pp 06_2

90
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP) MATERI PELATIHAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH UNIT KOMPETENSI : PP 06 EVALUASI DOKUMEN KUALIFIKASI PENYEDIA BARANG/JASA DIREKTORAT BINA PELATIHAN KOMPETENSI TAHUN 2013

Upload: iwan-kustiawan

Post on 30-Dec-2015

201 views

Category:

Documents


23 download

DESCRIPTION

pp

TRANSCRIPT

Page 1: PP 06_2

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

(LKPP)

MATERI PELATIHAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

UNIT KOMPETENSI : PP 06

EVALUASI DOKUMEN KUALIFIKASI PENYEDIA BARANG/JASA

DIREKTORAT BINA PELATIHAN KOMPETENSI

TAHUN 2013

Page 2: PP 06_2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Pengertian dan Ketentuan Evaluasi Kualifikasi

Sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kualifikasi adalah keahlian yang

diperlukan untuk melakukan sesuatu pekerjaan tertentu. Hubungannya dengan

pengadaan barang/jasa pemerintah, kualifikasi merupakan proses penilaian kompetensi

dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari penyedia

barang/jasa. Tujuannya untuk mendapatkan penyedia yang memiliki kemampuan untuk

melaksanakan pengadaan barang/jasa sesuai persyaratan yang ditetapkan. Penyedia

yang mengikuti proses penilaian kualifikasi ada beberapa jenis yaitu : 1. Penyedia tunggal adalah badan usaha atau perorangan yang kegiatan usahanya

menyediakan/melaksanakan pekerjaan pengadaan barang/jasa.

2. Kemitraan/Kerjasama Operasi (KSO) adalah kerjasama antar penyedia yang

masing-masing pihak mempunyai hak, kewajiban dan tanggungjawab yang jelas

berdasarkan perjanjian tertulis

3. Subpenyedia adalah penyedia yang mengadakan perjanjian kerja dengan penyedia

penanggungjawab kontrak untuk melaksanakan sebagian pekerjaan (subkontrak)

Sebelum menentukan metode penilaian kualifikasi yang akan digunakan, Pokja

ULP/panitia pengadaan harus memahami dahulu rencana pelaksanaan pengadaan yang

telah ditetapkan oleh pejabat pembuat komitmen (PPK) yang berupa spesifikasi teknis,

HPS dan rancangan kontrak. Dari data HPS dan Rancangan kontrak tersebut dapat

diketahui proses pengadaannya memerlukan penilaian kualifikasi atau tidak, contohnya :

1. Untuk bukti pembelian/kuitansi barang tidak perlu proses kualifikasi

2. Untuk pengadaaan langsung dengan SPK, barang/Jasa lainnya dengan

pascakualifikasi, konstruksi dengan prakualifikasi

3. Untuk penunjukkan langsung darurat, penilaian kualifikasi dilakukan bersamaan

dengan pemasukan dokumen penawaran.

Penilaian kualifikasi dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu:

1. Prakualifikasi merupakan proses penilaian kualifikasi yang dilakukan sebelum

pemasukan penawaran.

2. Pascakualifikasi merupakan proses penilaian kualifikasi yang dilakukan setelah

pemasukan penawaran.

Page 3: PP 06_2

Metode prakualifikasi maupun pascakualifikasi digunakan pada metode pemilihan berikut

ini, dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini :

Prakualifikasi Pascakualifikasi

Pelelangan Umum pekerjaan kompleks

Pelelangan Umum

Pelelangan Terbatas untuk penyedia barang dan pekerjaan konstruksi

• Pelelangan Sederhana untuk Penyedia Barang/Jasa Lainnya

• Pemilihan Langsung untuk penyedia pekerjaan konstruksi

Penunjukan Langsung non darurat

Pengadaan langsung konstruksi Pengadaan langsung barang/jasa lainnya

Jasa Konsultansi Badan Usaha Jasa Konsultansi Perorangan

Tabel 1. Metode pra dan pascakualifikasi pada metode pemilihan.

Penjelasan lengkap tentang penetapan metode kualifikasi dapat dilihat pada modul

PP01.

1.2. Dasar Hukum/Ketentuan Terkait

1. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012

beserta petunjuk teknisnya :

a. Pasal 19,20 dan 21 tentang penyedia barang/jasa.

b. Pasal 56 tentang Penetapan Metode Penilaian Kualifikasi.

c. Pasal 57 tentang Tahapan Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan

Konstruksi/Jasa Lainnya.

d. Pasal 58 tentang Tahapan Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi.

e. Pasal 75 tentang penilaian kualifikasi.

2. Perka LKPP No. 14 Tahun 2012 tentang tentang Petunjuk Teknis Perpres No.

70 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua atas Perpres No. 54 Tahun 2010

Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

3. Perka No. 7 Tahun 2011 tentang petunjuk operasional daftar hitam.

4. Perka LKPP No. 18 tahun 2012 tentang tentang E-Tendering beserta

lampirannya.

5. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi.

Page 4: PP 06_2

6. Permen PU No. 8 tahun 2011 tentang pembagian subklasifikasi dan

subkualifikasi usaha jasa konstruksi.

1.3. Para Pihak dalam evaluasi kualifikasi

1. PPK berperan melakukan tinjauan kembali atas hasil evaluasi kualifikasi yang

telah dilakukan oleh Pokja ULP/Panitia Pengadaan, jika sudah sesuai

ketentuan yang berlaku maka PPK akan menerima dengan mengeluarkan

surat penunjukkan penyedia barang/jasa (SPPBJ), jika tidak sesuai maka

diserahkan kepada PA/KPA untuk diputuskan.

2. Peranan Pokja ULP/Panitia Pengadaan dalam evaluasi kualifikasi :

a. Meneliti dan menilai/mengevaluasi kualifikasi penyedia, dengan cara

menilai kesesuaian antara persyaratan-persyaratan kualifikasi yang

ditetapkan dalam dokumen kualifikasi dengan form isian kualifikasi/tabel

kualifikasi yang disampaikan oleh penyedia serta melakukan klarifikasi

jika ada data-data yang kurang jelas tanpa mengubah substansi isian

kualifikasi.

b. Menentukan penyedia yang lulus dan tidak lulus kualifikasi.

c. Menentukan penyedia yang masuk daftar urutan pendek (short list).

d. Menyampaikan hasil evaluasi kualifikasi ke PPK dalam bentuk Berita

Acara hasil evaluasi kualifikasi.

3. Pejabat pengadaan berperan menilai kualifikasi penyedia pada metode

pemilihan pengadaan langsung yang menggunakan bukti perjanjian berupa

surat perintah kerja (SPK), untuk pengadaan barang/jasa lainnya dengan

pascakualifikasi sedangkan untuk jasa konstruksi dan konsultansi dengan

prakualifikasi

4. Peranan penyedia dalam evaluasi kualifikasi :

a. Penyedia menyampaikan form isian kualifikasi yang telah diisi sesuai

dengan mengikuti ketentuan yang ditetapkan dalam dokumen kualifikasi.

b. Mengikuti proses tahapan evaluasi kualifikasi (administrasi dan teknis)

c. Melakukan sanggahan jika tidak puas/dirugikan terhadap hasil evaluasi

kualifikasi yang dilakukan oleh Pokja ULP/Panitia Pengadaan.

