rencana stratejik berdasarkan uu 25/2004 dan pp 40/2006

61

Upload: dadang-solihin

Post on 05-Dec-2014

1.618 views

Category:

Education


0 download

DESCRIPTION

Capacity Building Aparatur Bidang Perencanaan BP Konstruksi di Arion Swiss-Belhotel-Jakarta, 7 Oktober 2013

TRANSCRIPT

Page 1: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006
Page 2: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

dadang-solihin.blogspot.com 2

Page 3: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

dadang-solihin.blogspot.com 3

Page 4: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

Materi

• Indikator Kinerja dan Log-Frame

• Landasan Hukum Penyusunan Renstra K/L

dan SKPD

• Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional (SPPN)

• Perumusan Isu Strategis

• Penyusunan Renstra K/L

• Contoh Renstra Bappenas

4 dadang-solihin.blogspot.com

Page 5: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

INPUT OUTPUT OUTCOME IMPACT OUTCOME OUTPUT INPUT

Indikator Kinerja

dan Log-Frame

dadang-solihin.blogspot.com 5

ABK

AT

KPJM

Page 6: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

Alur Pikir Logic Model

6

Hasil pembangunan yang

diperoleh dari pencapaian

outcome

Apa yang ingin

diubah IMPACTS

Manfaat yang diperoleh dalam

jangka menengah untuk

beneficieries tertentu sebagai

hasil dari output

Apa yang ingin

dicapai OUTCOMES

Produk/barang/jasa akhir

yang dihasilkan

Apa yang dihasilkan

(barang) atau

dilayani (jasa)

OUTPUTS

Proses/kegiatan

menggunakan input

menghasilkan output yang

diinginkan

Apa yang

dikerjakan ACTIVITIES

Sumberdaya yang

memberikan kontribusi dalam

menghasilkan output

Apa yang

digunakan dalam

bekerja INPUTS

Metode

Pelaksanaan

Me

tod

e P

en

yu

su

na

n

Sumber : Framework for Managing Programme Performance Information, National Treasury, Republic of South Africa, May 2007

dadang-solihin.blogspot.com

Page 7: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

Matriks Logic Model

Level Uraian Kriteria Sukses Indikator Kinerja

Impacts

Outcomes

Outputs

Activities

Inputs

Needs

(permasalahan,

penyebab)

dadang-solihin.blogspot.com 7

A

B

C

D

Page 8: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

Hirarki dari Visi ke Program

Visi

Misi

Strategi

Kebijakan

Program

• Rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir

periode perencanaan.

• Rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan

untuk mewujudkan visi.

• Langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk

mewujudkan visi dan misi.

• Arah/tindakan yang diambil oleh Pemerintah Pusat/Daerah untuk

mencapai tujuan.

• Instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang

dilaksanakan oleh instansi pemerintah/lembaga untuk mencapai

sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan

masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah.

Tujuan/

Sasaran

• Penjabaran visi yang lebih spesifik dan terukur sebagai upaya

mewujudkan visi dan misi

dadang-solihin.blogspot.com 8

Page 9: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

Visi Misi Sasaran Strategi Kebijakan Program KINERJA

PRIMA

Keselarasan Kebijakan dan Pelaksanaan Program (Mengacu pada Struktur UU 25/2004)

Kebingungan X Misi Sasaran Strategi Kebijakan Program

Visi X Frustrasi Sasaran Strategi Kebijakan Program

Tidak

Terarah Visi Misi X Strategi Kebijakan Program

Visi Misi Sasaran Tidak

Efektif X Kebijakan Program

Strategi Program Salah

Langkah X Visi Misi Sasaran

Kebijakan Tidak

Efisien X Strategi Visi Misi Sasaran

dadang-solihin.blogspot.com 9

Page 10: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

10 dadang-solihin.blogspot.com

Page 11: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

Apa itu SPPN

SPPN adalah

Satu kesatuan tata cara

perencanaan pembangunan

Untuk menghasilkan rencana-

rencana pembangunan dalam

jangka panjang, jangka

menengah, dan tahunan

Yang dilaksanakan oleh unsur

penyelenggara negara dan

masyarakat di tingkat pusat dan

daerah.

11 dadang-solihin.blogspot.com

Page 12: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

Tujuan SPPN

1. Mendukung koordinasi antar-pelaku pembangunan.

3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,

penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan.

2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi

baik antar-Daerah, antar-ruang, antar-waktu, antar-fungsi

pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah.

4. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.

5. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara

efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.

12 dadang-solihin.blogspot.com

Page 13: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

Proses Perencanaan

Pendekatan Politik:

Pemilihan Presiden/Kepala Daerah menghasilkan rencana

pembangunan hasil proses politik (public choice theory of

planning), khususnya penjabaran Visi dan Misi dalam

RPJM/D.

Proses Teknokratik:

Menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh

lembaga atau satuan kerja yang secara fungsional bertugas

untuk itu.

Partisipatif:

Dilaksanakan dengan melibatkan seluruh stakeholders, antara

lain melalui Musrenbang.

Proses top-down dan bottom-up:

Dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan.

13 dadang-solihin.blogspot.com

Page 14: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

dadang-solihin.blogspot.com 14

Ruang Lingkup Perencanaan

NASIONAL DAERAH

Dokumen Penetapan Dokumen Penetapan

Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional

(RPJP-Nasional)

UU

(Ps. 13 Ayat 1)

Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah

(RPJP-Daerah)

Perda

(Ps. 13 Ayat 2)

Rencana Pembangunan

Jangka Menengah

Nasional

(RPJM-Nasional)

Per Pres

(Ps. 19 Ayat 1)

Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah

(RPJM-Daerah)

Peraturan KDH

(Ps. 19 Ayat 3)

Renstra Kementerian /

Lembaga (Renstra KL)

Peraturan

Pimpinan KL

(Ps. 19 Ayat 2)

Renstra Satuan Kerja

Perangkat Daerah (Renstra

SKPD)

Peraturan

Pimpinan SKPD

(Ps. 19 Ayat 4)

Rencana Kerja

Pemerintah (RKP)

Per Pres

(Ps. 26 Ayat 1)

Rencana Kerja Pemerintah

Daerah (RKPD)

Peraturan KDH

(Ps. 26 Ayat 2)

Rencana Kerja

Kementerian / Lembaga

(Renja KL)

Peraturan

Pimpinan KL

(Ps. 21 Ayat 1)

Rencana Kerja Satuan Kerja

Perangkat Daerah (Renja

SKPD)

Peraturan

Pimpinan SKPD

( Ps. 21 Ayat 3)

Page 15: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

dadang-solihin.blogspot.com 15

Page 16: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

Apa Itu Isu Strategis?

