6262 analisis ritme dan melodi musik calempong (lagu tingkah 9) di kecamatan bangkinang kota...
TRANSCRIPT
62 Analisis Ritme Dan Melodi Musik Calempong (Lagu Tingkah 9) Di
Kecamatan Bangkinang Kota Kabupaten Kampar Provinsi Riau
Eka Saputra S.Sn.,M.Sn
Jurnal KOBA Volume 4, No 1 April 2017
ANALISIS RITME DAN MELODI MUSIK CALEMPONG (LAGU
TINGKAH 9) DI KECAMATAN BANGKINANG KOTA KABUPATEN
KAMPAR PROVINSI RIAU
Eka Saputra
Aprido Islam Perdana
ABSTRAK
Dalam kehidupan masyarakat seni sudah menjadi salah satu ciri khas yang
tumbuh dan berkembang ditengah-tengah kehidupan masyarakat untuk
mempertahankan sebuah kebudayaan Oleh karena itu diperlukan menumbuh
kembangkan budayamembentukkomunitas.Permasalahan yang diangkat dalam
skripsi ini adalah bagaimanakah analisis ritme dan melodi musik Calempong (lagu
tingkah 9) di Kecamatan Bangkinang Kota Kabupaten Kampar Provinsi Riau.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk musik Calempong (lagu
Tingkah 9) di Kecamatan Bangkinang Kota Kabupaten Kampar Provinsi
Riau.Teori yang digunakanteori dan metode dalam etnomusikologi yaitu teori
BrunoNettle (1964), dan teori ilmu bentuk musikyaitu teori Prier-Edmund Karl
SJ(1996) dan Prier-Edmund Karl SJ(2004).Metodologi penelitian dalam
penelitian adalah kualitatif interaktif, sedangkan teknik pengambilan data
digunakan teknik observasi, dokumentasi, dan wawancara. Hasil penelitian
diperoleh berdasarkan data deskriptif.Populasi pada penelitian ini yaitu musisi
senior di Kecamatan Bangkinang Kota yang berjumlah 5 orang.Dalam penelitian
ini peneliti menggunankan sampel pada penelitian ini menggunakan sampel
purposive sample karena penulis hanya mengambil sampel diantara
populasi.Metode ini bertujuan untuk mengetahui bentuk musik Calempong (lagu
Tingkah 9) di Kecamatan Bangkinang Kota Kabupaten Kampar Provinsi
Riau.Hasil penelitian dalam penelitian ini menunjukkan bahwa, ada lima hasil
penelitian yaitu,1) Interval nada pada instrumen Calempong dan Gong, 2) Sistem
notasi musik Calemponglagu Tingkah 9, 3)Gerak melodi lagu Tingkah 9, 4) Frase
Melodi lagu Tingkah 9, 5)Pola ritem pada lagu tingkah 9, 6) Struktur komposisi
lagu Tingkah 9 dan tempo lagu Tingkah 9.
Kata Kunci : Analisi Musik Calempong ( Lagu Tingkah 9 ).
A. PENDAHULUAN
Seni merupakan perwujudan
dari kebudayaan. Di dalam seni
terkandung keindahan dan kehalusan
yang dapat dirasakan oleh setiap
orang. Seni berasal dari bahasa
Inggris yaitu art, yang berakar pada
kata latin ars, yang berarti
keterampilan yang diperoleh melalui
pengalaman, pengamatan atau proses
belajar. Bentuk seni yang lahir pada
suatu masyarakat biasanya akan
selalu membawa pesan dan ciri khas
63 Analisis Ritme Dan Melodi Musik Calempong (Lagu Tingkah 9) Di
Kecamatan Bangkinang Kota Kabupaten Kampar Provinsi Riau
Eka Saputra S.Sn.,M.Sn
Jurnal KOBA Volume 4, No 1 April 2017
tersendiri dari kehidupan masyarakat.
Sebagai contoh musik Calempong
kampar merupakan bagian dari
upacara adat perkawinan masyarakat
Kabupaten Kampar. Upacara
perkawinan dalam masyarakat
kabupaten Kampar ini adalah salah
satu budaya bangsa yang memiliki
nilai seni yang tinggi dan didalamnya
terkandung simbol-simbol atau
lambang yang mempunyai makna
tersendiri dan dapat menjadi
pemersatu terutama dalam
masyarakat yang ada di Kabupaten
Kampar.
Musik merupakan bagian
dari seni dalam musik terkandung
bunyi-bunyian baik yang enak
didengar maupun yang tidak enak
untuk didengar. Musik
menurut Aristoteles dalam skripsi
Rafiud Drajad 2015, mempunyai
kemampuan mendamaikan hati yang
gundah karena mempunyai daya
terapi yang rekreatif dan
menumbuhkan jiwa Patriotisme.
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1990:602)., musik adalah
seni menyusun nada atau suara
dalam urutan, kombinasi dan
hubungan temporal untuk
menghasilkan komposisi (suara)
yang mepunyai kesatuan dan
kesinambungan
Musik tidak dapat dipisahkan
dari kehidupan manusia sehari-hari.
Musik selalu ada di tengah-tengah
kehidupan manusia. Wadsworth
Longfellow 1807-1882 mengatakan
“Music is the universal language of
mankind”. Musik adalah bahasa
manusia, karena dengan musik dapat
diekspresikan kemauan, perasaan,
atau isi hati tanpa harus mengerti
terlebih dahulu bahasa yang dipakai
oleh mereka yang mendengarkan
musik.
