bab i praktikum iii eka

30
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktikum III merupakan kegiatan kurikuler wajib untuk keahlian pekerjaan sosial makro bagi mahasiswa Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung. Kegiatan ini dijadikan media belajar bagi mahasiswa untuk menerapkan berbagai pengetahuan, keterampilan yang diperoleh di dalam kelas dan di laboratorium. Selain itu, untuk mengasah kompetensi pekerjaan sosial serta kepekaan dalam menangani masalah sosial dan pendayagunaan potensi sumber sosial di tingkat desa. Praktikum III diarahkan agar mahasiswa dapat melakukan praktik pekerjaan sosial makro aras komunitas dan kebijakan. Praktik pekerjaan sosial makro pada Praktikum III mencakup penggunaan berbagai metode yang digunakan untuk mengubah sistem sasaran komunitas di tingkat desa yang terintegrasi dengan kewenangan Pemerintah Kabupaten. 1

Upload: andien-anaqoh

Post on 16-Sep-2015

567 views

Category:

Documents


27 download

DESCRIPTION

Praktikum III

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangPraktikum III merupakan kegiatan kurikuler wajib untuk keahlian pekerjaan sosial makro bagi mahasiswa Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung. Kegiatan ini dijadikan media belajar bagi mahasiswa untuk menerapkan berbagai pengetahuan, keterampilan yang diperoleh di dalam kelas dan di laboratorium. Selain itu, untuk mengasah kompetensi pekerjaan sosial serta kepekaan dalam menangani masalah sosial dan pendayagunaan potensi sumber sosial di tingkat desa.Praktikum III diarahkan agar mahasiswa dapat melakukan praktik pekerjaan sosial makro aras komunitas dan kebijakan. Praktik pekerjaan sosial makro pada Praktikum III mencakup penggunaan berbagai metode yang digunakan untuk mengubah sistem sasaran komunitas di tingkat desa yang terintegrasi dengan kewenangan Pemerintah Kabupaten.Praktik pekerjaan sosial makro berhubungan dengan aspek pelayanan sosial komunitas dan kebijakan yang lebih memfokuskan kepada pendekatan ecology dalam rangka meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat. Praktik pekerjaan sosial makro aras komunitas dan kebijakan dilaksanakan dengan menggunakan metode pekerjaan sosial yang meliputi pengembangan masyarakat (Communnity Development) / Pengembangan Organisasi (Community Organization) dan Perencanaan Sosial (Sosial Planning) serta Advokasi Sosial (Sosial Advocacy) / Analisis Kebijakan Sosial (Sosial Policy Analisys).B. Tujuan Praktikum1. Tujuan UmumMeningkatkan keterampilan mahasiswa dalam menerapkan praktik pekerjaan sosial makro aras komunitas dan kebijakan pada tingkat desa yang terintegrasi dengan kewenangan Pemerintah Kabupaten.2. Tujuan KhususMahasiswa agar mempunyai kompetensi praktik pekerjaan sosial makro aras komunitas dan kebijakan, ini meliputi:a. Kemampuan memahami dan menerapkan konsep dan teoriteori praktik pekerjaan sosial makro dalam mengembangkan masyarakat dan analisis kebijakan.b. Kemampuan mengaplikasikan prinsip dan etika pekerjaan sosial dalam praktik pekerjaan sosial makro di tingkat desa.c. Kemampuan berkomunikasi dan mengembangkan relasi pertolongan dengan target group dan interest group.d. Kemampuan melakukan inisiasi sosial dengan melibatkan masyarakat di dalam memahami karateristik masyarakat dan kebijakan yang ada di tingkat desa.e. Kemampuan melakukan asesmen sosial dengan melibatkan masyarakat untuk pengembangan masyarakat dan analisis kebijakan.f. Kemampuan perencanaan sosial dengan melibatkan masyarakat untuk pengembangan masyarakat