Page 5: PP 06_2

1.4. Ruang lingkup

Pembahasan ini mencakup evaluasi kualifikasi untuk pengadaan barang/konstruksi/jasa

lainnya yang menggunakan sistem gugur dan evaluasi kualifikasi jasa konsultan yang

menggunakan sistem nilai baik yang menggunakan metode prakualifikasi dan

pascakualifikasi.

Sistematika Modul

a. Pemeriksaan dokumen kualifikasi.

Membahas tentang identifikasi dokumen kualifikasi yang harus dipersiapkan sebelum

melakukan evaluasi termasuk metode dan penjelasan unsur-unsur yang ada di tata

cara evaluasi kualifikasi.

b. Evaluasi dokumen kualifikasi.

Membahas tentang tata cara evaluasi kualifikasi yang meliputi evaluasi administrasi

dan teknis.

c. Menyusun berita acara.

Membahas tentang penggabungan hasil evaluasi dan penyusunan berita acara hasil

evaluasi kualifikasi.

Page 6: PP 06_2

BAB 2 PEMERIKSAAN DOKUMEN KUALIFIKASI

2.1. Identifikasi Dokumen Kualifikasi

Dokumen kualifikasi adalah dokumen yang memuat persyaratan-persyaratan yang harus

dipenuhi untuk lulus kualifikasi dan tata cara penilaian kualifikasi. Pada sistem manual,

dokumen yang disampaikan ke Pokja ULP/Panitia Pengadaan hanya berupa form

kualifikasi yang sudah terisi dengan lengkap dan benar, sedangkan pada sistem eproc

berupa Tabel Kualifikasi yang ada di SPSE dan hasil pemindaian persyaratan tambahan

yang tidak ada di tabel kualifikasi. Contoh formulir kualifikasi dapat dilihat pada lampiran

6.

2.2 Perbedaan Prakualifikasi dan Pascakualifikasi

Pada prakualifikasi belum menjadi menjadi ajang kompetisi, jika hasil evaluasi

kualifikasi Pokja ULP/Panitia Pengadaan menganggap ada kekurangan data kualifikasi

maka Pokja ULP/Panitia Pengadaan meminta kepada peserta untuk melengkapi

kekurangan data tersebut dan peserta memenuhi permintaan Pokja ULP/panitia

pengadan tersebut paling lambat sebelum batas akhir pemasukan data kualifikasi.

Sedangkan pada pascakualifikasi sudah merupakan ajang kompetisi, jika hasil evaluasi

kualifikasi ada kekurangan data kualifikasi maka penyedia tidak dapat menambah

kekurangan data kualifikasi, sehingga akan gugur pada evaluasi kualifikasi.

2.3 Unsur dan Kriteria Evaluasi Kualifikasi

Pada dasarnya unsur yang dievaluasi atau yang dinilai dalam melaksanakan

evaluasi kualifikasi untuk pemilihan penyedia barang, pekerjaan konstruksi, jasa lainnya,

dan jasa konsultansi, tidak berbeda jauh, baik dilaksanakan secara prakualifikasi

maupun pascakualifikasi. Perbedaannya terletak pada kriteria yang digunakan untuk

masing-masing pemilihan penyedia barang/jasa dan khusus untuk jasa konsultansi

badan, unsur yang dinilai ditambah dengan unsur kualifikasi teknis dalam rangka

menyusun daftar pendek.

Evaluasi terhadap semua unsur dilakukan dengan penilaian secara kualitatif

dengan sistem gugur kecuali untuk unsur kualifikasi teknis pada pemilihan penyedia jasa

konsultansi badan dilakukan penilaian secara kuantitatif.

Pada Tabel 2, disajikan unsur-unsur dan kriteria umum yang digunakan dalam

evaluasi kualifikasi pemilihan penyedia barang, pekerjaan konstruksi, jasa lainnya dan

Page 7: PP 06_2

jasa konsultansi sesuai ketentuan dalam Perpres nomor 54 tahun 2010 beserta

perubahannya.

Untuk memperjelas masing-masing unsur dan kriteria evaluasi, berikut ini akan

diuraikan unsur-unsur yang dianggap perlu penjelasan lebih lanjut: No Unsur Kriteria Digunakan untuk pemilihan penyedia

Barang Konstruksi

Jasa Lainnya

Kons. Badan Usaha

Kons. Perorangan

Kualifikasi Administrasi

1 Pakta Integritas Menyampaikan pakta integritas

√ √ √ √ √

2 Formulir isian kualifikasi

Secara hukum mempunyai kapasitas

√ √ √ √ √

3 Surat Pernyataan Tertulis

Surat Pernyataan Bukan pegawai K/L/D/I (PNS) atau sedang CTDN (cuti diluar tanggungan negara).

√ √ √ √ √

Menyatakan bahwa tidak sedang menjalani sanksi pidana

√ √ √ √ √

Menyatakan bahwa tidak sedang dan tidak akan terlibat pertentangan kepentingan dengan para pihak baik langsung maupun tidak langsung

√ √ √ √ √

Menyatakan bahwa tidak masuk dalam daftar hitam, tidak dalam pengawsan pengadilan, tidak pailit dan kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan.

√ √ √ √ √

Menyatakan bahwa salah satu dan/atau semua pengurus tidak masuk dalam daftar hitam

√ √ √ √ √

4 Data administrasi Nama (badan usaha), status (pusat/cabang), alamat penyedia

√ √ √ √ √

5 Landasan hukum Mengisi data akte √ √ √ √ -

Page 8: PP 06_2

pendirian badan usaha

pendirian perusahaan antara lain : nomor, tanggal, akte pendirian, nama notaris dan nomor pengesahan beserta perubahannya (jika ada)

6 Pengurus badan usaha

Mengisi data pengurus perusahan (direksi)

√ √ √ √ -

7 Ijin Usaha yang dimiliki

Memiliki ijin usaha yang sesuai dengan bidang/sub bidang

√ √ √ √ -

8 Susunan kepemilikan saham

Mengisi data susunan kepemilikan saham (Komisaris)

√ √ √ √ -

9 Kewajiban perpajakan

Mempunyai NPWP √ √ √ √ √

Laporan tahunan terakhir √ √ √ √ √

Laporan bulanan (3 bulan terakhir)