Secara umum para ahli
membagi musik menjadi tiga bagian,
seperti yang diungkapkan oleh
Matius Ali dalam skripsi Azzikri
Hamdani (2013:3) yang berjudul
“Analisis Bentuk Lagu Senayuong
LaluDalam Seni Musik
CalempongDi Sanggar Kesenian Puti
Lindung Bulan Desa Kuok
Kecamatan Bangkinang Barat
Kabupaten Kampar Propinsi Riau”
yaitu : (1) Musik Tradisional, yaitu
musik yang lahir dan berkembang
didaerah atau wilayah-wilayah
tertentu. Musik ini sangat eksklusif
karena menampilkan ciri budaya
masyarakat di daerah wilayah
tersebut.Dengan demikian, musik-
musik umumnya hanya bisa
dinikmati dengan sempurna oleh
anggota masyarakat itu sendiri.(2)
Musik modern yaitu musik yang saat
ini berkembang atau digemari dalam
masyarakat tertentu oleh banyak
orang. Dalam hal ini, musik modern
adalah musik popular. Ciri utamanya
adalah beat yang konstan dan
umumnya menggunakan tangga nada
diatonik mayor atau minor.
Selain itu, contoh musik
modern adalah jazz, rock, blues,
country, reggae, dangdut, balada, dan
sebagainya. (3) Musik kontemporer,
yaitu musik yang cenderung subjektif
dan tidak menuntut popularitas. Ciri
utamanya adalah sebagai berikut:
mengutamakan kreativitas dari pada
selera publik, sangat improvisasif
menurut selera (mood) pemusik,
notasi musik merupakan simbol-
simbol yang umumnya hanya
dimengerti oleh pemusik, musik bisa
hanya berupa komposisi ritmis tanpa
melodi, melodi dan harmoni tidak
selalu mengikuti sistem tonal, tidak
dibatasi pada satu jenis tangga nada
dan dinamika serta tempo bervariasi.
64 Analisis Ritme Dan Melodi Musik Calempong (Lagu Tingkah 9) Di
Kecamatan Bangkinang Kota Kabupaten Kampar Provinsi Riau
Eka Saputra S.Sn.,M.Sn
Jurnal KOBA Volume 4, No 1 April 2017
Dewasa ini ditemui seni
musik tradisional dan musik modern.
Musik modern dimaksud ialah seni
musik pembaharuan yang mendapat
pengaruh kuat dari seni musik luar
baik instrument maupun warna
corak, bentuk dan nuansa
garapannya. Musik tradisional adalah
musik paling awal keberadaannya,
bersifat sederhana, melekat kuat pada
masyarakat penikmatnya. Kabupaten
Kampar yang terletak di daerah
strategis memiliki beragam seni
budaya, salah satunya Seni musik
CalempongKampar .
Seni musik Calempongadalah
salah satu musik tradisionalyang ada
di Kabupaten Kampar. Sistem nada
Calempong yang digunakan
memiliki bentuk kemiripan dengan
tangga nada diatonis namun hanya
teridiri dari enam nada, dan nadanya
juga memiliki perbedaan susunan
artinya nada Calempong ini tidak
dapat dikatakan diatonis.
CalempongKampar mempunyai
banyak bentuk lagu tingkah melodi,
di antaranya : kakak timang baju,
tigo taonti, tak tun-tun,senayuong
lalu, sindayung tionti, Tingkah 9,
muara takui, senduik (Observasi,
30Juli 2015).
Keunikan seni
musikCalempongberikutnya terdapat
pada tempo, belum ada tempo mutlak
sebuah lagu Calempong itu
tersendiri. Keunikan selanjutnya
laguTingkah 9dalamseni
musikCalempong ini adalah tidak
menggunakan syair, hanya berbentuk
musik instrumental. Namun lagu
Tingkah 9ini memiliki makna, yaitu
tentang sindiran terhadap perempuan
yg memasak di dapur pada saat acara
pesta pernikahan, agar makanan atau
minuman yang di siapkan di
segerakan untuk di sajikan.
Lagu Tingkah 9 ini tidak
pernah sama dimainkan oleh
pemusik atau seniman-seniman yang
ada di Kabupaten Kampar. Hal ini
dikarnakan faktor daerah masing-
masing dan juga imvrovisasi dari
pemusik Calempong kampar di
berbagai daerahnya masing-masing,
Sanggar Galigomerupakan termasuk
salah satu sanggar yang ada di
kecamatan Bangkinang Kota
Kabupaten Kampar Propinsi Riau,
yang mengembangkan arransemen
lagu Tingkah 9dalam musik
Calempong Kampar.
Berdasarkan hasil wawancara
dengan Wan Harun Ismail, S.Pd
ketua Sanggar Galigo, penulis
mendapatkan data tentang unsur-
unsur yang terdapat dalam musik
Calemponglagu Tingkah 9, adapun
unsur-unsur tersebut tidak terlepas
dari unsur-unsur pokok musik yaitu,
Irama, Melodi, Harmoni dan Tempo.
Analisis ritme dan melodi
merupakan suatu aplikasi dari teori
musik yang berkaitan dengan
aransemen, komposisi, dan harmoni.
Pentingnya analisis ritme dan
melodi, khususnya musik Calempong
kampar di sanggar kesenian Galigo
Kecamatan Bangkinang Kota
Kabupaten Kampar akan dapat
memberikan kita pemahaman tentang
bagaimana mengenali, memahami,
mengurai bentuk ritme dan melodi
pada setiap bagian dari suatu
komposisi musik, dan menambah
rasa apreasiatif kita dan befikir kritis
terhadap musik Calempong kampar.
Analisis merupakan salah
satu kemampuan yang harus dimiliki
oleh seorang pelaku seni. Selain
untuk meningkatkan kemampuan dan
wawasan tentang, analisis musik
juga dapat berfungsi untuk
mendalami gramatika musik, teknik
65 Analisis Ritme Dan Melodi Musik Calempong (Lagu Tingkah 9) Di
Kecamatan Bangkinang Kota Kabupaten Kampar Provinsi Riau
Eka Saputra S.Sn.,M.Sn
Jurnal KOBA Volume 4, No 1 April 2017
komposisi, struktur harmoni dan
gaya musik.
Adanya ketertarikan
penulisan untuk mengangkat judul
ini karena penulis ingin mengetahui
bentuk ritme dan melodiTingkah
9yang ada di Sanggar Galigo.Di
samping itu penulis bermaksud ingin
mendeskripsikan dan
mendokumentasi kedalam bentuk
penulisan ilmiah dengan mengangkat
objek penelitian dengan judul,
Analisis Ritme dan Melodi Musik
CalempongLagu Tingkah 9 di
Kecamatan Bangkinang Kota
Kabupaten Kampar Provinsi Riau.
B. METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian adalah
suatu alat yang digunakan untuk
memecahkan permasalahan yang
hendak diteliti dalam hal ini penulis
menggunakan metode deskriptif
analisis dengan menggunakan data
kualitatif, yaitu penelitian dilakukan
dengan cara pendekatan terhadap
objek yang diteliti untuk
mendapatkan data yang akurat.
Proses penelitian ini dimulai dengan
menyusun asumsi dasar dan aturan
berfikir tersebut selanjutnya
diterapkan secara sistematis dalam
pengumpulan argumentasi mengenai
skripsi yang diajukan. Dalam
penelitian kualiatatif, proses
pengumpulan dan pengolahan data
dapat menjadi sangat peka dan pelik,
karena informasi yang dikumpulkan
dan diolah harus tetap objektif dan
tidak dipengaruhi oleh pendapat
peneliti itu sendiri.
Untuk mendapatkan data
yang akurat dan benar, dalam
penelitian ini penulis menggunakan
penelitian deskriptif analisis dengan
menggunakan metode kualitatif,
yaitu : penelitian yang dilakukan
dengan cara pendekatan terhadap
objek yang diteliti. Dalam penelitian
ini data diambil langsung dari
lapangan yaitu di Bangkinang kota
dengan objek alamiah yang bertujuan
untuk memberi gambaran tentang
sesuatu yang ada dalam lagu Tingkah
9diKecamatan Bangkinang Kota
Kabupaten Kampar Provinsi Riau.
Menurut Djam‟an Satoriasi
dan Aan Komariah(2010:34), dalam
Buku Metodologi Penelitan
Kualitatif mengemukakan,
Penelitian kualitatif adalah suatu
pendekatan penelitian yang
mengungkap situasi sosial tertentu
dengan mendeskripsikan kenyataan
secara benar, dibentuk oleh kata-kata
berdasarkan teknik pengumpulan
data dan analisis data yang relevan
yang diperoleh dari situasi yang
alamiah. fase terpenting dalam
penelitian adalah pengumpulan data.
Pengumpulan data tidak lain dari
suatu proses pengadaan data untuk
keperluan penelitian.
C. PEMBAHASAN
1. Analisis Ritme dan Melodi
Musik Calempong (Lagu
Tingkah 9) Di Kecamatan
Bangkinang Kota
Kabupaten Kampar
Provinsi Riau.
Analisis Ritme dan melodi
musik Calempong (lagu Tingkah 9)
ini meliputi unsur-unsur musik yaitu
tangga nada, sistem notasi, ritme,
tempo, melodi, dan struktur melodi.
Mentranskripsikan unsur-unsur
musik pada dasarnya adalah
mengalihkan unsur-unsur tersebut
dari bentuk audio ke dalam bentuk
visual atau tulisan. Hal ini sejalan
dengan pengertian “penotasian”
dalam etnomusikologi, yaitu proses
mengalihkan bunyi menjadi simbol
visual. Tata kerja transkripsi dua cara
pendekatan yang penting, yaitu
66 Analisis Ritme Dan Melodi Musik Calempong (Lagu Tingkah 9) Di
Kecamatan Bangkinang Kota Kabupaten Kampar Provinsi Riau
Eka Saputra S.Sn.,M.Sn
Jurnal KOBA Volume 4, No 1 April 2017
membuat analisa serta
mendeskripsikan apa yang kita
dengar dan menuliskannya diatas
kertas (tentang musik yang didengar)
dan mendeskripsikan apa yang kita
lihat (Bruno Nettl. 1964:98).
2. Tangga Nada Musik
Calempong (Lagu Tingkah
9) Di Kecamatan
Bangkinang Kota
Kabupaten Kampar
Provinsi Riau.
Unusur unsur pembentuk
melodi pokok (nada) di dalam musik
Calempong (lagu Tingkah 9) hanya
terdapat pada instrumen
Calempongnya. Instrumen ini terdiri
dari enam buah Calempong. Dari ke
enam buah nada Calempong tersebut
penulis urutkan dari nada yang
terendah sampai nada yang tertinggi
untuk mencari tangga nada musik
Calempong tersebut.
Berdasarkan observasi hasil
pengukuran nada penulis lakukan
dengan menggunakan aplikasi
Soundcorset Tuner & Metronome
yang terinstal pada telepon genggam
Asus Zenfone 5 yang standar
nadanya di turun kan satu, karena
pengukuran nada standar dan nada
turun setengah tidak di ketahui hasil
nada Calempong tersebut.
Pengukuran nada Oguang
berdasarkan pengukuran nada
standar tanpa diturunkan atau
dinaikkan standar ukur nada nya.
Dari pengukuran didapati ukuran
nada masing-masing Calempongdan
Oguang adalah sebagai berikut:
Nada Calempong :
1. Calempong kesatu memiliki nada ............... Eb -40 (bb)
2. Calempong kedua memiliki nada ................ E +35 (bb)
3. Calempong ketiga memiliki nada
................. F# +10 (bb) 4. Calempong keempat memiliki
nada ............. G +20 (bb) 5. Calempong kelima memiliki nada
............... A +20 (bb) 6. Calempong keenam memiliki
nada ............. B +30 (bb) Nada Gong besar: E
Nada Gong kecil : C -25
Berdasarkan standar ukur
nada diatonis maka peneliti akan
transkripsikan hasil temuan observasi
nada Calempong di Kecamatan
Bangkinang Kota Kabupaten
Kampar Provinsi Riau sesuai dengan
standar ukur nada diatonis. Dengan
menaikankembali nada temuan
berdasarkan hasil observasi peneliti
tanggal 30 Juli 2015 yang pada saat
pengukuran nada Calempong standar
ukur nadanya diturun kan 1 nada.
