pp 27 pasal 19-25
DESCRIPTION
PP 27 PASAL 19-25TRANSCRIPT
Pasal 19 – 25 PP No 27/1998 TENTANG PENGGABUNGAN, PELEBURAN, DAN
PENGAMBILALIHAN PERSEROAN TERBATAS
Pasal 19
(1) Sejak tanggal penandatanganan Akta Penggabungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
13 ayat (2), Direksi perseroan yang menggabungkan diri tidak dapat melakukan perbuatan
hukum kecuali diperlukan dalam rangka pelaksanaan penggabungan.
(2) Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan
tanggung jawab Direksi perseroan yang bersangkutan.
PELEBURAN
Dalam Pasal 20 PP No 27/1998, ketentuan tata cara penggabungan perseroan dalam Pasal 7
(mengenai usulan penggabungan perseroan), Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11, Pasal 12,
dan Pasal 13 (mengenai rancangan penggabungan perseroan yang disusun untuk
penggabungan perseroan), akan berlaku pula untuk perbuatan hukum peleburan.
Pasal 21 PP No 27/1998 menyebutkan bahwa:
(1) Pendiri perseroan hasil peleburan adalah perseroan yang akan meleburkan diri.
(2) Pemegang saham perseroan yang akan didirikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
adalah pemegang saham perseroan yang akan meleburkan diri.
(3) Kekayaan perseroan yang akan didirikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah
seluruh kekayaan perseroan yang akan meleburkan diri.
Berkaitan Pasal 21, dalam Pasal 22 ayat PP No 27/1998 mengatur lebih jelas mengenai Akta
Peleburan. Disebutkan bahwa Akta Peleburan yang dibuat sesuai dengan ketentuan akan
menjadi dasar pembuatan Akta Pendirian perseroan hasil peleburan. Direksi perseroan yang
meleburkan diri wajib mengajukan permohonan pengesahan Akta Pendirian perseroan hasil
peleburan kepada Menteri dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak
tanggal keputusan Rapat Umum Pemegang Saham dan mendaftarkan dalam Daftar
Perusahaan serta mengumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia, setelah
mendapat pengesahan Menteri. Permohonan pengesahan Akta Pendirian tersebut diajukan
secara tertulis kepada Menteri dengan melampirkan Akta Peleburan. Kemudian Menteri
memberikan pengesahan terhadap permohonan dalam waktu paling lama 60 (enam puluh)
hari setelah permohonan diterima. Bila permohonan ditolak, maka penolakan harus
diberitahukan kepada pemohon secara tertulis beserta alasannya dalam jangka waktu 60 hari.
Bubarnya Perseroan yang meleburkan diri menurut Pasal 23 PP No 27/1998 terhitung sejak
tanggal Akta Pendirian perseroan hasil peleburan disahkan oleh Menteri.
Melanjutkan mengenai Akta Peleburan, Pasal 24 PP No 27/1998 menyebutkan bahwa Sejak
tanggal penandatanganan Akta Peleburan, Direksi perseroan yang meleburkan diri dilarang
melakukan perbuatan hukum kecuali diperlukan dalam rangka pelaksanaan peleburan. Bila
ada pelanggaran terhadap ketentuan maka merupakan tanggung jawab Direksi perseroan yang
bersangkutan.
Pasal 25 PP No 27/1998 melengkapkan bahwa Terhadap perbuatan hukum yang dilakukan
sebelum Akta Pendirian perseroan hasil peleburan disahkan Menteri, berlaku ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang
Perseroan Terbatas.