1) PPh 21

2) PPh 23

3) PPh pasal 25/29

4) PPN

√ √ √ √ -

10 Data personalia (tenaga ahli tetap badan usaha)

Mempunyai tenaga ahli sesuai kebutuhan minimal

√ √ √ √ -

11 Data fasilitas/peralatan/perlengkapan yang mendukung

Mempunyai fasilitas/peralatan/perlengkapan sesuai kebutuhan

√ √ √ √ -

12 Data pengalaman sejenis dalam 10 tahun terakhir

Mempunyai data pengalaman sejenis dalam 10 tahun terakhir

- √ √ √ √

13 Pekerjaan dalam 4 terakhir

Paling sedikit ada 1 pekerjaan

√ √ √ √ -

14 Data Pekerjaan yang sedang dikerjakan

Menyampaikan data pekerjaan yang sedang dikerjakan

- √ √ - -

15 Dukungan bank Dukungan keuangan dari bank sebesar 10 % dari nilai paket (hps)

- √ - - -

Page 9: PP 06_2

16 Untuk peserta bermitra (konsorsium)

Mempunyai perjanjian kerjasama kemitraan

√ √ √ √ -

17 KD Nilai KD minimal sama dengan HPS

- √ √ - -

18 SKP Untuk usaha kecil 5 dan usaha non kecil minimal 6

- √ √ - -

19 Manajemen mutu (ISO)

Apabila diperlukan √ √ √ √ -

20 Manajemen K3 Apabila diperlukan √ √ √ - -

Kualifikasi Teknis

1 Pengalaman Sejenis

Mepunyai pengalaman yang sejenis

- - - √ -

2 Kesesuaian besaran nilai pekerjaan

Mempunyai pekerjaan senilai paket pekerjaan yang dikompetisikan

- - - √ -

3 Pengalaman dilokasi yang sama

Mempunyai pengalaman di lokasi yang sama

- - - √ -

4 Domisili perusahaan

Memiliki domisili di lokasi pekerjaan

- - - √ -

Tabel 2. Unsur dan kriteria yang dievaluasi 2.4 Kualifikasi Administrasi

Baik untuk penyedia tunggal dan yang berbentuk kemitraan/KSO, masing – masing

anggota kemitraan/KSO wajib mengisi formulir isian kualifikasi untuk masing – masing

kualifikasi badan usahanya. form isian dievaluasi pada setiap anggota kemitraan/KSO

kecuali untuk kemampuan dasar/KD (khusus kontruksi dan jasa lainnya) di evaluasi pada

penyedia yang ditunjuk sebagai leadfirm (wakil kemitraan).

Berikut ini dijelaskan unsur-unsur evaluasi administrasi :

a. Pakta Integritas

Pakta integritas adalah pernyataan yang dibuat dan ditandatangani oleh penyedia

sebagai peserta pelelangan/seleksi yang berisi pernyataan :

1) Tidak akan melakukan praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).

2) Akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan, dan profesional

untuk memberikan hasil kerja terbaik sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Page 10: PP 06_2

3) Apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam PAKTA INTEGRITAS ini,

bersedia menerima sanksi administratif, menerima sanksi pencantuman

dalam daftar hitam, digugat secara perdata dan/atau dilaporkan secara

pidana.

Khusus untuk sistem eproc, penyedia tidak perlu mengirimkan dan menandatangani

pakta integritas, jika sudah mengisi dan menyetujui tabel kualifikasi di SPSE berarti

sudah menyetujui pakta integritas, ini sesuai dengan Perka LKPP No. 18/2012

tentang e-tendering.

b. Formulir Isian Kualifikasi Formulir isian kualifikasi merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan

data, informasi dan pernyataan dari peserta pemilihan barang/jasa yang

mengandung konsekuensi hukum bila data, informasi dan pernyataan yang

disampaikan terbukti tidak benar. Dengan demikian yang menandatangani formulir

isian kualifikasi, secara hukum harus mempunyai kapasitas untuk

menandatanganinya dan bertanggung jawab atas pernyataan, data, dan informasi

yang disampaikan.

Maka penandatangan formulir isian yang mempunyai kapasitas hukum untuk

menandatanganinya adalah :

Satu penyedia berbentuk badan hukum :

1) Direksi yang disebutkan namanya dalam Akta Pendirian/Anggaran Dasar

Penyedia Barang/Jasa, yang telah didaftarkan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

2) Pihak lain yang bukan direksi atau yang namanya disebutkan dalam Akta

Pendirian/Anggaran Dasar.

3) Pengurus/karyawan perusahaan yang berstatus sebagai tenaga kerja tetap dan

mendapat kuasa atau pendelegasian wewenang yang sah dari direksi atau pihak

yang sah berdasarkan Akta Pendirian/Anggaran Dasar untuk menandatangani

Kontrak Pengadaan Barang/Jasa.

4) Kepala cabang yang diangkat oleh kantor pusat yang dibuktikan dengan

dokumen otentik.

5) Pejabat yang menurut perjanjian kemitraan/kerjasama operasi berhak mewakili

kemitraan/KSO

Page 11: PP 06_2

Selain berisi surat pernyataan memiliki kapasitas secara hukum untuk

menandatanganinya juga berisi pernyatan tertulis lainnya, yaitu:

1) Pimpinan dan pengurus badan usaha bukan sebagai pegawai K/L/D/I atau

pengurus badan usaha atau sedang cuti diluar tanggungan negara (CTDN).

2) Tidak terlibat pertentangan kepentingan dengan pihak terkait, langsung maupun

tidak langsung dalam proses pengadaan ini.

3) Perorangan/yang bertindak yang bertindak untuk dan atas nama badan usaha

tidak sedang menjalani sanksi pidana.

4) Perusahaan yang bersangkutan dan manajemennya ataupun peserta

perorangan tidak dalam pengawasan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak

sedang dihentikan.

5) Tidak masuk dalam daftar hitam.

Untuk memastikan penyedia yang ikut proses kualifikasi termasuk dalam

pengawasan pengadilan atau tidak, pokja ULP/panitia pengadaan secara proaktif

melihat di website pengadilan negeri setempat.

Daftar hitam adalah daftar yang memuat identitas penyedia barang/jasa dan /atau

penerbit jaminan yang dikenakan sanksi oleh pengguna anggaran/kuasa

pengguna anggaran berupa larangan ikut serta dalam proses pengadaan

barang/jasa diseluruh kementrian/lembaga/satuan kerja perangkat daerah/institusi

lainnya.

Berdasarkan Perpres 54/2010, Perpres 70/2012 tentang perubahan kedua atas

Perpres 54/2010 Pasal 118 Ayat 2 dan 4, pengenaan sanksi daftar hitam

dilakukan oleh PA/KPA setelah mendapat masukan dari PPK/Pokja ULP/pejabat

pengadaan. Perbuatan atau tindak penyedia penyedia barang/jasa yang

dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam pasal 118 ayat 1 adalah:

a. Berusaha mempengaruhi Pokja ULP/Pejabat Pengadaan/pihak lain yang

berwenang dalam bentuk dan cara apapun, baik langsung maupun tidak

langsung guna memenuhi keinginannya yang bertentangan dengan ketentuan

dan prosedur yang telah ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan/Kontrak,

dan/atau ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Page 12: PP 06_2

b. Melakukan persekongkolan dengan Penyedia Barang/Jasa lain untuk mengatur

Harga Penawaran diluar prosedur pelaksanaan Pengadaan Barang/

Jasa, sehingga mengurangi/menghambat/memperkecil dan/atau meniadakan

persaingan yang sehat dan/atau merugikan orang lain.

c. Membuat dan/atau menyampaikan dokumen dan/atau keterangan lain yang

tidak benar untuk memenuhi persyaratan Pengadaan Barang/Jasa yang

ditentukan dalam Dokumen Pengadaan.

d. Mengundurkan diri setelah batas akhir pemasukan penawaran atau

mengundurkan diri dari pelaksanaan kontrak dengan alasan yang tidak dapat

dipertanggungjawabkan dan/atau tidak dapat diterima oleh Kelompok Kerja

Pokja ULP/Pejabat Pengadaan.

e. Tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan kontrak secara

bertanggung jawab; dan/atau

f. Berdasarkan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 99 Ayat

(3), ditemukan adanya ketidaksesuaian dalam penggunaan Barang/Jasa

produksi dalam negeri.

