analisis perbandingan kinerja berbasise-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6262/1/atika krisna...
TRANSCRIPT
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA BERBASIS
MAQASHID SYARI’AH INDEX DAN RASIO
PROFITABILITAS PADA BANK UMUM SYARI’AH
DI INDONESIA PERIODE 2014-2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh:
ATIKA KRISNA MURTI
63010150159
PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARI’AH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2019
i
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA BERBASIS
MAQASHID SYARI’AH INDEX DAN RASIO
PROFITABILITAS PADA BANK UMUM SYARI’AH
DI INDONESIA PERIODE 2014-2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh:
ATIKA KRISNA MURTI
63010150159
PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARI’AH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2019
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya
bersama kesulitan itu ada kemudahan.
( Q.S. Al-Insyirah : 5-6)
Barang siapa yang bersungguh-sungguh maka akan berhasil.
(Man Jadda Wajada)
Satu-satunya hal yang harus kita takuti adalah ketakutan itu sendiri.
(Franklin D.Roosevelt )
Saat kita memperbaiki hubungan dengan Allah, niscaya Allah akan
memperbaiki segala sesuatunya untuk kita.
(Dr. Bilal Philips )
vii
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap skyukur kepada Allah SWT atas rahmat, hidayah dan
inayah-Nya, serta dengan penuh cinta dan sayang skripsi ini saya persembahkan
kepada:
1. Kedua oranng tuaku, Bapak Siskawentar dan Ibu Prihatiningsih yang
senantiasa mencurahkan kasih sayangnya, yang tak pernah henti-hentinya
memberikan bimbingan dan doa.
2. Kakakku tercinta Aditama Dewantara yang telah memberikan doa,
dukungan, semangat dan kepercayaan selama ini.
3. Bapak Dr. Abdul Aziz NP, M.M. selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah memberikan bimbingan, arahan, dan masukan dalam penelitian
skripsi ini.
4. Sahabat-sahabatku tersayang, Siti Zulaekhah, Nur Inayah, Diah Nur Anisa,
Siti Dwi Wulandari, Evita Cynthia Damayanti, Ratna Fauziyah, Tutut
Widiasmara, Raras Wiharti dan Carirra Hapsari yang selalu menemani dan
mendukungku selama proses pembuatan skripsi.
5. Teman-teman Koperasi Mahasiwa Fatawa IAIN Salatiga, yang telah
memberikan semangat serta mendoakan untuk kelancaran dalam
mengerjakan skripsi, ilmu dan pengalaman yang sangat berharga.
6. Semua teman-teman PS-S1 angkatan 2015 yang tidak dapat saya sebut
satu persatu.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt. yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang yang telah memberikan kesehatan dan kemudahan bagi penulis dalam
menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Perbandingan Kinerja
Berbasis Maqashid Syari’ah Index dan Rasio Profitabilitas pada Bank Umum
Syari‟ah di Indonesia periode 2014-2018”.
Penelitian ini disusun sebagai salah satu tugas mahasiswa dalam
mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu berupa penelitian. Ucapan
terimakasih sebesar-besarnya peneliti ucapkan kepada semua pihak yang telah
memberikan pengarahan, bimbingan dan bantuan dalam berbagai bentuk. Ucapan
terimakasih terutama penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri Salatiga.
2. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam IAIN Salatiga.
3. Bapak Dr. Abdul Aziz NP, M.M. selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah membimbing penulis, memberikan pengarahan, masukan sehingga
penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.
4. Bapak Ari Setiawan, M.M selaku Ketua Program Studi S1 Perbankan
Syariah.
ix
5. Segenap dosen dan staff Program Studi S1 Perbankan Syariah yang telah
memberikan bekal berbagai teori, ilmu pengetahuan dan pengalaman yang
sangat bermanfaat bagi penulis.
6. Kedua orang tua tercinta, Bapak Siskawentar dan Ibu Prihatiningsih serta
kakakku tersayang dan sahabatku terkasih yang telah memberikan doa,
dorongan moril dan materil, serta yang senantiasa selalu menjadi inspirasi dan
motivasi bagi penulis.
7. UKM Koperasi Mahasiswa Fatawa IAIN Salatiga sebagai tempat menimba
ilmu selain dalam perkuliahan.
8. Teman-teman seperjuangan Program Studi S1 Perbankan Syariah tahun
angkatan 2015/2016 yang penulis banggakan.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka
penulis sangat mengharapkan saran maupun kritikan demi sempurnanya skripsi
ini. Mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penulis khusunya dan bagi
pembaca pada umumnya, dan kiranya skripsi ini dapat menjadi salah satu bentuk
sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan terutama di bidang ekonomi
Islam.
Salatiga, 12 September 2019
Penulis
x
ABSTRAK
Murti, Atika Krisna. 2019. Analisis Perbandingan Kinerja Berbasis Maqashid
Syari’ah Index dan Rasio Profitabilitas pada Bank Umum Syari’ah di
Indonesia periode 2014-2018. Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Strata Satu Perbankan Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Dosen Pembimbing: Dr. Abdul Aziz NP, M.M.
Penilaian kinerja perbankan syari‟ah umumnya masih menggunakan alat
ukur yang sama dengan perbankan konvensional, yang biasa diukur dengan
profitabilitas. Padahal untuk menilai kinerja perbankan syariah tentunya tidak bisa
disamakan dengan perbankan konvensional, karena terdapat perbedaan tujuan dari
kedua bank tersebut. Dimana bank konvensional hanya fokus pada profit oriented,
sedangkan perbankan syari‟ah tidak hanya fokus pada profit oriented tetapi juga
pada tujuan syari‟ah. Penelitian ini bertujuan untuk menilai dan membandingkan
kinerja bank umum syari‟ah periode 2014-2018 berdasarkan maqashid syari’ah
index dan rasio profitabilitas.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan data sekunder
berbentuk data panel. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 12
bank umum syari‟ah yang terdaftar di OJK periode 2014-2018, dengan data
pertahun sehingga jumlah sampel yang digunakan sebesar 60. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Simple Additive Weighting (SAW) dan
Comparative Performance Index (CPI). Teknik analisis data yang digunakan
adalah uji one way ANOVA dan diagram kartesius dengan bantuan alat analisis
SPSS 16.
Hasil dari uji one way anova menunjukkan tidak terdapat perbedaan
signifikan nilai maqashid syari’ah index dan terdapat perbedaan yang signifikan
nilai profitabilitas pada bank umum syari‟ah periode 2014-2018. Kinerja
maqashid syari’ah terbaik diraih oleh Bank Panin Dubai Syariah, sedangkan Bank
Tabungan Pensiun Nasional Syariah mencapai nilai terendah. Berdasarkan
profitabilitas Bank Tabungan Pensiun Nasional Syariah mencapai nilai tertinggi,
sedangkan Maybank Syariah Indonesia mencapai nilai terendah. Adapun bank
umum syari‟ah yang memiliki kinerja maqashid syari’ah index dan profitabilitas
baik adalah Bank Syariah Mandiri dan Bank Negara Indonesia Syariah.
Kata Kunci: Bank Umum Syari‟ah, Maqashid Syari‟ah Index, Profitabilitas
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................. iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ...................................................................... v
MOTTO ................................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN ................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
ABSTRAK .............................................................................................................. x
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5
D. Kegunaan Penelitian..................................................................................... 5
E. Sistematika Penulisan .................................................................................. 6
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 8
A. Telaah Pustaka ............................................................................................. 8
B. Kerangka Teori........................................................................................... 12
1. Performance Theory ............................................................................... 12
2. Maqashid Syari’ah ................................................................................. 13
3. Maqashid Syari’ah Index ....................................................................... 16
4. Kinerja Keuangan dan Rasio Keuangan ................................................. 19
5. Perbankan Syari‟ah ................................................................................. 26
C. Kerangka Penelitian ................................................................................... 28
xii
D. Hipotesis ..................................................................................................... 31
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 31
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 31
B. Populasi dan Sampel .................................................................................. 33
C. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 34
D. Definisi Konsep dan Operasional .............................................................. 34
E. Instrumen Penelitian................................................................................... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................................ 52
A. Deskripsi Objek Penelitian ......................................................................... 52
B. Analisis Data .............................................................................................. 53
C. Pembahasan ................................................................................................ 62
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 84
A. Kesimpulan ................................................................................................ 84
B. Saran ........................................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 87
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 92
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................... 9
Tabel 2.2 Model Pengukuran Kinerja Maqashid Syari’ah ................................... 17
Tabel 2.3 Bobot Masing-masing Tujuan dan Elemen ........................................... 18
Tabel 3.1 Proses Pemilihan Sampel ...................................................................... 32
Tabel 3.2 Sampel Penelitian .................................................................................. 33
Tabel 4.1 Daftar Sampel Bank Umum Syari‟ah ................................................... 53
Tabel 4.2 Rasio Kinerja Maqashid Syari’ah Index yang Pertama ........................ 63
Tabel 4.3 Rasio Kinerja Maqashid Syari’ah Index yang Kedua ........................... 68
Tabel 4.4 Rasio Kinerja Maqashid Syari’ah Index yang Ketiga .......................... 71
Tabel 4.5 Maqashid Syari’ah Index pada Bank Umum Syariah ........................... 75
Tabel 4.6 Profitabilitas pada Bank Umum Syariah ............................................... 77
Tabel 4.7 Indeks Perbandingan Profitabilitas Bank Umum Syariah..................... 78
Tabel 4.8 Perbandingan Kinerja berdasarkan Maqashid Syari’ah Index dan
Profitabilitas pada Bank Umum Syariah .............................................................. 79
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Konsep Operasional Sekaran ............................................................ 16
Gambar 2.2 Kerangka Penelitian .......................................................................... 27
Gambar 3.1 Diagram Kartesius Profitabilitas dan Maqashid Syari’ah Index ...... 49
Gambar 4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................................. 53
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Data dengan Kolmogorov-Smirnov ................ 55
Gambar 4.3 Grafik Histogram MSI ...................................................................... 56
Gambar 4.4 Grafik Histogram Profitabilitas ......................................................... 57
Gambar 4.5 Hasil Uji Normalitas Data menggunkan Kolmogorov-Smirnov
dengan Transformasi SQRT .................................................................................. 58
Gambar 4.6 Hasil Uji Homogenity of Variance .................................................... 59
Gambar 4.7 Hasil Uji One Way Anova ................................................................. 60
Gambar 4.8 Diagram Perbandingan Kinerja Maqashid Syari’ah Index (MSI)
dengan kinerja Profitabilitas (CPI) Bank Umum Syari‟ah periode 2014-2018 ... 80
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini ekonomi Islam sedang disorot oleh banyak pihak di seluruh
dunia. Dimana mereka beranggapan bahwa ekonomi Islam sebagai solusi
yang mutakhir untuk kebaikan bersama. Salah satu bagian dari ekonomi
Islam yang berkembang pesat adalah perbankan syari‟ah. Bank syari‟ah
berkembang tidak hanya di negara-negara dengan mayoritas penduduk
muslim saja seperti Indonesia, Malaysia, Uni Emirat Arab dan negara-
negara timur tengah lainnya, tetapi juga tumbuh dan berkembang di negara-
negara non muslim seperti Inggris, Amerika Serikat dan Jerman (Ghifari,
2015:48).
Perkembangan perbankan syari‟ah di Indonesia saat ini mengalami
peningkatan yang cukup signifikan. Menurut laporan tahunan OJK pada
tahun 2017, perkembangan perbankan syari‟ah menunjukkan pertumbuhan
yang positif. Dimana hal tersebut didasari oleh peningkatan efisiensi dan
rentabilitas. Dalam laporannya OJK menyebutkan di akhir tahun 2017
rentabilitas BUS dan UUS terus meningkat yang tercermin dari rasio ROA
sebesar 1.17%, sehingga mendorong kenaikan laba sebesar 49.69%. Selain
peningkatan rasio ROA, penurunan pada rasio BOPO dari 93.62% pada
tahun 2016 menjadi 89.62% pada tahun 2017 yang juga menandakan
semakin membaiknya efisiensi perbankan syari‟ah (www.ojk.co.id).
2
Pengukuran kinerja bank dapat dilakukan dengan menganalisis
laporan keuangan. Analisis laporan keuangan adalah suatu cara untuk
mengetahui kondisi perusahaan berdasarkan pada data yang diambil dari
laporan keuangan. Pada umumnya pengukuran kinerja bank konvensional
dan bank syari‟ah di Indonesia masih sama yaitu menggunakan pengukuran
konvensional seperti rasio-rasio keuangan. Beberapa bentuk rasio keuangan
seperti rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, rasio
pertumbuhan, dan rasio penilaian. Salah satu rasio yang sering digunakan
dalam pengukuran adalah rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas merupakan
rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau
laba dalam suatu periode tertentu (Weston dalam Kasmir, 2015:106).
Walaupun pengukuran rasio keuangan merupakan sesuatu yang
penting untuk di nilai, namun pengukuran rasio keuangan itu tidak akan
cukup untuk mengukur kinerja perbankan syari‟ah (Susilo, 2015:3). Dalam
prinsip dan praktiknya perbankan syari‟ah dan perbankan konvensional
berbeda, dimana perbankan konvensional hanya melihat kinerja berdasarkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (profit oriented).
Sedangkan perbankan syari‟ah seharusnya tidak hanya memperhitungkan
laba yang dihasilkan tetapi juga melihat pada tujuan yang ingin dicapai
berdasarkan prinsip syari‟ah. Sehingga dapat mencerminkan bagaimana
tujuan-tujuan syari‟ah terpenuhi.
Saat ini telah tercipta pengukuran kinerja perbankan syari‟ah
berdasarkan prinsip syari‟ah yang sesuai dengan tujuan syari‟ah yang
3
disebut dengan Maqashid Syari’ah Index (MSI) oleh Mohammed (2008).
Pengukuran maqashid syari’ah index memiliki tiga faktor utama yaitu,
mendidik individu, menciptakan keadilan dan kepentingan publik. Dari
ketiga tujuan utama tersebut diharapkan dapat mencapai kesejahteraan tidak
hanya bagi pemegang saham maupun pemilik perusahaan, tetapi juga
mensejahterakan semua pemangku kepentingan.
Sudah banyak penelitian yang menggunakan pengukuran kinerja
maqashid syari’ah index untuk mengukur kinerja perbankan syari‟ah salah
satunya adalah Antonio, dkk (2012). Penelitiannya berjudul An Analysis of
Islamic Banking Performance: Maqashid Index Implementation in
Indonesia and Jordania. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan
terdapat perbedaan kinerja pada perbankan syari‟ah di Indonesia dengan di
Jordania.
Penelitian berikutnya dilakukan oleh Adzhani dan Rini (2017) yang
berjudul Komparasi Kinerja Perbankan Syari‟ah di Asia dengan Pendekatan
Maqasid Syari’ah. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan tidak terdapat
perbedaan yang signifikan pada kinerja perbankan syari‟ah di Indonesia
dengan perbankan syari‟ah di Malaysia, Iran, Arab Saudi, Uni Emirat Arab,
Kuwait, dan Qatar.
Penelitian mengenai profitabilitas dilakukan oleh Fitria dan
Kurniasih (2016) yang berjudul Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan
Perbankan Syariah (Studi: BNI Syariah dan BRI Syariah). Hasil dari
4
penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rasio profitabilitas
antara BRI Syariah dan BNI Syariah.
Penelitian lainnya mengenai maqashid syari’ah index dan
profitabilitas dilakukan oleh Batin (2017) dalam penelitiannya berjudul
Kinerja Keuangan Bank Pembiayaan Rakyat Syari‟ah melalui Pendekatan
Maqasid Syari’ah Index (MSI) dan Profitabilitas. Hasil dari penelitian
tersebut menunjukkan bahwa hasil pengolahan data dari diagram kartesius
menempatkan 5 BPRS di kuadran kiri atas (CPI tinggi dengan MSI rendah),
74 BPRS berada di kuadran kanan atas (CPI tinggi dengan MSI tinggi), 2
BPRS di kuadran kiri bawah (CPI rendah dengan MSI rendah), dan 7 BPRS
berada pada kuadran kanan bawah (CPI rendah dengan MSI tinggi).
Dari penelitian tersebut, penulis tertarik untuk meneliti seberapa
besar kinerja perbankan syari‟ah dengan melakukan uji beda menggunakan
diagram analisis antara maqashid syari’ah index dan rasio profitabilitas
pada 12 bank umum syari‟ah di Indonesia. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian-penelitian sebelumnya adalah objek yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu bank umum syari‟ah di Indonesia dengan periode waktu
penelitian dari 2014-2018. Selain itu penelitian ini juga membandingkan
masing-masing kinerja maqashid syari’ah index dan kinerja berdasarkan rasio
profitabilitas dengan menggunakan uji one way anova. Berdasarkan
penjelasan diatas, penulis akan melakukan penelitian mengenai
“ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA BERBASIS MAQASHID
SYARI’AH INDEX DAN RASIO PROFITABILITAS PADA BANK
5
UMUM SYARI’AH DI INDONESIA PERIODE PERIODE 2014–
2018”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perbandingan kinerja bank umum syari‟ah di Indonesia
periode 2014-2018 berdasarkan konsep maqashid syari’ah index?
2. Bagaimana perbandingan kinerja bank umum syari‟ah di Indonesia
periode 2014-2018 berdasarkan rasio profitabilitas?
3. Bagaimana perbandingan kinerja bank umum syari‟ah di Indonesia
periode 2014-2018 berdasarkan maqashid syari’ah index dan rasio
profitabilitas?
C. Tujuan Penelitian
1. Membandingkan kinerja bank umum syari‟ah di Indonesia periode
2014-2018 berdasarkan konsep maqashid syari’ah index.
2. Membandingkan kinerja bank umum syari‟ah di Indonesia periode
2014-2018 berdasarkan rasio profitabilitas.
3. Membandingkan kinerja bank umum syari‟ah di Indonesia periode
2014-2018 berdasarkan rasio profitabilitas dan maqashid syari’ah
index.
D. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan memberi kontribusi yang
signifikan pada pengembangan ilmu yang relevan dengan masalah
penelitian. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memperkuat
6
khasanah teori-teori dan untuk penelitian lanjutan dalam bidang kinerja
bank syari‟ah dalam pengembangan pengukuran kinerja bank syari‟ah
berdasarkan konsep maqashid syari’ah index dan rasio profitabilitas.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Bank Syari‟ah
Memberikan alternatif pengukuran dalam mengukur kinerja
bank syari‟ah yang sesuai dengan syari‟ah, sehingga pengukuran
kinerja tidak hanya berorientasi pada profit namun juga harus
memerhatikan pelaksanaan maqashid syari’ah dan dapat dijadikan
evaluasi bagi industri perbankan syari‟ah di Indonesia untuk
mengetahui kelemahannya sehingga dapat diperbaiki dan dapat
meningkatkan kinerja berdasarkan tujuan syari‟ah.
b. Bagi Masyarakat Umum
Sebagai ilmu pengetahuan bagi pengguna maupun non
pengguna layanan perbankan syari‟ah mengenai cara penilaian
kinerja bank syari‟ah di Indonesia dari asek aspek maqashid
syari’ah maupun profitabilitas.
E. Sistematika Penulisan
Penelitian ini terdiri dari lima bab, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan diakhiri dengan
sistematika penulisan.
7
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini akan menguraikan tentang teori-teori yang melandasi
penelitian, hasil penelitian terdahulu, kerangka penelitian dan hipotesis.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini akan menguraikan tentang jenis penelitian, populasi dan
sampel, teknik pengumpulan data, definisi konsep dan operasional dan
diakhiri dengan alat analisis penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN
Bab ini akan dijelaskan dan di gambarkan tentang deskripsi objek
penelitian, analisis data penelitian dan interpretasi dari hasil analisis data
penelitian.
BAB V PENUTUP
Bab ini akan menguraikan tentang kesimpulan dari penelitian yang
telah dilakukan, keterbatasan penulis serta saran-saran yang dapat diberikan
kepada perusahaan dan pihak-pihak lain yang membutuhkan.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Penelitian terdahulu memiliki peranan penting sebagai dasar
penyusunan suatu penelitian. Dengan adanya penelitian terdahulu peneliti
dapat mengetahui hasil yang telah dilakukan peneliti lain sekaligus sebagai
gambaran dan pembanding untuk mendukung kegiatan penelitian
selanjutnya. Berikut adalah ringkasan dari beberapa penelitian terdahulu
yang berkaitan dengan penelitian ini:
Penelitian pertama kali dilakukan oleh Mohammed (2008), yang
berjudul “The Performance Measures of Islamic Banking Based on the
Maqashid Framework”. Dalam penelitiannya membahas tentang evaluasi
perbankan syari‟ah dengan menggunkan konsep maqashid syari’ah index,
yang dikembangkan dengan metode SAW (Simple Addictive Weighting).
Pada penelitiannya sampel yang digunakan adalah enam perbankan syari‟ah
periode 2000-2005 yang terdiri dari Bank Muamalat Malaysia, Islamic Bank
Bangladesh, Bank Syari‟ah Mandiri (Indonesia), Bahrain Islamic Bank,
Islamic International Arab Bank (Jordan), dan Sudanese Islamic Bank
(Sudan).