dan analisis kebijakan.g. Kemampuan melakukan intervensi sosial dengan memobilisasi potensi dan sumber masyarakat untuk pengembangan masyarakat, dan analisis kebijakan.h. Kemampuan melakukan evaluasi dalam pengembangan masyarakat dan analisis kebijakan.i. Kemampuan melakukan terminasi dan rujukan dalam pengembangan masyarakat dan analisis kebijakan.j. Kemampuan membuat pencatatan dan pelaporan dalam pengembangan masyarakat dan analisis kebijakan (termasuk kemampuan menulis naskah kebijakan).C. Manfaat Praktikum1. Bagi Mahasiswa a. Meningkatnya kepekaan mahasiswa terhadap masalah sosial yang dihadapi PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) / RTSM (Rumah Tangga Sangat Miskin) dan pendayagunaan PSKS (Potensi dan Sumbert Kesejahteraan Sosial) / LKS (Lembaga Kesejahteraan Sosial) serta perubahan kebijakan di tingkat desa.b. Meningkatnya kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan proses pertolongan praktik pekerjaan sosial makro dalam aras komunitas dan kebijakan.c. Meningkatnya kemampuan mahasiswa dalam melakukan pencatatan dan pelaporan dalam pengembangan masyarakat dan analisis kebijakan termasuk menulis naskah kebijakan.d. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan nilai dan etika pekerjaan sosial makro pada aras komunitas dan kebijakan.2. Bagi Lembaga STKSa. Meningkatnya kualitas kurikulum program Diploma IV Pekerjaan Sosial Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandungb. Meningkatnya kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) Pekerjaan Sosial dalam pelaksanaan Supervisi Praktik Pekerjaan Sosial.3. Bagi Masyarakat dan Pemerintahan Lokala. Diperoleh keberdayaan yang bermanfaat bagi PMKS/RTSM dan PSKS/LKS di wilayahnya.b. Diperoleh informasi tentang pelaksanaan dan permasalahan kebijakan di wilayahnya.c. Tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam mengatasi masalah di lingkungannya.D. Metode dan Teknik Pekerjaan Sosial MakroPraktik pekerjaan sosial makro aras komunitas dan kebijakan dengan menggunakan metode dan teknik pekerjaan sosial yang meliputi:1. CO/CD (Community Organization and Community Development)Metode CO/CD yaitu metode dalam pekerjaan sosial yang merupakan praktik makro yang dirancang untuk menghasilkan perubahan berencana dalam organisasi-organisasi dan masyarakat (Ellen Netting, et all., 1993:1) diterjemahkan oleh Nelson A. Dkk dalam praktik pekerjaan sosial makro (1993:1).Model yang diterapkan adalah Locality Development/Community Development, merupakan model pengembangan masyarakat pedesaan dalam ruang lingkup RW, model ini menekankan kemampuan masyarakat lokal itu sendiri dalam mengorganisir diri mereka sendiri serta memecahkan masalah dengan kemampuan sendiri, dengan demikian model sangat menekankan arti penting dari partisipasi warga. Locality Development/Community Development juga memandang perubahan atau pengembangan masyarakat dapat dilakukan dengan sangat baik melalui suatu partisipasi aktif masyarakat lokal. Model ini menuntut keterlibatan berbagai golongan atau lapisan masyarakat termasuk yang kurang beruntung dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang dihadapi. Perhatian utama model ini adalah prosedur demokrasi, consensus/permufakatan dan kerjasama sukarela. Peran pekerja sosial dalam model ini adalah sebagai enabler, catalyst/pemercepat pencapaian hasil, koordinator serta edukatif dalam meningkatkan keterampilan memecahkan masalah serta dalam memberikan pertimbangan-pertimbangan etik. Masyarakat didorong untuk mampu mengenali