Berikut hasil temuan nada
Calempong di Kecamatan
Bangkinang Kota Kabupaten
Kampar Provinsi Riau yang kembali
dinaikan 1 nada berdasarkan standar
ukur nada diatonis.
1. Calempong kesatu memiliki nada ........ Eb -40 (bb) menjadi Fb -40
2. Calempong kedua memiliki nada ......... E +35 (bb) menjadi F# +35
3. Calempong ketiga memiliki nada ......... F# +10 (bb) menjadi G# +10
4. Calempong keempat memiliki nada ...... G +20 (bb) menjadi A +20
5. Calempong kelima memiliki nada ......... A +20 (bb) menjadi B +20
6. Calempong keenam memiliki nada ........ B +30 (bb) menjadi C +30
67 Analisis Ritme Dan Melodi Musik Calempong (Lagu Tingkah 9) Di
Kecamatan Bangkinang Kota Kabupaten Kampar Provinsi Riau
Eka Saputra S.Sn.,M.Sn
Jurnal KOBA Volume 4, No 1 April 2017
Dari hasil pengukuran nada
Calempong tersebut di atas, maka
penghitungan interval nada
Calempong dapat dilakukan secara
berurutan dari nada pertama (N1) ke
nada kedua (N2), dari nada kedua
(N2) ke nada ketiga (N3), begitulah
seterusnya hingga mencapai nada
keenam (N6). Untuk jelasnya, hasil
pengukuran nada-nada tersebut
adalah sebagai berikut :
Jarak N1 ke N2 = Fb-40 ke
F# +35 = 275 cents
Jarak N2 ke N3 = F# +35 ke
G#+10 = 245 cents
Jarak N3 ke N4 = G# +10 ke
A +20 = 130 cents
Jarak N4 ke N5 = A +20 ke B
+20 = 240 cents
Jarak N5 ke N6 = B+20 ke C
+30 = 150 cents
Berdasarkan besar kecilnya
interval masing-masing nada
tersebut, maka jelaslah bahwa nada-
nada Calempong di Kecamatan
Bangkinang Kota tidak satupun
memiliki jarak (interval) yang sama
dengan interval nada diatonis.
Dengan demikian, tangga nada
Calempong termasuk dalam sistem
tangga nada non diatonis, yang
digolongkan kedalam tangga nada
heksatonis. Untuk lebih jelasnya
lihatlah sketsa jarak nada Calempong
di bawah ini.
Gambar 8 : Perbandingan
interval nada Calempong dengan
nada diatonis
275 cents 245 cents 130
cents 240 cents 150 cents
Fb -40 F# +35 G# +10
A +20 B +20 C +30
Sebagai perbandingan dapat dilihat
interval nada diatonis di bawah ini :
200 cent 200 cent 100
cents 200 cents 100 cent
Fb F# G#
A B C
Sumber : Dokumentasi Aprido Islam
Perdana
Hal ini sesuai yang dikatakan
oleh Salman Aziz sebagai
narasumber yang juga musisi senior
seni musik Calempong Kampar,
beliau mengatakan bahwa:
Susunan nada-nada
Calempong ini tidak sama dengan
susunan nada-nada musik Barat atau
pada piano. Susunan nada-nada
Calempong ini sesuai kehendak hati
(kebiasaan) si pemain Calempong
itu. Itu sebabnya berbeda
pemainCalempong nyaberbeda juga
susunan Calempong nya.
Di dalam penyajian musik
Calempong (lagu Tingkah 9),
Calempong yang ditempatkan di
dalam omah-omahnya tidak lah di
susun berurutan sesuai dengan urutan
tangga nada diatonis. Tetapi nada-
nada Calempong disusun
berdasarkan pada lagu yang akan
disajikan dan kebiasaan pemain
Calempong Tingkah dan Melodi.
Biasanyapemain
Calempongmenyusun Calempongnya
dimulai dari arah kanan omah-omah
Calempong. Susunanan nada-nada
tersebut adalah sebagai berikut :
N
1
N
2
N
3
N
4
N
5
N
6
N
1
N
2
N
3
N
4
N
5
N
6
68 Analisis Ritme Dan Melodi Musik Calempong (Lagu Tingkah 9) Di
Kecamatan Bangkinang Kota Kabupaten Kampar Provinsi Riau
Eka Saputra S.Sn.,M.Sn
Jurnal KOBA Volume 4, No 1 April 2017
Gambar 9 : Tangga nada
Calempong (lagu Tingkah 9) di
Kecamatan
Bangkinang Kota Kabupaten
Kampar Provinsi Riau
Tukang Tingka
Tukang Melodi C +30 Fb -40G# 10 B+20
A +20 F# +35
Diantara nada-nada
Calempong tersebut di atas ada satu
buah Calempong yang dimainkan
oleh dua orang pemain Calempong
(Tukang Tingka dan Tukang Melodi)
yaitu nada Do (Fb-40). Dengan
demikian, Tukang Tingka
memainkan dua buah Calempong,
Tukang Melodimemainkan lima buah
Calempong. Untuk lebih jelasnya
lihatlah susunan Calempong beserta
jumlah Calempong yang dimainkan
masing-masing pemain pada
keterangan diatas.
Dalam mentranskripsikan
notasi lagu Tingkah 9, penulis akan
menggunakan teori musik Barat atau
diatonis dan juga simbol-simbol
bunyi Calempong di dalam partitur
not balok. Pada prinsipnya ini
dilakukan karena belum ada sitem
tangga nada mutlak musik tradisi
Kampar, yang juga bertujuan untuk
membantu atau mempermudah bagi
yang akan mempraktekan langsung
atau yang akan membacanya
(solfegio). Tentunya semua
Calempong terlebih dahulu di stem
sesuai menurut ukuran nada tradisi
setempat.
4.2.1.2. Sistem NotasiMusik
Calempong (Lagu Tingkah 9) Di
Kecamatan Bangkinang Kota
Kabupaten Kampar Provinsi Riau.
