praktek pembiayaan dalam bank syariah

Upload: herrypurwanto141790

Post on 14-Apr-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/27/2019 Praktek Pembiayaan Dalam Bank Syariah

    1/19

  • 7/27/2019 Praktek Pembiayaan Dalam Bank Syariah

    2/19

    intermediasi keuangan (financial intermediary function). Hal ini diatur dalam pasal 1 ayat

    (1) UU No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan.

    Pembiayaan dikucurkan melalui dua jenis bank, yaitu Bank Konvensional

    maupun Bank Syariah. Sistem bunga yang diterapkan dalam perbankan konvensional

    telah mengganggu hati nurani umat Islam di dunia tanpa kecuali umat Islam di Indonesia.

    Bunga uang dalam fiqih dikategorikan sebagai riba yang demikian merupakan sesuatu

    yang dilarang oleh syariah ( haram ). Alasan mendasar inilah yang melatarbelakangi

    lahirnya lembaga keuangan bebas bunga, salah satunya adalah Bank Syariah.

    Perbedaan signifikan pembiayaan antara Bank Konvensional dengan Bank

    Syariah menurut M. Syafii Antonio adalah sebagai berikut :2

    Bank Syariah Bank Konvensional

    1. Melakukan investasi-investasi yang

    halal saja

    2. Berdasarkan prinsip bagi hasil, jual

    beli atau sewa

    3. Profitdanfalah oriented

    4. Hubungan dengan nasabah dalam

    bentuk hubungan kemitraan

    5. Penghimpunan dan penyaluran dana

    harus sesuai dengan fatma Dewan

    Pengawas Syariah

    1. Investasi yang halal dan haram

    2. Memakai perangkat bunga

    3. Profit oriented

    4. Hubungan dengan nasabah dalam

    bentuk hubungan kreditur-debitur

    Tidak terdapat dewan sejenis

    2 Muhammad Syafii Antonio,Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Gema Insani Press dan Tazakia

    Cendikia, Jakarta, 2001, hal. 34

    2

  • 7/27/2019 Praktek Pembiayaan Dalam Bank Syariah

    3/19

    Dalam operasionalnya, Bank Syariah memberi jasa-jasa dalam bentuk yang

    terbagi menjadi :

    1. Musyarakkah

    Adalah pembiayaan sebagian dari modal usaha, yang mana pihak bank dapat

    dilibatkan dalam proses manajemennya.

    2. Murabahah

    Adalah Akad jual beli atas barang tertentu dengan memperoleh keuntungan.

    3. Mudharabah

    Adalah bank menyediakan pembiayaan modal investasi atau modal kerja secara

    penuh berdasarkan prinsip bagi hasil dan,

    4. Ijarah ( sewa menyewa )

    Pengertian Ijarah (sewa-menyewa) yang terdapat dalam perbankan syariah

    berbeda dengan pengertian sewa-menyewa dalam praktek umum sehari hari.

    Sewa menyewa dalam praktek sehari-hari mempunyai tiga unsur essensialia

    yaitu :

    a. Harga sewa

    b. Jangka waktu / masa sewa

    c. Obyek sewa

    Dalam transaksi sewa menyewa ini tidak ada peralihan hak milik, artinya jika

    masa sewa berakhir maka barang obyek sewa dikembalikan pada pemilik sewa sehingga

    pada umumnya tidak membutuhkan jasa suatu lembaga pembiayaan. Akan tetapi lain

    halnya dalam praktek perbankan Syariah karena dikenal Pembiayaan Berdasarkan Akad

    3

  • 7/27/2019 Praktek Pembiayaan Dalam Bank Syariah

    4/19

    Sewa Menyewa yang disebut Ijarah. Oleh karenanya timbul pertanyaan kenapa pada

    transaksi sewa menyewa yang pada umumnya tidak disertai pemindahan hak milik

    sehingga tidak diperlukan pembiayaan dalam praktek perbankan syariah disertai dengan

    pembiayaan ?

    B. Perumusan Masalah :

    4

  • 7/27/2019 Praktek Pembiayaan Dalam Bank Syariah

    5/19

    Dari latar belakang di atas menyangkut perkembangan perbankan syariah di

    Indonesia khususnya di Indonesia khususnya dalam penerapan prinsip ijarah, maka dapat

    dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

    1. Kenapa timbul pembiayaan pada Akad Sewa Menyewa Dalam Praktek

    Perbankan Syariah ?

    2. Dimanakah landasan yuridis Pembiayaan Berdasarkan Akad Sewa Menyewa

    Dalam Praktek Perbankan Syariah ?

