praktikum 2
DESCRIPTION
fisikaTRANSCRIPT
![Page 1: praktikum 2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062305/55cf8f56550346703b9b577a/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Listrik dan magnet merupakan bidang yang tidak dapat dipisahkan.
Dalam beberapa aspek, listrik dan magnet memiliki beberapa persamaan dan
juga perbedaan. Dalam listrik, dikenal adanya muatan positif dan muatan
negatif dimana keduanya saling tarik menarik begitu juga dengan magnet yang
memiliki kutub positif dan juga kutub negative.
Perbedaan antara magnet dan listrik adalah bahwa dalam kemagnetan,
kedua kutub selalu berpasangan. Tak ada magnet dengan hanya memiliki satu
kutub saja, pasti memiliki dua kutub yaitu kutub utara dan kutub selatan.
Berbeda dengan kelistrikan di mana dimungkinkan adanya muatan tunggal,
positif atau negatif saja, atau tidak selalu berpasangan.
Faraday menyimpulkan meskipun medan magnet konstan tidak dapat
menghasilkan arus, namun perubahan medan magnet dapat menghasilkan arus
listrik. Arus yang dihasilkan disebut arus induksi. Pada saat medan magnet
berubah, terjadi arus seolah-olah pada rangkaian terdapat sumber ggl. Dengan
demikian ggl induksi dihasilkan oleh medan magnet yang berubah. Faraday
melanjutkan eksperimennya yaitu mengenai induksi elektromagnetik dengan
menggerak-gerakan batangan magnet.
Prinsip kerja inilah yang banyak digunakan dalam beberapa alat dalam
kehidupan sehari – hari. Salah satu gejala yang ditimbulkan oleh magnet
adalah induksi elektromagnetik. Dalam kehidupan sehari-hari hamper semua
alat elektronik memanfaatkan medan magnet misalnya saja mesin cuci, bor
listrik, computer, dan sebagainya. Mengingat pentingnya medan magnet
dalam kehidupan sehari-hari maka praktikum ini dilakukan untuk mengetahui
pengaruh diameter sebuah kumparan terhadap arus, tegangan serta medan
magnet yang dihasilkan.
![Page 2: praktikum 2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062305/55cf8f56550346703b9b577a/html5/thumbnails/2.jpg)
1.2. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas maka permasalahan yang timbul dapat
dirumuskan sebagai berikut
1.2.1 Bagaimana pengaruh besarnya arus yang mengalir pada solenoid
ditinjau dari diameter yang berbeda?
1.2.2 Bagaimana pengaruh resistivitas terhadap besarnya medan magnet
ditinjau dari diameter yang berbeda?
1.2.3 Bagaimana pengaruh tegangan terhadap besarnya medan magnet?
1.3. Tujuan
Dari rumusan masalah yang ada maka tujuan yang ingin dicapai pada
praktikum ini yaitu
1.3.1 Dapat mengetahui pengaruh besarnya arus yang mengalir pada
solenoid ditinjau dari diameter yang berbeda.
1.3.2 Dapat mengetahui pengaruh resistivitas terhadap besarnya medan
magnet ditinjau dari diameter yang berbeda.
1.3.3 Dapat mengetahui pengaruh tegangan terhadap besarnya medan
magnet.
![Page 3: praktikum 2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062305/55cf8f56550346703b9b577a/html5/thumbnails/3.jpg)
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Induksi
Sebuah percobaan yang dilakukan Faraday – Henry menemukan bahwa
ketika batang magnet dimasukkan ke dalam lilitan kawat, terjadi arus yang terukur
oleh Galvanometer, namun arus tersebut setelah beberapa saat kemudian hilang.
Hal yang sama terjadi ketika batang magnet dikeluarkan dari lilitan. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa perubahan medan magnet yang konstan menimbulkan
listrik yang disebut dengan induksi elektromagnetik atau induksi magnetik.