• Isu Strategis adalah

– Isu paling pokok

– Tidak hanya masalah tapi

juga harus aktual dan

mendesak

– Jika isu tersebut ditangani

akan memiliki dampak positif

terhadap isu lainnya

• Isu Strategis akan menjadi

perhatian untuk 5 tahun

mendatang.

dadang-solihin.blogspot.com 16

Page 17: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

Tolok Ukur Penentuan Strategis

dadang-solihin.blogspot.com 17

1. Apakah isu ini sedang jadi pusat perhatian?

2. Apakah isu ini mendesak?

3. Apakah isu ini sesuai dengan kebutuhan stakeholders?

4. Apakah isu ini sesuai dengan visi dan misi K/L?

5. Apakah isu ini jika dibahas akan membantu

menyelesaikan permasalahan pembangunan?

6. Dapatkah stakeholders berpartisipasi dalam isu ini?

7. Apakah isu ini aman dari dampak negatif?

Aktual

Urgensi

Relevansi

Dampak +

Kesesuaian

Inklusi

Sensitivitas

Page 18: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

Tujuan dan Prinsip

dadang-solihin.blogspot.com 18

• Mendapatkan kepastian isu

strategis apa yang disepakati

untuk diangkat dan

menjadikan arah fokus

pembangunan untuk jangka

menengah,

• Yang selanjutnya dijadikan

sebagai acuan dalam

mengidentifikasi dan

merumuskan visi, misi serta

agenda pembangunan K/L

Prinsip-Prinsip

1. Penetapan isu strategis didasarkan

atas pertimbangan matang setelah

mensinergikan hasil kajian dari aspek

politis, teknokratis, partisipatif, top-

down dan bottom up

2. Rancangan visi K/L perlu tegas, jelas

arahnya, ringkas, realistis dan

aplikatif, serta mampu menjawab

tantangan dan permasalahan menjadi

isu strategis

3. Rumusan misi harus mempunyai

keterkaitan jelas dengan pencapaian

visi

Tujuan

Page 19: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

Metode dan Langkah

dadang-solihin.blogspot.com 19

Metode

• Kajian analitis

dan diskusi antar

Tim Penyusun

• Dialog atau

diskusi melalui

FGD

Langkah-langkah

1. Review kembali draft rumusan strategis

2. Bandingkan dengan catatan-catatan atau rumusan hasil

FGD untuk semua aspek pembangunan yang telah

dibahas

3. Tetapkan rumusan yang menjadi isu strategis daerah

4. Berdasarkan rumusan isu strategis kemudian susun

rumusan alternatif

• Rumusan/kesepakatan hasil jaring aspirasi Isu dan Harapan Masyarakat

• Hasil rumusan/formulasi analisis secara teknis terhadap profil dan prediksi

perkembangan nasional

• Rumusan hasil FGD yang telah disepakati

Informasi yang Disiapkan

Page 20: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

dadang-solihin.blogspot.com 20

Page 21: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

Landasan Hukum Penyusunan Renstra K/L

1. UU 25/2004 tentang SPPN

• Pasal 4 ayat (2), Pasal 6 ayat (1),

Pasal 15 ayat (1)

2. UU 17/2007 tentang RPJPN 2005-2025

3. PP 20/2004 tentang RKP

• Pasal 3 ayat (1)

4. PP 40/2006 tentang Tata Cara

Penyusunan Rencana Pembangunan

Nasional

• Pasal 12 ayat (1), Pasal 13 ayat (8),

Pasal 14 ayat (2)

dadang-solihin.blogspot.com 21

Page 22: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

Renstra-KL

• Renstra K/L merupakan dokumen perencanaan pembangunan

untuk jangka waktu lima tahun yang akan dilaksanakan oleh

Kementerian/Lembaga.

• Renstra K/L tidak boleh memiliki kebijakan yang bertentangan

dengan RPJMN karena Renstra K/L harus berpedoman dan

merupakan penjabaran lebih lanjut dari RPJMN.

• Renstra K/L merupakan kontrak kinerja Menteri kepada Presiden

yang seluruh program dan kegiatannya mencerminkan target kinerja

yang akan dicapai oleh Presiden.

dadang-solihin.blogspot.com 22

Page 23: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

Muatan Renstra-KL

dadang-solihin.blogspot.com 23

1. Visi

2. Misi

3. Tujuan dan Sasaran Strategis

4. Arah Kebijakan Pembangunan

5. Program dan Kegiatan

6. Kebutuhan Pendanaan

Renstra K/L memuat paling tidak antara lain:

Page 24: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

Renstra-KL memuat visi,

misi, tujuan, strategi,

kebijakan, program, dan

kegiatan pembangunan

Sesuai dengan tugas

pokok dan fungsi

Kementerian/ Lembaga

Informasi tentang

keluaran (output) dan

sumberdaya bersifat

indikatif

Substansi Renstra-KL

dadang-solihin.blogspot.com 24

Page 25: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

Alur Penyusunan Renstra-KL

dadang-solihin.blogspot.com 25

Penetapan

Renstra-KL

Proses

Politik

Proses

Teknokratik

Menggunakan metode

dan kerangka berpikir

ilmiah

Trilateral meeting

antara K/L, Bappenas,

dan Kementerian

Keuangan

Mengacu pada

rancangan teknokratik

RPJMN dan RPJPN

2005-2025

Renstra-KL ditetapkan

dengan Peraturan

Pimpinan K/L

Proses penyusunan

Renstra-KL yang

disesuaikan dengan

visi, misi, dan program

prioritas (platform)