masalahnya sendiri, serta mengupayakan pemecahan dan perencanaan kegiatan dengan menggunakan sumber dan potensi yang dimilikinya.2. Perencanaan Sosial (Sosial Planning/SP)Metode perencanaan sosial merupakan proses orang-orang disebuah masyarakat yang membatasi kebutuhan mereka dan merencanakan bagaimana untuk memenuhi kebutuhan mereka maupun mengkordinasikan pelayanan dan sumber daya yang ada dan menggunakannya secara maksimal. Perencanaan dan koordinasi ini pada level akar rumput, dan peran ahli yaitu memfasilitasi proses ini dan memberikan keahlian tehnis tersebut untuk membantu orang-orang membuat keputusan mereka tentang priorotas masyarakat.3. Advokasi Sosial (Sosial Advocacy/SA) / Analisis Kebijakan Sosial (Sosial Policy Analisys/SPA).Seorang pekerja masyarakat akan sering mengambil sebuah peran advokasi, atas nama kepentingan sebuah masyarakat atau atas kepentingan sebuah kelompok atau seorang individu yang berada dalam masyarakat tersebut. Suatu peran advokasi menimbulkan suatu pertanyaan yang serius mengenai pemberdayaan. Tindakan advokasi mangandaikan bahwa si advokat dianggap lebih baik untuk bisa mewakili kasus dari pada individu atau penduduk yang secara langsung terkena dampaknya.Peran advokasi adalah suatu peran yang paling kuat, dan adalah mudah bagi pekerja masyarakat untuk tergoda masuk pada posisi kekuasaan, khususnya ketika hal itu diasosiasikan dengan retrorika radikal yang sangat kentara, sebagaimana yang biasa terjadi dalam kasus-kasus advokasi.Advokasi mensyaratkan adanya keterampilan untuk mampu mendengar dan memahami masyarakat, dan juga keterampilan dalam mempresentasikan kasus itu bagi penduduk didalam forum lain, yang pertama mensyaratkan penerimaan dan respon, dengan mempunyai kapasitas untuk mendengarkan, menafsirkan dan memahami, sedangkan yang terahir mensyaratkan keterampilan dalam presentasi, asertiviats dan komunikasi. Hanya dengan kombinasi dari berbagai perangkat keterampilan inilah seorang pekerja masyarakat akan menjadi efektif dalam peran advokasi.

E. Teknik Pekerjaan Sosial MakroPraktik pekerjaan sosial makro aras komunitas dan kebijakan dengan menggunakan berbagai jenis Teknik pekerjaan sosial makro yakni:1. Community Involvement (CI), Neighbourhood Survey Study (NSS), Community Night Meeting Forum (CMF)Community Involvemennt (CI) yaitu teknik dimana praktikan meleburkan diri / melibatkan diri dalam berbagai kegiatan masyarakat, baik kegiatan formal maupun informal, baik individu maupun kelompok yang bertujuan untuk menciptakan keterbukan masyarakat dalam memberikan informasi-informasi yang diperlukan serta menghindari adanya tekanan dari pihak manapun. 2. Methodology Participatory Assessment (MPA)Metode Assesment Partisipatif adalah salah satu tehnik dalam menjaring ide, kebutuhan, serta masalah yang dirasakan oleh warga. Dayal, et, al (2000), Methodology for Participatory Assessments (MPA) adalah metode yang dikembangkan untuk menjalankan penilaian suatu proyek pembangunan masyarakat (community development). MPA merupakan alat yang berguna bagi pembuat kebijakan, manajer program dan masyarakat, sehingga masayarakat setempat dapat memantau kesinambungan pembangunan dan mengambil tindakan yang diperlukan agar menjadi semakin baik.Metodologi tersebut mengungkapkan bagaimana caranya kaum perempuan dan keluarga yang kurang mampu dapat ikut berpartisipasi, dan mengambil manfaat dari pembangunan, bersama-sama dengan kaum lelaki dan keluarga dimana mereka berada. MPA merupakan pengembangan dari pendekatan-pendekatan