) (a) Timbang ~ 3,5 g padatan garam Mohr, (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O, dan kemudian larutkan

dengan 10 mL air hangat dalam gelas kimia 50 mL (catatan: panaskan aqudest

terlebih dahulu pada suhu 40 C). (b) Jika perlu tambahkan 3 tetes larutan H2SO4 3 M dan aduk campuran tersebut sampai

padatan tersebut larut seluruhnya. (c) Buat larutan asam oksalat, H2C2O4 dengan konsentrasi 10 g H2C2O4/100 mL air (d) Tambahkan 16 mL larutan H2C2O4 di atas ke dalam larutan garam Mohr, kemudian

larutan diaduk dan dipanaskan sampai mendidih sampai mulai terbentuk endapan yang berwarna kuning.

(e) Biarkan larutan tersebut beberapa saat sampai endapan yang terbentuk mengendap seluruhnya.

(f) Lakukan dekantasi, pisahkan endapan dari filtratnya. Cuci endapan dengan 25 mL air

hangat (suhu 40 C), kemudian biarkan beberapa saat sampai endapan tersebut mengendap kembali, Lakukan tahap ini sebanyak 2 kali.

(g) Endapan yang sudah dicuci dilarutkan dalam larutan K2C2O4 (2,5 g K2C2O4/7,5 mL air). (h) Tambahkan sedikit demi sedikit larutan H2O2 5% sebanyak 12 mL, sambil diaduk.

catatan: suhu larutan dijaga tetap ~40 C. (i) Larutan dipanaskan sampai mendidih. Kemudian, tambahkan sedikit demi sedikit

larutan H2C2O4 (10 g/100 mL air) sebanyak 5 mL dan diperoleh larutan yang berwarna hijau muda jernih. Jika larutan masih keruh, tambahkan tetes demi tetes larutan H2C2O4 (10 g/100 mL air) sampai diperoleh warna larutan yang diharapkan.

(j) Saring larutan yang berwarna hijau muda tersebut, dinginkan pada suhu ruang. Kemudian tambahkan 10 mL etanol, tutup gelas kimia dengan kaca arloji/ aluminium foil dan diamkan larutan tersebut sampai diperoleh endapan senyawa kompleks yang diharapkan.

(k) Saring dan cuci endapan kristal yang dihasilkan dengan air dan etanol. (l) Keringkan dan timbang kristal yang dihasilkan. (m) Simpan kristal dalam wadah gelap.

Air

campuran reaksi

Gambar 2. Rangkaian penangas air

Page 17: Praktikum Logam T Kimia K (KI3231)inorg-phys.chem.itb.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/KI3231_modul... · 1.7 Jadwal Kegiatan ... maka harus memberikan surat keterangan sakit dari

Penuntun Praktikum Logam Transisi & Kimia Koordinasi (KI3231)

16

Bagian 2: Sintesis Fe(III)-fenantrolin (kompleks 2) (a) Larutkan 0.50 gr garam Mohr dengan 5 mL air dalam gelas kimia, kemudian teteskan

H2SO4 pekat (18 M) sebanyak 2-3 tetes. (b) Larutkan 0.60 gr 1,10-phenantroline dengan 5 mL air panas dalam gelas kimia,

kemudian campurkan dengan larutan garam Mohr di atas, akan didapatkan larutan berwarna merah.

(c) Dinginkan larutan dalam penangas es. (d) Kemudian ke dalam larutan tersebut alirkan gas klorin (Cl2) hingga larutan berwarna

biru. Catatan: Gas klorin dibuat dengan mereaksikan kaporit dengan HCl pekat (Gambar 3)

(e) Setelah larutan berubah menjadi biru, secepatnya tambahkan larutan NaClO4 (0.38 g/5 mL air) ke dalam larutan di atas dan kemudian dinginkan dalam penangas es sampai terbentuk kristal berwarna biru.

(f) Kristal yang terbentuk disaring, dikeringkan dan timbang, kemudian simpan dalam botol berwarna gelap dan tertutup.

(g) Lakukan rekristalisasi sesuai dengan prosedur di bagian 4

Gambar 3. Rangkaian penambahan gas klorin pada larutan kompleks

Bagian 3: Sintesis Fe(III)-asetilaseton(kompleks 3) (a) Larutkan 2,5 g FeCl3.6H2O dengan 12,5 mL etanol dalam gelas kimia, kemudian panaskan

pada suhu 60 °C dan sambil diaduk.

(b) Tambahkan perlahan-lahan 3,5 mL asetilaseton kedalam larutan tersebut, sambil diaduk

perlahan-lahan.

(c) Timbang padatan nastrium asetat sebanyak 4,5 g dan kemudian dilarutkan dengan 25 mL

dalam gelas kimia. Kemudian tuangkan larutan natrium asetat tersebut kedalam larutan b

sambil diaduk dan dipanaskan selama 5 menit.

(d) Larutan didinginkan sampai suhu ruang dan diamkan beberapa saat sampai terbentuk

endapan dalam larutan.

(e) Kristal yang terbentuk disaring, dikeringkan dan timbang

(f) Lakukan rekristalisasi sesuai dengan prosedur di bagian 4

Page 18: Praktikum Logam T Kimia K (KI3231)inorg-phys.chem.itb.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/KI3231_modul... · 1.7 Jadwal Kegiatan ... maka harus memberikan surat keterangan sakit dari

Penuntun Praktikum Logam Transisi & Kimia Koordinasi (KI3231)

17

Bagian 4: REKRISTALISASI Ketiga kompleks WAJIB direkristalisasi dengan metoda difusi uap sebelum dilakukan karakterisasi sesuai Modul 3. Metoda difusi uap (Gambar 4): (a) Timbang sekitar 0.1-0.2 g kristal Fe(III) hasil sintesis kemudian larutkan dalam

aquadest secukupnya sampai semua kristal larut sempurna. Tempatkan larutan

dalam botol reagen kecil.

(b) Masukkan botol reagen kecil ke dalam botol reagen yang lebih besar yang berisi

larutan etanol 8-10 mL.

(c) Tutup botol reagen besar, sampai terbentuk kristal kembali di dalam larutan etanol.

(d) Kristal yang terbentuk disaring, dikeringkan dan ditimbang, kemudian simpan dalam

botol berwarna gelap dan tertutup.

Gambar 4. Rangkaian metoda difusi uap

TUGAS PENDAHULUAN (a) Gambarkan struktur molekul untuk ligan asam oksalat, 1,1-fenantrolin dan

asetilaseton. Tuliskan jenis dan jumlah atom donor untuk masing-masing ligan tersebut.