Menurut Hukum Biot – Savart, sebuah kawat berarus dapat menimbulkan medan
magnet disekitarnya sesuai dengan aturan tangan kanan. Medan magnet adalah
ruang disekitar magnet atau ruang yang masih memungkinkan adanya interaksi
magnet. Medan magnet merupakan daerah disekitar magnet yang terdapat gaya –
gaya magnet. Medan magnet merupakan besaran vektor disebut dengan vektor
induksi magnet B. Medan magnet dilukiskan dengan garis-garis yang arah garis
singgungnya pada setiap titik garis-garis induksi magnet menunjukan arah vektor
induksi magnet. Banyaknya garis magnet dinamakan dengan fluks magnet ϕ
sedangkan banyaknya garis induksi magnet persatuan luas dinamakan rapat fluks
magnet (Dosen – Dosen Fisika,2012).
Penemuan Oersted mengenai hubungan listrik dan magnet, yaitu bahwa
suatu muatan listrik dapat berinteraksi dengan magnet ketika muatan itu bergerak.
Penemuan ini membuktikan teori tentang “muatan” magnet, yaitu bahwa magnet
terdiri dari muatan listrik. Selanjutnya dari hasil percobaan menggunakan kompas,
dapat diketahui bahwa medan magnet melingkar disekitar kawat berarus dengan
arah yang dapat kita tentukan dengan aturan tangan kanan. Hal ini dapat dilakukan
seperti menggenggam kawat dengan tangan kanan sehingga ibu jari menunjuk
arah arus. Arah putaran genggaman keempat jari menunjukkan arah medan
magnet. Secara matematis, kuat medan magnet disuatu titik disekitar kawat
berarus listrik dapat kita hitung dengan persamaan :
![Page 4: praktikum 2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062305/55cf8f56550346703b9b577a/html5/thumbnails/4.jpg)
B = k ia(2.1)
Dengan keterangan :
B = Induksi magnetik (T)
k = konstanta
i = kuat arus (A)
a = jarak (m)
(Zemansky, 2012)
2.2 Hukum Faraday
Fluks magnetik merupakan jumlah garis medan magnet yang lewat
melalui luasan yang telah diketahui sebelumnya. Fluks magnetik ϕm adalah
perkalian medan magnetik B dengan luasan A yang dibatasi dengan rangkaian.
Secara matematis, fluks magnetik dapat dinyatakan sebagai:
ϕm=BA (2.5)
satuan fluks magnetik adalah Tesla/m2 atau biasa yang disebut dengan Weber.
Persamaan 2.1 merupakan fluks magnetik yang disebabkan medan magnet tegak
lurus dengan permukaan luasan dan jika medan magnet tidak tegak lurus terhadap
permukaan luasan maka fluks magnetik dinyatakan sebagai :
ϕm=B A cosθ (2.6)
dan apabila fluks magnetik melalui sebuah kumparan dengan jumlah lilitan pada
kumparan dinyatakan N, maka secara matematis fluks magnetik dinyatakan
sebagai:
ϕm=N B A cosθ(2.7)
Suatu GGL akan sebanding dengan laju perubahan fluks yang
diinduksikan dalam rangkaiannya. GGL yang diinduksi oleh fluks magnetik yang
berubah dapat dianggap terdistribusi di seluruh rangkaiannya. GGL induksi dalam
![Page 5: praktikum 2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062305/55cf8f56550346703b9b577a/html5/thumbnails/5.jpg)
suatu simpal terjadi ketika fluks magnetik yang melalui simpal tersebut berubah.
Gaya per muatan satuan merupakan medan listrik E, yang dalam hal ini diinduksi
oleh fluks yang berubah tadi.GGL dalam rangkaian merupakan integral tertutup
medan listrik di sekeliling rangkaian tertutup sama dengan kerja yang dilakukan
per muatan satuan. Secara matematis, dinyatakan sebagai :
ε=∮E . dl(2.8)
GGL induksi sama dengan integral tertutup medan listrik di sekeliling rangkaian
tertutup dan juga sama dengan laju perubahan fluks magnetik yang diinduksikan
dalam rangkaian. Sehingga dapat dituliskan menjadi :
ε=∮E . dl=−d ϕm
dt(2.9)
Persamaan 2.5 inilah merupakan Hukum Faraday. Dimana Hukum Faraday
menyatakan bahwa tegangan gerak elektrik induksi dalam sebuah simpal tertutup
sama dengan negatif dari kecepatan perubahan fluks magnetik terhadap waktu
yang melalui simpal tersebut. Tanda negatif dalam Hukum Faraday berkenaan
dengan arah GGL induksinya yang kemudian dinyatakan oleh dalam Hukum
Lenz (Tipler, 2008).