Presiden

Page 26: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

dadang-solihin.blogspot.com 26

Page 27: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

Alur Penyusunan Renstra-KL

dadang-solihin.blogspot.com 27

Page 28: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

Renstra-KL bagi Lembaga Tinggi Negara

dadang-solihin.blogspot.com 28

VISI

MISI

SASARAN STRATEGIS (IMPACT)

TUJUAN

ORGANISASI KEMENTERIAN/

LEMBAGA

LEMBAGA TINGGI NEGARA

ESELON 1

SASARAN KELUARAN (OUTPUT)

SASARAN HASIL (OUTCOME)

PROGRAM:PROGRAM-PROGRAM TEKNIS

PROGRAM GENERIK

KEGIATANESELON II

STRATEGI KEBIJAKAN DAN PENDANAAN

ORGANISASI

KEMENTERIAN/

LEMBAGA

LEMBAGA

TINGGI NEGARA

ESELON I

ESELON II

Program-program

Teknis dilaksanakan

oleh organisasi

Lembaga Tinggi

Negara

Page 29: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

Renstra-KL bagi Kementerian

dadang-solihin.blogspot.com 29

VISI

MISI

SASARAN STRATEGIS (IMPACT)

TUJUAN

ORGANISASI KEMENTERIAN/

LEMBAGA

DEPARTEMEN

ESELON 1

SASARAN KELUARAN (OUTPUT)

SASARAN HASIL (OUTCOME)

PROGRAM:PROGRAM-PROGRAM TEKNIS

PROGRAM GENERIK

KEGIATANESELON II

STRATEGI KEBIJAKAN DAN PENDANAAN

ORGANISASI

KEMENTERIAN/

LEMBAGA

KEMENTERIAN

ESELON I

ESELON II

Program Teknis

dilaksanakan oleh 1

(satu) unit organisasi

Eselon 1A yang

bersifat memberikan

pelayanan eksternal

Page 30: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

Renstra-KL Bagi bagi Kementerian Koordinator

dadang-solihin.blogspot.com 30

VISI

MISI

SASARAN STRATEGIS (IMPACT)

TUJUAN

ORGANISASI KEMENTERIAN/

LEMBAGA

KEMENTERIAN NEGARA/

KEMENTERIAN KOORDINATOR

ESELON 1

ESELON 2

SASARAN KELUARAN (OUTPUT)

SASARAN HASIL (OUTCOME)

PROGRAM:PROGRAM TEKNIS

PROGRAM GENERIK

KEGIATAN

STRATEGI KEBIJAKAN DAN PENDANAAN

ORGANISASI

KEMENTERIAN/

LEMBAGA

KEMENTERIAN

KOORDINATOR

ESELON I

ESELON II

• Disarankan untuk 1

(satu) Program Teknis

digunakan oleh

seluruh Eselon 1A

terkait

• Indikator kinerja

masing-masing Eselon

1A muncul dalam

indikator kinerja

program

Page 31: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

Renstra-KL bagi LPND

dadang-solihin.blogspot.com 31

VISI

MISI

SASARAN STRATEGIS (IMPACT)

TUJUAN

ORGANISASI KEMENTERIAN/

LEMBAGA

LPND & LEMBAGA NON STRUKTURAL

ESELON 1

ESELON 2

SASARAN KELUARAN (OUTPUT)

SASARAN HASIL (OUTCOME)

PROGRAM:PROGRAM TEKNIS

PROGRAM GENERIK

KEGIATAN

STRATEGI KEBIJAKAN DAN PENDANAAN

ORGANISASI

KEMENTERIAN/

LEMBAGA

LPND & LEMBAGA

NON STRUKTURAL

ESELON I

ESELON II

LPND dan Lembaga

Non-Struktural akan

menggunakan 1 (satu)

Program Teknis untuk

Lembaganya

Page 32: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

Sistematika Penulisan Renstra-KL

dadang-solihin.blogspot.com 32

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Kondisi Umum

1.2 Potensi dan Permasalahan

BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN

KEMENTERIAN/LEMBAGA

2.1 Visi Kementerian/Lembaga

2.2 Misi Kementerian/Lembaga

2.3 Tujuan

2.4 Sasaran Strategis

Kementerian/Lembaga

BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Nasional

Sesuai dengan penugasan RPJMN

pada K/L, terkait dengan prioritas

nasional/ bidang.

Uraian mencakup indikatif pendanaan

dilengkapi dengan indikator-indikator

kinerja outcome dari masing-masing

Program

3.2 Arah Kebijakan dan Strategi K/L

Uraian bersifat lengkap (tidak hanya

mencakup yang dilakukan langsung oleh K/L

tetapi juga mempertimbangkan keterlibatan

daerah dan swasta berikut pendanaan yang

diperlukan untuk melaksanakannya)

Uraian kebijakan yang dilaksanakan melalui

Program dan/atau Lintas Program dalam K/L

yang bersangkutan

Uraian dilengkapi dengan indikator-indikator

kinerja outcome dari masing-masing

Program

Uraian dilengkapi dengan penjelasan

mengenai penataan aparatur K/L, meliputi

sumber daya manusia, ketatalaksanaan,

kelembagaan, dan struktur organisasi

sebagai bagian dari kebijakan K/L dalam

mencapai Visi, Misi, dan Tujuan.

BAB IV Penutup

LAMPIRAN

Matriks Kinerja K/L

Matriks Pendanaan K/L

Page 33: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

Tahap Penyusunan Renstra K/L

dadang-solihin.blogspot.com 33

(1) Persiapan

(2) Identifikasi Kondisi

Umum, Potensi dan

Permasalahan K/L

(3) Penyusunan Visi

dan Misi K/L

(4) Penyusunan Tujuan dan

Sasaran Strategis K/L

(5) Penyusunan Arah Kebijakan

dan Strategi

(6) Penyusunan Program dan

Kegiatan

(7) Penyusunan Target dan

Pendanaan K/L (berbasis KPJM)

Page 34: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

Tahap Penyusunan Renstra-KL

1. Identifikasi isu-isu strategis atau pilihan-pilihan strategis yang

akan dihadapi;

2. Identifikasi asas legal bagi K/L dalam pelaksanaan tugas dan

justifikasi fungsi dan kewenangannya,;