    C. Tujuan

    Berdasarkan perumusan masalah yang diangkat dalam makalah ini, maka tujuan

    yang hendak dicapai dari pembuatan makalah ini adalah :

    1. Untuk mengetahui kenapa sampai timbul pembiayaan pada Akad Sewa

    Menyewa dalam praktek perbankan syariah.

    2. Untuk mengetahui letak penghaturan landasan yuridis pembiayaan berdasarkan

    Akad Sewa Menyewa dalam praktek perbankan syariah.

    BAB II

    P E M B A H A S A N

    5

  • 7/27/2019 Praktek Pembiayaan Dalam Bank Syariah

    6/19

    A. Tinjauan Umum Bank Syariah.

    Berdasarkan fungsinya jenis bank di Indonesia dapat dikelompokkan atas:

    1. Bank sentral yaitu Bank Indonesia sebagaimana dalam UU No.13 Tahun 1968

    tentang Bank Sentral, kemudian dicabut dengan UU No.23 Tahun 1999 tentang

    Bank Indonesia.

    2. Bank Umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional

    dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa

    dalam lalu lintas pembayaran.

    3. Bank perkreditan rakyat yaitu bank yang melaksanakan kegiatannya secara

    konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak

    memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

    4. Bank Umum yang mengkhususkan diri untuk melaksanakan kegiatan tertentu atau

    memberikan perhatian yang lebih besar kepada kegiatan tertentu. Yang dimaksud

    dengan mengkhususkan diri untuk melakukan kegiatan tertentu adalah

    melaksanakan kegiatan pembiayaan jangka panjang, pembiayaan untuk

    mengembangkan koperasi, pengembangan pengusaha golongan ekonomi lemah

    atau pengusaha kecil, pengembangan ekspor non migas dan pengembangan

    pembangunan perumahan.3

    Peraturan tentang perbankan pertama kali diatur dalam Undang-Undang No.7

    Tahun 1992, pada peraturan perundang-undangan ini belum secara tegas menganut

    3Zulfi Chairi, Pelaksanaan Kredit Perbankan Syariah Menurut UU No.10 Tahun 1998, e-usu Repository,2005, hal. 3

    6

  • 7/27/2019 Praktek Pembiayaan Dalam Bank Syariah

    7/19

  • 7/27/2019 Praktek Pembiayaan Dalam Bank Syariah

    8/19

    Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas

    penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit.

    Menurut sifat penggunaannya pembiayaan dapat dibagi menjadi 2 hal berikut:

    1. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi

    kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha, baik usaha

    produksi, perdagangan, maupun investasi.

    Menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi 2 hal berikut:

    A. Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan:

    (a). Peningkatan produksi, baik secara kuantitatif, yaitu jumlah hasil produksi,

    maupun secara kualitatif, yaitu peningkatan kualitas atau mutu hasil

    produksi;dan

    (b).Untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu

    barang.

    B. Pembiayaan investasi, yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang-barang modal

    (capital goods) serta fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya dengan itu.

    2. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk

    memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi

    kebutuhan.

    Pembiayaan konsumtif diperlukan oleh pengguna dana untuk memenuhi

    kebutuhan konsumsi dan akan habis dipakai untuk memenuhi kebutuhan

    tersebut.kebutuhan konsumsi dapat dibedakan atas kebutuhan primer (pokok atau dasar)

    dan kebutuhan sekunder. Kebutuhan primer adalah kebutuhan pokok, baik berupa barang,

    8

  • 7/27/2019 Praktek Pembiayaan Dalam Bank Syariah

    9/19

    seperti makanan, minuman, pakaian, dan tempat tinggal maupun berupa jasa, seperti

    pendidikan dasar dan pengobatan. Adapun kebutuhan sekunder adalah kebutuhan

    tambahan, yang secara kuantitatif maupun kualitatif lebih tinggi atau lebih mewah dari

    kebutuhan primer, baik berupa barang, seperti makanan dan minuman, pakaian/perhiasan,

    bangunan rumah, kendaraan dan sebagainya, maupun berupa jasa, seperti pendidikan,

    pelayanan kesehatan, pariwisata, hiburan, dan sebagainya.5

    Pada umumnya, bank konvensional membatasi pemberian kredit untuk

    pemenuhan barang tertentu yang dapat disertai dengan bukti kepemilikan yang sah,

    seperti rumah dan kendaraan bermotor, yang kemudian menjadi barang jaminan utama

    (main collateral). Adapun untuk pemenuhan kebutuhan jasa, bank meminta jaminan

    berupa barang lain yang dapat diikat sebagai collateral.sumber pembayaran kembali atas

    pembiayaan tersebut berasal dari sumber pendapatan lain dan bukan dari eksploitasi

    barang yang dibiayai dari fasilitas ini.