Hukum Lenz digunakan untuk menentukan arah suatu arus induksi atau
GGL induksi (tegangan gerak elektrik induksi). Hukum ini dikemukakan oleh
H.F.E Lenz (1804 – 1865) yang merupakan ilmuwan Jerman. Hukum Lenz
menyatakan bahwa arah sebarang efek induksi magnetik adalah sedemikian rupa
sehingga menentang penyebab efek itu. Dalam hukum ini, penyebab efek adalah
fluks yang berubah – ubah dimana fluks tersebut melalui sebuah rangkaian
stasioner yang ditimbulkan oleh sebuah medan magnetik yang berubah –ubah.
Selain itu juga dapat dikarenakan gerak konduktor yang membentuk rangkaian.
Dan penyebab efek dalam Hukum Lenz dapat berupa penggabungan dari kedua
alasan fluks berubah – ubah. Pengubahan fluks dalam sebuah rangkaian stasioner
menyebabkan arus induksi menimbulkan medan magnetiknya sendiri. Medan
yang ditimbulkan ini berlawanan dengan medan semula. Arus induksi menentang
![Page 6: praktikum 2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062305/55cf8f56550346703b9b577a/html5/thumbnails/6.jpg)
perubahan fluks yang melalui rangkaian tersebut. Dan jika perubahan fluks
disebabkan karena gerak konduktor maka arah gaya medan magnetik pada
konduktor berlawanan dengan gerak konduktor tersebut. Sehingga gerak
konduktor yang menyebabkan arus induksi akan ditentang(Young, 2002).
Gambar 2. 1 Magnet yang didekatkan kumparan (Halliday,1996)
Jika kutub U magnet batang di dekatkan kumparan AB, maka akan terjadi
pertambahan garis gaya magnet arah BA yang dilingkupi kumparan. Sesuai
dengan hukum Lens, maka akan timbul garis gaya magnet baru arah AB untuk
menentang pertambahan garis gaya magnet tersebut. Garis gaya magnet baru arah
AB ditimbulkan oleh arus induksi pada kumparan. Jika kutub U magnet batang
dijauhkan, maka akan terjadi kebalikannya (Halliday,1996).
Sebuah kawat dibentuk seperti spiral yang selanjutnya disebut kumparan,
apabila dialiri arus listrik maka akan berfungsi seperti magnet batang.
Solenoida adalah nama lain dari kumparan yang dipanjangkan.Besarnya
medan magnet disumbu pusat (titik O) Solenoida dapat dihitung :
B0=μ0 I N
l
B0 = Medan magnet pada pusat solenoida dalam tesla ( T )
μ0 = Permeabilitas ruang hampa = 4п . 10 -7 Wb/amp. M
I = Kuat arus listrik dalam ampere ( Ampere )
N = Jumlah lilitan dalam solenoida
l= Panjang solenoida dalam meter ( meter )
![Page 7: praktikum 2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062305/55cf8f56550346703b9b577a/html5/thumbnails/7.jpg)
Dengan arah medan magnet ditentukan dengan kaidah tangan kanan. Arah
arus menentukan arah medan magnet pada Solenoida.
Magnetometer adalah instrumen listrik yang digunakan untuk mengetahui
medan magnet pada sebuah kumparan. Prinsip kerja dari percobaan magnetometer
ini adalah dengan menggunakan prinsip induksi elektromagnetik. Prinsip kerja
dari percobaan magnetometer ini adalah dengan menggunakan prinsip induksi
elektromagnetik. Ketika diberikan suatu sumber tegangan, maka pada kumparan
akan mendapatkan gaya pada arah yang berlawanan. Pasangan gaya menghasilkan
tenaga putar untuk memutar kumparan. Hal ini menunjukkan terdapat perubahan
fluksmagnetik pada kumparan.
GGL induksi dapat terjadi pada kedua ujung kumparan jika di dalam
kumparan terjadi perubahan jumlah garis-garis gaya magnet (fluks magnetik).
GGL yang timbul akibat adanya perubahan jumlah garis-garis gaya magnet dalam
kumparan disebut GGL induksi. Arus listrik yang ditimbulkan GGL induksi
disebut arus induksi. Peristiwa timbulnya GGL induksi dan arus induksi akibat
adanya perubahan jumlah garis-garis gaya magnet disebut induksi
elektromagnetik. Adanya medan magnet dalam rangkaian magnetometer ini, maka
magnet yang terpasang di tengah kumparan tersebut dapat bergerak/berosilasi
melewati titik keseimbangan.