3. Identifikasi struktur organisasi beserta tugas pokok dan fungsinya.

4. Identifikasi data-data dan informasi yang diperlukan sebagai

bahan pengambilan keputusan selama proses penyusunan

Renstra-KL.

dadang-solihin.blogspot.com 34

(1) Persiapan

Page 35: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

Tahap Penyusunan Renstra-KL

1.Kondisi Umum K/L

Hasil evaluasi terhadap pencapaian program dan kegiatan

Hasil aspirasi masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan barang

publik, layanan publik, dan regulasi dalam lingkup kewenangan

K/L

2.Identifikasi Potensi dan Permasalahan K/L

dadang-solihin.blogspot.com 35

(2) Identifikasi Kondisi Umum,

Potensi dan Permasalahan

K/L

Uraian kondisi umum serta potensi dan permasalahan K/L

dituangkan dalam Bab I. Pendahuluan pada subbab 1.1 Kondisi

Umum K/L, dan 1.2 Potensi dan Permasalahan K/L.

Page 36: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

Tahap Penyusunan Renstra-KL

1.Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang ingin dicapai

oleh K/L pada akhir periode perencanaan.

2.Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan

dilaksanakan untuk mewujudkan visi.

dadang-solihin.blogspot.com 36

(3) Penyusunan Visi

dan Misi K/L

Uraian Visi dan Misi K/L dituangkan dalam dokumen Renstra-KL

Bab II. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis K/L, pada subbab

2.1 Visi K/L, dan 2.2 Misi K/L.

Page 37: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

Tahap Penyusunan Renstra-KL

1. Tujuan:

Sejalan dengan visi dan misi organisasi K/L dan berlaku pada periode jangka

menengah;

Dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai pada periode jangka

menengah;

Dapat dicapai dengan kemampuan yang dimiliki oleh K/L; dan

Dapat mengarahkan perumusan sasaran strategis, strategi dan kebijakan, serta

program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi K/L

2. Sasaran:

Merupakan ukuran pencapaian dari Tujuan K/L;

Mencerminkan berfungsinya outcomes dari semua program dalam K/L;

Dirumuskan dengan jelas dan terukur; dan

Dilengkapi dengan target kinerja.

dadang-solihin.blogspot.com 37

(4) Penyusunan Tujuan dan Sasaran

Strategis K/L

Uraian Tujuan dan Sasaran Strategis K/L dituangkan dalam Bab II tentang Visi,

Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis K/L (subbab 2.3 dan 2.4).

Page 38: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

Tahap Penyusunan Renstra-KL

1. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional

K/L bertanggungjawab dalam mencapai sasaran-

sasaran nasional sesuai dengan kewenangannya

dalam rangka pencapaian program prioritas

Presiden (sebagaimana diamanatkan dalam

RPJMN) selain bertanggungjawab dalam

mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran

strategisnya sendiri.

2. Arah Kebijakan dan Strategi K/L

Memuat program-program indikatif untuk

memecahkan permasalahan yang penting dan

mendesak untuk segera dilaksanakan dalam

jangka menengah serta memiliki dampak yang

besar terhadap pencapaian visi, misi, tujuan, dan

sasaran strategis.

Program-program tersebut harus mencakup

kegiatan-kegiatan prioritas dalam RPJMN sesuai

dengan bidang terkait.

dadang-solihin.blogspot.com 38

(5) Penyusunan Arah Kebijakan dan

Strategi

Uraian Strategi dan

Kebijakan Nasional

dituangkan dalam Bab III

tentang Strategi dan

Kebijakan (subbab 3.1).

Uraian mengenai Arah

Kebijakan dan Strategi K/L

dituangkan dalam Bab III

tentang Arah Kebijakan

dan Strategi (subbab 3.2).

Page 39: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

Tahap Penyusunan Renstra-KL

1. Program K/L

2. Kegiatan K/L

3. Indikator Kinerja Program dan

Kegiatan K/L

4. Indikator Kinerja Program

(Outcome)

5. Indikator Kinerja Kegiatan (Output)

6. Target Kinerja

dadang-solihin.blogspot.com 39

(6)

Penyusunan Program dan Kegiatan

Page 40: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

Tahap Penyusunan Renstra-KL

1. Penelaahan (review) program

dan kegiatan.

2. Penyusunan program dan

kegiatan baru untuk periode

2015-2019.

3. Penyusunan anggaran tahun

dasar (2015) bagi program dan

kegiatan baru

4. Menyusun Prakiraan Maju

Jangka Menengah.

dadang-solihin.blogspot.com 40

(7) Penyusunan Target dan

Pendanaan K/L (berbasis KPJM)

Page 41: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

Merupakan program yang

menghasilkan pelayanan kepada

kelompok sasaran/ masyarakat

(pelayanan eksternal)

Mencerminkan tupoksi unit organisasi

eselon 1 A

Nomenklatur program bersifat unik/

khusus tidak duplikatif untuk masing-

masing organisasi pelaksananya

Harus dapat dievaluasi pencapaian

kinerjanya berdasarkan periode waktu

tertentu

Dilaksanakan dalam periode jangka

menengah, perubahan hanya dapat

dilakukan setelah melalui tahapan

evaluasi

Merupakan program yang digunakan

oleh beberapa organisasi eselon 1 A

yang bersifat pelayanan internal untuk

mendukung pelayanan aparatur dan/

atau administrasi pemerintahan

Nomenklatur program dibuat unik untuk

setiap K/ L/ LTN dengan ditambahkan

nama K/ L/ LTN dan/ atau dengan

membedakan kode programnya

Ditujukan untuk menunjang

pelaksanaan program teknis

Program K/L

Program Generik Program Teknis

dadang-solihin.blogspot.com 41

Page 42: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

Kegiatan Teknis adalah Kegiatan

Prioritas Nasional, yaitu kegiatan-

kegiatan dengan output spesifik

dalam rangka pencapaian Sasaran

Nasional.

Kegiatan Generik adalah kegiatan

yang digunakan oleh beberapa unit

organisasi eselon 2 yang sejenis.

Kegiatan K/L

Kegiatan Generik Kegiatan Teknis

dadang-solihin.blogspot.com 42

Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satuan kerja

setingkat Eselon II

Tindakan mobilisasi personil, belanja barang dan modal sebagai masukan (input)

untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa.

