ppid2.acehprov.go.id 2009.pdf · lkpj gubernur aceh tahun 2009 i kata pengantar assalamualaikum wr....
TRANSCRIPT
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT, tuhan seru sekalian alam. Karena dengan karunia Nya
lah kami telah selesai menyusun Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur
Aceh tahun 2009. Kewajiban penyampaian ini sesuai dengan pasal 42 ayat (1) huruf f
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, dan pasal 16 dan Pasal
17 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan
Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat.
Penyampaian LKPJ ini merupakan kewajiban Pemerintah Aceh dalam
menginformasikan implementasi dari Rencana Kerja Pemerintah Aceh (RKPA) Tahun 2009
sebagai penjabaran dari RPJM Aceh. LKPJ 2009 juga menjadi gambaran realisasi
program/kegiatan kerja pada tahun yang bersangkutan, yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja
Perangkat Aceh (SKPA) dan instansi vertikal di daerah selama tahun 2009, terdiri atas
pelaksanaan urusan wajib, urusan pilihan, dan urusan wajib lainnya.
Maka pada pada kesempatan ini kami atas nama Pemerintah Aceh menyampaikan
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pimpinan dan anggota DPRA
atas kerjasamanya selama ini. Kepada Satuan Kerja Perangkat Aceh, instansi vertikal dan
pemerintah kabupaten/kota se Aceh yang telah memberikan konstribusi, mulai dari tahapan
perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai selesainya penyusunan laporan ini, kami juga
menyampaikan terima kasih. Di samping itu kami juga menyampaikan apresiasi dan
penghargaan kepada seluruh komponen masyarakat Aceh atas dukungan dan partisipasinya
dalam penyelenggaraan Pemerintahan Aceh selama Tahun 2009, sehingga memberi spirit bagi
gubernur dan seluruh jajaran dalam memimpin serta melaksanakan roda pemerintahan.
Kami berharap kiranya laporan ini dapat menjadi katalisator sinergisitas dan
hubungan koherensi antara Gubernur Aceh dengan DPRA dalam pelaksanaan pemerintahan
di daerah. Kita berharap agar ke depan kerjasama senantiasa terbuka ke arah yang lebih baik,
sehingga muncul pula gagasan dan ide baru untuk penyempurnaan tata hubungan kemitraan
antara legislatif dan eksekutif, sebagai bagian tak terpisahkan dari sistem pemerintahan sesuai
dengan amanat UU Nomor 11 tahun 2006. Hal itu menjadi penting, karena hannya dengan
baiknya hubungan dan kemitraan antara dua lembaga ini, semua program pembangunan
dapat terlaksana dengan baik, yang pada gilirannya tekad kita untuk memperbaiki dan
meningkatkan kesejahteraan rakyat Aceh akan terlaksana dengan baik.
Tentu saja apa kita perbuat tidaklah sempurna sebagaimana yang telah direncanakan,
karena hanya Allah SWT pemilik kesempurnaan itu. Maka, dalam posisi kita sebagai
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
ii
makhluk, senantiasalah kita berserah diri kepada Allah SWT, semoga mendapat taufiq dan
hidayah Nya serta manfaat bagi kita semua. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.
Billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Banda Aceh, 15 Maret 2010
GUBERNUR ACEH
IRWANDI YUSUF
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................
A. DASAR HUKUM ...........................................................................................................
B. GAMBARAN UMUM DAERAH ..................................................................................
BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH ...................................................
A. VISI DAN MISI ..............................................................................................................
B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH ......................................................
C. PRIORITAS DAERAH ..................................................................................................
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH ..............
A. PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH ..............................................................
B. PENGELOLAAN BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH .................................
BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH ..............
A. URUSAN WAJIB YANG DILAKSANAKAN .............................................................
B. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN .........................................................
BAB V PENELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN ............................................
A. TUGAS PEMBANTUAN YANG DITERIMA .............................................................
B. TUGAS PEMBANTUAN YANG DIBERIKAN ...........................................................
BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM PEMERINTAHAN .....................
A. KERJASAMA ANTAR DAERAH ................................................................................
B. KERJASAMA DAERAH DENGAN PIHAK KETIGA ................................................
C. KOORDINASI DENGAN INSTANSI VERTIKAL DI DAERAH ...............................
D. PEMBINAAN BATAS WILAYAH ..............................................................................
E. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA .......................................
F. PENGELOLAAN KAWASAN KHUSUS .....................................................................
G. PENYELENGGARAAN KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM ...............
BAB VII PENUTUP ..........................................................................................................
24
7
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
1
BAB I
PENDAHULUAN
I. DASAR HUKUM
Undang-undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh memberikan
kewenangan yang sangat luas kepada Pemerintahan Aceh untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan dalam semua sektor publik kecuali urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan pemerintah. Kewenangan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Aceh harus
dilaporkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA). Pasal 42 ayat (1) huruf f
menegaskan salah satu tugas dan wewenang gubernur adalah: “memberikan laporan
keterangan pertanggungjawaban mengenai penyelenggaraan pemerintahan kepada DPRA”.
Penyelenggaraan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban mengenai
penyelenggaraan Pemerintahan dilaksanakan Sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah
Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada
Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
kepada Masyarakat. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) disusun berdasarkan
Rencana Kerja Pemerintah Aceh (RKPA) yang merupakan penjabaran tahunan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan berpedoman pada Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), dan disampaikan kepada DPRD paling
lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir. Oleh karena itu LKPJ Gubernur Aceh
tahun 2009 ini didasarkan pada RKPA tahun 2009 yang telah ditetapkan dengan Peraturan
Gubernur Aceh Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Rencana Kerja Pemerintah Aceh (RKPA)
Tahun 2009.
Dasar hukum penyusunan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)
Gubernur Aceh Tahun 2009 ini adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Propinsi
Atjeh dan Perubahan Peraturan Propinsi Sumatera Utara;
2. Undang-Undang Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan
Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Provinsi
Daerah Istimewa Aceh;
4. Undang-Undang 37 Tahun 2000 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-undang Nomor 2 tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas Sabang menjadi Undang-Undang;
5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
6. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
7. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan Keuangan dan
tanggungjawab Keuangan Negara;
8. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional;
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
2
9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang–Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah;
10. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan
Daerah;
11. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh;
12. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Menengah Tahun 2005-2025;
13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi sebagai Daerah Otonom;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 2000 tentang Dana Perimbangan sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2001 tentang perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 2000 tentang Dana Perimbangan;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah;
16. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah;
17. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah;
18. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan
Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2005 tentang Kedudukan
Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD;
19. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang
Negara/Daerah;
20. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;
21. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah;
22. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan
Daerah;
23. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah;
24. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
25. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
26. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah;
27. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban
Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat;
28. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah;
29. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional 2004-2009;
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
3
30. Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2008 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun
2009;
31. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah;
32. Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban
dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan
Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja.
33. Qanun Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 4 Tahun 2002 tentang Dana
Perimbangan antara Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/ Kota.
34. Qanun Aceh Nomor 1 tahun 2008 tentang Pengelolaan Keuangan Aceh.
35. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 21 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 2007-2012;
36. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 36 Tahun 2008 tentang Rencana Kerja Pemerintah
Aceh (RKPA) Tahun 2009.
II. GAMBARAN UMUM DAERAH
1. Kondisi Georafis Daerah
Secara Geografis Aceh terletak di ujung barat laut Sumatera, yaitu pada posisi 20–6
0
lintang utara dan 950–98
0 Bujur Timur. Posisi tersebut sangat strategis sebagai pintu
gerbang lalu lintas perdagangan dan kebudayaan yang menghubungkan belahan dunia
timur dan barat. Aceh beribukota Banda Aceh dan memiliki luas wilayah 58.375,63
Km2 (12,26 % dari luas pulau Sumatera), dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
- Sebelah utara dengan Selat Malaka,
- Sebelah selatan dengan Provinsi Sumatera Utara,
- Sebelah barat dengan Samudera Indonesia, dan
- Sebelah timur dengan Selat Malaka.
Sampai dengan Desember 2009 Aceh dibagi atas 18 Kabupaten dan 5 Kota, yang
terdiri dari 276 kecamatan, 755 mukim dan 6408 gampong. Topografi Aceh diketahui
sekitar 47,58 % wilayah merupakan daerah yang bergunung, datar 24,63%, 10,25 %
merupakan wilayah yang berbukit, 10,55% wilayah berombak dan selebihnya wilayah
bergelombang. Keterangan tersebut menurut klasifikasi slope (kelerengan), yaitu < 2%
datar, 2-8% berombak, 8-15 bergelombang, 15-25 % berbukit dan > 25% bergunung.
Adapun luas daratan Aceh menurut penggunaan lahan dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 1
Luas Daratan Aceh Menurut Penggunaan Lahan
No Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase 1 2 3 4
1 Perkampungan 117,582 2,01
2 Industri 3,928 0,07
3 Pertambangan 115,049 1,97
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
4
4 Persawahan 311,849 5,34
5 Pertanian tanah kering semusim 137,665 2,36
6 Kebun 305,591 5,23
7 Perkebunan
- Perkebunan Besar
- Perkebunan Kecil
691,050
51,461
11,84
0,88
8 Padang
(padang Rumput, alang-alang,
semak)
229,726
3,94
9 Hutan (Lebat,belukar,sejenis) 3,523,925 60,37
10 Perairan Darat
(Kolam air tawar, tambak,
Penggaraman, waduk, danau,
rawa)
204,292
3,50
11 Tanah terbuka (tandus, rusak, land
clearing)
44,439 0,76
12 Lain-lain 101.006 1,73
Jumlah 5.837.563 100
Sumber : Badan Pertanahan Nasional Aceh (2008)
2. Gambaran Umum Demografis
Jumlah penduduk Aceh berdasarkan proyeksi tahun 2009 adalah sebesar 4.678.226
jiwa. Kabupaten/Kota yang memiliki jumlah penduduk terbanyak adalah Kabupaten
Aceh Utara yaitu 539.344 jiwa dan yang memiliki jumlah penduduk terkecil adalah
Kota Sabang yaitu 36.558 jiwa.
Tingkat kepadatan penduduk di Aceh bervariasi, Kota Banda Aceh memiliki tingkat
kepadatan tertinggi yaitu 3.459 jiwa/km2, sedangkan Kabupaten Gayo Lues memiliki
kepadatan penduduk terendah yaitu 13 jiwa/km2. Secara rinci tingkat kepadatan
penduduk Aceh dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2
Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Aceh
No Kabupaten/Kota Luas Wilayah
(Km2) *)
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)*)
Kepadatan
(Jiwa/Km)
1 2 3 4 5
1 Simeulue 2.051,48 86.056 40
2 Aceh Singkil 2.597,00 110.653 39
3 Aceh Selatan 3.851,69 207.715 56
4 Aceh Tenggara 4.189,26 184.706 42
5 Aceh Timur 6.040,60 393.792 56
6 Aceh Tengah 4.315,14 192.201 44
7 Aceh Barat 2.927,95 174.415 54
8 Aceh Besar 2.969,00 333.035 105
9 Pidie 2.856,52 427.525 135
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
5
10 Bireuen 1.901,22 397.580 189
11 Aceh Utara 3.236,86 539.344 165
12 Aceh Barat Daya 2.334,01 126.477 53
13 Gayo Lues 5.719,57 78.968 13
14 Aceh Tamiang 1.939,72 262.860 125
15 Nagan Raya 3.928,00 144.435 32
16 Aceh Jaya 3.817,00 83.043 22
17 Bener Meriah 1.457,34 124.845 79
18 Pidie Jaya 574,44 142.873 236
19 Banda Aceh 61,36 211.467 3.459
20 Sabang 153 36.558 191
21 Langsa 262,41 173.959 535
22 Lhokseumawe 181,06 172.941 879
23 Sabulussalam 1.011,00 72.778 66
Jumlah 58.375,63 4.678.226 75
Sumber : * Kantor Gubernur Aceh
3. Kondisi Ekonomi
a. Potensi Unggulan Daerah
Secara geografis, Aceh memiliki posisi letak yang sangat strategis yaitu
dipintu gerbang Selat Malaka yang merupakan jalur lintas perdagangan laut
internasional terpadat kedua di dunia. Posisi Aceh juga sangat dekat dengan
negara Malaysia, Thailand, India, dan negara-negara Timur Tengah. Oleh
karena itu Aceh dari aspek ekonomi memiliki keuntungan komparatif letak,
karena mudah membuka akses perdagangan internasional secara langsung.
Disamping itu, Aceh juga memiliki kekayaan sumber daya alam yang sangat
potensial dan beragam. Luas areal daratan Aceh adalah 55.390 km2, dengan
panjang garis pantai sekitar 1.660 km serta luas perairan lautnya sekitar 295.370
km2,
terdiri dari perairan teritorial dan perairan kepulauan seluas 56.563 km2
dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) 238.807 km2
dengan jumlah pulau sebanyak
180 buah.
Berdasarkan sumber daya alam yang dimilikinya serta tinjauan dukungan
aspek topografi dan agroklimat, ada beberapa sektor yang dapat dijadikan
unggulan diantaranya sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan,
pertambangan, dan pariwisata. Saat ini di sektor pertanian dan perkebunan ada
beberapa komoditi yang menjadi unggulan daerah diantaranya padi, kedelai,
kacang tanah, kopi, kakao, nilam, kelapa sawit, kelapa, karet dan pinang. Di sektor
Perikanan komoditi yang menjadi unggulan adalah kerapu, bandeng, Udang,
lobster, dan kelompok ikan pelagis seperti tuna, tongkol, cakalang, kembung,
selar, tenggiri dan layang, Sedangkan di sektor pariwisata, wisata bahari sangat
potensial untuk dikembangkan dimasa yang akan datang, demikian pula di sektor
pertambangan masih banyak jenis-jenis bahan tambang yang belum dieksplorasi
secara optimal.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
6
Perkembangan luas panen areal komoditi pertanian tanaman pangan dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3
Perkembangan Produksi Tanaman Pangan menurut Komoditi Aceh
Tahun 2007–2009
No Komoditi Produksi (Ton)
Perkembangan
2008 – 2009*
2007 2008 2009*)
(%)
1 Padi 1.533.369 1.402.288 1.504.982 7,32
2 Jagung 125.155 112.894 138.151 22,37
3 Kedelai 19.029 43.885 68.720 56,59
4 Kacang Tanah 7.971 6.322 5.210 -17,59
5 Kacang Hijau 3.365 1.777 1.409 -20,71
6 Ubi Kayu 41.558 38.402 51.065 32,97
7 Ubi Jalar 15.188 13.172 12.848 -2,46
Sumber: BPS Aceh Tahun 2009.
* Angka Ramalan III/2009
Sektor perkebunan memiliki luas areal mencapai 200.680 Ha. Kelapa Sawit
masih mendominasi luas areal perkebunan di Aceh, yakni 173.370 Ha yang
diikuti oleh Karet 23.590 Ha, kakao 3.674 Ha, Kemiri 21 Ha serta Kopi 25 Ha.
Produksi berbagai komoditi perkebunan di Aceh, kelapa sawit masih merupakan
yang tertinggi diantara komoditi perkebunan lainnya yaitu sebesar 670.492 ton,
dan produksi minyak sawit sebesar 286.452 ton minyak serta inti sawit sebesar
129.412 ton. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Tabel di bawah ini :
Tabel 4
Rekapitulasi Luas Areal dan Produksi Komoditi Perkebunan Besar Aceh
No. Komoditi Produksi Jumlah
(Ha)
Produksi
(Ton)
Ket TBM TM TR
1 Karet 1.635 20.774 1.181 23.590 7.031
2 kelapa Sawit 31.717 127.677 13.976 173.370 286.452
129.412
Minyak
Inti
3 Kakao 1.569 1.998 107 3.674 1.598
4 Kemiri - 21 - 21 -
7 Kopi - - 25 25 -
Jumlah 34.921 150.470 15.289 200.680 424.493
Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Aceh
* (Hasil Validasi Data 02 Juli 2009)
Keterangan:
TBM = Tanaman Belum Menghasilkan
TM = Tanaman Menghasilkan
TR = Tanaman Rusak
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
7
Tabel 5
Rekapitulasi Perkembangan Areal dan Produksi Komoditi
Perkebunan Rakyat
No. Komoditi Produksi Jumlah
(Ha)
Produksi
(Ton)
Rata-Rata
Produktivitas
(Kg/Ha)
Jumlah
Petani
(KK) Ket
TBM TM TR
NASIONAL
1 Karet 16.004 70.256 18.517 104.777 61.580 877 87.066
2 Kelapa Dalam
9.075 76.981 15.941 101.996 52.325 680 141.980
3 Kepala Hibryda
53 2.819 888 3.760 2.107 747 7.656
4 Kelapa Sawit 30.770 70.372 12.592 113.734 670.492 9.528 69.924
5 Kopi:
Robusta Arabica
10.847
73.064 27.943 111.855 47.811 654 108.394
6 Kakao 32.283 32.612 5.978 70.873 25.697 788 100.194
7 Cengkeh 2.507 6.820 12.860 22.187 1.949 286 22.885
8 Lada 322 478 174 974 182 381 2.262
9 Jambu Mete - 14 51 65 5 357 310
10 Tebu 4.018 2.381 8 6.407 16.423 6.897 7.746
11 Tembakau 425 404 - 829 215 532 1.361
DAERAH
1 Pala 8.524 7.380 2.325 18.230 4.495 609 24.291
2 Pinang 8.794 25.273 1.917 35.984 14.982 539 65.413
3 Kapuk/ Randu
206 1.940 426 2.571 1.162 599 9.092
4 Kemiri 878 12.311 515 13.704 11.304 918 15.029
5 Sagu 3.066 5.336 1.329 9.730 2.851 534 22.493
6 Aren 377 1.829 292 2.498 740 404 7.563
7 Cassiavera 367 819 62 1.248 671 819 3.262
8 Gambir 35 155 24 214 66 424 311
9 Nilam 1.228 1.943 34 3.205 156 80 9.475
10 Serewangi 2 - - 2 - - 13
11 Jarak 284 2 17 303 20 10.000 422
12 Kunyit 165 590 17 772 2.001 3.395 3.408
13 Jahe 191 227 15 433 2.257 9.942 3.724
Jumlah 130.420 394.007 101.923 626.350 919.490 50.045 714.274
Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan kabupaten/kota
(Hasil Validasi Data 02 Juli 2009) Keterangan:
TBM = Tanaman Belum Menghasilkan
TM = Tanaman Menghasilkan TR = Tanaman Rusak
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
8
Disektor perikanan secara keseluruhan pertumbuhan rata-rata produksi
perikanan selama 2004-2008 adalah sebesar 3,99% dengan perincian
pertumbuhan tahunan produksi perikanan tangkap sebesar 5,91% dan perikanan
budidaya sebesar -1,33%. Produksi perikanan tangkap umumnya didominasi oleh
kelompok ikan pelagis seperti tuna, tongkol, kembung, cakalang, selar, tenggiri
dan layang. Kelompok udang dan bandeng memberi sumbangan terbesar dari
subsektor budidaya perikanan.
Tabel 5
Produksi Perikanan di Aceh Tahun 2006-2008
No
Klasifikasi Jumlah Produksi (Ton)
2006 2007 2008*
1. Perikanan Tangkap 124.964,1 129.730,9 112.661,8
2. Perikanan Budidaya 32.265,0 35.665,7 32,264,9
Total 157.229,1 165.396,6 144.926,7
Pertumbuhan (%) 45,57 5,20 -12,38
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh, 2008
Angka untuk tahun 2009 belum di keluarkan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan
b. Pertumbuhan Ekonomi/PDRB (tiga tahun terakhir)
Salah satu indikator ekonomi makro yang dapat mencerminkan
perkembangan ekonomi daerah secara keseluruhan adalah perkembangan
PDRB/pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan pengukuran terhadap kenaikan Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) baik dengan migas maupun tanpa migas atas
dasar harga konstan pada tahun 2000, bahwa pertumbuhan ekonomi Aceh selama
tiga tahun terakhir (2007-2009) mengalami penurunan seperti yang terlihat pada
Tabel 6. Pada tahun 2007 pertumbuhan ekonomi Aceh mengalami penurunan
sebesar -2,36 persen, tahun 2008 dan 2009 juga mengalami pertumbuhan negatif
yakni masing-masing sebesar -5,27 persen dan -5,58 persen Sedangkan
pertumbuhan ekonomi Aceh tanpa migas pada tahun 2007 tumbuh sebesar 7,23
persen, pada tahun 2008 tumbuh 1,88 persen, serta tahun 2009 tumbuh sebesar
3,92 persen.
Menurunnya pertumbuhan ekonomi Aceh selama periode tersebut terutama
disebabkan oleh semakin menurunnya secara signifikan lifting migas Aceh
disamping akibat turunnya nilai ekspor Aceh pada tahun 2009 sebagai
konsekwensi turunnya harga beberapa komoditi di pasaran dunia termasuk minyak
dan gas bumi. Sebagaimana diketahui bahwa sampai dengan tahun 2009
kontribusi sektor migas masih dominan terhadap pembentukan PDRB Aceh,
sehingga penurunan volume dan nilai jual produksi dari sektor tersebut memberi
pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Aceh secara
keseluruhan.
Akan tetapi, jika dicermati perkembangan pertumbuhan ekonomi Aceh tanpa
migas selama tiga tahun terakhir, bahwa pertumbuhan sektor non migas tersebut
tetap mengalami pertumbuhan yang positif walaupun mengalami perlambatan
pada dua tahun terakhir ini. Pada tahun 2008 hampir semua subsektor nonmigas
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
9
tumbuh lebih kecil terhadap tahun sebelumnya, termasuk subsektor pertanian yang
memegang peranan terpenting dalam pembentukan PDRB nonmigas Aceh.
Melambatnya pertumbuhan sektor nonmigas pada beberapa lapangan usaha
terutama pada tahun 2008, cenderung disebabkan oleh turunnya harga beberapa
komoditi ekspor seperti produk-produk pertanian. Disamping penyebab yang
disampaikan diatas, rendahnya realisasi anggaran belanja pemerintah pada tahun
2008 ditenggarai ikut memberi andil terhadap lambannya pertumbuhan beberapa
lapangan usaha sektor nonmigas seperti subsektor bangunan, jasa-jasa,
pengangkutan dan komunikasi, serta keuangan dan perbankan yang terkait dengan
kegiatan-kegiatan pembangunan pemerintah. Hal tersebut dapat terjadi karena
belanja pemerintah masih mendominasi pertumbuhan ekonomi di Aceh.
Sedangkan pada tahun 2009 perekonomian Aceh bergerak lebih cepat
dibanding tahun 2008. dari sembilan sektor ekonomi hanya sektor perdagangan,
hotel dan restoran yang tumbuh lebih kecil bila dibandingkan dengan pertumbuhan
tahun sebelumnya. Sebagaimana diketahui bahwa krisis ekonomi global yang
terjadi pada tahun 2009 telah memberi respon negatif terhadap harga beberapa
komoditi ekspor produk pertanian/perkebunan dipasaran dunia, terutama komoditi
dengan negara tujuan ekspor ke Amerika Serikat dan Asia.
Tabel 6
Pertumbuhan Ekonomi Aceh Menurut Sektor 2007-2009
(Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000)
No Sektor
Tahun
2007
(%)
2008*
(%)
2009**
(%)
1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 3,62 0,81 3,09
2 Pertambangan dan Penggalian -21,10 -27,31 -49,24
3 Industri Pengolahan -10,10 -7,73 -6,06
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 23,70 12,73 27,07
5 Kontruksi (Bangunan) 13,93 -0,85 3,16
6 Perdag, Hotel dan Restoran 1,70 4,59 3,28
7 Transport dan Komunikasi 10,95 1,38 4,86
8 Keuangan dan Perbankan 6,02 5,16 9,61
9 Jasa-Jasa 14,30 1,21 4,68
Pertumbuhan Ekonomi dengan Migas -2,36 -5,27 -5,58
Pertumbuhan Ekonomi Tanpa Migas 7,23 1,88 3,92
Sumber : Badan Pusat Statistik Aceh
* Angka Sementara
** Angka sangat sementara
Adapun nilai PDRB Aceh atas dasar harga berlaku sebagaimana yang
disajikan pada Tabel 7, bahwa dengan migas pada tahun 2007 adalah sebesar
Rp.71,09 triliun, tahun 2008 sebesar Rp. 73,53 triliun dan tahun 2009 sebesar Rp.
70,76 triliun. Sedangkan nilai PDRB Aceh tanpa migas pada tahun 2007 adalah
sebesar Rp.49,72 triliun, tahun 2008 sebesar Rp. 54,19 triliun, dan tahun 2009
sebesar Rp. 57,55 triliun.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
10
Tabel 7
Perkembangan Nilai PDRB Aceh Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)
Tahun 2000 selama periode 2007-2009
Tahun
Atas Dasar Harga Berlaku
(triliun rupiah)
Atas Dasar Harga Konstan
2000 (triliun rupiah)
Dengan Migas Tanpa Migas Dengan Migas Tanpa Migas
2007 71,09 49,72 35,98 26.02
2008* 73,53 54,19 34,09 32,18
2009** 70,76 57,55 26,51 27,55
Sumber BPS
*Angka sementara
** Angka sangat sementara
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
10
BAB II
KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH
A. Visi
Terwujudnya perubahan yang fundamental di Aceh dalam segala sektor kehidupan
masyarakat Aceh dan pemerintahan, yang menjunjung tinggi asas transparansi dan
akuntabilitas bagi terbentuknya suatu pemerintahan Aceh yang bebas dari praktik korupsi
dan penyalahgunaan kekuasaan, sehingga pada tahun 2012 Aceh akan tumbuh menjadi
negeri makmur yang berkeadilan dan adil dalam kemakmuran.
Misi
a. Kepemimpinan yang aspiratif, inovatif, dan intuitif
1) Membangun suatu mekanisme kontrol yang ketat agar para pemimpin formal dari
level tertinggi sampai level yang terendah memperlihatkan keteladanan yang baik,
taat beragama, hidup sederhana, menegakkan keadilan, taat pada hukum, tidak
melakukan KKN dalam bentuk apapun, sehingga memberi contoh keteladanan bagi
masyarakat.
2) Pemimpin harus memiliki sikap inovatif dan intuitif yang tinggi dalam menciptakan
dan melaksanakan kebijakan agar selalu dalam koridor kepentingan rakyat.
Pemimpin dan pejabat negara adalah "Orang Besar", namun kebesarannya bukan
karena dia berpangkat tinggi, kaya raya atau berketurunan bangsawan tetapi karena
dia dengan setia telah menjadi pelayan rakyatnya.
b. Aparatur pemerintah yang bersih, kompeten dan berwibawa, bebas dari korupsi dan
penyalahgunaan kekuasaan
1) Memperbaiki kesejahteraan PNS/pejabat negara sebagai prioritas utama, melalui
pendapatan dan gaji yang layak.
2) Memberikan reward bagi PNS/pejabat negara yang berprestasi dan punishment
(sanksi/hukuman) bagi mereka yang melalaikan tugasnya.
3) Memperbaiki kembali sistem penerimaan PNS dimana akan dilakukan secara lebih
ketat sehigga diperoleh PNS yang berkualitas dan tidak mengandung unsur KKN.
c. Penegakan hukum
1) Pemerintah Aceh akan berusaha sekuat tenaga membantu agar pengadilan dapat
berfungsi sebagaimana mestinya. Walaupun bidang kehakiman menjadi wewenang
Pemerintah Indonesia, Pemerintah Aceh akan berusaha agar pejabat dan PNS yang
berdinas di Aceh dalam bidang penegakan hukum akan mendapat fasilitas yang sama
dengan pejabat dan PNS yang berada di bawah Pemerintah Aceh.
2) Pemerintah Aceh dengan bekerjasama dengan aparat penegak hukum akan
membangun mekanisme agar rakyat pencari keadilan dapat dan berani mengawasi
proses hukum yang terjadi di dalam dan di luar pengadilan dan mengawasi perilaku
para hakim serta aparat penegak hukum lainnya.
d. Pengembangan sumberdaya manusia
1) Pendidikan akan dijadikan sebagai media pemerataan kesempatan untuk berkembang
(mobilitas vertikal) bagi semua lapisan masyarakat, terutama masyarakat lapisan
bawah.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
11
2) Kualitas dan mutu sekolah di seluruh Aceh akan ditingkatkan baik kualitas fisik
bangunannya maupun kualitas para pendidik terutama administrasinya.
3) Pemerintah Aceh akan memberikan subsidi untuk universitas-universitas atau
perguruan tinggi di Aceh guna meningkatkan mutu sumberdaya manusia dan fasilitas
pendidikan (sarana penunjang).
4) Pemerintah Aceh akan mengusahakan pendidikan gratis minimal bagi murid sekolah
dasar (SD/MI) sampai dengan Sekolah Lanjutan Atas (SLTA/MA) Sekolah akan
dibersihkan dari pungutan yang membebani orang tua siswa.
5) Pemerintah Aceh juga mengupayakan sesuai dengan kemampuan ekonomi
Pemerintah Aceh pembebasan biaya pendidikan bagi semua anak yatim korban
konflik dan korban tsunami sampai tamat Perguruan Tinggi (S1).
6) Pemerintah Aceh akan mengusahakan (sesuai kemampuan pemerintahan Aceh)
pembebasan uang kuliah atau sekurang-kurangnya akan dikembangkan sistem
subsidi yang adil untuk semua program studi S1 yang memenuhi criteria dan
kualifikasi tertentu.
7) Pemerintah Aceh akan meminta kepada institusi-institusi/lembaga pendidikan
pencetak tenaga pendidik untuk meningkatkan standar mutu penerimaan calon tenaga
pendidik dengan menaikkan rating kualifikasi penerimaan mahasiswa baru. Institusi
ini akan mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Aceh.
8) Institusi-institusi pendidikan agama seperti dayah akan mendapat perhatian serius
dari Pemerintah Aceh.
9) Pemerintah Aceh akan memberikan perhatian khusus dalam bentuk program-
program beasiswa secara luas untuk mahasiswa cerdas dan berprestasi untuk
melanjutkan pendidikannya ke jenjang S2 dan S3 di universitas-universitas
terkemuka di luar negeri.
10) Dalam rangka pemerataan kesempatan pendidikan, Pemerintah Aceh akan
mengembangkan sistem subsidi/beasiswa kepada mereka yang secara ekonomi tidak
mampu namun memiliki keinginan dan kemampuan kecerdasan untuk melanjutkan
pendidikan.
11) Di daerah-daerah tertentu akan dikembangkan sekolah-sekolah kejuruan
(vocational).
12) Sekurang-kurangnya 30% APBD akan digunakan untuk pendidikan.
13) Pemerintah Aceh akan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
14) Pemerintah Aceh bertekad akan memberantas penyakit-penyakit menular klasik
seperti Malaria, TBC, DBD, Lepra, dan sebagaimana.
15) Pemerintah Aceh akan memberikan pelayanan medis gratis bagi ibu hamil dan anak.
16) Meningkatkan kualitas hidup perempuan dan anak dalam berbagai bidang khususnya
pendidikan, kesehatan, ekonomi, hukum, politik, adat istiadat dan agama.
e. Perekonomian
1) Membangun kembali infrastruktur perekonomian di seluruh Aceh sehingga akhirnya
seluruh teritorial Aceh dapat menjadi satu kesatuan politik dan satu kesatuan
ekonomi.
2) Pemerintah Aceh akan memperlakukan pelaku ekonomi sebagai partner
pembangunan.
3) Pemerintah Aceh akan memberikan perhatian serius pada pengembangan ekonomi
kerakyatan untuk mencapai keadilan di bidang ekonomi.
4) Pemerintah Aceh secara proaktif akan mengidentifikasi semua sumber ekonomi yang
berbiaya tinggi (high cost economy) untuk mengatasi dan mencari jalan keluarnya.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
12
5) Pemerintah Aceh akan mendorong bangkitnya kembali semangat kewirausahaan
rakyat Aceh seperti yang pernah kita saksikan pada periode tahun 1940-an sampai
dengan tahun 1980-an. Pengusaha Aceh harus dapat bangkit kembali menjadi
masyarakat ekonomi yang handal.
6) Perdagangan luar negeri, terutama dengan Malaysia, Singapura, Thailand, India, dan
lain-lain harus kembali digalakkan.
7) Produksi agrobisnis tradisional masyarakat harus memperoleh pasar yang layak,
yaitu dengan membuka pemasaran ke luar negeri.
8) Di setiap kabupaten akan dibangun kebun-kebun percobaan dan percontohan (pilot
project) agar rakyat dapat memperoleh penyuluhan dan dapat memperoleh bibit
unggul sesuai dengan kondisi alam di tempat itu.
9) Para mantan gerilyawan GAM dan korban konflik akan diperhatikan secara serius
untuk memperoleh kehidupan ekonomi yang layak melalui penyediaan modal dan
lapangan kerja yang memadai.
10) Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, berwawasan lingkungan, dan
berkesadaran resiko bencana.
11) Keberhasilan transisi dari rehabilitasi dan rekonstruksi dampak tsunami.
f. Politik
1) Pemerintah Aceh akan berusaha sekuat tenaga agar seluruh Rakyat Aceh mendapat
perlakuan yang adil, baik dalam bidang politik dan hukum maupun dalam bidang
ekonomi, dengan memperhatikan potensi dan karakteristik masing-masing.
2) Kepala dan Wakil Kepala Pemerintahan di setiap level harus menjadi satu kesatuan
yang saling mengisi dengan pembagian tugas yang jelas. Sementara Bupati/Walikota
menjadi mandataris rakyat di daerahnya masing-masing.
3) Semua lembaga poilitik, lembaga adat, dan lembaga keagamaan harus menjalankan
kegiatannya berdasarkan fungsi masing-masing dan tidak boleh ada tumpang tindih
dalam hal fungsi dan wewenang.
4) Partai lokal harus menjadi sarana demokrasi yang menciptakan kestabilan politik,
kemandirian, dan kemakmuran bagi Rakyat Aceh.
g. Sumber Daya Alam
1) Penerimaan Pemerintah Aceh yang berasal dari bagi hasil kekayaan alam akan
digunakan secara adil, efisien, dan bertanggungjawab untuk kesejahteraan dan
kemakmuran seluruh Rakyat Aceh.
2) Pemerintah Aceh akan meninjau kembali Hak Pengelolaan Hutan (HPH). Jika
selama ini HPH hanya diberikan kepada pengusaha, maka dimasa mendatang,
Pemerintah Aceh akan menciptakan sistem pengelolaan hutan yang dikelola sendiri
oleh rakyat secara lestari, berkesinambungan dan bertanggung jawab untuk
kepentingah rakyat Aceh sendiri.
3) Pemerintah Aceh akan melarang dan membatasi penebangan hutan yang dilakukan
secara liar, kecuali untuk keperluan domestik rakyat yang dilakukan secara
terkontrol.
4) Pemerintah Aceh akan melakukan eksploitasi dan eksplorasi sumber kekayaan alam
lainnya, terutama pertambangan, dengan mempertimbangkan secara serius
kelestarian ekosistem.
h. Adat Istiadat, Kebudayaan, dan Olahraga
1) Pemerintah Aceh akan memberi perhatian lebih secara seksama dan mendukung
upaya-upaya untuk mengembangan adat istiadat dan budaya Aceh, antara lain
dengan mendorong rakyat untuk menghidupkan kembali pendidikan tatacara sopan-
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
13
santun ke-Acehan dalam keluarga serta akan menyelenggarakan secara reguler
festival dan seni Aceh.
2) Pemerintah Aceh akan membangun sarana olahraga dan seni yang merata di seluruh
Aceh dan akan mendukung partisipasi Aceh dalam event olahraga dan seni secara
lokal, nasional, dan internasional.
B. Strategi dan Arah Kebijakan Daerah
Strategi pembangunan didasarkan pada kerangka analisis terhadap faktor lingkungan
strategis. Strategi yang demikian perlu dilakukan mengingat faktor strategis lingkungan
akan menentukan keberhasilan pelaksanaan visi dan misi yang ditetapkan. Keberadaan
faktor-faktor lingkungan strategis yang terdiri dari faktor lingkungan internal strategis dan
faktor lingkungan eksternal strategis akan merupakan kerangka dasar mengingat pada
faktor tersebut dapat ditemukan berbagai kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan.
Analisis faktor lingkungan internal strategis dan faktor eksternal strategis mengisyaratkan
bahwa implementasi strategi yang tepat adalah terwujudnya peningkatan dan optimalisasi
setiap program dan kegiatan.
Strategi yang diterapkan untuk mewujudkan visi dan misi Pemerintah Aceh tahun 2007-
2012 adalah :
a. Penguatan pemerintah, politik dan Hukum
b. Pemberdayaan ekonomi, kesempatan kerja dan pengentasan kemiskinan
c. Pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur investasi
d. Pembangunan pendidikan yang bermutu dan merata
e. Peningkatan pelayanan kesehatan yang berkualitas
f. Pembangunan agama, sosial dan budaya
g. Penanganan dan pengurangan resiko bencana
Arah kebijakan umum pemerintah Pemerintah Aceh selama jangka waktu 2007-2012
adalah sebagai berikut :
a. Bidang Pemerintahan, Politik, dan Hukum
Arah kebijakan pembangunan dibidang pemerintahan, politik, dan hukum adalah
sebagai berikut :
1) Bidang Pemerintahan
Menciptakan aparatur pemerintah yang bersih, berwibawa, professional dan
Islami;
Menciptakan kinerja aparatur yang baik;
Mereview struktur kelembagaan pemerintah daerah sesuai dengan potensi,
kewenangan dan kebutuhan;
Pembagian job description yang tepat dan terarah sesuai dengan kebutuhan;
Memanfaatkan sarana dan prasarana kerja yang berdaya guna dan berhasil guna;
Melakukan pengaturan yang tegas tentang batas kewenangan antara pemerintah
provinsi dan kabupaten/kota;
Melakukan upaya pro-aktif menfasilitasi penyelesaian masalah tata ruang dan
penataan batas wilayah administrasi bagi kabupaten/kota pemekaran;
Melakukan regulasi tentang pendelegasian kewenangan bupati/walikota kepada
camat, imuem mukim dan geuchik;
Melakukan pemetaan dan pemberian nama-nama pulau kecil dan terluar;
Melakukan toponomi pulau-pulau kecil dan terluar;
Melakukan penetapan batas wilayah administrasi, titik kordinat, dan penguasaan
wilayah secara ekonomi dan sosial budaya;
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
14
Melakukan pembenahan struktur kelembagaan diklat;
Meningkatkan kapasitas SDM tenaga pengajar diklat;
Melakukan penyempurnaan materi dan kurikulum diklat;
Merevitalisasi baperjakat dalam penempatan dan penjenjangan karir aparatur;
Meningkatkan kualitas SDM;
Memberikan reward and punishment secara tepat dan tegas.
2) Bidang Politik
Terjaminnya kesatuan dan persatuan bangsa dalam kerangka NKRI;
Melakukan rekruitment kader politik yang bebas, adil dan islami;
Membangun wahana politik yang konstruktif melalui partai lokal;
Menciptakan keputusan politik yang memihak kepada kepentingan masyarakat;
Melaksanakan pendidikan politik yang sehat;
Memberikan penghargaan terhadap perbedaan pendapat dalam politik;
Membangun etika politik melalui rasa saling percaya dan menghargai
(sportifitas) di dalam kelompok masyarakat;
Merevitalisasi fungsi partai politik;
Memberikan motivasi kepada seluruh partai politik.
3) Bidang Hukum
Melakukan pengkajian yang mendalam terhadap pembangunan hukum Aceh;
Menyusun prioritas, arah, dan orientasi pembangunan hukum Aceh;
Melakukan penyusunan Prolega (Program Legislasi Aceh);
Mempercepat prakarsa penyusunan materi hukum sesuai dengan amanah UUPA;
Meningkatkan penguatan kapasitas aparat penegak hukum pada setiap level;
Memberikan dukungan sarana dan prasarana hukum;
Memberikan bantuan hukum dalam kasus prodeo;
Meningkatkan penyuluhan hukum kepada masyarakat;
Melakukan sosialisasi pelbagai macam peraturan perundang-undangan kepada
masyarakat;
Melakukan pemetaan/inventarisir kebijakan daerah kabupaten/kota yang
bertentangan dengan kepentingan umum dan ketentuan perundang-undangan
lebih tinggi;
Memberi arahan terhadap kebijakan daerah kabupaten/kota yang bertentangan
dengan kepentingan umum dan kepentingan lebih tinggi;
Meningkatkan kapasitas aparatur Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS);
Penyediaan sarana dan prasarana aparatur Penyidik Pegawai Negeri Sipil
(PPNS).
b. Bidang Ekonomi
Arah Kebijakan Pembangunan Ekonomi Pemerintah Aceh 2007–2012 sebagai berikut :
1) Penyediaan lapangan kerja dan peluang usaha yang seluas-luasnya kepada
masyarakat;
2) Peningkatan kemampuan dasar masyarakat miskin untuk meningkatkan pendapatan
melalui langkah perbaikan perluasan jaringan kerja serta informasi pasar;
3) Melibatkan masyarakat miskin dalam keseluruhan proses penanggulangan
kemiskinan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi, bahkan
pada proses pengambilan keputusan.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
15
4) Menggerakkan potensi dan keswadayaan masyarakat melalui community based
development;
5) Usulan kegiatan ekonomi mengacu kepada identifikasi dan permasalahan yang ada
dalam masyarakat;
6) Meningkatkan Kapasitas Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK) ;
7) Pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan lebih meningkatkan lagi peranan
institusi kemasyarakatan yang ada di lokasi sasaran melalui penguatan
pendampingan;
8) Revitalisasi pertanian dan perikanan yang difokuskan pada pengembangan komoditi
unggulan dan mendorong pengembangan kluster-kluster industri pengolahan hasil
pertanian dan perikanan;
9) Mendorong investor luar daerah untuk melakukan investasi di Aceh;
10) Meningkatkan lalu lintas perdagangan dan ekspor non migas melalui perluasan
jaringan pasar regional, nasional dan internasional;
11) Meningkatkan peran daerah dalam hubungan kerjasama pertumbuhan ekonomi
antara Indonesia, Malasyia dan Thailand (Indonesia, Malasyia and Thailand Growth
Triangle – IMTGT) dan kerjasama internasional lainnya di bidang ekonomi;
12) Pelayanan satu atap ( one stop service) serta membangun sistim infrastruktur
ekonomi yang handal dan efisien;
13) Meningkatkan dan melindungi aset daerah dan masyarakat dari resiko bencana;
14) Menginventarisasi dan mengoptimalkan penggunaan aset-aset daerah secara
produktif;
15) Menggali sumber-sumber penerimaan baru yang dapat meningkatkan Pendapatan
Asli Daerah (PAD).
16) Membangun pusat informasi pasar dan akses informasi lainnya terhadap usaha
ekonomi rakyat.
17) Mendorong dan memfasilitasi kelompok masyarakat untuk bermitra dengan berbagai
lembaga ekonomi lokal, nasional maupun internasional
c. Bidang Infrastruktur
Arah Kebijakan Pembangunan Bidang Sarana dan Prasarana Daerah Pemerintah Aceh
2007 – 2012 sebagai berikut :
1) Mengelola penyelenggaraan konservasi sumber daya air demi terjaganya
kelangsungan keberadaan daya dukung, daya tampung, dan fungsi sumber daya air.
2) Mengelola penyelenggaraan pendayagunaan sumber daya air demi terwujudnya
pemanfaatan sumber daya air secara berkelanjutan dengan mengutamakan kebutuhan
pokok kehidupan masyarakat secara adil.
3) Mengelola penyelenggaraan pengendalian daya rusak air demi terwujudnya rasa
aman masyarakat terhadap daya rusak air.
4) Mengadakan dan mengelola sistem informasi sumber daya air demi terwujudnya
jaringan informasi sumber daya air yang tersebar dan dapat diakses oleh berbagai
pihak yang berkepentingan dalam bidang sumber daya air.
5) Membuka dan meningkatkan aksesibilitas daerah terpencil/terisolir, perbatasan dan
kepulauan dengan menyediakan jaringan jalan/jembatan untuk mendukung kawasan
yang berpotensi dan cepat tumbuh.
6) Meningkatkan pelayanan yang terintegrasi dengan standar minimal MST 10 ton pada
ruas jalan nasional dan provinsi serta MST 8 ton pada ruas-ruas jalan strategis;
7) Pembangunan, peningkatan, dan pemeliharaan ruas-ruas jalan nasional, provinsi, dan
jalan kabupaten/kota, serta jalan strategis lainnya termasuk jalan desa;
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
16
8) Mewujudkan pembangunan jalan yang menghubungkan Pantai Barat – Tengah –
Pantai Timur untuk menghilangkan disparitas antar wilayah.
9) Membangun prasarana air minum dan sanitasi baik di perkotaan maupun di pedesan;
10) Melakukan pembinaan tata bangunan dan pemberdayaan jasa konstruksi;
11) Meningkatkan keterpaduan tata ruang provinsi dengan tata ruang kabupaten/kota,
dengan titik berat pada penanganan kawasan-kawasan strategis/prioritas dan kawasan
lintas kabupaten.
12) Membangun kawasan perbatasan dan terisolir dalam rangka peningkatan ekonomi
masyarakat.
13) Melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi prasarana dan sarana transportasi, pos dan
telekomunikasi yang hancur akibat gempa tektonik dan tsunami.
14) Mengembangkan prasarana dan sarana transportasi, pos dan telekomunikasi.
15) Membangun dan mengembangkan prasarana dan sarana transportasi, pos dan
telekomunikasi di wilayah perbatasan dan terisolir.
16) Mengembangkan sistem transportasi wilayah terpadu, harmonis dan sinergi serta
aparatur yang mandiri.
17) Mengendalikan pencemaran lingkungan melalui pencegahan dan pengendalian
dampak dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan
hidup yang berkelanjutan.
18) Menyediakan peralatan dan sumber daya aparatur dalam pengendalian dampak
lingkungan dengan memanfaatkan media massa untuk pelayanan informasi
lingkungan hidup kepada masyarakat.
19) Melakukan optimalisasi bentuk dan kinerja institusi pengelolaan lingkungan serta
peningkatan koordinasi antar pemangku kepentingan dalam pengelolaan lingkungan
hidup.
20) Meningkatkan kualitas pelayanan dan administrasi pertanahan serta penyediaan
informasi pertanahan bagi keperluan pembangunan dan investasi.
21) Melaksanakan penataan dan pengendalian penguasaan, penggunaan, pemanfaatan
dan pemilikan tanah serta pengembangan dan penguatan lembaga pertanahan.
22) Menyelesaikan sengketa pertanahan, penyusunan neraca penggunaan tanah,
pemetaan/revisi penatagunaan tanah, konsolidasi tanah, identifikasi dan penegasan
tanah negara serta penertiban administrasi land reform.
23) Melakukan indentifikasi, inventarisasi data dan penyebaran informasi pembangunan
dengan melakukan peningkatan kerjasama pemerintah daerah dengan organisasi,
lembaga pers dan media massa.
24) Meningkatkan sarana dan prasarana penyebarluasan informasi melalui TVRI dan
RRI serta melakukan pengawasan terhadap penyiaran media informasi swasta
25) Membangun dan mengembangkan e-Government Pemerintah Aceh guna
meningkatkan kualitas penyelenggaraan administrasi Pemerintahan Aceh yang
berbasis teknologi komunikasi dan informasi dalam rangka memberikan palayanan
informasi kepada publik secara transparan dan akuntabel.
26) Membangun infrastruktur dan mengembangkan Telematika Daerah dalam rangka
meningkatkan jaringan komunikasi dan informasi untuk akses informasi baik secara
regional, nasional maupun global.
27) Membangun infrastruktur dan mengembangkan Sistem Informasi untuk mendukung
terselenggaranya pemerintahan elektronik (e-Government) Pemerintah Aceh.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
17
28) Membangun infrastuktur dan mengelola database Dinas/Badan/ Lembaga Daerah
dan bank data Pemerintah Aceh.
29) Melakukan pembinaan sumberdaya aparatur Pemerintah Aceh yang memiliki
pengetahuan dan keahlian dalam mengelola teknologi komunikasi dan sistem
informasi.
30) Melakukan pemberdayaan masyarakat dibidang teknologi komunikasi dan sistem
informasi dalam rangka meningkatkan kemampuan dan pengetahuan dari seluruh
aspek kehidupan masyarakat.
31) Melakukan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di sektor
telekomunikasi.
32) Melakukan ”moratorium logging” dilanjutkan dengan penataan kembali sistem
pengusahaan hutan tidak hanya kepada pengusaha tapi juga pengusahaan hutan yang
dikelola masyarakat.
33) Melakukan rehabilitasi hutan dan lahan didalam dan diluar kawasan hutan.
34) Melakukan pengamanan hutan secara intensif melalui pemberantasan pencurian kayu
dan perdagangan kayu illegal serta meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM Polisi
Hutan.
35) Mengoptimalkan kelembagaan dalam penyelenggaraan pengelolaan hutan, dengan
dasar Manajemen Daerah Aliran Sungai (DAS) dan pemantapan batas kawasan
hutan.
36) Meningkatkan peluang eksploitasi pertambangan skala besar, menengah dan kecil
serta membina, mengawasi dan menertibkan usaha pertambangan yang berpotensi
merusak lingkungan.
37) Meningkatkan keterampilan dalam pengelolaan dan pengembangan di bidang usaha
pertambangan rakyat
38) Meningkatkan pemahaman masyarakat penambang dan aparatur pemerintah daerah
khususnya dalam aspek peraturan dan perundang-undangan di bidang pertambangan.
39) Menyediakan data potensi sumber-sumber energi baru sebagai energi alternatif dan
potensi pertambangan.
40) Membangun sarana dan prasana sumber-sumber air bawah tanah yang memenuhi
standar kesehatan di kawasan krisis air.
41) Menetapkan arah kebijakan energi daerah.
42) Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap distribusi, kualitas dan harga BBM.
43) Menyediakan perangkat hukum di bidang energi, mineral, batubara, panasbumi dan
air bawah tanah.
44) Melakukan penyediaan energi listrik melalui pembangunan pembangkit baik skala
besar maupun kecil terutama untuk pedesaan/kawasan yang tidak terjangkau jaringan
listrik PLN.
45) Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kualitas dan harga hasil industri
pertambangan serta pengendalian kualitas dan harga BBM.
46) Membuat perangkat hukum di bidang sumber daya energi/mineral dan air bawah
tanah.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
18
47) Mengembangkan dan meningkatkan promosi dan destinasi wisata serta usaha
pariwisata.
48) Meningkatkan sarana dan prasarana kepariwisataan sumber daya pelaku wisata dan
pembentukan kelompok-kelompok sadar wisata (pokdarwis)
d. Bidang Pendidikan
Arah dan kebijakan umum pembangunan pendidikan jangka menengah Pemerintah
Aceh difokuskan pada empat aspek, yaitu:
1) Pemerataan dan Perluasan Akses
Kebijakan utama dalam rangka pemerataan dan perluasan akses pendidikan kepada
semua lapisan masyarakat adalah :
Memperluas akses memperoleh layanan dan perawatan PAUD untuk anak usia 0
– 6 tahun melalui pendekatan formal dan non formal dengan meningkatkan
partisipasi masyarakat;
Memastikan transisi otomatis dan akses yang merata pendidikan dasar dan
menengah selama 12 tahun dengan menyelenggarakan pendidikan dasar dan
menengah dalam satu atap;
Memposisikan kembali program sekolah kejuruan (vokasional) menjadi pilihan
favorit melalui pendekatan yang berdasarkan permintaan pasar (demand based
approach);
Memperluas kesempatan memperoleh pendidikan dan pelatihan keterampilan
hidup (lifeskills) berbasis sekolah;
Mengintegrasikan konsep pendidikan formal dan non formal kepada dayah
salafiyah dan mendorong ulama dayah untuk memfasilitasi anak-anak usia
sekolah belajar di jalur formal atau non formal;
Meningkatkan akses yang merata ke pendidikan tinggi, sejalan dengan itu
dilakukan rasionalisasi dan konsolidasi kemitraan antara PTN dan PTS baik
dalam hal tata kelola (governance) maupun pembiayaan.
2) Mutu, Relevansi, dan Daya Saing
Kebijakan utama untuk mendorong peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing
lulusan adalah;
Memanfaatkan fasilitas pendidikan secara lebih efektif dan efisien;
Meningkatkan mutu pendidik dan tenaga kependidikan melalui program
pengembangan kapasitas (capacity building) berupa pendidikan dan pelatihan-
pelatihan serta mendistribusikan tenaga pendidik secara lebih merata;
Meningkatkan akses untuk memperoleh bahan–bahan instruksional dan input–
input lainnya untuk tujuan peningkatan mutu lulusan;
Meningkatkan partisipasi dan peran serta masyarakat, khususnya dunia usaha,
dalam rangka mempersiapkan lulusan yang mandiri, berdaya saing, dan
kompeten;
Mempercepat pemanfaatan media Teknologi Komunikasi dan Informasi (ICT)
untuk mendukung pembelajaran dan memperkecil kesenjangan mutu pendidikan
antar daerah;
Meningkatkan sarana dan prasarana serta dukungan ketenagaan yang
berkualitas pada sekolah dan dayah unggulan;
Memastikan penerapan kurikulum berstandar nasional (sesuai Standar Nasional
Pendidikan) untuk mengantisipasi pesatnya perubahan lingkungan baik yang
berskala nasional, regional, dan global (internasional);
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
19
Mengupayakan pembangunan perpustakaan sekolah, dayah, madrasah, dan
perpustakaan umum serta melengkapi koleksi buku dan pelayanan yang berbasis
teknologi informasi;
Meningkatkan pembinaan dan pengembangan kelembagaan, kurikulum,
manajemen, serta akreditasi dayah melalui workshop, lokakarya, dan pelatihan;
Meningkatkan penelitian kependidikan dalam rangka peningkatan mutu,
relevansi dan daya saing.
3) Tata Kelola, Akuntabilitas, dan Pencitraan Publik
Kebijakan utama untuk mendorong peningkatan Tata kelola (governance),
Akuntabilitas dan Pencitraan publik adalah;
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam perencanaan, pengelolaan, dan
pengawasan kinerja lembaga pendidikan melalui pemberdayaan Majelis
Pendidikan dan Komite Sekolah;
Memperkuat manajemen dan tata kelola (governance) sekolah dengan
manajemen berbasis sekolah, termasuk pengelolaan keuangan yang akuntabel;
Meningkatkan dan memperbaiki sistem dan mekanisme serta standar
pemantauan dan evaluasi kinerja yang berorientasi pada hasil;
Meningkatkan upaya pemberantasan kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN) pada
institusi-institusi pendidikan melalui sistem pengendalian internal, pengawasan
masyarakat, serta pengawasan fungsional dari lembaga terkait;
Mendorong terciptanya transparansi dalam pengelolaan dana pendidikan dengan
mewajibkan institusi pendidikan memberikan informasi dan laporan capaian
kinerja secara terbuka kepada publik;
Mendorong terbentuknya Kopertis dan Badan Akreditasi pendidikan.
4) Penerapan Sistem Pendidikan Bernuansa Islami
Kebijakan-kebijakan utama untuk mempercepat penerapan Sistem Pendidikan
Bernuansa Islami di semua tingkatan sekolah adalah;
Merumuskan dan mendistribusikan standar operasional dan prosedur
pelaksanaan sistem pendidikan berbasis nilai Islami;
Mempercepat tersusunnya kurikulum dan bahan ajar yang bernuansa Islami
untuk setiap jenjang pendidikan;
Meningkatkan kualitas dan kuantitas guru mata pelajaran agama Islam dan
mendistribusikannya secara merata sampai ke daerah-daerah terpencil;
Memprioritaskan pembangunan dan rehabilitasi sarana ibadah, media
pembelajaran yang memadai di setiap sekolah;
Menetapkan suatu sistem monitoring dan evaluasi yang efektif untuk menilai
kinerja institusi pendidikan dalam penerapan sistem pendidikan bernuansa
Islami;
Meningkatkan kemampuan guru mata pelajaran tentang pengintegrasian
wawasan agama ke dalam pembelajaran.
e. Bidang Kesehatan
Arah Kebijakan Pembangunan Kesehatan Pemerintah Aceh 2007 – 2012 sebagai
berikut :
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
20
1) Pembangunan dan pengembangan fasilitas pelayanan kesehatan dasar, rujukan dan
pelayanan kesehatan khusus.
2) Menerapkan kebijakan, mekanisme pembiayaan kesehatan yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat dan penyediaan pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat.
3) Penyediaan dan pengembangan tenaga kesehatan melalui pendidikan dan pelatihan.
4) Penempatan tenaga kesehatan yang proporsional merata di seluruh kabupaten/kota.
5) Peningkatan dan pemantapan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan.
6) Pencegahan dan pengendalian penyakit serta kesehatan lingkungan termasuk kesiap-
siagaan terhadap bencana.
7) Peningkatan pelayanan kesehatan ibu, anak, gizi dan lanjut usia (lansia) serta
kesehatan jiwa.
8) Penyediaan mekanisme pelayanan rujukan.
9) Peningkatan promosi kesehatan dan penyediaan sistem informasi kesehatan berbasis
data teknologi di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
10) Penelitian dan kajian masalah kesehatan.
11) Desentralisasi dan dekonsentrasi pembiayaan, perencanaan dan fungsi administrasi di
sektor kesehatan.
12) Melakukan koordinasi dan kerjasama lintas sektor, masyarakat, termasuk lembaga
swadaya masyarakat lokal, nasional dan internasional disetiap upaya pembangunan
kesehatan.
13) Membangun fasilitas pendidikan kesehatan dan kedokteran yang berkualitas dan
memadai.
14) Mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik, berkualitas dengan harga yang
terjangkau.
f. Bidang Agama, Sosial dan Budaya
Arah Kebijakan Pembangunan Agama, Sosial dan Budaya dan Pemerintah Aceh 2007 –
2012 sebagai berikut :
1) Meningkatkan pelayanan keagamaan kepada masyarakat secara optimal.
2) Menyediakan sarana dan prasarana keagamaan yang memadai bagi masyarakat.
3) Meningkatkan pembinaan Imam Mesjid, khatib, Da’i, Guru Pengajian, Pengelola
zakat dan Tahyiz mayat.
4) Meningkatkan kerukunan hidup intern dan antar umat beragama.
5) Meningkatkan pembinaan dan pelayanan kehidupan antar umat beragama.
6) Mengoptimalkan peran ulama dalam setiap pengambilan kebijakan daerah dan
penyelesaian problem keummatan.
7) Memantapkan hubungan dan koordinasi ulama dan umara.
8) Mensosialisasikan program pemerintah dalam segala aspek pembangunan.
9) Penguatan kerjasama dan koordinasi dengan lembaga keagamaan baik nasional dan
internasional.
10) Meningkatkan pembinaan kualitas umat beragama melalui pelatihan dan
pengkaderan ulama terutama bidang rukyah dan hisab bekerjasama dengan badan
islam dunia melalui MPU.
11) Memanfaatkan dan memberdayakan alumni dayah dalam pembangunan di
Pemerintah Aceh.
12) Penambahan jam belajar agama disekolah umum dan perguruan tinggi.
13) Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman serta kesadaran masyarakat tentang
Syari’at Islam.
14) Peningkatan bimbingan dan pemantapan pemahaman dan pengamalan ajaran agama.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
21
15) Mempersiapkan Qanun pelaksanaan Syariat Islam.
16) Peningkatan Sosialisasi pelaksanaan Syariat Islam.
17) Meningkatkan kualitas pengetahuan dan pelaksanaan ibadah umat.
18) Peningkatan Kegiatan Syi’ar Islam.
19) Meningkatkan dan membudayakan Syari’at Islam di kalangan umat.
20) Meningkatkan kemampuan qari dan qariah agar Aceh dapat mencerminkan daerah
pelaksanaan syariat Islam.
21) Melakukan penelitian dan pengamalan terhadap pelaksanaan Syari’at Islam.
22) Meningkatkan peran Da’i dan Dayah di Wilayah Perbatasan.
23) Meningkatkan pelayanan lembaga masyarakat dan penegakan hukum.
24) Menyediakan tenaga pelaksana dan pengawas dalam pelaksanaan Syari’at Islam.
25) Mewujudkan dan mengembangkan sistem pelatihan yang representatif dalam rangka
menghasilkan tenaga pelaksana dan pengawas pelaksanaan Syari’at Islam.
26) Menegakkan supremasi hukum di tengah-tengah masyarakat.
27) Mengoptimalkan fungsi Mahkamah Syar'iyah, Kejaksaan, Kepolisian dan Kanwil
Kehakiman sebagai lembaga yang berkaitan dengan pelaksanaan Syari’at Islam.
28) Meningkatkan peran Tokoh Masyarakat dan Tokoh Adat dalam pelaksanaan Syari’at
Islam.
29) Mengoptimalkan peran Wilayatul Hisbah dalam pengawasan dan penyidikan
pelanggaran Syari’at Islam.
30) Meningkatkan peran Baital Mal dalam rangka pengelolaan Zakat dan Harta Agama.
31) Meningkatkan dan memeratakan pelayanan sosial yang lebih adil kepada PMKS baik
sistem panti dan luar panti dan Komunitas Adat Terpencil (KAT).
32) Meningkatkan profesionalisme pelayanan sosial baik yang dilakukan oleh
pemerintah maupun masyarakat.
33) Memantapkan manajemen pelayanan sosial.
34) Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pelayanan sosial;
35) Meningkatkan koordinasi dan kemitraan lintas sektor dan lintas wilayah;
36) Mengidentifikasi sumber-sumber daya sosial;
37) Memperbaiki dan meyempurnakan data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS) dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial;
38) Memberdayakan dan Meningkatkan Kesejahteraan Para Penyandang Cacat dan
Komunitas dhu’afa;
39) Mengadakan penelitian tentang kependudukan di Pemerintah Aceh;
40) Mensosialisasi kehidupan harmonis antar warga masyarakat;
41) Mengembangkan sumberdaya ekonomi masyarakat pesisir dan terpencil;
42) Mengembangkan koperasi pedesaan;
43) Melatih kerajinan tangan bagi yang belum terampil di masyarakat pedesaan;
44) Meningkatkan peran perempuan dalam proses politik dan jabatan publik;
45) Memantapkan penentuan Quota 30 % dalam legislatif terhadap perempuan;
46) Memberikan perlindungan hukum terhadap kekerasan dalam rumah tangga;
47) Meningkatkan kampanye anti kekerasan terhadap perempuan dan anak dalam rumah
tangga.
48) Memperkuat kelembagaan dan jaringan Pengarusutamaan Gender (PG) dan anak;
49) Menyediakan data base PG dan anak serta dalam peningkatan kesejahteraan
masyarakat;
50) Pecegahan terjadinya trafiking dan eksploitasi terhadap perempuan dan anak;
51) Meningkatkan taraf pendidikan dan pelayanan kesehatan untuk mempertinggi
kualitas hidup dan sumber daya kaum perempuan;
52) Meningkatakan partisipasi pemuda dalam pembangunan;
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
22
53) Membina potensi pemuda dalam kewirausahaan, kepoloporan dan kepemimpinan
dalam pembangunan;
54) Memperluas kesempatan pemuda untuk memperoleh pendidikan dan keterampilan;
55) Meningkatkan peran serta pemuda dalam pembangunan sosial, politik, ekonomi,
lingkungan hidup, ketahanan, keamanan serta budaya dan agama;
56) Melindungi generasi muda dari bahaya penyalahgunaan NAPZA, minuman keras,
penyebaran HIV/AIDS, dan penyakit menular seksual lainnya;
57) Mewujudkan keterpaduan program pembinaan kepemudaan;
58) Mengembangkan kebijakan dan manajemen olahraga dalam upaya mewujudkan
penataan sistem dan pengembangan olahraga secara terpadu dan berkelanjutan;
59) Meningkatkan akses dan partisipasi masyarakat secara luas dan merata demi
kesehatan dan kebugaran jasmani untuk membentuk watak bangsa;
60) Meningkatkan dan memelihara prasarana dan sarana olahraga yang sudah tersedia
untuk mendukung pembinaan olahraga;
61) Meningkatkan upaya pembibitan dan pengembangan prestasi olahraga secara
sistematis, berjenjang dan berkelanjutan;
62) Membina kewirausahaan melalui kemitraan dalam upaya menggali potensi ekonomi
dengan pengembangan industri olahraga;
63) Mengembangkan sistem penghargaan bagi olahragawan yang berprestasi dan
meningkatkan kesejahteraan atlet, pelatih dan tenaga keolahragaan;
64) Mewujudkan keterpaduan program pembinaan olahraga dan meningkatkan program
pengembangan SDM olahraga;
65) Menambah prasarana dan sarana keolahragaan;
66) Merancang dan melaksanakan program dan kegiatan untuk pengembangan nilai seni
budaya;
67) Mengembangkan sikap kritis terhadap nilai-nilai budaya sebagai upaya untuk
memilah-milah nilai budaya yang kondusif dan serasi dalam menghadapi tantangan
pembangunan bangsa di masa depan;
68) Melaksanakan koordinasi dan kerja sama dengan pihak-pihak yang terkait dalam
pengembangan budaya aceh sebagai bagian budaya nasional;
69) Membangun kembali apresiasi masyarakat terhadap budaya, seni, bahasa dan sastra
serta peran lembaga adat Aceh;
70) Membangun institusi seni daerah di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
71) Mengembangkan pemahaman masyarakat terhadap upaya pelestarian dan
pemeliharaan situs cagar budaya, benda-benda budaya dan pemugaran benda dan
bangunan bersejarah;
72) Memberdayakan dan mengembangkan lembaga adat;Mengadakan penelitian dan
pengkajian terhadap seni dan budaya;
73) Menumbuhkembangkan media massa baik media cetak, elektronik maupun
tradisional.
g. Bidang Penanganan dan Pengurangan Resiko Bencana
Arah Kebijakan Penanganan dan Pengurangan Resiko Bencana Pemerintah Aceh 2007
– 2012 sebagai berikut :
1) Meminimalkan dampak resiko bencana baik jumlah jiwa maupun materi.
2) Meningkatkan koordinasi berbagai pihak yang terkait baik Lembaga pemerintah,
NGO maupun masyarat dalam penanganan bencana.
3) Memenuhi kebutuhan dasar bagi korban pasca bencana.
4) Memfungsikan kembali sarana dan prasarana yang rusak akibat bencana.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
23
5) Meningkatkan kemampuan dan kewaspadaan masyarakat dan aparatur pemerintah
dalam upaya mengurangi dampak terhadap resiko bencana.
6) Memulihkan kembali fungsi sosial masyarakat pasca bencana.
7) Meningkatkan nilai-nilai kesetiakawanan masyarakat dalam membantu
penanggulangan bencana.
C. Prioritas Daerah
Prioritas Pembangunan Daerah mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) Provinsi Aceh 2007-2012, Rencana Kerja Pemerintah Aceh (RKP
Pemerintah Aceh) tahun 2009 serta Kebijakan Umum APBA Tahun 2009, prioritas
tersebut dirumuskan dengan agenda pembangunan melalui 7 (tujuh) Prioritas
pembangunan antara lain :
1. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat, Perluasan Kesempatan Kerja dan
Penanggulangan Kemiskinan;
2. Pemeliharaan Infrastruktur Pendukung Investasi dan Sumber Daya Energi;
3. Peningkatan Mutu Pendidikan dan Pemerataan Kesempatan Belajar;
4. Peningkatan Mutu dan Pemerataan Pelayanan Kesehatan;
5. Pembangunan Syariat Islam, Sosial dan budaya;
6. Penciptaan Pemerintah yang baik dan bersih serta penyehatan birokrasi Pemerintah;
7. Penanganan dan pengurangan resiko bencana.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
24
BAB III
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Pendekatan yang digunakan dalam merumuskan Keuangan Daerah berdasarkan
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 terdiri dari 4 sisi yaitu dari sisi Subyek, Obyek,
Proses dan Tujuan. Dari sisi Subyek keuangan daerah adalah meliputi seluruh obyek yang
dimiliki daerah dan/atau dikuasai pemerintah daerah, perusahaan daerah dan badan lain yang
ada kaitan dengan keuangan daerah. Dari sisi Obyek Keuangan Daerah dapat didefinisikan
sebagai semua hak dan Kewajiban Daerah dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk kebijakan dan kegiatan dalam bidang fiskal
juga didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban
Daerah. Dari sisi proses keuangan daerah mencakup seluruh rangkaian kegiatan yang
berkaitan dengan pengelolaan obyek sebagaimana tersebut diatas dimulai dari perumusan
kebijakan dan pengambilan keputusan hingga pertanggungjawaban. Dari sisi tujuan keuangan
daerah meliputi seluruh kebijakan, kegiatan dan hubungan hukum yang berkaitan dengan
pemilikan dan/atau penguasaan obyek sebagaimana tersebut diatas dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Berdasarkan pendekatan tersebut diatas, dalam keuangan daerah Hak Pemerintah
Aceh meliputi Pendapatan Aceh. Sedangkan kewajiban Pemerintah Aceh terangkum dalam
program dan kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan, melindungi, dan memenuhi
kebutuhan rakyatnya dicerminkan dalam Belanja dan pengeluaran Pembiayaan Daerah dalam
APBA yang merupakan Rencana Keuangan Tahunan Pemerintah Aceh sebagai suatu rencana
operasional tahunan.
Dengan demikian APBA berisi pemikiran atau tafsiran yang diharapkan dapat
direalisasikan dalam tahun anggaran yang bersangkutan dan, merupakan hasil pencapaian
Indikator keberhasilan dari yang telah ditetapkan, sehingga dengan demikian juga dapat
disimpulkan bahwa APBA pada hekekatnya merupakan cerminan dari kebijakan yang diambil
oleh Pemerintahan Aceh dan berfungsi sebagai instrumen utama untuk melaksanakan
kebijakan yang diemban secara bersama-sama antara eksekutif dengan legislatif sesuai
dengan fungsi dan kewenangan masing-masing.
A. Pengelolaan Pendapatan Daerah
Keuangan Negara sebagaimana dimaksudkan Pada Pasal 2 UU 17 Tahun 2003,
disebutkan pada poin (g) bahwa “kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri
atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang serta hak-hak lain yang
dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan
negara/perusahaan daerah” dan pada poin (h) menyatakan “kekayaan pihak lain yang
dikuasai oleh pemerintah dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan dan/atau
kepentingan umum”.
Dari Hal tersebut diatas mengandung arti bahwa pemerintah daerah sebagai
pengelola keuangan daerah diberikan mandat untuk mengelola aset-aset daerah, sehingga
aset-aset tersebut dapat menjadi sumber pendapatan bagi daerah. Pendapatan daerah ini
melalui keputusan-keputusan politis yang didasarkan pada preferensi pemilih dibuat skala
prioritas untuk kemudian digunakan untuk membiayai program/kegiatan pemerintah
dalam melaksanakan kebijakan-kebijakannya.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
25
Berdasarkan landasan hukum tersebut diatas Pemerintah Aceh memiliki
seperangkat hak yang secara tegas diamanatkan pada pasal 21 dan 22 UU nomor 32
Tahun 2004. Hak yang dimilikinya adalah :
a. mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya;
b. memilih pimpinan daerah;
c. mengelola aparatur daerah;
d. mengelola kekayaan daerah;
e. memungut pajak daerah dan retribusi daerah;
f. mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya lainnya
yang berada di daerah;
g. mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah; dan
h. mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.
Maka kebijakan umum dalam pengelolaan pendapatan daerah dapat digambarkan
sebagai berikut:
1. Intensifikasi Pendapatan Daerah
Perpajakan sebagai salah satu perwujudan kewajiban kenegaraan, ditegaskan
bahwa penerimaan atas penempatan beban kepada rakyat seperti pajak dan lain-lain
tersebut digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat yang merupakan
kebijakan umum pengelolaan anggaran pendapatan daerah. Namun demikian upaya
pemerintah daerah untuk meningkatkan penerimaan daerah dengan cara optimalisasi
pengelolaan pendapatan daerah sesuai dengan aspek legalitas dan karakteristik daerah
diantaranya melalui, peningkatan keterampilan Aparat Pengelola Pendapatan Daerah
agar mendukung tingkat produktifitas yang tinggi, meningkatkan intensitas
hubungan perimbangan keuangan pusat dan daerah secara adil dan proporsional
berdasarkan potensi, otonomi khusus dan pemerataan serta meningkatkan kesadaran
masyarakat untuk memenuhi kewajibannya kepada daerah dengan berbagai kebijakan
yang terkait dengan pengelolaan pendapatan daerah.
Arah dan Strategi terhadap upaya peningkatan Pendapatan Asli Aceh tahun
2009 didasarkan pada beberapa faktor yaitu:
a. Peningkatan pendataan objek dan subjek pajak yang lebih intensif dan akurat.
b. Peningkatan pelayanan kepada wajib pajak, melalui peningkatan prasarana dan
sarana kerja dan pembentukan Kantor SAMSAT baru secara bertahap di setiap
ibukota Kabupaten/Kota. Khususnya pada tahun 2009 ini telah dibuka kantor
SAMSAT baru pada Kabupaten Aceh Jaya serta telah dibangunnya jaringan on-line
pada pelayanan pemungutan pajak aceh kearah pelayanan one stop service yang
lebih sempurna dan telah terpasang di seluruh kantor Samsat di Aceh.
c. Peningkatan kerjasama dengan instansi terkait (Kepolisian/Ditlantas, Jasa Raharja,
DLLAJ, Pertamina serta Dinas Pertambangan dan Energi).
d. Peningkatan ketrampilan petugas pemungut pajak.
e. Sosialisasi dan peningkatan operasional pemeriksaan lapangan terhadap wajib
pajak.
f. Menggali sumber-sumber pendapatan baru, sesuai dengan peluang dalam Undang-
Undang Pemerintahan Aceh.
Disamping itu beberapa kebijakan umum dan strategi untuk meningkatkan
penerimaan Migas tahun 2009 seperti halnya di tahun 2008 sebagai berikut :
a. Optimalisasi pelaksanaan tugas-tugas Tim advokasi Migas yang harus bertindak
proaktif terhadap perhitungan bagi hasil pajak dan bukan pajak termasuk ketepatan
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
26
dalam penyalurannya. Salah satu langkah pertama yang perlu segera ditempuh
untuk merealisasikan kebijakan ini adalah mempercepat terbentuknya Badan
Pelaksana Pengelolaan Sumber Daya Alam Minyak dan Gas Aceh serta
melaksanakan ketentuan-ketentuan seperti yang diatur dalam Pasal 160 ayat (1)
sampai dengan ayat (5) Undang-undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang
Pemerintahan Aceh.
b. Mempercepat proses pencairan dari Pemerintah Pusat untuk Provinsi dan
Kabupaten/Kota, dengan membentuk sistem pencairan keuangan yang lebih efisien
dan efektif melalui kesepakatan dan rencana aksi bersama antara pemerintah dan
pemerintah Aceh.
c. Mengatur prosedur dan mekanisme yang adil dan merata terhadap penerimaan dana
otonomi khusus antara antara pemerintah Provinsi dengan Kabupaten/Kota. Hal ini
dapat ditempuh berpedoman pada Qanun Aceh Nomor 2 Tahun 2008 tentang Tata
Cara Pengalokasian Dana Tambahan Migas dan Penggunaan Dana Otsus.
2. Target dan Realisasi Pendapatan
Tren realisasi pendapatan secara keseluruhan mengalami fluktuasi setiap
tahunnya, meskipun masih ada beberapa kendala pada jenis-jenis penerimaan Aceh.
Menurut UU Nomor 11 tahun 2006 pasal 179 Penerimaan Aceh bersumber dari PAD,
Dana Perimbangan, Dana Otonomi Khusus dan Lain-Lain Pendapatan Yang Sah.
Untuk sumber penerimaan PAD dan lain-lain pendapatan yang sah, masih dibutuhkan
penyesuaian dan pendekatan spesifik dalam penanganannya guna mengoptimalkan
sumber penerimaan ini, sementara untuk dana perimbangan, secara khusus Bagi Hasil
Pajak dan Bukan Pajak, kendala seperti ketidaktersediaan data akurat adalah masalah
utama pada sumber penerimaan ini.
Dalam beberapa tahun ini, Pemerintah Aceh telah menempuh langkah-langkah
yang dapat menjamin peningkatan kinerja Pendapatan Daerah tanpa memberikan
beban yang lebih berat kepada masyarakat. Hal ini harus menjadi komitmen karena
merupakan implementasi dari upaya mewujudkan masyarakat Aceh yang adil dan
sejahtera. Pengelolaan Pendapatan Daerah harus diarahkan pada upaya penggalian
potensi yang dimiliki daerah. Selain berbagai sumber pendapatan yang telah dikelola
selama ini, upaya-upaya yang lebih intensif perlu ditujukan pada berbagai sumber
pendapatan potensial, tentu saja dengan memperhitungkan secara cermat kemampuan
ekonomi masyarakat.
Untuk Tahun Anggaran 2009 Pendapatan Aceh diperkirakan sebesar Rp
6.732.212.000.000,00 terealisasikan hingga berakhirnya tahun 2009 adalah sebesar Rp
6.042.448.625.663,03 atau 89,75%. Rincian target dan realisasi pendapatan tahun
2009 dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini:
Tabel 3.1
Target dan Realisasi Pendapatan Aceh
Tahun Anggaran 2009
No Uraian Rencana (Rp) Realisasi (Rp) %
1 2 3 4 5
1 Pendapatan Asli Aceh 795.872.000.000,00 743.205.978.025,03 93,38%
2 Dana Perimbangan 2.208.058.000.000,00 1.570.603.947.638,00 71,13%
3 Dana Otonomi Khusus 3.728.282.000.000,00 3.728.282.000.000,00 100,00%
4 Lain-lain Pendapatan Asli yang Sah 0,00 356.700.000,00 `
Jumlah 6.732.212.000.000,00 6.042.448.625.663,03 89,75%
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
27
Berdasarkan data pada Tabel Rencana dan Realisasi Pendapatan Aceh Tahun
Anggaran 2009 uraian lebih rincinya berikut ini :
a. Pendapatan Asli Aceh (PAA)
Pendapatan Aceh yang dapat dipacu dan dapat dikendalikan (Controllable) adalah
Pendapatan Asli Aceh. Pendapatan Asli Aceh terdiri atas penerimaan pajak
Aceh, retribusi Aceh, hasil pengelolaan kekayaan Aceh yang dipisahkan dan
hasil penyertaan modal Aceh, zakat dan Lain-lain Pendapatan Asli Aceh Yang Sah.
Untuk memaksimalkan penerimaan tersebut dibutuhkan penggalian potensi
sumber-sumber pendapatan daerah secara optimal berdasarkan kewenangan yang
dimiliki satuan kerja pengelola pendapatan daerah dengan menetapkan target secara
rasional dan terukur dengan melaksanakan beberapa kegiatan yang mampu
mendorong pertumbuhan pendapatan dengan mempedomani peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Rencana dan realisasi Pendapatan Asli Aceh untuk tahun
2009 tergambar dalam tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2
Target dan Realisasi Pendapatan Asli Aceh
Tahun Anggaran 2009
No Uraian Rencana (Rp) Realisasi (Rp) %
1 2 3 4 5
1 Pajak Aceh 476.975.000.000,00 462.151.772.869,00 96,89%
2 Retribusi Aceh 13.264.165.424,00 12.040.362.913,00 90,77%
3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Aceh yg
Dipisahkan dan Hasil Penyertaan Modal
Aceh
74.512.000.000,00 75.104.468.183,00 100,80%
4 Zakat 3.000.000.000,00 22.649.354.923,00 754,98%
5 Lain-lain Pendapatan Asli Aceh yang Sah 228.120.834.576,00 171.260.019.137,03 75,07%
Jumlah 795.872.000.000,00 743.205.978.025,03 93,38%
Pajak Aceh
Dalam APBA tahun 2009 pajak Aceh direncanakan sebesar Rp 476.975.000.000,00
dapat direalisasikan sebesar Rp 462.151.772.869,00 atau 96,89%. Pajak dari
kendaraan bermotor merupakan harapan terbesar bagi Pendapatan Asli Aceh,
tercatat lebih dari 61,95% Pendapatan Asli Aceh dalam APBA didominasi oleh jenis
pajak terutama Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan
Bermotor. Rincian rencana dan realisasi dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut:
Tabel 3.3
Rencana dan Realisasi Pendapatan Pajak Aceh Tahun 2009
No Uraian Rencana (Rp) Realisasi (Rp) %1 2 3 4 5
1 Pajak kendaraan bermotor 145.850.000.000,00 147.822.881.917,00 101,35%
2 Bea balik nama kendaraan
bermotor
193.700.000.000,00 170.153.892.164,00 87,84%
3 Pajak bahan bakar kendaraan
bermotor
130.400.000.000,00 138.630.865.529,00 106,31%
4 Pajak pengambilan dan
pemanfaatan air bawah tanah 25.000.000,00 1.526.190.829,00 6104,76%
5 Pajak pengambilan dan
pemanfaatan air permukaan 7.000.000.000,00 4.017.942.430,00 57,40%
Jumlah 476.975.000.000,00 462.151.772.869,00 96,89%
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
28
Dari tabel 3.3 diatas terealisasikan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
sebesar Rp 170.153.892.164,00 atau 87,84% tidak sesuai target dikarenakan adanya
kecendrungan penurunan daya beli masyarakat, dalam kaitannya dengan pembelian
kendaraan bermotor baik baru maupun bekas, selain itu untuk pajak pengambilan
dan pemanfaatan air permukaan sebesar Rp 4.017.942.430,00 atau 57,40% tidak
sesuai target dikarenakan semakin menurunnya volume penggunaan air pada
proyek-proyek vital yang ada di aceh utara selama 5 tahun terakhir ini.
Sedangkan penerimaan pajak pengambilan air bawah tanah yang
direncanakan sebesar Rp 25.000.000,00, realisasinya sebesar Rp 1.526.190.829,00
yang sebagian merupakan pembayaran tunggakan pajak pengambilan dan
pemanfaatan air bawah tanah tahun 2007 dan 2008.
Dibandingkan dengan tahun sebelumnya realisasi pajak Aceh sebesar Rp
464.317.354.502,00 tidak terjadi peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan
tahun 2009 yang realisasinya sejumlah Rp 462.151.772.869,00. Namun demikian
terus dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Pengkajian dan evaluasi terhadap sumber-sumber penerimaan Pajak Aceh.
2. Melakukan penilaian kembali nilai jual kendaraan bermotor dengan
menggunakan Pergub Nomor 43 Tahun 2008 tentang Penghitungan Dasar
Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor.
3. Sosialisasi pendapatan daerah, terutama pajak daerah melalui siaran televisi
lokal, radio lokal, surat kabar lokal, baliho, spanduk dan penyebaran leaflet.
4. Pelaksanaan razia kendaraan bermotor untuk meningkatkan kepatuhan wajib
pajak dan pemutasian kendaraan luar daerah.
5. Menata jumlah kendaraan bermotor yang baru dan bekas di Aceh.
Retribusi Aceh
Sejalan dengan upaya Pemerintah Aceh untuk berupaya meningkatkan
penerimaan dari sektor retribusi atas pelayanan publik yang diberikan oleh
masyarakat, maka secara akumulatif selama Tahun Anggaran 2009 retribusi Aceh
dapat direalisasikan sebesar Rp 12.049.362.913,00 atau 90,77% dari yang
direncanakan sebesar Rp 13.264.165.424,00. Rencana dan realisasi retribusi Aceh
tahun 2009 secara keseluruhan sebagai berikut:
Tabel 3.4
Rencana dan Realisasi Pendapatan Retribusi Aceh Tahun 2009
No Uraian Rencana (Rp) Realisasi (Rp) %1 2 3 4 5
1 Retribusi Jasa Umum 11.635.965.424,00 9.392.739.434,00 80,72%
2 Retribusi Jasa Usaha 1.588.200.000,00 2.299.170.479,00 144,77%
3 Retribusi Perizinan Tertentu 40.000.000,00 348.453.000,00 871,13%
JUMLAH 13.264.165.424,00 12.040.362.913,00 90,77%
Dari data diatas retribusi jasa umum yang terdiri dari retribusi pelayanan
kesehatan, pelayanan tera/tera ulang, pelayanan pendidikan serta retribusi
penyediaan sarana kantor terealisasi sebesar 80,72% hal ini disebabkan masih kurang
pemahaman masyarakat bahwa charging for service yang diberikan dimaksudkan
untuk pemeliharaan atas sarana maupun prasarana pelayanan agar dapat terpelihara
kelangsungan pelayanan oleh Pemerintah Aceh dikemudian hari. Langkah kebijakan
Pemerintah Aceh salah satunya dengan melakukan peningkatan pengawasan
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
29
terhadap pelaksanaan pemungutan dan penyetoran retribusi oleh SKPA terkait ke
Kas Daerah.
Hasil pengelolaan kekayaan Aceh yang dipisahkan dan hasil penyertaan modal
Aceh Realisasi Pendapatan Asli Aceh yang bersumber dari perusahaan milik Aceh dan
hasil pengelolaan keuangan Aceh yang dipisahkan dalam tahun 2009 melebihi target
penerimaan sebesar 0,795% atau realisasinya sebesar Rp 75.104.468.183,00,- dari
rencana yang ditetapkan yang merupakan penerimaan pembagian deviden dari PT.
Bank BPD Aceh.
Tabel 3.5
Rencana dan Realisasi Pendapatan dari Hasil Pengelolaan Kekayaan Aceh dan Hasil
Penyertaan Modal Aceh Tahun 2009
No Uraian Rencana (Rp) Realisasi (Rp) %
1 2 3 4 5
Bagian Laba atas Penyertaan Modal Pada
Perusahaan Milik Aceh /BUMN/Lembaga
Keuangan/ Bank
74.512.000.000,00 75.104.468.183,00 100,80%
1. PT.Bank BPR Mustaqim 12.000.000,00 0,00 0,00%
2. PT.Bank BPD Aceh 74.500.000.000,00 75.104.468.183,00 100,81%
Jumlah 74.512.000.000,00 75.104.468.183,00 100,795%
Zakat
Seperti dapat dilihat pada tabel 3.2 diatas realisasi zakat/infaq sebesar Rp
22.649.354.923,00. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang
Pemerintahan Aceh, dan pasal 24 ayat 2 Qanun Nomor 10 Tahun 2007 tentang Baitul
Mal serta pasal 4 Bab III Peraturan Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 60
Tahun 2008 tentang Mekanisme Pengelolaan Zakat, Zakat telah ditetapkan sebagai
salah satu penerimaan PAD. Penerimaan Zakat dalam Tahun Anggaran 2009 sebesar
Rp 3.554.736.230,00 sebagian besar diterima dari pemotongan gaji dan Tunjangan
Tambahan Penghasilan PNS Pemerintah Aceh sebesar 2.5% dan penerimaan Infaq
melalui Kas Daerah sebesar Rp 19.094.618.693,00 yang diterapkan setelah
dikeluarkannya Peraturan Gubernur Nomor 60 Tahun 2008 yang mengatur
pengenaan infaq wajib kepada rekanan yang mendapat pekerjaan dari Pemerintah
Aceh sebesar 0,5% dari nilai pekerjaan diatas Rp 20.000.000,00.
Berdasarkan realisasi penerimaan infaq tahun 2007 sebesar Rp
3.768.310.011,00 dan zakat sebesar Rp 2.796.565.237,00 serta tahun 2008 realisasi
infaq sebesar Rp 14.314.166.205,00 dan penerimaan zakat Rp 3.069.426.924,00, bila
dilihat perkembangannya selama 3 tahun terakhir telah terjadi peningkatan yang
cukup signifikan atas penerimaan zakat/infaq aceh disebabkan karena terus
dilakukannya kegiatan sosialisasi zakat dan infaq serta pemantapan pemahaman
terhadap penerimaan maupun penyaluran zakat oleh Badan Baitul Mal Aceh serta
peningkatan belanja pemerintah aceh selama 3 tahun terakhir sehingga memiliki korelasi positif terhadap penerimaan infaq sehingga penerimaan zakat/infaq
diharapkan semakin meningkat dan pengelolaannya dapat dilakukan sesuai dengan
prinsip syariah.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
30
Lain-lain Pendapatan Asli Aceh yang sah
Sampai dengan berakhirnya TA. 2009 Lain-lain Pendapatan Asli Aceh yang
sah diterima sebesar Rp 171.260.019.137,03 atau 75,07% dari yang ditetapkan
sebesar Rp 228.120.834.576,00. Adapun rinciannya sebagai berikut :
Tabel 3.6
Rencana dan Realisasi Lain-lain Pendapatan Asli Aceh Yang Sah
Tahun 2009
No Uraian Rencana (Rp) Realisasi (Rp) %
1 2 3 4 5
1 Hasil penjualan aset daerah yang
tidak dipisahkan405.000.000,00 191.802.069,05 47,36%
2 Jasa giro 24.081.615.515,00 25.028.577.203,68 103,93%
3 Pendapatan Bunga 169.181.419.061,00 115.051.046.752,00 68,00%
4 Pendapatan Denda atas
keterlambatan pelaksanaan
pekerjaan
0,00 419.229.248,00 -
5 Pendapatan denda pajak 3.500.000.000,00 10.982.938.225,00 313,80%
6 Pendapatan dari pengembalian 10.000.000.000,00 3.537.018.750,00 35,37%
7 Lain-lain pendapatan asli Aceh 20.952.800.000,00 16.049.406.889,30 76,60%
Jumlah 228.120.834.576,00 171.260.019.137,03 75,07%
Realisasi penerimaan Lain-lain Pendapatan Asli Aceh diatas ditentukan oleh
beberapa item yang memberikan sumbangan terbesar yaitu pendapatan bunga, jasa
giro, pendapatan denda pajak, serta lain-lain pendapatan asli Aceh mencapai 82,96%.
Sumber penerimaan dari hasil penjualan aset yang tidak dipisahkan berasal dari
penjualan rumah jabatan/dinas serta hasil pertanian. Untuk pendapatan bunga
memberikan sumbangan terbesar berasal dari bunga deposito dana pendidikan, dana
non pendidikan dan dana cadangan umum hingga mencapai 67,18% dari total
penerimaan, akibat dari fluktuasi tingkat suku bunga simpanan bank pada tahun 2009
maka realisasi dana ini hanya mencapai 68%.
Sedangkan sumber penerimaan dari pendapatan pengembalian berasal dari
dana talangan serta LUEP yang masih rendah disebabkan rendahnya kesadaran dari
masyarakat untuk membayar kembali kepada Pemerintah Aceh sehingga realisasi
pengembalian hanya 35,37%, tindak lanjut dilakukan dengan terus mengupayakan
sosialisasi serta pendekatan secara persuasif untuk mempercepat proses
pengembalian dana tersebut secara tepat waktu selain tetap dilakukan monitoring,
evaluasi dan fasilitasi atas dana tersebut secara berkelanjutan. Untuk lain-lain
pendapatan asli aceh berasal dari sumbangan pihak ketiga.
b. Pendapatan Dana Perimbangan.
Dana Perimbangan pada dasarnya merupakan hak Pemerintah Daerah sebagai
konsekuensi dari revenue sharing policy sehingga sangat bergantung kepada
kebijakan pemerintah. Konsep revenue sharing didasarkan atas pemikiran untuk
pemberdayaan daerah dan prinsip keadilan. Seiring meningkatnya tuntutan
akuntabilitas kinerja pemerintah maka kebijakan revenue sharing harus adil,
demokratis dan transparan.
Pendapatan Dana Perimbangan sangat terkait dengan pelaksanaan
desentralisasi kewenangan dan fiskal yang diserahkan kepada daerah. Komponen
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
31
Dana Perimbangan bersumber dari Bagi Hasil Pajak, Bagi Hasil Bukan Pajak/ SDA,
Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Seperti halnya
tahun 2008 untuk tahun 2009 komponen Dana Alokasi Khusus diarahkan pada
peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan dan infrastruktur wilayah. Rencana dan
realisasi pendapatan dari dana perimbangan adalah sebagai berikut :
Tabel 3.7
Rencana dan Realisasi Pendapatan Dana Perimbangan Tahun 2009
No Uraian Rencana (Rp) Realisasi (Rp) %
1 2 3 4 5
1 Dana Bagi Hasil Pajak 184.902.812.475,00 175.323.122.337,00 94,82%
2 Dana Bagi Hasil Hidrokarbon &
SDA lain148.207.960.525,00 88.595.888.120,00 59,78%
3 Dana Alokasi Umum 509.686.227.000,00 509.686.224.000,00 100,00%
4 Dana Alokasi Khusus 48.189.000.000,00 48.189.000.000,00 100,00%
5 Dana Tambahan Bagi Hasil Migas 1.317.072.000.000,00 748.809.713.181,00 56,85%
Jumlah 2.208.058.000.000,00 1.570.603.947.638,00 71,13%
Dalam Tahun 2009 Realisasi Dana Perimbangan berada dibawah sasarannya
yaitu sebesar Rp. 1.570.603.947.638,00 atau hanya 71,13%. Hal ini antara lain
disebabkan oleh perlambatan kegiatan ekonomi disektor-sektor tertentu seperti
migas, dan perumahan. Hal ini terlihat bahwa penyumbang terbesar Penerimaan
tersebut dominan berasal dari dana Tambahan Bagi Hasil Migas dan Bagi Hasil
Pajak atau sebesar 62,31% dari total penerimaan dana perimbangan. Dana bagi hasil
pajak yang terdiri dari bagi hasil pajak bumi dan bangunan (PBB), bea perolehan hak
atas tanah dan bangunan (BPHTB), PPh pasal 21 dan pajak pasal 25 dan 29 wajib
pajak orang pribadi dalam negeri (WPOPDN).
Penurunan penerimaan Dana Bagi Hasil hidrokarbon & SDA yang terdiri dari
bagi hasil provisi Sumber Daya Hutan, Land rent, pertambangan minyak Bumi, dan
Gas Bumi. terealisasi sebesar 59,78% serta Tambahan Bagi Hasil Migas sebesar
56,85%, hal tersebut terjadi disebabkan karena tambahan dana bagi hasil minyak dan
gas bumi yang di terima oleh Pemerintah Aceh lebih rendah dibandingkan dengan
rencana penerimaan. Dapat dijelaskan bahwa, penyusunan rencana penerimaan
tambahan dana bagi hasil migas tahun 2009 didasarkan pada Peraturan Menteri
Keuangan (PMK) Nomor 217/PMK.07/2007 tentang Penetapan Perkiraan Alokasi
Tambahan Dana Bagi Hasil SDA Pertambangan Minyak Bumi dan Gas Bumi untuk
Provinsi NAD Tahun Anggaran 2008 sebesar Rp 1.317.072.000.000. PMK ini kita
pakai mengingat PMK yang mengatur hal yang sama untuk tahun 2009 baru
diterbitkan tanggal 09 Februari 2009 dengan Nomor 16/PMK.07/2009. Dalam PMK
dimaksud perkiraan penerimaan yang bersumber dari tambahan dana bagi hasil
migas ditetapkan Rp 1.009.562.333.000. Kemudian Menteri Keuangan menerbitkan
PMK Nomor 52/PMK.07/2009 yang menetapkan perubahan perkiraan penerimaan
tambahan bagi hasil migas untuk Aceh sebesar Rp 533.712.188.000. Selanjutnya
kembali Menteri Keuangan menerbitkan PMK Nomor 166/PMK.07/2009 sebagai
perubahan kedua yang menetapkan perkiraan penerimaan sebesar Rp
769.453.071.000. Realisasi dana bagi hasil migas tahun 2009 sebesar Rp
748.809.713.181.
Langkah yang telah ditempuh untuk meningkatkan dana perimbangan ini,
khususnya Dana Bagi Hasil Pajak yang sampai saat ini terealisasi hanya 94,82%,
Pemerintah Aceh secara aktif melakukan konsultasi dengan Pemerintah Pusat
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
32
melalui Kantor Wilayah Dirjen Pajak Aceh, dalam melakukan sosialisasi terhadap
wajib pajak khususnya PBB, BPHTB yang nantinya merupakan Pendapatan Bagi
Hasil Pajak bagi Pemerintah Aceh.
c. Dana Otonomi Khusus
Berdasarkan Qanun Nomor 2 Tahun 2008 tentang tatacara pengalokasian
tambahan dana bagi hasil migas dan penggunaan dana otonomi khusus dalam Pasal 9
menyatakan “pengelolaan Dana Otonomi Khusus diadminstrasikan pada Pemerintah
Aceh”. Dana ini mulai diterima pertama kali sejak Tahun Anggaran 2008 dan pada
tahun 2009 direalisasikan sebesar Rp 3.728.282.000.000,00 sesuai dengan target
yang direncanakan dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 3.590.142.897.000,00
sehingga terjadi peningkatan penerimaan dari dana ini sebesar Rp
138.139.103.000,00 atau 38,38%.
3. Permasalahan dan Solusi
a. Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiscal, pemerintah
daerah diharapkan memiliki kemandirian yang lebih besar. Akan tetapi saat ini
banyak masalah yang dihadapi pemerintah daerah terkait dengan upaya
meningkatkan penerimaan daerah, antara lain :
1) Tingginya tingkat kebutuhan daerah (fiscal need) yang tidak seimbang dengan
kapasitas fiscal (fiscal capasity) yang dimiliki daerah.
2) Belum diketahuinya potensi PAD yang mendekati kondisi riil sehingga volume
Pendapatan Asli Aceh dirasa masih sangat kurang.
3) Kualitas layanan Publik yang Belum efektif dan maksimal disebabkan
infrastruktur pelayanan dibeberapa kantor Samsat belum representatif.
4) Sistem Perpajakan Pusat tidak memberikan peluang kepada daerah untuk
memungut pajak lain karena selalu terbentur pada permasalahan pajak ganda atau
tumpang tindih (double taxing)
5) Pemberian kewenangan kepada daerah dalam perpajakan (Tax Assigment) tidak
selalu dapat disesuaikan dengan pemberian kewenangan dalam tanggung jawab
pengeluaran (expenditure assigment) yang artinya, kebutuhan pengeluaran daerah
tidak dapat sepenuhnya dibiayai dari pajak daerah atau Pendapatan Asli Aceh.
6) Masih lemahnya perusahaan milik daerah berupa Badan Usaha Milik Aceh yang
dapat memberikan dampak terhadap peningkatan pendapatan daerah khususnya
Pendapatan Asli Aceh.
7) Jenis retribusi yang tidak efektif diakibatkan oleh karena jenis retribusi tersebut
tidak diikuti oleh penyediaan jasa maupun sarana pelayanan bagi masyarakat.
Fakta menunjukkan bahwa terdapat beberapa jenis retribusi yang ditetapkan
dengan Peraturan Gubernur yang kurang memberikan kontribusi terhadap
Pendapatan Asli Aceh.
b. Solusi yang diterapkan terhadap permasalahan diatas ditanggulangi dengan
melakukan upaya sebagai berikut :
1) Meningkatkan sistem koordinasi dan informasi pendapatan Aceh kepada
Pemerintah dengan memberikan dukungan data yang cepat, tepat dan akurat
sehingga beroleh dana perimbangan yang memadai.
2) Melakukan pengawasan dan evaluasi secara rutin dan berjenjang mulai dari
tingkat bawah atau wajib pajak dan wajib retribusi.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
33
3) Mengkaji dan mempelajari kemungkinan peningkatan pendapatan melalui
Charging for service (penjualan jasa publik) atau memaksimalkan penerimaan
dari aset Pemerintah Aceh
4) Secara bertahap membangun serta memperbaiki dan melengkapi fasilitas sarana
dan prasarana penunjang peningkatan pengelolaan pendapatan daerah.
5) Melakukan perbaikan administrasi penerimaan pendapatan untuk menjamin agar
semua pendapatan dapat terkumpul dengan baik.
6) Mengoptimalkan penerimaan bagi hasil pajak yang dapat di sharing dengan Aceh
seperti PPh, BPHTB, PBB sehingga bagian bagi hasil pajak daerah akan lebih
tinggi melalui koordinasi dengan instansi terkait.
Memberikan dukungan dana yang lebih memadai dalam upaya intensifikasi
Pendapatan Daerah khususnya pungutan pajak dan retribusi Aceh, berupa
pemberian biaya operasional dan insentif.
B. Pengelolaan belanja dan pembiayaan daerah
1. Kebijakan Umum Keuangan Daerah
Selama beberapa periode anggaran Pemerintah Aceh telah menerapkan
penganggaran berbasis kinerja (Performance budgeting) yaitu suatu sistem
penganggaran berbasis pada konsep efisiensi, dimana tujuannya adalah untuk
memaksimalkan kuantitas dari keluaran berdasarkan sejumlah masukan yang telah
disediakan sebelumnya. Dari penggunaan anggaran berbasis kinerja maka dapat
disusun program/kegiatan yang lebih berarti dari SKPA sehingga mereka berusaha
untuk menampilkan usahanya dalam mencapai tujuan kegiatan lebih baik lagi
dibandingkan menggunakan penganggaran tradisional. Dalam anggaran berbasis
kinerja ini ditujukan untuk pelayanan standar pemerintah aceh dengan proses
tahapannya yaitu: 1. Kinerja menjadi dasar pelaksanaan kegiatan manajemen
pemerintah 2. Penentuan indikator keberhasilan pemerintah 3. Indikator kinerja
sebagai target pencapaian (ukuran keberhasilan) pemerintah 4. Menterjemahkan
indikator kepada kegiatan operasional untuk mencapai indikator 5. Menentukan biaya
standar untuk melaksanakan kegiatan tersebut
Dalam proses penyusunan anggaran berupa anggaran belanja disusun
berdasarkan pendekatan standar pengeluaran yang telah diterbitkan dalam bentuk buku
Standar Harga Barang dan Jasa TA. 2009 untuk seluruh Aceh sehingga untuk
penganggaran program/kegiatan dialokasikan dana yang dianggap wajar untuk
menjalankan suatu tugas pelayanan jasa publik berupa program/kegiatan kepada
masyarakat.
Berdasarkan berbagai pertimbangan diatas disusunlah kebijakan Pengeluaran
daerah yang terdiri dari Belanja dan Pembiayaan daerah yang merupakan pengeluaran
untuk kegiatan pemerintah dalam rangka melaksanakan kebijakan-kebijakan yang
telah dibuat sebelumnya. Oleh karena itu, pengeluaran daerah selalu akan berbanding
lurus terhadap program/kegiatan pemerintah. Artinya bahwa semakin banyak kegiatan
yang dilakukan oleh pemerintah, pengeluaran akan semakin besar. Terdapat tiga faktor
yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan pengeluaran pemerintah, yaitu
peningkatan kebutuhan terhadap layanan pemerintah dari masyarakat, peningkatan
penyediaan layanan pemerintah, serta meningkatnya ketidakefisienan pemerintah
dalam memberikan layanan. Untuk memenuhi ketiga faktor yang memberikan
kontribusi terhadap pertumbuhan pengeluaran pemerintah ini, setiap SKPA dituntut
mempunyai program dan kegiatan yang jelas dengan indikator kinerja yang terukur
sehingga dapat dialokasikan sumber daya, termasuk anggaran sesuai dengan prestasi
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
34
yang akan dicapai. Oleh karena itu anggaran yang disetujui DPRA terinci sampai
dengan unit organisasi, fungsi, program, kegiatan, dan jenis belanja sebagaimana
diatur dalam UU No. 17 Tahun 2003 pasal 15 ayat (5).
Kemudian lebih rinci lagi selain hal tersebut dalam pasal 167 UU 32 Tahun
2004 ditegaskan, bahwasanya belanja daerah diprioritaskan untuk melindungi dan
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban
daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22. Perlindungan dan peningkatan
kualitas kehidupan masyarakat tersebut diwujudkan dalam bentuk peningkatan
pelayanan dasar, pendidikan, penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan, fasilitas sosial
dan fasilitas umum yang layak, serta mengembangkan sistem jaminan sosial. Belanja
daerah dimaksud harus pula mempertimbangkan analisis standar belanja, standar
harga, tolok ukur kinerja, dan standar pelayanan minimal yang ditetapkan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
Dalam Tahun Anggaran 2009 sama halnya ditahun 2008 Kebijakan Umum
Arah Pembangunan Aceh sebagai acuan dalam pelaksanaan belanja daerah sesuai
dengan kebutuhan riil pembangunan Aceh yaitu:
a) Pembangunan Aceh diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan riil masyarakat,
dilaksanakan secara sungguh-sungguh sesuai komitmen Pemerintahan Aceh.
Pembangunan di bidang ekonomi dilakukan berdasarkan prinsip sebagai berikut:
- Berbasis pada sumber daya ekonomi lokal dengan mempertimbangkan
lingkungan setempat (resources and enviromental base)
- Berbasis pada karakter, sistem nilai, dan karakter masyarakat (community base)
- Berbasis pada peningkatan nilai tambah dan pasar yang berkesinambungan
(value added and sustainable market base)
b) Pembangunan Aceh dilaksanakan berkesinambungan pada jalan dan arah yang
benar (on the right track), tidak tambal sulam dalam rangka menyelesaikan
persoalan masyarakat secara menyeluruh dan tuntas.
c) Adanya keterkaitan antar sektor yang saling melengkapi (sinergis), tidak tumpang
tindih melalui pendekatan lintas fungsi (cross functional approach).
d) Pembangunan Aceh dilakukan dengan mengedepankan peran masyarakat secara
nyata. Masyarakat harus menjadi pelaku utama pembangunan dan Pemerintah
berperan sebagai fasilitator, akselerator dan regulator pembangunan.
e) Hasil pembangunan yang akan dicapai membawa kesejahteraan secara nyata bagi
kehidupan masyarakat.
Berdasarkan kelima kebijakan pembangunan Aceh tersebut maka disusunlah
prioritas pembangunan dalam pengalokasian belanja Aceh untuk tahun 2009, sebagai
berikut:
1. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat, Perluasan Kesempatan Kerja dan
Penanggulangan Kemiskinan
2. Pemeliharaan Infrastruktur Pendukung Investasi dan sumber daya energi
3. Peningkatan Mutu Pendidikan dan Pemerataan Kesempatan Belajar
4. Peningkatan Mutu dan Pemerataan Pelayanan Kesehatan
5. Pembangunan Syariat Islam, Sosial dan Budaya
6. Penciptaan Pemerintahan yang Baik dan Bersih serta Penyehatan Birokrasi
Pemerintahan
7. Penanganan dan Pengurangan Resiko Bencana
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
35
Berpedoman Prioritas Pembangunan Aceh TA.2009 tersebut yang dituangkan
dalam pengeluaran pemerintah aceh maka Sasaran Kerangka Makro Pembangunan
Aceh Tahun Anggaran 2009 sebagaimana tertuang dalam Kebijakan Umum Anggaran
Pendapatan dan Belanja Aceh TA.2009 diharapkan dapat dicapai:
1. Pertumbuhan ekonomi Aceh diperkirakan akan tumbuh positif antara 1,7-2 persen.
2. Tingkat inflasi yang terjadi diperkirakan berkisar antara 5,0-6,0 persen untuk kota
Banda Aceh, dan 3,5-4,0 persen untuk Kota Lhokseumawe.
3. PDRB perkapita diperkirakan akan terus meningkat yang pertumbuhannya lebih
tinggi dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk Aceh
2. Rencana dan Realisasi Belanja dan Pembiayaan Aceh Tahun Anggaran 2009
Sejalan dengan peningkatan kapasitas fiskal maka bila ditinjau dari segi
kelompok, maka Belanja Pemerintah Aceh terdiri dari atas belanja tidak langsung dan
belanja langsung. Pada TA. 2009 realisasi Belanja Langsung Rp 2.246.634.504.003,25
dan Belanja Tidak Langsung terealisasi sebesar Rp 5.396.172.147.791,00 dengan total
volume belanja aceh sebesar Rp 7.639.704.890.839,25 . Volume realisasi anggaran
belanja Aceh TA. 2009 ini bertambah besar jika dibandingkan dengan TA. 2008
sejumlah Rp 5.715.623.665.304,00,- maka terjadi peningkatan sebesar
Rp 1.927.182.986.490,25 atau 33,72%.
jumlah Alokasi belanja Aceh tersebut pada dasarnya diarahkan untuk
memberikan dukungan yang optimal terhadap kelancaran jalannya pemerintahan
dan pelayanan administrasi pada setiap Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) baik
pelayanan langsung kepada masyarakat Aceh maupun pelayanan tidak langsung yang
berdampak kepada publik yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Aceh.
Untuk lebih jelas peningkatan belanja Aceh Tahu Anggaran 2009 dapat dilihat
pada tabel 3.8.
Tabel 3.8
Rencana dan Realisasi Belanja 2009
No Uraian Rencana (Rp) Realisasi (Rp) %
1 2 3 4 5
1 Belanja Tidak Langsung 2.620.032.938.913,00 2.246.634.504.003,25 85,75%
2 Belanja Langsung 7.171.311.182.691,00 5.396.172.147.791,00 75,25%
Jumlah 9.791.344.121.604,00 7.642.806.651.794,25 78,06%
Realisasi Belanja Tidak Langsung mencapai 85,75%. Sementara Belanja
Langsung realisasinya lebih rendah dari Belanja Tidak Langsung yaitu mencapai
75,25%. Untuk belanja Langsung realisasinya relatif rendah karena menyangkut
dengan program dan kegiatan yang dilaksanakan dan memerlukan/membutuhkan
waktu pelaksanaannya yang relatif lama. Sedangkan belanja Tidak Langsung
merupakan belanja rutin yang harus dikeluarkan setiap bulan dan tidak memerlukan
waktu pelakasanaannya.
Kebijakan Umum Belanja Aceh dalam APBA TA. 2009 pengalokasiannya
mempertimbangkan pagu definitif untuk setiap program dan kegiatan dilakukan secara
proporsional, sedangkan untuk wilayah yang mempunyai permasalahan khusus dan
memiliki potensi tertentu mendapat alokasi anggaran penyeimbang dalam rangka
mewujudkan keadilan dan pemerataan.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
36
a. Kebijakan Pengelolaan Belanja Tidak Langsung
Belanja tidak langsung adalah belanja yang mendukung kegiatan
Pemerintahan Aceh yang meliputi gaji pegawai dan tunjangan pegawai yang
dibiayai dari Dana Alokasi Umum. Selain itu belanja tidak langsung juga
merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan
pelaksanaan program/kegiatan baik dalam urusan wajib maupun urusan pilihan
yang meliputi : Belanja Pegawai, Belanja Bunga, Belanja Subsidi, Belanja Hibah,
Belanja Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil kabupaten/kota, Belanja Bantuan
Keuangan dan Belanja Tidak Terduga. Untuk lebih rinci rencana dan realisasi
belanja tidak langsung tahun 2009 dapat dilihat Tabel 3.9.
Tabel 3.9
Rencana Dan Realisasi Belanja Tidak Langsung tahun 2009
No Uraian Rencana (Rp) Realisasi (Rp) %1 2 3 4 5
Belanja Tidak Langsung
1 Belanja Pegawai 834.803.158.805,00 720.793.003.818,25 86,34%
2 Belanja Bunga 0,00%
3 Belanja Subsidi 7.149.183.000,00 6.873.157.248,00 96,14%
4 Belanja Hibah 459.449.224.759,00 432.748.506.260,00 94,19%
5 Belanja Bantuan Sosial 768.631.372.349,00 670.295.982.758,00 87,21%
6Belanja Bagi Hasil kepada
Kab/Kota dan desa400.000.000.000,00 313.843.983.919,00 78,46%
7
Belanja Bantuan Keuangan
Kepada Kab/Kota dan
Desa
100.000.000.000,00 100.000.000.000,00 100,00%
8 Belanja Tidak Terduga 50.000.000.000,00 2.079.870.000,00 4,16%
Jumlah 2.620.032.938.913,00 2.246.634.504.003,25 85,75%
Pada tabel di atas realisasi belanja tidak langsung khususnya untuk belanja
pegawai mencapai 86,34% dari rencana yang ditetapkan, rendahnya realisasi
tersebut disebabkan adanya perencanaan penambahan pegawai baru pada TA. 2009
dengan dilaksanakannya perekrutan CPNS 2009 yang terjadi keterlambatan
sehingga baru dapat dilakukan pada akhir tahun 2009 dan pengumuman
kelulusannya dilakukan pada awal TA. 2010, yang semula direncanakan untuk
penambahan anggaran belanja pegawai bagi CPNS 2009 akibat hal tersebut diatas
maka sisa 13,66% tidak terlaksana untuk direalisasikan.
Subsidi, untuk membantu pembiayaan perusahaan yang menghasilkan
produk/jasa dan hasilnya dapat terjangkau oleh masyarakat. Untuk tahun 2009
diberikan subsidi kepada PT. Indonesia Fery, untuk operasional angkutan
penyeberangan lintas Ulee Lheue-Lamteng dan subsidi kepada PT. Nusantara
Buana Air (NBA) untuk operasional penerbangan perintis rute Medan-Singkil-
Banda Aceh.
Belanja Bunga merupakan belanja yang dianggarkan untuk pembayaran
bunga utang berdasarkan perjanjian pinjaman baik jangka pendek, menengah dan
panjang. Untuk tahun 2009 tidak terdapat hutang/pinjaman oleh karenanya tidak
terdapat penganggaran belanja bunga.
Belanja Hibah, pengeluaran pemerintah aceh kepada kelompok-kelompok
masyarakat dalam rangka meningkatkan partisipasi penyelenggaraan pembangunan
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
37
daerah dan sifatnya tidak mengikat, antara lain dihibahkan kepada gerakan
Pramuka Kwartir NAD, KONI Aceh, Badko HMI, BKOW, Komite Liga Aceh dan
hibah kepada sejumlah persatuan persepakbolaan.
Bantuan keuangan, untuk memberikan insentif/ disinsentif kepada
pemerintah daerah lainnya dalam rangka kerja sama/ komitmen antar pemerintah
daerah. Kebijakan yang menjadi dasar alokasi bantuan keuangan adalah sebagai
berikut:
Bantuan keuangan kepada kabupaten/kota berupa specific grant umumnya
pada sektor infrastruktur di Kabupaten/kota.
Alokasi bantuan keuangan kabupaten/kota ditranfer ke kabupaten/kota
berdasarkan permohonan dari kabupaten/kota untuk tahun 2009 terdapat 9
buah kabupaten/kota yang menerima bantuan keuangan.
Bantuan sosial, untuk membantu komunitas sosial tertentu dalam rangka
pembangunan modal sosial melalui program Bantuan Keuangan Pemakmue
Gampung (BKPG) dengan nominal bantuan Rp.100 juta/ Gampong diseluruh Aceh,
serta perkuatan permodalan kelompok ekonomi produktif. Khusus Bantuan Sosial
untuk organisasi kemasyarakatan dialokasikan berdasarkan tingkat kepentingan
yang dinilai berdasarkan proposal yang diajukan. Kriteria kegiatan bantuan
kabupaten/ kota serta organisasi kemasyarakatan harus berada dalam koridor
sebagai berikut :
mendukung secara signifikan upaya peningkatan IPM Aceh;
menanggulangi masalah kemiskinan;
menanggulangi masalah pengangguran; serta
meningkatkan upaya pelestarian lingkungan atau mendukung Moratorium
Logging Aceh dan Aceh Green Vision.
Bagi hasil pajak kabupaten/kota, merupakan bagi hasil dari pemerintah
provinsi ke kabupaten/kota yang terdiri dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea
Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB)dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan
Bermotor (PBB-KB) serta bagi hasil pajak pengambilan air bawah tanah dan air
permukaan.
Untuk belanja tidak terduga direalisasikan sebesar 4,16% yang dialokasikan
untuk pembangunan jembatan Bailey yang rusak di Kabupaten Aceh Jaya,
sedangkan untuk pengeluaran untuk penanggulangan bencana alam ditanggulangi
pada Program/kegiatan Biro Istimewa dan Kesejahteraan Sosial.
b. Kebijakan pengelolaan belanja langsung
Belanja langsung disusun dengan pendekatan kinerja yang ingin dicapai
(performance based budgeting). penganggaran belanja langsung pada dasarnya
memuat komponen tugas-tugas pelayanan dan gambaran rencana, capaian–capaian
maupun hasil yang diharapkan dengan adanya alokasi belanja langsung tersebut.