Secara umum musik
tradisional Riau, khususnya yang
terdapat dalam musik Calempong di
Kecamatan Bangkinang Kota
Kabupaten Kampar Provinsi Riau,
hingga sekarang belum mempunyai
penotasian sendiri sebagaimana yang
telah dimiliki oleh musik tradisional
lainnya yang ada di Indonesia,
seperti : titilaras kepatihan di
Surakarta, titilaras damina di Sunda,
dan titilaras dingdong di Bali.
Cara penotasian yang
dilakukan untuk menulis notasi
musik tradisional Riau selama ini,
umumnya masih meminjam cara
penotasian nada-nada diatonis. Cara
seperti ini terutama dilingkungan
seniman musik Riau, tenaga edukatif
di sekolah-sekolah, para dosen
dikampus. Karena belum adanya
cara penulisan notasi Riau yang
baku, maka penulis juga meminjam
sistem penotasian nada-nada
diatonis.
Meskipun menggunakan
sistem penotasian nada-nada
diatonis, namun dalam penyuaraan
nada Calempong dan Gong, tidaklah
menurut frekwensi nada-nada
diatonis, seperti bunyi nada-nada
piano, tetapi disesuaikan dengan
nada-nada Calempongdi Kecamatan
Bangkinang Kota. Cara ini
digunakan hanya semata untuk
membantu dalam mentranskripsikan
lagu Tingkah 9 dari bentuk suara
(rekaman) ke dalam bentuk visual
(tulisan).
Untuk memudahkan
penulisan dan pembahasan notasi
lagu Tingkah 9, penulis
6
1
3
5
4 2
69 Analisis Ritme Dan Melodi Musik Calempong (Lagu Tingkah 9) Di
Kecamatan Bangkinang Kota Kabupaten Kampar Provinsi Riau
Eka Saputra S.Sn.,M.Sn
Jurnal KOBA Volume 4, No 1 April 2017
menggunakan sistem penulisan
notasi balok. Untuk menuliskan
nada-nada Calempong pada garis
paranada dimulai dengan tanda kunci
G dan untuk menuliskan nada-nada
Gong digunakan tanda kunci F.
Kedua kunci ini di beri tanda kurung,
dengan maksud untuk menandai
bahwa nada-nada (frekwensi maupun
interval) musik Calempongyang
terletak dalam paranada (baik pada
garis maupun spasi), tidaklah mutlak
menurut ukuran nada-nada diatonis.
Untuk lebih jelasnya, lihat
keterangan berikut,
Partitur 7 : Rekayasa penulisan
notasi balok nada Calempong(lagu
Tingkah9) di Kecamatan Bangkinang
kota Kabupaten Kampar Provinsi
Riau.
Do nya tidak mutlak Do nya
tidak mutlak
Tanda kunci dengan
menggunakan tanda kurung,
menjelaskan bahwa nada yang
diletakan dalam paranada tidaklah
mutlak sesuai tangga nada diatonis
ukuran frekwensi ataupun
intervalnya.
Selanjutnya untuk
menempatkan nada-nada Calempong
(lagu Tingkah 9), ini dalam garis
paranada, terlebih dahulu penulis
mencoba mendekatkan bunyi nada
Calempong dan nada Gong dengan
nada-nada diatonis. Dari upaya yang
penulis lakukan, maka dapat
dibedakan sebagai berikut :
Nada ke 1 =Fb -40
disejajarkan menjadi = E
Nada ke 2 = F# +35
disejajarkan menjadi = F#
Nada ke 3 = G# +10
disejajarkan menjadi = G#
Nada ke 4 = A +20
disejajarkan menjadi = A
Nada ke 5 = B +20
disejajarkan menjadi = B
Nada ke 6 = C +30
disejajarkan menjadi = C
Hal ini sesuai yang dikatakan
oleh Salman Aziz sebagai
narasumber yang juga musisi senior
seni musik Calempong Kampar,
beliau mengatakan bahwa:
Belum ada sistem notasi
musik Calempong kampar ini. Sebab
orang Kampar berbeda kampung
(daerah) saja tidak mau di sebut sama
permainan lagu-lagu Calempong nya.
Jadi susah untuk menyatukan sistem
notasi musik Calempong Kampar ini.
Dalam bahasa kalian membakukan
sistem notasi musik Calempong tu
yang sulit karena perbedaan tadi itu.
3. MelodiMusik Calempong
(Lagu Tingkah 9) Di
Kecamatan Bangkinang
Kota Kabupaten Kampar
Provinsi Riau.
M. Soeharto (1992:1), suatu
lagu dapat dibatasi sebagai suatu
rangkaian beberapa atau sejumlah
nada yang berbunyi atau dibunyikan
secara beraturan. Pernyataan ini pada
dasarnya menunjukan, bahwa nada-
nada merupakan unsur pokok dalam
pembentukan suatu melodi, dan
kehadirannya (nada) dalam sebuah
melodi biasanya bervariasi menurut
tinggi rendah dan panjang pendek
nada yang digunakan.
70 Analisis Ritme Dan Melodi Musik Calempong (Lagu Tingkah 9) Di
Kecamatan Bangkinang Kota Kabupaten Kampar Provinsi Riau
Eka Saputra S.Sn.,M.Sn
Jurnal KOBA Volume 4, No 1 April 2017
Dengan adanya tinggi rendah
dan panjang pendek nada dalam
suatu melodi, menyebabkan nada-
nada terkesan (seolah-olah) bergerak
dari suatu nada ke nada-nada lainnya
pada satugaris melodi. Sehubungan
dengan itu, maka pembahasan yang
akan penulis lakukan terhadap lagu
Tingkah 9, meliputi :
1. Gerak melodi 2. Struktur Lagu 3. Motif Melodi 4. Frase Melodi 5. Pola ritme
4. Gerak MelodiMusik
Calempong (Lagu Tingkah
9) Di Kecamatan
Bangkinang Kota
Kabupaten Kampar
Provinsi Riau.