    Bank syariah dapat menyediakan pembiayaan komersil untuk pemenuhan barang

    konsumsi sebagai berikut :6

    1.Al-Baibitsaman ajil (salah satu bentuk murabahah) atau jual beli dengan

    angsuran.

    2.Al-ijarah al-muntahia bit-tamlikatau sewa beli.

    5 Muhammad Syafii Antonio, Op.cit, hal. 1686 Sami Hasan Ahmad Hamoud, Tathwiir al-Amal al Mash rafiyyah bima Yattafiqu wasy-Syariah al-

    Islamiah ( Amman : Matbaatu asy-Syarq wa Maktabatuha, 1982).

    9

  • 7/27/2019 Praktek Pembiayaan Dalam Bank Syariah

    10/19

    3.Al-Musyawarakah mutanaqhishah atau decreasing participation, dimana secara

    bertahap bank menurunkan jumlah partisipasinya.

    4.Ar-Rahn untuk memenuhi kebutuhan jasa.

    C. Pembiayaan Dalam Praktek Perbankan Syariah

    Dalam penyaluran dana yang berhasil dihimpun dari nasabah atau masyarakat,

    bank syariah menawarkan beberapa produk perbankan sebagai berikut:

    1. PembiayaanMudharabah

    Adalah Bank menyediakan pembiayaan modal investasi atau modal kerja secara

    penuh (trusty financing),sedangkan nasabah menyediakan proyek atau usaha lengkap

    dengan manajemennya.Hasil keuntungan dan kerugian yang dialami nasabah dibagikan

    atau ditanggung bersama antara bank dan nasabah dengan ketentuan sesuai kesepakatan

    bersama. Prinsip mudharabah dalam perbankan digunakan untuk menerima simpanan

    dari nasabah, baik dalam bentuk tabungan atau deposito dan juga untuk melakukan

    pembiayaan.

    Adapun rukun dan syaratnya adalah sebagai berikut:

    RukunMudharabah:

    a. Adashahibul maal(modal/nasabah)

    b. Adanya mudharib (pengusaha/bank)

    c. Adanya amal (usaha/pekerjaan)

    10

  • 7/27/2019 Praktek Pembiayaan Dalam Bank Syariah

    11/19

    d. Adanya hasil (bagi hasil/keuntungan) dan

    e. Adanya aqad(ijab-qabul)

    2. Pembiayaan Musyarakah adalah pembiayaan sebagian dari modal

    usaha,yang mana pihak bank dapat dilibatkan dalam proses manajemennya.modal

    yang disetor dapat berupa uang, barang perdagangan (trading asset), property,

    equipmentatau intangible asset(seperti hak paten dan goodwiil) dan barang-barang

    lainnya yang dapat dinilai dengan uang.

    3. Pembiayaan Murabahah dalam istilah fiqh ialah akad jual beli atas

    barang tertentu.dalam transaksi jual beli tersebut,penjual menyebutkan dengan jelas

    barang yang diperjual belikan termaksud harga pembelian dan keuntungan yang

    diambil .Murabahah dalam teknis perbankan adalah akad jual beli antara bank selaku

    penyedia bank dengan nasabah yang memesan untuk membeli barang. Adapun rukun

    dan syaratnya sebagai berikut:

    RukunMurabahah:

    a. Penjual

    b. Pembeli

    c. Barang yang diperjual-belikan

    d. Harga dan

    e. Ijab-qabul

    11

  • 7/27/2019 Praktek Pembiayaan Dalam Bank Syariah

    12/19

  • 7/27/2019 Praktek Pembiayaan Dalam Bank Syariah

    13/19

    Islam membeli aset yang akan dibeli oleh nasabah, setelah terbeli maka, lembaga

    tersebut menyewakan aset itu dalam jangka waktu dan harga yang ditentukan dalam

    perjanjian kedua belah pihak.

    8.Hiwalah

    Hiwalah adalah produk perbankan syariah yang disediakan untuk membantu suplier

    dan mendapatkan modal tunai agar melanjutkan produksinya. dalam hal ini Bank akan

    mendapatkan imbalan (fee) atas jasa pemindahan piutang. Besarnya imbalan yang akan

    diterima Bank ditetapkan berdasarkan hasil kesepakatan antar Bank dengan nasabah.

