iii metode praktikum teh daun kopi
TRANSCRIPT
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekitar 50 negara di benua Afrika, Amarika dan Asia menghasilkan kopi dari
kebun-kebun yang terpencar di dataran-dataran rendah sampai di pegunungan-
pengunungan. Tidak kurang dari 11,5 juta ha tanaman kopi yang dibididayakan
oleh sekurangnya 50 juta keluarga petani-pekebun kopi menghasilkan rata-rata
3.500.000 ton kopi tiap tahun untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduk
dunia.
Kopi sudah merupakan minuman internasional dan digemari oleh bangsa-
bangsa di seluruh dunia. Kopi sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia
sehari-hari. Kopi diperlukan untuk menopang berbagai kegiatan bangsa-bangsa
selain memberikan rasa lezat khas kopi.
Konon, sejarah perkopian dunia mencatat orang Sheikh dari Arap yang
tertolong jiwanya sewaktu tersesat di hutan dengan memasak buah-buah kopi.
Juga cerita kambing Kaldi yang tidak tidur-tidur kerena memakan buah kopi yang
tumbuh di kawasan Ethiopia. Ini catatan dari abad ke-tiga.
Tanaman kopi dua yaitu kopi Arabika dan kopi Robusta, dari kedua
tamanaman kopi ini memiliki citarasa dan aroma yang berbedah. Kopi Robusta
digolongkan lebih rendah mutu citarasanya dibandingkan dengan citarasa kopi
Arabika. Hampir seluruh produksi kopi robusta di seluruh dunia dihasilkan secara
kering dan dituntut tidak mengandung rasa-rasa asam dari terjadinya fermentase,
untuk mendapatkan rasa lugas (nautral taste). Dari kedua jinis kopi ini sama-sama
memiliki kelibihan.
Di Indonesia bukan hanya biji kopi yang diproduksi atau di konsumsi namun
daun kopi juga dihadikan seduhan yang sangat diminati masyarakat.
TEH DAUN KOPI Page 1
B. Tujuan Praktikum
Praktikum ini dilakukan agar dapat mengetahuai bahwa daun kopi dapat dijadikan
teh
C. Hasil Yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan dari praktikum ini adalah the daun kopi yang baik saat
diseduh dan dapat memahami prosedur pembuatan the daun kopi.
TEH DAUN KOPI Page 2
II TINJAUAN PUSTAKA
The dari daun kopi tumbuhan kopi memang masih terdengar asing.
Namun teh daun kopi sudah dikenal di Indonesia sejak zaman penjajahan
Belanda. Di Tanah Datar, Sumatra Barat, minuman tersebut biasa disebut kopi
kawa meski tergolong dalam keluarga teh.
Kini, peneliti terbaru di Inggris menemukan bahwa teh dari daun kopi
ternyata lebih sehat ketimbang the dan kopi sendiri. Menurut para Ilmuan dari
Royal Botanic Gardens di Kew, London, dan Joint Research Unit For Crop
Diversity, Adaptation and Davelopment di Montpellier, the daun kopi
mengandung senyawa yang bermanfaat mengurangi resiko penyakit jantung dan
diabetes.
Berdasarkan penelitian, daun kopi mengandung antioksidan lebih tinggi
dibandingkan the biasa. “ yang paling mengejutkan adalah berapa banyak
antioksidan dalam daun kopi. Jumlahnya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
the hijau dan the hitam,” ujar Dr Aaaron Davies, pakar kopi dan botani dari Royal
Botani Gardens seperti dilansir laman Telegraph.
