anatomi praktikum 2

22
Biologi 03 JARINGAN AKAR, BATANG, DAUN PADA TUMBUHAN DIKOTIL DAN MONOKOTIL Dosen: Dra. Nevrita, M.pd, M.Si Oleh: 1. Romy 140384205042 2. Sherly Sridailani 140384205016 3. Uji Rotoni 140384205054 4. Anggi Syaffitri 140384205077

Upload: romy-matsudaira-shimanouchi

Post on 09-Nov-2015

16 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

jaringan pada akar, batang, daun dikotil dan monokotil

TRANSCRIPT

Biologi 03

JARINGAN AKAR, BATANG, DAUN PADA TUMBUHAN DIKOTIL DAN MONOKOTIL

Dosen:Dra. Nevrita, M.pd, M.Si

Oleh:1. Romy 1403842050422. Sherly Sridailani1403842050163. Uji Rotoni 1403842050544. Anggi Syaffitri 140384205077

PENDIDIKAN BIOLOGIFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJITANJUNGPINANGMEI 2015KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT. atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami mampu merampungkan seluruh rangkaian kegiatan praktikum yang diwujudkan dalam bentuk Laporan Akhir. Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada Dosen pembimbing matakuliah anatomi tumbuhan, atas bimbingan dan arahan yang diberikan kepada kami, serta ucapan terima kasih kepada teman - teman yang ikut berpartisipasi dalam penyelesaian laporan ini.Dalam laporan ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu kami memohon kritik dan saran yang membangun, agar pada pembuatan laporan selanjutnya bisa lebih baik. Akhir kata kami ucapkan terimakasih.

Tanjungpinang, 15 Mei 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR2

BAB I PENDAHULUAN41.1Latar Belakang41.2 Tujuan4BAB II KAJIAN PUSTAKA52.1 Jaringan Meristem52.2 Jaringan Dewasa62.3 Jaringan Epidermis62.4 Jaringan Penyokong72.5 Jaringan Pengangkut7BAB III METODE PRAKTIKUM83.1 Waktu Praktikum83.2 Alat dan Bahan83.3Prosedur Kerja8BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN104.1 Hasil pengamatan104.2 Pembahasan11BAB V PENUTUP145.1 Kesimpulan14DAFTAR PUSTAKA15

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangStruktur utama tubuh tumbuhan tingkat tinggi ( tumbuhan berbiji ) terdiri atas : akar, batang dan daun, disamping struktur tersebut tumbuhan juga ada yang dilengkapi dengan bunga dan buah. Sedangkan untuk tumbuhan tingkat rendah (tumbuhan tak berbiji ) umumnya tidak memiliki struktur seperti akar, batang , dan daun .Struktur tubuh tumbuhan tingkat tinggi pada umumnya terdiri atas organ pokok yaitu akar, batang dan daun. Organ tersusun oleh jaringan-jaringan, dan jaringan disusun oleh beberapa sel yang mempunyai bentuk, struktur, serta fungsi yang sama. Berdasarkan kemampuan sel membelah jaringan pada tumbuhan dibedakan menjadi dua yaitu jaringan meristem dan jaringan dewasa. Pada praktikum kali ini kami lebih memusatkan pada pengamatan jaringan dewasa. Jaringan dewasa terdiri dari jaringan epidermis, jaringan dasar, dan jaringan pembuluh. Bahkan beberapa sumber menjelaskan adanya satu jenis lagi jaringan, yakni jaringan penyokong.1.2 Tujuan1. Memahami perbedaan antara jaringan epidermis, jaringan dasar, dan jaringan pembuluh2. Mempelajari struktur jaringan yang membentuk organ akar, batang, dan daun3. Memahami perbedaan susunan struktur jaringan penyusun organ antara tumbuhan monokotil dan dikotil