Dalam perencanaan pembangunan Aceh melalui belanja langsung
khususnya dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib dan urusan pilihan daerah
sebagai bentuk implementasi otonomi daerah maka kebijakan umum belanja
langsung diarahkan pada:
1. Belanja Penyelenggaraan Program Pembangunan yang berdampak luas pada
kepentingan publik
2. Belanja Prioritas SKPA yakni untuk membiayai kegiatan sesuai tupoksi dan
urusan pemerintahan
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
38
3. Menitikberatkan pada Urusan Wajib dan Urusan Pilihan yang sesuai dengan
Prioritas Pembangunan Daerah
4. Meningkatkan alokasi anggaran pada bidang-bidang yang langsung menyentuh
kepentingan masyarakat.
5. Menjalankan program partisipasi penganggaran untuk isu-isu yang dominan
antara lain: pendidikan, kesehatan, kemiskinan, prasarana dasar, isolasi wilayah
serta lapangan kerja.
6. Membangun Medium Term Expenditure Framework (MTEF) terutama untuk
menyelesaikan program-program yang harus dirampungkan dalam waktu lebih
dari satu tahun anggaran, seperti belanja yang bersifat strategis, dengan nilai
yang besar, dapat dilaksanakan dengan menetapkan belanja multi years yang
pengalokasian dananya disepakati oleh DPRA.
7. Melakukan efisiensi belanja, melalui :
a. Minimalisasi belanja yang tidak dapat dirasakan secara langsung oleh
masyarakat.
b. Analisis manfaat biaya dan tingkat efektivitas setiap program dan pemetaan
profil resiko atas setiap belanja kegiatan beserta perencanaan langkah
antisipasinya.
Pengelolaan belanja langsung menekankan pada penanganan belanja yang
terkait langsung dengan pelaksanaan program/ kegiatan yang dapat diukur capaian
prestasi kerja yang telah ditetapkan sebelumnya. Kelompok belanja langsung ini
terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa serta belanja modal. Untuk
melihat realisasi pengelolaan belanja langsung dari program/kegiatan yang
dilakukan oleh Pemerintah Aceh tahun 2009 tergambar pada Tabel 3.10.
Tabel 3.10
Rencana dan Realisasi Belanja Langsung Tahun 2009
No Uraian Rencana (Rp) Realisasi (Rp) %
1 2 3 4 5
1 Belanja Pegawai 296.562.525.872,00 241.227.973.162,00 81,34%
2 Belanja Barang dan Jasa 1.859.118.446.450,00 1.460.356.162.939,00 78,55%
3 Belanja Modal 5.015.630.210.369,00 3.694.588.011.690,00 73,66%Jumlah 7.171.311.182.691,00 5.396.172.147.791,00 75,25%
Belanja pegawai merupakan pengeluaran yang dipergunakan untuk
mendukung dalam melaksanakan program dan kegiatan pembangunan di Aceh,
menargetkan belanja pegawai sebesar Rp 296.562.525.872,00 dan terealisasi
sebesar Rp 241.227.973.162,00 atau 81,34%, adapun belanja ini dialokasikan
sebesar 4,14% dari total keseluruhan belanja langsung.
Belanja barang dan jasa, belanja ini di pergunakan untuk pengeluaran
pembelian/pengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua belas)
bulan pemakaian jasa dalam melaksanakan program dan kegiatan pembangunan,
yang mencakup belanja pakai habis, bahan/material, jasa kantor, perawatan
kendaraan bermotor, cetak penggandaan, sewa gedung, perlengkapan kantor,
makan dan minum, pakaian dinas beserta atributnya dan perjalanan dinas, belanja
ini menargetkan pengeluaran sebesar Rp 1.859.118.446.450,00 dan terealisasi
sebesar Rp 1.460.356.162.939,00 atau 78,55%, adapun belanja ini dialokasikan
sebesar 25,92% dari total keseluruhan belanja langsung.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
39
Belanja modal merupakan pengeluaran dilakukan dalam rangka
pembelian/pengadaan atau bangunan aset yang tetap terwujud yang mempunyai
nilai manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan
pemerintahan seperti : pembelian bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan
bangunan, jalan, irigasi dan jaringan serta aset tetap lainya. Belanja modal pada
tahun 2009 menargetkan sebesar Rp 5.015.630.210.369,00 dengan realisasi sebesar
Rp 3.694.588.011.690,00 atau 73,66%, adapun belanja ini dialokasikan sebesar
69,94% dari total keseluruhan belanja langsung Aceh.
Selain itu belanja langsung Aceh TA. 2009 dipergunakan juga untuk
membiayai pelaksanaan menurut kategori urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan Pemerintah Aceh yang terdiri atas urusan wajib, dan urusan pilihan.
Alokasi belanja langsung pada APBA 2009 menurut urusan pemerintahan dapat
dilihat pada Tabel 3.11.
Tabel 3.11
Rencana dan Realisasi Belanja Langsung Menurut Urusan Pemerintahan
Tahun 2009
No Uraian Rencana (Rp) Realisasi (Rp) %
1 2 3 4 5
URUSAN WAJIB 6.343.960.720.060,00 4.793.983.578.411,00 75,57%
Pendidikan 1.290.611.821.633,00 939.516.092.377,00
Kesehatan 468.928.118.421,00 326.630.454.808,00
Pekerjaan Umum 2.863.882.948.837,00 2.281.642.156.666,00
Perencanaan Pembangunan 32.332.008.844,00 12.319.421.461,00
Perhubungan 143.383.391.588,00 112.216.025.459,00
Lingkungan Hidup 21.506.241.692,00 19.210.547.030,00
Pemberdayaan Perempuan 9.110.309.011,00 7.378.877.052,00
Sosial 139.903.219.215,00 116.806.671.346,00
Ketenaga kerjaan 80.467.375.500,00 62.731.131.273,00
penanaman Modal 17.203.787.489,00 13.479.060.612,00
Kebudayaan 51.295.439.000,00 35.668.827.795,00
Pemuda dan Olah raga 94.257.318.598,00 69.270.126.868,00
Kesatuan Bangsa dan Politik
dalam negeri32.596.769.524,00 18.409.093.615,00
Otonomi daerah, Pemerintahan
Umum1.010.621.097.971,00 703.708.193.492,00
Ketahanan Pangan 23.368.375.000,00 17.569.718.400,00
Pemberdayaan masyarakat dan
desa49.382.473.537,00 43.960.853.709,00
Kearsipan 15.110.024.200,00 13.466.326.448,00
URUSAN PILIHAN 827.350.462.631,00 602.188.569.380,00 72,79%
Pertanian 316.874.551.877,00 231.153.955.380,00
Kehutanan 192.422.612.550,00 148.280.862.532,00
Energi dan SD mineral 49.432.157.045,00 40.498.528.092,00
Kelautan dan Perikanan 149.788.288.280,00 90.434.042.134,00
Perindustrian 118.832.852.879,00 91.821.181.242,00
Jumlah 7.171.311.182.691,00 5.396.172.147.791,00 75,25%
Belanja penyelenggaraan urusan wajib diprioritaskan untuk melindungi dan
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, sebagai kewajiban daerah dalam
bentuk peningkatan pelayanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, keistimewaan
Aceh, fasilitas sosial, serta fasilitas umum lainnya. Untuk mendukung kebutuhan
tersebut direncanakan anggaran sebesar Rp 7.171.311.182.691,00 dan dapat
direalisasikan sebesar Rp 5.396.172.147.791,00 atau 75,25%. Karena pentingnya
upaya meningkatkan kesejahteraan Aceh maka pengalokasian anggaran belanja
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
40
langsung diarahkan kepada urusan wajib sebesar Rp 6.343.960.720.060,00 atau
88,46% sedangkan untuk urusan pilihan 11,54% dari total keseluruhan belanja
langsung.
Alokasi belanja program tahun 2009 didasarkan pada kebijakan khusus
anggaran sebagai berikut: 1) Alokasi belanja ditetapkan berdasarkan indeks
relevansi anggaran dengan berpedoman pada Rencana Kerja Pemerintah Aceh
tahun 2009 yang merujuk pada Prioritas dan Plafon Anggaran Aceh Tahun 2009;
dan, 2) Proporsi belanja difokuskan pada target peningkatan Indeks Pembangunan
Manusia Aceh dengan tiga indikator yaitu pendidikan, kesehatan dan daya beli.
Oleh karena kebijakan khusus Pemerintah Aceh diatas maka dilihat dari segi
fungsinya maka dapat terlihat penekanan kebijakan yang lebih diarahkan kepada
fungsi pelayanan publik, perumahan & fasilitas, serta pendidikan seperti tercermin
pada tabel 3.12 berikut :
Tabel 3.12
Rencana dan Realisasi Belanja Daerah untuk Keselarasan dan Keterpaduan
Menurut Urusan Pemerintahan Daerah dan Fungsi Dalam Pengelolaan Keuangan
Negara Tahun Anggaran 2009
No Uraian Rencana (Rp) Realisasi (Rp) %
1 2 3 4 5
1 Pelayanan Umum 3.203.957.864.363,00 2.543.727.034.937,00 79,39%
Perencanaan Pembangunan 1.334.054.687.511,00 21.710.185.980,00 1,63%
Otonomi daerah, Pemerintahan Umum 3.100.359.635.363,00 2.474.040.643.695,00 79,80%
Ketahanan Pangan 31.392.715.000,00 24.372.740.956,00 77,64%
Kearsipan 25.237.178.000,00 23.603.464.306,00 93,53%
2 Pertahanan 0,00 0,00
3 Ketertiban dan Ketentraman 45.559.255.000,00 30.398.623.517,00 66,72%
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri 45.559.255.000,00 30.398.623.517,00 66,72%
4 Ekonomi 1.312.693.645.139,00 1.009.336.109.152,00 76,89%
Perhubungan, Komunikasi, Info&Telematika 165.682.028.000,00 131.843.442.103,00 79,58%
tenaga kerja 104.727.754.000,00 83.007.887.012,00 79,26%
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah 0,00 0,00
Penanaman Modal 22.433.962.000,00 17.772.979.658,00 79,22%
Pemberdayaan Masyrakat dan Desa 57.038.492.000,00 51.283.364.152,00 89,91%
Pertanian 375.142.580.139,00 283.080.316.276,00 75,46%
Kehutanan 222.074.485.000,00 175.339.246.897,00 78,96%
Energi dan Sumberdaya Mineral 58.636.774.000,00 49.245.751.767,00 83,98%
Kelautan dan Perikanan 167.271.745.000,00 105.930.638.554,00 63,33%
Perdagangan 0,00 0,00
industri 139.685.825.000,00 111.832.482.733,00 80,06%
Transmigrasi 0,00 0,00
5 Lingkungan Hidup 28.580.565.000,00 25.442.257.859,00 89,02%
Penataan Ruang 0,00 0,00
Lingkungan Hidup 28.580.565.000,00 25.442.257.859,00 89,02%
Pertanahan 0,00 0,00
6 Perumahan dan Fasilitas 2.934.574.143.000,00 2.342.722.979.672,00 79,83%
Pekerjaan Umum 2.934.574.143.000,00 2.342.722.979.672,00 79,83%
Perumahan 0,00 0,00
7 Kesehatan 591.294.548.591,00 442.204.432.168,25 74,79%
Kesehatan 591.294.548.591,00 442.204.432.168,25 74,79%
Keluarga Bencana
8 Parawisata dan Budaya 72.687.569.000,00 54.117.184.345,00 74,45%
Kebudayaan 72.687.569.000,00 54.117.184.345,00 74,45%
Parawisata 0,00 0,00
9 Agama 0,00 0,00
10 Pendidikan 1.434.693.866.511,00 1.052.368.005.792,00 73,35%
Pendidikan 1.334.054.687.511,00 977.208.741.200,00 73,25%
Pemuda dan Olahraga 100.639.179.000,00 75.159.264.592,00 74,68%
11 Perlindungan Sosial 167.302.665.000,00 142.490.024.352,00 85,17%
Kependudukan dan catatan sipil 0,00 0,00
pemberdayaan Perempuan 12.981.636.000,00 11.743.639.945,00 90,46%
Keluarga Sejahtera 0,00 0,00
Sosial 154.321.029.000,00 130.746.384.407,00 84,72%
Jumlah 9.791.344.121.604,00 7.642.806.651.794,25 78,06%
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
41
Kebijakan khusus lainnya berkaitan dengan Pelaksanaan program/kegiatan
yang bersumber dari Dana Otonomi Khusus (otsus) khususnya dalam Tahun
Anggaran ini telah ditetapkan tersendiri pada tanggal 8 April 2009 yang mengatur
lebih rinci pelaksanaan program/kegiatan Otsus dalam bentuk Peraturan Gubernur
Aceh Nomor 48 Tahun 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Dan
Pertanggungjawaban Tambahan Dana Bagi Hasil Minyak Dan Gas Bumi dan
Dana Otonomi Khusus Provinsi Aceh, dengan melimpahkan tugas kepada
pemerintah kabupaten/kota untuk mengusulkan Kuasa Pengguna Anggaran/
Barang dari personil Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK) untuk
melaksanakan program/kegiatan serta mempertanggungjawabkannya ke
Pemerintah Aceh melalui Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) terkait.
Pembiayaan
Pembiayaan merupakan transaksi keuangan daerah yang dimaksudkan
untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran yang terdiri dari
penerimaan dan pengeluaran pembiayaan. Terjadinya defisit disebabkan lebih
besar belanja daerah dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh antara lain
disebabkan karena adanya kebutuhan pembangunan Aceh yang semakin
meningkat. Dalam hal terjadi defisit dapat didanai dari sumber penerimaan
pembiayaan antara lain sisa lebih pembiayaan tahun lalu, transfer dari dana
cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan dan dari pinjaman
daerah.
Sedangkan jika terjadi surplus dapat digunakan sebagai pengeluaran
pembiayaan antara lain untuk pembiayaan cicilan pokok hutang yang jatuh tempo,
penyertaan modal (investasi daerah) dan transfer kerekening dana cadangan.
Dalam tahun 2009 terjadi surplus anggaran yang disebabkan karena pendapatan
yang diterima lebih besar dari belanja untuk program dan kegiatan yang
direncanakan. Realisasi pembiayaan APBA 2009 terdiri atas penerimaan
pembiayaan yang berasal dari Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) tahun
2008 sebesar Rp 4.015.380.289.196,89 dan realisasi pengeluaran pembiayaan
sebesar Rp 572.012.384.490,00 sehingga terdapat pembiayaan netto sebesar Rp
3.443.367.904.706,89.
3. Permasalahan dan solusi
Permasalahan yang dihadapi tahun 2009 hampir sama dengan tahun
sebelumnya dalam pengelolaan belanja daerah adalah sebagai berikut:
1. Belum terpadunya proses perencanaan, penganggaran, penatausahaan, pelaporan
dan pengelolaan kekayaan aceh dengan baik dalam sistem informasi pengelolaan
keuangan daerah disebabkan belum jelasnya peran dan fungsi masing-masing
SKPA/Unit kerja atas proses perencanaan penganggaran khususnya antara Bappeda
dan SKPKA.
2. Terbatasnya tenaga teknis pengelola keuangan di masing-masing Satuan Kerja dan
Rendahnya pemahaman aparatur keuangan dalam mengikuti perkembangan
ketentuan aturan yang berlaku di bidang keuangan, serta masih kurangnya akurasi
perencanaan rencana kerja dengan kemampuan setiap SKPA;
3. Terdapat beberapa produk hukum yang sudah tidak memadai lagi untuk
dilaksanakan akibat cepatnya terjadi perubahan (reformasi) atas produk hukum di
tingkat nasional
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
42
4. Belum lengkapnya peraturan pelaksanaan tentang pengelolaan keuangan daerah di
lingkungan Pemerintah Aceh;
5. Masih terkendalanya pihak Kuasa Pengguna Anggaran pemerintah Kabupaten/Kota
dalam mengelola kegiatan dari Dana Otsus khususnya dalam memahami tehnis
pengelolaan keuangan Pemerintah Aceh.
Solusi yang dilakukan adalah :
1. Perlu dilakukan kajian untuk menerapkan sistem informasi pengelolaan keuangan
daerah sehingga proses pengelolaan keuangan dapat dilakukan secara lebih cepat,
effektif dan effisien;
2. Terus menerus untuk Melakukan sosialisasi dan pelatihan bagi aparatur keuangan
SKPA tentang pengelolaan keuangan daerah sesuai kebutuhan
3. Menginventarisasi produk hukum yang ada untuk dilihat keseusaian dengan
peraturan perundang-undangan yang ada serta pelaksanaannya untuk dibuatkan
produk hukum baru sebagai pelaksanaan peraturan perundang-undangan di tingkat
nasional serta mendorong berbagai pihak agar produk hukum yang baru tersebut
dapat diimplementasikan secara konsistendan berkelanjutansupaya tercipta tertib
hukum dan kepastian hukum
4. Mempersiapkan peraturan pelaksanaan dalam Pengelolaan Keuangan daerah yang
menjadi pedoman baku dalam pengelolaan keuangan daerah sehingga tidak terjadi
multi tafsir antara SKPA dengan Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Aceh;
serta Meningkatkan rapat-rapat koordinasi dengan seluruh SKPA dalam rangka
evaluasi dan pengawasan guna mengoptimalkan realisasi program dan kegiatan
yang telah direncanakan;
5. Melakukan sosialisasi serta fasilitasi dalam proses pengelolaan keuangan dana
Otonomi khusus di Kabupaten/Kota.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
43
BAB IV
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
A. URUSAN WAJIB YANG DILAKSANAKAN
Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 2007, bahwa ruang lingkup LKPJ
mencakup penyelenggaraan urusan desentralisasi, tugas pembantuan dan tugas umum
pemerintahan. Penyelenggaraan urusan desentralisasi memuat penyelenggaraan urusan
wajib dan urusan pilihan, namun sesuai Undang-Undang Nomor 11 tahun 2006 ada
urusan wajib lainnya yang menjadi kewenangan Pemerintah Aceh yaitu pelaksanaan
keistimewaan Aceh.
Berdasarkan kedua ketentuan tersebut, urusan wajib yang telah dilaksanakan oleh
Pemerintah Aceh pada tahun 2009 meliputi 31 bidang urusan yaitu: Pendidikan,
Kesehatan, Lingkungan Hidup, Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perencanaan
Pembangunan, Perumahan, Kepemudaan dan Olahraga, Investasi dan Promosi,
Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM, Kependudukan dan Catatan Sipil,
Ketenagakerjaan dan Mobilitas Penduduk, Ketahanan Pangan, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak, Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera,
Perhubungan Komunikasi Informasi dan Telematika, Pertanahan, Kesatuan Bangsa dan
Politik dalam Negeri, Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian, Pemberdayaan Masyarakat
dan Desa, Sosial, Kebudayaan, Statistik, Kearsipan, Perpustakaan, Penyelenggaraan
Kehidupan Beragama dalam Bentuk Pelaksanaan Syariat Islam, Penyelenggaraan
Kehidupan Adat, Penyelenggaraan Pendidikan yang Bermateri Muatan Lokal sesuai
Syariat Islam, Peran Ulama dalam Penetapan Kebijakan Aceh dan Penyelenggaraan dan
Pengelolaan Ibadah Haji.
1. URUSAN PENDIDIKAN
Urusan Pendidikan dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan, Badan Pembinaan
Pendidikan Dayah dan Majelis Pendidikan Daerah (MPD).
Dinas Pendidikan
A. Program dan Kegiatan
Urusan pendidikan yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan adalah:
1. Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Program ini bertujuan untuk memperluas jangkauan dan kesamaan
kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi anak usia 0-6 tahun
sebagai wahana awal dalam mengembangkan kesiapan anak memasuki
jenjang pendidikan dasar melalui rangkaian kegiatan yang menyentuh bidang
kesehatan, gizi, dan perkembangan psikososial yang diwarnai penanaman
nilai-nilai dasar ajaran Islam.
Secara lebih spesifik program ini bertujuan untuk meningkatkan akses dan
mutu pelayanan pendidikan melalui jalur pendidikan formal seperti TK/RA
dan bentuk lain yang sederajat, serta jalur pendidikan non formal seperti
Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA) atau bentuk lain
yang sederajat, jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau
pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.
Sejumlah kegiatan yang berada di dalam lingkup program ini adalah:
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
44
a) Pembangunan gedung sekolah;
b) Pengadaan alat praktek dan peraga siswa;
c) Pengadaan mobiler sekolah;
d) Pengadaan perlengkapan sekolah; dan
e) Penyelenggaraan pendidikan anak usia dini.
2. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun (Wajar 9
Tahun)
Program ini meliputi SD, MI, Paket A setara SD atau bentuk lain yang
sederajat dan SMP, MTs, Paket B setara SMP, atau bentuk yang sederajat
dalam rangka memenuhi hak setiap warga negara untuk menyelesaikan
pendidikan dasar sembilan tahun, terutama bagi kelompok kurang beruntung
termasuk pemukim di daerah terpencil dan terpencar, masyarakat miskin, dan
anak berkebutuhan khusus.
Sedangkan kegiatan-kegiatan yang berada di dalam lingkup program ini
adalah:
a) Pembangunan gedung sekolah;
b) Pengadaan buku dan alat tulis siswa;
c) Pengadaan alat praktek dan peraga siswa;
d) Pengadaan mebeluer sekolah;
e) Pengadaan perlengkapan sekolah;
f) Pemeliharaan rutin/berkala bangunan sekolah;
g) Pelatihan kompetensi tenaga pendidik;
h) Penyediaan buku pelajaran untuk SD/MI/SDLB dan SMP/MTs;
i) Pembinaan kelembagaan sekolah dan manajemen sekolah dengan
penerapan manajemen berbasis sekolah (MBS) di satuan pendidikan
dasar;
j) Pembinaan minat, bakat dan kreatifitas siswa;
k) Penyediaan beasiswa transisi;
l) Penyelenggaraan akreditasi sekolah dasar;
m) Pembinaan pendidikan berwawasan keunggulan SD/MI; dan
n) Pelatihan guru bahasa Inggris bagi calon guru SD/MI.
3. Program Pendidikan Menengah
Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemerataan dan perluasan
pelayanan pendidikan menengah yang bermutu dan terjangkau, baik melalui
jalur pendidikan formal mencakup SMA, MA, SMK atau bentuk lain yang
sederajat, maupun jalur pendidikan non formal seperti Paket C setara SMA.
Kegiatan-kegiatan yang berada di dalam lingkup program ini adalah:
a) Pembangunan gedung sekolah;
b) Pengadaan buku-buku dan alat tulis siswa;
c) Pengadaan alat praktek dan peraga siswa;
d) Pengadaan mebiler sekolah;
e) Pengadaan perlengkapan sekolah;
f) Rehabilitasi asrama siswa;
g) Rehabilitasi sarana olahraga;
h) Pelatihan kompetensi tenaga pendidik;
i) Pelatihan penyusunan kurikulum; Pembinaan forum masyarakat peduli
pendidikan;
j) Penyediaan Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM);
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
45
k) Penyediaan Batuan Operasional Sekolah (BOS) personalia dan non
personalia untuk pendidikan menengah;
l) Penyediaan beasiswa bagi keluarga tidak mampu;
m) Pembinaan kelembagaan dan manajemen sekolah dengan penerapan
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS);
n) Pengembangan materi belajar dan mengajar dengan menggunakan
teknologi informasi dan komunikasi;
o) Peningkatan kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri;
p) Penyebarluasan dan sosialisasi berbagai informasi pendidikan menengah;
q) Penyelengggaraan akreditasi sekolah menengah; Peningkatan sarana dan
prasarana SMA/MA berwawasan keunggulan;
r) Lomba Kompetensi Siswa (LKS) dan OSN siswa SMA se Aceh.
4. Program Pendidikan Non Formal
Program ini bertujuan untuk memperluas, memeratakan serta meningkatkan
kualitas pelayanan pendidikan bagi seluruh masyarakat yang tidak/belum
pernah bersekolah, buta aksara, putus sekolah, atau warga masyarakat lainnya
yang kebutuhan pendidikannya tidak terpenuhi melalui jalur pendidikan
formal.
Kegiatan-kegiatan yang berada di dalam lingkup program ini adalah:
a) Pemberdayaan tenaga pendidik non formal;
b) Pemberdayaan tenaga pendidik non formal;
c) Pemberian bantuan operasional pendidikan non formal;
d) Pembinaan pendidikan kursus dan kelembagaan;
e) Pengembangan pendidikan keaksaraan;
f) Pengembangan pendidikan kecakapan hidup;
g) Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan non formal;
h) Pengembangan kurikulum, bahan ajar dan model pembelajaran
pendidikan non formal;
i) Publikasi dan sosialisasi pendidikan non formal.
5. Program Pendidikan Luar Biasa
Program ini bertujuan untuk memperluas jangkauan dan kesamaan
kesempatan memperoleh layanan pendidikan yang bermutu bagi anak
berkebutuhan khusus sejak usia dini sampai dengan pendidikan menengah
dalam rangka memenuhi hak setiap warga negara untuk memperoleh
pendidikan. Selain melalui lembaga pendidikan luar biasa, layanan
pendidikan khusus juga dikembangkan yaitu melalui layanan terpadu bagi
anak-anak berkebutuhan khusus di sekolah biasa.
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan adalah:
a) Pembangunan gedung sekolah;
b) Pengadaan alat praktek dan peraga siswa;
c) Pengembangan kreatifitas guru TK/SLB.
6. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kecukupan jumlah pendidik dan
tenaga kependidikan, meningkatkan kemampuannya, serta dukungan
administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan dan pelayanan tehnis
dalam rangka menunjang proses pendidikan dan pembelajaran pada setiap
satuan pendidikan.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
46
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan melalui program ini adalah:
a) Pelatihan bagi pendidik untuk memenuhi standar kompetensi;
b) Pembinaan Kelompok Kerja Guru (KKG);
c) Pendidikan lanjutan bagi pendidik untuk memenuhi standar kualifikasi;
d) Pengembangan mutu dan kualitas program pendidikan dan pelatihan bagi
pendidik dan tenaga kependidikan;
e) Pengembangan sistem pendataan dan pemetaan pendidik dan tenaga
kependidikan;
f) Pengembangan sistem penghargaan dan perlindungan terhadap profesi
pendidik.
7. Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan
Program ini bertujuan untuk mendorong berkembangnya minat baca bagi
anggota masyarakat melalui perluasan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) dan
pembinaan perpustakaan, serta penyediaan bahan bacaan bermutu dan relevan
dengan kebutuhan masyarakat. Program ini juga diarahkan untuk
pengembangan budaya baca, bahasa, sastra Indonesia dan daerah pada
masyarakat termasuk pendidik dan peserta didik guna membangun
masyarakat berpengetahuan, berbudaya, maju dan mandiri.
Kegiatan-kegiatan yang berada di lingkup program ini adalah:
a) Penyediaan bantuan pengembangan perpustakaan dan minat baca di
daerah;
b) Pembangunan gedung perpustakaan.
8. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
Program ini mempunyai tiga tujuan pokok, yaitu: 1) Meningkatkan kapasitas
lembaga di daerah, mengembangkan mekanisme tata kelola, koordinasi, antar
perangkat pemerintahan, mengembangkan kebijakan, melakukan advokasi
dan sosialisasi kebijakan pembangunan pendidikan, serta meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam pembangunan pendidikan; 2) Pengembangan
dan penerapan sistem pengawasan pembangunan pendidikan termasuk sistem
tindak lanjut temuan hasil pengawasan terhadap kegiatan pembangunan
pendidikan termasuk pelaksanaan desentralisasi dan otonomi pendidikan; dan
3) Penyempurnaan manajemen pendidikan dengan meningkatkan
desentralisasi dan otonomi pengelolaan kepada satuan pendidikan mengacu
kepada Standar Nasional Pendidikan.
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan melalui program ini adalah:
a) Sosialisasi dan advokasi berbagai peraturan pemerintah di bidang
pendidikan;
b) Penerapan sistem dan informasi manajemen pendidikan;
c) Penyelenggaraan pelatihan, seminar dan lokakarya serta diskusi ilmiah
tentang berbagai isu pendidikan;
d) Monitoring, evaluasi dan pelaporan;
e) Pembinaan UKS SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK;
f) Supervisi dan pengawasan satuan pendidikan;
g) HUT dan Rakornas PGRI.
B. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan pada Dinas Pendidikan dengan capaian sebagai
berikut:
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
47
1. Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Telah dilaksanakan kegiatan pembangunan gedung TK; pengadaan alat
praktek dan peraga siswa; pengadaan mobiler; dan penyelenggaraan
pendidikan anak usia dini.
Hasil yang dicapai melalui program ini adalah pembangunan 204 TK/PAUD
dan TK/SD Satu Atap, pengadaan APE TK sebanyak 115 paket, pengadaan
mebiler 191 ruang, komputer 4 unit, bantuan operasional PAUD 52 lembaga,
dan bantuan guru PAUD 900 orang.
Pencapaian APK/GER Pendidikan Anak Usia Dini bagi anak usia 0-6 tahun
yang berada di bawah binaan lembaga PAUD, POSPAUD, TPQ, Kelompok
Bermain, TK/RA atau sederajat pada tahun 2009 telah mencapai 79,31%,
sedangkan capaian APK/GER Pendidikan Anak Usia Dini bagi anak usia 4-
6 tahun yang berada di TK/RA mencapai 23,34%. Sebaran lembaga TK/RA
belum merata terutama di daerah pedesaan. Di sisi lain, sebagian anak usia 6
tahun tidak ada lagi di TK/RA tetapi sudah masuk ke kelas I SD/MI.
Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya PAUD terus meningkat yang
ditandai dengan semakin tingginya permintaan masyarakat terhadap
pembukaan TK/RA dan lembaga PAUD non formal, serta meningkatnya
jumlah peserta didik di lembaga PAUD. Salah satu indikator peningkatan
partisipasi masyarakat untuk mendukung program ini tergambar dari
kesediaan mereka menyediakan lahan untuk pembangunan TK baru di
berbagai tempat.
Anggaran yang disediakan Rp 59.668.812.571,- realisasi Rp 31.852.973.911
atau 53,38% dan fisik 60%.
2. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun (Wajar
Dikdas 9 Tahun) Hasil yang dicapai melalui program ini adalah terbangunnya fasilitas USB,
RKB, pagar, pustaka, laboratorium, rumah penjaga sekolah dan infrastruktur
lainnya pada 748 sekolah SD dan SMP se Aceh, pengadaan buku pelajaran
di 23 kab/kota, perlengkapan sekolah 3 kabupaten sebanyak 20 unit, alat
praktek dan mebiler sekolah di 23 kab/kota, pelatihan guru 300 orang,
beasiswa anak yatim 102.396 orang dan anak miskin 11.535 orang,
akreditasi sekolah, serta subsidi untuk sekolah unggul/percontohan.
Pencapaian indikator APM/NER penduduk usia 7-12 tahun di bawah
SD/MI/Paket A tercatat sebesar 95,50% dan APK/GER penduduk usia 13-15
tahun di bawah SMP/MTs/Paket B tercatat sebesar 101,28%. Capaian akses
yang tinggi selama ini masih dapat dipertahankan karena adanya kebijakan
Pemerintah Aceh mendistribusikan beasiswa bagi anak yatim dan anak
miskin dalam jumlah yang sangat siginifikan (meliputi 100.000 anak pada
tahun 2009). Kebijakan ini ternyata cukup efektif menekan angka putus
sekolah akibat tingginya angka kemiskinan.
Persentase jumlah sekolah bertaraf standar internasional terhadap sekolah-
sekolah yang dipersiapkan/dirintis untuk berstandar internasional tingkat
SD/MI tidak berubah yaitu sebesar 20% dan pada tingkat SMP/MTs sebesar
21,74%, karena fokus utama Dinas Pendidikan adalah meningkatkan mutu
sekolah yang ada. Ketersediaan buku teks siswa untuk 3 (tiga) mata
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
48
pelajaran yang diuji dalam UASBN (SD) dan UN (SMP) telah mencapai
100%, artinya rasio buku per siswa telah mencapai 1 : 1.
Anggaran yang disediakan Rp 475.834.432.347,- realisasi Rp
355.610.311.823,- atau 74,73% dan fisik 78%.
3. Program Pendidikan Menengah Hasil yang dicapai melalui program ini adalah pembangunan sarana
prasarana 247 paket, pengadaan buku, alat peraga dan mebiler siswa di 23
kab/kota, sarana/prasarana yang telah direhabilitasi untuk memenuhi
persyaratan ruang belajar, terselenggaranya Ujian Nasional dan UASBN di
23 kab/kota, BOMM SMA di 23 Kab/Kota, remedial teaching di semua
sekolah, dan media belajar berbasis ICT. Selain itu juga terlaksana Lomba
Kompetensi Siswa (LKS) SMK dan OSN SMA, akreditasi sekolah
menengah, subsidi sekolah unggul dan kelas akselerasi, pengembangan
fasilitas SMA Modal Bangsa.
Pada jenjang pendidikan menengah SMA/SMK/MA/Paket C tercatat
APK/GER penduduk usia 16-18 tahun sebesar 74,75%. Komposisi jumlah
siswa pendidikan menengah umum (SMA/MA) terhadap jumlah siswa SMK
masih belum proporsional. Saat ini jumlah siswa SMA/MA : SMK di Aceh
baru mencapai angka 80 : 20, sedangkan rata-rata nasional mendekati
perbandingan 60 : 40.
Persentase sekolah bertaraf internasional terhadap sekolah-sekolah yang
dipersiapkan/dirintis untuk berstandar internasional tingkat SMA/MA/SMK
sebesar 19,57%, sementara ketersediaan buku teks untuk mata pelajaran
yang diuji dalam UN SMA/SMK baru sekitar 85%.
Secara mutu dan daya saing pendidikan Aceh masih lemah. Meskipun
dalam berbagai lomba di tingkat nasional dan internasional sebagian anak-
anak Aceh telah meraih prestasi menggembirakan. namun hal ini belum
merupakan gambaran menyeluruh dari prestasi anak didik di Aceh.
Kesenjangan mutu antar sekolah dan antar daerah masih tinggi, baik
disebabkan oleh faktor kurangnya guru mata pelajaran tertentu, distribusi
guru yang tidak merata, rendahnya kualifikasi guru, keterbatasan sarana dan
prasarana, maupun kemampuan manajerial kepala sekolah yang relatif
lemah.
Anggaran yang disediakan Rp 387.580.459.780,- realisasi Rp.
240.874.642.207,- atau 62,15% dan fisik 66%.
4. Program Pendidikan Non Formal Hasil yang dicapai melalui program ini adalah terlatihnya 1150 orang peserta
dan 10 Paket pendidikan keterampilan hidup, terwujudnya model KBU
berbagai cabang untuk 25 kelompok, terselenggaranya Paket A, B dan C
untuk 357 kelompok dan Ujian Nasional Paket A, B dan C di 23
kabupaten/kota, terlatihnya tutor Paket B dan C sebanyak 60 orang,
terlaksananya Jambore PNF di tingkat provinsi dan peringatan HAI,
tersalurnya modul belajar 7.298 set, serta terlaksananya sosialisasi,
pemantauan dan evaluasi kegiatan.
Persentase jumlah penduduk buta aksara usia 15 tahun ke atas di Aceh terus
menurun dari 6,02% pada tahun 2005 menjadi 5,37% pada tahun 2007 dan
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
49
5,09% pada tahun 2008. Hal yang terus digalakkan adalah meningkatkan
minat baca di kalangan masyarakat melalui pemberdayaan Taman Bacaan
Masyarakat dan peningkatan peran PKBM dalam mendukung pembelajaran
sepanjang hayat.
Anggaran yang disediakan Rp 25.490.882.397,- realisasi Rp
13.182.560.000,- atau 51,71% dan fisik 56%.
5. Program Pendidikan Luar Biasa Hasil yang dicapai melalui program ini adalah terbangunnya 2 RKB SLB di
Simpang Kiri, tersedianya landscape SLB, rehabilitasi SLB Lhokseumawe,
tersalurnya 32 paket alat olahraga PLB, 32 paket alat praktek PLB, 8 paket
alat kesenian, 8 paket alat keterampilan dan 10 unit mesin Braille. Selain itu
disalurkan biaya operasional PLB, pembinaan gugus PLB, biaya operasional
8 asrama PLB, biaya makan anak asrama 500 orang, pameran siswa PLB di
tingkat provinsi, serta pemantauan dan evaluasi kegiatan.
Capaian APK/GER penduduk penyandang ketunaan pada tingkat SD/MI
sebesar 14,39%; di tingkat SMP/MTs sebesar 3,44%, dan di tingkat
pendidikan menengah sebesar 1,37%. Pada saat ini telah beroperasi
sebanyak 41 buah lembaga pendidikan luar biasa yang melayani anak
berkebutuhan khusus/penyandang cacat. Melalui kegiatan pengembangan
kreatifitas guru TK/SLB telah dilakukan berbagai lomba kreativitas yang
melibatkan guru dan siswa dari seluruh Aceh.
Anggaran yang disediakan Rp 9.497.084.900,- realisasi Rp 8.446.670.800,-
atau sebesar 88,94% dan fisik 91%.
6. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Hasil yang dicapai melalui program ini adalah terlatihnya 200 orang guru,
tersalurnya beasiswa guru 976 orang, beasiswa guru produktif SMK
sebanyak 136 orang, honor guru kontrak 6585 orang, penyelesaian PAK
Guru, pemilihan guru, kepala sekolah dan pengawas berprestasi 286 orang,
biaya operasional KKG Guru, serta berbagai pelatihan guru dan kepala
sekolah yang diselenggarakan oleh kabupaten/kota. Selain itu juga dibangun
190 rumah dinas guru di semua kabupaten/kota.
Dalam rangka pembinaan guru pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah, pencapaian persentase guru SD/MI yang memenuhi kualifikasi
setara S1/D4 sebesar 33%, guru SMP/MTs sebesar 60% dan guru
SMA/MA/SMK sebesar 83%. Guru yang telah memiliki sertifikasi sebagai
pendidik baru mencapai 20% dan mulai tahun 2010 tunjangan profesi
mereka disalurkan pemerintah melalui DAU masing-masing kabupaten/kota.
Anggaran yang disediakan Rp.74.337.078.612,- realisasi Rp
63.071.135.500,- atau 84,84% dan fisik 90%.
7. Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan Anggaran yang disediakan untuk pelaksanaan program dan kegiatan ini
berjumlah Rp 2.819.891.000,- Karena adanya pemotongan anggaran untuk
dinas pendidikan yang bersumber dari dana migas maka kegiatan ini tidak
dilaksanakan.
8. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan Hasil yang dicapai melalui program ini adalah:
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
50
- Terselenggaranya rapat koordinasi dengan kabupaten/kota sebanyak satu
kali di Lhokseumawe yang melahirkan kesepakatan tentang langkah-
langkah yang ditempuh dan alternatif solusi permasalahan yang
diantisipasi akan terjadi di lapangan selama pelaksanaan APBA 2009.
- Tersedianya laporan secara menyeluruh tentang pelaksanaan kegiatan
tahun 2009 melalui kegiatan monitoring ke 23 kabupaten/kota.
- Tersusunnya rencana kerja anggaran melalui pemantapan sasaran
kegiatan 2009.
- Tersedianya indikator akses, mutu dan relevansi, serta manajemen
pendidikan sebagai basis perumusan kebijakan dan penyusunan rencana
program.
- Tersusunnya buku Statistik Penduduk Usia Sekolah tahun 2007/2008 dan
2008/2009
- Terlatihnya pengawas sekolah sebanyak 200 orang
- Tersedianya informasi pelaksanaan proses belajar mengajar di sejumlah
sekolah pada semua tingkatan/jenjang melalui supervisi/pengawasan
sebanyak 30 orang sebanyak 11 kali kegiatan ke semua kabupaten/kota.
- Tersosialisasinya sejumlah kebijakan Pemerintah Aceh di bidang
pendidikan melalui penyaluran Tabloid Cendikia, binder etalase,
sticker, spanduk, kalender pendidikan dan Qanun Nomor 5 Tahun 2008
dan pelaksanaan talkshow.
- Terlaksananya pemantauan program UKS kabupaten/kota dan
keikutsertaan dalam Jambore Nasional UKS diikuti 8 orang peserta.
- Tersosialisasinya kegiatan anti-narkoba di kalangan guru, peserta didik,
mahasiswa dan generasi muda yang memiliki agar memiliki
kewaspadaan dan perilaku penolakan terhadap narkoba.
- Tersosialisasinya berbagai peraturan dan qanun tentang penyelenggaraan
pendidikan di kalangan masyarakat dan pemangku kepentingan
pendidikan.
- Terlaksananya peringatan Hari Pendidikan Nasional, Hari Pendidikan
Daerah, peringatan hari besar keagamaan serta partisipasi dalam Pekan
Kebudayaan Aceh.
- Tersusunnya Renstra pendidikan 6 kabupaten/kota dilengkapi analisa
kebutuhan BOS dan AKPK masing-masing kabupaten/kota yang
bersangkutan.
Anggaran yang disediakan Rp 12.355.204.260,- realisasi Rp 4.098.850.200,-
atau 33,18% dan fisik 40%. Rendahnya realisasi keuangan dimaksud disebabkan
adanya kebijakan pengurangan APBA yang bersumber dari dana bagi hasil
migas. Pagu anggaran yang terdapat dalam APBA tidak berubah sedangkan
anggaran yang bisa digunakan berkurang sehingga persentase realisasi menjadi
rendah karena dihitung dari pagu bukan dari anggaran yang tersedia.
Realisasi Anggaran
Dinas Pendidikan dialokasikan dana sebesar Rp 1.123.556.193.511,- dengan
realisasi Rp 776.585.241.589,- atau 69,12% dan realisasi fisik yang dicapai fisik
76%.
C. Permasalahan dan Solusi
Adapun permasalahan yang dihadapi adalah :
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
51
1. Ketidakmampuan pemerintah kabupaten/kota dalam menyediakan tanah
untuk pertapakan sekolah.
2. Rekanan yang tidak profesional dalam melaksanakan pekerjaan.
3. Sejumlah paket pekerjaan mengalami gagal tender sedangkan waktu yang
tersisa tak mencukupi lagi untuk melakukan tender ulang.
4. Rendahnya mutu sumber daya manusia dalam mendukung program-
program pendidikan.
5. Lambatnya penyampaian data dari kabupaten/kota untuk mendukung
perencanaan dan penganggaran kegiatan.
Beberapa langkah solusi yang telah ditempuh, antara lain adalah:
1. Mendorong pihak rekanan melakukan percepatan penyelesaian pekerjaan.
2. Melakukan pelatihan staf yang difokuskan pada pendataan, perencanaan dan
penganggaran.
3. Mengirim tim asistensi pendataan ke kabupaten/kota.
4. Melakukan kerjasama dengan lembaga donor untuk kegiatan capacity
building.
Badan Pembinaan Pendidikan Dayah
A. Program dan Kegiatan
Urusan pendidikan yang dilaksanakan Badan Pembinaan Pendidikan Dayah
adalah:
1. Program Pendidikan Dayah
a) Kegiatan Pelatihan Pembinaan Kaligrafi;
b) Kegiatan Pembinaan Santri;
c) Kegiatan Pengadaan Alat Praktek dan Peraga Santri;
d) Kegiatan Penyediaan Kitab/buku Pendidikan Dayah;
e) Kegiatan Penyediaan Dana Operasional Dayah.
2. Program Peningkatan Prasarana dan Sarana Dayah
a) Kegiatan Pembangunan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana
Dayah;
b) Kegiatan Pembangunan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana
Dayah di Kabupaten/Kota (OTSUS);
c) Kegiatan Pembangunan Dayah Bertaraf Internasional.
3. Program Peningkatan Mutu Tenaga Pendidikan Dayah
Kegiatan ini berupa: Pembinaan Pimpinan Tengku Dayah dan Perekrutan
Tenaga Pendidik.
4. Program Pemberdayaan Santri
a) Kegiatan Pelatihan Komputer Santri Dayah;
b) Kegiatan Pelatihan Lifeskill Santri;
c) Jurnalistik dan Penerbitan Berkala Majalah/Jurnal Dayah;
d) Kegiatan Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler Santri Dayah;
e) Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Dayah;
5. Program Pembinaan Manajemen Dayah
a) Kegiatan Pelatihan Manajemen Dayah dan Manajemen Asset Dayah;
b) Kegiatan Pelatihan Usaha Kesehatan Dayah (UKD).
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
52
B. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
1. Program Pendidikan Dayah Kegiatan Pelatihan Pembinaan Kaligrafi
Kegiatan ini telah dilatih 60 orang santri selama 5 hari atau 50 jam pelajaran
yang berasal dari berbagai dayah di kabupaten/ kota. Hasil yang telah
dicapai dari pelatihan tersebut peserta telah mampu dan terampil menulis
huruf-huruf arab yang bernilai seni. Anggaran yang disediakan Rp
138.365.000,- realisasi Rp 129.755.000,- atau 93,78% dan fisik 100 %.
Kegiatan Pembinaan Santri
Kegiatan ini telah dilakukan pembinaan santri ke Bogor sebanyak 10 orang
yang berasal dari Kabupaten Simeulue, bertujuan untuk peningkatan mutu
Sumber Daya Manusia dalam pendidikan dayah. Anggaran yang disediakan
Rp 241.600.000,- realisasi Rp164.050.000,- atau 67.90 % dan fisik 80%.
Kegiatan Pengadaan Alat Praktek dan Peraga Santri
Kegiatan ini telah dilakukan pengadaan kain sarung untuk Kota Sabang,
Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar, genset 12 unit, mesin ketik
60 unit, komputer sebanyak 105 unit, bola volli 500 buah, wireless 106 unit,
pengadaan ini telah disalurkan untuk dayah-dayah/pesantren dalam provinsi
Aceh.
Hasil dari penyediaan barang tersebut telah terjadi peningkatan mutu
sumber daya manusia dalam rangka pengelolaan administrasi manajemen di
pesantren/dayah tersebut. Anggaran yang disediakan Rp 3.937.620.000,-
realisasi Rp 3.566.615.500,- atau (90.58 %) dan fisik 100%.
Kegiatan Penyediaan Kitab/buku Pendidikan Dayah
Dilakukan pengadaan kitab/buku sebanyak 20.0370 set/eksemplar/paket
telah disalurkan ke pesantren/dayah di kabupaten/kota. Hasil dari pengadaan
kitab/buku telah menunjang kelancaran dalam proses belajar mengajar di
pesantren/dayah. Anggaran yang disediakan Rp 10.115.156.000,- realisasi
Rp 9.330.821.500,- atau 92.24% dan fisik 100%.
Kegiatan Penyediaan Dana Operasional Dayah
Kegiatan dana operasional dayah meliputi pembangunan/ pengembangan
pesantren/dayah/rumah guru/RKB/TPA dengan jumlah bantuan sebanyak
77 dayah/pesantren di kabupaten/kota di provinsi Aceh. Pembangunan ini
bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dayah. Anggaran yang
disediakan Rp 9.906.240.000,- realisasi Rp 9.367.930.000,- atau 94.47%
dan fisik 100%.
2. Program Peningkatan Prasarana dan Sarana Dayah Kegiatan Pembangunan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Dayah
Kegiatan ini telah dibangun asrama santri, mushalla, pagar, MCK, dapur
umum, riol/sanitasi pada pesantren/dayah yang tersebar di 23
kabupaten/kota. Pada tahun 2009 pesantren/dayah yang mendapat bantuan
prasarana dan sarana tersebut berjumlah 642 dayah, sedang sisanya dibantu
berupa biaya operasional. Besaran bantuan diberikan berdasarkan urutan
tipe atau kondisi kebutuhan pesantren/ dayah berdasarkan hasil verifikasi
lapangan.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
53
Dengan adanya bantuan ini meningkatkan belajar mengajar di
dayah/pesantren. Anggaran yang disediakan Rp 105.451.450.000,- realisasi
Rp 104.757.186.060 atau 99.34% dan fisik 100%.
Kegiatan Pembangunan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Dayah di
Kabupaten/Kota (OTSUS)
Kegiatan ini telah dibangun asrama santri, RKB, mushalla, pagar, MCK,
dapur umum, riol /sanitasi pada pesantren/ dayah yang tersebar di beberapa
kabupaten kota yaitu: wilayah A meliputi Kabupaten Aceh Barat,
Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Nagan Raya, Kabupaten Aceh Barat
Daya, Kabupaten Aceh Selatan, Kabupaten Aceh Singkil, Kota
Subulussalam, Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Bener Meriah dan
Kabupaten Gayo Lues. Sedang wilayah B meliputi Kota Sabang, Kota
Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Pidie, Kabupaten Pidie
Jaya, Kabupaten Aceh Utara, Kota Lhokseumawe, Kabupaten Bireun,
Kabupaten Aceh Timur dan Kota Langsa. Pada Tahun 2009 Pesantren/
Dayah yang mendapat prasarana dan sarana tersebut berjumlah 206 dayah,
besaran bantuan diberikan berdasarkan kebutuhan pesantren/dayah sesuai
hasil verifikasi di lapangan.
Anggaran yang disediakan Rp 50.269.725.440,- realisasi Rp 34.710.933.500
atau 69,05% dan fisik 100%.
Kegiatan Pembangunan Dayah Bertaraf Internasional
Pembangunan dayah bertaraf internasional dibangun di wilayah Kabupaten
Aceh Utara yaitu Dayah Malikullsaleh dengan dana 1 miliar rupiah yang
pelaksanaannya akan dikerjakan secara swakelola. Mengingat belum
jelasnya pembebasan tanah, pembangunan Dayah Malikullsaleh batal
dilakukan pembangunannya. Anggaran yang disediakan Rp 1.055.520.000,-
realisasi Rp 35.755.000 atau 3,99%.
3. Program Peningkatan Mutu Tenaga Pendidikan Dayah Pembinaan Pimpinan Tengku Dayah dan Perekrutan Tenaga Pendidik
Meliputi pembekalan/pelatihan guru untuk dayah berjumlah 90 orang, yaitu
30 orang tenaga guru matematika, 30 orang tenaga guru Bahasa Inggris, 30
orang tenaga guru Bahasa Arab serta pada kegiatan ini juga dilakukan study
banding ke Mesir yang diikuti oleh 15 orang ulama Aceh dalam rangka
pertemuan dengan Syekh Universitas Al Azhar tentang kurikulum dayah.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dayah.
Anggaran yang disediakan Rp 12.054.816.000,- realisasi Rp
11.363.316.000,- atau 99.02% dan fisik 100%.
4. Program Pemberdayaan Santri Kegiatan Pelatihan Komputer Santri Dayah
Kegiatan ini telah dilaksanakan pelatihan komputer bagi santri dayah yang
pesertanya berjumlah 60 orang selama 4 hari ( 40 jam pelatihan ). Kegiatan
ini bertujuan memberikan ketrampilan kepada para santri. Hasil dari
kegiatan ini para peserta telah mampu mengoperasikan komputer sebagai
tenaga operator.
Anggaran yang disediakan Rp 201.288.000,- realisasi Rp 193.768.000,- atau
96,76 % dan fisik 100%.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
54
Kegiatan Pelatihan Lifeskill Santri, Jurnalistik dan Penerbitan Berkala
Majalah/ Jurnal Dayah
Pelatihan jurnalistik diikuti oleh 60 orang santri selama 5 hari, dengan
dilaksanakan pelatihan ini dapat meningkatkan keterampilan para santri
dalam hal jurnalistik. Anggaran yang disediakan Rp 323.765.000,- dengan
realisasi Rp 309.630.000,- atau 95.63 % dan fisik 100 %.
Kegiatan Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler Santri Dayah
Kegiatan ini meliputi musabaqah, Qiraatil Qutub/Membaca kitab kuning,
penulisan karya ilmiah/penelitian, Pembinaan serta pengembangan
kurikulum dayah. Hasil dari kegiatan ini meningkatkan
ketrampilan/kemampuan santri. Anggaran yang disediakan Rp
589.942.500,- realisasi Rp 249.632.500,- atau 42,31% dan fisik 51,63%.
Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Dayah
Kegiatan ini telah dilaksanakan kegiatan penyusunan pengembangan
kurikulum dayah yang pesertanya berjumlah 20 orang selama 6 kali
pertemuan. Kegiatan ini bertujuan untuk merumuskan suatu kurikulum
dayah yang seragam dalam rangka peningkatan mutu pendidikan dayah.
Anggaran yang disediakan Rp 283.620.000,- realisasi Rp 52.690.000,- atau
18,58 % dan fisik 30,91%.
5. Program Pembinaan Manajemen Dayah Kegiatan Pelatihan Manajemen Dayah dan Manajemen Aset Dayah
Kegiatan pelatihan manajemen dayah diikuti oleh 80 orang peserta dari
kabupaten/kota selama 5 hari (40 jam) dengan tujuan terciptanya
pemahaman manajemen bagi pengelola dayah. Anggaran yang disediakan
Rp 233.345.000,- realisasi Rp 216.275.000,- atau 92.68 % dan fisik 100%.
Kegiatan Pelatihan Usaha Kesehatan Dayah (UKD)
kegiatan ini telah dilakukan pelatihan yang jumlah pesertanya 80 orang
santri dari kabupaten/kota selama 4 hari dengan jumlah jam pertemuan
sebanyak 32 jam (8 jam/hari). Dari hasil kegiatan ini diharapkan para santri
mengerti pola hidup sehat dalam meningkatkan kesehatan lingkungan
dayah. Anggaran yang disediakan Rp 181.984.000,- realisasi Rp
163.704.000,- atau 89.96 % dan fisik 100%.
Realisasi Anggaran
Badan Pembinaan Pendidikan Dayah dialokasikan dana sebesar Rp
206.649.106.000,- realisasi sebesar Rp 184.664.863.776,- atau 89,36% dan fisik
98,59%.
C. Permasalahan dan Solusi
Dalam pelaksanaan program dan kegiatan Badan Pembinaan Pendidikan Dayah
terdapat beberapa permasalahan antara lain:
- Penundaan beberapa pembangunan fisik dayah di beberapa kabupaten/kota
di Aceh terjadi akibat pengurangan dana di sektor migas.
- Terlambatnya pelelangan pengadaan kitab yang dilaksanakan pada tahun
2009 menyebabkan terlambatnya pengiriman kitab ke dayah-dayah, lagi
pula kitab-kitab tersebut kebanyakan berasal dari negara timur tengah.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
55
- Terkendalanya pembangunan dayah bertaraf internasional yaitu dayah
Malikul Saleh di Kabupaten Aceh Utara, hal ini terjadi akibat belum
selesainya pembebasan tanah.
Solusi yang ditempuh adalah:
- Untuk dayah-dayah yang belum menerima bantuan fisik pada tahun 2009
akan diupayakan kembali bantuan pembangunannya pada anggaran
mendatang.
- Untuk menghindari keterlambatan pengiriman kitab ke dayah-dayah,
pelaksanaan pelelangan pengadaan kitab tersebut akan dilaksanakan pada
awal tahun.
- Melakukan koordinasi secara intensif dengan pemerintah Kabupaten Aceh
Utara mengenai masalah pembebasan tanah pembangunan dayah bertaraf
internasional.
Sekretariat Majelis Pendidikan Daerah
A. Program dan Kegiatan
Urusan Pendidikan yang dilaksanakan Sekretariat Majelis Pendidikan
Daerah adalah:
1. Program Pendidikan Menengah
Kegiatan ini berupa: Penelitian minat siswa memasuki sekolah kejuruan.
2. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan a) Pengembangan sistem pendataan dan pemetaan pendidik dan tenaga
kependidikan (Penelitian mengenai profil guru Aceh);
b) Workshop Penyusunan Model Kurikulum Tingkat Satuan Kerja (KTSP)
Islami.
3. Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Pepustakaan a) Penerbitan jurnal pendidikan (pencerahan);
b) Penyusunan buku pedoman pendidikan bernuansa Islam di sekolah.
4. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan a) Pelaksanaan evaluasi kinerja bidang pendidikan (analisis alokasi dana
pendidikan APBA dan APBA tahun 2008 dan 2009);
b) Sosialisasi dan advokasi berbagai peraturan pemerintah di bidang
pendidikan (sosialisasi Qanun Nomor 5 Tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan);
c) Pembinaan Dewan Pendidikan;
d) Monitoring dan evaluasi kegiatan implementasi Renstra Pendidikan
Pemerintah Aceh;
e) Dialog interaktif masyarakat tentang pendidikan.
B. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
1. Program Pendidikan Menengah
Penelitian minat siswa memasuki sekolah kejuruan
Telah dilaksanakan kegiatan dalam bentuk penelitian minat siswa memasuki
sekolah kejuruan dengan lokasi kegiatan di seluruh Aceh, penelitian ini
telah menemukan aspek-aspek yang mendorong siswa masuk ke sekolah
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
56
kejuruan. Anggaran yang disediakan Rp 140.000.000,- realisasi Rp
127.760.000,- atau 91,26% dan fisik 95,00%.
2. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pengembangan sistem pendataan dan pemetaan pendidik dan tenaga
kependidikan (penelitian mengenai profil guru Aceh)
Telah dilaksanakan dalam bentuk menghimpun data, pemetaan pendidik dan
tenaga kependidikan serta melakukan penelitian mengenai profil guru di
Aceh. Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah adanya mapping
tenaga pendidik di Aceh sehingga adanya pemerataan tenaga pendidik
sampai ke daerah-daerah terpencil. Anggaran yang disediakan Rp
252.211.000,- realisasi Rp 158.505.000,- atau 62,85% dan fisik 95,00%.
Workshop Penyusunan Model Kurikulum Tingkat Satuan Kerja (KTSP)
Islami
Telah dilaksanakan dalam bentuk workshop dengan menghadirkan tenaga
ahli/instruktur/narasumber yang memiliki kapasitas sesuai dengan dunia
pendidikan. Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah terciptanya
pedoman/model kurikulum tingkat satuan kerja islami. Anggaran yang
disediakan Rp 130.465.000,- realisasi Rp 127.495.000,- atau 97,72% dan
fisik 95,00%.
3. Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Pepustakaan Penerbitan jurnal pendidikan (Pencerahan)
Telah dilaksanakan dalam bentuk jurnal pendidikan dalam 3 (tiga) edisi
terbitan yaitu : Edisi I periode Januari s/d April 2009, Edisi II periode Mei
s/d Agustus 2009 dan Edisi III periode September s/d Desember 2009.
Jurnal pendidikan berisikan hasil penelitian, kajian ilmiah dan gagasan
pengetahuan populer dari para guru, dosen dan para pemerhati pendidikan.
Anggaran yang disediakan Rp 149.250.000- realisasi Rp 146.500.000,- atau
98,16% dan fisik 100%.
Penyusunan buku pedoman pendidikan bernuansa Islam di sekolah
Telah dilaksanakan dalam bentuk penyusunan buku pedoman yang
dilaksanakan oleh suatu tim yang dipandu oleh beberapa nara sumber. Tiap
tahapan penyusunan dilakukan telaahan dan diskusi dengan pihak-pihak
yang memahami tentang pendidikan Islami. Anggaran yang disediakan Rp
101.922.000,- realisasi Rp 95.874.000,- atau 94.07% dan fisik 95,00%.
4. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
Pelaksanaan evaluasi kinerja bidang pendidikan (analisis alokasi dana
pendidikan yang bersumber dari APBA dan APBK tahun 2008 dan 2009)
Telah dilaksanakan dalam bentuk penelitian terhadap pengalokasian dan
pemanfaatan anggaran yang berasal dari APBA dan APBK untuk tahun
2008 dan 2009 pada seluruh kabupaten/kota se-Aceh. Kajian tersebut
dimaksudkan untuk dapat menjelaskan sejauh mana pemerintah provinsi
dan kabupaten/kota berupaya mendukung program penyelenggaraan
pendidikan di Aceh. Anggaran yang disediakan Rp 214.600.000,- realisasi
Rp 142.956.000,- atau 66,62% dan fisik 85,00%.
Sosialisasi dan advokasi berbagai peraturan pemerintah di bidang
pendidikan (sosialisasi Qanun nomor 5 Tahun 2008 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan)
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
57
Telah dilaksanakan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat peduli
pendidikan ditiap kabupaten/kota. Materinya adalah seluruh perangkat
peraturan perundangan yang telah dikeluarkan pada tingkat nasional dan
Pemerintah Aceh. Anggaran yang disediakan Rp 226.950.000,- realisasi Rp
223.542.800,- atau 98,50% dan fisik 95,00%.
Pembinaan Dewan Pendidikan
Telah dilaksanakan dalam bentuk rapat kerja daerah. Rapat kerja ini
dimaksudkan untuk menyatukan visi dan misi antara MPD-MPD
kabupaten/kota serta dalam rapat kerja ini pula sebagai kegiatan untuk
menghimpun berbagai persoalan pendidikan di kabupaten/kota. Anggaran
yang disediakan Rp 137.372.000,- realisasi Rp 134.916.000,- atau 98,21%
dan fisik 95,00%.
Monitoring dan evaluasi kegiatan implementasi renstra pendidikan
Telah dilaksanakan sejak renstra pendidikan Aceh diberlakukan pada tahun
2007 hingga saat ini telah berjalan selama hampir 3 tahun. Untuk melihat
sejauh mana implementasi di lapangan, maka perlu dilaksanakan evaluasi di
seluruh wilayah Aceh. Untuk pelaksanaannya, evaluasi dan monitoring
dimaksud digunakan sampel 10 kabupaten/kota. Anggaran yang disediakan
Rp 164.000.000,- realisasi Rp 148.266.000,- atau 90,41% dan fisik 90%.
Dialog interaktif masyarakat tentang pendidikan
Telah dilaksanakan dalam bentuk 2 kegiatan, pertama melalui media televisi
dalam acara talkshow 1 kali di TVRI stasiun Banda Aceh dan 1 kali di
ACEH TV sedang kegiatan kedua melalui dialog langsung dengan berbagai
elemen masyarakat. Anggaran yang disediakan Rp 146.872.000,- realisasi
Rp 130.756.000,- atau 89,03% dan fisik 95,00%.
Realisasi Anggaran
Sekretariat Majelis Pendidikan Daerah (MPD), dialokasikan dana sebesar Rp
3.849.388.000,- realisasi Rp 2.771.908.866,- atau 72,01% dan fisik 95,08%.
C. Permasalahan dan Solusi
Permasalahan:
Sesuai dengan fungsi MPD selaku badan pemikir, pemberi pertimbangan,
penggerak partisipasi masyarakat, pengontrol dan mediator, maka dapat
dikatakan tidak ada permasalahan yang sangat berarti dalam pelaksanaan
kegiatan yang telah disetujui melalui APBA. Permasalahan tidak terserapnya
anggaran tidak langsung disebabkan karena belum dikukuhkannya pejabat
eselon III dan IV pada Sekretariat MPD, dengan demikian dana untuk gaji
beserta tunjangan tidak terserap.
Solusi:
Belum definitifnya pejabat eselon III dan IV sehingga:
- Seluruh kegiatan pelayanan administrasi yang bukan sifatnya strategis dan
kebijakan dibagi secara merata kepada seluruh staf yang diperbantukan pada
Sekretariat MPD.
- Tugas dan fungsi yang sifatnya strategis dan kebijakan, kepala sekretariat
selalu mengadakan musyawarah dengan ketua, wakil ketua dan anggota
MPD, sehingga tugas tersebut dapat didistribusikan ke masing-masing
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
58
anggota MPD untuk dilaksanakan. Hasilnya akan dilaporkan kepada ketua
MPD dan kepala sekretariat untuk ditindaklanjuti sebagaimana mestinya.
2. URUSAN KESEHATAN
Urusan kesehatan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan, Rumah Sakit Umum
Daerah dr. Zainoel Abidin, Rumah Sakit Jiwa dan Rumah Sakit Ibu dan Anak.
Dinas Kesehatan
A. Program dan Kegiatan
Urusan kesehatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan sebagai berikut:
1. Program Obat dan Pembekalan Kesehatan
a) Pengadaan obat dan pembekalan;
b) Peningkatan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan;
c) Peningkatan mutu penggunaan obat dan perbekalan kesehatan;
d) Monitoring, evaluasi dan pelaporan.
2. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
a) Pemeliharaan dan pemulihan kesehatan;
b) Revitalisasi sistem kesehatan;
c) Peningkatan kesehatan masyarakat;
d) Peningkatan pelayanan kesehatan bagi pengungsi korban bencana;
e) Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatan;
f) Monitoring, evaluasi dan pelaporan.
3. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
a) Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat;
b) Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat;
c) eningkatan pendidikan tenaga penyuluh kesehatan;
d) Monitoring, evaluasi dan pelaporan.
4. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Kegiatan ini berupa pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga
sadar gizi.
5. Program Pengembangan Lingkungan Sehat
Kegiatan ini berupa penyuluhan menciptakan lingkungan sehat.
6. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
a) Penyemprotan/fogging sarang nyamuk;
b) Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular;
c) Pencegahan penularan penyakit endemik/epidemik;
d) Peningkatan imunisasi;
e) Peningkatan surveillance epidemiologi dan penanggulangan wabah;
f) Peningkatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) pencegahan dan
pemberantasan penyakit.
7. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
a) Penyusunan standar pelayanan kesehatan;
b) Evaluasi dan pengembangan standar pelayanan kesehatan;
c) Pengembangan dan updating data standar pelayanan kesehatan;
d) Penyusunan naskah akademis standar pelayanan kesehatan;
e) Penyusunan analisis standar belanja pelayanan kesehatan;
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
59
f) Monitoring, evaluasi dan pelaporan.
8. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan
Prasarana Puskesmas/puskesmas Pembantu
a) Pembangunan puskesmas;
b) Pembangunan puskesmas pembantu;
c) Pembangunan posyandu;
d) Pengadaan sarana dan prasarana puskesmas;
e) Pengadaan sarana dan prasarana puskesmas pembantu;
f) Pengadaan sarana dan prasarana posyandu.
9. Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah
Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru/ Rumah Sakit Mata
a) Pembangunan rumah sakit;
b) Pengadaan alat-alat kesehatan rumah sakit;
c) Pengadaan ambulance/mobil jenazah;
d) Monitoring, evaluasi dan pelaporan.
10. Program Kemitraan Asuransi Kesehatan a) Kemitraan asuransi kesehatan masyarakat;
b) Kemitraan Kwalitas dokter dan medical staff.
11. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
Kegiatan ini berupa penyuluhan kesehatan anak balita.
12. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
Kegiatan ini berupa pendidikan dan pelatihan perawatan kesehatan.
13. Program Peningkatan Kesehatan Ibu Melahirkan dan Anak
Kegiatan ini berupa penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil dan keluarga
kurang mampu.
14. Program Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan Tinggi
a) Pengadaan buku;
b) Penyediaan bahan dan alat laboratorium;
c) Penyediaan mobiler ruang kuliah/laboratorium/library;
d) Pembangunan fasilitas pendukung proses belajar mengajar;
e) Pengembangan program studi;
f) Penelitian dosen;
g) Penunjang sekolah kedinasan.
B. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
1. Program Obat dan Pembekalan Kesehatan
Kegiatan pengadaan obat dan pembekalan kesehatan
Telah dilaksanakan dalam bentuk penyediaan obat atau buffer stok di rumah
sakit kabupaten/kota dengan hasil yang dicapai tertanggulanginya
penyediaan obat pada puskesmas sesuai dengan pola pengobatan untuk
PKM. Anggaran yang disediakan Rp 8.147.201.680,- realisasi Rp
7.176.130.328,- atau 88,08% dan fisik 95%.
Kegiatan Peningkatan Pemerataan Obat dan Perbekalan Kesehatan
Untuk pemerataan obat, ketepatan dalam distribusi dan penyimpanan obat
pada sarana pelayanan kesehatan dasar dilaksanakan pelatihan bagi petugas
pengelola obat. Anggaran yang disediakan Rp 357.124.000,- realisasi Rp
297.120.000,- atau 83,08% dan fisik 85%.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
60
Kegiatan Peningkatan Mutu Penggunaan Obat dan Perbekalan Kesehatan
Untuk terjaminnya mutu dan penggunaan obat yang rasional dilakukan
pelatihan kepada tenaga pengelola sehingga lebih profesional dalam
penggunaan obat. Anggaran yang disediakan Rp 318.808.000,- realisasi Rp
267.120.300,- atau 83,94% dan fisik 85%.
Kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan
Untuk mendukung pelaporan kegiatan pengadaan obat dan pembekalan
kesehatan guna terpantau ketersediaan obat di kabupaten/kota. Hasil yang
dicapai meningkatnya kualitas data dan informasi kesehatan. Anggaran yang
disediakan Rp 78.000.000,- realisasi Rp.71.988.000,- atau 92,29% dan fisik
100%.
2. Program Upaya Kesehatan Masyarakat Kegiatan Pemeliharaan dan Pemulihan Kesehatan
Peningkatan sumber daya manusia (SDM) dan pelayanan kesehatan
masyarakat di puskesemas dan rumah sakit kab/kota berupa pelatihan,
penangulangan kasus gizi, pengadaan obat untuk kab/kota, termasuk
pengobatan massal di daerah sangat terpencil, pemeriksaan Laboratorium,
Radiologi, USG dan pelayanan rawat jalan termasuk peningkatan kualitas
dokter dan paramedis Anggaran yang disediakan untuk pelaksanakan
kegiatan tersebut sejumlah. Anggaran yang disediakan Rp 19.498.207.750,-
realisasi Rp 12.310.509.070,- atau 63,14% dan fisik 70%.
Kegiatan Revitalisasi Sistem Kesehatan
Pemantapan mutu tenaga pengelola alat kalibrasi kesehatan. Anggaran yang
disediakan Rp 2.687.150.000,- realisasi Rp 418.407.400,- atau 15,57% dan
fisik 45%.
Kegiatan Peningkatan kesehatan masyarakat
kegiatan ini dilaksanakan di seluruh kabupaten/kota se Aceh, guna
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan jiwa masyarakat. Dengan hasil
yang dicapai meningkatnya derajat kesehatan masyarakat. Anggaran yang
disediakan Rp 2.528.260.000,- realisasi Rp 969.588.400,- atau 38,35% dan
fisik 40%.
Kegiatan peningkatan pelayanan kesehatan bagi pengungsi korban bencana
Telah dilaksanakan dalam bentuk pemberian pelayanan kesehatan bagi
pengungsi korban bencana. Hasil dari kegiatan ini tertanggulanginya masalah
kesehatan pengungsi. Anggaran yang disediakan Rp 1.000.000.000,-
realisasi Rp 350.634.400,- atau 35,06% dan fisik 50%.
Kegiatan Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan
Anggaran yang disediakan untuk pelaksanakan kegiatan tersebut sejumlah
Rp 102.000.000,- dengan realisasi nihil karena tidak dapat dilaksanakan.
Kegiatan Monitoring Evaluasi dan Pelaporan
Terpilihnya tenaga kesehatan teladan puskesmas. Anggaran yang disediakan
Rp 239.900.000,- realisasi Rp 229.549.500,- atau 95,69% dan fisik 100%.
3. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Kegiatan pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat
telah dilaksanakan dalam bentuk pengembangan media promosi dan
informasi tentang kesadaran hidup sehat bagi masyarakat dan telah
disebarkan informasi keseluruh kabupaten/kota dalam bentuk media cetak
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
61
dan meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan. Anggaran
yang disediakan Rp 998.450.000,- realisasi Rp 383.301.710,- atau 38,39%
dan fisik 40%. Rendahnya realisasi di akibatkan oleh tidak dilaksanakan
kegiatan Radio spot, Tv spot dan peliputan media cetak yang disebabkan
kekuatiran tidak selesainya pertanggungjawaban keuangan khususnya terkait
dengan proses kontrak pihak ke tiga.
Kegiatan penyuluhan masyarakat pola hidup sehat
Telah dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan tentang pola hidup sehat
kepada masyarakat di kabupaten/kota, melalui kegiatan ini masyarakat telah
memahami pola hidup sehat untuk meningkatkan derajat kesehatan.
Anggaran yang disediakan Rp 850.630.000,- realisasi Rp 557.999.0003,-
atau 65,60% dan fisik 75%.
Kegiatan peningkatan pendidikan tenaga penyuluh kesehatan
Telah dilaksanakan dalam bentuk pembekalan bagi tenaga kesehatan
(penyuluh) di Aceh, untuk meningkatkan pengetahuan tentang program
promosi kesehatan. Anggaran yang disediakan Rp 1.956.688.800,- realisasi
Rp 540.060.875,- atau 27,57% dan fisik 35%. Kegiatan ini adalah kegiatan
pelatihan pengumpulan data PHBS yang di alokasikan ke 23 kab/kota, pada
proses akomodasi dan konsumsinya tidak bisa dikerjakan di kab/kota harus
ke provinsi. Ternyata di provinsi juga tidak dilaksanakan karena tidak
tersedianya lumpsum transport untuk peserta kab/kota
Kegiatan monitoring evaluasi dan pelaporan
Telah dilaksanakan dalam bentuk monitoring ke kabupaten/kota terutama di
sekolah-sekolah di Aceh, dan melakukan evaluasi sebagai pelaporan untuk
meningkatkan mutu PHBS di sekolah-sekolah. Anggaran yang disediakan
Rp 811.150.000,- realisasi Rp 457.069.000,- atau 56,35% dan fisik 60%.
4. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi
Telah dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan kepada masyarakat di
kabupaten/kota di Aceh, untuk meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap
makanan bergizi. Anggaran yang disediakan Rp 4.549.882.500,- realisasi Rp
3.029.699.000,- atau 66,59% dan fisik 75%.
5. Program Pengembangan Lingkungan Sehat
Kegiatan penyuluhan menciptakan lingkungan sehat
Telah dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan kepada masyarakat di
kabupaten/kota di Aceh, untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
sehingga terciptanya lingkungan hidup yang lebih sehat. Anggaran yang
disediakan Rp 5.725.100.000,- realisasi Rp. 4.805.268.005,- atau 83,93%
dan fisik 100%.
6. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
Kegiatan penyemprotan/fogging sarang nyamuk
Telah dilaksanakan di kabupaten/kota di Aceh, terutama di wilayah yang
terindikasi rawan penyakit menular dan sekitarnya, untuk menekan penularan
penyakit DBD, malaria dan sejenisnya. Anggaran yang disediakan Rp
3.182.022.500. realisasi Rp 2.045.574.500 atau 64,29% dan fisik 70%.
Kegiatan pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
62
Telah dilaksanakan dalam bentuk quick services untuk pencegahan penyakit
menular di kabupaten/kota di Aceh dalam rangka menurunkan angka
penularan penyakit. Anggaran yang disediakan Rp 1.516.244.600,-. realisasi
Rp 226.038.500 atau 14,91% dan fisik 20%. Rendahnya realisasi ini
disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut
a. Tidak terlaksananya beberapa kegiatan pelatihan seperti peningkatan
mutu microskopis malaria, penemuan dan pengobatan malaria,
manajemen kasus dalam rangka eliminasi malaria, seroserve HIV dan
AIDS dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) DBD yang disebabkan
oleh adanya kekuatiran tidak selesainya pertanggungjawaban keuangan
khususnya terkait dengan proses kontrak pihak ke tiga.
b. Kegiatan Bimbingan teknis ke kab/kota tidak seluruhnya terlaksana
karena adanya berita di harian serambi indonesia yang menyatakan
bahwa dalam program pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
sebagian besar berupa perjalanan dinas dan disingalir banyak di salah
gunakan isu ini telah menimbulkan kekuatiran bagi pengelola program
untuk melakukan perjalananan dinas dalam rangka bimbingan teknis
Kegiatan pencegahan penularan penyakit endemik/epidemik
Telah dilaksanakan dalam bentuk pelayanan penanganan penyakit yang
penularan bersifat endemik/epidemik, untuk menekan angka penderita
penyakit TB-Paru. Anggaran yang disediakan Rp 148.686.000. realisasi Rp
91.485.000 atau 61,53% dan fisik 70%.
Kegiatan peningkatan imunisasi
Telah dilaksanakan dalam bentuk pelayanan imunisasi di kabupaten/kota,
untuk meminimalisir penyakit pada balita. Anggaran yang disediakan Rp
1.202.720.720.500. realisasi Rp 847.388.000 atau 70,46% dan fisik 75%.
Kegiatan Peningkatan surveilance epidemiologi dan penanggulangan wabah
Telah dilaksanakan dalam bentuk diagnosa dan memberikan imunisasi bagi
jamaah haji di kabupaten/kota, untuk meningkatkan identifikasi penyakit dan
wabah pada para jamaah haji. Anggaran yang disediakan Rp 1.380.008.700
realisasi Rp 537.771.900 atau 38,79% dan fisik 45%. Rendahnya realisasi ini
disebab kan oleh hal-hal Sbb
a. Tidak terlaksanakan kegiatan pertemuan reviuw diseminasi informasi
data laboratorium kesehatan yang disebabkan oleh adanya kekuatiran
tidak selesainya pertanggungjawaban keuangan khususnya terkait dengan
proses kontrak pihak ke tiga
b. Tidak terlaksananya pertemuan konsolidasi pengelolaan kesehatan haji
karena tidak tersedianya lumpsum peserta kab/kota akibat adanya
kesalahan dalan entri pada saat penyusunan anggaran
c. Kegiatan bimbingan teknis ke kab/kota tidak seluruhnya terlaksana
karena adanya berita di harian serambi indonesia yang menyatakan
bahwa dalam program pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
sebagian besar berupa perjalanan dinas dan disingalir banyak di salah
gunakan isu ini telah menimbulkan kekuatiran bagi pengelola program
untuk melakyukan perjlananan dinas dalam rangka bimbingan teknis
Kegiatan peningkatan Komunikasi, Informasi Dan Edukasi (KIE)
pencegahan dan pemberantasan penyakit
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
63
Telah dilaksanakan dalam bentuk peningkatan koordinasi antara
kabupaten/kota dengan provinsi untuk menjaring informasi tentang penyakit
menular. Melalui kegiatan ini telah menurunkan angka kesakitan akibat
penyakit menular. Anggaran yang disediakan Rp 1.699.339.000,- realisasi
Rp 630.936.600 atau 37,13% dan fisik 50%. Hal ini disebabkan karena
realisasi pwerjalanan dinas dalan rangka bimbingan teknis ke kab/kota k
karena adanya berita di harian serambi indonesia yang menyatakan bahwa
dalam program pencegahan dan pemberantasan penyakit menular sebagian
besar berupa perjalanan dinas dan disingalir banyak di salah gunakan isu ini
telah menimbulkan kekuatiran bagi pengelola program untuk melakyukan
perjalanan dinas dalam rangka bimbingan teknis
7. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Kegiatan penyusunan standar pelayanan kesehatan
Telah dilaksanakan dalam bentuk penyusunan standar pelayanan kesehatan
di Aceh. Melalui kegiatan ini telah meningkatnya mutu pengelolaan alat
kesehatan rumah sakit dan tertanggulanginya pengelolaan alat-alat kesehatan
yang lebih baik. Anggaran yang disediakan Rp 261.050.000. realisasi Rp
61.679.600,- atau 23,63% dan fisik 35%.
Kegiatan evaluasi dan pengembangan standar pelayanan kesehatan
Telah dilaksanakan dalam bentuk evaluasi terhadap rumah sakit di Aceh
mengenai implementasi standar pelayanan kesehatan. Hasil yang dicapai,
pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar SPM. Anggaran yang
disediakan Rp 384.090.000,- realisasi Rp 327.113.400.,- atau 85,17% dan
fisik 90%.
Pengembangan dan pemutakhiran data dasar standar pelayanan kesehatan
Hasil yang dicapai telah tersedianya data yang akurat. Anggaran yang
disediakan Rp 112.980.000,- realisasi Rp 78.618.000,- atau 69,59% dan
fisik 80%.
Kegiatan penyusunan naskah akademis standar pelayanan kesehatan
Telah meningkatnya mutu laboratorium kesehatan. Anggaran yang
disediakan Rp 100.194.000,- realisasi Rp 81.964.300,- atau 80,81% dan
fisik 95%.
Kegiatan penyusunan analisis standar belanja pelayanan kesehatan
Hasil yang dicapai telah meningkatnya standar pelayanan kesehatan berbasis
anggaran. Anggaran yang disediakan Rp 827.350.000,- realisasi Rp
301.201.000,- atau 36,41% dan fisik 40%.
Kegiatan monitoring evaluasi dan pelaporan
Telah dilaksanakan dalam bentuk monitoring dan evaluasi tenaga kesehatan
guna memilih tenaga kesehatan teladan se- Aceh. Anggaran yang disediakan
Rp 409.470.000,- realisasi Rp 317.973.085,- atau 77,65% dan fisik 80%.
8. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan
Prasarana Puskesmas/puskesmas Pembantu Kegiatan pembangunan puskesmas
Telah dilaksanakan dalam bentuk pembangunan puskesmas di
kabupaten/kota, untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat.
Anggaran yang disediakan Rp 16.528.391.909,- realisasi Rp
11.699.462.264,- atau 70,78% dan fisik 75%.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
64
Kegiatan pembangunan puskesmas pembantu
Telah dilaksanakan dalam bentuk pembangunan puskesmas pembantu di
kabupaten/kota, untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Anggaran yang disediakan Rp 7.033.869.343,- realisasi Rp. 5.596.815.740,-
atau 79,57% dan fisik 80%.
Kegiatan pembangunan posyandu
Telah dilaksanakan dalam bentuk pembangunan posyandu di
Kabupaten/Kota, untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat
sekitar posyandu. Anggaran yang disediakan Rp 36.228.859.741,- realisasi
Rp 27.022.220.404,- atau 74,59% dan fisik 75%.
Kegiatan pengadaan sarana dan prasarana kesehatan puskesmas
kegiatan ini telah dilaksanakan di kabupaten/kota se Aceh, melalui kegiatan
ini telah meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat. Anggaran yang
disediakan Rp 7.068.542.960,-. realisasi Rp 5.971.228.000,- atau 84.48%
dan fisik 90%.
Kegiatan pengadaan sarana dan prasarana puskesmas pembantu
Hasil yang telah dicapai telah lancarnya tugas medis dalam pelayanan di
puskesmas pembantu. Anggaran yang disediakan Rp 1.297.013.200,-.
realisasi Rp 1.190.800.000,- atau 91,81% dan fisik 95%.
Kegiatan pengadaan sarana dan prasarana posyandu
Telah lancarnya tugas medis dalam pelayanan di posyandu. Anggaran yang
disediakan Rp 5.644.480.504,-. realisasi Rp 3.278.753.028,- atau 58,09%
dan fisik 65%.
9. Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/
Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru/ Rumah Sakit Mata
Kegiatan pembangunan rumah sakit
Telah dilaksanakan dalam bentuk peningkatan sarana dan prasarana rumah
sakit daerah di kabupaten/kota. Melalui kegiatan ini telah meningkatkan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Anggaran yang disediakan Rp
57.430.174.884,- realisasi Rp 28.258.390.510,- atau 49.20% dan fisik 50%
Kegiatan pengadaan alat-alat kesehatan rumah sakit
Telah dilaksanakan dalam bentuk pengadaan alat-alat medis pada rumah
sakit di daerah. Hasil yang telah dicapai meningkatnya kelancaran
pelaksanaan tugas medis pelayan rujukan di rumah sakit. Anggaran yang
disediakan Rp 32.044.286.629,- realisasi Rp 18.077.603.026,- atau 56,41%
dan fisik 60%.
Kegiatan pengadaan ambulance/mobil jenazah
kegiatan ini tidak dapat dilaksanakan. Anggaran yang disediakan untuk
pelaksanaan kegiatan tersebut sejumlah Rp 1.988.000.000,- dengan realisasi
nihil.
Kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan
Telah dilaksanakan dalam bentuk pengawasan terhadap kegiatan pengadaan
sarana dan prasarana rumah sakit. Anggaran yang disediakan Rp
99.600.000,- realisasi Rp 68.264.500,- atau 68,54% dan fisik 75%.
10. Program Kemitraan Asuransi Kesehatan Kegiatan kemitraan asuransi kesehatan masyarakat
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
65
Telah dilaksanakan dalam bentuk pelayanan kesehatan keluarga miskin di
kabupaten/kota. Melalui kegiatan ini telah meningkatkan pelayanan
kesehatan masyarakat miskin. Anggaran yang disediakan Rp
16.246.350.000,- realisasi Rp 1.516.709.800,- atau 9.34% dan fisik 20%
Kemitraan kwalitas dokter dan medical staff
Peningkatan sosialisasi pelayanan berkualitas di 4 rumah sakit regional.
Anggaran yang disediakan Rp. 739.000.000,- realisasi Rp. 107.746.000,-
atau 14.58% dan fisik 25%.
11. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
Kegiatan penyuluhan kesehatan anak balita
Telah dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan kepada para tenaga kesehatan
untuk pelayanan anak balita. Melalui kegiatan ini telah meningkatnya
cakupan dan mutu pelayanan kesehatan anak. Anggaran yang disediakan Rp
3.669.100.000,- realisasi Rp 1.708.465.000,- atau 45.56% dan fisik 55%.
Rendahnya kegiatan ini karena waktu, fasilitatornya terbatas dan kegiatan
ini ada dalam DIPA APBN.
12. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
Kegiatan pendidikan dan pelatihan perawatan kesehatan
Telah dilaksanakan dalam bentuk pendidikan dan pelatihan kepada tenaga
perawat kesehatan untuk meningkatkan cakupan mutu pelayanan kesehatan
bagi usia lanjut (usila). Melalui kegiatan ini telah meningkatkan life
expectation masyarakat. Anggaran yang disediakan Rp 1.200.000.000,-
realisasi Rp 554.758.850,- atau 46,23% dan fisik 48%. Pelatihan kader
lansia semestinya di kabupaten tetapi DPA dilakukan dialokasi kan di
provinsi, tak mungkin dilakukan karena tidak tersedianya penginapan kader
di provinsi.
13. Program Peningkatan Kesehatan Ibu Melahirkan dan anak
Kegiatan penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil dan keluarga kurang mampu
Telah dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan kesehatan kepada ibu hamil
dari keluarga kurang mampu. Melalui kegiatan ini telah menurunkan
mortality rate bagi ibu dan bayi. Anggaran yang disediakan Rp
2.764.860.000,- realisasi Rp 558.294.000,- atau 20,19% dan fisik 25%.
Kebutuhan dana untuk kegiatan pelatihan tidak lengkap, kemitraan bidan dan
dukun semestinya dilakukan dikabupaten tetapi didalam DPA lokasinya di
provinsi dan tenaga fasilisatornya tidak ada.
14. Program Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan Tinggi
Kegiatan pengadaan buku
Tidak dapat dilaksanakan. Anggaran yang disediakan untuk pelaksanaan
kegiatan tersebut sejumlah Rp 54.673.055,-dengan realisasi nihil.
Kegiatan peyediaan bahan dan alat laboratorium
Telah dilaksanakan dalam bentuk penyediaan laboratorium appliances
kepada perguruan tinggi bidang kesehatan untuk praktek mahasiswa.
Melalui kegiatan ini telah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
mahasiswa dalam menguji sampel di laboratorium. Anggaran yang
disediakan Rp 1.044.975.811,- realisasi Rp 1.014.929.250,- atau 97,12%
dan fisik 100%.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
66
Kegiatan penyediaan mobiler ruang kuliah/laboratorium/library
Telah tersedianya mobiler ruang kuliah laboratorium perpustakaan
Anggaran yang disediakan Rp 82.976.200,- realisasi Rp 82.000.000,- atau
98,82% dan fisik 100%.
Kegiatan pembangunan fasilitas pendukung proses belajar mengajar
Telah dilaksanakan dalam bentuk fasilitasi proses belajar mengajar pada
perguruan tinggi bidang kesehatan. Melalui kegiatan ini telah meningkatkan
proses belajar dan mengajar di perguruan tinggi. Anggaran yang disediakan
Rp 2.692.028.600,- realisasi Rp 2.059.387.000,- atau 76,50% dan fisik 80%.
Kegiatan pengembangan program studi
Telah dilaksanakan untuk pengembangan program studi sesuai dengan
perkembangan teknologi dan kebutuhan pelayanan kesehatan di daerah.
Melalui kegiatan ini telah meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan
pendidikan tinggi. Anggaran yang disediakan Rp 713.911.300,- realisasi Rp
Rp.713.911.300,- Realisasi Rp. 571.028.200,- atau 79.99% dan fisik 100%.
Kegiatan penelitian dosen
Telah meningkatnya profesionalisme dosen. Anggaran yang disediakan Rp
90.240.000,- realisasi Rp 85.410.500,- atau 94,65% dan fisik 100%.
Kegiatan penunjang sekolah kedinasan
Tersedianya tenaga kesehatan profesionalisme dan institusi Disnaker.
Anggaran yang disediakan Rp 633.405.925,- realisasi Rp 534.953.000,- atau
84.46% dan fisik 85%.
Realisasi Anggaran
Dinas kesehatan dialokasikan dana sebesar Rp 315.274.431.591,- realisasi Rp
196.046.640.122,- atau 62,18% dan fisik 70,00%.
C. Permasalahan dan Solusi Pelaksanaan program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
terhambat karena tidak ada petunjuk tehnis yang jelas mengenai bentuk
pertanggungjawaban kegiatan tersebut. Juknis dari daerah (Dinas Pengelola
Keuangan dan Kekayaan Daerah)
Kegiatan bimbingan teknis ke kab/kota tidak seluruhnya terlaksana karena
adanya berita di harian serambi indonesia yang menyatakan bahwa dalam
program pencegahan dan pemberantasan penyakit menular sebagian besar
berupa perjalanan dinas dan disingalir banyak di salah gunakan isu ini telah
menimbulkan kekuatiran bagi pengelola program untuk melakukan
perjalananan dinas dalam rangka bimbingan teknis.
Pelatihan kader lansia semestinya di kabupaten tetapi DPA dilakukan
dialokasi kan di provinsi, tak mungkin dilakukan karena tidak tersedianya
penginapan kader di provinsi
Kebutuhan dana untuk kegiatan pelatihan tidak lengkap, kemitraan bidan
dan dukun semestinya dilakukan dikabupaten tetapi didalam DPA lokasinya
di provinsi dan tenaga fasilisatornya tidak ada.
Kebutuhan dana untuk kegiatan pelatihan tidak lengkap, kemitraan bidan
dan dukun semestinya dilakukan dikabupaten tetapi didalam DPA lokasinya
di provinsi dan tenaga fasilisatornya tidak ada.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
67
Solusinya:
Diharapkan adanya petunjuk tehnis yang jelas mengenai bentuk
pertanggungjawaban kegiatan tersebut pada saat pembahasan anggaran
untuk suatu program, sehingga semua kegiatan yang direncanakan dapat
terlaksana dengan baik.
Agar komponen biaya perjalanan dinas untuk setiap kegiatan dapat
disediakan secukupnya.
Adanya kesilapan (Human error) dalam membuat DPA yang semestinya
dilaksankan di kab/kota ternyata terbuat di provinsi, tahun –tahun
mendatang tidak terjadi lagi.
Kalkulasi kebutuhan dana untuk setiap kegiatan harus dilakukan secara
mendetail sesuai dengan kebutuhan kegiatan dimaksud, sehingga kedepan
tidak terjadi kekurangan dana pada saat kegiatan dilaksanakan.
Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin
A. Program dan Kegiatan
Urusan kesehatan yang dilaksanakan Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin
sebagai berikut:
1. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
a) Pemeliharaan dan pemulihan kesehatan;
b) Penyediaan biaya operasional & pemeliharaan.
2. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
a) Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat;
b) Pengembangan sistem informasi rumah sakit;
c) Peningkatan pelayanan informasi, komunikasi dan kerjasama.
3. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
Kegiatan ini berupa peningkatan surveillance epidemologi dan
penanggulangan wabah.
4. Program Pengadaan Peningkatan Sarana Dan Prasarana Rumah Sakit Kegiatan ini berupa pengembangan tipe rumah sakit.
5. Program Pemeliharaan Sarana & Prasarana Rumah Sakit
a) Pemeliharaan rutin/berkala mobil ambulance/jenazah;
b) Pemeliharaan rutin/berkala sarana rumah sakit;
c) Pemeliharaan rutin/berkala sanitasi & lingkungan rumah sakit.
6. Program Pelayanan Medis
a) Peningkatan pelayanan asuhan keperawatan;
b) Peningkatan pelayanan rehabilitasi medis;
c) Peningkatan pelayanan gigi & mulut;
d) Peningkatan pelayanan haemodialisa;
e) Peningkatan pelayanan gawat darurat;
f) Peningkatan pelayanan bedah sentral (cot);
g) Peningkatan pelayanan perawatan intensif anak;
h) Peningkatan pelayanan perawatan intensif dewasa;
i) Peningkatan pelayanan rawat jantung;
j) Peningkatan pelayanan anesthesi & reanimasi;
k) Peningkatan pelayanan rawat jalan;
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
68
l) Peningkatan pelayanan rawat inap.
7. Program Pelayanan Penunjang Medis/Non Medis
a) Peningkatan pelayanan radiologi;
b) Peningkatan pelayanan farmasi;
c) Peningkatan pelayanan gizi;
d) Peningkatan pelayanan pemulasaran jenazah;
e) Peningkatan pelayanan patologi anatomi;
f) Peningkatan pelayanan patologi klinik;
g) Peningkatan pelayanan loundry;
h) Peningkatan pelayanan sentral sterilisasi;
i) Peningkatan pelayanan rekam medis.
8. Program Peningkatan Sumberdaya Kesehatan
a) Peningkatan pelayanan diklat medis/non medis;
b) Penelitian & pengembangan medis dan non medis.
B. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
1. Program Upaya Kesehatan Masyarakat Kegiatan Pemeliharaan dan Pemulihan Kesehatan
Kegitan ini telah dilaksanakan dalam bentuk swakelola untuk pasien yang
tidak memiliki kartu jamkesmas/askessos. Anggaran yang disediakan Rp
4.555.980.000,- realisasi Rp 1.863.092.017,- atau 40.89 % dan fisik 100%.
Kegiatan Penyediaan Biaya Operasional dan Pemeliharaan
Kegiatan ini telah dilaksanakan dalam bentuk penyediaan biaya operasional
rumah sakit. Anggaran yang disediakan Rp 7.710.245.000,- realisasi Rp
6.709.663.473,- atau 86,72 % dan fisik 100%.
2. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kegiatan Penyuluhan Masyarakat Pola Hidup Sehat
Kegiatan ini telah dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan kesehatan di
rumah sakit. Anggaran yang disediakan Rp 68.440.000,- realisasi Rp
67.939.850,- atau 99,27% dan fisik 96,33%.
Kegiatan Pengembangan Sistem Informasi Rumah Sakit
Telah dilaksanakan dalam bentuk pengadaan kebutuhan keperluan
operasional dan modal pengembangan sistem informasi rumah sakit.
Anggaran yang disediakan Rp 564.445.000,- realisasi Rp 561.271.300,- atau
99,44 % dan fisik 100%.
Kegiatan Peningkatan Pelayanan Informasi, Komunikasi dan Kerjasama
Telah dilaksanakan dalam bentuk publikasi kegiatan rumah sakit dan
pengadaan komputer. Anggaran yang disediakan Rp 238.750.000,- realisasi
Rp 233.732.250,- atau 97,90% dan fisik 100%.
3. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
Kegiatan Peningkatan Surveillance Epidemologi dan Penanggulangan Wabah Telah dilaksanakan dalam bentuk swakelola untuk membiayai tim
Surveillance. Anggaran yang disediakan Rp 46.800.000,- realisasi Rp
41.400.000,- atau 88,46% dan fisik 100%
4. Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kegiatan Pengembangan Tipe Rumah Sakit
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
69
Telah dilaksanakan dalam bentuk swakelola bahan operasional dan
honorarium tim persiapam rumah sakit orthopedi dan tim akreditasi.
Anggaran yang disediakan Rp 489.312.250,- realisasi Rp 45.408.000,- atau
9,28% dan fisik 45,67%.
5. Program Pemeliharaan Sarana & Prasarana Rumah Sakit Kegiatan pemeliharaan rutin/berkala mobil ambulance/jenazah
Telah dilaksanakan dalam bentuk swakelola untuk operasional ambulance
rumah sakit. Anggaran yang disediakan Rp 310.800.000,- realisasi Rp
275.157.500,- atau 96,03% dan fisik 100%
Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana Rumah Sakit
Telah dilaksanakan dalam bentuk pemulihan peralatan instalasi pemeliharaan
sarana rumah sakit dan pengadaan bahan suku cadang alat-alat kesehatan.
Anggaran yang disediakan Rp 211.964.000,- realisasi Rp. 178.173.000,- atau
84,06% dan fisik 100%.
Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Sanitasi & Lingkungan Rumah Sakit
Telah dilaksanakan dalam bentuk jasa pihak ke III untuk kebersihan
lingkungan rumah sakit dan pengadaan kebutuhan peralatan penunjang
kesehatan lingkungan. Anggaran yang disediakan Rp 5.375.443.900,-
realisasi Rp 4.911.864.516,- atau 91,38% dan fisik 96,67%.
6. Program Pelayanan Medis
Kegiatan Peningkatan Pelayanan Asuhan Keperawatan
Telah dilaksanakan dalam bentuk pengadaan kebutuhan pelayanan asuhan
keperawatan. Anggaran yang disediakan Rp 20.400.000,- realisasi Rp
17.986.345,- atau 88,17% dan fisik 100%.
Kegiatan Peningkatan Pelayanan Rehabilitasi Medis
Telah dilaksanakan dalam bentuk pengadaan kebutuhan pelayanan
rehabilitasi medis. Anggaran yang disediakan Rp.110.260.000,- realisasi Rp.
77.900.050,- atau70,65% dan fisik 85,50%.
Kegiatan Peningkatan Pelayanan Gigi & Mulut
Telah dilaksanakan dalam bentuk pengadaan bahan operasional dan bahan
habis pakai untuk pelayanan kasehatan gigi dan mulut. Anggaran yang
disediakan Rp.1.321.706.000,- realisasi Rp. 1.098.991.350,- atau 83,15% dan
fisik 100%
Kegiatan Peningkatan Pelayanan Haemodialisa
Telah dilaksanakan dalam bentuk pengadaan bahan operasional untuk
pelayanan peningkatan pelayanan haemodialisis. Anggaran yang disediakan
Rp 1.640.034.700,- realisasi Rp 1.443.304.125,- atau 88,00% dan fisik 91%.
Kegiatan Peningkatan Pelayanan Gawat Darurat
Telah dilaksanakan dalam bentuk pengadaan bahan obat-obatan dan bahan
habis pakai. Anggaran yang disediakan Rp 563.168.960,- realisasi Rp
422.308.125,- atau 74,99% dan fisik 87,50%.
Kegiatan Peningkatan Pelayanan Bedah Sentral (COT)
Telah dilaksanakan dalam bentuk pengadaan alat-alat kedokteran untuk
pelayanan bedah sentral. Anggaran yang disediakan Rp 8.906.220.000,-
realisasi Rp 8.234.750.400,- atau 92,46% dan fisik 98,00%
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
70
Kegiatan Peningkatan Pelayanan Perawatan Intensif Anak
Telah dilaksanakan dalam bentuk pengadaan alat-alat PICU untuk pelayanan
perawatan intensif anak. Anggaran yang disediakan Rp 2.702.895.000,-
realisasi Rp 2.435.149.675,- atau 90.09% dan fisik 98%.
Kegiatan Peningkatan Pelayanan Perawatan Intensif Dewasa,
Telah dilaksanakan dalam bentuk pengadaan alat-alat ICU untuk pelayanan
perawatan intensif dewasa. Anggaran yang disediakan Rp 2.518.515.000,-
realisasi Rp 2.269.806.700,- atau 90,12% dan fisik 98%.
Kegiatan Peningkatan Pelayanan Rawat Jantung
Telah dilaksanakan dalam bentuk pengadaan bahan habis pakai dan alat-alat
kedokteran cardiologi untuk pelayanan rawat jantung. Anggaran yang
disediakan Rp 142.900.000,- realisasi Rp 130.790.134,- atau 91,53% dan fisik
92,50%.
Kegiatan Peningkatan Pelayanan Anesthesi & Reanimasi
Telah dilaksanakan dalam bentuk pengadaan bahan operasional untuk
peningkatan pelayanan anesthesi & reanimasi. Anggaran yang disediakan Rp
855.287.400,- realisasi Rp 843.494.475,- atau 98,62% dan fisik 100%.
Kegiatan Peningkatan Pelayanan Rawat Jalan
Telah dilaksanakan dalam bentuk pengadaan obat-obatan dan bahan habis
pakai untuk pelayanan rawat jalan. Anggaran yang disediakan
Rp.599.876.600,- realisasi Rp. 491.258.892,- atau 81,89% dan fisik 100%.
Kegiatan Peningkatan Pelayanan Rawat Inap
Telah dilaksanakan dalam bentuk pengadaan berupa alat habis pakai dan alat
alat kesehatan untuk pelayanan rawat inap. Anggaran yang disediakan
Rp.16.192.340.520,- realisasi Rp. 14.405.013.727,- atau 88,96% dan fisik
100%.
7. Program Pelayanan Penunjang Medis/Non Medis
Kegiatan Peningkatan Pelayanan Radiologi
Telah dilaksanakan dalam bentuk pengadaan alat alat kesehatan dan alat tulis
kantor untuk keperluan administrasi pelayanan radiologi. Anggaran yang
disediakan Rp 41.031.761.800,- realisasi Rp 36.255.220.390,- atau 88,36%
dan fisik 99%.
Kegiatan Peningkatan Pelayanan Farmasi
Telah dilaksanakan dalam bentuk pengadaan alat-alat tulis kantor untuk
keperluan administrasi dan obat-obatan untuk pelayanan farmasi. Anggaran
yang disediakan Rp 1.907.537.800,- realisasi Rp 1.701.185.058,- atau 89,18%
dan fisik 100%.
Kegiatan Peningkatan Pelayanan Gizi
Telah dilaksanakan dalam bentuk pengadaan bahan makanan pasien.
Anggaran yang disediakan Rp 1.897.773.650,- realisasi Rp 1.397.093.608,-
atau 73,62% dan fisik 100%.
Kegiatan Peningkatan Pelayanan Pemulasaran Jenazah
Telah dilaksanakan dalam bentuk pengadaan konstruksi bangunan gedung
kantor, tempat tinggal dan fasilitas lainnya. Anggaran yang disediakan Rp
355.600.000,- realisasi Rp 231.857.700,- atau 65,20% dan fisik 83,67%.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
71
Kegiatan Peningkatan Pelayanan Patologi Anatomi
Telah dilaksanakan dalam bentuk pengadaan alat-alat laboratorium untuk
pelayanan patologi anatomi. Anggaran yang disediakan Rp 2.320.772.100,-
realisasi Rp 1.999.960.055,- atau 86,18% dan fisik 100%.
Kegiatan Peningkatan Pelayanan Patologi Klinik
Telah dilaksanakan dalam bentuk pengadaan alat-alat laboratorium untuk
pelayanan patologi klinik. Anggaran yang disediakan Rp.957.998.700,-
realisasi Rp. 953.405.450,- atau 99,52% dan fisik 100%.
Kegiatan Peningkatan Pelayanan Loundry
Telah dilaksanakan dalam bentuk pengadaan bahan pembersih linen dan alat
tulis kantor untuk pelayanan loundry. Anggaran yang disediakan Rp
272.454.500,- realisasi Rp 227.006.127,- atau 83,32% dan fisik 98%.
Kegiatan Peningkatan Pelayanan Sentral Sterilisasi
Telah dilaksanakan dalam bentuk pengadaan bahan kimia dan bahan cetakan
untuk keperluan pelayanan sentral sterilisasi. Anggaran yang disediakan Rp
310.277.900,- realisasi Rp 267.466.314,- atau 86,20% dan fisik 100%.
Kegiatan Peningkatan Pelayanan Rekam Medis
Telah dilaksanakan dalam bentuk pengadaan bahan cetak untuk keperluan
pelayanan rekam medis. Anggaran yang disediakan Rp 1.670.495.400,-
realisasi Rp 1.121.153.575,- atau 67,12% dan fisik 75%.
8. Program Peningkatan Sumberdaya Kesehatan
Kegiatan Peningkatan Pelayanan Diklat Medis/Non Medis
Telah dilaksanakan dalam bentuk swakelola dengan mengadakan pelatihan-
pelatihan. Anggaran yang disediakan Rp 2.150.136.000,- realisasi Rp
1.451.454.100,- atau 67,51% dan fisik 75,50%.
Kegiatan Penelitian & Pengembangan Medis dan Non Medis
Telah dilaksanakan oleh pihak ketiga. Anggaran yang disediakan Rp
595.895.000,- realisasi nihil.
Realisasi Anggaran
Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin dialokasikan dana sebesar Rp
184.431.128.000,- realisasi Rp 162.151.453.018,- atau 87,92% dan fisik 97,91%.
C. Permasalahan dan Solusi
Dalam pelaksanaan program dan kegiatan pada RSUD dr. Zainoel Abidin
dijumpai beberapa masalah antara lain:
- Pelayanan kesehatan bagi masyarakat telah diupayakan secara optimal, namun sepanjang 2009 keluhan masyarakat terhadap kinerja pelayanan
rumah sakit masih sering terjadi.
- Dengan adanya otonomi daerah, dana APBN yang dialokasikan semakin
kecil.
- SDM yang profesional sesuai dengan bidangnya masih terbatas baik dalam kualitas maupun kuantitas.
- Upaya peningkatan SDM masih terbatas dikarenakan tidak ada alokasi dana untuk pengembangan SDM pada tahun 2009 karena seharusnya setiap
pegawai sesuai profesi di rumah sakit dapat menikmati pendidikan,
pelatihan lanjutan untuk pengembangan kualitas dirinya.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
72
- Sistem rekruitmen pegawai masih mengacu pada pengangkatan dari
pemerintah daerah Provinsi Aceh dan pemerintah pusat, informasi
manajemen masih secara konvensional, struktur organisasi kaya struktur miskin fungsi
Adapun solusi adalah
- Dengan adanya bantuan-bantuan dari pihak negara donor, maka masterplan,
visi, misi program dan kegiatan RSUD dr. Zainoel Abidin telah selesai di
susun dan saat ini masih dalam proses pembangunan fisik.
- Mengusulkan program unggulan secara bertahap.
- Mengupayakan rumah sakit menjadi Badan Layanan Umum (BLU)
- Mengupayakan peningkatan anggaran melalui APBA, APBN, NGO dan lain-lain.
- Meningkatkan mutu pelayanan dengan menyusun standar pelayanan sesuai
kemampuan rumah sakit.
- Mengupayakan penyusunan tarif baru berdasarkan unit cost pelayanan sebagai dasar untuk penyusunan tarif baru pelayanan rumah sakit.
Rumah Sakit Jiwa A. Program dan Kegiatan
Urusan kesehatan yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Jiwa sebagai berikut:
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran a) Penyediaan jasa surat menyurat;
b) Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik;
c) Penyediaan jasa administrasi keuangan;
d) Penyediaan jasa kebersihan kantor;
e) Penyediaan alat tulis kantor;
f) Penyediaan barang cetakan dan penggandaan;
g) Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundangan-undangan;
h) Penyediaan makanan dan minuman;
i) Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah.
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur a) Pengadaan perlengkapan gedung kantor;
b) Pengadaan peralatan rumah jabatan/dinas;
c) Pengadaan peralatan gedung kantor;
d) Pengadaan mebeleur;
e) Pengadaan peralatan studio dan komunikasi;
f) Pengadaan komputer;
g) Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor;
h) Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional;
i) Pemeliharaan rutin/berkala mebeleur;
j) Pemeliharaan rutin/berkala peralatan kantor;
k) Pemeliharaan rutin/berkala alat studio dan komunikasi;
l) Pemeliharaan rutin/berkala alat rumah tangga.
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur Kegiatan ini berupa pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya.
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Kegiatan ini berupa pendidikan dan pelatihan teknis
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
73
5. Program Upaya Kesehatan Masyarakat Kegiatan ini berupa penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan
6. Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah
Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-paru/Rumah Sakit Mata a) Pembangunan rumah sakit;
b) Pengadaan alat-alat kesehatan rumah sakit;
c) Pengadaan obat-obatan rumah sakit;
d) Pengadaan mebeleur rumah sakit;
e) Pengadaan perlengkapan rumah tangga rumah sakit (dapur, ruang pasien,
loundry, ruang tunggu, dan lain-lain);
f) Pengadaan bahan-bahan logistik rumah sakit.
7. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah
Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-paru/ Rumah Sakit Mata Kegiatan ini berupa pemeliharaan rutin/berkala ruang rawat inap rumah sakit
(VVIP/VIP/Kelas I, II dan III).
B. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Penyediaan surat menyurat
Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang selalu dilaksanakan dan
dibutuhkan suatu instansi pemerintah, begitu juga dengan Rumah Sakit Jiwa
Aceh yang melaksanakan proses administrasi disamping memberikan
pelayanan sehingga realisasi menjadi optimal atau 100%. Anggaran yang
disediakan Rp 9.620.000,- realisasi Rp 9.072.500,-atau 94,31% dan fisik
100%.
Penyediaan Jasa Komunikasi, Listrik, Telepon dan Air
Merupakan kebutuhan utama operasional kantor terutama dalam pelayanan
kesehatan yang menggunakan alat-alat medis yang mengunakan jasa tersebut.
Anggaran yang disediakan Rp 526.800.000,- realisasi Rp 407.987.970,- atau
77,45% dan fisik 100%.
Penyediaan jasa kebersihan kantor
Kebersihan sangat diperlukan dalam pelayanan kesehatan sehingga realisasi
fisiknya menjadi optimal 100%, namun karena kegiatan tersebut dilakukan
pelelangan maka dalam realisasi keuangan terdapat sisa tender/lelang
sehingga realisasi keuangan tidak 100%. Anggaran yang disediakan Rp
1.742.366.960,- realisasi Rp 1.704.303.000,- atau 97,82% dan fisik 100%.
Penyediaan jasa administrasi keuangan
Roda organisasi akan berjalan optimal dengan adanya dukungan dana, maka
serapan dana untuk jasa administrasi keuangan juga menjadi 100%.
Anggaran yang disediakan Rp 2.294.400.000,- realisasi Rp 2.161.896.000,-
atau 94,22% dan fisik 100%.
Penyediaan alat tulis kantor
Alat tulis kantor adalah faktor pendukung berjalannya roda organisasi dan
dengan adanya dukungan alat tulis kantor untuk Rumah Sakit Jiwa realisasi
fisik 100% sementara karena kegiatan tersebut dilelang maka ada sisa lelang
dan mengakibatkan realisasi keuangan tidak 100%. Anggaran yang
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
74
disediakan Rp 162.519.400,- realisasi Rp 127.079.756,- atau 78,19% dan
fisik 100%.
Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
Rumah Sakit Jiwa dalam memberikan pelayanan membutuhkan catatan-
catatan yang membutuhkan cetakan dan penggandaan sebagai bukti legal
sehingga realisasinya menjadi optimal. Anggaran yang disediakan Rp
158.198.000,- realisasi Rp 158.079.036,- atau 99,92% dan fisik 100%.
Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
Kegiatan ini telah dilaksanakan dengan anggaran yang disediakan Rp
6.228.000,- realisasi Rp 6.038.000,- atau 96,95% dan fisik 100%.
Penyediaan makanan dan minuman
Kegiatan ini pencapaian fisiknya optimal atau 100%, kegiatan ini dilelang
sehingga realisasi keuangan tidak mencapai 100% karena ini untuk
mendukung kinerja pegawai. Anggaran yang disediakan Rp 1.052.942.000,-
realisasi Rp 820.681.700,- atau 77,94% dan fisik 100%.
Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah
Koordinasi keluar sangat diperlukan bagi RSJ sebagai sebuah lembaga yang
mendapat bimbingan teknis dari pusat yaitu Departemen Kesehatan.
Anggaran yang disediakan Rp 261.960.000,- realisasi Rp 159.588.400,- atau
60.92% dan fisik 100%.
2. Program Peningkatan sarana dan prasarana aparatur Pengadaan perlengkapan gedung kantor
Perlengkapan gedung kantor tahun 2009 RSJ berhubungan erat dalam
mendukung pelayanan RSJ Aceh. Anggaran yang disediakan Rp
145.195.500,- realisasi Rp 136.350.000,- atau 93,91% dan fisik 100%.
Pengadaan peralatan rumah jabatan/dinas
Hal ini sangat berpengaruh walaupun biayanya tidak banyak karena
pemeliharaan rumah jabatan terutama rumah pegawai yang selalu diperlukan
keberadaannya standby di lokasi RSJ Aceh, sebanyak 38 unit. Anggaran
yang disediakan Rp 750.000,- realisasi Rp 750.000,- atau 100% dan fisik
100%.
Pengadaan peralatan gedung kantor
Hal ini berhubungan erat dengan kenyamanan gedung kantor yang
mendukung kinerja dari pegawai di RSJ Aceh. Anggaran yang disediakan Rp
88.780.700,- realisasi Rp 85.150.000,- atau 95,91% dan fisik 100%.
Pengadaan mebeleur
Meubeleur sangat diperlukan dalam memberikan pelayanan, namun ada
kegiatan yang belum bisa dilaksanakan karena harga barang tersebut
melebihi pagu anggaran yang telah ditetapkan melalui Peraturan Gubernur,
sehingga kegiatan tersebut (pengadaan sice) tidak diadakan. Anggaran yang
disediakan Rp 88.890.000,- realisasi Rp 82.920.000,- atau 93,28% dan fisik
93,28%.
Pengadaan peralatan studio dan komunikasi
Alat komunikasi sangat diperlukan di RSJ, baik untuk komunikasi antar
pegawai ataupun menyerap informasi dari luar. Disamping itu juga
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
75
diperlukan untuk terapi pasien. Anggaran yang disediakan Rp 128.190.000,-
realisasi Rp 125.900.000,- atau 98,21% dan fisik 100%.
Pengadaan komputer
Pengadaaan komputer sangat dibutuhkan dalam memberikan pelayanan di
era informasi dan teknologi sehingga realisasinya juga optimal. Anggaran
yang disediakan Rp 159.490.000.- realisasi Rp 158.450.000,- atau 99,35%
dan fisik 100%.
Pemeliharaan rutin/berkala gedung gedung kantor
Rumah Sakit Jiwa adalah salah satu instansi yang membutuhkan
pemeliharaan yang banyak dan sering karena rusak diakibatkan oleh pasien
yang gadung gelisah disamping masa atau waktu suatu bangunan yang
membutuhkan pemeliharaan sesuai dengan masa pakainya. Anggaran yang
disediakan Rp 516.600.000,- realisasi Rp 447.739.250,- atau 86,67% dan
fisik 100%.
Pemeliharaan rutin/berkala kenderaan dinas/operasional
Kenderaan sangat optimal penggunaannya antara lain untuk dropping pasien
dan lainnya sehingga perlu pemeliharaan yang optimal. Anggaran yang
disediakan Rp 231.140.000,- realisasi Rp 133.511.340,- atau 57,76% dan
fisik 100%.
Pemeliharaan rutin/berkala meubeleur
Karena banyak meubeleur yang masih baru sehingga belum membutuhkan
pemeliharaan yang banyak terutama di bagian administrasi. Anggaran yang
disediakan Rp 6.600.000,- realisasi Rp 695.000,- atau 10,53% dan fisik
100%.
Pemeliharaan rutin/berkala peralatan kantor
Akibat perilaku pasien yang gaduh dan gelisah mengakibatkan banyak
meubeleur yang masih utuh menjadi rusak sehingga memerlukan
pemeliharaan. Anggaran yang disediakan Rp 55.655.000,- realisasi Rp
48.186.000,- atau 86,58% dan fisik 100%.