partisipatif misalnya PRA yang merupakan perangkat peralatan dan metode yang selama bertahun-tahun telah terbukti efektif untuk membuat masyarakat berpartisipasi.3. Participatory Rural Appraisal (PRA)Participatory Rural Appraisal (PRA) adalah sebuah metode pemahaman lokasi dengan cara belajar dari, untuk dan bersama dengan masyarakat untuk mengetahui, menganalisa dan mengevaluasi hambatan dan kesempatan melalui multi-disiplin dan keahlian untuk menyusun informasi dan pengambilan keputusan sesuai dengan kebutuhan. PRA mempunyai sejumlah teknik untuk mengumpulkan dan membahas data. Teknik ini berguna untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat. Teknik-teknik PRA antara lain :a. Secondary Data Review (SDR) Review Data Sekunder. Merupakan cara mengumpulkan sumber-sumber informasi yang telah diterbitkan maupun yang belum disebarkan. Tujuan dari usaha ini adalah untuk mengetahui data manakah yang telah ada sehingga tidak perlu lagi dikumpulkan.b. Direct Observation Observasi Langsung. Direct Observation adalah kegiatan observasi langsung pada obyek-obyek tertentu, kejadian, proses, hubungan-hubungan masyarakat dan mencatatnya. Tujuan dari teknik ini adalah untuk melakukan cross-check terhadap jawaban-jawaban masyarakat.c. Semi-Structured Interviewing (SSI) Wawancara Semi Terstruktur. Teknik ini adalah wawancara yang mempergunakan panduan pertanyaan sistematis yang hanya merupakan panduan terbuka dan masih mungkin untuk berkembang selama interview dilaksanakan. SSI dapat dilakukan bersama individu yang dianggap mewakili informasi, misalnya wanita, pria, anak-anak, pemuda, petani, pejabat lokal. d. Focus Group Discussion Diskusi Kelompok Terfokus. Teknik ini berupa diskusi antara beberapa orang untuk membicarakan hal-hal bersifat khusus secara mendalam. Tujuannya untuk memperoleh gambaran terhadap suatu masalah tertentu dengan lebih rinci.e. Preference Ranking and Scoring. Adalah teknik untuk menentukan secara tepat problem-problem utama dan pilihan-pilihan masyarakat. Tujuan dari teknik ini adalah untuk memahami prioritas-prioritas kehidupan masyarakat sehingga mudah untuk diperbandingkan. f. Direct Matrix Ranking. Adalah sebuah bentuk ranking yang mengidentifikasi daftar kriteria obyek tertentu. Tujuannya untuk memahami alasan terhadap pilihan-pilihan masyarakat, misalnya mengapa mereka lebih suka menanam pohon rambutan dibandingkan dengan pohon yang lain. Kriteria ini mungkin berbeda dari satu orang dengan orang lain, misalnya menurut wanita dan pria tentang tanaman sayur. g. Peringkat Kesejahteraan. Rangking Kesejahteraan Masyarakat di suatu tempat tertentu. Tujuannya untuk memperoleh gambaran profil kondisi sosio-ekonomis dengan cara menggali persepsi perbedaan-perbedaan kesejahteraan antara satu keluarga dan keluarga yang lainnya dan ketidak seimbangan di masyarakat, menemukan indicator-indikator lokal mengenai kesejahteraan. h. Pemetaan Sosial. Teknik ini adalah suatu cara untuk membuat gambaran kondisi sosial-ekonomi masyarakat, misalnya gambar posisi pemukiman, sumber-sumber mata pencaharian, peternakan, jalan, dan sarana-sarana umum. Hasil gambaran ini merupakan peta umum sebuah lokasi yang menggambarkan keadaan masyarakat maupun lingkungan fisik. i. Transek (Penelusuran). Transek merupakan teknik penggalian informasi dan media pemahaman daerah melalui penelusuran dengan berjalan mengikuti garis yang membujur dari suatu sudut ke sudut lain di wilayah tertentu. j. Kalender Musim. Adalah penelusuran kegiatan musiman tentang keadaan-keadaan