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tidak ada satu pun yang
mampu mewujudkan kinerja dengan nilai tinggi untuk ketujuh rasio yang
diujikan dari ke enam bank tersebut. Artinya, perbankan syari‟ah
9
membutuhkan evaluasi ulang dalam tujuan perbankan mereka agar sesuai
dengan maqasid syari’ah. Berdasarkan ranking, didapatkan bahwa IIABJ
Jordan menduduki peringkat pertama, disusul oleh BSM Indonesia, Bahrain
Islamic Bank, Islamic Bank Bangladesh, Bank Muamalat Malaysia, dan
terakhir Sudanese Islamic Bank.
Ghifari, dkk (2015) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis
Kinerja Perbankan Syari‟ah di Indonesia dan Malaysia dengan Pendekatan
Maqashid Indeks. Penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan kinerja
pada perbankan syari‟ah di Indonesia dengan di Malaysia.
Wahid, dkk (2018) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis
Kinerja Bank Syariah dengan Maqashid Syari’ah Index dan Profitabilitas.
Hasil penelitian ini menunjukkan kinerja maqashid syari’ah tertinggi adalah
Bank Panin Syari‟ah. Dari kinerja keuangan terbaik menggunakan rasio
ROA adalah Bank Mega Syari‟ah. Berdasarkan analisis QAM kinerja
terbaik maqashid syari’ah dan profitabilitas adalah BMI, BRIS, Panin
Syari‟ah, Bank Syari‟ah Bukopin dan BCAS.
Berikut ini rangkuman penelitian terdahulu terkait maqashid
syari’ah index dan profitabilitas.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No. Peneliti dan
Tahun
Variabel Kesimpulan
Independent Dependent
A. Isu: Terdapat perbedaan hasil penelitian rasio kinerja perbankan
syari‟ah dengan menggunakan maqashid syari’ah index (MSI)
sebagai alat ukur
1. Rilanda
Adzhani dan
Pembentukan
Keadilan dan
Kinerja
Keuangan
Tidak terdapat
perbedaan yang
10
Rini, 2017 Kepentingan
Publik
signifikan antara
perbankan
syari‟ah di
Indonesia dengan
perbankan
syari‟ah di
Malaysia, Iran,
Arab Saudi, Uni
Emirat Arab,
Kuwait, dan Qatar.
2. Riky
Ramadhani
dan Evi
Mutia, 2016
Pendidikan,
Keadilan, dan
Kemaslahatan
Kinerja
Keuangan
Tidak terdapat
perbedaan yang
signifikan antara
perbankan
syari‟ah di
Indonesia dengan
perbankan
syari‟ah di
Malaysia.
3. Muhammad
Syafii
Antonio,
Yulizar D.
Sanrego, dan
Muhammad
Taufiq, 2012
Pendidikan
Individu,
Keadilan, dan
Kemaslahatan
Kinerja
Keuangan
Terdapat
perbedaan kinerja
pada perbankan
syari‟ah di
Indonesia dengan
di Jordania.
4. Muhammad
Al Ghifari,
Luqman
Hakim
Handoko,
dan Endang
Ahmad Yani,
2015
Pendidikan
Individu,
Menciptakan
Keadilan, dan
Kepentingan
Publik
Kinerja
Keuangan
Terdapat
perbedaan kinerja
pada perbankan
syari‟ah di
Indonesia dengan
di Malaysia.
5. Evi Mutia
dan Nastha
Musfirah,
2017
Mengamankan
Nilai
Kehidupan
Manusia,
Mengamankan
Diri Manusia,
dan
Memelihara
Masyarakat
Kinerja
Keuangan
Terdapat
perbedaan yang
signifikan pada
kinerja perbankan
syari‟ah di Brunei
Darusalam, ,
Thailand, dan
Filipina.
B. Isu: Terdapat perbedaan hasil penelitian rasio kinerja perbankan
syari‟ah dengan menggunakan rasio profitabilitas sebagai alat ukur
1. Dian Asri CAR, NPF, Kinerja Terdapat
11
Fitriah dan
Alfiati
Kurniasih,
2016
ROA, ROE,
BOPO dan
FDR
Keuangan perbedaan rasio
keuangan antara
BRI Syariah dan
BNI Syariah
2. Duwi
Hardianti dan
Muhammad
Saifi, 2018
FDR, CAR,
ROA, ROE,
BOPO, dan
NPF
Kinerja
Keuangan
Terdapat
perbedaan yang
signifikan
berdasarkan rasio
profitabilitas pada
Bank Umum
Konvensional dan
Bank Umum
Syari‟ah
3. Molli
Wahyuni dan
Ririn Eka
Efriza, 2017
CAR, ROA,
ROE, NPL,
BOPO dan
LDR
Kinerja
Keuangan
Terdapat
perbedaan yang
signifikan
berdasarkan rasio
profitabilitas
pada perbankan
konvensional dan
perbankan
syari‟ah
4. Yusvita Nena
Arinta, 2016
CAR, ROA,
ROE, NIM,
LDR, dan
NPL
Kinerja
Keuangan
Terdapat
perbedaan yang
signifikan
berdasarkan rasio
ROA dan tidak
terdapat perbedaan
yang signifikan
berdasarkan rasio
ROE pada bank
konvensional dan
bank syari‟ah
5. Hanina Maya
Solikah,
Ronny
Malavia
Mardani, dan
Budi
Wahono,
2017
CAR, NPL,
ROA, BOPO,
dan LDR
Kinerja
Keuangan
Tidak terdapat
perbedaan yang
signifikan
berdasarkan rasio
profitabilitas
pada perbankan
konvensional dan
perbankan
syari‟ah
C. Isu: Kinerja perbankan syari‟ah dengan menggunakan maqashid
syari’ah index (MSI) dan rasio profitabilitas sebagai alat ukur
1. Nisa Noor
Wahid, Irma
ROA,
Pendidikan,
Kinerja
Keuangan
Secara
keseluruhan, bank
12
Firmansyah,
dan Adil
Ridlo
Fandillah,
2018
Keadilan, dan
Kesejahteraan
yang memiliki
kinerja maqashid
syari’ah tertinggi
adalah Bank Panin
Syari‟ah. Dari
kinerja keuangan
terbaik
menggunakan
rasio ROA adalah
Bank Mega
Syari‟ah.
Berdasarkan
analisis QAM
kinerja terbaik
maqashid syari’ah
dan profitabilitas
adalah BMI,
BRIS, Panin
Syari‟ah, Bank
Syari‟ah Bukopin
dan BCAS.
2. Mail Hilian
Batin, 2018
Mendidik
Individu,
Menegakkan
Keadilan,
Kepentingan
Publik, ROA
ROE, dan
NPM
Kinerja
Keuangan
Hasil pengolahan
data dari diagram
kartesius
menempatkan 5
BPRS di kuadran
kiri atas. 74 BPRS
berada di kuadran
kanan atas, 2
BPRS di kuadran
kiri bawah, dan 7
BPRS berada pada
kuadran kanan
bawah.
B. Kerangka Teori
1. Performance Theory
Bernardin dan Russel (dalam Ruky, 2002:15) mengemukakan
bahwa kinerja merupakan catatan hasil yang dihasilkan pada fungsi atau
kegiatan pekerjaan tertentu selama periode waktu. Prawirosentono
13
(2008:2) mengemukakan kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai
oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawab masing- masing dalam rangka
upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak
melangar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.
Kinerja (performance) merupakan suatu pencapaian persyaratan
pekerjaan tertentu yang akhirnya secara nyata dapat tercermin keluaran
yang dihasilkan. Kinerja merupakan salah satu alat ukur bagi
pencapaian tujuan organisasi. Kinerja dapat dipandang sebagai “thing
done”. Hasibuan (2002:160) juga mengemukakan kinerja (prestasi
kerja) sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya.
Simanjuntak (2005:59) berpendapat mengenai kinerja tingkat
pencapaian atas hasil tertentu. Kinerja perusahaan adalah pencapaian
hasil dalam kerangka mewujudkan tujuan perusahaan. Manajemen
kinerja adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk
meningkatkan kinerja perusahaan atau organisasi, termasuk masing-
masing individu dan kelompok kerja di perusahaan tersebut.
2. Maqashid Syari’ah
Secara etimologi maqashid syari’ah terdiri dari dua kata yaitu
maqashid dan syari‟ah. Kata maqashid merupakan bentuk jamak dari
maqshud yang berarti kesengajaan atau tujuan. Adapun syari‟ah yang
14
artinya jalan menuju air atau bisa dikatakan dengan jalan menuju ke
arah sumber kehidupan. Maqashid syari’ah secara istilah adalah tujuan-
tujuan syari‟ah dan rahasia-rahasia yang dimaksudkan oleh Allah dalam
setiap hukum dan keseluruhan hukum-Nya. Menurut Jauhar (2013:14),
maqashid syari’ah terdiri atas lima hal pokok diantaranya adalah
perlindungan terhadap agama (Hifdz Ad-Din), perlindungan terhadap
jiwa (Hifdz An-Nafs), perlindungan terhadap akal (Hifdz Al-‘Aql),
perlindungan terhadap kehormatan (Hifdz Al-‘Ardh), dan perlindungan
terhadap harta benda (Hifdz Al-Mal).
Beberapa ulama terdahulu mengemukakan pengertian dari
maqashid syari’ah sebagai berikut:
a. Al-Imam al-Ghazali
Beliau mengatakan bahwa “penjagaan terhadap maksud
dan tujuan syari‟ah adalah upaya mendasar untuk bertahan hidup,
menahan faktor-faktor kerusakan dan mendorong terjadinya
kesejahteraan”.
b. „Alal al-Fasi
Beliau berkata “maqashid syari’ah merupakan tujuan pokok
syari‟ah dan rahasia dari setiap hukum yang ditetapkan oleh
Tuhan”.
c. Al-Imam al-Syathibi
Beliau mengatakan bahwa “maqashid terbagi menjadi dua;
yang pertama, berkaitan dengan maksud Tuhan selaku pembuat
15
syari‟ah , dan kedua, berkaitan dengan maksud mukallaf”. Maksud
dari kembali pada yang syari‟ (Allah) adalah kemaslahatan untuk
hamba-Nya di dunia dan di akhirat. Dan maksud dari mukallaf
(manusia) adalah ketika hamba-Nya dianjurkan untuk hidup dalam
kemaslahatan di dunia dan akhirat. Yaitu dengan menghindari
kerusakan-kerusakan yang ada di dalam dunia. Oleh sebab itu,
harus adanya penjelasan yang jelas antara kemaslahatan
(maslahah) dan kerusakan (mafsadah).
d. Ahmad al-Rasyuni
Beliau mentakrifkannya sebagai “tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan oleh syari‟ah untuk dicapai demi kemaslahatan
manusia”.
e. Abdul Wahab Khallaf
Beliau berkata “tujuan umum ketika Allah menetapkan
hukum-hukum-Nya adalah untuk mewujudkan kemaslahatan
manusia dengan terpenuhinya keutuhan yang diaruriyah, hajiyah
dan tahsiniyah”.
Beberapa pengertian di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa maqashid syari’ah adalah Allah menciptakan syari‟ah untuk
memberikan kemaslahatan kepada manusia, dengan terpenuhinya
kebutuhan diaruriyah (kebutuhan primer), hajiyah (kebutuhan
sekunder) dan tahsiniyah (kebutuhan tersier) agar manusia bisa
16
hidup dalam kebaikan dan dapat menjadi hamba Allah yang baik
(Fauzia, 2014:43).
3. Maqashid Syari’ah Index
Maqashid syari’ah index merupakan suatu pengukuran kinerja
perbankan syari‟ah yang dikembangakan oleh Mohammed (2008)
dengan merujuk pada konsep maqashid syari’ah Abu Zahrah. Untuk
dapat menjelaskan sebuah konsep dan membuatnya dapat diukur,
dilakukan dengan melihat pada dimensi perilaku, aspek, atau sifat yang
ditujukan oleh konsep. Berdasarkan metode Sekaran (Sekaran, 2006:4),
karakteristik yang akan diukur diturunkan ke dalam suatu konsep.
Metode sekaran dibagi menjadi tiga gagasan atau konsep yang
dinotasikan sebagai (C). Konsep akan diturunkan lagi ke dalam
beberapa dimensi yang akan lebih mudah diamati dan terukur, yang
dinotasikan dengan (D). Dimensi akan diturunkan kembali ke dalam
beberapa unsur yang lebih jelas pengukurannya, yang disebut dengan
elemen yang dinotasikan dengan (E) (Mohammed, 2008:6).
Gambar 2.1
Konsep Operasional Sekaran
Konsep
D
E
D D
D
D
E E
E
17
Berdasarkan gambar metode sekaran diatas evaluasi kinerja
untuk perbankan syari‟ah berdasarkan maqashid syari’ah index terbagi
menjadi 3 variabel yaitu mendidik individu (Tahdzib Al-Fard),
menciptakan keadilan (Iqamah Al-Adl), dan kepentingan publik (Al
Mashlahah). Kemudian, dari tiga variabel tersebut ditransformasikan
menjadi sepuluh rasio kinerja (Mohammed, dkk 2008:16). Rasio-rasio
tersebut terdiri dari:
Tabel 2.2
Model Pengukuran Kinerja Maqashid Syari’ah
Tujuan
Syari’ah Dimensi (D) Elemen (E)
Rasio
Kinerja
Sumber
Data
Education
(Tahdzib
Al-Fard)
D1.
Advancement
Knowledge
E1.
Education
Grant
R1.
Education
Grant/
Total
Expense
Annual
Report
E2.
Research
R2.
Research
Expense/Tot
al Expense
Annual
Report
D2. Instilling
New Skill and
Improvement
E3.
Training
R3.
Training/To
tal Expense
Annual
Report
D3. Creating
Awareness of
Islamic
Banking
E4.
Publicity
R4.
Publicity/To
tal Expense
Annual
Report
Justice (Al-
‘Adl)
D4. Fair
Returns
E5. Fair
Return
R5. Profit
Equalizatio
n Reserve
(PER)/Net
or
Investment
Income
Annual
Report
D5. Cheap
Products and
Services
E6.
Functional
Distribution
R6.
Mudharaba
h and
Musyaraka
Annual
Report
18
h
Modes/Tota
l Investment
Modes
D6.
Elimination
of Injustices
E7. Interest
Free
Product
R7. Interest
Free
Income/
Total
Income
Annual
Report
Public
Interest (Al-
Mashlahah)
D7.
Profitability
of Bank
E8. Profit
Ratios
R8. Net
Income/
Total Asset
Annual
Report
D8.
Redistribution
of Income and
Wealt
E9.
Personal
Ratios
R9. Zakah
Paid/ Net
Iincome
Annual
Report
D9.
Investment in
Real Sector
E10.
Investmen
Ratios in
Real Sector
R10.
Investment
Ratio in
Real
Economic
Sector/
Total
Investment
Annual
Report
Sumber: Mohammed dan Taib (2008)
Untuk mendapatkan hasil yang terbaik dari pengukuran diatas,
maka dilakukan verifikasi dari model dan pembobotan pada setiap
konsep (tujuan) dan elemen pengukuran melalui wawancara dengan 16
pakar syari‟ah di Asia dan Timur Tengah. Dari pengukuran tersebut
menghasilkan pembobotan pada setiap tujuan dan elemen dalam
maqashid syari’ah (Mohammed, 2008), yaitu sebagai berikut:
Tabel 2.3
Bobot Masing-masing Tujuan dan Elemen
Tujuan Syari’ah
Bobot
Rata-rata
(%)
Elemen (E)
Bobot
Rata-rata
(%)
Education 30 E1. Education Grant 24
19
(Tahdzib Al-
Fard)
E2. Research 27
E3. Training 26
E4. Publicity 23
Total 100
Justice (Al-‘Adl) 41 E5. Fair Return 30
E6. Functional
Distribution
32
E7. Interest Free
Product
38
Total 100
Public Interest
(Al-Mashlahah)
29 E8. Profit Ratios 33
E9. Personal Ratios 30
E10. Investmen
Ratios in Real Sector
37
Total 100
Total 100
Sumber: Mohammed, et al. (2008)
4. Kinerja Keuangan dan Rasio Keuangan
a. Definisi Kinerja Keuangan
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) mengemukakan kinerja
keuangan adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola dan
mengendalikan sumber daya yang dimilikinya. Semakin baik
kinerja keuangan suatu bank maka perkembangan suatu bank akan
semakin baik.
Menurut Fahmi (2012:2), kinerja keuangan adalah suatu
analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu
perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-
aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Kinerja
keuangan melihat laporan keuangan yang dimiliki oleh
perusahaan/badan usaha yang bersangkutan yang tercermin dari
informasi pada balance sheet (neraca), income statement (laporan
20
laba rugi) dan cash flow statement (laporan arus kas) serta hal-hal
lain yang turut mendukung sebagai penguat penilaian financial
performance tersebut.
Menurut Sugiyarso dan Wiarni (2005:111), penilaian
kinerja perusahaan merupakan kegiatan yang sangat penting karena
berdasarkan hasil penilaian kinerja tersebut ukuran perusahaan
dapat diketahui sehingga hasil penilaian tersebut dapat digunakan
sebagai pedoman bagi usaha perbaikan maupun peningkatan
kinerja perusahaan selanjutnya.
b. Definisi Rasio Keuangan
Menurut Hery (2015:161) rasio keuangan adalah suatu
perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang
berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kondisi keuangan dan
kinerja perusahaan.
Rasio keuangan menurut C Van Horne dalam Kasmir
(2015:104) merupakan indeks yang menghubungkan dua angka
akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka
lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi
keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio kekuangan ini
akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Kasmir (2015:104) rasio keuangan adalah kegiatan
membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan
dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya.
21
Perbandingan dapaat dilakukan antara satu komponen dengan
komponen dalam satu laporan keuangan atau antarkomponen yang
ada di antara laporan keuangan. Kemudian angka yang
diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode
maupun beberapa periode.
c. Rasio Profitabilitas
Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan
menggunakan rasio-rasio keuangan, dapat dilakukan dengan
beberapa rasio keuangan. Salah satu bentuk rasio keuangan adalah
rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau
laba dalam suatu periode tertentu. Rasio ini juga memberikan
ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang
ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari
pendapatan investasi (Kasmir, 2015:196).
Pengukuran rasio profitabilitas dilakukan dengan cara
membandingkan berbagai komponen yang ada di laporan keuangan
selama beberapa periode operasi. Hal tersebut dimaksudkan untuk
mengetahui perkembangan perusahaan dalam periode tertentu.
Sehingga dapat menjadi bahan evaluasi kinerja manajemen selama
ini. Pada umumnya rasio profitabilitas yang sering digunakan
untuk mengukur kinerja bank adalah return on assets dan return on
equity. Alasan ROA lebih sering digunakan untuk mengukur rasio
22
profitabilitas, karena ROA dirasa cocok digunakan untuk evaluasi
profitabilitas perbankan serta menunjukkan pendapatan dari
operasional bank atas asetnya (Abor, 2010). Sedangkan ROE
sering digunakan untuk mengukur perbandingan antara laba bersih
suatu emiten dengan modal sendiri yang dimiliki (Harahap,
2007:156)
1) Return On Assets (ROA)
Return on assets merupakan rasio yang menunjukkan
seberapa besar kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih.
Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur
seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari
setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset (Hery,
2015:228).
Pengertian lain return on assets menurut Kasmir
(2015:202) adalah rasio yang menunjukkan hasil atas jumlah
aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Rasio ini digunakan
untuk mengukur tingkat efektivitas dari keseluruhan operasi
perusahaan. Semakin baik nilai rasio ROA maka akan semakin
baik.
2) Return On Equity (ROE)
Return on equity adalah rasio yang menunjukkan
seberapa besar kontribusi ekuitas atau modal dalam
menciptakan laba bersih. Rasio ROE digunakan untuk
23
menukur seberapa besar jumlah laba bersih yan dihasilkan dari
setiap dana yang tertanam dalam total ekuitas (Hery,
2015:230).
Pengertian lain return on equity atau rentabilitas modal
merupakan rasio yang mengukur laba bersih sesudah pajak
dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi
penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, maka
semakin baik. Hal tersebut menunjukkan posisi pemilik
perusahaan semakin kuat (Kasmir, 2015: 204).
a. Definisi Perbankan Syari’ah
Menurut Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang
Perbankan Syari‟ah, perbankan syari‟ah adalah segala sesuatu yang
menyangkut tentang bank syari‟ah dan Unit Usaha Syari‟ah (UUS),
mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses
dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Sedangkan pengertian
bank syari‟ah berdasarkan UU didefinisikan sebagai bank yang
menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syari‟ah dan
menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syari‟ah (BUS) dan
Bank Pembiayaan Rakyat Syari‟ah (BPRS).