(b) Dalam sintesis senyawa kompleks Fe(III)-fenantrolin, garam Mohr digunakan sebagai sumber Fe. Coba jelaskan mengapa sintesis senyawa kompleks tersebut digunakan garam Mohr, tidak digunakan langsung garam Fe(III) seperti senyawa kompleks Fe(III) lainnya?

(c) Tuliskan kegunaan masing-masing pereaksi dalam ketiga sintesis senyawa kompleks Fe(III) di atas.

(d) Tuliskan persamaan reaksi untuk ketiga sintesis senyawa kompleks Fe(III) di atas, kemudian hitung jumlah stoikiometri untuk setiap pereaksi dan tentukan pereaksi pembatasnya.

Page 19: Praktikum Logam T Kimia K (KI3231)inorg-phys.chem.itb.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/KI3231_modul... · 1.7 Jadwal Kegiatan ... maka harus memberikan surat keterangan sakit dari

Penuntun Praktikum Logam Transisi & Kimia Koordinasi (KI3231)

18

DAFTAR PUSTAKA 1. Szafran, Z., Pike, R.M, Singh, M.M., Microscale Inorganic Chemistry: A Comprehensive

Laboratory Experience, John Wiley & Sons, N.Y, p.248, 1991. 2. Miessler, G.L; Tarr, D.A., Inorganic Chemistry, 2nd ed., Prentice Hall Int., p.422, 1991. 3. Shiver, D.F. and Atkins, P.W., Inorganic Chemistry, 3rd ed., Oxford University Press,

p.291, 1999. 4. Housecroft, C.E., Sharpe, A.G., Inorganic Chemistry, 3rd.ed., Pearson Education, 2008.

Page 20: Praktikum Logam T Kimia K (KI3231)inorg-phys.chem.itb.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/KI3231_modul... · 1.7 Jadwal Kegiatan ... maka harus memberikan surat keterangan sakit dari

Penuntun Praktikum Logam Transisi & Kimia Koordinasi (KI3231)

- 19 -

TUJUAN Melakukan beberapa karakterisasi padakompleks Fe(III) hasil sintesis modul 2, yaitu: (a) pengukuran spektroskopi UV-vis dan melakukan analisa kekuatan ligan berdasarkan

nilai puncak serapan maksimum setiap senyawa kompleks Fe(III). (b) pengukuran spektroskopi inframerah untuk mengindetifikasi ikatan koordinasi

antara ion Fe(III) dengan ligan. (c) pengukuran momen magnet untuk mempelajari pengaruh ligan terhadap sifat

magnet senyawa kompleks Fe(III). (d) pengukuran kadar Fe dengan metoda AAS guna mengetahui massa molekul relatif

kompleks Fe(III) yang dihasilkan. (e) Pengukuran konduktivitas untuk menentukan rumus molekul senyawa kompleks

Fe(III) yang dihasilkan. KARAKTERISASI 1: Spektroskopi UV-Vis Teori Dasar Orbital d dari sebuah ion logam unsur transisi akan membelah menjadi dua bagian, eg (doublet) dengan tingkat energi lebih tinggi dan t2g (triplet) dengan tingkat energi lebih rendah dalam medan ligan oktahedral, seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini.

Gambar 1. Pembelahan orbital d dalam medan oktahedral

Perbedaan energi antara eg dan t2g disebut sebagai 0 (atau 10 Dq). Besar nilai 0 dalam dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: (i) muatan pada ion logam, (ii) ukuran ion logam, (iii) jenis ligan. Dari studi spektra UV-vis senyawa kompleks, urutan kekuatan ligan untuk membelah orbital d, yang dikenal sebagai deret spektrokimia, adalah sebagai berikut:

Halida < OH < C2O42 < H2O < NCS < py < NH3 < en < phen < NO2

< en < phen < CN, CO.

Modul 3: Karakterisasi Senyawa Kompleks Fe(III) dan Interpretasi Data

Page 21: Praktikum Logam T Kimia K (KI3231)inorg-phys.chem.itb.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/KI3231_modul... · 1.7 Jadwal Kegiatan ... maka harus memberikan surat keterangan sakit dari

Penuntun Praktikum Logam Transisi & Kimia Koordinasi (KI3231)

- 20 -

Ion Fe(III) memiliki konfigurasi elektron d5, yang dalam medan kristal oktahedral dapat memiliki konfigurasi elektron t2g

3 eg2 (high spin) atau t2g

5 (low spin). Pada keadaan dasar, transisi elektronik d5 merupakan spin forbidden. Oleh karena itu umumnya serapan maksimum yang diamati pada kompleks Fe(III) memiliki absorptivitas molar yang rendah pada daerah sinar tampak.

ALAT & BAHAN

Alat Bahan

Spektrofotometer UV-vis Etanol absolut Kuvet Gelas kimia Spatula

Aqua dm FeCl3.6H2O Sampel senyawa kompleks Fe hasil sintesis

Kertas timbang

CARA KERJA (a) Siapkan sampel senyawa kompleks Fe(III) hasil sintesis modul 2: (i) Fe(III)-oksalat, (ii)

Fe(III)-fenantrolin, dan (iii) Fe(III)-asetilaseton (b) Timbang masing-masing sampel sebanyak ± 10 mg, kemudian dilarutkan dalam 5 mL

pelarut (aqua dm atau etanol). (c) Ukur absorbansi pada panjang gelombang 300-800 nm untuk setiap larutan senyawa

kompleks Fe(III).

(d) Tentukan panjang gelombang maksimum max untuk setiap senyawa kompleks Fe(III) dari spektrum UV-vis yang dihasilkan pada pengukuran di atas.

