percobaan 4 praktikum kimia anorgani 1 eka saputra

21
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN IV PEMBUATAN NATRIUM TIOSULFAT OLEH : NAMA : EKA SAFUTRA STAMBUK : F1C1 10 069 KELOMPOK : V (LIMA) ASISTEN : SARLAN JURUSAN KIMIA

Upload: ekha-poetra

Post on 08-Apr-2016

56 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

EKA SAPUTRA

TRANSCRIPT

Page 1: Percobaan 4 PRAKTIKUM KIMIA ANORGANI 1 EKA SAPUTRA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

PERCOBAAN IV

PEMBUATAN NATRIUM TIOSULFAT

OLEH :

NAMA : EKA SAFUTRA

STAMBUK : F1C1 10 069

KELOMPOK : V (LIMA)

ASISTEN : SARLAN

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2011

Page 2: Percobaan 4 PRAKTIKUM KIMIA ANORGANI 1 EKA SAPUTRA

PEMBUATAN NATRIUM TIOSULFAT

A. Tujuan

Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari pembuatan garam natrium

tiosulfat dan sifat-sifatnya.

B. Landasan Teori

Natrium adalah logam putih perak yang lunak, yang melebur pada 97,50C.

Natrium teroksidasi dengtan cepat dalam udara lembab, serta harus disimpan

terendam seluruhnya dalam pelarut nafta dan silena. Logam ini harus bereaksi

keras dengan air, membentuk NaOH dan H.

2Na + 2H2O → 2Na+ + 2OH- + H2

Dalam garam-garamnya natrium berada sebagai kation monovalen Na+

garam-garam ini membentuk larutan tak berwarna kecuali jika anionya berwarna,

hampir semua garam Na larut dalam air (vogel, 1985).

Natrium tiosulfat mangkristal dalam bentuk prisma yang besar-besar dan

transparan dengan molekul H2O zat ini merupakan pewreduksi yang tidak terlalu

besar/kuat, sama seperti natrium sulfit. Zat ini digunakan sebagai anti klor sesudah

proses pemutihan bahan-bahan selulosa dan sebagai sumber sulfur dioksida dalam

pemutihan volume minyak dan gading. Dalam pemotretan yang melibatkan 90 %

dari keseluruhan pemakaian natrium tiosulfat. Dewasa ini, zat ini digunakan untuk

melarutkan senyawa perak halogen yang tidak mengalami perubahan dari

pengurangan dan hasil ceta, disini dikenal dengan nama “Hipa”. Zat ini merupakan

pengawet terhadap terjadinya fermentasi dalam pewarnaan dan digunakan dalam

Page 3: Percobaan 4 PRAKTIKUM KIMIA ANORGANI 1 EKA SAPUTRA

pembuatan pembesar (Mordant). Penggunaanyaq yang lain adalah untuk

mereduksi indigo dalam bentuk sinabar (Cinnabar), dalam membuat larutan

pemeriksa dan dalam obat-obatan (Austin, 1982)

Sulfur dalam keadaan pepejal biasanya wujud sebagai siklik berbentuk

mahkota yang terdiri daripada molekul-molekul S8. Sulfur mempunyai banyak

alotrop selain S8. Dengan membuang satu atom daripada mahkota akan

menghasilkan S7, yang yang berperanan dalam warna kuning sulfur yang unik.

Terdapat banyak lagi bentuk cincin lain yang disediakan, termasuk S12 dan S18.

Secara bandingannya, jirannya oksigen yang lebih ringan hanya wujud dalam dua

keadaan yang mempunyai kepentingan kimia: O2 dan O3.

Tiosulfat (kadangkala dirujuk sebagai tiosulfit atau "hiposulfit") (S2O32−).

Tiosulfat digunakan dalam pengekalan gambar (HYPO) yaitu sebagai agen

penurunan. Ammonium tiosulfat dikaji sebagai pengganti kepada sianida dalam

melarut lesap emas (http://ms.wikipedia.org/wiki/ Sulfur ).

Natrium Tiosulfat (Na2S2O3) adalah satu sebatian kristal yang jernih, lebih

banyak ditemukan sebagai pentahidrat, Na2S2O3.5H2O, merupakan satu bahan

kristal yang efloresent, monoklinik juga disebut sebagai natrium hiposulfit atau

“hipo” (http://ms.wikipedia.org/wiki/ Natrium_tiosulfat ).

Natrium dan kalium melimpah di litosfer (2,6 dan 2,4 % masing – masing).

Terdapat sejumlah besar kandungan garam batuan Nacl dan karnalit,

KClMgCl2.6H2O yang dihasilkan dari penguapan air laut dalam jangka waktu

geologis. Danau garam besar di Utah dan Laut mati di Israel merupakan contoh

Page 4: Percobaan 4 PRAKTIKUM KIMIA ANORGANI 1 EKA SAPUTRA

dari proses penguapan yang masih berlangsung saat ini. Dengan air, Na bereaksi

hebat, gumpalan Na bereaksi dengan ledakan.