    9.Rahn

    Produk perbankan ini disediakan untuk membantu nasabah dalam pembiyaan kegiatan

    multiguna. Rahn sebagai produk pinjaman berarti Bank hanya memperoleh imbalan

    atas penyimpanan, pemeliharaan, asuransi dan administrasi barang yang digadaikan.

    berkenaan dengan hal tersbut maka, produk Rahn hanya digunakan bagi keperluan

    Sosial seperti pendidikan dan kesehatan.7

    D. Pembiayaan Ijarah

    Al-Ijarah berasal dari kata Al Ajru yang berarti AlIwadhu atau berarti ganti.

    Dalam Bahasa Arab, Al-Ijarah diartikan sebagai suatu jenis akad untuk mengambil

    7 Zulfi Chairi, Op.cit, hal. 12

    13

  • 7/27/2019 Praktek Pembiayaan Dalam Bank Syariah

    14/19

    manfaat dengan jalan penggantian sejumlah uang.8 Definisi mengenai prinsip Ijarah

    juga telah diatuir dalam hukum positif Indonesia yakni dalam Pasal 1 ayat 10 Peraturan

    Bank Indonesia Nomor 7/46/PBI/2005 yang mengartikan prinsip ijarah sebagai

    transaksi sewa menyewa atas suatu barang dan atau upah mengupah atas suatu usaha

    jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa atau imbalan jasa.

    Sampai saat ini, mayoritas produk pembiayaan syariah masih terfokus pada

    produk-produk murabahah (prinsip jual beli). pembiayaan murabahah sebenarnya

    memiliki persamaan dengan pembiayaan ijarah, keduanya termasuk dalam kategori

    Natural certainty contracts, dan pada dasarnya adalah kontrak jual beli. yang

    membedakan keduanya hanyalah objek transaksi yang diperjualbelikan tersebut, dalam

    pembiayaan murabahah, yang menjadi objek transaksi adalah barang, misalnya rumah,

    mobil dan sebagainya. sedangkan dalam pembiayaan ijarah, objek transaksinya adalah

    jasa, baik manfaat atas barang maupun manfaat atas tenaga kerja. Jika dengan

    pembiayaan murabahah, Bank syariah hanya dapat melayani kebutuhan nasabah untuk

    memiliki barang, sedangkan nasabah yang membutuhkan jasa tidak dapat dilayani.

    Dengan skim Ijarah, bank syariah dapat pula melayani nasabah yang hanya

    membutuhkan jasa.9

    Pada dasarnya ijarah didefinisikan sebagai hak untuk memanfaatkan barang atau

    jasa dengan membayar imbalan tertentu. Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional

    No.09/DSN/MUI/IV/2000, Ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat ) atas

    8 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah Jilid 13, alih bahasan Kamaluddin A. Marzuki, PT. Almaarif, Bandung,

    1995, hal. 159 Adiwarman A. Karim, Op.cit, hal. 137

    14

  • 7/27/2019 Praktek Pembiayaan Dalam Bank Syariah

    15/19

    suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa/upah, tanpa diikuti

    dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri, dengan demikian dalam akad ijarah

    tidak ada perubahan kepemilikan, tetapi hanya pemindahan hak guna saja dari yang

    menyewakan kepada penyewa.

    Dalam kegiatan perbankan Syariah pembiayaan melaluiIjarah dibedakan menjadi

    dua yaitu :

    1. Didasarkan atas periode atau masa sewa biasanya sewa peralatan. Peralatan itu

    disewa selama masa tanam hingga panen. Dalam perbankan Islam dikenal sebagai

    Operating Ijarah.

    2. Ijarah Muntahiyyah Bit-Tamlikdi beberapa negara menyebutkan sebagai Ijarah

    Wa Iqtinayang artinya sama juga yaitu sama juga yaitu menyewa dan setelah itu

    diakuisisi oleh penyewa (finance lease ).10

    Oleh karena Ijarah adalah akad yang mengatur pemanfaatan hak guna tanpa

    terjadi pemindahan kepemilikan, maka banyak orang menyamaratakan ijarah dengan

    leasing. Hal ini disebabkan karena kedua istilah tersebut sama-sama mengacu pada hal

    ihwal sewa-menyewa. Karena aktivitas perbankan umum tidak diperbolehkan melakukan

    leasing, maka perbankan Syariah hanya mengambil Ijarah Muntahiyyah Bit-Tamlik

    yang artinya perjanjian untuk memanfaatkan ( sewa ) barang antara Bank dengan nasabah

    dan pada akhir masa sewa, maka nasabah wajib membeli barang yang telah disewanya.