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

Sekitar 275.000 spesies yang telah diketahui, sejauh ini angiosperma merupakan kelompok tumbuhan yang paling beraneka ragam dan paling luas. Para ahli membagi angiosperma menjadi dua kelas: monokotil, dinamai demikian karena kotiledonnya (keping atau daun biji) hanya ada satu dan dikotil, yang memiliki dua kotiledon (Campbell, 2003).Selain itu monokotil dan dikotil memiliki beberapa perbedaan struktur yang lain antaranya : pada monokotil susunan tulang daun umumnya melengkung atau menjari, berkas vaskuler umumnya tersusun secara kompleks, sistem akar serabut dan bagian-bagian bunga umumnya dalam kelipatan tiga. Sedangkan dikotil susunan tulang daun umumnya seperti jari, berkas vaskuler umumnya tersusun dalam bentuk lingkaran, sistem akar tunggang dan bagian-bagian bunga umumnya dalam kelipatan empat atau lima (Isharmanto, 2011).2.1 Jaringan MeristemMeristem adalah jaringan yang sel-selnya mampu membelah diri dengan cara mitosis secara terus menerus (bersifat embrional) untuk menambah jumlah sel-sel tubuh pada tumbuhan. Meristem terdapat pada bagian-bagian tertentu saja pada tumbuhan. Berdasarkan letaknya, meristem dibedakan atas: 1. meristem apikal (meristem ujung) terdapat pada ujung-ujung pokok batang dan cabang serta ujung akar, 2. meristem interkalar/aksilar (meristem antara), terdapat di antara jaringan dewasa, misalnya pada pangkal ruas batang, 3. meristem lateral (meristem samping), terletak sejajar dengan permukaan organ, misalnya kambium dan kambium gabus (Aldi, 2010).Berdasarkan asal terbentuknya, jaringan meristem digolongkan menjadi dua, yaitu meristem primer dan meristem skunder. Meristem primer pemanjangan meristem apikal, berada pada ujung akar dan pada pucuk tunas, menghasilkan sel-sel bagi tumbuhan untuk tumbuh memanjang. Meristem sekunder, yaitu aktivitas penebalan secara progresif pada akar dan tunas yang terbentuk sebelumnya oleh pertumbuhan primer. Pertumbuhan sekunder adalah produk meristem lateral, silinder-silinder yang terbentuk dari sel-sel yang membelah ke samping di sepanjang akar dan tunas pada tumbuhan berkayu (Febriani, et al, 2013).Dari jaringan meristem sekunder akan menghasilkan pertumbuhan sekunder yang menyebabkan batang menjadi bertambah besat misalnya aktivitas kambium pada batang tumbuhan clikotil akan menghasilkan pembuluh kayu (xilem) ke bagian dalam dan pembuluh tapis (floem) ke bagian luar. Selain itu, terdapat kambium gabus (felogen) yang juga merupakan bagian dari pertumbuhan sekunder yang disebut periderm. Kambium gabus terdiri atas tiga bagian yaitu: 1. felem, yaitu jaringan gabus itu sendiri yang tersusun atas sel - sel mati, 2. felogen, yaitu bagian kambium gabus yang mengarah ke luar membentuk felem, 3. feloderm, yaitu bagian vang dibentuk felogen kearah dalam dan merupakan jaringan yang sifatnva serupa parenkim dan terdiri atas sel-sel hidup (Angga, 2009).2.2 Jaringan DewasaJaringan dewasa merupakan kelompok sel tumbuhan yang berasal dari pembelahan sel - sel meristem dan telah mengalami pengubahan bentuk yang disesuaikan dengan fungsinya (Diferensiasi). Jaringan dewasa ada yang sudah tidak bersifat meristematik lagi (sel penyusunnya sudah tidak membelah lagi) sehingga disebut jaringan permanen. Berdasarkan bentuk dan fungsinya, jaringan dewasa pada tumbuhan dibedakan menjadi empat macam jaringan yaitu: jaringan epiderm, jaringan dasar (parenkim), jaringan penyokong, dan jaringan pengangkut (Steven, 2008).2.3 Jaringan EpidermisEpidermis adalah sistem sel-sel yang bervariasi struktur dan fungsinya, yang menutupi tubuh tumbuhan primer. Struktur epidermis ini dapat dihubungkan dengan peranan jaringan tersebut sehingga lapisan sel yang berhubungan dengan lingkungan luar. Adanya bahan lemak, kutin, dalam dinding terluar dan pada permukaannya (kutikula) membatasi penguapan. Karena susunan sel-selnya yang kompak dan adanya kutikula yang keras, maka epidermis berfungsi pula sebagai penyokong mekanis. Dinding sel epidermis yang tipis pada akar-akar rambut menunjukkan bahwa epidermis yang tipis dan akar muda berfungsi khusus untuk absorbsi. Epidermis pada bagian tumbuhan tertentu ada yang tetap berfungsi selama hidupnya tumbuhan atau ada yang kemudian diganti oleh jaringan proteksi lain, yaitu periderm (Haryanti, 2010).2.4 Jaringan PenyokongJaringan penyokong atau jaringan penguat pada tumbuhan terdiri atas sel-sel kolenkim dan sklerenkim. Kedua bentuk jaringan ini merupakan jaringan sederhana, karena sel-sel penyusunnya hanya terdiri atas satu tipe sel. Kolenkim terdiri atas sel-sel berdinding tebal sebagai jaringan penyokong, sangat berhubungan erat dengan parenkim. Kolenkim seperti halnya parenkim masih mempunyai protoplas, mampu mengadakan aktivitas meristematis. Dinding selnya merupakan dinding primer, tidak berlignin. Kolenkim berbeda dengan jaringan penyokong lainnya yaitu dengan sklerenkim dalam hal struktur dinding dan kondisi protoplas. Kolenkim mempunyai dinding yang lunak, plastis, dinding primer yang tidak berlignin, mempunyai protoplas yang aktif, mampu menghilangkan penebalan dinding jika sel diinduksi untuk aktivitas meristematis, seperti pembentukan kambium gabus atau kalau ada rangsangan luka. Sklerenkim mempunyai dinding yang keras, kaku, dinding sekunder yang biasanya berlignin. Dinding sekunder terdapat pada sel-sel untuk mengalirkan air dari xilem, dan sering terdapat pula pada sel-sel parenkim xilem. Selain itu sel-sel parenkim dalam daerah jaringan lainnya dapat pula bersifat sklereid (sclereid) yang berfungsi untuk mengalirkan air batasannya tidak begitu jelas (Suradinata, 1998).2.5 Jaringan PengangkutJaringan pengangkut bertugas mengangkut zat-zat yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Ada 2 macam jaringan; yakni xilem atau pembuluh kayu dan floem atau pembuluh lapis/pembuluh kulit kayu. Xilem bertugas mengangkut air dan garam-garam mineral terlarut dari akar ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Xilem ada 2 macam: trakea dan trakeid. Pada trakeid tidak terdapat perforasi (lubang-lubang), hanya ada celah (noktah), berupa plasmodesmata yang menghubungkan satu sel dengan sel lainnya. Sedangkan pada trakea terdapat perforasi pada bagian ujung-ujung selnya. Floem bertugas mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh tumbuhan (Frasiandini, 2012).