Pemeliharaan rutin/berkala alat studio dan komunikasi
Pemeliharaan rutin berkala alat studio dan komunikasi masih belum begitu
banyak karena alat tersebut masih merupakan pengadaan baru, disamping
belum banyak yang rusak juga masih ada garansi. Anggaran yang disediakan
Rp 9.335.000,- realisasi Rp 5.560.000,- atau 59,56% dan fisik 100%.
Pemeliharaan rutin/berkala alat rumah tangga
Pemeliharaannya masih terbatas karena alat tersebut pengadaannya masih
baru. Anggaran yang disediakan Rp 6.500.000,- realisasi Rp3.375.000,- atau
51,92% dan fisik 100%.
3. Program peningkatan disiplin aparatur Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya
Pakaian dinas merupakan kebutuhan dan hak bagi pegawai sehingga
realisasinya terpenuhi sesuai dengan rencana anggaran atau optimal.
Anggaran yang disediakan Rp 215.700.000,- realisasi Rp 176.918.190,- atau
82,02% dan fisik 100%
4. Program peningkatan kapasitas Sumber Daya Aparatur Pendidikan dan pelatihan teknis
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
76
Beberapa kegiatan pendidikan dan pelatihan teknis perlu dilaksanakan dalam
rangka operasinal rumah sakit, antara lain sertifikasi tenaga Atro (Ahli Madya
Rontgen) dari Bappeten, namun kegiatan tersebut belum sinkron/sesuai
antara jadwal dan waktu pengesahan anggaran atau pencairan dana sehingga
harus menunggu tahun berikutnya. Anggaran yang disediakan Rp
750.269.000,- realisasi Rp 425.780.072,- atau 56,33% dan fisik 91.25%.
5. Program Upaya Kesehatan Masyarakat Penyediaan Biaya Operasional dan Pemeliharaan
Telah dilaksanakan secara optimal sesuai dengan alokasi yang sesuai
kebutuhan seperti pengantaran pasien pulang yang sembuh klinis,
penjemputan pasien yang terbatas, dan integrasi yang terbatas, sehingga
realisasi fisik sesuai kebutuhan namun dana yang digunakan belum terpakai
habis atau realisasi keuangan masih terbatas. Anggaran yang disediakan Rp
702.190.000,- realisasi Rp 216.390.000,- atau 30,82% dan fisik 100%.
Perbedaan yang begitu kentara antara realisasi keuangan dan fisik karena
sebagian pasien dijemput oleh keluarganya sehingga tidak perlu biaya
pengantaran.
6. Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit
/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/ Rumah Sakit Mata
Pembangunan Rumah Sakit
Pembangunan rumah sakit terdiri dari beberapa bangunan gedung mulai dari
gedung bangsal pasca pasung, bangsal fisik, gedung fisiotherapy, gudang
barang serta tanah timbun, termasuk jerjak besi dan pagar keliling. Hanya
satu kegiatan yang tidak dilaksanakan yaitu pembangunan pagar utama sesuai
dengan permasalahan dan solusinya. Pembangunan ini sangat penting untuk
peningkatan pelayanan Rumah Sakit Jiwa. Anggaran yang disediakan Rp
6.692.805.000,- realisasi Rp 5.366.841.930,- atau 80,19% dan fisik 77,50%.
Pengadaan Alat-Alat Kesehatan
Pengadaan alat kesehatan sangat diperlukan dalam rangka peningkatan
pelayanan kesehatan. Kegiatan ini terdiri dari alat-alat kedokteran umum,
alat-alat kedokteran gigi, alat-alat rehabilitasi medis, alat-alat radiology, alat-
alat laboratorium masing-masing 1 paket, alat-alat tersebut merupakan alat
vital yang perlu dimiliki oleh institusi pelayanan kesehatan jiwa. Anggaran
yang disediakan Rp 1.852.149.000,- realisasi Rp 1.208.370.000,- atau
65,24% dan fisik 94,38%.
Pengadaan Obat-obatan Rumah Sakit
Pengadaan obat-obatan merupakan kebutuhan utama rumah sakit dan
merupakan urat nadi pelayanan kesehatan rumah sakit. Anggaran yang
disediakan Rp 2.375.169.320,- realisasi Rp 2.277.135.309,- atau 95,87% dan
fisik 100%.
Pengadaan Mebeluer Rumah Sakit
Pengadaan meubeleur Rumah Sakit Jiwa sangat dibutuhkan untuk membantu
pelayanan kesehatan jiwa. Anggaran yang disediakan Rp 139.649.000,-
realisasi Rp 127.225.000,- atau 91,10% dan fisik 87,50%.
Pengadaan Perlengkapan Rumah Tangga Rumah Sakit
Kegiatan ini sangat dibutuhkan untuk pelayanan rumah sakit dan kegiatan ini
dilelang sehingga ada sisa lelang, makanya realisasi keuangan tidak 100%.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
77
Anggaran yang disediakan Rp 2.033.789.000,- realisasi Rp 1.725.601.850,-
atau 84,85% dan fisik 100%.
Pengadaan Bahan-Bahan Logistik Rumah Sakit
Kegiatan ini sangat diperlukan untuk kebutuhan pasien, dan kegiatan ini
dilelang sehingga ada sisa lelang dan realisasi keuangan juga tidak 100%.
Anggaran yang disediakan Rp 4.027.638.250,- realisasi Rp 3.443.412.860,-
atau 85,49% dan fisik 85,49%.
7. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit /Rumah
Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata Pemeliharaan rutin berkala ruang rawat inap rumah sakit (VVIP/VIP/Kelas I,
II dan III)
Pemeliharaan rutin berkala ini sangat dibutuhkan seperti kebutuhan alat-alat
listrik, bahan bangunan, dan lain-lain. Karena sebahagian besar kerusakan
disebabkan oleh kondisi pasien yang gaduh gelisah sehingga merusak diri dan
lingkungannya. Anggaran yang disediakan Rp 264.613.000,- realisasi Rp
232.695.500,- atau 87,94% dan fisik 98,75%.
Realisasi Anggaran
Rumah Sakit Jiwa adalah Rp 44.763.448.000,- realisasi Rp 40.165.513.287,-
atau 89,73% dan fisik 98.67%.
C. Permasalahan dan Solusi
Beberapa kegiatan pada tahun 2009 yang tidak dapat dilaksanakan, yaitu:
1. Pendidikan dan pelatihan teknis, disebabkan pada waktu pelaksanaan
kegiatan pelatihan tersebut belum tersedia anggaran atau belum ada
pengesahan DPA 2009;
2. Pengadaan panel dan trafo listrik, disebabkan sudah termasuk dalam paket
pengadaan listrik bawah tanah oleh BRR.
3. Pembangunan pagar utama, pekerjaan ini sudah dibangun dengan dana CHF
Internasional sekaligus pembangunan gedung Training Centre.
4. Belanja bahan baku bangunan (apron untuk industri) dan pengadaan alat-alat
bengkel (sepatu bot anti bentur) serta pengadaan rak handuk. Kegiatan
tersebut mengalami perubahan harga di pasaran dan harga yang ditawarkan
oleh rekanan melampaui pagu;
5. Pengadaan sice dan pengadaan tempat tidur semi fawler, spesifikasi yang di
inginkan tidak sesuai dengan anggaran yang tersedia.
6. Biaya konsultansi perencanaan gedung bangsal eks pasung, tidak
dilaksanakan karena dikhawatirkan terjadi duplikasi kegiatan karena adanya
pemberitahuan dari pihak BRR bahwa untuk biaya konsultansi tersebut telah
dibiayai oleh BRR.
7. Pemeliharaan kulkas dan faximile, tidak dilaksanakan karena alat tersebut
masih baru (pengadaan tahun 2008) belum ada kerusakan yang berarti
disamping itu barang tersebut masih dalam masa garansi.
8. Jurnal manajemen dan administrasi rumah sakit, kegiatan tersebut mengalami
perubahan harga di pasaran dan harga yang ditawarkan oleh rekanan
melampaui pagu;
Solusi:
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
78
1. Hal ini masih dapat diatasi dengan baik yaitu dengan membuat time schedule
dalam rangka memaksimalkan penggunaan waktu. Pengontrolan secara ketat
terhadap pekerjaan di lapangan oleh PPTK dan pihak manajemen RSJ serta
mengharuskan sistem kerja shift dan penambahan tenaga kerja oleh pihak
rekanan sehingga diharapkan masalah-masalah yang ada dapat diminimalisir.
2. Pengiriman staf RSJ Aceh untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan tidak
dapat dilaksanakan karena institusi pelaksana pendidikan dan pelatihan telah
melaksanakan kegiatan tersebut pada triwulan pertama tahun 2009.
3. Untuk memenuhi bahan baku apron untuk industri, pihak RSJ masih
mengunakan sumber daya tahun lalu.
Rumah Sakit Ibu dan Anak
A. Program dan Kegiatan
Urusan kesehatan yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Ibu dan Anak sebagai
berikut:
1. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Kegiatan ini berupa pemberian tambahan makanan dan vitamin
2. Program Pengadaan, Peningkatan Sarana/Prasarana Rumah Sakit
a) Pembangunan rumah sakit;
b) Penambahan ruang rawat inap rumah sakit (VVIP, VIP, Kelas I, II dan
III);
c) Pengadaan alat-alat kesehatan rumah sakit;
d) Pengadaan obat-obatan rumah sakit;
e) Pengadaan perlengkapan rumah tangga rumah sakit;
f) Pengembangan tipe rumah sakit.
3. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit
Kegiatan ini berupa pemeliharaan rutin/berkala alat-alat kesehatan rumah
sakit.
4. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Kegiatan ini berupa kemitraan alih tehnologi kedokteran dan kesehatan.
5. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
Kegiatan ini berupa penyuluhan kesehatan anak balita.
B. Realiasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
1. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Kegiatan pemberian tambahan makanan dan vitamin
Telah dilaksanakan dalam bentuk pemberian susu gratis bagi pasien ibu
hamil, bayi dan anak balita dari keluarga tidak mampu. Melalui kegiatan ini
telah terlaksana pengadaan susu bagi ibu hamil, bayi dan anak balita.
Anggaran yang disediakan Rp 83.000.000,- keuangan Rp 82.240.000,- atau
99,08% dan fisik 100%.
2. Program Peningkatan Sarana/Prasarana Rumah Sakit
Kegiatan Pembangunan Rumah Sakit
Telah dilaksanakan dalam bentuk penataan dan pengembangan lingkungan
RSIA. Anggaran yang disediakan Rp 725.300.000,- realisasi Rp
539.270.000,- atau 74,35% dan fisik 100%.
Kegiatan Penambahan Ruang Rawat Inap
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
79
Telah dilaksanakan dalam bentuk penambahan ruang poliklinik/PICU/NICU,
dan pembangunan gedung rawat inap. Melalui kegiatan ini telah
meningkatnya sarana/prasarana pelayanan kesehatan. Anggaran yang
disediakan Rp 9.690.750.000,- realisasi Rp 9.177.960.750,- atau 94,71% dan
fisik 100%.
Kegiatan Pengadaan Alat-Alat Kesehatan Rumah Sakit
Telah dilaksanakan dalam bentuk pengadaan alat-alat kesehatan. Melalui
kegiatan ini telah meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan. Anggaran
yang disediakan Rp 13.591.779.041,- realisasi Rp 12.850.474.300,- atau
94,55% dan fisik 95%.
Kegiatan Pengadaan Obat-Obatan Rumah Sakit
Telah dilaksanakan dalam bentuk pengadaan bahan kimia dan kebutuhan
obat-obat kesehatan. Melalui kegiatan ini telah meningkatkan operasional
pelayanan. Anggaran yang disediakan Rp 1.155.876.499,- realisasi Rp
1.070.404.292,- atau 92,61% dan fisik 100%.
Kegiatan Pengadaan Perlengkapan Rumah Tangga Rumah Sakit
Anggaran yang disediakan Rp 1.000.971.500,- realisasi Rp 837.387.880,-
atau 83,66% dan fisik 100%.
Kegiatan Pengembangan Tipe Rumah Sakit
Anggaran yang disediakan Rp 322.050.000,- realisasi Rp 265.582.500,- atau
82,47% dan fisik 100%.
3. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit
Kegiatan pemeliharaan rutin/berkala alat-alat kesehatan rumah sakit
Telah dilaksanakan dalam bentuk pemeliharaan alat-alat kesehatan yang
dipergunakan untuk pelayanan pasien. Anggaran yang disediakan Rp
105.750.000,- realisasi Rp 105.590.000,- atau 99,85% dan fisik 100%.
4. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Kegiatan kemitraan alih tehnologi kedokteran dan kesehatan
Telah dilaksanakan dalam bentuk kegiatan studi banding pengelolaan rumah
sakit tenaga medis dan instansi terkait ke Rumah Sakit Tabanan.
Anggaran yang disediakan Rp 284.300.000,- realisasi Rp 283.098.000,- atau
99,58% dan fisik 100%.
5. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak
Kegiatan penyuluhan kesehatan anak balita
Telah terlaksananya dalam bentuk cetak brosur layanan kesehatan, pembuatan
iklan layanan publik, penyuluhan kesehatan ibu hamil dan menyusui serta
lomba bayi/anak balita sehat.
Anggaran yang disediakan Rp 195.000.000,- realisasi Rp 177.861.000,- atau
91,21% dan fisik 100%.
Realisasi Anggaran
Rumah Sakit Ibu dan Anak dialokasikan dana sebesar Rp 46.825.541.000,-
realisasi sebesar Rp 43.766.166.833,- atau 93,47% dan fisik sebesar 95,64%.
C. Permasalahan dan Solusi
Rumah Sakit Ibu dan Anak menghadapi 2 (dua) permasalahan dalam kegiatan
berikut:
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
80
1. Pengadaan incubator transport tidak dapat dilaksanakan karena barang yang
dibutuhkan tidak tersedia di pasar (kosong), sementara untuk melakukan
pemesanan barang harus dipesan (indent) selama 6 bulan, sehingga waktu
untuk pelaksanaan tender tidak mencukupi.
2. Pengadaan AC belum dapat dilaksanakan karena terlambatnya kepastian
penyelesaian gedung untuk tempat pemasangan AC.
Solusi:
1. Untuk tahun 2010 pengadaan incubator transport dapat dilakukan tender pada
awal tahun anggaran, hal ini perlu dilakukan untuk mengefektifkan waktu
pengadaan barang tersebut.
2. Mengingat gedung Rumah Sakit Ibu dan Anak sudah selesai dibangun dan
AC sudah dianggarkan tahun anggaran 2010.
3. URUSAN LINGKUNGAN HIDUP
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
A. Program dan kegiatan
Urusan lingkungan hidup yang dilaksanakan oleh Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan sebagai berikut:
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
a) Penyediaan jasa surat menyurat;
b) Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik;
c) Penyediaan jasa kebersihan kantor;
d) Penyediaan alat tulis kantor;
e) Penyediaan barang cetakan dan penggandaan;
f) Penyediaan komponen instalasi listrik / penerangan bangunan kantor;
g) Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan;
h) Penyediaan makanan dan minuman;
i) Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah;
j) Penyediaan jasa keamanan kantor;
k) Penyediaan jasa hari-hari besar;
l) Penyediaan jasa pegawai non PNS.
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
a) Pembangunan gedung kantor;
b) Pengadaan peralatan gedung kantor, pengadaan mubeleur;
c) Pemeliharaan rutin/ berkala kendaraan dinas/operasional;
d) Pemeliharaan rutin/ berkala paralatan kantor;
e) Pemeliharaan rutin/ berkala alat studio dan Komunikasi;
f) Rehabilitasi sedang/ berat gedung kantor.
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Kegiatan ini berupa pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya.
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
a) Pendidikan dan pelatihan formal;
b) Rapat koordinasi teknis (Rakornis) penaatan dan penegakan hukum
lingkungan.
5. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Kegiatan ini berupa pengembangan desa model.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
81
6. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
a) Koordinasi penilaian kota sehat/adipura;
b) Pengelolaan B3 dan limbah B3;
c) Pengkajian dampak lingkungan;
d) Koordinasi pengelolan prokasih/super kasih;
e) Pengembangan produksi ramah lingkungan;
f) Evaluasi lingkungan melalui implementasi RKL/RPL, UKL/UPL.
7. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
a) Pengelolaan keanekaragaman hayati dan ekosistem;
b) Peningkatan peran serta masyarakat dalam perlindungan dan konservasi
SDA;
c) Pengelolaan kawasan ekosistem Leuser;
d) Study kapasitas sumber daya alam terhadap pengaruh lainnya.
8. Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam
Kegiatan ini berupa monitoring, evaluasi dan pelaporan.
9. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam
dan Lingkungan Hidup
a) Pengembangan data dan informasi lingkungan;
b) Pekan lingkungan hidup indonesia dalam rangka hari lingkungan hidup;
c) Pengembangan Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) laboratorium lingkungan
hidup daerah.
10. Program Peningkatan Pengendalian Polusi
Kegiatan ini berupa pengujian emisi kendaraan bermotor.
11. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
a) Pengawasan dan pengendalian Ruang Terbuka Hijau (RTH);
b) Lomba lingkungan sehat adiwiyata.
B. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Penyediaan Jasa Surat Menyurat
Telah dilaksanakan dalam bentuk pengadaan prangko, materai dan
benda pos lainnya serta belanja/pengiriman. Anggaran yang disediakan
Rp 17.780.000,- realisasi Rp 10.455.000,- atau 58,80%.
Penyediaan Jasa Komunikasi Sumber Daya Air dan Listrik
Telah dilakukan dalam bentuk belanja telepon, air, listrik, kawat/faximile
dan belanja publikasi.Anggaran yang disediakan Rp 570.492.190,-
realisasi Rp 393.940.189,- atau 69,05%.
Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor berupa Jasa Cleaning Service Kantor
Gedung Laboratorium dan BPKL
Anggaran yang disediakan Rp 224.000.000,- realisasi Rp 224.000.000,-
atau 100%.
Penyediaan Alat Tulis Kantor yaitu pengadaan alat tulis kantor
Anggaran yang disediakan Rp 10.007.810,- realisasi Rp 10.003.090,- atau
99,95%.
Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan
Belanja cetak dan penggandaan (fotocopy kantor). Anggaran yang
disediakan Rp 14.124.567,- realisasi Rp 14.106.567,- atau 99,87%.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
82
Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor
Telah dilaksanakan dalam bentuk pengadaan alat-alat listrik. Anggaran yang
disediakan Rp 9.000.000,- realisasi Rp 9.000.000,- atau 100%.
Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan
Belanja yang dikeluarkan untuk pengadaan suratkabar/majalah. Anggaran
yang disediakan Rp 25.758.000,- realisasi Rp 24.768.550,- atau 96,16%.
Penyediaan Makanan dan Minuman
Belanja makanan dan minuman harian pegawai serta makanan dan minuman
untuk rapat. Anggaran yang disediakan Rp 455.900.000,- realisasi Rp
401.850.000,- atau 88,14%.
Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah
Belanja yang dikeluarkan untuk perjalanan dinas dalam dan luar daerah.
Anggaran yang disediakan Rp 350.500.000,- realisasi Rp 347.620.000,-
atau 99,18%.
Penyediaan Jasa Keamanan Kantor
Honorarium pegawai honorer/tidak tepat. Anggaran yang disediakan Rp
140.400.000,- realisasi Rp 134.400.000,- atau 95,73%.
Penyediaan Jasa Hari-hari Besar
Belanja jasa kantor lainnya dalam memperingati hari-hari besar dan kegiatan
PKA tahun 2009. Anggaran yang disediakan Rp 156.000.000,- realisasi Rp
140.328.850,- atau 89,95%.
Penyediaan Jasa Pegawai Non PNS
Belanja yang dikeluarkan untuk honorarium tenaga ahli, instruktur, narasumber
dan pegawai honor/tidak tetap. Anggaran yang disediakan Rp
1.062.000.000,- realisasi Rp 1.062.000.000,- atau 100%.
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Pembangunan Gedung Kantor
Belanja yang dikeluarkan untuk jasa konsultasi perencanaan dan
belanja modal untuk pengadaan kontruksi bangunan gedung/kantor,
tempat tinggal dan fasilitas lainnya yaitu pembuatan gudang bahan
kimia dan pembuatan/pemasangan baliho di sepanjang jalur lintas
barat dan timur Aceh dan pengadaan Station Air Quality Monitoring
System dengan lokasi di Simpang Lima Kota Banda Aceh. Anggaran
yang disediakan Rp 4.151.600.000,- realisasi Rp 3.474.382.000,- atau
83,69%.
Pengadaan Peralatan Gedung Kantor
Belanja bahan kimia untuk laboratorium 1 paket, pengadaan sepeda
untuk tenaga pemantau lapangan sebanyak 20 unit, pengadaan alat
pompa air, komputer, printer, pengadaan penghias ruangan rumah
tangga dan pengadaan alat-alat studio (kamera dan proyektor),
pengadaan alat-alat komunikasi, pengadaan alat uji emisi kendaraan
dan pengadaan peta citra enset 7 sin dan peta topografi Aceh.
Anggaran yang disediakan Rp 840.073.600,- realisasi Rp 767.081.100,-
atau 91,31%.
Pengadaan Meubeleur
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
83
Pengadaan perlengkapan kantor. Anggaran yang disediakan untuk
pelaksanakan program dan kegiatan tersebut sejumlah Rp 64.000.000,-
dengan realisasi keuangan sebesar Rp 63.940.000,- atau 99,91%.
Pemeliharaan Rutin/ Berkala Kendaraan Dinas/Operasional
Perawatan kendaraan bermotor sepeda motor roda dua 5 (lima) unit
dan roda empat 2 (dua) unit. Anggaran yang disediakan Rp 101.000.000,-
realisasi Rp 100.998.000,- atau 100%.
Pemeliharaan Rutin/ Berkala Paralatan Kantor
Jasa service peralatan dan perlengkapan kantor. Anggaran yang
disediakan Rp 67.881.700,- realisasi Rp 67.516.400,- atau 99,46%.
Pemeliharaan Rutin/ Berkala Alat Studio dan Komunikasi
Jasa service peralatan dan perlengkapan kantor. Anggaran yang
disediakan Rp 12.100.000,- realisasi Rp 12.009.500,- atau 99,25%.
Rehabilitasi Sedang/ Berat Gedung Kantor
Rehabilitasi pemasangan keramik ruangan keuangan dan lorong kaki
lima, pagar kantor BAPEDAL, pembuatan penutup parit dari besi,
pembuatan pintu pagar dan pemasangan paving block. Anggaran yang
disediakan Rp 333.500.000,- realisasi Rp 287.885.000,- atau 86,32%.
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya
Pengadaan pakaian sipil harian 109 stel dan pakaian Linmas sebanyak
109 stel, pakaian satpam 8 stel dan pakaian kerja untuk tenaga
pemantau lapangan sebanyak 40 stel. Anggaran yang disediakan Rp
141.000.000,- realisasi Rp 131.920.000,- atau 93,56%.
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur.
Pendidikan dan Pelatihan Formal
Kursus/pelatihan tenaga pemantau lapangan, kursus pengolahan
limbah B3, kursus pengolahan sampah, kursus pengelolaan pesisir
berwawasan lingkungan serta kursus pelatihan AMDAL baik didalam
daerah maupun di luar daerah. Anggaran yang disediakan Rp
429.231.885,- realisasi Rp 401.917.385,- atau 93,64%.
Rapat Koordinasi Teknis (RAKORNIS)
Terwujudnya koordinasi teknis pengelolaan lingkungan hidup lintas
sektor kab/kota. Anggaran yang disediakan Rp 65.367.580,- realisasi Rp
60.153.540,- atau 92,02%.
Penaatan dan Penegakan Hukum Lingkungan
Tersosialisasi dan tersedianya peraturan hukum lingkungan 23
kab/kota, publikasi pada masyarakat hasil sosialisasi perundangan
lingkungan hidup melalui media massa, penyusunan naskah akademis
kajian qanun pengelolaan lingkungan hidup serta penyediaan tenaga
pemantau lingkungan untuk Kota Banda Aceh berjumlah 20 orang.
Anggaran yang disediakan Rp 679.691.100,- realisasi Rp 549.410.100,-
atau 80,83%.
5. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan.
Pengembangan Desa Model
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
84
Adanya desa model dalam pengelolaan lingkungan hidup sebagai pilot
project menuju Program Aceh Clean and Green berlokasi di Desa
Lhong Raya Kota Banda Aceh. Anggaran yang disediakan Rp
871.340.000,- realisasi Rp 802.402.000,- atau 92,09%.
6. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
Koordinasi Penilaian Kota Sehat/Adipura
Kegiatan pemilihan dan penilaian kota penerima Adipura di Provinsi
Aceh. Anggaran yang disediakan Rp 123.214.500,- realisasi Rp
121.015.000,- atau 98,21%.
Pengelolaan B3 dan Limbah B3
Pemantauan dan penertiban perusahaan/instansi/jasa yang
menggunakan bahan berbahaya dan beracun (B3) di 10
kabupaten/kota. Anggaran yang disediakan Rp 100.676.000,- realisasi Rp
85.751.541,- atau 85,18%.
Pengkajian Dampak Lingkungan
Terlaksananya pembinaan tentang tata laksana lisensi Komisi Penilai
AMDAL di 14 kab/kota, tersedianya data-data dokumen lingkungan,
terlaksananya tingkat ketaatan terhadap dokumen lingkungan dan
terkendalinya pencemaran dan perusakan lingkungan hidup. Anggaran
yang disediakan Rp 101.584.000,- realisasi Rp 101.584.000,- atau 100%.
Koordinasi Pengelolan Prokasih/Super kasih
Terlaksananya sosialisasi program Prokasih bagi masyarakat bantaran
Sungai Krueng Aceh di Kabupaten Aceh Besar dan Krueng Daroy di
Kota Banda Aceh. Anggaran yang disediakan Rp 100.000.000,- realisasi
Rp 94.844.300,- atau 94,84%.
Pengembangan Produksi Ramah Lingkungan
Terlaksanya pelatihan dan penanaman Sorgum dan Strowberry lebah
madu serta peternak untuk masyarakat desa di Kuta Malaka Kabupaten
Aceh Besar. Anggaran yang disediakan Rp 1.864.900.000,- realisasi Rp
1.714.286.500,- atau 91,92%.
Evaluasi Lingkungan Melalui Implementasi RKL/RPL, UKL/UPL
Terlaksananya pengawasan pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup di 11 Kabupaten/kota, tersedianya data tentang
pelaksanaan RKL/RPL, UKL/UPL dan terkendalinya tingkat
kerusakan lingkungan hidup. Anggaran yang disediakan Rp 98.100.000,-
realisasi Rp 98.100.000,- atau 100%.
7. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
Pengelolaan Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem yaitu terlaksananya
pembuatan taman keanekaragaman hayati dan penanaman bibit
tanaman khas Singkil seluas 4 Ha di Kabupaten Aceh Singkil.
Anggaran yang disediakan Rp 1.600.500.000,- realisasi Rp 1.449.042.400,-
atau 90,54%.
Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Perlindungan dan Konservasi SDA
Terlaksananya pelatihan kepada masyarakat tentang konservasi dan
penanaman bibit tanaman buah dan tanaman kayu serta pemberian
bibit ikan alam ( pilot project kawasan konservasi berbasis ekowisata
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
85
dan jasa lingkungan di Kabupaten Pidie). Anggaran yang disediakan Rp
1.719.050.000,- realisasi Rp 1.707.712.300,- atau 99,34%.
Pengelolaan Kawasan Ekosistem Leuser (KEL)
Terlaksananya pemantauan segmen udara melalui pemotretan udara
dan diperolehnya data dan informasi jelas, akurat dan terbaru
mengenai kondisi wilayah KEL pada umumnya dan wilayah yang
terjadi deforestasi serta memberikan informasi awal untuk segmen
darat dan penegakan hukum serta penyelesaian konflik satwa
pengganggu dengan manusia. Anggaran yang disediakan Rp
1.000.000.000,- realisasi Rp 445.280.000,- atau 44,53%.
Study Kapasitas Sumber Daya Alam Terhadap Pengaruh Lainnya
Terlaksananya Study Kapasitas Aceh dalam penyerapan emisi carbon
serta seminar hasil study di 21 kab/kota. Anggaran yang disediakan Rp
1.650.000.000,- realisasi Rp 1.647.700.000,- atau 99,86%.
8. Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
Terlaksananya kegiatan terpadu monitoring pengelolaan lingkungan
hidup lintas sektor di 6 kab/kota. Anggaran yang disediakan Rp
288.514.760,- realisasi Rp 283.693.260,- atau 98,33%.
9. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam
dan Lingkungan Hidup.
Pengembangan Data dan Informasi Lingkungan
Terlaksananya akses informasi lingkungan hidup kepada masyarakat
berupa sosialisasi melalui media TV (dialog interaktif), feature, siaran
wahana lingkungan melalui media, pemasangan baliho/banner,
sosialisasi melalui radio, penyusunan Buku Status Lingkungan Hidup,
Buletin Lingkungan Clean dan Green, Jurnal Rona Lingkungan Hidup,
brosur/leaflet tentang kampanye lingkungan dan sticker tentang
kampanye lingkungan. Anggaran yang disediakan Rp 576.559.000,-
realisasi Rp 556.791.000,- atau 96,57%.
Pekan Lingkungan Hidup Indonesia Dalam Rangka Hari Lingkungan Hidup
Terlaksananya hari-hari lingkungan hidup di Provinsi Aceh seperti
peringatan hari bumi tanggal 22 April 2009 di Waduk Keliling,
Kecamatan Kuta Cot Glie Kabupaten Aceh Besar, peringatan hari
lingkungan hidup sedunia tanggal 5 Juni 2009 dengan melaksanakan
upacara hari lingkungan hidup dan penyerahan tropi penghargaan
Adiwiyata dan pawang hutan terbaik serta pameran Pekan Lingkungan
Hidup (PLI) di Jakarta, Peringatan Hari Ozon International September
2009, peringatan hari habitat dunia tanggal 6 Oktober 2009 serta
peringatan hari keanekaragaman hayati. Anggaran yang disediakan Rp
394.100.000,- realisasi Rp 393.178.400,- atau 99,77%.
Pengembangan Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Laboratorium Lingkungan
Hidup Daerah
Adanya data akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Anggaran yang
disediakan Rp 190.000.000,- realisasi Rp 180.309.500,- atau 94,90%.
10. Program Peningkatan Pengendalian Polusi
Pengujian Emisi Kendaraan Bermotor
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
86
Terlaksananya pengukuran emisi kendaraan bermotor roda empat di 3
kab/kota (Kota Banda Aceh, Kabupaten Bireuen dan Kota
Lhokseumawe). Anggaran yang disediakan Rp 170.000.000,- realisasi Rp
162.592.158,- atau 95,64%.
11. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Pengawasan dan pengendalian RTH
Terlaksananya inventarisasi data RTH di 7 kab/kota dan pemberian
bantuan pot dan tanaman di 11 kab/kota. Anggaran yang disediakan Rp
68.000.000,- realisasi Rp 65.985.000,- atau 97,04%.
Lomba lingkungan sehat Adi Wiyata
Terlaksananya pemilihan sekolah-sekolah yang peduli dan berbudaya
lingkungan di 23 kabupaten/kota. Anggaran yang disediakan Rp
668.295.000,- realisasi Rp 610.595.000,- atau 91,36%.
Realisasi Anggaran
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah dialokasikan dana sebesar Rp
28.580.565.000,- realisasi Rp 25.450.008.047,- atau 89,05%.
C. Permasalahan dan Solusi Dalam Pelaksanaan Program/Kegiatan dibidang lingkungan hidup
dijumpai beberapa permasalahan antara lain:
1. Lemahnya perhatian dan komitmen dari pemerintah kabupaten/kota dalam
mengembangkan kapasitas institusi lingkungan hidup.
2. Kurangnya SDM di bidang lingkungan hidup
Solusi yang dilaksanakan dalam mengatasi permasalahan tersebut adalah:
1. Untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan
harus adanya komitmen dan kemauan yang kuat dari pemerintah provinsi dan
kabupaten/kota.
2. Perlu adanya perekrutan staff dari latar belakang pendidikan lingkungan untuk ditempatkan di bidang lingkungan.
4. URUSAN PEKERJAAN UMUM
Urusan Pekerjaan Umum dilaksanakan oleh Dinas Bina Marga dan Cipta
Karya dan Dinas Pengairan.
Dinas Bina Marga dan Cipta Karya
A. Program dan Kegiatan
Urusan Pekerjaan Umum yang dilaksanakan oleh Dinas Bina Marga dan Cipta
Karya sebagai berikut:
1. Program Pembangunan Jalan Dan Jembatan
a) Perencanaan pembangunan jalan;
b) Pembangunan jalan;
c) Perencanaan pembangunan jembatan;
d) Pembangunan jembatan;
e) Monitoring, evaluasi dan pelaporan;
f) Pengawasan teknis pembangunan jalan.
2. Program Pembangunan Saluran Drainase
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
87
Kegiatan ini berupa pembangunan saluran drainase/gorong-gorong.
3. Program Rehabilitasi/ Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
Kegiatan ini berupa rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan.
4. Program Tanggap Darurat Jalan dan Jembatan
Kegiatan ini berupa rehabilitasi jalan dalam kondisi tanggap darurat.
5. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan
a) Pengadaan peralatan dan perlengkapan bengkel alat-alat berat;
b) Rehabilitasi/pemeliharaan peralatan dan perlengkapan bengkel alat-alat
berat.
6. Program Pengembangan Kinerja Pengolaan Air Minum
a) Fasilitasi pembinaan teknik pengolahan air minum;
b) Pengembangan sistem distribusi air minum;
c) Peningkatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana
persampahan.
7. Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh
Kegiatan ini berupa perencanaan pengembangan infrastruktur
8. Program Pemabangunan Infrastruktur Perdesaan
a) Penataan lingkungan permukiman penduduk perdesaan;
b) Pembangunan jalan dan jembatan perdesaan;
c) Pembangunan sarana dan prasarana gedung;
d) Sosialisasi bidang perkotaan dan permukiman.
9. Program Pengembangan Jasa Konstruksi
Kegiatan ini berupa sosialisasi dan diseminasi peraturan perundang-
undangan jasa konstruksi dan peralatan lainnya yang terkait.
10. Program Pemberdayaan Jasa Konstruksi
a) Pemberdayaan penyedia jasa konstruksi (orang perseorangan, badan
usaha;
b) Pemberdayaan pengguna jasa konstruksi (instansi pemerintah, orang
perseorangan, badan usaha);
c) Pembinaan jasa konstruksi daerah.
11. Program Pengawasan Jasa Konstruksi
Kegiatan ini berupa pengawasan terhadap ketentuan keteknikan.
12. Program Pengembangan Perumahan
Terdiri dari kegiatan: pengembangan rumah sehat sederhana.
13. Program Perencanaan Tata Ruang
a) Penyusunan draft qanun RTRWP Aceh;
b) Penyusunan rencana tata ruang wilayah kabupaten /kota; c) Pematangan lahan.
B. Realiasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
1. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
Kegiatan Perencanaan pembangunan jalan
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
88
kegiatan ini telah dilaksanakan dengan bentuk pelaksanaan perencanaan pada
23 kabupaten/kota. Kegiatan ini telah dilaksanakan dengan bentuk
pelaksanaaan perencanaan pada:
Kota Banda Aceh : 2 Paket
Kabupaten Aceh Besar : 1 Paket
Kabupaten Sabang : 1 Paket
Kabupaten Aceh Utara : 1 Paket
Kota Lhokseumawe : 5 Paket
Kabupaten Aceh Timur : 1 Paket
Kabupaten Aceh Tamiang : 1 Paket
Kabupaten Simeulue : 2 Paket
Pemerintah Aceh : 48 Paket
Anggaran yang disediakan Rp 22.471.455.000,- realisasi Rp
16.083.477.129,- atau 71,57% dan fisik 100%.
Kegiatan pembangunan jalan
Kegiatan ini telah dilaksanakan dengan lokasi kegiatannya sebagai berikut:
Kota Banda Aceh : 11 Paket, 19.7 km
Kabupaten Aceh Besar : 25 Paket, 44.2 km
Kabupaten Sabang : 4 Paket, 8 km
Kabupaten Pidie : 16 Paket, 51.3 km
Kabupaten Pidie Jaya : 19 Paket, 19.3 km dan 1 Jmbt, 45 m
Kabupaten Bireun : 14 Paket, 35 km
Kabupaten Aceh Utara : 11 Paket, 74 km
Kota Lhokseumawe : 4 Paket, 5.3 km
Kota Langsa : 4 Paket, 4 km
Kabupaten Aceh Timur : 21 Paket, 25.5 km
Kabupaten Aceh Tamiang : 4 Paket, 15.1 km
Kabupaten Aceh Jaya : 9 Paket, 3.5 km
Kabupaten Aceh Barat : 8 Paket, 25.2 km
Kabupaten Simeulue : 15 Paket, 30.4 km
Kabupaten Nagan Raya : 21 Paket, 13 km
Kabupaten Abdya : 9 Paket, 32.9 km
Kabupaten Aceh Selatan : 7 Paket, 22 km
Kabupaten Bener Meriah : 10 Paket, 16.8 km
Kabupaten Gayo Lues : 15 Paket, 65.3 km dan3 Jembatan, 139,2 m
Kabupaten Aceh Tengah : 18 Paket, 44.5 km
Kota Subussalam : 8 Paket, 13.5 km
Kabupaten Aceh Singkil : 7 Paket, 34 km
Kabupaten Aceh Tenggara : 6 Paket, 28.7 km
Hal ini disebabkan adanya beberapa paket pekerjaan yang dilakukan
pemutusan kontrak, karena kontraktor tidak mampu melaksanakan
pekerjaan serta perubahan design, untuk itu diperlukan evaluasi yang lebih
selektif dalam penetapan pemenang. Disamping itu pada program ini
sejumlah paket kegiatan yang bersumber dari dana migas tidak
dilaksanakan karena mengalami pemotongan dana migas, namun tidak
dapat dilaksanakan revisi anggaran (DPA-Perubahan).
Anggaran yang disediakan Rp 897.019.672.500,- realisasi Rp
744.371.884.394,- atau 82,98% dan fisik 86,52%.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
89
Perencanaan Pembangunan Jembatan
Kegiatan ini telah dilaksanakan dengan bentuk pelaksanaan perencanaan
pembangunan jembatan:
Kota Banda Aceh : 1 Paket
Kabupaten Aceh Besar : 3 Paket
Kabupaten Pidie : 1 Paket
Kabupaten Bireuen : 1 Paket
Kabupaten Aceh Timur : 1 Paket
Kabupaten Aceh Tamiang : 1 Paket
Provinsi Aceh : 26 Paket
Anggaran yang disediakan Rp 8.112.988.000,- realisasi Rp 7.508.217.100,-
atau 92.55% dan fisik 100%.
Pembangunan Jembatan
kegiatan ini telah dilaksanakan dengan lokasi dan pelaksanaan
pembangunan :
Kabupaten Aceh Besar : 7 Paket, 630 m
Kabupaten Pidie : 3 Paket, 95 m
Kabupaten Bireuen : 6 Paket, 92 m
Kabupaten Aceh Timur : 3 Paket, 99 m
Kabupaten Aceh Jaya : 1 Paket, 90 m
Kabupaten Aceh Barat : 2 Paket, 136 m
Kabupaten Nagan Raya : 2 Paket, 210 m
Kabupaten Abdya : 4 Paket, 310 m
Kabupaten Aceh Singkil : 1 Paket, 10 m
Hal ini disebabkan adanya paket pekerjaan yang dilakukan pemutusan
kontrak, karena kontraktor tidak mampu melaksanakan pekerjaan serta
perubahan desain, untuk itu diperlukan evaluasi yang lebih selektif dalam
penetapan pemenang.
Anggaran yang disediakan Rp 63.800.000.000,- realisasi Rp
55.846.197.515,- atau 87,53% dan fisik 62,14%.
Monitoring, Evaluasi Pelaporan
Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk monitoring, evaluasi dan
melaporkan setiap kemajuan kerja per bulan dan pertahun dalam kegiatan
pembangunan jalan dan jembatan. Hal ini disebabkan adanya kegiatan yang
tidak terlaksana, karena tidak ada konsultan yang memenuhi syarat dan
waktu sangat terbatas, untuk itu kegiatan tersebut perlu di usulkan kembali
pada tahun berikut.
Anggaran yang disediakan Rp 1.465.092.500,- realisasi Rp 417.679.975,-
atau 28.51% dan fisik 28,51%.
Kegiatan pengawasan teknis jalan dan jembatan
Kegiatan ini telah dilaksanakan dengan lokasi dan pelaksanaan
pembangunan:
Kota Banda Aceh : 2 Paket
Kabupaten Aceh Besar : 3 Paket
Kabupaten Pidie : 2 Paket
Kabupaten Pidie Jaya : 1 Paket
Kabupaten Bireuen : 3 Paket
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
90
Kabupaten Aceh Utara : 3 Paket
Kota Lhokseumawe : 1 Paket
Kota Langsa : 2 Paket
Kabupaten Aceh Timur : 7 Paket
Kabupaten Aceh Tamiang : 1 Paket
Kabupaten Aceh Jaya : 2 Paket
Kabupaten Aceh Barat : 2 Paket
Kabupaten Simeulue : 2 Paket
Kabupaten Nagan Raya : 2 Paket
Kabupaten Abdya : 1 Paket
Kabupaten Aceh Selatan : 2 Paket
Kabupaten Bener Meriah : 1 Paket
Kabupaten Gayo Lues : 3 Paket
Kabupaten Aceh Tengah : 2 Paket
Kota Subulussalam : 1 Paket
Kabupaten Aceh Singkil : 1 Paket
Kabupaten Aceh Tenggara : 1 Paket
Anggaran yang disediakan Rp 79.362.269.000,- realisasi Rp
67.622.090.216,- atau 85,21% dan fisik 92,10%.
2. Program Pembangunan Saluran Drainase
Kegiatan pembangunan saluran drainase/gorong-gorong
Kegiatan pembagunan saluran drainase / gorong – gorong, terdiri dari
kegiatan:
Kota Banda Aceh : 10 Paket
Kabupaten Aceh Besar : 5 Paket
Kota Sabang : 2 Paket
Kabupaten Pidie : 1 Paket
Kabupaten Pidie Jaya : 3 Paket
Kabupaten Aceh Utara : 4 Paket
Kota Lhokseumawe : 2 Paket
Kota Langsa : 2 Paket
Kabupaten Aceh Timur : 2 Paket
Kabupaten Aceh Tamiang : 6 Paket
Kabupaten Aceh Barat : 1 Paket
Kabupaten Abdya : 1 Paket
Kabupaten Simeulue : 1 Paket
Kabupaten Nagan Raya : 1 Paket
Kabupaten Aceh Selatan : 1 Paket
Kabupaten Bener Meriah : 1 Paket
Kabupaten Aceh Tengah : 2 Paket
Kota Subulussalam : 1 Paket
Kabupaten Aceh Singkil : 2 Paket
Kabupaten Aceh Tenggara : 2 Paket
Anggaran yang disediakan Rp 33.612.110.000,- realisasi Rp
18.833.927.200,- atau 56,03% dan fisik 77,66%. Hal ini disebabkan adanya
paket pekerjaan yang dibintang.
3. Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
Kegiatan rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
91
Kegiatan rehabilitasi/ pemeliharaan jalan dan jembatan terdiri dari kegiatan
yang dilaksanakan di:
Kota Banda Aceh : 6 Paket, 5.75 km pemeliharaan jalan
Kabupaten Aceh Besar : 11 Paket, 6.43 km pemeliharaan jalan
Kota Sabang : 2 Paket, 0.19 km pemeliharaan jalan
Kabupaten Pidie : 2 Paket, 3.12 km pemeliharaan jalan
Kabupaten Pidie Jaya : 11 Paket, 1.63 km pemeliharaan jalan
Kabupaten Bireuen : 16 Paket,20.79km pemeliharaan jalan
Kabupaten Aceh Utara : 9 Paket,12.29km pemeliharaan jalan
Kota Lhokseumawe : 4 Paket, 0.20 km pemeliharaan jalan
Kota Langsa : 12 Paket, 7.88 km pemeliharaan jalan
Kabupaten Aceh Timur : 31 Paket, 6.44km pemeliharaan jalan
Kabupaten Aceh Tamiang : 4 Paket,20 km pemeliharaan jalan
Kabupaten Aceh Barat : 9 Paket,18.82km pemeliharaan jalan
Kabupaten Nagan Raya : 7 Paket, 3.25km pemeliharaan jalan
Kabupaten Aceh Selatan : 4 Paket, 7.51km pemeliharaan jalan
1 Paket 63 m pemel jembatan
Kabupaten Aceh Tengah : 6 Paket
Kabupaten Gayo Lues : 6 Paket, 2.70km pemeliharaan jalan
Kota Subulussalam : 5 Paket
Kabupaten Aceh Singkil : 10 Paket, 7.75km pemeliharaan jalan
2 paket, 12 m pemeliharaan jembatan
Kabupaten Aceh Tenggara : 14 Paket, 5.30km pemeliharaan jalan
Jumlah paket dalam pelaksanaan kegiatan ini 172. Hal ini disebabkan
beberapa paket kegiatan yang mengalami perubahan kontrak (adendum)
Anggaran yang disediakan Rp 269.517.807.400,- realisasi Rp
232.672.472.531,- atau 86,33% dan fisik 92.98%.
4. Program Tanggap Darurat Jalan dan Jembatan
Kegiatan rehabilitasi jalan dalam kondisi tanggap darurat
Kegiatan rehabilitas jalan dan jembatan dalam kondisi tanggap darurat telah
dilaksanakan berupa pelaksanaan kegiatan administrasi, dana yang belum
terealisasi masih bersifat dana cadangan dalam penanganan tanggap darurat
pemeliharaan jalan dan jembatan.
Anggaran yang disediakan Rp 866.776.304,- realisasi Rp 48.746.900,- atau
5,62%.
5. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan
Kegiatan pengadaan peralatan dan perlengkapan bengkel, alat-alat berat
kegiatan ini berupa pengadaan peralatan dan perlengkapan bengkel dan
pengadaan alat berat dalam mendukung kegiatan kebinamargaan.
Anggaran yang disediakan Rp 3.460.000.000,- realisasi Rp 2.465.849.000,-
atau 71,27% dan fisik 100%.
Rehabilitasi/pemeliharaan peralatan dan perlengkapan bengkel alat-alat berat.
Kegiatan ini berupa pemeliharaan peralatan dan perlengkapan bengkel guna
mendukung kegiatan kebinamargaan.
Anggaran yang disediakan Rp 615.372.000,- realisasi Rp 246.057.500,- atau
39,99%.
6. Program Pengembangan Kinerja Pengolaan Air Minum
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
92
Kegiatan fasilitasi pembinaan teknik pengolahan air minum
Kegiatan ini telah dilaksanakan berupa pembinaan teknik pengelolaan air
minum bagi kabupaten/kota dan telah dilaksanakan di Banda Aceh. Hal ini
disebabkan ada penyuluhan yang tidak dilaksanakan karena keterbatasan
waktu serta pagu anggaran tidak mencukupi untuk dilaksanakan sesuai
dengan paket yang telah ditetapkan.
Anggaran yang disediakan Rp 701.877.096,- realisasi Rp 356.796.595,- atau
50,83% dan fisik 50,83%.
Kegiatan pengembangan sistem distribusi air minum, telah dilaksanakan di :
Kota Banda Aceh : 6 Paket
Kabupaten Aceh Besar : 5 Paket
Kabupaten Pidie : 2 Paket
Kabupaten Bireuen : 8 Paket
Kabupaten Aceh Utara : 3 Paket
Kota Langsa : 2 Paket
Kabupaten Aceh Timur : 2 Paket
Kabupaten Aceh Tamiang : 4 Paket
Kabupaten Abdya : 2 Paket
Kabupaten Simeulue : 8 Paket
Kabupaten Aceh Selatan : 4 Paket
Kabupaten Aceh Tengah : 3 Paket
Kota Subulussalam : 1 Paket
Kabupaten Aceh Singkil : 2 Paket
Kabupaten Bener Meriah :11 Paket
Kabupaten Gayo Lues :17 Paket
Anggaran yang disediakan Rp 51.700.439.796,- realisasi Rp
36.048.845.555,- atau 69,73% dan fisik 90,35%.
Kegiatan peningkatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana
persampahan
Kegiatan ini telah dilaksanakan di:
Kota Banda Aceh : 2 Paket
Kabupaten Aceh Besar : 3 Paket
Kabupaten Aceh Timur : 2 Paket
Kota Subulussalam : 3 Paket
Kabupaten Bener Meriah : 1 Paket
Anggaran yang disediakan Rp 10.789.621.900,- realisasi Rp 5.801.887.900,-
atau 53,77% dan fisik 54,54%.
7. Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh
Kegiatan perencanaan pengembangan infrastruktur
kegiatan ini telah dilaksanakan di:
Kota Banda Aceh : 2 Paket
Kabupaten Aceh Besar : 2 Paket
Kota Sabang : 1 Paket
Kabupaten Pidie : 3 Paket
Kabupaten Pidie Jaya : 1 Paket
Kabupaten Bireuen : 2 Paket
Kota Lhokseumawe : 1 Paket
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
93
Kabupaten Aceh Utara : 1 Paket
Kabupaten Aceh Timur : 3 Paket
Kabupaten Aceh Barat : 1 Paket
Kabupaten Abdya : 1 Paket
Kabupaten Singkil : 2 Paket
Kota Subulussalam : 1 Paket
Kabupaten Simeulue : 1 Paket
Kabupaten Aceh Tengah : 1 Paket
Kabupaten Gayo Lues : 1 Paket
Anggaran yang disediakan Rp 3.692.295.979,- realisasi Rp 3.342.640.332,-
atau 90,53% dan fisik 100%.
8. Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan
Kegiatan penataan lingkungan permukiman penduduk perdesaan
Kegiatan penataan lingkungan permukiman penduduk perdesaan telah
dilaksanakan di:
Kabupaten Aceh Besar : 5 Paket
Kota Sabang : 1 Paket
Kabupaten Aceh Jaya : 4 Paket
Kabupaten Gayo Lues : 1 Paket
Provinsi Aceh : 3 Paket
Anggaran yang disediakan Rp 12.525.000.000,- realisasi Rp 7.923.552.700,-
atau 63,26% dan fisik 80,26%.
Kegiatan pembangunan jalan dan jembatan perdesaan
Kegiatan pembangunan jalan dan jembatan perdesaan telah dilaksanakan di:
Kota Banda Aceh : 31 Paket
Kabupaten Aceh Besar : 62 Paket
Kabupaten Sabang : 11 Paket
Kabupaten Pidie : 3 Paket
Kabupaten Pidie Jaya : 1 Paket
Kabupaten Bireuen : 2 Paket
Kabupaten Aceh Utara : 23 Paket
Kota Lhokseumawe : 11 Paket
Kabupaten Aceh Timur : 31 Paket
Kabupaten Aceh Tamiang : 2 Paket
Kabupaten Aceh Barat : 4 Paket
Kabupaten Simeulue : 3 Paket
Kabupaten Nagan Raya : 25 Paket
Kabupaten Abdya : 1 Paket
Kabupaten Aceh Selatan : 5 Paket
Kabupaten Bener Meriah : 15 Paket
Kabupaten Gayo Lues : 1 Paket
Kabupaten Aceh Tengah : 13 Paket
Kota Subulussalam : 2 Paket
Kabupaten Aceh Singkil : 37 Paket
Kabupaten Aceh Tenggara : 16 Paket
Anggaran yang disediakan Rp 130.367.451.000,- realisasi Rp
86.715.155.195,- atau 66,52% dan fisik 77,74%.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
94
Kegiatan pembangunan sarana dan prasarana gedung
telah dilaksanakan di :
Kota Banda Aceh : 63 Paket
Kabupaten Aceh Besar : 55 Paket
Kabupaten Sabang : 15 Paket
Kabupaten Pidie : 23 Paket
Kabupaten Pidie Jaya : 7 Paket
Kabupaten Bireuen : 15 Paket
Kabupaten Aceh Utara : 25 Paket
Kota Lhokseumawe : 7 Paket
Kota Langsa : 12 Paket
Kabupaten Aceh Timur : 8 Paket
Kabupaten Aceh Tamiang : 7 Paket
Kabupaten Aceh Jaya : 9 Paket
Kabupaten Aceh Barat : 29 Paket
Kabupaten Simeulue : 5 Paket
Kabupaten Abdya : 23 Paket
Kabupaten Aceh Selatan : 16 Paket
Kabupaten Gayoe Lues : 3 Paket
Kabupaten Aceh Tengah : 5 Paket
Kota Subulussalam : 3 Paket
Kabupaten Aceh Singkil : 11 Paket
Kabupaten Aceh Tenggara : 4 Paket
Provinsi Aceh : 50 Paket
Anggaran yang disediakan Rp 319.582.463.500,- realisasi Rp
277.617.107.211,- atau 86,87% dan fisik 91,09%.
Kegiatan sosialisasi bidang perkotaan dan permukiman
kegiatan ini tidak dapat dilaksanakan.
Anggaran yang disediakan Rp 366.490.024,- dengan realisasi nihil
9. Program Pengembangan Jasa Konstruksi
Kegiatan sosialisasi dan diseminasi peraturan perundang-undangan jasa
konstruksi
Tidak dapat dilaksanakan sosialisasi dan diseminasi peraturan perundang –
undang jasa konstruksi dan peraturan lainnya. Kegiatan sosialisasi dan
diseminasi peraturan perundang – undangan jasa konstruksi tidak dapat
dilaksanakan. Anggaran yang disediakan Rp 366.490.024,- realisasi nihil.
Hal ini disebabkan tidak tersedianya dana untuk narasumber lembaga pusat,
untuk itu perlu disediakan anggaran pusat.
10. Program Pemberdayaan Jasa Konstruksi
Pemberdayaan penyedia jasa konstruksi (orang perseorangan, badan usaha
kegiatan ini tidak dapat dilaksanakan. Anggaran yang disediakan Rp
45.748.424,- dengan realisasi nihil. Hal ini disebabkan tidak tersedianya dana
untuk narasumber lembaga pusat. untuk itu perlu disediakan anggaran pusat.
Pemberdayaan pengguna jasa konstruksi (instansi pemerintah, orang
perseorangan, badan usaha)
Kegiatan ini tidak dapat dilaksanakan. Anggaran yang disediakan Rp
48.212.924,- dengan realisasi nihil. Hal ini disebabkan tidak tersedianya dana
untuk narasumber lembaga pusat. untuk itu perlu disediakan anggaran pusat.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
95
Pembinaan jasa konstruksi daerah
Kegiatan ini tidak dapat dilaksanakan. Anggaran yang disediakan Rp
40.553.454,- realisasi nihil. Hal ini disebabkan tidak tersedianya dana untuk
narasumber lembaga pusat. untuk itu perlu disediakan anggaran pusat.
11. Program Pengawasan Jasa Konstruksi
Kegiatan pengawasan terhadap ketentuan keteknikan
kegiatan ini telah dilaksanakan di:
Kota Banda Aceh : 5 Paket
Kabupaten Aceh Besar : 7 Paket
Kabupaten Sabang : 1 Paket
Kabupaten Pidie : 2 Paket
Kabupaten Pidie Jaya : 1 Paket
Kabupaten Bireuen : 3 Paket
Kabupaten Aceh Utara : 2 Paket
Kabupaten Aceh Timur : 2 Paket
Kabupaten Aceh Tamiang : 1 Paket
Kabupaten Aceh Jaya : 1 Paket
Kabupaten Aceh Barat : 1 Paket
Kabupaten Abdya : 1 Paket
Kabupaten Aceh Selatan : 16 Paket
Kabupaten Aceh Tengah : 1 Paket
Kabupaten Bener Meriah : 1 Paket
Kota Subulussalam : 1 Paket
Kabupaten Aceh Tenggara : 1 Paket
Anggaran yang disediakan Rp 5.168.260.171,- realisasi Rp 4.793.126.922,-
atau 92.74% dan fisik 97.87%.
12. Program Pengembangan Perumahan
Kegiatan pengembangan rumah sehat sederhana
Kegiatan ini telah dilaksanakan di:
Kota Banda Aceh : 150 Unit rumah
Kabupaten Aceh Besar : 50 Unit rumah
Kabupaten Sabang : 60 Unit rumah
Kabupaten Pidie : 290 Unit rumah
Kabupaten Pidie Jaya : 260 Unit rumah
Kabupaten Bireuen : 260 Unit rumah
Kabupaten Aceh Utara : 315 Unit rumah
Kota Lhokseumawe : 186 Unit rumah
Kota Langsa : 100 Unit rumah
Kabupaten Aceh Timur : 300 Unit rumah
Kabupaten Aceh Tamiang : 125 Unit rumah
Kabupaten Aceh Jaya : 115 Unit rumah
Kabupaten Aceh Barat : 136 Unit rumah
Kabupaten Nagan Raya : 146 Unit rumah
Kabupaten Abdya : 156 Unit rumah
Kabupaten Aceh Selatan : 180 Unit rumah
Kabupaten Bener Meriah : 90 Unit rumah
Kabupaten Gayo Lues : 115 Unit rumah
Kabupaten Aceh Tengah : 150 Unit rumah
Kota Subulussalam : 100 Unit rumah
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
96
Kabupaten Aceh Singkil : 124 Unit rumah
Kabupaten Aceh Tenggara : 125 Unit rumah
Hal ini disebabkan ada kegiatan yang tidak dapat dilelang, karena nilai pagu
anggaran tidak mencukupi (kegiatannya terletak di Simeulue)
Anggaran yang disediakan Rp 256.552.540.900,- realisasi Rp
219.384.027.291,- atau 85,51% dan fisik 92,54%.
13. Program Perencanaan Tata Ruang
Kegiatan penyusunan draft qanun RTRWP ACEH
Anggaran yang disediakan Rp 799.927.000,- realisasi Rp 19.000.000,- atau
2,38%. Kegiatan tidak dapat dilaksanakan karena revisi RTRWP Aceh belum
selesai, untuk itu akan dilaksanakan kembali setelah RTRWP Aceh selesai.
Kegiatan penyusunan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota
Telah dilaksankan di:
Kabupaten Aceh Jaya : 1 Paket penyusunan RTRWK
Kabupaten Aceh Singkil : 1 Paket penyusunan RTRWK
Kabupaten Simeulue : 1 Paket penyusunan RTRWK
Kabupaten Bener Meriah : 1 Paket penyusunan RTRWK
Kabupaten Pidie : 1 Paket penyusunan RTRWK
Anggaran yang disediakan Rp 3.959.435.700,- realisasi Rp 2.358.612.875,-
atau 59,57% dan fisik 65,90%.
Kegiatan pematangan lahan
Telah dilaksanakan di:
Kabupaten Aceh Utara : 1 Paket pembangunan jalan agropolitan 3 km
Kabupaten Pidie : 1 Paket pembangunan jalan agropolitan 4 km
Provinsi Aceh : 5 Paket
Anggaran yang disediakan Rp 10.000.000.000,- realisasi Rp 5.703.013.500,-
atau 57,03% dan fisik 69,42%.
Realisasi Anggaran
Dinas Bina Marga dan Cipta Karya dialokasikan dana sebesar Rp
2.239.263.177.000,- realisasi sebesar Rp 1.841.191.230.699 atau 82,22% dan
fisik 90,63%.
C. Permasalahan dan Solusi
Permasalahan yang dihadapi adalah :
- Adanya perubahan design untuk beberapa kegiatan dari kabupaten/kota
- Adanya perubahan spesifikasi atas permintaan kabupaten/kota.
- Koordinasi kabupaten/kota dengan provinsi tidak maksimal.
- Adanya paket kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan karena bersumber dari
dana migas yang mengalami pemotongan pagu anggaran.
- Pengaruh musim hujan atau curah hujan tinggi pada beberapa bulan terakhir
sehingga pelaksanaan proyek dilapangan terhalang pelaksanaannya.
- Terjadinya bencana alam dan banjir pada beberapa kabupaten sehingga
menghambat pekerjaan di lapangan.
- Dibidang penataan ruang belum sepenuhnya terjadi koordinasi antar sektor/
instansi terkait pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupaten/kota.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
97
Solusi yang diharapkan dan dilaksanakan :
- Koordinasi antara kabupaten / kota dengan provinsi harus ditingkatkan lagi
- Untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan besar dapat dilakukan dengan system
multy years.
- Meningkatkan pengawasan dan upaya – upaya percepatan kerja secara lebih
intensif dengan melaksanakan monitoring dan evaluasi secara maksimal.
Dinas Pengairan
A. Program dan kegiatan
Urusan Pekerjaan Umum yang dilaksanakan oleh Dinas Pengairan sebagai
berikut:
1. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan
Jaringan Pengairan lainnya
a) Perencanaan pembangunan jaringan irigasi;
b) Perencanaan pembangunan reservoir;
c) Perencanaan normalisasi saluran sungai;
d) Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi;
e) Optimalisasi fungsi jaringan irigasi yang telah dibangun;
f) Pemberdayaan petani pemakai air;
g) Monitoring, evaluasi dan pelaporan;
h) Pembangunan jaringan irigasi;
i) Pengelolaan sumber daya air untuk irigasi (WISMP);
j) Peningkatan pengelolaan sumber daya air wilayah provinsi (WISMP);
k) Peningkatan pengelolaan sumber daya air wilayah sungai (WISMP).
2. Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau
dan Sumber Daya Air lainnya
a) Pembangunan embung dan bangunan penampung air lainnya;
b) Pemeliharaan dan rehabilitasi bangunan pengukuran data hidrologi.
3. Program Pengendalian Banjir
a) Mengendalikan banjir pada daerah tangkapan air & badan-badan sungai;
b) Pembangunan prasarana pengaman pantai
B. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
1. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan
Jaringan Pengairan lainnya
Kegiatan Perencanaan Pembangunan Jaringan Irigasi
Hasil yang ingin dicapai adalah tersedianya pedoman pelaksanaan konstruksi
bangunan irigasi sebanyak 14 laporan, yang terdiri dari laporan DED (6
laporan), ketersediaan data hasil studi (6 laporan) dan data hasil survey dan
pengukuran jaringan irigasi (2 laporan). Anggaran yang disediakan Rp.
5.904.377.750,- realisasi Rp. 3.348.354.250,- atau 56,71 % dan fisik 99,64%.
Kegiatan perencanaan pembangunan reservoir Telah dilaksanakan dalam bentuk penyediaan pedoman pelaksanaan
konstruksi bangunan embung/bendung penyediaan data hasil penyelidikan
Embung Maheng (1 laporan) dan data hasil penyelidikan Geologi, review
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
98
design, tes model spill way, Sertifikasi Perencanaan Pengisian dan Operasi,
Perencanaan Water Treatment dan Jaringan Perpipaan serta Perencanaan
Konservasi DAS Waduk Paya Bener (6 laporan). Anggaran yang disediakan
Rp. 2.988.870.000,- realisasi Rp. 2.282.895.000,- atau 76,38 % dan fisik
99,14%.
Kegiatan perencanaan normalisasi saluran sungai
Telah dilaksanakan dalam bentuk penyediaan pedoman pelaksanaan
konstruksi bangunan pengendali banjir Sungai Krueng Kluet (1 laporan),
DED Muara Krueng Samalanga (1 laporan) dan hasil Perencanaan
Normalisasi Krueng Langsa (1 laporan). Anggaran yang disediakan Rp.
853.000.000,- realisasi Rp. 814.600.000,- atau 95,50 % dan fisik 100,00%.
Kegiatan rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi
Telah dilaksanakan dalam bentuk operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi
dan kegiatan adalah upaya memperpanjang umur fungsi prasarana dan sarana
Pengairan sesuai yang direncanakan. Anggaran yang disediakan Rp.
8.405.838.000,- realisasi Rp. 8.031.717.288,- atau 95,55 % dan fisik 98,36%.
Kegiatan optimalisasi fungsi jaringan irigasi yang telah dibangun
Telah dilaksanakan dalam bentuk perbaikan dan peningkatan jaringan irigasi
dan melalui kegiatan telah meningkatkan fungsi jaringan irigasi sehingga
terpenuhinya pasokan air irigasi untuk sawah di beberapa kabupaten/kota.
Anggaran yang disediakan Rp 162.516.956.350,- realisasi Rp.
66.500.756.795,- atau 40,92 % dan fisik 85,08%. Rendahnya realisasi
keuangan dimaksud disebabkan adanya kebijakan pengurangan APBA yang
bersumber dari dana bagi hasil migas. Pagu anggaran yang terdapat dalam
APBA tidak berubah sedangkan anggaran yang bisa digunakan berkurang
sehingga persentase realisasi menjadi rendah karena dihitung dari pagu
bukan dari anggaran yang tersedia.
Kegiatan pemberdayaan petani pemakai air
Telah dilaksanakan dalam bentuk pelatihan pengelolaan jaringan irigasi dan
hasil yang dicapai adalah meningkatnya kemampuan kelompok P3A dalam
melakukan pengelolaan jaringan irigasi dan mampu melakukan swakelola
jaringan tersier. Kegiatan pelatihan tersebut dilaksanakan 16 angkatan yang
pesertanya sebanyak 640 orang di 16 daerah irigasi pada 8 kabupaten.
Anggaran yang disediakan Rp. 3.350.765.700,- realisasi Rp. 3.005.446.340,-
atau 89,69 % dan fisik 89,85%.
Kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan
Telah dilaksanakan dalam bentuk monitoring dan pengawasan langsung ke
lapangan dan melalui kegiatan ini telah tersedia informasi mengenai
pelaksanaan kegiatan pengelolaan pengairan. Anggaran yang disediakan Rp.
141.525.600,- realisasi Rp. 124.169.500,- atau 87,74 % dan fisik 95,05%.
Kegiatan Pembangunan Jaringan Irigasi
Telah dilaksanakan dalam bentuk pembangunan dan rehabilitasi jaringan
irigasi, bangunan utama, dan bangunan pelengkap lainnya. Kegiatan ini
dilaksanakan di 18 kabupaten/kota. Anggaran yang disediakan Rp.
149.624.465.100,- realisasi Rp. 87.058.332.956,- atau 58,18 % dan fisik
81,97%.
Kegiatan Pengelolaan Pengairan untuk Irigasi (WISMP)
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
99
Kegiatan ini tidak dapat dilaksanakan karena anggaran pendamping yang ada
dalam APBA tidak sesuai dengan nomenklatur APBN dan tidak dilakukan
perubahan dalam APBAP, sehingga kegiatan tidak dapat dilaksanakan maka
realisasi fisik dan keuangan 0%.
Kegiatan peningkatan pengelolaan sumber daya air wilayah Provinsi
(WISMP)
Telah dilaksanakan dalam bentuk kegiatan Kampanye Kepedulian Publik
dalam bentuk Sosialisasi UU Nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air,
Pelatihan Jaminan Mutu, Pengumpulan Data Sungai dan Irigasi serta
kegiatan pelatihan Akuntabilitas Kinerja pada Dinas Pengairan Provinsi.
Anggaran yang disediakan Rp. 48.147.500,- realisasi Rp. 42.335.200,- atau
87,93 % dan fisik 96,26%.
Kegiatan peningkatan pengelolaan sumber daya air wilayah sungai (WISMP)
Telah dilaksanakan dalam bentuk kegiatan pelatihan teknis pekerjaan
pemeliharaan RIM-A, kegiatan Walk-through untuk menyusun daftar
pekerjaan perbaikan/rehabilitasi sungai di wilayah Sungai Krueng
Peusangan, kegiatan lokakarya bagi peningkatan kepedulian anggota DPRD
kabupaten/kota Banda Aceh dan Aceh Besar dan pelaksanaan studi
rasionalisasi hidrologi sungai Krueng Aceh. Anggaran yang disediakan Rp.
375.050.000,- realisasi Rp. 237.701000,- atau 63,38 % dan fisik 65,36%.
2. Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau
dan Sumder Daya Air lainnya
Kegiatan pembangunan embung dan bangunan penampung air lainnya
Telah dilaksanakan dalam bentuk penyedian prasarana penampung air untuk
kebutuhan irigasi dan kebutuhan lain, terutama di daerah yang kesulitan air.
Selain membangun embung baru, kegiatan ini juga merehabilitasi beberapa
embung lama. Kegiatan ini dilaksanakan di 5 kabupaten. Anggaran yang
disediakan Rp. 12.235.800.000,- realisasi Rp. 10.388.875.875,- atau 84.91 %
dan fisik 99.94 %
Kegiatan pemeliharaan dan rehabilitasi bangunan pengukuran data hidrologi
Telah dilaksanakan dalam bentuk pengeboran air tanah, pembangunan
pompanisasi air sungai, pengadaan alat ukur, pemeliharaan dan perbaikan
bangunan dan alat hidrologi serta pengadaan bahan banjiran (kawat
bronjong/pabrikasi dan karung plastik). Anggaran yang disediakan Rp.
4.347.750.000,- realisasi Rp. 3.372.122.875,- atau 77.56 % dan fisik 99.36%.
3. Program Pengendalian Banjir
Kegiatan mengendalikan banjir pada daerah tangkapan air dan badan-badan
sungai
Telah dilaksanakan dalam bentuk pembangunan tanggul/ bangunan
perkuatan tebing sungai, pengerukan muara sungai, normalisasi dan
pembangunan jetty di 22 Kabupaten/Kota. Anggaran yang disediakan Rp.
225.296.791.525,- realisasi Rp. 168.347.661.867,- atau 74.72 % dan fisik
95.30 %.
Kegiatan pembangunan prasarana pengaman pantai
Telah dilaksanakan dalam bentuk pembangunan pembangunan tanggul
pengaman pantai, pengerukan/normalisasi kuala, talud dan pembangunan
jetty di 14 (empat belas) kabupaten/kota. Anggaran yang disediakan Rp
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
100
83.527.545.800,- realisasi Rp 75.562.825.500,- atau 90.46 % dan fisik 99,18
%.
Realisasi Anggaran
Dinas Pengairan dialokasikan dana sebesar Rp 695.310.966.000,- realisasi Rp
458.600.368.855,- atau 65,96% dan fisik 91,47%.
C. Permasalahan dan Solusi
Beberapa hambatan yang dihadapi selama dalam pelaksanaan program dan
kegiatan untuk tahun anggaran 2009 adalah:
- Walaupun DPA-SKPA 2009 sudah disahkan pada awal bulan Maret 2009, tetapi proses perbaikannya masih membutuhkan waktu yang lama, sehingga
menunda proses-proses lainnya;
- Proses kontrak untuk kegiatan yang sumber dana dari BHM baru dimulai
akhir pada bulan Oktober 2009 (karena ada kebijakan dari Menteri Keuangan
tentang pemotongan dana BHM), sehingga waktu pelaksanaan sangat
singkat;
- Untuk kegiatan yang sumber dana dari OTSUS yang dikerjakan kabupaten, masih banyak yang bermasalah, karena kurangnya perencanaan yang matang
pada saat mengusulkan kegiatan (masalah pembebasan tanah, waktu
pelaksanaan bersamaan dengan waktu petani turun ke sawah, perubahan
lokasi kegiatan dan masalah pemesanan sheet pile di Medan);
- Masa pelaksanaan pekerjaan memasuki musim hujan dengan curah hujan tinggi sehingga memperlambat pekerjaan dilapangan (terutama paket dana
BHM)
- Kelangkaan semen;
- Terbatasnya Anggaran untuk setiap paket kegiatan sehingga tidak dapat
menyelesaikan permasalahan secara utuh;
- Tidak semua pegawai mempunyai tingkat profesionalisme yang sesuai dengan bidang dan masih rendahnya motivasi kerja sebagian pegawai.
Solusi-solusi dari permasalahan yang dihadapi adalah :
- Melakukan koordinasi yang lebih intensif dengan kabupaten/kota;
- Memerintahkan kepada kontraktor agar memacu kegiatan di lapangan
- Penyediaan dana yang memadai untuk pelaksanaan setiap paket kegiatan;
- Perlu adanya dana antisipasi untuk bencana alam;
- Disarankan untuk melaksanakan sistim kontrak Multy Years untuk kegiatan-kegiatan dengan dana yang besar;
- Meningkatkan koordinasi antara unit/organisasi terkait dan meningkatkan kualitas sumber daya aparatur;
- Meningkatkan pengawasan dan kualitas pengawas lapangan pada saat
kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang sedang berlangsung.
5. URUSAN PENATAAN RUANG
Urusan Penataan Ruang telah dilaksanakan Pemerintah Aceh melalui Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Urusan Perencanaan Pembanguan), Dinas Bina
Marga dan Cipta Karya (Urusan Pekerjaan Umum) dan Sekretariat Daerah (Urusan
Otonomi Daerah). Hal ini dikarenakan anggaran belanja non program dan belanja
program tidak dapat dipisahkan maka disesuaikan dengan urusan yang melekat pada
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
101
lembaga daerah tersebut. Begitu juga dengan permasalahan dan solusi telah tersirat
dalam keterangan pelaksanaan program dan kegiatan pada lembaga daerah tersebut.
6. URUSAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
A. Program dan kegiatan
Urusan Perencanaan Pembangunan yang dilaksanakan oleh Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah sebagai berikut:
1. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
a) Pengadaan meubeuler;
b) Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional;
c) Pemeliharaan rutin/berkala peralatan kantor;
d) Rehabilitasi sedang/berat rumah gedung kantor.
2. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Kegiatan ini berupa pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya.
3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Kegiatan ini berupa bimbingan teknis implementasi peraturan perundang-
undangan.
4. Program Pengembangan Data/Informasi
a) Pengumpulan, updating, dan analisis data informasi capaian target
kinerja program dan kegiatan;
b) Koordinasi penelitian dan pengembangan di provinsi serta kerjasama
dengan pihak lain;
c) Pengembangan pusat data dan informasi perencanaan pembangunan
daerah;
d) Penelitian dan pengembangan perencanaan pembangunan;
e) Penyusunan profile BAPPEDA;
f) Evaluasi perencanaan pengembangan kawasan ekonomi terpadu.
5. Program Kerjasama Pembangunan
Kegiatan ini berupa koordinasi kerjasama pembangunan antar daerah.
6. Program Pengembangan Wilayah Perbatasan
a) Koordinasi perencanaaan pembangunan strategis dan perbatasan;
b) Koordinasi Program Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus
(P2DTK) dan KP2DT;
c) Penyusunan buku STRADA dan RAD, PDT Provinsi.
7. Program Perencanaan Pembangunan Daerah
a) Pengembangan partisipasi masyarakat dalam perumusan program dan
kebijakan layanan publik;
b) Penyusunan rancangan RKPA;
c) Penyelenggaraan musrenbang RKPA;
d) Koordinasi penyusunan laporan kinerja pemerintah daerah;
e) Monitoring, evaluasi, pengendalian dan pelaporan pelaksanaan rencana
pembangunan daerah;
f) Penyusunan Kebijakan Umum APBA (KUA) dan Prioritas dan Plafon
Anggaran Sementara (PPAS);
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
102
g) Koordinasi dan sinkronisasi perencanaan program dan kegiatan
pembangunan;
h) Penyusunan, pelatihan dan sosialisasi rencana kerja SKPA;
i) Koordinasi penyusunan program dan kegiatan pembangunan yang
didanai melalui sumber dana Tambahan Dana Bagi Hasil Migas dan
Dana Otonomi Khusus;
j) Koordinasi penyusunan jawaban/penjelasan gubernur.
8. Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi
a) Koordinasi perencanaan pembangunan bidang ekonomi;
b) Pendampingan Economic Development Finance Facility (EDFF);
c) Koordinasi Pengembangan Cluster Ekonomi Daerah (APED).
9. Program Perencanaanan Pembangunan Sosial Budaya
a) Koordinasi perencanaan pembangunan bidang sosial dan budaya;
b) Koordinasi perencanaan pembangunan pendidikan;
c) Koordinasi perencanaan pembangunan kesehatan.
10. Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam a) Koordinasi dan konsultasi penyusunan rencana program pembangunan
fisik & prasarana;
b) Monitoring dan evaluasi RTRWP provinsi NAD;
c) Koordinasi pengembangan Kuala Idi;
d) Pembinaan perkuatan kelembagaan SDA (pendukung WISMP);
e) Penyusunan rencana aksi daerah penanggulangan bencana.
11. Program Perencanaan Pengembangan dan Pembinaan Syariat Islam a) Koordinasi dan evaluasi perencanaan program-program Syari'at Islam;
b) Koordinasi perencanaan peningkatan kegiatan keagamaan dan syi'ar
Islam.
12. Program Pengembangan Kerjasama dengan Lembaga-lembaga
Internasional a) Koordinasi program kerjasama antara Pemerintah RI dan UNFPA;
b) Koordinasi Program Kerjasama antara Pemerintah RI dan UNICEF
(KHPPIA).
B. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
1. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Kegiatan Pengadaan meubeuler
Telah dilaksanakan dalam bentuk pengadaan alat-alat meubeuler Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah. Melalui kegiatan ini telah terpenuhi
sarana dan prasarana dalam rangka peningkatan sarana dan prasarana
aparatur. Anggaran yang disediakan Rp 100.000.000,- realisasi Rp
78.750.000,- atau 78,75% dan fisik 100%.
Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional
Telah dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan operasional sarana dan
prasarana Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Anggaran yang disediakan Rp 253.000.000,- realisasi Rp 180.964.366,- atau 71.53% dan
fisik 100%. Sisa anggaran kegiatan ini merupakan bagian dari tekad dalam
rangka efesiensi anggaran.
Pemeliharaan rutin/berkala peralatan kantor
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
103
Telah dilaksanakan dalam rangka pemeliharaan sarana dan prasarana Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah. Anggaran yang disediakan Rp
159.850.000,- realisasi Rp 112.611.400,- atau 70,45% dan fisik 100%. Sisa
anggaran kegiatan ini merupakan bagian dari tekad dalam rangka efesiensi
anggaran.
Rehabilitasi sedang/berat rumah gedung kantor
Telah dilaksanakan dalam bentuk rehabilitasi gedung Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah. Anggaran yang disediakan Rp 380.500.000,- realisasi
Rp 348.738.900,- atau 91.65% dan fisik 100%.
2. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya
Telah dilaksanakan dalam bentuk penyediaan Pakaian Dinas Harian dan
Linmas bagi seluruh pegawai di lingkungan Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah. Anggaran yang disediakan Rp 109.900.000,- realisasi
Rp 86.051.000,- atau 78.30% dan fisik 100%.
3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Bimbingan teknis implementasi peraturan perundang-undangan
Telah dilaksanakan dalam bentuk pelaksanaan kegiatan bimbingan teknis
implementasi peraturan perundang-undangan kepada aparatur di lingkungan
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan seluruh SKPA terkait lainnya.
Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah adanya kesepahaman dalam
implementasi peraturan perundang-undangan. Anggaran yang disediakan Rp
138.925.000,- realisasi Rp 122.210.000,- atau 87.97% dan fisik 100%.
4. Program Pengembangan Data/Informasi Pengumpulan; updating; dan analisis data informasi capaian target kinerja
program dan kegiatan
Telah dilaksanakan dalam bentuk pengumpulan database mengenai
informasi capaian target kinerja program dan kegiatan yang dicapai
kabupaten/kota di Aceh. Untuk tahun 2009, hanya 8 Kabupaten yaitu
Kabupaten Gayo Lues, Aceh Tenggara, Aceh Timur, Aceh Tamiang, Nagan
Raya, Aceh Barat Daya, Pidie dan Pidie Jaya yang dilakukan monitoring
oleh Bappeda Aceh, sedangkan kabupaten lain data dikirim melalui email.
Anggaran yang disediakan Rp 93.850.000,- realisasi Rp 81.030.000,- atau
86,34% dan fisik 95,00%.
Koordinasi penelitian dan pengembangan di provinsi serta kerjasama dengan
pihak lain
Telah dilaksanakan koordinasi penelitian dan pengembangan dengan
membentuk Tim Panitia Penilai Jabatan Peneliti (P2JP). Tim ini telah
melakukan koordinasi, inventarisasi serta rapat evaluasi hasil penelitian dan
pengembangan. Anggaran yang disediakan Rp 387.800.200,- realisasi Rp
306.929.700,- atau 79,15% dan fisik 99,47%.
Pengembangan pusat data dan informasi perencanaan pembangunan daerah
Kegiatan ini tidak dapat dilaksanakan Pemerintah Aceh, karena kegiatan
dimaksud telah dilaksanakan oleh mitra pemerintah yang memiliki tujuan
yang sama dengan penyusunan database yang dilakukan Pemerintah Aceh,
seperti “Aceh Info” oleh UNRCO dan “Laporan Pembangunan Manusia
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
104
Aceh 2010” oleh UNDP. Anggaran yang disediakan Rp 15.758.500.000,-
realisasi Rp 696.768.350,- atau 4,42% dan fisik 5,38%.
Penelitian dan pengembangan perencanaan pembangunan
Telah dilaksanakan penelitian untuk mendukung pengembangan perencanaan
pembangunan. Pada kegiatan ini terdapat dua kegiatan penelitian yaitu
Interpretasi kondisi permukaan bearing stratum pada zona geo subsurface
pembangunan infrastruktur kota di Banda Aceh dengan nilai kegiatan Rp
500.000.000,- dan pembuatan data dinamis sebagai informasi pembangunan
di Provinsi Aceh dengan nilai kegiatan Rp 200.000.000,-. Penelitian pertama
tidak dapat dilaksanakan karena tidak tersedianya peralatan laboratorium
mekanika tanah. Peralatan tersebut sangat menentukan kualitas hasil
penelitian, sedangkan kegiatan penelitian kedua bersifat lanjutan daripada
kegiatan pertama sehingga apabila kegiatan pertama tidak dapat dilakukan
maka secara otomatis akan menghambat kegiatan kedua. Anggaran yang
disediakan Rp 950.000.000,- realisasi Rp 244.750.000,- atau 25,76% dan
fisik 35.00%.
Penyusunan profile Bappeda
Telah dilaksanakan dalam bentuk pengumpulan data dan informasi ke badan,
dinas dan lembaga daerah provinsi dan Bappeda kabupaten/kota melalui
koordinasi dalam penyusunan perencanaan pembangunan. Adapun hasil dari
kegiatan ini tersedianya informasi tentang profil BAPPEDA Aceh sebagai
institusi perencanaan daerah, agenda kerja, leaflet, kalender, dan iklan TV.
Anggaran yang disediakan Rp 95.000.000,- realisasi Rp 94.600.000,- atau
99,58% dan fisik 100%.
Evaluasi perencanaan pengembangan kawasan ekonomi terpadu
Telah dilaksanakan dalam bentuk koordinasi dengan pengelola Kapet guna
sinkronisasi program/kegiatan perencanaan pengembangan kawasan
ekonomi terpadu. Hasil dari kegiatan ini adalah peningkatan kualitas
perencanaan ekonomi Aceh. Anggaran yang disediakan Rp 348.993.200,-
realisasi Rp 149.550.700,- atau 42,85% dan fisik 100%. Dalam pelaksanaan
kegiatan alokasi dana untuk perjalanan dinas tidak maksimal terpakai karena
lokasi Kapet berkedudukan di Banda Aceh dan sekitarnya.
5. Program Kerjasama Pembangunan Koordinasi kerjasama pembangunan antar daerah
Telah dilaksanakan dalam bentuk peningkatan koordinasi kerjasama
pembangunan regional yaitu pertemuan Gubernur se-Wilayah Sumatera
dengan hasil tersusunnya agenda pembangunan Sumatera dalam bentuk
peningkatan kerjasama pembangunan regional secara terpadu. Anggaran
yang disediakan Rp 412.000.000,- realisasi Rp 371.643.000,- atau 90,20%
dan fisik 100%.
6. Program Pengembangan Wilayah Perbatasan Koordinasi perencanaaan pembangunan strategis dan perbatasan
Telah dilaksanakan dalam bentuk rapat koordinasi di provinsi dan
kabupaten/kota tentang penyusunan perencanaan pembangunan strategis dan
perbatasan guna sinkronisasi penyusunan rencana percepatan pembangunan
kawasan strategis dan perbatasan. Adapun hasil dari kegiatan ini adalah
tersusunnya konsep dasar tentang perencanaan pembangunan dan
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
105
perbatasan. Anggaran yang disediakan Rp 146.608.200,- realisasi Rp
113.560.200,- atau 77,46% dan fisik 93,90%.
Koordinasi Program Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK)
dan KP2D
Telah dilaksanakan dalam bentuk rapat koordinasi monitoring 20
kabupaten/kota. Hasil dari kegiatan ini adalah terlaksananya rapat koordinasi
dan monitoring di 20 kabupaten/kota dan rapat koordinasi di Jakarta tentang
program P2DTK. Anggaran yang disediakan Rp 420.000.000,- realisasi Rp
377.534.250,- atau 89,89% dan fisik 100%.
Penyusunan buku Strada dan RAD, PPDT Provinsi
Telah dilaksanakan dalam bentuk penyusunan buku Strategis Daerah
(Strada), Rencana Aksi Daerah (RAD), dan Program Percepatan Daerah
Tertinggal (PPDT) Aceh dengan sinkronisasi perencanaan pembangunan
Aceh dalam bentuk pengumpulan data di kabupaten/kota. Aksi ini
menghasilkan dokumen perencanaan pembangunan daerah tertinggal tahun
2008 dan 2009. Anggarannya yang disediakan Rp 96.700.000,- realisasi Rp
79.779.000,- atau 82,50% dan fisik 95,68%.
7. Program Perencanaan Pembangunan Daerah Pengembangan partisipasi masyarakat dalam perumusan program dan
kebijakan layanan publik
Telah dilaksanakan dalam rangka menjaring aspirasi masyarakat dan
mengikutsertakan partisipasi masyarakat dalam perumusan program dan
kebijakan layanan publik, kegiatan ini tidak berjalan sesuai dengan
perencanaan. Hal ini dikarenakan petunjuk teknis penyusunan RAD-PK baru
disampaikan oleh BAPPENAS pada akhir Nopember 2009 sehingga tidak
cukup waktu untuk dilaksanakan. Anggaran yang disediakan Rp
185.250.000,- realisasi Rp 8.100.000,- atau 4,37% dan fisik 5,11%.
Penyusunan rancangan RKPA
Telah dilaksanakan dalam bentuk pengumpulan laporan dari SKPA dalam
perencanaan kerja pemerintah Aceh tahun 2010 yang dibiayai oleh APBN,
APBA, APBK dan sumber dana lainnya untuk memenuhi aspirasi
masyarakat dalam rencana kerja tahunan pemerintah Aceh. Hasil dari
kegiatan ini tersedianya pedoman perencanaan pembangunan Aceh tahun
2010. Anggaran yang disediakan Rp 200.000.000,- realisasi Rp
188.022.950,- atau 94,01% dan fisik 100%.
Penyelenggaraan musrenbang RKPA
Kegiatan ini telah dilaksanakan dalam bentuk rapat musyawarah guna
pemenuhan aspirasi masyarakat dalam rencana kerja tahunan pemerintah
Aceh dan sinkronisasi rencana pembangunan pemerintah daerah Tahun
2010. Adapun hasil dari kegiatan ini terlaksananya Musrenbang RKPA
Aceh yang diikuti oleh lembaga pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten
dan kota, LSM, Tokoh masyarakat, institusi yang bergerak dibidang
pembangunan, sosial dan kemasyarakatan, dan lainnya. Diadakan di Banda
Aceh pada bulan April 2009. Anggaran yang disediakan Rp 676.400.000,-
realisasi Rp 640.853.075,- atau 94,74% dan fisik 100%.
Koordinasi penyusunan laporan kinerja pemerintah daerah
Telah dilaksanakan dalam bentuk menghimpun laporan seluruh SKPA dan
disusun menjadi suatu laporan. Hasil dari kegiatan ini adalah tersusunnya
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
106
Lakip Pemerintah Aceh tahun 2008. Anggaran yang disediakan Rp
217.100.000,- realisasi Rp 72.959.050,- atau 33,61% dan fisik 98,62%.
Monitoring, evaluasi, pengendalian dan pelaporan pelaksanaan rencana
pembangunan daerah
Telah dilaksanakan dalam bentuk monitoring, evaluasi, pengendalian dan
pelaporan ke SKPA dan kabupaten/kota yang dilaksanakan pada bulan Mei
s.d Juni 2008. Hasil dari kegiatan ini adalah tersedianya laporan pelaksanaan
pembangunan daerah. Anggaran yang disediakan Rp 752.730.000,- realisasi
Rp 542.308.575,- atau 72,05% dan fisik 100%.
Penyusunan kebijakan Umum APBA (KUA) dan Prioritas dan Plafon
Anggaran Sementara (PPAS)
Telah dilaksanakan dalam bentuk Sinkronisasi dan Sistematisnya
Penyusunan Program dan Kegiatan APBA yang diberikan oleh SKPA yang
dilaksanakan pada bulan Mei s.d Juli 2009. Hasil dari kegiatan ini Sinkron
dan sistematisnya penyusunan KU dan PPAS APBA Tahun 2010. Anggaran
yang disediakan Rp 239.200.000,- realisasi Rp 237.742.250,- atau 99,39%
dan fisik 100%.
Koordinasi dan sinkronisasi perencanaan program dan kegiatan
pembangunan
Telah dilaksanakan dalam bentuk rapat koordinasi dan sinkronisasi
perencanaan pembangunan Aceh dengan SKPA dan kementrian lembaga
yang terkait dalam penetapan RAPBA dan RAPBN alokasi Aceh. Hasil
dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah terciptanya sinkronisasi prioritas
program/kegiatan RAPBA dan RAPBN. Anggaran yang disediakan Rp
900.000.000,- realisasi Rp 771.484.575,- atau 85,72% dan fisik 95.00%.
Penyusunan, pelatihan dan sosialisasi rencana kerja SKPA
Tidak dapat dilaksanakan karena adanya kerjasama dengan Bappenas,
Anggaran yang disediakan Rp 249.500.000,- realisasi Rp 14.400.000,- atau
5,77% dan fisik 6.06%
Koordinasi penyusunan program dan kegiatan pembangunan yang didanai
melalui sumber dana Tambahan Dana Bagi Hasil Migas dan Dana Otonomi
Khusus
Telah dilaksanakan dalam bentuk koordinasi dengan SKPA dan
kabupaten/kota dalam menyusun program dan kegiatan pembangunan yang
didanai melalui sumber dana Tambahan Dana Bagi Hasil Migas dan Dana
Otonomi Khusus. Hasil yang dicapai adalah adanya pedoman penyusunan
program dan kegiatan. Anggaran yang disediakan Rp 354.000.000,- realisasi
Rp 293.358.525,- atau 82,87% dan fisik 95.00%.
Koordinasi penyusunan jawaban/penjelasan gubernur
Telah dilaksanakan dalam bentuk penghimpunan pertanyaan DPRA dan
jawaban diselaraskan sesuai dengan tupoksi SKPA masing-masing. Hasil
dari kegiatan tersebut adanya himpunan jawaban yang terkoordinir untuk
menjadi dasar kebijakan dalam penyusunan program yang akan datang.
Anggaran yang disediakan Rp 100.000.000,- realisasi Rp 99.583.300,- atau
99,58% dan fisik 100%.
8. Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi Koordinasi perencanaan pembangunan bidang ekonomi
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
107
Telah dilaksanakan dalam bentuk koordinasi dengan SKPA dan pemerintah
kabupaten/kota guna sinkronisasi program/kegiatan pembangunan ekonomi
daerah. Hasil dari kegiatan ini adalah peningkatan kualitas perencanaan
ekonomi Aceh. Anggaran yang disediakan Rp 400.000.000,- realisasi Rp
386.103.625,- atau 96,53% dan fisik 100%.
Pendampingan Economic Development Finance Facility (EDFF)
Telah dilaksanakan dalam bentuk fasilitasi kerjasama pengembangan sektor
ekonomi rakyat dengan instansi terkait. Hasil dari pelaksanaan kegiatan ini
adalah peningkatan kerjasama pengembangan ekonomi berbasis sektor.
Anggaran yang disediakan Rp 1.500.000.000,- realisasi Rp 1.031.810.000,-
atau 68,79% dan fisik 76,74%.
Koordinasi Pengembangan Cluster Ekonomi Daerah (APED)
Telah dilaksanakan dalam bentuk pelaksanaan peningkatan koordinasi
perencanaan pembangunan ekonomi Aceh guna pengembangan kawasan
ekonomi lokal. Anggaran yang disediakan Rp 266.647.400,- realisasi Rp
149.415.250,- atau 56,03% dan fisik 60,36%.
9. Program Perencanaanan Pembangunan Sosial Budaya
Koordinasi perencanaan pembangunan bidang sosial dan budaya
Telah dilaksanakan dalam bentuk kegiatan koordinasi dengan SKPA dan
pemerintah kabupaten/kota tentang kualitas perencanaan bidang sosial dan
budaya. Hasil dari kegiatan ini meningkatnya koordinasi perencanaan di
bidang sosial budaya. Anggaran yang disediakan Rp 428.787.200,- realisasi
Rp 384.918.700,- atau 89,77% dan fisik 96,94%.
Koordinasi perencanaan pembangunan pendidikan
Anggaran yang disediakan Rp 33.737.600,- realisasi Rp 24.916.600,- atau
73,85% dan fisik 87,55%. Dana tersebut di gunakan untuk perjalanan dinas
dalam dearah dan luar daerah dalam rangka koordinasi pendidikan, ATK,
penggandaan bahan-bahan koordinasi.
Koordinasi perencanaan pembangunan kesehatan
Anggaran yang disediakan Rp 33.737.600,- dengan realisasi Rp 20.337.600,-
atau 60,28% dan fisik 88,44%. Dana tersebut di gunakan untuk perjalanan
dinas dalam dearah dan luar daerah dalam rangka mengikuti pertemuan
Pokjanal DBD Regional Sumbagut VII di Sumatera Barat, ATK, dan
penggandaan bahan-bahan koordinasi.
10. Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam Koordinasi dan konsultasi penyusunan rencana program pembangunan fisik
& prasarana
Telah dilaksanakan dalam bentuk pelaksanaan koordinasi dengan SKPA dan
pemerintah kabupaten/kota tentang penyusunan rencana program
pembangunan fisik dan prasarana, dan koordinasi kegiatan Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri perkotaan serta Air Minum dan
Penyehatan Lingkungan (AMPL) kerjasama Pemerintah Aceh dengan
UNICEF. Hasil dari kegiatan ini tersusunnya program-program
pembangunan yang mengacu kepada Renstra pembangunan Aceh serta
terlaksananya Rakornis Pembangunan AMPL. Anggaran yang disediakan Rp
894.206.000,- dengan realisasi Rp777.940.100,- atau 87,00% dan fisik
90,91%.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
108
Monitoring dan evaluasi RTRWP Provinsi NAD
Telah dilaksanakan dalam bentuk menghimpun laporan pemanfaatan ruang
di kabupaten/kota dalam hal kawasan hutan lindung dan budidaya dalam
rangka penyempurnaan RTRWA yang sedang dalam proses finalisasi naskah
akademis dan Qanun RTRWA 2009-2029. Hasil kegiatan ini adanya
penyempurnaan RTRWA. Anggaran yang disediakan Rp 144.990.000,-
realisasi Rp 84.984.500,- atau 58,61% dan fisik 63,12%.
Koordinasi pengembangan Kuala Idi
Telah dilaksanakan dalam bentuk monitoring dan evaluasi ke pembangunan
pelabuhan terpadu Kuala Idi. Hasil kegiatan ini adalah teridentifikasi
kegiatan yang sudah dan yang akan dilaksanakan baik tahun berjalan
maupun tahun depan dalam rangka percepatan pembangunan Kuala Idi
sebagai pelabuhan perikanan ekspor impor yang direncanakan. Anggaran
yang disediakan Rp 112.000.000,- realisasi Rp72.900.000,- atau 65,09% dan
fisik 87,55%.
Pembinaan perkuatan kelembagaan SDA (pendukung WISMP)
Telah dilaksanakan dalam bentuk koordinasi penyusunan AWP WISMP
Aceh 2010, monitoring dan evaluasi program WISMP Aceh 2009, pelatihan
Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM), serta Pembentukan Komisi Irigasi
provinsi. Hasil dari kegiatan ini telah meningkatnya kapasitas kelembagaan
P3A pada Daerah Irigasi (DI) sasaran WISMP dalam pengelolaan irigasi
yang partisipatif. Selanjutnya diharapkan dapat meningkatkan produksi
pertanian yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan petani.
Anggaran yang disediakan Rp 437.467.344,- realisasi Rp275.930.800,- atau
63,07% dan fisik 76,59 %.
Penyusunan Rencana Aksi Daerah Penanggulangan Bencana
Telah dilaksanakan dalam bentuk penyusunan rencana aksi daerah
penanggulangan bencana. Hasil dari kegiatan ini tersusunnya draft rencana
aksi daerah penanggulangan bencana. Anggaran yang disediakan Rp
67.500.000,- realisasi Rp56.920.000,- atau 84,33% dan fisik 100%.
11. Program Perencanaan Pengembangan dan Pembinaan Syariat Islam Koordinasi dan evaluasi perencanaan program-program Syari'at Islam
Telah dilaksanakan dalam bentuk koordinasi dengan lembaga terkait dan
masyarakat tentang evaluasi perencanaan program-program Syari'at Islam
sehingga terkoordinirnya perencanaan program-program Syari'at Islam. Hasil
dari kegiatan ini adalah adanya pemahaman yang sama tentang mekanisme
perencanaan program-program Syari'at Islam. Anggaran yang disediakan Rp
200.000.000,- realisasi Rp 92.724.00,- atau 46,36% dan fisik 59,69%.
Koordinasi perencanaan peningkatan kegiatan keagamaan dan Syi'ar Islam
Telah dilaksanakan dalam bentuk kegiatan koordinasi kegiatan keagamaan
dan Syi'ar Islam. Hasil dari kegiatan ini adalah peningkatan pemahaman
keagamaan dan Syi'ar Islam bagi aparatur BAPPEDA. Anggaran yang
disediakan Rp 50.000.000,- realisasi Rp 48.555.000,- atau 97,11% dan fisik
100%
12. Program Pengembangan Kerjasama dengan Lembaga-lembaga
Internasional Koordinasi program kerjasama antara pemerintah RI dan UNFPA
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
109
Telah dilaksanakan dalam bentuk rapat koordinasi dan sinkronisasi program
kerjasama Bappeda ACEH dan UNFPA; Monev ke kab/kota; Koordinasi ke
Jakarta. Hasil dari pelaksanaan kegiatan ini adalah peningkatan program
kerjasama. Anggaran yang disediakan Rp 170.000.000,- realisasi Rp
150.942.850,- atau 88,79% dan fisik 94,94%.
Koordinasi Program Kerjasama antara Pemerintah RI dan UNICEF
(KHPPIA)
Telah terlaksana dalam bentuk rapat koordinasi, pelatihan, review tengah
tahun, dan review akhir tahun dan penyusunan rencana kerja untuk tahun
2010 dalam mensinkronisasikan program kerjasama BAPPEDA Aceh dan
UNICEF. Hasil dari kegiatan ini adalah adanya kesamaan persepsi kerjasama
dengan UNICEF. Anggaran yang disediakan Rp 103.737.600,- realisasi Rp
97.635.000,- atau 94,12% dan fisik 100%.
Realisasi Anggaran
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dialokasikan anggaran sebesar Rp
46.968.336.000,- realisasi Rp 21.823.891.480,- atau 46,47% dan fisik 73,63%.
C. Permasalahan dan Solusi
Adapun permasalahan dan solusi yang dihadapi dalam pelaksanaan program dan
kegiatan di Bidang Perencanaan Pembangunan pada tahun 2009 adalah :
- Rendahnya realisasi kegiatan pembinaan penguatan kelembagaan SDA
(pendukung WISMP) karena Pembentukan Komisi Irigasi belum dapat
dilaksanakan sampai tuntas karena waktu yang tidak mencukupi dan kendala
keuangan. Dari 44 daerah irigasi yang dipilih perwakilannya untuk duduk
dalam Komisi Irigasi baru terlaksana pemilihan di 6 daerah irigasi. Kegiatan
Pembentukan Komisi Irigasi ini akan dilanjutkan pada 2010.
- Pengembangan partisipasi masyarakat dalam perumusan program dan
kebijakan layanan publik tidak maksimal dilaksanakan. Hal ini dikarenakan
petunjuk teknis penyusunan RAD-PK baru disampaikan oleh BAPPENAS
pada akhir Nopember 2009 sehingga tidak cukup waktu untuk dilaksanakan.
- Kegiatan Pendampingan Economi Development Finance Facility (EDFF),
pelaksanaannya belum mencapai target, dikarenakan oleh tenaga paruh
waktu (safeguard expert) tidak dimobilisasi karena sudah disediakan oleh
Konsultan Manajemen.
Solusi terhadap berbagai permasalahan adalah :
- Alokasi anggaran tahun 2010 untuk kegiatan ini akan disesuaikan dengan
rencana kerja project EDFF
- Penggunaan anggaran pada masing-masing pos belanja disesuaikan dengan
kebutuhan.
- Diharapkan untuk tahun 2010 dapat terjalin hubungan yang lebih baik lagi
dengan kab/kota sehingga data yang dibutuhkan lebih tepat waktu
- Pada tahun anggaran 2010 kegiatan ini akan digabung dengan kegiatan
koordinasi perencanaan sosial dan budaya.
7. URUSAN PERUMAHAN
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
110
Urusan Perumahan telah dilaksanakan Pemerintah Aceh melalui Dinas Bina Marga
dan Cipta Karya, Dinas Sosial. Penjelasan lebih rinci mengenai urusan perumahan
dapat dilihat dalam urusan pekerjaan umum dan urusan sosial. Hal ini dikarenakan
anggaran belanja non program dan belanja program tidak dapat dipisahkan maka
disesuaikan dengan urusan yang melekat pada lembaga daerah tersebut. Begitu juga
dengan permasalahan dan solusi telah tersirat dalam keterangan dalam pelaksanaan
program dan kegiatan pada lembaga daerah tersebut.
8. URUSAN KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA
Dinas Pemuda dan Olahraga
A. Program dan kegiatan
Urusan Kepemudaan dan Olahraga dilaksanakan oleh Dinas Kepemudaan dan
Olahraga sebagai berikut:
1. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
a) Pengadaan meubeuleur;
b) Pemeliharaan rutin gedung kantor;
c) Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas;
d) Pemeliharaan rutin/berkala alat rumah tangga;
e) Penunjang dan pembinaan kelembagaan.
2. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Kegiatan ini berupa pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapan.
3. Program Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pemuda
Kegiatan ini berupa pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pembangunan
pemuda.
4. Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan
a) Pembinaan organisasi kepemudaan;
b) Fasilitasi pekan temu wicara organisasi pemuda;
c) Penyuluhan pencegahan penggunaan narkoba dikalangan generasi
muda;
d) Pameran prestasi hasil karya pemuda;
e) Pelatihan/pemuda pelaporan pedesaan;
f) Seleksi dan pemberangkatan pertukaran pemuda antar negara;
g) Seleksi dan pemberangkatan pertukaran pemuda antar provinsi;
h) Seleksi dan pemberangkatan peserta kapal pemuda nusantara;
i) Peringatan hari sumpah pemuda tingkat provinsi;
j) Pemilihan dan pelatihan provinsi PASKIBRAKA tingkat nasional dan
provinsi.
5. Program Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Olahraga
a) Peningkatan mutu organisasi dan tenaga olahraga;
b) Pengembangan perencanaan olahraga terpadu;
c) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengembangan olahraga;
d) Pembinaan manajemen organisasi olahraga.
6. Program Pembinaan dan Permasyarakatan Olahraga
a) Pembibitan dan pembinaan olahragawan berbakat;
b) Pembinaan cabang olahraga prestasi di tingkat daerah;
c) Peningkatan kesegaran jasmani dan rekreasi;
d) Penyelenggaraan kompetisi olahraga;
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
111
e) Pemassalan olahraga bagi pelajar, mahasiswa dan masyarakat;
f) Pemberian penghargaan bagi insan olahraga yang berdedikasi dan
berprestasi;
g) Pembinaan dan pembibitan atlet diklat olahraga SMA Tunas Bangsa
h) Pengelolaan dapur umum SMU plus diklat olahraga;
i) Persiapan atlet (TC) dan pemberangkatan atlet pekan olahraga pelajar
nasional (POPNAS);
j) Olahraga dalam rangka hari keluarga nasional (HARGANAS);
k) Pelaksanaan perlombaan lari 10 km;
l) Pembinaan dan pelatihan olahraga ke luar negeri;
m) Pelaksanaan, turnamen/kompetisi olahraga antar lembaga/instansi
lainnya.
7. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga
a) Peningkatan pembangunan sarana dan prasarana olahraga;
b) Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana olahraga.
B. Realisasi Pelaksanaan Program dan kegiatan
1. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Pengadaan Meubeuleur
Telah dilaksanakan dalam bentuk pengadaan meubeuleur kantor, anggaran
yang disediakan Rp 11.000.000,- realisasi Rp 9.500.000,- atau 86,36%.
Pemeliharaan Rutin Gedung Kantor
Telah dilaksanakan dalam bentuk pemeliharaan gedung kantor, anggaran
yang disediakan Rp 426.500.000,- realisasi Rp 415.937.000,- atau 97,52%.
Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas
Telah dilaksanakan dalam bentuk pembelian suku cadang roda 4 dan 2
untuk terciptanya kelancaran dan operasional bagi kendaraan dinas
perkantoran. Anggaran yang disediakan Rp 87.500.000,- realisasi Rp
87.355.400,- atau 99,83%.
Pemeliharaan Rutin/Berkala Alat Rumah Tangga
Telah dilaksanakan dalam bentuk pemeliharaan rutin/berkala alat rumah
tangga. Anggaran yang disediakan Rp 18.500.000,- realisasi Rp
17.000.000,- atau 91,89%.
Penunjang dan Pembinaan Kelembagaan
Telah dilaksanakan dalam rangka untuk menunjang dan membina
kelembagaan. Anggaran yang disediakan Rp 125.150.000,- realisasi Rp
124.750.000,- atau 99,68%.
2. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapan
Telah dilaksanakan dalam bentuk pengadaan pakaian dinas harian PDH
dan Linmas untuk pegawai. Anggaran yang disediakan Rp 93.450.000,-
realisasi Rp 93.086.000,- atau 99,61%.
3. Program Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pemuda
Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pembangunan pemuda
Telah dilaksanakan dalam rangka untuk meningkatkan pelaksanaan
pembangunan khususnya dibidang kepemudaan dalam Provinsi Aceh.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
112
Anggaran yang disediakan Rp 64.200.000,- realisasi Rp 58.700.000,- atau
91,43%.
4. Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan
Pembinaan organisasi kepemudaan
Telah dilaksanakan kegiatan pembinaan organisasi terhadap 40 organisasi
kepemudaan. Anggaran yang disediakan Rp 320.700.000,- realisasi Rp
287.380.475,- atau 89,61% dan fisik 100%.
Fasilitasi pekan temu wicara organisasi pemuda
Telah dilaksanakan dengan output untuk terjalinnya hubungan antar
pemuda dalam Provinsi Aceh. Anggaran yang disediakan Rp 78.619.000,-
realisasi Rp 77.870.000,- atau 99,05%.
Penyuluhan pencegahan penggunaan narkoba dikalangan generasi muda
Telah dilaksanakan dalam rangkan mensosialisasikan untuk meningkatkan
pengetahuan pemuda tentang bahaya narkoba. Anggaran yang disediakan
Rp 44.300.000,- realisasi Rp 44.300.000,- atau 100%.
Pameran Prestasi Hasil Karya Pemuda
Telah dilaksanakan dalam bentuk pameran hasil karya pemuda-pemudi
Aceh untuk membentuk pemuda berprestasi sebagai pelopor keamanan
lingkungan. Anggaran yang disediakan Rp 37.650.000,- realisasi Rp
37.650.000,- atau 100%.
Pelatihan kepemimpinan dan pemilihan Pemuda Pelopor Pedesaan
Telah dilaksanakan pemilihan satu orang pemuda pelopor pedesaan yang
mewakili delapan kabupaten/kota dan pelatihan 40 pemuda di pedesaan.
Anggaran yang disediakan Rp 75.901.000,- realisasi Rp 75.901.000,- atau
100% dan fisik 100%
Seleksi dan Pemberangkatan Pertukaran Pemuda Antar Negara
Telah dilaksanakan dalam bentuk pertukaran pemuda antar negara
merupakan program nasional dalam rangka menjalin persahabatan dan
saling pengertian antar pemuda dalam aspek kehidupan, memperluas
wawasan dan cakrawala berfikir generasi muda Indonesia baik nasional
maupun internasional, serta meningkatkan patriotisme dan disiplin nasional
para pemuda sebagai generasi penerus bangsa. Anggaran yang disediakan
Rp 131.720.000,- realisasi Rp 101.320.000,- atau 76,92%.
Seleksi dan Pemberangkatan Pertukaran Pemuda Antar Provinsi
Telah dilaksanakan dalam rangka mengurangi rasa primodialisme
kedaerahan dan mempertebal rasa nasionalisme di kalangan generasi muda
sehingga tidak berdampak negatif terhadap disintegrasi bangsa. Beranjak
dari hal tersebut diatas, demi untuk menjaga eksistensi NKRI ditengah
makin maraknya gerakan-gerakan yang menghendaki terjadinya
perpecahan daerah sudah selayaknya perlu membangun dan meningkatkan
kepedulian pemuda dalam pembangunan bangsa yang memiliki rasa
kebangsaan dan fanatisme yang tinggi. Salah satu diantaranya kegiatan
yang telah dilaksanakan adalah melalui kegiatan pertukaran pemuda antar
Provinsi yang bertujuan menanamkan rasa nasionalisme, memberikan
kesempatan kepada pemuda untuk saling memahami dan melakukan
interaksi sosial antar sesama pemuda, menumbuhkan rasa toleransi dan
kepedulian dikalangan generasi muda dan diharapkan akan mampu
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
113
mengaktualisasikan potensi diri sesama pemuda yang tergabung dalam
pertukaran pemuda antar provinsi. Berbagai usaha dan terobosan agar
generasi muda atau sesama generasi muda suatu daerah dapat saling
berinteraksi, berdialog, bekerjasama dalam memecahkan masalah sehingga
dapat meningkatkan rasa kebersamaan dan persatuan generasi muda
Indonesia. Anggaran yang disediakan Rp 56.728.000,- realisasi Rp
55.928.000,- atau 98,59%.
Seleksi dan pemberangkatan peserta Kapal Pemuda Nusantara
Telah dilaksanakan dalam bentuk seleksi dan pemberangkatan kapal
pemuda nusantara untuk Pemerintah Aceh telah dilaksanakan yang
bertujuan untuk menumbuh kembangkan potensi pemuda dalam bidang
budaya wisata bahari, mengenal gugus kepulauan nusantara dalam
membangkitkan jiwa maritim di kalangan pemuda. Anggaran yang
disediakan Rp 38.800.000,- realisasi Rp 38.800.000,- atau 100%.
Peringatan Hari Sumpah Pemuda Tingkat Provinsi
Telah dilaksanakan untuk meningkatkan kesadaran dan wawasan pemuda
terhadap sejarah perjuangan. Anggaran yang disediakan Rp 99.440.000,-
realisasi Rp 99.440.000,- atau 100%.
Pemilihan dan pelatihan provinsi PASKIBRAKA tingkat nasional dan
provinsi
Telah dilaksanakan dalam rangka pemilihan dan pelatihan PASKIBRAKA
nasional ditujukan untuk meningkatkan serta mengembangkan rasa
kesadaran nasional untuk mensyukuri kemerdekaan negara Republik
Indonesia, memupuk semangat kebangsaan, kecintaan tanah air, rasa
memiliki, berbangsa dan negara yang tinggi, mewujudkan kader-kader
patriot pembela bangsa dan negara yang beriman dan bertaqwa, kesadaran
ketahanan nasional, penerus nilai serta cita-cita proklamasi 17 Agustus
1945 dan juga meningkatkan sikap disiplin dan tertib. Anggaran yang
disediakan Rp 1.137.995.500,- realisasi Rp 1.123.949.000,- atau 98,77%.
5. Program Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Olahraga
Peningkatan Mutu Organisasi dan Tenaga Olahraga
Telah dilaksanakan pelatihan kepada para pelatih cabang olahraga karate
dan tinju masing-masing 40 orang. Anggaran yang disediakan Rp
316.258.000,- realisasi Rp 315.858.000,- atau 99,87% dan fisik 100%.
Pengembangan Perencanaan Olahraga Terpadu
Telah dilaksanakan untuk penyelenggaraan Temu Konsultasi Kepemudaan
dan Keolahragaan Perencanaan Terpadu Se-Aceh dalam rangka melakukan
sinkronisasi program dan kegiatan pembinaan pemuda dan olahraga antara
pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota. Anggaran yang disediakan
Rp 101.702.000,- realisasi Rp 101.702.000,- atau 100%.
Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Pengembangan Olahraga
Telah dilaksanakan untuk memberikan pelayanan yang bersifat lintas
bidang dengan tujuan melakukan monitoring dan evaluasi program dan
kegiatan yang sedang dilakukan, sinkronisasi dan pengembangan program
guna meningkatkan pelayanan yang bersifat kedalam dan keluar untuk
memahami dan memperoleh data sebagai pendukung dalam rangka
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
114
peningkatan pembinaan, kualitas SDM pemuda dan olahraga. Anggaran
yang disediakan Rp 488.700.000,- realisasi Rp 370.240.000,- atau 75,76%.
Pembinaan Manajemen Organisasi Olahraga
Telah dilaksanakan rapat koordinasi dan sinkronisasi program olahraga
terpadu dalam rangka meningkatkan pembinaan pengurus KONI dan
pengurus cabang olahraga. Anggaran yang disediakan Rp 125.265.000,-
realisasi Rp 124.515.000,- atau 99,40% dan fisik 100%.
6. Program Pembinaan dan Permasyarakatan Olahraga
Pembibitan dan Pembinaan olahragawan berbakat
Telah dilaksanakan pembinaan terhadap atlet-atlet pemula (usia dini)
dalam rangka pemanduan bakat masing-masing bidang olahraga sebanyak
150 orang. Anggaran yang disediakan Rp 899.825.000,- realisasi Rp
817.575.000,- atau 90,86% dan fisik 100%.
Pembinaan cabang olahraga prestasi di tingkat daerah
Telah dilaksanakan untuk meningkatkan pembinaan olahraga ditingkat
daerah demi tumbuh dan kembangnya olahraga daerah. Anggaran yang
disediakan Rp 2.459.950.000,- realisasi Rp 2.411.106.000,- atau 98,01%.
Peningkatan Kesegaran Jasmani Dan Rekreasi
Telah dilaksanakan untuk meningkatkan kesegaran jasmani dikalangan
masyarakat dan karyawan dalam Provinsi Aceh. Anggaran yang
disediakan Rp 163.069.000,- realisasi Rp 150.955.000,- atau 92,57% dan
fisik 100%.
Penyelenggaraan Kompetisi Olahraga
Telah dilaksanakan kompetisi 12 cabang olahraga dalam rangka
meningkatkan prestasi olahraga khususnya dikalangan pelajar untuk
menjaring atlet-atlet berbakat yang akan diikut sertakan pada event-event
yang lebih besar. Anggaran yang disediakan Rp 1.190.380.000,- realisasi
Rp 1.134.855.000,- atau 95,34% dan fisik 100%.
Pemassalan Olahraga Bagi Pelajar, Mahasiswa dan Masyarakat
Telah dilaksanakan untuk meningkatkan prestasi olahraga baik dikalangan
masyarakat, mahasiswa dan pelajar se- Aceh. Anggaran yang disediakan
Rp 254.571.500,- realisasi Rp 243.925.000,- atau 95,82%.