Natrium dan sernyawaannya sangant penting. Logamnya, sebagai aliasi

Na-Pb, dipakai untuk membuat tetraalkil-Pb, dan banyak kegunaan industri yang

lain. Hidroksida, karbonat, sulfat, tripolifosfat, dan silikatnya merupakan satu

diantara 50 bahan kimia industri yang penting dengan produksi di Amerika serikat

untuk tahun 1972 sebesar masing-masing satu sampai aepuluh juta ton. Garam

kalium, umumnya sulfat, dipakai sebagai pupuk.

Natrium dan logam-logam lainnya larut dengan hebat dalam air raksa.

Amalgam natrium (Na/Hg) adalah cairan bila natriumnya sedikit, tetapi beberapa

padatan bila banyak natriumnya. Amalgam ini merupakan zat pereduksi yang

sangant berguna dan dapat digunakan untuk larutan akua.

Thiosulfat mudah diperoleh dengan mendidihkan larutan sulfit dengan

sulfur. Asam bebasnya tidak stabil pada suhu biasa. Alkali thiosulfat diproduksidi

pabrik untuk digunakan dalam fotografi dimana mereka digunakan untuk

melarutkan perak bromide yang tidak reaktif dari emulsi dengan pembentukan

kompleks [Ag(S2O3)] dan [Ag(S2O3)2]3-; ion thiosulfat juga membentuk kompleks

dengan ion logam lainnya. Ion thiosulfat mempunyai struktur S - SO32- (Cotton dan

Wilkinson, 1989).

Asam tiosulfat, H2S2O3. Walaupun asam ini akan dihasilkan bila tiosulfat

diasamkan, asam bebasnya tidak stabil. Ion S2O32- dihasilkan dengan mengganti

satu oksigen dari ion SO42- dengan belerang, dan asam tiosulfat ini adalah reduktor

sedang (Saito, 1996).

Page 5: Percobaan 4 PRAKTIKUM KIMIA ANORGANI 1 EKA SAPUTRA

Asam tiosulfat kurang stabil pada temperatur kamar. Asam ini dapat

dipisahkan pada temperatur 78oC. Persamaan reaksi berikut:

SO3 + H2S H2S2O3

Atau dari reaksi:

HO3SCl + H2S H2S2O3 + HCl

Ion tiosulfat dapat diperoleh secara cepat dengan cara mendidihkan

belerang dengan non sulfit atau dengan cara mendekomposisi ion ditionit sesuai

persamaan reaksi:

S8 + 8SO3= S2O3

=

dan

S2O4 + H2O S2O3= + HSO3

(Azis, 2007).

Page 6: Percobaan 4 PRAKTIKUM KIMIA ANORGANI 1 EKA SAPUTRA

C. Alat dan Bahan

1. Alat

- 1 set alat refluks

- Hot plate

- Statif dan klem

- Gelas kimia 100 mL

- Tabung reaksi

- Oven

- Corong

- Timbangan analitik

- Filler

- Pipet ukut

- Gelas ukur

- Batang pengaduk

- Batu didih

2. Bahan

- Larutan I2 1%

- Larutan BaCl2

- Serbuk belerang

- Na2S2O3.5H2O

- Natrium sulfit

- HCl 0,01 M

- Akuades

- Vaselin

- Kertas saring

- Alumunium Foil

Page 7: Percobaan 4 PRAKTIKUM KIMIA ANORGANI 1 EKA SAPUTRA

- Ditimbang beratnya

- Dipindahkan ke dalam cawan penguapan

- Diuapkan sampai volume menjadi 10 mL

- Dibiarkan dingin

- Dikeringkan kristal yang terbentuk

dengan menekan kristal di antara 2 kertas

saring

- Ditimbang beratnya

- Ditentukan % rendamennya

D. Prosedur Kerja

1. Pembuatan natrium tiosulfat - 5 - hidrat

25 g Natrium sulfit

Natrium sulfit dalam labu refluks

Residu

- Ditambahkan 25 mL akuades dan 0,35 g

serbuk belerang

- Direfluks 45 menit

- Didinginkan

- Disaring

- Dimasukkan dalam labu refluks

Filtrat

Kristal yang telah kering

% rendamen = 7,434 %

Campuran yang telah direfluks

Filtrat dalam cawan

Page 8: Percobaan 4 PRAKTIKUM KIMIA ANORGANI 1 EKA SAPUTRA

- Dilarutkan dalam 20

mL air

- Dimasukkan 2 tetes larutan Natrium

tiosulfat

- Diamati perubahan warna dan bau

2. Mempelajari Sifat Natrium tiosulfat

a. Reaksi dengan iod

b. Reaksi dengan klor

Larutan iod

Larutan yang tadinya berwarna orange (warna iod) kemudian menghilang dan tidak terjadi perubahan bau