Tak hanya antioksidan, daun kopi juga mengandung bahan kimia alami
yang berkhasiat mengatasi masalah peradangan. Bahan kimia alami ini biasanya
ditemukan pada daun buah mangga. “ Ditemukan juga zat dalam level yang
tinggi yang disebut mangiferin dalam daun tanaman kopi Arabika,”
Selama ini daun kopi diabaikan kerena orang lebih mengedepankan biji
kopi yang memiliki nilai libih tinggi. Meski demikian, dinyakini bahwa the daun
kopi bisa menjadi minuman sehat baru, setelah the hitam atau the hijau
TEH DAUN KOPI Page 3
III METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan tempat
Praktikum pembuatan teh daun kopi dilakukan di laboratorium kelapa sawit TPHP
pada hari kamis 06 dan 13 desember 2012
B. Alat dan bahan
1. Alat
Alat yang dingunakan dalam pembuatan teh daun kopi yaitu : Cabinet drier
sebagai alat pelayuan, Talenan dan Pisau sebagai alat pengecilan ukuran,
Baskom dan Kain basah sebagai alat fermentasi, Wadah
2. Bahan
- Daun kopi (Rabusta)
C. Prosedur pembuatan
1. Non-fermentasi
- Daun kopi dilanyukan didalam Cabinet drier dengan suhu 70-800 C selam
15 menit, KA 61%
- Pengecilan ukuran dengan menggunakan talenan dan pisau (serangan
dan tipis)
- Pengeringan dengan suhu 70-800 C dengan waktu 7 jam, KA 5%
- Setelah pengeringan dapat langsung di rebus atau dihancurkan terlebih
dahulu
2. Fermentasi
- Pelayuan daun kopi di suhu runag selama 24 jam pada suhu ruang
- Pengecilan ukuran (seragam dan setipis mungkin)
TEH DAUN KOPI Page 4
- Fermentasi (daun kopi yang telah mengalami proses pengecilan ukuran
disimpan dalam baskom dan ditutup dengan kain basa selama 90 menit,
dengan suhu 26,40C, RH 88,4%
- Pengeringan dengan suhu 70-800 C dengan waktu 7 jam, KA 5%
- Setelah pengeringan dapat langsung di rebus atau dihancurkan terlebih
dahulu
TEH DAUN KOPI Page 5
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Hasil praktikum teh daun kopi dapat dilihat dari gambar berikut :
Gambar daun kopi sebelum dilayukan (non fermentasi)
Gambar daun kopi yang telah pelayuan (non fermentasi)
TEH DAUN KOPI Page 6
Gambar daun kopi yang telah dilayukan (non fermentasi)
Gambar daun kopi yang akan dilayukan pada suhu ruang ( fermentase)
TEH DAUN KOPI Page 7
Gambar pengecilan daun kopi yang telah dilayukan (fermentasi)
Gambar daun kopi yang telah iris (fermentasi)
Gambar daun kopi yang telah pelayuan dalam Cabinet drier (fermentasi)
TEH DAUN KOPI Page 8
B. Pembahasan
Dari hasil diatas dapat diketahuai bahwa daun kopi dapat dijadikan teh yang
memberikan aroma kopi dan rasa yang nikmat, selain rasa yang nikmat juga
dapat sebagai obat tekanan dara tinggi (daun mudah) dan berbagai penyakit
lainnya. Dari praktikum dapat dilihat bahwa pembuatan teh daun kopi fermentasi
dan non fermentasi memiliki perbedan dalam proses pelanyuan dan fermentasi.
Daun kopi harus dilanyukan didalam Cabinet drier dengan suhu 70-800 C
dengan waktu yang terlah ditentukan kerena, namun harus disesuaikan dengan
teh yang akan dubuat (fermentasi atau Non fermentasi). Jika pelanyuan dengan
suhu yang berlebihan dan waktu yang lama akan menghasilkan daun kopi yang
hagus dengan cita rasa yang jelek (bau gosong). Setelah pelanyuan pertama
daun kopi berwarna hijau namun layu dan lebih lembut
Dalam pelanyuan kedua sangat dipengaruhi oleh proses pemotongan atau
pengecilan ukuran. Kerena itu pengecilan ukuran harus benar-benar tipis dan
serangam sehingga pelanyuan merata keseluruh bagian daun. pengecilan
ukuran mempengaruhi hasil baik itu proses Fermentasi maupun Non Fermentasi.
Setelah pelayuan kedua daun kopi menjadi kecoklatan dan kering, aroma tidak
terlalu tercium namun ada.
Daun kopi dapat langsung di rebus untuk diseduh atau dilakukan pengecilan
ukuran untuk menghasilkan bubuk teh daun kopi untuk memudahkan dalam
menyuduh the daun kopi. Perbedaan cara membuat seduhan teh daun kopi dan
daun teh adalah teh daun kopi harus direbus dengan air panas untuk
mendapatkan seduhan, sedangkan daun teh hanya tinggal disiram atau direndam
dalam air panas atau hagat.
TEH DAUN KOPI Page 9
V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bawah pembuatan teh daun kopi
baik yang Fermentasi maupun Non Fermentasi harus diperhatikan suhu dan
waktu pelanyuan, dan pengecilan ukuran yang seragam sehingga hasil yang
diperoleh seragam pelanyuannya. Teh daun kopi selain sebagai minuman juga
bermanfaat untuk kesehatan
B. Saran
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan sebaiknya pada praktikum
kedapan dapat lebih baik dalam penyedian alat terutama alat pengecilan ukuran,
dan hasil olahan TPHP dapat dipasarkan tidak hanya dikonsumsi mahasiswa dan
dosen.
TEH DAUN KOPI Page 10
DAFTAR PUTAKA
P.S Siswoputranto.1993. Kopi Internasional dan Indonesia. Kanisius. Yogyakarta
TEH DAUN KOPI Page 11