Page 43: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

Indikator Kinerja Program dan Kegiatan K/L

a. Relevant, indikator terkait secara logis dan langsung dengan tugas institusi,

serta realisasi tujuan dan sasaran strategis institusi.

b. Well-Defined, definisi indikator jelas dan tidak bermakna ganda sehingga

mudah untuk dimengerti dan digunakan.

c. Measurable, indikator yang digunakan diukur dengan skala penilaian

tertentu yang disepakati, dapat berupa pengukuran secara kuantitas,

kualitas ataupun biaya.

d. Appropriate, pemilihan indikator yang sesuai dengan upaya peningkatan

pelayanan/kinerja.

e. Reliable, indikator yang digunakan akurat dan dapat mengikuti perubahan

tingkatan kinerja.

f. Verifiable, memungkinkan untuk dilakukan proses validasi dalam sistem

yang digunakan untuk menghasilkan indikator.

g. Cost-effective, kegunaan indikator sebanding dengan biaya pengumpulan

data.

dadang-solihin.blogspot.com 43

Page 44: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

Indikator Kinerja Program (Outcome)

Outcome merupakan manfaat yang diperoleh dalam jangka

menengah untuk beneficiaries tertentu yang mencerminkan

berfungsinya keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu program.

Mencerminkan sasaran kinerja unit organisasi Eselon 1A sesuai

dengan visi, misi dan tupoksinya;

Outcome Program harus dapat mendukung pencapaian kinerja K/L

(visi, misi dan sasaran strategis K/L); dan

Outcome Program harus dapat dievaluasi berdasarkan periode

waktu tertentu.

dadang-solihin.blogspot.com 44

Page 45: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

Indikator Kinerja Kegiatan (Output)

Output merupakan keluaran berupa barang atau jasa yang

dihasilkan oleh kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung

pencapaian outcome program.

Mencerminkan sasaran kinerja unit organisasi Eselon 2 sesuai

dengan tupoksinya;

Output kegiatan harus bersifat spesifik dan terukur;

Output kegiatan harus dapat mendukung pencapaian outcome

program; dan

Output kegiatan harus dapat dievaluasi berdasarkan periode waktu

tertentu.

dadang-solihin.blogspot.com 45

Page 46: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

Target Kinerja SMART

a. Specific: Sifat dan tingkat kinerja dapat diidentifikasi dengan jelas;

b. Measurable: Target kinerja dinyatakan dengan jelas dan terukur

baik bagi indikator yang dinyatakan dalam bentuk kuantitas, kualitas

dan biaya;

c. Achievable: Target kinerja dapat dicapai terkait dengan kapasitas

dan sumber daya yang ada;

d. Relevant: Mencerminkan keterkaitan (relevansi) antara target

output dalam rangka mencapai target outcome yang ditetapkan;

serta antara target outcome dalam rangka mencapai target Impact

yang ditetapkan; dan

e. Time Bond: Waktu/periode pencapaian kinerja ditetapkan.

dadang-solihin.blogspot.com 46

Page 47: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

dadang-solihin.blogspot.com 47

Page 48: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

Masih belum tercapainya (berhasilnya) target pencapaian

pada rencana pembangunan nasional (RPJMN, RKP)

Belum optimalnya penugasan-penugasan dalam rangka koordinasi strategis sesuai dengan penugasan

dari Presiden/ Pemerintah dalam kaitan kebijakan pembangunan nasional (tidak rutin tetapi sangat strategis)

Rencana pembangunan nasional (RPJP, RPJMN, RKP) yang belum

berkualitas (kualitas diukur dari belum konsisten dan terkaitnya dokumen RPJM dan RKP dengan dokumen

renstra/renja/RKPD)

Identifikasi Kondisi Umum atas Hasil Evaluasi Organisasi

(Contoh: lembaga Kementerian PPN/Bappenas)

PENILAIAN STAKEHOLDERS

HASIL

EVALUASI

ORGANISASI

48 dadang-solihin.blogspot.com

Page 49: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

Berhasilnya pencapaian tujuan dan

sasaran RPJMN 2010 – 2014,

dengan Visi: “Mewujudkan

Indonesia yang Sejahtera,

Demokratis, dan Berkeadilan

Terlaksananya penugasan-penugasan lainnya dari Presiden/

Pemerintah dalam kaitan kebijakan pembangunan nasional (tidak rutin

tetapi sangat strategis)

Terwujudnya rencana pembangunan nasional (RPJP, RPJMN, RKP) yang

berkualitas

MEMENUHI

HARAPAN STAKEHOLDERS

VISI

MISI

Identifikasi Kondisi Umum

dalam Memenuhi Harapan Stakeholders (Outcomes)

49 dadang-solihin.blogspot.com

Page 50: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

Identifikasi Kondisi Umum

Evaluasi atas Pelaksanaan Renstra Kementerian PPN/Bappenas

dadang-solihin.blogspot.com 50

Masih belum optimalnya pelaksanaan tugas

perencanaan (RPJPN, RPJMN, dan RKP),

karena:

a. Belum terkaitnya RKP dengan Renja dan RKA

K/L, khususnya keterkaitan program dan

kegiatan nasional dengan program dan

kegiatan K/L

b. Belum terkaitnya RPJMN dengan Renstra K/L

khususnya dalam arahan kebijakan dan strategi

pembangunan nasional dengan arah kebijakan

dan strategi sektor (K/L),

c. Butir a dan b mengakibatkan pencapaian target

K/L (Renstra, Renja dan RKA K/L) tidak sesuai

dengan pencapaian target nasional (RPJMN

dan RKP)

d. Belum adanya kesamaan pemahaman tentang

sistem perencanaan pembangunan nasional

peraturan perundangan nasional (Peraturan

perundang-undangan) di lingkungan internal

Kementerian Negara PPN/Bappenas

a. Perlu dilakukan optimalisasi tugas

perencanaan sesuai dengan peraturan

perundangan berlaku

b. Perlunya pendalaman pemahaman

tentang sistem perencanaan

pembangunan nasional di lingkungan

internal sebagai panduan perencana

dalam menyusun perencanaan

pembangunan nasional

c. Perlu dilengkapi panduan sistem

pendukung/ teknis (turunan dari UU)

sebagai acuan pelaksanaan

penyusunan perencanaan

pembangunan nasional

KONDISI YANG DIHARAPKAN KONDISI SAAT INI

PERAN : PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Page 51: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