Sesuai dengan uraian diatas, penyedia yang telah dikenakan sanksi daftar hitam

oleh PA/KPA tidak dapat mengikuti pemilihan penyedia barang/jasa yang dibiayai

oleh APBN/APBD di seluruh Indonesia selama dua tahun sejak keputusan daftar

hitam keluar.

Sesuai dengan Perka No. 7 Tahun 2011 tentang petunjuk operasional daftar

hitam, sanksi daftar hitam dikenakan terhadap perusahaan/perseorangan,

penerbit jaminan dan individu yang menanda tangani surat penawaran/surat

perjanjian atau surat jaminan.

Bilamana sanksi daftar hitam dikenakan kepada penyedia yang menyampaikan

penawaran atas nama cabang perusahaan, maka pengenaan daftar hitam kepada

cabang perusahaan tersebut hanya berlaku untuk cabang yang dimaksud dan

tidak berlaku untuk pusat dan cabang lainnya. Namun bilamana yang dikenakan

sanksi adalah perusahaan pusat, maka pengenaan sanksi daftar hitam dikenakan

terhadap perusahaan pusat termasuk cabangnya.

Untuk mengetahui penyedia barang/jasa sedang dikenakan sanksi daftar hitam

atau tidak dapat dilihat di portal pengadaan nasional/LPSE atau

www.inaproc.lkpp.go.id/y3/daftar_hitam.

Page 13: PP 06_2

Gambar 3. Tampilan daftar hitam di portal pengadaan nasional

Selain melihat daftar hitam di web inaproc, pokja ULP dapat mencari daftar hitam

lainnya antara lain web lpse instansi lain, lembaga donor, atau informasi dari

pihak lain. Informasi yang diperoleh harus diklarifikasi dulu ke pihak terkait. Jika

hasil klarifikasi ternyata benar maka penyedia yang bersangkutan dinyatakan

gugur oleh Pokja ULP.

1. Data Administrasi

Sesuai dengan Perpres 70 Pasal 19 Ayat 1 (o) bahwa setiap penyedia harus

memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkau dengan jasa pengiriman.

Sesuai dengan peraturan diatas maka setiap penyedia wajib mengisi data

administrasi di form kualifikasi yang berisi nama penyedia, status penyedia sebagai

kantor pusat atau cabang, serta alamat kantor pusat/cabang serta nomor

telepon/fax penyedia tersebut. Tujuannya adalah untuk memudahkan komunikasi

dengan penyedia pada saat ada pemeriksaan kelengkapan form isian (khusus

prakualifikasi), jika ada data-data yang kurang maka Pokja ULP/Panitia Pengadaan

dapat meminta data tambahan dan pada saat klarifikasi dan pembuktian

persyaratan kualifikasi.

2. Landasan Hukum Pendirian Badan Usaha

Penyedia barang dan jasa ada 2 jenis, yaitu perseorangan dan badan usaha. Untuk

penyedia perseorangan tidak memerlukan akte pendirian perusahaan (akte notaris),

Page 14: PP 06_2

untuk penyedia badan usaha wajib memiliki akte pendirian/anggaran dasar

koperasi. Badan usaha dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Badan usaha yang berbentuk badan hukum seperti Perseroan Terbatas (PT)

dan Koperasi

b. Badan usaha bukan berbentuk badan hukum seperti firma dan Persekutuan

Komanditer (CV).

Badan usaha yang menjadi penyedia wajib mengisi Akte Pendirian/Anggaran Dasar

Koperasi dengan mengisi nomor akte, tanggal pendirian, nama notaris dan nomor

pengesahan Kementerian Hukum dan HAM (khusus untuk PT).

Data landasan hukum ini digunakan oleh Pokja ULP/Panitia Pengadaan untuk

melihat tanggal pendirian perusahaan dan melihat daftar pengurus (direksi) serta

daftar pemegang saham (komisaris).

3. Pengurus Badan Usaha

Sesuai dengan Undang-Undang No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

(PT), pengurus perusahaan yaitu direksi adalah pihak yang mewakili perusahaan

dan memiliki kapasitas untuk mengikatkan diri pada kontrak.

Data pengurus badan usaha digunakan:

a. Untuk melihat daftar pengurus perusahaan dan pihak yang berwenang untuk

menandatangani form isian kualifikasi.

b. Memeriksa apakah direksi tersebut dikenakan sanksi daftar hitam atau tidak.

c. Memeriksa adanya kepengurusan ganda yaitu menjadi pengurus di penyedia

lainnya yang juga ikut proses pelelangan/seleksi.

4. Izin Usaha yang Dimiliki

Sesuai dengan Perpres 70 Pasal 19 Ayat 1a. Penyedia barang/jasa dalam

melaksanakan pengadaan barang/jasa wajib memenuhi persyaratan sebagai

berikut, guna memenuhi ketentuan Peraturan Perundang-undangan untuk

menjalankan kegiatan/usaha.

Dalam menentukan jenis ijin usaha yang diperlukan perlu diperhatikan bidang

pekerjaan tersebut, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Untuk setiap perusahaan yang melakukan usaha perdagangan wajib untuk

memiliki SIUP yang diatur dalam Permendag No. 46/M-DAG/PER/9/2009. Usaha

Page 15: PP 06_2

perdagangan sendiri adalah kegiatan usaha transaksi barang atau jasa seperti

jual beli, sewa beli, sewa menyewa yang dilakukan secara berkelanjutan dengan

tujuan pengalihan hak atas barang atau jasa dengan disertai imbalan atau

kompensasi.

Selanjutnya sesuai dengan kewenangan K/L pembina sektor terkait maka SIUP

untuk sektor sektor tertentu telah digantikan oleh berbagai perijinan tertentu

(bukan SIUP lagi), sedangkan yang sifatnya perdagangan masih menggunakan

SIUP.

2. Untuk pekerjaan konstruksi harus dilihat jenis pekerjaan konstruksinya, konstruksi

bangunan atau non bangunan (misalnya pesawat terbang/kapal laut). Untuk

konstruksi bangunan diperlukan kepemilikan Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi

(SIUJK) sesuai dengan UU Jasa Konstruksi No. 18 tahun 1999 tentang jasa

konstruksi pasal 8; dinyatakan bahwa perencana konstruksi, pelaksana konstruksi

dan pengawas konstruksi yang berbentuk badan usaha harus memenuhi

perizinan usaha dibidang jasa konstruksi dan memiliki sertifikat klasifikasi dan

kualifikasi perusahaan jasa konstruksi.

