praktikum fisiologi i blok 6 - mekanisme sensorik (2003)

18
Praktikum Fisiologi;MEKANISME SENSORIS Judul Praktikum Alat dan Bahan 1. 3 waskom dengan air bersuhu 20°, 30°, dan 40° 2. Gelas beker dan termometer kimia 3. Es 4. Alkohol dan eter 5. Kerucut kuningan + bejana berisi kikiran kuningan + estesiometer rambut Frey + jarum 6. Pensil + jangka + pelbagai jenis ampelas + benda-benda kecil + bahan-bahan pakaian I. Perasaan Subyektif Panas dan Dingin Tujuan Percobaan Untuk mendeteksi rasa panas dan dingin Landasan Teori Integument (kulit) adalah massa jaringan terbesar di tubuh. Kulit terdiri atas tiga lapisan, yang masing-masing tersusun dari berbagai jenis sel dan fungsi yang bermacam-macam. Ketiga lapisan tersebut adalah epidermis, dermis, dan subkutis. Epidermis adalah lapisan kulit terluar. Epidermis mengandung reseptor sensorik untuk sentuhan, suhu, getaran, dan nyeri. Korium atau Dermis tersusun atas jaringan fibrus dan jaringan ikat yang elastic. Pada permukaan dermis tersusun papil-papil kecil yang berisi ranting-ranting pembuluh darah kapiler. Dermis tersusun atas dua lapisan: Lapisan papiler mengandung banyak pembuluh darah, yang memberi nutrisi pada epidermis di atasnya. 1

Upload: thedarkwithin

Post on 07-Dec-2015

975 views

Category:

Documents


69 download

DESCRIPTION

praktikum fisio sensorik

TRANSCRIPT

Page 1: Praktikum Fisiologi I Blok 6 - Mekanisme Sensorik (2003)

Praktikum Fisiologi;MEKANISME SENSORIS

Judul Praktikum

Alat dan Bahan

1. 3 waskom dengan air bersuhu 20°, 30°, dan 40°2. Gelas beker dan termometer kimia3. Es4. Alkohol dan eter5. Kerucut kuningan + bejana berisi kikiran kuningan + estesiometer rambut Frey + jarum6. Pensil + jangka + pelbagai jenis ampelas + benda-benda kecil + bahan-bahan pakaian

I. Perasaan Subyektif Panas dan Dingin

Tujuan Percobaan

Untuk mendeteksi rasa panas dan dingin

Landasan Teori

Integument (kulit) adalah massa jaringan terbesar di tubuh. Kulit terdiri atas tiga lapisan,

yang masing-masing tersusun dari berbagai jenis sel dan fungsi yang bermacam-macam.

Ketiga lapisan tersebut adalah epidermis, dermis, dan subkutis.

Epidermis adalah lapisan kulit terluar. Epidermis mengandung reseptor sensorik untuk

sentuhan, suhu, getaran, dan nyeri.

Korium atau Dermis tersusun atas jaringan fibrus dan jaringan ikat yang elastic. Pada

permukaan dermis tersusun papil-papil kecil yang berisi ranting-ranting pembuluh darah

kapiler. Dermis tersusun atas dua lapisan:

Lapisan papiler mengandung banyak pembuluh darah, yang memberi nutrisi pada epidermis

di atasnya.

1. Papila dermal serupa jari, yang mengandung reseptor sensorik taktil dan pembuluh

darah yang menonjol ke dalam lapisan epidermis.

2. Retikuler dermal

Ujung akhir saraf sensoris, yaitu putting peraba, terletak di dalam dermis.

Fungsi kulit:

Kulit berfungsi sebagai organ pengatur panas di mana suhu tubuh seseorang adalah tetap,

meskipun terjadi perubahan suhu lingkungan. Hal itu dipertahankan karena penyesuaian

antara panas yang hilang dan panas yang dihasilkan, yang diatur oleh pusat pengatur panas.