dan permasalahan yang berulang-ulang dalam kurun waktu tertentu (musiman) di masyarakat. Tujuan teknik ini untuk memfasilitasi kegiatan penggalian informasi dalam memahami pola kehidupan masyarakat, kegiatan, masalah-masalah, fokus masyarakat terhadap suatu tema tertentu, mengkaji pola pemanfaatan waktu, sehingga diketahui kapan saat-saat sibuk dan saat-saat waktu luang. k. Alur Sejarah. Alur sejarah adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengetahui kejadian-kejadian dari suatu waktu sampai keadaan sekarang dengan persepsi orang setempat. Tujuan dari teknik ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai topik-topik penting di masyarakat. l. Analisa Mata Pencaharian. Masyarakat akan terpandu untuk mendiskusikan kehidupan mereka dari aspek mata pencaharian. Tujuan dari teknik ini yaitu memfasilitasi pengenalan dan analisa terhadap jenis pekerjaan, pembagian kerja pria dan wanita, potensi dan kesempatan, hambatan.m. Diagram Venn. Teknik ini adalah untuk mengetahui hubungan institusional dengan masyarakat. Tujuannya untuk mengetahui pengaruh masing-masing institusi dalam kehidupan masyarakat serta untuk mengetahui harapan-harapan apa dari masyarakat terhadap institusi-institusi tersebut.n. Kecenderungan dan Perubahan. Adalah teknik untuk mengungkapkan kecenderungan dan perubahan yang terjadi di masyarakat dan daerahnya dalam jangka waktu tertentu. Tujuannya untuk memahami perkembangan bidang-bidang tertentu dan perubahan-perubahan apa yang terjadi di masyarakat dan daerahnya.Tujuan dari penerapan teknik PRA dalam penyusunan rencana kegiatan antara lain :a. Memfasilitasi masyarakat untuk menyusun kegiatan mereka sendiri berdasarkan masalah/kebutuhan dan potens yang mereka miliki.b. Mendapatkan peencanaan dari tingkat masyarakat yang akan diambil oleh lembaga pengembang program sebagai bahan perencanaan program lembaga itu sendiri di wilayah yang bersangkutan.4. The Sustainable Livelihood (SLi)Kerangka kerja ini menempatkan masyarakat sebagai fokusnya, dalam artian membangun relasi subyek-subyek, atau yang direduksi dalam istilah people-centered di mana komunitas yang miskin (dianggap/diasumsikan atau dipersepsikan miskin), merupakan subyek yang pengalamannya kami (tentunya juga sebagai subyek), bagikan dalam kerangkan konseptual yang selanjutnya disebut sebagai kerangka atau Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan. Pesan penting dari pendekatan SLi adalah bahwa ia di mulai dengan analisis kekuatan dan kapasitas lokal, bukannya kebutuhan yang perlu disuplai dari luar. Pendekatan ini menyiratkan pengakuan akan potensi yang melekat pada semua orang, pada satuan analisis yang lebih luas adalah masyarakat apakah potensi itu berasal dari jaringan kerja sosial mereka yang kuat, akses mereka pada sumberdaya dan prasarana fisik, kemampuan mereka untuk mempengaruhi lembaga-lembaga kunci maupun faktor lain yang berpotensi mengurangi kemiskinan. Pendekatan livelihoods ini bersifat fleksibel dalam penerapannya, tetapi tidak lantas berarti bahwa prinsip-prinsip intinya harus dikorbankan. Buku ini menggariskan prinsip-prinsip dan menjelaskan mengapa prinsip-prinsip tersebut bisa memberi sumbangan yang cukup berarti bagi keseluruhan nilai pendekatan ini.a. People-centredb. Holistikc. Dinamis d. Membangun kekuatan dan kapasitas lokale. Hubungan makro-mikrof. Keberlanjutan.5. Ziel-Orientierte Projekt Planning (ZOPP)ZOPP adalah singkatan dari Zielobjective Orientierte Project Planning. Sebagai suatu metode perencanaan, ZOPP secara