BAB III METODE PRAKTIKUM3.1 Waktu PraktikumPraktikum tentang pengamatan jaringan akar, batang, daun tumbuhan dikotil dan monokotil ini dilaksanakan pada: Selasa, 12 Mei 2015. Pukul 15.00 s/d 17.00. Di laboratorium FIKP.3.2 Alat dan Bahana) Mikroskop dan perlengkapannya.b) Pisau katerc) Kaca objekd) Pipit tetese) Daun manggaf) Akar manggag) Batang manggah) Daun pepayai) Akar pepayaj) Batang pepaya3.3 Prosedur Kerja1. Hidupkan mikroskop cahaya2. Menyayat tipis akar tumbuhan monokotil (pepaya)3. Letakan preparat akar pepaya tersebut di kaca objek secara melintang4. Tutup dengan cover glass5. Amati preparat akar pepaya tersebut di mikroskop6. Ambil gambar hasil pengamatan7. Menyayat tipis akar tumbuhan dikotil (mangga)8. Letakan secara melintang akar mangga tersebut dikaca objek9. Tutup dengan cover glass10. Amati preparat akar mangga tersebut11. Ambil gambar hasil pengamatan12. Menyayat tipis batang pepaya13. Letakan secara melintang di kaca objek14. Tutup dengan cover glass 15. Amati preparat batang pepaya terseut16. Ambil gambar hasil pengamatan17. Menyayat tipis batang mangga18. Letakan secara melintang dikaca objek19. Tutup dengan cover glass 20. Ambil gambar hasil pengamatan21. Menyayat tipis daun pepaya22. Letakan melintang dikaca objek23. Tutup dengan cover glass24. Amati di mikroskop25. Ambil hasil pengamatan26. Menyayat tipis daun mangga 27. Letakan secara melintang di kaca objek28. Tutup dengan cover glass29. Amati di mikroskop daun tersebut 30. Ambil gambar hasil pengamatan

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil pengamatanGamgar hasil pengamatan

monokotildikotil

Gambar 1. Penampang melintang akar pepayaPerbesaran 10 x 10Gambar 2. Penampang melintang akar manggaPerbesaran 10 x 10

Gambar 3. Penampang melintang batang pepayaPerbesaran 10 x 10Gambar 4. Penampang melintang batang manggaPerbesaran 10 x 10

Gambar 5. Penampang melintang daun pepayaPerbesaran 10 x 10Gambar 6. Penampang melintang daun manggaPerbesaran 10 x 10

Keterangan:Pada gambar 1,2,3,4,5,dan 6, semua jaringan pada akar, batang, dan daun tersebut dapat ditemukan adanya berkas pengangkut, jaringan epidermis, meristem, parenkim, dan sebagainya. Tetapi terdapat perbedaan letak antara jaringan pada monokotil dan dikotil. Misalnya jaringan pengangkut, pada monokotil lebih tersebar dan tidak rapat, sedangkan pada dikotil jaringan pengangkutnya lebih tersusun rapi dan rapat.