Kulit adalah organ utama yang berurusan dengan pelepasan panas dari tubuh. Panas dilepas

oleh kulit dengan berbagai cara:

Dengan penguapan. Jumlah keringat yang dibuat tergantung banyaknya darah yang

mengalir melalui pembuluh dalam kulit.

1

Page 2: Praktikum Fisiologi I Blok 6 - Mekanisme Sensorik (2003)

Dengan pemancaran, panas dilepas pada udara disekitarnya

Dengan konduksi, panas dialihkan ke benda yang disentuh

Dengan konveksi (pengaliran) karena mengalirnnya udara yang telah panas, makan udara

yang menyentuh permukaan tubuh diganti dengan udara yang lebih dingin.

Inilah factor-faktor yang harus diperhatikan bila mau mendinginkan tubuh yang terlampau

panas, baik dengan membiarkan udara mengalir menyentuh kulit dengan cara mengipas,

mengusap badan, atau merendam dalam air dingin.

Kulit sebagai indera peraba. Rasa sentuhan yang disebabkan oleh rangsangan pada ujung

saraf di dalam kulit, berbeda-beda menurut ujung saraf yang dirangsang. Perasaan panas,

dingin, sakit, semua ini perasaan yang berlainan. Di dalam kulit terdapat tempat-tempat

tertentu, yaitu tempat perabaan; beberapa sensitive terhadap dingin, beberapa terhadap

panas, dan lain lagi terhadap sakit.

Cara Kerja

1. Menyediakan 3 waskom yang masing-masing berisi air dengan suhu kira-kira 20°, 30°,

dan 40°

2. Memasukkan tangan kanan ke dalam air bersuhu 20° dan tangan kiri ke dalam air bersuhu

40° untuk ± 2 menit

3. Mencatat kesan apa yang dialami oleh OP

4. Kemudian memasukkan segera kedua tangan itu serentak ke dalam air bersuhu 30°C.

Mencatat kesan apa yang dialami

Meniup perlahan-lahan kulit punggung tangan yang kering dari jarak ± 10 cm

5. Basahi sekarang kulit punggung tangan tersebut dengan air dan tiup sekali nlagi dengan

kecepatan seperti di atas

Membandingkan kesan yang dialami pada hasil tiupan sub 4 dan 5

6. Mengoleskan sebagian kulit punggung tangn dengan alkohol atau eter.

Hasil Pemeriksaan

Tangan kanan yang dicelupkan kedalam air 20°C ketika dicelupkan ke dalam air bersuhu

30°C terasa lebih dingin dibandingkan sebelumnya dan juga dibandingkan tangan kiri yang

sebelumnya dicelupkan ke dalam air bersuhu 40°C. Dari baskom yang berisi air 20°C ke air

bersuhu 30°C akan terasa hangat, dan baskom dari air bersuhu 40°C ke 30°C akan terasa

dingin. Setelah dikeringkan, kedua tangan ditiup dan tangan kanan terasa dingin, sedangkan

tangan kiri terasa hangat. Tiupan kedua, tangan kiri dan kanan terasa sama saja tidak terasa

panas ataupun dingin. Tangan kanan ketika dioleskan alcohol kemudian ditiup, terasa

dingin. Tangan kiri yang dioleskan alcohol kemudian ditiup menimbulkan rasa yang tidak

sedingin pada tangan kanan.

2

Page 3: Praktikum Fisiologi I Blok 6 - Mekanisme Sensorik (2003)

Pembahasan

Pada percobaan ini, didapatkan bahwa tangan yang dimasukkan ke dalam air es lalu

dimasukkan ke dalam air biasa terasa lebih hangat, sedangkan tangan yang dimasukkan ke

dalam air panas terasa lebih dingin saat dimasukkan ke dalam air biasa karena adanya

perbedaan relative indera rasa kita saat merasakan panas dan dingin, bukan kekuatan dari

suhu benda.

