ppt diare b9

31
SKENARIO 3 “DIARE” Kelompok B-9 Ketua : Wahidin Nawawi (1102014277) Sekretaris : Rani Dwi Ningtias (1102014220) Anggota : Nora Saputri (1102014197) Trias Putra Pamungkas (1102011286) Muhammad Rifai Suparta (1102014171) Tegar Maulana (1102014261) Mutammima Rizqiyani (1102014173) Primastyo Anggata Reskianto (1102010219) Muhammad Faisal Alvianto (1102013179)

Upload: rani-dwi-n

Post on 25-Sep-2015

285 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

ppt blok cairan skenario 3

TRANSCRIPT

Slide 1

SKENARIO 3DIAREKelompok B-9Ketua: Wahidin Nawawi (1102014277)Sekretaris: Rani Dwi Ningtias (1102014220)Anggota: Nora Saputri (1102014197) Trias Putra Pamungkas (1102011286) Muhammad Rifai Suparta (1102014171) Tegar Maulana (1102014261) Mutammima Rizqiyani (1102014173) Primastyo Anggata Reskianto (1102010219) Muhammad Faisal Alvianto (1102013179)

Bronsted Lowry asam adalah zat yang dapat memberikan ion (H+) ke zat lain sebagai donor proton sedangkan basa adalah zat yang dapat menerima ion (H+) dari zat lain akseptor proton dari asam konjugatnya. Lewis asam adalah akseptor elektron dan basa adalah molekul atau ion yang memiliki tendensi untuk mendonorkan PEBnya.Arrhenius asam adalah zat yang terdisosiasi dalam air membentuk ion hidrogen [], sedangkan basa adalah zat yang terdisosiasi dalam air membentuk ion hidroksida.

Sifat asamMempunyai rasa asam dan bersifat korosifDapat mengubah warna kertas lakmus biru menjadi kertas lakmus merah. Menghantarkan arus listrikBereaksi dengan logam menghasilkan gas hidrogen Menghasilkan ion H+ jika dilarutkan dalam airMemiliki pH kurang dari 7 (pH < 7)

Sifat BasaRasanya pahit dan berlendir Semua basa berwujud padat, kecuali NH4OH (ammonium hidroksida) Semua basa sukar larut dalam air kecuali NaOH, KOH, NH4OH, Ca(OH2) dan Ba(OH)2Basa yang mudah larut dalam air dan dapat menghantarkan arus listrik disebut zat elektrolit. Basa tersebut terionisasi menghasilkan ion logam (kation) dan ion OH-(anion) Basa dapat mengubah warna kertas lakmus menjadi biru Basa dapat bereaksi dengan asam membentuk garam, ini disebut penetralan.

Asam lemah: asam yang hanya terdisosiasi sebagia di dalam air (berdisosiasi tidak sempurna). Contohnya asam karbonat di dalam air hanya akan terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan HCO3-.Contoh asam lemah lainnya: Asam asetat, Asam askorbat, Asam benzoate, Asam sitrat, Asam formatAsam kuat: asam yang berdisosiasi sempurna di dalam air. Contohnya: Asam klorida, Asam nitrat, Asam sulfat, Asam bromideBasa lemah: basa yang hanya terdisosiasi sebagian di dalam air atau suatu persenyawaan yang bergabung tidak sempurna dengan ion H+ di dalam larutan air. Contohnya: gas amoniak, Ammonium hydroxide, Aluminium hydroxide, besi(II) hidroksidaBasa kuat: persenyawaan yang berdisosiasi secara sempurna dalam laruta air. Contohnya: Kalium hidroksida , Barium hidroksida.

pH adalah Salah satu pengukuran yang sangat penting dalam berbagai cairan proses (industri, farmasi, manufaktur, produksi makanan dan sebagainya) yaitu pengukuran ion hidrogen dalam suatu larutan . Merupakan suatu ekspresi dari konsentrasi ion Hidrogen (H) didalam air, besarannya dinyatakan dalam minus logaritma dari konsentrasi ion H. Larutan dengan harga pH rendah dinamakan "asam" sedangkan yang harga pH-nya tinggi dinamakan "basa". Skala pH terentang dari 0 (asam kuat) sampai 14 (basa kuat) dengan 7 adalah harga tengah mewakili air netral.Oleh karena itu pH diartikan sebagai " - (minus) logaritma konsentrasi ion H"