Bank umum syari‟ah merupakan bank syari‟ah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran,
sedangkan BPRS tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Adapun Unit Usaha Syari‟ah (UUS) adalah unit kerja
24
dari kantor bank umum konvensional yang berfungsi sebagai
kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan
usaha berdasarkan prinsip syari‟ah, atau unit kerja di kantor cabang
dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi
sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu syari‟ah dan
atau unit syari‟ah. Dalam statistik perbankan syari‟ah Februari
2019 terdapat 14 bank umum syari‟ah, 20 unit usaha syari‟ah, dan
101 BPRS yang beroperasi di Indonesia.
b. Prinsip Perbankan Syari’ah
Menurut Rivai dan Arifin (2010) perbankan syari‟ah adalah
suatu sistem perbankan yang dijalankan berdasarkan prinsip Islam
dan tidak mengizinkan pembayaran dan penerimaan bunga, tetapi
pembagian keuntungan. Karakteristik perbankan syari‟ah yang
terkenal adalah pembagian keuntungan dan kerugian serta
pelarangan bunga. Selanjutnya Rivai dan Arifin (2010)
menjelaskan terdapat 6 prinsip dalam perbankan syari‟ah:
1) Melarang bunga
Bunga secara keras dilarang oleh Islam dan dipahami
sebagai sesuatu yang haram. Islam hanya mengijinkan satu
jenis pinjaman yaitu Qardhul Hasan, di mana peminjam tidak
dikenakan bunga atau tambahan jumlah dari uang yang
dipinjam.
25
2) Pembagian yang seimbang
Islam mendorong muslim untuk menanam uang mereka
dan menjadi rekan kerja dengan tujuan berbagi keuntungan dan
risiko dalam bisnis, meskipun posisinya sebagai kreditor.
Dalam Islam, pembiayaan didasarkan pada iman di mana
pemberi pinjaman dan peminjam harus berbagi risiko bisnis
secara seimbang.
3) Uang sebagai modal potensial
Dalam Islam uang hanya alat pertukaran, tidak ada nilai
dalam dirinya sendiri. Sehingga seharusnya tidak diijinkan
menilai tinggi terhadap uang melalui pembayaran bunga tetap
ketika menyimpan di bank ataupun ketika meminjamkan
kepada seseorang. Uang diperlakukan sebagai modal potensial,
akan menjadi nilai riil hanya ketika uang digabung dengan
sumber daya lain yang bertanggung jawab untuk menjalankan
aktivitas yang produktif.
4) Melarang Gharar
Sistem keuangan Islam melarang penimbunanan dan
melarang transaksi yang memiliki karakteristik gharar atau
ketidakpastian yang tinggi dan juga melarang maysir atau judi.
Transaksi ekonomi harus bebas dari ketidakpastian, risiko, dan
spekulasi. Dalam hukum bisnis, gharar berarti bank terlibat
26
pada bsinis yang di mana bank tidak memiliki pengetahuan
yang cukup atau pada transaksi yang sangat beresiko.
5) Kontrak yang valid
Bank syari‟ah memegang tanggung jawab kontrak dan
berkewajiban untuk memberikan informasi secara utuh. Hal ini
dimaksudkan untuk mengurangi risiko asimetris informasi dan
risiko moral. Pihak yang disebut dalam kontrak harus memiliki
pengetahuan yang baik tentang produk.
6) Kegiatan syari‟ah yang disetujui
Bank syari‟ah harus melaksanakan aktivitas bisnis yang
tidak melanggar hukum syari‟ah dan menghindari aktivitas-
aktivitas yang dilarang secara syari‟ah, misalnya investasi pada
bisnis yang berhubungan dengan alkohol dan perjudian.
C. Kerangka Penelitian
Berdasarkan teori-teori yang telah dibahas di atas, dapat dilihat bahwa
kinerja perbankan syari‟ah tidak hanya dapat diukur menggunakan rasio
keuangan saja, tetapi juga harus dilihat dari sisi tujuan syari‟ahnya. Hal ini
dikarenakan pentingnya mengukur kinerja perbankan syari‟ah menggunakan
maqashid syari’ah index. Selain menilai kinerja perbankan syari‟ah
berdasarkan maqashid syari’ah index dan rasio profitabilitas, penulis
menentukan peringkat nilai pada kedua pengukuran tersebut menggunakan
teknik simple addictive weighting untuk maqashid syari’ah index, dan
comparative performance index untuk pemeringkatan rasio profitabilitas.
27
Setelah itu penulis ingin membandingkan kinerja bank umum syari‟ah yang
ada di Indonesia berdasarkan maqashid syari’ah index dan rasio profitabilitas
menggunakan uji beda one way anova dan membandingkan kedua
pengukuran tersebut ke dalam diagram kartesius.
Gambar 2.2
Kerangka Penelitian
Laporan Tahunan Bank Umum
Syari‟ah (BUS) di Indonesia periode
2014-2018
Rasio
Profitabilitas:
ROA dan ROE
Maqashid Syari’ah Index
(MSI):
Mendidik Individu,
Menciptakan Keadilan, dan
Kepentingan Publik
Penentuan peringkat
kinerja menggunakan
Comparative Performance
Index (CPI)
Penentuan peringkat
kinerja menggunakan
Simple Additive Weighting
(SAW)
Uji perbandingan kinerja
perbankan syari‟ah
berdasarkan diagram
kartesius dan uji hipotesis
dengan One Way ANOVA
28
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara yang mungkin benar dan
mungkin salah, sehingga dapat dianggap atau dipandang sebagai konsklusi
atau kesimpulan yang sifatnya sementara, sedangkan penolakan atau
penerimaan suatu hipotesis tersebut tergantung dari hasil penelitian terhadap
faktor-faktor yang dikumpulkan, kemudian diambil suatu kesimpulan.
Menurut Adzhani dan Rini (2017:5) dalam penelitiannya berjudul
Komparasi Kinerja Perbankan Syari‟ah di Asia dengan Pendekatan
Maqasid Syari’ah, menunjukkan hasil penelitian menggunakan uji hipotesis
anova bahwa kinerja pada nilai Tujuan Maqashid Syari’ah Index
menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara perbankan
syari‟ah di Indonesia dengan perbankan syari‟ah di Malaysia, Iran, Arab
Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, dan Qatar. Dari hasil penelitian diatas
maka dapat diambil hipotesis seperti dibawah ini :
H01 : Tidak terdapat perbedaan signifikan pada kinerja bank umum syari‟ah
di Indonesia berdasarkan maqashid syari’ah index (mendidik individu,
menciptakan keadilan dan kepentingan publik) periode tahun 2014-2018.
Menurut Mutia dan Musfirah (2017) dalam penelitiannya berjudul
Pendekatan Maqashid Syari’ah Index sebagai Pengukuran Kinerja
Perbankan Syari‟ah di Asia Tenggara, menunjukkan hasil penelitian bahwa
kinerja pada nilai Tujuan Maqashid Syari’ah Index terdapat perbedaan yang
signifikan antara perbankan syari‟ah di Brunei Darussalam, Filipina dan
29
Thailand. Dari hasil penelitian diatas maka dapat diambil hipotesis seperti
dibawah ini :
H1 : Terdapat perbedaan signifikan pada kinerja bank umum syari‟ah di
Indonesia berdasarkan maqashid syari’ah index (mendidik individu,
menciptakan keadilan dan kepentingan publik) periode tahun 2014-2018.
Penelitian yang meneliti tentang analisis perbandingan kinerja
keuangan bank menggunakan rasio profitabilitas telah dilakukan oleh
peneliti terdahulu yaitu Solikah, dkk (2017) yang berjudul Analisis
Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum Syari‟ah dengan Bank
Umum Konvensional di Indonesia (Studi Empiris pada Perusahaan
Perbankan di Bursa Efek Indonesia). Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa rasio ROA tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan yang
signifikan antara bank umum syari‟ah dan bank umum konvensional yang
diteliti. Dari hasil penelitian diatas maka dapat diambil hipotesis seperti
dibawah ini :
H02 : Tidak terdapat perbedaan signifikan pada kinerja bank umum syari‟ah
di Indonesia berdasarkan rasio profitabilitas (ROA dan ROE) periode tahun
2014-2018.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni dan Efriza
(2017) dalam penelitian yang berjudul Analisis Perbandingan Kinerja
Keuangan Bank Syari‟ah dengan Bank Konvensional di Indonesia. Hasil
dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kinerja keuangan
yang signifikan pada rasio profitabilitas antara bank umum syari‟ah dan
30
bank umum konvensional yang diteliti. Dari hasil penelitian diatas maka
dapat diambil hipotesis seperti dibawah ini:
H2 : Terdapat perbedaan signifikan pada kinerja bank umum syari‟ah di
Indonesia berdasarkan rasio profitabilitas (ROA dan ROE) periode tahun
2014-2018.
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan
studi deskriptif. Proses analisis data pada penelitian deskriptif umumnya
ditujukkan untuk menggambarkan kejadian-kejadian, ataupun hubungan
variabel yang diamati saja. Pada dasarnya studi deskriptif tidak memerlukan
pengujian lebih lanjut. Pengujian kuantitatif yang digunakan pada jenis studi
deskriptif adalah metode-metode atau teknik-teknik kuantitatif yang bersifat
deskriptif (Teguh, 2015:174). Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder yang terdapat pada laporan tahunan Bank Umum
Syari‟ah yang terdaftar dalam OJK periode tahun 2014-2018.
B. Populasi dan Sampel
Menurut Bawono (2006) populasi adalah keseluruhan wilayah objek
dan subjek penelitian yang ditetapkan untuk dianalisis dan ditarik
kesimpulan oleh peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
Bank Umum Syari‟ah (BUS) yang beroperasi dan terdaftar di Otoritas Jasa
Keuangan dalam periode 2014-2018. Berdasarkan data dari Otoritas Jasa
Keuangan (www.ojk.go.id) terdapat 14 Bank Umum Syari‟ah yang ada di
Indonesia, yaitu: Bank Aceh Syari‟ah, BPD Syari‟ah, Bank Muamalat
Indonesia, Bank Victoria Syari‟ah, Bank BRISyari‟ah, Bank Jabar Banten
Syari‟ah, BNI Syari‟ah, Bank Syari‟ah Mandiri, Bank Mega Syari‟ah, Bank
32
Panin Dubai Syari‟ah, Bank Syari‟ah Bukopin, BCA Syari‟ah, Bank
Tabungan Pensiunan Nasional Syari‟ah dan Maybank Syari‟ah Indonesia.
Sampel menurut Bawono (2006) adalah objek atau subjek penelitian
yang dipilih guna mewakili keseluruhan dari populasi, hal ini dilakukan
untuk menghemat waktu dan biaya. Pada penelitian ini pengambilan sampel
menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik
penentuan sampel dengan cara pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010).
Adapun kriteria-kriteria pemilihan sampel tersebut sebagai berikut:
1. Bank Umum Syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan periode
2014-2018.
2. Bank Umum Syariah yang telah mempublikasikan laporan tahunan
selama lima tahun, yaitu tahun 2014-2018.
3. Bank Syariah memiliki data yang dibutuhkan terkait pengukuran
variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian selama periode
2014-2018.
Tabel 3.1
Proses Pemilihan Sampel
Keterangan Jumlah Bank
Jumlah Bank Umum Syari‟ah yang
terdaftar di OJK
14
Bank yang tidak menyajikan laporan
tahunan lengkap berturut-turut periode
2014-2018
(2)
Jumlah sampel yang memenuhi kriteria 12
Sumber: Data Diolah, 2019
33
Bank yang memenuhi kriteria penentuan sampel dapat dilihat pada tabel 3.2
berikut ini:
Tabel 3.2
Sampel Penelitian
No. Nama Bank Kode
1 Bank Aceh Syariah BAS
2 Bank Muamalat Indonesia BMI
3 Bank Rakyat Indonesia
Syariah BRIS
4 Bank Jabar Banten Syariah BJBS
5 Bank Negara Indonesia
Syariah BNIS
6 Bank Syariah Mandiri BSM
7 Bank Mega Syariah BMS
8 Bank Panin Dubai Syariah BPDS
9 Bank Syariah Bukopin BSB
10 Bank Central Asia Syariah BCAS
11 Bank Tabungan Pensiunan
Nasional Syariah BTPNS
12 Maybank Syariah Indonesia MSI
Sumber: Data Diolah, 2019
C. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Arikunto (2006) teknik pengumpulan data adalah cara yang
digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data yan dibutuhkan. Dalam
penggunaan teknik pengumpulan data, peneliti memerlukan instrumen yaitu
alat bantu agar pekerjaan pengumpulan data menjadi lebih mudah. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Dokumentasi
Yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari dokumen-
dokumen atau arsip-arsip yang berkaitan dengan objek penelitian. Data
yang digunakan dalam penelitian ini berupa laporan tahunan yang
34
diperoleh dari website masing-masing Bank Umum Syari‟ah di
Indonesia periode 2014-2018.
2. Kepustakaan
Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari berbagai
literatur, buku, referensi dan dokumen-dokumen lainnya yang berkaitan
dengan objek penelitian. Kepustakaan dilakukan untuk mendapatkan
konsep dan landasan teori yang sesuai dengan topik penelitian.
D. Definisi Konsep dan Operasional
Pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah kinerja
perbankan syari‟ah berdasarkan maqashid syari’ah index dan kinerja
perbankan syari‟ah berdasarkan rasio profitabilitas. Sehingga definisi
operasional yang ditinjau dari perbankan syari‟ah berdasarkan maqashid
syari’ah index yang terdiri dari tiga nilai variabel tujuan syari‟ah bank
syari‟ah meliputi; mendidik individu, menciptakan keadilan, dan
kepentingan publik. Sedangkan definisi operasional yang ditinjau dari
perbankan syari‟ah berdasarkan rasio profitabilitas bank syari‟ah terdiri dari
ROA dan ROE.
1. Variabel Kinerja Perbankan Syari‟ah berdasarkan Maqashid Syari’ah
Index (MSI)
a. Variabel Mendidik Individu
Tujuan maqashid syari’ah pertama adalah mendidik
individu (Tahzib Al-Fard) yang mengungkapkan tentang
bagaimana seharusnya perbankan syari‟ah menyebarkan
35
pengetahuan dan kemampuan serta menanamkan nilai-nilai
individu untuk perkembangan spiritualnya. Berdasarkan penelitian
Mohammed et al (2008), tujuan mendidik individu terdiri dari tiga
dimensi, yaitu; (D1. Advancement Knowledge), (D2. Instilling New
Skill and Improvement), dan (D3. Creating Awareness of Islamic
Banking). Dari ketiga dimensi tersebut diukur ke dalam empat
elemen (rasio kerja), yaitu; (E1. Education Grant), (E2. Research),
(E3. Training), (E4. Publicity).
1) Advancement Knowledge (D1)
Bank syari‟ah dituntut untuk ikut berperan serta dalam
mengembangkan pengetahuan yang tidak hanya ditujukan
untuk pegawainya saja tetapi juga untuk masyarakat luas.
Peran ini dapat diukur melalui elemen seberapa besar bank
syari‟ah memberikan beasiswa pendidikan (E1. Education
Grant) dan melakukan penelitian dan pengembangan (E2.
Research). Rasio pengukurannya dapat diukur melalui
seberapa besar dana beasiswa terhadap total pendapatannya
(R1. Education Grant/ Total Expense) dan rasio biaya
penelitian terhadap total biayanya (R2. Research
Expense/Total Expense). Semakin besar dana beasiswa dan
biaya penelitian yang dikeluakan bank syari‟ah, menunjukkan
bahwa bank syari‟ah perhatian terhadap peningkatan
pengetahuan masyarakat.
36
2) Instilling New Skill and Improvement (D2)
Bank syari‟ah memiliki kewajiban untuk meningkatkan
skill dan pengetahuan pegawainya, hal ini dapat diukur dengan
seberapa besar perhatian bank tersebut terhadap pemberian
pelatihan dan pendidikan bagi pegawainya (E3. Training).
Rasio pengukurannya dapat diukur melalui seberapa besar
biaya pelatihan terhadap total biayanya. (R3. Training/Total
Expense). Semakin besar rasio biaya training yang dikeluarkan
oleh bank syari‟ah tersebut, artinya semakin besar perhatian
bank terhadap mendidik pegawainya.
3) Creating Awareness of Islamic Banking (D3)
Peran bank syari‟ah dalam meningkatkan pengetahuan
masyarakat khususnya tentang perbankan syari‟ah adalah
dengan melakukan sosialisasi dan publikasi perbankan syari‟ah
dalam bentuk informasi produk bank syari‟ah, operasional dan
sistem ekonomi syari‟ah. (E4. Publicity). Hal ini dapat diukur
melalui beberapa besar biaya publikasi atau promosi yang
dikeluarkan bank syari‟ah tersebut terhadap total biaya yang
dikeluarkannya (R4. Publicity/Total Expense). Semakin besar
promosi dan publisitas yang dilakukan bank syari‟ah akan
berdampak pada peningkatan kesadaran masyarakat terhadap
perbankan syari‟ah.
37
b. Variabel Menciptakan Keadilan
Tujuan maqashid syari‟ah kedua adalah menciptakan
keadilan (Iqamah Al-Adl), dimana perbankan syari‟ah harus
meyakinkan bahwa setiap transaksi dalam aktivitas bisnis
dilakukan secara adil termasuk produk, harga, ketentuan, dan
kondisi kontrak. Berdasarkan penelitian Mohammed et al (2008),
tujuan menciptakan keadilan terdiri dari tiga dimensi, yaitu; (D4.
Fair Returns), (D5. Cheap Products and Services) dan (D6.
Elimination of Injustices). Dari ketiga dimensi tersebut diukur ke
dalam empat elemen (rasio kerja), yaitu; (E5. Fair Returns), (E6.
Functional Distribution) dan (E7. Interest Free Product).
1) Fair Returns (D4)
Bank syari‟ah dituntut dapat melakukan transaksi
secara adil yang tidak merugikan nasabahnya. Salah satu yang
dapat dilakukan adalah dengan memberikan hasil yang adil dan
setara (fair returns). Ukuran yang digunakan adalah rasio
profit equalization reserve (PER) bank syari‟ah. Bank syari‟ah
di Indonesia belum menetapkan rasio PER secara penuh,
sehingga belum ada bank syari‟ah yang melaporkan tingkat
PER dalam laporan tahunannya. Oleh karena itu perhitunggan
rasio PER (R5. Profit Equalization Reserve (PER)/Net or
Investment Income) tidak dapat digunakan di perbankan
38
syari‟ah di Indonesia karena belum ada data terkait dengan hal
tersebut.
2) Cheap Products and Services (D5)
Produk dan layanan yang diberikan bank syari‟ah
tentunya harus sesuai dengan kebutuhan nasabah. Salah satu
produk bank syari‟ah yang ditawarkan yaitu pembiayaan
mudharabah dan pembiayaan musyarakah. Pada dimensi ini
elemen pengukuran yang digunakan adalah (E6. Functional
Distribution) dengan rasio kinerja pengukuran (R6.
Mudharabah and Musyarakah Modes/Total Investment
Modes), berapa besar pembiayaan dengan skema bagi hasil
mudharabah dan musyarakah terhadap seluruh model
pembiayaan yang diberikan bank syari‟ah. Semakin tinggi
model pembiayaan bank syari‟ah menggunakan mudharabah
dan musyarakah menunjukkan bahwa bank syari‟ah tersebut
meningkatkan fungsinya untuk menetapkan keadilan sosial
ekonomi melalui transaksi bagi hasil.
3) Elimination of Injustices (D6)
Pada sistem perbankan dan keuangan syari‟ah terdapat
salah satu instrumen yang dilarang yaitu riba atau dalam
bahasa perbankan konvensional disebut suku bunga. Riba
menyebabkan ketidakadilan dalam transaksi ekonomi. Hal itu
disebabkan karena riba memberikan kesempatan yang luas
39
kepada golongan kaya untuk mengeksploitasi golongan
miskin. Bank syari‟ah dituntut untuk menjalankan aktivitas
perbankan khususnya investasi yang dilakukan tanpa praktik
riba. Semakin tinggi rasio investasi yang bebas riba terhadap
total investasinya, akan berdampak positif terhadap
berkurangnya kesenjangan pendapatan dan kekayaan dalam
kehidupan bermasyarakat. Hal ini dapat diukur melalui elemen
(E7. Interest Free Product) dalam rasio (R7. Interest Free
Income/ Total Income).
c. Variabel Kepentingan publik
Tujuan maqashid syari’ah ketiga yaitu perbankan syari‟ah
harus membuat prioritas mengenai aktivitas bisnis mana yang
memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat. Tujuan
syari‟ah kepentingan publik yang dapat diproksikan kedalam tiga
dimensi yaitu; (D7. Profitability of Bank), (D8. Redistribution of
Income and Wealt), (D9. Investment in Real Sector) yang dapat
diukur ke dalam empat elemen (rasio kinerja) yaitu: (E8. Profit
Ratios), (E9. Personal Income), (E10. Investment Ratios in Real
Sector).