Ketika percobaan meniup punggung tangan, tangan OP merasa dingin karena terjadi

penguapan pada permukaan punggung tangan dengan mengambil panas dari kulit. Saat

punggung tangan dibasahi oleh air kemudian ditiup, air akan menyerap kalor untuk

menguap, tetapi proses penguapan air lebih lama dibandingkan dengan alkohol sehingga

saat OP mengoleskan alkohol terlebih dahulu, tiupan akan terasa lebih dingin dibanding

saat diberi air. Hal ini disebabkan karena titik penguapan alkohol lebih rendah dari air

sehingga mengambil kalor lebih banyak dari permukaan kulit. Namun, proses penguapan

alkohol ini berlangsung cepat sehingga lama-kelamaan alkohol habis dan suhu permukaan

kulit kembali normal (terasa lebih panas).

II. Titik-titik Panas, Dingin, Tekan, dan Nyeri di Kulit

Tujuan Percobaan

Mengetahui letak reseptor panas, dingin, tekan, dan nyeri pada kulit telapak tangan.

Landasan Teori

Reseptor pada telapak tangan ini merupakan reseptor sensorik. Reseptor sensorik berperan

untuk mentransduksi stimulus lingkungan menjadi impuls saraf. Reseptor tersebut dapat

diklasifikasikan berdasarkan sumber stimulus yang mempengaruhi ujung reseptor, jenis

sensasi yang terdeteksi reseptor, distribusi reseptor, atau ada tidaknya lapisan pada ujung

reseptor. Dalam hal ini jika kita golongkan berdasarkan sumber lokasi (sensasi), rangsangan

panas, dingin, tekan dan nyeri pada kulit telapak tangan dalam percobaan diatas adalah

untuk mengetahui letak reseptor yang tergolong ke dalam eksteroseptor. Eksteroseptor

sensitif terhadap stimulus eksternal terhadap tubuh dan terletak pada atau di dekat

permukaan tubuh. Sedangkan untuk rasa tekan (tekanan) dapat juga digolongkan sebagai

mekanoreseptor.

Cara Kerja

3

Page 4: Praktikum Fisiologi I Blok 6 - Mekanisme Sensorik (2003)

1. Meletakkan punggung tangan kanan saudara di atas sehelai kertas dan tarik garis pada

pinggir tangan dan jari-jari sehingga terdapat lukisan tangan

2. Memilih dan gambarkan di telapak tangan itu suatu daerah seluas 3x3 cm dan gambarkan

pula daerah itu di lukisan tangan pada kertas.

Kotak 3x3 cm, dibuat lagi menjadi 12x12 cm kotak, jadi jumlah kotak 144 kotak kecil

3. Tutup mata OP dna letakkan punggung tangan kanannya santai di meja

4. Menyelidiki secara teratur menurut garis-garis sejajar titik-titik yang memberikan kesan

panas yang jelas pada telapak tangan tersebut dengan menggunakan kerucut kuningan

yang telah dipanasi. Cara memanaskan kerucut kuningan yaitu dengan menempatkannya

dalam bejana berisi kikiran kuningan yang direndam air panas bersuhu 50°C.

Menandai titik-titik panas yang diperoleh dengan tinta

5. Mengulangi penyelidikan yang serupa pada no.4 derngan kerucut kuningan yang telah

didinginkan. Cara mendinginkan kerucut kuningan yaitu dengan menempatkannya dalam

bejana berisi kukutan kuningan yang dierndam dalam air es. Menandai titik-titik dingan

yang diperoleh dengan tinta.

6. Menyelidiki pula menurut cara di atas titik-titik yang memberikan kesan tekan dengan

menggunakan estesiometer rambut Frey dan titik-titik yang memberikan kesan nyeri

7. Menggambarkan dengan simbol yang berbeda semua titik yang diperoleh pada lukisang

tangan di kertas.