2.3 Hukum Ohm
Dalam arus listrik terdapat hambatan listrik yang menentukan besar kecilnya
arus listrik. Semakin besar hambatan listrik, semakin kecil kuat arusnya, dan
sebaliknya.George Simon Ohm (1787-1854), melalui eksperimennya
menyimpulkan bahwa arus I pada kawat penghantar sebanding dengan beda
potensial V yang diberikan ke ujung-ujung kawat penghantar tersebut: I ∝ V.
Pernyataan ini dikenal dengan Hukum Ohm, dan dinyatakan dengan
persamaan:
![Page 8: praktikum 2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062305/55cf8f56550346703b9b577a/html5/thumbnails/8.jpg)
V=I . R
Dimana:
V = Tegangan listrik (volt)
I = Kuat arus listrik (ampere)
R = Hambatan listrik (ohm)
Persamaan tersebut dikenal sebagai hukum Ohm, yang berbunyi: “Tegangan
(V) pada hambatan yang memenuhi hukum Ohm berbanding lurus terhadap kuat
arus (I) untuk suhu yang konstan”.
2.4 Hambatan Jenis
Berdasarkan eksperimen, Ohm juga merumuskan bahwa hambatan R kawat
logam berbanding lurus dengan panjang l, berbanding terbalik dengan luas
penampang lintang kawat A, dan bergantung kepada jenis bahan tersebut.Secara
matematis, hubungan ketiga faktor tersebut dapat dituliskan sebagai berikut:
R=ρlA
Dimana :
R = Hambatan kawat penghantar atau resitivitas ()
l= Panjang kawat penghantar (m)
A = Luas penampang kawat penghantar (m2)
ρ = Hambatan jenis kawat penghantar (m)
Konstanta pembanding ρ disebut hambatan jenis (resistivitas). Hambatan jenis
kawat berbeda-beda tergantung bahannya.
2.5 Hubungan Resistivitas dengan Medan Magnet
Medan magnet pada solenoida juga berhubungan dengan nilai resistivitas suatu
kawat penghantar dengan ditinjau terhadap suatu arus listrik yang mengalir.
B0=μ0 V N A
ρlk l
Dimana
lk = Panjang kawat penghantar (m)
A = Luas penampang kawat penghantar (m2)
![Page 9: praktikum 2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062305/55cf8f56550346703b9b577a/html5/thumbnails/9.jpg)
ρ = Hambatan jenis kawat penghantar (m)
V = Tegangan ( Volt )
B0 = Medan magnet pada pusat solenoida dalam tesla ( T )
μ0 = Permeabilitas ruang hampa = 4п . 10 -7 Wb/amp. M
N = Jumlah lilitan dalam solenoida
l = Panjang solenoida dalam meter ( meter )
![Page 10: praktikum 2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062305/55cf8f56550346703b9b577a/html5/thumbnails/10.jpg)
BAB 3 METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Kumparan 100 lilitan dengan diameter 0,6 mm ; 0,8 mm ; 0,9 mm
digunakan sebagai Solenoida yang akan di ukur medan magnetnya
3.1.2 Statif (Papan kumparan) digunakan untuk meletakkan kumparan
3.1.3 Magnet batang digunakan sebagai indikator adanya medan magnet
3.1.4 Adaptor 1,2 Ampere digunakan sebagai sumber tegangan
3.1.5 Multimeter digunakan untuk mengukur arus yang mengalir
3.1.6 Kabel penghubung digunakan sebagai penghubung antara
kumparan dengan adaptor dan multimeter
3.1.7 Benang digunakan untuk menggantungkan magnet pada statif
3.2 Cara Kerja
3.2.1 Pada Diameter Kawat 0,6 mm
3.2.1.1 Merangkai alat dan bahan sesuai dengan gambar kerja,
3.2.1.2 Meletakkan kumparan dengan N=100 lilitan dan diameter 0,6
mm pada papan kumparan,
3.2.1.3 Menggantungkan magnet batang yang berada di tengah
kumparan pada statif. Dengan aturan kutub utara berada di arah
negatif kumparan sedangkan kutub selatan menuju kearah
positif kumparan.