- Dimasukkan dalam tabung reaksi

2 g Natrium tiosulfat

Larutan Natrium tiosulfat

Larutan natrium tiosulfat

Larutan yang tadinya berwarna bening,

berubah menjadi terbentuk 2 lapisan

bagian bawah : keruh putih

bagian atas :keruh

- Dimasukkan dalam tabung reaksi

- Direaksikan dengan air klor berlebih

- Ditambahkan asam klorida encer

- Ditambahkan BaCl2

- Diamati

Page 9: Percobaan 4 PRAKTIKUM KIMIA ANORGANI 1 EKA SAPUTRA

E. Hasil Pengamatan

Pembuatan Natrium Sulfat

Berat Na2SO3 = 25 gram

Berat S (belerang) = 0,35 gram

Volume aquadest = 25 mL

Berat kertas saring = 1,1930 gram

Berat kertas saring + kristal = 2,8515 gram

Berat kristal = 1,6585 gram

Reaksi : + S 2Na+ + S2O32-

Na2SO3

mol Na2SO3 mol S2O32-

Berat S2O32-= mol S2O3

2- x Mr S2O32-

= 0,01 mol x 112 g/mol

= 22,3104 gram

Jadi, berat teoritis Na2SO3 adalah 22,3104 gram

% Rendamen =

=

= 7,434 %

Mempelajari Sifat Natrium Tiosulfat

Page 10: Percobaan 4 PRAKTIKUM KIMIA ANORGANI 1 EKA SAPUTRA

a. Reaksi dengan Iod

Reaksi : Na2SO3 + I2 2NaI + S2O32-

Perlakuan Hasil Pengamatan

2 mL campuran larutan Natrium

Tiosulfat + 1 mL larutan Iod

Larutan menjadi bening

b. Reaksi dengan Klor

Reaksi : Na2SO3 + BaCl2 2NaCl + BaS2O3

Perlakuan Hasil PengamatanLarutan Tiosulfat + Air Klor

berlebih + Asam Klorida encer +

BaCl

Larutan berwarna bening

dimana terbentuk 2 lapisan

Atas : Keruh

Bawah : Keruh putih

c. Pengaruh Asam Encer

Reaksi : Na2SO3 + 2HCl NaS + SO2 + 2Cl- + H2O

Perlakuan Hasil Pengamatan

3 mL Natrium Tiosulfat + 3 mL

Asam Klorida encer

Larutan berwarna bening

dan tidak berbau

Page 11: Percobaan 4 PRAKTIKUM KIMIA ANORGANI 1 EKA SAPUTRA

F. Pembahasan

Natrium adalah logam putih perak yang lunak, yang melebur pada 97,50C.

Natrium teroksidasi dengan cepat dalam udara lembab, serta harus disimpan

terendam seluruhnya dalam pelarut nafta dan silena. Dalam garam-garamnya

natrium berada sebagai kation monovalen Na+ garam-garam ini membentuk

larutan tak berwarna kecuali jika anionnya berwarna, hampir semua garam Na

larut dalam air.

Struktur molekul sulfit ada dua jenis yaitu berbentuk rombik dan monoklin.

Pada temperatur tersebut stabil dalam bentuk monoklin. Dan di atas temperatur

tersebut membentuk cincin yang mengandung 8 atom. Dalam percobaan ini akan

dipelajari pembuatan natrium tiosulfat dari reaksi sulfur dan natrium sulfit serta

mempelajari sifat-sifat Natrium tiosulfat.

Natrium sulfit ditambahkan dengan akuades dan serbuk belerang kemudian

direfluks selama 45 menit agar reaksi diantara senyawa-senyawa ini cepat terjadi.

Campuran yang telah direfluks selanjutnya didinginkan lalu disaring untuk

memisahkan filtrat dan residu. Pada percobaan ini, dalam mereaksikan kita

menggunakan refluks agar dapat memutuskan ikatan dari struktur S8 agar dapat

dengan mudah bereaksi dengan Natrium Sulfit membentuk Natrium Tiosufat.

Filtrat ini lalu dipindahkan dalam cawan penguapan untuk diuapkan dengan

pemanasan sampai volumenya 10 mL. Filtrat kembali didinginkan beserta kristal

yang terbentuk dengan menekannya kristal tersebut dengan menggunakan kertas

Page 12: Percobaan 4 PRAKTIKUM KIMIA ANORGANI 1 EKA SAPUTRA

saring. Kristal yang telah kering ini merupakan natrium tiosulfat-5-hidrat, dan

beratnya segera ditimbang. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan,

diperoleh % rendamen 7,434 %.