VISI

MISI

Mewujudkan lembaga perencana yang handal, kredibel, dan

proaktif untuk mendukung pencapaian tujuan berbangsa dan

bernegara

1. Menyusun rencana pembangunan yang berkualitas dan

berkelanjutan;

2. Melaksanakan koordinasi yang lebih berkualitas dalam proses

perencanaan pembangunan baik antardaerah, antarruang,

antarwaktu, dan antarfungsi pemerintah, maupun antar pusat

dan daerah, serta antara perencanaan, penganggaran,

pelaksanaan, dan pengawasan;

3. Melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja yang berkualitas

terhadap pelaksanaan rencana pembangunan nasional;

4. Melakukan pembinaan yang berkualitas dalam perencanaan

pembangunan nasional

Contoh : Visi dan Misi

Kementerian PPN/Bappenas 2010 - 2014

51 dadang-solihin.blogspot.com

Page 52: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

z

52

VISI MISI TUJUAN

52

Mewujudkan lembaga perencana yang handal, kredibel, dan

proaktif untuk mendukung pencapaian tujuan berbangsa dan

bernegara

1. Menyusun rencana pembangunan yang berkualitas dan

berkelanjutan;

TUJUAN 1:

Berhasilnya pencapaian tujuan dan sasaran RPJMN

2010 – 2014, dengan Visi: “Mewujudkan Indonesia yang

Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan

TUJUAN 2:

Terwujudnya rencana pembangunan nasional (RPJMN

dan RKP) yang berkualitas

TUJUAN 3:

Terlaksananya penugasan lainnya dari Presiden/

Pemerintah dalam kaitan kebijakan pembangunan

nasional

3. Melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja yang berkualitas

terhadap pelaksanaan rencana pembangunan nasional;

2. Melaksanakan koordinasi yang lebih berkualitas dalam proses

perencanaan pembangunan baik antardaerah, antarruang,

antarwaktu, dan antarfungsi pemerintah, maupun antar pusat

dan daerah, serta antara perencanaan, penganggaran,

pelaksanaan, dan pengawasan;

4. Melakukan pembinaan yang berkualitas dalam perencanaan

pembangunan nasional

CONTOH :

Visi, Misi, dan Tujuan Kementerian PPN/Bappenas

dadang-solihin.blogspot.com

Page 53: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

1. Peningkatan efektifitas peraturan

perundang-undangan

Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian PPN/Bappenas

Berdasarkan Prioritas dan Fokus Prioritas dalam RPJMN

PRIORITAS NASIONAL:

Meningkatkan Tata Kelola

Pemerintahan yang Baik

2. Peningkatan kinerja lembaga di bidang

hukum

3. Peningkatan penghormatan, pemajuan,

penegakan HAM

4. Peningkatan penyelenggeraan

pemerintahan yang bersih dan bebas KKN

5. Peningkatan kualitas pelayanan publik

FOKUS PRIORITAS NASIONAL

6. Peningkatan kapasitas dan akuntabilitas

birokrasi

7. Pemantaoan reformasi birokrasi

53 dadang-solihin.blogspot.com

Page 54: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

Keterkaitan Fokus Prioritas dalam RPJMN 2010 -2014

dengan Arah Kebijakan dan Strategi

Kementerian Negara PPN/Bappenas dalam Renstra 2010 - 2014

1. Peningkatan

penyelenggaraan

pemerintahan yang bersih

dan bebas KKN

2. Peningkatan kualitas

pelayanan publik

FOKUS PRIORITAS

NASIONALTERKAIT

KEMENTERIAN NEGARA PPN/

BAPPENAS

3. Peningkatan kapasitas

dan akuntabilitas birokrasi

4. Pemantapan reformasi

birokrasi

1. Penguatan kelembagaan

perencanaan pembangunan

nasional melalui penataan sistem

perencanaan, pemantauan,

pengendalian dan evaluasi

pelaksanaan pembangunan;

pengembangan sistem dan

kualitas data dan informasi

perencanaan pembangunan

nasional; serta peningkatan

kualitas koordinasi dengan para

pemangku kepentingan.

2. Penerapan perencanaan

pembangunan nasional dan

penganggaran yang berbasis

kinerja.

3. Peningkatan kualitas hasil

evaluasi kebijakan/kajian sebagai

masukan bagi perencanaan

pembangunan dan perumusan

kebijakan penyelesaian

permasalahan pembagunan.

4. Peningkatan kualitas data dan

informasi perencanaan

pembangunan.

5. Pelaksanaan reformasi birokrasi

secara konsisten dan

berkelanjutan dalam rangka

peningkatan kinerja (better

performance) lembaga dan

pegawai.

ARAH KEBIJAKAN

KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS

Eksternal:

1. Meningkatkan kualitas perencanaan dan

penganggaran sektoral, lintas sektoral dan

wilayah, dan antara pusat dan daerah; serta

keterkaitan dan konsistensi antara

perencanaan, penganggaran, pelaksanaan

dan pengawasan;

2. Meningkatkan kualitas pemantauan terhadap

pelaksanaan rencana pembangunan

nasional.

3. Meningkatkan kualitas evaluasi terhadap

pelaksanaan rencana pembangunan

nasional.

4. Meningkatkan kualitas kajian dan atau

evaluasi kebijakan pembangunan.

5. Meningkatkan kualitas koordinasi kebijakan

pembangunan nasional.

Internal:

1. Membangun Manajemen Kinerja: dari kinerja

lembaga hingga kinerja individu/pegawai.

2. Mengelola anggaran secara lebih efisien,

efektif, dan akuntabel serta diarahkan untuk

mendorong peningkatan kinerja lembaga dan

pegawai.

3. Meningkatkan kompetensi SDM di

Kementerian PPN/Bappenas dan perencana

di tingkat pusat dan daerah secara lebih

proporsional dan akuntabel.