4.2 PembahasanPada praktikum yang berjudul Jaringan pada Akar, Batang, Daun dikotil dan Monokotil ini bertujuan untuk mempelajari sistem jaringan dan perberaan jaringan tanaman monokotil dan dikotil.Sistem jaringan dikotil dan monokotil pada setiap tumbuhan itu berbeda. Jaringan yang dimiliki oleh tumbuhan dikotil berasal dari sistem apikal. Jaringannya yaitu seperti protoderma, jaringan dasar, jaringan meristem dan prokambium. Jaringan ini terdiri dari jaringan epidermis, korteks, endodermis, dan ikatan pembuluh yaitu xylem, floem dan kambium. Jaringan permanen yang terbentuk pada tumbuhan monokotil didapat dari jaringan meristem apikal dan meristem interkalar. Tumbuhan monokotil pada umumnya tidak memiliki kambium sehingga batangnya relatif lebih kecil dari tumbuhan dikotil (Angga, 2009).Berdasarkan bentuk dan fungsinya, jaringan dewasa pada tumbuhan dibedakan menjadi empat macam jaringan yaitu: jaringan epidermis, jaringan dasar (parenkim), jaringan penyokong, dan jaringan pengangkut.Tumbuhan dikotil terdiri dari jaringan epidermis, jaringan korteks, jaringan endodermis, dan ikatan pembuluh yang terdiri dari xylem, floem dan kambium (Steven, 2008).Pada pengamatan kali ini kelompok kami menggunakan akar, batang, daun pepaya (monokotil), dan akar, batang, daun mangga (dikotil). Dari hasil pengamatan pada preparat akar, batang, daun tumbuhan dikotil dan monokotil tersebut akan kita bahas sebagai berikut.Pada jaringan akar monokotil yang tampak yaitu empulur, floem, xylem,endodermis, korteks, dan epidermis. Sedangkan akar dikotil yang tampak yaitu epidermis, korteks, floem, xylem, dan empulur..Menurut (Campbell, 2003) perbedaan antara akar dikotil dan monokotil adalah terletak pada susunan berkas pembuluhnya. Pada akar dikotil berkas pembuluh xilem memencar seperti jari-jari dari pusat roda hal ini dapat diartikan bahwa letak pembuluh angkut pada akar dikotil ini tersebar, sedangkan pada akar monokotil letak pembuluh floem dan xilemnya bergantian didalam stele yang dapat diartikan bahwa letak pembuluh pada akar monokotil adalah teratur. Pada korteks akar tumbuhan monokotil biasanya terdapat skelerenkim. Protofloem akar tumbuhan dikotil tidak mempunyai sel pengiring sedangkan metafloem mempunyai sel penggiring.Pada akar pepaya terlihat bagian luarnya tebal yang merupakan epidermisnya. Jaringan pembuluh pengakut tepat di bagian tengah sel dalam sitoplasma. Preparat ini tidak memiliki kambium yang memisahkan antara bagian xylem dan floemnya. Pada akar mangga memiliki bagian yang seperti batang dikotil yaitu terdapat penyebaran yang merata dalam penyebaran sistem pengangkutan. Terdiri dari beberapa bagian yaitu epidermis pada bagian terluar kemudian di belakangnya terdapat jaringan dasar atau korteks. Didekat bagian berkas pembuluh terdapat endodermis yang dapat menyokong bagian pembuluh pengangkut. Ikatan pembuluhnya juga terlihat jelas, dimana antara kambium, xylem dan floem telah terpisah dan dapat diamati dengan jelas.Pada jaringan batang monokotil yang tampak yaitu epidermis, korteks, floem, xylem, dan empulur. Sedangkan batang dikotil yang tampak yaitu epidermis, korteks, dan endodermis, floem dan xylem tidak terlihat jelas pada objek. Perbedaan susunan keduanya terletak pada letak jaringan pembuluh yaitu xylem dan floem.Pada batang pepaya, jaringan pembuluh terletak di seluruh jaringan dasar (tersebar), sehingga tumbuhan monokotil tidak mempunyai kambium. Hal ini sesuai dengan teori yakni dikemukakan (Budi, 2008) yaitu pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium. Tidak adanya kambium pada monokotil menyebabkan batang monokotil tidak dapat tumbuh membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal sekunder. Meskipun demikian, ada Monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan menebal sekunder, misalnya pada pohon Hanjuang (Cordyline sp.) dan pohon Nenas seberang (Agave sp.).Pada batang mangga, jaringan dewasa primer berasal dari sistem apikal (protoderm, ground meristem, dan prokambium) dan terdiri dari jaringan epidermis pada bagian terluar kemudian di belakangnya terdapat jaringan dasar atau korteks. Ikatan pembuluhnya juga terlihat jelas, dimana antara kambium, xylem dan floem telah terpisah dan dapat diamati dengan jelas. Pada batang tumbuhan monokotil (pepaya) berkas pengangkut terlihat tidak teratur dan merupakan tipe kolateral tertutup dan dikotil (mangga) terlihat teratur dan merupakan tipe kolateral terbuka.Dari preparat daun pepaya dab daun mangga teramati adanya 3 jaringan utama pada daun, yaitu jaringan epidermis, mesofil dan jaringan pembuluh. Dapat ditemukannya perbadaan jaringan daun pada pepaya yang merupakan tumbuhan monokotil dengan jaringan yang ada pada daun mangga yang merupakan tumbuhan dikotil. Perbedaan tersebut dapat terlihat dari Jaringan Pembuluh yang dimiliki tumbuhan tersebut. Pada tumbuhan monokotil, Jaringan Pembuluhnya terlihat banyak, sedangkan pada tumbuhan dikotil, Jaringan Pembuluhnya terlihat sedikit.Dari hasil pengamatan, terlihat struktur anatomi jaringan pada daun yang terdiri dari Epidermis, Mesofil atau Parenkim Daun yang terdiri dari Jaringan Palisade dan Spongy (Bunga Karang) dan Jaringan Pembuluh (Tulang Daun). Terlihat juga adanya perbedaan antara jaringan pada daun monokotil dan dikotil, yaitu jaringan pembuluh pada monokotil yang terlihat lebih banyak dibanding dengan jaringan pembuluh pada dikotil. Dan juga perbedaan terlihat pada Jaringan Palisade, pada tumbuhan dikotil terlihat jelas jaringan palisadenya sedangkan pada monokotil tidak terlihat jelas, bahkan tidak ada jaringan palisade.

