ppt ayu muti.ppt
TRANSCRIPT
EPIDERMODYSPLASIA VERRUCIFORMIS YANG DIDAPAT PADA PASIEN TRANSPLANTASI GINJAL DENGAN PENGGUNAAN TERAPI
IMUNOSUPRESANDITINJAU DARI KEDOKTERAN DAN ISLAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIV. YARSI
JAKARTA
JUNI 2013
Disusun Oleh :Ayu Mutiara Farkhah
Pembimbing :Dr. Nenden Setiasih Prabu, Sp.KK
Dra. Siti Marhamah, M.Ag
Disusun Oleh :Ayu Mutiara Farkhah
Pembimbing :Dr. Nenden Setiasih Prabu, Sp.KK
Dra. Siti Marhamah, M.Ag
Latar Belakang
Penyakit EV ini merupakan penyakit yang sangat jarang ditemukan namun perubahan kearah malignansi sangat sering dialami usia dewasa, tetapi jarang bermetastasi
Permasalahan
Apakah yang dimaksud dengan Epidermodysplasia Verruciformis?
Adakah keterlibatan genetika pada Epidermodysplasia Verruciformis?
Adakah kaitan antara transplantasi ginjal dengan Epidermodysplasia Verruciformis?
Bagaimana pandangan Islam mengenai transplantasi ginjal dengan penggunaan terapi imunosupresan?
Tujuan
Memberikan informasi mengenai penyakit Epidermodysplasia
Verruciformis yang timbul akibat dari penggunaan
imunosupresan pada transplantasi ginjal ditinjau dari kedokteran dan Islam.
Memberikan informasi mengenai penyakit Epidermodysplasia
Verruciformis yang timbul akibat dari penggunaan
imunosupresan pada transplantasi ginjal ditinjau dari kedokteran dan Islam.
Menambah pengetahuan tentang penyakit Epidermodysplasia Verruciformis yang timbul akibat dari penggunaan imunosupresan pada transplantasi ginjal ditinjau dari kedokteran dan Islam.
Menambah pengetahuan masyarakat mengenai penyakit Epidermodysplasia Verruciformis yang timbul akibat dari penggunaan imunosupresan pada transplantasi ginjal ditinjau dari kedokteran dan Islam.
Menambah pengetahuan tentang penyakit Epidermodysplasia Verruciformis yang timbul akibat dari penggunaan imunosupresan pada transplantasi ginjal ditinjau dari kedokteran dan Islam.
Menambah pengetahuan masyarakat mengenai penyakit Epidermodysplasia Verruciformis yang timbul akibat dari penggunaan imunosupresan pada transplantasi ginjal ditinjau dari kedokteran dan Islam.Manfaat
EPIDERMODYSPLASIA VERRUCIFORMIS YANG DIDAPAT PADA PASIEN TRANSPLANTASI GINJAL DENGAN PENGGUNAAN
TERAPI IMUNOSUPRESAN DITINJAU DARI KEDOKTERAN
EPIDERMODYSPLASIA VERRUCIFORMIS (EV)
• Tahun 1922 Lewandowski &Lutz, • Penyakit kulit langka, diwariskan autosomal resesif >>
infeksi luas dan persisten HPV tidak terkait jenis kelamin, ras, letak
geografis• Insidensi meningkat pada pasien imunodefisiensi
40% pasien transplantasi ginjal 5-27% HIV dan AIDS
• Etiologi:- Infeksi -HPV tipe tertentu (penyebab utama)
- faktor genetik rentan EVER1 & EVER2 - respon imun pasien imunosupresan - faktor lingkungan (radiasi sinar UV)
HPV (Human Papilloma Virus)
Sumber: Jovanovic dan Karadaglic, 2000
Patogenesis
Penegakan Diagnosis
deteksi HPV pada lesi
dengan PCR
gambaran histopatologi
kriteria klinis
Lesi Benigna
Lesi Pramaligna mengarah Maligna
HUBUNGAN PENGGUNAAN OBAT IMUNOSUPRESAN PADA PASIEN TRANSPLANTASI GINJAL
Efek Respon Imun Lokalketerbatasan terhadap pengenalan peptida antigen virus spesifik di permukaan kulit, serta mengekspresikannya yang terkait dengan terbatasnya jumlah MHC (Major Histocompatibility Complex) kelas I pada permukaan membran sel
Efek Respon Imun SistemikPenghambatan proliferasi dan aktivasi sel limfosit TPenghambatan transkripsi gen yang menyandi berbagai sitokin (IL-1, IL-2, IL-6, IFN-α, dan TNF-α)Penghambatan proliferasi dan pembentukan antibodi oleh sel limfosit B
Pengaruh Defek Respon Imunpengendalian infeksi viruskesulitan mengeliminasi HPV dalam tubuhnya
EV pada Imunosupresan: luas dan persisten
Pengaruh Defek Respon Imunpengendalian infeksi viruskesulitan mengeliminasi HPV dalam tubuhnya
EV pada Imunosupresan: luas dan persisten
Invasi virus HPV mempengaruhi reseptor faktor pertumbuhan epidermis (Epidermal Growth Factor Receptor/ EGFR) yang terdapat pada permukaan membran sel basalis → hiperproliferasi
Invasi virus HPV mempengaruhi reseptor faktor pertumbuhan epidermis (Epidermal Growth Factor Receptor/ EGFR) yang terdapat pada permukaan membran sel basalis → hiperproliferasi
Replikasi virus HPV mengganggu pematangan keratinosit pada stratum granulosum → mengganggu proses keratinisasi pada kulit yang berperan sebagai sawar (barrier) mekanis pada kulit.