Keadaan dimana konsentrasi H+ diproduksi setara dengan H+ yang dikeluarkan oleh sel. Keseimbangan asam basa adalah keseimbangan ion hidrogen, keseimbangan antaraion [H+] bebas dan [HCO3-] dalam cairan tubuh sehingga keseimbangan tubuh yang harus dijaga kadar ion [H+] bebas dalam batas normal pembentukan asam maupun basa terus berlangsung dalam kehidupan.

Keseimbangan Asam BasaDiperlukan sistem buffer untuk menjaga keseimbangan asam basa: Menetralisir kelebihan ion hidrogen, bersifat temporer dan tidak melakukan eliminasi. Fungsi utama sistem buffer adalah mencegah perubahan pH yang disebabkan oleh pengaruh asam fixed dan asam organic pada cairan ekstraseluler.

Sebagai buffer, system ini memiliki keterbatasan yaitu:Tidak dapat mencegah perubahan pH di cairan ekstraseluler yang disebabkan karena peningkatan CO2System ini hanya berfungsi bila system respirasi dan pusat pengendali system pernafasan bekerja normalKemampuan menyelenggarakan system buffer tergantung pada tersedianya ion bikarbonat.

Sistem BufferAda 4 sistem bufer:Bufer bikarbonat; merupakan sistem dapar di cairan ekstrasel terutama untuk perubahan yang disebabkan oleh non-bikarbonatBufer protein; merupakan sistem dapar di cairan ekstrasel dan intraselBufer hemoglobin; merupakan sistem dapar di dalam eritrosit untuk perubahan asam karbonatBufer fosfat; merupakan sistem dapar di sistem perkemihan dan cairan intrasel.

Mekanisme Keseimbangan Asam-BasaKelebihan asam akan dibuang oleh ginjalTubuh menggunakan penyangga pH (buffer) Pembuangan karbondioksida

10Koordinasi untuk pengaturan keseimbangan asambasa yang dilakukan dengan 3 sitem :

Sistem bufferDidalam tubuh terdapat beberapa sistem buffer, yaitu :Sistem buffer asam karbonat-bikarbonatSistem buffer hemoglobinSistem buffer proteinSistem buffer fosfat Sistem respirasiSistem eksresi melalui ginjal

Aspek fisiologi dan biokimia dalam keseimbangan asam basa

pH darah normal adalah 7.3-7.5, asam adalah pHdibawah 7.3, dan basa adalah pH diatas 7.5.pH 7.3-7.5. Gangguan ke arah keasaman (asidosis)pH kurang dari 7.3 atau ke arahkebasaan (alkalosis) pH diatas 7.5.Gangguan dapat dipulihkan ke keadaan semula oleh alat kompensasi tubuh karena ion [H+] berpengaruh besar dalam keseimbangan asam-basa, maka faktor yang mempengaruhi [H+] juga mempengaruhi keseimbangan asam basa, yaitu :Lebihnya kadar [H+] yang ada dalam cairan tubuh, berasal dariKeseimbangan intake dan output ion [H+] tubuh

Manfaat Keseimbangan Asam-Basa

Keseimbangan asam basa dalam tubuh perlu di jaga, karena adanya perubahan ion hidrogen atau pH sedikit saja dari nilai normal dapat menyebabkan gangguan kesetimbangan dalam tubuh dan dapat menyebabkan kematian.

Definisi Gangguan Keseimbangan Asam-Basa

Gangguan keseimbangan asam basa disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi mekanisme pengaturan keseimbangan antara lain sistem buffer, sistem respirasi, fungsi ginjal, gangguan sistem kardiovaskular maupun gangguan fungsi susunan saraf pusat. Gangguan ini ditandai dengan pergeseran pH menjauhi batas normal.