Hasil Pemeriksaan (lampiran 1)

Pembahasan

Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat terlihat bahwa tubuh memiliki tingkat kepekaan

yang berbeda pada tiap bagiannya. Hal ini disebabkan kepadatan titik-titik reseptor di setiap

bagian kulit tidak sama. Hasil yang kami peroleh menunjukkan bahwa tidak semua bagian

telapak tangan OP yang telah digambar kotak-kotak mengandung reseptor panas, dingin,

tekan, dan nyeri. Ada beberapa bagian tangan yang memiliki reseptor panas dan ada juga

yang tidak memiliki reseptor panas. Begitupun dengan reseptor-reseptor lainnya.

Ketika kami melakukan percobaan pada bagian tangan yang mengandung reseptor maka OP

akan memberikan respon yang positif terhadap rangsangan yang kita berikan baik

rangsangan panas, dingin, tekan dan nyeri. Sedangkan bila tidak terdapat reseptor pada

bagian telapak tangan tersebut maka OP tidak akan memberikan respon atau seolah-olah

tidak merasakan rangsangan yang kita berikan. Pada bagian tangan tertentu bisa saja

mengandung lebih dari satu reseptor untuk rangsangan yang berbeda.

4

Page 5: Praktikum Fisiologi I Blok 6 - Mekanisme Sensorik (2003)

Hasil percobaan kedua ini juga menunjukkan bahwa pada area kotak-kotak yang berada di

daerah pinggir, biasanya tidak mengandung reseptor, sedangkan pada area kotak-kotak yang

berada di daerah tengah banyak mengandung reseptor-reseptor. Hal ini juga dipengaruhi

oleh ketebalan kulit. Bagian kulit telapak tangan yang tipis mengandung lebih banyak

reseptor dibandingkan bagian kulit telapak tangan yang tebal. Selain itu, hasil percobaan ini

juga menunjukkan bahwa semakin tinggi kepadatan reseptor pada suatu bagian tubuh maka

semakin sensitif bagian tubuh tersebut. Hal ini dibuktikan dengan tingginya sensitifitas OP

di bagian tengah telapak tangannya.

III. Lokalisasi Taktil

Tujuan Percobaan

Memahami serta mengetahui kepekaan saraf peraba dengan melokalisai tempat yang

ditusukkan dan melihat kepadatan reseptor.

Landasan Teori

Reseptor taktil adalah mekanoreseptor. Mekanoreseptor berespon terhadap perubahan

bentuk dan penekanan fisik dengan mengalami depolarisasi dan menghasilkan potensial

aksi. Apabila rangsangan yang diterima cukup besar untuk mencapai potensial aksi atas

ambang, maka impuls yang diterima akan terus dibawa dan disalurkan ke korda spinalis dan

otak

Pada setiap bagian badan yang berbeda, reseptor taktil memiliki tahap kepekaan dan

kecepatan mengirim impuls yang berbeda. Sensasi taktil dibawa ke korda spinalis oleh

neuron sensorik. Terdapat tiga jenis neuon sensorik yaitu;

1. Serat tipe A beta yang besar

2. Serat tipe A delta yang kecil

3. Serat tipe C yang paling kecil

Kedua serat tipe A mempunyai pembungkus mielin yang menyalurkan potensial aksi

dengan cepat. Informasi taktil dari serat A terlokalisasi baik karena seratnya yang besar,

transmisinya semakin cepat. Serat C tidak terlokalisasi dengan baik karena seratnya tidak

bermielin, proses penghantaran informasi ke korda spinalis lebih lambat.

Setelah bertemu ujung saraf, informasi bersinaps di spina dan dikirim ke otak melalui sitem

lemniskus kolumna dorsalis. Serat-serat saraf ini menyebrang dari kiri ke kanan otak

sebelum bersinaps di thalamus. Informasi yang diterima dikirim ke daerah retikularis di

batang otak dan kemudian ke pusat-pusat yang lebih tinggi melalui serat antarsel.

