ppt saraf

Upload: ambandor

Post on 16-Oct-2015

22 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

oke

TRANSCRIPT

Slide 1

Pemeriksaan Klinis NeurologisAroma Harum0918011091

Pembimbing :Dr.Fitriyani, Sp.S, M.KesDalam rangka menegakkan diagnosis penyakit saraf diperlukan pemeriksaan anamnesis, Pemeriksaan fisik, pemeriksaan mental dan laboratorium (penunjang). Pemeriksaan neurologis meliputi: pemeriksaan kesadaran, rangsang selaput otak, saraf otak, sistem motorik, sistem sensorik refleks dan pemeriksaan mental (fungsi luhur)PENDAHULUANBiasanya pengambilan anamnesis mengikuti 2 pola umum, yaitu:Pasien bebas mengemukakan semua keluhanPemeriksa (dokter) membimbing pasien

ANAMNESAANAMNESAAnamnesaSecara kualitatif

1. ComposMentis (conscious)2. Apatis3. Delirium4. Somnolen (Obtundasi, Letargi)5. Stupor (soporo koma)6. Coma (comatose)

KesadaranSecara Kuantitatif dengan GCS ( Glasgow Coma Scale )1. Menilai respon membuka mata (E)(4) : spontan(3) : dengan rangsang suara (suruh pasien membuka mata).(2) : dengan rangsang nyeri (berikan rangsangan nyeri, misalnya menekan kuku jari)(1) : tidak ada respon2. Menilai respon Verbal/respon Bicara (V)(5) : orientasi baik(4) : bingung, berbicara mengacau ( sering bertanya berulang-ulang ) disorientasi tempat dan waktu.(3) : kata-kata saja (berbicara tidak jelas, tapi kata-kata masih jelas, namun tidak dalam satu kalimat. Misalnya aduh, bapak)(2) : suara tanpa arti (mengerang)(1) : tidak ada respon3. Menilai respon motorik (M)(6) : mengikuti perintah(5) : melokalisir nyeri (menjangkau & menjauhkan stimulus saat diberi rangsang nyeri)(4) : withdraws (menghindar / menarik extremitas atau tubuh menjauhi stimulus saat diberi rangsang nyeri)(3) : flexi abnormal (tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas dada & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri).(2) : extensi abnormal (tangan satu atau keduanya extensi di sisi tubuh, dengan jari mengepal & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri).(1) : tidak ada respon

Kesadarana. Pemeriksaan Kaku kudukb. Pemeriksaan Kernig

TANDA RANGSANGAN OTAK

c. Pemeriksaan Brudzinski1. Brudzinski I (Brudzinskis neck sign)

2. Brudzinski IIPasien berbaring terlentang. Tungkai yang akan dirangsang difleksikan pada sendi lutut, kemudian tungkai atas diekstensikan pada sendi panggul.3. Brudzinski III (Brudzinskis Check Sign)Pasien tidur terlentang tekan pipi kiri kanan dengan kedua ibu jari pemeriksa tepat di bawah os ozygomaticum.4. Brudzinski IV (Brudzinskis Symphisis Sign)Pasien tidur terlentang tekan simpisis pubis dengan kebua ibu jari tangan pemeriksaan.

Nervus I (Nervus Olfactorius)Penilaian-Normosmia:kemampuan menghidu normal-Hiposmia:kemampuan menghidu menurun-Hiperosmia:meningkatnya kemampuan menghidu. Biasanya pd penderita hiperemis gravidarum, migren.-Anosmia:hilangnya penciuman-Kakosmia:mempersepsi adanya bau busuk, padahal tidak ada

PEMERIKSAAN SARAF KRANIAL2.Nervus II (Nervus Optikus)

133.Nervus III (Nervus Okulomotorius),Nervus IV (Nervus Troklearis),Nervus VI (Nervus Abdusen)

1)PtosisoPtosis adlh kelopak mata terjatuh, mata tertutup, tdk dapat dibuka, akibat kelumpuhan N.III(otot m. levator palpebrae)

2)PupiloPerhatikan besarnya pupil pada mata kiri dan kanan. Bila sama :isokor; bila tidak sama :anisokoroMiosis: pupil mengecil, dipersarafi oleh serabutparasimpatisdariN.III. Dapat dijumpai pada waktu tidur, tingkat tertentu dari koma, iritasi N.III, dan kelumpuhan saraf simpatis (sindrom Horner).oMidriasis: pupil melebar, dipersarafi oleh serabutsimpatis(torakolumbal). Dijumpai pada kelumpuhan N.III, misalx oleh desakan tumor atau hematom, pd fraktur dasar tulang tengkorak.