resmi diperkenalkan di GTZ (Gesellschaft Fur Technische Zusammenarbit) pada tahun 1983. Selanjutnya ZOPP selalu diaplikasikan dalam merencanakan proyek dalam fase persiapan maupun implementasinya. Kelebihan ZOPP terletak pada kemampuannya menjamin adanya konsitensi berpikir dan prosedur serta adanya pemahaman yang sama akan istilah-istilah yang digunakan. ZOPP, selain meningkatkan kualitas perencanaan proyek, sekaligus dapat memfasilitasi komunikasi dan kerjasama antara berbagai pihak yang terlibat dalam suatu proyek. ZOPP banyak digunakan untuk menjamin agar diperoleh peran serta yang intensif sejak tahap awal perencanaan proyek dari seluruh pihak yang berperan di dalam proyek atau terkait oleh kerangka yag logis (logical framework), yaitu suatu matriks perencanaan yang menggambarkan struktur dasar proyek secara menyeluruh.6. Technology of Participation (ToP)Technology of Participation adalah tehnik perencanaan pengembangan masyarakat secara partisipatif, sehingga seluruh pihak memiliki kesempatan yang sama untuk mengemukakan ide dan menolong setiap orang untuk mampu mengapresiasikan ide orang lain. Teknologi partisipatif mengeksplorasi munculnya inisiatif-inisiatif, sikap kepemimpinan, keputusan dan tanggung jawab dari seluruh anggota kelompok. ToP berusaha mengatasi masalah-masalah yang muncul dalam diskusi tersebut di atas.Teknik ini digunakan untuk mengundang partisipasi kelompok sasaran secara optimal untuk merumuskan tujuan, merencanakan kegiatan dan mempersiapkan tim kerja masyarakat (TKM) yang akan berfungsi penuh sebagai penggerak utama atas semua kegiatan di masyarakat. TOP ini terdiri dari beberapa kegiatan yaitu :a. Titel Program (Nama Program Kegiatan yang akan dilakukan)b. Victory Circle (Tujuan dilaksanakannya program kegiatan)c. Stars Seven (Pihak-pihak yang dapat dijadikan pendukung program kegiatan)d. Analisis SWOT atau Kekuatan dari dalam, Kelemahan< peluang, atau potensi, atau pihak-pihak yang mendukung serta hambatan atau kendalae. Time Scheudul / rencana kerja.f. RAB (Rencana Anggaran Biaya)g. TKM (Panitia Kegiatan / Tim Kerja Masyarakat)7. Community Development (CD) & Sosial Assisting (SA)Community Development merupakan usaha untuk menggambarkan dalam berbagai bentuk kegiatan dengan tujuan untuk menyadarkan masyarakat agar menggunakan dengan lebih baik semua kemampuan yang dimiliki, dan menggali inisiatif-inisiatif masyarakat setempat untuk lebih banyak melakukan kegiatan-kegiatan dan investasi guna mencapai tingkat hidup yang lebih tinggi. Secara singkat Community Development adalah suatu cara kerja untuk memecahkan masalah masyarakat. Penggunaan dari kedua metode ini dalam tahap pemahaman serta analisis masalah di masyarakat dimana community organization adalah sebagai metode intervensi yang ditekankan terhadap pemecahan masalah, sedangkan community development adalah sebagai proses interaksi sosial yang penekanannya terhadap perubahan sosial8. Promosi Media atau Media Promotion (MP) dan Dengar Pendapat atau Public Hearing (PH)Promosi media pada dasarnya dimaksudkan untuk membangun opini publik. Promosi media melalui media massa merupakan salah satu alat yang dianggap efektif dalam membangun opini publik. Public Hearing adalah suatu proses mendengarkan pandangan dan masukan dari berbagai pihak yang terkait dengan naskah kebijakan termasuk penentu kebijakan untuk memperoleh respon terhadap kebijakan yang diusulkan.F. Peran Pekerja Sosial dalam PraktikumDalam praktiknya di lapangan, seorang pekerja sosial itu sendiri memiliki