KARAKTERISASI 2: Spektroskopi infra merah (IR) Teori dasar Energi sinar inframerah akan berkaitan dengan energi vibrasi molekul. Molekul akan dieksitasi sesuai dengan panjang gelombang yang diserapnya. Vibrasi ulur dan tekuk adalah cara vibrasi yang dapat diekstitasi oleh sinar dengan bilangan gelombag dalam rentang 600-4000 cm–1. Hampir semua gugus fungsi organik dan anorganik memiliki bilangan gelombang serapan khas di daerah yang tertentu, daerah ini disebut daerah gugus fungsi dan absorpsinya disebut absorpsi khas. Daerah serapan beberapa gugus fungsi organik dan anorganik ditunjukkan pada table berikut:

Tabel 1. Daerah Serapan Gugus Fungsi

C-H 2900 cm1

Si-H 2150 cm1

Ge-H 2100 cm1

B-F 1400 cm1

C-N 1100 cm1

C-O 1100 cm1

C-Cl 750 cm1

C-Br 650 cm1

N-Br 690 cm1

Page 22: Praktikum Logam T Kimia K (KI3231)inorg-phys.chem.itb.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/KI3231_modul... · 1.7 Jadwal Kegiatan ... maka harus memberikan surat keterangan sakit dari

Penuntun Praktikum Logam Transisi & Kimia Koordinasi (KI3231)

- 21 -

N-H 3400 cm1

P-H 2300 cm1

As-H 2200 cm1

O-H 3500 cm1

S-H 2600 cm1

Se-H 3300 cm1

F-H 4100 cm1

Cl-H 3000 cm1

Br-H 2650 cm1

I-H 2300 cm1

N-F 1070 cm1

C=C 1650 cm1

C=N 1650 cm1

C=O 1700 cm1

CC 2100 cm1

CN 2150 cm1

CO 2170 cm1

O-Cl 780 cm1

O-Br 710 cm1

O-I 690 cm1

B-Cl 950 cm1

B-Br 800 cm1

S-Cl 520 cm1

S-Br 400 cm1

P-Cl 515 cm1

P-Br 390 cm1

Energi vibrasi molekul dinyatakan dalam persamaan Höoke, dimana adanya hubungan antara massa molekul dan energy vibrasi.

k

C)2(

1

)( 21

21

mm

mm

dengan = frekuensi vibrasi (cm1), c =2,998 x1010 cm/s, k = tetapan gaya untuk ikatan

(dyne/cm), = massa reduksi dalam ikatan (g). Massa molekul makin besar, maka energi vibrasi makin rendah yang ditunjukkan dengan bilangan gelombang yang lebih kecil. Sebagai contoh pada molekul asam halida, HX, urutan massa molekulnya HF < HCl < HBr < HI dan bilangan gelombangnya HF > HCl > HBr > HI. Frekuensi serapan dalamgugus fungsi anorganik dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: (a) Bilangan oksidasi.

Sebagai contoh: serapan yang kuat untuk ion NO21 teramati pada 1240 cm1 dan ion

NO3 pada 1360 cm1.

(b) Jenis ligan dalam senyawa kompleks.

CO 2143 cm1 (untuk gas CO)

[V(CO)6] 1858 cm1

[Cr(CO)6] 1984 cm1

[Mn(CO)6]+ 2094 cm1

CN 2150 cm1

[V(CN)6]5 1910 cm1

[V(CN)6]4 2065 cm1

[V(CN)6]3 2077 cm1

Dalam percobaan ini akan dipelajari perubahan frekuensi serapan berbagai ligan pada senyawa kompleks Fe(III), sebelum dan setelah membentuk senyawa kompleks.

Page 23: Praktikum Logam T Kimia K (KI3231)inorg-phys.chem.itb.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/KI3231_modul... · 1.7 Jadwal Kegiatan ... maka harus memberikan surat keterangan sakit dari

Penuntun Praktikum Logam Transisi & Kimia Koordinasi (KI3231)

- 22 -

ALAT & BAHAN

Alat Bahan

Spektrofotometer IR Spatula Alat preparasi pelet Mortar

KBr Sampel: semua senyawa kompleks Fe(III) hasil sintesis

CARA KERJA (a) Nyalakan alat spektrofotometer IR, panaskan selama 30 menit. (b) Siapkan sampel yang akan dianalisa, pastikan sampel sudah kering. (c) Campurkan sampel dengan KBr (perbandingan 1:10), kemudian gerus dengan

menggunakan mortar sampai campuran tersebut homogen. (d) Siapkan alat untuk membuat pelet, kemudian buat pelet untuk (a) KBr sebagai

background dan (b) campuran sampel + KBr. (e) Pindahkan pelet yang sudah siap ke sel untuk pengukuran sampel IR.

(f) Ukur transmitans pelet KBr pada bilangan gelombang 4000-600 cm1, sebagai background (blanko).

(g) Lakukan hal yang sama seperti tahap di atas, untuk pelet campuran KBr + sampel. (h) Simpan file dalam bentuk dokumen *.ASCII. (i) Olah data dengan menggunakan software ORIGIN.

Interpretasi spektrum IR senyawa kompleks (a) Perhatikan seluruh puncak yang muncul pada spektrum IR tiap ligan dan senyawa

kompleks. (b) Catat bilangan gelombangan untuk gugus fungsi berikut, untuk setiap spektrum IR.

Gugus Fungsi

Bilangan Gelombang,cm−1

Fe(III)-oksalat Fe(III)-fenantrolin Fe(III)-asetilaseton

C=O

C-O

C-C

C-N

C-H

N-H

(c) Amati perubahan bilangan gelombang untuk setiap gugus fungsi, dengan cara

membandingkan data spektrum tiap ligan dan senyawa kompleksnya. (d) Tentukan bilangan gelombang gugus fungsi pada tiap ligan yang mengalami

pergeseran pada spektrum senyawa kompleks. (e) Identifikasi adanya ikatan koordinasi antara ion logam Fe dengan ligan, berdasarkan

perubahan bilangan gelombang gugus-gugus fungsi pada tiap ligan.

Page 24: Praktikum Logam T Kimia K (KI3231)inorg-phys.chem.itb.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/KI3231_modul... · 1.7 Jadwal Kegiatan ... maka harus memberikan surat keterangan sakit dari

Penuntun Praktikum Logam Transisi & Kimia Koordinasi (KI3231)

- 23 -

KARAKTERISASI 3: Pengukuran hantaran dengan konduktometer Teori dasar Alfred Werner (1912) mempelajari kemungkinan rumus molekul dari senyawa kompleks Co(en)2Cl3 (en = etilendiamin) dalam larutan, dengan komposisi ligan yang berbeda-beda sebagai berikut:

i. [Co(en)2(H2O)2]Cl3, dengan jumlah ion dalam larutan sebanyak 4 ion. ii. [Co(en)2(H2O)Cl]Cl2, dengan jumlah ion dalam larutan sebanyak 3 ion. iii. [Co(en)2Cl2]Cl, dengan jumlah ion dalam larutan sebanyak 2 ion.

Cara terbaik untuk menentukan jumlah ion dalam sebuah sampel senyawa kompleks dengan melakukan pengukuran hantaran larutan sampel tersebut. Hasil pengukuran hantaran dapat memberikan gambaran jumlah ion (kation dan anion) yang terdapat dalam larutan. Ion-ion yang terdapat dalam larutan dapat menghantarkan listrik, yang kenal dengan sebutan elektrolit. Pengukuran hantaran berdasarkan tahanan sel (R) dari sebuah larutan, pada saat elektroda dimasukkan ke dalam larutan sampel. Nilai R bergantung pada jarak elektroda (d) dan berbalik terbalik dengan luas area elektroda (A).