5

Page 6: Praktikum Fisiologi I Blok 6 - Mekanisme Sensorik (2003)

Cara Kerja

1. Menutup mata OP dan tekankan ujung pensil pada suatu titik di kulit ujung jarinya

2. Meminta sekarang OP melokalisasi tempat yang baru dirangsang lidi dengan ujung

sebuah pensil pula

3. Menetapkan jarak antara titik rangsang dan titik yang ditunjuk

4. Mengulangi percobaan ini sampai 5 kali dan menentukkan jarak rata-rata untuk kulit

ujung jari, telapak tangan, lengan bawah, lengan atas, dan tengkuk.

Hasil Pengamatan

Ujung jari (cm) Telapak tangan(cm) Lengan bawah (cm) Lengan atas

(cm)

Tengkuk

(cm)

0,2 3 2,4 0,9 1,2

0,2 6 2,6 3 1,8

0,1 1 1,5 1,2 0,6

0,2 4 1,7 1 2,3

0,1 6 1 3 2

0,8 20 9,2 9,1 7,9

Pembahasan

Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan ujung pensil untuk menentukan posisi

rabaan. Pada setiap daerah, dilakukan percobaan sebanyak lima kali. Pada ujung jari,

pemerikasa menusuk ke salah satu jari kemudian OP menentukan titik tempat di mana

pemeriksa menusuknya. Pada ujung jari, jarak yang ditimbulkan tidak terlalu besar karena

reseptor nyeri tersusun padat dan terletak di sepanjang jari tangan. Pada telapak tangan,

jarak yang ditimbulkan cukup besar menandakan bahwa reseptor nyeri tersusun panjang

dan padat sehingga penjalaran lokasi nyeri dapat dirasakan pada lokasi yang cukup jauh.

Pada lengan bawah, hasil yang diperoleh cukup jauh menandakan bahwa reseptor tersusun

kurang rapat satu dengan yang lain sehingga rangsang yang diberikan di A dapat merambat

hingga ke B. Selain karena reseptor yang tersusun kurang rapat, dapat juga disebabkan oleh

gerak motorik yang terganggu. Sementara itu, pada lengan atas, jarak yang diperoleh tidak

terlalu besar dikarenakan reseptor tersusun cukup padat sehingga impuls yang diberikan

oleh pemeriksa dapat terasa cukup dekat dari titik awal.6

Page 7: Praktikum Fisiologi I Blok 6 - Mekanisme Sensorik (2003)

Dibandingkan dengan lengan atas dan telapak tangan, reseptor tersusun lebih padat

sehingga rangsang yang diberikan oleh pemeriksa dapat terasa lebih dekat dari titik awal

perangsangan.

IV. Diskriminasi Taktil

Tujuan Percobaan

Menentukan rangsang ambang pada saraf ujung jari, tengkuk dan pipi.

Landasan Teori

Sensivitas reseptor merupakan hal yang penting pada saraf. Nilai ambang transduksi oleh

sel-sel reseptor bervariasi sesuai dengan kondisi lingkungan intraseluler maupun

ekstraseluler.

Cara Kerja

1. Menentukan secara kasar ambang membedakan dua titik untuk ujung jari dengan

menempatkan kedua ujung sebuah jangka secara serentak (simultan) pada kulit ujung jari

2. Mendekatkan kedua ujung jangka itu sampai di bawah ambang dan kemudian jauhkan

berangsur-angsur sehingga kedua ujung jangka itu tepat dapat dibedakan sebagai 2 titik

3. Mengulangi percobaan ini dat suatu jarak permulaan di atas ambang. Mengambil ambang

terkecil sebagai ambang diskriminasi taktil tempat itu.