Selanjutnya reaksi dengan iod. Larutan Natrium tiosulfat direaksikan

dengan iod, sehingga larutan iod yang tadinya berwarna orange, kemudian

menghilang. Pada awalnya, dalam tabung reaksi hanya terdapat larutan iod, tetapi

dengan ditambahkannya natrium tiosulfat, maka akan terjadi reaksi menghasilkan

ion tetrationat (S4O62-) yang tak berwarna, sehingga warna iod (orange) pun

menghilang. Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh hasil larutan yang

keruh dan berbau belerang, larutan yang keruh tersebut merupakan hasil

penambahan larutan iodin begitu pula aroma belerang yang ditimbulkan yang

merupakan ciri khas dari reaksi tersebut, sehingga akan membentuk ion tetraionat.

sesuai dengan reaksi dibawah ini :

Na2S2O3 + I2 2NaI + Na2S4O6

Langkah berikutnya yaitu mempelajari sifat Natrium tiosulfat melalui

reaksi dengan klor, dimana penambahan asam klorida encer dan barium klorida

pada larutan natrium tiosulfat menyebabkan larutan menjadi keruh. Pada reaksi ini

terbentuk endapan BaS2O3 yang menyebabkan terdapat endapan berwarna keruh

putih. Proses pengendapan ini dapat dipercepat dengan mengguncang dan dengan

menggosok-gosok dinding dalam tabung dengan batang pengaduk.

Pada pengaruh penambahan asam encer, tidak terdapat perubahan apa-apa

ketika dilakukan pengamatan. Reaksi antara tiosulfat dengan asam klorida encer

tidak menghasilkan perubahan yang segera. Cairan yang telah asam ini akibat

Page 13: Percobaan 4 PRAKTIKUM KIMIA ANORGANI 1 EKA SAPUTRA

pengaruh penambahan HCl akan segera menjadi keruh karena pemisahan belerang,

dan dalam larutan akan terdapat asam sulfit. Dari bau yang diamati, tidak terjadi

perubahan, tetapi secara teoritik akan dihasilkan bau belerang. Hal ini akan sangat

nyata teramati jika larutan dipanaskan sehingga belerang dioksida dilepaskan.

Belerang mulanya membentuk larutan koloidal kemudian berangsur-angsur

dikoagulasikan oleh asam bebas yang terdapat. Hal ini disebabkan karena adanya

pemisahan belerang yang terurai dan memutuskan ikatannya sedangkan bau

belerang yang timbul akibat adanya asam sulfit yang bereaksi dengan asam klorida

encer. Hal ini dapat dilihat pada reaksi di bawah ini :

Na2S2O3 + 2HCl NaS +SO2 ↑ + 2Cl- + H2O

Page 14: Percobaan 4 PRAKTIKUM KIMIA ANORGANI 1 EKA SAPUTRA

G. Kesimpulan

Dari data pengamatan maka dapat ditarik kesimpulan yaitu garam natrium

tiosulfat dapat diperoleh melalui reaksi antara sulfur dengan natrium sulfit

sedangkan sifat - sifat dari garam natrium tiosulfat adalah :

1. Reaksi dengan Iod

Natrium tiosulfat bila direaksikan dengan larutan iod akan membentuk ion

tetraionat (S4O62-) yang tidak berwarna sehingga warna iod akan menghilang.

2. Reaksi dengan Klor

Natrium tiosulfat bila direaksikan dengan klor akan membentuk garam natrium

klorida dan ditandai dengan terbentuknya endapan yang berwarna keruh yang

merupakan endapan BaS2O3.

3. Pengaruh Asam encer

Natrium tiosulfat bila direaksikan dengan asam encer akan membentuk asam

sulfit dan menghasilkan belerang dioksida yang dapat diamati dari bau yang

terbentuk.

Page 15: Percobaan 4 PRAKTIKUM KIMIA ANORGANI 1 EKA SAPUTRA

DAFTAR PUSTAKA

Austin, G. 1982. Industri Proses Kimia. Erlangga. Jakarta.

Aziz, Thamrin, 2008, Penuntun Praktikum Kimia Anorganik, Jurusan Kimia F-MIPA Universitas Haluoleo, Kendari.

Cotton, Albert. – Wilkinson, Geoffrey. 1989 . Kimia Anorganik Dasar. UI-Press. Jakarta.

http://ms.wikipedia.org/wiki/Natrium_tiosulfat, diakses 7 November 2008.

http://ms.wikipedia.org/wiki/Sulfur, diakses 7 November 2008.

Saito, T., 1996, Buku Teks Kimia Anorganik Online, http://inorg-phys.chem.itb.ac.id, diakses 7 November 2008.

Vogel. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro. PT. Kalman Media Pustaka. Jakarta.