A

dR

KR

dengan = tahanan spesifik dan K = tetapan sel (1). Hantaran (L) berbanding lurus dengan tahanan dan hantaran spesifik (k) berbanding terbalik

dengan . Hubungan antar hantaran dan hantaran spesifik dapat dinyatakan dalam persamaan berikut:

k = KL

Page 25: Praktikum Logam T Kimia K (KI3231)inorg-phys.chem.itb.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/KI3231_modul... · 1.7 Jadwal Kegiatan ... maka harus memberikan surat keterangan sakit dari

Penuntun Praktikum Logam Transisi & Kimia Koordinasi (KI3231)

- 24 -

Untuk setiap alat konduktometer, tetapan sel (K) harus ditetapkan terlebih dahulu dengan menggunakan larutan KCl. Hantaran molar larutan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:

M

km

1000

dengan m = hantaran molar dan M = konsentrasi.

Jumlah ion dalam sebuah sampel dapat ditentukan dengan cara membandingkan nilai m

sampel dengan m garam ionik yang sudah diketahui jumlah ionnya. Berikut data m untuk

larutan yang mengandung 2-5 ion pada suhu 25 C dalam air.

Tabel 2. Hantaran molar berdasarkan jumlah ion

Jumlah ion Hantaran Molar,

(cm1mol11)

2 118-131

3 235-273

4 408-435

5 ~ 560

ALAT & BAHAN

Alat Bahan

Gelas kimia, 50 mL Gelas ukur, 50 mL Konduktometer Timbangan Termometer

KCl Sampel: Senyawa kompleks Fe(III) hasil sintesis Aqua dm

CARA KERJA (a) Nyalakan alat kondutometer, panaskan selama ± 15 menit. (b) Siapkan larutan 25 mL KCl 0,02 M, gunakan aqua dm untuk melarutkan garam KCl. (c) Ukur hantaran (L) untuk larutan KCl. (d) Hitung tetapan sel dari data tersebut, diketahui hantaran spesifik (k) untuk larutan

KCl 0,02 M pada 25C adalah 2,768 x 10-3- 1 cm1. (e) Siapkan sampel yang akan diukur, dengan konsentrasi ± 0,001 M. (f) Ukur hantaran (L) untuk setiap sampel. (g) Hitung hantaran molar dan tuliskan rumus molekul untuk setiap sampel senyawa

kompleks hasil sintesis.

Page 26: Praktikum Logam T Kimia K (KI3231)inorg-phys.chem.itb.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/KI3231_modul... · 1.7 Jadwal Kegiatan ... maka harus memberikan surat keterangan sakit dari

Penuntun Praktikum Logam Transisi & Kimia Koordinasi (KI3231)

- 25 -

KARAKTERISASI 4: Pengukuran momen magnet Teori dasar Magnetisasi (M, momen magnet per satuan volume) suatu sampel dalam medan magnet (H) berbanding lurus dengan besarnya H, dan tetapan suseptibilitas volume χ, yang bergantung pada jenis sampel. Hasil kali χ dengan volume molar sampel Vm disebut susceptibilitas molar χm. Dinyatakan dalam persamaan berikut. Sebuah sampel yang semua elektronnya berpasangan akan memiliki sifat diamagnetik, sementara bila sampel yang elektronnya tidak seluruhnya berpasangan akan memiliki sifat paramagnetik. Besar sifat paramagnetisme sekitar 100 kali lebih besar daripada sifat diamagnetisme. Hukum Curie menunjukkan bahwa paramagnetisme berbanding terbalik dengan suhu, yang dinyatakan dalam persamaan berikut: dengan T = suhu mutlak dan A, C = tetapan Pengaruh suhu terhadap susceptibilitas ditunjukkan pada Gambar 4. Sifat paramagnetisme akan menurun dengan kenaikan temperatur.

Gambar 4. Pengaruh suhu terhadap susceptibilitas.

M = H

χm = Vm

T

CAm

Page 27: Praktikum Logam T Kimia K (KI3231)inorg-phys.chem.itb.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/KI3231_modul... · 1.7 Jadwal Kegiatan ... maka harus memberikan surat keterangan sakit dari

Penuntun Praktikum Logam Transisi & Kimia Koordinasi (KI3231)

- 26 -

Secara umum, unsur-unsur logam transisi memiliki bilangan oksidasi lebih dari satu dengan orbital d atau f yang belum terisi penuh. Adanya elektron yang tidak berpasangan dalam orbital tersebut dapat menghasilkan senyawa yang bersifat paramagnetik. Sifat paramagnetisme senyawa kompleks logam transisi blok d yang memiliki elektron tak berpasangan dengan bilangan kuantum spin 1/2, dan setengah jumlah elektron tak berpasangan adalah bilangan kuantum spin total S. Oleh karena itu, momen magnet hanya berdasarkan spin secara teori dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:

)1( SSgs atau )2( nns

dengan g = rasio gyromagnetik (2,00023), n =jumlah elektron tidak berpasangan.S = spin total ( S = n(1/2)). Dalam senyawa kompleks logam transisi, jenis dan jumlah ligan yang terkoordinasi pada sebuah ion logam transisi dapat mempengaruhi jumlah elektron yang tidak berpasangan dalam ion logam keadaan bebas, khususnya ion logam transisi dengan konfigurasi elektron d4 – d7. Hubungan antara jumlah elektron tidak berpasangan dengan nilai momen magnet ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 3. Nilai Momen Magnet Ion Logam Transisi

Ion Logam Konfigurasi Jumlah elektron

tidak berpasangan Momen magnet

(BM)

Ti3+ d1 1 1,7-1,8

V3+ d2 2 2,7-2,9

Cr3+ d3 3 3,7-3,9

Mn3+ d4 4 (spin tinggi) 4,8-5,0

2 (spin rendah) 3,0-3,3

Fe3+ d5 5 (spin tinggi) 5,7-6,0

1 (spin rendah) 2,2-2,7

Fe2+ d6 4 (spin tinggi) 5,9-5,6

0 (spin rendah) 0

Co2+ d7 3 (spin tinggi) 4,3-5,2

1 (spin rendah) 2,0-2,7

Cu2+ d9 1 1,8-2,1

Metoda Gouy salah satu cara yang digunakan untuk mengukur momen magnet berdasarkan perubahan berat sampel dengan adanya gaya tarik atau gaya tolak oleh medan magnet. Gaya tarik oleh medan magnet dihasilkan adanya elektron tidak berpasangan dalam sampel paramagnetik, sehingga dalam pengukuran akan dihasilkan perubahan berat dengan nilai