1) Profitability of Bank (D7)
Semakin besar keuntungan yang diperoleh bank
syari‟ah maka akan berdampak pada peningkatan
kesejahteraan, tidak hanya pemilik dan pegawai bank syari‟ah
40
tetapi dapat berdampak pada semua stakeholder perbankan
syari‟ah. Profitabilitas bank dapat diukur melalui elemen (E8.
Profitability Ratios) dengan rasio (R8. Net Income/ Total
Asset).
2) Redistribution of Income and Wealt (D8)
Salah satu peran penting pada bank syari‟ah adalah
menyalurkan kekayaannya kepada semua golongan. Peran ini
dapat dilakukan dengan mendistribusikan dana zakat yang
dikeluarkan oleh bank syari‟ah. Pendistribusian dana zakat
dapat diukur melalui elemen (E9. Personal Income) dengan
rasio (R9. Zakah Paid/ Net Income).
3) Investment in Real Sector (D9)
Pertumbuhan investasi pada sektor riil tidak seimbang
dengan pertumbuhan investasi pada sektor keuangan. Dengan
adanya bank syari‟ah diharapkan dapat mendorong investasi di
bidang sektor riil. Hal ini dikarenakan bank syari‟ah memiliki
prinsip dan akad-akad yang dinilai sesuai dengan
pengembangan investasi pada sektor riil. Diharapkan tingkat
pembiayaan bank syari‟ah lebih besar diberikan pada sektor riil
seperti sektor pertambangan, kontruksi, pertanian, manufaktur
dan usaha makro. Investasi pada sektor riil dapat diukur
melalui elemen (E10. Investment Ratio in Real Sector) dengan
41
rasio (R10. Investment Ratio in Real Economic Sector/ Total
Investment).
2. Variabel Kinerja Perbankan Syari‟ah berdasarkan Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.
Rasio ini dapat menunjukkan tingkat efektivitas manajemen dalam
suatu perusahaan. (Kasmir, 2015:196)
a. ROA (Return On Assets)
Return on assets merupakan rasio yang menunjukkan
seberapa besar kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih.
Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa
besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah
dana yang tertanam dalam total aset (Hery, 2015:228).
Berikut rumus yang digunakan menghitung ROA:
b. ROE (Return On Equity)
Return on equity adalah rasio yang menunjukkan seberapa
besar kontribusi ekuitas atau modal dalam menciptakan laba bersih.
Rasio ROE digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba
bersih yan dihasilkan dari setiap dana yang tertanam dalam total
ekuitas (Hery, 2015:230).
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 =Laba Bersih
Total Aset
42
Berikut rumus yang digunakan menghitung ROE:
3. Pengukuran Kinerja berdasarkan Maqashid Syari’ah Index
Terdapat tiga tahap yang dilakukan untuk mendapakan hasil
perhitungan Maqashid Syari’ah Indeks (MSI) yaitu:
a. Menghitung rasio kinerja dari bank-bank syari‟ah yang dijadikan
objek penelitian, yang terdiri dari 10 rasio kinerja yaitu:
1) Education Grant /Total Expense (R1.1)
2) Research Expense/Total Expense (R2.1)
3) Training Expense/Total Expense (R3.1)
4) Publicity Expense/Total Expense (R4.2)
5) Profit Equalization Reserves (PER)/Net or Investment Income
(R1.2)
6) Mudharabah and Musyarakah Modes/Total Investment Modes
(R2.2)
7) Interest Free Income/Total Income (R3.2)
8) Net Income/Total Assets (R1.3)
9) Zakah Paid/Net Assets (R2.3)
10) Investment in Real Economic Sector/Total Investment (R3.3)
b. Menghitung indikator kinerja (IK) berdasarkan hasil perhitungan
rasio kinerja. Perhitungan indikator kinerja menggunakan metode
Simple Additive Weighting (SAW). Metode SAW dilakukan dengan
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 =Laba Bersih
Total Ekuitas
43
cara pembobotan, agregat, dan proses penentuan peringkat. SAW
merupakan metode Multiple Attribute Decision Making (MADM)
yang dilakukan dengan mengidentifikasi setiap nilai atribut dan
nilai intra atribut. Kemudian akan diperoleh skor total untuk setiap
bank dengan cara mengalikan setiap rasio skala setiap atribut.
Indikator kinerja dan tingkat maqashid syari’ah index dapat
dijelaskan secara matematis sebagai berikut:
1) Tujuan Maqashid Syari’ah Pertama (Mendidik Individu)
Indikator kinerja (IK) untuk tujuan 1 sebagai berikut:
IK(T1) = W1.1 X E1.1 X R1.1 X W1.1 X E2.1 X R2.1 X
W1.1 X E3.1 X R3.1 X W1.1 X E4.1 X R4.1
atau
IK(T1) = W1.1 (E1.1 X R1.1 + E2.1 X R2.1 + E3.1 X
R3.1 + E4.1 X R4.1) (1)
Keterangan:
T1 = Tujuan maqashid syari’ah pertama
W1.1 = Bobot rata-rata untuk tujuan pertama
E1.1 = Bobot rata-rata untuk elemen pertama tujuan pertama
E2.1 = Bobot rata-rata untuk elemen kedua tujuan pertama
E3.1 = Bobot rata-rata untuk elemen ketiga tujuan pertama
E4.1 = Bobot rata-rata untuk elemen keempat tujuan pertama
R1.1 = Rasio kinerja untuk elemen pertama tujuan pertama
R2.1 = Rasio kinerja untuk elemen kedua tujuan pertama
44
R3.1 = Rasio kinerja untuk elemen ketiga tujuan pertama
R4.1 = Rasio kinerja untuk elemen keempat tujuan pertama
Sehingga:
IK(T1) = IK1.1 + IK2.1 + IK3.1+ IK4.1 (2)
IK1.1 = W1.1 X E1.1 X R1.1 (3)
IK2.1 = W1.1 X E2.1 X R2.1 (4)
IK3.1 = W1.1 X E3.1 X R3.1 (5)
IK4.1 = W1.1 X E4.1 X R4.1 (6)
2) Tujuan Maqashid Syari’ah Kedua (Menciptakan Keadilan)
Indikator kinerja (IK) untuk tujuan 2 sebagai berikut:
IK(T2) = W2.2 X E1.2 X R1.2 X W2.2 X E2.2 X R2.2 X
W2.2 X E3.2 X R3.2
atau
IK(T2) = W2.2 (E1.2 X R1.2 + E2.2 X R2.2 + E3.2 X
R3.2) (7)
Keterangan:
T2 = Tujuan maqashid syari’ah kedua
W2.2 = Bobot rata-rata untuk tujuan kedua
E1.2 = Bobot rata-rata untuk elemen pertama tujuan kedua
E2.2 = Bobot rata-rata untuk elemen kedua tujuan kedua
E3.2 = Bobot rata-rata untuk elemen ketiga tujuan kedua
R1.2 = Rasio kinerja untuk elemen pertama tujuan kedua
R2.2 = Rasio kinerja untuk elemen kedua tujuan kedua
45
R3.2 = Rasio kinerja untuk elemen ketiga tujuan kedua
Sehingga:
IK(T2) = IK1.2 + IK2.2 + IK3.2 (8)
IK1.2 = W2.2 X E1.2 X R1.2 (9)
IK2.2 = W2.2 X E2.2 X R2.2 (10)
IK3.2 = W2.2 X E3.2 X R3.2 (11)
3) Tujuan Maqashid Syari’ah Ketiga (Kepentingan publik)
Indikator kinerja (IK) untuk tujuan 3 sebagai berikut:
IK(T3) = W3.3 X E1.3 X R1.3 X W3.3 X E2.3 X R2.3 X
W3.3 X E3.3 X R3.3
atau
IK(T3) = W3.3 (E1.3 X R1.3 + E2.3 X R2.3 + E3.3 X
R3.3) (12)
Keterangan:
T3 = Tujuan maqashid syari’ah ketiga
W3.3 = Bobot rata-rata untuk tujuan ketiga
E1.3 = Bobot rata-rata untuk elemen pertama tujuan ketiga
E2.3 = Bobot rata-rata untuk elemen kedua tujuan ketiga
E3.3 = Bobot rata-rata untuk elemen ketiga tujuan ketiga
R1.3 = Rasio kinerja untuk elemen pertama tujuan ketiga
R2.3 = Rasio kinerja untuk elemen kedua tujuan ketiga
R3.3 = Rasio kinerja untuk elemen ketiga tujuan ketiga
46
Sehingga:
IK(T3) = IK1.3 + IK2.3 + IK3.3 (13)
IK1.3 = W3.3 X E1.3 X R1.3 (14)
IK2.3 = W3.3 X E2.3 X R2.3 (15)
IK3.3 = W3.3 X E3.3 X R3.3 (16)
c. Melakukan pemeringkatan berdasarkan indeks maqashid syari’ah
dari masing-masing bank syari‟ah yang menjadi objek penelitian.
Indeks maqashid syari’ah untuk setiap bank syari‟ah merupakan
total semua indikator kerja dari tiga maqashid syari’ah. Maqashid
syari’ah index dapat dirumuskan sebagai berikut:
MSI = IK(T1) + IK(T2) + IK(T3) (17)
4. Pengukuran Kinerja berdasarkan Rasio Profitabilitas
Perhitungan rasio profitabilitas dihitung dari nilai rata-rata rasio
profitabilitas masing-masing bank. Rasio yang digunakan untuk
mengukur kinerja profitabilitas pada penelitian ini adalah ROA dan
ROE. Setelah itu menentukan peringkat menggunakan metode
comparative performance index. Comparative Performance Index (CPI)
atau teknik perbandingan indeks kinerja, merupakan indeks gabungan
yang dapat digunakan untuk menentukan penilaian atau peringkat dari
berbagai alternatif (i) berdasarkan beberapa kriteria (j) (Marimin dan
Maghfiroh, 2010). Rumus yang digunakan dalam menghitung CPI
adalah:
Aij = Xij (min) x 100 / Xij (min)
47
A(i=1.j) = (X(i+1.j)) / Xij (min) x 100
Iij = Aij x Pj
Ii = (Iij) nj=1
Keterangan:
Aij = nilai alternatif ke-i pada kriteria ke-j
Xij (min) = nilai alternatif ke-i pada kriteria awal minimum ke-j
A(i + 1.j) = nilai alternatif ke-i +1 pada kriteria ke-j
X(l + 1.j) = nilai alternatif ke-i +1 pada kriteria awal ke-j
Pj = bobot kepentingan kriteria ke – j
Iij = Index alternatif ke i
Ii = Index gabungan kriteria pada alternatif ke I
i = 1,2,3,.........,n
J = 1,2,3,.........,m
Prosedur dalam metode CPI adalah sebagai berikut (Marimin dan
Maghfiroh, 2010:43)
a. Identifikasi kriteria tren positif (semakin tinggi nilainya, semakin
baik) dan tren negatif (semakin rendah nilainya, semakin baik).
b. Untuk kriteria tren positif, nilai minimum pada setiap kriteria
diubah menjadi 100, sedangkan nilai lainnya diubah secara
proporsional lebih tinggi.
c. Untuk kriteria tren negatif, nilai minimum pada setiap kriteria
diubah menjadi 100, sedangkan nilai lainnya diubah secara
proporsional lebih rendah.
48
5. Perbandingan Kinerja Maqashid Syari’ah Index dengan Kinerja
Profitabilitas
Setelah memperoleh hasil dari perhitungan maqashid syari’ah
index dan rasio profitabilitas setiap bank umum syari‟ah, selanjutnya
akan dilakukan perbandingan dari kedua aspek tersebut dalam bentuk
diagram kartesius dengan tahapan analisis adalah sebagai berikut
(Afrinaldi, 2013):
a. Menghitung nilai atau skor rata-rata dari maqashid syari’ah index
dan rasio profitabilitas.
b. Membuat plot berdasarkan nilai/skor rata-rata masing-masing
aspek ke dalam diagram kartesius, tingkat profitabilitas sebagai
sumbu vertikal dengan simbol (x), dan tingkat indeks maqashid
syari’ah berlaku sebagai sumbu horizontal dengan simbol (y),
dapat disederhanakan dengan rumus sebagai berikut:
𝑥 = 𝑥𝑖
𝑛 (1)
ȳ = 𝑦𝑖
𝑛 (2)
Keterangan:
x = Skor rata-rata maqashid syari’ah index
ȳ = Skor rata-rata tingkat profitabilitas
xi = Total skor setiap maqashid syari’ah index dari seluruh
sampel bank syari‟ah
yi = Total skor setiap tingkat tingkat profitabilitas dari seluruh
sampel bank syari‟ah
49
n = Jumlah sampel
Gambar 3.1
Diagram Kartesius Profitabilitas dan Maqashid Syari’ah Index
E. Instrumen Penelitian
1. Uji Deskriptif
Uji Deskiptif membemberikan gambaran atau deskiptif suatu
data yang dilhat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness atau dengan
kata lain kemencengan distribusi. Kurtosis dan skewness menunjukan
ukuran apakah data terdistribusi secara normal atau tidak. Skewness
mengukur kemencengan dari data, kurtosis mengukur puncak dari
distribusi data, dengan kata lain data dikatakan terdistribusikan normal
Kuadran Kiri Atas:
maqashid syari’ah
rendah dan
profitabilitas tinggi
Kuadran Kanan
Atas: maqashid
syari’ah tinggi dan
profitabilitas tinggi
Kuadran Kanan
Bawah: maqashid
syari’ah tinggi dan
profitabilitas rendah
Kuadran Kiri
Bawah: maqashid
syari’ah rendah dan
profitabilitas rendah
Profitabilitas Rendah
Maqashid Syari’ah Rendah Maqashid Syari’ah Tinggi
Profitabilitas Tinggi
50
jika data tersebut mempunyai nilai skewness dan kurtosis mendekati
angka nol. Nilai range merupakan selisih nilai maksimum dan nilai
minimum, nilai sum merupakan penjumlahan dari data yang tersedia
(Ghozali, 2013: 19-21).
2. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mendeteksi apakah sebuah data
tersebut terdistribusi secara normal, mendekati normal atau tidak
terdistribusi secara normal. Normalitas data dapat juga dilakukan
dengan kolmogorov-smirnov. Apabila nilai K-S untuk variabel EARNS
1.859 dengan probabilitas signifikasi 0,002 dan nilainya jauh di bawah
α=0,05 hal ini berarti hipotesis nol ditolak atau variabel EARNS tidak
terdistribusi secara normal. Dan apabila nilai K-S untuk variabel
WEALTH 0,719 dengan probabilitas signifikasi 0,680 dan nilainya jauh
di atas α=0.05 hal ini berarti hipotesis nol diterima atau variabel
WEALTH terdistribusi secara normal. (Ghozali, 2013: 32-34).
3. Uji Homogenitas Data
Uji homogenitas data bertujuan untuk mengetahui apakah
kombinasi perlakuan pada eksperimen memiliki varian yang sama atau
tidak. Jenis uji homogenitas ada bermacam-macam antara lain, uji
Barlett untuk faktor dengan tiga level dan uji F untuk faktor dengan dua
level.
51
4. Uji One Way ANOVA
Analisis of variance atau ANOVA merupakan salah satu uji
parametrik yang berfungsi untuk membedakan nilai rata-rata lebih dari
dua kelompok data dengan cara membandingkan variansinya (Ghozali,
2013: 67). Prinsip uji ANOVA adalah melakukan analisis variabilitas
data menjadi dua sumber variasi yaitu variasi di dalam kelompok
(within) dan variasi antar kelompok (between). Bila variasi within dan
between sama (nilai perbandingan kedua varian mendekati angka satu),
berarti nilai mean yang dibandingkan tidak ada perbedaan. Sebaliknya
bila variasi antar kelompok lebih besar dari variasi didalam kelompok,
nilai mean yang dibandingan menunjukkan adanya perbedaan.
A. Alat Analisis
Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dimana
menggunakan data yang dapat diukur dalam suatu skala numerik/angka.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Maqashid
Syari’ah Index dan Comparative Performance Index lalu diuji perbandingan
dengan uji ANOVA dan diagram kartesius dengan alat bantu perangkat
lunak SPSS versi 16.
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Objek Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk menilai dan menguji perbandingan
tentang kinerja Maqashid Syari’ah Index (MSI) dan Profitabilitas antara
perbankan syariah di Indonesia periode tahun 2014-2018. Objek yang
digunakan dalam penelitian ini adalah bank umum syariah yang terdaftar di
OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Dari keseluruhan perbankan syariah yang
ada, diperoleh 12 sampel bank di Indonesia yang terdiri dari 14 bank umum
syariah yang sesuai dengan kriteria dalam penelitian ini, yaitu (1) bank
umum syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) periode
2014-2018, (2) bank umum syariah yang telah mempublikasikan laporan
tahunan selama lima tahun, yaitu tahun 2014-2018, dan (3) bank syariah
memiliki data yang dibutuhkan terkait pengukuran variabel -variabel
yang digunakan dalam penelitian selama periode 2014-2018.
Berikut adalah nama-nama Bank Umum Syariah yang terdaftar
dalam objek penelitian ini:
53
Tabel 4.1
Daftar Sampel Bank Umum Syari’ah
No. Nama Bank Umum Syari’ah
1 Bank Aceh Syariah
2 Bank Muamalat Indonesia
3 Bank Rakyat Indonesia Syariah
4 Bank Jabar Banten Syariah
5 Bank Negara Indonesia Syariah
6 Bank Syariah Mandiri
7 Bank Mega Syariah
8 Bank Panin Dubai Syariah
9 Bank Syariah Bukopin
10 Bank Central Asia Syariah
11 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah
12 Maybank Syariah Indonesia
Sumber: www.ojk.go.id
B. Analisis Data
1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran umum mengenai
suatu objek penelitian yang dijadikan sampel dalam penelitian yang
dilakukan. Dengan memberikan penjelasan tentang statistik deskriptif
diharapkan dapat memberikan gambaran awal tentang masalaha yang
diteliti dalam penelitian ini. Berikut hasil dari uji statistik deskriptif:
Sumber: data sekunder diolah, 2019
Gambar 4.1
Hasil Uji Statistik Deskriptif
54
Gambar 4.1 di atas menunjukkan bahwa variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah MSI (Maqashid Syariah Index)
dan Profitabilitas, dengan jumlah 60 data. Nilai terendah (minimum)
maqashid syariah index adalah 0,0190 dan nilai tertinggi (maximum)
maqashid syariah index adalah 0,8473. Mean atau rata-rata nilai
maqashid syariah index adalah 0,130628 lebih besar dari standar
deviasi sebesar 0,1044631. Hal ini menandakan nilai maqashid syariah
index dalam kondisi baik.
Nilai terendah (minimum) profitabilitas adalah -52,39 dan nilai
tertinggi (maximum) profitabilitas adalah 23,84. Profitabilitas memiliki
nilai rata-rata sebesar 2,8486, nilai tersebut lebih kecil dari standar
deviasi dengan nilai 10,42635. Hal tersebut menunjukkan kurang
bervasiasinya data yang diteliti.
2. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal
atau tidak. Peneliti menggunakan uji statistik non-parametrik
Kolmogorov-Smirnov (K-S) untuk menguji normalitas. Adapun uji
normalitas dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
55
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas Data dengan Kolmogorov-Smirnov
Berdasarkan Gambar 4.2 diatas diperoleh hasil Kolmogorov-
Smirnov dan Asymp. Sig. (2-tailed) pada MSI sebesar 1,949 dan 0,001.
Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) MSI kurang dari 0,05. Hasil tersebut
menunjukkan data residualnya terdistribusi tidak normal. Sedangkan
hasil Kolmogorov-Smirnov dan Asymp. Sig. (2-tailed) pada
profitabilitas sebesar 2,431 dan 0,000. Nilai Asymp. Sig. (2-tailed)
profitabilitas juga kurang dari 0,05. Hasil tersebut menunjukkan data
residualnya terdistribusi tidak normal.
Tidak terdistribusinya data secara normal pada uji normalitas
dapat ditransformasi agar menjadi data yang normal. Untuk
menormalkan data terlebih dahulu melihat grafik histogramnya. Berikut
grafik histogram dari data penelitian:
56
Gambar 4.3
Grafik Histogram MSI
Dari hasil grafik histogram diatas menunujukkan bahwa variabel
MSI memang tidak normal dan menceng ke kiri (positif skewness).
Oleh sebab itu bentuk transformasi yang digunakan dari bentuk grafik
tersebut adalah SQRT(x).
57
Gambar 4.4
Grafik Histogram Profitabilitas
Dari hasil grafik histogram diatas menunujukkan bahwa variabel
Profitabilitas memang tidak normal dan menceng ke kanan (negatif
skewness). Oleh sebab itu bentuk transformasi yang digunakan dari
bentuk grafik tersebut adalah SQRT(k-x).
Berikut hasil data MSI dan profitabilitas setelah di
transformasikan dengan SQRT:
58
Gambar 4.5
Hasil Uji Normalitas Data menggunakan Kolmogorov-Smirnov dengan
Transformasi SQRT
Setelah melakukan transformasi variabel profitabilitas
menggunakan SQRT hasil menunjukkan Asymp. Sig. (2-tailed)
profitabilitas sebesar 0,230 lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan
data residualnya terdistribusi normal. Sedangkan transformasi variabel
MSI menggunakan SQRT hasil menunjukkan Asymp. Sig. (2-tailed)
MSI sebesar 0,082 lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan data
residualnya terdistribusi normal.
