ppt terapi obat diare

25
Kelompok 5 Indriana Herawati Julitta Purwaningtyas Komang Ayu Desmita Lucy Febriani Roihana Kurnia Dewi Renny Kuswandari

Upload: indriana-herawati

Post on 14-Jan-2017

538 views

Category:

Health & Medicine


47 download

TRANSCRIPT

Kelompok 5 Indriana Herawati Julitta Purwaningtyas Komang Ayu Desmita

Lucy Febriani Roihana Kurnia DewiRenny Kuswandari

Terapi Obat PadaPasien dengan DiareDefinisi :

Mansjoer et al., (2009) mendefinisikan gastroenteritis sebagai buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100-200ml/jam tinja), berbentuk cairan atau setengah cair (setengah padat), dan dapat pula disertai frekuensi defekasi (buang air besar) yang meningkat. Sementara, organisasi kesehatan dunia mendefinisikan gastroenteritis sebagai buang air besar yang encer atau cair lebih dari tiga kali sehari (WHO, 2008).

Tanda dan Gejala

Mula-mula cengeng dan gelisah (jika pasien bayi atau anak-anak).Suhu badan dapat meningkat Napsu makan berkurang Berat badan turunDiareFeses cair dengan atau tanpa darah / lendirWarna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karna tercampur empeduAnus dan sekitarnya lecet karna tinja menjadi asamGejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diareDehidrasi, bila banyak cairan keluar mempunyai tanda-tanda ubun- ubun besar cekung, tonus dan turgor kulit menurun, selaput lendir mulut dan bibir kering

PatofisiologiMasukan makanan/minuman yang

terkontaminasi

Infeksi pada mukosa usus

Makanan/zat tidak dapat diserap

Menimbulkan rangsangan tertentu yaitu: menimbulkan mekanisme tubuh

untuk mengeluarkan toksin

Menimbulkan mekanisme tubuh

untuk mengeluarkan

toksin

Tekanan osmotik dalam rongga usus

meninggi

Peningkatan sekresi air dan

elektrolit kedalam rongga usus

Peningkatan gerakan usus (peristaltik)

Terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam

rongga usus

Berkurangnya kesempatan usus

penyerap makanan

Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang

usus untuk mengeluarkannya

Diare

Diare

Resiko kekurangan cairan & elektrolit

Gangguan rasa nyaman

Penyebab Diare

1. Infeksi internal Stigella Salmonella Eschericia Coli Campylobacter Yersinia Enterocolitic

2. Infeksi oleh Virus Retavirus Enterovirus Adenovirus Norwalk

3. Infeksi oleh ParasitBiasanya disebabkan oleh cacing (ascaris, trichuris, oxyuris,strongyloides), protozoa (entamoeba histolytica, grandia lamblia, trichomonas hominis), dan jamur (candida albicans).

Klasifikasi Diare Sesuai Tingkat Keparahannya

1.Diare AkutDiare akut adalah diare yang serangannya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari. Diare akut ini biasanya diakibatkan oleh infeksi.

2.Diare KronisDiare kronis adalah diare yang berlangsung selama lebih dari 14 hari.

Rehidrasi OralTerapi rehidrasi oral (TRO) adalah pemberian melalui mulut untuk mencegah atau mengatasi dehidrasi yang disebabkan karena diare.

1.Garam Rehidrasi Oral suatu larutan dari campuran NaCl 3,5 g, KCl 1,5 g, Na-trisitrat 2,5 dan glukosa 20 g dalam 1 liter air matang (Oralit). Glukosa menstimulasi secara aktif tranpor Na dan air melalui dinding usus. Dengan demikian resorpsi air dalam usus halus meningkat dengan 25 kali (Sladen & Dawson). Begitu pula bahan gizi lainnya (asam amini, peptida) mempelancar penyerapan air.

1

ORS Beras

Beberapa tahun lalu telah ditemukan bahwa tepung beras (atau tepung jagung, shorgum dan kentang) sebagai pengganti glukosa dalam campuran ORS memberikan beberapa keuntngan penting. Dalam air tajin tepung beras yang terutam aberisi pati dicernakan dan menghasilkan dua kali lebih banyak glukosa dari pada dalam ORS biasa. Efeknya ialah bertambahnya penyerapan (kembali) air dan elektrolit.