3.2.1.4 Menghubungkan kumparan dengan positif adaptor (1A).
Penggunaan adaptor lebih dari 1 A mengakibatkan arus listrik
yang terukur di multimeter tidak terbaca, hanya saja pergerakan
penyimpangan terlihat cepat dibandingkan adaptor 1A. Oleh
karena itu penggunaan adaptor 1A dapat menghasilkan data
arus listrik yang relatif stabil.
3.2.1.5 Menghubungkan kumparan dengan positif multimeter.
![Page 11: praktikum 2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062305/55cf8f56550346703b9b577a/html5/thumbnails/11.jpg)
3.2.1.6 Menghubungkan negatif adaptor dengan negatif multimeter,
dan multimeter dalam keadaan sudah di siapkan dengan jarum
penunjuk pada skala maks. 10A.
3.2.1.7 Mengatur adaptor pada tegangan 4,5 volt dan
menghidupkannya.
3.2.1.8 Mencatat arus yang mengalir pada multimeter pada tabel 1,
dengan cara bersamaan melihat pergerakan dari magnet batang
yang ada di dalam kumparan
3.2.1.9 Mematikan adaptor ketika selesai mengambil data.
3.2.1.10 Mengulangi langkah 7 sampai 9 sebanyak 3 kali percobaan.
3.2.1.11 Mengulangi langkah 7 sampai 10 dengan tegangan 6 volt
dan 9 Volt.
3.2.2 Pada Diameter Kawat 0,8 mm
3.2.2.1 Merangkai alat dan bahan sesuai dengan gambar kerja,
3.2.2.2 Meletakkan kumparan dengan N=100 lilitan dan diameter 0,8
mm pada papan kumparan,
3.2.2.3 Menggantungkan magnet batang yang berada di tengah
kumparan pada statif. Dengan aturan kutub utara berada di arah
negatif kumparan sedangkan kutub selatan menuju kearah
positif kumparan.
3.2.2.4 Menghubungkan kumparan dengan positif adaptor (1A).
Penggunaan adaptor lebih dari 1 A mengakibatkan arus listrik
yang terukur di multimeter tidak terbaca, hanya saja pergerakan
penyimpangan terlihat cepat dibandingkan adaptor 1A. Oleh
karena itu penggunaan adaptor 1A dapat menghasilkan data
arus listrik yang relatif stabil.
3.2.2.5 Menghubungkan kumparan dengan positif multimeter.
3.2.2.6 Menghubungkan negatif adaptor dengan negatif multimeter,
dan multimeter dalam keadaan sudah di siapkan dengan jarum
penunjuk pada skala maks. 10A.
![Page 12: praktikum 2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062305/55cf8f56550346703b9b577a/html5/thumbnails/12.jpg)
3.2.2.7 Mengatur adaptor pada tegangan 4,5 volt dan
menghidupkannya.
3.2.2.8 Mencatat arus yang mengalir pada multimeter pada tabel 2,
dengan cara bersamaan melihat pergerakan dari magnet batang
yang ada di dalam kumparan
3.2.2.9 Mematikan adaptor ketika selesai mengambil data.
3.2.2.10 Mengulangi langkah 7 sampai 9 sebanyak 3 kali percobaan.
3.2.2.11 Mengulangi langkah 7 sampai 10 dengan tegangan 6 volt
dan 9 Volt.
3.2.3 Pada Diameter Kawat 0,9 mm
3.2.3.1 Merangkai alat dan bahan sesuai dengan gambar kerja,
3.2.3.2 Meletakkan kumparan dengan N=100 lilitan dan diameter 0,9
mm pada papan kumparan,
3.2.3.3 Menggantungkan magnet batang yang berada di tengah
kumparan pada statif. Dengan aturan kutub utara berada di arah
negatif kumparan sedangkan kutub selatan menuju kearah
positif kumparan.
3.2.3.4 Menghubungkan kumparan dengan positif adaptor (1A).
Penggunaan adaptor lebih dari 1 A mengakibatkan arus listrik
yang terukur di multimeter tidak terbaca, hanya saja pergerakan
penyimpangan terlihat cepat dibandingkan adaptor 1A. Oleh
karena itu penggunaan adaptor 1A dapat menghasilkan data
arus listrik yang relatif stabil.