beberapa peran dalam menggerakkan masyarakat, antara lain ialah:1. FasillitatorPraktikan berperan sebagai pihak yang memberikan fasilitasi kepada masyarakat pada berbagai kegiatan yang dilaksanakan seperti pada asesmen, penyusunan program, pelaksanaan program, serta evaluasi program.2. BrokerPraktikan menjadi pihak yang menjembatani atau menghubungkan masyarakat dalam rangka penjangkauan sumber atau akses terhadap informasi yang belum mereka ketahui, sebagai sarana dalam rangka memahami masalah dan mengusahakan pemecahannya. Hal ini dilakukan ketika mengakses narasumber dan mengakses dukungan dari pihak pemerintah desa.3. MotivatorPraktikan secara moral memberi dukungan motivasi dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan. Peran ini dilakukan melalui keterlibatan berbagai aktivitas masyarakat, berpartisipasi dalam urusan dana serta memberikan informasi tentang contoh-contoh keberhasilan suatu daerah dalam melakukan perubahan.4. Penggerak PartisipasiMenggerakkan partisipasi merupakan bagian penting dari proses pengembangan masyarakat, dengan demikian praktikan harus mampu mengajak masyarakat dan berusaha semaksimal mungkin dalam menggerakkan masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang ada di masyarakat.5. Penggerak Pengorganisasian WargaPraktikan merupakan penggerak pengorganisasian dalam pengembangan masyarakat yang memiliki pengetahuan tentang masyarakat, organisasi sosial, perkembangan dan perilaku manusia serta memahami asesmen kebutuhan dan program-program sosial. Dalam hal ini praktikan sebagai penggerak, pembimbing warga dengan mengajak warga untuk membentuk organisasi yang sesuai dengan sumber dan potensi yang ada serta kemampuan yang dimiliki oleh warga itu sendiri dalam usaha pemecahan masalah sosial yang ada.

G. Proses SuperviseTugas supervisor pada dasarnya adalah melaksanakan tiga fungsi supervise, yaitu education administrative, dan personal support. Proses supervisi difasilitasi oleh dosen pembimbing kelompok, yaitu Ibu Dra. Yana Sundayani, M.Pd, yang meliputi kegiatan sebagai berikut:1. Supervisi terhadap mahasiswa, meliputi: supervisi pendidikan, administratif, dan suportif. Supervisi dilakukan di posko praktikan di Desa Mekarsari Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta .2. Evaluasi terhadap kegiatan praktikum, mencakup ketercapaian tujuan praktikum (evaluasi hasil) dan kesesuaian pelaksanaan praktikum dengan kompetensi (evaluasi proses).3. Evaluasi terhadap pencapaian kompetensi mahasiswa, mencakup pemeriksaan pencatatan dan laporan mahasiswa, penilaian proses dan hasil kerja mahasiswa, penilaian laporan melalui ujian lisan yang dilaksanakan 13 hari kerja setelah kegiatan praktikum.H. Langkah-langkah Kegiatan Praktikum1. Tahap Persiapana. Pembekalan PraktikumPembekalan praktikum III dilaksanakan pada hari Jumat, 9 Februari 2015 di Ruangan Dikti STKS Bandung. Materi pembekalan praktikum membahas mengenai rencana kegiatan praktikum III yang akan dilaksanakan. Praktikum III bersifat makro aras komunitas dan kebijakan berkenaan dengan proses intervensi bagi masyarakat yang menjadi sasaran praktikum mahasiswa STKS Bandung. Dimana lokasi praktikum di tempatkan pada 5 kecamatan dan 52 desa berbeda di daerah Kabupaten Purwakarta selama 2 bulan. Penjelasan rinci lebih difokuskan pada kegiatan praktikum III yang mana akan dimulai pada hari Senin, 16 Februari 2015 dengan sistem penempatan block placement hingga tanggal 16 April 2015.b. Koordinasi pembimbing praktikum, dilakukan oleh semua dosen pembimbing