3. Uji Homogeneity of Variance
Variabel dependen harus memiliki varian yang sama dalam
setiap kategori variabel independen. Jika terdapat lebih dari satu
variabel independen, maka harus ada homogenity of variance dalam cell
yang dibentuk dalam variabel independen kategorikal. Adapun uji
homogenity of variance dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
59
Gambar 4.6
Hasil Uji Homogenity of Variance
Hasil dari uji homogenity of variance menunjukkan levene
statistic pada variabel MSI sebesar 5,142 dan signifikansi sebesar 0,00
< 0,05. Sedangkan levene statistic pada variabel profitabilitas sebesar
4,435 dan signifikansi sebesar 0,00 < 0,05. Hal ini menunjukkan
signifikansi MSI dan profitabilitas menolak hipotesis nol yang
menyatakan variance sama. Hal tersebut menunjukkan adanya asumsi
yang dilanggar. Dimana seharusnya menerima hipotesis nol yang
berarti variansinya harus sama. Tetapi hal tersebut tidak fatal dalam
penelitian menggunakan ANOVA dan masih dapat diteruskan
sepanjang grup memiliki sample size yang sama (secara proporsional).
4. Uji One Way ANOVA
Analisis of variance atau ANOVA merupakan salah satu uji
parametrik yang berfungsi untuk membedakan nilai rata-rata lebih dari
dua kelompok data dengan cara membandingkan variansinya (Ghozali,
2013: 67).
60
Gambar 4.7
Hasil Uji One Way ANOVA
Berdasarkan hasil uji one way anova diatas diketahui nilai
signifikansi pada variabel MSI sebesar 0,097 > 0,005, sehingga dapat
disimpulkan bahwa H1 ditolak. Dengan kata lain tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Umum Syariah di
Indonesia berdasarkan Maqashid Syariah Index periode tahun 2014
sampai 2018. Hal tersebut sejalan dengan penelitian Rilanda dan Rini
(2017:5) dalam penelitiannya berjudul Komparasi Kinerja Perbankan
Syari‟ah di Asia dengan Pendekatan Maqasid Syari’ah, menunjukkan
hasil penelitian menggunakan uji hipotesis ANOVA bahwa kinerja pada
nilai Tujuan Maqashid Syari’ah Index, menunjukkan tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara perbankan syari‟ah di Indonesia
dengan perbankan syari‟ah di Malaysia, Iran, Arab Saudi, Uni Emirat
Arab, Kuwait, dan Qatar. Peneliti lain yang sejalan dengan hasil
tersebut Ramadhani dan Mutia (2016) dalam penelitiannya berjudul
Pendekatan Maqashid Syari’ah Index sebagai Pengukuran Kinerja
61
Perbankan Syariah di Asia Tenggara, menunjukkan tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara perbankan syari‟ah di Indonesia
dengan perbankan syari‟ah di Malaysia.
Hal tersebut dikarenakan regulasi yang digunakan bank umum
syariah di Indonesia sama dalam melakukan kegiatan operasionalnya.
Sehingga kinerja maqashid syariah indexnya pun tidak memiliki
perbedaan yang signifikan
Berdasarkan hasil uji one way anova diatas diketahui nilai
signifikansi pada variabel profitabilitas sebesar 0,00 < 0,005, sehingga
dapat disimpulkan bahwa H2 diterima. Dengan kata lain terdapat
perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Umum Syariah di
Indonesia berdasarkan profitabilitas periode tahun 2014 sampai 2018.
Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitriah dan
Kurniasih (2016) yang berjudul Analisis Perbandingan Kinerja
Keuangan Perbankan Syariah (Studi: BNI Syariah dan BRI Syariah).
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rasio
profitabilitas antara BRI Syariah dan BNI Syariah. Kemudian penelitian
oleh Wahyuni dan Efriza (2017) dalam penelitian yang berjudul
Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syari‟ah dengan Bank
Konvensional di Indonesia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan kinerja keuangan yang signifikan pada rasio
profitabilitas antara bank umum syari‟ah dan bank umum konvensional
yang diteliti.
62
Hal tersebut dikarenakan kemampuan bank umum syariah di
Indonesia memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam memperoleh
laba berdasarkan aset dan modal. Sehingga kinerja berdasarkan
profitabilitasnya pun memiliki perbedaan yang signifikan.
C. Pembahasan
1. Pengukuran Kinerja Berdasarkan Aspek Maqashid Syariah Index
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbandingan antara
perbankan syariah yang ada di Indonesia ditinjau dari maqashid
syari’ah index. Maqashid syariah index digunakan untuk mengukur
bagaimana selama ini bank syariah melaksanakan tujuan-tujuan syariah
dalam menjalankan operasionalnya yang berkaitan dengan tahzib al-
fard (mendidik individu), iqamah al-adl (menciptakan keadilan), jalb al
muslahah (kepentingan publik), dan apakah terdapat perbedaan atau
tidak ada perbedaan di dalam nilai maqashid syari’ah index
berdasarkan konsep Zahrah.
a. Tujuan Maqashid Syariah Index yang Pertama (Mendidik
Individu)
Tujuan yang pertama dalam maqashid syariah index ini
memiliki empat elemen, yaitu pendidikan, penelitian, pelatihan dan
publicity. Rasio keuangan kinerja maqashid syariah index pada
tujuan pertama dapat dilihat dalam Tabel 4.2 sebagai berikut :
63
Tabel 4.2
Rasio Kinerja Maqashid Syari’ah Index yang Pertama
Bank Umum
Syariah
Kinerja Tujuan 1
Tahun R1.1 R2.1 R3.1 R4.1
BMI 2014-2017 0,0037 0,0057 0,0189 0,0663
BRIS 2014-2017 0,0029 0,0000 0,0287 0,1003
BSM 2014-2017 0,0074 0,0009 0,0381 0,0594
BTPNS 2014-2017 0,0000 0,0000 0,1227 0,0266
BSB 2014-2017 0,0000 0,0000 0,1166 0,1837
BPDS 2014-2017 0,0043 0,0000 0,0523 0,1278
BNIS 2014-2017 0,0157 0,0000 0,7576 0,7576
BAS 2014-2017 0,0018 0,0000 0,0710 0,0494
BCAS 2014-2017 0,0000 0,0000 0,0849 0,0399
BMS 2014-2017 0,0022 0,0000 0,0215 0,0000
MSI 2014-2017 0,0081 0,0000 0,0778 0,0793
BJBS 2014-2017 0,0003 0,0009 0,0000 0,0000
Sumber: Data Diolah, 2019
Tabel 4.2 menggambarkan persentase pengalokasian dana
yang dilakukan oleh perbankan syariah pada bidang pendidikan,
penelitian, pelatihan dan publisitas. Keempat elemen ini merupakan
salah satu bentuk kepedulian serta kontribusi yang dapat bank
syariah berikan untuk kemajuan perekonomian berbasis prinsip
syariah terutama dari segi industri perbankan syariah itu sendiri.
1) Hibah Pendidikan (R1.1)
Hibah pendidikan yang dikeluarkan oleh bank syariah
diberikan dalam bentuk beasiswa serta bantuan kepada
lembaga pendidikan. Hal ini merupakan bentuk kepedulian
perusahaan dan juga sebagai wujud tanggung jawab sosial
kepada masyarakat (Mutia & Ramadhani, 2016: 12). Dilihat
dari table 4.2 rasio kinerja maqasid syariah index pada tahun
2014-2018 di atas, perbankan syariah di Indonesia memiliki
64
penyaluran terbesar pada bidang pendidikan adalah Bank
Negara Indonesia Syariah dengan total hibah di bidang
pendidikan mencapai 1,57% dengan diikuti berturut-turut
oleh Maybank Syariah Indonesia sebesar 0,81%, Bank
Syariah Mandiri mencapai 0,74%, Bank Panin Dubai Syariah
mencapai 0,43%, Bank Muamalat Indonesia mencapai
0,37%, Bank Rakyat Indonesia Syariah mencapai 0,29%,
Bank Mega Syariah mencapai 0,22%, Bank Aceh Syariah
mencapai 0,18%, Bank Jabar Banten Syariah mencapai
0,03%. Hasil analisa dari 12 bank syariah tersebut terdapat 3
bank syariah di Indonesia yang belum menyalurkan dananya
di bidang pendidikan yaitu Bank Central Asia, Bank Syariah
Bukopin dan Bank Tabungan Pensiun Nasional Syariah.
2) Penelitian (R2.1)
Rasio yang kedua menggambarkan pengeluaran dana
yang digunakan untuk tujuan penelitian dan pengembangan
terutama dalam pengembangan bank syariah itu sendiri.
Penelitian ini diharpkan dapat membantu dalam
pengembangan-pengembangan produk-produk baru yang
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah sehingga dapat
memperkuat kedudukan perbankan syariah (Mutia &
Ramadhani, 2016: 12).
65
Dilihat pada tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa
Bank Muamalat Indonesia berada pada urutan pertama pada
bidang penelitian mencapai 0,57 %, sedangkan pada urutan
kedua di duduki oleh Bank Syariah Mandiri dan Bank Jabar
Banten Syariah mencapai 0,09%. Berdasarkan hasil
perhitungan pada tabel 4.1 dari 12 bank syariah yang diteliti
hanya terdapat 3 bank syariah di Indonesia yang
menyalurkan dananya untuk penelitian sedangkan di ketujuh
perbankan syariah yang lainnya tidak mengalokasikan
dananya pada bidang penelitian. Sudah seharusnya, semua
perbankan syariah dapat menyediakan dana yang di salurkan
untuk bidang penelitian agar kedepanya nanti dapat
membantu dalam mengembangkan atau menciptakan produk-
produk baru berbasis syariah sehingga dapat memajukan
perbankan syariah di Indonesia.
3) Pelatihan (R3.1)
Rasio ketiga dalam rasio kinerja maqasid syariah
index yang pertama adalah jumlah dana yang dikeluarkan
oleh bank syariah untuk kegiatan pelatihan maupun
pendidikan pada para karyawan perbankan syariah. Pelatihan
ini dilakukan untuk meningkatkan pemahaman serta soft skill
maupun hard skill para karyawan sehingga bank dapat
beroperasi secara lebih maksimal, selain itu perbankan
66
syariah juga memberikan kesempatan kepada karyawan
untuk memberikan pendidikan lebih lanjut sehingga
kedepanya nanti para karyawan bisa lebih siap menjalankan
tugas-tugas dan tanggung jawab yang lebih tinggi (Mutia &
Ramadhani, 2016: 13).
Perbankan Syariah di Indonesia yang berada pada
peringkat pertama untuk rasio kinerja maqasid syariah index
ketiga dapat dilihat dari tabel 4.2 di atas adalah Bank Negara
Indonesia Syariah mencapai 75,76% dengan diikuti berturut-
turut oleh Bank Tabungan Pensiun Nasional Syariah
mencapai 12,27%, Bank Syariah Bukopin mencapai 11,66%,
Bank Central Asia Syariah mencapai 8,49%, Maybank
Indonesia Syariah mencapai 7,78%, Bank Aceh Syariah
mencapai 7,10%, Bank Panin Dubai Syariah mencapai
5,23%, Bank Syariah Mandiri mencapai 3,81%, Bank Rakyat
Indonesia Syariah mencapai 2,87%, Bank Mega Syariah
mencapai 2,15%, Bank Muamalat Indonesia mencapai
1,89%. Terdapat satu bank yang belum menyalurkan dananya
di bidang pelatihan yaitu Bank Jabar Banten Syariah.
4) Publisitas (R4.1)
Rasio ketiga dalam rasio kinerja maqasid syariah
index yang keempat dilihat dari tabel 4.2 di atas adalah
publisitas atau promosi. Promosi adalah hal yang penting,
67
karena tanpa promosi perbankan syariah akan lambat
berkembang. Hal ini disebabkan karena promosi dapat
memiliki pengaruh yang cukup besar dalam hal penarikan
minat konsumen. Dengan adanya promosi dari perbankan
syariah, maka masyarakat dapat mengetahui semua informasi
dari perbankan syariah tersebut dengan jelas mengenai bank
syariah, produk-produk bank syariah serta masyarakat dapat
mengetahui keunggulan maupun keuntungan yang diperoleh
ketika menjadi nasabah perbankan syariah tersebut.
Dilihat dari tabel rasio kinerja maqasid syariah index
pada tahun 2014-2018 dilihat dari tabel 4.2 di atas, Bank
Negara Indonesia Syariah kembali memiliki penyaluran
terbesar untuk publikasi mencapai 75,76% dengan diikuti
berturut-tutut oleh Bank Bukopin Syariah mencapai 18,37%,
Bank Panin Dubai Syariah mencapai 12,78%, Bank Rakyat
Indonesia Syariah mencapai 10,03%, Maybank Syariah
Indonesia mencapai 7,93%, Bank Muamalat mencapai
6,63%, Bank Syariah Mandiri mencapai 5,94%, Bank Aceh
Syariah mencapai 4,94%, Bank Central Asia Syariah
mencapai 3,99%, Bank Tabungan Pensiun Syariah mencapai
2,66%. Pada posisi terakhir diduduki Bank Mega Syariah dan
Bank Jabar Banten Syariah dikarenakan belum
mempublikasikan biaya promosi pada annual reportnya.
68
b. Tujuan Maqashid Syariah Index yang Kedua (Menciptakan
Keadilan)
Tujuan kedua dalam maqashid syariah index ini memiliki
tiga elemen, yaitu fair returns, functional distribution, dan interest
free product. Rasio keuangan kinerja maqashid syariah index pada
tujuan kedua dapat dilihat dalam Tabel 4.8 sebagai berikut :
Tabel 4.3
Rasio Kinerja Maqashid syari’ah index yang Kedua
Bank Umum
Syariah
Kinerja Tujuan 2
Tahun R1.2 R2.2 R3.2
BMI 2014-2017 0,0000 0,2615 0,0017
BRIS 2014-2017 0,0000 0,1864 0,0029
BSM 2014-2017 0,0000 0,1459 0,0035
BTPNS 2014-2017 0,0000 0,0000 0,0021
BSB 2014-2017 0,0000 0,1401 0,0027
BPDS 2014-2017 0,0000 0,4245 0,0000
BNIS 2014-2017 0,0000 0,1088 0,0013
BAS 2014-2017 0,0000 0,0195 0,0023
BCAS 2014-2017 0,0000 0,2575 0,0025
BMS 2014-2017 0,0000 0,0476 0,0008
MSI 2014-2017 0,0000 0,0845 0,0029
BJBS 2014-2017 0,0000 0,0613 0,0000
Sumber: Data Diolah, 2019
1) Fair Return (R1.2)
Tujuan kedua dalam rasio kinerja maqasid syariah
index yang pertama adalah fair returns. Bank syariah dituntut
dapat melakukan transaksi secara adil yang tidak merugikan
nasabahnya. Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan
memberikan hasil yang adil dan setara (fair returns). Ukuran
yang digunakan adalah rasio profit equalization reserve
(PER) bank syariah. Untuk kasus bank syariah di Indonesia,
69
PER belum ditetapkan secara penuh dan belum ada bank
syariah yang melaporkan tingkat PER dalam laporan
tahunannya ( Afrinaldi, 2013: 8).
2) Functional Distribution (R2.2)
Tujuan kedua dalam rasio kinerja maqasid syariah
index yang kedua adalah functional distribution. Rasio
kinerja maqasid syariah index yang kedua ini menggunakan
pengukuran mudharabah and musyarakah modes, seberapa
besar perbankan syariah di Indonesia menggunakan
pembiayaan dengan skema bagi hasil mudharabah dan
musyarakah terhadap seluruh model pembiayaan yang
diberikan bank syariah. Semakin tinggi model pembiayaan
bank syariah menggunakan mudharabah dan musyarakah
menunjukkan bahwa bank syariah tersebut meningkatkan
fungsinya untuk menetapkan keadilan sosial ekonomi melalui
transaksi bagi hasil (Afrinaldi, 2013: 8).
Dilihat pada tabel 4.3 di atas menunjukan bahwa
Bank Panin Dubai Syariah berada pada urutan pertama
mencapai 42,45%, sedangkan pada urutan kedua di duduki
oleh Bank Muamalat Indonesia mencapai 26,15%, dengan
diikuti berturut-tutut oleh Bank Central Asia Syariah
mencapai 25,75%, Bank Rakyat Indonesia Syariah mencapai
18,64%, Bank Syariah Mandiri mencapai 14,59%, Bank
70
Bukopin Syariah mencapai 14,01%, Bank Negara Indonesia
Syariah mencapai 10,88%, Maybank Syariah Indonesia
mencapai 8,45%, Bank Jabar Banten Syariah mencapai
6,13%, Bank Mega Syariah mencapai 4,76%, Bank Aceh
Syariah mencapai 1,95%, dan yang terakhir diduduki oleh
Pada posisi terakhir diduduki oleh Bank Tabungan Pensiun
Syariah. Hal ini dikarenakan Bank Tabungan Pensiun
Nasional Syariah tidak fokus dalam melakukan pembiayaan
mudharabah dan musyarakah, melainkan fokus pada
pembiayaan murabahah.
3) Interest Free Product (R3.2)
Tujuan kedua dalam rasio kinerja maqasid syariah
index yang ketiga adalah interest free product. Bank syariah
dituntut untuk menjalankan aktivitas perbankan khususnya
investasi yang dilakukan terbebas dari riba. Semakin tinggi
rasio investasi yang bebas riba terhadap total investasinya,
akan berdampak positif terhadap berkurangnya kesenjangan
pendapatan dan kekayaan dalam kehidupan bermasyarakat.
Dilihat pada tabel 4.3 di atas menunjukan bahwa
Bank Syariah Mandiri berada pada urutan pertama mencapai
0,35%, sedangkan pada urutan kedua di duduki oleh Bank
Rakyat Indonesia Syariah dan Maybank Syariah Indonesia
mencapai 0,29%, dengan diikuti berturut-tutut oleh Bank
71
Syariah Bukopin mencapai 0,27%, Bank Central Asia
Syariah mencapai 0,25%, Bank Aceh Syariah mencapai
0,23%, Bank Tabungan Pensiun Syariah mencapai 0,21%,
Bank Muamalat Indonesia mencapai 0,17%, Bank Negara
Indonesia Syariah mencapai 0,13%, Bank Mega Syariah
mencapai 0,08% pada urutan yang terakhir adalah Bank
Panin Dubai Syariah dan Bank Jabar Banten Syariah. Hal ini
dikarenakan kedua bank tersebut tidak memiliki pendapatan
non bunga pada annual reportnya.
c. Tujuan Maqashid Syariah Index yang Ketiga (Kepentingan
Publik)
Tujuan yang ketiga dalam maqashid syariah index ini
memiliki tiga elemen, yaitu profit ratios, personal income dan
investment ratios in real sector. Rasio keuangan kinerja maqashid
syari’ah index pada tujuan ketiga dapat dilihat dalam tabel 4.4
sebagai berikut :
Tabel 4.4
Rasio Kinerja Maqashid Syari’ah Index yang Ketiga
Bank Umum
Syariah
Kinerja Tujuan 3
Tahun R1.3 R2.3 R3.3
BMI 2014-2017 0,0005 0,2834 0,3730
BRIS 2014-2017 0,0031 0,2503 0,3329
BSM 2014-2017 0,0022 0,1757 0,3925
BTPNS 2014-2017 0,0269 0,0000 0,2697
BSB 2014-2017 0,0012 0,0000 0,3281
BPDS 2014-2017 0,0027 0,1710 0,2896
BNIS 2014-2017 0,0041 0,1677 0,3842
BAS 2014-2017 0,0104 0,000 0,3340
BCAS 2014-2017 0,0033 0,000 0,3563
72
BMS 2014-2017 0,0039 0,1711 0,2899
MSI 2014-2017 0,0419 0,0000 0,2106
BJBS 2014-2017 0,1884 0,0001 0,2900
Sumber: Data Diolah, 2019
1) Profit Ratios (R1.3)
Tujuan perusahaan adalah untuk mendapatkan
keuntungan sebesar-besarnya, hal ini lah yang perlu di
perhatikan dalam pencapaian tujuan tersebut untuk perbankan
syariah, pencapaian keuntungan harus sesuai dengan prinsip
syariah itu sendiri. Perusahaan dapat dikatakan baik jika
perusahaan tersebut mampu mendapatkan keuntungan yang
tinggi.