Macam-macam gangguan keseimbangan asam-basaGangguan keseimbangan asam-basa respiratorikTerjadi karena ketidakseimbangan antara pembentukan CO2 di jaringan perifer dengan ekskresinya di paru; ditandai oleh peningkatan atau penurunan konsentrasi CO2.Asidosis respiratorikAsidosis respiratorik akut Asidosis respiratorik kronikAlkalosis respiratorik

Gangguan keseimbangan asam-basa metabolikTerjadi karena pembentukan CO2 oleh asam fixed dan asam organic yang menyebabkan peningkatan ion bikarbonat di jaringan perifer atau cairan ekstrasel.

Asidosis metabolikAsidosis metabolik sederhanaGabungan asidosis metabolik dan asidosis respiratorik dapat juga disebut uncompensated metabolic acidosisGangguan asidosis metabolik dengan alkalosis respiratorik atau dapat disebut sebagai partly compensated metabolic acidosisAlkalosis metabolik

Etiologi Gangguan Keseimbangan Asam-BasaAsidosis respiratorikInhibisi pusat pernapasanPenyakit neuoramuskularObstruksi jalan napasKelanian restriktifMechanical under ventilationOverfeeding

2. Alkalosis respiratorikRangsangan pusat pernafasanHipoksiaVentilasi mekanisme yang berlebihan Mekanisme yang belum jelasLatihan fisik

3. Asidosis metabolikPembentukan asam yang berlebihan di dalam tubuhBerkurangnya kadar ion HCO3- dalam tubuhRetensi ion H+ dalam tubuh.Penambahan asamPengurangan bikarbonat : asidosis tubulus ginjal, diare, kolostomi, dan ileostomiBerbagai gangguan, seperti gagal ginjal, asidosis laktat, produksi badan keton naik, hyperaldosteron, keracunan

4. Alkalosis metabolikKekurangan H+ dari ECF (Retensi HCO3-

Manifestasi Klinik Gangguan Keseimbangan Asam-BasaAsidosis respiratorikAlkalosis respiratorikAsidosis metabolikAlkalosis metabolekPatofisiologi Gangguan Kesemibangan Cairan

Asidosis respiratorikKemoreseptor yang terletak pada medulla dan badan karotis akan member respons terhadap penurunan PCO2. Pada beberapa keadaan respons kemoreseptor di medulla akan menyebabkan peningkatan ventilasi paru.Pada keadaan normal perubahan PCO2 dikendalikan oleh kemoreseptor pusat (medulla). Bila terdapat hipoksia atau hiperkapnia kronik, maka kemungkinan terjadi supresi kemoreseptor pusat seperti dijumpai pada penderita PPOK. Pada keadaan tersebut, ventilasi akan di[ertahankan oleh kemoreseptor pada badan karotis sebagai respon terhadap perubahan PCO2 dan perubahan pH. Bila keadaan ini berlanjut dan kemoreseptor gagal memberikan respon atau pada keadaan dimana sirkulasi paru inadekuat, maka pH akan turun dan timbul asidosis respiratorik akut.Alkalosis respiratorikRespon segera terhadap penurunan aku PaCO2 adalah suatu mekanisme buffer intrasel. H+ dilepas dari buffer jaringan intrasel yang memperkecil alkalosis dengan menurunkan HCO3- plasma. Alkalosis akut juga merangsang pembentukan asam laktat dan piruvat di dalam sel dan membantu pelepasan H+ lebih banyak ke CES. Buffer protein oleh protein plasma hanya sedikit menurunkan HCO3- plasma. Efeknya mekanisme buffer CES dan CIS adalah sedikit menurunkan HCO3- plasma. Apabila hipokapnia tetap berlangsung, maka penyesuaian ginjal mengakibatkan lebih banyak HCO3- plasma yang berkurang. Terjadi hambatan reabsorpsi tubulus ginjal dan pembentukan HCO3- baru.