Page 28: Praktikum Logam T Kimia K (KI3231)inorg-phys.chem.itb.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/KI3231_modul... · 1.7 Jadwal Kegiatan ... maka harus memberikan surat keterangan sakit dari

Penuntun Praktikum Logam Transisi & Kimia Koordinasi (KI3231)

- 27 -

positif. Sebaliknya, sampel diamagnetik akan ditolak oleh medan dan perubahan berat dengan nilai negatif. Skema timbangan Gouy ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Gambar 5. Skema timbangan Gouy

ALAT & BAHAN

Alat Bahan

Alat ukur momen magnet Tabung MSB Neraca analitik Termometer

Sampel: senyawa kompleks Fe(III) hasil sintesis Aqua dm Aseton

CARA KERJA (a) Nyalakan alat MSB, putar tombol RANGE pada skala x1dan panaskan alat selama 30

menit. (b) Atur tombol ZERO, sampai dihasilkan pembacaan 000. (c) Timbang tabung MSB kosong, M0 (gram) (d) Masukkan tabung MSB kosong kedalam lubang tempat meletakkan tabung MSB

pada alat MSB, kemudian baca skala dihasilkan pada alat MSB (R0) (e) Catatan: nilainya ± -030. Jika tidak, bersihkan tabung MSB dengan aqua dm dan

belias dengan aseton. Kemudian diamkan beberapa saat sampai tabung tersebut benar-benar kering.

(f) Siapkan sampel yang akan diukur, harus sudah kering. (g) Catatan: jika sampel belum kering, bungkus sampel dengan kertas saring dan

kemudian keringkan dengan hairdyer.

Page 29: Praktikum Logam T Kimia K (KI3231)inorg-phys.chem.itb.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/KI3231_modul... · 1.7 Jadwal Kegiatan ... maka harus memberikan surat keterangan sakit dari

Penuntun Praktikum Logam Transisi & Kimia Koordinasi (KI3231)

- 28 -

(h) Isi tabung MSB dengan sampel kering sampai tinggi sampel dalam tabung minimal 1.5 cm. Ukur tinggi sampel dalam tabung dan catat, L (cm).

(i) Timbang berat tabung MSB yang telah diisi dengan sampel, M (gram) (j) Masukan tabung MSB berisi sampel ke dalam lubang meletakkan tabung MSB pada

alat MSB, kemudian baca skala dihasilkan pada alat MSB (R) (k) Catat suhu ruang saat pengukuran, T (K). Cara Perhitungan

Hitung nilai kerentanan massa, g :

Cbal = 1,10 (tetapan kalibrasi neraca)

Hitung nilai kerentanan molar, m:

Mr = massa molar senyawa yang diukur

Hitung nilai kerentanan terkoreksi, A:

D = D (kation logam transisi) + D (ligan) + D (ion)

D = koreksi diamagnetic

Hitung nilai momen magnet sampel, eff:

T = temperatur ruang (K)

Tabel 4. Data Koreksi Diamagnetik

Kation/Anion/Molekul Koreksi Diamagnetik, D

( 106 cgs)

Fe2+ Fe3+

13 10

etilendiamin 46

C2O42 28

CH3COO 29

Urea 33

).(10

).(.

0

9

0

MM

RRLCbalg

Mrgm .

DmA

2/1)..(83.2 TAeff BM

Page 30: Praktikum Logam T Kimia K (KI3231)inorg-phys.chem.itb.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/KI3231_modul... · 1.7 Jadwal Kegiatan ... maka harus memberikan surat keterangan sakit dari

Penuntun Praktikum Logam Transisi & Kimia Koordinasi (KI3231)

- 29 -

1,10-phenantrolin

Ion Cl

PPh3

138 23

167

Contoh perhitungan: sampel MnSO4.4H2O Data pengukuran:

R0 -030 R +4966 M0 0 gr M 0.3431 gr L 3.80 cm Cbal 1.20 T 298 K

Perhitungan:

g = +66.4 10-6 cgs

M = +14.81 10-3 cgs

D = 13 (untuk Mn2+) + 38 (untuk SO42) + 13 4 (untuk H2O) = 93 10-6 cgs

A = 14.71 10-3 cgs

eff:= 2.83 x (14.18 10-3 cgs x 298)1/2 = 5.93 BM

Secara teoritis eff untuk Mn(II) adalah 5.92 ( untuk spin rendah) atau 1.73 (untuk spin tinggi). KARAKTERISASI 5: Penentuan kadar Fe dengan AAS Teori dasar Analisis dengan cara AAS didasarkan kepada absorpsi energi sinar dengan panjang gelombang tertentu oleh atom-atom netral dari zat yang akan dianalisis. Sumber cahayanya berasal dari hollow cathode yang dibuat dari unsur yang akan dianalisis, sehingga menghasilkan cahaya yang khas dari unsur tersebut. Dalam analisis dengan AAS, sampel dalam bentuk larutan disemburkan dalam bentuk kabut halus ke dalam nyala, di dalam nyala ion-ion logam akan membentuk atom-atom netral. Atom-atom netral tersebut dapat menyerap sinar yang dipancarkan oleh hollow cathode. Metoda AAS biasa digunakan untuk menentukan kadar logam dalam suatu sampel. Logam padatan diubah bentuknya menjadi larutan dengan melarutkannya dengan suatu asam. Perbandingan antara intensitas sinar yang diteruskan terhadap sinar datang serta hubungannya dengan analit yang diukur, dinyatakan dalam hukum Lambert-Beer: -log I/Io = A = ε . b . C (1)

Page 31: Praktikum Logam T Kimia K (KI3231)inorg-phys.chem.itb.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/KI3231_modul... · 1.7 Jadwal Kegiatan ... maka harus memberikan surat keterangan sakit dari

Penuntun Praktikum Logam Transisi & Kimia Koordinasi (KI3231)

- 30 -

dimana: A = absorban, ε = tetapan absorftifitas molar (bergantung pada zat), b = lebar nyala api, C = konsentrasi larutan (mol/L). Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka persamaan Lambert-Beer disederhanakan lagi dengan cara mengukur absorban larutan menggunakan kuvet yang tebalnya sama, sehingga:

A = k . C (2) Dengan demikian grafik A terhadap C merupakan garis lurus dengan kemiringan k.