3.2.3.5 Menghubungkan kumparan dengan positif multimeter.
3.2.3.6 Menghubungkan negatif adaptor dengan negatif multimeter,
dan multimeter dalam keadaan sudah di siapkan dengan jarum
penunjuk pada skala maks. 10A.
3.2.3.7 Mengatur adaptor pada tegangan 4,5 volt dan
menghidupkannya.
![Page 13: praktikum 2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062305/55cf8f56550346703b9b577a/html5/thumbnails/13.jpg)
3.2.3.8 Mencatat arus yang mengalir pada multimeter pada tabel 3,
dengan cara bersamaan melihat pergerakan dari magnet batang
yang ada di dalam kumparan
3.2.3.9 Mematikan adaptor ketika selesai mengambil data.
3.2.3.10 Mengulangi langkah 7 sampai 9 sebanyak 3 kali percobaan.
3.2.3.11 Mengulangi langkah 7 sampai 10 dengan tegangan 6 volt
dan 9 Volt.
3.3 Skema Kerja
3.3.1 Pada diameter kawat 0,6 mm
![Page 14: praktikum 2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062305/55cf8f56550346703b9b577a/html5/thumbnails/14.jpg)
Merangkai alat dan bahan sesuai dengan gambar kerja,
Meletakkan kumparan dengan N=100 lilitan dan diameter 0,6 mm pada papan kumparan,
Menggantungkan magnet batang yang berada di tengah kumparan pada statif. Dengan aturan kutub utara berada di arah
negatif kumparan sedangkan kutub selatan menuju kearah positif kumparan.
Menghubungkan kumparan dengan positif adaptor (1A). Penggunaan adaptor lebih dari 1 A mengakibatkan arus listrik
yang terukur di multimeter tidak terbaca, hanya saja pergerakan penyimpangan terlihat cepat dibandingkan adaptor 1A. Oleh
karena itu penggunaan adaptor 1A dapat menghasilkan data arus listrik yang relatif stabil.
![Page 15: praktikum 2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062305/55cf8f56550346703b9b577a/html5/thumbnails/15.jpg)
lanjutan
Menghubungkan kumparan dengan positif multimeter.
Menghubungkan negatif adaptor dengan negatif multimeter, dan multimeter dalam keadaan sudah di siapkan dengan jarum
penunjuk pada skala maks. 10A.
Mengatur adaptor pada tegangan 4,5 volt dan menghidupkannya.
Mencatat arus yang mengalir pada multimeter pada tabel 1, dengan cara bersamaan melihat pergerakan dari magnet batang
yang ada di dalam kumparan
Mematikan adaptor ketika selesai mengambil data.
Mengulangi langkah 7 sampai 9 sebanyak 3 kali percobaan.
Mengulangi langkah 7 sampai 10 dengan tegangan 6 volt dan 9 Volt.
![Page 16: praktikum 2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062305/55cf8f56550346703b9b577a/html5/thumbnails/16.jpg)
3.3.2 Pada diameter kawat 0,8 mm
Merangkai alat dan bahan sesuai dengan gambar kerja,
Meletakkan kumparan dengan N=100 lilitan dan diameter 0,8 mm pada papan kumparan,
Menggantungkan magnet batang yang berada di tengah kumparan pada statif. Dengan aturan kutub utara berada di arah
negatif kumparan sedangkan kutub selatan menuju kearah positif kumparan.
Menghubungkan kumparan dengan positif adaptor (1A). Penggunaan adaptor lebih dari 1 A mengakibatkan arus listrik
yang terukur di multimeter tidak terbaca, hanya saja pergerakan penyimpangan terlihat cepat dibandingkan adaptor 1A. Oleh
karena itu penggunaan adaptor 1A dapat menghasilkan data arus listrik yang relatif stabil.
Menghubungkan kumparan dengan positif multimeter.
Menghubungkan negatif adaptor dengan negatif multimeter, dan multimeter dalam keadaan sudah di siapkan dengan jarum
penunjuk pada skala maks. 10A.
![Page 17: praktikum 2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062305/55cf8f56550346703b9b577a/html5/thumbnails/17.jpg)
3.3.3 Pada diameter kawat 0,9 mm
Lanjutan
Mengatur adaptor pada tegangan 4,5 volt dan menghidupkannya.
