endemi ubb rizaldi saputra

22
Endapan Mineral ENDAPAN EPITHERMAL

Upload: rizaldisaputra

Post on 21-Dec-2015

237 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

fwf

TRANSCRIPT

Page 1: ENDEMI ubb rizaldi saputra

Endapan Mineral

ENDAPAN EPITHERMAL

Page 2: ENDEMI ubb rizaldi saputra

1) Abdi Patra Wijaya (1031211001)

2) Agnes Evelina S (1031211002)

3) Ahmad Reza Setiawan (1031211003)

4) Aleo Saputra (1031211005)

5) Anggun Anggraini (1031211007)

By :Kelompok

1

Page 3: ENDEMI ubb rizaldi saputra

PENDAHULUAN

Endapan mineral epitermal telah menerima banyak perhatian dunia oleh karena dapat dieksploitasi secara ekonomis,dan tersedia banyak dibandingkan dengan sumberdaya logam mulia lainnya. Secara geologi endapan ini relatif mudah ditemukan,karena secaragenesa endapan epitermal ini secara umum telah dikethui keberadaannya. Endapan epitermal logam dasar dan mulia adalah banyak macamnya,mencerminkan perbedaan tektonik,batuan beku dan kedudukan dtruktur dimana mereka terbentuk, dan melibatkan banyak proses di dalam proses pembentukannya. Kebanyakan dari endapan epitermal terbentuk dalam suatu level kerak bumi yang dangkal dimana perubahan secara tiba-tiba dalam kondisi fisik dan kimianya menghasilkan endapan logam dan hadir bersama ubahan hidrotermal.

Page 4: ENDEMI ubb rizaldi saputra

PENGERTIANPARA AHLI

Banyak definisi tentang endapan epitermal, beragam dari sudut pandang masing masing, diantaranya sebagai berikut :

Lindgren (1933) dalam klasifikasi endapan epitermalnya menyebutkan bahwa endapan epitermal adalah endapan metalifferous yang terbentuk di dekat permukaan karena adanya kenaikan suhu air dan kaitannya dengan pembentukan batuan beku.

Simmons (2005) mendefinisikan endapan epitermal sebagai salah satu endapan dari sistem hidrotermal yang terbentuk pada kedalaman dangkal yang umumnya pada busur vulkanik yang dekat dengan permukaan.

Page 5: ENDEMI ubb rizaldi saputra

PENGERTIAN SECARA UMUM

Secara umum endapan epitermal dipahami sebagai endapan yang terbentuk pada kedalaman dangkal (50-1000 m) pada rentang temperatur tertentu (150-300 0C). Logam ekonomis utama dari endapan epitermal ini adalah emas (Au). Jenis endapan emas epitermal terdapat pada kedalaman 500 m, bagian atas dari suatu sistem hidrotermal, dimana terjadi perubahan-perubahan suhu dan tekanan maksimum yang mengalami fluktuasi yang cepat. Fluktuasi tekanan ini menyebabkan perekahan hidraulik (hidraulic fracturing), pendidihan (boiling), perubahan-perubahan hidrologi sistem yang mendadak. Proses-proses fisika ini secara langsung berhubungan dengan proses-proses kimiawi yang menyebabkan mineralisasi.

Page 6: ENDEMI ubb rizaldi saputra

KARAKTERISTIKMENURUT SIMSON (2005

1) Jenis air berupa air meteorik dengan sedikit air magmatik.

2) Endapan epitermal mengandung mineral bijih epigenetic yang pada umumnya

memiliki batuan induk berupa batuan vulkanik.

3) Tubuh bijih memiliki bentuk yang bervariasi yang disebabkan oleh kontrol dan

litologi dimana biasanya merefleksikan kondisi paleo permeability pada kedalaman

yang dangkal dari sistem hidrotermal.

4) Sebagian besar tubuh bijih yang terbentuk berupa sistem urat dengan dip yang

terjal yang terbentuk disepanjang zona regangan. Beberapa diantaranya terdapat

bidang sesar utama, tetapi biasanya pada bidang-bidang sesar minor.