3)Refleks Pupil (Reaksi Cahaya Pupil)oTerdiri atas:1. Refleks Cahaya Langsung (RCL)2.Refleks Cahaya Tak Langsung (RCTL)-Apabila RCL (-) dan RCTL (+) : kerusakan pada N.II-Apabila RCL (-) dan RCTL (-) : kelumpuhan N.III.Cara Pemeriksaan4)Refleks AkomodasioPenderita diminta melihat jauh, kemudian diminta melihat dekat.oMis. jari pemeriksa atau benda (ex. pulpen) yang ditempatkan di dekat matanya.oRefleks Akomodasi (+)bila pupil mengecil : NORMALoRefleks Akomodasi (-)bila terdapat kelumpuhan N.III.

5)Kedudukan (Posisi) Bola MataoEksoftalmus:mata menonjoloEnoftalmus:bola mata seolah-olah masuk ke dalamoStrabismus:posisi bola mata tidak simetris akibat adanya kontraksi atau tarikan yang berlebihan dari otot mata. Disebut jugajuling/jereng.

6)Gerakan Bola MataoPenderita disuruh mengikuti jari pe-meriksa yang digerakkan kea rah lateral, medial-atas, bawah, dan kea rah yang miring.oPerhatikan apakah mata pasien bias mengikutinya dan perhatikan bagai-mana gerakan bola mata.oPada pemeriksaan gerakan bola mata juga diperhatikan adanyadiplopia(melihat kembar). Diplopia dijumpai pada kelumpuhan otot penggerak bola mata.oPerhatikan pula adanyanistagmus. Nistagmus adalah gerak bolak-balik bola mata yang involunter dan ritmik. Caranya: penderita disuruh terus melirik ke satu arah (ex. ke kanan/kiri/ atas/bawah) selama 5-6 detik. Jika ada nistagmus, akan terlihat dalam jangka waktu tersebut.

a.Bagian MotorikMengurus otot-otot u/ mengunyah, yaitu m. masseter, m. temporalis; m. pterigoid medialis (bfx u/ menutup mulut); m. pterigoid lateralis (bfx u/ menggerakkan rahang bawah ke samping)

b. Bagian SensorikMengurus sensibilitas wajah melalui 3 cabang:-Cabang (ramus) oftalmik: mengurus sensibilitas dahi, mata, hidung, kening, selaput otak, sinus paranasalis dan sebagian mukosa hidung-Cabang (ramus) maksilaris: mengurus sensibilitas rahang atas, gigi atas, bibir atas, pipi, palatum durum, sinus maksilaris dan mukosa hidung.-Cabang (ramus) mandibularis: mengurus sensibilitas rahang bawah, gigi bawah, bibir bawah, mukosa pipi, 2/3 bag. Depan lidah, sebagian dari telinga (eksternal), meatus, dan selaput otak.

4.Nervus V (Nervus Trigeminus)

Saraf otak N.VII mengandung 4 macam serabut:a.Serabut somato-motorik: mempersarafi otot-otot wajahkecualim. levator palpebrae (N.III), otot platisma, stilohioid, digastrikus bagian posterior dan stapedius di telinga tengah.b.Serabut visero-motorik(parasimpatis): datang dari nucleus salivatorius superior. Serabut saraf ini mengurus glandula dan mukosa faring, palatum, rongga hidung, sinus paranasal, dan glandula submaksilar serta sublingual dan lakrimalis.c.Serabut visero-sensorik: menghantar impuls dari alat pengecap di 2/3 bagian depan lidah (bersama-sama dengan N.V cab. Ramus mandibularis; sedangkan 1/3 bagian posterior oleh N.IX).d.Serabut somato-sensorik: rasa nyeri (dan mungkin juga rasa suhu dan raba) dari sebagian daerah kulit dan mukosa yang disarafi oleh N.V.

Nervus VII (Nervus Fasialis)Gangguan N. VII-Kerusakan sesisi padaUMNN.VII (lesi pada traktus piramidalis atau korteks motorik) akan mengakibatkankelumpuhanotot-ototwajah bagian bawah-Pada lesiLMN: semua gerakan otot wajah (baik yang volunteer maupun involunter) semuanya lumpuh.-PadaBells Palsy: kelumpuhan N.VII jenis perifer yang timbul secara akut, tanpa adanya kelainan neurologik lain.-PadaSindrom Guillain Barre: kelumpuhan N.VII perifer yang bilateral, muka tampak simetris. Perlu dicurigai bila pasien tidak dapat memejamkan kedua matanya.