Replikasi virus HPV mengganggu pematangan keratinosit pada stratum granulosum → mengganggu proses keratinisasi pada kulit yang berperan sebagai sawar (barrier) mekanis pada kulit.
EV pada pasien transplantasi ginjal
• Penegakkan diagnosis untuk Epidermodysplasia Verruciformis (EV) yang didapat sama dengan EV yang diwariskan .
• Gambaran klinis : lesi tipe verrucous atau seborrheic keratosis-like lesion >>
• Gambaran histopatologi : sebanyak 90% memiliki gambaran lesi tipe benigna
Perjalanan Penyakit
• EV didapat lebih berat• Kasus Epidermodysplasia Verruciformis
(EV) pada pasien transplantasi ginjal didapatkan hampir 10% diantaranya berkembang ke arah keganasan (10 tahun pertama), dan meningkat hingga lebih dari 30% jika dibandingkan EV pada autosomal resesif.
• Kematian tidak dilaporkan
Penatalaksanaan•Lesi benigna → Isotretinoin 1 mg/kgbb/hr.•Terapi Gabungan → isotretinoin (0,4 mg/kgbb/hr), 1,25-dihydroxyvitamin-D3 (0,5-1,0 mikrogram/hr) dan IL-12 (dosis kecil) untuk pencegahan perubahan kearah maligna;•IFN-alpha 2 (1,5-6 juta unit/hr) dikombinasi dengan isotretinoin (1 mg/kgbb/hr), dan IFN-alpha 2 (1 juta unit, 3 kali seminggu selama tiga minggu) intralesi, 5 FU (salep 5%) atau asam retinoat (krim 0,05-0,1%) topikal, untuk karsinoma.
Pencegahan: menghindarkan penderita dari paparan sinar matahari sebagai faktor lingkungan utama pencetus keganasan
EPIDERMODYSPLASIA VERRUCIFORMIS YANG DIDAPAT PADA PASIEN TRANSPLANTASI GINJAL DENGAN PENGGUNAAN
TERAPI IMUNOSUPRESAN DITINJAU DARI ISLAM
EPIDERMODYSPLASIA VERRUCIFORMIS (EV) DALAM
ISLAM
Penyakit Kulit (EV) Berobatlah…
الد>اء9 ل? Bز? ?ن أ الله? 9ن> إ Iد?اء KلM 9ك ل و?ج?ع?ل? و?الد>و?اء9?د?او?وBا ت ? و?ال ?د?او?وBا ف?ت Vد?و?اء
I ام 9ح?ر? ب(HR. Abu Dawud)
الد>اء9 ل? Bز? ?ن أ الله? 9ن> إ Iد?اء KلM 9ك ل و?ج?ع?ل? و?الد>و?اء9?د?او?وBا ت ? و?ال ?د?او?وBا ف?ت Vد?و?اء
I ام 9ح?ر? ب(HR. Abu Dawud)
Artinya: “Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan obat, dan menjadikan setiap penyakit ada obatnya, maka berobatlah dan
janganlah berobat dengan sesuatu yang haram.”