5) Pada suatu jaringan sesar dan kekar akan terbentuk bijih pada urat.

6) Mineral penyerta yang utama adalah kuarsa sehingga menyebabkan bijih keras dan

relatif tahan terhadap pelapukan.

7) Kandungan sulfida pada urat relatif sedikit (<1% - 20%)

Page 7: ENDEMI ubb rizaldi saputra

Ciri-ciri umum menurut Lindgren (1933)

1) suhu relatif rendah (50-250 0C) dengan salinitas bervariasi antara 0-5 wt %.

2) terbentuk pada kedalman dangkal (~1 km)

3) pembentukan endapan epitermal terjadi pada batuan sedimen atau batuan beku, terutama yang berasosiasi dengan batuan intrusif dekat permukaaan atau ekstrusif, biasanya diserta oleh sesar turun dan kekar.

4) zona bijih berupa urat-urat sederhana, beberapa tidak beraturan dengan pembentukan kantung-kantung bijih, seringkali terdapat pada pipa dan stockwork. Jarang terbentuk sepanjang permukaan lapisan dan sedikit kenampakan tekstur replacement (penggantian).

5) logam muli terdiri dari : Pb, Zn, Au, Ag, Hg, Sb, Cu, Se, Bi, U.

6) mineral bijih berupa : native Au, Ag, Cu, Bi, Pirit, Markasit, Sfalerit, Galena, Kalkopirit, Cinnabar, Jamesonite, Stibnite, Realgar, Orpiment, Ruby, Silver, Argentite, Selenides, dan Tellurides.

7) mineral penyerta adalah kuarsa, chert, kalsedon, ametis, serisit, klorit rendah Fe, epidot, karbonat, fluorit, barite, adularia, alunit, dickite, rhodochrosite, zeolit.

8) ubahan batuan samping terdiri dari chertification (silisifikasi), kaolinisasi, piritisasi, dolomitisasi, kloritisasi.

9) tekstur dan struktur yang terbentuk adalah crustification (banding), yang sangat umum sering sebagai fine banding, vugs, uarat terbreksikan.

Page 8: ENDEMI ubb rizaldi saputra

Endapan Emas Epitermal

Sebagian besar emas epitermal terdapat pada urat-urat yang berasosiasi dengan alterasi quatz-illite yang menunjukkan pengendapan dari fluida-fluidan dengan pH mendekati netral. Dalam alterasi jenis fluida ini, emas ditemukan dalam vein, veinlet, breksi eksplosi atau breksi hidrotermal, dan stockwork. Emas epitermal juga terbentuk pada alterasi advanced-argilic dan alterasi lain yang terbentuk dari fluida asam sulfat, dimana dalam alterasi jenis ini emas ditemukan dalam bentuk veinlet, batuan silika masif, rekahan batuan atau breksi dalam batuan.

Page 9: ENDEMI ubb rizaldi saputra

Proses pembentukan emas

Emas diangkut oleh larutan hidrotermal yang kaya akan ligan

HS- dan OH-. Ligan ini mengangkut emas hingga ke tempat

pengendapannya. Kehadiran breksi hidrotermal merupakan salah satu

ciri adanya proses pendidihan pada larutan hidrotermal. Pendidihan

terjadi karena adanya pertemuan antara larutan yang bersuhu tinggi

(hidrtotermal) dengan larutan yang bersuhu rendah (meteoric). Selama

proses pendidihan ini tekanan menjadi semakin besar sehinggam

menghancurkan dinding batuan yang dilalui larutan hidrotermal.

Akibat proses pendidihan tersebut , yaitu hilangnya gas H2S, terjadi

penigkatan pH, serta penurunan suhu. Ketiga proses tersebut dapat

menghantarkan emas pada batuan sehingga kadar emas primer tinggi

biasanya dijumpai pada breksi hidrotermal.