2

Zinc

Sejak tahun 2004, WHO dan UNICEF menandatangani kebijakan bersama dalam hal pengobatan diare yaitu pemberian oralit dan Zinc selama 10-14 hari. Hal ini didasarkan pada penelitian selama 20 tahun (1980-2003) yang menunjukkan bahwa pengobatan diare dengan pemberian oralit disertai zinc lebih efektif dan terbukti menurunkan angka kematian akibat diare pada anak-anak sampai 40%.

Pada saat diare, anak akan kehilangan zinc dalam tubuhnya. Pemberian Zinc mampu menggantikan kandungan Zinc alami tubuh yang hilang tersebut dan mempercepat penyembuhan diare.

Obat yang Sering Digunakan Pada Diare

Obat yang Digunakan Kemoterapeutika Papaverin

Obtispansia

Obat yang Sering Digunakan Pada Diare

1. Kemoterapeutika

Antibiotika Cotrimoxazole Kloramfenikol

COTRIMOXAZOLE INTERAKSI OBATKotrimoksazol dapat menambah efek dari antikoagulan dan memperpanjang waktu paruh Fenitoin juga dapat mempengaruhi besarnya dosis obat-obat hipoglikemia.Pernah dilaporkan adanya megaloblastik anemia apabila kotrimoksazol diberikan bersama-sama dengan obat yang dapat menghambat pembentukan folat misalnya Pirimetamin.Pemberian kotrimoksazol bersama dengan diuretik terutama Tiazid dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya trobositopenia.

EFEK SAMPINGEfek samping jarang terjadi pada umumnya ringan, seperti reaksi hipersensitif/alergi, ruam kulit, sakit kepala dan gangguan pencernaan misalnya mual, muntah dan diare.Walaupun sifatnya jarang dapat terjadi reaksi hipersensitivitas yang fatal pada kulit atau darah seperti sindrom Steven Johnson, toxic epidermal, necrosis fulminant, hepatic necrosis dan diskrasia darah lainnya.

1

CON’T KEMASAN Cotrimoxazole Kaplet Forte

Cotrimoxazole Tablet

Cotrimoxazole syrup.

DOSIS DAN ATURAN PAKAIBayi usia 6 minggu – 6 bulan : 120 mg, 2 kali sehari.Anak usia 6 bulan – 6 tahun : 240 mg, 2 kali sehari.Anak usia 6 – 12 tahun : 480 mg, 2 kali sehari.Dewasa dan anak diatas 12 tahun : 960 mg, 2 kali sehari.

Kloramfenikol

INTERAKSI OBATKloramfenikol menghambat metabolisme dikumarol, fenitoin, fenobarbital, tolbutamid, klorpropamid dan siklofosfamid.

Mengurangi efektivitas kontrasepsi oral.Mengurangi efektivitas suplemen zat besi dan vitamin B12 pada terapi anemia.

Meningkatkan efek antikoagulan oral, antidiabetes oral, dan fenitoin. EFEK SAMPINGSakit kepalaEnsefalopati, kejang, delirium, depresi mental.Reaksi hipersensitivitas / alergi seperti kemerahan kulit, demam, angioedema.

Efek samping yang berpotensi fatal : supresi sumsum tulang dan anemia aplastik ireversibel, neutropenia, trombositopenia, grey baby syndrome, dan anafilaksis (jarang).

2

Con’t

DOSIS DAN ATURAN PAKAI 1. Dewasa, anak-anak, dan bayi berumur lebih dari 2 minggu : 50 mg/kg BB sehari dalam dosis terbagi 3 – 4.

2. Bayi prematur dan bayi berumur kurang dari 2 minggu : 25 mg/kg BB sehari dalam dosis terbagi 4.

3. Kloramfenikol sebaiknya diminum dalam keadaan perut kosong, yaitu 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan.

KEMASAN Kloramfenikol kapsul 250 mg. Kloramfenikol sirup 125 mg/5 ml.

Obat yang Sering Digunakan Pada Diare

2. Obtispansia

Zat-Zat Penekan Peristaltik

Loperamida

Adstringensia

AdsorbensiaKarbo adsorbens

Kaolin

LOPERAMIDA (IMODIUM)

Obat loperamide dapat bekerja lebih cepat dan lama kerja bertahan lebih lama dibanding difenoksilat dan kodein. Obat ini juga memiliki efek obstipasi yag lebih kuat 2 sampai 3 kali lipat, dan obat ini juga tidak dapat menembus saluran darah otak sehingga tidak memberikan efek terhadap saraf pusat.