PANDANGAN ISLAM TERHADAP TRANSPLANTASI GINJAL
manfaat (kemaslahatannya)
Hukum Transplantasi Ginjal
Diperbolehkan
keselamatan jiwanya(Fatwa 1988)
Artinya: “(Hukum) asal atas sesuatu yang bermanfaat adalah boleh (ibadah)”
PANDANGAN ISLAM TERHADAP TERAPI IMUNOSUPRESAN PADA PASIEN TRANSPLANTASI GINJAL
• Adakalanya ginjal yang ditransplantasikan ke dalam tubuh tidak cocok yang akan menyebabkan reaksi penolakan di dalam tubuh. Sehingga, dalam perkembangannya tindakan transplantasi ginjal biasanya ditambahkan pemberian obat-obatan yang mengurangi risiko terjadinya reaksi penolakan tubuh terhadap ginjal cangkokan Obat Imunosupresan
• Dalam Islam, menggunakan obat-obat tertentu boleh digunakan jika bermanfaat dan terbukti secara meyakinkan:
Artinya: “Katakanlah: “Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar” (Q.s. Al-Baqarah (2):111)
• Pada penggunaan terapi kombinasi imunosupresan dalam waktu yang berlangsung lama dan dengan dosis yang besar, seperti pada pasien transplantasi ginjal mempunyai dampak terhadap tubuh. – peningkatan resiko infeksi : Infeksi virus HPV
pada kulit (Epidermodysplasia Verruciformis)
– Neoplasia (keganasan)
Pandangan Islam…….
Transplantasi Ginjal keselamatan jiwaTransplantasi Ginjal keselamatan jiwa
Penggunaan obat imunosupresan resiko penyakit kulit berkembang keganasan namun tidak menyebabkan kematian
Penggunaan obat imunosupresan resiko penyakit kulit berkembang keganasan namun tidak menyebabkan kematian
Terdapat kaidah fiqih mengenai dlarar (bahaya)Terdapat kaidah fiqih mengenai dlarar (bahaya)
Artinya: Apabila ada dua bahaya (resiko) yang berlawanan, maka harus dipelihara yang lebih berat mudaratnya dengan melaksanakan yang lebih ringan
daruratnya”
Epidermodysplasia Verruciformis merupakan penyakit kulit sangat langka, pada umumnya diwariskan secara autosomal resesif, dan ditandai oleh infeksi kulit yang meluas dan persisten dari sekelompok tipe Human Papilloma Virus. Penyakit Epidermodysplasia Verruciformis dapat diderita oleh pasien transplantasi ginjal yang menggunakan mulitipel obat imunosupresan, hal tersebut disebabkan adanya peningkatan resiko yang signifikan untuk terjadinya infeksi virus karena defek respon imun tubuh terhadap pengendalian infeksi virus. Perjalanan penyakit Epidermodysplasia Verruciformis dapat berkembang kearah keganasan, dengan angka kejadian lebih tinggi 30% pada pasien transplantasi ginjal jika dibandingkan pada autosomal resesif. Keganasan sering mengenai daerah yang terpapar sinar matahari seperti wajah, leher, dada, dan ekstremitas.
Epidermodysplasia Verruciformis merupakan penyakit kulit sangat langka, pada umumnya diwariskan secara autosomal resesif, dan ditandai oleh infeksi kulit yang meluas dan persisten dari sekelompok tipe Human Papilloma Virus. Penyakit Epidermodysplasia Verruciformis dapat diderita oleh pasien transplantasi ginjal yang menggunakan mulitipel obat imunosupresan, hal tersebut disebabkan adanya peningkatan resiko yang signifikan untuk terjadinya infeksi virus karena defek respon imun tubuh terhadap pengendalian infeksi virus. Perjalanan penyakit Epidermodysplasia Verruciformis dapat berkembang kearah keganasan, dengan angka kejadian lebih tinggi 30% pada pasien transplantasi ginjal jika dibandingkan pada autosomal resesif. Keganasan sering mengenai daerah yang terpapar sinar matahari seperti wajah, leher, dada, dan ekstremitas.
Ilmu Kedokteran
AgamaIslam
Penggunaan obat imunosupresan pada pasien transplantasi ginjal dapat menimbulkan Epidermodysplasia Verruciformis yang dapat berkembang menjadi keganasan tetapi tidak menyebabkan kematian. Sedangkan tindakan transplantasi ginjal merupakan pilihan pengobatan yang terakhir dan jalan terbaik bagi penderita gagal ginjal stadium terminal agar pasien dapat tetap hidup. Berdasarkan kedua pertimbangan tersebut, dalam Islam terdapat kaidah mengenai dlarar (bahaya) yang menyatakan bahwa apabila harus memilih antara dua mudharat maka hendaklah memilih yang paling ringan mudharatnya. Dengan demikian, mengenai penggunaan obat-obat imunosupresan pada pasien transplantasi ginjal diperbolehkan baginya guna keberlangsungan hidup manusia.