ALAT & BAHAN

Alat Bahan

Alat ukur AAS Botol sampel Neraca analitik Labu takar Pipet volume

Sampel: senyawa kompleks Fe(III) hasil sintesis Larutan asam nitrat 2 M Aqua dm

CARA KERJA (a) Siapkan larutan standar Fe 100 ppm (b) Larutkan sampel senyawa kompleks Fe(III) dengan 5 mL larutan HNO3 2 M dalam

gelas kimia. Aduk sampai padatan tersebut larut baik, bila perlu dipanaskan. (c) Tuangkan larutan tersebut kedalam labu takar 100 mL dan encerkan sampai tanda

batas dengan aqua d.m. Kemudian larutan diukur absorbansinya dengan alat AAS (d) Tentukan kadar Fe dalam sampel dengan menggunakan kurva standar. Kemudian

hitung Mr sampel senyawa kompleks Fe(III). TUGAS PENDAHULUAN

1. Cari data literatur untuk max untuk senyawa kompleks: (i) Fe(III)-etilendiamin, (ii) Fe(III)-oksalat, dan (iii) Fe(III)-fenantrolin (lampirkan sumber referensinya)

2. Cari data literatur spektrum IR untuk ligan asetilaseton, oksalat, dan fenantrolin. (lampirkan sumber referensinya).

3. Jelaskan alasan penggunaan garam KBr dalam pengukuran spektrum IR. 4. Hitung momen magnet teoritis untuk senyawa kompleks Fe(III) 5. Bagaimana cara menentukan nilai Cbal dari sebuah alat MSB.

Page 32: Praktikum Logam T Kimia K (KI3231)inorg-phys.chem.itb.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/KI3231_modul... · 1.7 Jadwal Kegiatan ... maka harus memberikan surat keterangan sakit dari

Penuntun Praktikum Logam Transisi & Kimia Koordinasi (KI3231)

- 31 -

6. Bagaimana cara untuk menentukan rumus molekul sebuah senyawa kompleks berdasarkan data hasil pengukuran hantaran?

7. Jelaskan bagaimana cara menghitung massa molekul relatif berdasarkan hasil pengukuran AAS

DAFTAR PUSTAKA 1. Szafran, Z., Pike, R.M, Singh, M.M., Microscale Inorganic Chemistry: A

Comprehensive Laboratory Experience, John Wiley & Sons, N.Y, 1991. 2. Housecroft, C.E., Sharpe, A.G., Inorganic Chemistry, 3rd.ed., Pearson Education, 2008. 3. Hoffmann, d.E., Stroobant, V., Mass Spectroscopy: Principles and Applications, 3rd

ed., Wiley, 2007.

Page 33: Praktikum Logam T Kimia K (KI3231)inorg-phys.chem.itb.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/KI3231_modul... · 1.7 Jadwal Kegiatan ... maka harus memberikan surat keterangan sakit dari

Penuntun Praktikum Logam Transisi & Kimia Koordinasi (KI3231)

- 32 -

TUJUAN (a) Melakukan sintesis senyawa hibrid berpori, MOF berbasis Zr (UiO-66). (b) Mampu menjelaskan tujuan setiap tahap sintesis, serta mengetahui kegunaan setiap

pereaksi dan persamaan reaksi dalam sintesis UiO-66. (c) Mampu memahami sifat katalitik UiO-66 pada proses reaksi asetalisasi benzaldehid. PENDAHULUAN

Metal Organic Framework (MOF) merupakan material berpori yang kristalin yang dibentuk dari ikatan antara ion logam atau klaster logam dengan ligan senyawa organik. Material yang dikategorikan dalam MOF memiliki beberapa sifat, yaitu terbentuk oleh ikatan kimia yang kuat, ligan jembatan yang digunakan dapat dimodifikasi dengan reaksi organik dan memiliki struktur yang geometris, permukaan yang luas, ukuran pori yang dapat diatur, dan geometri yang dapat dikontrol. Sifat-sifat tersebut menjadikan MOF dapat diaplikasikan sebagai penyimpanan dan pemisahan gas, penyimpanan obat, sensor, optik, dan katalis.

UiO-66 merupakan salah satu jenis MOF yang berbasis logam zirkonium. MOF berbasis logam zirkonium merupakan salah satu jenis MOF yang stabil dan telah dilaporkan memiliki kestabilan termal hingga 540 °C serta kestabilannya terhadap air dan beberapa pelarut organik yang umum seperti DMF (N,N’-dimetilformamida), benzena, aseton, etanol, HCl, dan NaOH. UiO-66 disisntesis dari logam zirkonium dengan ligan BDC (benzena dikarboksilat).

Gambar 1.1 Struktur MOF UiO-66

Modul 4: Sintesis dan Uji Katalitik MOF Berbasis Zr, UiO-66

Page 34: Praktikum Logam T Kimia K (KI3231)inorg-phys.chem.itb.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/KI3231_modul... · 1.7 Jadwal Kegiatan ... maka harus memberikan surat keterangan sakit dari

Penuntun Praktikum Logam Transisi & Kimia Koordinasi (KI3231)

- 33 -

Berbagai metode sintesis MOF telah banyak dikembangkan untuk menghasilkan MOF dengan topologi yang baik. Sintesis MOF dapat dilakukan dengan metode penguapan pelarut, metode difusi uap, solvotermal/hidrotermal, elektrokimia, pemanasan dengan gelombang mikro (microwave), mekanokimia, dan sonokimia. Metode hidrotermal atau solvotermal menerapkan prinsip self assembly dalam tahap sintesis MOF. Awalnya metode digunakan untuk sintesis zeolit lalu diadaptasi untuk sintesis MOF. Temperatur operasional sintesis MOF dengan metode ini berkisar 80-260 °C. Sintesis MOF dengan metode solvotermal dan hidrotermal menggunakan autoclave yang tertutup rapat. Prinsip dari metode solvotermal adalah mereaksikan reaktan pada wadah tertutup dengan memberikan tekanan dan temperatur diatas titik didih pelarut.

Reaksi asetalisasi merupakan salah satu strategi yang banyak digunakan dalam multi tahap sintesis senyawa-senyawa organik multifungsi dengan cara proteksi gugus karbonil yang bisa berasal dari aldehid atau keton. Produk reaksi, asetal, merupakan bahan dasar dari sintesis senyawa-senyawa fungsional seperti steroids, obat-obatan, dan parfum. Pada umumnya reaksi ini dilakukan dengan cara mereaksikan senyawa-senyawa yang mengandung gugus karbonil dengan alkohol dan menggunakan katalis asam. MOF UiO-66 merupakan salah satu katalis heterogen untuk reaksi asetalisasi.