Gerak melodi merupakan
perlukisan secara imajiner, bahwa
arah gerak nada-nada dalam suatu
melodi seolah-olah ada kesan garis
yang mengalir; kadang-kadang
menaik, kadang-kadang menurun
atau mendatar sesuai menurut tinggi
rendah nada-nada yang
membawanya (Sumaryo L.E
1992:106).Selanjutnya dalam
pencapaian tingkatan menaik atau
menurun dari suatu melodi, nada-
nadanya dapat bergerak secara
melangkah, yaitu hanya bergerak ke
nada terdekat (dapat kurang atau
lebih dari satu nada) menurut
susunan tangga nada yang
digunakan. Dan ada juga bergerak
secara melompat, yaitu bila nada-
nadanya yang termasuk susunan
tangga nadanya
(M.Soeharto,1992:2).
Sebuah melodi dikatakan
bergerak naik, apabila secara
keseluruhan nada-nada yang
membangunnya menunjukan kesan
ke arah nada-nada yang makin tinggi.
Sebaliknya sebuah melodi dikatakan
bergerak turun, apabila secara
keseluruhan nada-nada yang
membangunnya menujukan ke arah
nada-nada yang makin rendah
(M.Soeharto,1992:3).Seterusnya
sebuah melodi dikatakan mendatar,
apabila nada-nadanya menetap pada
suatu tingkatan tinggi rendah nada
tertentu, yaitu bergerak tidak naik
dan juga tidak turun dalam jarak
yang bisa diterima. Perhatikan
gambar di bawah
Partitur 8 : Gerak melodi bagian 1
Partitur 9 : Gerak melodi bagian 2
Partitur 10 : Gerak melodi
bagian 3
71 Analisis Ritme Dan Melodi Musik Calempong (Lagu Tingkah 9) Di
Kecamatan Bangkinang Kota Kabupaten Kampar Provinsi Riau
Eka Saputra S.Sn.,M.Sn
Jurnal KOBA Volume 4, No 1 April 2017
Berdasarkan penjelasan
tersebut diatas, gerak melodi lagu
Tingka 9 di Kecamatan Bangkinang
Kota Kabupaten Kampar Provinsi
Riau, pada umumnya memberikan
kesan mendatar. Meskipun ada
beberapa yang bergerak turun tetapi
tidak begitu menonjol, karena
loncatan nadanya masih dalam
wilayah tangga nadanya. Pada
dasarnya ini dipengaruhi oleh jumlah
nada yang membangun melodi atau
lagu Tingkah 9 terbatas pada enam
nada, yaitu nada (6) - (1) – (3) – (5) -
(4) – (2). Sehubung dengan itu, maka
ruang gerak melodinya hanya
terbatas pada satu wilayah nada di
dalam tangga nadanya. Hal ini sesuai
yang dikatakan oleh Salman Aziz
sebagai narasumber yang juga musisi
senior seni musik Calempong
Kampar, beliau mengatakan bahwa:
Gerak melodi Calempong ini
seperti itu saja, melodinya banyak
pengulangan. Jika dibanding dengan
lagu-lagu zaman sekarang terkesan
monoton. Tapi itulah kelebihan si
pemain CalempongTingkah untuk
menghidupkan suasana permainan
sehingga membuat lagu itu terkesan
menghibur dan tidak monoton.
5. Struktur Komposisi Lagu
Tingkah 9 Di Kecamatan
Bangkinang Kota
Kabupaten Kampar
Provinsi Riau.
Untuk memperlihatkan
struktur musik, maka ilmu bentuk
memakai sejumlah kode. Untuk
kalimat / periode umumnya di pakai
huruf besar (A, B, C, dsb). Bila
sebuah kalimat / periode diulang
disertai perubahan, maka huruf besar
disertai tanda aksen („) misalnya A B
A‟ (Karl Edmund Prier SJ, 2004:2).
Partitur 11 : Struktur komposisi lagu
Tingkah 9 di Kecamatan Bangkinang
Kota Kabupaten Kampar Provinsi
Riau.
72 Analisis Ritme Dan Melodi Musik Calempong (Lagu Tingkah 9) Di
Kecamatan Bangkinang Kota Kabupaten Kampar Provinsi Riau
Eka Saputra S.Sn.,M.Sn
Jurnal KOBA Volume 4, No 1 April 2017
6. Motif Melodi Musik
Calempong (lagu Tingkah 9)
Di Kecamatan Bangkinang
Kota Kabupaten Kampar
Provinsi Riau
Dasar untuk sebuah
komposisi adalah persatuan/keutuhan
lagu.
Hal ini antara lain di capai
melalui ulangan motif pada saat dan
cara tertentu. Namun ulang
ulangannya membawa serta bahaya
“bosan”. Maka dalam musik
persatuan / ulangan harus diimbangi
dengan pokok kedua yakni dengan
pola variasi. Hadirnya setidak
tidaknya dua motif yang
berbeda/berkontras menjamin
kesegaran dalam sebuah lagu. (Karl
Edmund prier SJ 2004 : 2).
Dari penjelasan diatas dapat
di simpulkan bahwa agar sebuah lagu
memiliki sebuah kontras, tentunya di
butuhkan variasi dari sebuah motif.
Di dalam lagu Tingkah 9 kita dapat
melihat beberapa motif yg telah di
variasikan. Ada beberapa bentuk
pengembangan dari motif yaitu :
1. Repetisi
Pengulangan melodi dengan
bentuk yang sama atau sedikit
perubahan.
2. Variasi
Pengulangan melodi dengan
merubah sebagian kecil melodi
dari melodi intinya.
3. Diminished
Mengulang melodi dengan
memperkecil nilai dan interval
not.
4. Augmented
Mengulang melodi dengan
memperbesar nilaidan interval
not.
5. Inversi
Pengulangan melodi yang
berlawanan arah tetapi dengan
interval yang sama atau interval
yang berbeda.
6. Infleksi
Pengulangan yang dilakukan
secara utuh tetapi dengan
menambahkan tanda accidential
(alterasi) atau penambahan tanda
kres atau mol.
7. Retrograde
Melodi asli ditulis dari belakang
ke depan atau dicerminkan.