Mengacu pada ketentuan butir 1 dan 2, diatas penyedia jasa konstruksi berbentuk

badan usaha yang mengikuti pelelangan harus memiliki SIUJK (Surat Ijin Usaha

Jasa Konstruksi). Sesuai dengan Permen PU No. 8 tahun 2011, pemberian ijin

usaha jasa konstruksi diberi kewenangan ke setiap Pemerintah Daerah (Pemda).

Sedangkan untuk kontruksi non bangunan misalnya pembuatan kapal laut

diperlukan surat ijin usaha pembuatan kapal.

3. Untuk pekerjaan jasa konsultasi dibedakan menjadi jasa konsultan konstruksi dan

non konstruksi, jika konsultan konstruksi bangunan diperlukan SIUJK sedangkan

konsultan non konstruksi diperlukan SIUP.

4. Untuk jasa lainnya diperlukan surat ijin usaha sesuai dengan jenis pekerjaannya

contohnya :

a. Untuk pengadaan jasa keamanan dapat disyaratkan memiliki ijin jasa

keamanan dari kepolisian sesuai dengan Undang-Undang Kepolisian No. 2

tahun 2002 .

b. Untuk jasa hotel harus memiliki ITUP (Ijin Tetap Usaha Pariwisata)/SIUK

(Surat Ijin Kepariwisataan) yang dikeluarkan oleh Dinas Pariwisata pemda

setempat.

Page 16: PP 06_2

Contoh surat ijin usaha berbagai jenis pekerjaan dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.

No Usaha Nama Ijin Usaha Instan Pemberi Ijin

1 Perdagangan barang SIUP Dinas Perindustrian dan Perdagangan

2 Jasa Konstruksi SIUJK Pemda Setempat

3 Bibit Tanaman Ijin pengadaan dan pengedaran bibit

Dinas Pertanian

4 Jasa Katering Ijin penyehatan jasa boga Dinas Kesehatan

5 Jasa transportasi dan akomodasi

Ijin usaha biro perjalanan wisata

Dinas Pariwisata

6 Jasa keamanan Ijin jasa keamanan Mabes Polri/Polda setempat

7 Jasa Hotel ITUP/SIUK (Surat ijin kepariwisataan)

Dinas Pariwisata

8 Jasa Sewa Gedung Surat Ijin Pengelola Gedung

Dinas Perindustrian dan Perdagangan

(diolah dari berbagai sumber pustaka) Tabel 3. Contoh surat ijin usaha

Untuk beberapa Pemerintah Daerah yang telah memiliki Badan Pelayanan

Perizinan Terpadu maka pengurusan ijin usaha dapat dilakukan di badan tersebut.

Kemampuan Pada Bidang/Sub Bidang Pekerjaan

Unsur ini dievaluasi untuk menilai apakah keahlian yang dimiliki oleh penyedia

barang/jasa ini sesuai dengan yang dibutuhkan atau tidak. Untuk itu perlu dinilai

spesialisasi keahlian dari penyedia barang/jasa yang bersangkutan berdasarkan

bidang dan sub bidang. Pembagian bidang dan sub bidang dapat dilihat pada

berbagai sumber informasi tergantung pada jenis pekerjaan.

Bidang keahlian atau sub bidang keahlian yang dievaluasi adalah :

1. Untuk usaha non-kecil yang dinilai adalah sub bidang keahlian yang dimiliki.

2. Untuk usaha mikro, usaha kecil dan koperasi kecil yang dinilai adalah bidang

keahlian yang dimiliki.

Penjelasannya adalah untuk usaha non-kecil, karena perusahaannya sudah besar

maka perusahaan tersebut sudah harus mempunyai keahlian yang lebih spesifik

dibandingkan dengan perusahaan kecil. Sehingga perusahaan non-kecil sudah

Page 17: PP 06_2

harus mempunyai “sub bidang keahlian”, yaitu keahlian yang merupakan spesifikasi

daripada “bidang keahlian”.

Sebagai contoh pembagian bidang dan sub bidang untuk pekerjaan konstruksi dan

konsultan konstruksi diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (PU) No. 8

Tahun 2011 mengenai pembagian klasifikasi dan sub klasifikasi usaha jasa

konstruksi. Untuk data lengkapnya dapat diunduh di www.pu.go.id.

Klasifikasi adalah bagian kegiatan registrasi untuk menetapkan penggolongan usaha di

bidang jasa konstruksi menurut bidang dan subbidang usaha.

Contoh bidang (klasifikasi) dan sub bidang (subklasifikasi) untuk pekerjaan pelaksana konstruksi dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini.

No Klasifikasi Kode Sub klasifikasi

1 Bangunan Gedung

BG001 Jasa pelaksana konstruksi bangunan hunian tunggal dan kopel

BG002 Jasa pelaksana konstruksi bangunan multi atau banyak hunian

BG003 Jasa pelaksana konstruksi gudang dan industri

BG004 Jasa pelaksana konstruksi bangunan komersial

BG005 Jasa pelaksana konstruksi bangunan hiburan publik

BG006 Jasa pelaksana konstruksi bangunan hotel, restoran dan bangunan serupa lainnya

BG007 Jasa pelaksana konstruksi bangunan pendidikan

BG008 Jasa pelaksana konstruksi bangunan kesehatan

BG009 Jasa pelaksana konstruksi bangunan gedung lainnya

(Sumber : Permen PU No. 8 tahun 2011 lampiran 1). Tabel 4. Bidang dan sub bidang pekerjaan pelaksana konstruksi

Page 18: PP 06_2

Klasifikasi yang lain dapat dilihat di Klasifikasi Baku Lapangan Usaha di Indonesia

(KBLI) yang merupakan peraturan kepala Badan Pusat Statistik (BPS) No. 57

Tahun 2009. Contoh pengelompokkan dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini. Untuk

data lengkapnya dapat diunduh di www.bps.go.id.

No Golongan Kode Sub Golongan

1 Jasa Kegiatan lainnya

9620 Jasa Binatu

9611 Jasa pangkas rambut dan salon kecantikan

9691 Jasa pemakaman

4520 Reparasi dan perawatan mobil

4540 Perdagangan, reparasi dan perawatan sepeda motor dan perdagangan suku cadang dan aksesoriesnya

9512 Jasa reparasi peralatan komunikasi

9521 Jasa reparasi alat-alat elektronik konsumen

9522 Jasa reparasi peralatan rumah tangga dan peralatan rumah dan kebun

9523 Jasa reparasi alas kaki dan barang dari kulit

9524 Jasa reparasi furniture dan perlengkapan rumah

9529 Jasa reparasi barang keperluan pribadi dan perlengkapan rumah tangga lainnya

1412 Jasa peenpatan tenaga kerja

9612 Jasa kebugaran

9699 Jasa perorangan lainnya

(Sumber : www.bps.go.id, KBLI 2009, 2013)

Cara mengetahui kualifikasi kecil/non-kecil, untuk bidang perdagangan barang/jasa

di SIUP dan konstruksi di SBU (sertifikat Badan Usaha).