Asidosis metabolikJika kita makan, saluran pencernaan seperti lambung, usus dsb akan menghasilkan HCO3. Nanti HCO3 akan diserap oleh plasma yang akan dieksresi bersama urin. Tetapi jika terjadi diare, HCO3 akan banyak keluar bersama feses. Karena diare tidak terjadi absorbsi pada usus. Diare dapat disebabkan oleh infeksi, alergi, virus serta bakteri. Sehingga HCO3 dalam plasma akan terjadi penurunan besar-besaran karena keluar bersama feses. Sedangkan jika HCO3 berkurang, H+ tidak dapat diikat. Karena HCO3 berperan sebagi buffer bagi H+ agar tidak kelebihan asam dalam tubuh. Karena penurunan HCO3 akan menyebabkan kenaikan H+ dalam tubuh lalu pH akan turun, HCO3 turun, tetapi H+ naik sehingga tubuh menjadi asam. Maka terjadilah Asidosis Metabolik.

Alkalosis metabolikKompensasi utamanya adalah penurunan ventilasi, yang meningkatkan PaCO2 dan peningkatan ekskresi HCO3 oleh ginjal, yang membantu mengkompensasi peningkatan awal konsentrasi HCO3 cairan ekstrasel.

Pemeriksaan Diagnostik

Nilai-nilai AGD: menentukan pH (biasanya , 7,35) dan derajat kompensasi respiratori seperti dilihatkan oleh PaCO2, yang biasanya adalah < 35 mmHg.Bikarbonat serum: menentukan adanya asidosis metabolik ( < 22 mEq/L).Elektrolit serum: mungkin terjadi peningkatan kalium Karena pertukaran kalium intrasellular dari ion-ion hydrogen dalam usaha tubuh untuk menormalkan lingkungan asam-basa.Anion Gap: dalam usaha untuk mengidentifikasi penyebab asidosis metabolik, penganalisaan elektrolit serum untuk mendeteksi anion gap mungkin sangat membantu. Anion gap mencerminkan adanya anion yang tak terukur dalam plasma dan dihitung dengan mengurangi penjumlahan klorida dan natrium bikarbonat dengan jumlah konsentrasi natrium plasma.Anion Gap =Na+ - (HCO3-+Cl-)EKG: mendeteksi distrima yang disebabkan oleh hyperkalemia. Perubahan yang tampak pada hyperkalemia termasuk memuncaknya gelombang T, penurunan segmen ST, penurunan ukuran gelombang R, menurun atau tidak terdapatnya gelombang P, dan pelebaran kompleks QRS, asidosis dapat menyebabkan perubahan ECG yang tidak spesifik.

Diagnosis Gangguan Keseimbangan Asam-BasaAsidosis respiratorikPeningkatan pCO2 secara mendadak mungkin dapat diikuti oleh peningkatan HCO3- plasma sebanyak 3-4 mEq/l sebagai efek buffer. Pada asidosis respiratorik kronik, adaptasi akibat retensu bikarbonat dan peningkatan bikarbonat plasma kurang lebih 3-4 mEq/l setiap kenaikan 10 mmHg PCO2.Alkalosis respiratorikPemeriksaan laboratorium pada alkalosis respiratorik akut adalah pH yang lebih dari 7,45 dan PaCO2 yang kurang dari 35 mmHg. Bila misalnya, terjadi penurunan PaCO2 yang cepat sampai 20 mmHg, maka penurunan HCO3- plasma tidak boleh melebihi 4 mEq/L karena adanya mekanisme buffer sel. Pada alkalosis metabolic kronis, HCO3- plasma diperkirakan turun kira-kira sebesar 10 mEq/L dengan derajat hipokapnia yang sebanding. Penurunan HCO3- plasma yang lebih besar dari perkiraan mengesankan adanya asidosis metabolic yang menyertai; bila penurunan lebih sedikit dari perkiraan, maka mungkin terjadi alkalosis metabolic yang menyertai.

Asidosis metabolikHasil pemeriksaan menunjukkan : pH :