EFEK SAMPING  Obat imodium dapat memberikan beberapa efek samping berikut ini :

1. Mengalami flatulen atau sering buang angin. 2. Mengalami konstipasi, mual muntah da nyeri perut. 3. Mengalami reaksi alergi berupa kemerahan pada kulit. 4. Mengalami perasaan pusng, mengantuk dan letih 5. Mengalami megakolon toksik.

1

CON’T DOSIS IMODIUM Imodium obat diare di apotik tersedia dalam bentuk tablet dengan dosis obat imodium 2 mg. Adapun dosis imodium yang dianjurkan untuk digunakan adalah 1. Pada penderita diare akut nonspesifik dosis awal obat Imodium yang dianjurkan adalah 4 mg, kemudian diikuti 2 mg setiap mengalami buang air besar, dan dosis imoidum yang digunakan tidak boleh lebih dari 16 mg sehari.

2. Pada pederita diare kronik dosis awal obat Imodium yang dianjurkan adalah 4 mg, kemudian diikuti 2 mg setiap mengalami buang air besar dan dosis imodium yang digunakan tidak boleh melebihi 16 mg sehari.

3. Pemberian obat imodium harus dihentikan apabila tidak terjadi perbaikan klinis setelah 48 jam pemberian

ADSTRINGENSIA

1. Asam samak (Tanin) Tanin bersifat mengendapkan zat putih telur dan bersifat adstringens, yaitu dapat meringankan diare dengan menciutkan selaput lendir usus. Oleh karena merangsang lambung (rasa mual,muntah-muntah), maka tanin digunakan sebagai senyawanya yang tidak melarut, yaitu tannalbumin zai ini begitu efektif dan tidak memberikan efek-efek samping tersebut diatas.

2. Tannalbumin (Tannalbin) Persenyawaan sukar-larut antara tanin dan albumin yang dalam saluran lambung-usus secara berangsur-angsur melepaskan tanin. Sering kali obat ini diberikan pada anak sebagai obat tambahan pada pengobatan infeksi usus.

Dosis:3 sekali sehari 0,5-1 g, anak-anak sesuai berat badan. 3. Bismut Subkarbonat Selain berkhasiat obstipasi, juga dapat membentuk suatu lapisan pelindung untuk menutupi luka-luka di dinding usus akibat peradangan. Senyawa bismut lainnya juga digunakan dalam pengobatan, misalnya bismut subsalisilat.

2

KARBO ADSORBENS

NORIT adalah karbon berasal dari tumbuh – tumbuhan yang diaktifkan dengan kuat. Oleh karena itu pengobatan dengan memakai NORIT walaupun dalam jumlah banyak tidak berbahaya terhadap anak – anak maupun orang dewasa. Daya serap yang kuat dari NORIT sangat baik untuk menghilangkan gangguan – gangguan dalam perut dan keracunan makanan.

DOSIS :20 tablet NORIT dan diulangi seperlunya.3 kali sehari 6-9 tabletPenggunaan pada anak – anak dibawah umur 3 tahun hanya atas petunjuk dokter.

Pemakaian pada masa kehamilan : Obat ini boleh digunakan sesuai instruksi dan aturan pakainya.

EFEK SAMPING : Tidak ada. KEMASAN : Tube @ 40 tablet.

1

Kaolin Sejak dahulu aluminiumsilikat yang mengandung air ini, sudah digunakan sebagai adsorbens toksin pada diare.

Dosis: 3 dd 50-100 g sebagai suspensi dalam air, biasanya dikombinasi dengan karbo adsorbens atau dengan pektin.

2

PAPAVERIN3 INDIKASI 1. Spasmolitik pada kolik usus 2. Saluran kemih 3. Saluran empedu INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL Penelitian pada hewan menunjukkan efek samping pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan belum ada penelitian yang terkendali pada wanita atau penelitian pada wanita dan hewan belum tersedia. Obat seharusnya diberikan bila hanya keuntungan potensial memberikan alasan terhadap bahaya potensial pada janin.

DOSIS Dewasa : 3 kali sehari 1-2 tablet. Anak-anak : 2,5 mg/kg berat badan dalam 4 dosis terbagi. PENYAJIAN : Dikonsumsi bersamaan dengan makanan atau tidak