Pemberian Penghargaan Bagi Insan Olahraga yang Berdedikasi dan
Berprestasi
Telah dilaksanakan untuk memberikan penghargaan bagi insan-insan
olahraga dan pembina olahraga yang telah berjasa dalam menyumbang
prestasi bagi Pemerintah Aceh. Anggaran yang disediakan Rp
120.400.000,- realisasi Rp 120.400.000,- atau 100%.
Pembinaan dan Pembibitan Atlet Diklat Olahraga SMA Tunas Bangsa
Telah dilaksanakan dalam upaya percepatan peningkatan prestasi olahraga
Pemerintah Aceh telah melakukan pembinaan olahraga secara berjenjang
melalui sekolah unggul olahraga atau lebih dikenal dengan SMA Tunas
Bangsa. Pembinaan ini diarahkan untuk menciptakan kader-kader atlet
yang handal pada masa yang akan datang dan diharapkan akan mampu
melahirkan atlet-atlet yang berprestasi yang mampu mengharumkan nama
besar daerah di pentas olahraga nasional maupun internasional, melalui
sebuah konsep pembinaan dan pelatihan secara terus-menerus. Adapun
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
115
jumlah atlet yang dibina adalah sebanyak 120 orang dari 7 cabang olahraga
binaan meliputi atletik, pencak silat, kempo, sepak bola, karate, teakwondo,
bola volley dan tenis lapangan.
Anggaran yang disediakan Rp 1.537.676.400,- realisasi Rp 1.518.054.500,-
atau 98,72%.
Pengelolaan Dapur Umum SMU Plus Diklat Olahraga
Telah dilaksanakan untuk penyediaan makanan bagi atlet SMU Plus Diklat
olahraga. Anggaran yang disediakan Rp 1.551.450.000,- realisasi Rp
1.512.494.000,- atau 97,49%.
Persiapan Atlet (TC) dan Pemberangkatan Atlet Pekan Olahraga Pelajar
Nasional (POPNAS)
Telah dilaksanakan dalam rangka persiapan atlet (TC) dan Pekan Olahraga
Pelajar Nasional (POPNAS) di Provinsi Yogyakarta. Anggaran yang
disediakan Rp 1.556.795.000,- realisasi Rp 1.457.994.000,- atau 93,65%.
Olahraga Dalam Rangka Hari Keluarga Nasional (HARGANAS)
Telah dilaksanakan untuk memasyarakatkan olahraga keluarga telah
dilaksanakan lomba sepeda santai untuk keluarga yang dilaksanakan dalam
rangka memeriahkan Hari Keluarga Nasional (HARGANAS) bekerjasama
dengan BKKBN Provinsi Aceh dan di akhir acara kepada para peserta
diadakan lucky draw. Anggaran yang disediakan Rp 51.727.340,- realisasi
Rp 50.727.000,- atau 98,07%.
Pelaksanaan Perlombaan Lari 10 Km
Telah dilaksanakan dalam bentuk kegiatan olahraga Lari Maraton ini
dilaksanakan dalam rangka peringatan 5 tahun tsunami. Kegiatan ini yang
melibatkan masyarakat, pelajar, mahasiswa serta karyawan/ti pemerintah
dan BUMN. Anggaran yang disediakan Rp 161.870.000,- realisasi Rp
161.870.000,- atau 100%.
Pembinaan Dan Pelatihan Olahraga ke Luar Negeri
Telah dilaksanakan dalam bentuk untuk meningkatkan prestasi olahraga
sepak bola dikalangan pelajar (usia dini) tim U-15 ke Paraguay sebanyak
30 orang. Anggaran yang disediakan Rp 11.815.594.000,- realisasi Rp
11.811.491.500,- atau 99,97%.
Pelaksanaan, Turnamen/Kompetisi Olahraga Antar Lembaga/Instansi
Lainnya
Telah dilaksanakan untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan silaturahmi
antar instansi di lingkungan Provinsi Aceh. Anggaran yang disediakan Rp
181.319.000,- realisasi Rp 176.517.500,- atau 97,35%.
7. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga
Peningkatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Olahraga
Dalam rangka peningkatan pembinaan olahraga di kabupaten/kota se Aceh,
Anggaran yang disediakan Rp 65.634.843.470,-. realisasi Rp
41.779.662.150,- atau 63,65% dan fisik 63,65%.
Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana Dan Prasarana Olahraga
Telah dilaksanakan dalam rangka mendukung pembinaan olahraga dan
pelaksanaan berbagai event olahraga yang memanfaatkan Stadion Harapan
Bangsa maka perlu dilakukan pemeliharaan sarana dan prasarana olahraga
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
116
stadion, sehingga dapat berfungsi secara optimal terhadap pembinaan dan
pelatihan olahraga serta terlaksananya penyelenggaraan event yang bersifat
daerah dan nasional. Anggaran yang disediakan Rp 1.609.700.000,-
realisasi Rp 1.281.244.945,- atau 79,60 %.
Realisasi Anggaran
Dinas Pemuda dan Olahraga Aceh dialokasikan dana sebesar Rp
100.639.179.000,- realisasi Rp 75.159.264.592,- atau 74,68% dan fisik
74,68%.
C. Permasalahan dan Solusi
Secara keseluruhan pelaksanaan pembinaan kepemudaan dan keolahragaan
telah dapat dilaksanakan dengan baik namun masih terdapat beberapa
hambatan dan permasalahan yang perlu mendapat penanganan lebih serius,
yaitu :
- Lambatnya pengusulan kuasa pengguna anggaran dari kabupaten/kota
- Kegagalan dalam proses tender.
- Rendahnya kualitas SDM pelatih
- Terbatasnya sarana dan prasarana pemuda dan olahraga.
- Rendahnya frekuensi kompetisi di tingkat daerah
- Rendahnya kesejahteraan atlet dan pelatih
- Terbatasnya pelatihan keterampilan pemuda
- Fasilitas prasarana dan sarana belum memadai
- Masih banyaknya fasilitas pembinaan kepemudaan dan keolahragaan yang rusak akibat tsunami belum tertangani.
Solusi yang dilakukan dari beberapa kendala yang dihadapi terhadap
pembinaan kepemudaan dan keolahragaan maka dalam rangka mewujudkan
pemuda yang kreatif, inovatif dan mampu bersaing di pasar global sebagai
berikut:
- Program-program khusus terhadap peningkatan kemandirian pemuda.
- Untuk meningkatkan prestasi olahraga di Aceh telah dilaksanakan
pengembangan kelembagaan keolahragaan diseluruh daerah
kabupaten/kota yaitu dengan cara membentuk Dinas Pemuda dan Olahraga
selaku institusi yang akan menangani pembinaan kepemudaan dan
keolahragaan.
- Peningkatan aktifitas pembinaan olah raga ditingkat pelajar, pembinaan
olahraga junior dan mahasiswa.
- Pembinaan olahraga masyarakat.
- Melaksanakan kompetensi olahraga secara teratur.
9. URUSAN PENANAMAN MODAL
Badan Investasi dan Promosi
A. Program dan kegiatan
Urusan Penanaman Modal dilaksanakan oleh Badan Investasi dan Promosi
sebagai berikut:
1. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
a) Pengadaan peralatan gedung kantor;
b) Pengadaan meubeuler;
c) Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional;
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
117
d) Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung kantor;
e) Pemeliharaan rutin/berkala taman, tempat parkir dan halaman kantor;
f) Rehabilitasi sedang/berat gedung kantor.
2. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Kegiatan ini berupa pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya
3. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
a) Kegiatan pengembangan potensi unggul daerah;
b) Koordinasi antar lembaga dalam pengendalian pelaksanaan investasi
PMDN/PMA;
c) Peningkatan koordinasi dan kerjasama di bidang penanaman modal
dengan instansi pemerintah dan dunia usaha;
d) Pengawasan dan evaluasi kinerja aparatur Badan Penanaman Modal
Daerah;
e) Peningkatan kwalitas SDM guna peningkatan pelayanan investasi;
f) Penyelenggaraan pameran investasi.
4. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
Kegiatan ini berupa penyederhanaan prosedur perizinan dan peningkatan
pelayanan penanaman modal.
5. Program Penyiapan Potensi Sumber Daya, Sarana dan Prasarana
Daerah
a) Kajian potensi sumberdaya yang terkait dengan investasi;
b) Updating website pendukung investasi.
B. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
1. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
Pengadaan peralatan gedung kantor
Telah dilaksanakan dalam bentuk pengadaan alat-alat kantor seperti wireless
amplifer, mesin genset, fotocopy portable, mesin jilid spiral, mesin
penghancur kertas, AC, notebook, printer, monitor LCD proyektor,
UPS/Stabilizer. Anggaran yang disediakan Rp 380.039.300,- realisasi Rp
368.900.000,- atau 97,07% dan fisik 100%.
Pengadaan meubeuler
Telah dilaksanakan dalam bentuk pengadaan lemari arsip, rak besi arsip,
meja ½ biro/staf, kursi kerja, kursi tamu, podium. Anggaran yang disediakan
Rp 111.700.000,- realisasi Rp 111.700.000,- atau 100% dan fisik 100%.
Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional
Telah dilaksanakan dalam bentuk pembelian suku cadang kendaraan roda 4
sebanyak 5 unit, kendaraan roda 2 sebanyak 4 unit, pembelian bahan bakar
dan pelumas kendaraan roda 4 dan 2 serta pembayaran pajak/STNK
kendaraan tersebut. Anggaran yang disediakan Rp 72.750.000,- realisasi Rp
46.234.140,- atau 63,55% dan fisik 100%.
Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung kantor
Telah dilaksanakan dalam bentuk pengisian tabung pemadam kebakaran,
pengisian tabung gas, service peralatan dan perlengkapan kantor (AC,
komputer dan mesin tik manual), pengadaan konstruksi jaringan air bersih,
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
118
pengadaan instalasi listrik dan telepon. Anggaran yang disediakan Rp
179.655.000,- realisasi Rp 178.250.000,- atau 99,22% dan fisik 100%.
Pemeliharaan rutin/berkala taman, tempat parkir dan halaman kantor
Telah dilaksanakan dalam bentuk pemeliharaan taman perkantoran,
pembelian pot bunga, bunga dan pohon-pohon. Anggaran yang disediakan
Rp 20.000.000,- realisasi Rp 19.934.000,- atau 99,67% dan fisik 100%.
Rehabilitasi sedang/berat gedung kantor
Telah dilaksanakan dalam bentuk merehab gedung kantor, pagar belakang
kantor, pembuatan turnamen gantung kayu motif Aceh. Anggaran yang
disediakan Rp 128.000.000,- realisasi Rp 127.490.000,- atau 99,60% dan
fisik 100%.
2. Program peningkatan disiplin aparatur
Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya
Telah dilaksanakan dalam bentuk pengadaan pakaian PDH, Linmas dan
Pakaian Satpam/penjaga malam beserta perlengkapannya. Anggaran yang
disediakan Rp 43.000.000,- realisasi Rp 38.500.000,- atau 89,53% dan fisik
100%.
3. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
Pengembangan potensi unggul daerah
Telah dilaksanakan berupa pembuatan buku potensi investasi dalam dua
bahasa, leaflet potensi investasi, booklet potensi unggulan per komoditi
unggulan dalam dua bahasa, cetak banner, dan pengadaan CD promosi.
Anggaran yang disediakan Rp 1.568.625.000- realisasi Rp 1.521.013.800,-
atau 96,96% dan fisik 100%.
Koordinasi antar lembaga dalam pengendalian pelaksanaan investasi
PMDN/PMA
Telah dilaksanakan berupa Raker perencanaan penanaman modal dan rakor
rekonsiliasi data, cetak buku perkembangan investasi PMA/PMDN, buku
profil perusahaan PMA/PMDN serta pengawasan, pemantauan dan
pembinaan proyek investasi baik di lokasi proyek maupun pada kantor pusat
proyek di Jakarta dan Medan. Anggaran yang disediakan Rp 997.300.000,-
realisasi Rp 826.065.450,- atau 82,83% dan fisik 92%.
Peningkatan koordinasi dan kerjasama di bidang penanaman modal dengan
instansi pemerintah dan dunia usaha
Telah dilaksanakan berupa sosialisasi perjanjian kerjasama workshop
working group IMT-GT, pertemuan dunia usaha ABF, serta keikutsertaan
forum IMT-GT dalam dan luar daerah. Anggaran yang disediakan Rp
976.390.000,- realisasi Rp 797.332.260,- atau 81,66% dan fisik 92,31%.
Pengawasan dan evaluasi kinerja aparatur Badan Penanaman Modal Daerah
Telah dilaksanakan berupa pengawasan dan evaluasi kinerja aparatur Badan
Investasi dan Promosi, cetak buku analisis jabatan, penguatan kelembagaan
IPMK dan evaluasi kinerja. Anggaran yang disediakan Rp 183.248.000,-
realisasi Rp 104.726.545,- atau 57,15% dan fisik 97,14%. Rendahnya
realisasi keuangan disebabkan efisiensi dalam hal perjalanan dinas,
sementara tujuannya tercapai.
Peningkatan kualitas SDM guna peningkatan pelayanan investasi
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
119
Telah dilaksanakan berupa upaya peningkatan dan pengembangan investasi
daerah seperti soskep penanaman modal, sosialisasi SIPID, dan bimbingan
penyuluhan ketentuan pelaksanaan penanaman modal. Anggaran yang
disediakan Rp 484.790.000,- realisasi Rp 365.744.000,- atau 75,44% dan
fisik 98,61%.
Penyelenggaraan pameran investasi
Telah dilaksankan berupa keikutsertaan pada pameran Jakarta Fair, Penang
Fair dan Expo dalam dan luar negeri, pembelian souvenir/cinderamata,
dekorasi ruang permanen display, pembuatan rak sampel produk. Anggaran
yang disediakan Rp 6.487.399.700,- realisasi Rp 4.302.372.168,- atau
66,32% dan fisik 90,92%.
4. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
Penyederhanaan prosedur perizinan dan peningkatan pelayanan penanaman
modal
Telah dilaksanakan beberapa kegiatan yang terkait dengan pelayanan
perizinan penanaman modal, penyusunan buku-buku yang terkait dengan
perizinan penanaman modal, keikutsertaan pada rapat/pertemuan dengan
BKPM dan departemen/lembaga teknis di Jakarta serta koordinasi dengan
kabupaten/kota. Anggaran yang disediakan Rp 1.461.475.000,- realisasi Rp
1.186.460.800,- atau 81,18% dan fisik 90,65%.
5. Program Penyiapan Potensi Sumber Daya, Sarana dan Prasarana
Daerah
Kajian potensi sumberdaya yang terkait dengan investasi
Telah dilaksanakan berupa bimbingan manajemen perusahaan PMA/PMDN,
penyuluhan penanaman modal, forum kawasan industri, penyusunan studi-
studi dan profil investasi serta koordinasi dan konsultasi dengan BKPM dan
kabupaten/kota. Anggaran yang disediakan Rp 2.450.407.500,- realisasi Rp
2.194.579.700,- atau 89,20% dan fisik 96,10%.
Updating website pendukung investasi
Telah dilaksanakan dalam bentuk membangun website resmi Badan
Investasi dan Promosi Aceh agar dapat memberikan informasi kepada calon
investor. Anggaran yang disediakan Rp 30.000.000,- realisasi Rp
30.000.000,- atau 100% dan fisik 100%.
Realisasi Anggaran
Badan Investasi dan Promosi Aceh dialokasikan dana sebesar Rp
22.433.962.000,- realisasi Rp 17.772.979.658,- atau 79,22% dan fisik 98,57%.
C. Permasalahan dan Solusi
Disamping tingkat keberhasilan yang telah dicapai oleh masing-masing kegiatan
di atas, dalam pelaksanaannya masih ditemukan berbagai kendala atau hambatan
yang perlu dievaluasi untuk pelaksanaan kegiatan selanjutnya, yaitu:
- Perizinan yang masih menjadi kewenangan pusat menyebabkan biaya tinggi
bagi calon investor untuk menyelesaikan perizinannya.
- Koordinasi dengan IPMK belum lancar sehingga beberapa program dalam
rangka pengembangan investasi belum terintegrasi secara terpadu.
Beberapa upaya yang telah ditempuh dalam menanggulangi permasalahan di
atas adalah:
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
120
- Pembinaan kepada investor diintensifkan pada waktu yang tersisa dengan
memberdayakan segenap aparatur yang ada.
- Qanun penanaman modal saat ini sudah selesai, hanya menungu peraturan
gubernur untuk pelaksanaannya yang diharapkan pada akhir tahun 2010
sudah dapat diimplementasikan.
- Membangun website Badan Investasi dan Promosi Aceh untuk dapat diakses
melalui internet dan penyempurnaan database untuk memudahkan para
investor mendapatkan data yang akurat.
- Mengusulkan rencana rapat kerja/teknis dengan IPMK pada tahun 2010 yang
dihadiri oleh BKPM.
- Melakukan diklat-diklat teknis kepada aparatur terutama dari IPMK untuk
kelancaran pelayanan investasi.
10. URUSAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH
Urusan Koperasi dan Usahan Kecil dan Menengah telah dilaksanakan Pemerintah
Aceh melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM. Penjelasan
lebih rinci mengenai urusan koperasi dan usahan kecil dan menengah dapat dilihat
dalam urusan industri. Hal ini dikarenakan anggaran belanja non program dan
belanja program tidak dapat dipisahkan maka disesuaikan dengan urusan yang
melekat pada lembaga daerah tersebut. Begitu juga dengan permasalahan dan solusi
telah tersirat dalam keterangan dalam pelaksanaan program dan kegiatan pada
lembaga daerah tersebut.
11. URUSAN KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL
Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil telah dilaksanakan Pemerintah Aceh
melalui Biro Tata Pemerintahan Sekretariat Daerah Aceh. Penjelasan lebih rinci
mengenai urusan kependudukan dan catatan sipil dapat dilihat dalam urusan
otonomi daerah. Hal ini dikarenakan anggaran belanja non program dan belanja
program tidak dapat dipisahkan maka disesuaikan dengan urusan yang melekat pada
lembaga daerah tersebut. Begitu juga dengan permasalahan dan solusi telah tersirat
dalam keterangan dalam pelaksanaan program dan kegiatan pada lembaga daerah
tersebut.
12. URUSAN KETENAGAKERJAAN
Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk
A. Program dan kegiatan
Urusan Ketenagakerjaan yang dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan
Mobilitas Penduduk Aceh sebagai berikut:
1. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
a) Pelatihan aneka kejuruan untuk masyarakat pencari kerja;
b) Pembangunan balai latihan kerja;
c) Pendidikan dan pelatihan keterampilan bagi pencari kerja.
2. Program Peningkatan Kesempatan Kerja
a) Penyusunan informasi bursa tenaga kerja;
b) Kerjasama pendidikan dan pelatihan;
c) Pemberian fasilitasi dan mendorong system pendanaan pelatihan berbasis
masyarakat.
3. Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
121
a) Fasilitasi penyelesaian prosedur penyelesaian perselisihan hubungan
industrial;
b) Fasilitasi penyelesaiaan prosedur pemberian perlindungan hukum dan
jaminan sosial ketenagakerjaan;
c) Sosialisasi berbagai peraturan pelaksanaan tentang ketenagakerjaan;
d) Peningkatan pengawasan, perlindungan dan penegakan hukum terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja;
e) Bimtek dan penyuluhan keselamatan dan kesehatan kerja.
4. Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi
a) Peningkatan kerjasama antar wilayah, antar pelaku dan antar sector
dalam rangka pengembangan kawasan transmigrasi;
b) Penyediaan dan pengelolaan sarana dan prasarana sosial dan ekonomi di
kawasan transmigrasi;
c) Pengerahan fasilitasi perpindahan serta penempatan transmigrasi untuk
memenuhi kebutuhan SDM;
d) Pemantapan rancangan program dan informasi pembangunan serta
pemantauan dan pengendalian pelaksanaan program.
5. Program Transmigrasi Lokal
Kegiatan ini berupa pelatihan transmigrasi lokal.
B. Realisasi Pelaksanaan Program dan kegiatan
1. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
Pelatihan aneka kejuruan untuk masyarakat pencari
Telah dilaksanakan di 3 BLK kabupaten/kota yaitu Pelatihan Kejuruan
Sepeda Motor 1 angkatan di BLK Bener Meriah dengan jumlah peserta 20
orang, Kejuruan Instalasi Penerangan 1 angkatan di BLK Aceh Barat dengan
jumlah peserta 20 orang serta Kejuruan Instalasi Penerangan 1 angkatan di
BLK Aceh Timur dengan jumlah peserta 20 orang.
Kegiatan pembangunan balai latihan kerja
Telah dilaksanakan dengan realisasi pelaksanaan dalam bentuk kegiatan
pembangunan gedung BLK di 2 kabupaten/kota yaitu Kabupaten Bireuen
dan Kabupaten Simeulue.
Kegiatan pendidikan dan pelatihan keterampilan bagi pencari kerja
Telah dilaksanakan dalam bentuk pengadaan peralatan bagi pencari kerja
melalui 3 BLK kabupaten/kota yaitu: BLK Bireuen (peralatan listrik, genset,
otomotif, mekanik dan aneka kejuruan), BLK Sabang (peralatan teknik
mekanik, otomotif, konstruksi kayu/fiber dan listrik), serta BLK Aceh Besar
(peralatan otomotif, konstuksi kayu/fiber dan komputer).
Anggaran yang disediakan Rp 14.798.900.000,- realisasi Rp
12.506.758.690,- atau 84.51 % dan fisik 97.83%.
2. Program Peningkatan Kesempatan Kerja
Kegiatan penyusunan informasi bursa tenaga kerja
Telah dilaksanakan dalam bentuk Penyusunan buku Laporan Bulanan
Informasi Pasar Kerja sebanyak 360 buah buku yang dibagikan kepada 23
dinas kabupaten/kota terkait.
Kegiatan kerjasama Pendidikan dan Pelatihan
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
122
Telah dilaksanakan dalam bentuk kerja sama dengan Badan Diklat Pusat
dalam kegiatan Pendidikan Calon Petugas Pengantar Kerja untuk 16 orang
peserta dari provinsi dan kabupaten/kota. (Banda Aceh 2 orang,
Subulussalam 1 orang, Pidie Jaya 1 orang, Aceh Jaya 1 orang, Aceh Selatan
1 orang, Simeulue 1 orang, Aceh Besar 1 orang, provinsi 1 orang, Langsa 1
orang, Aceh Barat 1 orang, Nagan Raya 1 orang, Bireuen 1 orang, Pidie 1
orang, Lhokseumawe 1 orang dan Aceh Utara 1 orang). Kegiatan ini
dilaksanakan di Puncak Raya, Bogor selama 2 bulan.
Kegiatan pemberian fasilitasi dan mendorong system pendanaan pelatihan
berbasis masyarakat
Telah dilaksanakan dalam bentuk Program Padat Karya di lokasi Desa Kuala
Makmur Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue dengan kegiatan
Pembukaan Jalan Desa Sepanjang 1.700 M.
Anggaran yang disediakan Rp 1.579.700.000,- realisasi Rp 1.384.624.580,-
atau 87.65% dan fisik 100%.
3. Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan Kegiatan fasilitasi penyelesaian prosedur penyelesaian perselisihan hubungan
industrial.
Telah dilaksanakan dalam bentuk penyelesaian kasus perselisihan hubungan
industrial.
Kegiatan fasilitasi penyelesaiaan prosedur pemberian perlindungan hukum
dan jaminan sosial ketenagakerjaan
Telah dilaksanakan dalam bentuk penyelesaian prosedur pemberian
perlindungan hukum bagi tenaga kerja yang menjadi dasar dalam penetapan
Upah Minimum Provinsi.
Kegiatan sosialisasi berbagai peraturan pelaksanaan tentang ketenagakerjaan
Telah dilaksanakan dalam bentuk Sosialisasi Jamsostek UU Nomor 3 tahun
1992 di perusahaan pada 6 kab/kota.
Kegiatan peningkatan pengawasan, perlindungan dan penegakan hukum
terhadap keselamatan dan kesehatan kerja
Telah dilaksanakan dalam bentuk pengawasan UMP di 40 perusahaan pada
20 kab/kota, Pengawasan kondisi lingkungan pabrik pada 20 perusahaan di
kabupaten/kota serta pengawasan norma ketenagakerjaan pada 300
perusahaan di 20 kab/kota.
Kegiatan bimtek dan penyuluhan keselamatan dan kesehatan kerja
Telah dilaksanakan dalam bentuk pelaksanaan sertifikasi operator pesawat
angkat dan angkut sebanyak 2 angkatan, sertifikasi pesawat uap dan bejana
tekan sebanyak 1 angkatan, sertifikasi teknik K3 perancah/scalfholding 2
angkatan, pemeriksaan/pengujian dan sertifikasi peralatan K3 di 10 kab/kota.
Anggaran yang disediakan Rp 4.434.830.000,- realisasi Rp 2.425.712.000,-
atau 54.70% dan fisik 95.23%.
4. Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi
Kegiatan peningkatan kerjasama antar wilayah, antar pelaku dan antar sektor
dalam rangka pengembangan wilayah transmigrasi
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
123
Telah dilaksanakan dalam bentuk pembangunan pemukiman transmigran
(rumah) di 5 lokasi kab/kota sebanyak 409 unit rumah untuk transmigran
local (Desa Lae Balno dan Bangun Kabupaten Aceh Singkil 150 unit,
Trumon Aceh Selatan 59 unit, Bukit Cerana Kabupaten Bireuen 100 unit
serta Buloh Kabupaten Pidie Jaya 100 unit).
Kegiatan penyediaan dan pengelolaan sarana dan prasarana sosial dan
ekonomi di kawasan transmigrasi
Telah dilaksanakan dalam bentuk pemberian bantuan sarana produksi
pertanian sesuai potensi lahan yang ada dan peningkatan kesejahteraan warga
yang dimukimkan berupa pembinaan sosial budaya, pelayanan kesehatan,
pendidikan, pembinaan mental spiritual, kelembagaan desa serta pemberian
bantuan jaminan hidup beras dan bantuan jadup non beras (Natura).
Kegiatan pengerahan dan fasilitasi perpindahan serta penempatan transmigran
lokal untuk memenuhi kebutuhan daerah
Telah dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan, pendaftaran dan seleksi bagi
warga yang akan dimukimkan. Melalui kegiatan ini telah terlaksananya
pengerahan dan perpindahan penduduk dalam suatu kawasan potensial sesuai
tata ruang dan kebutuhan daerah.
Kegiatan pemantapan rancangan program dan informasi pembangunan serta
pemantauan dan pengendalian program
Telah dilaksanakan dalam bentuk pembuatan Survey Identifikasi Calon Areal
(SICA), Re-Design RTSP/RTUPT, Design RTSP/RTUPT, Design Penataan,
serta penyediaan buku dan laporan sebagai potret pelaksanaan pembangunan
transmigrasi ke depan.
Anggaran yang disediakan Rp 4.434.830.000,- realisasi Rp 2.425.712.000,-
atau 54.70% dan fisik 95.23%.
f. Program Transmigrasi Lokal
Kegiatan pelatihan transmigran lokal
Telah dilaksanakan dalam pelatihan ketrampilan bagi warga yang telah
dimukimkan dilokasi transmigrasi.
Anggaran yang disediakan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut adalah Rp
191.167.500,- realisasi nihil. Kegiatan ini tidak dapat dilaksanakan karena
terlambatnya program penempatan proyek.
Realisasi Anggaran
Dinas Tenaga kerja dan Mobilitas Penduduk dialokasikan dana sebesar Rp
104.727.754.000,- realisasi Rp 83.009.676.112,- atau 79,26% dan fisik 92,46%.
C. Permasalahan dan Solusi
Permasalahannya adalah:
- Kegiatan Pelatihan dan Pendidikan Calon Teknis Pegawai Pengawas
Ketenagakerjaan untuk 30 orang peserta tidak dapat dilaksanakan karena
tidak teragendakannya pada program kerja Pusdiklat pegawai TA 2009,
sehingga tidak dapat dilaksanakan di Kampus Pusdiklat Pegawai Jakarta, &
tidak tersedia dana untuk akomodasi peserta.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
124
- Kegiatan pelatihan calon PPNS untuk 3 orang tidak dapat dilaksanakan
karena tidak adanya peserta yang memenuhi persyaratan. (2 tahun masa kerja
sebagai pegawai pengawas).
- Pengadaan peralatan kejuruan teknik konstruksi kayu dan otomotif untuk
BLK Aceh Besar melalui sumber dana Otsus tidak dapat terealisasi 100 %
karena adanya barang yang harus dipesan di luar nageri, sehingga pihak
rekanan tidak cukup waktu untuk proses pengirimannya.
- Kegiatan Promosi dan Perluasan pasar kerja melalui pameran bursa kerja/job
fair tidak dapat dilaksanakan karena tidak adanya dukungan dari perusahaan-
perusahaan yang ada di Aceh.
- Kegiatan yang bersumber dari dana TDBH Migas tidak dapat dilaksanakan
sesuai dengan surat edaran gubernur.
Solusi yang ditempuh dari permasalahan adalah:
- Memprogramkan kembali program Pelatihan Calon Teknis Pegawai Tenaga
Pengawas pada tahun 2011 serta melakukan koordinasi dengan badan diklat
di pusat.
- Melakukan koordinasi dengan kabupaten/kota mengenai kegiatan yang tidak
dapat diselesaikan melalui sumber dana Otsus agar dapat dianggarkan
kembali di tahun 2010 melalui anggaran APBK kabupaten/kota masing-
masing.
- Memprogramkan kembali kegiatan-kegiatan yang berasal dari sumber dana
TDBH Migas pada tahun 2010.
13. URUSAN KETAHANAN PANGAN
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
A. Program dan kegiatan
Urusan Ketahanan Pangan yang dilaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan
dan Penyuluhan sebagai berikut:
1. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
a) Pembangunan gedung kantor
b) Pengadaan peralatan gedung kantor
c) Pengadaan mobiler
2. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
a) Pelatihan petani dan pelaku agribisnis;
b) Peda Kontaktani Nelayan Andalan (KTNA).
3. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan
Kegiatan ini berupa Peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan
tepat guna.
4. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan
Kegiatan ini berupa pembinaan dan bimtek demplot aneka tanaman
perkebunan.
5. Program Peningkatan Kwalitas Kelembagaan
Kegiatan ini berupa peningkatan kelembagaan petani.
6. Program Pengembangan dan Peningkatan Penyuluhan
Kegiatan ini berupa rapat-rapat koordinasi penyuluhan.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
125
7. Program Peningkatan Ketahanan Pangan.
a) Penanganan daerah rawan pangan;
b) Pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan;
c) Pemantauan dan analisis akses pangan masyarakat;
d) Pengembangan desa mandiri pangan;
e) Pengembangan lumbung pangan desa;
f) Pengembangan model distribusi pangan yang efisien;
g) Penyuluhan sumber pangan alternatif;
h) Monitoring, evaluasi dan pelaporan;
i) Pemberdayaan lembaga mandiri dan mengakar di masyarakat (LM3);
j) Pameran ketahanan pangan dan lomba cipta menu tingkat provinsi dan
nasional.
k) Penyusuanan rancangan implementasi program pembangunan ketahanan
pangan;
l) Laborotariunm uji keamanan pangan;
m) Penyuluhan penerapan tekhnologi pertanian/perkebunan.
8. Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan
Kegiatan berupa pendidikan dan pelatihan bagi penyuluh.
B. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
1. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Pembangunan Gedung Kantor
Telah dilaksanakan dengan membangun 11 unit BPP yang terletak di
Kabupaten Aceh Singkil 3 unit, Aceh Selatan 1 Unit, Subulussalam 3 unit
dan Aceh Timur 2 unit . Untuk rumah kepala BPP 5 unit, yaitu: Aceh
Selatan 1 unit, Subulussalam 2 unit dan Aceh Timur 2 unit. Anggaran yang
disediakan Rp. 7.060.400.000,- realiasasi Rp. 4.801.062.235,- atau 68,00%
dan fisik 95,00%
Pengadaan Peralatan Gedung Kantor
Anggaran yang disediakan Rp. 798.160.000.00,- realisasi Rp716.902.500,-
atau 89,82% dan fisik100%.
Pengadaan Mobiler
Anggaran yang disediakan Rp180.300.000,- realisasi Rp.176.661.000.00,-
atau 97,98% dan fisik 100%.
2. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
Kegiatan pelatihan petani dan pelaku agribisnis
Telah dilaksanakan dalam bentuk pelatihan petani untuk meningkatkan
kemampuan 300 orang petani dari 10 kabupaten/kota. Anggaran yang
disediakan Rp 213.900.000,- realisasi Rp 199.980.000,- atau 93,49 % dan
fisik 100%.
Kegiatan Pada Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA)
Telah dilaksanakan dalam bentuk pertemuan konsolidasi dengan peserta
sebanyak 64 KTNA se Aceh bertujuan saling menukar pengalaman dalam
membagun pertanian di daerah masing-masing, Anggaran yang disediakan
Rp 219.110.000,- realisasi Rp 140.198.800,- atau 63,99 % dan fisik 100%.
3. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan
Kegiatan penyuluhan penerapan teknologi pertanian tepat guna
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
126
Telah dilaksanakan dalam bentuk penyebaran informasi melalui baliho dan
demontrasi pengolahan pangan lokal kepada petani di 5 kabupaten. Anggaran
yang disediakan Rp 2.563.125.000,- realisasi Rp 2.208.179.100,- atau 86,15
% dan fisik 90%.
4. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan
Kegiatan pembinaan dan bimtek demplot aneka tanaman perkebunan
Telah diLaksanakan melalui pembuatan demontrasi Plot sebanyak 41 unit di
17 kabupaten/kota dengan sasaran komoditas padi, jagung dan kacang tanah.
Anggaran yang disediakan Rp 1.835.150.000,- realisasi Rp 704.227.500,-
atau 38,37 % dan fisik 85%. Rendahnya realisasi keuangan dikarenakan: (1)
adanya efisiensi pelaksanaan; dan (2) tidak terealisasi dana yang bersumber
dari TBH-MIGAS akibat kebijakan pemotongan anggaran TBH-MIGAS
oleh Pemerintah Rp.771.000.000,- . Angka realisasi fisik sebesar 85 %
adalah realisasi fisik kegiatan tanpa realisasi fisik TBH-MIGAS yang tidak
ada dananya lagi.
5. Program Peningkatan Kwalitas Kelembagaan
Kegiatan peningkatan kelembagaan petani
Telah dilaksanakan pembinaan teknis dan manajerial pada kelompok tani
serta penilaian kelompok berprestasi. Anggaran yang disediakan Rp
204.245.000,- realisasi RP 180.515.000,- atau 88,38 % dan fisik 100%.
6. Program Pengembangan dan Peningkatan Penyuluhan
Kegiatan rapat-rapat koordinasi penyuluhan
Telah dilaksanakan rapat-rapat koordinasi penyuluhan pada setiap tingkatan
untuk keterpaduan pelaksanaan penyuluhan di 23 Kabupaten/kota. Anggaran
yang disediakan Rp 1.035.580.000,- realisasi Rp 523.622.500,- atau 50,56 %
dan fisik 80%. Rendahnya realisasi keuangan dikarenakan tidak
terlaksananya rapat-rapat koordinasi penyuluhan di 23 Kabupaten/Kota
7. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan)
Kegiatan penanganan daerah rawan pangan
Telah dilakukan penyaluran kebutuhan pangan kepada daerah yang
mengalami bencana alam guna meringankan penderitaan 716 KK petani
yang terkena bencana dalam 12 Desa di Aceh Barat Daya, Bireuen, Aceh
Timur, Nagan Raya dan Aceh Barat yang dilanda banjir. Anggaran yang
disediakan Rp 255.530.000,- realisasi Rp 229.454.100,- atau 89,80 % dan
fisik 100%.
Kegiatan pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan
Telah dilaksanakan dengan memfasilitasi dan memotivasi masyarakat agar
mau memanfaatkan perkarangan dengan komoditas pangan untuk
pemenuhan gizi keluarga, melibatkan 10 Kelompok Wanita Tani (KWT) di
15 kabupaten/kota dengan anggota sebanyak 348. Anggaran yang disediakan
Rp 727.685.000,- realisasi Rp 685.079.200,- atau 94,15 % dan realisasi fisik
100%.
Kegiatan pengembangan desa mandiri pangan
Telah dilaksanakan melalui pendampingan dan pembinaan teknis serta
pemberian dana penguatan modal kepada 8 desa di Pidie Jaya, Aceh Jaya,
Aceh Selatan dan Subulussalam dengan melibatkan 304 KK miskin, dengan
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
127
jenis usaha yang beragam. Anggaran yang disediakan Rp 1.507.120.000,-
realisasi Rp 1.225.702.486,- atau 81,33 % dan fisik 100%.
Kegiatan pengembangan lumbung pangan desa
Telah dilaksanakan dengan membangun sebanyak 6 unit Lumbung Pangan
Masyarakat di Kabupaten Aceh Barat Daya, Nagan Raya dan Aceh Utara di
6 desa dengan jumlah anggota terlibat sebanyak 260 orang. Anggaran yang
disediakan Rp 670.800.000,- realisasi Rp 461.499.000,- atau 68.80 % dan
fisik 100%.
Kegiatan pengembangan model distribusi pangan yang efisien
Telah dilaksanakan melalui penyaluran dana talangan kepada 10 Lembaga
Usaha Ekonomi Pedesaan (LUEP) di Kabupaten Aceh Besar, Pidie Jaya,
Abdya, Nagan Raya dan Bireuen. Anggaran yang disediakan Rp
2.104.465.000,- realisasi Rp 2.052.386.600,- atau 97,53 % dan realisasi fisik
I00%.
Kegiatan penyuluhan sumber pangan alternatif
Telah dilaksanakan dalam bentuk penyediaan alat-alat pengolahan pangan
kepada 5 Kelompok Wanita Tani di 5 kabupaten dengan jumlah anggota
sebanyak 125 KK. Anggaran yang disediakan Rp 151.225.000,- realisasi Rp
104.910.000,- atau 69,37% dan fisik 85%.
Kegiatan monitoring. evaluasi dan pelaporan
Telah dilaksanakan dalam rangka pengendalian dan pengawasan pelaksanaan
kegiatan tahun 2009 dan hasilnya disampaikan dalam bentuk laporan kinerja.
Anggaran yang disediakan Rp 130.650.000,- realisasi Rp 114.007.000,- atau
87,26 % dan fisik I00%.
Kegiatan pemberdayaan lembaga mandiri dan mengakar di masyarakat
(LM3)
Telah dilaksanakan guna meningkatkan peran serta santri dalam mewujudkan
ketahanan pangan melalui pemanfaatan lahan-lahan pesantren dengan
berbagai komoditas pangan pada 5 pesantren di Kabupaten Aceh Timur,
Aceh Tamiang, Subulussalam, Gayo Lues dan Aceh Tenggara dengan
melibatkan 100 orang santri. Anggaran yang disediakan Rp 194.750.000,-
realisasi Rp 185.670.000,- atau 95,34 % dan fisik I00%.
Kegiatan Pameran Ketahanan Pangan dan Lomba Cipta Menu Tk. Provinsi
dan Nasional
Telah dilaksanakan lomba cipta menu yang diikuti 17 kabupaten/kota di
Banda Aceh dan berpartisipasi aktif pada pameran ketahanan pangan pada
acara Hari Pangan Sedunia di Yogyakarta. Anggaran yang disediakan Rp
617.430.000,- realisasi Rp 470.769.200,- atau 76,25 % dan fisik 100%.
Kegiatan penyusunan rancangan implementasi program pembangunan
ketahanan pangan
Telah dilaksanakan dalam bentuk sinkronisasi pelaksanaan kegiatan 2009
dan penyusunan program dan kegiatan pembangunan ketahanan pangan dan
penyuluhan kedepan. Dialokasikan dana sebesar Rp 169.660.000,- dengan
realisasi keuangan Rp149.728.000,- atau 88,25 % dan realisasi fisik 100%.
Kegiatan pemantauan dan analisis akses pangan masyarakat
Telah dilaksanakan dalam bentuk pemantauan dan analisis harga dan akses
pangan masyarakat. Anggaran yang disediakan Rp 69.200.000,- realisasi Rp
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
128
41.320.000,- atau 59,71% dan fisik 100%. Rendahnya realisasi keuangan
dikarena adanya efisiensi penggunaan anggaran terutama pada makan minum
rapat sebesar Rp. 22.400.000, karena adanya penggabungan rapat koordinasi
akses pangan dengan rapat koordinasi pemantauan harga pangan yang
bersumber dari APBN.
Kegiatan laboratorium uji keamanan pangan
Telah dilaksanakan dalam bentuk pengadaan peralatan laboratorim uji
keamanan pangan untuk UPTB Lab. Keamanan Pangan Aceh. Anggaran
yang disediakan Rp 600.000.000,- realisasi Rp 554.372.000,- atau 92,40 %
dan fisik 100%.
Kegiatan koordinasi kebijakan ketahanan pangan
Telah dilaksanakan dalam bentuk rapat-rapat dengan instansi terkait dan
SKPD kabupaten/kota yang menangani ketahanan pangan untuk
mensinkronkan dan mengkoordinasikan pemantapan ketahanan pangan.
Anggaran yang disediakan Rp 106.600.000,- realisasi Rp 41.716.000,- atau
39,13 % dan fisik 80%. Rendahnya realisasi keuangan dikarenakan efisiensi
pelaksanan yaitu direncanakan rapat sebanyak 4 kali, namun koordinasi
dapat diselesaikan dengan 2 kali rapat disamping honor tim teknis tidak
dapat dibayarkan dikarenakan semua anggota tim teknis merupakan pejabat
eselon III.
8. Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan
Kegiatan pendidikan dan pelatihan bagi penyuluh
Telah dilaksanakan dalam bentuk pelatihan dasar dan pelatihan teknis bagi 360 orang penyuluh dengan rincian pelatihan dasar penyuluh sebanyak 180
orang dan pelatihan teknis agribisnis sebanyak 180 orang tenaga penyuluh
dari kabupaten/kota. Anggaran yang disediakan Rp 717.500.000,- realisasi
Rp 671.640.000,- atau 93.61% dan fisik 100%.
Realisasi Anggaran
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Aceh dialokasikan anggaran sebesar
Rp 31.392.715.000,- realisasi sebesar Rp 24.372.740.956 atau 77,64%.
C. Permasalahan dan Solusi
Permasalahan yang dihadapi adalah:
- Setiap tahun intensitas dan cakupan wilayah yang mengalami bencana banjir/kekeringan terus meningkat, sehingga membutuhkan dana yang
semakin besar.
- Tuggakan Dana Penguatan Modal Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan (DPM-LUEP) masih membutuhkan perhatian semua pihak untuk
penyelesaiannya.
- Perkembangan teknologi sangat cepat dan pesat, hal ini membutuhkan kuantitas dan kualitas penyuluh di lapangan karena tenaga penyuluh belum
memadai.
Adapun solusi dari permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan
program/kegiatan diatas adalah:
- Meningkatkan pemahaman dan ketrampilan mengelola bencana dan mendorong masyarakat memiliki kemampuan antisipasi bila sewaktu-waktu
timbul kerawanan pangan
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
129
- Penyelesaian Dana Talangan Lembagan Usahan Ekonomi Pedesaan (LUEP) akan dijadikan prioritas utama Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
dengan fokus penyelesaian melalui pembinaan dan tindakan tegas.
- Perlu penyediaan sarana kenderaan bagi penyuluh untuk meningkatkan
mobilitas dan luas jangkauan wilayah binaan, sehingga daerah yang selama
ini tidak tersentuh akan terbina secara optimal.
14. URUSAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
A. Program dan kegiatan
Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dilaksanakan
oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sebagai berikut:
1. Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak a) Fasilitasi Pengembangan Pusat Terpadu Pemberdayaan Perempuan
(P2TP2);
b) Penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak;
c) Pengembangan sistem informasi gender dan anak;
d) Monitoring, evaluasi dan pelaporan;
e) Penguatan Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID);
f) Rapat koordinasi Kesejahtaraan dan Perlindungan Anak (KPA);
g) Peningkatan kapasitas penguatan gugus tugas anti traficking.
2. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan
a) Fasilitasi upaya perlindungan perempuan terhadap tindakan kekerasan;
b) Pelatihan muballighah
3. Program Peningkatan Peran Serta dan Kesejahteraan Jender dalam
Pembangunan
Kegiatan ini berupa bimbingan manajemen usaha bagi perempuan dalam
mengelola usaha.
B. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
1. Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak
Kegiatan fasilitasi Pengembangan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan
Perempuan (P2TP2)
Telah dilaksanakan dalam bentuk pelatihan keterampilan menjahit baju bagi
Ibu-ibu binaan P2TP2A di Kota Banda Aceh dan Aceh Besar, penyuluhan
syariat Islam, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Kekerasan
Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002
tentang Perlindungan Anak bagi Masyarakat Desa yang dilaksanakan di Kota
Banda Aceh dan Aceh Besar. Anggaran yang disediakan Rp 215.000.000,-
realisasi Rp 207.738.500,- atau 96,62% dan fisik 100%.
Kegiatan penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak,
Telah dilaksanakan dalam bentuk Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda)
Pokjatap Gerakan Sayang Ibu (GSI). Anggaran yang disediakan Rp
235.640.000,- realisasi Rp 196.365.000,- atau 83,33% dan fisik 100%.
Kegiatan pengembangan sistem informasi gender dan anak
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
130
Telah dilaksanakan dalam bentuk kegiatan Rakorda Pemberdayaan
Perempuan Se Aceh Tahun 2009. Anggaran yang disediakan Rp
235.640.000,- realisasi Rp 185.493.500,- atau 79,65 % dan fisik 80,50%.
Kegiatan monitoring evaluasi dan pelaporan,
Telah dilaksanakan dalam bentuk beberapa penilaian desa binaan peranan
wanita menuju keluarga sehat dan sejahtera (P2WKSS). Dialokasikan dana
sebesar Rp 1.190.390.000,- realisasi Rp 1.087.197.500,- atau 91.33 % dan
fisik 100%.
Kegiatan penguatan Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID)
Telah dilaksanakan dalam bentuk kegiatan menfasilitasi kegiatan komisi
perlindungan anak Indonesia daerah (KPAID) dengan membentuk pokja-
pokja dalam mengatasi setiap pengaduan dan perlindungan terhadap anak di
Aceh. Anggaran yang disediakan Rp 1.059.821.140,- realisasi Rp
823.831.498,- atau 77,73%.
Kegiatan rapat koordinasi Kesejahteraan dan Perlindungan Anak (KPA)
Telah dilaksanakan dalam bentuk tes DNA bagi anak korban tsunami yang
berada di luar daerah dan bantuan kepada anak-anak yang direunifikasi
pulang ke daerah. Anggaran yang disediakan Rp 227.320.000,- realisasi
Rp108.688.000,- atau 47,81%.
Kegiatan peningkatan kapasitas penguatan gugus tugas anti traficking,
Telah dilaksanakaan dalam bentuk sosialisasi Rencana Aksi Nasional (RAN)
dan Rencana Aksi Provinsi (RAP) anti traficking serta Undang-Undang
Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (UUPTPPO). Anggaran
yang disediakan Rp 254.000.000,- realisasi Rp 120.982.000,- atau 47,63%.
2. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan
Kegiatan fasilitasi upaya perlindungan perempuan terhadap tindak kekerasan
Telah dilaksanakan dalam bentuk fasilitasi perlindungan perempuan terhadap
tindak kekerasan sebagaimana pengaduan masyarakat. Anggaran yang
disediakan Rp 464.300.000,- realisasi Rp 367.248.400,- atau 79,09%.
Kegiatan pelatihan muballighah
Telah dilaksanakan dalam bentuk pelatihan pengkaderan da‟iyah-da‟iyah
perempuan. Anggaran yang disediakan Rp 668.050.000,- realisasi Rp
550.575.625,- atau 82,41%.
3. Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam
Pembangunan
Kegiatan bimbingan manajemen usaha bagi perempuan dalam mengelola
usaha,
Telah dilaksanakan dalam bentuk pelatihan atau bimbingan kerja. Anggaran
yang disediakan Rp 2.121.375.000,- realisasi Rp 1.649.512.000,- atau
77,75%.
Realisasi Anggaran
Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dialokasikan dana
sebesar Rp 12.981.636.000,- realisasi sebesar Rp 11.746.489.945,- atau 90,49%.
C. Permasalahan dan Solusi
Secara keseluruhan pelaksanaan program dan kegiatan pada Badan
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak tidak ditemui kendala yang
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
131
sampai menggangu aktifitas capaian kinerja SKPA ini, namun untuk kebaikan
capaian kinerja pada tahun 2010 diharapkan adanya peningkatan kualitas SDM
yang memadai.
15. URUSAN KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA
Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera yang laksanakan Pemerintah
Aceh, tidak ada SKPA yang melaksanakan secara khusus akan tetapi program dan
kegiatan tersebut ada melekat pada kegiatan SKPA yang menangani urusan
kesehatan.
16. URUSAN PERHUBUNGAN
Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informasi, dan Telematika Pemerintah
Aceh
A. Program dan kegiatan
Urusan Perhubungan dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi,
Informasi, dan Telematika.sebagai berikut:
1. Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan a) Kegiatan Perencanaan Pembangunan Prasarana dan Fasilitas
Perhubungan:
Pada kegiatan berupa penyusunan dokumen perencanaan yang meliputi
dokumen kajian/study, SID dan DED. Disamping itu juga pelaksanaan
Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) di bidang perhubungan,
komunikasi, informasi dan telematika se Aceh. Adapun dokumen –
dokumen dimaksud adalah sebagai berikut :
- DED Pelabuhan Rakyat di Desa Dusun Pancang II Desa Gosong
Telaga Barat Kabupaten Aceh Singkil
- Kajian Terpadu Kepelabuhan Aceh
- Kajian Terpadu Kebandaraan Aceh
- Kajian Keselamatan Transportasi Aceh
- Kajian Kelayakan Pembangunan dan Pemanfaatan Menara Bersama
Telekomunikasi
- Kajian Kelayakan Penyediaan Pesawat Terbang Aceh
- Perencanaan Pemanfaatan Fiber Optik Kebutuhan SKPA Aceh
- Kajian Pemanfaatan VOIP untuk Kebutuhan Kabupaten/Kota
- Kajian Penggunanaan Kartu Pinter
- DED Dermaga Pendaratan di Kecamatan Banda Mulya Kabupaten
Aceh Tamiang
- Analisa Dampak Lalu Lintas Pembangunan Terminal Type A di
Meulaboh Kabupaten Aceh Barat
- DED Pembangunan Inteligent Transport System (ITS) di Kota
Banda Aceh
- Perencanaan Bagan Data dan Data Base Pemerintah Aceh
- SID Pembangunan Pelabuhan Rakyat di Kabupaten Pidie Jaya.
- DED Pembangunan Dermaga Penyeberangan di Kabupaten Aceh
Singkil
- SID Pembangunan AIR Strip di Kecamatan Pulau Banyak
Kabupaten Aceh Sigkil
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
132
- Penyusunan Rencana Aksi Komunikasi dan Desiminasi Aceh
- Pembangunan Aplikasi Sistem Data Base Online Penyusunan
Anggaran
- Penyusunan Bisnis Plant Pengelolaan Bandar Udara di Provinsi
NAD
- Penyusunan Bisnis Plant Pengelolaan Pelabuhan di Aceh
- Inventarisasi Sistem ICT BRR yang akan dikelola oleh Infokom atau
Dinas–Dinas
- Aplikasi Portal Publik Termasuk Daftar Event di Seluruh Aceh
- Aplikasi dan Solusi Alih Daya (Outsourcing) Pelayanan Call Center
melalui Seuramoe
- Technical Assistant Pengelolaan Infrastruktur ICT Tahun Kedua di
23 Kabupaten/Kota
- Aplikasi SIG (Sistem Informasi Geografis) dalam Pembuatan Alat
Kelengkapan Jalan
- SID Perencanaan Pelabuhan di Kabupaten Aceh Besar
- DED Pelabuhan Rakyat di Lhoong Kabupaten Aceh Besar
- Perencanaan Jembatan Penyeberangan di Lueng Putu Kabupaten
Pidie Jaya
- Studi Kelayakan Olah Gerak dan Sandar Kapal di Pelabuhan
Penyeberangan Lamteng
- Kajian Dampak Potensial Kebisingan Terhadap Kenyamanan
Kawasan Kereta Api
- Studi Kelayakan Sistem Transportasi Massal di Ibukota Provinsi
NAD
- Kajian Dampak Potensial Kebisingan Terhadap Kenyamanan Bandar
Udara di Provinsi NAD
- Evaluasi Kinerja Operasional Sistem Jembatan Timbang
- Evaluasi Kinerja Jaringan Trayek di Kota Banda Aceh
- Perencanaan Penataan Pedestrian Persimpangan Jalan di Kawasan
Kota Banda Aceh
- Studi Kelayakan Transportasi Air di Kabupaten Aceh Singkil
b) Kegiatan Koordinasi dalam Pembangunan Prasarana dan Fasilitas
Perhubungan
c) Kegiatan Sosialisasi Kebijakan di Bidang Perhubungan.
Pada kegiatan ini terselenggara 4 sub kegiatan yaitu Event Signal
Hunting ORARI–RAPI, Penyediaan Informasi Meteorologi dan
Geofisika untuk Pelayanan Transportasi dan Masyarakat Luas,
Monitoring Penertiban Frekwensi Radio, Ujian Amatir Radio dan
penyuluhan kegiatan postel.
d) Kegiatan Peningkatan Pengelolaan Terminal Angkutan Sungai, Danau
dan Penyeberangan, meliputi :
- Pemasangan Penerangan di Kawasan Pelabuhan Ulee Lheue
- Pembangunan Pelabuhan Danau di Tetunyu Danau Laut Tawar
Kabupaten Aceh Tengah (Tahap II)
- Pembangunan Dermaga Ponton Sungai Kabupaten Aceh Tamiang
(Otsus)
- Rekonstruksi Pelabuhan Penyeberangan Lamteng
e) Kegiatan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
133
Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan identifikasi terhadap kelayakan
usulan kegiatan dari kabupaten/kota terutama terhadap kesediaan lahan.
Disamping itu juga melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi
terhadap pelaksanaan kegiatan pembangunan di kabupaten/kota.
2. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan a) Kegiatan Pengendalian Disiplin Pengoperasian Angkutan Umum di
Jalan Raya
b) Kegiatan Penciptaan Pelayanan Cepat, Murah dan Mudah
c) Pengembangan Sarana dan Prasarana Pelayanan Angkutan Umum
d) Fasilitas Perizinan di Bidang Perhubungan
e) Sosialisasi/Penyuluhan Ketertiban Lalu Lintas Angkutan Umum
f) Kegiatan Pemilihan dan Pemberian Penghargaan Supir/Juri Mudi/Awak
Kendaraan Angkutan Umum Teladan
g) Koordinasi dalam Peningkatan Pelayanan Angkutan
h) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
3. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan
Tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah terciptanya kelancaran dan
ketertiban distribusi barang dan penumpang, tersedianya pelabuhan regional
dan pelabuhan rakyat serta memperlancar komunikasi pemerintah daerah
dan masyarakat. Kegiatan dimaksud adalah sebagai berikut :
a) Terminal :
- Pembangunan Terminal Mobil Barang di Kabupaten Bireuen
- Pembangunan Terminal Type B di Kabupaten Bener Meriah
- Pembangunan Gedung Terminal di Saree Tahap II (Otsus)
- Pembangunan Gedung Terminal Kabupaten Gayo Lues Tahap II
(Otsus)
- Pembangunan Terminal Type C di Kabupaten Aceh Tamiang
(Otsus)
- Peningkatan Jalan Komplek Terminal Terpadu Kota Langsa (Otsus)
- Pembangunan Terminal Mobil Barang di Kota Lhokseumawe
(Otsus)
- Pembangunan Terminal Mobil Barang di Kota Subulussalam (Otsus)
- Pembangunan Terminal Type C di Samalanga Kabupaten Bireuen
Tahap II
- Pembangunan Terminal Type C di Trumon Kabupaten Aceh Selatan
Tahap II
- Pembangunan Terminal Type C di Perbatasan Lawee Pakam
Kabupaten Aceh Tenggara.
b) Halte Bus, Taxi dan Gedung Terminal
- Pembangunan Halte Bus di Kabupaten Aceh Timur
- Pembangunan Halte Bus di Kabupaten Aceh Tamiang (Otsus)
c) Pembangunan Prasarana Perhubungan Laut
- Pekerjaan Instalasi Listrik di Pelabuhan Regional Kuala Langsa
- Pembangunan Pelabuhan Regional Kuala Langsa Tahap II
(Pengadaan Mobiler)
- Pembangunan Talud Pada Pelabuhan Rakyat Kuala Tari Kabupaten
Pidie
- Pembangunan Pelabuhan Rakyat Laweung Kabupaten Pidie Tahap II
(Penerangan Kawasan Pelabuhan)
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
134
- Pembangunan Pelabuhan Rakyat Desa Meulingge Tahap II
- Pembangunan Prsarana Perhubungan Laut Kabupaten Aceh Barat
Daya (MIGAS) Meliputi Pembangunan Sisi Laut Teluk Surin
- Pembangunan Prsarana Perhubungan Laut Dermaga Lhok Kruet –
Pulo Raya Kabupaten Aceh Jaya (OTSUS) meliputi pembangunan
sisi laut tahap II
- Pembangunan Pelabuhan Umum Kuala Idi Kabupaten Aceh Timur
meliputi : Pembangunan Dermaga Tambat Labuh Kapal
- Pembangunan Pelabuhan Rakyat Kuala Raja Kab. Bireun meliputi :
Pembangunan Tanggul dan Perpanjangan Tanggul.
d) Pembangunan Sarana Perhubungan Laut
Pengadaan Transportasi Air Kota Subulussalam (Pengadaan Speed
Boat)
e) Pembangunan Prasarana Perhubungan Udara
- Bandar Udara Aceh Singkil meliputi : Perpanjangan Run Way Tahap
II, menjadi 1.200 M + Overum = 300 M, lanjutan halaman parkir
terminal, access road PKP – PK dan jalan masuk ke rumah dinas.
- Bandar udara Alas Leuser Kuta Cane meliputi : pembuatan saluran
terbuka landasan. pelebaran run way (tahap II) serta saluran terbuka
kiri kanan landasan.
- Bandar udara Blang Pidie meliputi pekerjaan: pembuatan access
road dan parkir di gedung PKP – PK, lanjutan pelapisan permukaan
jalan masuk dan halaman parkir serta pengadaan mobilier terminal
penumpang.
- Bandar Udara T. Cut Ali Tapak Tuan meliputi pekerjaan pembuatan
saluran terbuka landasan (tahap II)
- Bandar Udara Sultan Iskanar Muda meliputi pekerjaan : Taxi way
dan Apron Hanggar (Tahap I) dan Pembangunan Gedung VIP
Bandara Tahap II
- Bandar Udara Blang Keujeren meliputi pekerjaan pemotongan tanah
di ujung run way
- Pengembangan prasarana perhubungan udara yang bersumber dari
dana OTSUS meliputi pekerjaan Pengembangan Bandar Udara
Malikul saleh di Kabupaten Aceh Utara.
f) Pembangunan Prasarana Pos dan Telekomunikasi
Kegiatan ini meliputi beberapa sub kegiatan sebagai berikut :
- Pembangunan fasilitas link interkoneksi sektor perhubungan Aceh
meliputi kabupaten Aceh Selatan, Aceh Singkil dan Aceh Tamiang,
yaitu: pengadaan alat/perangkat telekomunikasi, pengadaan triangle
tower 42 meter, dan pengadaan box repeater.
- Pembangunan fasilitas dukungan komunikasi yaitu: radio antar
penduduk meliputi 5 kabupaten di Provinsi Aceh yaitu : Kabupaten
Aceh Besar, Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Aceh Singkil,
Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Aceh Tamiang. Selain itu
juga ada kegiatan seperti pengadaan fasilitas dukon amatir,
pengadaan fasilitas jaringan komunikasi berbasis masyarakat,
pengadaan triangle tower 42 meter dan pengadaan box repeater.
- Pengadaan peralatan komunikasi petugas berupa peralatan
komunikasi petugas lapangan (HT).
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
135
- Pembangunan menara telekomunikasi di gedung pelayanan terpadu
perhubungan.
- Peningkatan kualitas sinyal komunikasi (Repeater Dishubkomintel
Aceh)
4. Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas
Program ini dengan tujuan adalah terpenuhinya kebutuhan fasilitas
keselamatan lalu lintas pada jalan provinsi dan meningkatkan keselamatan
lalu lintas di jalan raya. Kegiatan dimaksud adalah :
a) Pengadaan rambu-rambu lalu lintas. Kegiatan ini meliputi beberapa titik
lokasi diantaranya adalah :
- Pengadaan dan pemasangan rambu-rambu lalu lintas jalan Ulee Lheu
– Sp. Rima –Lhoknga
- Pengadaan dan Pemasangan RPPJ type portal di Kota Banda Aceh
- Pengadaan dan pemasangan rambu-rambu lalu lintas Kabupaten
Gayo Lues – Kuta Cane
- Pengadaan rambu-rambu di Kota Banda Aceh
b) Pengadaan marka jalan di beberapa lokasi di Provinsi Aceh yaitu:
- Pembuatan marka jalan Takengon – Isak – Gayo Lues
- Pembuatan marka jalan di Samalanga Kabupaten Bireuen
- Pembuatan marka di terminal type Kota Banda Aceh
- Pembuatan marka jalan pada ruas jalan dalam Kota Banda Aceh.
c) Pengadaan pagar pengaman jalan meliputi pengadaan pagar pengaman
jalan (guard rail) pada ruas jalan Kabupaten Bener Meriah sepanjang
200 M
d) Pengadaan dan pemasangan delineator di Kabupaten Aceh Tamiang.
e) Pengadaan trafficlight. Untuk pengadaan trafficlight tahun 2009 ini di
lakukan di beberapa titik lokasi yaitu :
- Pengadaan dan pemasangan trafficlight di Sp. 4 Keude Aru,
Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan
- Pengadaan dan pemasangan 2 Unit Warning Light di Kabupaten
Pidie Jaya
- Pengadaan dan pemasangan Warning Light di jalan Taman Sari
(depan TKYKA)
- Pengadaan dan pemasangan 2 unit traffic light + counting down di
Sp. Selat Melaka dan Sp. Polantas Cunda Lhokseumawe
f) Pembangunan jembatan penyeberangan di depan Dayah Jeumala Amal
di lintasan Jalan Banda Aceh - Medan, Lueng Putu Kecamatan Bandar
Baru
g) Monitoring Evaluasi dan Pelaporan
5. Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kenderaan Bermotor
Pada program ini terdapat 2 (dua) kegiatan, dengan tujuan adalah untuk
menurunkan tingkat kefatalan kecelakaan lalu lintas di jalan raya,
terbangunnya balai pengujian kenderaan bermotor serta menurunnya angka
kecelakaan lalu lintas di jalan raya. Kegiatan dimaksud adalah sebagai
berikut :
a) Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor.
- Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor di Kabupaten
Aceh Besar (Tahap II)
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
136
- Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor di Kabupaten
Aceh Tengah (Tahap II)
- Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor di Kabupaten
Aceh Utara (Migas)
- Pengadaaan Alat uji Mekanis Kendaraan Bermotor di Kabupaten
Aceh Utara (Migas)
- Pembangunan Gedung Pengujian Kendaraan Bermotor di Kota
Lhokseumawe (Otsus)
- Pembangunan Gedung Pengujian Kendaraan Bermotor di Kota
Subulussalam (Otsus)
- Pengadaan Alat-alat Pengujian Kendaraan Bermotor di Kota
Lhokseumawe (Otsus)
b) Pelaksanaan Penelitian Kelayakan Kendaraan Bermotor, melalui sub
kegiatan operasional Tim Unit Penelitian Kecelakaan yang bertujuan
melakukan identifikasi dan rekomendasi penyebab kecelakaan lalu
lintas untuk mencegah agar kecelakaan yang sama tidak terulang lagi,
dengan harapan dapat menurunnya angka kecelakaan.
6. Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa
Dalam upaya menyelenggarakan Program Pengembangan Informasi,
Komunikasi dan Media Massa pada tahun 2009 telah dilakukan kegiatan
antara lain :
a) Pembinaan dan Pengembangan Jaringan Komunikasi dan Informasi
b) Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
c) Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan dan Komunikasi dan
Informasi
d) Pengadaan Alat Jaringan Komunikasi, meliputi :
- Pengadaan Traffic Management
- Pengadaan Perangkat Backup VSAT, Remote Client 23 Kab/Kota
dan Tool jaringan
- Pengadaan Perangkat File Over/Load Balancing
e) Pengadaan Perangkat Keras SIMDA meliputi Pengadaan Radio HF/FM
(Handy Talky) berupa : Perangakat Radio Link 2,8 GHZ SM +
Asesories dan pengadaan perangkat distribusi 2,4 GHZ.
f) Pengembangan Aplikasi e-Goverment Pemerintah Daerah, adapun
kegiatan ini memerlukan pengadaan-pengadaan software/program
untuk beberapa kegiatan berikut:
- Pembuatan Kartu Pegawai Berbasis Smart Card Tahap II
- Pembangunan Aplikasi Bisnis dan Inventasi Berbasis WEB
- Pembangunan Aplikasi Dokumen Elektronik berbasis WEB
- Pembangunan Aplikasi Yatim Versi WEB
- Pembangunan Aplikasi Yatim Versi Client Server
- Pembangunan Aplikasi Sistem Informasi Surat berbasis WEB
- Sistem Informasi Perhubungan Berbasis WEB
- Pembangunan Aplikasi LKH
- Pembangunan Aplikasi Data Base Pusdatinal
- Pembangunan Sistem Panel WEB Hosting Pemda Aceh
- Pembuatan Modul Tambahan untuk Aplikasi SIMAGUB
- Pembangunan Aplikasi Migrasi WEB dan Mail Hosting Pemda Aceh
- Pembuatan Aplikasi Konten Lokal Berbasis WEB
- Pembuatan Aplikasi Audio/Video Lokal Berbasis WEB
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
137
g) Operasional perpustakaan meliputi pengadaan buku-buku kepustakaan.
h) Optimalisasi Peran Media Center Pemerintah Aceh
i) Pengembangan dan Pembinaan Penyiaran Daerah.
7. Program Fasilitas Peningkatan SDM bidang Komunikasi dan
Informasi Dalam upaya menyelenggarakan program dimaksud, telah dilakukan
kegiatan sebagai berikut:
a) Penerapan sistem informasi dan tekhnologi informasi di lingkungan
Pemerintah Daerah
b) Evaluasi sistem informasi, tekhnologi informasi dan SDM di
lingkungan Pemerintah Daerah
c) Bimbingan teknis, workshop dan sosialisasi sistem informasi dan
tekhnologi informasi
d) Workshop sistem informasi dan tekhnologi informasi
e) Sosialisasi sistem informasi dan tekhnologi informasi
f) Penyebarluasan informasi melalui media penyiaran
8. Program Kerjasama Informasi dengan Mass Media Kegiatan ini berupa konsultasi komunitas infokom.
9. Program Pengembangan Data dan Statistik.
Dalam program ini, diarahkan pada 5 (lima) kegiatan prioritas yaitu:
a) Pengelolaan database SKPD dan pengembangan bank data e-
Goverment Pemerintah Daerah
b) Verifikasi, Perekam, Back Up Data e-Goverment dan Penyajian
Informasi e-Goverment
c) Pengelolaan Website
d) Pengelolaan SMS Center Gubernur
e) Pendataan Bencana Alam
B. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
1. Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan.
a) Perencanaan Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan, dengan
realisasi capaian program sebesar 92,08%. Salah satu kegiatan yang
dilaksanakan yaitu Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) bidang
perhubungan, komunikasi, informasi dan telematika se Aceh yang
dilaksanakan selama 2 (dua) hari di Hotel Hermes Palace Banda Aceh,
dihadiri oleh 87 (delapan puluh tujuh) orang yang terdiri dari Kepala
Dinas, Pejabat yang membidangi perencanaan serta Ketua Dharma
Wanita Dinas/Kantor Perhubungan, Komunikasi, Informasi dan
Telematika seluruh kabupaten/kota.
b) Koordinasi dalam pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan,
dengan realisasi capaian program sebesar 47,02 %. Dapat kami jelaskan
bahwa kegiatan ini dalam rangka koordinasi mengenai penyelenggaraan
angkutan laut di Aceh dengan Administrator Pelabuhan (Adpel)/ Kantor
Pelabuhan (Kanpel) di kabupaten/kota. Kegiatan ini dapat berjalan
dengan lancar dan mencapai tujuan, namun demikian pada realisasi
keuangan terjadi efisiensi karena kegiatan ini dilaksanakan bersamaan
dengan kegiatan Pembangunan Prasarana dan Sarana Perhubugan Laut.
c) Sosialisasi kebijakan di bidang perhubungan, dengan realisasi capaian
program sebesar 39,05%. Dapat kami jelaskan bahwa kegiatan ini
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
138
bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas anggota ORARI-
RAPI. Pada kegiatan ini terdapat kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan
yaitu event Signal Hunting ORARI-RAPI karena kurangnya waktu yang
tersedia untuk pelaksanaan kegiatan.
d) Peningkatan Pengelolaan Terminal Angkutan Sungai, Danau dan
Penyeberangan , dengan realisasi capaian program sebesar 77,29 %.
e) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan, dengan realisasi capaian program
sebesar 28,46 %. Dapat kami jelaskan bahwa kegiatan monitoring ini
dapat berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan, namun demikian pada
realisasi keuangan terjadi efisiensi karena sebagian besar kegiatan
monitoring dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan Perencanaan
Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan yaitu identifikasi
usulan program dan kegiatan kabupaten/kota.
Anggaran yang disediakan Rp 21.481.669.000,- realisasi Rp
18.346.583.095,- atau 85,41%.
2. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan a) Kegiatan pengendalian disiplin pengoperasian angkutan umum di jalan
raya, dengan realisasi capaian program sebesar 35,51 %. Dapat kami
jelaskan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk Pembinaan Zero
Overload tahun 2009, sehingga perlu dilaksanakan pembinaan terhadap
perusahaan angkutan barang yang melintas di Aceh. Pelaksanaan
kegiatan ini berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan, namun
demikian dari realisasi keuangan terjadi efisiensi karena kegiatan ini
difasilitasi oleh tim kecil.
b) Kegiatan penciptaan pelayanan cepat, tepat, murah, dan mudah, dengan
realisasi capaian program sebesar 63,02%.
c) Pengembangan sarana dan prasarana pelayanan jasa angkutan, dengan
realisasi capaian program sebesar 0%. Dapat kami jelaskan bahwa
kegiatan tersebut bertujuan untuk monitoring pelaksanaan subsidi
angkutan penyeberangan perintis berupa honorarium pengawas lapangan
non PNS. Pelaksanaan kegiatan ini berjalan dengan lancar dan mencapai
tujuan, namun demikian dari realisasi keuangan terjadi efisiensi, karena
dalam pelaksanaan kegiatan ini Dinas Perhubungan, Komunikasi,
Informasi dan Telematika Aceh bekerjasama dengan Administrator
Pelabuhan (Adpel) dalam mengawasi penyelenggaraan angkutan
penyeberangan perintis sesuai dengan SIB (Surat Izin Berlayar) yang
dikeluarkan.
d) Fasilitasi perijinan di bidang perhubungan, dengan realisasi capaian
program sebesar 61,19%.
e) Sosialisasi/penyuluhan ketertiban lalu lintas dan angkutan, dengan
realisasi capaian program sebesar 69,34%.
f) Kegiatan pemilihan dan pemberian penghargaan supir/ juru mudi/ awak
kendaraan angkutan umum teladan, dengan realisasi capaian program
sebesar 79,05%.
g) Koordinasi dalam peningkatan pelayanan angkutan, dengan realisasi
capaian program sebesar 51,32%. Dapat kami jelaskan bahwa kegiatan
ini bertujuan untuk mendukung program Departemen Perhubungan yaitu
Pemilihan Kota Tertib Lalu Lintas Tahun 2009. Pelaksanaan kegiatan ini
berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan yaitu dengan masuknya Kota
Banda Aceh pada tahap ketiga atau tahap akhir (penentuan Pemenang),
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
139
namun demikian dari realisasi keuangan terjadi efisiensi, karena adanya
perubahan pelaksanaan kegiatan dari Departemen Perhubungan yaitu
tidak adanya pengiriman perwakilan kabupaten/ kota ke Jakarta.
h) Monitoring, evaluasi dan pelaporan, dengan realisasi capaian program
sebesar 84,26 %.
Anggaran yang disediakan Rp 1.484.511.500,- realisasi Rp 879.835.100,-
atau 59,27%.
3. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan
a) Pembangunan gedung terminal, dengan realisasi capaian program
sebesar 100%.
b) Pembangunan halte bus, taxi dan gedung terminal, dengan realisasi
capaian program sebesar 100%.
c) Pembangunan prasarana perhubungan laut, dengan realisasi capaian
program sebesar 71,87%.
d) Pembangunan sarana perhubungan laut, dengan realisasi capaian
program sebesar 88,92%.
e) Pembangunan prasarana perhubungan udara, dengan realisasi capaian
program sebesar 73,37%.
f) Pembangunan prasarana pos dan telekomunikasi , dengan realisasi
capaian program sebesar 44,28%. Dapat kami jelaskan bahwa pada
kegiatan ini terdapat pekerjaan yang batal dilaksanakan yaitu
Pembangunan Menara Telekomunikasi di Gedung Pelayanan Terpadu
Perhubungan karena harus melalui proses tender ulang sehingga tidak
mencukupi waktu untuk pelaksanaan.
Anggaran yang disediakan Rp 62.718.535.041,- realisasi Rp
47.766.934.010,- atau 76,16%.
4. Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas
a) Pengadaan rambu-rambu lalu lintas untuk ruas jalan, dengan realisasi
capaian program sebesar 100 %.
b) Pengadaan marka jalan, dengan realisasi capaian program sebesar 100
%.
c) Pengadaan pagar pengaman jalan, dengan realisasi capaian program
sebesar 100 %.
d) Pengadaan deliniator, dengan realisasi capaian program sebesar 100 %.
e) Pengadaan Traffic Light, dengan realisasi capaian program sebesar 100
%.
f) Pengadaan Jembatan Penyeberangan di Depan Dayah Jeumala Amal di
Lintasan Jalan Banda Aceh – Medan, Leung Putu, Kecamatan Bandara
baru, dengan realisasi capaian program sebesar 100 %.
g) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan pembangunan fasilitas keselamatan
perhubungan darat, dengan realisasi capaian program sebesar 92,65 %.
Anggaran yang disediakan Rp 4.493.015.000,- realisasi Rp 3.749.844.375,-
atau 83,46%.
5. Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kenderaan Bermotor
a) Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor, dengan realisasi
capaian program sebesar 60,31%.
b) Pelaksanaan penelitian kelaikan kendaraan bermotor melalui sub
kegiatan operasional tim unit penelitian kecelakaan dengan realisasi
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
140
capaian program adalah sebesar 10,73%. Dapat kami jelaskan bahwa
kegiatan ini bertujuan untuk pelaksanaan penelitian kecelakaan lalu lintas
di ruas jalan provinsi dan nasional. Berdasarkan Surat Edaran Direktur
Jenderal Perhubungan Darat No.SE.07/A.J.501/DRJD/07 Tanggal 5
Oktober 2007 tentang Penelitian Kecelakaan LLAJ bahwa Penelitian
kecelakaan dilakukan oleh Pemerintah Provinsi jika Kecelakaan
menyebabkan korban meninggal dunia lebih dari 4 – 7 Orang. Pada tahun
2009 Tim Penelitian Kecelakaan hanya meneliti ke lapangan sebanyak 2
kali dari 10 kali yang dialokasikan, yaitu :
1. Kecelakaan tunggal Bus Anugerah di Seunapet Seulawah Kabupaten
Aceh Besar.
2. Kecelakaan tabrakan antara Bus Pelangi dengan L-300 di Desa
Lampakuk Kabupaten Aceh Besar.
Anggaran yang disediakan Rp 13.986.305.000,- realisasi Rp 8.310.244.600,-
atau 59,42%.
6. Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa
a) Pembinaan dan pengembangan jaringan komunikasi dan informasi,
dengan realisasi capaian program sebesar 99,03%.
b) Penelitian dan Pengembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, dengan
realisasi capaian program sebesar 74,80%.
c) Perencanaan dan pengembangan kebijakan komunikasi dan informasi,
dengan realisasi capaian program sebesar 97,04%.
d) Monitoring dan evaluasi jaringan komunikasi dan informasi, dengan
realisasi capaian program sebesar 76,90%.
e) Pengadaan alat jaringan komunikasi, dengan realisasi capaian program
sebesar 100%.
f) Pengadaan Perangkat keras SIMDA, dengan realisasi capaian program
sebesar 100%.
g) Pengembangan aplikasi e-Government Pemerintah Daerah, dengan
realisasi capaian program sebesar 100%.
h) Operasional perpustakaan, dengan realisasi capaian program
sebesar 86,21%.
i) Optimalisasi peran Media Center Pemerintah Aceh, dengan realisasi
capaian program sebesar 48,47%. Hal tersebut dapat kami jelaskan
bahwa adanya kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan yaitu biaya sewa
Bandwith untuk Seuramo Aceh, karena Gedung Seuramo sedang
direnovasi serta terjadinya efisiensi anggaran perjalanan dinas
pendampingan kegiatan kepala daerah seperti safari ramadhan, yang
hanya dilaksanakan pada sebagian kabupaten/ kota sedangkan anggaran
yang dialokasikan untuk 23 kabupaten/kota.
j) Pengembangan dan pembinaan penyiaran daerah, dengan realisasi
capaian program sebesar 91,41%.
Anggaran yang disediakan Rp 18.939.660.200,- realisasi Rp
17.843.802.685,- atau 94,21%.
7. Program Fasilitas Peningkatan SDM bidang Komunikasi dan
Informasi a) Penerapan sistem informasi dan teknologi informasi di lingkungan
pemerintah daerah, dengan realisasi capaian program sebesar 81,59%.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
141
b) Evaluasi sistem informasi, teknologi informasi dan SDM di lingkungan
pemerintah daerah, dengan realisasi capaian program sebesar 18,93%.
Dapat kami jelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan melakukan evaluasi
terhadap pemanfaatan teknologi informasi di 23 kabupaten/kota.
Pelaksanaan kegiatan ini berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan,
namun demikian terjadi efisiensi karena kegiatan ini dapat dilaksanakan
bersamaan dengan kegiatan monitoring dan evaluasi jaringan komunikasi
dan informasi.
c) Bimbingan teknis, workshop dan sosialisasi sistem informasi dan
tekhnologi informasi, dengan realisasi capaian program sebesar 91,79%.
d) Workshop sistem informasi dan tekhnologi informasi, dengan realisasi
capaian program sebesar 95,83%.
e) Sosialisasi sistem informasi dan tekhnologi informasi, dengan realisasi
capaian program sebesar 46,15%. Dapat kami jelaskan bahwa kegiatan
Pelaksanaan Sosialisasi Penggunaan Open Source terpusat di provinsi
dengan peserta dari 23 Kabupaten/Kota. Pelaksanaan kegiatan ini
berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan namun demikian dari
realisasi keuangan terjadi efisiensi karena pelaksanaan sosialisasi
menggunakan teleconference bertempat di Gedung Serbaguna Kantor
Gubernur Aceh, sehingga tidak mendatangkan pembicara dari
Departemen terkait ke Banda Aceh dan tidak menyewa gedung sebagai
tempat acara.
f) Penyebarluasan informasi melalui media penyiaran, dengan realisasi
capaian program sebesar 73,50%.
Anggaran yang disediakan Rp 7.648.783.800,- realisasi Rp 5.615.751.300,-
atau 73,42%.
8. Program Kerjasama Informasi dengan Mass Media Konsultasi komunitas infokom, dengan realisasi capaian program sebesar
96,32 %.
Anggaran yang disediakan Rp 87.597.600,- realisasi Rp 84.373.600,- atau
96,32%.
9. Program Pengembangan Data dan Statistik
a) Kegiatan pengelolaan data base SKPD dan pengembangan bank data
e-Government Pemerintah Aceh, dengan realisasi capaian program
sebesar 87,11%.
b) Kegiatan verifikasi, perekaman, Backup Data dan penyajian informasi
e-Government, dengan realisasi capaian program sebesar 21,57%. Dapat
kami jelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk pelaksanaan entry data
dan verifikasi data anak yatim Provinsi Aceh. Pelaksanaan kegiatan ini
berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan namun demikian dari
realisasi keuangan terjadi efisiensi karena dari segi kuantitas data entry
dan verifikasi kurang dari alokasi dimana data yang ter-entry dan ter-
verifikasi berjumlah 119.079 data, sedangkan yang teralokasi 250.000
data. Selain itu dalam pembiayaan uang lembur petugas entry data juga
terjadi efisiensi karena banyak kegiatan entry dan verifikasi data yang
dilakukan pada jam kerja.
c) Kegiatan pengelolaan website, dengan realisasi capaian program
sebesar 81,51%.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
142
d) Kegiatan pengelolaan SMS Center Gubernur, dengan realisasi capaian
program sebesar 95,37%.
e) Kegiatan pendataan bencana alam, dengan realisasi capaian program
sebesar 55,75%. Dapat kami jelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk
Pelaksanaan Pendataan Kejadian Bencana Alam di Provinsi Aceh
dengan mengumpulkan data dari Satuan Pelaksana (Satlak) di
kabupaten/kota. Pelaksanaan kegiatan ini berjalan dengan lancar dan
mencapai tujuan namun demikian dari realisasi keuangan terjadi efisiensi
karena pelaksanaan kegiatan ini memanfaatkan teknologi informasi yang
telah tersedia di provinsi dan kabupaten/kota dengan melakukan
pengiriman data melalui e-mail sehingga tidak diperlukan lagi biaya
honorarium petugas entry data.
Anggaran yang disediakan Rp 1.360.484.000,- realisasi Rp 457.743.000,- atau
33,65% dengan penjelasan realisasi masing-masing kegiatan seperti tersebut
diatas, dimana terjadi efisiensi anggaran pada beberapa kegiatan sedangkan
tujuan dan sasaran pelaksanaan kegiatan tetap tercapai.
Realisasi Anggaran
Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informasi, dan Telematika dialokasikan dana
sebesar Rp 165.682.028.000,- realisasi sebesar Rp 131.784.374.866 atau 79.54%
dan fisik 84,14%.
C. Permasalahan dan Solusi
Realisasi fisik program dan kegiatan tahun 2009 sebesar 84,14%, Angka
realisasi tersebut belum maksimal, hal ini menunjukkan masih ada beberapa
kegiatan yang belum mencapai target yang direncanakan, antara lain:
- Adanya beberapa paket proses tender yang harus dilakukan tender ulang.
- Pengadaan tiang pancang beton dan alat pancang untuk dermaga yang harus memenuhi persyaratan teknis tidak tersedia di sekitar lokasi pembangunan,
sehingga harus didatangkan dari luar daerah, yang membutuhkan waktu untuk
mobilisasi ke lokasi kegiatan.
- Lokasi proyek yang terletak di daerah terpencil juga menjadi hambatan dalam pelaksanaan kegiatan fisik.
- Faktor cuaca (hujan, banjir dan longsor)
- Belum tersedia lahan untuk lokasi pembangunan terutama untuk kegiatan yang bersumber dari Dana Otsus dan TDBH Migas.
- Adanya penyesuaian alokasi dana Migas serta tidak adanya APBA Perubahan, sehingga ada kegiatan yang tidak dapat direalisasikan.
- Adanya kegiatan perencanaan dan pembangunan prasarana yang dilakukan pada tahun yang sama khususnya kegiatan yang bersumber dari dana Otsus
dan TDBH Migas.
Permasalahan tersebut diselesaikan dengan cara, yaitu :
- Meningkatkan kinerja pemantauan dan evaluasi di lapangan.
- Meningkatkan koordinasi rutin dengan pelaksana kegiatan untuk menentukan langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam rangka percepatan pelaksanaan
kegiatan.
- Meningkatkan koordinasi dengan aparat terkait di kabupaten/kota serta pihak terkait di lokasi pembangunan untuk mengantisipasi terjadinya konflik sosial
yang dapat menghambat proses pembangunan.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
143
- Melaksanakan percepatan pekerjaan dengan menerapkan penggunaan peralatan yang cukup, menerapkan metode pembangunan yang tepat dan
cepat, peningkatan shift kerja siang dan malam, peningkatan jumlah tenaga
kerja, dan meningkatkan kinerja konsultan pengawas di lokasi proyek.
- Melaksanakan tahapan pembangunan sesuai dengan ketersediaan material, sehingga pelaksanaan kegiatannya dapat terus berjalan walaupun terdapat
hambatan pada beberapa sub kegiatan.
17. URUSAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
Urusan Komunikasi dan Informatika telah dilaksanakan Pemerintah Aceh melalui
Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informasi dan Telematika. Penjelasan lebih rinci
mengenai dapat dilihat dalam urusan Perhubungan. Hal ini dikarenakan anggaran
belanja non program dan belanja program tidak dapat dipisahkan maka disesuaikan
dengan urusan yang melekat pada lembaga daerah tersebut. Begitu juga dengan
permasalahan dan solusi telah tersirat dalam keterangan dalam pelaksanaan
program dan kegiatan pada lembaga daerah tersebut.
18. URUSAN PERTANAHAN
Urusan Pertanahan telah dilaksanakan Pemerintah Aceh melalui Biro Tata
Pemerintahan Sekretariat Daerah Aceh. Penjelasan lebih rinci mengenai dapat
dilihat dalam urusan otonomi daerah. Hal ini dikarenakan anggaran belanja non
program dan belanja program tidak dapat dipisahkan maka disesuaikan dengan
urusan yang melekat pada lembaga daerah tersebut. Begitu juga dengan
permasalahan dan solusi telah tersirat dalam keterangan dalam pelaksanaan
program dan kegiatan pada lembaga daerah tersebut.
19. URUSAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI
Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri dilaksanakan oleh Badan
Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat dan Satuan Polisi Pamong
Praja dan Wilayatul Hisbah.
Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat
A. Program dan kegiatan
Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri yang dilaksanakan oleh
Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat sebagai berikut:
1. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan
Kegiatan ini berupa pelatihan pengendalian keamanan dan kenyamanan
lingkungan.
2. Program Peningkatan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak
Kriminal
a) Peningkatan kerjasama dengan aparat keamanan dalam teknik
pencegahan kejahatan;
b) Peningkatan kapasitas aparat dalam rangka pelaksanaan
siskamswakarsa di daerah;
c) Pengkajian/analisis perkembangan situasi dan kondisi daerah.
3. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan
a) Peningkatan toleransi dan kerukunan dalam kehidupan beragama;
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
144
b) Peningkatan kesadaran masyarakat akan nilai-nilai luhur budaya
bangsa;
c) Sosialisasi pembauran dan kerukunanan umat beragama (FKUB).
4. Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan
a) Seminar, talkshow, diskusi peningkatan wawasan kebangsaan;
b) Pemantapan ideologi dan bela negara;
c) Fasilitasi peningkatan pemahaman hak azasi manusia.
5. Program Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menjaga Ketertiban dan
Keamanan
Kegiatan ini berupa pembentukan satuan keamanan lingkungan di
masyarakat.
6. Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (Pekat)
Kegiatan ini berupa penyuluhan pencegahan peredaran/penggunaan
minuman keras dan narkoba.
7. Program Pendidikan Politik Masyarakat
a) Fasilitasi penyelesaian perselisihan partai politik;
b) Koordinasi forum-forum diskusi politik;
c) Monitoring, evaluasi dan pelaporan;
d) Sosialisasi politik damai Aceh;
e) Sosialisasi kebijakan politik Pemerintah Aceh.
8. Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana
Alam
a) Pemantauan dan penyebarluasan informasi potensi bencana alam;
b) Pembekalan penanganan keadaan darurat dalam menghadapi bencana.
B. Realisasi Pelaksanaan Program dan kegiatan
1. Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan
Pelatihan pengendalian keamanan dan kenyamanan lingkungan
Rencananya kegiatan tersebut dilaksanakan dalam bentuk pelatihan
pengendalian keamanan dan kenyamanan lingkungan, Anggaran yang
disediakan Rp 10.722.257.855,- realisasi Rp 5.920.000,-. Kegiatan tersebut
100% tidak dilaksanakan karena tiap-tiap kabupaten/kota TA 2009 dalam
APBK mereka telah menganggarkan dana untuk kegiatan tersebut,
sehingga tidak terjadi tumpang tindih dalam penggunaan anggaran.
2. Program Peningkatan Kantrantibmas Dan Pencegahan Tindak
Kriminal
Peningkatan kerjasama dengan aparat keamanan dalam teknik pencegahan
kejahatan
Kegiatan ini terdiri dari: Penyediaan dana honorarium kepada Tim
Komunitas Intelijen Daerah (KOMINDA) Aceh. Honorarium kewaspadaan
dini masyarakat (FKDM) serta honorarium Pejabat Teknis Kegiatan
(PPTK) jumlah dana sebesar Rp 102.120.000,- dengan realisasi Rp
40.800.000,-. Rapat Koordinasi Intelijen Daerah se Aceh dengan jumlah
peserta sebanyak 100 (seratus) orang terdiri dari; Ketua Kominda kab/kota,
Kepala Kesbangpol dan Linmas kab/kota, Pasi Intel Kodim, Kasat Intel
Polres dan Kasi Intel Kejati serta melaksanakan rapat-rapat koordinasi
dengan instansi vertikal TNI dan Polri dalam rangka melakukan deteksi
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
145
dini, peringatan dini dan cegah dini terhadap perkembangan situasi dan
kondisi daerah. Melaksanakan kerjasama dengan pihak keamanan TNI
Polri dalam rangka pengamanan tamu-tamu VIP dan VVIP yang
berkunjung ke Aceh, jumlah dana sebesar Rp 476.742.000,- realisasinya
Rp 378.815.000,-. Dampak dari kegiatan ini adalah terjalinnya kerja sama
dan tanggungjawab yang solid dengan instansi terkait dalam rangka
menjaga keamanan dan ketertiban di Aceh. Hasil yang dicapai dalam
kegiatan ini menurunnya tingkatan kejahatan. Tujuan kegiatan ini
menciptakan keamanan dan ketertiban dalam masyarakat.
Anggaran yang disediakan Rp 1.135.698.735,- realisasi Rp 593.791.170,-
atau 52,28 % dan fisik 100%. Rendahnya realisasi keuangan disebabkan
rencana kunjungan presiden, wakil presiden dan tamu-tamu VVIP lainnya
tidak terjadi sebagaimana yang direncanakan.
Peningkatan kapasitas aparat dalam rangka pelaksanaan siskamswakarsa di
daerah
Kegiatan tersebut dilaksanakan di 2 (dua) kabupaten yaitu Pidie
dilaksanakan pada tanggal 13 Juni 2009 dengan jumlah peserta 60 orang
dan Kabupaten Aceh Barat Daya dilaksanakan pada tanggal 6 Juli 2009
dengan jumlah peserta 60 orang. Unsur peserta dari kegiatan tersebut
berasal dari aparatur pemerintah dan berbagai tokoh masyarakat. Kegiatan
tersebut dilaksanakan dengan lancar tanpa ada kendala.
Anggaran yang disediakan Rp 84.347.475,- realisasi Rp 71.141.675,- atau
84,34 % dan fisik 100 %.
Pengkajian/analisis perkembangan situasi dan kondisi daerah
Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk perjalanan dinas ke
kabupaten/kota se Aceh guna memantau situasi dan kondisi daerah
menyangkut politik, pemerintahan, ekonomi dan sosial budaya yang
selanjutnya dikaji dan dianalisis dalam bentuk laporan situasi daerah.
Dampak dari kegiatan ini adalah tersedianya dokumen rekomendasi hasil
pengkajian/analisis perkembangan situasi dan kondisi daerah. Hasil yang
dicapai dalam kegiatan tersebut adalah terciptanya situasi dan kondisi
daerah yang kondusif.
Anggaran yang disediakan Rp 229.616.935,- realisasi Rp 25.500.000,-
atau 11,11% dan fisik 11,11%. Karena terbatasnya kemampuan di bidang
pengkajian dan analisis perkembangan situasi dan kondisi daerah.
3. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan
Peningkatan toleransi dan kerukunan dalam kehidupan beragama
Kegiatan ini telah dilaksanakan dalam 2 angkatan, dengan jumlah peserta
seluruhnya 120 orang, per angkatan 60 orang, yang berasal dari tokoh
masyarakat, tokoh agama, pemuda, tokoh perempuan dan aparatur Pemda.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di Aula Hotel Wahyu Jln. Kutapanjang
Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues dan di Aula Hotel Azizi Tapaktuan
Kabupaten Aceh Selatan. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut tidak ada
kendala karena mendapat dukungan dari berbagai pihak baik Badan
Kesbangpol dan Linmas Kabupaten Gayo Lues, Badan Kesbangpol dan
Linmas Kabupaten Aceh Selatan, maupun Pemda Kabupaten Gayo Lues
dan Pemda Kabupaten Aceh Selatan.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
146
Anggaran yang disediakan Rp 194.940.525,- realisasi Rp 154.911.900,-
atau 79,47 % dan fisik 100 %.
Peningkatan kesadaran masyarakat akan nilai-nilai luhur budaya bangsa
Anggaran yang disediakan Rp 259.567.720,- realisasi Rp 3.360.000,- atau
1,29% dan fisik 17,32%. Rendahnya realisasi keuangan disebabkan
program ini dilaksanakan di kabupaten/kota. Pemerintah kabupaten/kota
tidak siap memfasilitasi kegiatan tersebut dikarenakan adanya kegiatan
lain pada waktu yang bersamaan.
Sosialisasi pembauran dan kerukunanan umat beragama (FKUB)
Kegiatan tersebut telah dilaksanakan dalam 1 angkatan dengan jumlah
peserta 60 orang yang berasal dari tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh
adat, tokoh pemuda dan tokoh perempuan yang dilaksanakan di Aula
Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tenggara.
Hasil yang dicapai yaitu: (1) Menyatupadukan visi dari segenap unsur
umat beragama, sehingga dapat mewujudkan kerukunan dalam kehidupan
beragama dan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa; dan (2)
terciptanya peningkatan pemahaman kerukunan antar umat beragama dan
pembauran bangsa dan terbentuknya Forum Kerukunan Umat Beragama
(FKUB). Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut tidak ada kendala karena
mendapat dukungan dari Pemda Kabupaten Aceh Tenggara dan Badan
Kesbangpol dan Linmas Kabupaten Aceh Tenggara.
Anggaran yang disediakan Rp 166.219.925,- realisasi Rp 47.080.900,-
atau 28,32% dan fisik 50%. Rendahnya realisasi keuangan karena tidak
dilaksanakannya Rakornas dan Rakorda sebagaimana tahun-tahun
sebelumnya.
4. Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan
Seminar, Talkshow, diskusi peningkatan wawasan kebangsaan
Hasil yang dicapai yaitu: (1) Menumbuhkan motivasi dikalangan
masyarakat untuk meningkatkan pemahaman wawasan kebangsaan demi
memantapkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia; dan (2)
Memperkokoh rasa nasionalisme dan cinta tanah air bagi siswa/i guna
meredam timbulnya provokasi-provokasi dari orang yang tidak
bertanggungjawab. Dalam pelaksanaan kegiatan seminar, talkshow, diskusi
peningkatan wawasan kebangsaan T.A 2009 dapat dilaksanakan khususnya
pengadaan bendera merah putih dan dialog interaktif melalui TV Aceh
sehingga tidak mengalami kendala apa pun. Dialog Interaktif TVRI tidak
dilaksanakan karena jadwal TVRI yang sangat padat.
Anggaran yang disediakan Rp 285.828.925,- realisasi Rp 209.960.000,-
atau 73,46 % dan fisik 100 %.
Pemantapan ideologi dan bela negara
Telah dilaksanakan dalam 1 angkatan dengan jumlah peserta 60 orang yang
berasal dari tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh pemuda, tokoh
perempuan dan aparatur pemda, dengan lokasi pelaksanaan diadakan di
Ovalroom Bappeda Kab. Pidie Jaya.
Hasil yang dicapai yaitu: terciptanya rasa nasionalisme kehidupan
berbangsa dan bernegara serta peningkatan pemahaman ideologi
kebangsaan demi menyatupadukan visi dan misi dari segenap unsur
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
147
masyarakat baik tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh pemuda, tokoh
perempuan maupun aparatur pemda guna meningkatkan pemahaman
pemantapan ideologi kebangsaan di kalangan masyarakat dan aparatur
Pemda. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut tidak ada kendala karena
mendapat dukungan dari Pemda Kabupaten Pidie Jaya dan Badan
Kesbangpol dan Linmas Kabupaten Pidie Jaya
Anggaran yang disediakan Rp 92.147.135,- realisasi Rp 68.465.000,- atau
74,30 % dan fisik 100 %.
Fasilitasi peningkatan pemahaman hak azasi manusia
kegiatan ini telah dilaksanakan dalam 1 angkatan, dengan jumlah peserta
50 orang, yang berasal dari tokoh masyarakat, tokoh adat, pemuda, tokoh
perempuan dan aparatur Pemda, dengan lokasi pelaksanaan diadakan di
Aula Pemkot Lhokseumawe.
Hasil yang dicapai yaitu: (1) terwujudnya pemahaman Hak Azasi Manusia
serta meningkatnya perlindungan HAM, menyatupadukan visi dari segenap
unsur masyarakat baik tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh pemuda, tokoh
perempuan maupun aparatur Pemda guna meningkatkan pemahaman Hak
Azasi Manusia dikalangan masyarakat dan aparatur Pemda; dan (2)
Pelaksanaan kegiatan Fasilitasi Peningkatan Pemahaman Hak Azasi
Manusia TA 2009 hanya 1 angkatan dan tidak mengalami hambatan atau
kendala karena adanya dukungan dari Pemkot Lhokseumawe dan Badan
Kesbangpol dan Linmas Kota Lhokseumawe.
Anggaran yang disediakan Rp 117.440.525,- realisasi Rp 60.754.900,-
atau 51,73% dan fisik 100%. Rendahnya realisasi keuangan ini disebabkan
kegiatan koordinasi dengan Dirjen Kesbanpol Depdagri dan instansi terkait
untuk menunjang kegiatan peningkatan pemahaman hak azasi manusia
tidak dapat dilaksanakan.
5. Program Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menjaga Ketertiban dan
Keamanan
Pembentukan Satuan Keamanan Lingkungan di Masyarakat
Telah dilaksanakan di Dodik Secata Mata Ie selama 19 hari mulai tanggal 7
s/d 25 November 2009 dengan jumlah peserta seluruhnya 100 orang yang
berasal dari universitas se Aceh. Dalam pelaksanaan pelatihan ini tidak ada
kendala yang berarti karena adanya kerja sama yang baik antara semua
pihak penyelenggara.
Anggaran yang disediakan Rp 466.003.170,- realisasi Rp 417.516.506,-
atau 89,60,73 % dan fisik 100 %.
6. Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (Pekat)
Penyuluhan pencegahan peredaran/penggunaan minuman keras dan
narkoba
Kegiatan ini dilaksanakan di Kabupaten Bireuen, Singkil dan Pidie Jaya
dengan jumlah peserta masing-masing kabupaten sebanyak 100 orang yang
terdiri dari unsur siswa SMU/MAN dan SMK se Kabupaten Bireuen,
Singkil dan Pidie Jaya. Dampak dari kegiatan ini adalah meningkatnya
pemahaman terhadap bahaya miras dan narkoba di kalangan generasi
muda. Hasil yang dicapai dalam kegiatan tersebut adalah terhindarnya
pelajar/mahasiswa dari miras dan narkoba.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
148
Anggaran yang disediakan Rp 172.514.925,- realisasi Rp 159.400.925,-
atau 92,40 % dan fisik 100 %.
7. Program Pendidikan Politik Masyarakat
Fasilitasi penyelesaian perselisihan partai politik
Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam II angkatan yaitu angkatan I terdiri
dari 3 kabupaten/kota yaitu Kabupaten Aceh Barat, Kabupaten Nagan Raya
dan Kabupaten Aceh Jaya yang pelaksanaannya berlangsung pada tanggal
29 s/d 30 Juni 2009 di Kabupaten Aceh Jaya. Angkatan II terdiri dari 3
kabupaten/kota yaitu Kabupaten Aceh Timur, Kota Langsa dan Kabupaten
Aceh Tamiang yang pelaksanaannya berlangsung pada tanggal 2 s/d 3 Juli
2009 di Kabupaten Aceh Timur, dengan jumlah peserta seluruhnya
berjumlah 120 orang. Hasil yang di capai dengan adanya kegiatan tersebut
adalah menurunnya konflik internal partai politik. Dampak dari kegiatan
ini yaitu meningkatnya pemahaman tentang tata cara fasilitasi penyelesaian
perselisihan partai politik dan meningkatnya pelayanan dalam rangka
verifikasi usulan calon PAW.
Anggaran yang disediakan Rp 333.219.725,- realisasi Rp 220.642.575,-
atau 66,22 % dan fisik 100 %.
Koordinasi forum-forum diskusi politik
Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam III angkatan yaitu angkatan I
dilaksanakan di Kota Sabang pada tanggal 12 s/d 13 Agustus 2009.
Angkatan II dilaksanakan di Kabupaten Aceh Besar pada tanggal 18 s/d 19
Agustus 2009. Angkatan ke III pesertanya berasal dari Kabupaten Aceh
Singkil yang pelaksanaannya di Kota Subulussalam pada tanggal 7 s/d 8
Oktober 2009, dengan jumlah peserta seluruhnya berjumlah 150 orang.
Kegiatan tersebut dapat berjalan dengan lancar karena mendapat dukungan
dari semua pihak.
Anggaran yang disediakan Rp 270.485.755,- realisasi Rp 172.568.955,-
atau 63,80 % dan fisik 100 %.
Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Kegiatan yang telah dilaksanakan adalah penyusunan database partai
politik, ormas dan LSM, namun belum maksimal karena data yang
dibutuhkan belum diperoleh seluruhnya.
Anggaran yang disediakan Rp 175.458.050,- realisasi Rp 44.981.350,-
atau 25,64% dan fisik 25,64%. Rendahnya realisasi keuangan ini
disebabkan kegiatan penyusunan database tersebut belum selesai.
Sosialisasi politik damai Aceh
Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam 3 angkatan yaitu Angkatan I
dilaksanakan di Kabupaten Bireuen pada tanggal 12 Nopember 2009.
Angkatan II dilaksanakan di Kabupaten Aceh Timur pada tanggal 7
Desember 2009 dan angkatan III dilaksanakan di Kabupaten Aceh Jaya
pada tanggal 10 Desember 2009, dengan jumlah peserta seluruhnya
berjumlah 225 orang yang berasal dari para Geuchik, Imuem Mukim dan
tokoh masyarakat. Kegiatan ini dapat dilaksanakan tanpa ada hambatan.
Kegiatan ini hendaknya dilaksanakan pada setiap Kecamatan.
Anggaran yang disediakan Rp 191.729.125,- realisasi Rp 131.611.775,-
atau 68,64 % dan fisik 100 %.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
149
Sosialisasi kebijakan politik Pemerintah Aceh
Kegiatan ini dilaksanakan di Kabupaten Bener Meriah, Kabupaten Aceh
Barat dan Simeulue. Dampak dari kegiatan ini terlaksananya kebijakan
politik pemerintahan Aceh. Hasil yang dicapai dalam kegiatan tersebut
adalah terjalinnya sinergisitas kebijakan politik pemerintah Aceh dengan
pemerintah kabupaten/kota. Kegiatan ini bertujuan agar meningkatnya
pemahaman kebijakan politik pemerintah Aceh bagi kabupaten/kota.
Anggaran yang disediakan Rp 150.898.370,- realisasi Rp 115.193.370,-
atau 76,34 % dan fisik 100 %.
8. Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana
Alam
Pemantauan dan penyebarluasan informasi potensi bencana alam
Kegiatan tersebut telah dilaksanakan di 2 kabupaten yaitu Aceh Tengah
yang berlangsung pada tanggal 15 Agustus 2009 dengan jumlah peserta 60
orang dan di Aceh Utara yang berlangsung pada tanggal 17 Oktober 2009
dengan jumlah peserta 60 orang. Unsur peserta berasal dari aparatur
pemerintah dan tokoh masyarakat. Kegiatan tersebut telah dapat
dilaksanakan dengan lancar tanpa ada kendala karena adanya dukungan
dari berbagai pihak. Anggaran yang disediakan Rp 126.270.920,- realisasi
Rp 106.833.920,- atau 84,61 % dan fisik 100%.
Pembekalan penanganan keadaan darurat dalam menghadapi bencana
Kegiatan tersebut direncanakan dalam 2 angkatan, namun yang dapat
dilaksanakan 1 angkatan saja yaitu di Kota Langsa selama 2 hari yaitu pada
14 s/d 15 Desember 2009 dengan peserta 50 orang, terdiri dari aparatur
pemerintah dan tokoh masyarakat. Anggaran yang disediakan Rp
106.833.920,- realisasi Rp 57.106.200,- atau 32,51% dan fisik 50%.
Rendahnya realisasi ini karena kegiatan pembekalan di kota lain tidak
dapat dilaksanakan akibat adanya kegiatan tersebut pada waktu bersamaan.
Realisasi Anggaran
Dengan demikian anggaran Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan
Masyarakat yang dialokasikan Rp 25.796.458.000,- realisasinya mencapai Rp
12.715.703.027 atau 49,29% dan fisik 88,65%.
C. Permasalahan dan Solusi
Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan program dan kegiatan di
Bidang Kesatuan Bangsa Politik dan Linmas adalah:
- Penjadwalan kegiatan pelaksanaan kabupaten/kota bersamaan dengan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh provinsi.
Solusinya adalah:
- Meningkatkan koordinasi secara berkala dengan dinas/instansi terkait dalam rangka efektifitas monitoring perkembangan situasi dan kondisi
daerah.
Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah Aceh
A. Program dan Kegiatan
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
a) Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
150
b) Penyediaan jasa administrasi keuangan
c) Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor
d) Penyediaan Alat Tulis Kantor
e) Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor
f) Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
g) Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah
h) Peningkatan pelayanan administrasi perkantoran
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
a) Pembangunan gedung kantor
b) Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional
c) Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung kantor
3. Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak
Kriminal
a) Monitoring kegiatan polisi pamong praja se-kabupaten/kota
b) Pelaksanaan hari jadi ulang tahun kelembagaan/organisasi
c) Monitoring kegiatan PPNS se-kabupaten/kota
d) Sosialisasi keberadaan satuan polisi pamong praja dan wilayatul hisbah
serta ulama se-kabupaten/kota di Aceh
e) Pembinaan dan koordinasi Wilayatul Hisbah (WH)
f) Peningkatan pelaksanaan penyelenggaraan keamanan pemilu
B. Ralisasi Pelaksanaan Program dan kegiatan
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik
kegiatan ini telah dilaksanakan dengan tujuan tersedianya jasa komunikasi,
sumber daya air dan listrik. Anggaran yang disediakan Rp 127.200.000,-
realisasi Rp 105.379.986,- atau 82,85% dan fisik 82,85%.
Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan
Kegiatan ini telah dilaksanakan dengan tujuan tersedianya pelayanan
administrasi keuangan. Anggaran yang disediakan untuk pelaksanakan
kegiatan tersebut sejumlah Rp 79.000.000,- realisasi Rp 71.500.000,- atau
90,51% dan fisik 90,51%.
Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor
Kegiatan ini telah dilaksanakan dengan maksud terpenuhi pelayanan
kebersihan kantor. Anggaran yang disediakan Rp 97.294.224,- realisasi Rp
95.799.624,- atau 98,46% dan fisik 55,23%.
Penyediaan Alat Tulis Kantor
Kegiatan ini telah dilaksanakan bertujuan terlaksananya kegiatan administrasi
perkantoran. Anggaran yang disediakan Rp 134.189.766,- realisasi Rp
121.070.400,- atau 90,22% dan fisik 90,22%.
Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor
Kegiatan ini dilaksanakan bertujuan untuk tersedianya peralatan penerangan
listrik kantor. Anggaran yang disediakan Rp 16.80.5000,- realisasi Rp
15.250.000,- atau 90,75% dan fisik 90,75%.
Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan kantor
Kegiatan ini dilaksanakan bertujuan tersedianya sarana dan prasarana kantor
di Banda Aceh. Anggaran yang disediakan Rp 259.119.000,- realisasi Rp
251.275.000,- atau 96,97% dan fisik 96,97%.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
151
Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah
kegiatan ini bertujuan terlaksananya koordinasi dengan kabupaten/kota,
kegiatan dilaksanakan di seluruh Provinsi Aceh. Anggaran yang disediakan
Rp 494.000.000,- realisasi Rp 459.250.000,- atau 92,97% dan fisik 92,97%.
Peningkatan Pelayanan Administrasi Perkantoran
kegiatan ini dilaksanakan bertujuan untuk tersedianya sarana dan prasarana
kerja yang memadai, kegiatan ini dilaksanakan di Banda Aceh. Anggaran
yang disediakan Rp 1.513.734.149,- realisasi Rp 1.105.552.000,- atau
73,03% dan fisik 73,03%.
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Pembangunan gedung kantor
dimana kegiatan ini dilaksanakan di Banda Aceh, yang bertujuan untuk
meningkatan sarana kantor dan mesjid. Anggaran yang disediakan Rp
861.760.000,- realisasi Rp 823.300.000,- atau 95,54% dan fisik 95,54%.
Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional
kegiatan dilaksanakan di Banda Aceh yang bertujuan untuk terpelihara
kendaraan dinas/operasional. Anggaran yang disediakan Rp 49.200.000,-
realisasi Rp 48.051.149,- atau 97,66% dan fisik 97,66%.
Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung kantor
kegiatan dilaksanakan di Banda Aceh bertujuan untuk terpelihara gedung
kantor. Anggaran yang disediakan Rp 39.000.000,- realisasi Rp 37.750.000,-
atau 96,79% dan fisik 96,79%.
3. Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak
Kriminal
Monitoring Kegiatan Polisi Pamong Praja se-Kabupaten/Kota
Dimana kegiatan ini dilaksanakan di Banda Aceh yang bertujuan untuk
Terkoordinasinya kegiatan Satpol PP di kabupaten/kota. Anggaran yang
disediakan Rp 8.567.370.000,- realisasi Rp 8.565.703.500,- atau 99,98% dan
fisik 99,98%.
Pelaksanaan Hari Jadi Ulang Tahun Kelembagaan/Organisasi
Kegiatan dilaksanakan di Banda Aceh bertujuan terciptanya hubungan
koordinasi dengan Satpol PP Kab/kota dan persamaan persepsi dengan
instansi terkait. Anggaran yang disediakan Rp 72.420.000,- realisasi Rp
72.420.000,- atau 100% dan fisik 100%.
Monitoring Kegiatan PPNS se-Kab/Kota
Kegiatan dilaksanakan di Banda Aceh bertujuan untuk memonitoring
kegiatan PPNS di kabupaten/kota dan besarnya realisasi anggaran dalam
kegiatan ini. Anggaran yang disediakan Rp 125.800.000,- realisasi Rp
124.931.500,- atau 99,31% dan fisik 99,31%.
Sosialisasi Keberadaan Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah
serta ulama se-Kab/kota dalam Provinsi Aceh
Kegiatan ini bertujuan untuk terlaksanakan sosialisasi keberadaan Satpol PP
dan WH dengan Ulama se-kabupaten/kota. Anggaran yang disediakan Rp
919.350.000,- realisasi Rp 246.716.000,- atau 26,84% dan fisik 26,84%.
Pembinaan dan Koordinasi Wilayatul Hisbah (WH)
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
152
Kegiatan ini bertujuan untuk pelaksanaan pembinaan dan koordinasi
Wilayatul Hisbah di kabupaten/kota. Anggaran yang disediakan Rp
294.659.769,- realisasi Rp 276.940.000,- atau 93,99% dan fisik 93,99%.
Peningkatan Pelaksanaan Penyelenggaraan Keamanan Pemilu
Kegiatan ini bertujuan untuk terciptanya keamanan dan ketertiban pada acara
Pemilihan Anggota Legislatif pada bulan April 2009 dan Pemilihan Presiden
Republik Indonesia yang dilaksanakan pada bulan September 2009.
Anggaran yang disediakan Rp 150.000.000,- realisasi Rp 149.728.500,- atau
99,82% dan fisik 99,82%.
Realisasi Anggaran
Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah Aceh dialokasikan dana
sebesar Rp 19.762.797.000,- realisasi Rp 17.667.962.740,- atau 89,40% dan
fisik Rp 89,40%.
C. Permasalahan dan Solusi
Banyak hambatan yang dihadapi dalam permasalahan program dan kegiatan
pada Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah antara lain sebagai
berikut:
- Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur pada dasarnya telah memadai namun untuk peralatan kerja serta sarana transportasi operasional dinas belum
memadai.
- Program Pemeliharaan Ketenteraman Ketertiban dan Pencegahan Tindak Kriminal masih terbatasnya dukungan dari pihak terkait sehingga program
yang dilaksanakan masih terkendala pada tingkat operasional.
- Masih lemahnya aturan qanun yang mengatur tentang penegakan Syariat Islam di Aceh, sehingga tindakan yang diambil oleh Penegak Qanun/Penyidik
terbatas.
- Sumber daya aparatur masih terbatas sehingga pelaksanaan tugas tidak terlaksana sebagaimana mestinya.
Solusinya adalah:
- Perlu peningkatan sarana dan prasarana transportasi yang memadai untuk
kelancaran pelaksanaan tugas.
- Perlunya dukungan dari pimpinan instansi terkait dalam pelaksanaan tugas di
lapangan.
- Revisi Qanun Syariat Islam sangat mendesak dan pengesahan Hukum Acara
Jinayah harus segera dilaksanakan.
- Perlu peningkatan pendidikan dan pelatihan aparatur.
20. URUSAN OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN.
Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian yang dilakukan Pemerintah
Aceh dilaksanakan oleh DPRA, Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah,
Sekretariat Daerah Aceh, Sekretariat DPRA, Dinas Pengelolaan Keuangan dan
Kekayaan Aceh, Inspektorat Aceh, Kantor Penghubung Pemerintah Aceh, Badan
Kepegawaian, Pelatihan dan Pendidikan Aceh, Dinas Syariat Islam, Sekretariat
Majelis Permusyawaratan Ulama, Badan Baitul Maal, KIP/KPUD/ Panwaslu Aceh.
Dewan Perwakilan Rakyat Aceh
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
153
A. Program dan kegiatan
Program dan kegiatan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh tidak mempunyai program
dan kegiatan, akan tetapi hanya berupa belanja pegawai dalam mendukung
agenda-agenda kegiatan DPRA.
B. Realisasi Program dan Kegiatan
Jumlah dan realisasi anggaran Dewan Perwakilan Rakyat Aceh adalah Rp
24.334.812.273,- realisasi sebesar Rp 22.746.947.354,- atau 93,47%.
C. Permasalahan dan Solusi
Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) tidak ada permasalahan yang dihadapi
karena hanya mengelola belanja pegawai.
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Pemerintah Aceh
A. Program dan kegiatan
Program dan kegiatan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Pemerintah Aceh
tidak mempunyai program dan kegiatan, akan tetapi hanya berupa belanja
pegawai dalam mendukung agenda-agenda kegiatan kepala daerah.
B. Realisasi Program dan Kegiatan
Jumlah dan realisasi anggaran Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Pemerintah
Aceh adalah Rp 179.555.515.000,- realisasi sebesar Rp 157.286.406.026,- atau
87,60% dan fisik 87,60%
C. Permasalahan dan solusi
Permasalahan yang dihadapi dalam penyelenggaraan program dan kegiatan
sebagai berikut:
a. Terbatasnya waktu pelaksanaan kegiatan pada tahun anggaran 2009.
b. Banyaknya kendala dalam pelaksanaan kegiatan dilapangan.