Penggunaan obat imunosupresan pada pasien transplantasi ginjal dapat menimbulkan Epidermodysplasia Verruciformis yang dapat berkembang menjadi keganasan tetapi tidak menyebabkan kematian. Sedangkan tindakan transplantasi ginjal merupakan pilihan pengobatan yang terakhir dan jalan terbaik bagi penderita gagal ginjal stadium terminal agar pasien dapat tetap hidup. Berdasarkan kedua pertimbangan tersebut, dalam Islam terdapat kaidah mengenai dlarar (bahaya) yang menyatakan bahwa apabila harus memilih antara dua mudharat maka hendaklah memilih yang paling ringan mudharatnya. Dengan demikian, mengenai penggunaan obat-obat imunosupresan pada pasien transplantasi ginjal diperbolehkan baginya guna keberlangsungan hidup manusia.
Kedokteran dan
Islam
Pemahaman tentang timbulnya Epidermodysplasia Verruciformis pada pasien transplantasi ginjal dengan penggunaan terapi imunosupresan perlu dipahami untuk mengetahui dampak yang dapat timbul dari penggunaan obat imunosupresan tersebut, serta mencegah perkembangan dan progresifitas Epidermodysplasia Verruciformis kearah keganasan.
Pemahaman tentang timbulnya Epidermodysplasia Verruciformis pada pasien transplantasi ginjal dengan penggunaan terapi imunosupresan perlu dipahami untuk mengetahui dampak yang dapat timbul dari penggunaan obat imunosupresan tersebut, serta mencegah perkembangan dan progresifitas Epidermodysplasia Verruciformis kearah keganasan.
sependapat
Kesimpulan
Epidermodysplasia Verruciformis merupakan penyakit kulit yang langka, paling sering diwariskan secara autosomal resesif, ditandai oleh infeksi kulit yang meluas dan persisten dari sekelompok tipe Human Papilloma Virus. Gambaran lesi berupa seperti kutil (veruka) dan plak berpigmen merah hingga kecoklatan yang khas dengan predileksi daerah wajah, leher, dada, serta ekstremitas atas dan bawah.
Epidermodysplasia Verruciformis dihubungkan dengan kerentanan individu tertentu terhadap infeksi multipel dari grup β-Human Papilloma Virus. Kerentanan individu tersebut telah diwariskan, dan terkait dengan mutasi pada dua gen sensitivitas Epidermodysplasia Verruciformis (disebut EVER1 dan EVER2).
Penggunaan obat imunosupressan pada pasien transplantasi ginjal diperbolehkan karena dapat mencegah terjadinya reaksi penolakan tubuh terhadap transplantasi ginjal dan membuat penderita dapat bertahan hidup. Walaupun mempunyai efek samping berupa penyakit kulit (Epidermodysplasia Verruciformis). Sesuai dengan kaidah fiqih, “apabila ada dua bahaya (resiko) yang berlawanan, maka harus dipelihara yang lebih berat mudaratnya dengan melaksanakan yang lebih ringan daruratnya
Pada pasien transplantasi ginjal penggunaan terapi kombinasi imunosupresan dalam waktu yang berlangsung lama dan dengan dosis yang besar, menyebabkan tubuh memiliki peningkatan resiko yang signifikan untuk terjadinya infeksi virus Human Papilloma Virus yang disebabkan oleh adanya penekanan respon imun tubuh baik lokal maupun sistemik, serta kesulitan mengeliminasi virus dalam tubuhnya. Perjalanan penyakit EV pada pasien transplantasi yang menerima pengobatan imunosupresan ginjal lebih berat, yakni infeksi yang bersifat luas dan persisten.
Saran
Bagipasien
Bagi dokter muslim
Bagi masyara
kat
Agar dapat memberikan motivasi dan dukungan serta tidak mengucilkan penderita Epidermodysplasia Verruciformis di lingkungannya.
Agar dapat mendiagnosis dan merujuk kepada spesialis yang memiliki kompetensi terhadap penyakit tersebut.
Agar segera memeriksakan diri ke dokter, berikhtiar untuk kesembuhan dirinya, serta bersikap sabar dalam menghadapi cobaan yang diberikan oleh Allah SWT.
TERIMA KASIHTERIMA KASIH