Sesuai Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang usaha mikro, kecil dan

menengah (UKM) menyatakan bahwa usaha kecil adalah memiliki hasil penjualan

tahunan dibawah Rp. 2,5 milyar.

Serta Perpres 54 Pasal 100 Ayat 3 : nilai paket pekerjaan pengadaan

barang/konstruksi/jasa lainnya sampai dengan Rp. 2,5 milyar diperuntukkan bagi

usaha mikro dan kecil serta koperasi kecil, kecuali untuk paket pekerjaan yang

Page 19: PP 06_2

menuntut kompetensi teknis yang tidak dapat dipenuhi oleh usaha mikro dan usaha

kecil serta koperasi kecil.

Untuk membedakan kualifikasi penyedia (kecil dan non kecil), yaitu:

Untuk bidang usaha perdagangan dengan melihat SIUP kecil dan SIUP non-kecil

(menengah dan besar).

Untuk jasa pelaksanaan konstruksi dengan melihat SIUJK dan SBU (Sertifikat

Badan Usaha) untuk grade 2 - 4 termasuk usaha kecil, sedangkan grade 5 - 7

termasuk usaha non-kecil (sesuai SE Men-PU : 16/SE/M/2010). Dalam Permen

PU No. 8 Tahun 2011, kualifikasi usaha jasa konstruksi dibagi menjadi

perseorangan, K1, K2,K3 termasuk usaha kecil; sedangkan M1,M2, B1 dan B2

termasuk usaha non-kecil.

Untuk pekerjaan jasa konsultan tidak dibatasi usaha kecil dan non-kecil, artinya

bebas bersaing.

5. Susunan Kepemilikan Saham

Sesuai dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

(PT), pemilik saham atau komisaris adalah organ perusahaan yang bertugas

melakukan melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengan

anggaran dasar serta memberi nasihat kepada direksi.

Susunan kepemilikan saham (komisaris) digunakan oleh Pokja ULP/Panitia

Pengadaan untuk :

1. Informasi dalam mengevaluasi pihak yang berwenang untuk mewakili

penyedia.

2. Dasar untuk mengevaluasi form isian kualifikasi, dimana setiap penyedia

menyatakan tidak adanya pertentangan kepentingan (conflict of interest),

komisaris tidak masuk daftar hitam dan pernyataan bukan pegawai K/L/D/I.

3. Dasar untuk memeriksa adanya kepemilikan ganda yaitu lebih dari 50 %

kepemilikan saham.

6. Kewajiban Perpajakan

Unsur ini dievaluasi dalam rangka mendukung program pemerintah untuk

meningkatkan penghasilan pemerintah di sektor pajak. Dengan demikian setiap

peserta pemilihan penyedia barang/jasa pemerintah harus sudah menyelesaikan

kewajiban perpajakannya yang sudah jatuh tempo pada saat mengikuti pemilihan

ini sesuai dengan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku.

Page 20: PP 06_2

Sesuai dengan Perpres 70 Tahun 2012 Pasal 19 Huruf l, kewajiban perpajakan

sesuai undang-undang adalah sebagai berikut :

1. Badan hukum atau perorangan sebagai pengusaha kena pajak.

Memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun pajak

terakhir (SPT tahunan).

Memiliki laporan bulanan PPh Pasal 21, PPh Pasal 23, PPh Pasal 25/Pasal

29 dan PPN Masa paling kurang 3 (tiga) bulan terakhir dalam tahun

berjalan.

2. Badan hukum atau perorangan sebagai bukan Pengusaha Kena Pajak.

Memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun pajak

terakhir (SPT tahunan).

3. Penyedia yang bermitra, anggota mitranya juga harus sudah memenuhi

kewajiban perpajakannya.

Persyaratan pemenuhan kewajiban pajak tahun terakhir dengan penyampaian SPT

tahunan dan SPT masa dapat diganti oleh penyedia barang/jasa dengan

penyampaian Surat Keterangan Fiskal (SKF) yang dikeluarkan oleh kantor

pelayanan pajak.

Dalam proses pelelangan, pemenuhan persyaratan perpajakan dapat dilihat dalam

form isian kualifikasi yang disampaikan oleh penyedia, dan menjadi tugas Pokja

ULP/Panitia Pengadaan dalam melakukan evaluasi dan klarifikasi atas dokumen

kualifikasi yang disampaikan oleh peserta. Pemahaman Pokja ULP/Panitia

Pengadaan yang keliru dapat mengakibatkan permasalahan dalam proses evaluasi

terhadap dokumen kualifikasi, sehingga potensial menimbulkan permasalahan yang

dapat berakibat merugikan penyedia barang/jasa dan dapat dijadikan materi

sanggah.

Contoh Kasus Pengenaan Kewajiban Perpajakan Pada Proses Pengadaan.

Pokja ULP/Panitia Pengadaan pada tanggal 4 April 2013 mengumumkan

pelelangan pengadaan komputer dengan jadwal batas pemasukan penawaran

terakhir tanggal 14 April 2013. Panitia mensyaratkan agar penyedia menyampaikan

SPT tahunan 2013, serta SPT masa ppH pasal 21, 23, 25 dan PPN bulan Januari,

Februari dan Maret 2013.

Sekilas tidak ada yang janggal dari contoh diatas. Pokja ULP/Panitia Pengadaan

sudah mencantumkan persyaratan sebagaimana Perpres 70 Pasal 19.

Page 21: PP 06_2

Namun sekarang marilah kita analisa contoh kasus di atas. Berdasarkan UU No. 28

Tahun 2007 tentang perubahan ketiga atas UU No. 6 Tahun 1983 tentang

ketentuan umum dan tata cara perpajakan pasal 3 angka (3) disebutkan bahwa

batas waktu penyampaian surat pemberi tahunan adalah :

1. Untuk SPT masa, paling lama 20 hari setelah batas akhir masa pajak .

2. Untuk SPT tahunan PPh WP orang pribadi, paling lama 3 bulan setelah akhir

tahun pajak; atau

3. Untuk SPT tahunan PPh WP badan, paling lama 4 bulan setelah akhir tahun

pajak.

Berdasarkan ketentuan diatas, penyedia barang/jasa (badan) memiliki kesepakatan

untuk menyampaikan SPT tahunan 2012 ke KPP hingga akhir 30 April 2013, dan

menyampaikan SPT masa hingga 20 April 2013, sehingga sampai dengan batas

waktu pemasukan penawaran 14 April 2013, sangat dimungkinkan penyedia belum

dapat memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan. Jika hal tersebut terjadi, maka

Pokja ULP/Panitia Pengadaan tidak dapat menggugurkan penawaran dari

penyedia.