Solusi dari permasalahan tersebut, sebagai berikut :
a. Diharapkan untuk tahun anggaran berikutnya ketepatan pengesahan anggaran
harus sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Penjadwalan kegiatan sudah dipersiapkan sebelum anggaran di sahkan.
Sekretariat Daerah Aceh
Sekretariat Daerah Aceh terdiri dari beberapa biro, yaitu Biro Keistimewaan dan
Kesejahteraan Rakyat, Biro Perekonomian, Biro Organisasi, Biro Administrasi
Pembangunan, Biro Tata Pemerintahan, Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat,
serta Biro Umum dan Protokoler.
Biro Keistimewaan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Aceh
A. Program dan Kegiatan
Urusan otonomi daerah yang dilaksanakan oleh Biro Keistimewaan dan
Kesejahteraan Setda Aceh sebagai berikut:
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
a) Penyediaan Jasa Hari-hari Besar;
b) Peningkatan Operasional Pelayanan Kesehatan Aparatur.
2. Program Pergelaran Seni Budaya Daerah
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
154
a) Koordinasi dan Monitoring Program Kegiatan Kelembagaan Adat pada
Instansi kab/kota;
b) Pembinaan menasah kab/kota dalam provinsi;
c) Pemberangkatan Kontingen Qasidah Gambus Provinsi ke tingkat
Nasional;
d) Musabaqah Dalail Khairat Tingkat Provinsi;
e) Musabaqah Group Dzikir Maulid Tingkat Provinsi;
f) Pembinaan Penulisan Arab-Melayu Kab/kota dalam Provinsi NAD.
3. Program Peneletian dan Pengembangan Iptek
Kegiatan ini berupa Koordinasi dan Singkronisasi Pembangunan Pendidikan.
4. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan
a) Pembinaan Lembaga Penunjang Kegiatan Pendidikan;
b) Pembinaan Lembaga Asrama Mahasiswa
5. Program Peningkatan Pelayanan Kehidupan Beragama
a) Pelaksanaan Musyarawah Mesjid Agung Kab/Kota Dalam Provinsi;
b) Koordinasi dan Pembinaan Lembaga Sarana Keagamaan;
c) Pembinaan Remaja Mesjid Agung Kab/Kota;
d) Pembinaan Imam Hafid pada Mesjid Agung Kab/Kota;
e) Pelaksanaan Musyawarah Mesjid Agung Kab/Kota dalam Provinsi;
f) Rapat Koordinasi Haji se Aceh.
6. Program Peningkatan Kualitas Pemahaman dan Pengamalan Agama
dan Pembinaan Kerukunan Beragama
a) Kajian Tinggi Keislaman tentang Peribadatan;
b) Koordinasi dan Sinkronisasi Kepasitas Ulama;
c) Palatihan STQ Tingkat Nasional;
d) Palaksanaan MTQ Tingkat Provinsi;
e) Pemberangkatan Kafilah Provinsi ke STQ Tingkat Nasional;
f) Rapat Kerja Daerah LPTQ Provinsi NAD.
7. Program Peningkatan Kualitas Pendidikan Agama
a) Penunjang Operasional LPTQ Provinsi;
b) Pembinaan Program Beasiswa Khusus (S1,S2,S3) Dalam dan Luar
Negeri;
c) Peningkatan Kualitas Pendidikan Masyarakat Aceh dan Dosen PTS;
d) Pembinaan Institusi PTS dan Penunjang Belajar Mengajar/Beasiswa S-1
PTS.
8. Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Kegiatan ini berupa Monitoring Pelayanan dan Penanggulangan Masalah
Kesehatan
9. Program Pembinaan Anak Telantar
Kegiatan ini berupa koordinasi, monitoring, dan Evaluasi anak yatim, piatu,
yatim piatu dan anak telatar/asuh dalam provinsi Aceh
10. Program Pembinaan, Pengembangan dan Kesejahteraan Non Aparatur
a) Peningkatan Kualitas Kesejahteraan Sosial;
b) Seleksi, Pelatihan dan Pemberian Keterampilan pada peringatan HAN.
11. Program Pemberdayaan Fakir Miskin
Kegiatan ini berupa Koordinasi dan Monitoring pengentasan kemiskinan dan
mitigasi bencana
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
155
B. Realisasi Program dan Kegiatan
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Penyediaan Jasa Hari-hari Besar
Dilaksanakan untuk peningkatan rasa cinta agama dan bangsa dengan hasil
yang diharapkan terlaksananya peringatan hari besar negara dan agama
Islam. Anggaran yang disediakan Rp 912.054.000,- realisasi Rp
678.492.000,- atau 74,39%.
Peningkatan Operasional Pelayanan Kesehatan Aparatur
Dilaksanakan untuk penyediaan sarana kesehatan pegawai Sekretariat
Daerah dengan hasil yang diharapkan peningkatan kinerja pegawai.
Anggaran yang disediakan Rp 650.650.000,- realisasi Rp 538.873.000,- atau
82,82%.
2. Program Pergelaran Seni Budaya Daerah
Koordinasi dan Monitoring Program Kegiatan Kelembagaan Adat pada
Instansi kab/kota.
Kegiatan kelembagaan adat pada instansi kab/kota dilaksanakan untuk
terbinanya masyarakat melalui adat istiadat dengan hasil yang diharapkan
menghasilkan koordinasi kelembagaan adat pada instansi pada kab/kota. Anggaran yang disediakan Rp 174.420.000,- realisasi Rp 116.060.000,- atau
66,54%.
Pembinaan menasah kab/kota dalam provinsi
Dilaksanakan untuk penyaluran bantuan ke meunasah-meunasah dengan
hasil yang diharapkan terlaksananya koordinasi penyaluran bantuan.
Anggaran yang disediakan Rp 103.940.000,- realisasi Rp 100.902.000,- atau
97,08%.
Pemberangkatan Kontingen Qasidah Gambus Provinsi ke tingkat Nasional
Dilaksanakan dalam bentuk pengiriman kontingen Qasidah Gambus wakil
Aceh ke Batam Kepulauan Riau untuk terbinanya masyarakat melalui seni
islami dan hasil yang diharapkan dapat menyiarkan Islam melalui lagu-lagu
gambus. Anggaran yang disediakan Rp 383.875.000,- realisasi Rp
337.573.915,- atau 87,94%.
Musabaqah Dalail Khairat Tingkat Provinsi
Dilaksanakan untuk terbinanya masyarakat melalui seni islami dengan hasil
yang diharapkan dapat menyiarkan musabaqah dalail khairat yang bernafas
islami. Anggaran yang disediakan Rp 576.155.000,- realisasi Rp
406.424.000,- atau 70,54%.
Musabaqah Group Dzikir Maulid Tingkat Provinsi
Dilaksanakan untuk terbinanya masyarakat melalui seni islami dengan hasil
yang diharapkan dapat menyiarkan musabaqah dzikir maulid yang bernafas
islami. Anggaran yang disediakan Rp 556.620.000,- realisasi Rp
420.809.000,- atau 75,60%.
Pembinaan Penulisan Arab-Melayu Kab/kota dalam Provinsi NAD
Dilaksanakan untuk terbinanya masyarakat melalui bahasa Arab-Melayu
dengan hasil yang diharapkan dapat menyiarkan arab melayu yang bernafas
keislaman. Anggaran yang disediakan Rp 208.350.000,- realisasi Rp
157.139.721,- atau 75,42%.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
156
3. Program Peneletian dan Pengembangan Iptek
Koordinasi dan Sinkronisasi Pembangunan Pendidikan
Dilaksanakan untuk pembinaan pendidikan dan kerjasama pendidikan tinggi
dengan hasil yang diharapkan terlaksananya kegiatan secara efektif.
Anggaran yang disediakan Rp 182.320.000,- realisasi Rp 167.918.400,- atau
92,10%.
4. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan
Pembinaan Lembaga Penunjang Kegiatan Pendidikan Dilaksanakan untuk terlaksananya rapat koordinasi PTS dengan hasil yang
diharapkan berhasilnya rapat koordinasi penunjang pendidikan. Anggaran
yang disediakan Rp 252.850.000,- realisasi Rp 232.533.600,- atau 91,97%.
Pembinaan Lembaga Asrama Mahasiswa
Dilaksanakan untuk peningkatan kapasitas dan mutu SDM dengan hasil yang
diharapkan terciptanya asrama yang layak huni. Anggaran yang disediakan
Rp 60.290.000,- realisasi Rp 59.040.400,- atau 97,93%.
5. Program Peningkatan Pelayanan Kehidupan Beragama
Pelaksanaan Musyarawah Mesjid Agung Kab/Kota Dalam Provinsi
Dilaksanakan untuk terlaksananya bantuan-bantuan keagamaan kepada
masyarakat dengan hasil yang diharapkan peningkatan kualitas sarana
keagamaan. Anggaran yang disediakan Rp 312.660.000,- realisasi Rp
222.459.800,- atau 71,15%.
Koordinasi dan Pembinaan Lembaga Sarana Keagamaan
Dilaksanakan untuk tersalurnya bantuan kepada masyarakat dengan hasil
yang diharapkan peningkatan kualitas sarana keagamaan. Anggaran yang
disediakan Rp 101.700.000,- realisasi Rp 68.758.000,- atau 67,61%.
Pembinaan Remaja Mesjid Agung Kab/Kota
Dilaksanakan untuk pengenalan agama kepada remaja mesjid kab/kota
dengan hasil yang diharapkan menghasilkan kader-kader remaja mesjid yang
handal dan bertaqwa. Anggaran yang disediakan Rp 37.580.000,- realisasi
Rp 4.000.000,- atau 10,64%.
Pembinaan Imam Hafid pada Mesjid Agung Kab/Kota
Dilaksanakan untuk dapat terbinanya imam hafidh di kab/ kota yang
diharapkan menghasilkan imam hafidh di kab/ kota. Anggaran yang
disediakan Rp 1.757.796.000,- realisasi Rp 1.302.478.500,- atau 74,10%.
Pelaksanaan Musyawarah Mesjid Agung Kab/Kota dalam Provinsi
Dilaksanakan untuk Terlaksananya Musyawarah Mesjid Agung Kab/Kota
dengan hasil yang diharapkan dapat Menghasilkan Rumusan Pelaksanaan
Mesjid Agung Kab/Kota. Anggaran yang disediakan Rp 312.660.000,-
realisasi Rp 222.459.800,- atau 71,15%.
Rapat Koordinasi Haji se-Aceh
Dilaksanakan untuk mencari solusi sekitar permasalahan haji dengan hasil
yang diharapkan koordinasi yang baik dengan Departemen Agama.
Anggaran yang disediakan Rp 205.250.000,- realisasi Rp 137.100.000,- atau
66,80%.
6. Program Peningkatan Kualitas Pemahaman dan Pengamalan Agama
dan Pembinaan Kerukunan Beragama
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
157
Koordinasi dan Sinkronisasi Peningkatan Kapasitas Ulama
Dilaksanakan untuk terbinanya hubungan ulama dengan umara dengan hasil
yang diharapkan dapat terbinannya hubungan antar ulama dan umara.
Anggaran yang disediakan Rp 73.690.000,- realisasi Rp 58.700.000,- atau
79,66%.
Pelatihan TC STQ Tingkat Nasional
Dilaksanakan untuk dapat tersedianya qori-qoriah yang handal dengan hasil
yang diharapkan peningkatan kemampuan qori-qoriah, hafidh-hafidhah,
mufassir-muffasirah. Anggaran yang disediakan Rp1.159.115.000,- realisasi
Rp 493.390.000,- atau 42,57%.
Pelaksanaan MTQ Tingkat Provinsi
Yang pelaksanaannya di Takengon dengan hasil yang diharapkan dapat
melahirkan qori-qoriah yang handal. Anggaran yang disediakan untuk
pelaksanaan kegiatan tersebut sejumlah Rp 2.710.950.000,- dengan realisasi
keuangan sebesar Rp 2.672.610.000,- atau 98,59%.
Pemberangkatan Kafilah Provinsi ke STQ Tingkat Nasional,
Hasil yang diharapkan adalah peningkatan kelancaran mengikuti STQ
Tingkat Nasional. Anggaran yang disediakan Rp 1.606.310.000,- realisasi
Rp 901.693.400,- atau 56,13%.
Kajian Tinggi Keislaman Tentang Peribadatan
Hasil yang diharapkan adalah terlaksananya kajian tinggi keislaman.
Anggaran yang disediakan Rp 1.256.200.000,- realisasi Rp 548.500.000,-
atau 43,66%.
Rapat Kerja Daerah LPTQ Provinsi NAD
Hasil yang diharapkan menghasilkan rumusan rapat kerja LPTQ. Anggaran
yang disediakan Rp 608.320.000,- realisasi Rp 175.260.500,- atau 28,81%.
7. Program Peningkatan Kualitas Pendidikan Agama
Penunjang Operasional LPTQ Provinsi
Dilaksanakan untuk terlaksananya operasional LPTQ provinsi dengan hasil
yang diharapkan peningkatan program kerja LPTQ. Anggaran yang
disediakan Rp 190.010.000,- realisasi Rp 150.315.000,- atau 79,11%.
Pembinaan Program Beasiswa Khusus (S1,S2,S3) Dalam dan Luar Negeri,
Dilaksanakan untuk peningkatan kapasitas dan mutu SDM dengan hasil
ketersediaan acuan biaya siswa dan mahasiswa Aceh program khusus S1, S2
dan S3 dalam dan luar negeri dengan hasil yang diharapkan peningkatan
kualitas sarana keagamaan. Anggaran yang disediakan Rp 322.730.000,-
realisasi Rp 294.538.400,- atau 91,26%.
Peningkatan Kualitas Pendidikan Masyarakat Aceh dan Dosen PTS
Dilaksanakan untuk peningkatan kapasitas dan mutu SDM dengan hasil yang
diharapkan peningkatan prestasi mahasiswa Aceh dan dosen PTS. Anggaran
yang disediakan Rp 121.341.000,- realisasi Rp 72.774.600,- atau 59,98%.
Pembinaan Institusi PTS dan Penunjang Belajar Mengajar/Beasiswa S-1 PTS
Dilaksanakan untuk peningkatan kapasitas dan mutu SDM dengan hasil yang
diharapkan peningkatan ketersediaan dana operasional PTS dan pemenuhan
biaya pendidikan bagi mahasiswa PTS. Anggaran yang disediakan Rp
172.500.000,- realisasi Rp 160.837.600,- atau 93,24%.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
158
8. Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Monitoring Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan
Dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas standar pelayanan kesehatan
dengan hasil yang diharapkan meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan
masyarakat. Anggaran yang disediakan Rp 209.958.000,- realisasi Rp
166.654.029,- atau 79,37%.
9. Program Pembinaan Anak Telantar
Koordinasi, monitoring, dan evaluasi anak yatim, piatu, yatim piatu dan anak
telatar/asuh dalam provinsi Aceh
Dilaksanakan untuk penanganan anak yatim dan anak terlantar dengan hasil
yang diharapkan keakuratan data untuk pembinaan dan pengasuhan anak
yatim. Anggaran yang disediakan Rp 1.674.450.000,- realisasi Rp
1.491.164.500,- atau 89,05%.
10. Program Pembinaan, Pengembangan dan Kesejahteraan Non Aparatur
Peningkatan Kualitas Kesejahteraan Sosial
Dilaksanakan untuk pemberdayaan potensi kesejahteraan sosial masyarakat
dengan hasil yang diharapkan meningkatnya partisipasi masyarakat dan
ORMAS dalam pengembangan potensi kesejahteraan sosial. Anggaran yang
disediakan Rp 1.187.060.000,- realisasi Rp 1.003.388.000,- atau 84,53%.
Seleksi, Pelatihan dan Pemberian Keterampilan pada peringatan HAN
Dilaksanakan untuk efektifitas bakat anak di pentas nasional dengan hasil
yang diharapkan terseleksinya anak yang potensial mewakili daerah.
Anggaran yang disediakan Rp 795.060.000,- realisasi Rp 520.507.500,- atau
65,47%.
11. Program Pemberdayaan Fakir Miskin
Koordinasi dan Monitoring Pengentasan Kemiskinan dan Mitigasi Bencana
Dilaksanakan untuk meningkatnya taraf hidup masyarakat dengan hasil yang
diharapkan untuk mengurangi beban dan meningkatkan pendapatan
masyarakat miskin. Anggaran yang disediakan Rp 162.000.000,- realisasi Rp
520.507.500,- atau 65,47%.
Realisasi Anggaran
Biro Keistimewaan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Aceh dialokasikan dana
sebesar Rp 19.049.624.000,- realisasi Rp 14.103.092.144,- atau 74,03% dan fisik
80,73%.
C. Permasalahan dan Solusi
Dalam rangka pelaksanaan program dan kegiatan terdapat beberapa
masalah/hambatan yang di hadapi antara lain:
- Dengan ditetapkannya struktur organisasi Biro Keistimewaan dan
Kesejahteraan Rakyat dengan Perda yang tersebut diatas maka pelaksanaan
tugas selanjutnya kedepan sangat tergantung kepada aparatur yang diserahi
tanggung jawab, sehingga terciptanya etos kerja serta tercapainya tingkat
efektivitas dan efisiensi dalam rangka menumbuh kembangkan kinerja biro
sebagaimana yang diharapkan.
- Guna meningkatkan pelayanan publik diperlukan sumber daya manusia dan
sarana yang memadai.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
159
- Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat perlu ditingkatkan
koordinasi dan evaluasi dengan instansi pemerintahan terkait serta
pemerintahan di kabupaten/kota.
- Dalam rangka memberikan bantuan perlu di tambah dana keberangkatan
mahasiswa ke luar negeri.
- Penyediaan dana taktis diperlukan untuk mendukung kelancaran biro yang
setiap saat berhubungan dengan organisasi keagamaan dan kemasyarakatan,
baik wartawan, LSM, fakir miskin, penyandang cacat, serta yang memohon
bantuan kepada gubernur, sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara
masyarakat dengan pemerintah daerah disamping menjaga kewibawaan
pemerintah daerah.
Biro Perekonomian Setda Aceh
A. Program dan Kegiatan
Urusan otonomi daerah yang dilaksanakan oleh Biro Perekonomian Setda Aceh
sebagai berikut:
1. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Kegiatan ini berupa Kegiatan Peningkatan Pengembangan Administrasi dan
Sarana Perekonomian.
2. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
a) Kegiatan Peningkatan Pengembangan Sumber Daya dan Potensi
Daerah;
b) Kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi Kerjasama Bidang Investasi;
c) Kegiatan Peningkatan Efektifitas Kerjasama Luar Negeri Bidang
Ekonomi.
3. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan.
a) Kegiatan Pembinaan Perangkat Kinerja BUMD;
b) Kegiatan Koordinasi Penggunaan Dana Pemerintah Bagi Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah.
4. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan.
a) Kegiatan Pembinaan Kawasan Perdagangan Bebas;
b) Kegiatan Pembinaan Kawasan Ekonomi Terpadu.
5. Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana
Alam.
Kegiatan ini berupa Kegiatan Koordinasi Pengawasan Pengelolaan DAS
dan Kebijakan Lingkungan Hidup.
6. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur.
Kegiatan ini berupa Kegiatan Rapat Koordinasi Pengembangan
Perekonomian Daerah.
B. Realisasi Pelaksanaan Program Dan Kegiatan
1. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Kegiatan Peningkatan Pengembangan Administrasi dan Sarana
Perekonomian
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
160
kegiatan ini telah dilaksanakan dalam rangka pengawasan penyaluran
RASKIN dan pengendalian harga kebutuhan pokok (sembako). Anggaran
yang disediakan Rp 1.232.684.000,- realisasi Rp 1.092.862.929,- atau
88,66%.
2. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Kegiatan Peningkatan Pengembangan Sumber Daya dan Potensi Daerah
Telah dilaksanakan dalam rangka pembinaan dan pengawasan distribusi
pupuk bersubsidi serta koordinasi dibidang sumber daya dan potensi daerah.
Anggaran yang disediakan Rp 323.550.000,- realisasi Rp 281.774.500,- atau
87,09%.
Kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi Kerjasama Bidang Investasi
Kegiatan ini telah dilakukan inventarisasi nasabah dana PER dan pembinaan,
pengawasan dan monitoring PINBUK. Anggaran yang disediakan Rp
750.000.000,- realisasi Rp 515.224.400,- atau 68,70%.
Kegiatan Peningkatan Efektifitas Kerjasama Luar Negeri Bidang Ekonomi
Telah dilaksanakan koordinasi pembinaan pengelolaan Permanent Display
pada Sumatera Promotion Centre dalam rangka peningkatan efektifitas
kerjasama luar negeri bidang ekonomi. Anggaran yang disediakan Rp
1.157.000.000,- realisasi Rp 978.141.700,- atau 84,54%.
3. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
Kegiatan Pembinaan Perangkat Kinerja BUMD
Telah dilaksanakan monitoring dan evaluasi Perusahaan Daerah Bank
Perkreditan Rakyat (PD. BPR) Mustaqim Sukamakmur, Perusahaan Daerah
Pembangunan Aceh (PDPA) dan Perusahaan Daerah Geunap Mupakat
(PDGM) dalam rangka pembinaan perangkat kinerja Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD). Hasil yang telah dicapai tersedianya buku Pedoman Tata
Kelola BUMD Aceh. Anggaran yang disediakan Rp 320.400.000,- realisasi
Rp 224.306.260,- atau 70,01%.
Kegiatan Koordinasi Penggunaan Dana Pemerintah Bagi Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah
Kegiatan ini telah dilakukan koordinasi, pembinaan dan pemantauan
pelaksanaan KPP Aceh serta evaluasi penyaluran KPP Aceh pada 8
Kabupaten/Kota (Banda Aceh, Aceh Besar, Aceh Jaya, Aceh Barat, Aceh
Singkil, Pidie, Aceh Utara dan Simeulue). Anggaran yang disediakan Rp
209.530.000,- realisasi Rp 117.868.000,- atau 56,25%.
4. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Kegiatan Pembinaan Kawasan Perdagangan Bebas
Kegiatan ini telah dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kualitas
pengelolaan kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas Sabang. Anggaran
yang disediakan Rp 919.670.000,- realisasi Rp 351.152.000,- atau 38,18%.
Kegiatan Pembinaan Kawasan Ekonomi Terpadu
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka pembinaan peningkatan potensi
kawasan pengelolaan ekonomi terpadu. Anggaran yang disediakan Rp
1.205.885.000,- realisasi Rp 1.040.324.245,- atau 86,27%.
5. Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
161
Kegiatan Koordinasi Pengawasan Pengelolaan DAS dan Kebijakan
Lingkungan Hidup
Kegiatan ini telah dilaksanakan monitoring, pemantauan dan pengawasan
DAS pada 2 wilayah DAS yaitu; DAS Peusangan (Kabupaten Aceh Tengah,
Bener Meriah, Bireuen, Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe) dan DAS
Krueng Tripa (Kabupaten Nagan Raya, Aceh Barat Daya dan Gayo Lues).
Kegiatan ini juga telah melaksanakan pemantauan Dokumen AMDAL serta
monitoring dan pengawasan penimbunan BBM pada 23 Kabupaten/Kota.
Anggaran yang disediakan Rp 460.800.000,- realisasi Rp 353.452.351,- atau
76,70%.
6. Program Pembinaan dan Pengembanga Aparatur.
Kegiatan Rapat Koordinasi Pengembangan Perekonomian Daerah
Kegiatan ini telah dilaksanakan Rakor sebanyak 2 kali kegiatan di Kabupaten
Aceh Selatan dan Kota Banda Aceh, kegiatan ini bertujuan untuk penyamaan
persepsi, program dan kegiatan pengembangan ekonomi Aceh yang diikuti
oleh 23 kabupaten/kota, masing-masing kabupaten/kota terdiri dari Asisten
II, Bappeda, Dishutbun dan Kabag Ekonomi serta Instansi/NGO terkait di
tingkat provinsi. Anggaran yang disediakan Rp 379.000.000,- realisasi Rp
258.052.500,- atau 68,09%.
Realisasi Anggaran
Biro Perekonomian Setda Aceh dialokasikan dana sebesar Rp 6.958.519.000,-
realisasi sebesar Rp 5.213.158.885,- atau 74,92%.
C. Permasalahan dan solusi
Permasalahan:
Dalam rangka pelaksanaan program dan kegiatan tersebut, Pemerintah Aceh
belum optimal dalam melaksanakan koordinasi, pembinaan, pemantauan dan
pengawasan serta monitoring dan evaluasi kegiatan dan program yang terkait
dengan pengembangan ekonomi Aceh secara menyeluruh baik di tingkat
kabupaten/kota maupun pusat, disebabkan karena keterbatasan waktu dalam
pengesahan anggaran.
Solusi :
Perlu adanya kebijakan Pemerintah Daerah untuk pelaksanaan seluruh program
dan kegiatan tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan.
Biro Organisasi Setda Aceh
A. Program Dan Kegiatan
Urusan otonomi daerah yang dilaksanakan oleh Biro Organisasi Setda Aceh
sebagai berikut:
1. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
a) Pembinaan penataan kelembagaan perangkat daerah kabupaten/kota;
b) Peningkatan kualitas pelayanan publik;
c) Peningkatan kapasitas pengelolaan ketatalaksanaan;
d) Rapat koordinasi pendayagunaan aparatur Negara (RAKORPANDA);
e) Bimbingan teknis analisa jabatan;
f) Pengelolaan perpustakaan satuan kerja.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
162
2. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan
a) Evaluasi akuntabilitas kinerja instansi pemerintah;
b) Pengembangan indikator kinerja instansi pemerintah;
c) Fasilitasi penyiapan dokumen dan pelaksanaan sistem akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah;
d) Penataan kelembagaan Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA);
e) Fasilitasi penyusunan rencana strategis dan rencana kinerja Satuan Kerja
Perangkat Aceh (SKPA);
f) Penyusunan uraian jabatan dan syarat jabatan prangkat Aceh;
g) Evaluasi qanun/pergub kelembagaan perangkat Aceh;
h) Bimbingan teknis pengawasan melekat (Waskat).
3. program Pembinaan, Pengembangan dan Kesejahteraan Aparatur a) Penyusunan pola karir serta diklat teknis struktural dan fungsional;
b) Pemberian penghargaan dan kesejahteraan PNS;
c) Pengelolaan, penataan dosir kepegawaian bagi PNS.
B. Realisasi Pelaksanaan Program Dan Kegiatan
1. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Kegiatan Pembinaan Penataan Kelembagaan Perangkat Daerah
Kabupaten/Kota
Telah dilaksanakan dalam bentuk pembinaan kepada 23 pemerintah
kabupaten/kota dalam rangka penyesuaian kelembagaan perangkat daerah
menurut ketentuan peraturan perundang-undangan. Anggaran yang
disediakan Rp 91.300.000,- realisasi Rp 87.278.700,- atau 95,60%.
Kegiatan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Telah dilaksanakan dalam bentuk penggandaan dokumen penilaian kinerja
pelayanan publik & IKM, peningkatan kompetensi pengelola pelayanan
publik dan acuan penyusunan standar pelayanan publik. Anggaran yang
disediakan Rp 200.000.000,- realisasi Rp 196.073.600,- atau 98,04%.
Kegiatan Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Ketatalaksanaan
Telah dilaksanakan dalam bentuk penyediaan acuan pelaksanaan pengelolaan
ketatalaksanaan, dengan indikator keluaran berupa himpunan tata hubungan
kerja instansi pemerintah, himpunan agenda kerja Gubernur Aceh, hasil
evaluasi pelaksanaan pengembangan budaya kerja, pedoman
ketatalaksanaan, dan himpunan program kerja instansi pemerintah. Anggaran
yang disediakan Rp 185.900.000,- realisasi Rp 181.939.900,- atau 97,87%.
Kegiatan Rapat Koordinasi Pendayagunaan Aparatur Negara
(RAKORPANDA)
Telah dilaksanakan dalam bentuk Rapat Forum Koordinasi Pendayagunaan
Aparatur Negara di Daerah (Forkompanda) untuk mencari solusi masalah-
masalah Pendayagunaan Aparatur Negara. Dalam Rapat tersebut hadir yang
menjadi narasumber adalah dari unsur Kementerian Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Anggaran yang disediakan Rp
139.420.000,- realisasi Rp 135.599.800,- atau 97,26%.
Kegiatan Bimbingan Teknis Analisa Jabatan
Telah dilaksanakan dalam bentuk bimtek analisa beban kerja lingkungan
Pemerintah Aceh sebanyak 50 orang. Hasil yang dicapai melalui kegiatan ini
adalah meningkatnya kompetensi SDM aparatur dalam penyusunan analisa
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
163
beban kerja, tersedianya 11 buku uraian tugas jabatan dan dan terlaksananya
asistensi penyusunan analisa jabatan untuk 11 unit kerja.
Anggaran yang disediakan Rp 194.000.000,- realisasi Rp 191.084.800,- atau
98,50%.
Kegiatan Pengelolaan Perpustakaan Satuan Kerja
Telah dilaksanakan dalam bentuk Peningkatan kecepatan/ketepatan waktu
Pelayanan sebesar, peningkatan kompetensi pengelola perpustakaan, hasil
ini merupakan cerminan dari berfungsinya keluaran yang berupa tersusun
dan tersedianya katalog perpustakaan Setda Aceh. Anggaran yang
disediakan Rp 176.150.000,- realisasi Rp 171.745.475,- atau 97,50%.
2. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan
Kegiatan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Telah dilaksanakan dalam bentuk Peningkatan kompetensi SDM aparatur
pelaksana sistem AKIP, Hasil ini merupakan berfungsinya keluaran yang
berupa Jumlah pegawai terbimbing teknis evaluasi dan penyusunan LAKIP
di lingkungan provinsi dan kabupaten/kota sebanyak 94 Orang. Anggaran
yang disediakan Rp 243.080.500,- realisasi Rp 234.954.100,- atau 96,66%.
Kegiatan Pengembangan Indikator Kinerja Instansi Pemerintah
Telah dilaksanakan untuk memenuhi ketersediaan ukuran penilaian kinerja
perangkat daerah, hasil ini merupakan wujud dari berfungsinya keluaran
yang berupa tersusunnya rumusan indikator kinerja perangkat daerah.
Anggaran yang disediakan Rp 46.840.000,- realisasi Rp 46.065.000,- atau
98,35%.
Kegiatan Fasilitasi Penyiapan Dokumen Dan Pelaksanaan Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Telah dilaksanakan untuk memenuhi ketersediaan dokumen AKIP di
lingkungan pemerintah Provinsi Aceh, hasil ini merupakan keluaran dari
ketersediaan dokumen AKIP di lingkungan Pemerintah Aceh. Anggaran
yang disediakan Rp 181.250.400,- realisasi Rp 179.324.600,- atau 98,94%.
Kegiatan Penataan Kelembagaan Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA)
Telah dilaksanakan hasil yang diharapkan adalah ketersediaan pedoman
penataan kelembagaan Satuan Kerja Perangkat Aceh lainnya, ini merupakan
cerminan dari berfungsinya keluaran yang berupa ketersediaan pedoman
penataan kelembagaan Satuan Kerja Perangkat Aceh. Anggaran yang
disediakan Rp 499.367.159,- realisasi Rp 451.538.700,- atau 90,42%.
Kegiatan Fasilitasi Penyusunan Rencana Strategis dan Rencana Kinerja
Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA)
Telah dilaksanakan untuk peningkatan kompetensi SDM aparatur penyusun
Renstra dan Renja SKPA, keluaran dari kegiatan ini merupakan wujud
pelaksanaan bimbingan teknis penyusunan Renstra dan Renja SKPA
sebanyak 96 orang. Anggaran yang disediakan Rp 161.520.000,- realisasi
Rp 144.282.200,- atau 89,33%.
Kegiatan Penyusunan Uraian Jabatan dan Syarat Jabatan Perangkat Aceh
Telah dilaksanakan untuk memenuhi ketersediaan pedoman pelaksanaan
tugas perangkat daerah, hasil ini merupakan cerminan dari berfungsinya
keluaran yang berupa tersedianya pedoman syarat jabatan daerah dan uraian
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
164
jabatan perangkat daerah. Anggaran yang disediakan Rp 100.000.000,-
realisasi Rp 97.957.700,- atau 97,96%.
Kegiatan Evaluasi Qanun/Pergub Kelembagaan Perangkat Aceh
Telah dilaksanakan dalam rangka penyusunan laporan evaluasi kelembagaan
sekretariat daerah, hasil ini merupakan cerminan dari berfungsinya keluaran
yang berupa terlaksananya evaluasi penataan kelembagaan sekretariat
daerah. Anggaran yang disediakan Rp 95.035.500,- realisasi Rp
90.328.300,- atau 94,95%.
Kegiatan Bimbingan Teknis Pengawasan Melekat (Waskat)
Telah dilaksanakan dalam rangka peningkatan kompetensi SDM aparatur di
lingkungan Provinsi Aceh, hasil ini merupakan wujud dari berfungsinya
keluaran tersosialisasinya pengawasan melekat di lingkungan Provinsi Aceh
sebanyak 48 orang. Anggaran yang disediakan Rp 79.787.000,- realisasi Rp
79.136.000,- atau 99,18%.
3. Program Pembinaan, Pengembangan dan Kesejahteraan Aparatur Kegiatan Penyusunan Pola Karir serta Diklat Teknis Struktural dan
Fungsional
Telah dilaksanakan dalam rangka efektifitas pelaksanaan tugas, hasil ini
merupakan indikator keluaran yang berupa tersedianya buku formasi PNS
Setda Provinsi Aceh sebanyak 20 buku. Anggaran yang disediakan Rp
250.000.000,- realisasi Rp 243.340.000,- atau 97,34%.
Kegiatan Pemberian Penghargaan dan Kesejahteraan PNS
Telah dilaksanakan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hak-hak pegawai
untuk 32 orang pegawai, hasil ini merupakan cerminan dari berfungsinya
keluaran yang berupa tersalurnya santunan biaya rawat inap dan bantuan
penghargaan satya lencana bagi PNS sebanyak 32 orang. Anggaran yang
disediakan Rp 60.000.000,- realisasi Rp 54.000.000,- atau 90,00%.
Kegiatan Pengelolaan, Penataan Dosir Kepegawaian Bagi PNS
Telah dilaksanakan untuk kelancaran pelaksanaan tugas, hasil ini merupakan
cerminan dari berfungsinya keluaran yang berupa tertatanya arsip
kepegawaian.
Anggaran yang disediakan Rp 50.141.441,- realisasi Rp 48.740.000,- atau
97,21%.
Realisasi Anggaran
Biro Organisasi Setda Aceh dialokasikan dana sebesar Rp 2.753.792.000,-
realisasi sebesar Rp 2.633.298.875,- atau 95,62%.
C. Permasalahan dan Solusi
Untuk mengimplementasikan program dan kegiatan Biro Organisasi yang
direncanakan dalam tahun anggaran 2009, masih terdapat beberapa
permasalahan yang menjadi hambatan dalam pencapaian sasaran antara lain
sebagai berikut :
- Belum ditetapkannya peraturan perundang-undangan mengenai pedoman
pembentukan beberapa lembaga perangkat daerah lainnya, sehingga
penyelesaian beberapa rancangan qanun tidak dapat dilaksanakan pada tahun
2009.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
165
- Peningkatan kemampuan aparatur melalui pelaksanaan kursus, pelatihan dan
bimbingan teknis yang diselenggarakan oleh lembaga pemerintah pada tahun
2009 sangat terbatas, sehingga dana kontribusi yang telah dialokasikan tidak
dapat digunakan sesuai rencana.
Solusi
Dari permasalahan dan hambatan sebagaimana tersebut diatas, maka solusi yang
dapat diambil untuk meminimalisir hambatan dan tantangan adalah diharapkan
pemerintah pusat agar secepatnya mengeluarkan regulasi mengenai
pembentukan lembaga perangkat daerah lainnya dan pedoman tata naskah dinas.
Biro Administrasi Pembangunan Setda Aceh
A. Program dan Kegiatan
Urusan otonomi daerah yang dilaksanakan oleh Biro Administrasi
Pembangunan Setda Aceh sebagai berikut:
1. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
a) Kegiatan Pembangunan Museum/Monumen/Tugu Bersejarah
b) Kegiatan Pemantauan Permasalahan Realisasi Sarana dan Prasarana Ke
PU-an.
c) Kegiatan Koordinasi Program Rasionalisasi PDAM antar
Kabupaten/Kota.
2. Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam
Kegiatan ini berupa Kegiatan Koordinasi Penyelesaian Pasca Bencana Alam
3. Program Koordinasi dan Pembinaan, Perencanaan, Pemanfaatan serta
Pengendalian Ruang
a) Kegiatan Pengendalian Tertib Pemanfaatan Ruang
b) Kegiatan Koordinasi Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang
Kabupaten/Kota
c) Kegiatan Inventarisasi Kesesuaian RTRWP dengan RTRWK
4. Program Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan
Pemanfaatan Ruang
Kegiatan ini berupa Fasilitasi Penyelesaian Lahan untuk Pembangunan
Infrastruktur
5. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan
Daerah
a) Kegiatan Koordinasi dan Sinkronisasi Dana Berbantuan
b) Kegiatan Peningkatan Pengendalian Dokumen Anggaran Daerah
6. Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan
Kabupaten/Kota
Kegiatan ini berupa Sinkronisasi dan Sinergi Program Pembangunan
Provinsi dengan Kabupaten/Kota.
7. Program Penelitian dan Pengembangan IPTEK
a) Kegiatan Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Data
b) Kegiatan Pelaporan dan Evaluasi Data Dana Pembangunan
Kabupaten/Kota
c) Kegiatan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan SKPD
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
166
8. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian
Pelaksanaan Kebijakan KDH Kegiatan ini berupa Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan
Kegiatan APBN
9. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan
Pembangunan Daerah a) Koordinasi Pembinaan Pembangunan Kabupaten/Kota
b) Pembinaan Kelembagaan Jasa Konstruksi
B. Realisasi Pelaksanaan Program Dan Kegiatan
Pekerjaan Umum
1) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kegiatan Pembangunan Museum/Monumen/Tugu Bersejarah
Dana tersebut di atas dipergunakan sebagai pendamping dana bantuan APPSI
yang dipergunakan untuk biaya bangunan tugu peringatan tsunami.
Sedangkan hasil yang dicapai adalah pembuatan pagar sepanjang 236 M dan
pembuatan taman 1 (satu) paket. Anggaran yang disediakan Rp
1.374.035.000,- realisasi Rp 1.132.148.050,- atau 82,40 % dan fisik 100%
Penyelesaian Administrasi Masa Transisi Kegiatan BRR menjelang
berakhir tugas di Aceh
Hasil yang dicapai adalah tersedianya dokumentasi peralihan kegiatan
pembangunan yang dilaksanakan oleh BRR kepada Pemerintah Aceh.
Anggaran yang disediakan Rp 152.160.000,- realisasi Rp 44.599.850,- atau
29,31% dan fisik 38,52%.
Kegiatan Pemantauan Permasalahan Realisasi Sarana dan Prasarana Ke PU-
an.
Hasil yang dicapai adalah tersedianya data permasalahan realisasi sarana dan
prasarana kebinamargaan, pengairan dan permukiman. Anggaran yang
disediakan Rp 243.600.000,- realisasi Rp 216.264.900,- atau 88,78% dan
fisik 97,56%.
Kegiatan Koordinasi Program Rasionalisasi PDAM antar Kabupaten/Kota.
Hasil yang dicapai adalah tersedianya acuan dalam pelaksanaan rasionalisasi
PDAM antar Kabupaten/Kota. Anggaran yang disediakan Rp 220.000.000,-
realisasi Rp 147.486.250,- atau 67,04% dan fisik 74,65%.
2) Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam. Kegiatan Koordinasi Penyelesaian Pasca Bencana Alam
Hasil yang dicapai adalah tersedianya skala penanganan penyelenggaraan
aksi wilayah bencana. Anggaran yang disediakan Rp 241.800.000,- realisasi
Rp 113.740.000,- atau 47,04% dan fisik 56,02%.
Penataan Ruang
1) Program Koordinasi dan Pembinaan, Perencanaan, Pemanfaatan serta
Pengendalian Ruang
Kegiatan Pengendalian Tertib Pemanfaatan Ruang
Hasil yang telah dicapai adalah terselenggaranya Rapat Forum Kerjasama
Indentifikasi Tertib Pemanfaatan Ruang yang diikuti oleh unsur Sekretariat
Kabupaten/Kota dan Bappeda Kabupaten/Kota dalam rangka terarahnya
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
167
tertib pemanfaatan ruang kabupaten/kota. Anggaran yang disediakan Rp
119.110.000,- realisasi Rp 109.985.000,- atau 92,34% dan fisik 100%.
Kegiatan Koordinasi Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Kabupaten/Kota
Hasil yang telah dicapai melalui kegiatan ini adalah tersedianya Himpunan
informasi pemanfaatan ruang kabupaten/kota. Anggaran yang disediakan
Rp 100.267.000, realisasi Rp 94.087.900,- atau 93,84% dan fisik 100%.
Kegiatan Inventarisasi Kesesuaian RTRWP dengan RTRWK
Hasil yang dicapai melalui kegiatan ini teridentifikasinya laporan hasil
kesesuaian/ketidaksesuaian RTRWP dengan RTRWP. Anggaran yang
disediakan Rp 83.995.000,- realisasi Rp66.040,550,- atau 78,62 % dan fisik
84,46%.
Pertanahan
1) Program Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan
Pemanfaatan Ruang
Fasilitasi Penyelesaian Lahan untuk Pembangunan Infrastruktur
Hasil yang dicapai melalui kegiatan ini tersedianya data penggunaan lahan.
Anggaran yang disediakan Rp 135.000.000,- realisasi Rp 54.481.850,- atau
40,36%.
OTDA PUM, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah,
Kepegawaian dan Persandian.
1) Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan
Daerah Kegiatan Koordinasi dan Sinkronisasi Dana Berbantuan
Hasil yang dicapai dengan kegiatan ini tersedianya data laporan Kegiatan
Berbantuan. Anggaran yang disediakan Rp126.130.000,- realisasi Rp
102.146.000,- atau 80,98% dan fisik 89,99%.
Kegiatan Peningkatan Pengendalian Dokumen Anggaran Daerah
Hasil yang dicapai dengan kegiatan tersebut adalah terdatanya kegiatan
SKPA dan penyelesaian kegiatan bermasalah. Anggaran yang disediakan
Rp 231.350.000,- realisasi Rp 159.991.000,- atau 69,16% dan fisik 79,16%.
2) Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan
Kabupaten/Kota
Kegiatan Sinkronisasi dan Sinergi Program Pembangunan Provinsi dengan
Kabupaten/Kota.
Hasil yang dicapai melalui kegiatan ini adalah Terselenggaranya Rapat
Koordinasi dengan jajaran Bagian Pembangunan dan Bappeda
Kabupaten/Kota dalam rangka mensinkronkan program pembangunan
Provinsi dengan Kabupaten/Kota. Anggaran yang disediakan Rp
164.230.000,- realisasi Rp 144.959.800,- atau 88,27% dan fisik 98,27%.
Perencanaan Pembangunan
1) Program Penelitian dan Pengembangan IPTEK Kegiatan Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Data
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
168
Hasil yang dicapai melalui kegiatan ini adalah tersedianya data dan
sekaligus penunjang kegiatan harian Biro. Anggaran yang disediakan Rp
456.270.000,- realisasi Rp 341.940.200,- atau 74,94 % dan fisik 85,38%.
Kegiatan Pelaporan dan Evaluasi Data Dana Pembangunan Kabupaten/Kota
Hasil yang dicapai dengan kegiatan ini adalah terdatanya laporan realisasi
fisik dan keuangan dana pembangunan Kabupaten/Kota dan tersususnnya
Buku Evaluasi Realisasi Data Dana Pembangunan Kabupaten/Kota tahun
2009. Anggaran yang disediakan Rp 84.000.000,- realisasi Rp 82.021.150,-
atau 97,64% dan fisik 100%.
Kegiatan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan SKPD
Hasil yang dicapai melalui kegiatan ini adalah tersedianya data laporan
realisasi fisik dan keuangan APBA dan tersusunnya Buku Evaluasi APBA
tahun 2009. Anggaran yang disediakan Rp 99.643.000,- realisasi Rp
63.208.450,- atau 63,43% dan fisik 72,50%.
2) Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian
Pelaksanaan Kebijakan KDH
Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan APBN
Hasil yang dicapai dengan kegiatan ini adalah tersedianya data
pembangunan dan evaluasi. Anggaran yang disediakan Rp 146.000.000.,-
realisasi Rp 145.001.800,- atau 99,32% dan fisik 100%.
3) Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan
Pembangunan Daerah
Koordinasi Pembinaan Pembangunan Kabupaten/Kota
Hasil yang dicapai dengan kegiatan ini adalah tersedianya Buku Petunjuk
Pelaksanaan Pembangunan Kabupaten/Kota dan data program/kegiatan
dana pembangunan kabupaten/kota. Anggaran yang disediakan Rp
150.000.000,- realisasi Rp 146.088.300,- atau 97,39% dan fisik 100%.
Pembinaan Kelembagaan Jasa Konstruksi
Hasil yang dicapai melalui kegiatan ini adalah terselenggaranya pembinaan
melalui sosialisasi bagi aparat dan masyarakat jasa konstruksi di
Kabupaten/Kota dan tersedianya Buku Jumlah BUJK di Aceh. Anggaran
yang disediakan Rp 146.403.000,- realisasi Rp 88.777.000,- atau 60,64%
dan fisik 69,27%.
Realisasi Anggaran
Biro Administrasi Pembangunan Setda Aceh dialokasikan dana sebesar Rp
4.273.993.000,- realisasi sebesar Rp 3.252.968.050,- atau 76,11% dan fisik
86,20%.
C. Permasalahan dan Solusi
Permasalahannya antara lain :
- Tidak seluruhnya belanja pegawai dapat terserap sehingga terjadi sisa
anggaran.
- Tidak seluruhnya belanja barang/jasa dapat terserap sehingga terjadi sisa
anggaran, terutama belanja perjalanan dinas.
- Tidak seluruhnya belanja modal dapat dipergunakan karena ada sisa tender
dan rasionalisasi harga OE sehingga menjadi sisa anggaran mati.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
169
Adapun Solusi yang dilaksanakan adalah:
- Dalam membuat perencanaan akan diupayakan agar dapat lebih baik lagi
dengan mempertimbangkan berbagai faktor penentu antara lain waktu
pelaksanaan dan beban kerja yang ada. Hal ini untuk menghindari terjadinya
sisa anggaran seperti yang kami sebutkan di atas.
- Perlu diupayakan perencanaan yang lebih matang untuk menghindari
terjadinya sisa anggaran terhadap ketiga belanja yang kami sebutkan di atas.
Biro Tata Pemerintahan Setda Aceh
A. Program dan Kegiatan
Urusan otonomi daerah yang dilaksanakan oleh Biro Tata Pemerintahan Setda
Aceh sebagai berikut:
1. Program Penataan Perundang-Undangan
Kegiatan ini berupa Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Kewenangan
Pemerintah yang Bersifat Nasional di Aceh.
2. Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil
Kepala Daerah
Kegiatan ini berupa Rapat Koordinasi Unsur Muspida
3. Program Penataan Daerah Otonomi Daerah
a) Fasilitasi Percepatan Penyelesaian Tapal Batas Wilayah Administrasi antar
Daerah;
b) Koordinasi dan Pemantapan Pemerintahan Daerah dan Kecamatan;
c) Evaluasi Penyelenggaraan Otonomi Daerah pada Pemerintahan
Kabupaten/Kota;
d) Evaluasi dan Monitoring LPPD Kabupaten/Kota.
4. Program Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan
Pemanfaatan Tanah
a) Peningkatan pensertifikatan Tanah Milik Masyarakat Miskin;
b) Penyelesaian Konflik dan Sengketa Pertanahan.
5. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan
a) Penyusunan LPPD Gubernur;
b) Penyusunan LKPJ Gubernur;
c) Penataan Kelembagaan dan Aparatur Pemerintahan Mukim;
d) Fasilitasi Pengelolaan Keuangan pemerintahan Gampong;
e) Bimbingan Teknis Penataan Batas Wilayah Gampong.
6. Program Pemilihan Kepala Daerah dan Pemilu
Kegiatan ini berupa Persiapan Pelaksanaan Pemilu
7. Program peningkatan Kapasitas Kependudukan dan Catatan Sipil
a) Peningkatan Kelembagaan;
b) Peningkatan Kapasitas Kependudukan dan Catatan Sipil;
c) Monitoring Peningkatan Kapasitas Kependudukan dan Catatan Sipil se
Kabupaten/Kota.
8. Program Peningkatan Kelembagaan dan Aparatur
a) Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Umum;
b) Pembinaan Penyelenggaan Pemerintahan Gapong dan Kelurahan.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
170
B. Realisasi Pelaksanaan Program dan kegiatan
1. Program Penataan Perundang-Undangan
Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Kewenangan Pemerintah yang
Bersifat Nasional di Aceh.
Kegiatan ini telah dilaksanakan dalam bentuk pembahasan RPP Kewenangan
sebanyak 32 bidang urusan sejak tanggal 16 Juli s.d 31 Desember 2009. Dari
32 bidang urusan tersebut masih terdapat 11 bidang urusan yang belum ada
kesepakatan.
2. Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil
Kepala Daerah
Rapat Koordinasi Unsur Muspida
Dimana kegiatan ini telah dilaksanakan Rapat Koordinasi Unsur Muspida Se
Aceh, Rapat koordinasi tersebut dihadiri seluruh unsur Muspida Provinsi dan
Kabupaten/Kota serta seluruh SKPA dan Instansi Vertikal Provinsi. Tujuan
Rakorpimda adalah untuk memantapkan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan
simplikasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan
dan pembinaan kemasyarakatan. Adapun hasil kesimpulan dari Rakorpimda
adalah kondisi keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat serta suasana
damai perlu terus dipelihara dan dipertahankan dalam rangka meningkatkan
pembangunan menuju kesejahteraan masyarakat sekaligus penurunan angka
kemiskinan di Aceh sesuai dengan semangat MoU Helsinki dan Undang-
Undang nomor 11 tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh; Menciptakan good
governance dan clean goverment menuju tata kelola pemerintahan yang baik
dan pemerintahan yang bersih, bebas dari praktek korupsi dan penyalahgunaan
kekuasaan harus menjadi perhatian dari seluruh jajaran pemerintahan dalam
rangka menghindari terjadinya ketimpangan dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan, sehingga target dan sasaran
pembangunan dan percepatan peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam
segala bidang dapat segera dicapai; Penguatan penyelenggaraan pemerintahan
mukim dan pemerintahan gampong harus menjadi perhatian Pemerintah Aceh
dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Pemerintah Mukim dan Pemerintah
Gampong diharapkan mampu menggerakkan dan mengarahkan masyarakatnya
untuk lebih kreatif, produktif dan mandiri dalam mengelola potensi sumber
daya alam yang ada disekitarnya.
Anggaran yang disediakan Rp 171.163.750,- realisasi Rp 162.996.250,- atau
95,23% dan fisik 97,27%.
3. Program Penataan Daerah Otonomi Daerah
Fasilitasi Percepatan Penyelesaian Tapal Batas Wilayah Administrasi antar
Daerah
Melalui kegiatan ini telah dihasilkan beberapa kesepakatan antara Pemerintah
Aceh dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang difasilitasi oleh Dirjen
Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri, pada tanggal 19 Agustus
2009 dan 01 Oktober 2009, dengan menyepakati pemasangan 80 (delapan
puluh) Pilar Batas Utama (PBU) diperbatasan Aceh-Sumut. Tindaklanjut dari
kesepakatan tersebut, Pemerintah Aceh telah memasang 80 PBU dalam Tahun
2009, dengan perincian sebagai berikut :
- Kabupaten Aceh Tamiang berbatasan dengan Kabupaten Langkat telah
dipasang sebanyak 40 (empat puluh) PBU;
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
171
- Kabupaten Aceh Singkil berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Tengah
telah dipasang sebanyak 10 (sepuluh) PBU;
- Kabupaten Aceh Singkil berbatasan dengan Kabupaten Phak-Phak Bharat
telah dipasang sebanyak 20 (dua puluh) PBU;
- Kota Subulussalam berbatasan dengan Kabupaten Phak-Phak Bharat telah
dipasang sebanyak 10 (sepuluh) PBU.
Selain itu, Pemerintah Aceh telah memfasilitasi penyelesaian tapal batas di
kabupaten/kota dalam wilayah Aceh, antara lain melalui rapat yang
dilaksanakan pada tanggal 15 Juli 2009 bertempat di Kantor Gubernur Aceh.
Tindak lanjut dari kesepakatan antara pemerintah kabupaten/kota, Pemerintah
Aceh telah melakukan pemasangan PBU di beberapa daerah, antara lain yaitu :
- Kabupaten Aceh Tamiang dengan Kabupaten Aceh Timur telah dipasang
sebanyak 8 (delapan) PBU;
- Kabupaten Aceh Tamiang dengan Kota Langsa telah dipasang sebanyak 8
(delapan) PBU;
- Kabupaten Aceh Barat dengan Kabupaten Aceh Jaya telah dipasang
sebanyak 8 (delapan) PBU;
- Kabupaten Aceh Singkil dengan Kabupaten Aceh Selatan telah dipasang
sebanyak 8 (delapan) PBU.
Disamping fasilitasi penyelesaian tapal batas, Biro Tata Pemerintahan Setda
Aceh juga telah menyelesaikan pembangunan pintu gerbang perbatasan di
Gampong Lawe Balno Kecamatan Danau Paris Kabupaten Aceh Singkil yang
berbatasan dengan Kecamatan Maduamas Kabupaten Tapanuli Tengah.
Anggaran yang disediakan Rp 3.120.235.000,- realisasi Rp 3.036.767.600,-
atau 98,22% dan fisik 96,92%.
Koordinasi dan Pemantapan Pemerintahan Daerah dan Kecamatan
Program koordinasi dan pemantapan pemerintah daerah dan kecamatan se
Aceh dilaksanakan dalam rangka menjalankan amanat yang terdapat pada UU
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, UU Nomor 11 Tahun
2006 tentang Pemerintahan Aceh dan PP Nomor 19 Tahun 2008 tentang
kecamatan, dan beberapa peraturan perundang-undangan turunan lainnya.
Salah satu bentuk kongkrit dalam pemantapan pemerintahan daerah di
kecamatan se Aceh telah dilaksanakan dalam bentuk Rapat Kerja dengan
peserta seluruh Asisten Pemerintahan Kabupaten/Kota se Aceh dan 276
Camat Se Aceh yang dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut:
- Memfasilitasi Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menyelesaikan seluruh
permasalahan yang dihadapi dalam penyelenggaraan pemerintahan terutama
di tingkat kecamatan.
- Sosialisasi terhadap peraturan perundang-undangan yang terbaru mengenai
kecamatan
- Untuk menambah pengetahuan dan keterampilan bagi aparat pemerintah
kabupaten/kota dan kecamatan mengenai pelaksanaan tugas dan fungsinya.
Rapat kerja camat Se Aceh tersebut dilaksanakan pada tanggal 3 s.d 4 Maret
2009. Anggaran yang disediakan untuk pelaksanakan kegiatan tersebut
sejumlah Rp 584.757.000,- dengan realisasi Rp 563.911.000,- atau 96,44% dan
fisik 96,46%.
Evaluasi Penyelenggaraan Otonomi Daerah pada Pemerintahan
Kabupaten/Kota
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
172
Kegiatan ini telah dilaksanakan dalam bentuk pembinaan serta monitoring dan
evaluasi pelaksanaan otonomi daerah pada kabupaten/kota untuk tahun 2008
dengan ouput berupa buku laporan penyelengaraan otonomi daerah. Anggaran
yang disediakan Rp 446.692.500,- realisasi Rp 437.337.500,- atau 97,31% dan
fisik 99,16%.
Evaluasi dan Monitoring LPPD Kabupaten/Kota
Kegiatan evaluasi dan monitoring LPPD kabupaten/kota dilaksanakan dalam
rangka melaksanakan amanat undang-undang, Peraturan Pemerintah Nomor 6
Tahun 2008 tentang Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Dimana
telah dilaksanakan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan
darah kabupaten/kota tahun 2008, dengan hasil kegiatan tesedianya data hasil
evaluasi LPPD Kabupaten/Kota Tahun 2008 dengan perangkingan sementara
dan telah dikirimkan ke Tim Evaluasi Pusat untuk bahan evaluasi secara
Nasional. Anggaran yang disediakan Rp 411.764.000,- realisasi Rp
384.581.800,- atau 93,40% dan fisik 100%.
4. Program Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan
Pemanfaatan Tanah
Peningkatan Pensertifikatan Tanah Milik Masyarakat Miskin
Telah dilaksanakan dalam bentuk pemberian sertifikat tanah untuk masyarakat
miskin sebanyak 1.600 eksemplar yang tersebar di 8 Kabupaten/Kota. Yaitu
Pidie, Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Tamiang, Gayo Lues Aceh Singkil,
Nagan Raya dan Aceh Jaya. Anggaran yang disediakan Rp 1.106.797.500,-
realisasi Rp 1.105.679.550,- atau 99.90% dan fisik 100%.
Penyelesaian Konflik dan Sengketa Pertanahan
Telah dilaksanakan dalam bentuk fasilitasi pada kabupaten/kota rapat
penyelesaian sengketa antara lain adanya laporan/pengaduan mengenai
sengketa pertanahan yang diterima oleh tim baik dari masyarakat, lembaga
swadaya masyarakat (LSM) dan pemerintah daerah kabupaten/kota se-Aceh ke
Sekretariat Daerah Aceh di tahun 2009. Adapun sengketa pertanahan yang
telah dilakukan upaya penyelesaian oleh tim fasilitasi penyelesaian sengketa
pertanahan Aceh sejak awal tahun 2009 secara proporsional dan profesional
adalah sebagai berikut:
1. Fasilitasi penyelesaian sengketa tanah antara masyarakat Suak Indrapuri
Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat dengan pihak TNI-
AD;
2. Fasilitasi penyelesaian sengketa tanah antara masyarakat Ie Jeurneh
Kecamatan Trumon Timur Kabupaten Aceh Barat dengan pihak Polri
(Kompi Brimob);
3. Fasilitasi penyelesaian sengketa pertanahan antara masyarakat Aceh
Singkil dengan pemilik lahan HGU PT. Ubertraco/Nafasindo;
4. Fasilitasi penyelesaian sengketa tanah antara masyarakat Gampong Mane
Kabupaten Pidie dengan pihak TNI-AD;
5. Fasilitasi penyelesaian sengketa tanah antara masyarakat Kabupaten Aceh
Timur dengan badan hukum PT. Bumi Flora.
6. Fasilitasi penyelesaian sengketa tanah antara masyarakat Aceh Tengah
dengan Pemda Kabupaten Aceh Tengah terhadap tanah Hak Pakai No. 1
a.n. Pemda Tk. I D. I. Aceh.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
173
7. Kegiatan penyelesaian status penguasaan tanah Blang Padang dengan
pihak TNI-AD (Kodam Iskandar Muda).
Anggaran yang disediakan Rp 684.915.000,- realisasi Rp 678.868.600,- atau
99,12% dan fisik 99,20%.
5. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan
Penyusunan LPPD Gubernur
Kegiatan ini dilaksanakan berupa penyusunan LPPD Gubernur tahun 2008
yang dilaporkan tahun 2009 beserta suplemen yang sesuai dengan Peraturan
Pemerintah No. 3 Tahun 2007 dan PP Nomor 6 Tahun 2008. Kemudian
melaksanakan sosialisasi PP Nomor 3 Tahun 2007 dan PP Nomor 6 Tahun
2008 bagi kabupaten/kota se Aceh di Banda Aceh. Anggaran yang disediakan
Rp 252.076.000,- realisasi Rp 251.525.500,- atau 99,78% dan fisik 100%.
Penyusunan LKPJ Gubernur
Kegiatan yang dilaksanakan yaitu menyusun Laporan Wajib Gubernur
sebagaimana yang diamanahkan Undang-Undang untuk memberikan
pertanggungjawaban di depan DPRA atas program dan kegiatan pada tahun
telah berjalan berupa Laporan Keterangan Pertanggungjawab Gubernur Tahun
2008 yang dilaporkan tahun 2009 dan telah dilaporkan oleh Bapak Gubernur
pada bulan Oktober 2009. Laporan ini berupa Buku Laporan dan Narasi
Laporan LKPJ Gubernur. Anggaran yang disediakan Rp 184.434.000,-
realisasi Rp 172.428.750,- atau 93,49% dan fisik 97,69%.
Penataan Kelembagaan dan Aparatur Pemerintahan Mukim
Telah dilakukan rapat kerja pemerintahan mukim, percepatan penyelesaiaan
regulasi yang berkaitan dengan mukim sebagaimana amanah UU Nomor 11
tahun 2006 yaitu penyusunan dan penetapan Qanun Aceh Nomor 03 tahun
2009 tentang Tata Cara Pemilihan dan Pemberhentian Imuem Mukim, fasilitasi
proses penyusunan Qanun Kabupaten/Kota tentang pemerintahan mukim dan
fasilitasi proses pemilihan imuem mukim yang demokratis dan pembentukan
alat kelengkapan mukim. Anggaran yang disediakan Rp 429.276.250,-
realisasi Rp 411.536.250,- atau 95,87% dan fisik 100%.
Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Pemerintahan Gampong
Telah dilaksanakan dalam bentuk kegiatan bimtek pengelolaan keuangan
gampong bagi 300 orang aparatur kecamatan dan kabupaten/kota. Tujuan dari
bimtek ini adalah untuk peningkatan kapasitas aparatur pemerintahan
kecamatan dan kab./kota dalam pembinaan pengelolaan keuangan
pemerintahan gampong secara partisipatif, transparansi dan akuntabel serta
fasilitasi dan koordinasi alokasi dana gampong dari pemerintah kabupaten/kota
kepada pemerintah gampong sesuai dengan ketentuan peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 37 tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Desa. Anggaran yang disediakan Rp 747.213.000,- realisasi Rp 654.871.200,-
atau 87,64% dan fisik 95,71%.
Bimbingan Teknis Penataan Batas Wilayah Gampong
Telah dilaksanakan dalam bentuk kegiaan bimtek penyelesaian batas gampong
sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang
Desa dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Penyelesaian Batas Desa. Bimtek ini diberikan kepada apartur
kabupaten/kota yang terlibat dalam tim penyelesaian batas gampong di
kabupaten/kota, serta memfasilitasi penyelesaian konflik perbatasan antar
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
174
gampong yang sampaikan oleh pemerintah kabupaten/kota kepada Pemerintah
Aceh. Anggaran yang disediakan Rp 252.800.000,- realisasi Rp 218.369.000,-
atau 86,38% dan fisik 90,84%.
6. Program Pemilihan Kepala Daerah dan Pemilu
Persiapan Pelaksanaan Pemilu
Melalui kegiatan ini telah dapat difasilitasi penyelenggaraan Pemilihan Umum
(Pemilu) Legislatif dan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres), antara
lain dalam bentuk dukungan kepada KIP Aceh dan KIP Kabupaten/Kota
selaku Penyelenggara Pemilu di Aceh. Bentuk dukungan yang dilaksanakan
berbentuk rapat koordinasi dan monitoring terhadap dukungan pemerintah
kabupaten/kota dalam kelancaran penyelenggaraan Pemilu di Aceh. Disamping
itu juga Pemerintah Aceh membentuk Tim Koordinasi Dukungan Pemilu 2009
dengan tujuan untuk memberikan dukungan kepada penyelenggara dalam
tahapan penyelenggaraan Pemilu baik legislatif maupun Pilpres dan
melaporkan permasalahan serta perkembangan yang terjadi di lapangan kepada
Tim Koordinasi Dukungan Pemilu di tingkat pusat. Anggaran yang disediakan
Rp 582.541.250,- realisasi Rp 560.261.650,- atau 96,18% dan fisik 98,29%.
7. Program Peningkatan Kapasitas Kependudukan dan Catatan Sipil
Peningkatan Kelembagaan
Kegiatan ini telah dilaksanakan dalam rangka mendukung sumber data,
mengingat dengan jumlah penduduk Aceh saat ini yang telah mencapai 4,6 juta
jiwa, Server Data Kependudukan di tiap kabupaten/kota yang merupakan
sumber data untuk berbagai bidang pembangunan mutlak harus dikelola secara
baik dan profesional. Operator data kependudukan di kabupaten/kota yang
merupakan ujung tombak dalam pelaksanaan tertib administrasi kependudukan
secara langsung harus memiliki kemampuan yang baik dalam pengelolaan
server data kependudukan tersebut. Dalam rangka peningkatan kemampuan
Operator Data Kependudukan Kabupaten/Kota se Aceh tersebut, Biro Tata
Pemerintahan telah melaksanakan Bimtek Operator Data Kependudukan pada
tanggal 3 s/d 5 Juli 2009 di Laboratorium Komputer Unsyiah dengan pemateri
dari Ditjen Adminduk Kementerian Dalam Negeri. Anggaran yang disediakan
Rp 167.150.000,- realisasi Rp 165.426.000,- atau 98,97% dan fisik 100%.
Peningkatan Kapasitas Kependudukan dan Catatan Sipil
kegiatan ini untuk meningkatkan kemampuan para pengambil kebijakan di
bidang Kependudukan dan Catatan Sipil di Kabupaten/Kota, Biro Tata
Pemerintahan Sekretariat Daerah Aceh telah menyelenggarakan Sosialisasi
Qanun Aceh Nomor 6 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Administrasi
Kependudukan pada tanggal 4 s/d 5 Juli 2009 di Banda Aceh. Sosialisasi ini
dipandang penting mengingat segala kebijakan tentang Administrasi
Kependudukan yang diambil merupakan Kebijakan yang menyangkut
dokumen kependudukan seseorang, sehingga diharapkan para pengambil
kebijakan dapat melaksanakan tugasnya secara profesional sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Mengingat pentingnya
pengetahuan tentang pelaksanaan Administrasi Kependudukan, Biro Tata
Pemerintahan telah membagikan buku peraturan tentang Kependudukan
kepada Seluruh Camat di Provinsi Aceh, sehingga diharapkan para Camat
dapat memahami tentang pelaksanaan Administrasi Kependudukan. Selain itu,
Tim Pengelola Data Kependudukan dan Pengembangan Sistem Kependudukan
pada Biro Tata Pemerintahan Aceh telah mampu mengelola Server Data
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
175
Kependudukan berskala Provinsi dengan baik yang secara berkala dikirimkan
oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota. Anggaran
yang disediakan Rp 357.655.000,- realisasi Rp 355.587.500,- atau 99,42% dan
fisik 100%.
Monitoring Peningkatan Kapasitas Kependudukan dan Catatan Sipil se
Kabupaten/Kota
Kegiatan ini untuk menginventarisir semua permasalahan yang dihadapi Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil kabupaten/kota, terutama di bidang
pengambilan kebijakan. Untuk mendukung kegiatan dimaksud Pemerintah
Aceh melalui Biro Tata Pemerintahan telah membentuk Tim Monitoring dan
Evaluasi Kependudukan. Tim ini sangat dibutuhkan mengingat banyaknya
permasalahan yang timbul pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten/Kota, baik menyangkut ketentuan Perundang-Undangan, maupun
kendala teknis. Tim Monitoring dan Evaluasi bidang Kependudukan tersebut
akan mengevaluasi permasalahan sekaligus memberikan solusi sehingga
pelaksanaan Administrasi di Kabupaten/Kota yang bersangkutan dapat terus
berjalan, terutama dalam pelayanan kepada masyarakat. Anggaran yang
disediakan Rp 252.162.500,- realisasi Rp 247.942.500,- atau 98,33% dan fisik
100%.
8. Program Peningkatan Kelembagaan dan Aparatur
Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Umum
Kegiatan ini telah dilaksanakan dalam bentuk: (1) pelatihan Sistem Informasi
Manajemen Pemerintah Aceh (Simapa) sebanyak 2 angkatan dengan peserta
pelatihan terdiri dari tenaga IT kabupaten/kota dan provinsi; (2) pengiriman
peserta untuk mengikuti Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia
(APPSI); (3) membiayai honorarium tenaga kerja profesional (pegawai
honor/kontrak); dan (4) melakukan pembinaan penyelenggaraan pemerintahan
umum di kabupaten/kota. Anggaran yang disediakan Rp 899.512.000,-
realisasi Rp 842.168.600,- atau 93,63% dan fisik 96,14%.
Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Gampong dan Kelurahan
Kegiatan ini dilaksanakan dengan sasaran pokok yaitu percepatan penyusunan
regulasi yang berkaitan dengan gampong sebagaimana amanah Undang-
Undang Pemerintahan Aceh baik tingkat Pemerintah Aceh maupun Kab./Kota,
proses penyelesaian pengangkatan sekretaris Gampong menjadi Pegawai
Negeri Sipil sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun
2007 tentang Tata Cara Pengangkatan Sekretaris Desa Menjadi PNS,
memfasilitasi proses pemilihan keuchik yang definitif dan pendataan
kelembagaan gampong yang meliputi SDM, Sarana dan Prasarana
pemerintahan gampong. Hasil yang telah diperoleh adalah telah ditetapkannya
Qanun Aceh Nomor 4 tahun 2009 tentang Tata Cara Pemilihan Dan
Pemberhentian Keuchik, tersusunnya draft qanun kabupaten/kota tentang
pemerintahan gampong, terlaksananya pergantian keuchik dari penjabat ke
keuchik definitif melalui proses pemilihan yang demokratis, telah terangkatnya
1.716 orang sekretaris gampong menjadi PNS, terlaksananya rapat koordinasi
keuchik se Aceh, terhapusnya 112 kelurahan menjadi gampong di Aceh dan
tersedianya pedoman penyelenggaraan pemerintahan gampong se Aceh.
Anggaran yang disediakan Rp 929.350.940,- realisasi Rp 837.837.700,- atau
90,15% dan fisik 99,11%
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
176
Realisasi Anggaran
Biro Tata Pemerintahan Setda Aceh dialokasikan dana sebesar Rp
11.823.412.000,- realisasi sebesar Rp 11.342.166.450,- atau 95,93% dan fisik
97,77%.
C. Permasalahan dan Solusi
- Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) perlu ditingkatkan lebih baik.
- Secara umum Biro Tata Pemerintahan dalam pelaksanaan program dan
kegiatan tidak menemukan masalah.
Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat Setda Aceh
A. Program dan Kegiatan
Urusan otonomi yang dilaksanakan oleh Hukum dan Hubungan Masyarakat
Setda Aceh sebagai berikut:
1. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
a) Pendidikan dan Pelatihan Formal;
b) Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan;
c) Bimbingan Teknis Implementasi Perundang-undangan;
d) Pembinaan Mental dan Fisik Aparatur;
e) Rapat Koordinasi Teknis (RAKORNIS);
f) Penyusunan dan Penyempurnaan Rancangan Qanun Kelembagaan
Perangkat Daerah dan Lembaga Khusus;
g) Kegiatan Bimbingan Teknis Penyusunan Perumusan Kebijakan Kepala
Daerah.
2. Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan
a) Penyusunan Rencana Kerja Rancangan Peraturan Perundang-Undangan;
b) BIMTEK Peningkatan Efektifitas Kerjasama/Kemitraan Aparatur
Kehumasan Dengan Unsur Media Massa;
c) Peningkatan Pelayanan Bantuan Hukum;
d) Pemantapan Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum;
e) Evaluasi dan Pengkajian Produk Hukum Kabupaten/Kota.
3. Program Pembinaan, Pengembangan dan Kesejahteraan Aparatur
Kegiatan ini berupa Pelaksanaan Pokja KPK Propinsi.
4. Program Pengembangan Hubungan dengan Pers dan Masyarakat
Kegiatan ini berupa Pembinaan dan Pengembangan Hubungan Dengan Pers
dan Masyarakat.
B. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
1. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Kegiatan pendidikan dan pelatihan formal
Telah dilaksanakan dalam bentuk bimbingan teknik pendidikan dan
pelatihan formal untuk penyusunan konsep pidato gubernur. Melalui
kegiatan ini telah terpenuhi cara penyusunan konsep pidato yang sesuai dengan azas-azas dan ketentauan yang berlaku. Anggaran yang disediakan
Rp 100.066.000,- realisasi Rp 100.066.000,- atau 100% dan fisik 100%.
Kegiatan sosialisasi peraturan perundang-undangan
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
177
Telah dilaksanakan dalam bentuk sosialisasi qanun-qanun provinsi kepada
aparatur pemerintah dan masyarakat. Anggaran yang disediakan Rp Rp
93.920.000,- realisasi Rp 66.920.000,- atau 71,25% dan fisik 75,25%.
Kegiatan bimbingan teknis implementasi perundang-undangan
Telah dilaksanakan dalam bentuk bimbingan teknis implementasi
perundang-undangan untuk menyatukan persepsi antara pemerintah provinsi
dengan Kabag Hukum kabupaten/kota. kegiatan ini telah tersusun peraturan
perundang-undangan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Anggaran
yang disediakan Rp 64.132.000,- realisasi Rp 49.902.000,- atau 77,81% dan
fisik 79,20%.
Kegiatan pembinaan mental dan fisik aparatur
Telah dilaksanakan dalam bentuk inventarisasi penyidik pegawai negeri
sipil di tingkat provinsi. kegiatan ini telah tercipta kemudahan koordinasi
dalam rangka penyelesaian pelanggaran Qanun. Anggaran yang disediakan
Rp 350.330.000,- realisasi Rp 270.118.500,- atau 77,10% dan fisik 80,20%.
Kegiatan rapat koordinasi teknis (Rakornis)
Telah dilaksanakan dalam bentuk pertemuan kehumasan antara pemerintah
provinsi dengan pemerintah kabupaten/kota. kegiatan ini telah menyatukan
persepsi tentang kehumasan di Aceh. Anggaran yang disediakan Rp
176.806.000,- realisasi Rp 154.583.250,- atau 87,43% dan fisik 90,20%.
Kegiatan Penyusunan dan Penyempurnaan Rancangan Qanun Kelembagaan
Perangkat Daerah dan Lembaga Khusus
Telah dilaksanakan dalam bentuk penyusunan Qanun-Qanun prioritas
sebagai tindak lanjut dari Prolega tahun 2009. kegiatan ini telah terpilih
Qanun-Qanun prioritas sebagai tindak lanjut UUPA. Anggaran yang
disediakan Rp 351.656.000,- realisasi Rp 305.875.400,- atau 86,98% dan
fisik 89,80%.
Kegiatan Bimbingan Teknis Penyusunan Perumusan Kebijakan Kepala
Daerah
Telah dilaksanakan dalam bentuk perumusan kebijakan Kepala Daerah
berupa Peraturan Gubernur, Keputusan Gubernur dan Instruksi Gubernur
sesuai dengan ketentuan. Anggaran yang disediakan Rp 57.620.000,-
realisasi Rp 46.620.000,- atau 80,91% dan fisik 80,91%.
2. Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan
Kegiatan penyusunan rencana kerja rancangan peraturan perundang-
undangan
Telah dilaksanakan dalam bentuk penyusunan Qanun-Qanun sebagai tindak
lanjut dari Undang-Undang Pemerintah Aceh dan penyusunan peraturan
Gubernur Aceh. Anggaran yang disediakan Rp 2.599.000.000,- realisasi Rp
2.138.034.200,- atau 82,26% dan fisik 82,26%.
Kegiatan BIMTEK Peningkatan Efektifitas Kerjasama/Kemitraan Aparatur
Kehumasan Dengan Unsur Media Massa.
Anggaran yang disediakan Rp 42.120.000,- realisasi nihil,-. Kegiatan
tersebut tidak dapat dilaksanakan disebabkan adanya kesibukan pada Biro
Hukum dan Humas.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
178
Kegiatan peningkatan pelayanan bantuan hukum
Telah dilaksanakan dalam bentuk penyelesaian kasus-kasus gugatan
masyarakat terhadap pemerintah daerah dan penyelesaian berbagai
Memorandum of Undersanding (MoU) pemerintah daerah dengan pihak
ketiga. Anggaran yang disediakan Rp 768.552.000,- realisasi Rp
453.362.000,- atau 58,99% dan fisik 58,99%.
Kegiatan Pemantapan Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum
Telah dilaksanakan dalam bentuk penyebaran informasi peraturan
perundang-undangan kepada masyarakat dan dokumentasi berbagai
peraturan perundang-undangan. Anggaran yang disediakan Rp
321.300.000,- realisasi Rp 310.509.000,- atau 96,64% dan fisik 98,64%.
Kegiatan evaluasi dan pengkajian produk hukum kabupaten/kota
telah dilaksanakan dalam bentuk pengkajian dan evaluasi produk-produk
hukum kabupaten/kota terutama Qanun-Qanun. kegiatan ini telah tersusun
qanun-qanun kabupaten/kota yang sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Anggaran yang disediakan Rp 476.976.000,- realisasi Rp
432.013.300,- atau 90,57% dan fisik 95,00%.
3. Program Pembinaan, Pengembangan dan Kesejahteraan Aparatur
Kegiatan Pokja KPK
Anggaran yang disediakan Rp 29.800.000,- realisasi nihil, disebabkan
karena keterbatasan waktu sehingga pelaksanaan pokja KPK ini tidak dapat
terselenggara.
4. Program Pengembangan Hubungan dengan Pers dan Masyarakat
Kegiatan pembinaan dan pengembangan hubungan dengan pers dan
masyarakat
Telah dilaksanakan dalam bentuk hubungan kerjasama Pemerintah Aceh
dengan pers dalam rangka Penyebarluasan informasi pemerintahan dan
pembangunan. Anggaran yang disediakan Rp 5.057.889.000,- realisasi Rp
4.535.461.425,- atau 89,67% dan fisik 90,00%.
Realisasi Anggaran
Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat Setda Aceh dialokasikan anggaran
sebesar Rp 10.626.094.000,- realisasi sebesar Rp 8.996.692.074,- atau 84,67%
dan fisik 85,71%.
C. Permasalahan dan Solusi
Permasalahan yang timbul antara lain sebagai berikut:
- Pembahasan Rancangan Qanun dalam prolega 2009 tidak dapat di
selesaikan seluruhnya karena keterbatasan waktu dalam pembahasannya.
Solusinya:
- Rancangan qanun prolega 2009 yang belum selesai agar diselesaikan pada
tahun 2010 dan pembahasan rancangan qanun dalam prolega 2010
dilakukan secara optimal dan tepat waktu.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
179
Biro Umum dan Protokol Setda Aceh
A. Program dan Kegiatan
Urusan otonomi daerah yang dilaksanakan oleh Biro Umum dan Protokol Setda
Aceh sebagai berikut:
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
a) Kegiatan ini berupa Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah;
b) Penyediaan jasa keamanan kantor;
c) Penyediaan jasa administrasi kantor.
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
a) Pembangunan Gedung Kantor;
b) Pengadaan kendaraan dinas/operasional;
c) Pengadaan peralatan gedung kantor;
d) Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor.
3. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
Kegiatan ini berupa pendidikan dan pelatihan formal
4. Program peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan
pembangunan daerah
Kegiatan ini berupa advokasi dan monitoring penggunaan tambahan dana
bagi hasil dan dana otsus
B. Realisasi Program dan Kegiatan
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Kegiatan Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah
Melalui kegiatan ini telah terselenggaranya kerjasama yang baik antar
lembaga dalam kegiatan perkantoran. Anggaran yang disediakan Rp
1.114.327.000,- realisasi Rp 1.096.160.150,- atau 98,37% dan fisik 98,37%.
Kegiatan Penyediaan jasa keamanan kantor
Melalui kegiatan ini telah terlaksananya tertib keamanan pada Sekretariat
Daerah Aceh Meuligoe dan pada rumah pimpinan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Anggaran yang disediakan Rp 4.000.000.000,- realisasi Rp
3.314.357.000,- atau 82,86% dan fisik 82,86%.
Kegiatan Penyediaan jasa administrasi kantor
Melalui kegiatan ini telah terlaksana administrasi dan public service yang
baik. Anggaran yang disediakan Rp 12.887.615.000,- realisasi Rp
11.327.903.670,- atau 87,90% dan fisik 87,90%.
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Kegiatan Pembangunan Gedung Kantor
Melalui kegiatan ini telah tersedianya sarana dan prasarana tempat
berlangsungnya kegiatan pelayanan administrasi perkantoran termasuk
penjemputan dan fasilitas tamu yang berkunjung ke Aceh. Anggaran yang
disediakan Rp 18.933.754.000,- realisasi Rp 16.668.864.399,- atau 88,04%
dan fisik 88,04%.
Kegiatan Pengadaan kendaraan dinas/operasional
Melalui kegiatan ini telah melancarkan transportasi pelayanan administrasi
perkantoran termasuk penjemputan dan fasilitas tamu yang berkunjung ke
Aceh. Anggaran yang disediakan Rp 4.908.084.000,- realisasi Rp
4.806.895.000,- atau 97,94% dan fisik 97,94%.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
180
Kegiatan Pengadaan peralatan gedung kantor
melalui kegiatan ini telah melancarkan tugas-tugas dan meningkatkan kinerja
aparatur pemerintah khususnya bidang administrasi perkantoran. Anggaran
yang disediakan Rp 3.230.088.000,- realisasi Rp 3.076.562.000,- atau
95,25% dan fisik 95,25%.
Kegiatan Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor
Melalui kegiatan ini telah terpenuhi dan terpeliharanya sarana dan prasarana
pada Sekretariat Daerah Aceh. Anggaran yang disediakan Rp
5.374.063.000,- realisasi Rp 4.828.285.320,- atau 89,84% dan fisik 89,84%.
3. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
Kegiatan pendidikan dan pelatihan formal
Melalui kegiatan ini telah tersedianya sumber daya aparatur yang berkualitas
melalui bimbingan teknis dan penataran-penataran yang diselenggarakan
baik tingkat daerah maupun nasional. Anggaran yang disediakan Rp
190.000.000,- realisasi Rp 185,743,000,- atau 97,96% dan fisik 97,96%.
4. Program peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan
pembangunan daerah
Kegiatan Advokasi dan Monitoring Penggunaan Tambahan Dana bagi Hasil
dan dana Otsus
Melalui kegiatan ini telah terjalinnya hubungan yang baik antara pemerintah
kabupaten/kota dalam rangka meningkatkan pembangunan dan pembinaan
sosial kemasyarakatan lainnya. Anggaran yang disediakan Rp
2.000.000.000,- realisasi Rp 1.080.993.000,- atau 54,05% dan fisik 54,05%.
Realisasi Anggaran
Biro Umum dan Protokol Setda Aceh dialokasikan dana sebesar Rp
52.637.931.000,- realisasi sebesar Rp 46.385.763.539,- atau 88,12% dan fisik
88,12%.
C. Permasalahan dan Solusi
Adapun permasalahannya sebagai berikut:
Tidak ada permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan program dan kegiatan
Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Aceh
A. Program dan kegiatan
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
a) Penyediaan Jasa Surat Menyurat;
b) Penyediaan jasa komunikasi;sumber daya air dan listrik;
c) Penyediaan alat tulis kantor;
d) Penyediaan barang cetakan dan penggandaan;
e) Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan kantor;
f) Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor;
g) Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan;
h) Penyediaan makanan dan minuman;
i) Penyediaan jasa keamanan kantor;
j) Penyediaan jasa dokumentasi kantor;
k) Peningkatan pelayanan administrasi perkantoran;
l) Peningkatan operasional pelayanan kesehatan aparatur.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
181
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
a) Pembangunan rumah dinas;
b) Pembangunan gedung kantor;
c) Pengadaan perlengkapan rumah jabatan/dinas;
d) Pengadaan perlengkapan gedung kantor;
e) Pengadaan mebeleur;
f) Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor;
g) Pemeliharaan rutin/berkala mobil jabatan;
h) Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional;
i) Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung kantor;
j) Pemeliharaan rutin/berkala peralatan kantor.
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Kegiatan ini berupa pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Kegiatan ini berupa Pendidikan dan pelatihan formal.
5. Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah
a) Rapat-rapat paripurna;
b) Kegiatan reses;
c) kunjungan kerja pimpinan dan anggota DPRD dalam daerah;
d) Peningkatan kapasitas pimpinan dan anggota DPRD;
e) Sosialisasi peraturan perundang-undangan.
6. Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan
Kegiatan ini berupa Publikasi Peraturan Perundang-Undangan
7. Program Peningkatan Pembinaan, pengembangan dan kesejahteraan
secretariat DPRA.
Kegiatan ini berupa penyediaan jasa jaminan pemeliharaan kesehatan
anggota.
B. Realisasi Program dan kegiatan
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Penyediaan Jasa Surat Menyurat
Kegiatan ini telah dilaksanakan dalam bentuk belanja perangko, materai,
benda pos lainnya serta belanja paket/pengiriman. Anggaran yang disediakan
Rp 43.500.000,- realisasi Rp 21.841.400,- atau 50,21% dan fisik 50,21%.
Penyediaan jasa komunikasi,sumber daya air dan listrik
Kegiatan ini telah dilaksanakan dalam bentuk belanja telepon, listrik, jasa
pengumuman lelang/pemenang lelang, kawat/faksimili/internet, sewa siaran
TV. Anggaran yang disediakan Rp 1.460.047.490,- realisasi Rp
1.195.471.620,- atau 81,88% dan fisik 81,88%.
Penyediaan alat tulis kantor
Kegiatan ini telah dilaksanakan dalam bentuk belanja alat tulis kantor.
Anggaran yang disediakan Rp 178.791.950,- realisasi Rp 178.791.950,- atau
100% dan fisik 100%.
Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
182
Kegiatan ini telah dilaksanakan dalam bentuk belanja dokumentasi, cetak, dan
belanja pengadaan. Anggaran yang disediakan Rp 1.263.675.000,- realisasi
Rp 1.206.599.900,- atau 95,48% dan fisik 95,48%.
Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan kantor
Kegiatan ini telah dilaksanakan dalam bentuk belanja alat listrik dan
elektronik (lampu pijar, battery kering). Anggaran yang disediakan Rp
75.930.000,- realisasi Rp 75.840.500,- atau 99,88% dan fisik 99,88%.
Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
Kegiatan ini telah dilaksanakan dalam bentuk belanja modal pengadaan mesin
tik, belanja modal pengadaan filing cabinet, belanja modal pengadaan printer,
Belanja modal pengadaan kulkas, belanja modal pengadaan kamera digital,
dan belanja modal pengadaan handycam. Anggaran yang disediakan Rp
98.700.000,- realisasi Rp 95.572.000,- atau 96,83% dan fisik 96,83%.
Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
Kegiatan ini telah dilaksanakan dalam bentuk belanja surat kabar/majalah.
Anggaran yang disediakan Rp 163.620.000,- realisasi Rp 162.371.500,- atau
99,24% dan fisik 99,24%.
Penyediaan makanan dan minuman
Kegiatan ini telah dilaksanakan dalam bentuk belanja makanan dan minuman
harian pegawai, rapat, tamu, serta belanja makanan dan minuman kegiatan
Anggaran yang disediakan Rp 2.205.205.000,- realisasi Rp 2.008.403.000,-
atau 91,08% dan fisik 91,08%.
Penyediaan jasa keamanan kantor
Kegiatan ini telah dilaksanakan dalam bentuk belanja jasa kantor lainnya
(jasa pengamanan/pantup/polri). Anggaran yang disediakan Rp
178.800.000,- realisasi Rp 178.600.000,- atau 99,89% dan fisik 99,89%.
Penyediaan jasa dokumentasi kantor
Kegiatan ini telah dilaksanakan dalam bentuk belanja jasa publikasi.
Anggaran yang disediakan Rp 808.000.000,- realisasi Rp 808.000.000,- atau
100% dan fisik 100%.
Peningkatan pelayanan administrasi perkantoran
Kegiatan ini telah dilaksanakan dalam bentuk honorarium tim pengadaan
barang dan jasa, tim pemeriksa barang dan jasa, pegawai honorer/tidak tetap,
uang lembur, serta belanja sewa rumah jabatan/rumah dinas. Anggaran yang
disediakan Rp 2.309.514.000,- realisasi Rp 1.937.340.000,- atau 83,89% dan
fisik 83,89%.
Peningkatan operasional pelayanan kesehatan aparatur
Kegiatan ini telah dilaksanakan dalam bentuk belanja bahan obat-obatan dan
belanja jasa fogging. Anggaran yang disediakan Rp 204.620.210,- realisasi
Rp 200.952.500,- atau 98,21% dan fisik 98,21%.
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Pembangunan rumah dinas
Kegiatan ini telah dilaksanakan dalam bentuk belanja sertifikasi (restribusi
izin mendirikan bangunan), belanja modal pengadaan konstruksi jaringan air
bersih/air minum (jaringan air leding), belanja modal pengadaan instalasi
listrik (pemasangan jaringan listrik), belanja modal pembangunan rumah
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
183
dinas DPRA type 150 (Blok-H, I, J), belanja modal penyelesaian akhir
pembangunan rumah dinas DPRA type 150 Blok-C, belanja modal
pembangunan mesjid + tempat wudhu, belanja modal pembangunan rumah
kopel, dan belanja modal pembangunan landscape dan taman rumah dinas
DPRA. Anggaran yang disediakan Rp 14.847.579.163,- realisasi Rp
13.439.925.125,- atau 90,52% dan fisik 90,52%.
Pembangunan gedung kantor
Kegiatan ini telah dilaksanakan dalam bentuk belanja modal penambahan
peralatan parkir (pemasangan paving block). Anggaran yang disediakan Rp
11.500.000,- realisasi Rp 11.500.000,- atau 100% dan fisik 100%.
Pengadaan perlengkapan rumah jabatan/dinas
Kegiatan ini telah dilaksanakan dalam bentuk belanja modal pengadaan
peralatan audio visual (TV), alat pompa air, alat pendingin (AC), genset,
tempat tidur, sofa, lemari pakaian, kompor gas, dispenser, kulkas, rak piring,
dan belanja modal pengadaan barang pecah belah. Anggaran yang disediakan
Rp 7.936.975.000,- realisasi Rp 4.085.184.800,- atau 51,47% dan fisik
51,47%.
Pengadaan perlengkapan gedung kantor
Kegiatan ini telah dilaksanakan dalam bentuk belanja modal pengadaan
dispenser dan pengadaan cyber pump. Anggaran yang disediakan Rp
105.000.000,- realisasi Rp 97.546.000,- atau 92,90% dan fisik 92,90%.
Pengadaan mebeleur
Kegiatan ini telah dilaksanakan dalam bentuk belanja modal pengadaan
almari dan belanja modal pengadaan meja kerja. Anggaran yang disediakan
Rp 9.300.000,- realisasi Rp 8.925.000,- atau 95,97% dan fisik 95,97%.
Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor
Kegiatan ini telah dilaksanakan dalam bentuk belanja jasa cleaning service
dan belanja jasa pemeliharaan gedung DPRA. Anggaran yang disediakan Rp
996.000.000,- realisasi Rp 794.596.000,- atau 79,78% dan fisik 79,78%.
Pemeliharaan rutin/berkala mobil jabatan
Kegiatan ini telah dilaksanakan dalam bentuk belanja jasa service mobil
jabatan, penggantian suku cadang mobil jabatan, bahan bakar minyak/gas dan
pelumas mobil jabatan, dan belanja surat tanda nomor kendaraan mobil
jabatan. Anggaran yang disediakan Rp 173.240.000,- realisasi Rp
171.636.500,- atau 99,07% dan fisik 99,07%.
Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional
Kegiatan ini telah dilaksanakan dalam bentuk belanja jasa service kendaraan
dinas, penggantian suku cadang kendaraan dinas, bahan bakar minyak/gas
dan pelumas kendaraan dinas serta surat tanda nomor kendaraan dinas
Anggaran yang disediakan Rp 1.752.296.000,- realisasi Rp 1.723.240.000,-
atau 98,34% dan fisik 98,34%.
Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung kantor
Kegiatan ini telah dilaksanakan dalam bentuk belanja jasa pemeliharaan AC
dan lift. Anggaran yang disediakan Rp 98.000.000,- realisasi Rp 97.772.000,-
atau 99,72% dan fisik 99,72%.
Pemeliharaan rutin/berkala peralatan kantor
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
184
Kegiatan ini telah dilaksanakan dalam bentuk belanja bahan bakar
minyak/gas mesin diesel genset dan Belanja jasa service peralatan dan
perlengkapan kantor Anggaran yang disediakan Rp 76.600.000,- realisasi Rp
76,350.500,- atau 99,67% dan fisik 99,67%.
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya
Kegiatan ini telah dilaksanakan dalam bentuk belanja pakaian sipil harian
(PSH) anggota dewan dan belanja pakaian dinas harian (PDH) karyawan.
Anggaran yang disediakan Rp 1.071.600.000,- realisasi Rp 904.110.000,-
atau 84,37% dan fisik 84,37%.
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Pendidikan dan pelatihan formal
Kegiatan ini telah dilaksanakan dalam bentuk belanja perjalanan dinas luar
daerah dan belanja kursus-kursus singkat/pelatihan. Anggaran yang
disediakan Rp 1.350.000.000,- realisasi Rp 1.293.974.800,- atau 95,85% dan
fisik 95,85%.
5. Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah
Rapat-rapat paripurna
Kegiatan ini telah dilaksanakan dalam bentuk honorarium tenaga
ahli/instruktur/narasumber, belanja jasa publikasi dan belanja jasa kantor
lainnya. Anggaran yang disediakan Rp 983.400.000,- realisasi Rp
767.800.000,- atau 78,08% dan fisik 78,08%.
Kegiatan reses
Kegiatan ini telah dilaksanakan dalam bentuk belanja perjalanan dinas dalam
daerah. Anggaran yang disediakan Rp 1.053.270.000,- realisasi Rp
602.830.500,- atau 57,23% dan fisik 57,23%.
Kunjungan kerja pimpinan dan anggota DPRD dalam daerah
Kegiatan ini telah dilaksanakan dalam bentuk belanja perjalanan dinas dalam
daerah. Anggaran yang disediakan Rp 2.877.000.000,- realisasi Rp
2.875.733.800,- atau 99,96% dan fisik 99,96%.
Peningkatan kapasitas pimpinan dan anggota DPRD
Kegiatan ini telah dilaksanakan dalam bentuk belanja perjalanan dinas luar
daerah, perjalanan dinas luar negeri dan Belanja kursus-kursus
singkat/pelatihan. Anggaran yang disediakan Rp 14.343.000.000,- realisasi
Rp 13.961.107.460,- atau 97,34% dan fisik 97,34%.
Sosialisasi peraturan perundang-undangan
Kegiatan ini telah dilaksanakan dalam bentuk belanja sosialisasi dan advokasi
hukum. Anggaran yang disediakan Rp 400.000.000,- realisasi Rp
397.200.000,- atau 99,30% dan fisik 99,30%.
6. Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan
Publikasi Peraturan Perundang-Undangan
Kegiatan ini telah dilaksanakan dalam bentuk belanja publikasi rancangan
peraturan daerah (qanun). Anggaran yang disediakan Rp 390.000.000,-
realisasi Rp 73.181.000,- atau 18,76% dan fisik 18,76%.
7. Program Peningkatan Pembinaan, Pengembangan dan Kesejahteraan
Sekretariat DPRA.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
185
Penyediaan jasa jaminan pemeliharaan kesehatan anggota
Kegiatan ini telah dilaksanakan dalam bentuk belanja premi asuransi
kesehatan dan general check up anggota DPRA. Anggaran yang disediakan
Rp 1.035.000.000,- realisasi Rp 1.001.535.000,- atau 96,77% dan fisik
96,77%.
Realisasi Anggaran
Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Aceh dialokasikan dana sebesar Rp
70.130.275.000,- realisasi sebesar Rp 61.246.598.821,- atau 87,33% dan fisik
87,33%.
C. Permasalahan dan Solusi
Permasalahannya adalah:
- Perlu adanya pelatihan/pendidikan untuk meningkatkan Sumber Daya
Manusia (SDM).
- Kurangnya sarana dan prasarana yang belum memadai.
Solusi yang ditempuh adalah: - Meningkatkan kualitas SDM pada Sekretariat DPRA, melalui berbagai
kegiatan, dan pelatihan/pendidikan.
- Berupaya terus meningkatkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan demi
tercapainya tujuan/sasaran yang diinginkan.
Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan
A. Program dan Kegiatan
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
a) Penyediaan Jasa Surat Menyurat;
b) Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik;
c) Penyediaan Jasa Keberhasilan Kantor;
d) Penyediaan Alat Tulis kantor;
e) Penyediaan Barang Cetakan dan Pengadaan;
f) Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/penerangan Bangunan Kantor;
g) Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor;
h) Penyediaan Makanan dan Minuman;
i) Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah;
j) Penyediaan Jasa Administrasi dan Sewa Kantor.
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
a) Pembangunan Rumah Jabatan;
b) Pembangunan Gedung Kantor;
c) Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional;
d) Pengadaan Perlengkapan Gedung kantor;
e) Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor;
f) Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung Kantor;
g) Rehabilitasi Sedang/Besar Kendaraan Dinas/Operasional
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Kegiatan ini berupa Pengadaan Pakaian Dinas beserta Perlengkannya
4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
a) Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar;
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
186
b) Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun;
c) Penyusunan Standar Satuan Harga
5. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan
Daerah
Kegiatan ini berupa Penyusunan Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan
Daerah.
6. Program Pembinaan dan Fasilitas Pengelolaan Keuangan
Kabupaten/Kota
a) Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah;
b) Penyusunan Rancangan Peraturan KDH Tentang Penjabaran APBA;
c) Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah;
d) Penyusunan Rancangan Peraturan KDH Tentang Penjabaran
Pertanggungjawaban;
e) Penyusunan Rancangan peraturan negara tentang pertanggungjawaban
pelaksanaan APBA;
f) Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang penjabaran
pertanggungjawaban;
g) Peningkatan Manajemen Aset/Barang Daerah;
h) Peningkatan Manajemen Investasi Daerah;
i) Intensifikasi dan Ekstensifikasi Sumber-Sumber Pendapatan Daerah;
j) Rapat Koordinasi Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh;
k) Peningkatan Tata Pelayanan Tata Usaha Keuangan Daerah;
l) Pengurusan Administrasi Belanja Daerah dan Pelaporan;
m) Peningkatan Penataan Arsip Keuangan Daerah;
n) Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang APBA Kabupaten/Kota;
o) Evaluasi Rancangan Peraturan KDH Tentang Penjabaran APBA
Kabupaten/Kota;
p) Asistensi Penyusunan Rancangan Regulasi Pengelolaan Keuangan
Daerah Kab/Kota
7. Program Penataan Penguasaan, Pemilikian Pengunaan dan
Pemanfaatan Tanah
a) Inventarisasi penggunaan lahan dengan dana;
b) Pengadaan Tanah/Lahan Kawasan Main Stadium.
B. Realisasi Pelaksanaan Program dan kegiatan
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Penyediaan Jasa Surat Menyurat
Anggaran yang disediakan Rp153.000.000,- realisasi Rp 119.911.335,- atau
78,37%.
Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik
Anggaran yang disediakan Rp945.840.000,- realisasi Rp 516.482.078,- atau
54,61%.
Penyediaan Jasa Keberhasilan Kantor
Anggaran yang disediakan Rp 666.000.000,- realisasi Rp282.123.100,- atau
42,36%.
Penyediaan Alat Tulis kantor
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
187
Anggaran yang disediakan Rp479.110.492,- realisasi Rp 403.386.790,- atau
84,19%.
Penyediaan Barang Cetakan dan Pengadaan
Anggaran yang disediakan Rp 2.986.842.175,- realisasi Rp1.557.706.305,-
atau 52,15%.
Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/penerangan Bangunan Kantor
Anggaran yang disediakan Rp 217.395.080,- realisasi Rp 198.390.220,- atau
91,26%.
Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor
Anggaran yang disediakan Rp1.483.024.500,- realisasi Rp1.308.482.000,-
atau 88,23%.
Penyediaan Makanan dan Minuman
Anggaran yang disediakan Rp 670.640.000,- realisasi Rp 535.257.000,- atau
79,81%;
Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah
Anggaran yang disediakan Rp 839.300.000,- realisasi Rp 287.703.000,- atau
34,28%.
Penyediaan Jasa Administrasi dan Sewa Kantor
Anggaran yang disediakan Rp 415.300.000,- realisasi Rp 72.904.649,- atau
17,55%.
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Pembangunan Rumah Jabatan
Anggaran yang disediakan Rp 8.752.675.000,- realisasi Rp 311.967.000,-
atau 3,56%.
Pembangunan Gedung Kantor
Anggaran yang disediakan Rp 15.125.565.000,- realisasi Rp 527.180.000,-
atau 3,48%.
Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional
Anggaran yang disediakan Rp113.337.826.500,- realisasi Rp 72.409.44.000,-
atau 63,89%
Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor
Anggaran yang disediakan Rp 996.716.750,- realisasi Rp 383.775.000,- atau
38,50%
Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor
Anggaran yang disediakan Rp 555.496.000,- realisasi Rp 383.748.300,- atau
69,08%
Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung Kantor
Anggaran yang disediakan Rp 3.212.843.000,- realisasi Rp 1.180.545.000,-
atau 36,74%.
Rehabilitasi Sedang/Besar Kendaraan Dinas/Operasional
Anggaran yang disediakan Rp 560.200.000,- realisasi Rp 272.384.426,- atau
48,62%.
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Pengadaan Pakaian Dinas beserta Perlengkannya
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
188
Anggaran yang disediakan Rp 240.450.000,- realisasi Rp 200.470.700,- atau
83,37%.
4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPA
Anggaran yang disediakan Rp 302.100.000,- realisasi Rp 134.645.000,- atau
44.57%.
Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun
Anggaran yang disediakan Rp 525.680.000,- realisasi Rp 346.279.700,- atau
65,87%
Penyusunan Standar Satuan Harga
Anggaran yang disediakan Rp 1.418.042.000,- realisasi Rp 934.645.000,-
atau 65,91%
5. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan
Daerah
Penyusunan Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah
Anggaran yang disediakan Rp 357.220.250.- realisasi Rp 119.111.712,- atau
33,34%.
6. Program Pembinaan dan Fasilitas Pengelolaan Keuangan
Kabupaten/Kota
Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah Tentang APBA
Anggaran yang disediakan Rp 4.994.306.650,- realisasi Rp 1.558.764.000,.-
atau 31,21%.
Penyusunan Rancangan Peraturan KDH Tentang Penjabaran APBA
Anggaran yang disediakan Rp 1.700.409.550,- realisasi Rp 826.352.500,-
atau 48,60%.
Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Perubahan APBA
Anggaran yang disediakan Rp 380.996.375,- realisasi Rp 67.696.000,- atau
17,77%.
Penyusunan Rancangan Peraturan KDH tentang Penjabaran
Pertanggungjawaban
Anggaran yang disediakan Rp 309.450.000,- realisasi Rp 0,- atau 0%
(kegiatan ini tidak dilaksanakan)
Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBA
Anggaran yang disediakan Rp 1.191.750.962,- realisasi Rp 939.077.825,-
atau 78,80%
Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang Penjabaran
Pertanggungjawaban
Anggaran yang disediakan Rp 154.816.000,- realisasi Rp 65.285.000,- atau
42,17%
Peningkatan Manajemen Aset/Barang Daerah
Anggaran yang disediakan Rp 2.062.314.000,- realisasi Rp 442.440.600,-
atau 21,45%
Peningkatan Manajemen Investasi Daerah
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
189
Anggaran yang disediakan Rp 986.765.500,- realisasi Rp 409.245.000,- atau
41.47%.
Intensifikasi dan Ekstensifikasi Sumber-Sumber Pendapatan Daerah
Anggaran yang disediakan Rp 2.902.690.000.- realisasi Rp 1.929.759.100,-
atau 66,48%.
Rapat Koordinasi Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh dengan
Instansi
Anggaran yang disediakan Rp 76.000.000,- realisasi Rp 0,- atau 0%
(kegiatan ini tidak dilaksanakan)
Peningkatan Tata Pelayanan Tata Usaha Keuangan Daerah
Anggaran yang disediakan Rp 3.853.501.650,- realisasi Rp 1.460.346.200,-
atau 37,90%.
Pengurusan Administrasi Belanja Daerah dan Pelaporan
Anggaran yang disediakan Rp 1.594.322.400,- realisasi Rp 1.260.408.799,-
atau 79,06%.
Peningkatan Penataan Arsip Keuangan Daerah
Anggaran yang disediakan Rp 730.981.995,- realisasi Rp 349.223.000,- atau
47,77%.
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang APBA Kabupaten/Kota,
Anggaran yang disediakan Rp 985.776.925,- realisasi Rp 794.440.950,- atau
80,59%.
Evaluasi Rancangan Peraturan KDH tentang Penjabaran APBA
Kabupaten/Kota
Anggaran yang disediakan Rp 672.525.225,- realisasi Rp 185.428.800,- atau
27,57%.
Asistensi Penyusunan Rancangan Regulasi Pengelolaan Keuangan Daerah
Kabupaten/Kota
Anggaran yang disediakan Rp 330.000.000,- realisasi Rp 226.167.400,- atau
68,54%.
7. Program Penataan Penguasaan, Pemilikan Penggunaan dan
Pemanfaatan Tanah
Inventarisasi Penggunaan Lahan
Anggaran yang disediakan Rp 351.167.500,- realisasi Rp 22.140.000,- atau
6,30%.
Pengadaan Tanah/Lahan Kawasan Main Stadium
Anggaran yang disediakan Rp 490.899.197.500,- realisasi Rp
352.893.727.269,- atau 71,89%.
Realisasi Anggaran
Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Aceh dialokasikan dana sebesar Rp
749.870.236.331,- realisasi Rp 495.552.247.569,- atau 66,09% dan fisik
83,65%.
C. Permasalahan dan Solusi
Dalam pelaksanaan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur pada
Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Aceh timbul beberapa
permasalahan:
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
190
- Terbatasnya jumlah sumber daya manusia pada bidang pelelangan/
pengadaan barang dan jasa menurut Keppres 80 Tahun 2003.
- Kondisi lapangan pada lokasi-lokasi tertentu di Aceh yang masih sangat labil
seperti ada beberapa daerah pelaksanaan proyek yang kondisi geografisnya
sulit, tibanya musim hujan yang extreme pada akhir tahun sehingga
menghambat penyelesaian beberapa kegiatan pembangunan.
Adapun Solusi yang ditempuh adalah:
- Merekrut lebih banyak lagi tenaga untuk tenaga pengelolaan aset serta
dilakukan pengiriman aparatur pengadaan barang dalam mengikuti bimbingan
teknis baik di pusat maupun didaerah serta mendorong untuk dilakukan
sertifikasi bagi para pejabat pelelangan di Aceh;
- Perlu adanya langkah-langkah penyempurnaan dalam sistem dan aturan
pengadaan barang dan jasa dalam bentuk Peraturan Gubernur tentang Sistem
dan Prosedur Pengelolaan Aset Aceh, dengan membentuk tim penyusun
untuk masalah pengadaan barang yang timbul serta kebijakan menanganinya
tanpa mengorbankan prinsip-prinsip tata kelola aset yang baik.
Inspektorat Aceh
A. Program dan Kegiatan
Urusan otonomi daerah yang dilaksanakan oleh Inspektorat Aceh sebagai
berikut:
1. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
a) Pembangunan gedung kantor;
b) Pengadaan peralatan gedung kantor;
c) Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor;
d) Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional;
e) Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor;
f) Pemeliharaan rutin/berkala mebeluer;
g) Pemeliharaan rutin/berkala peralatan kantor.
2. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Kegiatan ini berupa pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya.
3. Program Pengembangan Kapasitas Kelembagaan dan Aparatur
Kegiatan ini berupa bimbingan teknis implementasi peraturan perundang-
undangan
4. Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian
pelaksanaan kebijakan KDH
a) Pelaksanaan pengawasan internal secara berkala;
b) Pengendalian manajemen pelaksanaan kebijakan KDH;
c) Penanganan kasus pada wilayah pemerintahan dibawahnya;
d) Iventarisasi temuan pengawas;
e) Tindak lanjut hasil temuan pengawasan;
f) koordinasi pengawasan yang lebih konprehensif.
5. Program peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur
pengawasan
Kegiatan ini berupa pelatihan teknis pengawasan dan penilaian akuntabilitas
kinerja
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
191
B. Realisasi Program dan Kegiatan
1. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Pengadaan peralatan gedung kantor
Kegiatan ini tidak dapat direalisasikan karena setelah 2 (dua) kali dilakukan
pelelangan (tender) tidak satu pun rekanan yang memenuhi syarat (gagal
tender). Anggaran yang disediakan Rp 347.600.000,- realisasi Rp
30.200.000,- atau 8,69% dan fisik 8,69%.
Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor
Telah dilaksanakan dalam bentuk pemeliharaan gedung kantor. Anggaran
yang disediakan Rp 473.814.567,- realisasi Rp 252.554.500,- atau 53,30%
dan fisik 100%.
Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional
Telah dilaksanakan dalam bentuk pembelian suku cadang kendaraan roda 4,
kendaraan roda 2 unit, pembelian bahan bakar dan pelumas kendaraan roda 4
dan 2 serta pembayaran pajak /STNK kendaraan tersebut. Anggaran yang
disediakan Rp 279.220.000,- realisasi Rp 262.348.880,- atau 93,96% dan
fisik 100%.
Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor
Telah dilaksanakan dalam bentuk pengisian tabung pemadam kebakaran,
pengisian tabung gas serta perbaikan perlengkapan kantor (komputer, AC).
Anggaran yang disediakan Rp 35.000.000,- realisasi Rp 34.856.200,- atau
99,59% dan fisik 100%.
Pemeliharaan rutin/berkala mebeluer
Telah dilaksanakan dalam bentuk pengadaan lemari, meja setengah biro,
kursi kerja, kursi rapar dan sofa. Anggaran yang disediakan Rp 30.000.000,-
realisasi Rp 29.729.600 ,- atau 99,10% dan fisik 100%.
Pemeliharaan rutin/berkala peralatan kantor
Telah dilaksanakan dalam bentuk pemeliharaan alat-alat kantor seperti mesin
tik, mesin hitung, AC, komputer, notebook, dan printer. Anggaran yang
disediakan Rp 127.670.000,- realisasi Rp 109.798.000,- atau 86,00% dan
fisik 99%.
2. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Pengadaan Pakaian Dinas beserta Perlengkapannya
Telah dilaksanakan dalam bentuk pengadaan pakaian PDH, Linmas dan
Pakaian Satpam/penjaga malam beserta perlengkapannya. Anggaran yang
disediakan Rp 114.400.000,- realisasi Rp 107.120.000,- atau 93,80% dan
fisik 100%.
3. Program Pengembangan Kapasitas Kelembagaan dan Aparatur
Bimbingan teknis implementasi peraturan perundang-undangan
Telah dilaksanakan dalam bentuk pelaksanaan bimbingan teknis peraturan
perundang-undangan. Anggaran yang disediakan Rp 609.250.000,- realisasi
Rp 479.230.000,- atau 78,66% dan fisik 100%.
4. Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian
pelaksanaan kebijakan KDH
Pelaksanaan Pengawasan Internal Secara Berkala
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
192
Telah melakukan pemeriksaan reguler sebanyak 39 SKPA dan 134 SKPD
pada 23 kabupaten/kota dari 173 objek pemeriksaan yang direncanakan
dalam Program Kerja Pengawasan terealisasi 100% serta melakukan
pemeriksaan atas dana Bantuan Keuangan Peumakmue Gampong (BKPG)
pada 17 Kabupaten/Kota. Anggaran yang disediakan Rp 5.480.961.500,-
realisasi Rp 5.166.591.500,- atau 94,26% dan fisik 100%.
Pengendalian Manajemen Pelaksanaan Kebijakan KDH
Kegiatan ini telah dilakukan dalam bentuk:
a. Monitoring pelaksanaan Pemilihan Legislatif Tahun 2009 pada 12
kabupaten/kota.
b. Pemeriksaan untuk menindaklanjuti temuan Pansus DPRA terhadap
proyek SKPA di 23 kabupaten/kota yang telah dilakukan 2 kali dalam
tahun 2009.
c. Pemeriksaan terhadap pelaksanaan kegiatan yang dibiayai oleh Dana
Otonomi Khusus dan Dana Tambahan bagi Hasil Migas pada 16 SKPA.
d. Melakukan monitoring realisasi fisik dan keuangan pada akhir tahun
terhadap 3 SKPA.
e. Melakukan monitoring realisasi fisik kegiatan luncuran tahun 2008 yang
dikerjakan pada tahun 2009 terhadap 7 SKPA.
f. Melakukan pembinaan terhadap 23 Inspektorat Kabupaten/Kota.
g. Melaksanakan pendataan dan pembinaan proses penyelesaian Laporan
Pajak-pajak Pribadi (LP2P) pada 23 kabupaten/kota.
Anggaran yang disediakan Rp 3.213.737.400,- realisasi Rp 5.166.591.500,-
atau 94,26% dan fisik 100%.
Penanganan Kasus pada Wilayah Pemerintahan Dibawahnya
Telah dilakukan pemeriksaan kasus/pengaduan sebanyak 28 kasus pada
Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) dan 23 kabupaten/kota. Anggaran
yang disediakan Rp 579.250.000,- realisasi Rp 231.111.500,- atau 39,90%
dan fisik 70%.
Inventarisasi Temuan Pengawas
Pemerintah Aceh melalui Inspektorat Aceh telah melakukan Rapat
Pemutakhiran Data Tingkat Daerah yang dilaksanakan di Lhokseumawe
Kabupaten Aceh Utara pada tanggal 22 s/d 25 Juni 2009 (foto dokumentasi
terlampir) serta Rapat Pemutakhiran Data Tingkat Regional yang
dilaksanakan di Manado Provinsi Sulawesi Utara pada tanggal 27 s/d 31 Juli
2009. Anggaran yang disediakan Rp 467.963.000,- realisasi Rp
377.983.200,- atau 80,77% dan fisik 100%.
Tindaklanjut Hasil Temuan Pengawasan
Pemerintah Aceh melalui Inspektorat Aceh telah melakukan
monitoring/pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan Perwakilan BPK –
RI, Inspektorat Jenderal Departemen Dalam Negeri, Irjen Departmen Teknis
dan Kementerian/Lembaga, dan hasil pemeriksaan Inspektorat Aceh pada
Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) dan 23 Kabupaten/Kota. Anggaran
yang disediakan Rp 372.625.000,- realisasi Rp 279.017.000,- atau 59,04%
dan fisik 100%.
Koordinasi Pengawasan yang lebih Konprehensif
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
193
Pemerintah Aceh Melalui Inspektorat Aceh telah melakukan:
1. Rapat Koordinasi mengidentifikasi Daftar Objek Pemeriksaan pada 23
kabupaten/kota dan pembahasan Program Kerja Pengawasan Tahunan
(PKPT) di Aceh Barat pada tanggal 14 s/d 16 Oktober 2009.
2. Secara berkala melakukan pembinaan pengawasan pada Inspektorat
Kabupaten/Kota.
3. Menghadiri rapat evaluasi dengan Inspektorat Jenderal Departemen
Dalam Negeri di Jakarta dan Rapat koordinasi tingkat Nasional di
Jakarta.
4. Menghadiri Rapat Koordinasi pembahasan Program Kerja Pengawasan
Tahunan bersama Inspektorat Jenderal Departemen Dalam Negeri dan
Departemen lain serta Kementrian/Lembaga yang dilaksanakan pada
tanggal 23 s/d 25 November 2009 di Jakarta.
Anggaran yang disediakan Rp 349.838.700,- realisasi Rp 160.089.700,- atau
45,76% dan fisik 100%.
5. Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur
Pengawasan
Pelatihan Teknis Pengawasan dan Penilaian Akuntabilitas Kinerja
Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk bimbingan teknis pemeriksaan tugas
pokok dan fungsi yang dilaksanakan di Banda Aceh dari tanggal 27 s/d 31
Oktober 2009 jumlah peserta 100 orang (37 orang dari Inspektorat Aceh dan
63 orang dari Inspektorat Kabupaten/Kota se Aceh). Bimtek tersebut
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi aparat pengawas
internal pemerintah di lingkunan inspektorat Aceh dan Kabupaten/Kota.