Dilihat pada tabel 4.4 di atas menunjukan bahwa Bank
Jabar Banten Syariah berada pada urutan pertama mencapai
18,84%, sedangkan pada urutan kedua di duduki oleh
Maybank Syariah Indonesia mencapai 4,19%, dengan diikuti
berturut-tutut oleh Bank Tabungan Pensiun Syariah mencapai
2,69%, Bank Aceh Syariah mencapai 1,04%, Bank Negara
Indonesia Syariah mencapai 0,41%, Bank Mega Syariah
mencapai 0,39%, Bank Central Asia Syariah mencapai 0,33%,
Bank Rakyat Indonesia Syariah mencapai 0,31%, Bank Panin
Dubai Syariah mencapai 0,27%, Bank Syariah Mandiri
mencapai 0,22%, Bank Syariah Bukopin mencapai 0,12%, dan
pada urutan yang terakhir adalah Bank Muamalat Indonesia.
73
2) Personal Income (R2.3)
Tujuan ketiga dalam rasio kinerja maqasid syariah
index yang kedua adalah personal income. Perbankan syariah
memiliki peran penting untuk mendistribusikan kekayaan
kepada masyarakat lapisan bawah. Peran penting ini dapat
dilakukan perbankan syariah melalui pendistribusikan dana
zakat oleh perbankan syariah itu sendiri.
Zakat merupakan sesuatu yang sangat khusus karena
untuk mendapatkan dana zakat masyarakat harus memenuhi
persyaratan dan peraturan- peraturan yang baku yang di
keluarkan untuk alokasi, sumber, jumlah dan ukuran atau
besarannya yang wajib dikeluarkan maupun waktu tertentu
yang telah ditetapkan oleh perbankan syariah tersebut. Zakat
yang didistribusikan kepada penerima yang tepat dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Semakin tinggi
keuntungan yang diperoleh perbankan syariah maka semakin
besar pula dana yang di keluarkan untuk zakat.
Dilihat pada Tabel 4.4 di atas menunjukan bahwa
Bank Muamalat Indonesia berada pada urutan pertama
mencapai 28,34% , sedangkan pada urutan kedua di duduki
oleh Bank Rakyat Indonesia mencapai 25,03%, dengan
diikuti berturut-tutut oleh Bank Syariah Mandiri mencapai
17,57%, Bank Mega Syariah mencapai 17,11%, Bank Panin
74
Dubai Syariah mencapai 17,10%, Bank Negara Indonesia
Syariah mencapai 16,77%, Bank Jabar Banten Syariah
mencapai 0,01%. Hasil dari tabel 4.4 di atas masih terdapat 5
bank yang belum mengeluarkan zakat perusahaannya.
3) Investmen Ratios in Real Sector (R3.3)
Tujuan ketiga dalam rasio kinerja maqasid syariah
index adalah untuk mengalokasikan dana yang digunakan
untuk investasi pada sektor riil. Perbankan syariah adalah
lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat, sebaiknya
perbankan syariah memusatkan perhatian pada sector riil
untuk memberikan kemaslahatan kepada seluruh lapisan
masyarakat dengan melakukan investasi yang berdampak
langsung kepada kesejahteraan masyarakat, sehingga tujuan
perbankan syariah untuk menciptakan kesejahteraan dalam
kepentingan publik dapat tercapai (Mutia & Ramadhani,
2016: 18).
Dilihat pada tabel 4.4 di atas menunjukan bahwa
Bank Syariah Mandiri mencapai 39,25%, sedangkan pada
urutan kedua di duduki oleh Bank Negara Indonesia Syariah
mencapai 38,42%, diikuti berturut-tutut oleh Bank Muamalat
Indonesia mencapai 37,30%, Bank Central Asia Syariah
mencapai 35,63%, Bank Aceh Syariah mencapai 33,40%,
Bank Rakyat Indonesia Syariah mencapai 33,29%, Bank
75
Syariah Bukopin mencapai 32,81%, Bank Jabar Banten
Syariah mencapai 29,00%, Bank Mega Syariah mencapai
28,99%, Bank Panin Dubai Syariah mencapai 28,96%, Bank
Tabungan Pensiun Syariah mencapai 26,97%, pada urutan
yang terakhir diduduki oleh Maybank Syariah Indonesia
mencapai 21,06%.
d. Maqashid Syariah Index pada Bank Umum Syariah
Penentuan peringkat berdasarkan Maqashid Syari’ah Index
(MSI) dilakukan setelah menjumlahkan indikator kinerja maqashid
syari’ah dari tujuan pertama sampai dengan tujuan ketiga. Berikut
ini merupakan tabel Maqashid Syari’ah Index (MSI) beserta
peringkat dari Bank Umum Syariah (BUS) periode 2014-2018:
Tabel 4.5
Maqashid Syari’ah Index pada Bank Umum Syariah
Bank
Umum
Syariah
IK
(T1)
IK
(T2)
IK
(T3)
MSI
(T1+T2+T3) Peringkat
BMI 0,0067 0,3433 0,6751 1,0253 2
BRIS 0,0093 0,2450 0,5573 0,8116 4
BSM 0,0076 0,1919 0,5759 0,7755 6
BTPNS 0,0114 0,0003 0,2894 0,3011 12
BSB 0,0217 0,1842 0,4860 0,6920 7
BPDS 0,0132 0,5569 0,8309 1,4011 1
BNIS 0,1124 0,1429 0,5309 0,7864 5
BAS 0,0090 0,0258 0,3770 0,4119 11
BCAS 0,0093 0,3381 0,6287 0,9763 3
BMS 0,0018 0,0625 0,3714 0,4386 9
MSI 0,0121 0,1114 0,3068 0,4303 10
BJBS 0,0009 0,0804 0,3699 0,4512 8
Sumber: Data Diolah, 2019
76
Berdasarkan tabel 4.5 Bank Panin Dubai Syariah menjadi
yang terbaik dalam pelaksanaan kinerja Maqashid Syari’ah Index
(MSI) selama periode 2014-2018 yaitu mencapai 1,4%. Di ikuti
Bank Muamalat Indonesia mencapai 1,03%, Bank Central Asia
Syariah mencapai 0,97%, Bank Rakyat Indonesia Syariah mencapai
0,81%, Bank Negara Indonesia Syariah mencapai 0,79%, Bank
Syariah Mandiri mencapai 0,78%, Bank Syariah Bukopin mencapai
0,69%, Bank Jabar Banten Syariah mencapai 0,45%, Bank Mega
Syariah mencapai 0,44%, Maybank Syariah Indonesia mencapai
0,43%, Bank Aceh Syariah mencapai 0,41%, dan pada posisi
terakhir di duduki oleh Bank Tabungan Pensiun Nasional Syariah
mencapai 0,30%.
2. Pengukuran Kinerja Berdasarkan Aspek Profitabilitas
Pengukuran kinerja berdasarkan aspek profitabilitas dilakukan
dengan dua tahapan. Pertama menghitung rata-rata rasio profitabilitas
pada masing-masing bank umum syariah, kedua melakukan
pemeringkatan dengan menggunakan metode Comparative
Performance Index (CPI).
a. Rasio Profitabilitas Bank Umum Syariah
Berikut adalah rata-rata rasio profitabilitas bank umum syariah
periode 2014-2018:
77
Tabel 4.6
Profitabilitas pada Bank Umum Syariah
Bank Umum Syariah ROA (%) ROE (%)
Bank Muamalat Indonesia 0,30 1,99
Bank Rakyat Indonesia Syariah 0,55 4,51
Bank Syariah Mandiri 1,09 8,07
Bank Tabungan Pensiun Nasional
Syariah 8,41 26,13
Bank Syariah Bukopin 0,37 2,74
Bank Panin Dubai Syariah -1,40 -15,77
Bank Negara Indonesia Syariah 1,37 11,22
Bank Aceh Syariah 2,68 22,81
Bank Central Asia Syariah 1,06 3,76
Bank Mega Syariah 1,14 5,38
Maybank Syaria Indonesia -5,48 -13,18
Bank Jabar Banten Syariah 0,27 0,69
Sumber: Data Diolah, 2019
Dari tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa Bank Tabungan
Pensiun Nasional Syariah (BTPNS) memiliki nilai rata-rata Return
on Asset (ROA) tertinggi selama periode 2014-2018 yaitu sebesar
8.41% artinya kinerja BTPNS dalam menghasilkan laba dengan
aset yang dimiliki lebih baik dibanding bank umum syariah
lainnya. Bank Tabungan Pensiun Nasional Syariah (BTPNS)
kembali menjadi bank dengan kinerja terbaik dalam menghasilkan
laba untuk para pemegang sahamnya, dapat dilihat dari nilai rata-
rata Return on Equity (ROE) sebesar 26.13% yang merupakan nilai
tertinggi dalam periode 2014-2018.
78
b. Indeks Perbandingan Kinerja Profitabilitas Bank Umum
Syariah
Berdasarkan perhitungan rata-rata profitabilitas bank umum
syariah periode 2014-2018 pada tabel 4.6, tahap selanjutnya adalah
menghitung nilai composite index setiap bank umum syariah dan
menentukan peringkat dari masing-masing bank umum syariah
dalam mencapai kinerja profitabilitasnya. Berikut hasil perhitungan
dengan menggunakan metode Comparative Performance Index
(CPI) bank umum syariah periode 2014-2018:
Tabel 4.7
Indeks Perbandingan Profitabilitas Bank Umum Syariah
Bank
Umum
Syariah
ROA
(%) ROE (%)
Nilai
Alternatif Peringkat
BMI 1,78 3,80 5,58 9
BRIS 3,27 7,94 11,21 7
BSM 6,48 81,55 88,03 2
BTPNS 50 50 100 1
BSB 2,19 5,24 7,44 8
BPDS -8,32 -30,18 -38,49 11
BNIS 8,14 21,46 29,61 4
BAS 15,93 43,64 59,5 3
BCAS 6,30 7,19 13,49 6
BMS 6,77 10,29 17,07 5
MSI -32,58 -25,22 -57,80 12
BJBS 1,61 1,32 2,93 10
Sumber: Data Diolah, 2019
Dari tabel di atas Bank Tabungan Pensiun Nasional Syariah
(BTPNS) menempati peringkat pertama dalam penilaian dengan
metode CPI sebesar 100. Hal tersebut sejalan dengan tingginya
nilai rata-rata ROA dan ROE.
79
3. Perbandingan Kinerja Maqshid Syariah Index dan Profitabilitas
Perbandingan kinerja berdasarkan aspek maqashid syari’ah
dengan kinerja berdasarkan aspek profitabilitas dilakukan berdasarkan
perhitungan sebelumnya. Aspek maqashid syari’ah menggunakan nilai
Maqashid Syari’ah Index (MSI) dan aspek profitabilitas menggunakan
nilai dari pengolahan data dengan metode Comparative Performance
Index (CPI), maka diperoleh data berikut ini:
Tabel 4.8
Perbandingan Kinerja berdasarkan Maqshid Syari’ah Index dan
Profitabilitas pada Bank Umum Syariah
Bank Umum Syariah MSI (X) Profitabilias (Y)
BMI 1,0253 5,5876
BRIS 0,8116 11,2109
BSM 0,7755 88,0341
BTPNS 0,3011 100
BSB 0,6920 7,4438
BPDS 1,4011 -38,4995
BNIS 0,7864 29,6146
BAS 0,4119 59,5807
BCAS 0,9763 13,4968
BMS 0,4386 17,0723
MSI 0,4303 -57,8003
BJBS 0,4512 2,9255
Nilai Rata-rata 0,7083 19,8888
Sumber: Data Diolah, 2019
Untuk membentuk diagram kuadran perbandingan (diagram
kartesius) sebagaimana dibahas pada bab sebelumnya, maka diperlukan
rata-rata dari setiap aksis X dan Y sebagaimana tabel di atas. Maqashid
Syari’ah Index (MSI) menjadi sumbu X dan CPI profitabilitas menjadi
sumbu Y. Dengan menggunakan program SPSS 16.0 maka didapatkan
diagram perbandingan Bank Umum Syariah (BUS) berdasarkan aspek
80
maqashid syari’ah dengan kinerja berdasarkan aspek profitabilitas
untuk periode 2014-2018 sebagai berikut:
Gambar 4.8
Diagram Perbandingan Kinerja Maqashid Syariah Index (MSI)
dengan Kinerja Profitabilitas (CPI) Bank Umum Syariah 2014-
2018
Hasil diatas menunjukkan perbandingan MSI dan CPI yang
terbagi dalam empat kuadran. BUS yang berada pada kuadran kanan
atas (MSI tinggi dengan CPI tinggi) berjumlah dua BUS yaitu Bank
Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Negara Indonesia Syariah (BNIS).
Hasil tersebut menunjukkan bahwa Bank Syariah Mandiri dan Bank
Negara Indonesia Syariah sudah melakukan kinerjanya dengan baik,
kedua kinerja bank tersebut telah mencapai profitabilitas tertinggi
sesuai dengan tujuan perusahaan untuk mencapai laba setinggi-
81
tingginya. Selain itu kedua bank tersebut juga meraih kinerja maqashid
syariah index tertinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa Bank Syariah
Mandiri dan Bank Negara Indonesia Syariah sudah melaksanakan
kinerjanya sesuai dengan tujuan syariah. Sehingga kedua bank tersebut
sudah melakukan kinerja terbaik dengan tidak hanya terfokus pada
mencari keuntungan tetapi juga fokus pada pencapaian kinerja sesuai
dengan tujuan syariah.
BUS yang berada pada kuadran kanan bawah (MSI tinggi
dengan CPI rendah) berjumlah empat BUS yaitu Bank Muamalat
Indonesia (BMI), Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIS), Bank Panin
Dubai Syariah (BPDS) dan Bank Central Asia Syariah (BCAS). Hasil
tersebut menunjukkan bahwa Bank Muamalat Indonesia, Bank Rakyat
Indonesia Syariah, Bank Panin Dubai Syariah, dan Bank Central Asia
Syariah sudah melakukan kinerja berdasarkan maqashid syariah index
dengan baik tetapi kinerja profitabilitasnya masih rendah. Hal tersebut
menunjukkan keempat bank tersebut sudah memahami pentingnya
kinerja sesuai dengan tujuan syariah. Namun dalam menghasilkan laba
keempat bank tersebut masih rendah, hal tersebut dikarenakan aset
perbankan syariah yang rendah. Apabila aset perbankan syariah rendah
maka produk maupun penetrasi pasar pun akan rendah pula.
BUS yang berada pada kuadran kiri atas (MSI rendah dengan
CPI tinggi) berjumlah dua BUS yaitu Bank Tabungan Pensiun Nasional
Syariah (BTPNS) dan Bank Aceh Syariah (BAS). Hasil tersebut
82
menunjukkan bahwa Bank Tabungan Pensiun Nasional Syariah dan
Bank Aceh Syariah sudah melakukan kinerja berdasarkan profitabilitas
dengan baik tetapi kinerja maqashid syariah indexnya masih rendah.
Hal tersebut menunjukkan kedua bank tersebut sudah mencapai
keuntungan yang tinggi sesuai dengan tujuan perusahaan untuk mencari
laba sebanyak-banyaknya. Namun kedua bank tersebut belum
memahami dengan baik pentingnya kinerja sesuai dengan tujuan
syariah. Kedua bank tersebut hanya fokus pada pencapaian
profitabilitas yang tinggi saja tanpa fokus pada tujuan syariah. Padahal
sangat penting dalam mengukur kinerja perbankan syariah sesuai
dengan tujuan syariah.
BUS yang berada pada kuadran kiri bawah (MSI rendah dengan
CPI rendah) berjumlah empat BUS yaitu Bank Mega Syariah (BMS),
Bank Syariah Bukopin (BSB), Bank Jabar Banten Syariah (BJBS), dan
Maybank Syariah Indonesia (MSI). Hasil tersebut menunjukkan bahwa
Bank Mega Syariah, Bank Syariah Bukopin, Bank Jabar Banten
Syariah, dan Maybank Syariah Indonesia belum melakukan kinerja
dengan baik berdasarkan profitabilitas dan maqashid syariah index. Hal
tersebut menunjukkan keempat bank tersebut masih rendah dalam
menghasilkan laba bank syariah, hal tersebut dikarenakan aset
perbankan syariah yang rendah. Apabila aset perbankan syariah rendah
maka produk maupun penetrasi pasar pun akan rendah pula. Selain itu
keempat bank tersebut juga belum memahami dengan baik pentingnya
83
kinerja sesuai dengan tujuan syariah. Sehingga kinerja keempat bank
tersebut masih rendah berdasarkan profitabilitas dan maqashid syariah
index.
84
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan interptetasi hasil penelitian yang
telah dilakukan, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan uji one way anova, tidak terdapat perbedaan yang
signifikan nilai maqashid syariah index pada bank umum syari‟ah di
Indonesia periode tahun 2014-2018.
2. Berdasarkan uji one way anova, terdapat perbedaan yang signifikan
nilai profitabilitas pada bank umum syari‟ah di Indonesia periode tahun
2014-2018.
3. Perbandingan kinerja Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia periode
2014-2018 berdasarkan penilaian kinerja dengan Maqashid Syari’ah
Index (MSI) dan penilaian kinerja dari aspek profitabilitas yang dilihat
dengan menggunakan diagram kartesius memperlihatkan hasil
perbandingan MSI dan CPI yang terbagi dalam empat kuadran. BUS
yang berada pada kuadran kanan atas (MSI tinggi dengan CPI tinggi)
berjumlah dua BUS yaitu Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank
Negara Indonesia Syariah (BNIS). BUS yang berada pada kuadran
kanan bawah (MSI tinggi dengan CPI rendah) berjumlah empat BUS
yaitu Bank Muamalat Indonesia (BMI), Bank Rakyat Indonesia Syariah
85
(BRIS), Bank Panin Dubai Syariah (BPDS) dan Bank Central Asia
Syariah (BCAS). BUS yang berada pada kuadran kiri atas (MSI rendah
dengan CPI tinggi) berjumlah dua BUS yaitu Bank Tabungan Pensiun
Nasional Syariah (BTPNS) dan Bank Aceh Syariah (BAS). BUS yang
berada pada kuadran kiri bawah (MSI rendah dengan CPI rendah)
berjumlah empat BUS yaitu Bank Mega Syariah (BMS), Bank Syariah
Bukopin (BSB), Bank Jabar Banten Syariah (BJBS), dan Maybank
Syariah Indonesia (MSI).
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan kesimpulan diatas, maka
peneliti memberikan rekomendasi berupa saran-saran sebagai berikut:
1. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan dapat mengawasi Bank
Umum Syariah (BUS) terutama dalam transparansi laporan keuangan.
Komponen-komponen laporan keuangan dan metode perhitungannya
harus dibuatkan standar khusus agar informasi yang disampaikan jelas
dan akurat.
2. Bank Umum Syariah (BUS) sebagai sebuah perusahaan sudah pasti
dituntut untuk dapat menghasilkan laba semaksimal mungkin. Akan
tetapi sebagai perusahaan yang berlandaskan prinsip syariah BUS
diharapkan dapat menjadi pionir dalam menjalankan maqashid
syari’ah.
3. Bank Indonesia dan OJK selaku lembaga intermediasi diharapkan
mengeluarkan peraturan mengenai publikasi rasio maqashid syari’ah
86
index pada laporan keuangan di setiap bank syariah. Sehingga
memudahkan para pembaca dalam melihat nilai tujuan syari‟ah dan
memudahkan penelitian mengenai nilai maqashid syari’ah index pada
bank syari‟ah.
4. Penelitian selanjutnya hendaknya menghitung sendiri setiap elemen
dalam penelitian. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama proses
pengerjaan penelitian ini, setiap bank memiliki metode perhitungan
yang berbeda-beda yang dapat menyebabkan hasil penelitian tidak
valid.
87
DAFTAR PUSTAKA
Abor, Joshua dan Godfred A. Bokpin. 2010. Investment Opportunities, Corporate
Finance and Dividend Payout Policy: Evidence from Emerging Markets.
Studies in Economics and Finance, Vol. 27, No. 33: 180-194
Adzhani, Rilanda dan Rini. 2017. Komparasi Kinerja Perbankan Syari’ah di Asia
dengan Pendekatan Maqasid Syari’ah. Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Islam. Vol: 5, No. 1: 5-30.
Afrinaldi. 2013. Analisis Kinerja perbankan syariah Indonesia Ditinjau dari
Maqasid Syariah: Pendekatan Sharia Maqasid Index (SMI) dan
Profitabilitas Bank Syariah. Prosiding Paper 24 Finalis Forum Riset
Ekonomi dan Keuangan Syariah. Jakarta.
Antonio, Muhammad Syafi‟i, dkk. 2012. An Analysis of Islamic Banking
Performance: Maqashid Index Implementation in Indonesia and Jordania.
Journal of Islamic Finance. Vol 1. No. 1
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Arinta, Yusvita Nena. 2016. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan antara Ban
Syariah dan Bank Konvensional (Studi Kasus pada Bank Syariah Mandiri
dan Bank Mandiri). Jurnal Muqtasid, Vol. 7, No. 1: 119-140.
Azis, Mohammad Taufik. 2018. Analisa Kinerja Perbankan Syari’ah Indonesia
Ditinjau Dari Maqasyid Syari’ah. Al-Amwal, Volume 10, No. 1 Tahun
2018.
Batin, Mail Hilian. 2017. Kinerja Keuangan Bank Pembiayaan Rakyat Syari‟ah
Melalui Pendekatan Maqasid Syari‟ah Index (MSI) dan Profitabilitas,
Nurani, Vol. 17, No. 1, Juni 2017: 65 – 92.