Gambar 1.2 Reaksi asetalisasi benzaldehida dengan methanol

ALAT & BAHAN

Alat Bahan

Autoclave Pemanas listrik Zirkonium(IV) klorida, ZrCl4 Tabung Schlenk Batang pengaduk Asam 1,4-benzendikarboksilat, H2BDC Schlenk line Klep N,N’-dimetilformamida, DMF Gelas kimia 25 mL Statip Kloroform Vial tertutup Corong Buchner Benzaldehida Metanol Piridin

H

O

+ CH3OHO

O

+ H2Ocat

r.t

Page 35: Praktikum Logam T Kimia K (KI3231)inorg-phys.chem.itb.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/KI3231_modul... · 1.7 Jadwal Kegiatan ... maka harus memberikan surat keterangan sakit dari

Penuntun Praktikum Logam Transisi & Kimia Koordinasi (KI3231)

- 34 -

CARA KERJA Bagian 1: Sintesis UiO-66

(a) Timbang tabung Schlenk kosong. (b) Sebanyak 0,20 gram ZrCl4 dimasukkan dalam Schlenk tube (diperkirakan setengah

spatula) dan tambahkan 5 mL DMF pada atmosfer nitrogen. (c) Selanjutnya timbang 0,18 gram H2BDC (perbandingan mol ZrCl4 : H2BDC adalah 1:1)

dan tambahkan ke larutan sebelumnya. (d) Tambahkan 15 mL DMF dan dilanjutkan dengan sonikasi selama 15 menit. (e) Campuran dipindahkan dalam vial tertutup, selanjutnya vial tersebut dimasukkan ke

dalam wadah teflon dan disegel menggunakan autoclave. (f) Autoclave yang berisi campuran dipanaskan dengan oven pada suhu 120 °C selama

24 jam. (g) Campuran hasil sintesis kemudian didekantasi dan direndam dengan DMF 1 kali,

selanjutnya direndam dengan kloroform 3 kali. (h) Padatan hasil sintesis dikeringkan dalam oven vakum selama 6 jam. (i) UiO-66 hasil sintesis dikarakterisasi dengan difraksi sinar X.

Bagian 2: Uji Katalisis UiO-66 pada reaksi asetalisasi (a) Ke dalam 2 buah Erlenmeyer 25 mL (tandai dengan Tabung A dan Tabung B), masing-

masing dimasukkan 3 mL metanol 0,1 mL benzaldehid. (b) Ke dalam tabung A kemudian ditambahkan 20 mg katalis Zr-MOF. (c) Ke dalam tabung B ditambahkan 20 mg katalis Zr-MOF + 0.1 mL piridin. (Waktu

penambahan pada tabung A dan B dilakukan secara bersamaan) (d) Campuran tersebut kemudian diaduk dengan kecepatan 500 rpm pada temperatur

ruang selama 2 jam. (e) Campuran pada kedua tabung didiamkan sampai katalisnya dapat dipisahkan

selanjutnya pisahkan bagian larutannya pada botol berbeda yang bersih. (f) Kedua larutan dianalisis menggunakan Kromatografi Gas (GC).

TUGAS PENDAHULUAN 1. Jelaskan yang dimaksud dengan material hibrid. 2. Sifat apa dari MOF sehingga MOF dapat dimanfaatkan sebagai katalis? Jelaskan. 3. Selain dengan metode hidrotermal, sebutkan dan jelaskan metode sintesis lain untuk

mensintesis MOF. 4. Sebutkan dan jelaskan beberapa teknik karekterisasi yang diperlukan untuk

mengetahui MOF berhasil disintesis dan dapat digunakan sebagai penyimpan gas hidrogen.

Page 36: Praktikum Logam T Kimia K (KI3231)inorg-phys.chem.itb.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/KI3231_modul... · 1.7 Jadwal Kegiatan ... maka harus memberikan surat keterangan sakit dari

Penuntun Praktikum Logam Transisi & Kimia Koordinasi (KI3231)

- 35 -

5. Cari struktur MOF lain (minimal 5) selain UiO-66, tentukan perbedaannya dengan UiO-66.

DAFTAR PUSTAKA 1. Cavka, J. H., Jakobsen, S. Olabye, U., Guillou, N., Lamberti, C., Bordiga, S., & Lillerud,

K. P. 2008. A New Zirconium Building Brick Forming Metal Organic Frameworks with Exceptional Stability. Journal of the American Chemical Society. 130, 13850-13851.

2. Zhou, H.C., Long, J.R., & Yaghi, O.M. 2012. Introduction to Metal−organic frameworks. Chemical Reviews. 112, 673−674.

3. Housecroft, C.E., Sharpe, A.G., Inorganic Chemistry, 3rd ed., Pearson Education, 2008, 923.

4. Wang, C., Liu, D., & Lin, W. 2013. Metal-organic frameworks as a tunable platform for designing functional molecular materials. Journal of the American Chemical Society. 135, 13222–1323.

5. Arrozi, U. S. F., Wijaya, H. W., Patah, A. & Permana, Y. 2015. Efficient acetalization of benzaldehydes using UiO-66 and UiO-67 : Substrates accessibility or Lewis acidity of zirconium. Applied Cataysis : A, General. 506, 77–84.

Page 37: Praktikum Logam T Kimia K (KI3231)inorg-phys.chem.itb.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/KI3231_modul... · 1.7 Jadwal Kegiatan ... maka harus memberikan surat keterangan sakit dari

Penuntun Praktikum Logam Transisi & Kimia Koordinasi (KI3231)

36

TUJUAN (a) Melakukan sintesis senyawa kompleks Ni(II), yaitu NiCl2(PPh3)3. (b) Mampu menjelaskan setiap tahap sintesis, serta mengetahui kegunaan setiap

pereaksi dan menuliskan persamaan reaksi dalam sintesis NiCl2(PPh3)3. (c) Menguji senyawa kompleks NiCl2(PPh3)3 hasil síntesis sebagai pre-katalis reaksi

isomerisasi alil-fenol dan mampu menjelaskan kemungkinan mekanisme yang terjadi.