4. Melakukan percobaan di atas sekali lagi dengan menempatkan kedua ujung jangka secara

berturu-turut (suksesif)

5. Menentukan dengan cara yang sama (simultan dan suksesif) ambang membedakan dua

titik ujung jari, tengkuk, dan pipi

Hasil Pengamatan

Jumlah titik yang dirasakan:

Percobaan 1

5cm 4cm 3cm 2cm 1cm 0.5cm 0.4cm 0.3cm 0.2cm

Ujung jari 2 2 2 2 2 2 2 2 1

Tengkuk 2 2 1 1 1 1 1 1 1

Pipi 2 2 2 2 1 1 1 1 1

Percobaan 2

7

Page 8: Praktikum Fisiologi I Blok 6 - Mekanisme Sensorik (2003)

0.2cm 0.3cm 0.4cm 0.5cm 1cm 2cm 3cm 4cm 5cm

Ujung jari 1 2 2 2 2 2 2 2 2

Tengkuk 1 1 1 1 1 1 2 2 2

Pipi 1 1 1 1 1 1 2 2 2

Pembahasan

Rangsang ambang pada ujung jari tangan sangat kecil dikarenakan sensitifitas reseptor

untuk mendeteksi rasa nyeri lebih tinggi pada ujung jari dibandingkan pada tengkuk dan

juga pipi. Sehingga rangsang ambang pada ujung jari lebih rendah dibandingkan dengan

rangsang ambang pada tengkuk dan pipi yang ditunjukkan melalui jumlah titik nyeri yang

dirasakan oleh OP.

V. Perasaan Iringan (After Image)

Tujuan Percobaan

Menentukan ada tidaknya perasaan iringan pada orang normal dengan penggunaan suatu

benda yang tetap dengan durasi tertentu.

Landasan Teori

Perasaan iringan merupakan suatu proses pengolahan informasi yang terjadi karena adanya

impuls yang terus beredar dalam lingkaran rantai neuron daerah yang terangsang, walaupun

stimulus sudah tidak ada lagi. Pengolahan informasi dilakukan setelah informasi pertama

diterima. Sinyal dari reseptor diintegrasikan sumasi atau penjumlahan potensial yang

bergradasi.

Cara Kerja

1. Meletakkan sebuah pensil antara kepala dan daun telinga dan biarkan di tempat itu selama

melakukan percobaan

2. Setelah selesai dengan percobaan IV, OP mengangkat pensil dari telinga dan mencatat apa

yang dirasakan setelah pensil diambil.

Hasil Pengamatan

Orang percobaan terus merasakan ada pensil yang terus menerus diletakkan di belakang

telinga bahkan ketika pensil telah diambil secara diam-diam dari belakang telinga.

Pembahasan

8

Page 9: Praktikum Fisiologi I Blok 6 - Mekanisme Sensorik (2003)

Pada bagian belakang telinga manusia normal, masih ada impuls yang beredar dalam

lingkaran rantai neuron walaupun stimulus sudah tidak diberikan lagi pada bagian belakang

telinga.

VI. Daya Membedakan Berbagai Sifat Benda

Tujuan Percobaan

Untuk membuktikan kepekaan saraf peraba terhadap kehalusan benda (dalam hal ini

ampelas dan bahan pakaian dengan derajat kehalusan sampai kekasaran benda) dan bentuk

benda.

Landasan teori

Pada kulit kita terdapat beberapa jenis reseptor rasa.

Kulit peka terhadap stimulus sehingga diduga bahwa akhiran saraf yang mengelilingi

foliculus rambut adalah reseptor taktil. Impuls dari reseptor taktil pada kulit masuk ke

medulla spinalis melalui radiks dorsal (neuron I) dan bersinapsis dalam tanduk posterior di

sisi yang sama (neuron II). Reseptor ini berfungsi untuk membawa informasi mengenai

sentuhan, suhu, dan nyeri.

Sensasi taktil yang terdiri dari raba, tekanan, dan getaran sering digolongkan sebagai sensai

terpisah. Sebenarnya, rangsangan raba, tekan, dan getaran dideteksi oleh jenis reseptor yang

sama. Satu-satunya perbedaan dari ketiga jenis sensasi ini adalah sensasi raba umumnya

disebabkan oleh perangsangan reseptor taktil di dalam kulit, sensasi tekanan biasanya

disebabkan oleh perubahan bentuk jaringan yang lebih dalam, dan sensasi getaran

disebabkan oleh isyarat sensoris yang berulang dengan cepat, tetapi menggunakan beberapa

jenis reseptor yang sama seperti yang digunakan untuk raba dan tekanan, terutama jenis

reseptor yang cepat beradaptasi.