4. Melanjutkan penerapan prinsip-prinsip good

governance di Kementerian PPN/Bappenas.

5. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana

dan pengelolaannya dalam rangka

mendukung peningkatan kinerja lembaga

dan pegawai.

ARAH STRATEGI

KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS

dadang-solihin.blogspot.com 54

Page 55: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

Contoh : Tupoksi, Program dan Kegiatan

PROGRAM KEGIATAN TUPOKSI

TUGAS :

membantu presiden dalam melaksanakan tugas

pemerintahan dibidang perencanaan, pembangunan

nasional sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

FUNGSI: 1. Penyusunan rencana pembangunan nasional

2. Koordinasi dan perumusan kebijakan di bid. PPN

3. Pengkajian kebijakan pemerintah di bid. PPN

4. Penyusunan program pembangunan sbg. bahan

penyusunan RAPBN yang dilaksanakan bersama-sama

dgn Dept. Keu.

5. Koordinasi, fasilitasi, dan pelaksanaan pencarian

sumber-sumber pembiayaan DN dan LN, serta

pengalokasian dana untuk pembangunan bersama-

sama instansi terkait.

6. Koordinasi kegiatan fungsional dan pelaksanaan tugas

Kemeneg PPN/Bappenas

7. Fasilitas dan pembinaan terhadap kegiatan Instansi

Pemerintah di bid. PPN

8. Pengawasan pelaks. dan pelaks. tugasnya

9. Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran,

dan pertimb. di bid. tugas dan fungsinya kpd Presiden

10. Penyelenggaraan pembin. dan pelayanan adm. Umum

di bid. perenc. umum, ketatausahaan, ortala, sdm,

keuangan, kearsipan, hukum, perlengkapan dan

rumah tangga

Peningkatan Pengawasan

dan Akuntabilitas

Aparatur Negara

a. Penyusunan Rencana Pembang.

b. Koordinasi, MONEV

c. Kajian/Studi

d. Penguatan Basis Data (Datbase)

Pelatihan / peningkatan

SDM Perencana

Mendukung Pelaksanaan

Tugas dan Fungsi Kementerian

PPN/Bappenas

Pemeliharaan dan Pengadaan

Sarana dan Prasarana Pendukung

Pelayanan

Peningkatan Sarana

Dan Prasarana

Penyelenggaraan Pimpinan

Kenegaraan dan

Kepemerintahan

Pengelolaan Sumber

Daya Manusia Aparatur

Perencanaan

Pembangunan Nasional

Pembinaan & Pengawasan Aparatur

Di Bid. Administrasi Umum dan

Kelembagaan dadang-solihin.blogspot.com 55

Page 56: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

56 dadang-solihin.blogspot.com

Page 57: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

Lampiran: Contoh Logframe Level Uraian Kriteria Sukses Indikator

Impacts Meningkatnya kesetaraan gender

Meningkatnya IPG dan IDG Indeks Pembangunan Gender (IPG) atau Gender-related Development Index (GDI) dan

Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) atau Gender Empowerment Measurement (GEM).

Outcomes Meningkatnya jumlah kebijakan pelaksanaan PUG di bidang sosial, politik, dan hukum

Meningkatnya jumlah kebijakan pelaksanaan PUG di bidang sosial, politik, dan hukum menjadi 18 kebijakan pada tahun 2014

Jumlah kebijakan, program, dan kegiatan pelaksanaan PUG di bidang sosial, politik, dan hukum di tingkat nasional dan daerah

Meningkatnya jumlah kebijakan pelaksanaan PUG di bidang ekonomi

Meningkatnya jumlah kebijakan pelaksanaan PUG di bidang ekonomi menjadi 31 kebijakan pada tahun 2014

Jumlah kebijakan, program, dan kegiatan pelaksanaan PUG di bidang ekonomi di tingkat nasional dan daerah

Meningkatnya jumlah kebijakan perlindungan perempuan terhadap berbagai tindak kekerasan

Meningkatnya Jumlah kebijakan perlindungan perempuan terhadap berbagai tindak kekerasan menjadi 26 kebijakan pada tahun 2014

Meningkatnya Persentase cakupan perempuan korban kekerasan yang mendapat penanganan pengaduan menjadi 100 persen pada tahun 2014

Jumlah kebijakan perlindungan perempuan terhadap berbagai tindak kekerasan

Persentase cakupan perempuan korban kekerasan yang mendapat penanganan pengaduan

Page 58: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

Level Uraian Kriteria Sukses Indikator

Output Meningkatnya jumlah kebijakan pelaksanaan PUG bidang pendidikan

Meningkatnya jumlah kebijakan pelaksanaan PUG dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan menjadi 3 kebijakan pada tahun 2014.

5 K/L dan 19 pemda yang difasilitasi dalam penerapan ARG di bidang pendidikan pada tahun 2014

Jumlah kebijakan pelaksanaan PUG dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan

Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi dalam penerapan ARG di bidang pendidikan (K/L dan prov)

Meningkatnya jumlah kebijakan pelaksanaan PUG bidang kesehatan

Meningkatnya jumlah kebijakan pelaksanaan PUG di bidang kesehatan menjadi 4 kebijakan pada tahun 2014

5 K/L dan 25 pemda yang difasilitasi dalam penerapan ARG di bidang kesehatan pada tahun 2014

Jumlah kebijakan pelaksanaan PUG di bidang kesehatan

Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi dalam penerapan ARG di bidang kesehatan (K/L dan prov)

Meningkatnya jumlah kebijakan partisipasi perempuan di bidang politik dan pengambilan keputusan

Meningkatnya jumlah kebijakan pelaksanaan PUG di bidang politik dan pengambilan keputusan menjadi 5 kebijakan pada tahun 2014

3 K/L dan 33 pemda yang difasilitasi dalam penerapan ARG di bidang politik dan pengambilan keputusan pada tahun 2014

Jumlah kebijakan pelaksanaan PUG di bidang politik dan pengambilan keputusan

Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi dalam penerapan ARG di bidang politik dan pengambilan keputusan (K/L dan prov)