Mencatat arus yang mengalir pada multimeter pada tabel 2, dengan cara bersamaan melihat pergerakan dari magnet batang
yang ada di dalam kumparan
Mematikan adaptor ketika selesai mengambil data.
Mengulangi langkah 7 sampai 9 sebanyak 3 kali percobaan.
Mengulangi langkah 7 sampai 10 dengan tegangan 6 volt dan 9 Volt.
Merangkai alat dan bahan sesuai dengan gambar kerja,
Meletakkan kumparan dengan N=100 lilitan dan diameter 0,9 mm pada papan kumparan,
![Page 18: praktikum 2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062305/55cf8f56550346703b9b577a/html5/thumbnails/18.jpg)
Menggantungkan magnet batang yang berada di tengah kumparan pada statif. Dengan aturan kutub utara berada di
arah negatif kumparan sedangkan kutub selatan menuju kearah positif kumparan.
Menghubungkan kumparan dengan positif adaptor (1A). Penggunaan adaptor lebih dari 1 A mengakibatkan arus
listrik yang terukur di multimeter tidak terbaca, hanya saja pergerakan penyimpangan terlihat cepat dibandingkan
adaptor 1A. Oleh karena itu penggunaan adaptor 1A dapat menghasilkan data arus listrik yang relatif stabil.
Menghubungkan kumparan dengan positif multimeter.
Menghubungkan negatif adaptor dengan negatif multimeter, dan multimeter dalam keadaan sudah di
siapkan dengan jarum penunjuk pada skala maks. 10A.
Mengatur adaptor pada tegangan 4,5 volt dan menghidupkannya.
Mencatat arus yang mengalir pada multimeter pada tabel 3, dengan cara bersamaan melihat pergerakan dari magnet
batang yang ada di dalam kumparan
Mematikan adaptor ketika selesai mengambil data.
Mengulangi langkah 7 sampai 9 sebanyak 3 kali percobaan.
Mengulangi langkah 7 sampai 10 dengan tegangan 6 volt dan 9 Volt.
![Page 19: praktikum 2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062305/55cf8f56550346703b9b577a/html5/thumbnails/19.jpg)
3.4 Gambar Rangkaian
3.5 Metode Analisis Data
Tabel 1 Untuk diameter kawat 0,6 mm
Jumlah
Lilitan
Tegangan
(Volt)
Arus
(Ampere)
Rata-Rata
Arus
(Ampere)
Resistivitas
(Ohm)
Medan
Magnet
(Tesla)
Rata-Rata
Medan
Magnet
(Tesla)
100
4,5 Volt
6,0 Volt
9,0 Volt
![Page 20: praktikum 2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062305/55cf8f56550346703b9b577a/html5/thumbnails/20.jpg)
Tabel 2 Untuk diameter kawat 0,8 mm
Jumlah
Lilitan
Tegangan
(Volt)
Arus
(Ampere)
Rata-Rata
Arus
(Ampere)
Resistivitas
(Ohm)
Medan
Magnet
(Tesla)
Rata-Rata
Medan
Magnet
(Tesla)
100
4,5 Volt
6,0 Volt
9,0 Volt
Tabel 3 Untuk diameter kawat 0,9 mm
Jumlah
Lilitan
Tegangan
(Volt)
Arus
(Ampere)
Rata-Rata
Arus
(Ampere)
Resistivitas
(Ohm)
Medan
Magnet
(Tesla)
Rata-Rata
Medan
Magnet
(Tesla)
100
4,5 Volt
6,0 Volt
9,0 Volt
![Page 21: praktikum 2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062305/55cf8f56550346703b9b577a/html5/thumbnails/21.jpg)
Resistivitas ( Hambatan Jenis Bahan)
R=ρlA
Hubungan antara Resistivitas dengan Medan Magnet
B1=μ0 I 1 N
l
dengan
ρ = 1,68 x 10-8 m
l kawat=29 m
μ0=4 π x10−7=12.56 x 10−7
l solenoida = 15 cm= 0,15 m= 15 x 10−2 m
![Page 22: praktikum 2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062305/55cf8f56550346703b9b577a/html5/thumbnails/22.jpg)