Narasumber bimtek ini pejabat dari Inspektorat Jenderal Departemen dalam
Negeri dan Inspektorat Aceh.
Anggaran yang disediakan Rp 266.550.000,- realisasi Rp 230.915.200,- atau
86,63 % dan fisik 100%.
Realisasi Anggaran
Inspektorat Aceh dialokasikan anggaran sebesar Rp 24.416.767.000,- realisasi
sebesar Rp 19.533.733.585,- atau 80,00% dan fisik 90,43%.
C. Permasalahan dan Solusi
Adapun permasalahan yang dihadapi terutama berhubungan dengan kualitas
aparatur dalam melaksanakan tugas-tugas pengawasan serta kurangnya tenaga
pengawas. Dari segi kualitas menyangkut pada pembinaan karir mulai dari
rekruitment, mutasi, kesejahteraan serta reward dan punishment. Di samping itu
permasalahan yang lain yaitu terbatasnya instrumen yang mendukung sikap
intregritas dan independensi aparatur pengawasan. Faktor lain yang masih
menjadi kendala adalah tingkat kedisiplinan aparatur yang masih rendah untuk
melaksanakan tugas-tugas pengawasan. Hal ini terjadi sangat mungkin
dipengaruhi oleh faktor-faktor hubungan emosional (related party transaction)
antara aparatur pengawasan dengan pelaksana kegiatan.
Solusinya:
Setelah mengidentifikasi permasalahan-permasalahan itu, adanya pola
pembinaan karir yang jelas, peningkatan tingkat kesejahteraan dan pemberian
reward bagi yang berprestasi serta punishment bagi yang melanggar serta
penambahan tenaga pemeriksa yang berkualitas merupakan solusi yang mungkin
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
194
dapat membantu disamping penyediaan anggaran yang cukup bagi Institusi
Pengawasan. Selain itu, adanya seleksi kembali tenaga pemeriksa/auditor yang
ada sehingga mendapatkan pemeriksa yang profesional, berintegritas tinggi,
bermoral, berwibawa dan berdisiplin. Menjalin kerjasama dengan
akademisi/lembaga teknis serta penyediaan tenaga ahli bidang pengawasan juga
merupakan solusi untuk mendidik aparat pengawas fungsional menjadi yang
lebih baik dan berwawasan.
Kantor Penghubung Pemerintah Aceh
A. Program dan Kegiatan
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
a) Penyediaan jasa surat menyurat;
b) Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik;
c) Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional;
d) Penyediaan jasa kebersihan kantor;
e) Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja;
f) Penyediaan alat tulis kantor;
g) Penyediaan barang cetakan dan penggandaan;
h) Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan;
i) Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor;
j) Penyediaan peralatan rumah tangga;
k) Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan;
l) Penyediaan makanan dan minuman;
m) Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke daerah.
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
a) Pembangunan gedung Mess;
b) Pemeliharaan rutin/berkala rumah dinas;
c) Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor;
d) Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/ operasional;
e) Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor;
f) Pemeliharaan rutin/berkala peralatan kantor.
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Kegiatan ini berupa Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya
4. Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil
Kepala Daerah
Kegiatan ini berupa Peningkatan Pelayanan/ penunjang operasioanal Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah
5. Program Peningkatan Pelayanan Masyarakat di Luar Daerah
Kegiatan ini berupa Fasilitasi pelayanan masyarakat Aceh di Jakarta dan
sekitarnya
6. Program Pagelaran Seni Budaya Daerah
Kegiatan ini berupa Pagelaran seni budaya Aceh
B. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Anggaran yang disediakan Rp 26.382.363.000,- realisasi Rp 14.692.826.911,-
atau 55,69% dan fisik 59,08%.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
195
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Telah dilaksanakan dalam bentuk pengadaan pakaian dinas beserta
perlengkapannya
Anggaran yang disediakan Rp 26.800.000,- realisasi Rp 26.800.000,- atau
100% dan fisik 100%.
Pelaksanaan pembangunan gedung mess Aceh
Proses pengurusan ijin-ijin belum seluruhnya bisa diselesaikan sampai
berakhirnya tahun anggaran 2009 akibat adanya protes warga di sekitar
lokasi. Pekerjaan juga tidak bisa dilaksanakan pada malam hari sehingga
tidak bisa dipercepat pelaksanaannya.
Anggaran yang disediakan Rp 21.520.071.295,- keuangan Rp
10.922.118.014,- atau 49,25% dan fisik 52,15%.
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Telah dilaksanakan dalam rangka peningkatan kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM) melalui Pendidikan dan Pelatihan formal. Anggaran yang
disediakan Rp 45.000.000,- realisasi Rp 44.750.000,- atau 99,44% dan fisik
100%.
4. Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil
Kepala Daerah
Telah dilaksanakan dalam rangka meningkatkan pelayanan operasional
Kepala dan Wakil Kepala Daerah. Anggaran yang disediakan Rp
555.360.000,- realisasi Rp 109.626.650,- atau 19,74%.
5. Program Peningkatan Pelayanan Masyarakat di Luar Daerah
Kegiatan ini bertujuan untuk mengfasilitasi masyarakat Aceh yang berada di
Jakarta. Anggaran yang disediakan Rp 257.800.000,- realisasi Rp
249.444.474,- atau 96,75% dan fisik 100%.
6. Program Pageralan Seni Budaya Daerah
Kegiatan ini bertujuan untuk mempromosikan seni dan budaya Aceh baik di
tingkat nasional maupun Internasional. Anggaran yang disediakan Rp
502.500.000,- realisasi Rp 452.500.000,- atau 90,05% dan fisik 100%.
Realisasi Anggaran
Kantor Penghubung Pemerintah Aceh dialokasikan anggaran sebesar Rp
28.489.827.000,- realisasi Rp 16.593.630.911,- atau 58,24% dan fisik 61,39%.
C. Permasalahan dan Solusi
Permasalahannya adalah:
- Pengurusan IMB Pembangunan Gedung Mess Aceh memerlukan tahapan
pengurusan ijin yang panjang, dikarenakan adanya pengaduan peserta tender
kepada Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) terhadap pelelangan
yang dilakukan. Masyarakat sekitar lokasi pembangunan meminta agar
kegiatan jangan dilakukan di atas jam 20.00 WIB. Hal ini menyebabkan
konsentrasi dalam pelaksanaan pekerjaan tidak fokus.
- Kegiatan Asistensi Gubernur: lebih maksimalkan kegiatan Asistensi Kepala
Daerah oleh Tim yang sudah dibentuk, seperti mendampingi kegiatan kepala
daerah atau wakil baik itu di dalam daerah maupun ke luar daerah. Dan
elakukan rapat-rapat koordinasi tim di kantor Penghubung Pemerintah Aceh.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
196
Solusi:
- Pengaduan peserta tender telah diproses oleh KPPU dan sampai saat ini tidak
ditemukan adanya pelanggaran yang dilakukan dalam proses pelelangan
tersebut.
Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
A. Program dan Kegiatan
Urusan otonomi daerah pada Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
sebagai berikut:
1. Program Fasilitas Pindah/PurnaTugas PNS
Kegiatan ini berupa Pemindahan Tugas PNS
2. Program Pembinaan, Pengembangan dan Kesejahteraan Aparatur
a) Pembinaan Disiplin PNS;
b) Pemberian Penghargaan dan Kesejateraan PNS;
c) Pelaksanaan DP-3, Cuti, Askes dan Taspen;
d) Pelaksanaan BAPERTARUM bagi PNS;
e) Rapat Koordinasi Bidang Kepegawaian;
f) Pelaksanaan Rekruitment dan Seleksi Calon Praja IPDN;
g) Pelaksanaan Rekruitment, Seleksi dan Pengangkatan CPNSD;
h) Pelaksanaan Ujian Dinas;
i) Penataan Mutasi Jabatan Struktural dan Fungsional;
j) Pembinaan KORPRI Prov.NAD;
k) Pengelolaan, Penataan Dosir Kepegawaian PNS;
l) Pembangunan/Pengembangan Simpeg bagi PNS Daerah;
m) Pembuatan Kartu Elektronik PNS.
3. Program Pendidikan Kedinasan
a) Pendidikan dan Pelatihan Teknis;
b) Pendidikan Penjenjangan Struktural;
c) Peningkatan Ketrampilan dan Profesionalisme.
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur
a) Pendidikan dan pelatihan prajabatan bagi calon PNS Daerah;
b) Pendidikan dan Pelatihan Fungsional bagi PNS Daerah.
5. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
a) Penataan Sistem Adm. Kenaikan Pangkat Otomatis PNS;
b) Proses Penanganan Kasus-Kasus Pelanggaran Disiplin PNS;
c) Pemberian Bantuan Tugas Belajar dan Ikatan Dinas;
d) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan;
e) Pelaksanaan Pendataan Pejabat Fungsional.
B. Realisasi Pelaksanaan Program Dan Kegiatan
1. Program Fasilitas Pindah/PurnaTugas PNS
Pemindahan Tugas PNS
Sasaran yang ingin dicapai dari program ini adalah tertatanya penempatan
pegawai. Proses pemindahan tugas PNS dilakukan secara terus menerus dan
berkesinambungan baik mutasi antar Kabupaten/Kota, antar Kabupaten/Kota
ke Provinsi maupun antar Provinsi dengan menggunakan sumber dana dari
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Aceh. Rata-rata jumlah berkas mutasi
yang masuk sebanyak 220 berkas perbulannya, baik tenaga kesehatan, guru
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
197
dan tenaga administrasi. Anggaran yang disediakan Rp 46.900.000,-
realisasi Rp 43.889.750,- atau 93,60% dan fisik 100%.
2. Program Pembinaan, Pengembangan dan Kesejahteraan Aparatur
Pembinaan Disiplin PNS
Sasaran dari kegiatan ini adalah pengelolaan kepegawaian di lingkungan
Provinsi dan Kabupaten/Kota. Kegiatan ini dilaksanakan meliputi:
Sosialisasi dalam rangka pembinaan disiplin dan netralitas PNS dalam
pemilu legislatif dan Capres/Cawapres
Memproses dan mengeluarkan SK Pemberhentian PNS
Rekapitulasi absen dari dinas/badan.
Anggaran yang disediakan Rp 416.470.000,- realisasi Rp 284.750.500,- atau
68,37% dan fisik 71,62%.
Pemberian Penghargaan dan Kesejateraan PNS
Sasaran dari kegiatan ini adalah adanya peningkatan kesejahteraan PNS.
Pada tanggal 20 Juli 2009 ini telah diberikan bantuan penghargaan SKLS
(30, 20 dan 10 tahun) sebanyak 33 orang PNS yang berasal dari
Dinas/Badan/Lembaga Daerah di lingkungan Pemerintah Aceh dan pada
tanggal 20 September 2009 telah diberikan bantuan pensiun sebanyak 100
orang PNS Pensiun dan santunan kematian suami/istri, anak dan orang
tua/mertua PNS terhadap 143 orang. Anggaran yang disediakan Rp
986.700.000,- realisasi Rp 896.993.750,- atau 90,90% dan fisik 100%.
Pelaksanaan BAPERTARUM bagi PNS
kegiatan Sosialisasi Bapetarum dilaksanakan pada tanggal 9 sampai dengan
10 Juni 2009 dengan menggunakan dana dari anggaran APBA. Kegiatan ini
diikuti oleh 60 orang peserta dari seluruh Kabupaten/Kota se Aceh. Sasaran
dari kegiatan ini adalah adanya pemenuhan hak-hak pegawai. Anggaran
yang disediakan Rp 144.715.000,- realisasi Rp 130.873.000,- atau 90,43%
dan fisik 100%.
Rapat Koordinasi Bidang Kepegawaian
Agar adanya sinkronisasi dalam manajemen kepegawaian dan kediklatan
antara pejabat pengelola kepegawaian dan kediklatan Kabupaten/Kota dan
Provinsi, telah dilaksanakan 3 (tiga) kali rapat koordinasi yang bertempat di
Sultan Hotel Banda Aceh. Anggaran yang disediakan Rp 660.600.000,-
realisasi Rp 578.599.000,- atau 87,58% dan fisik 100%.
Pelaksanaan Rekruitment dan Seleksi Calon Praja IPDN
Kegiatan ini dilaksanakan dengan menggunakan anggaran APBA sesuai
dengan Surat Menteri Dalam Negeri No.892.1/1344/SJ tanggal 20 April
2009. Anggaran yang disediakan Rp 314.462.000,- realisasi Rp
288.811.930,- atau 91,84% dan fisik 100%.
Pelaksanaan Rekrutmen, Seleksi dan Pengangkatan CPNSD
Melalui kegiatan ini dengan menggunakan anggaran APBA untuk memiliki
kebutuhan PNS sesuai kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan dalam
mempercepat pelayanan kepada masyarakat, pada tanggal 6 Desember 2009
dilakukan ujian seleksi CPNSD yang diikuti oleh 2.074 orang peserta dari
2.669 pelamar yang masuk. Anggaran yang disediakan Rp 492.908.000,-
realisasi Rp 408.535.669,- atau 82,88% dan fisik 100%.
Pelaksanaan Ujian Dinas
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
198
Untuk memenuhi persyaratan kenaikan pangkat dan penyesuaian ijazah PNS,
pada tanggal 7 Juni 2009 telah dilakukan ujian dinas dengan jumlah peserta
ujian penyesuaian pangkat sebanyak 642 orang, ujian dinas sebanyak 2
orang, UPKP SLTP sebanyak 5 orang, UPKP S2 sebanyak 16 orang, UPKP
D3 sebanyak 27 orang, UPKP SLTA sebanyak 187 orang, UD-II sebanyak
329 orang dan UD-I sebanyak 386 orang. Hasil dari pelakasanaan ujian dinas
ini ditetapkan dengan Keputusan Gubernur Aceh Nomor Peg. 864/255/2009
tanggal 7 Agustus 2009 tentang Penetapan Kelulusan Peserta Ujian Dinas
Tingkat I dan II serta Ujian Penyesuaian Kenaikan Pangkat periode 1
Oktober 2009 di Lingkungan Pemerintah Aceh. Anggaran yang disediakan
Rp 120.358.000,- realisasi Rp 115.018.100,- atau 95,56% dan fisik 100%.
Penataan Mutasi Jabatan Struktural dan Fungsional
Telah dilaksanakan dalam bentuk pelantikan Pejabat Eselon III dan IV pada
tanggal 3 Juni 2009 di Anjong Mon Mata Banda Aceh. Tujuan dari kegiatan
ini adalah agar adanya penempatan PNS sesuai dengan disiplin ilmu.
Anggaran yang disediakan Rp 164.952.000,- realisasi Rp 136.943.475,- atau
83,02% dan fisik 95,00%.
Pembinaan KORPRI Pemerintah Aceh
Telah dilaksanakan dalam bentuk pembinaan KORPRI Aceh yang bertujuan
untuk meningkatkan integritas, kreativitas dan produktivitas KORPRI Aceh.
Anggaran yang disediakan Rp 821.551.080,- realisasi Rp 772.529.143,- atau
94,03% dan fisik 100%.
Pengelolaan, Penataan Dosir Kepegawaian PNS
Telah dilakukan penataan berkas arsip kepegawaian Kabupaten/Kota dan
Pemerintah Aceh oleh petugas tenaga tukang/operator/asisten, lembur PNS
dalam rangka penataan dosier PNS, pemindahan lemari arsip dan berkas
arsip dari kantor Satpol PP ke BKPP Aceh, pengumpulan dosier dan DRH ke
Kabupaten/Kota dan konsultasi tentang arsip ke BKN Jakarta, BKN Medan,
Depdagri, Badan Arsip Nasional Jakarta. Anggaran yang disediakan Rp
278.200.000,- realisasi Rp 263.609.800,- atau 94,75% dan fisik 100%.
Pembangunan/Pengembangan Simpeg bagi PNS Daerah
Telah dilakukan dalam bentuk pemeliharaan jaringan LAN BKPP Aceh agar
adanya interkoneksi antar Bidang, penyediaan aplikasi penerimaan CPNS,
Upgrade website BKPP.nad.go.id, Upgrade aplikasi Simpeg untuk 9
Kab/Kota, Pembangunan dan Konversi Database Simpeg untuk 14 Kab/Kota,
Peremajaan dan Update data PNS Pemerintah Aceh dan Kab/Kota serta
adanya buku data pejabat struktural, data DUK PNS gol. IV/a ke atas, buku
rekapitulasi data PNS Pemerintah Aceh dan buku data pendidikan PNS.
Selain itu juga dilakukan instalasi database dan aplikasi Simpeg ke 23
Kabupaten/Kota pada tanggal 10 November sampai dengan 11 Desember
2009 serta pemantapan jaringan SAPK dan konversi database ke BKN
Medan dan Jakarta. Anggaran yang disediakan Rp 403.605.000,- realisasi
Rp 396.658.000,- atau 98,27% dan fisik 100%.
Pembuatan Kartu Elektronik PNS
Telah tersedianya Kartu Pegawai Negeri Sipil Elektronik (KPE) yang
multifungsi, melalui kegiatan ini telah dilakukan pengambilan foto dan sidak
jari bagi PNS Pemerintah Aceh yang pada tahap pertama belum dilakukan
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
199
pemotretan. Anggaran yang disediakan Rp 49.000.000,- realisasi Rp
46.999.600,- atau 95,91% dan fisik 100%.
3. Program Pendidikan Kedinasan
Pendidikan dan Pelatihan Teknis
Sasaran dari kegiatan ini adalah meningkatnya SDM Aparatur Pemerintah
Aceh. melalui kegiatan ini telah dilakukan beberapa diklat teknis yang
diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan ketrampilan teknis dalam
rangka meningkatkan kompetensi aparatur Aceh, yaitu: Pelatihan dan Ujian
Nasional Sertifikasi Keahlian Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Diklat
Analisis Kepegawaian Terampil, Diklat Penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran SKPD, Diklat Penyusunan Kontrak & Dokumen Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah, Diklat TOT Outbond dan Regular English Course
(REC). Anggaran yang disediakan Rp 1.032.909.500,- realisasi Rp
741.832.500,- atau 71,82% dan fisik 100%.
Pendidikan Penjenjangan Struktural
sasaran kegiatan ini sebagai upaya mempersiapkan aparatur yang memiliki
kompetensi untuk menduduki jabatan eselon III dan IV dan telah dilakukan
beberapa diklat kepemimpinan tingkat III dan tingkat IV. Anggaran yang
disediakan Rp 1.606.030.000,- realisasi Rp 1.434.752.600,- atau 89,33% dan
fisik 100%.
Peningkatan Ketrampilan dan Profesionalisme
Sasaran kegiatan ini untuk meningkatkan SDM Aparatur Pemerintah Aceh
dengan mengikutsertakan 51 orang PNS yang berasal dari lingkungan
Pemerintah Aceh untuk mengikuti kursus-kursus singkat, workshop,
pelatihan, bimtek ke luar daerah. Selain itu juga dilakukan upaya pengusulan
akreditasi BKPP Aceh sebagai lembaga diklat. Anggaran yang disediakan
Rp 849.611.799,- realisasi Rp 678.475.500,- atau 79,85% dan fisik 100%.
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan bagi Calon PNS Daerah
Telah dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kualitas pemahaman
aparatur untuk memenuhi persyaratan pengangkatan PNS 100%, serta
dilakukan beberapa diklat prajabatan gol I, II dan III untuk Ex. Honorer.
Anggaran yang disediakan Rp 1.578.666.000,- realisasi Rp 1.340.612.800,-
atau 84,92% dan fisik 100%.
Pendidikan dan Pelatihan Fungsional bagi PNS Daerah
Telah dilaksanakan diklat fungsional sebagai salah satu diklat unggulan
untuk mempersiapkan PNS dalam karier sebagai pejabat fungsional dalam
rangka mengantisipasi efisiensi dan restrukturisasi Pemerintah Daerah.
Anggaran yang disediakan Rp 961.734.000,- realisasi Rp 850.222.000,- atau
88,40% dan fisik 100%.
5. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
Penataan Sistem Administrasi Kenaikan Pangkat Otomatis PNS
Pelaksanaan kegiatan ini terdiri dari: (1) kenaikan pangkat periode 1 April
2009 dilaksanakan secara terpadu di Banda Aceh, yang terdiri dari
penyelesaian SK pensiun, Kartu Istri, Kartu Suami, Kartu Pegawai, Nota
Persetujuam Penambahan Masa Kerja, Pencatatan Gelar dan SK CPNS
menjadi PNS (100%); (2) kenaikan pangkat periode 1 Oktober 2009 diproses
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
200
di Kantor Regional IV BKN Medan yang terdiri dari penyelesaian SK
pensiun, Kartu Istri, Kartu Suami, Kartu Pegawai, Nota Persetujuan
Penambahan Masa Kerja, Pencatatan Gelar dan Nota Persetujuan CPNS
menjadi PNS (100%) yang lebih dari dua tahun; dan (3) khusus untuk
penyelesaian SK Pensiun dan kenaikan pangkat gol/ruang IV/c ke atas proses
dilaksanakan di Badan Kepegawaian Negara dan Sekretariat Kabinet Negara
di Jakarta. Anggaran yang disediakan Rp 946.007.000,- realisasi Rp
823.150.000,- atau 87,01% dan fisik 100%.
Proses Penanganan Kasus-Kasus Pelanggaran Disiplin PNS
Sasaran kegiatan ini untuk penyelesaian masalah kepegawaian, serta
melakukan sosialisasi peraturan perkawinan dan perceraian PNS. Anggaran
yang disediakan Rp 47.400.000,- realisasi Rp 47.400.000,- atau 100% dan
fisik 100%.
Pemberian Bantuan Tugas Belajar dan Ikatan Dinas
Kegiatan ini telah dilaksanakan dalam bentuk pemberian tugas belajar
kepada 148 PNS dan ikatan dinas sebanyak 61 PNS. Dengan tujuan untuk
meningkatkan sumber daya manusia aparatur pemerintah. Anggaran yang
disediakan Rp 6.291.900.000,- realisasi Rp 6.016.657.000,- atau 95,62% dan
fisik 100%.
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
Melalui kegiatan ini telah dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap
pelaksanaan kegiatan BKPP Aceh untuk menyusun laporan pelaksanaan
kegiatan ataupun laporan kinerja tahun 2009. Selain itu juga telah dilakukan
monitoring dan evaluasi ke beberapa Kabupaten/Kota untuk mengetahui
manajemen pelaksanaan kediklatan dan manajemen kepegawaian
kabupaten/Kota. Anggaran yang disediakan Rp 378.528.000,- realisasi Rp
362.878.000,- atau 95,86% dan fisik 95,00%.
Pelaksanaan Pendataan Pejabat Fungsional
Kegiatan ini telah dilaksanakan dalam bentuk pembuatan buku rekapitulasi,
buku DUK, buku bezetting dan buku statistik pejabat struktural dan
fungsional Kabupaten/Kota. Pelaksanaan pendataan pejabat struktural pada
23 Kabupaten/Kota dilakukan dari tanggal 14 April sampai dengan 23 Mei
2009. Selain itu juga dilaksanakan penyelesaian singkronisasi data pejabat
struktural, fungsional dan perbaikan. Anggaran yang disediakan Rp
117.860.000,- realisasi Rp 114.806.000,- atau 97,40% dan fisik 100%.
Realisasi Anggaran
Dinas Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan, dialokasikan dana sebesar
Rp 39.929.014.000,- realisasi Rp 36.218.583.722,- atau 90,71% dan fisik
96,72%.
C. Permasalahan dan Solusi
- Adanya pemangkasan jumlah pagu anggaran menyebabkan pelaksanaan
beberapa program dan kegiatan tidak optimal.
- Adanya keterlambatan dalam proses penyelesaian di BKN Pusat sehingga SK
pangkat dan gol IV/c ke atas diterima tidak tepat waktu.
- Masih adanya pejabat struktural yang tidak memenuhi panggilan untuk
mengikuti diklat struktural dengan berbagai alasan.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
201
Solusi :
- Meningkatkan koordinasi antar instansi yang terkait dengan anggaran,
sehingga penetapan pagu anggaran untuk tahun selanjutnya dapat diusahakan
sesuai dengan kebutuhan dan volume kegiatan.
- Meningkatkan koordinasi dengan BKN Pusat sehingga penyelesaian SK
pangkat untuk tahun selanjutnya dapat diselesaikan tepat waktu.
- Pemberian teguran/sanksi yang tegas terhadap pejabat struktural yang tidak
memenuhi panggilan untuk mengikuti diklat struktural.
Dinas Syariat Islam
A. Program dan Kegiatan
Urusan otonomi daerah yang dilaksanakan oleh Dinas Syariat Islam Aceh sebagai
berikut:
1. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Kegiatan ini berupa Pendidikan dan Pelatihan Formal
2. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan
Kegiatan ini berupa Penyusunan Rencana Kerja Peraturan Perundang-
undangan
3. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Kegiatan ini berupa Pengadaan Sarana dan Prasarana Peribadatan dan Baitul
Asyi
4. Program Peningkatan Pelayanan Kehidupan Beragama
Kegiatan ini berupa Pembinaan Iman Hafidh pada Mesjid Agung
Kabupaten/Kota dalam Provinsi.
5. Program Pembinaan Syariat Islam
a) Pemasyarakatan dan Penyebaran Informasi Syariat Islam 1 Paket;
b) Rapat Koordinasi Pelaksanaan Syariat Islam;
c) Pembinaan dan Koordinasi Operasional Dai Wilayah Perbatasan dan
Daerah Terpencil;
d) Pelatihan Peningkatan Kapasitas Imum Meunasah dalam Pelaksanaan
Syariat Islam;
e) Pembinaan Gampong Percontohan Bersyariat Islam.
6. Program Pembinaan Lembaga Sosial Keagamaan
a) Bimbingan Teknis Tenaga Pelatih/Juri Tilawatil Quran;
b) Pembinaan LPPTKA dan Pelatihan Tutor TKA, TPA dan TQA;
c) Penentuan Hisab dan Rukyat.
7. Program Pengembangan dan Pemberdayaan Peradilan Syariah
a) Penunjang Sarana dan Prasarana Operasional Mahkamah Syar‟iyah;
b) Penyuluhan Qanun Bidang Syariat Islam.
B. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
1. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Pendidikan dan Pelatihan Formal Telah dilaksanakan dalam bentuk pelatihan bimbingan tehnis dan ujian
sertifikasi keahlian pengelolaan barang/jasa pemerintah. Hasilnya tersedia
SDM yang telah memenuhi persyaratan dalam panitia pengadaan barang
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
202
dan jasa sebanyak 5 orang. Anggaran yang disediakan Rp 85.000.000,-
realisasi Rp 1.380.000,- atau 1,62% dan fisik 30,00%.
2. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan
Penyusunan Rencana Kerja Peraturan Perundang-undangan
Telah tersusunnya Rancangan Qanun tentang Imuem Gampong dan
Rancangan Qanun tentang Pendirian Rumah Ibadah. Untuk sosialisasi qanun
dilaksanakan pada 5 kabupaten/kota atau daerah perbatasan yaitu Kabupaten
Aceh Jaya, Kabupaten Aceh Singkil, Kaupaten Aceh Tenggara, Kabupaten
Bener Meriah dan Kota Subulussalam. Kegiatan penyuluhan qanun Syariat
Islam dilaksanakan di 3 Kabupaten/Kota yaitu Kabupaten Aceh Jaya,
Kabupaten Aceh Barat Daya dan Kota Subulussalam. Sedangkan Sosialisasi
ekonomi Islam dilaksanakan di 3 (empat) Kabupaten/Kota yaitu Kabupaten
Aceh Tamiang, Kabupaten Aceh Barat dan Kota Subulussalam.
Terlaksananya Penyuluhan Agama Islam dan Sosialisasi Qanun Syariat Islam,
sasaran tersampaikannya kepada masyarakat luas rencana kerja pelaksanaan
Syariat Islam serta penerapannya, aspek-aspek yang akan diamalkan dan
cakupannya. Terpahaminya pekerjaan yang akan dilakukan serta manfaat-
manfaatnya, sehingga pelaksanaan Syariat Islam dianggap sebagai upaya
yang menyejukkan.
Anggaran yang disediakan Rp 841.330.000,- realisasi Rp 677.211.500,- atau
80,49% dan fisik 100%.
3. Program Peningkatan Sarana dan Prasana
Pengadaan Sarana dan Prasarana Peribadatan dan Baitul Asyi
Telah dilaksanakan pengadaan dan penyaluran sarana peribadatan mesjid,
meunasah dan TPA dalam Provinsi Aceh, berupa antara lain jam waktu
shalat, sajadah, buku metode iqra‟ dan pengeras suara.
Dalam Program ini ada kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan berupa
pengadaan buku perpustakaan untuk mesjid, TPA dan mushala dalam Kota
Langsa yang bersumber dari TDBH Migas disebabkan kegiatan ini
merupakan wewenang pengguna anggaran pada Dinas Syariat Islam Kota
Langsa. Begitu juga dengan Kegiatan Sarana dan Prasarana Ibadah Untuk
Mesjid Desa Pasi Kecamatan Lhong Aceh Besar yag bersumber dari dana
OTSUS disebabkan kegiatan ini merupakan wewenang pengguna anggaran
pada Dinas Syariat Islam Kabupaten Aceh Besar.
Sedangkan yang bersumber dari dana reguler yaitu kegiatan pengadaan
mukena sebanyak 25.661 lembar, pengadaan jilbab sebanyak 15.000 lembar,
pengadaan kain sarung sebanyak 53.124 lembar, Pengadaan Jilbab Besar
sebanyak 1.500 lembar, Pengadaan Sajadah Biasa sebanyak 3.749 lembar,
pengadaan baju majlis taklim 1.720 stel dan pengadaan pakaian Imuem
Mesjid sebanyak 517 Stel. Hal ini disebabkan oleh bantuan tersebut
diperuntukkan untuk fakir miskin dan kaum dhuafa.
Anggaran yang disediakan Rp 12.573.395.000,- realisasi Rp 4.480.545.454,-
atau 35,64% dan fisik 56,00%.
4. Program Peningkatan Pelayanan Kehidupan Beragama
Pembinaan Iman Hafidh pada Mesjid Agung Kabupaten/Kota dalam Provinsi
Telah dilaksanakan kegiatan Pembinaan Imam Hafidh pada Mesjid Agung
Kabupaten/Kota. Hanya dilaksanakan untuk Kabupaten Aceh Besar.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
203
Anggaran yang disediakan Rp 205.000.000,- realisasi Rp 196.243.000,- atau
95,73% dan fisik 100%.
5. Program Pembinaan Syariat Islam
Pemasyarakatan dan Penyebaran Informasi Syariat Islam
Telah terselenggara Rapat Koordinasi Pelaksanaan Syariat Islam guna
menyamakan persepsi dan pandangan dalam penanganan permasalahan
hukum kawin siri (nikah liar) di tengah masyarakat. Anggaran yang
disediakan Rp 1.972.310.000,- realisasi Rp 1.741.200.000,- atau 88,28% dan
fisik 95,00%.
Rapat Koordinasi Pelaksanaan Syariat Islam
Peserta rapat koordinasi berjumlah 100 orang terdiri dari mahkamah syariah
provinsi dan kabupaten/kota, Dinas Syariat Islam kabupaten/kota dan kanwil
Depag serta Kandepag kabupaten/kota. Hasil yang telah dicapai nikah sirri
yang populer masyarakat indonesia adalah pernikahan di bawah tangan dan
atau pernikahan yang tidak dicatat oleh pegawai pencatat nikah sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan. Sedangkan
perkawinan sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya
dan kepercayaanya serta harus dicatat menurut Perundang-Undangan yang
berlaku. Perkawinan/pernikahan yang tidak dapat dibuktikan dengan akte
nikah dapat diajukan isbat nikah pada mahkamah syariah setempat, isbat
nikah yang dapat diajukan ke mahkamah Syariah terdiri dari hal-hal
berkenaan dengan:
- Adanya perkawinan dalam rangka penyelesaian perceraian
- Hilangnya akte nikah
- Adanya keraguan tentang sah atau tidaknya salah satu syarat perkawinan
- Perkawinan yang dilangsungkan sebelum berlaku Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan.
- Perkawinan yang dilaksanakan oleh mereka yang tidak terdapat halangan perkawinan menurut Undang-Undang nomor 1 tahun 1974.
- Adanya perkawinan yang dilakukan dalam kondisi darurat karena istitusi pencatat perkawinan tidak berfungsi.
Anggaran yang disediakan Rp 319.385.000,- realisasi Rp 210.236.000,- atau
63,01% dan fisik 95,00%.
Pembinaan dan Koordinasi Operasional Dai Wilayah Perbatasan dan Daerah
Terpencil
melalui kegiatan ini diharapkan terlaksananya syiar Islam di wilayah
perbatasan dengan Sumatera Utara dengan menempatkan 100 orang Da‟i di
Aceh Tamiang, Aceh Tenggara, Aceh Singkil dan Kota Subulussalam.
Anggaran yang disediakan Rp 6.757.053.000,- realisasi Rp 4.721.228.155,-
atau 69,87% dan fisik 90,00%.
Pelatihan Peningkatan Kapasitas Imum Meunasah dalam Pelaksanaan Syariat
Islam
Telah dilaksanakan dalam bentuk Pelatihan dan Pembekalan Petugas Tahjiz
Mayat yang diikuti oleh 200 orang peserta. Output dari kegiatan tersebut
meningkatnya pengetahuan bagi petugas Tahjiz Mayit. Anggaran yang
disediakan Rp 1.010.000.000,- realisasi Rp 984.318.500,- atau 97,46% dan
fisik 100%.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
204
Pembinaan Gampong Percontohan Bersyariat Islam
Telah dilaksanakan dalam bentuk pembinaan gampong percontohan
bersyariat Islam, dengan tujuan untuk menciptakan gampong berwawasan
Syariat Islam. Anggaran yang disediakan Rp 675.000.000,- realisasi Rp
606.966.258,- atau 89,92% dan fisik 90,00%.
6. Program Pembinaan Lembaga Sosial Keagamaan
Bimbingan Teknis Tenaga Pelatih/Juri Tilawatil Quran
Telah dilaksanakan dalam bentuk bimbingan teknis tenaga pelatih/juri
tilawatil quran sebanyak 50 orang, kegiatan ini dilaksanakan sebagai upaya
penyediaan tenaga pelatih kader peserta MTQ melalui pengajian tilawatil
quran di seluruh pelosok desa dan sebagai upaya penyediaan tenaga dewan
hakim MTQ di tingkat Kabupaten/Kota dan Kecamatan, sehingga diharapkan
dalam hal penilaian MTQ memiliki standarisasi yang sama di seluruh Aceh.
Anggaran yang disediakan Rp 226.885.100,- realisasi Rp 202.067.000,- atau
89,06% dan fisik 100%.
Pembinaan LPPTKA dan Pelatihan Tutor TKA, TPA dan TQA
Telah dilaksanakan dalam bentuk Pembinaan LPPTKA dan Pelatihan tutor
TKA, TPA dan TQA sebanyak 699 orang sehingga meningkatnya peran guru
TPA dan Pesantren tentang Pelaksanaan Syariat Islam. Anggaran yang
disediakan Rp 500.000.000,- realisasi Rp 448.890.000,- atau 89,78% dan
fisik 23,80%.
Penentuan Hisab dan Rukyat
Telah dilaksanakan dalam bentuk penentuan hisab dan rukyat dalam tahun
2009 antara lain hisab awal rajab, syakban, ramadhan, syawal dan zulhijjah
1430/1431 H, penentuan hisab almanak hijiriah dan waktu shalat, penentuan
koordinat tempat arah kiblat untuk mesjid se-Aceh. Anggaran yang
disediakan Rp 216.950.000,- realisasi Rp 192.899.314,- atau 88,91% dan
fisik 100%.
7. Program Pengembangan dan Pemberdayaan Peradilan Syariah
Penunjang Sarana dan Prasarana Operasional Mahkamah Syar‟iyah
Dipihak dinas hanya bersifat bantuan pada kegiatan-kegiatan tertentu
sementara operasional rutin mahkamah syariah ditunjang dengan dana APBN.
Anggaran yang disediakan Rp 936.800.000,- realisasi Rp 776.447.000,- atau
82,88% dan fisik 85,00%.
Penyuluhan Qanun Bidang Syariat Islam
Telah dilaksanakan di 18 kabupaten/kota dalam bentuk penyuluhan qanun
bidang syariat Islam (khamar, maisir dan khalwat). Peserta penyuluhan terdiri
dari unsur perbankan, pengusaha, guru, tokoh masyarakat, pemuda, apatur
gampong, tuha peut, organisasi perempuan, siswa SMU, KUA, dan dewan
pengawas syariat serta intansi terkait. Jumlah peserta setiap kegiatan 100
orang. Hasil yang dicapai bertambahnya wawasan masyarakat gampong
tentang pelaksanaan syariat Islam. Anggaran yang disediakan Rp
648.908.000,- realisasi Rp 446.456.000,- atau 65,18% dan fisik 100%.
Realisasi Anggaran
Dinas Syariat Islam, dialokasikan dana sebesar Rp 42.309.789.651,- realisasi Rp
26.844.514.752,- atau 63,45% dan fisik 77,79%.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
205
C. Permasalahan dan Solusi
Permasalahan yang dihadapi antara lain:
- Pelaksanaan Syariat Islam secara kaffah dikalangan masyarakat belum
sepenuhnya berjalan sebagaimana diharapkan, disebabkan kesiapan tenaga
pelaksana belum terpenuhi dan perangkat-perangkat hukum/qanun belum
lengkap sebagai pedoman dalam menjalankan pelaksanaan syariat Islam
secara kaffah.
- Pelaksanaan Syariat Islam di Aceh dihadapkan pada permasalahan tidak
adanya model yang dapat ditiru dan dijadikan bahan acuan, sehingga ada
tugas yang melekat pada dinas syariat Islam tidak dapat dilaksanakan secara
optimal. Demikian pula pengetahuan/persepsi masyarakat tentang Syariat
Islam tidak sama terutama dari sudut heterogenitas dan tingkat daya nalar
yang berbeda sehingga perlu waktu untuk menselaraskannya.
Solusinya:
Adapun solusi yang perlu ditempuh untuk dapat terlaksananya Syariat Islam di
Aceh antara lain yaitu perlu perlu adanya aparatur dan perangkat hukum/qanun
yang lengkap dan sempurna, sehingga dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan
tidak terkendala oleh hukum yang berlaku ditengah-tengah masyarakat.
Sekretariat Majelis Permusyawaratan Ulama
A. Program dan Kegiatan
Urusan otonomi daerah yang dilaksanakan oleh Sekretariat MPU Aceh mencakup:
1. Program Pelayanan Adm Perkantoran
a) Penyediaan jasa surat menyurat;
b) Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik;
c) Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor;
d) Penyediaan jasa kebersihan kantor;
e) Penyediaan alat tulis kantor;
f) Penyediaan barang cetakan dan pengadaan;
g) Penyediaan; komponen instalasi listrik /penerangan bangunan Kantor;
h) Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan;
i) Penyediaan makanan dan minuman;
j) Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah;
k) Penyediaan jasa dan PNS.
2. Program Peningkatan sarana dan prasarana aparatur
a) Pembangunan gedung kantor;
b) Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor;
c) Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasioanal.
3. Program peningkatan disiplin Aparatur
Kegiatan ini berupa Pengadaan Pakaian Dinas beserta perlengkapannya.
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Kegiatan ini berupa Penyusunan dan penyempurnaan Rancangan Qanun Kelembagaan perangkat Daerah dengan lembaga khusus.
5. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Kegiatan ini berupa Pembuatan ruang perpustakaan dan pengisian buku-buku
perpustakaan
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
206
6. Program Peningkatan Sumber Daya dan Para Ulama
a) Pelaksanaan Rapat-Rapat Badan Otonomi;
b) Sidang Dewan Paripurna Ulama;
c) Pengkaderan Ulama, Lokakarya, Ulama dan Umara serta Sarasehan;
d) Rapat koordinasi MPU;
e) Muzakarah masalah keagamaan;
f) Penelitian aliran Sempalan.
B. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Penyediaan jasa surat menyurat
Anggaran yang disediakan Rp 48.000.000,- realisasi Rp 663.500,- atau 1,38%
dan fisik 100%.
Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
Anggaran yang disediakan Rp 160.800.000,- realisasi Rp 93.062.713,- atau
57,87% dan fisik 100%.
Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor
Anggaran yang disediakan Rp 318.000.000,- realisasi Rp 296.250.000,- atau
93,16% dan fisik 100%.
Penyediaan jasa kebersihan kantor
Anggaran yang disediakan Rp 191.868.000,- realisasi Rp 191.100.000,- atau
99,60% dan fisik 100%.
Penyediaan alat tulis kantor
Anggaran yang disediakan Rp 29.348.500,- realisasi Rp 29.348.500,- atau
100% dan fisik 100%.
Penyediaan barang cetakan dan pengadaan
Anggaran yang disediakan Rp 83.500.000,- realisasi Rp 77.788.000,- atau
93,16% dan fisik 100%.
Penyediaan; komponen instalasi listrik/penerangan bangunan Kantor
Anggaran yang disediakan Rp 90.000.000,- realisasi Rp 89.000.000,- atau
98,89% dan fisik 100%.
Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
Anggaran yang disediakan Rp 9.075.000,- realisasi Rp 9.075.000,- atau 100%
dan fisik 100%.
Penyediaan makanan dan minuman
Anggaran yang disediakan Rp 171.280.000,- realisasi Rp 100.935.000,- atau
58,93% dan fisik 100%.
Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah
Anggaran yang disediakan Rp 693.150.000,- realisasi Rp 587.242.500,- atau
84,72% dan fisik 75,00%.
Penyediaan jasa dan PNS
Anggaran yang disediakan Rp 289.000.000,- realisasi Rp 218.936.500,- atau
75,76% dan fisik 50,00%.
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Pembangunan Gedung Kantor
Anggaran yang disediakan Rp 4.127.392.000,- realisasi Rp 2.512.095.500,-
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
207
atau 60,86% dan fisik 100%.
Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor
Anggaran yang disediakan Rp 508.797.000,- realisasi Rp 409.219.000,- atau
80,43% dan fisik 100%.
Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional
Anggaran yang disediakan Rp 52.400.000,- realisasi Rp 51.840.000,- atau
98,93% dan fisik 100%.
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya
Anggaran yang disediakan Rp 131.650.000,- realisasi Rp 108.720.000,- atau
82,58% dan fisik 100%.
4. Program Peningkatan Sumber Daya Aparatur
Penyusunan dan Penyempurnaan Rancangan Qanun Kelembagaan Perangkat
Daerah dan Lembaga Khusus
Anggaran yang disediakan Rp 20.950.000,- dengan realisasi nihil (tidak
dilaksanakan)
Bimtek Peningkatan Evektifitas Kerjasama/Kemitraan Aparatur Kehumasan
dengan Unsur Media Massa
Anggaran yang disediakan Rp 93,600.000,- realisasi Rp 93.000.000,- atau
99,36% dan fisik 100%.
5. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Pembuatan Ruang Perpustakaan dan Pengisian Buku-buku Perpustakaan
Anggaran yang disediakan Rp 50.000.000,- realisasi Rp 49.921.500,- atau
99,84% dan fisik 100%
6. Program Peningkatan Sumber Daya dan Peran Ulama
Pelaksanaan Rapat Badan Otonom
- Badan Otonom MPU Aceh terdiri dari Badan Kajian Hukum, LP-POM,
dengan Muslimat;
- Badan Kajian Hukum dan Perundang-undangan serta LP-POM tidak
terlaksana dikarenakan sebagian dari anggota menduduki jabatan strategis
pada instansi lain, sehingga pelaksanaan rapat tertunda dan juga ada yang
pindahan tugas ke luar daerah;
- Akibat dari hal tersebut maka realisasi anggaran sangat minim karena
sebagian besar kegiatan tidak terlaksana.
Anggaran yang disediakan Rp 68.192.000,- realisasi Rp 13.770.000,- atau
20,19% dan fisik 40,00%.
Sidang Dewan Paripurna Ulama (DPU)
Anggaran yang disediakan Rp 389.402.000,- realisasi Rp 254.690.900,- atau
65,41% dan fisik 100%.
Pengkaderan Ulama, Lokakarya Ulama dan Umara serta Sarasehan
Anggaran yang disediakan Rp 623.862.500,- realisasi Rp 454.826.500,- atau
72,90% dan fisik 100%.
Rapat Koordinasi MPU
Anggaran yang disediakan Rp 106.323.000,- realisasi Rp 68.470.000,- atau
64,40% dan fisik 100%.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
208
Muzakarah Masalah Keagamaan
Anggaran yang disediakan Rp 108.985.000,- realisasi Rp 48.056.000,- atau
44,09% dan fisik 100%.
Penelitian Aliran Sempalan
- Objek penelitian aliran sempalan di Aceh meliputi :
Aliran Tariqat Qadirun Yahya ( Aliran Kebun Ubi ) di Aceh Tamiang
Aliran Tgk.Harun Mahmud di Simpang Ulim Aceh Timur
Aliran Syam CS di Idi Aceh Timur
Aliran Tgk. Ahmad Silet di Kandang Aceh Utara
Aliran Baihaqri di Labuhan Haji Aceh Selatan
Aliran Ruhul Aceh di Ateuk Lamgura
- Aliran Tarikat Syathariah Qadirun Yahya yang ada di Aceh Tamiang
teryata Aliran tersebut berasal dari Sumatera Utara dan berkembang sampai
ke Sumatera Barat
- Aliran Tgk. Harun Mahmud di Simpang Ulim Aceh Timur juga masih
dalam tahap penelitian lebih lanjut.
- Sedangkan Aliran sesat lainnya juga sedang dalam proses penelitian. Oleh
karena keterbatasan waktu dan rumitnya mendapatkan data yang akurat
serta pusat aliran tersebut tersebar di Pulau Jawa dan provinsi lainnya di
sumatera maka tim peneliti belum memperolah suatu hasil penelitian yang
lengkap dan akurat. Sehingga kami tidak dapat memperoleh hasil
penelitian yang sempurna untuk di jadikan bahan kajian lebih lanjut yang
akan dibahas dalam sidang Paripurna Ulama. Maka dana yang tersedia
dalam kegiatan penelitian tidak dapat terealisasi dengan baik
- Dalam hal membuat peta dakwah hingga tahun 2008 telah terlaksana
pemetaan untuk Kabupaten Aceh Barat, Aceh Jaya, Aceh Besar, Aceh
Selatan dan Kota Banda Aceh, sedangkan dalam tahun anggaran 2009 di
laksanakan kegiatan Peta Dakwah untuk daerah Pesisir Utara meliputi
Kabupaten Pidie, Aceh Utara, Bireuen, dan Aceh Timur. Kegiatan ini
tidak terlaksana hingga selesai mengingat keterbatasan waktu dan kendala-
kendala lainnya.
- Untuk penelitian obat –obatan dan makanan yang di percayakan kepada
LP-POM MPU Aceh dari dua kegiatan penelitian dapat terlaksana hanya
satu kegiatan yang dapat dilaksanakan.
Anggaran yang disediakan Rp 500.000.000,- realisasi Rp 97.000.000,- atau
19,40% dan fisik 33,33%.
Penterjemahaan kitab ke dalam Bahasa Indonesia dan buletin MPU
- Penterjemahan kitab berbahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia sedang
dalam pelaksanaan. Untuk teralisasi hasil penterjemahan tersebut
memerlukan waktu yang cukup sehingga kesempurnaannya seperti apa
yang di harapkan.
- Dalam pelaksanaan penterjemahan memerlukan tahap-tahap tertentu,
karena setelah di terjemahkan naskahnya harus di edit oleh orang yang ahli
seterusnya baru di bawa ke percetakan unyuk di gandakan.
Anggaran yang disediakan Rp 98.350.000,- realisasi Rp 15.300.000,- atau
15,56% dan fisik 25,00%.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
209
Realisasi Anggaran
Sekretariat Majelis Permusyawaratan Ulama, dialokasikan dana sebesar Rp
16.291.273.000,- realisasi sebesar Rp 10.301.462.308,- atau 63,23% dan fisik
92,47%.
C. Permasalahan dan Solusi
Permasalahan yang dihadapi adalah:
- Sebagian jabatan stuktural di Sekretariat MPU sampai saat ini belum terisi.
- Kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Sekretariat MPU masih sangat
rendah, sehingga mempengaruhi realisasi program dan kegiatan di lembaga
tersebut.
Solusinya:
- Jabatan struktural di Sekretariat MPU segera diisi agar realisasi program dan
kegiatan pada tahun 2010 dapat berjalan tepat waktu.
- Perlu diadakannya pelatihan-pelatihan bagi staf-staf Sekretariat MPU.
Baitul Mal Aceh
A. Program dan Kegiatan Urusan Pengelolaan Pendapatan Daerah melalui Baitul Maal Aceh sebagai
berikut:
1. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Kegiatan ini berupa Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor.
2. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Kegiatan ini berupa Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Kelengkapannya.
3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Kegiatan ini berupa Pendidikan dan Pelatihan Formal.
4. Program Pembinaan Syariat Islam
a) Penyediaan Sarana dan Prasana Pendukung Baitul Mal;
b) Penyaluran Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS);
c) Sosialisasi Kesadaran Zakat.
5. Program Pembinaan Lembaga Sosial Keagamaan
a) Bimtek Baitul Mal;
b) Rapat Kerja Baitul Mal.
B. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
1. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor
Telah dilaksanakan dalam bentuk pemeliharaan perlengkapan kantor. Melalui
kegiatan ini telah terpenuhi sarana dan prasarana dalam rangka peningkatan
sarana dan prasarana aparatur. Anggaran yang disediakan Rp 102.752.204,-
realisasi Rp 91.894.500,- atau 89,43%.
2. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Kegiatan Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Kelengkapannya
Telah dilaksanakan dalam bentuk pengadaan pakaian harian pegawai. Melalui kegiatan ini telah meningkatkan disiplin aparatur. Anggaran yang disediakan
Rp 33.651.500,- realisasi Rp 33.651.500,- atau 100%.
3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Formal
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
210
pengiriman staf untuk mengikuti pelatihan dan seminar tentang pengelolaan
zakat dan harta agama lainnya di Aceh maupun luar Aceh. Anggaran yang
disediakan Rp 20.000.000,- realisasi Rp 18.350.000,- atau 91,75%.
4. Program Pembinaan Syariat Islam
Kegiatan Penyediaan Sarana dan Prasana Pendukung Baitul Mal
Telah dilaksanakan dalam bentuk belanja modal dan jasa akuntan publik.
Anggaran yang disediakan Rp 408.717.832,- realisasi Rp 342.650.000,- atau
83,84%.
Kegiatan Penyaluran Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS)
Jumlah zakat yang diterima di rekening kas daerah sampai akhir Desember
2009 (haul) sebesar Rp 3.554.736.750,- akan disalurkan kepada asnaf zakat
pada tahun 2010. Sedangkan infaq dan shadaqah yang terkumpul sebesar
Rp 19.094.618.693,-, segera disalurkan setelah peraturan yang mengatur
tentang mekanisme penyalurannya diselesaikan.
Kegiatan Sosialisasi Kesadaran Zakat
Telah dilaksanakan dalam bentuk sosialisasi kesadaran zakat dan aturan
perundang-undangannya, melalui kegiatan ini telah meningkatnya jumlah
pengumpul zakat. Anggaran yang disediakan Rp 58.400.000,- realisasi Rp
17.400.000,- atau 27,79%.
5. Program Pembinaan Lembaga Sosial Keagamaan
Kegiatan Bimtek Baitul Maal
Telah dilaksanakan dalam bentuk bimbingan teknis Baitul Maal sehingga
melalui kegiatan ini telah meningkatkan kinerja karyawan Amil Baitul Maal.
Anggaran yang disediakan Rp 106.078.725,- realisasi Rp 121.481.015,- atau
87,32%.
Kegiatan Rapat Kerja Baitul Mal
Telah dilaksanakan dalam bentuk rapat kerja Baitul Maal, sehingga melalui
kegiatan ini telah meningkatkan kinerja petugas Baitul Maal provinsi dan
kabupaten/kota. Anggaran yang disediakan Rp 188.956.700,- realisasi Rp
164.356.500,- atau 86,98%.
Realisasi Anggaran
Baitul Maal Aceh, dialokasikan dana sebesar Rp 7.163.438.000,- realisasi
sebesar Rp 2.078.627.765,- atau 29,02%.
C. Permasalahan dan Solusi
Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan Program/Kegiatan Tahun 2009,
antara lain;
- Belum adanya mekanisme keuangan yang khusus mengatur tata cara
penyaluran zakat yang merupakan Pendapatan Asli Aceh (PAA) begitu pula
infaq dan shadaqah. Akibatnya sampai saat ini zakat, infaq dan shadaqah
belum bisa disalurkan kepada asnaf zakat sebagaimana mestinya.
- Sekretariat Baitul Maal Aceh telah dilantik pada bulan Februari 2009, namun
sampai akhir tahun 2009 untuk eselonering III dan IV belum dilantik,
sehingga pelaksanaan kegiatan berjalan lambat karena hanya mengandalkan
tenaga PNS yang hanya beberapa orang saja.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
211
Solusi yang bisa ditempuh adalah:
- Hendaknya ditetapkan mekanisme keuangan khusus tata cara pengumpulan
dan penarikan zakat sebagai PAA, sehingga zakat dapat disalurkan tepat pada
waktunya.
- Hendaknya eselonering III dan IV Baitul Maal Aceh dapat segera dilantik
sehingga dapat mendukung kinerja Baitul Maal Aceh dalam mengelola
anggaran dan kegiatan lainnya.
Komisi Independen Pemilihan Aceh dan Panitia Pengawas Pemilihan Aceh
(KIP/Panwas)
A. Program dan kegiatan
Program Pemilihan Kepala Daerah dan Pemilu
Kegiatan ini berupa Kegiatan Persipan Pelaksanaan Pemilu
B. Realisasi Pelaksanaan Program dan kegiatan
Program Pemilihan Kepala Daerah dan Pemilu
Kegiatan Persiapan Pelaksanaan Pemilu, telah dilaksanakan dalam rangka
menyukseskan Pemilihan Anggota Legislatif dan Pemilihan Presiden dan wakil
Presiden di Aceh pada bulan April dan Juli 2009, dengan dana sebesar
Rp. 9.341.211.000,- dan realisasinya Rp. 5.984.045.443 atau 64,06%.
Karena biaya sosialisasi dan publikasi pemilu legislatif dan pilpres dalam bentuk
brosur, leaflet, spanduk, baliho kepada masyarakat, sebagian didanai oleh IFES
(International Foundation for Electoral Systems) USAID (United States Agency
for International Development), UNDP (United Nations Development
Programme) dan APBN, maka terjadi penghematan anggaran APBA Tahun
2009.
C. Permasalahan dan Solusi
Permasalahan antara lain:
- Pembayaran honorarium tenaga ahli/pakar dan tenaga professional tidak
dapat direalisasikan karena belum ada peraturan/payung hukum untuk
mengangkat tenaga ahli di KIP Aceh pada tahun 2009.
- Premi asuransi untuk anggota KIP Aceh tidak dapat direalisasikan karena
jumlah anggota untuk asuransi tidak mencapai 10 orang, dalam pengajuan
asuransi kesehatan harus memenuhi 10 orang/group, mengingat anggota KIP Aceh hanya 7 orang premi asuransi kesehatan menjadi kendala untuk
dicairkan.
Solusinya Adalah :
Hendaknya pada tahun 2010 jaminan kesahatan untuk anggota KIP Aceh dapat
anggarkan dalam bentuk Biaya Kesehatan Anggota KIP Aceh untuk lebih
memudahkan dalam pencairan keuangan.
21. URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh
A. Program Dan Kegiatan
Urusan Pemberdayaan Masyarakat Desa yang dilaksanakan oleh Badan
Pemberdayaan Masyarakat sebagai berikut:
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
212
1. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan
a) Kegiatan Koordinasi Pengembangan dan Pemanfaatan Teknologi Tepat
Guna (TTG);
b) Kegiatan pembinaan dan perencanaan program pemberdayaan
masyarakat;
c) Kegiatan pembinaan sosial budaya masyarakat dan pemberdayaan
kesejahteraan keluarga;
d) Kegiatan pemberdayaan masyarakat pesisir melalui pemanfaatan Sumber
Daya Alam (SDA);
e) Kegiatan Operasional dan Pelaksanaan Tekhnis Penyediaan Alokasi
Dana Gampong (ADG).
2. Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan
a) Kegiatan pembinaan dan pengembangan PKK;
b) Kegiatan pelatihan manajemen pemerintahan gampong;
c) Kegiatan pemberdayaan ekonomi keluarga dan masyarakat miskin;
d) Kegiatan Pengembangan Ekonomi Masyarakat Kemukiman (PEMK);
e) Kegiatan pembinaan unit pengaduan masyarakat dan pemantauan PKBS-
BBM.
3. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa
a) Kegiatan peningkatan partisipasi masyarakat, pengembangan
kelembagaan dan SDM Gampong/Kelurahan;
b) Kegiatan peningkatan kapasitas pemerintah mukim dan
gampong/kelurahan.
4. Program Penanggulangan Kemiskinan
a) Kegiatan perencanaan dan pemberdayaan khusus pemukiman baru
masyarakat tertinggal;
b) Kegiatan pemberdayaan usaha ekonomi produktif gampong.
B. Realisasi Pelaksanaan Program Dan Kegiatan
1. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan
Kegiatan Koordinasi Pengembangan dan Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna
(TTG):
Gelar TTG se-Aceh VII di Kabupaten Bireuen.
Gelar TTG Se-Aceh VII Tahun 2009 bertujuan untuk:
a. Memperkenalkan berbagai jenis TTG dan produksinya secara visual
kepada masyarakat, sehingga masyarakat dapat memperoleh informasi
yang cukup untuk menetapkan pilihan.
b. Menambah pengetahuan dan wawasan masyarakat tentang
perkembangan dan kemajuan teknologi serta manfaatnya dalam rangka
peningkatan mutu dan kuantitas produksi diberbagai sektor usaha.
c. Meningkatkan jangkauan pemasaran produk unggulan masyarakat dari
lingkup lokal menuju regional, nasional, bahkan internasional.
d. Meningkatkan kerjasama dan koordinasi antar instansi Pemerintah
Aceh, Pemerintah Kabupaten/Kota, dunia usaha, perguruan tinggi, dan
lain sebagainya dalam pengembangan dan penerapan TTG.
Gelar TTG Nasional XI di Pekan Baru Provinsi Riau,
Hasil yang diharapkan dari Gelar TTG Nasional XI Tahun 2009 yaitu:
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
213
a. Memberikan informasi mengenai jenis-jenis TTG hasil inovasi
masyarakat, dunia usaha, perguruan tinggi, lembaga penelitian dan
pengembangan pemerintah maupun swasta, dan lain sebagainya.
b. Meningkatnya jangkauan pemasaran produk unggulan masyarakat dari
lingkup lokal menuju regional, nasional bahkan internasional.
c. Meningkatnya komitmen Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
dalam penguatan kelembagaan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa di
daerah termasuk penguatan kelembagaan Pos Pelayanan Teknologi
Pedesaan (Posyantekdes) di Kecamatan dan Warung Teknologi
Pedesaan (Wartekdes).
d. Menyediakan informasi jenis-jenis TTG hasil inovasi masyarakat, dunia
usaha, perguruan tinggi, lembaga penelitian dan pengembangan
pemerintah maupun swasta, dan lain sebagainya, sehingga masyarakat
memperoleh informasi yang cukup dalam menetapkan pilihan teknologi
yang dibutuhkannya dan sesuai dengan kegunaan dan kemampuannya.
Sosialisasi Hak Paten Alat-alat TTG, sasaran yang ingin dicapai adalah:
a. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan peserta sosialisasi tentang
peraturan-peraturan hukum yang berlaku serta sanksi-sanksi dalam
penerapan Hak Kekayaan Intelektual.
b. Peserta Sosialisasi mengetahui prosedur dan mekanisme penerapan Hak
Kekayaan Intelektual dan masalah-masalah yang dihadapi dalam
pelaksanaan penerapan Hak Kekayaan Intelektual.
c. Peserta Sosialisasi termotivasi untuk menciptakan alat Teknologi Tepat
Guna Terbarukan dibidang produk yang menyangkut disain, proses
produksi serta pemakaian merek sendiri.
Lomba inovasi alat teknologi tepat guna (TTG) terbarukan yaitu berupa
pemberian bantuan uang pembinaan kepada 6 (enam) juara lomba inovasi
alat TTG terbarukan Aceh Tahun 2009. Sasaran yang ingin dicapai adalah:
a. Meningkatnya pemahaman Pemerintah Provinsi Aceh tentang program
pemberdayaan masyarakat melalui pemasyarakatan dan pendayagunaan
TTG dan penguatan kapasitas kelembagaan TTG;
b. Terhimpunnya jenis-jenis alat TTG hail inovasi masyarakat, dunia
usaha, sekolah-perguruan tinggi, lembaga penelitian dan pengembangan
pemerintah dan swasta;
c. Meningkatnya mutu produksi melalui pemanfaatan karya inovasi
teknologi.
Penelitian dan Pengkajian Teknologi Perdesaan di Aceh.
Ruang lingkup penelitian di fokuskan pada kegiatan: Inventarisasi TTG
Tradisional di Aceh dan Penelitian laboratorium untuk menghasilkan alat
TTG yaitu: 1. Desain prototipe mesin pengupas biji melinjo pengumpan
kontinue, 2. Rancang bangun mesin granulator untuk produksi pupuk
organik granul. Sasaran yang ingin dicapai adalah:
a. Melahirkan kesamaan visi, misi dan strategi dalam rangka penerapan
ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mengatasi berbagai persoalan
aktual yang berkaitan dengan TTG;
b. Sosialisasi dan diseminasi peralatan TTG melalui demonstrasi dan
pameran TTG di tingkat Aceh;
c. Tersedianya sejumlah hardcopy (buku) dan softcopy (CD) yang
memuat kompilasi TTG berbasis kearifan lokal yang berguna bagi
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
214
masyarakat, pelaku usaha, peneliti serta Pemerintah Aceh dalam rangka
penyusunan kebijakan pemanfaatan TTG;
Output/Hasil penelitian dan pengkajian Teknologi Perdesaan berupa:
- Inventarisasi Teknologi Tepat Guna Tradisional di Aceh;
- Desain Prototipe Mesin Pengupas Biji Melinjo Pengumpan Kontinue;
- Rancang Bangun Mesin Granulator untuk Produksi Pupuk Organik
Granul.
Kegiatan Pos Pelayanan Teknologi Perdesaan (POSYANTEKDES)
Binaan Tahun 2009.
Penetapan posyantekdes binaan dalam rangka pengembangan dan
pendayagunaan Teknologi Tepat Guna (TTG) ditingkat Kecamatan.
Tujuan penetapan posyantekdes adalah untuk :
a. Memecahkan permasalahan yang dihadapi masyarakat melalui sentuhan
Teknologi Tepat Guna.
b. Memperluas kesempatan kerja, meningkatkan produksi dan pendapatan
masyarakat.
c. Memanfaatkan, mengembangkan dan menyebarluaskan pengunaan alat-
alat yang dihasilkan penemu/inovator TTG serta menerapkan teknologi
yang telah ada guna dikembangkan pada masa mendatang.
d. Meningkatkan kerja sama antar lembaga Pemerintah dan non
Pemerintah atau Lembaga Swadaya Masyarakat.
e. Meningkatkan kelompok-kelompok informasi dalam suatu bentuk
pelayanan informasi Teknologi Tepat Guna.
Anggaran yang disediakan Rp 2.120.835.000,- realisasi Rp
1.782.046.750,- atau 84,02% fisik sebesar 100 %
Kegiatan pembinaan dan perencanaan program pemberdayaan masyarakat.
Diarahkan untuk terlaksananya perencanaan dan pembinaan program
pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan yaitu dengan
tersedianya sarana dan prasarana kerja untuk pemenuhan kegiatan sebagai
berikut:
- Pembuatan RKA T.A 2009
- Laporan Keuangan SKPA
- Dokumen Penelitian Kemiskinan Masyarakat Gampong dalam Perspektif
Budaya
- Dokumen Program Kerja T.A 2009
- Dokumen Laporan Tahunan T.A 2009
- Biaya pengiriman sarana kantor gampong/kelurahan ke 96 lokasi
- Pengadaan 96 unit komputer PC lengkap untuk gampong percontohan
- Pengadaan 96 unit meja komputer untuk gampong percontohan
- Pengadaan 96 unit kursi komputer untuk gampong percontohan.
Anggaran yang disediakan Rp1.718.258.600,- realisasi Rp.1.426.136.750,-
(83,00%) dan fisik 100%
Kegiatan pembinaan sosial budaya masyarakat dan pemberdayaan
kesejahteraan keluarga.
Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan adalah:
a. Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) pada 23 SD/MI/Pesantren
di 23 Kab/Kota dengan jumlah murid 4.483 orang.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
215
b. Peringatan Bulan Bhakti Gotong Royong (BBGRM) VI dan Hari Keluarga
Nasional (Harganas) XVI Tingkat Provinsi Aceh yang dilaksanakan di
Gampong Jalan Kemukiman Teupin Batee Kecamatan Idi Rayeuk
Kabupaten Aceh Timur.
c. Rapat Koordinasi Daerah Kelompok Kerja Operasional Pos Pelayanan
Terpadu (Rakorda Pokjanal Posyandu) dalam rangka mengetahui
perkembangan Kelompok Kerja Operasional Pos Pelayanan Terpadu
(Rakorda Pokjanal Posyandu), baik di tingkat Provinsi maupun Kab/Kota
dalam melaksanakan program revitalisasi posyandu dan melakukan
advokasi kepada semua sektor dan elemen pemerintahan.
d. Gerakan Program Kesejahteraan Keluarga PKK. Dilaksanakan untuk
memberdayakan keluarga dalam meningkatkan kesejahteraan menuju
keluarga yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Berakhlak mulia dan berbudi luhur, sehat sejahtera, maju dan mandiri,
kesetaraan dan keadilan gender serta kesadaran hukum dan lingkungan.
Anggaran yang disediakan Rp 2.793.758.500,- realisasi Rp
2.575.033.435,- atau 92,17% dan fisik 100%.
Kegiatan pemberdayaan masyarakat pesisir melalui pemanfaatan Sumber
Daya Alam (SDA).
Untuk penguatan ekonomi masyarakat dengan menitik beratkan pada
pemanfaatan potensi sumber daya alam, pantai dan pesisir yang berwawasan
lingkungan yaitu :
Pemberian bantuan berupa jambo sira kepada petani garam sebanyak:
a. Type A sebanyak jumlah volume 340 unit dengan dana sebesar
Rp.3.555.380.000,-
b. Type B sebanyak jumlah volume 130 unit dengan dana sebesar
Rp.1.110.200.000,-
c. Type C sebanyak jumlah volume 130 unit dengan dana sebesar
Rp.895.700.000,-
d. Pembangunan Pintu Air jumlah volume 51 unit dengan dana sebesar
Rp.414.536.000,-
e. Pembangunan Tali Air/Parit, jumlah volume 2969 m dengan dana sebesar
Rp 1.054.208.000,-
Rincian bantuan jambo sira yang diberikan kepada petani garam di beberapa
kabupaten adalah sebagai berikut:
- Kabupaten Aceh Timur, Type A (57 unit)
- Kabupaten Aceh Utara, Type A (155 unit)
- Kabupaten Bireuen, Type A (128 unit)
- Kabupaten Pidie, Type B (65 unit)
- Kabupaten Pidie Jaya, Type B (65 unit)
- Kabupaten Pidie Jaya, Type C (70 unit)
- Kabupaten Aceh Utara, Type C (50 unit) - Kabupaten Bireun, Type C (10 unit)
Pelatihan Pengrajin Aren, dalam rangka meningkatkan pendapatan pengrajin
aren di Aceh, dengan rincian kegiatan pelatihan sebagai berikut:
- Kabupaten Aceh Besar sebanyak 40 orang peserta;
- Kabupaten Bener Meriah sebanyak 20 orang peserta;
- Kabupaten Aceh Tengah sebanyak 20 orang peserta;
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
216
- Kabupaten Gayo Lues sebanyak 20 orang peserta.
Pelatihan Peningkatan Kapasitas Keuchik/Kepala Desa dengan jumlah peserta
pelatihan 500 orang kepala desa se Aceh.
Anggaran yang disediakan Rp 11.073.059.000,- realisasi Rp 8.901.879.625,-
(80,40%) dan fisik 100%.
Operasional dan Pelaksanaan Tekhnis Penyediaan Alokasi Dana Gampong
(ADG)
Penguatan kelembagaan melalui Pelatihan Peningkatan Kapasitas dan
Ketrampilan kepada 276 orang Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Desa
(PMD) sebagai Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK) pada
tingkat Kecamatan, dan Pelatihan Manajemen Perencanaan Partisipatif
terhadap 1.250 orang Asisten Fasilitator Kecamatan dalam Provinsi Aceh.
Sosialisasi dan koordinasi program BKPG kepada Aparatur Pemerintah
Kab/Kota melalui rapat sosialisasi dalam rangka pelaksanaan program BKPG
yang terintegrasi dengan program PNPM-MP tahun 2009.
Sosialisasi kepada masyarakat secara luas melalui media massa, penerbitan
brosur dan poster-poster yang berhubungan dengan program BKPG dan
pencetakan buku Pedoman Umum tentang Pelaksanaan Bantuan Keuangan
Peumakmu Gampong (Pedum BKPG) tahun 2009.
Anggaran yang disediakan Rp 9.146.996.397,- realisasi Rp 8.267.230.126,-
atau 90,38% dan fisik 100%.
2. Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan
Kegiatan pembinaan dan pengembangan PPK
Pelatihan Peningkatan Kapasitas Unit Pengelola Kegiatan (UPK) sebanyak 60
orang dan Fasilitator Kecamatan (FK) sebanyak 249 orang diseluruh
kecamatan dalam 23 Kab/Kota. Anggaran yang disediakan Rp 953.920.000,-
realisasi Rp 779.204.000,- (81,70%) dan fisik 100%.
Kegiatan pelatihan manajemen pemerintahan gampong
Kegiatan yang telah dilakukan berupa: pelatihan aparatur desa dengan jumlah
peserta sebanyak 470 orang. Kegiatan ini diarahkan untuk meningkatkan
sumber daya manusia (SDM) aparatur pemerintahan gampong sehingga
mempunyai kemampuan dalam hal:
- Memahami pemberdayaan masyarakat dan desa
- Memahami penyelenggaraan pemerintahan gampong
- Memahami pengelolaan lembaga gampong
- Memahami perencanaan partisipatif
- Memahami komunikasi dan dedikasi
- Memahami manajemen konflik
- Memahami evaluasi dan pelaporan
- Terampil menyusun rencana kerja tindak lanjut.
Anggaran yang disediakan Rp 1.030.490.000,- realisasi Rp.968.878.050,-
atau 94,02% dan fisik 100%.
Kegiatan pemberdayaan ekonomi keluarga dan masyarakat miskin
kegiatan ini diarahkan untuk:
a. pelatihan Pemuda Ekonomi Produktif Gampong (PEPG) sebanyak 46
kelompok dari 16 Kabupaten yang dan Setiap kelompok yang telah
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
217
mengikuti pelatihan akan menerima Dana Bantuan sebesar Rp
27.500.000,-.
b. Pelatihan/bimbingan teknis pengelola usaha ekonomi gampong/kelurahan
simpan pinjam (UEG/K-SP) dan Masing-masing kelompok akan
memperoleh dana bantuan sebesar Rp 27.000.000,- yang diberikan untuk
23 kelompok di 12 Kabupaten/Kota.
Anggaran yang disediakan untuk kegiatan ini sejumlah Rp 579.225.000,-
realisasi Rp 421.773.510,- atau 72,81% dan fisik 100%.
Kegiatan Pengembangan Ekonomi Masyarakat Kemukiman (PEMK)
Pelaksanaan PEMK Tahun 2009 dalam rangka Pembinaan dan Monitoring
Program PEMK Tahun Anggaran 2008 dilakukan dibeberapa kemukiman
yaitu: kemukiman Montasik Kec. Montasik Kab. Aceh Besar; Kemukiman
Keulibeut Kec. Pidie Kab. Pidie; Kemukiman Leutueng Kec. Mane Kab.
Pidie; Kemukim: an Tgk. Chiek Di Matang Kec. Samalanga Kab. Bireuen;
Kemukiman Kuta Jeumpa Kec. Jeumpa Kab. Bireuen; Kemukiman
Matangkuli Timu Kec. Pirak Timu Kab. Aceh Utara; Kemukiman Singgah
Mata Kec. Linge Kab. Aceh Tengah; Kemukiman Bunin Kec. Serba Jadi
Kab. Aceh Timur; Kemukiman Teupin Batee Kec. Idi Rayeuk Kab. Aceh
Timur; Kemukiman Lango Kec. Pante Ceuremen Kab. Aceh Barat;
Kemukiman Batu Belayar Kec. Teupah Selatan Kab. Simeulue; Kemukiman
Batu Rundung Kec. Teupah Barat Kab. Simeulue; Kemukiman Lhok Pawoh
Kec. Sawang Kab. Aceh Selatan; Kemukiman Peunaga Kec. Gunung Meriah
Kab. Aceh Singkil; Kemukiman Setia Kec. Suaq Setia Kab. Aceh Barat
Daya; Kemukiman Cinta Maju Kec. Blang Pegayon Kab. Gayo Lues;
Kemukiman Panga Pucok Kec. Panga Kab. Aceh Jaya; Kemukiman Krueng
Neung Kec. Beutong Kab. Nagan Raya; Kemukiman Alur Jambu Kec.
Bandar Pusaka Kab. Aceh Tamiang; Kemukiman Tugu RRI Rimba Raya
Kec. Pintu Rime Gayo Kab. Bener Meriah; Kemukiman Batu-batu Kec.
Sultan Daulat Kab. Subulussalam; Kemukiman Blang Rheu Kec. Ulim Kab.
Pidie Jaya; Kemukiman Ulim Tunong Kec. Ulim Kab. Pidie Jaya.
Anggaran yang disediakan Rp 204.108.240,- realisasi Rp 203.009.200,- atau
99,46% dan fisik 100%.
Kegiatan pembinaan unit pengaduan masyarakat dan pemantauan PKBS-
BBM.
Kegiatan ini diarahkan untuk menampung pengaduan masyarakat terhadap
penyalahgunaan penyaluran bahan bakan minyak, sehingga dapat diambil
langkah-langkah pencegahan dan tindak lanjut terhadap pengaduan
masyarakat didalam penyaluran BBM.
Anggaran yang disediakan Rp 95.100.000,- realisasi Rp 51.274.800 atau
53,92% dan fisik 100%.
3. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa
Kegiatan peningkatan partisipasi masyarakat, Pengembangan kelembagaan
dan SDM Gampong/Kelurahan.
- Pelatihan Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM) dengan jumlah peserta
sebanyak 420 orang (7 angkatan) terdiri dari: tokoh pemuda 1 (satu) orang,
pengurus lembaga kemasyarakatan 1 (satu) orang, pemuka agama 1 (satu)
orang, pemuka masyarakat 1 (satu) orang dan pemuka adat 1 (satu) orang.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
218
- Pelatihan Perencanaan Partisipatif Pembangunan Masyarakat Gampong
(P3MG) jumlah peserta sebanyak 240 orang (4 angkatan) terdiri dari :
Unsur Geuchik 1 (satu) orang, Unsur Tuha Peut 2 (dua) orang, Unsur Tuha
Lapan 2 (dua) orang dan Unsur PKK 1 (satu) orang.
Anggaran yang disediakan Rp 1.744.046.000,- realisasi Rp.1.345.708.000,-
atau 77,16% dan fisik 100%.
Kegiatan peningkatan kapasitas pemerintah mukim dan gampong/ kelurahan,
berupa:
a. Pemberian insentif bagi Imum Mukim sejumlah 755 orang pada
23 Kabupaten/Kota, setiap Imum Mukim diberikan sebesar Rp 400.000,-
per bulan selama 12 bulan, dengan jumlah dana keseluruhannya sebesar
Rp 3.626.000.000,-. Insentif Imum Mukim yang tersalurkan sebanyak 754
orang pada 23 Kabupaten/Kota dengan jumlah dana keseluruhan sebesar
Rp 3.623.600.000,- sisa dana sebesar Rp 2.400.000,-. tersebut disebabkan
1 (satu) orang Imum Mukim tidak menyampaikan Surat Keputusan (SK)
Bupati tentang Pengangkatan Imum Mukim sebagai bahan atau
persyaratan penetapan pembayaran Insentif bagi Imum Mukim.
b. Perlombaan Gampong Tingkat Provinsi Aceh
Perlombaan Gampong Tingkat Provinsi, di alokasikan dana pembinaan
bagi juara perlombaan gampong tingkat provinsi Aceh sebesar Rp
210.000.000,- dengan perincian sebagai berikut:
- Juara Pertama: Gampong Gunung Putih, Kecamatan Teluk Dalam, dan
Kabupaten Simeulue. Bantuan dana pembinaan sebesar Rp 60.000.000,-
- Juara Kedua: Gampong Suka Mulia Upah, Kecamatan Banda Mulia,
dan Kabupaten Aceh Tamiang. Bantuan dana pembinaan sebesar Rp
50.000.000,-.
- Juara Ketiga: Gampong Baro, Kecamatan Langsa Lama dan Kota
Langsa
Bantuan dana pembinaan sebesar Rp 40.000.000,-
- Juara Harapan Pertama: Gampong Geuceu Kayee Jatho, Kecamatan
Banda Raya dan Kota Banda Aceh. Bantuan dana pembinaan sebesar
Rp 30.000.000,-.
- Juara Harapan Kedua: Gampong Jawa, Kecamatan Blang Keujeren dan
Kabupaten Gayo Lues. Bantuan dana pembinaan sebesar
Rp.20.000.000,-.
- Juara Harapan Ketiga: Gampong Suka Makmur, Kecamatan Simpang
Kiri, dan Kabupaten Subulussalam. Bantuan dana pembinaan sebesar
Rp 10.000.000,-
Anggaran yang disediakan untuk pelaksanakan kegiatan tersebut
sejumlah Rp 4.579.176.000,- realisasi Rp 4.563.804.200,- atau 99,66%
dan fisik 100%.
4. Program Penanggulangan Kemiskinan
Kegiatan perencanaan dan pemberdayaan khusus pemukiman baru
masyarakat tertinggal.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
219
Pemberian bantuan sarana dan prasarana dalam rangka mendukung
penyelengaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat
Mukim/Gampong tertinggal melalui sistem kerjasama langsung (Specific
Grant), pelaksanaan dilakukan dengan pola swakelola oleh masyarakat
Gampong dalam membangun dirinya sendiri.
Tujuan dilaksanakan kegiatan adalah:
a. Meningkatkan dan mengembangkan sarana dan prasarana
Mukim/Gampong sebagai pusat pemerintahan.
b. Meningkatkan peran serta pemerintahan Mukim dan Gampong dalam
pembangunan.
c. Meningkatkan kemampuan manajemen dan kelembagaan
Mukim/Gampong untuk berpartisipasi dalam pembangunan serta dapat
membangun dirinya sendiri.
d. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat Gampong.
e. Menumbuh kembangkan swadaya gotong royong masyarakat Gampong.
f. Meningkatkan pendapatan masyarakat Gampong (value income added).
Kegiatan yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut:
- Pembangunan Kantor Keuchik dan Balai Musyawarah Gampong
Samarkilang Kecamatan Samarkilang Kabupaten Aceh Tengah.
- Pembangunan Kantor Keuchik dan Balai Musyawarah Gampong Lemirah
Togra Kabupaten Gayo Lues.
- Pembangunan Kantor Keuchik dan Balai Musyawarah Gampong Kuning I
Kecamatan Bambul Kabupaten Aceh Tenggara.
- Pembangunan Kantor Keuchik dan Balai Musyawarah Gampong Lokop
Kabupaten Aceh Timur.
- Pembangunan Kantor Keuchik dan Balai Musyawarah Gampong Jambo
Papeun Kecamatan Kluet Kabupaten Aceh Selatan.
- Pembangunan Kantor Keuchik dan Balai Musyawarah Gampong Sabee
Kecamatan Simeuleu Tengah Kabupaten Simeuleu.
Untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan pada tingkat mukim dan
gampong tertinggal, diberikan sarana pendukung atau penunjang sebesar Rp
141.978.000,- dengan realisasi fisik sebesar 100% digunakan untuk
pengadaan kursi kerja, pengadaan meja kerja, pengadaan kursi tamu,
pengadaan mic sound sistem, pengadaan wayerles, dan pengadaan mesin tik.
Anggaran yang disediakan Rp 1.755.913.000,- realisasi Rp 1.729.437.900,-
(98,49%) dan fisik 100%.
Kegiatan pemberdayaan usaha ekonomi produktif gampong (UEPG)
Pemberian modal usaha kepada kepala keluarga miskin Rumah Tangga
Miskin yang produktif di 12 kabupaten dengan jumlah 120 gampong dalam
40 kecamatan. Setiap gampong/kelompok akan memperoleh dana bantuan
sebesar Rp 110.000.000,- yang di berikan kepada 10 orang dari masing-
masing kelompok yang telah mengikuti Pelatihan Teknis yang terdiri dari
perangkat desa, pengurus unit dan penerima manfaat yang diselenggarakan di
Banda Aceh.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
220
Anggaran yang disediakan Rp 2.969.786.000,- realisasi Rp 2.814.690.075,-
93,92% dan fisik 100%.
Realisasi Anggaran
Badan Pemberdayaan Masyarakat, dialokasikan dana sebesar Rp
57.038.492.000,- realisasi Rp 51.224.270.067,- atau 89,81% dan fisik 98,22%.
C. Permasalahan Dan Solusi
Adapun permasalahan yang dihadapi oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat
Aceh adalah sebagai berikut:
- Belum maksimalnya pencairan dan penyaluran Bantuan Keuangan
Peumakmue Gampong (BKPG) akibat kurangnya kapasitas dan sumber daya
manusia (SDM) aparatur gampong pada saat menyusun RPJM, APBG dan
RKPG yang merupakan persyaratan pencairan dana tahap I (pertama) yang
harus dipenuhi oleh gampong yang bersangkutan berdasarkan Peraturan
Gubernur Nomor 25 tahun 2009 Pasal 14, BAB V „Tentang Bantuan
Keuangan Peumakmue Gampong (BKPG).
- Struktur organisasi yang diatur dalam Qanun Nomor 5 Tahun 2007 tentang
struktur organisasi dan Tata Kerja Dinas tidak mendukung visi, misi dan
beban tugas BPM.
- Nomenklatur Badan Pemberdayaan Masyarakat antara Provinsi dengan
Kab/Kota belum seragam;
- Masih adanya penggabungan BPM dengan instansi lainnya di Kab/Kota;
- Kuantitas dan kualitas Pegawai dalam lingkungan BPM yang ada saat ini
belum maksimal, masih ada kualifikasi pendidikan yang belum sesuai untuk
mendukung tugas pokok dan fungsi yang ada.
Solusi yang ditawarkan adalah:
- Perlu adanya peningkatan dan pengembangan kapasitas aparatur
pemerintahan gampong secara terus menerus atau berkelanjutan (continuety),
dimulai dari pelatihan yang sitematis sampai dengan praktek lapangan
sehingga sesui dengan sasaran yang ingin dicapai.
- Untuk tercapainya visi dan misi organisasi serta efektifitas penyelenggaraan
pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan gampong perlu disatukan
kembali ke dalam wadah BPM dan perlu dilakukan revisi Qanun No.5 Tahun
2007 tentang SOTK yang semula adalah Badan Pemberdayaan Masyarakat
(BPM) menjadi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong (BPMG).
- Perlu dilakukan penyeragaman nomenklatur BPM antara provinsi dengan
kabupaten/kota sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku.
- Untuk efektifitas tugas pokok dan fungsi di bidang Pemberdayaan
Masyarakat agar segera dilakukan pemisahan tugas antara BPM dengan
Instansi yang tergabung kedalamnya.
22. URUSAN SOSIAL
Dinas Sosial
A. Program dan kegiatan
Urusan Sosial yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial sebagai berikut:
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran.
a) Penyediaan Jasa Surat Menyurat;
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
221
b) Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber daya Air dan Listrik;
c) Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan Dinas/Operasional;
d) Penyediaan Alat Tulis Kantor;
e) Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan;
f) Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor;
g) Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-Undangan;
h) Penyediaan Bahan Logistik Kantor;
i) Penyediaan makanan dan Minuman;
j) Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar daerah dan Penyediaan jasa
Pegawai Non PNS.
2. Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur a) Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya;
b) Pengadaan Peralatan Gedung Kantor;
c) Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor;
d) Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor;
e) Pemeliharaan Rutin/Berkala Meubeler.
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur a) Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya;
b) Pengadaan Pakaian Kerja Lapangan.
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur a) Pendayagunaan para penyandang cacat dan ekstrauma;
b) Bimbingan Teknis Implementasi Perundang-Undangan.
5. Program Peningkatan Kapasitas Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja Dan Keuangan a) Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Iktisar Realisasi Kinerja SKPD;
b) Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun.
6. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil Dan
Pemberdayaan Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) a) Fasilitasi Manajeman Usaha Bagi Keluarga Miskin;
b) Pelatihan keterampilan Bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial;
c) Peningkatan Kemampuan (Capacity Buillding) Petugas Pendamping Fakir
Miskin;
d) Pemberdayaan Keterampilan Berusaha Komunitas Adat Terpencil;
e) Pelatihan Keterampilan Bagi Lanjut Usia;
f) Sosialisasi Program Pemberdayaan Fakir Miskin;
g) Pelatihan Keterampilan Bagi Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE);
h) Pemberdayaan Keterampilan Bagi Keluarga Rentan;
i) Pembinaan dan Pelestarian Nilai-Nilai Kepahlawanan Keperintisan dan
Kesetiakawanan Sosial.
7. Program Pelayanan Dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial a) Peningkatan Kualitas Pelayanan Sarana dan Prasarana Rehabilitasi
Kesejahteraan Sosial bagi PMKS;
b) Penyusunan Kebijakan Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Bagi Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial;
c) Koordinasi Perumusan Kebijakan dan Sinkronisasi Pelaksanaan Upaya-
Upaya Penanggulangan Kemiskinan dan Penurunan Kesenjangan;
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
222
d) Penanganan Masalah-Masalah Strategis Yang Menyangkut Tanggap Cepat
Darurat dan Kejadian Luar Biasa;
e) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan;
f) Pendayagunaan Sumber Dana Sosial;
g) Sosialisasi Bahaya Narkoba Berbasis Masyarakat;
h) Pelatihan dan Pembinaan Anak Jalanan, Anak Terlantar, Anak Cacat
Korban Bencana;
i) Pemberdayaan dan Rehabilitasi Penyandang Cacat;
j) Peningkatan Kualitas Pelayanan Sarana dan Prasarana Rehabilitasi
Kesejahteraan Sosial Bagi Panti;
k) Pemulangan Orang Terlantar;
l) Pemberdayaan Korban Bencana Sosial Daerah Konflik (Reintegrasi)
8. Program Pembinaan Anak Terlantar a) Pengembangan Bakat dan Keterampilan Anak Terlantar;
b) Peningkatan Keterampilan Tenaga Pembinaan Anak Terlantar;
c) Pelayanan dan Perlindungan Sosial Anak.
9. Program Pembinaan Para Penyandang Cacat Trauma Kegiatan ini berupa Pendayagunaan Para Penyandang Cacat dan Eks. Trauma
10. Program Pembinaan Panti Asuhan/Panti Jompo a) Pembangunan Sarana dan Prasarana Panti Asuhan/Jompo;
b) Operasi dan Pemeliharaan Sarana dan Perasarana Panti Asuhan/Panti
Jompo;
c) Pendidikan dan Pelatihan Cacat Netra;
d) Peningkatan Sarana dan Prasarana Panti Asuhan/Panti Jompo;
e) Pendidikan dan Pelatihan Bagi Remaja Putus Sekolah;
f) Seleksi Orsos Penerima Bantuan Sosial;
g) Operasi dan Pemeliharaan Sarana Panti Bina Remaja;
h) Operasional dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Panti Anak Jalanan.
11. Program pembinaan eks. Penyandang penyakit sosial (eks. Narapidana,
psk, narkoba dan penyakit sosial lainnya) a) Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan Berusaha Bagi Eks. Penyandang
Penyakit Sosial;
b) Pemberdayaan Penyandang Penyakit Sosial;
c) Pendidikan dan Keterampilan Berusaha Bagi Gelandangan Pengemis.
12. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial a) Peningkatan Jejaring Kerjasama Pelaku-Pelaku Usaha Kesejahteraan Sosial;
b) Peningkatan Kualitas SDM Kesejahteraan Sosial Masyarakat;
c) Pengembangan Model Kelembagaan Perlindungan Sosial;
d) Fasilitasi kerjasama Usaha Antar Pemda Dengan Organisasi/Lembaga
Sosial Masyarakat;
e) Pelatihan Keterampilan Taruna Penanggulangan Bencana (TAGANA);
f) Pemberdayaan Karang Taruna;
g) Pelatihan Petugas Penyuluh Sosial dan Penyuluhan Sosial Keliling.
B. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran.
Penyediaan Jasa Surat Menyurat
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
223
merupakan kegiatan pada kantor Dinas Sosial Aceh dalam rangka administrasi
surat menyurat selama tahun 2009. Anggaran yang disediakan Rp 50.700.000,-
realisasi Rp 49.700.000,- atau 98,03% dan fisik 100%.
Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber daya Air dan Listrik
Anggaran yang disediakan Rp 407.137.160,- realisasi Rp 162.063.517,- atau
39,81% dan fisik 100%.
Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan Dinas/Operasional
Anggaran yang disediakan Rp 344.736.500,- realisasi Rp 247.400.000,- atau
71,76% dan fisik 100%.
Penyediaan Alat Tulis Kantor
Anggaran yang disediakan Rp 43.480.425,- realisasi Rp 39.774.400,- atau
91,48% dan fisik 100%.
Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan
Anggaran yang disediakan Rp 71.613.100,- realisasi Rp 60.964.000,- atau
85,13% dan fisik 100%.
Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor
Anggaran yang disediakan Rp 917.690.000,- realisasi Rp 813.928.100,- atau
88,69% dan fisik 100%.
Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-Undangan
Anggaran yang disediakan Rp 29.402.000,- realisasi Rp 29.359.000,- atau
99,85% dan fisik 100%.
Penyediaan Bahan Logistik Kantor
Anggaran yang disediakan Rp 64.530.000,- realisasi nihil. Dana tidak terpakai
karena ada kegiatan sosial kemasyarakatan sudah disandingkan atau
dilaksanakan dengan kegiatan sosial lainnya sehingga dana ini tidak
dilaksanakan
Penyediaan Makanan dan Minuman
Anggaran yang disediakan Rp 38.880.000,- realisasi Rp 38.880.000,- atau
100% dan fisik 100%.
Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar daerah
Anggaran yang disediakan Rp 552.720.000,- realisasi Rp 396.915.000,- atau
71,81% dan fisik 100%.
Penyediaan Jasa Pegawai Non PNS
merupakan kegiatan pada kantor Dinas Sosial Aceh bagi jasa pegawai kontrak
dan jasa Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) yang ada di setiap
kecamatan. Anggaran yang disediakan Rp 5.298.150.000,- realisasi Rp
5.177.900.000,- atau 97,73% dan fisik 100%.
2. Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur
Pengadaan perlengkapan gedung kantor
Anggaran yang disediakan Rp 29.220.000,- realisasi Rp 27.380.000,- atau
93,70% dan fisik 100%.
Pengadaan Peralatan Gedung Kantor
Anggaran yang disediakan Rp 194.950.000,- realisasi Rp 190.230.000,- atau
97,58% dan fisik 100%.
Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
224
Anggaran yang disediakan Rp 867.706.590,- realisasi Rp 864.961.500,- atau
99,68% dan fisik 100%.
Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor
Anggaran yang disediakan Rp 88.000.000,- realisasi Rp 47.275.000,- atau
53,72% dan fisik 100%.
Pemeliharaan Rutin/Berkala Meubeler
Anggaran yang disediakan Rp 15.500.000,- realisasi Rp 8.400.000,- atau
54,19% dan fisik 100%.
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya
Anggaran yang disediakan Rp 121.500.000,- realisasi Rp 93.237.000,- atau
76,74% dan fisik 100%.
Pengadaan Pakaian Kerja Lapangan
Anggaran yang disediakan Rp 18.000.000,- realisasi Rp 17.982.000,- atau
99,90% dan fisik 100%.
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan
Kegiatan utama dalam rangka penyusunan draf Qanun kesejahteraan sosial
dengan hasil yang dicapai berupa naskah akademik dan draf Qanun. Anggaran
yang disediakan Rp 406.209.500,- realisasi Rp 102.518.800,- atau 25,24% dan
fisik 50%.
Bimbingan Teknis Implementasi Perundang-Undangan
kegiatan dalam rangka Bimtek peraturan keuangan APBA dan APBN dalam
lingkup internal Dinas Sosial dengan hasil yang dicapai telah tersosialisasi
Peraturan Perundang-undangan tersebut. Anggaran yang disediakan Rp
56.258.500,- realisasi Rp 48.032.000,- atau 85,38% dan fisik 100%.
5. Program Peningkatan Kapasitas Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja Dan Keuangan
Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Iktisar Realisasi Kinerja SKPA
Dilaksanakan dalam bentuk penyusunan laporan-laporan keuangan maupun
laporan. Anggaran yang disediakan Rp 54.460.000,- realisasi Rp 45.987.100,-
atau 84,44% dan fisik 100%.
Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun
Merupakan kegiatan khusus untuk menyusun laporan keuangan akhir tahun
DPA SKPA Dinas Sosial. Anggaran yang disediakan Rp 3.869.000,- realisasi
Rp 3.869.000,- atau 100%.
6. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil Dan
Pemberdayaan Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Fasilitasi Manajemen Usaha Bagi Keluarga Miskin
Merupakan kegiatan menfasilitasi dan pemberdayaan bagi penyandang
masalah kesejahteraan sosial keluarga miskin. Hasil yang di inginkan adalah
pemberdayaan keluarga miskin kearah yang lebih baik dan sejahtera. Anggaran
yang disediakan Rp 1.7160. 453.000,- realisasi Rp 1.673.326.000,- atau
97,49% dan fisik 100%.
Pelatihan keterampilan Bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
225
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memberikan modal keterampilan bagi
PMKS dengan hasil yang dicapai telah memiliki keterampilan untuk berusaha
dalam meningkatkan taraf hidupnya. Anggaran yang disediakan Rp
645.986.000,- realisasi Rp 625.064.200,- atau 96,76% dan fisik 100%.
Peningkatan Kemampuan (Capacity Buillding) Petugas Pendamping Fakir
Miskin
Merupakan kegiatan peningkatan kemampuan para petugas pendamping
Kelompok Usaha Bersama (KUBE) fakir miskin yang telah dilatih dan
diberikan modal usaha sehingga diperlukan pendampingan agar usaha mereka
berhasil dengan baik. Anggaran yang disediakan Rp 430.272.000,- realisasi Rp
420.280.500,- atau 97,68% dan fisik 100%.
Pemberdayaan Keterampilan Berusaha Komunitas Adat Terpencil
Merupakan kegiatan pemberdayaan KAT berupa pembangunan rumah tinggal,
rumah ibadah, jalan lingkungan serta pemberian jadup dan bibit tanaman usaha
yang dilaksanakan di lokasi Aceh Barat, Nagan Raya, Abdya dan Bener
Meriah. Anggaran yang disediakan Rp 20.433.410.800,- realisasi Rp
11.546.413.900,- atau 56,51% dan fisik 60%.
Pelatihan Keterampilan Bagi Lanjut Usia
kegiatan berupa pelatihan berusaha bagi lanjut usia produktif dan diberikan
modal usaha sesuai dengan kemampuan mereka. Anggaran yang disediakan Rp
888.380.000,- realisasi Rp 852.944.900,- atau 96,01% dan fisik 100%.
Sosialisasi Program Pemberdayaan Fakir Miskin
Merupakan kegiatan penyebaran informasi tentang upaya dan program yang
dilaksanakan oleh dinas sosial untuk pemberdayaan fakir miskin di Aceh.
Anggaran yang disediakan Rp 67.176.000,- realisasi Rp 59.006.000,- atau
87,84% dan fisik 100%.
Pelatihan Keterampilan Bagi Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE)
Merupakan kegiatan pemberdayaan bagi wanita rawan sosial agar terhindar
dari kegiatan yang negatif sehingga bisa memberikan keterampilan dan modal
usaha bagi kehidupan keluarga dan anak-anaknya. Anggaran yang disediakan
Rp 952.352.500,- realisasi Rp 932.260.500,- atau 97,89% dan fisik 100%.
Pemberdayaan Keterampilan Bagi Keluarga Rentan
Kegiatan ini dimaksudkan agar keluarga di Aceh yang rentan dalam
pemenuhan ekonomi keluarga memiliki akses usaha melalui kegiatan
pemberdayaan dan bimbingan dari dinas sosial sehingga keluarga mereka dapat
keluar dari kesulitan ekonomi yang pada akhirnya menjadi keluarga yang
sejahtera. Anggaran yang disediakan Rp 2.403.910.000,- realisasi Rp
2.393.480.250,- atau 99,57% dan fisik 100%.
Pembinaan dan Pelestarian Nilai-Nilai Kepahlawanan Keperintisan dan
Kesetiakawanan Sosial
Kegiatan ini antara lain peringatan hari pahlawan, ziarah, serta menyantuni
keluarga pahlawan dan perintis kemerdekaan. Anggaran yang disediakan Rp
1.942.378.000,- realisasi Rp 1.937.135.000,- atau 99,73% dan fisik 100%.
7. Program Pelayanan Dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
Peningkatan Kualitas Pelayanan Sarana dan Prasarana Rehabilitasi
Kesejahteraan Sosial bagi PMKS
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
226
Merupakan dana otsus dan TDBH yang dilaksanakan di beberapa
kabupaten/kota dengan kegiatan-kegiatan bidang sosial seperti pemberdayaan
penyandang cacat, wanita rawan sosial ekonomi, fakir miskin, anak terlantar,
eks kusta, komunitas adat terpencil, taman makam pahlawan serta penanganan
bencana alam. Sedangkan lokasi kegiatan dilaksanakan di Kabupaten Bireun,
Gayo Lues, Abdya, Singkil dan Aceh Utara Anggaran yang disediakan Rp
14.592.500.000,- realisasi Rp 10.286.147.800,- atau 70,49% dan fisik 75%.
Penyusunan Kebijakan Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Bagi Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial
Merupakan kegiatan analisa, seminar dan penjajakan usulan dalam rangka
penyusunan program bidang kesejahteraan di provinsi Aceh agar kebijakan
bidang kesejahteraan sosial tersebut dapat sesuai dengan kebutuhan masyarakat
Aceh. Anggaran yang disediakan Rp 806.000.900,- realisasi Rp 486.791.950,-
atau 60,40% dan fisik 100%.
Koordinasi Perumusan Kebijakan dan Sinkronisasi Pelaksanaan Upaya-Upaya
Penanggulangan Kemiskinan dan Penurunan Kesenjangan
Merupakan kegiatan koordinasi pembangunan bidang kesejahteraan sosial
antara Dinas Sosial Provinsi Aceh dengan 23 instansi sosial kabupaten/kota
dengan tujuan terjalinnya koordinasi penyusunan maupun pelaksanaan
pembangunan bidang kesejahteraan sosial di Aceh sehingga di harapkan
kegiatan pembangunan dapat menurunkan kesenjangan dan angka kemiskinan.
Anggaran yang disediakan Rp 396.875.500,- realisasi Rp 226.663.750,- atau
57,11% dan fisik 100%.
Penanganan Masalah-Masalah Strategis Yang Menyangkut Tanggap Cepat
Darurat dan Kejadian Luar Biasa
Merupakan kegiatan penanggulangan bencana alam dan bencana sosial serta
tanggap darurat dan kesiapsiagaan penanggulangan bencana. Anggaran yang
disediakan Rp 24.248.533.565,- realisasi Rp 22.011.606.447,- atau 90,78 dan
fisik 100%.
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
Merupakan kegiatan monitoring ke semua kabupaten/kota yang menjadi lokasi
pembangunan kesejahteraan sosial pada tahun 2009 sehingga adanya evaluasi
dan laporan pelaksanaan kegiatan tersebut guna melihat tingkat keberhasilan
setiap kegiatan. Anggaran yang disediakan Rp 311.200.000,- realisasi Rp
232.396.250,- atau 74,68%.
Pendayagunaan Sumber Dana Sosial
Merupakan kegiatan-kegiatan sosialisasi pendayagunaan sumber dana sosial
kepada masyarakat luas, dimana sumber dana sosial tersebut dipergunakan bagi
kegiatan pembangunan kesejahteraan sosial masyarakat. Anggaran yang
disediakan Rp 115.008.000,- realisasi Rp 114.744.000,- atau 99,77% dan fisik
100%.
Sosialisasi Bahaya Narkoba Berbasis Masyarakat
Merupakan kegiatan pencegahan bahaya narkoba kepada generasi muda agar
terhindar dari hal-hal negative yang berkaitan dengan narkoba. Anggaran yang
disediakan Rp 32.855.100,- realisasi Rp 32.855.100,- atau 100% dan fisik
100%.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
227
Pelatihan dan Pembinaan Anak Jalanan, Anak Terlantar, Anak Cacat Korban
Bencana
Merupakan kegiatan pembinaan anak-anak jalanan yang selama ini ada di
seputar Banda Aceh dengan mendidik mereka dalam lingkup rumah sejahtera
(panti sosial). Anggaran yang disediakan Rp 941.139.000,- realisasi Rp 941.
798.250,- atau 97,20% dan fisik 100%.
Pemberdayaan dan Rehabilitasi Penyandang Cacat
Merupakan kegiatan pemberdayaan para penyandang cacat di Aceh agar dapat
mandiri dengan keterbatasan yang dimiliki, dengan diberikan skill dan
pengetahuan diharapkan dapat melaksanakan usaha sesuai kemampuan
mereka. Anggaran yang disediakan Rp 818.327.000,- realisasi Rp
812.691.600,- atau 99,31% dan fisik 100%.
Peningkatan Kualitas Pelayanan Sarana dan Prasarana Rehabilitasi
Kesejahteraan Sosial bagi Panti
Merupakan kegiatan untuk meningkatkan kualitas pelayanan sehingga klien
panti benar-benar dapat terlayani secara maksimal. Anggaran yang disediakan
Rp 2.379.976.500,- realisasi Rp 2.293.121.405,- atau 96,47% dan fisik 100%.
Pemulangan Orang Terlantar
Merupakan kegiatan dalam rangka memulangkan orang-orang yang terlantar di
lokasi yang bukan daerah asal mereka sehingga mereka tidak terlantar,
termasuk orang terlantar (TKI) yang dideportasi dari luar negeri. Anggaran
yang disediakan Rp 120.000.000,- realisasi Rp 120.000.000,- atau 100% dan
fisik 100%.
Pemberdayaan Korban Bencana Sosial Daerah Konflik (Reintegrasi)
Merupakan kegiatan dalam rangka reintegrasi sosial bagi masyarakat yang
terkena korban konflik bersenjata, agar mereka dapat hidup nyaman dan rukun
dalam menjalankan kegiatan kemasyarakatan dalam bingkai NKRI di Aceh.
Anggaran yang disediakan Rp 25.575.000.000,- realisasi Rp 23.779.938.512,-
atau 92,98% dan fisik 100%.
8. Program Pembinaan Anak Terlantar Pengembangan Bakat dan Keterampilan Anak Terlantar
Merupakan kegiatan dalam rangka pengembangan bakat dan keterampilan bagi
anak-anak yang kurang beruntung (terlantar) sehingga dengan kegiatan ini
mereka tidak merasa minder dan memiliki hak yang sama dengan anak-anak
lainnya dalam mengembangkan bakat dan keterampilan yang mereka miliki.
Anggaran yang disediakan Rp 2.300.703.500,- realisasi Rp 2.062.655.485,-
atau 89,65% dan fisik 100%.
Peningkatan Keterampilan Tenaga Pembinaan Anak Terlantar
Merupakan kegiatan peningkatan kapasitas petugas/pengurus Panti Asuhan,
dimana selama ini mereka menjalankan peran penting dalam pembinaan anak-
anak terlantar yang ada di dalam panti-panti asuhan yang ada di Aceh.
Anggaran yang disediakan Rp 333.930.000,- realisasi Rp 114.408.250,- atau
34,26% dan fisik 100%.
Pelayanan dan Perlindungan Sosial Anak
Merupakan suatu kegiatan dalam rangka melakukan pelayanan dan
perlindungan anak Aceh secara luas, dimana dilaksanakan koordinasi-
koordinasi dan memperluas jaringan perlindungan anak baik di tingkat daerah
maupun nasional bahkan dengan lembaga-lembaga LSM. Anggaran yang
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
228
disediakan Rp 3.930.816.000,- realisasi Rp 2.851.725.950,- atau 72,55% dan
fisik 100%.
9. Program Pembinaan Para Penyandang Cacat Trauma
Pendayagunaan Para Penyandang Cacat dan Eks. Trauma
Merupakan kegiatan pemberdayaan penyandang cacat dan eks trauma agar
dapat hidup sejahtera seperti masyarakat normal lainnya dengan memberikan
keterampilan dan bantuan usaha. Anggaran yang disediakan Rp
10.442.834.500,- realisasi Rp 9.434.974.000,- atau 90,35% dan fisik 100%.
10. Program Pembinaan Panti Asuhan/Panti Jompo
Pembangunan Sarana dan Prasarana Panti Asuhan/Jompo
Merupakan kegiatan pembangunan dan pengadaan fasilitas panti-panti sosial
yang ada di Aceh. Anggaran yang disediakan Rp 1.157.500.000,- realisasi Rp
609.668.300,- atau 52,67% dan fisik 75%.
Operasi dan Pemeliharaan Sarana dan Perasarana Panti Asuhan/Panti Jompo
Anggaran yang disediakan Rp 1.775.028.000,- realisasi Rp 1.706.125.965,-
atau 96,12% dan fisik 100%.
Pendidikan dan Pelatihan Cacat Netra
Merupakan kegiatan dalam rangka pendidikan dan pelatihan bagi penyandang
cacat netra yang ada di Aceh, dengan tujuan agar mereka memiliki
keterampilan untuk berusaha bagi kehidupannya antara lain pelatihan memijat,
membaca huruf braile, menganyam tikar dan keterampilan lainnya. Anggaran
yang disediakan Rp 184.256.000,- realisasi Rp 180.627.000,- atau 98,03%
dan fisik 100%.
Peningkatan Sarana dan prasarana Panti Asuhan/Panti Jompo
Dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan bagi
klien. Anggaran yang disediakan Rp 1.116.618.500,- realisasi Rp
1.042.823.505,- atau 93,39% dan fisik 100%.
Pendidikan dan Pelatihan Bagi Remaja Putus Sekolah
Merupakan kegiatan pendidikan 6 bulan bagi para remaja putus sekolah yang
ada di Aceh dengan materi keterampilan menjahit, border, bengkel, las, atau
montir dengan tujuan agar mereka memiliki keterampilan dan tidak menjadi
remaja yang tidak memiliki harapan. Anggaran yang disediakan Rp
1.230.888.000,- realisasi Rp 1.075.520.600,- atau 87,38% dan fisik 100%.
Seleksi Organisasi Sosial Penerima Bantuan Sosial
Merupakan kegiatan seleksi bagi organisasi sosial yang melaksanakan
kegiatan-kegiatan kesejahteraan sosial untuk mendapatkan bantuan dan arahan
guna meningkatkan kualitas aktivitas kesejahteraan mereka. Anggaran yang
disediakan Rp 104.515.000,- realisasi Rp 103.130.000,- atau 98,67% dan fisik
100%.
Operasi dan Pemeliharaan Sarana Panti Bina Remaja
Merupakan biaya operasional penyelenggaraan panti sosial bina remaja.
Anggaran yang disediakan Rp 758.559.400,- realisasi Rp 678.505.750,- atau
89,45% dan fisik 100%.
Operasional dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Panti Anak Jalanan
Merupakan biaya operasional bagi kegiatan pembinaan anak jalanan di Rumoh
Sejahtera Aneuk Nanggroe. Anggaran yang disediakan Rp 2.347.000.000,-
realisasi Rp 2.156.733.935,- atau 91,89% dan fisik 100%.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
229
11. Program pembinaan eks. penyandang penyakit sosial (eks. Narapidana,
PSK, narkoba dan penyakit sosial lainnya)
Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan Berusaha Bagi Eks. Penyandang
Penyakit Sosial
Merupakan kegiatan pemberian pendidikan/pengetahuan dan keterampilan
dalam rangka perubahan perilaku kearah yang lebih baik bagi eks. Narapidana,
eks. Wanita Tuna Susila, eks. Narkoba. Dengan kegiatan ini diharapkan
mereka dapat diterima oleh masyarakat luas. Anggaran yang disediakan Rp
306.108.900,- realisasi Rp 295.984.900,- atau 96,69% dan fisik 100%.
Pemberdayaan Penyandang Penyakit Sosial
Merupakan kegiatan pemberdayaan dalam rangka perubahan kesejahteraan
ekonomi yang lebih baik bagi eks. Narapidana dan eks Wanita Tuna Susila.
Anggaran yang disediakan Rp 288.597.800,- realisasi Rp 280.437.800,- atau
97,17% dan fisik 100%
Pendidikan dan Keterampilan Berusaha Bagi Gelandangan Pengemis
Merupakan kegiatan perubahan perilaku bagi mantan gelandangan dan
pengemis agar menyadari kekeliruan dan kembali menjadi manusia dan
masyarakat yang bermartabat. Dalam kegiatan ini juga diberikan pelatihan
keterampilan agar berguna dalam rangka mereka menjalani profesi yang lebih
baik dan bermartabat. Anggaran yang disediakan Rp 373.107.700,- realisasi
Rp 370.717.700,- atau 99,36% dan fisik 100%.
12. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
Peningkatan Jejaring Kerjasama Pelaku-Pelaku Usaha Kesejahteraan Sosial
Merupakan kegiatan dalam rangka menjalin dan memperluas koordinasi
kepada pelaku-pelaku usaha kesejahteraan sosial yang ada di Aceh agar
pembangunan kesejahteraan sosial dapat berjalan secara bersama-sama dan
saling melengkapi serta berkesinambungan. Pelaku-pelaku usaha kesejahteraan
sosial antara lain lembaga sosial masyarakat (LSM), tokoh-tokoh masyarakat,
panti sosial, dan pekerja sosial masyarakat. Anggaran yang disediakan Rp
464.983.000,- realisasi Rp 192.459.000,- atau 41,39 dan fisik 60%.
Peningkatan Kualitas SDM Kesejahteraan Sosial Masyarakat
Merupakan kegiatan yang bertujuan meningkatkan kualitas sumberdaya
manusia bidang kesejahteraan sosial yang ada di masyarakat, termasuk Tenaga
Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) yang ada di setiap kecamatan.
Dengan peningkatan kualitas SDM kesejahteraan sosial di harapkan
pembangunan atau kegiatan kesejahteraan sosial di Aceh bertambah baik.
Anggaran yang disediakan Rp 367.975.000,- realisasi Rp 367.280.000,- atau
99,81% dan fisik 100%.
Pengembangan Model Kelembagaan Perlindungan Sosial
Merupakan kegiatan pengembangan model kelembagaan sosial yang ada
menjadi wadah Pusat Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PUSPELKESSOS)
yang bertujuan meningkatkan pelayanan kesejahteraan sosial kepada
masyarakat di tingkat desa dan kecamatan di Aceh. Anggaran yang disediakan
Rp 307.403.500,- realisasi Rp 180.665.700,- atau 58,77% dan fisik 100%.
Fasilitasi kerjasama Usaha Antar Pemda Dengan Organisasi/Lembaga Sosial
Masyarakat
Merupakan kegiatan koordinasi bidang kesejahteraan sosial antar Dinas Sosial
dengan organisasi/LSM, dialokasikan anggaran sebesar Rp 36.059.250,-
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
230
realisasi nihil, disebabkan kegiatan fasilitasi ini telah di fasilitasi oleh lembaga
sosial/NGO UNICEF dalam rangka koordinasi pelaksanaan bidang
kesejahteraan anak dan keluarga, sehingga dana tersisa merupakan
penghematan kegiatan dan anggaran.
Pelatihan Keterampilan Taruna Penanggulangan Bencana (TAGANA)
Merupakan kegiatan pelatihan peningkatan kualitas Taruna Siaga Bencana
dalam rangka kesiapsiagaan bencana. Hal ini perlu dilakukan karena Aceh
merupakan daerah yang sangat rawan bencana sehingga harus benar-benar
dipersiapkan baik fasilitas maupun SDM yang memang mengerti di bidang
kebencanaan, seperti Taruna Siaga Bencana yang ada di semua kabupaten/kota.
Anggaran yang disediakan Rp 389.776.000,- realisasi Rp 366.256.500,- atau
93,97%.
Pemberdayaan Karang Taruna
Karang Taruna merupakan organisasi kepemudaan yang ada di tingkat desa
dalam rangka melaksanakan kegiatan-kegiatan bidang kesejahteraan sosial
dalam rangka menghindari para pemuda dalam kegiatan-kegiatan yang tidak
bermanfaat. Anggaran yang disediakan Rp 1.581.560.000,- realisasi Rp
1.570.154.000,- atau 99,28% dan fisik 100%.
Pelatihan Petugas Penyuluh Sosial dan Penyuluhan Sosial Keliling
Merupakan kegiatan peningkatan kapasitas petugas penyuluh sosial keliling
agar mereka memiliki kemampuan yang baik dalam menjalankan tugas
penyuluhan ke daerah-daerah terpencil. Anggaran yang disediakan Rp
615.552.525,- realisasi Rp 584.323.875,- atau 94,93% dan fisik 100%.
Realisasi Anggaran
Dinas Sosial, dialokasikan dana sebesar Rp 154,321,029,000,- realisasi sebesar
Rp 130.273.660.032,- atau 84,42% dan fisik 93,09%.
C. Permasalahan dan Solusi
Permasalahan yang dihadapi:
- Secara umum pelaksanaan kegiatan sumber dana APBA tidak mengalami
kendala yang berarti dengan realisai dana sebesar Rp. 130.273.660.032
(84,42%) dan fisik sebesar 93,09% dari dana keseluruhan sebesar Rp.
154.321.029.000,-. Hanya ada beberapa kendala seperti pada kegiatan
Pemberdayaan Keterampilan Berusaha Komunitas Adat terpencil (KAT)
dimana dari beberapa lokasi yang direncanakan pembangunan perumahan
warga KAT, tiga lokasi yaitu Aceh Jaya, Gayo Lues dan Aceh Tenggara, tidak
dapat diselesaikan karena pihak ketiga/rekanan pemenang tender tidak dapat
melaksanakan pekerjaan sampai waktu yang telah ditetapkan sehingga dana
kegiatan dikembalikan ke negara.
- Sisa dana kegitan Otsus TDBH Migas yang dikelola oleh beberapa
kabupaten/kota tidak semuanya dapat dilaksanakan yaitu di Kabupaten Aceh
Utara, dimana perencanaan kegiatan berupa bantuan barang kepada klien akan
tetapi kenyataannya dibagikan dalam bentuk uang sehingga menyalahi aturan
anggaran APBA dan tidak dapat direvisi.