praktikum.c. Bimbingan pra praktik, studi literatur, dan penugasan, dilakukan oleh pembimbing kepada praktikan satu minggu sebelum pelaksanaan praktikum. Sebelum praktikan terjun ke lokasi praktikum III, praktikan melakukan bimbingan dengan dosen pembimbing yang telah ditentukan oleh lembaga yaitu Ibu Dra. Yana Sundayani.2. Tahap PelaksanaanPraktikum III Praktik Pekerjaan Sosial Makro Aras Komunitas dan Kebijakan Program Diploma IV Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial Bandung dilaksanakan menyesuaikan dengan matriks kegiatan yang sudah disetujui oleh dosen pembimbing dengan timeline sebagai berikut:1. Inisiasi Sosial dilaksanakan selama 5 hari yaitu pada tanggal 16-20 Februari 2015.2. Pengorganisasian Sosial dilaksanakan selama 5 hari yaitu pada tanggal 21-25 Februari 2015.3. Asesmen Sosial dilaksanakan selama 14 hari yaitu pada tanggal 26 Feb-11 Maret 2015.4. Perencanaan Sosial dilaksanakan selama 8 hari yaitu pada tanggal 12-18 Maret 2015.5. Intervensi Komunitas dilaksanakan selama 14 hari yaitu pada tanggal 19 Maret - 01 April 2015.6. Intervensi Kebijakan dilaksanakan selama 8 hari yaitu pada tanggal 02-09 April 2015.7. Monitoring dan Evaluasi Sosial dilaksanakan selama 5 hari yaitu pada tanggal 10-14 April 2015.8. Terminasi dan Rujukan dilaksanakan selama 2 hari yaitu pada tanggal 15-16 April 2015.9. Pengakhiran praktikum dan penyusunan laporan dilaksanakan pada tanggal 20-30 April 2014.Matriks kerja terlampir.I. Sistematika Penulisan Laporan PraktikumLaporan hasil pelaksanaan Praktikum III (Intervensi Makro) disusun berdasarkan sistematika yang telah ditetapkan, yang meliputi aspek-aspek:BAB I: Pendahuluan Berisi latar belakang, tujuan praktikum, manfaat praktikum, metode dan teknik pekerja sosial makro, teknologi pekerja sosial makro, peran pekerja sosial dalam praktikum, proses supervisi, serta langkah kegiatan praktikum, dan sistematika penulisan laporan praktikum.BAB II:Tinjauan Pustaka Berisi Kajian Pustaka tentang komunitas dan pemerintahan desa, tentang kebijakan dan perencanaan sosial, tentang program dan pelayanan sosial Karang Taruna, tentang praktik pekerjaan sosial makro dan pengembangan masyarakat.BAB III: Gambaran komunitas dan Pemerintahan Desa Berisi kondisi geografi, kondisi demografi, kondisi sosial-ekonomi, kondisi adat budaya, kelembagaan sosial, program dan pelayanan sosial, sistem pemerintahan, rencana dan anggaran pembangunan, peraturan-peraturan, usaha-usaha perekonomian, serta potensi dan modal sosial Desa Mekarsari.BAB IV:Pelaksanaan praktikum Pelaksanaan Praktik Pekerjaan Sosial Makro aras Komunitas dan Kebijakan meliputi : inisiasi sosial, pengorganisasian sosial, asesmen sosial, perencanaan sosial, intervensi sosial, moneva sosial, dan terminasi serta rujukan sosial. BAB V:Evaluasi praktikum Berisi laporan kegiatan yang memuat tentang refleksi lapangan dan faktor pendukung dan penghambat, usulan dan masukan untuk praktik pekerja sosial makro khususnya terkait dengan metode dan teknik serta teknologi peksos makro. BAB VI:Kesimpulan dan Rekomendasi Berisi kesimpulan tentang komunitas dan pemerintah desa, tentang proses praktik pekerja sosial makro, hasil yang telah dan belum dicapai dalam praktikum. Rekomendasi ditujukan kepada pihak mana, isi teknis rekomendasi, langkah-langkah untuk menjalankan rekomendasi.

BAB VII:LampiranBerisi profil dan potensi desa, proses penerapan teknologi praktik peksos makro, daftar hadir pertemuan, gambar/peta, foto, grafik, naskah kebijakan, dll.Daftar Pustaka1

2