Page 10: ENDEMI ubb rizaldi saputra

Karakteristik Spesifik Endapan Emas Epitermal

1. sistem yang berperan dikontrol oleh sistem pemanasan magmatik dangkal dan mineralisasi emas yang ekonomis terjadi pada daerah yang sangat sempit jika dibandingkan dengan keseluruhan sistem, umumnya dekat dengan permukaan dimana fluida mengalami perubahan secara fisik dan kimia.

2. fluida di dominasi oleh air meteorik dengan suhu berbeda pada kesatuan substansi magmatik.

3. Emas ditransportaasikan sebagian besar sebagai fluida kompleks yang dapat berdisosiasi menghasilkan endapan emas, proses yang efektif mencakup kombinasi dari pemanasan, perubahan pH dari yang mendekati netral dan proses oksidasi.

Page 11: ENDEMI ubb rizaldi saputra

Klasifikasi Endapan Emas Epitermal

1. batuan induk vulkaniktipe sulfidasi rendah

(adularia-serisit atau

tipe quatrz-adularia)

tipe sulfidasi tinggi (tipe asam sulfat)

2. batuan induk sedimen ( termasuk tipe Carlin)

Page 12: ENDEMI ubb rizaldi saputra

Magmatik Dan Kontrol Struktural Pada Mineralisasi Emas Epitermal.

Penelitian mineralisasi emas epitermal terhadap lingkungan fisik dan kimia dengan teknik seperti geotermometri inklusi fluida, analisis isotop stabil dan penerapan teori termokima dapat menghubungkan teksur endapan dengan suhu pembentukannya dan parameter-parameter lainnya sehubungan degan genesis endapan tersebut.

Diketahui pula peranan magma dalam pembentukan deposit epitermal seiring dengan ditemukannya bukti dilapangan dimana magma tingkat tinggi adalah sumber emas dan pada umumnya sulfur diperlukan untuk mentransportasikan emas tersebut.

Di Taupo Volcanic Zone, Selandia Baru, sistem panas bumi yang kaya emas terjadi disepanjang jalur yang terletak beberapa kilometer di batas patahan graben dan bertepatan dengan jalur pegungungan muda andesit dan dasit. Hal ini mengindikasikan bahwa endapan ini muncul dari interaksi konduktif dari pemanasan air tana dengan salinitas rendah dan kemungkinan fase uap dari cairan magmatik ini terbentuk pada kedalaman 5-8 km.

Page 13: ENDEMI ubb rizaldi saputra
Page 14: ENDEMI ubb rizaldi saputra
Page 15: ENDEMI ubb rizaldi saputra

ASOSIASI ENDAPAN LOGAM MULIA DENGAN SISTEM

VULKANIK

Cadangan logam berharga epitermal terjadi dalam berbagai macam sistem vulkanik yang berbagai ukuran, gaya vulkanisme, dan pengaturan tektonik. Kubah vulkanik dan aliran terkait, kompleks tanggul, dan maar adalah sistem vulkanik terkecil terkait dengan cadangan logam mulia dan beberapa sistem ini berkembang dalam sistem kaldera (kawah gunung api) yang besar.

Meskipun cadangan emas secara spasial terkait dengan masing-masing fitur vulkanik, cadangan selalu dari akhir dalam evolusi sistem vulkanik dan sering berhubungan dengan fase terakhir dari aktivitas gunung berapi. Cadangan emas dapat berkisar dalam jenis dari cadangan kuarsa-nontronit (nansatsu) dan cadangan kuarsa-adulaia (sado), yang keduanya mungkin memiliki permukaan yang hot-spring sinter yang terkait dengan keduanya. Karena cadangan terjadi pada fitur vulkanik yang terbentuk pada atau sangat dekat permukaan, suhu gradien membentang dari sumber panas magmatik selama awal dari sistem hydrothemal sampai tingkat vertikal dari cadangan.

Page 16: ENDEMI ubb rizaldi saputra

Magma terkait dengan pengembangan struktur kaldera biasanya dikategorikan dengan bagian atas dapur magma yang terdiri dari lelehan felsic yang menjadi lebih mafik dengan meningkatnya kedalaman. karena letusan kaldera awal menyebar tutup silikat dari dapur magma, magma sisa yang berfungsi untuk kebangkitan bisa lebih mafik dalam komposisinya.