Meningkatnya jumlah kebijakan pelaksanaan PUG bidang ketenagakerjaan

Meningkatnya jumlah kebijakan pelaksanaan PUG di bidang ketenagakerjaan menjadi 3 kebijakan pada tahun 2014

1 K/L dan 25 pemda yang difasilitasi dalam penerapan ARG di bidang ketenagakerjaan pada tahun 2014

Jumlah kebijakan pelaksanaan PUG di bidang ketenagakerjaan

Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi dalam penerapan ARG di bidang ketenagakerjaan (K/L dan prov)

Page 59: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

Level Uraian Kriteria Sukses Indikator

Output Meningkatnya jumlah kebijakan perlindungan perempuan dari tindak kekerasan

Meningkatnya jumlah kebijakan perlindungan perempuan dari tindak kekerasan menjadi 9 kebijakan tahun 2014

3 K/L dan 33 pemda yang difasilitasi dalam penerapan kebijakan perlindungan perempuan dari tindak kekerasan pada tahun 2014

Jumlah kebijakan perlindungan perempuan dari tindak kekerasan

Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi dalam penerapan kebijakan perlindungan perempuan dari tindak kekerasan (K/L dan prov)

Meningkatnya jumlah kebijakan penerapan sistem data gender

Meningkatnya jumlah kebijakan penerapan sistem data gender menjadi 4 kebijakan pada tahun 2014.

17 K/L dan 33 pemda yang difasilitasi dalam penerapan kebijakan penerapan sistem data terpilah gender pada tahun 2014

Jumlah kebijakan penerapan sistem data gender

Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi dalam penerapan kebijakan penerapan sistem data terpilah gender (K/L dan prov)

Meningkatnya jumlah kebijakan perlindungan tenaga kerja perempuan

Meningkatnya jumlah kebijakan perlindungan tenaga kerja perempuan menjadi 4 kebijakan pada tahun 2014

1K/L dan 23 pemda yang difasilitasi dalam penerapan kebijakan perlindungan tenaga kerja perempuan pada tahun 2014

Jumlah kebijakan perlindungan tenaga kerja perempuan

Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi dalam penerapan kebijakan perlindungan tenaga kerja perempuan (K/L dan prov)

Meningkatnya jumlah kebijakan perlindungan korban tindak pidana perdagangan orang

Meningkatnya jumlah kebijakan perlindungan korban tindak pidana perdagangan orang menjadi 3 kebijakan pada tahun 2014.

10 K/L dan 15 pemda yang difasilitasi dalam penerapan kebijakan perlindungan korban tindak pidana perdagangan orang pada tahun 2014.

Jumlah kebijakan perlindungan korban tindak pidana perdagangan orang

Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi dalam penerapan kebijakan perlindungan korban tindak pidana perdagangan orang (K/L dan prov)

Meningkatnya jumlah kebijakan penghapusan kekerasan pada anak

Meningkatnya jumlah kebijakan penghapusan kekerasan pada anak menjadi 4 kebijakan pada tahun 2014.

6 K/L dan 26 pemda yang difasilitasi tentang penghapusan kekerasan pada anak tahun 2014.

Jumlah kebijakan penghapusan kekerasan pada anak

Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi tentang penghapusan kekerasan pada anak (K/L dan prov)

Page 60: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

Level Uraian Kriteria Sukses Indikator

Activities Penyusunan dan harmonisasi kebijakan bidang pendidikan yang responsif gender

Penyusunan dan harmonisasi kebijakan bidang kesehatan yang responsif gender

Penyusunan dan harmonisasi kebijakan partisipasi perempuan di bidang politik dan pengambilan keputusan

Penyusunan dan harmonisasi kebijakan bidang ketenagakerjaan yang responsif gender

Penyusunan dan harmonisasi kebijakan perlindungan perempuan dari tindak kekerasan

Penyusunan dan harmonisasi kebijakan penyusunan data gender

Penyusunan dan harmonisasi kebijakan perlindungan tenaga kerja perempuan

Penyusunan dan harmonisasi kebijakan perlindungan korban perdagangan orang

Penyusunan dan harmonisasi kebijakan penghapusan kekerasan pada anak

Input Dana

SDM

Page 61: Rencana Stratejik berdasarkan UU 25/2004 dan PP 40/2006

Level Uraian Keterangan

Needs

Kapasitas kelembagaan PUG masih terbatas dan pemberdayaan perempuan belum optimal

Lambatnya peningkatan nilai IDG setiap tahunnya. Hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan kesetaraan gender di bidang ekonomi dan ketenagakerjaan, politik, serta pengambilan keputusan belum signifikan yang, antara lain, disebabkan oleh: (1) masih terdapatnya kesenjangan gender dalam hal akses, manfaat, dan partisipasi dalam pembangunan, serta penguasaan terhadap sumber daya pada tataran antarprovinsi dan antarkabupaten/kota; (2) rendahnya peran dan partisipasi perempuan di bidang politik, jabatan-jabatan publik, dan di bidang ekonomi; dan (3) rendahnya kesiapan perempuan dalam mengantisipasi dampak perubahan iklim, krisis energi, krisis ekonomi, bencana alam, dan konflik sosial, serta terjadinya penyakit.

Perlindungan bagi perempuan terhadap berbagai tindak kekerasan juga masih belum mencukupi, yang terlihat dari masih belum memadainya jumlah dan kualitas tempat pelayanan bagi perempuan korban kekerasan karena banyaknya jumlah korban yang harus dilayani dan luasnya cakupan wilayah yang harus dijangkau.

Belum efektifnya kelembagaan PUG dan pemberdayaan perempuan

Belum optimalnya penerapan peranti hukum, peranti analisis, dan dukungan politik terhadap kesetaraan gender sebagai prioritas pembangunan;

Belum memadainya kapasitas kelembagaan dalam pelaksanaan PUG, terutama sumber daya manusia, serta ketersediaan dan penggunaan data terpilah menurut jenis kelamin dalam siklus pembangunan; dan

Masih rendahnya pemahaman mengenai konsep dan isu gender serta manfaat PUG dalam pembangunan, terutama di kabupaten/kota

Kapasitas kelembagaan perlindungan anak masih terbatas

Masih terdapat permasalahan dalam perlindungan anak dari segala bentuk kekerasan dan diskriminasi