Solusi yang lakukan adalah:
- Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pemberdayaan KAT,
dan mendorong pihak rekanan untuk dapat melaksanakan kegiatan sesuai
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
231
perencanaan. Koordinasi ini terus menerus dilakukan, tetapi pada kenyataannya
pihak rekanan pemenang tender tetap tidak mampu melaksanakan kegiatan
dengan berbagai alasan teknis, sedangkan waktu yang pelaksanaan sangat
terbatas.
- Pemda Aceh Utara melalui instansi sosial kabupaten telah mengajukan revisi
yang semula kegiatan pemberian barang bagi masyarakat menjadi bantuan
keuangan, tetapi proses revisi akan merubah letak dana dari semula Dinas
Sosial Provinsi ke Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Aceh. Tetapi
proses revisi anggaran tidak dibuka/dilaksanakan karena keterabatasan waktu
sehingga dana tersisa sekitar Rp. 4.306.352.200,- tidak dapat dimanfaatkan.
23. URUSAN KEBUDAYAAN
Urusan kebudayaan dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, dan
Majelis Adat Aceh (MAA).
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
A. Program dan kegiatan
Urusan Pariwisata yang dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata sebagai berikut:
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
a) Penyediaan jasa surat menyurat;
b) Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik;
c) Penyediaan jasa jaminan barang milik daerah;
d) Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan;
e) Penyediaan jasa kebersihan kantor;
f) Penyediaan alat tulis kantor;
g) Penyediaan barang cetakan dan penggandaan;
h) Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor;
i) Penyediaan makanan dan minuman;
j) Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah;
k) Penyediaan jasa hari-hari besar.
2. Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur
a) Pembangunan Gedung Kantor;
b) Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional;
c) Pemeliharaan Rutin /Berkala Perlengkapan Gedung Kantor.
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Kegiatan ini berupa Pengadaan Pakaian Dinas beserta perlengkapannya
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia
a) Pendidikan dan Pelatihan Formal;
b) Penyusunan dan Penyempurnaan Rancangan Qanun Kelembagaan,
Perangkat Daerah dan Lembaga Khusus.
5. Program Pengembangan Nilai Budaya
a) Pelestarian dan Aktualisasi Adat dan Budaya Daerah;
b) Pagelaran, Pameran Seni se-Sumatera (PPSS);
c) Pagelaran dan Pameran Seni Temu Taman Budaya se-Indonesia;
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
232
d) Pelatihan upacara adat;
e) Pengumpulan dan ganti rugi koleksi museum;
f) Peringatan hari kesenian daerah dan anugerah seni;
g) Pelatihan Pemberdayaan Lembaga Adat.
6. Program Pengelolaan Kekayaan Budaya
a) Pelestarian fisik dan kandungan bahan pustaka termasuk naskah kuno;
b) Penyusunan, pengendalian dan evaluasi program;
c) Pemeliharaan dan rehabilitasi sarana/prasarana Taman Ratu safiatuddin;
d) Registrasi dan pendokumentasian objek peninggalan sejarah dan
purbakala;
e) Pemugaran benda-benda arkeologi, benda cagar budaya peninggalan
sejarah;
f) Lomba bahasa, membaca hikayat, pantun, puisi, cerita rakyat dan
penghargaan karya sastra;
g) Penulisan/penerbitan, kamus dan karya sastra lainnya;
h) Pelatihan Kesenian bagi Guru dan Pelatih Sanggar;
i) Penyediaan bahan bacaan tentang sejarah.
7. Program Pengelolaan Keragaman Budaya
a) Pengembangan kesenian dan kebudayaan daerah;
b) Penyelenggaraan dialog kebudayaan;
c) Seminar dalam Rangka Revitalisasi dan Reaktualisasi Budaya Lokal dan
Hak Cipta;
d) Pembinaan dan Evaluasi Sanggar-Sanggar kesenian, Pergelaran dan
Festival Tingkat Nasional;
e) Rapat Koordinasi Kebudayaan;
f) Audisi dan Panduan Suara Gita Bahana Nusantara;
g) Festival seni dan pagelaran budaya;
h) Pagelaran budaya daerah pada event dalam dan luar negeri;
i) Partisipasi museum Aceh diluar dan dalam daerah.
8. Program Kerjasama Antar Lembaga
Kegiatan ini berupa Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
9. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
a) Pelaksanaan promosi Pariwisata Nusantara di dalam dan luar negeri;
b) Pelatihan Pemandu Wisata Terpadu.
10. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
a) Pengembangan Obyek Pariwisata Unggulan;
b) Peningkatan Pembangunan Sarana/Prasarana Pariwisata;
c) Pengembangan Jenis dan paket wisata unggulan;
d) Pelaksanaan koordinasi Pembangunan objek wisata dengan
lembaga/dunia usaha;
e) Pengembangan sosialisasi dan penerapan serta pengawasan standarisasi;
f) Pembuatan Masterplan Pengembangan Kawasan Wisata.
11. Program Pengembangan Kemitraan
a) Pengembangan dan penguatan informasi dan database;
b) Pengembangan SDM di Bidang Kebudayaan dan Pariwisata Bekerjasan
dengan Lembaga lainnya;
c) Pelaksana Koordinasi Pembangunan Kemitraan Pariwisata;
d) Pengembangan SDM dan Profesionalisme Bidang Pariwisata;
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
233
e) Peningkatan Peran Serta Masyarakat Daalam Pengembangan Kemitraan
Pariwisata;
f) Pelaksanaan Gebyar Wisata Nusantara.
B. Realisasi Pelaksanaan Program dan kegiatan
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Penyediaan Jasa Surat Menyurat
Kegiatan ini bertujuan untuk kelancaran tugas-tugas rutin kantor yang
berkenaan dengan surat-menyurat, langganan surat kabar/majalah dan biaya
pengiriman/paket. Anggaran yang disediakan Rp 68.480.000,- realisasi Rp
56.684.500,- atau 82,78% dan fisik 100%.
Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik
kegiatan ini bertujuan untuk kelancaran pelaksanaan tugas-tugas kedinasan
dengan penyediaan sarana komunikasi, pembayaran rekening air dan listrik.
Hasilnya adalah lancarnya tugas administrasi perkantoran. Anggaran yang
disediakan Rp 485.400.000,- realisasi Rp 349.843.530,- atau 72,07% dan
fisik 100%.
Penyediaan Jasa Jaminan Barang Milik Daerah
Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung kelancaran dinas dalam
meningkatkan pelayanan keamanan kantor dan barang milik daerah
hasilnya adalah terjaminnya keamanan barang milik daerah.
Anggaran yang disediakan Rp 559.700.000,- realisasi Rp 409.048.000,- atau
73,00% dan fisik 100%.
Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan
Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung kelancaaran adminitrasi keuangan
tepat waktu, Hasil yang dicapai pengurusan administrasi keuangan tepat pada
waktunya. Anggaran yang disediakan Rp 395.000.000,- realisasi Rp
349.395.000,- atau 88,45% dan fisik 100%.
Penyediaan jasa kebersihan kantor
Kegiatan ini bertujuan untuk menyediakan jasa layanan kebersihan dalam
rangka kenyamanan dan kelancaranan kerja pegawai, hasilnya adalah
kenyamanan dan kebersihan tempat bekerja. Anggaran yang disediakan Rp
576.499.250,- realisasi Rp 83.125.000,- atau 85,07% dan fisik 100%.
Penyediaan alat tulis kantor
kegiatan ini bertujuan untuk dapat memenuhi berbagai kebutuhan alat tulis
kantor guna kelancaran tugas. Hasil nya adalah telah tersedianya administrasi
kantor (ATK) meningkat. Anggaran yang disediakan Rp 180.000.000,-
realisasi Rp 124.903.200,- atau 69,39% dan fisik 100%.
Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
Kegiatan ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan rutinitas kantor berupa
segala jenis keperluan dalam rangka menggerakkan roda pelayanan kepada
yang berkepentingan. Anggaran yang disediakan Rp 50.006.750,- realisasi
Rp 41.258.500,- atau 82,51% dan fisik 100%.
Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor
Kegiatan ini bertujuan untuk peningkatan kelancaran pelaksanaan tugas-
tugas kantor, hasilnya adalah kelancaran tugas administrasi perkantoran
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
234
meningkat. Anggaran yang disediakan Rp 50.001.000,- realisasi Rp
46.491.900,- atau 92,98% dan fisik 100%.
Penyediaan makanan dan minuman
Kegiatan ini bertujuan untuk menunjang penyediaan kebutuhan makan dan
minum harian pegawai dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas, kegiatan
rapat-rapat dan memberikan pelayanan kepada tamu, hasilnya adalah
kesejahteraan karyawan/i dan pelayanan masyarakat meningkat.
Anggaran yang disediakan Rp 823.020.000,- realisasi Rp 646.784.500,- atau
78,59% dan fisik 100%.
Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi Ke Luar Daerah
Kegiatan ini bertujuan untuk dapat mengakomodir seluruh kegiatan rapat
koordinasi dan konsultasi ke luar daerah dalam rangka menyamakan persepsi
untuk membangun kebudayaan dan Pariwisata, hasilnya adalah
menambahnya referensi dan wawasan bagi para karyawan/i. Anggaran yang
disediakan Rp 200.000.000,- realisasi Rp 187.523.200,- atau 93,76% dan
fisik 100%.
Penyediaan Jasa Hari-Hari Besar
Kegiatan ini bertujuan untuk membangkitkan kembali semagat perayaan
hari-hari besar Kenegaraan maupun hari besar Islam sebagai wujud
pelestarian budaya, hasilnya adalah terlaksananya hari-hari besar Islam dan
Hari besar Kenegaraan. Anggaran yang disediakan Rp 60.000.000,- realisasi
Rp 37.145.000,- atau 61,91% dan fisik 100%.
2. Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur
Kegiatan Pembangunan Gedung Kantor
Tidak dapat dilaksanakan, karena tidak ada rincian atau uraian. Karena itu
kegiatan ini dimasukan kedalam DPA Perubahan. Tetapi karena tidak ada
APBA perubahan maka anggaran yang disediakan Rp 616.750.000,-. tidak
dapat direalisasikan.
Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional
telah dilaksanakan dalam bentuk pembiayaan kebutuhan biaya kenderaan
dinas/operasional dalam rangka mendukung kelancaran tugas-tugas
pelayanan kepada masyarakat dibidang Kebudayaan dan Pariwisata.
Anggaran yang disediakan Rp 120.000.000,- realisasi Rp 104.373.000,- atau
86,98% dan fisik 100%.
Kegiatan Pemeliharaan Rutin /Berkala Perlengkapan Gedung Kantor
telah dilaksanakan dalam bentuk pemeliharaan dan servis perlengkapan kerja
untuk kelancaran tugas Administrasi perkantoran. Anggaran yang disediakan
Rp 67.990.000,- realisasi Rp 61.800.000,- atau 90,90% dan fisik 100%.
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Kegiatan Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya
telah dilaksanakan dalam bentuk pengadaan perlengkapan seragam Olah
Raga pegawai, hasilnya keseragaman dalam berolah raga. Anggaran yang
disediakan Rp 103.362.000,- realisasi Rp 102.339.000,- atau 90,01% dan
fisik 100%.
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Formal
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
235
Telah dilaksanakan dalam bentuk pemberian kesempatan kepada para
pegawai untuk meningkatkan kapasitas, menambah wawasan serta
meningkatkan kompetensi melalui diklat-diklat yang berkenaan dengan
kebudayaan dan pariwisata. Anggaran yang disediakan Rp 100.000.000,-
realisasi Rp 56.920.000,- atau 56,92% dan fisik 100%.
Kegiatan Penyusunan dan Penyempurnaan Rancangan Qanun Kelembagaan,
Kegiatan Perangkat Daerah dan Lembaga Khusus
Telah dilaksanakan dalam bentuk penyusunan rancangan Qanun
kepariwisataan di Aceh. Anggaran yang disediakan Rp 60.000.000,-
realisasi Rp 53.240.000,- atau 88,73% dan fisik 100%.
5. Program Pengembangan Nilai Budaya
Kegiatan Pelestarian dan Aktualisasi Adat dan Budaya Daerah
Telah dilaksanakan dalam bentuk kegiatan Pekan Kebudayaan Aceh pada
tanggal 02 s/d 11 Agustus 2009 di Banda Aceh, yang diikuti oleh ; 23
Kab/Kota, 12 Provins se- Indonesia, dan 4 dari luar Negeri ( Malaysia,
Austria, Italia, Jerman) Tujuan dari kegiatan PKA ini adalah melestarikan,
menumbuh kembangkan, mempromosikan keragaman budaya daerah dan
pariwisata di Aceh
Anggaran yang disediakan Rp 7.000.000.000,- realisasi Rp 6.768.710.500,-
atau 96,70% dan fisik 100%.
Kegiatan Pagelaran, Pameran Seni se-Sumatera (PPSS)
telah dilaksanakan pada tanggal 18 s/d 21 Nopember 2009, di Bengkulu
dengan 15 orang artis dan 5 orang official pendukung dari sanggar Cut Nyak
Dhien Banda Aceh. Materi pagelaran seni tari Perang Sabilillah dan tari
Rampoh Tujuan dari kegiatan ini adalah ajang tukar menukar informasi seni
budaya di masing-masing Provinsi se-Sumatera. Anggaran yang disediakan
Rp 134.700.000,- realisasi Rp 132.400.000,-atau 98,28% dan fisik 100%.
Kegiatan pagelaran dan pameran seni temu taman budaya se-Indonesia
telah dilaksanakan pada tanggal 27 s/d 30 Juli 2000 di Taman Budaya
Provinsi Sumatera Barat, dengan melibatkan 15 orang artis pendukung dari
sanggar Meuligoe Kabupaten Aceh Tamiang dan 6 orang official dengan
materi kegiatan adalah Drama tari Elang Ngelekak kegiatan ini untuk dapat
berpartisipasi pegelaran bersama Taman Budaya se-Indonesia (tingkat
Nasional). Anggaran yang disediakan Rp 134.345.000,- realisasi Rp
128.345.000,- atau 95,5% dan fisik 100%.
Kegiatan pelatihan upacara adat
Telah dilaksanakan di Banda Aceh pada tanggal 26 s/d 27 Mai 2009,
diikuti sebanyak 40 orang dari Kab/Kota dan cetak buku 2 sud etnis adat
perkawinan etnis Aceh Selatan dan Aceh Tengah kegiatan ini bertujuan
untuk mengangkat dan menghidupkan kembali jenis adat istiadat yang
pernah tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Anggaran yang
disediakan Rp 169.990.400,- realisasi Rp 194.745.400,- atau 98,86% dan
fisik 100%.
Kegiatan pengumpulan dan ganti rugi koleksi museum
Telah dilaksanakan dalam bentuk pembenahan kembali terhadap koleksi
museum yang dimiliki serta melakukan pengumpulan kembali beberapa
naskah atau benda yang masih berada di berbagai tempat. Anggaran yang
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
236
disediakan Rp 900.000.000,- realisasi Rp 153.990.000,- atau 17,11% dan
fisik 100%.
Kegiatan Peringatan Hari Kesenian Daerah dan Anugerah Seni
Telah dilaksanakan pada tanggal 07 Agustus 2008 di Banda Aceh, dengan
peserta para Seniman dan masyarakat Materi Kegiatan adalah Pagelaran
seni dengan alokasi Dana sebesar Rp 251.250.000,- yang bertujuan untuk
menumbuh kembangkan bakat dan minat dibidang seni bagi generasi muda
agar dapat menjaga dan melestarikan seni budaya daerah Aceh. Anggaran
yang disediakan Rp 251.250.000,- realisasi Rp 250.625.000,- atau 99,75%
dan fisik 100%.
Kegiatan Pelatihan Pemberdayaan Lembaga Adat
Telah dilaksanakan dalam bentuk Jelajah Budaya dan Simulasi Penyelesaian
Sengketa Adat. Jelajah Budaya merupakan upaya apresiasi nilai-nilai budaya
lokal yang hidup dan berkembang dimasyarakat Aceh untuk meningkatkan
pemahaman dan apresiasi generasi muda terhadap nilai-nilai budaya lokal.
Simulasi Penyelesaian Sengketa Adat, merupakan upaya fasilitasi Pemangku
Adat (Hari Peukan) dalam memperoleh Informasi, pengetahuan atau
ketrampilan yang dibutuhkan, dan melakukan penguatan terhadap lembaga-
lembaga adat yang ada ditingkat Mukim dan Gampong. Anggaran yang
disediakan Rp 140.000.000,- realisasi Rp 118.910.000,- atau 84,94 % dan
fisik 100%.
6. Program Pengelolaan Kekayaan Budaya
Kegiatan Pelestarian fisik dan kandungan bahan pustaka termasuk naskah
kuno
Telah dilaksanakan dalam bentuk pemeliharaan koleksi benda budaya, buku-
buku perpustakaan dan naskah kuno. Kegiatan ini telah meningkatkan
koleksi benda budaya Aceh, serta terpeliharanya naskah-naskah kuno.
Anggaran yang disediakan Rp 50.000.000,- realisasi Rp 49.352.000,- atau
98,70% dan fisik 100%.
Kegiatan Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Program
telah dilaksanakan dalam bentuk penyusunan program serta evaluasi
program dan kegiatan yang dilakukan di berbagai tempat dan waktu.
Hasilnya adalah tersedianya acuan kerja dan pelaksanaan monitoring.
Anggaran yang disediakan Rp 303.652.600,- realisasi Rp 285.957.200,- atau
94,17% dan fisik 100%.
Kegiatan Pemeliharaan dan Rehabilitasi Sarana/Prasarana Taman Ratu
Safiatuddin
dilaksanakan dalam bentuk pemeliharaan dan rehabilitasi seluruh lokasi
Taman Ratu Safiatuddin yang rusak akibat gempa dan gelombang tsunami
yang sudah pernah diperbaiki tetapi belum sempurna. Hasilnya adalah
terlaksananya pembangunan pagar untuk keamanan komplek dan adanya
sarana ibadah sholat (Musallah). Anggaran yang disediakan Rp
1.760.604.680,- realisasi Rp 1.278.877.040,- atau 72,64% dan fisik 100%.
Kegiatan Registrasi dan Pendokumentasian Objek Peninggalan Sejarah Dan
Purbakala
Telah dilaksanakan dalam bentuk registrasi dan pendokumentasian objek
peninggalan sejarah dan purbakala yang ada di Kab.Aceh Barat. Hasil yang
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
237
dicapai Adanya data dan foto dan terpeliharaanya BCB Peninggalan sejarah
dan kepurbakalaan di Kabupaten/Kota. Anggaran yang disediakan Rp
400.000.000,- realisasi Rp 381.420.000,- atau 95,36% dan fisik 100%.
Kegiatan Pemugaran Benda-Benda Arkeologi, Benda Cagar Budaya
Peninggalan Sejarah
Telah dilaksanakan Kegiatan ini bertujuan untuk rehabilitasi dan penataan
kembali benda-benda cagar budaya Peninggalan sejarah. Hasil yang dicapai
terpugar/terpeliharanya/terawat BCB Peninggalan Sejarah Dan
Kepurbakalaan diantaranya; 1.Pemugaran/penataan lingkungan komplek
Makam TGK. Kreung Kalee didesa siem kec Darussalam A.Besar (Reguler)
2. Pemugaran/penataan lingkungan komplek Makam Tun Sri Lanang di Gp.
Meunasah Lieng Kec. Samalangan Bireun (Reguler), 3. Pemugaran/Penataan
Lingkungan komplek MakamTGK. Kuta Gle di Gampong Batee Iliek Kec.
Samalangan Kab. Bireun, 4. Penataan lingkungan, Pemugaran Makam dan
rumah tradisional TGK. Chik Awee Geutah Ds. Awee Geutah Kec.
Peusangan Bireun, 5. Pemugaran, pembuatan Cungkop Makam, Penataan
lingkungan dan pemugaran makam T. Cut Ali di Kab. Aceh Selatan, 6.
Pemugaran dan penataan lingkungan makam Peninggalan sejarah di Kab.
Aceh Tenggara (Otsus) 7. Pemugaran/penataan lingkungan Makam Hamzah
Fansuri di ds. Obah Kec. Rundeng Kota Subulussalam (Reguler) 8.
Pemugaran,Penataan lingkungan makam TGK. Dipuncak krueng Beuracan
Kec. Meureudu Kab. Pidie Jaya, 9. Penataan lingkungan komplek makam di
Gp. Tungkop Kec. Sungai Mas Kab. Aceh Barat, 10. Penataan lingkungan
dan pemugaran situs BCB kuburan Aulia keramat 44 di Sabang, 11.
Pemugaran makam panglima PenaroKemangan Kec. Mutia Kab. Pidie
(Reguler), 12. Renovasi rumah Cut Meutia dids. Pirak Kec. Matang kuli
Kab. A.Utara, 13. Pemugaran, penataanlingkungan makam raja-raja
Meureudu Kec. Merah Dua Kab. Pidie Jaya (Reguler), 14. Penataan
lingkungan Makam T. Umar Gp. Mugo Kec. Panton Reu Kab. A.Barat, 15.
Penataan lingkungan komplek mesjid Tuha Idrapuri Kab. A. Besar.
Anggaran yang disediakan Rp 3.200.000.000,- realisasi Rp 2.764.019.000,-
atau 86,38 % dan fisik 100%.
Kegiatan Lomba bahasa, membaca hikayat, pantun, puisi, cerita rakyat dan
penghargaan karya sastra
telah dilaksanakan pada tanggal 22 s/d 23 Oktober 2009 di Banda Aceh yang
diikuti oelh 80 orang peserta, dengan bertujuan untuk menggalakkan
kembali penggunaan bahasa aceh, membaca hikayat, pantun, Puisi, Cerita
rakyat yang pernah hidup dan berkembang dimasyarakat Aceh tempo doeloe,
dan Penghargaan Karya Sastra bagi para masyarakat yang berprestasi
dibidang seni. Hasilnya adalah Pelajar dan seniman termotivasi untuk terus
berkarya /apresiasi seni sastra/hikayat/bahasa meningkat. Anggaran yang
disediakan Rp 240.997.500,- realisasi Rp 234.583.200,- atau 97,34% dan
fisik 100%.
Kegiatan Penulisan/penerbitan, kamus dan karya sastra lainnya
Telah dilaksanakan dalam bentuk penerbitan buku-buku berupa kamus
bahasa Aceh dan karya-karya lainnya. Melalui kegiatan ini dapat
menerbitkan buku Sastra Aceh yaitu, Antologi seniman lima cabang seni
Aceh, Riwayat nanggroe Aceh dan Adat; dan kamus Bahasa Aceh-
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
238
Indonesia- Inggris. Anggaran yang disediakan Rp 295.700.000,- realisasi Rp
94.409.900,- atau 31,93% dan fisik 55,61%.
Kegiatan Pelatihan Kesenian bagi Guru dan Pelatih Sanggar
Telah dilaksanakan dalam bentuk pelatihan kepada masyarakat, seniman dan
siswa/mahasiswa untuk memperkenalkan alat musik tradisional Aceh.
Hasilnya adalah adanya seniman dan masyarakat yang skil dan profesional.
Anggaran yang disediakan Rp 150.000.000,- realisasi Rp 113.550.000,- atau
75,70% dan fisik 100%.
Kegiatan Penyediaan bahan bacaan tentang sejarah
Telah dilaksanakan dalam bentuk penyediaan berbagai referensi buku bacaan
tentang sejarah bagi masyarakat umum dan generasi muda. Hasilnya adalah
terbitnya 2 (dua) judul buku dari tiga judul buku yang diprogramkan yaitu;
Buku Budaya Aceh dan Buku Aceh Daerah Modal. Anggaran yang
disediakan Rp 439.625.000,- realisasi Rp 248.483.000,- atau 64,71% dan
fisik 95,07%.
7. Program Pengelolaan Keragaman Budaya
Kegiatan Pengembangan Kesenian dan Kebudayaan Daerah
Telah dilaksanakan dalam bentuk pemberian bantuan kepada sanggar
kesenian berupa alat penunjang latihan kesenian (Alat kesenian tradisional ).
Melalui kegiatan ini telah tumbuh dan berkembangnya sanggar kesenian di
Kab/Kota. Anggaran yang disediakan Rp 124.040.000,- realisasi Rp
123.410.000,- atau 99,49% dan fisik 100%.
Kegiatan Penyelenggaraan dialog kebudayaan
Telah dilaksanakan dalam bentuk pertemuan untuk penyamaan persepsi serta
membicarakan hal-hal yang urgent dalam rangka mencari format
pembangunan kebudayaan ke depan. Kegiatan ini telah menghasilkan
masukan dan rekomendasi untuk pengembangan budaya kepada Pemerintah
Daerah. Anggaran yang disediakan Rp 172.726.000,- realisasi Rp
171.449.000,- atau 99,26% dan fisik 100%.
Kegiatan Seminar dalam Rangka Revitalisasi dan Reaktualisasi Budaya
Lokal dan Hak Cipta,
Telah dilaksanakan dalam bentuk sosialisasi urgensitas pendaftaran hak
kekayaan intelektual, khususnya terkait khasanah seni budaya Aceh,
sehingga; terpatennya Hak Cipta karya seniman dan budayawan. Anggaran
yang disediakan Rp 100.000.000,- realisasi Rp 89.738.000,- atau 89,74%
dan fisik 100%.
Kegiatan Pembinaan dan Evaluasi Sanggar-Sanggar kesenian, Pergelaran
dan Festival Tingkat Nasional
Telah dilaksanakan dalam bentuk pembinaan terhadap sanggar-sanggar
kesenian serta berpartisipasi pada berbagai kegiatan seni. Kegiatan ini telah
meningkatkan kualitas materi pagelaran/pertunjukan sanggar seni dan
seniman. Anggaran yang disediakan Rp 1.685.000.000,- realisasi Rp
1.112.612.000,- atau 66,03% dan fisik 100%.
Kegiatan Rapat Koordinasi Kebudayaan
Telah dilaksanakan dalam bentuk rapat koordinasi dengan unsur-unsur
terkait untuk penyelerasan program/kegiatan dan kebijakan antara Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Aceh dengan Kab/Kota. Anggaran yang
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
239
disediakan Rp 330.345.220,- realisasi Rp 248.085.920,- atau 75,10% dan
fisik 100%.
Kegiatan Audisi dan Panduan Suara Gita Bahana Nusantara
Telah dilaksanakan dalam bentuk seleksi tim panduan suara Gita Bahana
Nusantara yang mewakili Aceh untuk tampil di istana negara. Anggaran
yang disediakan Rp 244.841.000,- realisasi Rp 243.540.100,- atau 99,47%
dan fisik 100%.
Kegiatan Festival Seni dan Pagelaran Budaya
Telah dilaksanakan dalam bentuk penampilan sanggar seni untuk memupuk
kembali minat dan apresiasi masyarakat terhadap seni budaya. Anggaran
yang disediakan Rp 167.480.000,- realisasi Rp 161.435.000,- atau 96,39%
dan fisik 100%.
Kegiatan Pagelaran Budaya Daerah pada Event Dalam dan Luar Negeri
Telah dilaksanakan dalam bentuk partisipasi dalam setiap event budaya baik
dalam maupun luar negeri. Hasilnya adalah Peningkatan Pagelaran adat dan
budaya dalam dan luar negeri. Anggaran yang disediakan Rp 250.000.000,-
realisasi Rp 216.400.000,- atau 86,56% dan fisik 100%.
Kegiatan Partisipasi Museum Aceh Diluar dan Dalam Daerah
Telah dilaksanakan dalam bentuk partisipasi dan penyediaan informasi
mengenai museum Aceh ke berbagai daerah. Hasilnya adalah Peningkatan
kualitas pelayanan meseum. Anggaran yang disediakan Rp 278.300.000,-
realisasi Rp 244.577.620,- atau 87,88% dan fisik 100%.
8. Program Kerjasama Antar Lembaga
Kegiatan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
Telah dilaksanakan dalam bentuk pengawasan dan penilaian pelaksanaan
program kegiatan yang telah dilaksanakan. Anggaran yang disediakan Rp
75.000.000,- realisasi Rp 70.089.280,- atau 93% dan fisik 100%.
9. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
Kegiatan Pelaksanaan promosi Pariwisata Nusantara di dalam dan luar negeri
Telah dilaksanakan dalam bentuk promosi objek-objek wisata yang sudah
layak untuk dipromosikan ke Tingkat Nasional ataupun ke Internasional.
Hasilnya adalah jumlah kunjungan wisata mangcanegara dan nusantara
meningkat. Anggaran yang disediakan Rp 1.533.098.000,- realisasi Rp
1.509.938.250,- atau 98,48% dan fisik 100%.
Pelatihan Pemandu Wisata Terpadu
telah dilaksanakan dalam bentuk pelatihan Pemandu Wisata. Hasilnya
adalah Terciptanya pemandi wisata yang kompenten dan prosional.
Anggaran yang disediakan Rp 160.366.000,- realisasi Rp 141.560.000,- atau
88,27% dan fisik 100%.
10. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
Kegiatan Pengembangan Obyek Pariwisata Unggulan
Telah dilaksanakan dalam bentuk pengembangan objek-objek wisata yang
sudah layak untuk dipromosikan. Anggaran yang disediakan Rp
776.440.000,- realisasi Rp 730.157.565,- atau 94,04% dan fisik 100%.
Kegiatan Peningkatan Pembangunan Sarana/Prasarana Pariwisata
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
240
Telah dilaksanakan dalam bentuk pembangunan sarana dan prasarana
kawasan pariwisata di Aceh. Anggaran yang disediakan Rp 19.398.640.000
realisasi Rp 10.038.817.851,- atau 51,75% dan fisik 50,62%.
Kegiatan Pengembangan Jenis dan paket wisata unggulan
Telah dilaksanakan dalam bentuk pengembangan jenis dan paket-paket
wisata yang unggul di Aceh. Anggaran yang disediakan Rp 322.000.000,-
realisasi Rp 309.670.000,- atau 96,17% dan fisik 100%.
Kegiatan Pelaksanaan koordinasi Pembangunan objek wisata dengan
lembaga/dunia usaha
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan SDM pengusaha hotel dan
restoran se- Aceh, tetapi tidak dapat dilaksanakan sampai akhir tahun
anggaran. Anggaran yang disediakan untuk pelaksanakan kegiatan tersebut
sejumlah Rp 200.000.000,-
Kegiatan Pengembangan sosialisasi dan penerapan serta pengawasan
standarisasi
Telah dilaksanakan dalam bentuk pengembangan pengetahuan dan
profesionalisme pengelola hotel dan restoran didalam pelayanan kepada
wisatawan. Anggaran yang disediakan Rp 187.207.000,- realisasi Rp
172.677.000,- atau 92,24% dan fisik 100%.
Kegiatan Pembuatan Masterplan Pengembangan Kawasan Wisata
Telah dilaksanakan dalam bentuk perencanaan untuk menjadi panduan
pengembangan kawasan wisata di 23 kabupaten/kota. Anggaran yang
disediakan Rp 1.842.995.000,- realisasi Rp 1.301.428.400,- atau 70,61% dan
fisik 70,92%.
11. Program Pengembangan Kemitraan.
Kegiatan Pengembangan dan penguatan informasi dan database
Telah dilaksanakan dalam bentuk penyediaan informasi, data kebudayaan
dan pariwisata kepada masyarakat luas melalui jaringan internet yang dapat
diakses dimanapun. Anggaran yang disediakan Rp 258.600.000,- realisasi
Rp 248.799.440,- atau 96,21% dan fisik 100%.
Kegiatan Pengembangan SDM di Bidang Kebudayaan dan Pariwisata
bekerjasama dengan lembaga lainnya
Kegiatan ini bertujuan untuk memfasilitasi terbentuknya forum komunikasi
antar pelaku industri pariwisata dan budaya, tetapi tidak dapat dilaksanakan
sampai akhir tahun anggaran. Anggaran yang disediakan Rp 150.000.000,-
realisasi nihil.
Kegiatan Pelaksana Koordinasi Pembangunan Kemitraan Pariwisata
Telah dilaksanakan dalam bentuk jalinan kemitraan antara pemerintah
dengan masyarakat untuk meningkatkan kinerja pelaku usaha pariwisata.
Anggaran yang disediakan Rp 46.725.000,- realisasi Rp 41.345.000,- atau
88,49% dan fisik 100%.
Kegiatan Pengembangan SDM dan Profesionalisme Bidang Pariwisata
Telah dilaksanakan dalam bentuk pelatihan pekerja dibidang jasa biro
perjalanan. Anggaran yang disediakan Rp 165.685.000,- realisasi Rp
129.610.000,,- atau 78,23% dan fisik 100%.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
241
Kegiatan Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Pengembangan
Kemitraan, telah dilaksanakan dengan membentuk kelompok sadar wisata di
masyarakat. Anggaran yang disediakan Rp 98.180.000,- realisasi Rp
86.822.000,- atau 88,43% dan fisik 100%.
Kegiatan Pelaksanaan Gebyar Wisata Nusantara
Telah dilaksanakan dalam bentuk seleksi peserta untuk mempromosikan
pakian adat tradisional Aceh di tingkat nasional. Anggaran yang disediakan
Rp 50.000.000,- realisasi Rp 50.000.000,- atau 100% dan fisik 100%.
Realisasi Anggaran
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, dialokasikan dana sebesar Rp
68,069.412.000,- realisasi sebesar Rp 50,694.317.196,- atau 74,47% dan fisik
82,40%.
C. Permasalahan dan Solusi
Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan program kegiatan adalah
sebagai berikut:
- Sumber daya manusia yang memadai, relevan dan kompetitif yang
diharapkan dapat mencurahkan tenaga dan pikirannya terhadap kemajuan
Kebudayaan dan Pariwisata relatif terbatas disamping juga penetapan
staf/pejabat struktural dengan latar belakang pendidikan serta pengalaman
kerja yang tidak mendukung bidang tugasnya.
- Sebagian besar rekanan (kontraktor) yang melakukan perkerjaan baik fisik
maupun non-fisik tidak mengambil uang muka kerja dan termin, sehingga
realisasi anggaran tidak berjalan sesuai dengan pekerjaan yang telah
dilaksanakan.
- Belum terbinanya dengan baik jalur koordinasi program kegiatan akibat tidak
seragamnya unit kerja yang menangani bidang Kebudayaan dan Pariwisata di
Kabupaten/Kota.
- Masih rendahnya pemahaman masyarakat tentang arti pentingnya
pemeliharaan Bangunan Cagar Budaya (BCB) peninggalan sejarah
kepurbakalaan (rendahnya pemahaman UU RI No. 5 Tahun 1992).
- Kurangnya koordinasi dan persamaan persepsi dalam penyusunan program
kegiatan antara Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh dengan dinas terkait
kabupaten/kota.
- Kurangnya pemahaman masyarakat di bidang pariwisata (UU RI No. 10
Tahun 2009).
- Belum terbukanya lapangan kerja bagi masyarakat sekitar lingkungan objek
wisata, karena banyak objek wisata yang belum ditata dan dikelola dengan
baik.
- Atraksi wisata di Aceh masih sangat sedikit sehingga mempengaruhi jumlah
wisatawan (wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara) untuk
menyaksikan event wisata yang ada di Aceh.
- Sebagian besar Rekanan (kontraktor) tidak mengambil uang muka kerja dan
terment, sehingga realisasi keuangan tidak sesuai dengan realisasi fisik.
Solusi dalam pelaksanaan program kegiatan adalah:
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
242
- Perlu adanya peningkatan sumber daya aparatur dengan memberikan
pelatihan-pelatihan teknis bidang kebudayaan dan pariwisata.
- Dianjurkan para Rekanan (kontraktor) mengambil uang muka kerja dan
terment sesuai dengan realisasi fisik yang telah diselesaikan.
- Mengadakan penyuluhan kepada masyarakat mengenai UU RI No. 5 Tahun
1992 tentang BCB Peninggalan sejarah dan kepurbakalaan serta UU RI No.
10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan;
- Melakukan penelitian-penelitian dan kajian tentang
pembangunan/pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata di masa
mendatang;
- Adanya penambahan kegiatan event-event wisata dengan sektor lainnya
dengan adanya saling kerja sama misalnya; event kebudayaan/ kesenian,
event permainan rakyat, event olah raga dll;
- Perlu adanya anggaran yang memadai untuk menbangun fasilitas sarana dan
prasarana Kebudayaan dan Pariwisata.
Sekretariat Majelis Adat Aceh
A. Program dan kegiatan
Urusan Kebudayaan yang dilaksanakan oleh Sekretariat Majelis Adat Aceh
sebagai berikut:
1. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur.
a) Pengadaan Peralatan Gedung/Kantor;
b) Pengadaan Mobeleur;
c) Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional;
d) Pemeliharaan Rutin/Berkala Mebeleur;
e) Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Kantor.
2. Program Peningkatan Disiplin Aparatur.
Kegiatan ini berupa Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya.
3. Program Pengembangan Nilai Budaya
a) Pelatihan Peradilan Adat;
b) Penerbitan Majalah/ Buku-buku Tentang Adat;
c) Pelatihan Pemberdayaan Kelembagaan Adat.
4. Program Pengelolaan Kekayaan Budaya
a) Rekruitmen Pembacaan Narit Maja/Seumapa;
b) Rapat Kerja Tahunan;
c) Rapat Koordinasi dan evaluasi Pelaksanaan Polisi Masyarakat (POLMAS).
5. Program Pengelolaan Keragaman Budaya
a) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Pelaksanaan Pengembangan
Keanekaragaman Budaya;
b) Dialog/ Sosialisasi Untuk Generasi Muda dan Mahasiswa Mengenai Adat
Istiadat dan Hukum Adat;
c) Pembinaan Putroe Phang Tentang Pelaksanaan Adat Perkawinan.
6. Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya
Kegiatan ini berupa Pagelaran Seni dalam rangka penyambutan tamu
mancanegara.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
243
B. Realisasi Pelaksanaan Program dan kegiatan
1. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur.
Kegiatan Pengadaan Peralatan Gedung/Kantor
Telah dilaksanakan dalam bentuk pengadaan alat-alat gedung/kantor Majelis
Adat Aceh. Melalui kegiatan ini telah terpenuhi sarana dan prasarana dalam
rangka peningkatan sarana dan prasarana aparatur. Anggaran yang
disediakan Rp 23.630.000,- realisasi Rp 23.000.000.- atau 97% dan fisik
100%.
Kegiatan Pengadaan Mobeleur
telah dilaksanakan dalam bentuk pengadaan alat-alat mobeuler Majelis Adat
Aceh. Melalui kegiatan ini telah terpenuhi sarana dan prasarana dalam rangka
peningkatan sarana dan prasarana aparatur. Anggaran yang disediakan Rp
28.400.000,- realisasi Rp 26.150.000.- atau 92% dan fisik 100%.
Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional
Telah dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan operasional sarana dan
prasarana Majelis Adat Aceh. Anggaran yang disediakan Rp 26.200.000,-
realisasi Rp .26.198.000.- atau 100 % dan fisik 100%.
Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Mebeleur
Telah dilaksanakan dalam bentuk pemeliharaan alat-alat mobeuler Majelis
Adat Aceh. Melalui kegiatan ini telah terpenuhi sarana dan prasarana dalam
rangka peningkatan sarana dan prasarana aparatur. Anggaran yang
disediakan Rp 1.500.000,- realisasi Rp 850.000,- atau 57 % dan fisik 57%.
Pemeliharaan rutin/berkala peralatan kantor
Telah dilaksanakan dalam rangka pemeliharaan sarana dan prasarana Majelis
Adat Aceh. Anggaran yang disediakan Rp 12.750.000,- realisasi Rp
12.750.000.- atau 100% dan fisik 100%.
2. Program Peningkatan Disiplin Aparatur.
Kegiatan Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya
Telah dilaksanakan dalam bentuk penyediaan Pakaian Dinas Harian dan
Linmas bagi seluruh pegawai dilingkungan Majelis Adat Aceh.
Anggaran yang disediakan Rp 59.600.000,- realisasi Rp 58.350.000.- atau
98 % dan fisik 100%.
3. Program Pengembangan Nilai Budaya
Kegiatan Pelatihan Peradilan Adat
Telah dilaksanakan dalam bentuk pelatihan peradilan adat kepada para
Geuchik Gampong/Imum Mukim/Tuha Peut se kab/kota. Anggaran yang
disediakan 160.725.000,- realisasi Rp 135.177.000.- atau 84 % dan fisik
100%.
Kegiatan Penerbitan Majalah/Buku-buku Tentang Adat
Telah dilaksanakan dalam bentuk penerbitan Majalah Jeumala dan buku-buku
tentang adat. Anggaran yang disediakan Rp Rp 325.000.000,- realisasi Rp
212.060.000.- atau 65 % dan fisik 100%.
Kegiatan Pelatihan Pemberdayaan Kelembagaan Adat
Telah dilaksanakan dalam bentuk pelatihan mengenai Keujruen Blang.
Anggaran yang disediakan Rp 79.085.000,- realisasi Rp 72.497.000.- atau 92
% dan fisik 100%.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
244
4. Program Pengelolaan Kekayaan Budaya
Kegiatan Rekruitmen Pembacaan Narit Maja/Seumapa
Telah dilaksanakan dalam bentuk rekruitmen sumber daya manusia dalam
bidang Seumapa/Narit Maja. Anggaran yang disediakan Rp 92.213.000,-
realisasi Rp 69.818.500.- atau 76 % dan fisik 100%.
Kegiatan Rapat Kerja Tahunan
Telah dilaksanakan dalam bentuk rapat kerja untuk membahas program-
program baru untuk periode 2009 s.d. 2014. Anggaran yang disediakan Rp
79.085.000.- realisasi Rp 65.345.000.- atau 83% dan fisik 100%.
Kegiatan Rapat Koordinasi dan evaluasi Pelaksanaan Polisi Masyarakat
(POLMAS)
melalui kegiatan ini telah menghasilkan kerukunan dan keharmonisan dalam
bermasyarakat. Anggaran yang disediakan Rp 42.872.000.- realisasi Rp
37.378.000.- atau 87 % dan fisik 100%.
5. Program Pengelolaan Keragaman Budaya
Kegiatan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Pelaksanaan Pengembangan
Keanekaragaman Budaya
Telah dilaksanakan pada MAA Perwakilan Provinsi dan MAA Kabupaten
Kota di Aceh. Anggaran yang disediakan Rp 492.400.000,- realisasi Rp
370,932,100.- atau 75 % dan fisik 75%.
Kegiatan Dialog/ Sosialisasi Untuk Generasi Muda dan Mahasiswa Mengenai
Adat Istiadat dan Hukum Adat
telah dilaksanakan dalam bentuk Pelatihan dan melalui kegiatan ini telah
menghasilkan 34 orang peserta yang mengerti dan memahami adat istiadat
dan hukum adat Aceh. Anggaran yang disediakan Rp 79.610.000,- d realisasi
Rp 58.759.500.- atau 74 % dan fisik 100%.
Kegiatan Pembinaan Putroe Phang Tentang Pelaksanaan Adat Perkawinan,
Tatanan Keterampilan dan Sopan Santun
Melalui kegiatan ini telah menghasilkan 40 orang peserta (ibu-ibu) yang
mengerti dan memahami adat istiadat perkawinan dan tatanan sosial dalam
masyarakat. Anggaran yang disediakan Rp 78.585.000,- realisasi Rp
62.994.000.- atau 80 % dan fisik 100%.
6. Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya
Kegiatan Pagelaran Seni dalam rangka penyambutan tamu mancanegara
Telah dilaksanakan dalam bentuk pertunjukan tarian-tarian dan Adat Budaya
Aceh kepada tamu luar negeri. Anggaran yang disediakan Rp 542.229.000,-
realisasi Rp 320.970.000.- atau 59% dan fisik 100%.
Realisasi Anggaran
Majelis Adat Aceh (MAA), dialokasikan dana sebesar Rp 4.618.157.000,-
realisasi sebesar Rp 3.432.526.949,- atau 74,33% dan fisik 94,00%.
C. Permasalahan dan Solusi
Disamping tingkat keberhasilan yang telah dicapai pada masing-masing
kegiatan tersebut di atas, masih dijumpai beberapa kendala atau hambatan yang
perlu dievaluasi kembali pelaksanaannya antara lain :
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
245
- Masih kurangnya SDM yang tersedia dan masih terbatasnya pegawai pada
Sekretariat MAA, sehingga berdampak pada pelaksanaan kegiatan dan
realisasi anggaran tahun 2009.
- Belum terisinya jabatan eselonering (eselon III/b dan IV/a) pada Sekretariat
MAA sehingga belum efektifnya mekanisme organisasi/ lembaga MAA dan
tidak terealisasi anggaran yang diperuntukkan untuk itu.
- Masih ada elemen masyarakat dan pemerintah belum memahami keberadaan
adat dan adat istiadat sebagai pilar Istimewa yang patut diperhatikan dalam
kebijakan pembangunan Aceh.
- Belum maksimalnya Sosialisasi tentang adat dan adat istiadat kepada
masyarakat dan Instansi Pemerintah, sehingga kurangnya implementasi Adat
dalam kehidupan masyarakat.
Solusi yang telah ditempuh dalam menanggulangi kendala atau hambatan
antara lain :
- Melakukan pembinaan dan evaluasi terhadap Majelis Adat Aceh (MAA) Kab/
Kota dan Perwakilan mengenai kinerja Adat dan Adat Istiadat sebagai
warisan/ heritage indatu.
- Membina koordinasi dan sinkronisasi dengan instansi terkait dan pengurus
Majelis Adat Aceh (MAA) Kab/ Kota se-Provinsi Aceh dalam rangka
penegakan Hukum Adat dan pemberdayaan lembaga Adat serta penerapan
Adat Istiadat.
- Melakukan kerjasama dengan media masa dan media elektronik dalam
mensosialisasikan kegiatan Adat dan Adat Istiadat.
- Menggalang unsur Pemuda dan membekali mereka dengan Adat dan Adat
Istiadat agar menjadi generasi penerus bangsa yang memahami Adat dan
Adat Istiadat.
- Melakukan kerjasama dengan LSM untuk melatih fungsionaris Adat Kab/
Kota agar dapat memberdayakan lembaga Adat dan SDM di Kab/ Kota
masing-masing.
- Melakukan kerja sama dengan UNDP pada program Acces to Justice Projec,
untuk melatih tokoh-tokoh Adat di tingkat Gampong tentang Peradilan Adat.
Dalam tahun 2009 sudah dilatih para pemangku Adat sejumlah 1.679
Gampong yang tersebar di 6 (enam) Kab/ Kota dalam Provinsi Aceh.
- Sejak Februari 2009 sudah menetapkan Kepala Sekretariat MAA dan segera
akan mengisi Struktur Organisasinya sesuai dengan Permendagri No. 18
tahun 2009 dan Pergub Aceh No. 36 tahun 2008.
- Disamping itu, tanggal 21 April 2009 telah pula mengukuhkan Pemangku
Adat dan Dewan Pengurus MAA Provinsi masa bakti 2009 – 2013, sesuai
dengan Qanun No. 3 tahun 2004.
- Mengefektifkan pertemuan rutin para pemangku Adat dan rapat-rapat
pengurus lembaga MAA untuk menghasilkan konsep-konsep tentang Adat
dan Adat Istiadat yang bermanfaat bagi pelestarian, pembinaan dan
pengembangan Adat dan Adat Istiadat Aceh.
24. URUSAN STATISTIK
Urusan wajib mengenai Statistik, Pemerintah Aceh telah melaksankannya melalu
Lembaga Daerah yaitu: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Urusan
Perencanaan pembanguan), Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informasi dan
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
246
Telematika (Urusan Perhubungan). Hal ini dikarenakan anggaran belanja Non
Program dan belanja Program tidak dapat dipisahkan maka disesuaikan dengan
urusan yang melekat pada lembaga daerah tersebut. Begitu juga dengan
permasalahan dan solusi telah tersirat dalam keterangan dalam pelaksanaan program
dan kegiatan pada lembaga daerah tersebut.
25. URUSAN KEARSIPAN
Badan Arsip dan Perpustakaan
A. Program Dan Kegiatan
Urusan Kearsipan yang dilaksanakan oleh Badan Arsip dan Perpustakaan sebagai
berikut:
1. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
a) Pembangunan Gedung Kantor;
b) Pengadaan Peralatan Gedung Kantor;
c) Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor;
d) Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional;
e) Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung Kantor;
f) Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor.
2. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Kegiatan ini berupa Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya.
3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
a) Pendidikan dan Pelatihan Formal;
b) Sosialisasi peraturan perundang-undangan;
c) Rapat Koordinasi Tehnis (RAKORNIS);
d) Peningkatan kualitas pelayanan publik;
e) pengelolaan perpustakaan satuan kerja.
4. Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan
Kegiatan ini berupa Apresiasi Kearsipan.
5. Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah
a) Pendataan dan penataan dokumen/arsip daerah;
b) Survey/Pelacakan dan Ganti Rugi Dokumen/Wawancara Tokoh/Pelaku
Sejarah;
c) Pengolahan Arsip;
d) Pameran Kearsipan;
e) Reproduksi/Alih Media.
6. Program Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Kearsipan.
Kegiatan ini berupa Pemeliharaan Rutin/Berkala Arsip Daerah.
7. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi
Kegiatan ini berupa Bimbingan/Penyuluhan Kearsipan.
8. Program Peningkatan SDM Kearsipan
Kegiatan ini berupa Penilaian Arsiparis.
9. Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan
a) Pemasyarakatan Minat dan Kebiasaan Membaca untuk Mendorong
Terwujudnya Masyarakat Pembelajar;
b) Pengembangan Minat dan Budaya Baca;
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
247
c) Suvervisi, pembinaan dan stimulasi pada perpustakaan umum, perpustakaan
khusus, perpustakaan sekolah dan perpustakaan masyarakat;
d) Pelaksanaan Koordinasi Pengembangan Perpustakaan;
e) Penyediaan Bantuan Pengembangan Perpustakaan dan Minat Budaya Baca
di Daerah;
f) Perencanaan dan Penyusunan Program Budaya Baca;
g) Publikasi dan Sosialisasi Minat dan Budaya Baca;
h) Penyediaan Bahan Pustaka Perpustakaan Umum Daerah;
i) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan;
j) Pembangunan Gedung Perpustakaan.
B. Realisasi Pelaksanaan Program/Kegiatan
1. Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan
Apresiasi kearsipan
Telah dilaksanakan dengan output terlaksananya apresiasi kearsipan terhadap
32 orang tenaga kearsipan di 16 kabupaten/kota. Anggaran yang disediakan Rp
47,900,000,- realisasi Rp 44.520.000,- atau 95.96 % dan fisik 100%.
2. Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah
Pendataan dan Penataan Dokumen/Arsip Daerah
Telah dilaksanakan dengan output terlaksananya pendataan dan penataan
dokumen/arsip di lembaga arsip dan perpustakaan di 16 kab/kota. Anggaran
yang disediakan Rp 44,200,000,- realisasi Rp 38.200.000,- atau 85.71 % dan
realisasi fisik 100%.
Survey/Pelacakan dan Ganti Rugi Dokumen/Wawancara Tokoh/Pelaku Sejarah
Wawancara dengan 4 (empat) tokoh pelaku sejarah peristiwa penandatanganan
MoU Helsinki. Anggaran yang disediakan Rp 93,490,000,- realisasi Rp
87.150.000,- atau 95.68 % dan fisik 100%.
Pengolahan Arsip
Telah dilaksanakan dengan output terlaksananya penataan arsip 300 meter lari
(ML). Anggaran yang disediakan Rp 227,060,000,- realisasi Rp 151.220.000,-
atau 66.60 % dan fisik 90.00%.
Pameran Kearsipan
Telah dilaksanakan dengan output terlaksananya pameran kearsipan dan
perpustakaan pada event PKA V. Anggaran yang disediakan Rp76,500,000,-
realisasi Rp 63.353.000,- atau 82,81 % dan fisik 100%.
Reproduksi/Alih Media
Telah dilaksanakan dengan output terlaksananya reproduksi arsip ke dalam
media elektronik. Anggaran yang disediakan Rp 223,260,000,- realisasi Rp
186.830.000,- atau 91,33 % dan fisik 100%.
3. Program Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Kearsipan
Pemeliharaan Rutin/Berkala Arsip Daerah
Telah dilaksanakan dengan output terlaksananya perawatan dan pemeliharaan
arsip sejumlah 3.000 M2. Anggaran yang disediakan Rp 237,000,000,- realisasi
Rp 218.474.000,- atau 92.18 % dan fisik 100%.
4. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi
Bimbingan/Penyuluhan Kearsipan
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
248
Telah dilaksanakan dengan output terlaksananya bimbingan tehnis dan
penyuluhan kearsipan untuk 32 orang peserta di 16 kabupaten/kota. Anggaran
yang disediakan Rp 69,415,000 ,- realisasi Rp 58.510.000,- atau 91.23 % dan
fisik 100%.
5. Program Peningkatan SDM Kearsipan
Penilaian Arsiparis
Telah dilaksanakan dengan output terlaksananya penilaian arsiparis
berprestasi. Anggaran yang disediakan Rp 138,250,000,- realisasi Rp
100.710.000,- atau 84.28 % dan fisik 100%.
6. Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan
Pemasyarakatan Minat dan Kebiasaan Membaca untuk Mendorong
Terwujudnya Masyarakat Pembelajar
Telah dilaksanakan dengan output terlaksananya lomba minat baca tingkat
provinsi di 16 kabupaten/kota dengan pengadaan buku bernuansa daerah.
Anggaran yang disediakan Rp 2,082,072,000,- realisasi Rp 1.950.038.000,-
atau 74,64 % dan fisik 90%.
Pengembangan Minat dan Budaya Baca
Telah dilaksanakan dengan output terlaksananya penerbitan buku bernuansa
daerah sebanyak 10 judul. Anggaran yang disediakan Rp 1,499,740,000,-
realisasi Rp 1.191.523.500,- atau 84,69 % dan fisik 100%.
Suvervisi, pembinaan dan stimulasi pada perpustakaan umum, perpustakaan
khusus, perpustakaan sekolah dan perpustakaan masyarakat
Telah dilaksanakan dengan output pembinaan perpustakaan, pendataan
perpustakaan dan penggandaan nomor pokok perpustakaan. Anggaran yang
disediakan Rp 202,320,000,- realisasi Rp 149.987.500,- atau 74.13 % dan fisik
90%.
Pelaksanaan Koordinasi Pengembangan Perpustakaan
Telah dilaksanakan dengan output terlaksananya MUSDA dan RAKER Ikatan
Pustakawan Indonesia (IPI). Anggaran yang disediakan Rp 74,726,000,-
realisasi Rp 68.976.000,- atau 95.98 % dan fisik 100%.
Penyediaan Bantuan Pengembangan Perpustakaan dan Minat Budaya Baca di
Daerah
Telah dilaksanakan dengan output terlaksananya pengadaan buku perpustakaan
umum, sekolah dan rumah ibadah di 23 kabupaten/kota. Anggaran yang
disediakan Rp 1.174.120.600,- realisasi Rp1,312,324,400,- atau 83.54 % dan
fisik 90%.
Perencanaan dan Penyusunan Program Budaya Baca
Telah dilaksanakan dengan output terlaksananya penyusunan program budaya
baca. Anggaran yang disediakan Rp 174,070,000,- realisasi Rp 128.515.000,-
atau 73.83 % dan fisik 90%.
Publikasi dan Sosialisasi Minat dan Budaya Baca
Telah dilaksanakan dengan output terlaksananya kegiatan pameran buku di
daerah (koleksi deposit dan umum), story telling dan pemilihan raja dan ratu
baca, pameran buku perpustakaan (koleksi deposit dan umum) dan dialog
interaktif di televisi dan radio. Anggaran yang disediakan Rp 300,524,000,-
realisasi Rp 250.820.000,- atau 73,31 % dan fisik 95%.
Penyediaan Bahan Pustaka Perpustakaan Umum Daerah
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
249
Telah dilaksanakan dengan output terlaksananya pengadaan buku perpustakaan
sebanyak 27.020 eksemplar. Anggaran yang disediakan Rp 2,058,102,000,-
realisasi Rp 1.643.547.340,- atau 70.06 % dan fisik 90%.
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
Telah dilaksanakan dengan output terlaksananya kegiatan monitoring, evaluasi
dan pelaporan di 23 kabupaten/kota. Anggaran yang disediakan Rp
192,920,000,- realisasi Rp 146.065.500,- atau 75.71 % dan fisik 90%.
Pembangunan Gedung Perpustakaan
Telah dilaksanakan dengan output terlaksananya pemasangan papan nama
perpustakaan gampong di 23 kabupaten/kota. Anggaran yang disediakan Rp
961,880,000,- realisasi Rp 818.443.000,- atau 63.86 % dan fisik 90%.
Realisasi Anggaran
Badan Arsip dan Perpustakaan, dialokasikan dana sebesar Rp 25.237.178.000,-
realisasi sebesar Rp 23.235.057.817,- atau 92,07% dan fisik 98,47%.
C. Permasalahan dan Solusi
Adapun Permasalahan yang dihadapi Badan Arsip dan Perpustakaan adalah
sebagai berikut:
- Masih kurangnya pemustaka terhadap minat baca buku bernuansa daerah
karena buku koleksi yang bernuansa daerah terbatas jumlahnya.
- Pelayanan kepada pemustaka sampai saat ini masih secara manual, karena
belum tersedianya dana untuk kegiatan pemasukan data entri otomasi
perpustakaan.
- Akibat keterlambatan proses cetak buku kegiatan penegembangan minat dan
budaya baca oleh pihak rekanan/percetakan dan proses pengolahan pada
bidang pengelolaan khazanah, sehingga distribusian buku sebanyak 59.893
eksamplar ke 23 kabupaten/kota tidak terlaksana sesuai rencana tahun 2009.
- Disebabkan keterlambatan diserahkan draf/konsep judul buku “Biografi
Irwandi Yusuf” kegiatan pengembangan minat dan budaya baca oleh
pengarang kepada pihak Badan Arsip dan Perpustakaan, sehingga buku
tersebut tidak tercetak pada tahun anggaran 2009.
- Pengadaan cetak supplies buku pada tahun anggaran 2009 sebanyak 42.000
set, sedangkan pengadaan/cetak buku sebanyak 59.893 eksamplar maka
terjadi kekurangan supplies tahun 2009 sebanyak 17.893 set.
Untuk menghadapi permasalahan tersebut telah dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut :
- Perlu meningkatkan pengadaan buku bernuansa daerah.
- Perlu penambahan anggaran untuk pemasukan data entri sebanyak 182.380
eks 1.000 = Rp 182.380.000,-
- Direncanakan pendistribusian buku-buku tersebut pada tahun anggaran 2010
yang akan datang.
- Rencana buku tersebut dicetak pada pada tahun anggaran 2010 yang akan
datang.
- Kekurangan supplies tersebut sebanyak 17.893 set dianggarkan pada tahun
anggaran 2010 yang akan datang.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
250
C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN
Bertitik Tolak dari Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2007
Tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah,
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Kepada Masyarakat, maka Urusan Pilihan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah
Daerah Aceh pada Tahun 2009 meliputi beberapa urusan yaitu :
1. Urusan Kelautan dan Perikanan
2. Urusan Pertanian
3. Urusan Kehutanan
4. Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral
5. Urusan Pariwisata
6. Urusan Industri, Perdagangan, koperasi dan Usaha kecil menengah
Dalam rangka pelaksanaan Urusan Pilihan tersebut di atas, telah dilaksanakan
sejumlah Program dan Kegiatan dengan realisasi pelaksanaan serta permasalahan dan
solusinya sebagai berikut:
1. URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Dinas Kelautan dan Perikanan
A. Program dan Kegiatan
Urusan Kelautan dan Perikanan yang dilaksanakan oleh Dinas Kelautan dan
Perikanan sebagai berikut:
1. Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir
Kegiatan ini berupa Pembinaan kelompok ekonomi masyarakat pesisir
2. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengawasan dan Pengedalian SK
Kegiatan ini berupa Pengawasan dan Penertiban Illegal Fishing
3. Program Pengembangan Budidaya Perikanan
a) Pengembangan Bibit Ikan Unggul;
b) Pembinaan dan Pengembangan Perikanan;
c) Revitalisasi perikanan budidaya di kawasan budidaya air tawar;
d) Revitalisasi perikanan budidaya di kawasan budidaya air payau
4. Program Pengembangan Perikanan Tangkap
a) Motorisasi Armada Perikanan;
b) Pembangunan Pangkalan Pendaratan Ikan
5. Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan
Kegiatan ini berupa Peningkatan Kapasitas Kelembagaan, PUSJUI
B. Realisasi Pelaksanaan Program/Kegiatan
1. Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir
Kegiatan Pembinaan Kelompok Ekonomi Masyarakat Pesisir, anggaran
yang sediakan Rp 60.000.000,- realisasi Rp 60.000.000,- atau 100% dan
fisik 100%.
2. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengawasan dan Pengedalian SK
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
251
Kegiatan Pengawasan dan Penertiban Illegal Fishing
Melalui kegiatan ini telah tersosialisasi pengawasan illegal fishing,
terbinanya kelembagaan Panglima Laout se-Aceh dan tersosialisasinya
perundang-undangan perikanan kepada stakeholders. Anggaran yang Rp
164.320.000,- realisasi Rp 164.120.000,- atau 99,88% dan fisik 99,88%.
3. Program Pengembangan Budidaya Perikanan
Kegiatan Pengembangan Bibit Ikan Unggul
Meliputi:
- Pengadaan benih calon induk ikan patin BBI Lawe Bekung
- Pembangunan BBI Lawe Bekung lanjutan
- Rehabilitasi saluran perkolaman rakyat Kec. Lawe Semur, Lawe Bulan
dan Darulhasanah
- Pengadaan operasional BBI Lawe Beukung
- Pembangunan BBI Pantai Ceurumen
- Restocking ikan grass carp di Danau Laut Tawar
- Pembangunan BBI Setral Toweren Lanjutan
- Pengadaan opersional BBI sentral Toweren
- Pengadaan benih ikan tawar Ds. Maheng Kec. Indrapuri
- DED pengembangan BBI Jantho
- DED Balai Benih Ikan Terpadu Kec. Blang Kejren
- Pembangunan pasilitas BBI Aih Selah Kec. Pantan Cuaca
- Pembangunan BBI Parung
- Pembangunan BBI Kreung Sabe Lanjutan
- Pembangunan pusat pengembangan budidaya air payau terpadu Ds.
Sinebok Pidie
- Pembangunan BBIP Ds. Alue Bu
- Pembangunan kolam BBI Krueng Batee
- Perencanaan pengembangan BBI Jantho
Anggaran yang sediakan Rp 13.739.900.000,- realisasi Rp 9.831.959.970,-
atau 71,56% dan fisik 71,56%.
Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Perikanan
Meliputi:
- pengadaan KJA, perahu jukung, mesin, angroinput benih dan jermal
Kab.simeulue
- Pilot projek KJA fiber glass 2 unit Kab.Simeulue
- Pengadaan operasional BBIP Simeulue
- Pengadaan agroinput budidaya ikan nila Kec. Kluet Selatan dan
Labuhan Haji Ds. Padang Bakau (3 paket) Kab. Aceh Selatan
- Pengadaan Agroinput budidaya ikan lele Ds. Buloh Kec. Trumon Kab.
Aceh Selatan
- Pengadaan Agroinput agroinput ikan mas Kec. Kluet Timur Kab. Aceh
Selatan
- Pembesaran kepiting dalam keramba dalam tambak Ds.Kawe Lege
Kec.Peureulak Kab. Aceh Timur
- Pembesaran ikan kerapu dalam KJA Ds. Kawe Lege Kec. Peureulak
Kab. Aceh Timur
- Budidaya kepiting dalam keramba Ds. Matang Guru Kec. Madat Kab.
Aceh Timur
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
252
- Pengadaan agroinput dan peralatan budidaya kolam air tawar
- Pengadaan agroinput kerapu tambak Ds. Teupin Mamplam dan
Ds.Hasan tanjung Kec.Nurussalam Kab. Aceh Timur
- Pemberdayaan dan pembinaan pembudidaya ikan kerapu Kec. Madat
Kab. Aceh Timur
- Pengadaan KJA fiber dan agroinput danau laut tawar Kab. Aceh
Tengah
- Pengadaan agroinput budidaya ikan lele di Ds. Atek Lueng Ie Kec.
Ingin Jaya Kab. Aceh Besar
- Usaha perikanan darat ikan nila dan gurami Ds. Made Deah
kemukiman pekan bilui Kec. Darul Imarah Kab. Aceh Besar
- Pengadaan agroinput bandeng Kab. Aceh Besar
- Pengadaan agroinput budidaya ikan nila Ds. Cot Kec. Darussalam Kab.
Aceh Besar
- Pengadaan mesin pompa air kolam ikan, lengkap instalasi Kec.
Indrapuri Kab. Aceh Besar
- Pengadaan agroinput budidaya ikan mas Kec. Tangse dan Geumpang
Kab. Aceh Pidie
- Pengadaan agroinput budidaya kakap putih di tambak Kec. Kembang
Tanjong Kab. Aceh Pidie
- Pengadaan agroinput udang Ds. Ukee dan Agroinput bandeng Ds.
Palong dan Ds. Kumbang Trueng Campli Kec. Gelumpang Baro Kab.
Aceh Pidie
- Pengadaan agroinput budidaya ikan mas Kab. Bireuen
- Pendederan benih kerapu di tambak Kab. Bireuen
- Pengnadaan pakan ikan Kec. Sp. Mamplam Kab. Bireuen
- Pengadaan agroinput bandeng Ds. Bugak Pujot dan Desa. Tanjong Kec.
Jangka Kab. Bireuen
- Agroinput budidaya ikan nila di Kec. Juli dan Samalanga Kab. Bireuen
- Bantuan agroinput pendederan ikan kerapu di Desa Mon Keulayu Kab.
Bireuen
- Pengadaan benih ikan kerapu,alat tangkap dan boat Kab. Bireuen
- Pembangunan bangsal dan sarana penanganan hasil budidaya Desa
Tanoh Ano kec.Jangka Kab. Bireuen
- Pengadaan operasional BBI Batee Iliek Kab. Bireuen
- Pengadaan agroinput budidaya bandeng Kec. Seuneudon Kab. Aceh
Utara
- Pendederan benih kerapu di tambak Ds. Glp Umpueng Uno Kec. Tanah
Jambo Aye Kab. Aceh Utara
- Pengadaan KJA dan agroinput budidaya kerapu di Kuala Cangkoi Kab.
Aceh Utara
- Pengadaan agroinput budidaya kepiting sangkak/ soka Ds. Tanjong
Dalam Utara Kec. Tanah Jambo Aye Kab. Aceh Utara
- Pengadaan bibit ikan bandeng untuk petambak ikan Kec. Sunuddon dan
Baktia Kab. Aceh Utara
- pengadaan bibit budidaya ikan air tawar untuk tani tambak kec. Tanah
Jambo aye, Senuddon, Baktia Kab. Aceh Utara
- Pengadaan pakan ikan untuk kelompok kerja masyarakat Menasah
Sago Kec. Senuddon Kab. Aceh Utara
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
253
- Pengadaan agroinput kolam ikan air tawar 2 kelompok Kab. Aceh
Barat Daya
- Pengadaan agroinput budidaya ikan mas di kolam Kec. Blang Pidie,
Tangan-Tangan dan Kuala Batee Kab. Aceh Barat Daya
- Pengadaan agroinput kec. Tangan-Tangan Kab. Aceh Barat Daya
- Pengembangan budidaya ikan bawal air tawar Kab. Gayo Lues
- Agroinput budidaya ikan mas di Kec.Blang Kejerein, Pantan Cuaca,
Lebun Gelang, Kuta Panjang, Terangon, Tripe Jaya dan Putri Betong
Kab. Gayo Lues
- Pengadaan agroinput budidaya kakap putih di tambak Kab. Aceh
Tamiang
- Pemberdayaan dan pembinaan pembudidaya ikan kerapu kec. Seruwey
Kab. Aceh Tamiang
- Pengadaan agroinput budidaya ikan nila Kab. Aceh Jaya
- Agroinput budidaya ikan nila Kab. Bener Meriah
- Pembangunan kolam ikan air tawar Kab. Bener meriah
- Pembesaran kepiting kolam keramba di tambak Kota Banda Aceh
- Pengadaan KJA di Ds. Alunaga Kec. Syah Kuala Kota Banda Aceh
- Pengadaan KJA dan Agroinput Kota Sabang
- Budidaya kepiting dalam keramba Ds.kuala langsa Kec. Langsa Barat
Kota Langsa
- Budidaya kepiting sangkak Ds. Alue Beurawe Kec. Langsa kota, Kota
Langsa
- Budidaya kerapu Ds. Seriget dan Ds. Bireum Puntung Kec. Langsa
Barat Kota Langsa
- Usaha perikanan darat ikan lele Kampung Jawa Baru Kec. Langsa
Kota, Kota Langsa
- Pengadaan agroinput ikan nila untuk keramba tancap Kota
Lhokseumawe
- Pengadaan benih ikan kerapu untuk KJA Kota Lhokseumawe
- Pengadaan keramba untuk Desa Ujong Blang Kota Lhokseumawe
- Pengadaan budidaya kerapu Kota Lhokseumawe
- Pengadaan agroinput budidaya ikan mas Kota Subulussalam
- Pengadaaan agroinput pembesaran kerapu di tambak Kab. Pidie Jaya
- pengadaan agroinput bandeng Ds. Dayah pangwa Kec. Trieng Gadeng
Kab. Pidie Jaya
- Pengadaan agroinput pendederan kerapu di tambak Kec. Jangka Buya
Kab. Pidie Jaya
- Agroinput budidaya ikan air tawar Kab. Aceh Tengggara
- Agroinput budidaya ikan kerapu Kabupaten Aceh Utara
- Pengadaan nener bandeng sebanyak 1,200,000 ekor Kab. Aceh
Tamiang
- Pengadaan pakan 25.000 kg Kab. Aceh Tamiang
- Pengadaan rumput laut 20.000 kg Kab. Aceh Tamiang
- Pengembangan budidaya kerapu Kab. Aceh Tamiang
- Pengembangan budidaya kakap Kab. Aceh Tamiang
- Pengembangan kepiting sangkak Kab. Aceh Tamiang
- Pengadaan keramba jaring apung lengkap Kab. Aceh Tamiang
- Pengadaan agroinput tambak Kab. Aceh Jaya
- Pengadaan agroinput kolam Kab. Aceh Jaya
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
254
- Agroinput pembesaran ikan bandeng Kota Lhokseumawe
- Agroinput pembesaran ikan kerapu Kota Lhokseumawe
- Pengadaan KJA Kota Subulussalam
- Pengadaan sarana produksi perikanan Kota Subulussalam
Anggaran yang sediakan Rp 26.695.590.000,- realisasi Rp 22.122.047.150,-
atau 82,87% dan fisik 82,87%.
Kegiatan Revitalisasi Perikanan Budidaya di Kawasan Budidaya Air Tawar
Melalui:
- Rehab kolam dan agroinput ikan nila Ds. Kedai Runding Kec. Kluet
Selatan Kab. Aceh Selatan
- Pembangunan kolam Kab. Aceh Tengah
- Pembangunan kolam ikan air tawar di Lembah Selawah Kab. Aceh
Besar
- Pembangunan kolam baru kec. Indrapuri dan Jantho Kab. Aceh Besar
- Rehabilitasi kolam ikan dan agroinput Kec. Darussalam, Baitussalam
dan Mesjid Raya Kab. Aceh Besar
- Pembangunan kolam ikan air deras Kab. Gayo Lues
Anggaran yang sediakan Rp 6.649.495.000,- realisasi Rp 2.639.387.000,-
atau 39,69% dan fisik 39,69%. (tidak ada alasan)
Kegiatan Revitalisasi Perikanan Budidaya di Kawasan Budidaya Air Payau
Melalui:
- Rehabilitasi tambak rakyat kec. Lhoong Ds. Cot Birek, Sungkomulat,
dan Kareung Kec. Lhong Kab. Aceh Besar
- Pembangunan tambak rakyat Ds. Sejahtera, dan Lhok Paoh Kec.
Manggeng Kab. Aceh Barat Daya
- Rehabilitasi saluran tambak Kab. Aceh Utara
- Pengadaan jaring apung udang galah Kab. Aceh Tamiang
- Pengadaan pintu air tambak (pipa paralon) Kab. Aceh Tamiang
- Pembangunan/rehabilitasi saluran tambak Kab. Aceh Jaya
Anggaran yang sediakan Rp 7.594.200.000,- realisasi Rp 3.984.271.000,-
atau 52,46% dan fisik 52,46%.
4. Program Pengembangan Perikanan Tangkap
Kegiatan Motorisasi Armada Perikanan
Meliputi:
- Pengadaan mesin 5,5 pk dan jaring ikan Kab. Aceh Singkil
- Bantuan pengadaan alat fish finder bagi nelayan Kec. Singkil Kab.
Aceh Singkil
- Pengadaan rumpon laut Kab. Aceh Singkil
- Pengadaan perahu sampan untuk sungai alas Kab. Aceh Tenggara
- Pengadaan boat motor tempel 40 pk Kab. Aceh Timur
- Pengadaan perahu tanpa mesin Kab. Aceh Tengah
- Pengadaan alat tangkap jaring Kab. Aceh Tengah
- Pengadaan perahu bermesin untuk muge (perairan) Kab. Aceh Tengah
- Pengadaan boat tempel fiber glass Ds. Layeun Kec. Leupung Kab.
Aceh Besar
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
255
- Desain boat tempel fiber glass Ds. Layeun Kec. Leupung Kab. Aceh
Besar
- Bantuan alat tangkap untuk kelompok nelayan Ds. Berandeh, Kec.
Mesjid raya Kab. Aceh Besar
- Bantuan alat tangkap nelayan Ds. Mon Singet, Ds Khaju, Kec.
Baitussalam Kab. Aceh Besar
- Bantuan alat tangkap untuk kelompok nelayan ( tirom ) Ds. Payung
Ds. Baet Kec. Baitussalam Kab. Aceh Besar
- Pengadan peralatan pendukung penangkapan ikan Kec. Peukan Bada
Kab. Aceh Besar
- Pengadaan fish finder dan water lamp di Kec. Pulo Aceh dan Mesjid
Raya Kab. Aceh Besar
- Pengadaan rumpon laut dalam di Kec. Mesjid Raya dan Pulo Aceh
Kab. Aceh Besar
- Mesin boat yamaha 40 PK kelompok nelayan Ds. Suny Kec. Lhong
Kab. Aceh Besar
- Pengadaan sarana operasional penangkapan ikan Kab. Aceh Pidie
- Pengadaan boat ikan lengkap mesin dan alat tangkap Kec. Gandapura
Kab. Bireuen
- Pengadaan sarana penangkapan ikan Kec. Jangka Kab. Bireuen
- Penyediaan/pengadaan sarana alat tangkap, boat untuk nelayan tuna
Kec. Peudada Kab. Bireuen
- Penyediaan sarana alat tangkap, boat untuk nelayan tuna Kec. Jeunib
Kab. Bireuen
- Penyediaan sarana alat tangkap boat untuk nelayan tuna Ds. Ujong
Blang Kec. Kauala Kab. Bireuen
- Penyediaan sarana alat tangkap boat untuk nelayan tuna Ds. Batee
Timoh Kec. Jumpa Kab. Bireuen
- Pengadan rumpon laut dangkal di Kec. Muara Batu Kab. Aceh Utara
- Desain boat pukat lengkap Kec. Senuddon Kab. Aceh Utara
- Pengadaan rumpon laut dangkal Kab. Aceh Tamiang
- Pengadaan boat dan mesin Kec. Lamno 3 unit Kab. Aceh Jaya
- Pengadaan boat dan alat tangkap Ds. Lampulo Kota Banda Aceh
- Pengadaan peralatan pendukung penangkapan ikan Kec. Meraxa Kota
Banda Aceh
- pengadaan kapal pukat penangkapan ikan dengan perlengkapan
pendukung Ds. Lampulo Kota Banda Aceh
- Pengadan rumpon laut dalam Kota Sabang
- Pengadaan lampu tenaga surya Ds. Alue Brawe Kec. Langsa Kota Kota
Langsa
- Pengadaan rumpon laut Kuala Langsa Kota Langsa
- Pengadaan rumpon Kota Lhokseumawe
- Pengadaan bubu Kota Subulussalam
- Pengadaan sarana penangkapan ikan Kota Subulussalam
- Pengadaan boat lengkap dan alat tangkap Kec. Ulim dan Muara Dua
Kab. Pidie Jaya
- pengadaan boat lengkap dan alat tangkap Ds. Sago Kec. Trieng Gadeng
Kab. Pidie Jaya
- Pengadaan jaring teri untuk nelayan TPI Kuala Kiran Kec. Jangka Buya
Kab. Pidie Jaya
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
256
- Pengadaan rumpon laut dalam Kab. Bireuen
- Pengadan rumpon laut dangkal Kab. Bireuen
- Pengadaan sarana mesin 23 pk Kab. Aceh Tamiang
- Pengadaan mesin 5,5 pk Kab. Aceh Tamiang
- Pengadaan sarana alat tangkap jaring kembung Kab. Aceh Tamiang
- Pengadaan sarana alat tangkap jaring udang Kab. Aceh Tamiang
- Pengadaan alat tangkap jaring malam Kab. Aceh Tamiang
- Pengadaan alat tangkap purse sien mini Kab. Tamiang
- Pengadaan alat tangkap pukat tongkol Kab. Tamiang
- Pengadaan alat tangkap jaring tenggiri Kab. Tamiang
- Pengadaan rumpon Kab. Aceh Tamiang
- pengadaan mesin boat 5,5 pk Kota Langsa
- pengadaan jaring uba Kota Langsa
Anggaran yang sediakan Rp 26.913.590.000,- realisasi Rp 14.194.402.400,-
atau 52,74% dan fisik 52,74%.
Kegiatan Pembangunan Pangkalan Pendaratan Ikan
Meliputi:
- Pembangunan fasilitas PPI Sawang Ba"u Kab. Aceh Selatan
- Pembangunann sarana dan prasarana PPP Idi Kab. Aceh Timur
- Pembangunan jetty/ dermaga dan fasilitas pendukung PPI Kuala Bubon
Kab. Aceh Barat
- Pembangunan pabrik es kapasitas 30 ton Kab. Aceh Barat Daya
- DED PPI Kuala Tuha Kab. Nagan Raya
- Rehabilitasi fasilitas PPP Lampulo Kota Banda aceh
- Pembangunan balai nelayan Ds, Rhieng Blang (Neuheun Coh ) Kec.
Mereudu Kab. Pidie Jaya
- Pembangunan pabrik es Kab. Aceh Singkil
- Pembangunan sarana dan prasarana PPI Keude Bakongan Kab. Aceh
Selatan
- Pembangunan sarana dan prasarana PPI Labuhan Haji Lanjutan Kab.
Aceh Selatan
- Pembangunan sarana dan prasarana breakwater PPI Lhok Bengkuang
lanjutan Kab. Aceh Selatan
- Pembangunan tempat pelelangan ikan ( TPI ) Kab. Aceh Tmur
- Pembangunan dermaga tambat laut Kab. Aceh Tamiang
- Pembangunan balai informasi nelayan Kab. Aceh Jaya
- Perluasan dermaga PPI Kab. Aceh Jaya
- Pembangunan TPI Lambeusoi Kab. Aceh Jaya
- Pembangunan gapura PPI Calang Kab. Aceh Jaya
- Pembangunan doking ringah PPI Calang Kab. Aceh Jaya
- Penimbunan PPI Kuala Langsa Kota Langsa
- Pengerasan jalan PPI Kuala Langsa Kota Langsa
- Pembangunan PPI Pusoeng lanjutan Kota Lhokseumawe
Anggaran yang sediakan Rp 58.935.659.000,- realisasi Rp 29.437.136.073,-
atau 49,95% dan fisik 49,95%.
5. Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan
Kegiatan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan PUSJUI
Melalui:
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
257
- Pengadaan sarana pengolahan ikan Kab. Simeulue
- Pengadaan sarana pengolahan ikan Kab. Simeulue
- Pengadaan cool box 100 kg Kab. Aceh Tengah
- Pengadaan ice cruiser Kec. Lambada Lhok Kab. Aceh Besar
- Pengadaan cool box ukuran 200 kg Kec. Ingin Jaya (Desa Gani,
Lambaro dan Blang Bintang) Kab. Aceh Besar
- Pengadaan sarana pendukung untuk pedagang ikan kecamatan Ingin
Jaya Kab. Aceh Besar
- Pengadaan sarana pengolah ikan Kec. Leupung Kab. Aceh Besar
- Pengadaan sarana penunjang pedagang ikan ( muge ) Kab. Pidie
- pengadaan cool box 180 kg Ds. Blang Glumpang Kec. Senuddon Kab.
Aceh Utara
- Pengadaan sarana pengolahan ikan Kec. Manggeng Kab. Aceh Barat
Daya
- Pengadaan sarana pengolah ikan Kab. Aceh Tamiang
- Pembinaan dan bantuan peralatan hasil perikanan Kab. Aceh Jaya
- Pengadaan ice cruiser meicin Kecamatan Suka Jaya Kota Sabang
- Pengadaan sarana pengolahan ikan Kec. Suka Jaya Kota Sabang
- Pengadaan sarana pengolahan ikan dan pemasaran ikan Kota
Lhokseumawe
- Pengadaan bangsal UPI Kab. Singkil
- Pengadaan bangsal UPI Kab. Aceh Besar
- Pengadaan box fiber Kab. Aceh Singkil
- Pengadaan box fiber 100 kg (60 unit) Kota Langsa
- Pengadaan bangsal perawatan jaring (fhisinger) Kota Langsa
Anggaran yang sediakan Rp 4.271.370.000,- realisasi Rp 3.049.748.000,-
atau 71,40% dan fisik 71,40%.
Realisasi Anggaran
Dinas Kelautan dan Perikanan, dialokasikan dana sebesar Rp
167.271.745.000,- realisasi sebesar Rp 105.268.684.074,- atau 62,93% dan
fisik 74,29%.
C. Permasalahan Dan Solusi
Permasalahannya adalah :
- Kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada pada DKP
Aceh mempunyai kompetensi masih rendah dan masih membutuhkan
peningkatan kualitas baik melalui pendidikan formal maupun non formal.
- Dana migas dan dana otsus untuk pembebasan tanah di kabupaten/kota tidak
dapat dilaksanakan.
- Pada umumnya nelayan Aceh hanya memiliki armada tangkap dan alat
tangkap yang sederhana (bout, jaring dan pancing) dengan jangkauan
operasional penangkapan yang terbatas (daerah pantai) sehingga
produktifitas hasil tangkap relatif rendah.
- Sarana dan prasarana yang ada pada DKP Aceh belum memadai, sehingga
dapat mempengaruhi kinerja aparatur, terutama dalam melayani stakeholder
perikanan dan kelautan yang ada.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
258
- Sebagian besar nelayan memiliki modal usaha yang terbatas sehingga sulit
mendapatkan sarana produksi sesuai dengan kebutuhan karena harga sarana
produksi seperti es dan BBM masih dirasakan tinggi oleh nelayan.
- Belum terbentuknya jaringan pasar untuk memasarkan hasil perikanan ke
luar Aceh serta tidak tersedianya fasilitas pengangkutan (cargo) untuk
transportasi melalui udara, sehingga pengembangan investasi di bidang
perikanan tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.
- Prasarana untuk mendukung pengembangan budidaya tambak masih belum
optimal antara lain belum tertangani jaringan irigasi tambak untuk
pengembangan budidaya air payau.
Solusinya adalah:
- Perlu dilakukannya peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui
bimbingan teknis, pelatihan khusus untuk peningkatan kualitas pendidikan
SDM dan penambahan pegawai yang berkompeten di bidang perikanan,
serta pemberian berprestasi pada lingkup DKP Aceh.
- Untuk pelaksanaan kegiatan tahun anggaran 2010 diharapkan kepada
kabupaten/kota dalam mengalokasikan dana migas dan otsus untuk dapat
menyiapkan data pendukung sebelum kegiatan diusulkan.
- Perlu dilakukan pembinaan dan mendukung para pelaku bisnis bidang
perikanan tangkap, untuk dapat mengembangkan armada yang memiliki
kelengkapan peralatan sehingga mampu menjangkau wilayah ZEE
Indonesia dengan harapan dapat meningkatkan jumlah hasil tangkapan.
- Perlu peningkatan sarana dan prasarana perikanan, terutama fasilitas
perkantoran, laboratorium dan pelabuhan perikanan, sehingga dapat
mendukung dan mengoptimalkan kinerja aparatur dalam pelayanan terhadap
stakeholders.
- Perlu disediakannya fasilitas pendukung di sentra-sentra produksi untuk
mempersingkat rantai pemasaran, sehingga para nelayan dapat langsung
mengakses sarana produksi dengan harga yang terjangkau.
- Perlu ditingkatkan promosi untuk menarik minat para investor, sehingga
dapat membuka akses pemasaran hasil perikanan dengan harapan
meningkatkan nilai ekspor dan memberikan nilai tambah kepada para
pelaku usaha perikanan.
- Perlu koordinasi lebih lanjut dengan kabupaten/kota dan instansi terkait
yang menangani jaringan irigasi untuk menginventarisasi jaringan irigasi
tambak.
2. URUSAN PERTANIAN
Urusan Pertanian yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan
A. Program dan Kegiatan
Urusan Pertanian yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan sebagai berikut:
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
259
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
a) Penyediaan jasa surat menyurat;
b) Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik;
c) Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor;
d) Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas;
e) Penyediaan jasa kebersihan kantor;
f) Penyediaan alat tulis kantor;
g) Penyediaan barang cetakan dan penggandaan;
h) Penyediaan komponen instalasi listrik;
i) penyediaan peralatan rumah tangga;
j) penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan;
k) penyediaan makan dan minuman;
l) Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah
m) penyediaan jasa pegawai non PNS.
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
a) Pembangunan Gedung Kantor;
b) Pengadaan perlengkapan gedung kantor;
c) Pengadaan Mobiler;
d) Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor;
e) Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional;
f) Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung kantor;
g) Pemeliharaan berkala mobiler;
h) Rehabilitasi sedang/berat gedung kantor.
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
a) Pengadaan pakaian dinas serta kelengkapannya;
b) Pengadaan pakaian kerja lapangan.
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Kegiatan ini berupa peningkatan ilmu dan ketrampilan aparatur
5. Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian
Kegiatan ini berupa peningkatan keanekaragaman dan kualitas pangan
sesuai pola pangan harapan
6. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian
Kegiatan ini berupa peningkatan keanekaragaman dan kualitas produk
pertanian.
7. Program Peningkatan Penerapan Tekhnologi Pertanian
Kegiatan ini berupa pengadaan dan prasarana teknologi pertanian
8. Program Peningkatan Produksi Pertanian
Kegiatan ini berupa penyediaan sarana produksi pertanian
9. Program Pendidikan Menengah dan Tinggi
Kegiatan ini berupa pendidikan menengah dan tinggi
B. Realisasi Program dan kegiatan
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Anggaran yang disediakan Rp 7.450.622.180,-realisasi Rp 6.813.439.939,-
atau 91,45% dan fisik 99,56%.
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
260
Anggaran yang disediakan Rp 2.878.890.000,- realisasi Rp
2.343.611.200,- atau 81,41% dan fisik 85,50%.
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Anggaran yang disediakan Rp 597.150.000,- realisasi Rp 592.256.500,-
atau 99,18% dan fisik 100%.
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Merupakan progran dan kegiatan bertujuan untuk meningkatkan ilmu dan
keterampilan aparatur. Anggaran yang disediakan Rp 3.898.500.000,-
realisasi Rp 3.306.157.130,- atau 84.81% dan fisik 91,77 %.
5. Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian
Merupakan program dan kegiatan yang bertujuan meningkatkan
ketersediaan pangan masyarakat melalui peningkatan hasil produksi
pertanian dengan pengendalian OPT dan antisipasi bencana alam. Hasil
yang di capai terjadinya peningkatan hasil produksi pertanian, dengan
outcome kegiatan adanya peningkatan hasil produksi komoditas pertanian
melalui diversifikasi usaha dan berdaya saing untuk menambah income
petani. Anggaran yang disediakan Rp 7.678.889.148,- realisasi Rp
5.045.259.300,- atau 65.70% dan fisik 80,71%.
6. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian
Merupakan program dan kegiatan bertujuan meningkatkan pemasaran hasi
produksi Pertanian masyarakat melalui peningkatan keanekaragaman dan
kualitas produk pertanian. Hasil dari kegiatan ini terlaksananya promosi
dan pemasaran hasil produksi pertanian melalui kegiatan event promosi
seperti pameran, adanya peningkatan mutu produk pertanian di daerah dan
menjalin kerjasama berbagai pihak baik petani produsen, pengusaha dan
eksportir dalam pemasaran produk hasil pertanian. Anggaran yang
disediakan Rp 709.550.000,- realisasi Rp 662.715.000,- atau 93,40% dan
fisik 100%.
7. Program Peningkatan Penerapan Tekhnologi Pertanian
Program ini bertujuan untuk menerapkan teknologi tepat guna yang mampu
meningkatkan produktivitas dan nilai tambah usaha olahan pangan serta
usaha pertanian. Hasil yang diperoleh adalah Ketersediaan berbagai alat
dan mesin pertanian, Ketersediaan bangunan/sarana pendukung
kelengkapan alat dan mesin serta fasilitas umum lainnya, Penambahan
jumlah alat dan mesin pertanian di berbagai kabupaten/kota, Ketersediaan
berbagai bangunan pendukung/pelindung bagi alat dan mesin pertanian.
Anggaran yang disediakan Rp 98.653.418.500,- realisasi Rp
66.257.807.950,- atau 67,16% dan fisik 87,17%.
8. Program Peningkatan Produksi Pertanian
Program ini bertujuan untuk mengembangkan usaha tani di kawasan sentra
produksi melalui diversifikasi usaha dengan komoditas bernilai tinggi dan
berdaya saing untuk peningkatan nilai tambah petani. Hasilnya
Ketersediaan berbagai sarana produksi padi, palawija dan hortikultura,
Ketersediaan bangunan/sarana pendukung, berdirinya berbagai kebun
hortikultura dan kawasan sentra pengembangan padi, palawija, dan
holtikultura di berbagai kabupaten/kota, penambahan jumlah alat dan
mesin pertanian di berbagai kabupaten/kota. Anggaran yang disediakan Rp
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
261
58.409.413.500,- realisasi Rp 39.250.511.515,- atau 67,20% dan fisik
84,27%.
9. Program Pendidikan Menengah
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh selain memiliki 4 (empat) UPTD
juga ada 3 (tiga) sekolah kedinasan yaitu SPP-SPMA Saree, Kutacane dan
Bireuen dan 1 (satu) Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian. Pada prinsipnya
keluaran (Output) yang diharapkan adalah ketersediaan tenaga-tenaga
penyuluh pertanian yang profesional. Hasil (Outcome) yang diharapkan
adalah kelancaran proses belajar mengajar, kenyamanan, ketentraman dan
ketenangan siswa dan guru sehingga akan menghasilkan tenaga yang
profesional dalam bidangnya. Anggaran yang disediakan Rp
11.907.629.139,- realisasi Rp 7.967.276.450,- atau 66,91 % dan fisik
74,95%.
Realisasi Anggaran
Dinas Pertanian Tanaman Pangan, dialokasikan dana sebesar Rp
234.690.606.139,- Realisasi Sebesar Rp 169.965.754.621,- atau 72,42 % dan
fisik 88,46%.
C. Permasalahan dan Solusi
Permasalahannya adalah:
- Pengadaan hand sprayer elektrik yang tidak dapat dilaksanakan karena proses tendernya yang tidak ada pembanding dalam penyediaannya.
- Karena keterbatasan waktu banyak kegiatan yang gagal dalam proses tender.
- Jadwal tanam yang tidak sesuai lagi karena pengaruh perubahan waktu. Solusinya adalah:
- Untuk masa yang akan datang setiap pengadaan hand sprayer elektrik harus ada pembanding dalam penyediaannya.
Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan
A. Program dan Kegiatan
Urusan Pertanian yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Hewan dan
Peternakan Aceh sebagai berikut:
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
a) Penyediaan jasa surat menyurat;
b) Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik;
c) Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor;
d) Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan
dinas/operasional;
e) Penyediaan jasa kebersihan kantor;
f) Penyediaan alat tulis kantor;
g) Penyediaan barang cetakan dan penggandaan;
h) Penyediaan komponen instalasi listrik/ penerangan bangunan kantor;
i) Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor;
j) Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan;
Penyediaan makanan dan minuman;
k) Rapat-rapat kordinasi dan konsultasi keluar daerah;
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
262
l) Penyediaan jasa administrasi dan sewa kantor.
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Kegiatan ini berupa Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan
dinas/operasional.
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Kegiatan ini berupa Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Kegiatan ini berupa Pendidikan dan pelatihan formal
5. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
Kegiatan ini berupa Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar
realisasi kinerja SKPD
6. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak
a) Pendataan masalah peternakan;
b) Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak;
c) Penanggulangan kasus flu burung;
d) Diagnosa penyakit hewan dan peningkatan mutu genetik.
7. Program Peningkatan Produksi Hasil Ternak
a) Pembibitan dan perawatan ternak;
b) Pengembangan agribisnis peternakan;
c) Monitoring, evaluasi dan pelaporan;
d) Pengembangan kawasan ayam ras petelur; Perencanaan pembangunan
peternakan.
8. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan
a) Pembangunan Sarana dan Prasarana pasar produksi hasil peternakan;
b) Promosi atas hasil produksi peternakan unggulan daerah;
c) Pengolahan informasi permintaan pasar atas hasil produksi peternakan
masyarakat;
d) Magang pelaku usaha pengolahan produk peternakan.
9. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan
a) Kegiatan penyuluhan penerapan teknologi peternakan tepat guna;
b) Pelatihan dan bimbingan pengoperasian teknologi peternakan tepat
guna.
B. Realisasi Program dan kegiatan
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Kegiatan-kegiatan yang telah direalisasikan melalui program ini adalah:
kegiatan penyediaan jasa surat menyurat, penyediaan jasa komunikasi,
sumber daya air dan listrik, penyediaan jasa perlatan dan perlengkapan
kantor, penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kenderaan
dinas/operasional untuk 65 unit kenderaan yaitu kenderaan roda 4 sebanyak
16 unit dan roda 2 sebanyak 49 unit, penyediaan jasa kebersihan kantor,
penyediaan alat tulis kantor, penyediaan barang cetakan dan penggandaan,
penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor,
penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor, penyediaan bahan bacaan
dan peraturan perundang-undangan, penyediaan makanan dan minuman
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
263
bagi 241 orang pegawai/honorer selama 11 bulan, rapat – rapat koordinasi
dan konsultasi ke luar daerah dan kegiatan penyediaan jasa administrasi dan
sewa kantor. Anggaran yang disediakan Rp 2.468.538.260,- realisasi Rp
2.303.882.501,- atau 93,33% dan fisik 100%.
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Kegiatan-kegiatan yang telah direalisasikan melalui program ini adalah
kegiatan pemeliharaan rutin/berkala kenderaan dinas/operasional meliputi
biaya untuk penggantian suku cadang, belanja bahan bakar minyak dan
pelumas untuk 65 kenderaan dinas/operasional. Anggaran yang disediakan
Rp 309.600.000,- realisasi Rp 305.063.000,- atau 98,53 % dan fisik 100 %.
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Kegiatan yang telah direalisasikan melalui program ini adalah kegiatan
pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya untuk 229 orang
pegawai/honorer dan 12 orang satpam. Anggaran yang disediakan Rp
110.250.000,- realisasi Rp 93.697.000,- atau 84,99% dan fisik 100%.
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Kegiatan yang telah direalisasikan melalui program ini adalah kegiatan
pendidikan dan pelatihan formal yang dipergunakan untuk belanja
perjalanan dinas luar daerah dalam rangka mengikuti kursus, pelatihan,
sosialisasi dan bimbingan teknis untuk peningkatan kualitas sumber daya
aparatur. Anggaran yang disediakan Rp 105.800.000,- realisasi Rp
105.800.000,- atau 100% dan fisik 100%.
5. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
Kegiatan yang telah direalisasikan melalui program ini adalah kegiatan
penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD.
Anggaran yang disediakan Rp 50.000.000,- realisasi Rp 43.750.000,- atau
87,50% dan fisik 100%.
6. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak
Kegiatan yang telah direalisasikan melalui program ini adalah:
a. Kegiatan Pendataan Masalah Peternakan
Pada kegiatan ini telah direalisasikan pembuatan peta penyakit ternak dan
peta produksi dan potensi populasi ternak masing-masing 1 paket.
b. Kegiatan Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular
Ternak Dana yang dialokasikan untuk kegiatan ini telah dipergunakan
untuk pembangunan/pengadaan sarana dan prasarana pendukung
kegiatan pengamanan ternak, antara lain : pengadaan semen beku 5.300
straw, N2 Cair 3.400 liter, obat ternak besar 7.037 ekor, obat ternak kecil
3.740 ekor, obat ternak unggas 8.900 ekor, pembangunan Puskeswan 10
unit, rehap pondasi pagar puskeswan 120 m, penimbunan halaman
puskeswan 1.207 m3, pembangunan lab/klinik/pos IB 2 unit, pengadaan
alat lab/klinik 7 paket, pengadaan peralatan IB 5 paket, pembangunan
pos IB 2 unit, pengadaan vaksin SE 14.000 dosis, vaksin Brucella 4.500
dosis, vaksin ND 66.200.000 dosis, vaksin Rabies 4.000 dosis,
pengadaan strichnine 3 kg, pengadaan komputer Puskeswan/Pos IB 4
unit, pengadaan hormon 1.000 dosis, peralatan Puskeswan 8 paket,
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
264
pembuatan pagar/papan nama pos perbatasan 1 unit dan pelatihan tenaga
vaksinator 135 orang.
Paket pekerjaan yang tidak selesai dilaksanakan pada kegiatan ini adalah
pembangunan pos IB 1 unit di Kab. Aceh Tamiang.
Paket pekerjaan yang tidak dapat dilaksanakan adalah pengadaan obat
ternak besar di Kota Langsa dan pembangunan kandang isolasi di Kab.
Aceh Jaya.
c. Kegiatan Penanggulangan Kasus Flu Burung
Dana yang dialokasikan pada kegiatan ini telah direalisasikan antara lain
untuk mendukung kelancaran operasional LDCC dan PDSR dalam
penanggulangan Flu Burung di Aceh.
d. Kegiatan Diagnosa Penyakit Hewan dan Mutu Genetik
Melalui kegiatan ini antara lain telah direalisasikan untuk bantuan biaya
pemeriksaan specimen, pengadaan peralatan laboratorium/bahan
kimia/antigen/obat-obatan, pengadaan bahan inseminasi buatan untuk
keperluan diagnosa penyakit hewan dan peningkatan mutu genetik ternak
yang dilaksanakan oleh UPTD Laboratorium Diagnostik, IB/TE Dinas
Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh.
Anggaran yang disediakan Rp 12.798.942.125,- realisasi Rp
10.407.995.274,- atau 81,32 % dan fisik 96,52%.
7. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan pada program ini adalah :
a. Pembibitan dan Perawatan Ternak
Kegiatan ini antara lain difokuskan untuk pengadaan bibit ternak dan
pengembangan kebun rumput.
Realisasi dari kegiatan ini adalah: pengadaan bibit ternak sapi 1.890 ekor,
kerbau 297 ekor, kambing 757 ekor, pullet ayam layer 2.500 ekor, pakan
unggas 30.000 Kg, pengembangan HMT 30 Ha, land clearing lokasi 160
Ha, pengadaan bibit rumput 2.090.000 stek, pengolahan lahan 25 Ha,
pengadaan pupuk 8.950 Kg, pemagaran areal 8.600 m dan pengadaan
traktor besar 1 unit.
b. Pendistribusian Bibit Ternak Kepada Masyarakat
Realisasi dari kegiatan pendistribusian bibit ternak kepada masyarakat
yang telah dilaksanakan pada T.A. 2009 adalah : pengadaan ternak sapi
2.737 ekor, kerbau 409 ekor, kambing 4.355 ekor, pullet 8.900 ekor,
ayam buras 4.800 ekor, pembuatan kandang ayam 1 unit, semen beku
10.000 dosis, Nitrogen cair 5.714 liter, hormon untuk sinkronisasi 1
paket, konsentrat untuk kambing 5.000 kg, konsentrat untuk sapi 8.000
kg, mesin tetas 32 unit, pakan unggas 2.189 Kg dan pengembangan
kebun HMT 5 Ha.
Paket pekerjaan yang tidak terealisasikan pada kegiatan ini adalah
pembangunan kandang ayam 1 unit, pengadaan ayam buras 1.000 ekor
dan pakan unggas 6.842 kg di Kab. Abdya, pengadaan ternak unggas
1.000 ekor di Kab. Aceh Utara dan pelatihan inseminator 1 angkatan (25
orang).
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
265
Sedangkan paket pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan adalah
pengadaan bibit ternak kerbau di Kab. Gayo Lues dimana dari 160 ekor
yang direncanakan hanya terealisasi 134 ekor.
c. Pengembangan Agribisnis Peternakan
Pada kegiatan pengembangan agribisnis peternakan, kegiatan difokuskan
pada pengadaan ternak, pengembangan kebun rumput dan pembangunan
kandang ternak.
Realisasi dari kegiatan ini adalah pengadaan sapi 40 ekor, ayam buras
1.100 ekor, pengembangan HMT 129,25 Ha, pembangunan kandang sapi
62 unit, pembangunan kandang kerbau 6 unit, kandang pullet 1 unit,
kandang karantina 2 unit, kandang kambing 1 unit, pembuatan drainase
2.450 m, pembebasan lahan 100 Ha, pengadaan mesin tetas 64 unit,
pemagaran areal 67.378 m, bantuan jadup untuk 100 kepala keluarga,
land clearing 90 Ha, pengadaan pupuk 3.500 Kg, pengolahan lahan 107,9
Ha, pendangiran 5 Ha, pengadaan bibit rumput 348.000 stek, penguatan
modal peternak untuk 10 kelompok, pengadaan chooper 18 unit,
pengadaan timbangan 1.000 kg 1 unit, pembangunan pos jaga 1 unit dan
pengadaan peralatan Pullet 4 paket.
Paket pekerjaan yang tidak dapat dilaksanakan pada kegiatan
pengembangan agribisnis peternakan Tahun Anggaran 2009 adalah
pengembangan HMT seluas 6 Ha di Kabupaten Aceh Tamiang,
pembangunan kandang sapi 100 unit di Kab. Aceh Tengah,
pembangunan kandang ayam buras 200 unit, pemagaran areal 4.000 m,
pengadaan pupuk 5.000 kg , pengolahan lahan seluas 18 Ha, pengadaan
bibit rumput sebanyak 400.000 stek, pengadaan timbangan 10 dan 100
kg, pelatihan petani 200 orang di Kab. Abdya dan pelatihan petani 25
orang di Kabupaten Aceh Jaya. Sedangkan paket pekerjaan yang tidak
selesai dikerjakan adalah pengolahan lahan dari 22 Ha yang direncanakan
di Kabupaten Aceh Jaya hanya terealisasi seluas 12,9 Ha, pembangunan
kandang tatalaksana dan gedung administrasi di Kabupaten Aceh Barat
Daya masing-masing 1 unit.
d. Monotoring, evaluasi dan pelaporan
Melalui kegiatan ini antara lain telah dilaksanakan perjalanan dinas
dalam rangka pembinaan, monitoring dan evaluasi pembangunan
peternakan di seluruh kabupaten/kota se Aceh.
e. Pengembangan Kawasan Ayam Ras Petelur
Dana yang dialokasikan untuk kegiatan ini difokuskan untuk
pengembangan kawasan ayam ras petelur di Kab. Aceh Besar, Aceh
Timur dan UPTD Agribisnis Ternak Unggas di Saree. Paket pekerjaan
yang telah direalisasikan antara lain untuk pembayaran honor petugas
kandang, penyediaan pullet 95.800 ekor, ayam kamaras 2.200 ekor, ayam
buras 2.200 ekor, pakan pullet 588.000 Kg, kandang pullet 2.700 m, obat
ternak unggas 100.200 ekor, mesin potong rumput 1 unit, kandang
baterai 2.650 set, saluran pembuangan faeces 1.776 m, saluran tersier
pembuangan faeces 150 m dan digester biogas 1 paket.
f. Perencanaan Pembangunan Peternakan
Realisasi dari kegiatan ini antara lain adalah terselenggarakannya Rapat
Koordinasi Perencanaan Pembangunan Peternakan, Otsus dan Migas
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
266
tahun 2009 sebanyak 2 tahap, Rakor I diadakan di Kota Banda Aceh dan
Rakor II dilaksanakan di Kota Sabang.
Selain itu melalui kegiatan ini juga telah direalisasikan penyusunan dan
cetak buku Rencana Program Peternakan Tahun 2010, Petunjuk Teknis,
Data Base Peternakan, Renstra, Renja, Laporan Tahunan 2009, Verifikasi
Data Peternakan dan buku Statistik Peternakan.
Anggaran yang disediakan Rp 93.823.497.250,- realisasi Rp
73.564.327.772,- atau 78,41% dan fisik 93,09%.
8. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan
Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan pada program ini adalah:
a. Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar Produksi Hasil Peternakan.
Paket-paket pekerjaan yang telah direalisasikan pada kegiatan ini adalah
pembangunan kantor administrasi dan mess anak kandang 4 unit,
pembebasan lahan 300 m, pengadaan genset 5 unit, pembangunan
jaringan instalasi air 3 paket, sumur bor dan tower air 4 paket, sumur bor
rek dan instalasi air 1 paket, tempat pengolahan limbah 1 unit, pagar
keliling 6.550 m, pemasangan instalasi listrik 2 paket, gudang 12 unit,
pengerasan jalan 2.230 m, instalasi air limbah 50 m, pembangunan RPH
1 unit, gedung pelatihan petani 1 unit, pengadaan sapi 428 ekor, kambing
400 ekor dan pengembangan kebun HMT 7 Ha.
Paket pekerjaan yang tidak terealisasikan pada T.A. 2009 adalah:
pembangunan tempat pengolahan limbah 4 unit dan pembuatan pagar
1.365 m di Kab. Aceh Timur, pembangunan TPU 1 unit di Kab. Aceh
Tamiang, pemasangan instalasi listrik 1 paket di Kab. Bireuen,
pembangunan sumur bor dan tower air 1 paket dan pemasangan instalasi
listrik 1 paket di Kabupaten Aceh Barat Daya.
b. Promosi atas Hasil Produksi peternakan Unggulan Daerah
Dana yang tersedia pada kegiatan ini telah dipergunakan untuk promosi
hasil produksi peternakan dari daerah Aceh untuk dipamerkan pada ajang
Indonesia Agribisnis Expo 2009 yang diadakan di Surabaya, Agro and
Food Expo di Singapore, Hari Pangan Sedunia di Banda Aceh dan
mengikuti Pawai Pembangunan
c. Magang Pelaku Usaha Pengolahan Produk Peternakan
Untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pelaku usaha dalam
mengolah produk peternakan, maka pada kegiatan ini sebanyak 8
(delapan) orang pelaku usaha telah mengikuti kegiatan magang di
Yogyakarta.
Anggaran yang disediakan Rp 12.330.111.775,- realisasi Rp
9.643.196.650,- atau 78,21% dan fisik 91,99%.
9. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan
Adapun kegiatan-kegiatan yang tertuang dalam program ini adalah:
a. Kegiatan Penyuluhan Penerapan Teknologi Peternakan Tepat Guna
Dana yang dialokasikan pada kegiatan ini telah digunakan untuk kegiatan
penyuluhan penerapan teknologi tepat guna di 2 (dua) kabupaten yaitu :
kabupaten Aceh Barat dan Nagan Raya, kegiatan sosialisasi pelarangan
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
267
pemotongan ternak betina produktif di 3 kabupaten yaitu kabupaten Aceh
Barat, Nagan Raya dan Aceh Barat Daya.
b. Pelatihan dan Bimbingan Pengoperasian Teknologi Peternakan Tepat
Guna
Fokus dari kegiatan ini adalah menciptakan kader-kader pengusaha
agribisnis peternakan yang dilaksanakan oleh UPTD Inkubator Kader
Peternakan di Saree-Aceh Besar dan pada tahun 2009 telah dididik 40
orang kader pengusaha agribisnis peternakan.
Anggaran yang disediakan Rp 2.693.750.000,- realisasi Rp 2.308.989.150,-
atau 85,72 % dan fisik 100%.
Realisasi Anggaran
Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan, dialokasikan dana sebesar Rp
140.451.974.000,- Realisasi Sebesar Rp 112.851.528.617,- atau 80,35% dan
fisik 94,23%.
C. Permasalahan dan Solusi
Dalam pelaksanaan program dan kegiatan di SKPA Dinas Kesehatan Hewan
dan Peternakan Aceh, dihadapkan pada beberapa permasalahan yaitu :
- Sejumlah paket pekerjaan yang dibiayai dengan dana TBH – Migas seperti
pengadaan obat-obatan ternak untuk Kab. Aceh Tengah, Aceh Utara dan
Kota Langsa serta pembangunan kandang isolasi di Kab. Aceh Jaya tidak
dapat dilaksanakan karena singkatnya waktu pelaksanaan pekerjaan.
- Paket pekerjaan untuk kegiatan pengembangan ternak unggas di Kab.
Abdya seperti pengadaan vaksin dan obat ternak unggas, pakan ayam buras,
kandang ayam buras, pelatihan petani, tidak dapat dilaksanakan karena
Pemda Abdya menilai kegiatan pengembangan ternak unggas beresiko
tinggi, namun rencana pengalihan ke kegiatan lain tidak diusulkan oleh
pihak Kabupaten.
- Paket pekerjaan pengembangan kebun rumput di Kab. Abdya seperti
pengolahan lahan, pengadaan bibit rumput dan pupuk organik tidak
dilaksanakan karena kondisi lahan tidak memungkinkan untuk dilakukan
pengolahan tanah.
- Pembangunan pagar sekat lokasi pembibitan ternak di Kab. Abdya tidak
dilaksanakan karena gagal penandatanganan kontrak, rekanan tidak
membuat jaminan pelaksana dengan alasan yang tidak rasional.
- Untuk paket pekerjaan pembangunan kandang sapi 100 unit di Kab. Aceh
Tengah tidak sempat dilaksanakan hanya dapat dilakukan tender dan
pelaksanaan perencanaannya saja.
- Pengadaan ternak unggas 1.000 ekor di Kab. Aceh Utara tidak dilaksanakan
karena pada saat itu sedang terjadi kasus flu burung di daerah tersebut.
- Sejumlah paket pekerjaan tidak dilaksanakan karena tidak disyahkan APBA
-P seperti : pembangunan tempat pengolahan limbah dan pembuatan pagar
di Kab. Aceh Timur, Pembangunan TPU dan kebun rumput HMT di Kab.
Aceh Tamiang.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
268
- Pembangunan sumur bor dan tower air di Kab. Abdya tidak dapat
dilaksanakan karena faktor cuaca (hujan), jalan ke lokasi rusak parah dan
pemasangan instalasi listrik tidak dilaksanakan karena sarana dan prasarana
pendukung belum selesai dibangun.
- Pemasangan arus dan instalasi listrik di Kab. Bireuen tidak dilaksanakan
karena dana yang tidak mencukupi.
- Pada kegiatan pendistribusian bibit ternak kepada masyarakat di Kab.
Abdya, paket pekerjaan pembangunan kandang ayam, pengadaan ayam
buras dan pengadaan pakan unggas tidak dilaksanakan karena adanya
kekisruhan pada saat penetapan kelompok penerima bantuan.
- Sejumlah paket pekerjaan juga tidak dapat diselesaikan karena faktor cuaca
(hujan) yang menyebabkan material sulit diangkut karena jalan ke lokasi
rusak parah seperti : pembangunan Pos IB di Kab. Aceh Tamiang,
pembangunan kandang tata laksana dan gedung administrasi pengelola
kawasan.
- Pengolahan lahan di Kab. Aceh Jaya tidak selesai dilaksanakan karena atas
permintaan kelompok, pengolahan lahan dilakukan secara bertahap namun
waktu pelaksanaan tidak mencukupi lagi.
- Pengadaan pullet dan peralatan/bahan pendukung di Kab. Aceh Utara tidak
selesai dilaksanakan karena pada saat itu sedang terjadi kasus flu burung di
Kab. Aceh Utara.
- Pengadaan ternak kerbau di Kab. Gayo Lues tidak mencapai target karena
banyak ternak kerbau yang mati sehingga rekanan tidak mampu lagi
melanjutkan pekerjaannya.
Adapun solusi dari permasalahan tersebut adalah:
- Menekankan kepada dinas teknis di kabupaten/kota agar dalam
mengusulkan suatu kegiatan/pembangunan fisik harus didukung oleh
perencanaan yang matang dan ketersediaan lokasi/lahan
- Untuk paket pekerjaan berupa bangunan fisik yang membutuhkan waktu
yang panjang untuk melaksanakannya harus terlebih dahulu tersedia DED
dan SID.
- Dana paket pekerjaan yang tidak dilaksanakan atau diselesaikan pada tahun
2009 akan dialokasikan kembali pada tahun anggaran 2010 melalui pagu
masing-masing kabupaten/kota sesuai dengan kesepakatan dan kemampuan
dana.
3. URUSAN KEHUTANAN
Dinas Kehutanan dan Perkebunan
A. Program dan Kegiatan
Urusan kehutanan yang dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan dan
Perkebunan adalah:
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
a) Kegiatan Penyediaan Jasa Surat Menyurat;
b) Kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik;
c) Kegiatan Penyediaan Alat Tulis Kantor;
d) Kegiatan Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan;
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
269
e) Kegiatan Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/ Penerangan Bangunan
Kantor;
f) Kegiatan Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-Undangan;
g) Penyediaan Makanan dan Minuman;
h) Kegiatan Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah;
i) Kegiatan Penyediaan Jasa Keamanan Kantor.
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana.
a) Kegiatan Pemeliharaan Rutin/berkala Rumah Jabatan;
b) Kegiatan Pemeliharaan Rutin/berkala Gedung Kantor;
c) Kegiatan Pemeliharaan Rutin/berkala Kenderaan Dinas/operasional;
d) Kegiatan Pemeliharaan Rutin/berkala Peralatan Gedung Kantor.
3. Program Pemanfaatan Potensi Sumberdaya Hutan.
Kegiatan ini berupa pengembangan hasil hutan non-kayu.
4. Program Rehabilitasi Hutan Dan Lahan.
Kegiatan ini berupa Pembinaan, Pengendalian dan Pengawasan Gerakan
Rehabilitasi Hutan dan Lahan.
5. Program Perlindungan Dan Konservasi Sumber Daya Hutan.
Kegiatan ini berupa Pembinaan PAMHUT Kontrak (Bentara Rimba) dan
Pengamanan Hutan/Operasi Illegal Logging
6. Program Perencanaan Dan Pengembangan Hutan.
Kegiatan ini berupa Pemantapan dan Pengendalian Kawasan Hutan.
7. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/
Perkebunan
Kegiatan ini berupa Promosi Atas Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan
Unggulan Daerah.
8. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan.
Kegiatan ini berupa Pengendalian dan Pemantapan Alih Tekhnologi
Pengendalian Hama Terpadu (PHT).
9. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan.
a) Pengolahan dan Pemutakhiran Data Statistik serta Penyusunan Profil
Perkebunan;
b) Kegiatan Pembangunan Kebun Kelapa Sawit;
c) Kegiatan Rehabilitasi dan Pengembangan Tanaman Perkebunan Rakyat;
d) Kegiatan Pengembangan Usaha Perbenihan, Penyediaan Bibit dan
Pengawasan Peredaran Benih Perkebunan.
B. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Penyediaan Jasa Surat Menyurat
Telah dilaksanakan dengan hasil yang dicapai berupa tersedianya alat tulis
kantor untuk kebutuhan administrasi selama setahun. Anggaran yang
disediakan Rp 45.000.000,- realisasi Rp 41.013.000,- atau 91,14% dan fisik
100%.
Kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
270
Telah dilaksanakan dengan hasil yang dicapai tersedianya kebutuhan
komunikasi, air dan listrik pada dinas dan UPTD selama 1 tahun.
Anggaran yang disediakan Rp 712.500.000,- realisasi Rp 447.692.881,-
atau 62,83% dan fisik 100%.
Kegiatan Penyediaan Alat Tulis Kantor
Telah dilaksanakan dengan hasil yang dicapai tersedianya alat tulis kantor
untuk kebutuhan administrasi dinas dan UPTD. Anggaran yang disediakan
Rp 115.000.450,- realisasi Rp 109.317.080,- atau 95,06% dan fisik 100%.
Kegiatan Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan
Telah dilaksanakan dengan hasil yang dicapai tersedianya barang cetakan
dan penggandaan untuk administrasi kantor sebanyak 1 paket. Anggaran
yang disediakan Rp 165.052.100,- realisasi Rp 155.361.900,- atau 94,13%
dan fisik 100%.
Kegiatan Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/ Penerangan Bangunan
Kantor
Telah dilaksanakan dengan hasil yang dicapai tersedianya alat listrik dan
electronik dan penerangan kantor sebanyak 1 paket selama 1 tahun.
Anggaran yang disediakan Rp 103.897.000,- realisasi Rp 102.085.500,-
atau 98,26% dan fisik 100%.
Kegiatan Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-Undangan
Telah dilaksanakan dengan hasil yang dicapai tersedianya bahan
bacaan/informasi tentang kehutanan dan perkebunan sebanyak 1 paket.
Anggaran yang disediakan Rp 17.700.000,- realisasi Rp 17.625.000,- atau
99,58% dan fisik 100%.
Kegiatan Penyediaan Makanan dan Minuman
Telah dilaksanakan dengan hasil yang dicapai tersedianya biaya makan
dan minum karyawan/karyawati selama 1 tahun. Anggaran yang
disediakan Rp 1.210.880.000,- realisasi Rp 728.390.500,- atau 60,15% dan
fisik 100%.
Kegiatan Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah
Hasil yang dicapai terlaksananya perjalanan ke luar daerah. Anggaran
yang disediakan untuk pelaksanakan kegiatan tersebut sejumlah Rp
1.202.054.000,- realisasi Rp 1.117.105.210,- atau 92,93% dan fisik 100%.
Kegiatan Penyediaan Jasa Keamanan Kantor
Telah dilaksanakan dengan hasil yang dicapai terbayarnya honor penjaga
malam dan satpam pada dinas dan UPTD. Anggaran yang disediakan Rp
519.300.000,- realisasi Rp 441.000.000,- atau 84,92% dan fisik 100%.
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur.
Kegiatan Pemeliharaan Rutin/berkala Rumah Jabatan
Telah dilaksanakan dalam bentuk pemeliharaan bangunan gedung kantor
dinas dan UPTD. Anggaran yang disediakan Rp 60.000.000,- realisasi Rp
59.700.000,- atau 99,50 % dan fisik 100%.
Kegiatan Pemeliharaan Rutin/berkala Gedung Kantor
Telah dilaksanakan dalam bentuk pemeliharaan bangunan gedung kantor
dinas dan UPTD sejumlah 1 paket. Anggaran yang disediakan Rp
1.036.926.000,- realisasi 1.000.788.600,- atau 96,51% dan fisik 100%.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
271
Kegiatan Pemeliharaan Rutin/berkala Kendaraan Dinas/operasional
Telah dilaksanakan dalam bentuk belanja bahan bakar minyak/gas dan
pelumas roda 4 roda 2. Anggaran yang disediakan Rp 201.600.000,-
realisasi Rp 197.170.000,- atau 97,80 % dan fisik100%.
Kegiatan Pemeliharaan Rutin/berkala Peralatan Gedung Kantor, telah
dilaksanakan dalam bentuk Telah terlaksananya service peralatan dan
perlengkapan kantor serta pemeliharaan AC Split. Anggaran yang
disediakan Rp 218.570.000,- realisasi Rp 213.685.762,- atau 97,77 % dan
fisik 100%.
3. Program Pemanfaatan Potensi Sumberdaya Hutan.
Kegiatan Pengembangan Hasil Hutan Non Kayu
Kegiatan ini tidak seluruhnya dapat dilaksanakan karena ada sebagian sub
kegiatan termasuk ke dalam APBA-P, sementara APBA tersebut tidak
disahkan. Anggaran yang disediakan Rp 166.406.250,- realisasi Rp
39.600.000,- atau 23,80%. dan fisik 26,44%.
4. Program Rehabilitasi Hutan Dan Lahan.
Kegiatan Pembinaan, Pengendalian dan Pengawasan Gerakan Rehabilitasi
Hutan dan Lahan
Telah terlaksananya penanaman Pinus, Mahoni dan Beringin seluas 38 Ha
di Kabupaten Aceh Tengah (Wilayah I), penanaman Pinus, Soga dan
Bambu seluas 75 Ha di Kabupaten Aceh Besar dan Mahoni seluas 12 Ha
di Kabupaten Pidie (Wilayah II). Anggaran yang disediakan Rp
2.609.003.750,- realisasi Rp 1.670.531.200,- atau 64,03% dan fisik 100%.
5. Program Perlindungan Dan Konservasi Sumber Daya Hutan.
Kegiatan Pembinaan PAMHUT Kontrak (Bentara Rimba) dan Pengamanan
Hutan/Operasi Illegal Logging
Telah dilaksanakan dengan hasil yang dicapai tersedianya jasa Polhut
kontrak sebanyak 2.000 orang serta terlaksananya operasi pengamanan dan
gangguan terhadap hutan. Anggaran yang disediakan Rp 37.289.849.500,-
realisasi Rp 36.085.425.500,- atau 96,77% dan fisik 99,27%.
6. Program Perencanaan Dan Pengembangan Hutan.
Kegiatan Pemantapan dan Pengendalian Kawasan Hutan
Anggaran yang disediakan Rp 1.000.000.000,- realisasi nihil dengan
realisasi fisik 10%. Karena tidak disahkannya anggaran perubahan APBA
tahun 2009.
7. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/
Perkebunan
Kegiatan Promosi Atas Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan Unggulan
Daerah
Hasil yang telah dicapai terbangunnya stand pameran dan tersedianya
informasi pasar perkebunan. Anggaran yang disediakan Rp 207.790.000,-
realisasi Rp 201.827.000,- atau 97.13% dan fisik 100%.
8. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan.
Kegiatan Pengendalian dan Pemantapan Alih Tekhnologi Pengendalian
Hama Terpadu (PHT)
Telah terlaksananya Sekolah Lapang Pengendalian dan Pemantapan Alih
Teknologi PHT pada tanaman Karet di Kabupaten Aceh Timur untuk 50
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
272
orang, tanaman Pala di Kabupaten Aceh Selatan untuk 50 orang dan
tanaman Kakao di Kabupaten Pidie, Aceh Jaya dan Nagan Raya masing-
masing 50 orang. Anggaran yang disediakan Rp 945.015.000,- realisasi Rp
935.828.800,- atau 99,03% dan fisik 100%.
9. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan.
Kegiatan Pengolahan dan Pemutakhiran Data Statistik serta Penyusunan
Profil Perkebunan
Telah terlaksananya pertemuan apresiasi validasi statistik Kehutanan dan
Perkebunan serta tersusunnya angka statistik Kehutanan dan Perkebunan
Tahun 2008. Anggaran yang disediakan Rp 247.044.100,- realisasi Rp
234.473.700,- atau 94,91% dan fisik 100%.
Kegiatan Pembangunan Kebun Kelapa Sawit
Terlaksananya penanaman inter cropping seluas 850 Ha/948 KK di Kabupaten Bireuen, Aceh Utara, Aceh Jaya, Nagan Raya, Abdya, Aceh
Selatan dan Simeulue;
Terlaksananya penanaman Kelapa Sawit Pola Partial seluas 10 Ha di
Kabupaten Aceh Singkil dan 20 Ha di Kota Subulussalam;
Terlaksananya penyaluran bibit Kelapa Sawit untuk Kelompok Tani
sejumlah 925.000 batang di Kabupaten Aceh Timur, Aceh Jaya, Bireuen,
Aceh Selatan, Aceh Singkil dan Subulussalam.
Anggaran yang disediakan Rp 16.778.280.000,- realisasi Rp
13.051.445.200,- atau 77,79% dan fisik 86,28%.
Kegiatan Rehabilitasi dan Pengembangan Tanaman Perkebunan Rakyat
terlaksananya Sosialisasi Pedoman Penilaian Usaha Perkebunan dan
terlaksananya Pertemuan Koordinasi Program Revitalisasi Perkebunan.
Anggaran yang disediakan Rp 898.814.400,- realisasi Rp 783.361.000,-
atau 87,15% dan fisik 99,27%.
Kegiatan Pengembangan Usaha Perbenihan, Penyediaan Bibit dan
Pengawasan Peredaran Benih Perkebunan
Terbangunnya kebun kakao pola partial di Kabupaten Aceh Tengah seluas 20 Ha/20 KK, Kabupaten Aceh Besar seluas 20 Ha/20 KK dan
Aceh Jaya seluas seluas 20 Ha/39 KK;
Terbangunnya kebun kopi pola partial di Kabupaten Bener Meriah seluas 600 Ha/600 KK dan
Terbangunnya kebun pala pola partial di Kabupaten Abdya seluas 70
Ha/70 KK.
Anggaran yang disediakan Rp 1.019.885.000,- realisasi Rp 795.104.800,-
atau 77,96% dan fisik 100%.
Realisasi Anggaran
Dinas Kehutanan dan Perkebunan, dialokasikan dana sebesar Rp
222.074.485.000,- Realisasi Sebesar Rp 175.355.795.997,- atau 78,96%.
C. Permasalahan dan Solusi.
Permasalahannya adalah:
- Terlambatnya pengesahan APBA mengakibatkan terlambatnya pencairan
dana untuk pelaksanaan program dan kegiatan.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
273
- Sulitnya pengaturan waktu (schedule) dalam menyelesaikan program dan
kegiatan karena waktu yang tersedia hanya 6 bulan.
- Untuk dana dekonsentrasi dan perbantuan pada dasarnya sampai akhir
kegiatan tidak mengalami kendala, hanya saja ketidakjelasan pemanfaatan
dana perjalanan membuat beberapa kegiatan yang harus dibatalkan dan atau
dilanjutkan dengan tanpa menggunakan dana perjalanan.
- Kecilnya realisasi keuangan disebabkan karena adanya kegiatan yang
termasuk ke dalam APBA-P, sementara APBA-P tersebut tidak disahkan.
Solusinya adalah:
- Diharapkan pengesahan anggaran dapat lebih cepat sehingga perencanaan
kegiatan dapat dilakukan lebih cepat.
- Untuk kegiatan dan pekerjaan yang membutuhkan waktu yang panjang
seyogyanya lebih dahulu ditender (pra tender) untuk mengejar waktu yang
singkat.
- Untuk dana dekonsentrasi yang tidak jelas pemanfaatan dana perjalanan
sebaiknya ada percepatan kejelasan terhadap dana-dana yang ditangguhkan
pihak pelaksana.
- Diharapkan untuk tahun-tahun yang akan datang pengesahan APBD dapat
dilakukan tepat waktu sehingga setiap instansi akan dapat melaksanakan
aktivitas pembinaan publik sesuai dengan rencana yang ditetapkan.
4. URUSAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Dinas Pertambangan dan Energi
A. Program dan Kegiatan
Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral yang dilaksanakan oleh Dinas
Pertambangan dan Energi adalah :
1. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur.
a) Pengadaan Peralatan Rumah Jabaran/Dinas;
b) Pengadaan peralatan gedung kantor;
c) Pengadaan mebeleur;
d) Pemeliharaan rutin/berkala rumah dinas;
e) Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor;
f) Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional;
g) Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung kantor;
h) Pemeliharaan rutin/berkala peralatan kantor;
i) Pemeliharaan rutin/berkala jaringan listrik dan telepon.
2. Program Peningkatan Disiplin Aparatur.
a) Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya;
b) Pengadaan pakaian khusus hari-hari tertentu.
3. Program Peningkatan kapasitas Sumber Daya Aparatur
Kegiatan ini berupa Pendidikan dan Pelatihan Formal.
4. Program Pembinaan dan Pengawasan di Bidang Pertambangan.
a) Monitoring, Evaluasi dan pelaporan;
b) Pengeboran Air Tanah;
c) Pengawasan,an pemanfaatan air tanah dan air permukaan;
d) Penyusunan rancangan qanun tentang pertambangan mineral dan
batubara;
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
274
e) Rapat Kerja Teknis;
f) Pengembangan Teknologi Sistem Informasi;
g) Pemetaan sebaran bahan galian bersistem 1 : 250.000;
h) Pengawasan dan Pembinaan Usaha Pertambangan Umum.
5. Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan
a) Survey Potensi Sumber Energi Alternatif;
b) Pengawasan Teknis Ketenagalistrikan;
c) Pembangunan Listrik Perdesaan;
d) Penyusunan Study Kelayakan Pengembangan/Pembangunan PLTMH.
6. Program Pengembangan Migas
a) Koordinasi Percepatan Terbentuknya PP Migas;
b) Penyusunan Rancangan Qanun Tentang Minyak dan Gas Bumi;
c) Pemantauan dan Inventarisasi Sumur Tua Migas;
d) Pemantauan dan Pengawasan Distribusi BBM.
7. Program Penanganan dan Pengurangan Resiko Bencana
a) Sosialisasi Mitigasi Bencana Alam Geologi untuk Aparatur Pemerintah;
b) Monitoring dan Inventarisasi Kawasan Rawan Bencana Alam Geologi.
B. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
1. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Kegiatan Pengadaan Peralatan Rumah Jabatan/Dinas
Telah dilaksanakan dalam bentuk penyediaan perabotan rumah dinas :
lemari penyekat 1 unit, kaca rias 1 unit, meja rias 1 unit, tempat tidur lajang
1 unit dan lemari pakaian 1 unit. Anggaran yang disediakan Rp
16.227.000,- realisasi Rp.16.200.000,- atau 99.83% dan fisik 100%.
Kegiatan Pengadaan Peralatan Gedung Kantor
Telah dilaksanakan dalam bentuk penyediaan peralatan gedung kantor
yang terdiri dari: bahan untuk mesin compresor, mesin air untuk pengairan
masyarakat, TV 2 unit, Loudspeaker 2 unit, Exhost Fan 15 unit, komputer
PC 4 unit, Laptop/NoteBook 2 unit, UPS 5 buah dan PH Meter 1 unit.
Anggaran yang disediakan Rp 286.043.000,- realiasasi Rp 248.265.000,-
atau 86,79% dan fisik 96,50%.
Kegiatan Pengadaan Mebeleur
Telah dilaksanakan dalam bentuk penyediaan mebeleur kantor yaitu lemari
buffet 1 unit, lemari kolom 3 unit, ranjang 2 tingkat 1 unit, meja lapor
satpam 1 unit, meja komputer 4 unit. Anggaran yang disediakan Rp
27.300.000,- realisasi Rp.26.800.000,- atau 98,17% dan fisik 100%.
Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Rumah Dinas
Telah dilaksanakan dalam bentuk pemeliharaan rumah dinas, pemeliharaan
instalasi air minum/plumbing/listrik dan pemeliharaan pintu/teralis jendela
dan plafond. Anggaran yang disediakan Rp 10.000.000,- realisasi
Rp.9.870.000,- atau 98,70% dan fisik 100%.
Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor
Telah dilaksanakan dalam bentuk pemeliharaan saluran pembuangan air
gedung kantor, instalasi air bersih, dekorasi ruang lobby depan gedung
kantor. Anggaran yang disediakan Rp.82.100.000,- realisasi Rp
80.000.000,- atau 97,44% dan fisik 100%.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
275
Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional
Telah dilaksanakan dalam bentuk pekerjaan/jasa operasional dan
pemeliharaan kendaraan dinas, 2 unit kendaraan roda 2 dan 6 unit
kendaraan roda 4. Anggaran yang disediakan Rp 80.000.000,- realisasi Rp
79.993.500,- atau 99,99% dan fisik 100%.
Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung Kantor
Telah dilaksanakan dalam bentuk pemeliharaan 34 unit AC gedung kantor.
Anggaran yang disediakan Rp.13.600.000,- realisasi Rp.13.600.000,- atau
100% dan fisik 100%.
Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Kantor
Telah dilaksanakan dalam bentuk operasional dan pemeliharaan 20 unit
peralatan komputer. Anggaran yang disediakan Rp.30.000.000,- realisasi
Rp 29.835.000,- atau 99,45% dan fisik 100%.
Kegiatan Pemeliharaan Rutin/berkala Jaringan Listrik dan Telepon
Telah dilaksanakan dalam bentuk pemeliharaan instalasi listrik dan telepon
gedung kantor. Anggaran yang disediakan Rp 50.000.000,- realisasi Rp
42.564.000,- atau 85,13% dan fisik 100%.
2. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Kegiatan Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya
Telah dilaksanakan dalam bentuk penyediaan pakaian dinas untuk
karyawan/karyawati 140 stel pakaian LINMAS. 140 stel pakaian Dinas
Harian (PDH) dan 6 stel pakaian satpam. Anggaran yang disediakan Rp
150.003.000,- realisasi Rp 146.180.000,- atau 97,45% dan fisik 100%.
Kegiatan Pengadaan Pakaian Khusus Hari-Hari Tertentu
Telah dilaksanakan dalam bentuk penyediaan pakaian penjaga stand
pameran/PKA V sebanyak 30 stel. Anggaran yang disediakan Rp
9.000.000,- realisasi Rp 8.745.000,- atau 97,17% dan fisik 100%.
3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Formal
Telah dilaksanakan dalam bentuk pelaksanaan program pendidikan dan
pelatihan teknis bagi 7 orang PNS untuk menambah pengetahuan.
Anggaran yang disediakan Rp 100.000.000,- realisasi Rp 96.850.000,-
atau 96,85% dan fisik 100%.
4. Program Pembinaan dan Pengawasan di Bidang Pertambangan Kegiatan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
Telah dilaksanakan dalam bentuk monitoring dan evaluasi bagian
pertambangan dan energi serta penyediaan data dan laporan seluruh
kabupaten/kota di Aceh. Anggaran yang disediakan Rp 253.380.000,-
realisasi Rp 250.089.900,- atau 98,70% dan fisik 100%.
Kegiatan Pengeboran Air Tanah
Telah dilaksanakan dalam bentuk penyediaan sumur bor yang
memproduksikan air bersih sebanyak 54 titik yang tersebar di 13
kabupaten/kota. Anggaran yang disediakan Rp 11.234.000.000,- realisasi
Rp 8.870.385.100,- atau 78,96% dan fisik 91,83%.
Kegiatan Pengawasan, Pengambilan dan Pemanfaatan Air Tanah dan Air
Permukaan
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
276
Telah dilaksanakan dalam bentuk pengawasan, pengambilan dan
pemanfaatan air tanah dan air permukaan serta penyediaan data dan
laporan. Anggaran yang disediakan Rp 96.780.000,- realisasi Rp
95.610.000,- atau 98,79% dan fisik 100%.
Kegiatan Pengawasan dan Pembinaan Usaha Pertambangan Umum
Terlaksananya kegiatan pengawasan dan pembinaan kegiatan
pertambangan, mineral dan batubara yang berwawasan lingkungan, serta
tersedianya data Kuasa Pertambangan (KP), Kontrak Karya (KK) dan
Perjanjian Kuasa Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) di Aceh.
Anggaran yang disediakan Rp 152.200.000,- realisasi Rp 149.118.000,-
atau 97,98% dan fisik 100%.
Kegiatan Penyusunan Rancangan Qanun tentang Pertambangan Mineral
dan Batubara
Tersedianya rancangan qanun tentang Pertambangan, Mineral, Batubara
dan Panas Bumi. Anggaran yang disediakan Rp 60.000.000,- realisasi Rp
60.000.000,- atau 100% dan fisik 100%.
Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Peralatan Pertambangan
Tersediaya peralatan pertambangan berupa 1 unit mesin potong dan 1 unit
mesin pemoles batuan. Anggaran yang disediakan Rp 89.000.000,-
realisasi Rp 88.800.000,- atau 99,78% dan fisik 100%.
Kegiatan Rapat Kerja Teknis
Telah dilaksanakan dalam bentuk rapat kerja teknis bidang pertambangan
dan energi dengan 23 kabupaten/kota se- Aceh. Anggaran yang disediakan
Rp 50.000.000,- realisasi Rp 49.980.000,- atau 99,96% dan fisik 100%.
Kegiatan Pengembangan Teknologi Sitem Informasi
Terlaksananya program pembuatan aplikasi sistem database dan website di
bidang pertambangan dan energi serta terlaksananya keikutsertaan pada
Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-5. Anggaran yang disediakan Rp
215.000.000,- realisasi Rp 193.863.500,- atau 90,17% dan fisik 100%.
Kegiatan Pemetaan Sebaran Bahan Galian Bersistem 1 : 250.000.
Tersedianya data potensi mineral/bahan galian di Kabupaten Aceh Tengah
dan Kabupaten Bener Meriah. Anggaran yang disediakan Rp
100.000.000,- realisasi Rp 99.500.000,- atau 99,50% dan fisik 100%.
5. Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan
Kegiatan Survey Potensi Sumber Energi Alternatif
Terpenuhinya honor operator komputer sebanyak 1 orang, sementara
kegiatan survey energi alternatif (energi bio gas) tidak dapat dilaksanakan
karena bahan baku untuk pengembangan energi alternatif tersebut belum
cukup tersedia secara berkesinambungan. Anggaran yang disediakan Rp
217.850.000,- realisasi Rp 14.400.000,- atau 6,61% dan fisik 6,79%.
Kegiatan Pengawasan Teknis Ketenagalistrikan, tersedianya data usaha
ketenagalistrikan dan pembangkit listrik non PLN serta potensi energi
kelistrikan di pedesaan. Anggaran yang disediakan Rp 94.125.000,-
realisasi Rp 93.175.000,- atau 98,99% dan fisik 100%.
Kegiatan Pembangunan Listrik Perdesaan, terbangunnya PLTMH 2 unit di
Kabupaten Gayo Lues
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
277
Terpasangnya lampu penerangan jalan gampong di 11 kab/kota sebanyak
3000 unit, terlaksananya pengadaan dan pemasangan lampu jalan Aceh
Besar sebanyak 90 titik, terlaksananya Pengadaan dan Pemasangan Lampu
Jalan PLTS Kota Banda Aceh sebanyak 90 titik, terlaksananya Pengadaan
dan Pemasangan PLTS 55 WP di Kabupaten Aceh Tamiang, Kota Langsa,
Aceh Timur, Bireuen, Aceh Besar, Aceh Barat Daya dan Aceh Selatan
sebanyak 442 unit (rumah), terlaksananya pengadaan dan pemasangan
lampu PLTS 80 WP di Kabupaten Simeulue dan Pidie Jaya sebanyak 294
unit, terpasangnya listrik untuk keluarga miskin di Kabupaten Aceh Barat
sebanyak 1.395 unit, terlaksananya pengadaan genset sebanyak 1.202 unit
untuk 12 kabupaten/kota di Aceh. Anggaran yang disediakan Rp
33.610.500.000,- realisasi Rp 27.438.119.400,- atau 81,64% dan fisik
91,53%.
Kegiatan Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan/Pembangunan
PLTMH
Tersedinya DED PLTMH untuk Kabupaten Aceh Timur dan Kabupaten
Gayo Lues. Anggaran yang disediakan Rp 515.400.000 realisasi Rp
505.472.000,- atau 98,07% dan fisik 100%.
6. Program Pengembangan Migas
Kegiatan Koordinasi Percepatan Terbentuknya PP Migas
Terlaksananya koordinasi untuk percepatan terbentuknya PP Minyak dan
Gas Bumi Aceh dengan pihak pemerintah pusat. Anggaran yang
disediakan Rp 230.900.000,- realisasi Rp 209.750.000,- atau 90,84% dan
fisik 100%.
Kegiatan Penyusunan Rancangan Qanun tentang Minyak dan Gas Bumi
Tersedianya rancangan qanun tentang Minyak dan Gas Bumi Aceh.
Anggaran yang disediakan Rp 60.000.000,- realisasi Rp 59.860.000,- atau
99,77% dan fisik 100%.
Kegiatan Pemantauan dan Inventarisasi Sumur Tua Migas
Tersedianya data inventarisasi sumur tua minyak dan gas bumi di
Kabupaten Aceh Timur dan Kabupaten Aceh Tamiang. Anggaran yang
disediakan Rp 37.085.000,- realisasi Rp 36.595.000,- atau 98,68% dan
fisik 100%.
Kegiatan Pemantauan dan Pengawasan Distribusi BBM
Terpenuhinya pemantauan dan pengawasan distribusi BBM sebanyak
8 kabupaten/kota. Anggaran yang disediakan Rp 85.755.000,- realisasi Rp
85.725.000,- atau 99,97% dan fisik 100%.
7. Program Penanganan dan Pengurangan Resiko Bencana
Kegiatan Sosialisasi Mitigasi Bencana Alam Geologi untuk Aparatur
Pemerintah
Terlaksananya kegiatan sosialisasi mitigasi bencana alam geologi untuk
aparatur pemerintah kabupaten/kota sebanyak 65 peserta. Anggaran yang
disediakan Rp 72.500.000,- realisasi Rp 69.685.000,- atau 96,12% dan
fisik 100%.
Kegiatan Monitoring dan Inventarisasi kawasan Rawan Bencana Alam
Geologi
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
278
Tersedianya laporan dan data lokasi kawasan rawan bencana alam geologi,
tanah longsor di 5 Kabupaten/Kota. Anggaran yang disediakan Rp
52.155.000,- realisasi Rp 51.908.500,- atau 99,53% dan fisik 100%.
Realisasi Anggaran
Dinas Pertambangan Dan Energi dengan alokasi dana sebesar Rp
58.636.774.000,- realisasi Rp 49.245.571.767,- atau 83,98 % dan fisik 100%.
C. Permasalahan dan Solusi
Permasalahannya adalah :
- Survey potensi energi alternatif biogas tidak dapat dilaksanakan karena
sumber bahan baku untuk pengembangan energi alternatif tersebut belum
cukup tersedia. Untuk terealisasinya kegiatan tersebut telah berupaya
melakukan usulan perubahan ke dalam DPA-Perubahan tahun 2009 untuk
kegiatan Pengembangan Energi Panas Bumi Seulawah Agam karena
kegiatan tersebut sangat mendesak dibutuhkan sedangkan anggaran tidak
tersedia dalam DPA-SKPA Dinas Pertambangan dan Energi tahun 2009,
tetapi usulan DPA-Perubahan tersebut tidak dapat dilakukan karena Tim
Anggaran DPR Aceh masa bakti tahun 2004-2009 telah berakhir.
- Pembangunan PLTMH di Kabupaten Bener Meriah tidak dapat
dilaksanakan karena telah 2 (dua) dilakukan pelelangan hanya 1 rekanan
yang mendaftar dan memasukkan penewarannya sehingga pekerjaan
perencanaan pembangunan atau studi kelayakan dalam bentuk Detail
Engineering Design (DED) baru selesai dikerjakan pada awal bulan
Desember 2009.
- Pembangunan 5 titik sumur bor di Kota Subulussalam dan pembangunan 1
unit PLTMH di Kabupaten Aceh Tamiang tidak dapat dilaksanakan karena
dana TBH Migas sampai dengan berakhirnya tahun anggaran tidak dapat
dilaksanakan karena penerimaan Aceh dari sumber penerimaan Migas
terjadi penurunan dan tidak mencapai sasaran, sehingga program dan
kegiatan dari sumber dana TBH Migas ditunda pelaksanaannya.
- Pembangunan 2 titik sumur bor pada kegiatan reguler yang beralokasi di
Kabupaten Bireuen Desa Meunasah Teungoh Kecamatan Pandrah hanya
dapat diselesaikan fisik sebesar 31,92% karena pengeboran telah dilakukan
dengan kedalaman 165 m namun belum dijumpai lapisan aquifer,
sedangkan di Kabupaten Aceh Singkil Desa Ladang Bisik Kuta Baharu
Kecamatan Kuta Baharu hanya dapat diselesaikan fisik sebesar 32,40%
karena saat dilakukan pengeboran terjadi longsor dan stang bor terjepit,
sedangkan waktu pelaksanaan telah berakhir.
Solusinya :
- Pembangunan PLTMH di Kabupaten Bener Meriah perlu dibangun pada
tahun 2010 untuk memenuhi kebutuhan energi listrik karena masyarakat
di wilayah itu sangat membutuhkannya.
- Pembangunan 5(lima) titik sumur bor di Kota Subulussalam yang dananya
bersumber dari TBH Migas Kota Subulussalam perlu dalokasikan kembali
pada tahun 2011 mengingat masyarakat di daerah tersebut sangat
membutuhkan air bersih.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
279
5. URUSAN PARIWISATA
Urusan Pariwisata telah dilaksanakan Pemerintah Aceh melalui Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata. Penjelasan lebih rinci mengenai urusan pariwisata
dapat lihat dalam urusan kebudayaan. Hal ini dikarenakan anggaran belanja non
program dan belanja program tidak dapat dipisahkan maka disesuaikan dengan
urusan yang melekat pada lembaga daerah tersebut. Begitu juga dengan
permasalahan dan solusi telah tersirat dalam keterangan dalam pelaksanaan
program dan kegiatan pada lembaga daerah tersebut.
6. URUSAN INDUSTRI
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM
A. Program dan Kegiatan
Urusan Industri yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian Perdagangan
Koperasi dan UKM sebagai berikut:
1. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Kegiatan ini berupa Fasilitasi Pengembangan Usaha Industri Kecil dan
Menengah.
2. Program Penataan Struktur Industri
Kegiatan ini berupa Rapat Koordinasi Sinkronisasi Program Penataan
Industri.
3. Program Pengembangan Sentra-sentra Industri Potensial
Kegiatan ini berupa Fasilitasi Pembinaan Industri Kecil dan Menengah.
4. Program Perlindungan Konsumen & Pengamanan Perdagangan
a) Operasionalisasi dan Pengembangan UPT Kemetrologian Daerah;
b) Peningkatan Pengawasan Peredaran Barang dan Jasa;
c) Sasaran yang diharapkan adalah meningkatnya Pengawasan Peredaran
Barang dan Jasa.
5. Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor
a) Pengembangan Kluster Produk Ekspor;
b) Peningkatan Kapasitas Lab-Penguji Mutu Barang Ekspor dan Impor;
c) Pembangunan Promosi Perdagangan Internasional.
6. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri
Kegiatan ini berupa Pengembangan Pasar dan Distribusi Barang/Produk.
7. Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan
Kegiatan ini berupa Penataan Tempat Berusaha bagi Pedagang Kaki Lima
dan Asongan.
8. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif
Usaha Kecil Menengah
a) Penyelenggaraan Pelatihan Kewirausahaan;
b) Pelatihan Manajemen Pengelolaan Koperasi/KUD.
9. Program Pengembangan Pendukung Usaha Mikro Kecil dan
Menengah
a) Koordinasi Pemanfaatan Fasilitas Pemerintah untuk Usaha Kecil Menengah dan Koperasi;
b) Pengembangan Kebijakan dan Program Peningkatan Ekonomi Lokal;
c) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
280
10. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi
Kegiatan ini berupa Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan dan Program
Pembangunan Koperasi
B. Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan.
1. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
Fasilitasi Pengembangan Usaha Industri Kecil dan Menengah
Output yang dihasilkan terlaksananya kegiatan pembinaan dan koordinasi
terhadap industri kecil, terlaksananya diklat tenun ATBM, terlaksananya
diklat zat warna alam. Anggaran yang disediakan Rp 1.481.800.000,-
realisasi Rp 1.385.257.313,- dan fisik 96.10%.
2. Program Penataan Struktur Industri
Rapat Koordinasi Sinkronisasi Program Penataan Industri
Telah dilaksanakan dengan output sebagai berikut:
- Rapat Kerja Sinkronisasi Industri Kimia Agro Transportasi dan Aneka
- Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan Kebijakan Iklim Investasi
Sektor Industri
- Sosialisasi Peraturan Pemakaian Depot Air Minum dan Kemasan (DAMK)
- Sosialisasi SNI/ISO-9000 bagi Pembina dan Dunia Usaha
- Pembinaan dan Monitoring Garam Beryodium
- Pembangunan Pondok Kerja dan Bantuan Mesin/ Peralatan Pengolahan Pupuk Organik di kabupaten Aceh Besar.
- Pemberian Bantuan Mesin/ Peralatan Pengolahan Kelapa Gongseng
Anggaran yang disediakan Rp 1.373.101.000,- realisasi Rp
1.178.955.000,- dan fisik 94.95%.
3. Program Pengembangan Sentra-sentra Industri Potensial
Fasilitasi Pembinaan Industri Kecil dan Menengah
Telah dilaksanakan dengan output sebagai berikut:
- Pendidikan dan Pelatihan CEFE
- Pendidikan dan Pelatihan VCO
- Pendidikan dan Pelatihan Anyaman Pandan
- Magang Pengrajin Industri Kecil dan Pangan
- Penyediaan Kemasan Produk bagi Industri Kecil Menengah
- Pendaftaran Merk/HAKI bagi 10 IKM
- Penyediaan Mesin/ Peralatan Sentra Industri Kecil di 23 kabupaten/kota.
- Pembangunan Gedung UPT Kayu, Pengolahan Rotan, Pondok Kerja,
Gedung Dekranasda, Pusat Promosi Barang Kerajinan, Gedung Industri
Bioethanol, Pondok Kerja Garam, Rumah Pompa, Gedung UPL, Pabrik
Tapioka, Pabrik Pengolahan Sagu, UPT Logam, Pondok Kerja Gula
Tebu, Terminal Bahan Baku Rotan, Pondok Industri Jahe, Pondok
Industri Anyaman Pandan, Ketel Nilam, Pengrajin Sepatu, Gula Aren
dan Pondok Kerja Pandai Besi (23 kabupaten/kota).
Anggaran yang disediakan Rp 28.856.815.250,- realisasi Rp
21.502.890.562,- dan fisik 73.71%.
4. Program Perlindungan Konsumen & Pengamanan Perdagangan
Operasionalisasi dan Pengembangan UPT Kemetrologian Daerah
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
281
Telah dilaksanakan dengan output sebagai berikut:
- Pelaksanaan tera ulang di 23 kabupaten/kota
- Pelaksanaan pengawasan dan razia UTTP metrologi
- Penyuluhan kemetrologian.
Anggaran yang disediakan dalam pelaksanaan program dan kegiatan Rp
1.077.100.000,- realisasi Rp 1.060.180.500,- dan fisik 99.13%.
Peningkatan Pengawasan Peredaran Barang dan Jasa
Telah dilaksanakan dengan output sebagai berikut:
- Sosialisasi Perlindungan Konsumen terhadap Anak didik – Guru
- Pengawasan Peredaran Barang dan Jasa
Anggaran yang disediakan Rp 343.615.240,- realisasi Rp 259.588.500,-
dan fisik 100%.
5. Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor
Pengembangan Kluster Produk Ekspor
Telah dilaksanakan dengan output sebagai berikut:
- Sosialisasi Produk Eksport dan Impor
- Forum Komunikasi Dunia Usaha
Anggaran yang disediakan Rp 195.301.000,- realisasi Rp 178.920.800,-
dan fisik 84.94%.
Peningkatan Kapasitas Lab-Penguji Mutu Barang Ekspor dan Impor
Telah dilaksanakan dengan output sebagai berikut:
- Sosialisasi Peningkatan Mutu Biji Kopi di Kab. Aceh Tengah
- Sosialisasi Peningkatan Mutu Minyak Nilam di Kab. Aceh Jaya
- Monitoring Kualitas Kakao di Kab. Pidie, Bireuen dan Aceh Timur
- Dalam Rangka Pengambilan Sampling Komoditi Kopi (Pidie, Bener
Meriah, dan Aceh Tengah).
Anggaran yang disediakan Rp 671.082.329,- realisasi Rp 616.113.200,-
dan fisik 100%.
Pembangunan Promosi Perdagangan Internasional
Telah dilaksanakan dengan output sebagai berikut:
- Pameran Promosi Produk Eksport
- Pameran Promosi dan Misi Dagang Kawasan Asia
Anggaran yang disediakan Rp 140.650.000,- realisasi Rp 118.880.000,-
dan fisik 86.90%.
6. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri
Pengembangan Pasar dan Distribusi Barang/Produk
Telah dilaksanakan dengan Output sebagai berikut:
- Pasar Rakyat dan Operasi 27 Tempat
- Peninjauan Pasar Hari-Hari Besar
Anggaran yang disediakan Rp 3.056.051.000,- realisasi Rp
2.924.812.000,- dan fisik 100%.
7. Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
282
Kegiatan Penataan Tempat Berusaha bagi Pedagang Kaki Lima dan
Asongan
Telah dilaksanakan dengan output sebagai berikut:
- Penyediaan Bantuan Sarana Tenda Usaha Mikro Kab. Aceh Tenggara
- Penyediaan Bantuan Tenda Jualan Pasar di Kab. Gayo Lues
- Pembangunan Pasar Tradisional di 23 Kab/Kota
Anggaran yang disediakan Rp 57.886.354.750,- realisasi Rp
40.164.595.848,- dan fisik 67,74%.
8. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif
Usaha Kecil Menengah
Penyelenggaraan Pelatihan Kewirausahaan
Telah dilaksanakan dengan output sebagai berikut:
- Pendidikan dan Pelatihan Akuntansi Pola Syariah bagi Juru Buku Koperasi
- Pendidikan dan Pelatihan Kewirausahaan dan Pengembangan Usaha INKRA
- Pendidikan dan Pelatihan Kewirausahaan bagi Industri Rumah Tangga
Anggaran yang disediakan Rp 294.604.000,- realisasi Rp 289.672.500,-
dan fisik 97,69%.
Pelatihan Manajemen Pengelolaan Koperasi/KUD
Telah dilaksanakan dengan output pendidikan dan pelatihan kewirausahaan
5 angkatan. Anggaran yang disediakan Rp 260.500.000,- realisasi Rp
252.022.500,- dan fisik 100%.
9. Program Pengembangan Pendukung Usaha Mikro Kecil dan
Menengah
Koordinasi Pemanfaatan Fasilitas Pemerintah untuk Usaha Kecil
Menengah dan Koperasi
Telah dilaksanakan dengan Output sebagai berikut:
- Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program Dana Bergulir
- Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program Perbantuan Usaha Mikro melalui LKM Perbantuan ex. BRR
- Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program Perbantuan melalui Perbankan dan Instansi Terkait
- Peningkatan Perbantuan Dana Bagian Laba BUMN (PKBL) bagi
KUKM
- Koordinasi Persiapan Prospek Mandiri
- Temu Usaha KPRI dengan Lembaga Keuangan Bank
- Uji Kompetensi bagi Menejer KSP/USP
- Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan Koperasi
- Modal Bergulir Bagi Usaha Mikro di Kota Langsa
- Modal Bergulir Bagi Usaha Mikro di Kab. Aceh Selatan
- Modal Bergulir Bagi Usaha Mikro di Kab. Aceh Jaya
- Modal Bergulir Bagi Usaha Mikro di Kota Sabang
- Modal Bergulir Bagi Usaha Mikro di Kab. Gayo Lues
Anggaran yang disediakan Rp 6.648.076.500,- realisasi Rp
6.504.552.000,- dan fisik 100%.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
283
Pengembangan Kebijakan dan Program Peningkatan Ekonomi Lokal
Telah dilaksanakan dengan output sebagai berikut:
- Rapat Koordinasi dengan BUMN dan Perbankan
- Pameran Smesco dan Jakarta Fair
- Penyediaan Becak Bermotor di Kab. Aceh Selatan
- Penyediaan Mesin RMU di Kab. Pidie Jaya
- Peralatan Pengolahan Hasil Laut di Aceh Jaya
- Penyediaan Komputer, Kursi Kerja dan Meja Kerja Bagi Koperasi di Kab. Aceh Selatan
- Pembangunan Gudang RMU di Kab. Bireuen
- Pembangunan Gudang RMU di Kab. Aceh Utara
- Pembangunan Gedung Waserda di Kab. Pidie Jaya
Anggaran yang disediakan Rp 2.498.862.500,- realisasi Rp
2.295.120.550,- dan fisik 98,72 %.
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
Telah dilaksanakan dengan output sebagai berikut:
- Rapat Koordinasi, Sinkronisasi dan Evaluasi Program INDAGKOP dan UKM
- Rapat Koordinasi, Sinkronisasi dan Evaluasi Kegiatan TBH Migas dan
Otsus
- Koordinasi dan Konsultasi Daerah
Anggaran yang disediakan Rp 1.035.246.960,- realisasi Rp 962.557.000,-
dan fisik 84,93%.
10. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi
Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan dan Program Pembangunan Koperasi
Telah dilaksanakan dengan output sebagai berikut:
- Pembekalan Bagi Pembina Koperasi
- Sosialisasi Tupoksi Juru Buku Koperasi
- Pelaksanaan Hari Koperasi ke 62
- Pembekalan Bagi Pendamping Koperasi
- Pelaksanaan Penilaian Koperasi
Anggaran yang disediakan Rp 856.723.000,- realisasi Rp 754.616.000,-
dan fisik 98.47 %.
Realisasi Anggaran
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM, dialokasikan dana sebesar
Rp 130.868.658.207,- Realisasi Rp 111.806.382.083,- atau 85,43% dan fisik
96,99%.
C. Permasalahan dan Solusi
Permasalahannya adalah:
- Belum maksimalnya partisipasi pemerintah kabupaten/kota dalam mendukung pelaksanaan perencanaan dan pengawasan program dan kegiatan.
- Kurangnya respon kabupaten/kota sehingga memperlambat pelaksanaan
program dan kegiatan.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
284
- Kondisi cuaca yang kurang baik (hujan, bencana alam banjir dan longsor), sehingga mempengaruhi pasokan material, sehingga menghambat percepatan
pelaksanaan pembangunan di bidang perdagangan (Pasar Tradisional dan
Gedung Pelayanan Masyarakat di Bidang Perdagangan) Industri (Penyediaan
Mesin-Mesin Industri) dan Koperasi (Penyediaan Sarana dan Prasarana bagi
Koperasi).
- Disamping hal tersebut di bidang BPSMB (Balai Pengujian dan Sertifikasi
Mutu Barang) adalah belum terlaksananya assesment oleh Komite Akreditasi
Nasional (KAN), karena sesuai dengan ketentuan yang berlaku bahwa
assesment baru dapat dilaksanakan apabila pre-assesment sudah terlaksana.
- Belum tersediannya anggaran yang cukup sehingga pelaksanaan program kegiatan (operasi pasar, pengujian timbangan, pemeriksaan peredaran barang
dan jasa, pengawasan industri kecil menengah, perlindungan konsumen dan
pengawasan usaha/ kelembagaan koperasi dan UKM) belum merata di setiap
Kab/ Kota.
Solusinya:
- Mempercepat pelaksanaan RAPBA sehingga pelaksanaan program dan kegiatan dapat dilaksanakan efektif dan efesien.
- Perencanaan dan koordinasi antar instansi perlu ditingkatkan terutama terhadap pemerintah daerah Kab/ Kota.
- Pada tahun 2010 akan ditindaklanjuti dan telah direncanakan bulan Maret tahun 2010 oleh KAN, sehingga diharapkan setelah dilaksanakan akreditasi
maka laboratorium BPSMB Provinsi Aceh dapat melakukan pengujian mutu
barang ekspor dan impor terutama terhadap komoditi ekspor Aceh (biji kopi
dan kakao).
- Penetapan dan pengesahan qanun di bidang industri, perdagangan, koperasi
dan usaha kecil menengah dipandang perlu, guna mendukung pelaksanaan
kebijakan dan merumuskan program dan kegiatan di Aceh.
7. URUSAN PERDAGANGAN
Urusan wajib mengenai Perdagangan, Pemerintah Aceh telah melaksanakannya
melalui Lembaga Daerah yaitu: Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan
Usaha Kecil Menengah (Urusan Industri). Hal ini dikarenakan anggaran belanja
Non Program dan belanja Program tidak dapat dipisahkan maka disesuaikan
dengan urusan yang melekat pada lembaga daerah tersebut. Begitu juga dengan
permasalahan dan solusi telah tersirat dalam keterangan dalam pelaksanaan
program dan kegiatan pada lembaga daerah tersebut.
8. URUSAN KETRANSMIGRASIAN
Urusan wajib mengenai ketransmigrasian, Pemerintah Aceh telah
melaksanakannya melalui Lembaga Daerah yaitu: Dinas Tenaga Kerja dan
Mobilitas Penduduk (Urusan Ketenagakerjaan). Hal ini dikarenakan anggaran
belanja Non Program dan belanja Program tidak dapat dipisahkan maka
disesuaikan dengan urusan yang melekat pada lembaga daerah tersebut. Begitu
juga dengan permasalahan dan solusi telah tersirat dalam keterangan dalam
pelaksanaan program dan kegiatan pada lembaga daerah tersebut.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
285
BAB V
PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN
A. TUGAS PEMBANTUAN YANG DITERIMA
Tugas pembantuan yang diterima pada tahun 2009 untuk Pemerintah Aceh terdiri
atas, Urusan Kesehatan, Lingkungan Hidup, Pekerjaan Umum, Urusan Energi dan
Sumber Daya Mineral, Urusan Kebudayaan, Urusan Pertanian, Urusan Kehutanan.
Total anggaran Tugas Pembantuan yang diterima sebesar Rp 159.256.471.000,-
dengan realisasi sebesar Rp 91.940.926.508,- atau 57,73%.
Satuan Kerja Pemerintah Aceh (SKPA) yang menerima tugas pembantuan adalah
sebagai berikut: Urusan Kesehatan terdiri atas Rumah Sakit Jiwa, urusan lingkungan
hidup yaitu Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, urusan pekerjaan umum yaitu
Dinas Bina Marga dan Cipta Karya, serta Dinas Pengairan, urusan energi dan sumber
daya mineral yaitu Dinas Pertambangan dan Energi, urusan kebudayaan yaitu Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata, urusan pertanian yaitu Dinas Pertanian Tanaman Pangan,
Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan, sedangkan urusan kehutanan yaitu Dinas
Kehutanan dan Perkebunan.
URUSAN KESEHATAN
Rumah Sakit Jiwa Aceh
1. Dasar Hukum
DIPA Nomor: 1396.0/024-04.4/-/2009 tanggal 31 Desember 2008
2. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan
Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan Republik Indonesia
3. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang Melaksanakan
Rumah Sakit Jiwa Aceh.
4. Program dan Kegiatan yang Diterima dan Pelaksanaanya
Program upaya kesehatan perorangan, dilaksanakan untuk memenuhi dan
meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana kesehatan rujukan, dengan rincian: (1)
pengadaan alat kedokteran, kesehatan dan keluarga berencana (KB); (2) pembangunan
gedung kesehatan; dan (3) pengadaan alat pengolah data.
5. Sumber dan Jumlah Anggaran
Sumber dana berasal dari APBN dengan jumlah anggaran Rp 4.000.000.000.- realisasi
Rp 2.482.201.733,- atau 62,06%.
6. Permasalahan dan Solusi
Di antara kegiatan urusan kegiatan, kendala yang terjadi pada pembangunan gedung
kesehatan akibat terlambatnya proses tender. Untuk tahun tahun 2010 prosesnya akan
disegerakan.
URUSAN LINGKUNGAN HIDUP
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
1. Dasar Hukum
DIPA Nomor: 0023.0/043-01.3/I/2009 tanggal 31 Desember 2008
2. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan
Kementerian Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
286
3. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang Melaksanakan
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal) Aceh
4. Program dan Kegiatan yang Diterima dan Pelaksanaannya
Program pengembangan kapasitas pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) dan
Lingkungan Hidup (LH), dengan kegiatannya peningkatan kapasitas pengelolaan
lingkungan hidup.
5. Sumber dan Jumlah Anggaran
Sumber dana berasal dari APBN dengan jumlah anggaran Rp 500.000.000.- realisasi
Rp 492.200.000,- atau 98,44%
6. Permasalahan dan Solusi
Tidak terdapat permasalahan/kendala yang berarti dalam pelaksanaan program dan
kegiatan.
URUSAN PEKERJAAN UMUM
Dinas Bina Marga dan Cipta Karya
1. Dasar Hukum
DIPA Nomor: 2103.0/033-04.0/-/2009 tanggal 31 Desember 2008
2. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan
Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia.
3. Satuan Kerja Perangkat daerah Yang Melaksanakan
Dinas Bina Marga Cipta Karya Aceh.
4. Program dan kegiatan yang diterima dan pelaksanaanya
Program dan kegiatan rehabilitasi / pemeliharaan jalan dan jembatan meliputi
pemeliharaan rutin dan berkala pada jalan dan provinsi yang dilaksanakan pada
- Kota Banda Aceh : 2 Paket. 1 km berkala, 8 km rutin.
- Kabupaten Aceh Besar : 2 Paket. 1.5 km berkala, 1.2 km rutin
- Kabupaten Nagan Raya : 3 Paket. 5.5 km berkala, 58.7 km rutin
- Kabupaten Aceh Tengah : 2 Paket. 2 km berkala, 61.83 km rutin
- Kabupaten Aceh Tenggara : 2 Paket. 3 km berkala, 26.21 km rutin
- Kabupaten Aceh Barat : 1 Paket. 2 km pemeliharaan berkala
5. Sumber dan Jumlah Anggaran
Sumber dana berasal dari APBN dengan jumlah anggaran Rp 59.176.600.000,-
realisasi Rp 58.660.040.920,- atau 99,13% dan fisik 100%.
6. Permasalahan dan Solusi
Secara umum tidak terdapat permasalahan / kendala yang berarti dalam pelaksanaan
program dan kegiatan dimaksud.
Dinas Pengairan
1. Dasar Hukum
DIPA Nomor: 2016.0/033-06.4/I/2009 tanggal 31 Desember 2008
2. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan
Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia.
3. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang Melaksanakan
Dinas Pengairan Aceh.
4. Program dan Kegiatan yang Diterima dan Pelaksanaanya
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
287
Program dan kegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi ini adalah pekerjaan
operasi rutin dan pemeliharaan berkala di 7 kabupaten, meliputi pembersihan dari
semak belukar, pembuangan/galian sedimen, pemeliharaan rumah dinas pengamat
pengairan, pemeliharaan kantor ranting dan rehabilitasi ringan jaringan irigasi. Selain
untuk kegiatan fisik operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi, juga disediakan dana
untuk pengadaan peralatan dan prasarana operasi dan pemeliharaan seperti komputer,
printer, kamera digital dan mesin pemotong rumput.
Pada tahun anggaran 2009 kegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi
dilaksanakan pada Daerah Irigasi (D.I.) Krueng Tiro, D.I. Alue Ubay, D.I. Krueng
Pase, D.I. Pante Lhong, D.I. Paya Nie, D.I. Susoh, D.I. Jeuram dan D.I. Datar Diana.
5. Sumber dan Jumlah Anggaran
Sumber dana berasal dari APBN dengan jumlah anggaran Rp 15.330.900.000,- dengan
realisasi sebesar Rp 11.981.992.255,- atau 78,16% dan realisasi fisik 94,70%.
6. Permasalahan dan Solusi
Dana yang dialokasikan masih kurang dibandingkan dengan banyaknya jumlah daerah
irigasi serta jaringan irigasi yang perlu dilakukan kegiatan operasi dan pemeliharaan.
Solusinya:
Diperlukan penambahan jumlah dana untuk melaksanakan pemeliharaan dan
perbaikan di tahun mendatang.
URUSAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Dinas Pertambangan dan Energi
1. Dasar Hukum
DIPA Nomor: 0018.0/020-01.3/I/2009 tanggal 31 Desember 2008.
2. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan
Sekretariat Jenderal Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Republik
Indonesia
3. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang Melaksanakan
Dinas Pertambangan dan Energi Aceh
4. Program dan Kegiatan yang Diterima dan Pelaksanaannya
Program pembinaan dan pengusahaan kegiatan pertambangan dengan rincian kegiatan:
administrasi kegiatan, inventarisasi terhadap pengelolaan KP, SIPD, SIPR dan
pembinaan usaha pertambangan di daerah.
5. Sumber dan Jumlah Anggaran
Sumber dana berasal dari APBN dengan jumlah Anggaran Rp 1.000.000.000.-
realisasi Rp 921.111.600,- atau 92,11%.
6. Permasalahan dan Solusi
Permasalahan tidak dijumpai pada pelaksanaan kegiatan di lapangan karena proses
perencanaan anggaran dan pelaksanaannya tepat waktu.
URUSAN KEBUDAYAAN
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
1. Dasar Hukum
DIPA Nomor: 0054.1/040-04/-/2009 tanggal 31 Desember 2008
2. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
288
3. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang Melaksanakan
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh.
4. Program dan Kegiatan yang Diterima dan Pelaksanaanya
Program pengembangan pemasaran pariwisata dengan kegiatan: Promosi pariwisata,
pelaksanaan kegiatan dari Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata.
Program pengembangan daya tarik pariwisata daerah dengan kegiatan: (1)
administrasi kegiatan dan (2) pengembangan fasilitas.
5. Sumber dan Jumlah Anggaran
Sumber dana berasal dari APBN dengan jumlah anggaran Rp 932.500.000,-. Realisasi
Rp 822.119.500,- atau 88,16%.
6. Permasalahan dan Solusi
Permasalahannya adalah:
Curah hujan yang sangat tinggi, angin laut dan gelombang laut yang sangat tinggi
menuju ke lokasi fisik bangunan (Sabang) juga telah berdampak pada mobilisasi tim
teknis dan barang/material bangunan ke lokasi pembangunan.
Solusinya:
Menyarankan kepada rekanan untuk menambah personil pekerja, menambah jam kerja
dan lain-lain yang berhubungan dengan percepatan penyelesaian pekerjaan di
lapangan.
URUSAN PERTANIAN
Dinas Pertanian Tanaman Pangan
1. Dasar Hukum
DIPA Nomor: 0703.0/018-03.3/I/2009 tanggal 31 Desember 2008
DIPA Nomor : 0703.0/018-04.3/I/2009 tanggal 31 Desember 2008
DIPA Nomor: 0703.0/018-07.3/I/2009 tanggal 31 Desember 2008
DIPA Nomor: 0703.0/018-08.3/I/2009 tanggal 31 Desember 2008
2. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Hortikultura, Sarana dan Prasarana,
Pengolahan/Pemasaran Hasil dan Dirjen Pengembangan Lahan Departemen Pertanian
Republik Indonesia.
3. Satuan Kerja Perangkat daerah Yang Melaksanakan
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh
4. Program dan kegiatan yang diterima dan pelaksanaanya
a) Program Peningkatan Ketahanan Pangan
Melalui program ini dijalankan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan
usaha peningkatan produksi dan produktivitas beragam komoditi serta
penanggulangan berbagai kendala yang dihadapi. Kegiatan ini antara lain berupa
pemberian bantuan sarana produksi, usaha menciptakan benih yang lebih baik dan
berlabel, peningkatan pengetahuan dan ketrampilan petani dalam usaha
peningkatan hasil produksi serta berbagai pengembangan/pembukaan kawasan
menjadi lahan baru, unggulan maupun percontohan.
b) Program Pengembangan Agribisnis Kegiatan yang terangkum adalah kegiatan yang bertujuan pertanian ke arah bisnis
dan modern. Kegiatan yang dijalankan antaranya pengembangan kawasan sentra/
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
289
unggulan (menjadi ke arah agroindustri dan agropolitan), sehingga peningkatan
investasi, daya saing dapat tercapai dengan usaha peningkatan sumber daya
manusia dan peningkatan mutu hasil.
c) Program Peningakatan Kesejahteraan Petani
Program dengan berbagai kegiatan yang bertujuan meningkatkan taraf hidup
petani. Kegiatan yang dijalankan dapat berupa pelatihan ketrampilan petani atau
induksi terhadap sistem pertanian modern atau terbaru, pembinaan dengan
berbagai bantuan sarana produksi yang telah diberikan.
5. Sumber dan Jumlah Anggaran
Sumber dana berasal dari APBN dengan jumlah anggaran Rp 73.306.682.000,-
realisasi Rp 11.835.295.200,- atau 16,14% dan fisik 51%.
6. Permasalahan dan Solusi
Pelaporan kegiatan sering mengalami keterlambatan dari kabupaten/kota.
Solusi
Perlunya peningkatan SDM yang ditugaskan di setiap kabupaten/kota agar
penyampaian laporan maupun data-data kegiatan yang wajib untuk disampaikan pada
provinsi maupun pemerintah pusat tidak mengalami kendala/terlambat.
Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan
1. Dasar Hukum
DIPA Nomor: 1634.0/018-06.4/-/2009 tanggal 31 Desember 2008
2. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan
Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian Republik Indonesia.
3. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang Melaksanakan
Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh.
4. Program dan kegiatan yang diterima dan pelaksanaanya
Program Pengembangan Agribisnis, kegiatannya adalah integrasi tanaman ternak,
kompos dan biogás; pengembangan agro industri terpadu.
Program Peningkatan Ketahanan Pangan, kegiatannya adalah penanganan dan
pengendalian wabah virus flu burung pada hewan dan restrukturisasi perunggasan;
peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk pertanian serta pengembangan
kawasan.
5. Sumber dan Jumlah Anggaran
Sumber dana berasal dari APBN dengan jumlah anggaran Rp 3.304.300.000,- realisasi
Rp 3.058.719.800,- atau 92,57% dan fisik 95,95%.
6. Permasalahan dan Solusi
Secara umum tidak terdapat permasalahan/kendala yang berarti dalam pelaksanaan
program dan kegiatan – kegiatan yang dibiayai dengan dana APBN tahun 2009.
URUSAN KEHUTANAN
Dinas Kehutanan dan Perkebunan
1. Dasar Hukum
DIPA Nomor: 1169.0/018-05.4/-/2009 tanggal 31 Desember 2008
2. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan
Departemen Pertanian Republik Indonesia
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
290
3. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang Melaksanakan
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Aceh
4. Program dan kegiatan yang Diterima dan Pelaksanaanya
a. Program Pengembangan Agribisnis.
Kegiatannya adalah: peningkatan produksi dan produktivitas mutu produk
perkebunan. Outputnya adalah: terlaksananya pengawasan revitbun (rehabilitasi
dan revitalisasi perkebunan) di Kabupaten Pidie Jaya seluas 500 Ha, Aceh
Timur 1.400 Ha, Aceh Singkil 1.400 Ha, dan Nagan Raya 1.000 Ha.
b. Program Peningkatan Ketahanan Pangan
Kegiatannya adalah pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT),
penyakit hewan, karantina dan peningkatan keamanan pangan. Outputnya adalah
terlaksananya kegiatan pengendalian hama Brontispa SP Kelapa di Kota
Sabang.
c. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
Kegiatannya adalah: Penerapan dan pemantapan prinsip good governance,
penyelesaian daerah konflik, bencana alam, daerah tertinggal, pulau terluar dan
perbatasan. Outputnya adalah terlaksananya Kegiatan Pembinaan dan
Pengembangan Kelapa Terpadu dan Peremajaan Kelapa Rakyat di Kota Sabang.
5. Sumber dan Jumlah Anggaran
Sumber dana berasal dari APBN dengan jumlah anggaran Rp 1.705.489.000,-,
realisasi sebesar Rp 1.687.245.500,- atau 98,63%. dan fisik 100%.
6. Permasalahan dan Solusi
Permasalahannya adalah:
- Dana perbantuan pada dasarnya sampai akhir kegiatan tidak mengalami kendala. Hanya saja ketidakjelasan pemanfaatan dana perjalanan membuat beberapa
kegiatan yang harus dibatalkan dan atau dilanjutkan dengan tanpa menggunakan
dana perjalanan.
Solusinya:
- Untuk dana pembantuan yang tidak jelas pemanfaatan dana perjalanan sebaiknya
ada percepatan kejelasan terhadap dana-dana yang ditangguhkan pihak pelaksana.
B. TUGAS PEMBANTUAN YANG DIBERIKAN
Pada tahun anggaran 2009 Pemerintah Aceh tidak memberikan tugas pembantuan kepada
pemerintah kabupaten/kota.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
291
BAB VI
PENYELENGGARAAN
TUGAS UMUM PEMERINTAHAN
Disamping menyelenggarakan urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah
dan tugas pembantuan, Pemerintah Aceh juga menyelenggarakan tugas umum pemerintahan.
Mencakup kerjasama antar daerah, kerja sama daerah dengan pihak ketiga, koordinasi dengan
instansi vertikal di daerah, pembinaan batas wilayah, pencegahan dan penanggulangan
bencana, pengelolaan kawasan khusus, dan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban
umum.
A. KERJASAMA ANTAR DAERAH
Kerjasama antar pemerintah daerah merupakan suatu isu yang perlu diperhatikan
pemerintah saat ini, mengingat perannya dalam menentukan ketahanan negara, dan
melihat begitu banyak masalah dan kebutuhan masyarakat di daerah yang harus diatasi
atau dipenuhi dengan melewati batas-batas wilayah administratif. Mengingat peran
strategis yang dimainkan provinsi dalam sistem negara kesatuan, maka peningkatan peran
dan kemampuan provinsi dalam mekanisme kerjasama, harus menjadi agenda penting
pemerintah di masa mendatang.
1. Kebijakan dan Kegiatan
Kebijakan Pemerintah Aceh melalui kerjasama gubernur se-Sumatera telah
menghasilkan kesepakatan pendirian PT. Sumatera Promotion Centre (PT.SPC)
yang berlokasi di Batam, dengan misi utama untuk mempromosi potensi dan
peluang investasi produk-produk unggulan yang berorientasi ekspor, Usaha Kecil
dan Menengah (UKM), dan tempat tujuan Pariwisata melalui permanent display
di gedung PT. Sumatera Promotion Centre Batam. Sebagai wakil Pemerintah
Aceh, telah ditunjuk Perusahaan Daerah Pembangunan Aceh (PDPA) dalam
pendirian, pengelolaan modal dan operasional PT. Sumatera Promotion Centre.
Pemerintah Aceh melakukan kerjasama dengan Pemerintah Kota Banda Aceh dan
Kabupaten Aceh Besar dalam rangka pengelolaan sampah.
2. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan
Pemerintah Aceh telah merealisasikan biaya koordinasi pengelolaan dan
penggantian sample-sample produk pada permanent display sebesar Rp
110.000.000,- biaya pengelolaan permanent display sebesar Rp 250.000.000,-.
Pelaksanaan event-event promosi dan biaya operasional pengelolaan serta biaya
sewa permanent display yang terletak di gedung pusat promosi Sumatera di
Batam.
Pengelolaan sampah secara bersama-sama. Program tersebut mulai dirintis sejak
tahun 2007, dari sekian target yang direncanakan, pada tahun 2009 Pemerintah
Aceh bersama Pemerintah Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar telah
menghasilkan beberapa kesepakatan, diantaranya:
- Membentuk sekretariat bersama pengelolaan sampah terpadu yang berkantor
di Sekretariat Daerah Aceh.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
292
- Menetapkan lokasi TPA di Gampong Data Makmur Kecamatan Blang Bintang
Aceh Besar seluas 200 Ha.
- Telah menghasilkan master plan pembangunan infrastruktur TPA.
3. Pemasalahan dan Solusi
- Permasalahan yang dihadapi dari Rapat Koordinasi Gubernur se-Sumatera yang
telah menghasilkan beberapa kesepakatan antara lain pendirian PT. Sumatera
Promotion Centre adalah letak gedung yang jauh dari pusat kantor sehingga
pengunjung ke gedung tersebut masih sepi.
- Dalam kerjasama pengelolaan sampah terpadu permasalahan yang dihadapi
adalah belum maksimalnya pengelola dalam mengadakan pertemuan-pertemuan
dengan pihat terkait.
Solusi
- Agar diupayakan pemindahan PT. Sumatera Promotion Centre ke tempat yang
strategis, hal ini diharapkan dapat menguntungkan bagi masyarakat dalam
memperkenalkan produk unggulan dari Aceh.
- Pengelolaan sampah terpadu ke depan diharapkan dapat lebih meningkatkan pertemuan-pertemuan guna membahas permsalahan yang dihadapi demi
terlaksananya program dengan baik dan lancar.
B. KERJASAMA DAERAH DENGAN PIHAK KETIGA
1. Kebijakan dan Kegiatan
Dalam upaya meningkatkan kualitas pembangunan daerah, Pemerintah Aceh telah
melakukan kerjasama dengan beberapa lembaga non pemerintah baik nasional
maupun internasional.
Dalam bidang pelayanan kesehatan jiwa, Pemerintah Aceh telah melakukan
kerjasama dengan Norwegian Red Cross.
Dalam bidang peningkatan pendidikan, Pemerintah Aceh telah melaksanakan
kerjasama dengan UNICEF (KHPPIA), USAID (DBE-1), USAID (DBE-2),
Helen Keller International (HKI), AUSAID (SEDIA), Sea Defense Consultant
(SDC), Aceh Disaster Education Forum (ADEF) dan UNFPA.
Dalam bidang ekonomi, Pemerintah Aceh melakukan kerjasama dengan
International Finance Corporation (IFC), antara lain dalam rangka:
- Memfasilitasi pertemuan antara pihak swasta dengan pemerintah dalam rangka
merespon permasalahan dan rekomendasi yang diajukan oleh pihak swasta.
- Membantu Pemerintah Aceh dalam menyusun regulasi atau kebijakan dunia
usaha yang lebih baik.
- Menjadikan wadah bagi dunia usaha/sektor swasta untuk menyampaikan
aspirasi dan persoalan yang dihadapi secara terstruktur, dan berdasarkan skala
prioritas bersama.
- Sebagai forum Pemerintah Aceh untuk mensosialisasi perkembangan
pembangunan atau kebijakan baru kepada pihak swasta & masyarakat luas.
- Membantu Pemerintah untuk menggali permasalahan yang dipandang paling
membutuhkan perhatian guna mengoptimalkan langkah-langkah peningkatan
kegiatan perekonomian.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
293
- Memfasilitasi keterlibatan sektor swasta dalam memudahkan Pemerintah untuk
menerapkan kebijakan perbaikan ekonomi.
Dalam dunia perbankan Pemerintah Aceh telah melakukan kerjasama dengan
Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB) Aceh, yang bertujuan untuk
memfasilitasi dan menjembatani Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
baik individu maupun kelompok yang berkaitan dengan akses kredit ke lembaga
keuangan perbankan dan lembaga keuangan non bank di Aceh.
Pemerintah Aceh juga melakukan kerjasama dengan UNDP-AGTP dalam rangka:
- Program kegiatan proyek retruksturisasi BUMD-PDPA menjadi BUMA-PT.
sesuai penandatangan LoA Nomor: AGTP/I-6/2009.
- Perumusan kebijakan menuju pertumbuhan ekonomi berkesinambungan di
Aceh.
Dalam bidang penguatan pemerintahan daerah, Pemerintah Aceh melakukan
kerjasama dengan Aceh Local Governance Programme (ALGAP-II) dan Local
Governance Innovations For Communities In Aceh (LOGICA).
Dalam bidang pelayanan kesehatan, Pemerintah Aceh telah bekerjasama dengan
Worlk Health Organization (WHO), GITEC RSHI, Global Fund dan APIH.
Dalam bidang kelautan dan perikanan, Pemerintah Aceh melakukan kerjasama
dengan PT. Yara Aceh Capital dan R&D Management Services Sdn. Bhd.
Dalam bidang pengembangan transportasi udara, Pemerintah Aceh melakukan
kerjasama dengan PT. Transwisata Prima Aviation dan PT. Garuda Indonesia
(Persero).
Dalam bidang pengembangan dan peningkatan produksi pertanian dan peternakan,
Pemerintah Aceh melakukan kerjasama dengan PT. Sumber Alam Sutera.
Dalam bidang pembuatan studi infrastruktur, Pemerintah Aceh melakukan
kerjasama dengan PT. Maju Abadi Grahatama Mulia.
Dalam bidang pembangunan fasilitas training untuk perawat dan bidan,
Pemerintah Aceh melakukan kerjasama dengan Community Habitat Finance
International.
Dalam bidang olah raga (sepak bola), Pemerintah Aceh melakukan kerjasama
dengan La Scuola Di Foot Ball Italiana Sa dan Pemerintah Uruguay.
Dalam bidang kebudayaan, Pemerintah Aceh melakukan kerjasama dengan DMDI
Global Sdn. Bhd.
2. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan
Dalam bidang pelayanan kesehatan jiwa, Pemerintah Aceh telah melakukan
kerjasama dengan Norwegian Red Cross yaitu dengan pembangunan gedung
Rumah Sakit Jiwa senilai 18 milyar rupiah; gedung administrasi, loundry, dapur,
IGD, ruang rawat inap, dan gudang. Peningkatan kapasitas SDM magang 40
perawat, dokter dan tenaga tehnis lainnya ke Rumah Sakit Jiwa semarang.
Pemberian beasiswa S2 keperawatan mental untuk satu karyawan Rumah Sakit
Jiwa Aceh di Norwegia. Magang mahasiswa S2 keperawatan mental Norwegia di
RSJ Aceh.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
294
Dalam bidang peningkatan pendidikan telah dilaksanakan kerjasama dengan
UNICEF untuk menangani kegiatan penyelesaian pembangunan (konstruksi)
gedung sekolah yang hancur/rusak akibat gempa dan tsunami, implementasi
pendidikan damai, WASH Programme in School, Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) dan pengembangan gugus SD/MI.
Melalui kerjasama dengan USAID (DBE-1) untuk pengembangan kapasitas
jajaran dinas pendidikan kabupaten/kota dalam penyusunan renstra dinas,
pendataan pendidikan, perhitungan Biaya Operasional Satuan Pendidikan
(BOSP) dan perhitungan Analisis Keuangan Sektor Pendidikan di kabupaten/kota
(AKPK). Sedangkan USAID (DBE-2) memfasilitasi peningkatan mutu
pendidikan melalui pengembangan gugus SD/MI.
Melalui kerjasama dengan Helen Keller International (HKI) telah dilaksanakan
kegiatan sosialisasi dan workshop serta pelatihan pengelolaan pendidikan khusus
yang diikuti aparatur pemerintah kabupaten/kota (Dinas Pendidikan dan
Bappeda), anggota DPRK dan masyarakat yang diwakili komite sekolah.
Pada tahun 2009 telah diluncurkan program kerjasama antara pemerintah Aceh
dengan AUSAID (SEDIA) dalam bidang pengembangan kapasitas (capacity
building) untuk perencanaan dan penganggaran pendidikan.
Melalui kerjasama dengan Sea Defense Consultant (SDC) dan Aceh Disaster
Education Forum (ADEF) telah dihasilkan buku panduan pengintegrasian materi
kebencanaan ke dalam kurikulum SD/MI.
Sasaran yang ingin dicapai melalui kerjasama dengan UNICEF (KHPPIA) dan
UNFPA terjalin sinkronisasi program penanganan masalah anak-anak dan
masalah peningkatan kapasitas perempuan (gender) di Aceh.
Pihak IFC telah memfasilitasi pertemuan antara pihak swasta dengan Pemerintah
dan menginventarisir permasalahan yang dihadapi oleh pihak swasta, serta
rekomendasi pihak swasta terhadap pemerintah, kemudian respons dan follow up
dari pemerintah melalui rapat Aceh Business Forum di Banda Aceh.
Pihak KKMB telah memfasilitasi pinjaman modal usaha, pencairan kredit baik
melalui bank maupun lembaga keuangan bukan bank periode Januari-Desember
2009 adalah sebesar Rp. 17.004.766.000,-. Jumlah proposal yang diajukan
masyarakat sebanyak 1.010. yang terealisasi sejumlah 966 proposal, sedangkan 44
proposal tidak bisa diproses karena tidak memenuhi syarat.
Selain menfasilitasi pinjaman modal, KKMB Aceh saat ini sudah membina
sebanyak 5.186 anggota yang berasal dari 1.535 kelompok, 345 sentra dan 240
desa, yang dilaksanakan pada bulan Januari, Juni dan Agustus 2009. Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan adalah:
- Memberi pengetahuan tentang pengelolaan keuangan terhadap modal yang
diberikan.
- Mengarahkan dan memberi informasi kepada kelompok usaha dan UMKM
dalam upaya akses modal diperbankan.
- Sosialisasi program KKMB kepada petugas lembaga keuangan bank maupun
LKM.
- Survey dan mengikuti event nasional.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
295
Kegiatan ini dialokasikan anggaran sebesar Rp. 270.000.000,- sebagai dukungan
dana operasional kepada 60 KKMB tersebut.
Pihak UNDP-AGTP telah menfasilitasi Pemerintah Aceh sebagai berikut:
- Membentuk team restrukturisasi dalam rangka mengkaji PDPA menjadi
BUMA-PT. selama 3 bulan, mulai tanggal 1 Agustus s/d 31 Oktober 2009.
- Terbentuknya rancangan draft qanun tentang Perseroan Terbatas
Pengembangan Investasi Aceh (PT. PIA).
- Rekruitmen calon konsultan. Sekarang dalam tahap konfirmasi kesediaan dari
para calon konsultan untuk melaksanakan tugas-tugas dalam rangka mencapai
pertumbuhan ekonomi Aceh yang berkelanjutan.
Pemerintah Aceh telah melakukan kerjasama dengan Aceh Local Governance
Programme (ALGAP-II) dan Local Governance Innovations For Communities In
Aceh (LOGICA). Sifat kerjasama tersebut dalam bentuk fasilitasi dalam bidang
penguatan pemerintahan. Kerjasama dengan ALGAP-II yaitu dalam bentuk
dukungan penyelesaian dan pembahasan draft Rancangan Peraturan Perundang-
Undangan yang merupakan implementasi dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2006. Hasil yang telah dicapai dari dukungan ALGAP-II yaitu berupa
terfasilitasinya pembahasan draft RPP Migas, RPP Kewenangan Pemerintah yang
bersifat Nasional di Aceh, draft RPP Kerjasama Luar Negeri, dan draft RPP
Pelimpahan Kewenangan Pengelolaan BPKS Sabang.
Kerjasama dengan LOGICA yaitu dalam bentuk penguatan Pemerintahan
Kecamatan dan Pemerintahan Gampong yang bersifat lintas kabupaten/kota. Hasil
yang telah dicapai dalam kerjasama ini meliputi peningkatan dan perbaikan sistim
pelayanan kecamatan (one-stop service) di 23 kecamatan dalam kabupaten Aceh
Besar, 6 kecamatan di kabupaten Aceh Jaya, 12 Kecamatan di Kabupaten Aceh
Barat, 17 Kecamatan di Kabupaten Bireuen, dan 3 Kecamatan di Kabupaten Pidie.
Dalam bidang penguatan pemerintahan gampong LOGICA menfasilitasi
penyusunan rancangan regulasi yaitu Qanun kabupaten/kota dan Peraturan
Bupati/Walikota mengenai pemerintahan Gampong sebagai implementasi dari
Undang-Undang Pemerintahan Aceh serta peningkatan kapasitas aparatur
pemerintahan gampong pada kabupaten Aceh Barat Daya, Kabupaten Aceh
Selatan, Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Pidie, Kabupaten Pidie Jaya,
Kabupaten Bireuen, Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Gayo Lues, dan
Kabupaten Aceh Tenggara.
Kerjasama dengan World Health Organization (WHO) dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat untuk memberikan pelayanan
kesehatan baik dalam bentuk pelayanan kesehatan, sarana maupun prasarana
kesehatan seperti puskesmas, puskesmas pembantu, poskesdes dan unit-unit
pelayanan dasar lainnya. GITEC RSHI juga telah membantu membangun Rumah
Sakit Bireuen, puskesmas, poskesdes pustu di pesisir dan Aceh bagian tengah
(Aceh Tenggara, Gayo Lues, Aceh Tengah, Bener Meriah, Bireuen,
Lhokseumawe, Aceh Utara, Aceh Timur, Kota Langsa dan Aceh Tamiang) serta
pelatihan bagi tenaga kesehatan untuk meningkatkan kompetensi sesuai dengan
profesinya masing-masing. Global fund dalam rangka pemberantasan dan
eliminasi malaria di Aceh dengan target pada tahun 2015 Aceh terbebas dari
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
296
endemik malaria, APIH dalam rangka mengadakan penelitian tentang analisis
anggaran berdasarkan SPM (Standar Pelayanan Minimal).
Kerjasama dengan PT.Yara Aceh Capital dan R & D Management Services Sdn.
Bhd dalam rangka peningkatan usaha penangkapan ikan laut dalam oleh nelayan
yang difasilitasi Koperasi Aceh Bahari dan untuk dapat mempermudah
pendistribusian hasil tangkapan nelayan untuk dipasarkan baik domestik maupun
luar negeri. MoA kerjasama Nomor 03/PKS/2009, Nomor 02/YARA/III/09, dan
Nomor 02/R&D/3/2009, tanggal 03 Maret 2009, tentang Usaha Penangkapan Ikan
Laut Dalam, Industri Perikanan dan Pengangkutan Hasil Perikanan di Provinsi
NAD.
Kerjasama dengan PT. Transwisata Prima Aviation dan PT. Garuda Indonesia
(Persero) untuk mengembangkan transportasi udara. MoU kerjasama Nomor
29/PKS/2009, Nomor 01/MoU-TWA/VII/2009, Nomor DS/PERJ/MoU/DZ-
3214/2009, tanggal 06 Agustus 2009, tentang Pengembangan Transportasi Udara.
Kerjasama ini bertujuan untuk mendorong agar Perusahaan ACEH FLAG
CARRIER dapat beroperasi. Karena berdasarkan Undang-Undang Penerbangan
Nomor 1 tahun 2009, mengharuskan tersedianya 10 pesawat untuk dapat
diberikan izin perusahaan penerbangan (AOC). Berdasarkan MOU antara
Pemerintah Aceh dengan PT. Transwisata Prima Aviation dan PT. Garuda
Indonesia (Persero) tentang Pengembangan Transportasi Udara, pihak PT.
Transwisata Prima Aviation akan melakukan studi analisis kelayakan dan
membantu penyediaan tenaga teknis dan sumber daya lainnya untuk operasional,
termasuk menyediakan pesawat sebagai feeder. Sedangkan pihak PT. Garuda
Indonesia (Persero) akan menggunakan jasa ACEH FLAG CARRIER sebagai
feeder line (third brand) dalam pelayanan penerbangan nasional. Hingga saat ini
kegiatan yang telah dilaksanakan meliputi :
1. Rapat koordinasi dengan PT. Transwisata Prima Aviation dan PT. Garuda
Indonesia (Persero).
2. Meninjau pabrik pesawat MA-60 di China.
3. Meninjau pesawat TWA Fokker 28 dan Fokker 100 di Bandara Halim Perdana
Kusuma.
Kerjasama dengan PT. Sumber Alam Sutera untuk mengembangkan dan
meningkatkan produksi pertanian dan peternakan. MoU kerjasama Nomor
28/PKS/2009, Nomor 159/06/MoU-SAS/VII/2009, tanggal 06 Agustus 2009,
tentang Pengembangan dan Peningkatan Produksi Pertanian dan Peternakan.
Kerjasama dengan PT. Maju Abadi Grahatama Mulia untuk pembuatan studi
insfrastruktur. MOU kerjasama Nomor 30/PKS/2009, Nomor 002/MoU/VII/09,
tanggal 06 Agustus 2009, tentang Pembuatan Studi Insfrastruktur.
Kerjasama dengan Community Habitat Finance International dilaksanakan
pendirian fasilitas training untuk perawat dan bidan di lokasi Rumah Sakit Jiwa
Banda Aceh. MoA kerjasama Nomor 440/5799, Nomor
01/CHFInt”I/MoA/VIII/2009, tanggal 20 Agustus 2009, tentang Pendirian
Fasilitas Training untuk Perawat dan Bidan Dilokasi Rumah Sakit Jiwa Banda
Aceh. Menghabiskan biaya 5 milyar rupiah untuk pembangunan gedung training
centre.
Kerjasama dengan Pemerintah Uruguay dan La Scuola Di Foot Ball Italiana Sa
untuk mendidik dan melatih atlet sepak bola Aceh U-16. MOU kerjasama Nomor
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
297
24/PKS/2009 tanggal 29 Desember 2009, tentang Pendidikan dan Pelatihan Atlet
Sepak Bola Aceh U-16. Kerjasama dengan Provinsi Jeju Korea Selatan dalam
cabang olahraga taekwondo.
Kerjasama dengan DMDI Global Sdn. Bhd. Terlaksananya promosi komoditi
unggulan Aceh dan pergelaran seni budaya melayu raya International yang
diselenggarakan baik di tingkat domestik maupun di level international.
3. Permasalahan dan Solusi
Permasalahan yang dihadapi antara lain belum adanya komitmen yang kuat dari
pihak ketiga untuk merealisasikan kesepakatan yang telah disepakati bersama.
Adapun kerjasama dengan KKMB Aceh mengalami beberapa permasalahan
antara lain:
- Kurangnya sosialiasi kepada masyarakat tentang keberadaan KKMB Aceh
- Masih ditemukan ketidaksamaan persepsi antara Perbankan & KKMB terhadap
kelayakan (feasible) dan bankable UMKM yang akan difasilitasi ke bank.
Solusi:
Mengatasi permasalahan tersebut, Pemerintah Aceh akan mengupayakan pihak-
pihak yang telah membangun komitmen untuk bekerjasama dengan Pemerintah
Aceh guna mewujudkan komitmen-komitmen yang telah disepakati tersebut.
Untuk meningkatkan kemandirian dan profesionalisme KKMB Aceh perlu
ditingkatkan sosialisasi tentang keberadaannya ditengah-tengah masyarakat
maupun aktivitas yang dijalankan sehingga persepsi antara bank, KKMB dan
UMKM dapat disamakan.
C. KOORDINASI DENGAN INSTANSI VERTIKAL DI DAERAH
1. Kebijakan dan Kegiatan
Dalam rangka penyediaan data dan informasi tentang pembangunan daerah yang
lengkap dan akurat, agar perencanaan dapat terkoordinasi dengan baik, maka
Pemerintah Aceh melakukan koordinasi dengan Badan Pusat Statistik Aceh.
Sasaran yang ingin dicapai melalui kegiatan ini tersedianya data/informasi
pembangunan dalam bentuk dokumen berupa buku Aceh Dalam Angka, Product
Domestic Regional Bruto (PDRB), Indikator Ekonomi dan Perspektif Ekonomi
Makro dan Sosial, dan Indikator Kesejahteraan Masyarakat.
Dalam rangka pembinaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Pemerintah Aceh
melakukan koordinasi dengan BPKP Aceh sesuai perjanjian kerjasama Nomor:
32/SPK/ROMI/2009 dan MoU -1878/PW.01/VIII/2009 tanggal 3 Agustus 2009
tentang Penyusunan Pedoman Tata Kelola BUMD Aceh. Tujuan kerjasama ini
untuk memberikan pehamaman secara mendalam kepada seluruh pemilik, badan
pengawas/dewan komisaris, jajaran direksi serta karyawan/ti dalam mengelola dan
mendorong terwujudnya BUMD yang memiliki kinerja sehat sehingga dapat
memberikan konstribusi PAD yang memadai, serta mendorong peningkatan
perekonomian daerah.
Dalam rangka penyelesaian sengketa pertanahan dan pensertifikatan tanah bagi
masyarakat miskin, Pemerintah Aceh melakukan koordinasi dengan Badan
Pertanahan Nasional (BPN) Aceh. Tujuannya untuk memfasilitasi penyelesaian
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
298
sengketa pertanahan yang diadukan oleh masyarakat, lembaga swadaya
masyarakat (LSM) dan pemerintah daerah kabupaten/kota se-Aceh dan
memfasilitasi pemberian sertifikat gratis kepada masyarakat miskin.
Dalam rangka penyelenggaraan visa on arrival, untuk mendukung kelancaran
kunjungan warga negara asing ke Aceh, baik itu sebagai investor maupun
wisatawan, Pemerintah Aceh melakukan koordinasi dengan lembaga terkait.
2. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan
Untuk kegiatan pengembangan pusat data dan informasi pembangunan daerah
telah dialokasikan anggaran sebesar Rp 450.000.000,-. Dana ini digunakan untuk
penerbitan buku “Aceh Dalam Angka” sebesar Rp 175.000.000,-, penerbitan
PDRB triwulan/tahunan, indikator ekonomi dan perspektif ekonomi makro dan
sosial Rp 160.000.000,- dan indikator kesejahteraan masyarakat Rp
115.000.000,-.
Pedoman tata kelola BUMD Aceh disusun dengan tujuan untuk menyediakan
panduan dan referensi dalam rangka penerapan tata kelola perusahaan yang baik pada BUMD dilingkungan Pemerintah Aceh yang mengacu pada prinsip-prinsip
praktik terbaik (best practice) dalam menjalankan bisnis perusahaan.
Penyelenggaraan visa on arrival bertujuan untuk mendukung kelancaran
kunjungan warga negara asing ke Aceh, baik itu sebagai investor maupun
wisatawan. Dalam mendukung hal tersebut Pemerintah Aceh telah membentuk
tim monitoring berdasarkan Keputusan Gubernur Aceh Nomor 500/480/ 2009
Tanggal 31 Juli 2009 tentang Pembentukan Tim Monitoring Penuntasan
Penyelesaian Izin Masuk (visa on arrival) dan pelaksanaannya melalui Bandara
Sultan Iskandar Muda. Salah satu tugas tim monitoring yang selama ini telah
dilaksanakan yaitu melakukan koordinasi dengan Departemen terkait di pusat dan
instansi terkait di Aceh. Direncanakan akhir bulan Maret tahun 2010
penyelenggaraan visa on arrival telah dapat dilaksanakan Bandara Sultan Iskandar
Muda.
Melalui koordinasi dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Aceh telah
terfasilitasinya penyelesaian sengketa pertanahan antara masyarakat dengan TNI-
AD, masyarakat dengan POLRI, masyarakat dengan pemilik lahan HGU, dan
masyarakat dengan pemerintah daerah. Di samping itu juga telah terfasilitasinya
pemberian sertifikat tanah gratis bagi masyarakat miskin sebanyak 1.600
eksemplar.
Dalam rangka menciptakan pemantapan stabilitas politik dan situasi daerah
Pemerintah Aceh melakukan koordinasi dengan Kepolisian Daerah, Kodam
Iskandar Muda, Kejaksaan Tinggi, Poswilbin, Imigrasi, dan Kanwil Hukum.
Dalam rangka meningkatkan daya tarik investor, Pemerintah Aceh melakukan
koordinasi dengan Lembaga Penelitian Fakultas Ekonomi Unsyiah dalam
penyusunan buku potensi investasi per kabupaten/kota di Provinsi Aceh dalam
dua bahasa (Indonesia-Inggris).
Dalam rangka peningkatan pelayanan bidang pendidikan Pemerintah Aceh
melakukan koordinasi dengan instansi vertikal di daerah, diantaranya dengan
Universitas Syiah Kuala, IAIN Ar-Raniry dan PTN lainnya dalam pengawasan
pelaksanaan ujian nasional, dan dengan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
299
(LPMP) dalam hal pendataan guru, sertifikasi guru dan peningkatan kualifikasi
guru setara S1/D4.
Dalam rangka peningkatan pelayananan kesehatan jiwa dan mental, Pemerintah
Aceh melakukan koordinasi dengan instansi vertikal di daerah, diantaranya
dengan Universitas Syiah Kuala (fakultas Kedokteran) dalam rangka peningkatan
SDM, dengan IAIN Ar-Raniry dalam rangka terapi religius dan konseling kepada
pasien RSJ, dengan balai POM dalam rangka pengawasan obat dan makanan RSJ,
dengan Badan Narkotika Provinsi (BNP) dalam rangka penanganan kasus-kasus
narkoba dan dengan Politeknik Tenaga Kesehatan (Poltekes) Aceh dalam rangka
peningkatan SDM.
Dinas Pengairan telah berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai Sumatera I
yang berkedudukan di Banda Aceh. Koordinasi tersebut dilaksanakan dalam hal
penyusunan program.
Pemerintah Aceh juga melakukan koordinasi dengan Balai Pengawasan Obat dan
Makanan (BPOM) dalam rangka mengawasi obat dan makanan yang kadaluarsa,
koordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dalam rangka vaksinasi
dan sanitasi jamaah haji, dengan Politehnik Tenaga Kesehatan (Poltekkes) Aceh
dalam rangka peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang kesehatan.
Dalam bidang pemberdayaan masyarakat, Pemerintah Aceh telah melakukan koordinasi dengan Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), yaitu pelaksanaan penelitian dan pengkajian teknologi perdesaan di Aceh. Output/hasil dari kerjasama tersebut berupa design prototipe mesin pengupas biji melinjo pengumpan kontinue, rancang bangun mesin granulator untuk produksi pupuk organik granul dan inventarisasi teknologi tepat guna (TTG) tradisional di Aceh.
3. Permasalahan dan Solusi
Koordinasi antara Bappeda Aceh dan BPS yang seharusnya menghasilkan 6 (enam)
judul buku, realisasinya hanya dapat dilaksanakan 5 (lima) judul buku. Buku yang
tidak terealisasi adalah profil infrastruktur. Sisa buku yang belum terealisasi akan
dilakukan koordinasi ulang dengan Badan Statistik Aceh.
D. PEMBINAAN BATAS WILAYAH
1. Kebijakan dan Kegiatan
Pemerintah Aceh telah melakukan kerjasama dengan Provinsi Sumatera Utara dalam
upaya menuntaskan penyelesaian batas antara Aceh dengan Sumatera Utara dan
fasilitasi penegasan batas daerah antar kabupaten/kota dalam wilayah Aceh.
2. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan
a. Dengan fasilitasi Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum Departemen Dalam
Negeri pada tanggal 19 Agustus 2009 telah diadakan pertemuan antara para
pejabat yang masing-masing mewakili Pemerintah Aceh dan Sumatera Utara,
untuk membahas masalah batas daerah ke dua provinsi bertetangga. Pertemuan ini
turut dihadiri oleh pejabat Direktorat Topografi TNI-AD. Pertemuan pembahasan
batas wilayah ini adalah pertemuan untuk kesekian kalinya, yang pernah
dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya. Tujuan pada pertemuan tersebut pada
intinya bertujuan untuk mencari titik temu di antara ke dua belah pihak.
Pertemuan serupa juga dilaksanakan lagi pada tanggal 01 Oktober 2009 bertempat
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
300
di kantor Gubernur Sumatera Utara. Pada pertemuan kali ini selain dihadiri oleh
para pejabat pada pertemuan terdahulu, masing-masing provinsi juga
mengikutsertakan para pejabat terkait dari masing-masing pemerintah
kabupaten/kota yang berbatasan. Sebagai tindaklanjut dari kesepakatan yang
dicapai pada pertemuan tersebut, Pemerintah Aceh telah memasang Pilar Batas
Utama (PBU) yang berbatasan dengan Sumatera Utara sebanyak 80 buah Pilar
batas, dengan rincian sebagai berikut:
- Kabupaten Aceh Tamiang (Aceh) berbatasan dengan Kabupaten Langkat
(Sumatera Utara) telah dipasang sebanyak 40 (empat puluh) Pilar Batas
Utama (PBU);
- Kabupaten Aceh Singkil (Aceh) berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli
Tengah (Sumatera Utara) telah dipasang sebanyak 10 (sepuluh) Pilar Batas
Utama (PBU);
- Kabupaten Aceh Singkil (Aceh) berbatasan dengan Kabupaten Phak-Phak
Bharat (Sumatera Utara) telah dipasang sebanyak 20 (dua puluh) Pilar Batas
Utama (PBU);
- Kota Subulussalam (Aceh) berbatasan dengan Kabupaten Phak-Phak Bharat
(Sumatera Utara) telah dipasang sebanyak 10 (sepuluh) Pilar Batas Utama
(PBU).
b. Untuk penyelesaian tapal batas di kabupaten/kota dalam wilayah Pemerintah Aceh
tahun 2009, telah dilaksanakan rapat penyelesaian batas pada hari Rabu tanggal
15 Juli 2009 bertempat di Kantor Gubernur Aceh, dan telah ada kesepakatan
dalam penyelesaian batas serta dapat dilakukan pemasangan pilar di
kabupaten/kota antara lain yaitu :
- Kabupaten Aceh Tamiang dengan Kabupaten Aceh Timur telah dipasang
sebanyak 8 (delapan) PBU;
- Kabupaten Aceh Tamiang dengan Kota Langsa telah dipasang sebanyak 8
(delapan) PBU;
- Kabupaten Aceh Barat dengan Kabupaten Aceh Jaya telah dipasang sebanyak
8 (delapan) PBU;
- Kabupaten Aceh Singkil dengan Kabupaten Aceh Selatan telah dipasang
sebanyak 8 (delapan) PBU.
c. Pemerintah Aceh juga telah melakukan pembangunan pintu gerbang perbatasan di
Gampong Lawe Balno Kecamatan Danau Paris Kabupaten Aceh Singkil (Aceh)
yang berbatasan dengan Kecamatan Maduamas Kabupaten Tapanuli Tengah
(Sumatera Utara). Anggaran yang disediakan Rp 3.120.235.000,- realisasi Rp
3.036.767.600,- atau 98,22% dan fisik 96,92%.
3. Permasalahan dan Solusi
Penyelesaian batas Aceh dengan Sumatera Utara sampai saat ini masih menyisakan
permasalahan yaitu kesepakatan yang dicapai dalam rangka penetapan batas, belum
pada semua titik . masih titik tertentu yang masih perlu dicari titik temu.
Beberapa solusi yang bisa ditempuh dalam rangka penyelesaian batas ini, antara lain
meningkatkan koordinasi antar daerah yang bersengketa/berkonflik.
E. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
301
1. Bencana yang Terjadi dan Penanggulangannya
Pada tahun 2009 telah terjadi bencana alam di Aceh sebagai berikut:
- Banjir Bandang Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Bireuen.
- Tanah longsor di Kecamatan Tangse Kabupaten Pidie.
- Banjir Kabupaten Pidie Jaya, Aceh Jaya dan Kabupaten Nagan Raya.
- Puting Beliung di Kecamatan Meureudu, Ulim, Meurah Dua, Bandar Dua
Kabupaten Pidie Jaya.
Pasca tejadinya bencana alam tersebut, Pemerintah Aceh melalui Dinas Sosial,
Kesehatan, dan Bina Marga Cipta Karya telah memberikan bantuan dan penanganan
dalam bentuk bantuan logistik, obat-obatan, dan alat-alat berat.
2. Status Bencana (Nasional, Regional/Provinsi atau Lokal/Kabupaten/Kota
Bencana alam di Aceh sepanjang tahun 2009 masih berstatus bencana lokal. Dampak
bencana masih sanggup ditanggulangi oleh pemerintah daerah.
3. Sumber dan Jumlah Anggaran
Dalam rangka pencegahan bencana, melalui Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan
Perlindungan Masyarakat, Dinas Pengairan, serta Dinas Kesehatan, telah dialokasikan
dana masing-masing sebesar Rp 301.950.190,- , Rp 308.824.337.330 dan Rp
375.170.000,- .
4. Antisipasi Daerah dalam Menghadapi Kemungkinan Bencana
a. Pemerintah Aceh melalui Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan
Masyarakat Aceh telah melakukan pemantauan dan penyebarluasan informasi
potensi bencana alam. Kegiatan tersebut telah dilaksanakan di dua kabupaten
yaitu Kabupaten Aceh Tengah yang berlangsung pada tanggal 15 Agustus 2009
dengan jumlah peserta 60 orang dan di Kabupaten Aceh Utara yang berlangsung
pada tanggal 17 Oktober 2009 dengan jumlah peserta 60 orang. Unsur peserta
berasal dari aparatur pemerintah dan tokoh masyarakat. Kegiatan tersebut telah
dapat dilaksanakan dengan lancar tanpa ada kendala karena adanya dukungan dari
berbagai pihak.
Selain kegiatan di atas, Pemerintah Aceh juga telah melaksanakan pembekalan
penanganan keadaan darurat dalam menghadapi bencana. Kegiatan tersebut
direncanakan dalam dua angkatan, namun yang dapat dilaksanakan hanya satu
angkatan saja yaitu di Kota Langsa selama 2 hari dari tanggal 14 s/d 15 Desember
2009 dengan jumlah peserta seluruhnya 50 orang. Unsur peserta berasal dari
aparatur pemerintah dan tokoh masyarakat.
Dari anggaran yang disediakan sebesar Rp 301.950.190,- dapat direalisasikan
Rp 163.940.120,- atau 54,29 %.
b. Pemerintah Aceh melalui Dinas Pengairan telah melakukan pengendalian banjir
pada daerah tangkapan air dan badan-badan sungai. Kegiatan ini diharapkan dapat
melindungi areal pemukiman dan pertanian dari ancaman bahaya banjir, sehingga
masyarakat merasa aman dan terhindar dari bencana. Target yang diinginkan
adalah terlaksananya pembangunan tanggul/bangunan perkuatan tebing sungai,
pengerukan muara sungai, normalisasi dan pembangunan jetty di 23 (dua puluh
tiga) kabupaten yang terdiri dari 189 paket kegiatan. Pembangunan prasarana
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
302
pengaman pantai, kegiatan ini bertujuan melindungi pantai dari abrasi dan
gelombang pasang.
Anggaran yang disediakan untuk kegiatan ini Rp 308.824.337.330,- dan
realisasinya sebesar Rp 240.861.554.355,- atau 77,99%.
c. Melalui Dinas Kesehatan juga telah dilakukan berbagai upaya untuk menghadapi
kemungkinan bencana, antara lain:
- Melakukan koordinasi dengan jajaran kesehatan di kabupaten/kota untuk
selalu meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap kemungkinan
terjadinya bencana.
- Meminta kepada Dinas Kesehatan kabupaten/kota untuk mengalokasikan dana
penanggulangan bencana dan pembentukan tim penanggulangan bencana
bidang kesehatan. Penempatan tim brigade siaga bencana di beberapa rumah
sakit kabupaten/kota (yang terdiri dari dokter dan paramedis).
- Pelatihan tentang live saving bagi petugas kesehatan kabupaten/kota, antara
lain:
Advance Training for Live Saving (ATLS) bagi dokter
Advance Cardiac Live Saving (ACLS) bagi dokter.
Basic Training for Cardiac Live Saving (BTCLS) bagi paramedis.
Basic Trauma Live Sport (BTLS) bagi paramedis.
Pelatihan management bencana bagi tim penanggulangan bencana di
Dinas Kesehatan kabupaten/kota.
Pelatihan Pemuda Siaga Penanggulangan Bencana (DASIPENA).
Secara bertahap akan dilakukan pemenuhan penanggulangan bencana
bidang kesehatan.
- Membuat surat edaran kepada jajaran kesehatan di kabupaten/kota tentang
berbagai upaya kesiapsiagaan terhadap kemungkinan terjadinya bencana dan
meminta kepada jajaran kesehatan kabupaten/kota untuk selalu membuka situs
internet www.bmg.go.id dan klik pada kolom klimatologi dan kemudian klik
potensi banjir longsor.
Anggaran yang disediakan untuk kegiatan pencegahan bencana pada Dinas
Kesehatan sejumlah Rp 375.170.000,-.
5. Potensi Bencana yang diperkirakan Terjadi
Letak geografis Aceh berada di antara dua samudera, pegunungan, dan lautan,
mempunyai berbagai potensi bencana yang dapat diperkirakan akan terjadi, berupa:
Bencana Alam
a. Banjir
Kerusakan hutan dan lahan kritis sangat berpotensi pada kemungkinan terjadinya
bencana banjir, banjir bandang dan longsor. Potensi bencana banjir dapat terjadi
hampir di seluruh kabupaten/kota di Aceh.
b. Banjir Bandang dan Longsor
Potensi bencana banjir bandang kemungkinan dapat terjadi pada daerah-daerah
yang berada di daratan tinggi, antara lain Gayo Lues, Bener Meriah, Aceh
Tenggara, Aceh Selatan dan Abdya.
c. Gempa dan Tsunami
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
303
Potensi gempa dan tsunami kemungkinan dapat terjadi pada daerah yang berada di
sepanjang pesisir pantai Aceh terutama di daerah Simeulu, Aceh Jaya, Aceh Besar
dan Banda Aceh yang selama ini sering dilanda gempa.
d. Angin Puting Beliung
Angin puting beliung berpotensi terjadi di Kota Banda Aceh, Aceh Besar, Aceh
Barat dan Aceh Utara.
Bencana Karena Ulah Manusia
a. Gagal Teknologi
Bencana gagal teknologi dapat terjadi pada wilayah yang memiliki industri seperti
Aceh Utara, Lhokseumawe, Aceh Timur, Aceh Tamiang serta Aceh Besar.
b. Kerusakan Massal/Konflik Sosial
Bencana kerusuhan massal dapat terjadi pada daerah-daerah dengan disparitas
ekonomi, strata sosial, politik, industri dan rawan konflik seperti Lhokseumawe,
Aceh Utara, Aceh Timur dan Banda Aceh.
F. PENGELOLAAN KAWASAN KHUSUS
1. Jenis Kawasan Khusus yang Menjadi Kewenangan Daerah
a. Badan Pengelola Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (BP.KAPET)
Bandar Aceh Darussalam merupakan reposisi KAPET Sabang dibentuk
berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 dan 37 Tahun 2000. Perubahan nama
tersebut didasari oleh Surat Menteri Koordinator Perekonomian Republik
Indonesia Nomor S-271/M.Ekon/10/2002 tanggal 21 Oktober 2002 dan
ditindaklanjuti dengan Keputusan Gubernur Aceh Nomor 193/388/2002 tanggal
25 Oktober 2002 tentang Penetapan Wilayah Kerja KAPET Sabang ke daratan
Aceh dan pergantian nama BP. KAPET Sabang menjadi BP. KAPET Bandar
Aceh Darusalam.
b. Badan Pengusahaan Kawasan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang (BPKS)
merupakan sebuah organisasi usaha yang dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 37 Tahun 2000 menetapkan kawasan Sabang sebagai kawasan
perdagangan bebas dan pelabuhan bebas Sabang, terletak di ujung bagian barat
Indonesia yang memiliki daya tarik tersendiri. Letak geografis yang strategis
dimana berada pada jalur pelayaran 2 (dua) benua yaitu Asia dan Eropa yang
memberikan arti penting sebagai lokasi persinggahan kapal kargo, pesiar, super
tanker untuk pengisian bahan bakar dan air bersih.
Kebijakan Pemerintah Aceh dengan adanya Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, menjelaskan bahwa
Pemerintah Pusat memberikan kewenangannya kepada pihak pengelola kawasan
Sabang dalam hal ini Dewan Kawasan Sabang dan BPKS untuk dapat mengatur
hal-hal yang berkaitan dengan fungsi kawasan Sabang.
2. Sumber Anggaran
Badan Pengusahaan Kawasan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang (BPKS) dan Badan
Pengelolaan Kawasan Ekonomi Terpadu (BP. KAPET) Bandar Aceh Darussalam
mempunyai dua sumber anggaran yang terdiri dari APBN dan APBA. Oleh karena
kedua badan pengelola tersebut bukan merupakan Satuan Kerja Perangkat Aceh, maka
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
304
dalam rangka penataan kebijakan anggaran yang bersumber dari APBA, ditempatkan
dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Aceh (DPA-SKPA)
Sekretariat Daerah Aceh.
a. BP. KAPET Bandar Aceh Darussalam
- Hasil yang telah dicapai oleh BP. KAPET adalah telah terealisasi pembebasan
lahan untuk kawasan industri KAPET seluas 52 Ha di Kecamatan Mesjid Raya
Kabupaten Aceh Besar.
- Melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah Kota Banda Aceh,
Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie dalam rangka pemutakhiran data
kebutuhan dukungan infrastruktur KAPET.
- Menyusun acuan pelaksanaan pengembangan KAPET sebagai wujud
operasional penataan ruang kawasan strategis nasional.
- Memberikan masukan rekomendasi pada IMT-GT.
- Melakukan promosi baik melalui media cetak, elektronik baik di dalam
maupun di luar negeri guna menarik investor untuk menanamkan investasinya
di wilayah KAPET.
Anggaran yang disediakan untuk Kegiatan Pembinaan Kawasan Ekonomi
Terpadu sejumlah Rp 1.205.885.000,- realisasi Rp 1.040.324.245,- atau 86,28 %.
b. Badan Pengusahaan Kawasan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang
Sasaran yang ingin dicapai dalam rangka pengembangan kawasan perdagangan
bebas dan pelabuhan bebas Sabang, antara lain yaitu :
- Kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas Sabang memiliki prasarana
dan sarana serta fasilitas.
- Meningkatkan pertumbuhan ekonomi setempat dengan mengoptimalkan
potensi wilayah, baik potensi ekonomi maupun potensi lokasi.
- Tercapainya penyusunan rencana induk pengembangan kawasan yang menjadi
program pendukung pengembangan kawasan Sabang berupa Detail
Engineering Design (DED).
- Percepatan dalam mewujudkan dan menjadikan Sabang sebagai pelabuhan
International Hub Teluk Sabang.
Adapun beberapa perjanjian kerjasama yang telah dilaksanakan Badan
Pengusahaan Kawasan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang pada tahun 2009,
diantaranya adalah:
- MoA BPKS dengan Al-Aidid Petro Corporation Sdn Bhd (APCSB); bidang
Bunker Service (Oil and Gas City in Pulo Aceh), tanggal 9 April 2009 di Hotel
Hermes-Banda Aceh.
- Perjanjian Kerjasama Operasi (KSO) BPKS dengan PT. HD Asia Advisory;
bidang operasional pelabuhan Teluk Sabang, tanggal 14 November 2009,
Hotel Hermes-Banda Aceh.
Anggaran yang disediakan untuk Kegiatan Pembinaan Kawasan Perdagangan
Bebas sejumlah Rp. 919.670.000,- dengan realisasi keuangan sebesar Rp
351.152.000,- atau 38,19%.
3. Permasalahan dan solusi
Belum optimalnya peran sektor dalam mendukung pengembangan KAPET karena
belum adanya pemahaman oleh pihak-pihak terkait terhadap keberadaan tugas dan
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
305
fungsi KAPET. Ke depan perlu diintensifkan koordinasi dengan pihak-pihak terkait
dengan pengembangan KAPET.
Tidak terealisasinya seluruh anggaran yang tersedia dikarenakan beberapa kegiatan
sudah tertampung dengan dana APBN.
G. PENYELENGGARAAN KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM
1. Gangguan yang terjadi
Kondisi ketentraman dan ketertiban umum secara umum cukup kondusif. Beberapa
hal yang mengganggu ketentraman dan ketertiban umum sebagai berikut:
a. Aksi pengerahan masa yang dilakukan oleh kelompok tertentu yang ingin
menyampaikan aspirasi mereka dengan cara melakukan demontrasi. Dalam
pelaksanaan demontrasi tersebut terkadang terjadi aksi-aksi anarkis yang dapat
merugikan pemerintah, seperti penghancuran sarana/prasarana perkantoran
pemerintah.
b. Pemasangan atribut partai yang melanggar ketertiban dan keamanan umum
c. Pelanggaran terhadap Qanun Syariat Islam.
2. Satuan Kerja Perangkat Daerah Yang Menangani Ketentraman dan Ketertiban
Umum
Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah
3. Jumlah Pegawai, Kualifikasi Pendidikan, Pangkat dan Golongan
Jumlah pegawai Satuan Polisi Pamong Praja Dan Wilayatul Hisbah saat ini adalah 538
orang, yang terdiri dari 60 pegawai negeri sipil, 13 honorer, 465 kontrak, dengan
kualifikasi pendidikan S-2 5 orang, S-1 52 orang, D-3 1 orang, SMU 480 orang.
Jumlah pegawai yang memiliki pangkat golongan II 3 orang, golongan III 51 orang
dan golongan IV 6 orang.
4. Sumber dan Jumlah Anggaran
Sumber dana APBA sebesar Rp 19.762.797.000,- realisasi Rp 17.667.962.740,- atau
89,40%.
5. Penanggulangan dan Kendalanya
Terhadap gangguan ketentraman dan ketertiban umum sebagaimana yang tersebut di
atas, Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah telah melakukan penyelesaian
sebagai berikut:
a. Terhadap demonstran yang melakukan aksi anarkisme, Satuan Polisi Pamong Praja
dan Wilayatul Hisbah telah mengerahkan personil untuk melakukan pengamanan
terhadap orang, objek atau sarana/prasarana pemerintah yang kemungkinan akan
menjadi sasaran dari aksi anarkisme tersebut.
b. Melakukan penertiban terhadap bangunan atau tempat usaha yang didirikan diatas
tanah yang telah dibebaskan untuk pembangunan jalan yang terkena ekses tsunami.
c. Menghimbau pengurus partai untuk mencabut atribut partainya yang melanggar
ketertiban dan ketentraman umum.
d. Melakukan pengawasan rutin serta meningkatkan kerjasama dengan perangkat
pemerintah serta perangkat adat di gampong guna meningkatkan pengawasan
terhadap pelaksanaan Qanun Syariat Islam di wilayah masing-masing.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
306
Kendala yang dihadapi dalam penyelesaian permasalahan tersebut di atas adalah masih
minimnya sarana mobilitas untuk mengangkut personil, terbatasnya dana operasional
untuk pengawasan, dan belum ada tenaga penyidik untuk melakukan penyidikan
terhadap pelanggar qanun.
Dalam penanganan permasalahan ketentraman dan ketertiban umum, Satuan Polisi
Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah kadang kala melibatkan pihak aparat keamanan
dari unsur kepolisian. Keterlibatan aparat keamanan sangat tergantung dari situasi dan
kondisi dari kasus yang dihadapi di lapangan.
6. Keikutsertaan Aparat Keamanan dalam Penanggulangan
Dalam penanganan permasalahan ketentraman dan ketertiban umum, Satuan Polisi
Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah kadang kala melibatkan pihak aparat keamanan
dari unsur kepolisian. Keterlibatan aparat keamanan sangat tergantung dari situasi dan
kondisi dari kasus yang dihadapi di lapangan.
Penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum juga mengikut sertakan aparat
keamanan dalam kegiatan Peningkatan Kerjasama dengan Aparat Keamanan dalam Teknik Pencegahan Kejahatan. Kegiatan ini telah dilaksanakan dalam bentuk kegiatan
penyediaan honorarium bulanan Tim Kominda,Tim FKDM, Rapat Koordinasi
Kominda se Aceh dengan peserta berjumlah 100 orang, pengamanan kunjungan RI-1
dan RI-2 serta tamu-tamu VIP lainnya. Untuk kegiatan ini dialokasikan dana sebesar
Rp 1.135.698.735,- dan realisasinya sebesar Rp 593.791.170,- atau 52,28%.
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
264
BAB VII
PENUTUP
Berdasarkan ketentuan, Gubernur sebagai kepala daerah berkewajiban
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan
pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan, serta tugas-tugas lainnya kepada rakyat di
daerahnya. Ini adalah konsekwensi moral dan konstitusional dari mekanisme demokrasi yang
menetapkan gubernur dan wakil gubernur dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan
kepala daerah atau pilkada.
Namun dalam praktiknya sebagai refleksi dari keterwakilan rakyat, Dewan Perwakilan
Rakyat Aceh adalah representatif rakyat Aceh sehingga mempertanggungjawabkan
pelaksanaan tugas disampaikan dalam bentuk “Laporan Keterangan Pertanggungjawaban
Gubernur” kepada DPRA.
Kami telah berusaha semaksimal mungkin menyusun LKPJ ini agar dapat
menggambarkan kinerja Guberur beserta jajarannya dalam melaksanakan tugas-tugas
pemerintahan, tugas pembangunan, dan tugas kemasyarakatan agar rakyat melalui DPA dapat
mengetahui secara terang benderang apa yang telah dilaksanakan oleh pemimpinnya.
Pemimpin adalah mata hari, yang tidak hanya memperlihatkan dirinya, tetapi juga
memancarkan sinarnya agar bumi menjadi terang benderang.
Meski demikian, sifat kebaharuan senantiasa melingkungi manusia yang
mengakibatkan berbagai kekurangan dan kesilapan. Maka kami menyadari betul belum
banyak yang bisa dibuat dalam upaya membenah kinerja penyelenggaraan pemerintahan,
karena berbagai persoalan yang timbul dalam perjalanan tugas sehari-hari. Ibarat
berlayar,sambil melaju sambil menantang ombak.. Meskipun demikian, layar terus
dikembangkan, dayung tetap dirangkuh, agar pulau tujuan harus tercapai, yakni terujudnya
tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan pemerintahan yang bersih (clean
government).
Apa yang telah kami perbuat selama ini adalah batas maksimal dari kemampuan kami
sebagai manusia biasa yang jauh dari kesempurnaan. Jika ada sedikit keberhasilan yang telah
tergapai dalam tahun 2009 dibanding 2008, maka keberhasilan itu adalah milik bersama,
berkat bantuan semua pihak, termasuk DPRA sebagai mitra Pemerintah Aceh. Kami
mengakui berbagai tantangan selalu menghadang sehingga kita dihadapkan pada pilihan-
pilihan yang berat dan dilematis. Di satu pihak kita perlu beruasaha keras mempercepat
peningkatan kesejahteraan masyarakat, sedangkan di pihak lain ada suatu mekanisme yang
harus dilalui dan ditaati sehingga membutuhkan waktu untuk perencanaan dan
pelaksanaannya.
Kami menyadari benar bahwa apa yang kami lakukan tidak akan berjalan dengan baik
tanpa ada kritik dan saran dari semua pihak, termasuk pihak legislatif sebagai masukan yang
konstrukif, tempat kami bercermin setiap saat dan setiap langkah yang kami tapaki. Kritik dan
saran itu juga dapat dimaknai sebagai keikutsertaan seluruh komponen masayarakat yang
antara lain secara konstitusional diwakili oleh DPRA. Rakyat dengan kedaulatan yang ada
padanya selalu kita harapkan dapat bersama-sama pemerintah membangun tata kehidupan
yang kita jabarkan dalam program-program pembangunan.
Namun kita tak dapat berharap terlalu banyak pada kemamapuan manusia, karena
memiliki berbagai keterbatasa. Tapi dalam keterbatasan itu pulalah maka kita mencoba
berbuat semaksimal mungkin berdasarkan berdasarkan pengalaman dalam kehidupan
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2009
265
mengelola pemerintahan ke arah yang lebih baik.Orang bijak selalu berkata bahwa
pengalaman adalah guru dan pengalaman adalah cermin tempat kita berkaca. Tapi di atas itu
semua sikap ikhlas dan tulus harus menjadi titik tolak kita dalam bekerja, terutama dalam
upaya meningkatkan kehidupan masyarakat kita, rakyat Aceh yang tercinta.
Pada kesempatan ini pula kepada rakyat Aceh atas nama pribadi maupun keluarga,
kami menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kepercayaan
yang diberikan selama ini dalam memimpin negeri ini, kini te;leh memasuki tahun keempat.
Kepada unsur Muspida, dan DPRA, kami menyampaikan ungkapan yang sama atas
kerjasama selama ini yang terjalin secara baik dan koordinatif, demikian juga kepada para
bupati/walikota, sekretaris daerah, kepala dinas/lembaga, perguruan tinggi, pimpinan
BUMN/BUMD dan seluruh staf di jajaran Pemerintah Aceh atas bantuan dan saran dan
mengikuti kepemimpinan kami selama ini dengan segala suka maupun duka.
Semoga yang telah kita perbuat bersama dapat menjadi amal ibadah dan bermanfaat
bagi semua komponen masyarakat sehingga dapat mewujudkan peningkatan kesejahteraan
masyarakat Aceh. Amin.
Hadanallahu Wa Iyyakum Ajma’in.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Banda Aceh, 15 Maret 2010
GUBERNUR ACEH
IRWANDI YUSUF