Reseptor taktil terdapat di beberapa ujung saraf bebas yang dapat ditemukan di dalam kulit

dan di dalam banyak jaringan lain serta dapat mendeteksi rasa raba dan tekanan. Reseptor

raba dengan kepekaan khusus adalah korpuskulus Meissner, suatu ujung saraf berkapsul

yang merangsang serabut sensoris besar bermielin. Reseptor ini terutama banyak di dalam

ujung jari, bibir, dan daerah kulit lain, tempat kemampuan seseorang untuk membedakan

sifat-sifat ruang dari sensasi raba sangat berkembang.

Reseptor-reseptor ini terutama bertanggung jawab bagi kemampuan untuk mengenali

dengan tepat letak tubuh bagian mana yang disentuh dan untuk mengenali tekstur benda

yang diraba.

Cara Kerja

9

Page 10: Praktikum Fisiologi I Blok 6 - Mekanisme Sensorik (2003)

A. Kekasaran Permukaan benda

1. Dengan menutup mata, OP meraba-raba permukaan ampelas yang mempunyai derajat

kekasaran yang berbeda-beda

2. Memperhatikan kemampuan OP untuk membedakan derajat kekasaran ampelas

B. Bentuk Benda

1. Dengan menutup mata, OP diminta untuk memegang benda-benda kecil yang diberikan

oleh yang lain

2. Memint OP menyebutkan nama/bentuk benda-benda tersebut.

C. Bahan Pakaian

1. Dengan mata tertutup meminta OP meraba-raba bahan pakaian yang diberikan\

2. Meminta OP setiap kali menyebutkan jenis/sifat beda

Hasil Pengamatan

OP bisa membedakan dan mengurutkan ampelas dan bahan pakaian dari yang halus sampai

dengan yang kasar. Selain itu, OP juga dapat membedakan benda tanpa melihat bentuknya.

Alat yang digunakan: Bahan pakaian, kertas ampelas berbagai macam mulai dari yang halus

sampai yang kasar, serta berbagai macam bentuk benda (pensil, serutan, cutter, stabilo,

correction type, penggaris, dan jam tangan).

Pembahasan

Sensasi taktil yang terdiri dari raba, tekanan, dan getaran sering digolongkan sebagai

sensasi yang terpisah, yang dideteksi oleh jenis reseptor yang sama. Bentuk benda juga

dapat dibedakan dengan reseptor tekanan yang digeserkan.

Ujung sensoris bebas dalam epitel terutama banyak dijumpai pada daerah yang sensitif pada

tubuh, seperti kornea, kulit, dan membrane mukosa rongga mulut dan saluran napas. Ujung

saraf bebas pada folikel rambut merupakan organ taktil penting. Ujung ini digolongkan

sebagai mekanoreseptor. Tekukan sedikit pada rambut sudah cukup untuk merangsang saraf

yang terdapat pada dasarnya. Jadi setiap rambut merupakan reseptor taktil sehingga ia

dengan cepat dapat menyesuaikan diri karena begitu gerakan pada rambut berhenti, sensasi

taktil berhenti.

VII. Tafsiran Sikap

Tujuan Percobaan

Untuk mengetahui serta membuktikan sikap lengan yang ditempatkan ke berbagai lokasi,

serta apakah perintah dan sikap untuk menentukan tempat akan sesuai.