Bawono, Anton. 2006. Multivariate Analysis dengan SPSS. Salatiga: STAIN
Salatiga Press.
Cakhyaneu, Aneu. 2018. Pengukuran Kinerja Bank Umum Syari‟ah di Indonesia
berdasarkan Sharia Maqashid Index (SMI). Amwaluna, Vol 2 No. 2 Tahun
2018, Hal 1-12.
Brigham Eugene F. dan Houston, Joel F. 2011. Dasar-dasar Manajemen Keuangan
Terjemahan. Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat.
Fauzia, Ika Yunia dan Abdul Kadir Riyadi. 2014. Prinsip Dasar Ekonomi Islam
Perspektif Maqashid al-Syari’ah. Jakarta. Kencana.
88
Fitriah, Dian Asri dan Alfiati Kurniasih. 2016. Analisis Perbandingan Kinerja
Keuangan Perbankan Syariah (Studi: BNI Syariah dan BRI Syariah),
Jurnal Nisbah, Vol. 2, No. 2: 256-264.
Fahmi, Irkami. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Kedua. Bandung:
Alfabeta
Fakhrunnisa, Adinda dan Sudirman Suparmin. 2017. Analisis Perbandingan
Kinerja BPRS Puduarta Insani dan BPRS Amanah Insan Cita ditinjau
dari Maqashid Sharia Index, At-Tawassuth, Vol. 2, No. 1: 43-67.
Ghifari, Muhammad Al, Luqman Hakim Handoko, dan Endang Ahmad Yani.
2015. Analisis Kinerja Perbankan Syari‟ah Di Indonesia dan Malaysia
dengan Pendekatan Maqashid Index, Jurnal Ekonomi dan Perbankan
Syari’ah Vol. 3. No.2: 47-66.
Harahap. 2007. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Hardianti, Duwi dan Muhammad Saifi. 2018. Analisis Perbandingan Kinerja
Keuangan Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah
berdasarkan Rasio Keuangan Bank (Studi Pada Bank Umum Konvensional
dan Bank Umum Syariah yang Terdaftar dan Diawasi oleh Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) Periode 2013-2016, Jurnal Administrasi Bisnis (JAB),
Vol. 60, No. 2: 10-18.
Hasibuan, Malayu. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara.
Hery. 2015. Analisis Laporan Keuangan Pendekatan Rasio Keuangan.
Yogyakarta: CAPS (Center for Academic Publishing Service).
Jauhar, Ahmad Al-Mursi Husein. 2013. Maqashid Syari’ah. Jakarta: Amzah.
Kasmir. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pres.
Marimin dan Nurul Maghfiroh. 2010. Aplikasi Teknik Pengambilan Keputusan
dalam Manajemen Rantai Pasok. IPB Press. Bogor
Mohammed, Mustafa Omar dan Fauziah Md Taib. 2010. Developing Islamic
Banking Performance Measures Based on Maqashid Al Shariah
Framework: Cases of 24 Selected Banks. Journal of Islamic Monetary and
Finance Agustus 2015
89
Mohammed, Mustafa Omar. et al. 2008. The Performance Measures of Islamic
Banking Based on the Maqashid Framework. paper dipresentasikan pada
IIUM INTAC IV 25 Juni 2008 di Putrajaya. Malaysia.
Teguh, Muhammad. 2015. Metode Kuantitatif Untuk Analisis Ekonomi dan
Bisnis, Jakarta: Rajawali Pers.
Mutia, Evi dan Nastha Musfirah. 2017. Pendekatan Maqashid Shariah Index
sebagai Pengukuran Kinerja Perbankan Syari‟ah di Asia Tenggara, Jurnal
Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2017, Vol. 14, No. 2, hal
181 – 201.
Mutasowifin, Ali. 2014. Intisari Analisis Kinerja Keuangan. Bogor: Mahameru
Publishing House.
Novitasari. 2018. Analisis Perbandingan Kinerja Perbankan Syariah Berdasarkan
Konsep Maqasid Syariah Index (MSI) di Indonesia dan Pakistan Periode
Periode 2007-2016. Skripsi. Program Studi Perbankan Syariah, Institut
Agama Islam Negeri Salatiga.
Otoritas Jasa Keuangan. 2019. Statistik Perbankan Syari’ah: Februari 2019.
Otoritas Jasa Keuangan. Jakarta.
Prawirosentono, Suyadi. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan
Kinerja Karyawan. Yogyakarta: BPFE.
Ramadhani, Riky dan Evi Mutia. 2016. Analisis Perbandingan Kinerja Perbankan
Syariah di Indonesia dan Malaysia ditinjau dari Pendekatan Maqasid
Syariah Indeks. Simposium Nasional Akuntansi XIX.
Rivai, Veithzal dan Arviyan Arifin. 2010. Islamic Banking, Sebuah Teori, Konsep,
dan Aplikasi. PT. Bumi Askara. Jakarta.
Ruky, Ahmad S. 2002. Sistem Manajemen Kinerja. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for Business (Metode penelitian untuk
bisnis) Buku 2 Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.
Simanjuntak. 2005. Manajemen dan Evaluasi Kinerja. Jakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
Solikah, Hanina Maya, Ronny Malavia Mardani, dan Budi Wahono. 2017.
Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah dengan
Bank Umum Konvensional di Indonesia (Studi Empiris Pada Perusahaan
90
Perbankan di Bursa Efek Indonesia), Warta Ekonomi, Vol. 7, No. 17: 20-
32.
Sudrajat, Anton dan Amirus Sodiq. 2016. Analisis Penilaian Kinerja Bank
Syari‟ah berdasarkan Index Maqasid Shari'ah (Studi Kasus pada 9 Bank
Umum Syari‟ah di Indonesia Tahun 2015), Bisnis, Vol. 4, No. 1, Juni
2016.
Sugiyarso, G. dan F. Winarni. 2005. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Media
Pressindo.
Sugiyono. 2010. Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif
dan R&D. Bandung: Alfabeta. Surono.
Suhada dan Sigit Pramono. 2014. Analisis Kinerja Perbankan Syari‟ah di
Indonesia dengan Pendekatan Maqoshid Index (Periode 2009-2011),
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Islam, Vol. 2, No. 1.
Susilo, Eka Bayu. 2017. Perbandingan Kinerja Perbankan Syariah dengan
Menggunakan Indeks Maqashid Syariah dan Rasio Profitabilitas pada
Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2010-2015. Skripsi. Jurusan
Perbankan Syariah, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Sutrisno, Edy. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Ketiga. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Syofyan, Andriani. 2017. Analisis Kinerja Bank Syari‟ah dengan Metode Index
Maqashid Syari‟ah di Indonesia, Al Masraf: Jurnal Lembaga Keuangan
dan Perbankan, Vol. 2, No. 2.
Wahid, Nisa Noor, Irma Firmansyah, dan Adil Ridlo Fandillah. 2018. Analisis
Kinerja Bank Syariah dengan Maqashid Syariah Index (MSI) dan
Profitabilitas, Jurnal Akuntansi, Vol. 13, No. 1: 1-9.
Wahyuni, Molli dan Ririn Eka Efriza. 2017. Analisis Perbandingan Kinerja
Keuangan Bank Syari‟ah dengan Bank Konvensional di Indonesia,
International Journal of Social Science and Business, Vol. 1, No. 2: 66-74.
UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syari‟ah
Zahrah, Muhammad Abu. 2014. Ushul Fiqh. Pustaka Firdaus. Jakarta
INTERNET
https://www.bnisyariah.co.id (Diakses pada 10 Agustus 2019)
91
https://www.bankmuamalat.co.id (Diakses pada 10 Agustus 2019)
https://www.bjbs.co.id (Diakses pada 10 Agustus 2019)
https://www.bankaceh.co.id (Diakses pada 10 Agustus 2019)
https://www.brisyariah.co.id (Diakses pada 10 Agustus 2019)
https://www.syariahmandiri.co.id (Diakses pada 10 Agustus 2019)
https://www.megasyariah.co.id (Diakses pada 10 Agustus 2019)
https://www.paninbanksyariah.co.id (Diakses pada 10 Agustus 2019)
https://www.syariahbukopin.co.id (Diakses pada 10 Agustus 2019)
https://www.bcasyariah.co.id (Diakses pada 10 Agustus 2019)
https://www.btpnsyariah.co.id (Diakses pada 10 Agustus 2019)
https://www.maybanksyariah.co.id (Diakses pada 10 Agustus 2019)
92
92
LAMPIRAN-LAMPIRAN
93
Lampian 1: Data Mentah
BMI 2014 2015 2016 2017 2018
Education Grant 5,415,971,500 4,659,661,999 805,970,370 1,633,214,926 3,170,725,000
Research
Expense 3,519,767,000 4,175,175,000 12,278,173,000 1,916,744,000 2,080,442,000
Training
Expense 14,535,262,000 39,919,950,000 14,171,653,000 3,394,839,000 15,308,520,000
Publicity
Expense 70,810,982,000 97,083,732,000 18,125,590,000 24,088,892,000 86,816,829,000
Total Expense 5,528,377,977,000 5,094,121,133,000 4,130,624,672,000 4,239,963,455,000 3,569,822,896,000
Mudharabah &
Musyarakah
Modes 22,066,320,364,000 21,955,269,296,000 21,729,543,280,000 20,595,108,048,000 16,981,461,404,000
Total
Investment
Modes 42,864,724,330,000 40,499,929,291,000 39,832,137,751,000 41,132,322,775,000 33,380,124,400,000
Interest Free
Income 3,973,950,282 1,460,867,683 1,258,080,000 864,946,000 649,155,000
Total Income 5,528,377,977,000 5,261,253,471,000 4,211,135,762,000 4,266,079,018,000 3,615,824,940,000
Net Income 58,916,694,000 74,492,188,000 80,511,090,000 26,115,563,000 46,002,044,000
Total Assets 62,413,310,135,000 57,172,587,967,000 55,786,397,505,000 61,696,919,644,000 57,227,276,046,000
Zakah Paid 11,896,166,000 1,429,334,000 1,862,305,000 2,012,778,000 652,889,000
Investment in
Real Economic
Sector 42,864,724,330,000 40,770,157,998,000 39,832,137,751,000 41,132,322,775,000 33,380,124,400,000
Total
Investment 59,581,916,920,000 51,714,179,349,000 50,299,690,984,000 52,515,911,478,000 51,577,516,836,000
ROA (%) 0.17 0.20 0.22 0.11 0.80
94
ROE (%) 2.13 2.78 3.00 0.87 1.16
BRIS 2014 2015 2016 2017 2018
Education Grant 250,000,000 251,800,000 577,790,000 1,119,350,000 1,170,426,068
Research
Expense 0 0 0 0 0
Training
Expense 11,862,000,000 5,597,000,000 5,858,000,000 6,649,000,000 8,563,000,000
Publicity
Expense 29,333,000,000 40,015,000,000 20,977,000,000 20,426,000,000 20,178,000,000
Total Expense 1,074,783,000,000 1,137,438,000,000 1,487,435,000,000 1,619,856,000,000 1,819,916,000,000
Mudharabah &
Musyarakah
Modes 5,969,626,000,000 6,204,430,000,000 6,665,412,000,000 6,435,239,000,000 7,806,025,000,000
Total
Investment
Modes 16,592,597,000,000 16,614,007,000,000 17,748,943,000,000 17,864,868,000,000 19,751,449,000,000
Interest Free
Income 1,610,000,000 1,660,000,000 1,290,000,000 533,000,000 883,000,000
Total Income 2,056,602,000,000 2,424,752,000,000 1,726,667,000,000 1,771,610,000,000 1,977,389,000,000
Net Income 282,200,000,000 122,637,000,000 170,209,000,000 101,091,000,000 106,600,000,000
Total Assets 20,341,033,000,000 24,230,247,000,000 27,687,188,000,000 31,543,384,000,000 37,915,084,000,000
Zakah Paid 6,934,000,000 4,001,000,000 7,228,000,000 8,559,000,000 7,030,000,000
Investment in
Real Economic
Sector 15,599,554,000,000 16,614,007,000,000 17,748,943,000,000 17,864,868,000,000 20,178,400,000,000
Total
Investment 19,827,922,000,000 23,694,616,000,000 26,722,577,000,000 29,537,383,000,000 35,312,953,000,000
ROA (%) 0.08 0.77 0.95 0.51 0.43
95
ROE (%) 0.44 6.33 7.40 4.10 2.49
BSM 2014 2015 2016 2017 2018
Education Grant 1,240,000,000 766,850,000 2,360,000,000 21,810,000,000 12,890,000,000
Research
Expense 0 0 650,000,000 4,610,000,000 0
Training
Expense 27,760,000,000 49,190,000,000 25,100,000,000 50,648,000,000 52,912,000,000
Publicity
Expense 55,512,477,284 56,187,179,229 53,709,000,000 73,264,000,000 83,078,000,000
Total Expense 5,522,000,000,000 5,482,000,000,000 5,716,000,000,000 5,218,590,000,000 5,315,944,000,000
Mudharabah &
Musyarakah
Modes 10,809,667,396,576 13,111,451,082,514 16,086,672,760,568 20,628,438,000,000 23,849,276,000,000
Total
Investment
Modes 49,133,000,000,000 51,090,000,000,000 55,580,000,000,000 60,584,000,000,000 67,753,000,000,000
Interest Free
Income 4,415,651,580 4,273,464,660 4,282,279,520 7,600,000,000 6,280,000,000
Total Income 6,489,282,000,000 6,898,875,000,000 7,327,968,000,000 8,229,926,000,000 8,815,244,000,000
Net Income 71,780,000,000 289,576,000,000 325,414,000,000 365,166,000,000 605,213,000,000
Total Assets 66,940,000,000,000 70,370,000,000,000 78,832,000,000,000 87,940,000,000,000 98,340,000,000,000
Zakah Paid 2,815,220,867 9,592,982,099 11,146,263,639 12,488,000,000 20,916,000,000
Investment in
Real Economic
Sector 49,130,000,000,000 48,318,843,443,711 54,673,019,630,038 60,694,910,000,000 99,697,623,000,000
Total
Investment 64,614,302,000,000 64,737,311,019,447 75,980,865,083,775 70,950,466,000,000
117,400,913,000,00
0
ROA (%) 2.85 0.56 0.59 0.59 0.88
96
ROE (%) 14.68 5.92 5.81 5.71 8.21
MSI 2014 2015 2016 2017 2018
Education Grant 50,000,000 60,000,000 0 181,794,850 287,591,833
Research
Expense 0 0 0 0
Training
Expense 1,337,000,000 988,000,000 979,000,000 1,319,000,000 619,000,000
Publicity
Expense 2,006,000,000 936,000,000 983,000,000 828,000,000 371,000,000
Total Expense 58,177,000,000 60,958,000,000 64,754,000,000 94,413,000,000 66,296,000,000
Mudharabah &
Musyarakah
Modes 256,104,000,000 283,254,000,000 233,406,000,000 40,579,000,000 0
Total
Investment
Modes 1,645,448,000,000 1,552,327,000,000 962,870,000,000 485,240,000,000 72,240,000,000
Interest Free
Income 38,254,648 98,569,769 62,504,223 167,000,000 12,000,000
Total Income 76,637,000,000 391,351,000,000 144,520,000,000 100,347,000,000 88,265,000,000
Net Income 55,953,000,000 294,392,000,000 163,738,000,000 9,785,000,000 64,720,000,000
Total Assets 2,449,541,000,000 1,743,439,000,000 1,340,000,000,000 1,280,000,000,000 661,912,000,000
Zakah Paid 0 0 0 0 0
Investment in
Real Economic
Sector 409,920,000,000 371,695,200,000 962,866,000,000 485,242,000,000 72,237,000,000
Total
Investment 1,217,570,000,000 945,174,200,000 1,290,275,000,000 986,494,000,000 524,930,000,000
ROA (%) 3.61 -20.13 -9.51 5.50 -6.86
97
ROE (%) 6.83 -32.04 -27.62 -1.78 -11.28
BTPNS 2014 2015 2016 2017 2018
Education Grant 0 0 0 0 0
Research
Expense 0 0 0 0 0
Training
Expense 11,299,000,000 20,317,000,000 39,584,000,000 39,872,000,000 43,457,000,000
Publicity
Expense 1,178,000,000 3,621,000,000 6,548,000,000 6,102,000,000 15,976,000,000
Total Expense 751,622,000,000 1,070,219,000,000 1,381,343,000,000 1,651,392,000,000 1,210,000,000,000
Mudharabah &
Musyarakah
Modes 0 0 0 0 0
Total
Investment
Modes 2,465,995,000,000 3,616,028,000,000 4,882,956,000,000 5,895,616,000,000 7,061,214,000,000
Interest Free
Income 0 1,320,000,000 810,000,000 550,000,000 1,410,000,000
Total Income 876,183,000,000 1,320,303,000,000 1,941,067,000,000 2,566,699,000,000 3,092,743,000,000
Net Income 98,941,000,000 169,206,000,000 412,495,000,000 670,182,000,000 965,311,000,000
Total Assets 3,710,016,000,000 5,189,013,000,000 7,323,347,000,000 9,156,522,000,000 12,039,275,000,000
Zakah Paid 0 0 0 0 0
Investment in
Real Economic
Sector 2,544,900,000,000 3,657,717,000,000 4,940,783,000,000 9,642,364,000,000 12,803,578,000,000
Total
Investment 3,382,879,000,000 28,013,205,000,000 25,830,787,000,000 11,184,616,000,000 16,820,721,000,000
ROA (%) 4.23 5.24 8.98 11.19 12.40
98
ROE (%) 13.75 17.89 31.71 36.50 30.80
BSB 2014 2015 2016 2017 2018
Education Grant 0 0 0 0 0
Research
Expense 0 0 0 0 0
Training
Expense 2,503,611,472 2,902,683,176 3,468,050,509 3,880,118,681 3,038,370,254
Publicity
Expense 4,181,842,055 3,280,457,017 7,074,877,079 5,489,880,175 3,363,020,198
Total Expense 154,819,391,140 101,349,445,713 80,941,159,059 241,467,000,000 236,396,000,000
Mudharabah &
Musyarakah
Modes 1,461,972,000,000 2,062,870,468,674 2,496,113,650,893 6,625,000,000 27,063,000,000
Total
Investment
Modes 3,710,720,000,000 4,307,132,000,000 4,799,486,000,000 4,530,000,000,000 4,240,000,000,000
Interest Free
Income 130,131,606 223,163,444 424,521,511 390,703,365 551,460,477
Total Income 401,500,000,000 505,265,196,534 575,169,399,420 776,735,613,082 730,529,134,810
Net Income 8,661,952,637 27,778,475,573 32,709,937,326 1,650,000,000 2,250,000,000
Total Assets 5,160,000,000,000 5,830,000,000,000 7,020,000,000,000 7,170,000,000,000 6,330,000,000,000
Zakah Paid 0 0 0 0 0
Investment in
Real Economic
Sector 3,687,070,754,584 4,307,060,515,489 4,772,772,333,144 2,566,955,823,284 1,653,704,486,232
Total
Investment 4,874,188,163,065 5,598,954,571,891 6,672,458,941,582 3,927,235,823,284 4,282,828,486,232
ROA (%) 0.27 0.79 -1.12 0.02 0.02
99
ROE (%) 2.39 5.35 13.74 0.20 0.26
BPDS 2014 2015 2016 2017 2018
Education Grant 210,514,000 253,329,812 25,000,000 290,000,000 75,700,000