    2. Jenis BarangIjarah Muntahiyyah Bittamlik

    10Arisson Hendry, et al., Perbankan Syariah Perspektif Praktisi, Muamalat Institute, Jakarta, 1999, hal.95

    15

  • 7/27/2019 Praktek Pembiayaan Dalam Bank Syariah

    16/19

    Barang yang disewakan kepada nasabah umumnya berjenis aktiva tetap atau fixed

    assets seperti : gedung-gedung (buildings), kantor, mesin, rumah-rumah petak

    (tenements), atau barang bergerak yang memilikispecific fixed.11

    3. Rukun dan SyaratIjarah Muntahiyyah Bittamlik

    1. Rukun

    a. Penyewa (musta jir)

    b. Pemilik barang (muajjir)

    c. Barang atau obyek sewaan (majur)

    d. Harga sewa/manfaat sewa (ajran/ujran)

    e. Ijab Qabul

    2. Syarat

    a. Pihak yang saling telibat harus saling ridha

    b. Ma jur(Barang atau obyek sewa)

    - Manfaat tersebut dibenarkan agama atau halal.

    - Manfaat tersebut dapat dinilai dan diukur atau diperhitungkan.

    - Manfaatnya dapat diberikan kepada pihak yang menyewa

    - Ma jurwajib dibeli musta jir12

    11Ibid, hal. 9612Ibid, hal. 94

    16

  • 7/27/2019 Praktek Pembiayaan Dalam Bank Syariah

    17/19

    E. Tinjauan Yuridis Pembiayaan Berdasarkan Akad Sewa-Menyewa Dalam

    Praktek Perbankan Syariah.

    Dalam lapangan hukum perdata prinsipIjarah dikenal dengan istilah prinsip sewa

    menyewa. Definisi sewa menyewa yang diberikan oleh Pasal 1548 KUH Perdata adalah

    suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk memberikan

    kepada pihak lainnya kenikmatan dari sesuatu barang selama satu waktu tertentu dan

    dengan pembayaran suatu harga yang oleh pihak yang tersebut terakhir itu disanggupi

    pembayarannya.

    Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional, ijarah adalah akad pemindahan hak

    guna ( manfaat ) atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran

    sewa / upah, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri.13

    Dalam Peraturan Bank Indonesia No.7/46/PBI/2005 telah menetapkan syarat

    untuk berbagai produk perbankan syariah baik berupa penghimpunan dana maupun

    penyaluran dana. Dibidang penghimpunan dana telah diatur simpanan yang bersifat

    titipan, yakni giro wadiah, dan tabungan wadiah juga simpanan bersifat investasi, yakni

    : giro mudharabah, tabungan mudharabah dan deposito mudharabah.

    Pada bidang penyaluran dana, Peraturan Bank Indonesia dimaksud telah mengatur

    dalam Pasal l6 sampai dengan Pasal 18 Peraturan Bank Indonesia No.7/46/PBI/2005

    bahwa produk produk penyaluran dana dalam perbankan syariah yaitu Mudharabah,

    Musyarakah, Murabahah, Salam, Istishna, Ijarah dan Ijarah Muntahiyya Bit Tamlik

    serta Qardh.

    13 Adiwarman A. Karim, Op.cit, hal. 138

    17

  • 7/27/2019 Praktek Pembiayaan Dalam Bank Syariah

    18/19

    Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Bank Indonesia, sewa menyewa yang disebut

    juga ijarah diatur lebih lanjut dalam Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia

    No.32/34/KEP/DIR tentang Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah terutama dalam

    pasal 28 yang menyebutkan bahwa bank wajib menerapkan Prinsip Syariah dalam

    melakukan kegiatan usahanya meliputi:

    a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan yaitu:

    1. Giro berdasarkan prinsip wadiah;

    2. Tabungan berdasarkan prinsip wadiah atau mudharabah;

    3. Deposito berjangka berdasarkan prinsip mudharabah;atau

    4. Bentuk lain berdasarkan prinsip wadiah atau mudharabah

    b. Melakukan penyaluran dana melalui transaksi jual beli berdasarkan prinsip:

    1. Murabahah; 2.Istihna; 3.Ijarah; 4. Salam; 5. Jual beli lainnya

    BAB III

    P E N U T U P

    Kesimpulan

    Praktek sewa menyewa dalam transaksi umum masyarakat tidak disertai dengan

    pemindahan hak milik. Apabila disertai dengan pemindahan hak milik maka transaksinya

    disebut perjanjian sewa beli. Terhadap perjanjian sewa beli ( leasing ) umumnya

    18

  • 7/27/2019 Praktek Pembiayaan Dalam Bank Syariah

    19/19