Fase terakhir dari aktivitas gunung berapi diperubahan kaldera adalah emplacement dari intrusive dan kubah yang biasanya lebih menengah dalam komposisi, mulai dari dasit ke andesit. doming struktural yang terkait dengan peristiwa magmatic berperan penting dalam membuka kaldera yang sudah ada cincin-dan radial-rekahan dan patahan yang terkait untuk aliran fluida.

Magmatik event terakhir ini juga menyediakan sumber panas dan mungkin logam dari sistem hidrotermal yang dari deposito emas. Deposito emas dari jenis kuarsa-nontronit, seperti deposito Rodalquilar di Spanyol, secara spasial dan temporal yang terkait dengan magma tahap akhir. Tempat menguntungkan untuk pengendapan emas terjadi di sepanjang cincin fraktur lipatan kaldera dan radial dan konsentris lipatan dan patahan berkembang di luar struktur runtuh, seperti dalam cadangan Rodalquilar di Spanyol

 

Page 17: ENDEMI ubb rizaldi saputra

Magmatik Dan Kontrol Struktural Pada Mineralisasi Emas Epitermal

LANJUTAN

Perbedaan pada bentuk endapan epitermal berhubungan dengan kedalaman relatifnya dari intrusi. Dengan demikian jenis deposit alunit kaolinit terkait dengan magma penghilang gas tingkat tinggi (misalnya kubah riolit) dengan aliran hidortermal kemudian didorong oleh yang lebih besar, yaitu sistem magma yang lebih dalam. Jenis adularia-serisit terkait dengan tubuh magma yang lebih dalam (4-8 km) yang berperan dalam penghilangan gas ke dalam sistem air tanah diatasnya. Struktur utama dibawah batuan induk dapat mengontrol aliran air tanah dan dengan demikian dapat terbentuk endapan yang ekonomis.

Hal yang penting kaitannya dengan kegiatan eksplorasi adalah pemahaman tentang kontrol struktur pada susunan rekahan dimana endapan epitermal terbentuk. Teknik untuk menentukan kontrol stuktural antara lain survei aeromagmatik, survei ketinggian dikombinasikan dengan teknik komputasi modern dan pengolahan gambar dapat mendefinisikan pola struktur dilapangan.

 

Page 18: ENDEMI ubb rizaldi saputra

Mineralisasi Dari Sistem Hidrotermal Vulkanik Dan

Pengenalannya.

Cadangan bijih epitermal dihasilkan oleh batuan induknya, yaitu batuan vulkanik dan proses pembentukannya berhubungan dengan sistem hidrotermal vulkanik yang telah diketahui banyak menghasilkan emas berharga yang diikuti dengan mieral penyerta lainnya. Pada lingkungan epitermal terdapat dua kondisi sistem hidortermal yang dapat dibedakan berdasarkan reaksi yang terjadi dan keterdapatan mineral bijihnya. Pengklasifikasian endapan peitermal masih menjadi perdebatan hingga saat ini, namun sebagian besar mengacu pada aspek mineralogi dan mineral penyertanya, dimana aspek tersebut merefleksikan aspek kimia fluida maupun mineralogim alterasi dan bentuk endapan apda lingkungan epitermal tersebut.

Page 19: ENDEMI ubb rizaldi saputra

1. Karakteristik endapan epitermal sulfida tinggi (Epithermal High Sulfidation – Acis Sulfate)

Endapan epitermal high sulfidation dicirikan dengan hostrock berupa batuan vulkanik yang bersifat asam hingga intermediet dengan kontrol struktur berupasesar secara regional atau intrusi subvulkanik. Kedalaman formasi batuan sekitar 500- 2000 m dengan temperatur 1000C-3200C.