10

Page 11: Praktikum Fisiologi I Blok 6 - Mekanisme Sensorik (2003)

Landasan Teori

Pada orang normal, mereka dapat menentukan ke arah mana tangan harus digerakkan agar

sampai pada bagian tubuh yang diinginkan dan dengan mata tertutup sekalipun mereka

dapat menunjuk bagian tubuhnya sendiri, Pada orang yang tidak dapat melakukannya,

mereka disebut menderita gangguan dysdiadochokinensis merupakan kelainan neurologis

dimana sang penderita tidak dapat melokalisasikan tempat- tempat yang diminta. Pada hal

ini sang penderita ketika diminta untuk menunjuk salah satu bagian tubuhnya seperti tangan

atau bagian tubuh lainnya, sang penderita tidak dapat melakukannya dengan baik. Seperti

contoh ketika seseorang mengalami gangguan fungsi cerebellum akan mengalami kesulitan

untuk menggerakkan tangannya sendiri dari posisi lurus kedepan untuk menyentuh

hidungnya. Hal ini menunjukkan bahwa sang penderita telah mengalami disfungsi atau

kerusakan cerebellum.

Cara Kerja

1. Meminta OP duduk dan menutup mata

2. Memegang dan menggerakan secara pasif lengan bawah OP ke dekat kepalanya, ke dekat

dadanya, ke dekat lututnya dan akhirnya gantungkan ke sisi badannya.

3. Menanyakan setiap kali sikap dan lokasi lengan OP

4. Meminta OP dengan telunjuknya menyuentuh telinga, hidung, dan dahinya dengan

perlahan-lahan setelah setiap kaliu mengangkat lurus lengan

5. Memperhatikan apakah ada kesalahan. Bila OP membuat kesalahan dan melokalisasi

tempat-tempat yang diminta, analisislah kelainan apa yang dideritanya.

Hasil Pengamatan

Pada percobaan, orang percobaan dapat menunjukkan anggota tubuhnya dengan benar

setelah mengangkat lurus lengannya sesuai yang diminta.

Pembahasan

Dari hasil percobaan, dapat dinyatakan bahwa orang percobaan tidak mengalami gangguan

dysdiachokinesis sebab orang percobaan mampu melakukan apa yang diminta dengan

benar.

Kesimpulan

Dari hasil percobaan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pada tubuh manusia terdapat

berbagai saraf untuk sensorik yang dapat dibuktikan keberadaannya dengan merangsang

11

Page 12: Praktikum Fisiologi I Blok 6 - Mekanisme Sensorik (2003)

titik-titik pada telapak tangan dan menunjukkan bahwa pada bagian tengah dengan kulit

lebih tipis dari sebelah lateral telapak tangan memiliki tingkat sensitifitas yang lebih tinggi.

Pada bagian ujung jari juga memiliki reseptor sensoris sehingga pada manusia normal dapat

membedakan berbagai jenis benda dan juga kekasaran permukaan benda. Pada jari manusia,

reseptor sensoris jauh lebih banyak dan lebih padat dibandingkan dengan reseptor saraf

yang ada di bagian tubuh lainnya seperti tengkuk dan leher. Hal ini dikarenakan reseptor

yang ada di bagian tubuh manusia memiliki fungsi utamanya masing-masing sehingga

kurang peka terhadap rangsang yang lainnya.

Pada bagian belakang telinga manusia juga terdapat reseptor sensoris dimana masih ada

impuls yang beredar dalam lingkaran rantai neuron walaupun stimulus sudah tidak

diberikan lagi pada bagian belakang telinga sehingga manusia seringkali masih merasakan

benda melekat pada bagian tubuhnya meskipun sudah tidak ada lagi.

Pada manusia normal, mereka dapat melakukan berbagai gerakan yang menunjukkan

keberadaan bagian tubuhnya meskipun dalam keadaan menutup mata. Sedangkan bagi

mereka yang tidak dapat melakukannya maka dikatakan mengalami gangguan fungsi otak

yaitu dysdiachokinesis.

Daftar Pustaka

1. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedic. Jakarta: PT Gramedia, 2002. h. 244.

2. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Veldman J, penerjemah. Jakarta: EGC, 2003.h.

12