8. Retrograde Inversi
Melodi yang diulang berlawanan
arah dengan interval yang sama
kemudian dituliskan
dicerminkan.
Partitur 12 : Motif melodi
bagian 1
Pada melodi bagian 1 motif
yang terdapat di sana adalah repetisi
yang terdapat pada bar ke 3
Partitur 13 : Motif melodi bagian 2
Pada melodi bagian 2 yang
terdapat di sana adalah motif
diminished pada bar ke 5 dan repetisi
bar ke 6
Partitur 14 : Motif melodi
bagian 3
73 Analisis Ritme Dan Melodi Musik Calempong (Lagu Tingkah 9) Di
Kecamatan Bangkinang Kota Kabupaten Kampar Provinsi Riau
Eka Saputra S.Sn.,M.Sn
Jurnal KOBA Volume 4, No 1 April 2017
Pada melodi bagian 3, motif
yang terdapat di sana adalah
diminished pada bar 8, dan repetisi
pada bar 9
7. Frase Melodi Musik
Calempong(Lagu Tingkah
9) Di Kecamatan
Bangkinang Kota
Kabupaten Kampar
Provinsi Riau
Frase adalah bagian dari
kalimat musik seperti halnya bagian
kalimat dalam bahasa. Frase terbagi
atas frase pertanyaan atau disebut
juga frase antecedens dan frase
jawaban yang disebut juga frase
consequens. Frase-frase inilah yang
membagi kalimat pada melodi, yang
mana berbentuk kalimat pertanyaan
dan kalimat jawaban.
Partitur 15 : Frase melodi
Calempong golong
8. Ritme Musik Calempong
(Lagu Tingkah 9) Di
Kecamatan Bangkinang
Kota Kabupaten Kampar
Provinsi Riau.
Ritme adalah gerak musik
yang berjalan secara teratur. Dan
teraturnya gerak ini menyebebkan
lagu enak didengar dan dirasakan.
Ritme berhubungan dengan panjang
pendeknya not dan berat ringannya
tekanan atau aksen pada not
(M.Soeharto, 1992:45). Berdasarkan
keterangan ini, jelaslah bahwa ritme
merupakan unsur pokok didalam
musik. Panjang pendek not dan berat
ringannya tekanan (aksen) not
ditentukan oleh nilai not itu sendiri
maupun letak not dalam sebuah
metrum. Berkaitan dengan
pembahasan masalah ritme dalam
lagu Tingkah 9, penulis membaginya
dalam bentuk pola-pola ritme dari
tiap metrum yang ada dalam pola
permainan masing-masing
instrumen.
9. Pola Ritme Musik
Calempong (Lagu Tingkah
9) Di Kecamatan
Bangkinang Kota
Kabupaten Kampar
Provinsi Riau.
Pola-pola ritme dalam melodi
dapat diperhatikan berdasarkan
pengulangan motif-motif ritme
dalam lagu. Pola-pola ritme
berbentuk dari penggabungan
beberapa motif ritme tertentu dan
motif ritme tersebut dibangun
berdasarkan panjang pendeknya nilai
durasi yang dipakai.
Pola ritme merupakan
kerangka dasar pengembangan
melodi sebuah lagu yang dapat
diketahui dengan mendengarkan
(merasakan) dan melihat
(transkripsi). Dalam transkripsi dapat
diperhatikan pada pengulangan-
pengulangan motif ritme pada
penggalan melodi lagu (frase).
Dengan memperhatikan pola
ritme dari masing-masing pola
tabuhan instrumen tersebut, maka
dapat dirasakan ketukan aksen
terkuat, metrum, kombinasi motif
yang digunakan maupun karakter
ritmenya.
74 Analisis Ritme Dan Melodi Musik Calempong (Lagu Tingkah 9) Di
Kecamatan Bangkinang Kota Kabupaten Kampar Provinsi Riau
Eka Saputra S.Sn.,M.Sn
Jurnal KOBA Volume 4, No 1 April 2017
Analisa terhadap pola ritme
lagu Tingkah 9 ini dilakukan dengan
cara mengamati permainan setiap
instrumennya. Dari pengamatan dan
analisis yang penulis lakukan
sementara dapat disimpulkan, bahwa
lagu Tingkah 9 bermetrum (4
4 ) dan
(2
4 ). Untuk menjelaskan pola ritem
ini, penulis uraikan pola tabuhan
masing-masing instrumen.
10. Tempo
Cepat lambatnya tempo
dalam lagu Tingkah 9 mulai dari
awal hingga akhir lagu tidaklah tetap.
Umumnya tempo lagu bergerak
makin cepat. Perubahan-perubahan
tempo tersebut terjadi tanpa disadari
(tanpa disengaja) berangsur-angsur
meningkat pada sekian beberapa
biramanya.
Bagian pertama dari struktur
komposisi musik Calempong (lagu
Calempong 9) dimainkan dengan
tempo cepat, yaitu berkisar 115
ketukan permenit. Kemudian tempo
berangsur-angsur meningkat hingga
bertahan kira-kira pada pengulangan
ke-3 atau pengulangan ke-4 (tidak
mutlak) dari pola tabuhan
Calemponggolong. Kecepatannya
bertahan meskipun tidak mutlak,
yaitu berkisar 120 ketukan permenit.
Adanya perubahan kecepatan ini
pada dasarnya untuk mencari
penyesuaian (tempo) yang dianggap
paling cocok bagi pemain
Calemponggolong. Instrumen yang
lain mengikuti dan menyamakan
tempo permainannya dengan
permainan Calemponggolong.
Apabila permainan semua instrumen
menemukan tempo yang dikehendaki
(kompak), barulah tempo melodi
lagu mendatar hingga akhir lagu.