PENDAHULUAN Senyawa organologam merupakan senyawa kimia yang mengandung ikatan antara karbon dan logam. Senyawa organologam biasanya digunakan sebagai katalis dalam berbagai jenis reaksi organik. Katalis akan mempercepat terjadinya reaksi ataupun mencarikan jalan reaksi yang lebih mudah untuk menghasilkan senyawa target. Salah satu jenis katalis yang dapat akan disintesis adalah NiCl2(PPh3)2, senyawa organologam ini digunakan dalam reaksi katalisis isomerisasi, cross-coupling, dan masih dilakukan penelitian lebih dalam untuk berbagai jenis reaksi yang dapat dikatalisis oleh senyawa ini. Tinjauan elektronik terhadap senyawa NiCl2(PPh3)2 , terdapat dua jenis bentuk geometri dari NiCl2(PPh3)2 . Logam Ni pada senyawa organologam ini memiliki orbital tipe d8 sehingga akan mungkin berada dalam geometri square planar ataupun tetrahedral. Pada percobaan ini akan disintesis senyawa NiCl2(PPh3)2 yang bergeometri tetrahedral, sehingga karakterisasi yang dapat dilakukan untuk menentukan untuk menentukan terbentuknya geometri tetrahedral adalah menggunakan MSB (Magnetic Susceptibility Balance). Metoda ini dapat mengukur momen magnet dari senyawa organometalik dimana besarnya momen magnet ini bergantung pada geometri senyawa kompleks. ALAT & BAHAN

Alat Bahan

Gelas kimia 100 mL Gelas ukur Spatula Batang pengaduk magnetik Hot plate dan strirer Kaca masir, ukuran G-4

Ni(NO3)2∙6H2O Serbuk Zn PPh3 Etanol p.a Asetonitril Alil-fenol

Modul 5: Sintesis Senyawa Kompleks NiCl2(PPh3)2 sebagai Katalis Reaksi Isomerisasi alil-fenol

Page 38: Praktikum Logam T Kimia K (KI3231)inorg-phys.chem.itb.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/KI3231_modul... · 1.7 Jadwal Kegiatan ... maka harus memberikan surat keterangan sakit dari

Penuntun Praktikum Logam Transisi & Kimia Koordinasi (KI3231)

37

CARA KERJA Bagian 1: Sintesis pre-katalis Ni(II)Cl2.(PPh3)2 (a) Timbang 1.0495 gr trifenil fosfin (PPh3) kemudian masukkan ke dalam gelas kimia

100 mL, tambahkan 6 mL etanol dan kemudian panaskan (50 °C) sampai semua PPh3 larut.

(b) Siapkan larutan Ni(II) dengan cara melarutkan 475.4 mg NiCl2∙6H2O dalam 2 mL etanol yang diaduk sekitar 30 menit.

(c) Tuangkan sedikit demi sedikit larutan Ni(II) ke dalam larutan PPh3 sambil diaduk dengan batang pengaduk magnetik.

(d) Endapan yang terbentuk disaring dan kemudian dicuci dengan etanol. (e) Lakukan pencucian sekitar 3 kali. (f) Endapan hasil penyaringan kemudian dikeringkan dalam oven vacuum ± 2 jam. (g) Endapan ditimbang dan dihitung rendemennya kemudian endapan kompleks

tersebut disimpan dalam desikator yang berisi silika gel yang sudah diaktifkan.

Bagian 2: Uji Katalitik kompleks Ni(0)Cl2.(PPh3)2 pada reaksi isomerisasi Tahap 1: melakukan aktivasi katalis. (a) Siapkan heater dan isi dengan minyak silicon. Kemudian panaskan minyak silicon

tersebut sampai suhu 80 oC

(b) Siapkan tabung schlenk dan batang pengaduk magnetik.

(c) Timbang kompleks NiCl2(PPh3)2 hasil sintesis sebanyak 0,01636 gram, PPh3 sebanyak

0,06557 gram, Zn sebanyak 0,01634 gram. Kemudian masukkan zat yang sudah

ditimbang ke dalam schlenk beserta batang pengaduk magnetik.

(d) Tutup tabung schlenk dengan rubber septum. Kemudian alirkan gas nitrogen ke

dalam schlenk.

(e) Setelah ±1-2 menit, masukkan 2 ml asetonitril ke dalam tabung Schlenk (dengan cara

diinjek), kemudian masukkan Schlenk ke dalam silicon oil yang sudah disetting pada suhu 80 oC.

(f) Biarkan reaksi berlangsung sampai warna larutan berubah menjadi merah

kecokelatan

Tahap 2: melakukan uji katalitik isomerisasi alil-fenol

(a) Setelah terjadi perubahan warna menjadi merah kecokelatan, masukkan 0,3354 gram

alil-fenol (dengan cara diinjek). Biarkan reaksi berlangsung selama 30 menit.

(b) Setelah 30 menit, buka rubber septum agar terjadi kontak dengan udara. Dan

biarkan beberapa saat hingga larutan menjadi tidak berwarna.

(c) Lakukan sentrifuge untuk memisahkan cairan dengan endapan

(d) Simpan cairan dalam botol vial.

Page 39: Praktikum Logam T Kimia K (KI3231)inorg-phys.chem.itb.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/KI3231_modul... · 1.7 Jadwal Kegiatan ... maka harus memberikan surat keterangan sakit dari

Penuntun Praktikum Logam Transisi & Kimia Koordinasi (KI3231)

38

(e) Cairan dalam botol dipersiapkan untuk dianalisis dengan 1H-NMR

TUGAS PENDAHULUAN 1) Tuliskan keseluruhan persamaan reaksi yang mungkin dalam sintesis NiCl2(PPh3)2. 2) Tuliskan siklus katalisis yang mungkin menggunakan NiCl2(PPh3)2 dalam mengisomerisasi

senyawa propena. 3) Cari spektrum 1H-NMR untuk alil-fenol dan asetonitril. 4) Selain metoda menggunakan Schlenk, alat apa yang memungkinkan untuk bekerja dalam

keadaan inert? 5) Selain NiCl2.6H2O adakah senyawa prekursor lain yang dapat digunakan dalam

mensintesis NiCl2(PPh3)2 ? Tuliskan dan jelaskan. DAFTAR PUSTAKA 1. Leo Syahputra, Tesis Magister, Program Magister Kimia, ITB, 2015. 2. Cros, N. Nickel-Catalyzed Cross-Coupling Reactions of 4-Mesylcoumarins with Aryl

Halides : Facile Synthesis of 4-Substituted Coumarins. 2364–2368 (2004). doi:10.1055/s-2004-832818.

3. Miessler, G.L; Tarr, D.A., Inorganic Chemistry, 2nd ed., Prentice Hall Int., p.422, 1991. 4. Housecroft, C.E., Sharpe, A.G., Inorganic Chemistry, 3rd.ed., Pearson Education, 2008,

chapter 21 & 22.