Research
Expense 0 0 0 0 0
Training
Expense 2,462,038,000 784,731,000 1,122,680,000 469,042,000 5,841,287,000
Publicity
Expense 4,097,513,000 4,814,524,000 4,751,005,000 9,319,000,000 5,545,000,000
Total Expense 128,061,000,000 193,672,620,000 232,684,460,000 321,802,000,000 256,992,000,000
Mudharabah &
Musyarakah
Modes 3,445,150,000,000 5,092,751,130,000 5,242,569,900,000 5,555,883,051,000 5,675,102,587,000
Total
Investment
Modes 4,736,314,000,000 5,630,000,000,000 6,260,000,000,000 6,540,000,000,000 6,130,000,000,000
Interest Free
Income 0 0 0 0 0
Total Income 525,190,000,000 77,926,610,000 27,495,030,000 29,634,530,000 45,727,790,000
Net Income 70,939,000,000 53,578,380,000 19,540,910,000 20,084,370,000 31,871,570,000
Total Assets 6,206,504,000,000 7,134,235,000,000 8,757,964,000,000 8,629,275,000,000 8,771,058,000,000
Zakah Paid 0 1,932,632,000 711,570,000 0 0
Investment in
Real Economic
Sector 4,793,845,359,000 5,716,720,579,000 6,346,929,607,000 6,542,900,690,000 6,133,980,556,000
Total
Investment 6,177,614,169,000 7,096,253,779,000 7,560,774,347,000 8,776,068,186,000 8,367,148,052,000
ROA (%) 1.99 1.14 0.37 -10.77 0.26
100
ROE (%) 7.01 4.94 1.76 -94.01 1.45
BNIS 2014 2015 2016 2017 2018
Education Grant 1,209,578,000 1,819,942,026 1,323,584,750 1,589,517,050 1,688,335,250
Research
Expense 0 0 0 0 0
Training
Expense 27,349,000,000 25,538,000,000 29,253,000,000 38,439,000,000 44,117,000,000
Publicity
Expense 59,685,000,000 76,357,000,000 75,616,000,000 70,747,000,000 73,820,000,000
Total Expense 111,900,000,000 1,193,000,000,000 1,282,000,000,000 1,293,000,000,000 1,587,000,000,000
Mudharabah &
Musyarakah
Modes 2,471,835,000,000 3,448,754,000,000 4,211,156,000,000 5,475,003,000,000 8,274,741,000,000
Total
Investment
Modes 15,040,920,000,000 17,763,240,000,000 20,494,000,000,000 23,597,000,000,000 28,299,000,000,000
Interest Free
Income 1,000,000,000 274,000,000 300,000,000 1,395,000,000 600,000,000
Total Income 2,126,495,000,000 2,548,057,000,000 2,802,000,000,000 3,189,000,000,000 3,599,000,000,000
Net Income 163,251,000,000 228,525,000,000 277,000,000,000 307,000,000,000 416,000,000,000
Total Assets 19,492,112,000,000 23,017,667,000,000 28,314,000,000,000 34,820,000,000,000 41,050,000,000,000
Zakah Paid 5,524,000,000 7,701,000,000 9,329,000,000 10,245,000,000 13,757,000,000
Investment in
Real Economic
Sector 14,606,450,000,000 17,515,565,000,000 20,371,530,000,000 23,535,030,000,000 28,040,831,000,000
Total
Investment 18,711,700,000,000 22,491,638,000,000 27,428,201,000,000 34,203,999,000,000 32,923,747,000,000
ROA (%) 1.27 1.43 1.44 1.31 1.42
101
ROE (%) 10.83 11.39 11.94 11.42 10.53
BAS 2014 2015 2016 2017 2018
Education Grant 718,111,000 222,000,000 706,550,000 505,750,000 711,353,000
Research
Expense 0 0 0 0 0
Training
Expense 22,525,000,000 22,525,000,000 22,525,000,000 22,525,000,000 22,525,000,000
Publicity
Expense 24,305,000,000 26,597,000,000 5,414,000,000 9,145,000,000 8,743,000,000
Total Expense 1,273,891,000,000 1,581,540,000,000 1,776,498,000,000 1,664,331,000,000 1,746,866,000,000
Mudharabah &
Musyarakah
Modes 13,108,000,000 0 230,128,000,000 1,009,828,000,000 1,270,002,000,000
Total
Investment
Modes 11,113,592,000,000 11,893,857,000,000 12,206,001,000,000 12,846,657,000,000 13,236,773,000,000
Interest Free
Income 1,240,000,000 1,240,000,000 2,219,163,400 377,573,486 0
Total Income 1,833,861,000,000 2,139,721,000,000 2,626,131,000,000 2,233,588,000,000 2,527,488,000,000
Net Income 397,572,000,000 423,238,000,000 348,408,000,000 433,577,000,000 439,433,000,000
Total Assets 16,385,160,000,000 18,590,014,000,000 18,759,191,000,000 22,612,000,000,000 23,095,160,000,000
Zakah Paid 0 0 0 0 0
Investment in
Real Economic
Sector 11,113,592,000,000 11,893,857,000,000 12,206,001,000,000 12,846,657,000,000 13,236,773,000,000
Total
Investment 15,595,908,000,000 17,493,849,000,000 17,422,420,000,000 21,066,938,000,000 20,774,105,000,000
ROA (%) 3.22 2.83 2.48 2.51 2.38
102
ROE (%)
BCAS 2014 2015 2016 2017 2018
Education Grant 0 0 0 0 0
Research
Expense 0 0 0 0 0
Training
Expense 1,034,421,984 2,207,269,870 2,011,917,739 2,700,000,000 2,900,000,000
Publicity
Expense 1,064,416,556 1,252,508,149 598,068,838 788,999,287 876,522,149
Total Expense 82,100,000,000 107,800,000,000 126,400,000,000 146,600,000,000 165,800,000,000
Mudharabah &
Musyarakah
Modes 1,008,114,373,900 1,348,175,115,288 1,646,643,034,425 2,059,992,855,826 2,674,886,563,505
Total
Investment
Modes 2,132,200,000,000 2,975,475,008,636 3,462,825,962,806 3,767,894,978,696 4,269,221,174,208
Interest Free
Income 113,720,900 345,482,410 86,856,670 139,966,530 271,198,230
Total Income 227,400,000,000 357,791,198,063 426,068,776,664 489,300,000,000 542,200,000,000
Net Income 12,900,000,000 23,436,849,581 36,816,335,736 47,900,000,000 58,400,000,000
Total Assets 2,994,400,000,000 4,349,580,046,527 4,995,606,338,455 5,961,200,000,000 7,064,000,000,000
Zakah Paid 0 0 0 0 0
Investment in
Real Economic
Sector 2,457,950,880,008 2,798,780,974,101 3,168,639,891,352 3,653,685,265,869 4,381,826,230,086
Total
Investment 3,285,309,438,782 4,124,646,364,615 4,372,838,607,714 5,086,084,993,597 6,317,356,711,325
ROA (%) 0.80 1.00 1.10 1.20 1.20
103
ROE (%) 2.90 3.10 3.50 4.30 5.00
BMS 2014 2015 2016 2017 2018
Education Grant 1,250,000,000 240,100,000 113,500,000 118,170,000 175,000,000
Research
Expense 0 0 0 0 0
Training
Expense 4,300,000,000 2,302,201,000 3,058,199,000 2,221,951,000 3,693,784,000
Publicity
Expense 0 0 0 0 0
Total Expense 945,066,000,000 1,148,056,819,000 818,491,000,000 501,091,000,000 543,806,000,000
Mudharabah &
Musyarakah
Modes 39,552,528,000 57,610,900,000 340,217,996,000 656,715,000,000 1,248,302,000,000
Total
Investment
Modes 5,455,672,000,000 4,099,578,915,000 4,714,812,000,000 4,641,439,000,000 5,178,619,000,000
Interest Free
Income 0 374,718,000 159,215,000 176,695,000 353,047,000
Total Income 1,380,376,000,000 1,420,692,000,000 1,163,451,000,000 1,222,119,000,000 1,461,253,000,000
Net Income 17,396,000,000 12,224,000,000 110,729,000,000 72,555,000,000 46,577,000,000
Total Assets 7,042,486,000,000 5,559,819,466,000 6,135,241,922,000 7,034,300,000,000 7,336,342,000,000
Zakah Paid 597,939,000 428,907,000 3,775,583,000 2,472,620,000 1,556,743,000
Investment in
Real Economic
Sector 2,868,533,353,000 1,644,367,985,000 4,300,598,878,000 4,628,170,073,000 3,885,573,592,000
Total
Investment 5,760,843,528,000 4,545,218,415,000 5,838,636,628,000 6,509,686,728,000 6,570,904,429,000
ROA (%) 0.29 0.30 2.63 1.56 0.93
104
ROE (%) 2.50 1.61 11.97 6.75 4.08
BJBS 2014 2015 2016 2017 2018
Education Grant 0 0 58,620,000 0 60,000,000
Research
Expense 39,799,000 67,369,000 336,000,000 0 0
Training
Expense 0 0 0 0 0
Publicity
Expense 0 0 0 0 0
Total Expense 361,092,601,000 458,184,117,000 481,160,000,000 369,250,000,000 362,490,000,000
Mudharabah &
Musyarakah
Modes 1,292,787,096,000 1,112,649,818,000 224,373,640,000 156,932,850,000 127,635,770,000
Total
Investment
Modes 4,422,115,149,000 4,993,374,023,000 5,414,130,510,000 5,450,000,000,000 4,658,960,000,000
Interest Free
Income 0 0 0 0 0
Total Income 742,209,300,000 876,665,353,000 730,187,000,000 749,747,000,000 1,028,772,000,000
Net Income 5,499,475,301,000 5,914,943,750,000 237,130,000,000 223,492,000,000 16,900,000,000
Total Assets 6,093,487,708,000 6,439,966,411,000 7,441,653,000,000 7,713,558,000,000 6,741,449,000,000
Zakah Paid 707,901,000 0 0 0 0
Investment in
Real Economic
Sector
2,205,526,548,000 2,227,164,258,000 4,650,935,666,000 1,011,725,161,000 4,502,885,319,000
Total
Investment
4,426,969,149,000 4,993,374,023,000
5,537,522,776,000 2,719,542,459,415 6,051,069,600,000
105
ROA (%) 0.58 0.73 0.0809 -0.0569 0.0054
ROE (%) 2.17 2.35 -0.4905 -0.5864 0.0263
Lampiran 2: Rasio Maqashid Syari’ah Index
BANK TAHUN R1.1 R2.1 R3.1 R4.1 R1.2 R2.2 R3.2 R1.3 R2.3 R3.3
BMI 2014 0.0009 0.0006 0.0026 0.0128 0.0000 0.5148 0.0007 0.0009 0.2019 0.7194
2015 0.0009 0.0010 0.0078 0.0191 0.0000 0.5455 0.0003 0.0013 0.0191 0.7883
2016 0.0001 0.0029 0.0034 0.0044 0.0000 0.5455 0.0003 0.0014 0.0231 0.7918
2017 0.0003 0.0004 0.0008 0.0056 0.0000 0.5007 0.0002 0.0004 0.0250 0.7832
2018 0.0008 0.0005 0.0042 0.0243 0.0000 0.5087 0.0002 0.0008 0.0142 0.6471
BRIS 2014 0.0002 0.0000 0.0110 0.0272 0.0000 0.3597 0.0008 0.0138 0.0245 0.7867
2015 0.0002 0.0000 0.0049 0.0351 0.0000 0.3734 0.0007 0.0050 0.0326 0.7012
2016 0.0003 0.0000 0.0039 0.0141 0.0000 0.3755 0.0007 0.0061 0.0424 0.6641
2017 0.0006 0.0000 0.00410 0.0126 0.0000 0.3602 0.0003 0.0032 0.0846 0.6048
2018 0.0006 0.0000 0.0047 0.0110 0.0000 0.3952 0.0004 0.0028 0.0659 0.5714
BSM 2014 0.0002 0.0000 0.0050 0.0100 0.0000 0.2200 0.0006 0.0010 0.0392 0.7603
2015 0.0001 0.0000 0.0089 0.0102 0.0000 0.2566 0.0006 0.0041 0.0331 0.7463
2016 0.0004 0.0001 0.0043 0.0093 0.0000 0.2894 0.0005 0.0041 0.0342 0.7195
2017 0.0041 0.0008 0.0097 0.0140 0.0000 0.3404 0.0009 0.0061 0.03455 0.8492
2018 0.0024 0.0000 0.0099 0.0156 0.0000 0.3520 0.0007 0.0061 0.03455 0.8492
BTPNS 2014 0.0000 0.0000 0.0150 0.0015 0.0000 0.0000 0.0000 0.0266 0.0000 0.7522
2015 0.0000 0.0000 0.0189 0.0033 0.0000 0.0000 0.0009 0.0326 0.0000 0.1305
2016 0.0000 0.0000 0.0286 0.0047 0.0000 0.0000 0.0004 0.0563 0.0000 0.1912
2017 0.0000 0.0000 0.0241 0.0036 0.0000 0.0000 0.0002 0.0731 0.0000 0.8621
2018 0.0000 0.0000 0.0359 0.0132 0.0000 0.0000 0.0004 0.0801 0.0000 0.7611
BSB 2014 0.0000 0.0000 0.0161 0.0270 0.0000 0.3939 0.0003 0.0016 0.0000 0.7564
106
2015 0.0000 0.0000 0.0286 0.0323 0.0000 0.4789 0.0004 0.0047 0.0000 0.7692
2016 0.0000 0.0000 0.0428 0.0874 0.0000 0.5200 0.0007 0.0046 0.0000 0.7152
2017 0.0000 0.0000 0.0160 0.0227 0.0000 0.0014 0.0005 0.0002 0.0000 0.6536
2018 0.0000 0.0000 0.0128 0.0142 0.0000 0.0063 0.0007 0.0003 0.0000 0.3861
BPDS 2014 0.0016 0.0000 0.0192 0.0319 0.0000 0.7279 0.0000 0.0114 0.0000 0.7760
2015 0.0013 0.0000 0.0040 0.0248 0.0000 0.9045 0.0000 0.0075 0.0360 0.8055
2016 0.0001 0.0000 0.0048 0.0204 0.0000 0.8373 0.0000 0.0022 0.0364 0.8394
2017 0.0009 0.0000 0.0014 0.0289 0.0000 0.8495 0.0000 0.0023 0.0000 0.7455
2018 0.0002 0.0000 0.0227 0.0215 0.0000 0.9257 0.0000 0.0036 0.0000 0.7331
BNIS 2014 0.0108 0.0000 0.2444 0.5333 0.0000 0.1643 0.0004 0.0083 0.0338 0.7806
2015 0.0015 0.0000 0.0214 0.0640 0.0000 0.1941 0.0001 0.0099 0.0336 0.7787
2016 0.0010 0.0000 0.0228 0.0589 0.0000 0.2054 0.0001 0.0097 0.0336 0.7427
2017 0.0012 0.0000 0.0297 0.0547 0.0000 0.2320 0.0004 0.0088 0.0333 0.6880
2018 0.0010 0.0000 0.0277 0.0465 0.0000 0.2924 0.0001 0.0101 0.0330 0.8516
BAS 2014 0.0005 0.0000 0.0176 0.0190 0.0000 0.0011 0.0006 0.0242 0.0000 0.7125
2015 0.0001 0.0000 0.0142 0.0168 0.0000 0.0000 0.0005 0.0227 0.0000 0.6798
2016 0.0003 0.0000 0.0126 0.0030 0.0000 0.0188 0.0008 0.0185 0.0000 0.7005
2017 0.0003 0.0000 0.0135 0.0054 0.0000 0.0786 0.0001 0.0191 0.0000 0.6098
2018 0.0004 0.0000 0.0128 0.0050 0.0000 0.0959 0.0000 0.0190 0.0000 0.6371
BCAS 2014 0.0000 0.0000 0.0125 0.0129 0.0000 0.4728 0.0005 0.0043 0.0000 0.7481
2015 0.0000 0.0000 0.0204 0.0116 0.0000 0.4530 0.0009 0.0053 0.0000 0.6785
2016 0.0000 0.0000 0.0159 0.0047 0.0000 0.4755 0.0002 0.0073 0.0000 0.7246
2017 0.0000 0.0000 0.0184 0.0053 0.0000 0.5467 0.0002 0.0080 0.0000 0.7183
2018 0.0000 0.0000 0.0174 0.0052 0.0000 0.6265 0.0005 0.0082 0.0000 0.6936
BMS 2014 0.0013 0.0000 0.0045 0.0000 0.0000 0.0072 0.0000 0.0024 0.0343 0.4979
2015 0.0002 0.0000 0.0020 0.0000 0.0000 0.0140 0.0002 0.0021 0.0350 0.3617
2016 0.0001 0.0000 0.0037 0.0000 0.0000 0.0721 0.0001 0.0180 0.0340 0.7365
107
2017 0.0002 0.0000 0.0044 0.0000 0.0000 0.1414 0.0001 0.0103 0.0340 0.7109
2018 0.0003 0.0000 0.0067 0.0000 0.0000 0.2410 0.0002 0.0063 0.0334 0.5913
MSI 2014 0.0008 0.0000 0.0229 0.0344 0.0000 0.3366 0.0004 0.0228 0.0000 0.3366
2015 0.0009 0.0000 0.0162 0.0153 0.0000 0.1824 0.0002 0.1688 0.0000 0.3932
2016 0.0000 0.0000 0.0151 0.0151 0.0000 0.2424 0.0004 0.1221 0.0000 0.7462
2017 0.0019 0.0000 0.0139 0.0087 0.0000 0.0836 0.0016 0.0076 0.0000 0.4918
2018 0.0043 0.0000 0.0093 0.0055 0.0000 0 0.0001 0.0977 0.0000 0.1376
BJBS 2014 0.0000 0.0001 0.0000 0.0000 0.0000 0.2923 0.0000 0.9025 0.0001 0.4982
2015 0.0000 0.0001 0.0000 0.0000 0.0000 0.2228 0.0000 0.9184 0.0000 0.4460
2016 0.0001 0.0006 0.0000 0.0000 0.0000 0.0414 0.0000 0.0318 0.0000 0.8398
2017 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0287 0.0000 0.0289 0.0000 0.3720
2018 0.0001 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0273 0.0000 0.0025 0.0000 0.7441
108
Lampiran 3: Maqashid Syariah Index Periode 2014-2018
Bank Umum
Syariah
IK
(T1)
IK
(T2)
IK
(T3)
MSI
(T1+T2+T3) Peringkat
BMI 0,0067 0,3433 0,6751 1,0253 2
BRIS 0,0093 0,2450 0,5573 0,8116 4
BSM 0,0076 0,1919 0,5759 0,7755 6
BTPNS 0,0114 0,0003 0,2894 0,3011 12
BSB 0,0217 0,1842 0,4860 0,6920 7
BPDS 0,0132 0,5569 0,8309 1,4011 1
BNIS 0,1124 0,1429 0,5309 0,7864 5
BAS 0,0090 0,0258 0,3770 0,4119 11
BCAS 0,0093 0,3381 0,6287 0,9763 3
BMS 0,0018 0,0625 0,3714 0,4386 9
MSI 0,0121 0,1114 0,3068 0,4303 10
BJBS 0,0009 0,0804 0,3699 0,4512 8
Lampiran 4: Rata-rata Rasio Profitabilitas periode 2014-2018
BANK ROA (%) ROE (%)
BMI 0.30 1.988
BRIS 0.55 4.15
BSM 1.09 8.07
BPTNS 8.41 26.13
BSB 0.37 2.74
BPDS -1.4 -15.77
BNIS 1.37 11.22
BAS 2.68 22.81
BCAS 1.06 3.76
BMS 1.14 5.38
MSI -5.48 -13.18
BJBS 0.27 0.69
Lampiran 5: Matrik Perubahan Menggunakan Teknik CPI periode 2014-
2018
BANK KRITERIA NILAI
ALTERNATIF RATE
ROA ROE
BMI 3.5671 7.60811 5.5876 9
BRIS 6.5398 15.8821 11.2109 7
BSM 12.960 30.8840 88.0341 2
BPTNS 100 100 100 1
BSB 4.3995 10.4860 7.4427 8
BPDS -16.6468 -60.3520 -38.4995 11
BNIS 16.2901 42.9391 29.6146 4
109
BAS 31.8668 87.2942 59.5805 3
BCAS 12.6040 14.3895 13.4968 6
BMS 13.5552 20.5893 17.0723 5
MSI -65.1605 -50.4401 -57.8003 12
BJBS 3.2104 2.6406 2.9255 10
BOBOT
KRITERIA 50% 50%
Lampiran 6: Perbandingan Maqashid Syari’ah Index dan Rasio Profitabilitas
periode 2014-2018
BANK MSI (X) Profitabilias (Y)
BMI 1,0253 5,5876
BRIS 0,8116 11,2109
BSM 0,7755 88,0341
BTPNS 0,3011 100
BSB 0,6920 7,4438
BPDS 1,4011 -38,4995
BNIS 0,7864 29,6146
BAS 0,4119 59,5807
BCAS 0,9763 13,4968
BMS 0,4386 17,0723
MSI 0,4303 -57,8003
BJBS 0,4512 2,9255
Nilai Rata-rata 0,7083 19,8888
Lampiran 7: Perbandingan Maqashid Syari’ah Index dan Rasio Profitabilitas
berdasarkan Diaram Kartesius
110
Lampiran 8: Uji Statistik Deskriptif
Lampiran 9: Uji Normalitas
Lampiran 10: Histogram
111
Lampiran 11: Uji Normalitas Data menggunakan Kolmogorov-Smirnov
dengan Transformasi SQRT
Lampiran 12: Uji Homogenitas
112
Lampiran 12: Uji One Way Anova
113
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Pribadi
Nama : Atika Krisna Murti
Tempat, tanggal lahir : Salatiga, 12 Desember 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat Rumah : Perum Argamas Timur No. 196 Salatiga Rt. 06/ Rw.
09 Salatiga
Agama : Islam
Kewarganegaraan : WNI
Nama Orang Tua :
Ayah : Siskawentar
Ibu : Prihatiningsih
Kontak : 085725037864
B. Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri Ledok 2 Salatiga : (2003-2009)
2. SMP Negeri 3 Salatiga : (2009-2012)
3. SMA Negeri 2 Salatiga : (2012-2015)
4. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga : (2015-2019)
C. Riwayat Organisasi
1. Pengurus Kopma Fatawa IAIN Salatiga Bidang Inventaris Periode 2016