BAB VPENUTUP5.1 KesimpulanKesimpulan yang didapat dari praktikum mengenai Jaringan pada akar, batang, daun Monokotil dan Dikotil ini adalah :pada tumbuhan dikotil jaringan yang dimiliki berasal dari meristem apikal. Jaringan ini terdiri dari jaringan epidermis, korteks, endodermis, dan ikatan pembuluh yaitu xylem, floem dan kambium. Pada tumbuhan monokotil jaringan permanen yang terbentuk didapat dari dari jaringan meristem apikal dan meristem interkalar. Jaringan pada daun terdiri dai Epidermis, Mesofi atau Parenkim Daun yang terdiri dari Jaringan Palisade dan Spongy (Bunga Karang) dan Jaringan Pembuluh (Tulang Daun). Posisi Epidermis berada paling luar (Bagian atas dan bawah), Mesofil terletak di tengah (Diantara epidermis atas dan bawah) dan Jaringan Pembuluh terletak diantara Spongy (Bunga Karang).Adanya perbedaan antara jaringan pada daun monokotil dan dikotil, yaitu jaringan pembuluh pada monokotil yang terlihat lebih banyak dibanding dengan jaringan pembuluh pada dikotil. Dan juga perbedaan terlihat pada Jaringan Palisade, pada tumbuhan dikotil terlihat jelas jaringan palisadenya sedangkan pada monokotil tidak terlihat jelas, bahkan tidak ada jaringan palisade.

DAFTAR PUSTAKA

Andi, Hidayat. 2013. Strategi Kebut Semalam Biologi. Yogyakarta: Cakrawala.Anto. Jaringan Tumbuhan. http:www.membuatblog.2010.web.id (Diakses tanggal 15 Mei 2015).Campbell, Neil, dkk. Biologi. Jakarta: Erlangga, 2000.Ermawati, Ristie. 2011. 100% Suka Biologi. Jakarta: Mata Elang Media.Maryati, Sri., dkk. 2006. BIOLOGI SMA jilid III. Jakarta: Erlangga.

3