Endapan ini terbentuk dari reaksi batuan induk dengan fluida magm asam yang panas yang menghasilkan karakteristik zona alterasi yang pada akhirnya menghasilkan endapan Au+Cu+Ag. Sistem bijih menunjukkan kontrol permeabilitas yang tergantung pada litologi struktur, alterasi batuan samping, mineralogi bijih dan kedalaman formasi. High sulfidation berhubungan dengan pH asam, timbul dari bercampurnya fluida yang mendekati pH asam dengan larutan sisa magma yang bersifat encer sebagai hasil differensiasi magma di kedalaman yang dekat dengan tipe endapan porfiri dan dicirikan dengan jenis sulfur yang mengoksidasi menjadi SO.

Interaksi fluida yang terjadi pada endapan ini berupa suatu siste mamgmatik-hidrotermal yang didominasi oleh fluida hidrotermal yang asam,dimana terdapat fluks larutan magmatik dengan vapor yang mengandung H2O, CO2, HCl, H2S, dan SO2 dengan variabel input dari air meteorik lokal.

Page 20: ENDEMI ubb rizaldi saputra

2. Karakteristik endapan epitermal sulfidasi rendah (epithermal low sulfidation- adularia serisit)

Endapan epitermal sulfidasi rendah dicirikan oleh larutan hidrotermal yang bersifat netral dan mengisi celah-celah batuan. Tipe ini berasoisasi dengan alterasi kuarsa adularia, karbonat, serisit, pada lingkungan sulfur rendah.

Endapan ini terbentuk jauh dari tubuh intrusi dan terbentuk melalui larutan sisa magma yang berpisah jauh dari sumbernya kemudian bercampur dengan air meteorik di dekat permukaan dan mebentuk cebakan tipe sulfidasi rendah dipengaruhi oleh sistem boilingsebagai mekanisme pengendapan mineral-mineral bijih. Proses boliling disertai pelepasan unsur gas merupakan proses utama untuk pengendapan emas sebagai respons atas turunnya tekanan. perulangan proses booiling akan tercermin dari tekstur crustiform banding dari silika dalam urat kuarsa. pembentukan cebakan kuarsa berkadar tinggi mengisyaratkan pelepasan tekanan secara tiba-tiba dari cairan hidrotermal untuk memungkinkan proses boiling.

Sistem ini terbentuk pada sistem tektonik lempeng subduksi, kolisi dan pemekaran. Batuan samping dari endapan epitermal sulfidasi rendah adalah andesit alkali,riodasit,dasit,riolit ataupun batuan alkali lainnya. Bentuk endapan didominasi oleh urat-urat kuarsa yang mengisi ruang terbuka,tersebar dan umumnya terdiri dari urat-urat breksi.

Interaksi fluida pada endapan ini terbentuk pada suatu sistem geotermal yang didominasi oleh air klorit dengan pH netral dan terdapat kontribusi dominan dari sirkulasi air meteorik yang dalam dan mengandung CO2, NaCl,dan H2S.

Page 21: ENDEMI ubb rizaldi saputra

Pedoman ekplosrasi endapan emas epithermal

Harga emas di pasaran dunia yang tinggi disertai pula dengan perkembangan teknologi pemrosesan bijih emas dengan biaya yang rendah mendorong banyak pihak untuk meneliti lebih lanjut mengenai endapan emas epitermal. Adanya usaha pengembangan tersebut membuahkan hasil berupa ditemukannya tiga endapan utama emas di wilayah Sirkum-Pasifik : El Indio, Chile; McLaughlin, California, Amerika Serikat; dan Hishikari, Jepang, serta disusul pula dengan penemuan berikutnya di Porgera dan Lihir, Papua Nugini.

Hingga saat ini kejelasan mengenai eksplorasi endapan epitermal masih terus disuahakan beserta pengklasifikasian yang lebih spesifik lagi. Salah satu usaha untuk meneliti endapan ini adalah dengan cara melakukan pemboran ke dalam sistem hidrotermal yang mengontorl pembentukan endapan epitermal yang dapat memberikan informasi untuk pengembangan lebih lanjut mengenai potensi endapan emas epitermal dan upaya eksplorasi yang efektif.

Page 22: ENDEMI ubb rizaldi saputra