BAB 4 HAIL DAN ANALISIS DATA
4.1 Hasil
Tabel 1 Untuk diameter kawat 0,6 mm
Jumlah
Lilitan
Tegangan
(Volt)
Arus
(Ampere)
Rata-Rata
Arus
(Ampere)
Resistivitas
(Ohm)
Medan Magnet
(Tesla)
Rata-Rata
Medan
Magnet
(Tesla)
100
4,5 Volt
0,79
0,79
43,099 × 10−2
0,66 ×10−3
0,663 ×10−30,80 0,669 ×10−3
0,79 0,66 ×10−3
6,0 Volt
0,89
0,89
0,745 ×10−3
0,748 ×10−30,90 0,754× 10−3
0,89 0,745 ×10−3
9,0 Volt
1,00
1,003
0,837 ×10−3
0,84 × 10−31,01 0,846 ×10−3
1,00 0,837 ×10−3
Tabel 2 Untuk diameter kawat 0,8 mm
Jumlah
Lilitan
Tegangan
(Volt)
Arus
(Ampere)
Rata-Rata
Arus
(Ampere)
Resistivitas
(Ohm)
Medan Magnet
(Tesla)
Rata-Rata
Medan
Magnet
(Tesla)
100 4,5 Volt 0,84 0,836 24,243 ×10−2 0,70336 ×10−3 0,70057 × 10−3
0,83 0,69499 ×10−3
0,84 0,70336 ×10−3
![Page 23: praktikum 2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062305/55cf8f56550346703b9b577a/html5/thumbnails/23.jpg)
6,0 Volt
0,93
0,92
0,779 ×10−3
0,770 ×10−30,92 0,77 × 10−3
0,91 0,762 ×10−3
9,0 Volt
1,04
1,04
0,8708 ×10−3
0,8708
×10−31,05 0,8792 ×10−3
1,03 0,8625 ×10−3
Tabel 3 Untuk diameter kawat 0,9 mm
Jumlah
Lilitan
Tegangan
(Volt)
Arus
(Ampere)
Rata-Rata
Arus
(Ampere)
Resistivitas
(Ohm)
Medan Magnet
(Tesla)
Rata-Rata
Medan
Magnet
(Tesla)
100
4,5 Volt
0,88
0,883
19,155 ×10−2
0,737 ×10−3
0,740×10−30,88 0,737 ×10−3
0,89 0,745×10−3
6,0 Volt
0,96
0,956
0,804 × 10−3
0,801 ×10−30,96 0,804 × 10−3
0,95 0,795×10−3
9,0 Volt
1,02
1,023
0,854 × 10−3
0,857 ×10−31,03 0,862 ×10−3
1,02 0,854 × 10−3
4.2 Analisis Data
4.2.1 Mengetahui pengaruh besarnya arus yang mengalir pada selonoida
ditinjau dari diameter yang berbeda
![Page 24: praktikum 2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062305/55cf8f56550346703b9b577a/html5/thumbnails/24.jpg)
Semakin besar diameter kawat maka arus yang mengalir pada solenoida
semakin besar.
4.2.2 Mengetahui pengaruh resistivitas terhadap besarnya medan magnet
ditinjau dari diameter yang berbeda.
Semakin besar diameter kawat maka semakin kecil resistivitasnya.
Semakin besar Resistivitasnya maka semakin kecil medan magnetnya.
4.2.3 Mengetahui pengaruh tegangan terhadap besarnya medan magnet.
Semakin besar tegangan maka semakin besar juga medan magnetnya.
![Page 25: praktikum 2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062305/55cf8f56550346703b9b577a/html5/thumbnails/25.jpg)
BAB 5 PEMBAHASAN
![Page 26: praktikum 2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062305/55cf8f56550346703b9b577a/html5/thumbnails/26.jpg)
BAB 6 PENUTUP
![Page 27: praktikum 2](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062305/55cf8f56550346703b9b577a/html5/thumbnails/27.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Fisika, D.-D. 2012. "Fisika I". Surabaya: Yanasika Fmipa ITS.
Haliday, D. 1996. "Fisika Universitas II". Jakarta: Erlangga.
Tipler, P. 2008. "Physics for Scientist volume 2". New York: WH Freeman and
Company.
Young, H. 2002. "Fisika Universitas". Jakarta: Erlangga.
Zemansky, S. 2012. "University Physics volume 13th". USA: Inc : Pearson
Education.