6.Nervus VIII (Nervus Vestibulokoklearis)1.Tes Swabach2.Tes Rinne3.Tes Weber-BERLATERALISASIke kiri (atau ke kanan)Pemeriksaan Saraf Koklearis7.Nervus IX (Nervus Glosofaringeus),Nervus X (Nervus Vagus)

Pembentukan suara (fonasi) dilakukan oleh pita suara, yang dipersarafi olehN. laringeus rekurens(cabang dari N.X).Pengucapan (artikulasi) kata-kata diurus oleh otot-otot mulut (masseter, pterigoideus lateralis, orbikularis oris), otot lidah, otot laring dan faring. Jadi, artikulasi merupakan kerja sama antara saraf otak V, VII, IX, X dan XII. oPerhatikan kualitas suara pasien. Apakah suara normal/disfonia/afonia.oMinta pasien menyebutkan: AAAAAA.. pembentukan suara dilakukan oleh pita suara yang dipersarafi cabang N.X (N. Laringeus Rekurens), apabila lumpuhdisfoniaoArtikulasi yang kurang baik (cadel) akibat adanya kelumpuahan N.V, VII, IX, Xdisartria.oPada kelumpuhan N.IX, X, palatum molle tidak sanggup menutup jalan ke hidung waktu bicara : suara hidung (bindeng/ sengau)oKelumpuhan N.IX, X : disfagia (salah telan/ keselek)oSekukan (hiccup, singultus) : kontraksi diafragma yang menyebabkan udara diinspirasi dengan kuat, dan bersamaan dengan itu, terdapat pula spasme faing dan berhentinya inspirasi karena menutupnya glottis.oPengecapan : tesnya sulit dilakukan karena N.IX mempersarafi 1/3 bagian posterior lidah (sedangkan 2/3 anterior lidah dipersarafi oleh N.V dan N.VII)

Fungsi AutonomN.X merupakan inhibitor dari jantung; paralysis menyebabkan takikardi, iritasi menyebabkan bradikardi. Oleh karena itu, pada pemeriksaan N.X perlu diperiksa frekuensi nadi.Beberapa Penyebab Gangguan N.IX dan X-Anerisma a. vertebralis-Strok bilateral (hemiparese dupleks)-Idiopatis-Hal yang menyebabkan gangguan pada m. Laringeus rekurens: anerisma aorta, tumor di mediastinum, tumor di bronkus

7.Nervus IX (Nervus Glosofaringeus),Nervus X (Nervus Vagus)

-Saraf otak inihanyaterdiri dariserabut motorik(somatomotorik).-Saraf XI menginervasi otot sternokleidomastoi-deus dan otot trapezius.

8.Nervus XI (Nervus Aksesorius)

-Saraf XII mengandung serabut somato-motorik yang menginervasi otot ekstrinsik dan otot intrinsic lidah.

9.Nervus XII (Nervus Hipoglosus)

V. MEMERIKSA FUNGSI MOTORIKa. Menguji sensasi nyerib. Menguji sensai panas dan dinginc. Sentuhan ringan : dengan menggunakan Bola kapas atau lidi kapasd. Vibrasi/getaran : dengan garputala, VI. MEMERIKSA FUNGSI SENSORIKFisiologisa. Reflek bisepVII. MEMERIKSA REFLEK KEDALAMAN TENDON

b. Reflek Trisepc. Reflek brachiradialis

d. Reflek patella

e. Reflek achiles

a. Reflek babinski:

Reflek Pathologis

b. Reflek chaddok

c. Reflek schaeffer

d. Reflek oppenheim

f. Reflek Gordon

g. Reflek gonda

Lumbantobing, S.M. (2012). Neurologi Klinik : Pemeriksaan Fisik dan Mental. Jakarta. Badan Penerbit FKUI.Mahar Marjono,2008. Neurologi Klinis Dasar,Penerbit Dian Rakyat, Jakarta,.Williams, Janice L. (2005). Diagnosis Fisik : Evaluasi dan Diagnosis dan Fungsi di Bangsal. Jakarta. EGCRadhi, Fatimah dr. 2012. Pemeriksaan Neurologis 1. Available http://publichealthnote.blogspot.com/2012/04/pemeriksaan-klinis-neurologi-2.html pada April 2014DAFTAR PUSTAKA