praktikum iii

Upload: kemalasari

Post on 07-Jan-2016

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kkkkk

TRANSCRIPT

I. Tanggal Praktikum:11 Maret 2015

II. Judul Praktikum:Pencernaan Enzimatis (Pencernaan Karbohidrat oleh Saliva)

III. Tujuan Praktikum:1. Untuk membuktikan peranan enzim pencernaan terhadap makanan yang dimakan2. Untuk membuktikan peranan enzim yang terdapat pada saliva

IV. Dasar TeoriRendahnya produksi telur ayam yang diberikan dedak padi sebanyak 81,5% dalam ransum, dikarenakan dedak padi mengandung asam fitat dan serat kasar yang cukup tinggi yang dapat menurunkan produksi dan efisiensi penggunaan pakan serta kandungan asam fitat dari dedak padi sangat mengikat beberapa mineral yang ada dalam pakan. Penambahan enzim fitase merupakan salah satu cara untuk mengatasi tingginya asam fitat dalam ransum, karena enzim fitase mempunyai kemampuan menghidrolisa asam fitat yang terkandung pada bahan pakan menjadi senyawa inositol dan glukosa serta senyawa fosfor organik. Senyawa-senyawa ini sangat berperan dalam proses respirasi untuk pembentukan ATP (Liana, 2012: 37).Saliva adalah cairan yang bersifat alkali, mengandung musin, enzim pengencer zat tepung yaitu ptyalin dan sedikit zat padat. Fungsi saliva bekerja secara fisis dan secara kimiawi. Kerja fisisnya adalah membasahi mulut, membersihkan makanan agar mudah ditelan, dengan hal tersebut saliva melarutkan beberapa unsur sehingga memudahkan reaksi kimianya. Dimana kerja kimia ludah disebabkan oleh enzim ptyalin (amilase) yang di dalam lingkungan alkali bekerja terhadap zat gula dan zat tepung yang telah masak (Widarni, 2006: 42).Amilase ludah merupakan penguraian rantai glukosa panjang, tepung kanji dan glikogen dalam potongan-potongan yang semakin kecil yang akhirnya terurai maltosa, maltotriosa, maltotetrose dan oligosakarida disekitar titik percabangan dengan 5 10 kesatuan glukosa yang disebut dengan deketrin perbatasan (Setiasih, 2011: 40).

V. Alat dan BahanA. Alat1. Gelas piala2. Corong gelas3. Rak tabung reaksi4. Penjepit5. Batang gelas pengaduk6. Lampu spiritus/water bath7. Termometer8. Pipet9. Lempeng penguji

B. Bahan1. Kertas filter2. Tepung beras3. Cracker/kapas/nasi4. Gula pasir5. Larutan JKJ6. Larutan benedict

VI. Cara Kerja1. Dibuatlah larutan benedict:Na Citrat kristal:173 gramNaCO3:100 gramKedua zat tersebut dilarutkan dalam 800 ml aquadest. Disaring dan ditambahkan larutan Cu(SO4)2 sebanyak 17,3 gram dalam 100 ml air yang telah disaring. Dijadikan volume sampai 1 liter.2. Dikunyah cracke/kapas sehingga saliva keluar sebanyak-banyaknya. Kemudian dituangkan pada corong gelas.3. Di tuangkan air panas 40oC kira-kira 2 cc dan saring filtratnya. Diisikan ke dalam tabung reaksi. Masing-masing akan diuji karbohidrat dengan JKJ dan larutan benedict.4. Diisikan larutan amilum 1% sebanyak 5 tetes di kedua tabung yang telah berisi filtrat saliva tersebut. Sebagai kontrol diisikan larutan amilum tanpa filtrat saliva kemudian diberi tanda atau label.5. Dipanaskan dengan lampu spiritus atau water bath.6. Dilakukan uji berturut-turut 0,5, 10. Dicatat hasilnya.7. Sebagai pembanding dilakukan juga percobaan berikut ini:a. Amilum ditambah saliva kemudian ditambah lugolb. Amilum ditambah lugolc. Dicatat hasilnya8. Dibuat kesimpulan dari kedua percobaan diatas.

VIII. Pembahasan Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa pencernaan makanan yang terjadi didalam mulut dibantu oleh enzim yaitu ptialin yang terdapat pada kelenjar ludah (saliva). Polisakarida yang digunakan dalam praktikum ini adalah tepung roti dan nasi. Larutan yang digunakan untuk pengujiannya adalah lugol dan benedict. Saliva merupakan enzim yang kerjanya dipengaruhi oleh suhu, pH, dan konsentrasi substrat. Saliva juga membantu proses pencernaan yang menghasilkan enzim ptialin.Dari hasil percobaan, dapat diketahui bahwa tepung yang dicampur dengan saliva dan lugol berwarna biru muda, hal ini disebabkan adanya enzim yang terdapat pada saliva. Tepung yang hanya dicampur dengan lugol berwarna biru pekat. Pada percobaan yang menggunakan nasi yang tidak dikunyah ditambah benedict menghasilkan warna kuning telur, sedangkan nasi yang dikunyah ditambahkan benedict menghasilkan warna kuning keorangean.Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama adalah substrat, suhu, keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein, yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah. Di luar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau strukturnya akan mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama sekali. Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaan struktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap. Sebagai contoh, enzim -amilase hanya dapat digunakan pada proses perombakan pati menjadi glukosa.

IX. Kesimpulan1. Saliva dapat memantu proses pencernaan.2. Saliva menghasilkan enzim ptialin.3. Glukosa termasuk monosakarida.4. Nasi termasuk polisakarida.5. Enzim merupakan protein yang kerjanya sangat dipengaruhi oleh pH, suhu, dan konsentrasi substrat.6. Karbohidrat terdiri dari 3 golongan yakni monosakarida, disakarida, dan polisakarida.7. Setiap jenis enzim hanya dapat bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia.8. Di luar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau strukturnya akan mengalami kerusakan.

X. Daftar PustakaLiana, Meisji. 2012. Pengaruh Penambahan Enzim Fitase Pada Ransum terhadap Berat Relatif Organ Pencernaan Ayam Broiler. Jurnal Agroteknologi Peternakan. Vol 12(2): 37-41.

Setiasih, S. 2011. Karekterisasi Enzim -Amilase Ekstrasel dari Isolat Bakteri Termofil. Jurnal kimiabueea. Vol: 3(2): 39-46.

Widarni. 2006. Perkembangan Enzim Pencernaan Larva Ikan Patin. Jurnal Akuakultur Indonesia. Vol: 5(1): 41:49.