Untuk lebih jelasnya lihatlah grafik
berikut ini
Gambar 25 :Grafik
Perubahan tempo musik Calempong
(lagu Tingkah 9) di Kecamatan
Bangkinang Kota Kabupaten
Kampar Provinsi Riau
Berdasarkan hasil observasi,
unsur dinamik juga mendapat
perhatian dalam permainan musik
Calempong(lagu Tingkah 9). Bagian
pertama dari struktur komposisi
musik Calempong (lagu Tingkah 9)
yang dimainkan oleh Calempong
paningkah biasanya ditampilkan
dalam volume sedang. Pada saat
akan masuk pada pengulangan ke 3,
Calempong golong masuk dengan
volume yang agak keras dari
sebelumya, sedangkan Calempong
Paningkah dinamiknya tetap.
Selanjutnya pada bagian penutup
dinamik permainan baik tempo
maupun volume dinaikan kembali
oleh Calempong golong sekaligus
sebagai aba-aba bahwa lagu akan
berakhir.
D. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian dari hasil
penelitian yang penulis telah
diuraikan maka penulis mengambil
kesimpulan antara lain :
406080
100120140160180200
Lambat (40
- 58)
Sedang (72
- 104)
Cepat (108 -
200)
75 Analisis Ritme Dan Melodi Musik Calempong (Lagu Tingkah 9) Di
Kecamatan Bangkinang Kota Kabupaten Kampar Provinsi Riau
Eka Saputra S.Sn.,M.Sn
Jurnal KOBA Volume 4, No 1 April 2017
1. Berdasarkan besar kecilnya
interval masing-masing nada
Calempong dan gong, maka
jelaslah bahwa nada-nada
Calempongdan gong di
kecamatan bangkinang Kota
tidak satupun memiliki jarak
(interval) yang sama dengan
jarak (interval) nada diatonis.
Dengan demikian, tangga nada
Calempong termasuk dalam
sistem tangga nada non diatonis,
yang digolongkan kedalam
tangga nada heksatonis.
2. Sistem notasi musik Calempong
(lagu Tingkah 9) di Kecamatan
Bangkinang Kota Kabupaten
Kampar Provinsi Riau ini belum
ada. Perbedaan wilayah, suku,
sejarah dan musikalitas pemain
Calempong menjadi salah satu
faktor penghambat dalam
pembakuan sistem notasi musik
Calempong Kampar.
3. Gerak melodi lagu Tingkah 9 di
Kecamatan Bangkinang Kota
Kabupaten Kampar Provinsi
Riau, pada umumnya
memberikan kesan mendatar.
Meskipun ada beberapa yang
bergerak turun tetapi tidak begitu
menonjol, karena loncatan
nadanya masih dalam wilayah
tangga nadanya. Pada dasarnya
ini dipengaruhi oleh jumlah nada
yang membangun melodi atau
lagu senduik terbatas pada lima
nada, yaitu nada (6) - (1) – (2) –
(3) - (4) – (5).
Sehubung dengan itu, maka
ruang gerak melodinya hanya
terbatas pada satu wilayah nada
di dalam tangga nadanya.
4. Motif melodi pada lagu Tingkah
9 lebih banyak menggunakan
repetisi, ada juga yang
menggunakan motif diminished
di beberapa bagian.
5. Pola ritem pada lagu Tingkah 9
didominasi oleh not 1
2 ,
1
4 , dan not
1
8 , Penyajiannya dilakukan secara
berulang-ulang (ostinato)
menurut kebutuhan lagu yang
akan dimainkan.
6. Struktur komposisi lagu senduik
dimainkan dengan tempo cepat,
yaitu berkisar 108 ketukan
permenit. Pada saat memasuki
bagian kedua (lagu pokok) tempo
berangsur-angsur meningkat
hingga bertahan kira-kira pada
pengulangan ke-2 atau
pengulangan ke-3 (tidak mutlak)
dari pola tabuhan Calempong
melodi. Kecepatannya bertahan
meskipun tidak mutlak, yaitu
berkisar 115 ketukan permenit.
E. DAFTAR PUSTAKA
Djam,an Satoriasi dan Aan
Komariah. 2010. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabeta.
Gitrif Yunus. 1998. Dasar-Dasar
Ilmu Harmoni.
Padangpanjang:Akademi Seni
Kerawitan Indonesia.
Jamalus. 1988. Pengajaran Musik
Melalui Pengalaman Musik.
Jakarta Pusat : PT Dunia
Pustaka Jaya
L.E, Sumaryo. 1978. Komponis
Pemain Musik dan Publik,
Jakarta Pusat : PT Dunia
Pustaka Jaya.
Nickol. Peter.2008.Paduan Praktis
membaca Notasi
Musik.Gramedia Pustaka
Utama:Jakarta.
76 Analisis Ritme Dan Melodi Musik Calempong (Lagu Tingkah 9) Di
Kecamatan Bangkinang Kota Kabupaten Kampar Provinsi Riau
Eka Saputra S.Sn.,M.Sn
Jurnal KOBA Volume 4, No 1 April 2017
Prier-Edmund Karl SJ. 1996. Ilmu
Bentuk Musik. Pusat Musik
Liturgi Yogyakarta.
Prier-Edmund Karl SJ.2004. Ilmu
Bentuk Musik. Pusat Musik
Liturgi Yogyakarta.
Purnomo Wahyu, dkk. 2010.
Terampil Bermusik. Jakarta :
PT Wangsa Jatra Lestari.
Sukohardi,Al.1975. Teori Musik
Umum.Yogyakarta: PML.
Soeharto,M. 1992. Belajar Notasi
Balok.Jakarta: PT Gramedia.
Soepadi. 1978. Diktat Pengantar
Pengatahuan Musik Tari.
Akademis Seni Tari Indonesia
Yogyakarta.
Wahyu Purnomo. & Fasih Subagyo.
2010. Trampil Bermusik.
Jakarta: PT Wangsa Jatra
Lestari.
Wikipedia. 2014. “Teori Musik :
Notasi”. Diambil dari
http://id.wikipedia.org//wiki/teo
ri_musik. Pada tanggal 23 Mei
2014 (diakses, 17 agustus
2014)
Yunike, J.F.
([email protected]). 15
September 2014. Analisis
Bentuk Dan Struktur lagu
Playful Duet (Mirror) karya
W.A. Mozart. E-mail kepada
Aprido Islam Perdana