Berdasarkan UU No. 10 Tahun 2004 tentang pembentukan Peraturan Perundang-

Undangan, UU No. 28 Tahun 2007 memiliki hirarki dan kekuatan hukum yang lebih

tinggi dibandingkan Perpres 70 Tahun 2012. Dengan demikian ketentuan yang

dipersyaratkan Pokja ULP/Panitia Pengadaan mengandung kekeliruan dan masuk

ke dalam materi sanggah sebagaimana diatur dalam pasal 81 (1) dan pasal 24 (3)

di Perpres 54 Tahun 2010 serta Perpres 70 Tahun 2012.

Pokja ULP/Panitia Pengadaan seharusnya mensyaratkan penyampaian SPT

Tahunan 2011 dan SPT masa bulan Desember 2012, Januari, Februari 2013.

Namun bila ada penyedia yang menyampaikan SPT tahunan dan SPT masa lebih

awal ke KPP sehingga dapat menyampaikan SPT tahun 2012 dan SPT masa bulan

Desember, Januari, dan Februari 2013 maka hal tersebut akan lebih baik dan tidak

dapat menggugurkan penawaran. (MT Hadisaputra dalam Mudjisantosa, 2013).

Surat Keterangan Fiskal (SKF)

Surat Keterangan Fiskal (SKF) adalah surat yang diterbitkan oleh Direktorat Jendral

Pajak yang berisi data pemenuhan kewajiban perpajakan wajib pajak untuk masa

dan tahun pajak tertentu.

Page 22: PP 06_2

Wajib pajak yang mengajukan permohonan surat keterangan fiskal wajib memenuhi

persyaratan :

a. Tidak sedang dilakukan penyidikan tidak pidana dibidang perpajakan.

b. Mengisi formulir dan koreksi positif dan negatif untuk perlindungan fiskal

dengan dilampiri dokumen sebagai berikut :

a. Fotokopi Surat Pemberitahuan Tahunan pajak penghasilan (SPT PPh) untuk

tahun terakhir beserta tanda terima penyerahan surat pemberitahuan

tersebut.

b. Fotokopi Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) dan Surat Tanda

Terima Setoran (STTS) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tahun terakhir ;

dan

c. Fotokopi Surat Setoran Bea (SSB), Bea Perolehan Atas Tanah dan

Bangunan (BPHTB), khusus untuk wajib pajak yang baru memperoleh hak

atas tanah dan/atau bangunan baik, karena pemindahan hal (antara lain jual

beli, tukar menukar, hibah, pemasukan ke dalam perseroan atau badan

hukum lainnya), maupun pemberian hak baru.

Misalnya ada pelelangan di bulan Mei 2013, untuk bukti pajak penyedia hanya

melampirkan SKF tertanggal 16 Mei 2013 dan tidak melampirkan bukti pajak

bulanan lainnnya, maka penyedia tersebut telah memenuhi persyaratan kualifikasi dalam perpajakan untuk mengikuti pelelangan/seleksi. Masa

berlaku SKF selama 1 tahun sesuai dengan Surat Edaran Dirjen Pajak SE -

29/PJ.44/1999 tentang masa berlaku surat keterangan Fiskal.

7. Data Personalia (Tenaga Ahli Tetap Badan Usaha)

Unsur ini tidak digunakan untuk pemilihan penyedia barang. Dievaluasi dengan

tujuan untuk menilai seberapa jauh calon penyedia mampu menyediakan tenaga

ahli yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pengadaan pekerjaan konstruksi, jasa

lainnya dan jasa konsultansi kecuali untuk jasa konsultansi perorangan tanpa unsur

kemampuan menyediakan personel.

Kemampuan menyediakan bisa diartikan sebagai mampu menyediakan karena

memiliki pegawai tetap sesuai kualifikasi yang dibutuhkan.

Pada saat pembuktian kualifikasi, calon penyedia harus dapat menunjukkan bukti

kepemilikan tenaga ahli misalnyaberupa Surat Pengangkatan (SK).

Page 23: PP 06_2

8. Kemampuan Menyediakan Fasilitas/Peralatan/Perlengkapan Pendukung

Dievaluasi dengan tujuan untuk menilai seberapa jauh calon penyedia mampu

menyediakan fasilitas, peralatan, maupun perlengkapan yang dibutuhkan untuk

pelaksanaan pengadaan pekerjaan konstruksi, jasa lainnya dan jasa konsultansi.

Pada saat pembuktian kualifikasi, calon penyedia harus dapat menunjukkan bukti

kepemilikan fasiltas/peralatan/tenaga ahli. Bukti kepemilikan dapat dibuktikan

dengan cara sewa atau bekerja sama dengan pihak lain yang dilakukan sebelum

proses prakualifikasi.

9. Data Pengalaman Penyedia Dalam Kurun Waktu 10 Tahun Terakhir

Daftar pengalaman sejenis perusahaan dalam sepuluh tahun terakhir

dipersyaratkan untuk pekerjaan konstruksi, jasa lainnya dan jasa konsultansi.

Pengalaman sejenis di sini ada yang sesuai dengan bidang dan sub bidang

pekerjaaan. Pada pekerjaan konstruksi dan jasa lainnya digunakan untuk

menghitung persyaratan Kemampuan Dasar (KD) dan jumlah paket terbanyak yang

dapat ditangani pada saat bersamaan (N) pada perhitungan sisa kemampuan paket

(SKP).

10. Pekerjaan Dalam 4 Tahun Terakhir

Kriteria untuk unsur ini adalah mempunyai paling tidak 1 (satu) pekerjaan sebagai

penyedia jasa/barang pada 4 tahun terakhir, baik dari pemerintah maupun swasta,

termasuk pengalaman sub kontrak. Hal ini hanya berlaku bagi penyedia

barang/jasa yang sudah berusia lebih dari atau sama dengan 4 tahun. Bila

penyedia bermitra, penilaian ini juga berlaku bagi anggota mitranya. Sedangkan

untuk badan usaha baru yang berdiri kurang dari 3 tahun, tidak disyaratkan.

Unsur ini dievaluasi untuk menilai bahwa penyedia barang/jasa yang bersangkutan

mampu menyediakan barang/jasa. Bila dalam jangka waktu 4 tahun penyedia

barang/jasa tidak mempunyai pekerjaan sama sekali,maka penyedia barang/jasa

tersebut dinilai tidak mampu melaksanakan pekerjaan.

Page 24: PP 06_2

Oleh karena itu pengalaman yang dinilai tidak terkait dengan bidang yang sedang

dilelang. Sepanjang mempunyai minimal 1 (satu) pekerjaan, apapun bidangnya

termasuk pengalaman sub kontrak, maka unsur ini dinilai telah memenuhi.

11. Daftar Perolehan Pekerjaan yang Sedang Dilaksanakan

Unsur ini tidak digunakan untuk pemilihan penyedia barang dan jasa konsultansi

(lihat Tabel 2). Dievaluasi dengan tujuan untuk menilai Sisa Kemampuan Paket

(SKP) yang mencerminkan kapasitas yang masih ada untuk dapat menerima dan

menyelesaikan pekerjaan baru. Dengan demikian pekerjaan yang sedang

dikerjakan tidak harus terkait dengan pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang akan

dilaksanakan.

12. Dukungan Bank (khusus pekerjaan konstruksi)

Sesuai dengan Perpres 70 Tahun 2012 Pasal 19 Huruf ayat (i) : “Khusus

pekerjaan pelelangan dan pemilihan langsung pengadaan pekerjaan konstruksi

memiliki dukungan keuangan dari bank”.

Serta Perka LKPP No. 14 tahun 2012, Bab III.B.g

“Memiliki surat keterangan dukungan keuangan dari bank pemerintah/swasta untuk

mengikuti pengadaan pekerjaan konstruksi paling kurang 10% (sepuluh perseratus)

dari nilai paket. Dalam hal kemitraan yang menyampaikan surat dukungan

keuangan hanya lead firm “.

Unsur ini digunakan hanya untuk pemilihan penyedia pekerjaan konstruksi dan

dievaluasi untuk menilai seberapa jauh penyedia pekerjaan konstruksi mampu

menyiapkan dana awal untuk melaksanakan pekerjaan. Dana awal yang harus

mampu disediakan minimal sebesar 10 % dari nilai HPS. Surat dukungan keuangan

dari bank harus ada pernyataan dari bank yang menjamin bahwa bank akan

memberi minimal sebesar 10 % dari nilai HPS sebagai dana awal pelaksanaan bila

pekerjaan sudah diperoleh.

Jika HPS untuk pekerjaan konstruksi senilai 1 milyar, maka dapat ditetapkan

dukungan keuangan dari bank sebesar Rp. 100 juta. Penyedia yang menyampaikan

nilai dukungan lebih dari yang ditetapkan oleh Pokja ULP/Panitia Pengadaan tidak

digugurkan, sedangkan yang memberikan dibawah nilai yang ditetapkan oleh Pokja

ULP/Panitia Pengadaan dapat digugurkan.

Page 25: PP 06_2

13. Peserta Bermitra /Kerjasama Operasi (KSO)

Dalam hal penyedia melakukan kemitraan, perjanjian yang mengatur kemitraan

tersebut memuat antara lain :

a. Persentase kemitraaan

b. Pemimpin kemitraan (lead firm)

Surat perjanjian kemitraan/kerjasama operasi (KSO) harus dibuat diatas kertas

bersegel atau bermaterai.

Perjanjian kerja sama untuk penyedia yang melakukan kemitraan disampaikan

dalam dokumen penawaran. Dengan demikian calon peserta tidak harus mendaftar

bersama sama sebagai KSO pada saat pendaftaran, namun cukup perusahaannya

saja yang menjadi lead firm yang mendaftar.

14. Kemampuan Dasar (KD)

Dalam Perpres 54/2010 dan Perpres 70 Tahun 2012 Pasal 19 Ayat 1 (h) : “Memiliki

kemampuan dasar (KD) untuk usaha non-kecil, kecuali untuk pengadaan barang

dan jasa konsultansi”.

Serta pada Pasal 20 :

(1) KD sebagaimana dimaksud Pasal 19 Ayat 1 Huruf ‘h’ pada sub bidang

pekerjaan sejenis untuk usaha non-kecil dihitung dengan ketentuan, sebagai

berikut :

a. Untuk Pekerjaan Konstruksi, KD sama dengan 3 NPt (Nilai Pengalaman

Tertinggi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir); dan

b. Untuk Pengadaan Jasa Lainnya, KD sama dengan 5 NPt (Nilai Pengalaman

Tertinggi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir).

(2) KD paling kurang sama dengan nilai total HPS dari pekerjaan yang akan

dilelangkan.

(3) Ketentuan ayat 1 dikecualikan dalam hal pengadaan barang/jasa tidak dapat

diikuti oleh perusahaan nasional karena belum ada perusahaan nasional yang

mampu memenuhi KD.

(4) Dalam hal bermitra, yang diperhitungkan adalah KD dari perusahaan yang

mewakili kemitraan (lead firm).

Sesuai dengan penjelasan Pasal 20 Perpres 54/2010 :

“Nilai Pengalaman tertinggi (NPt) adalah nilai kontrak tertinggi yang pernah dilakukan oleh penyedia pekerjaan konstruksi/jasa lainnya pada sub bidang

Page 26: PP 06_2

yang sejenis. KD untuk pangadaan jasa lainnya menjadi persyaratan penyedia jasa lainnya bila diperlukan”.

Jadi Kemampuan dasar (KD) merupakan unsur yang dievaluasi dengan maksud

untuk menilai kemampuan peserta pemilihan penyedia jasa dalam menyediakan

jasa yang dibutuhkan. Penilaian dilakukan dengan melihat nilai kontrak atau nilai

pekerjaan yang pernah diterima selama sepuluh tahun terakhir untuk pekerjaan

yang sejenis dan mempunyai kompleksitas setara dengan jasa yang dibutuhkan.

Penilaian ini dilakukan dengan asumsi bahwa nilai kontrak yang pernah diterima

mencerminkan tingkat kemampuan penyedia jasa dalam menyediakan jasa. Nilai

pekerjaan pada tahun-tahun sebelumnya dapat dikonversi dengan nilai sekarang.

Hal ini dilakukan apabila nilai uang pada tahun-tahun sebelumnya dengan nilai

tahun sekarang dianggap berbeda secara signifikan dengan present value

menggunakan perhitungan sebagai berikut :

NPs = NPO x (Is/Io)

NPS = Nilai pekerjaan sekarang

Io = indeks dari biro pusat statistik (BPS) pada bulan serah terima pertama

Is = Indeks dari BPS pada bulan penilaian kualifikasi

(bila belum ada, dapat dihitung dengan regresi linear berdasarkan indeks bulan

bulan sebelumnya).

Indeks BPS yang dipakai adalah indeks yang merupakan komponen terbesar dari

pekerjaan.

Contoh :

Ada pekerjaan konstruksi pembangunan gedung Rp. 4,5 milyar (pengumuman

pelelangan dilakukan di bulan April 2013).

KD = 3 NPt maka Rp. 4,5 M = 3 NPt

NPt = Rp. 4,5 M/3 = Rp. 1,5 M

Jadi penyedia yang pernah mempunyai 1 paket tertinggi sama dengan atau lebih

dari Rp. 1,5 milyar dalam kurun waktu 10 tahun terakhir pada sub bidang yang

sama, lulus persyaratan KD. Sedangkan untuk para penyedia yang mempunyai

nilai paket tertinggi dibawah Rp. 1,5 milyar ditindak lanjuti dengan perhitungan

seperti yang terjadi pada contoh dibawah ini:

Page 27: PP 06_2

PT. Rindu Tender, dalam dokumen formulir isian kualifikasi, terdaftar pekerjaan

yang pernah dilakukan dan diserahterimakan pertama kali bulan April 2007

dengan nilai kontrak Rp. 1,4 milyar (berdasarkan nilai addendum terakhir).

Untuk mengetahui PT. Rindu Tender memenuhi syarat KD atau tidak, maka

POKJA ULP/Panitia Pengadaan harus menghitung NPS (Rp. 1,4 milyar pada April

2007), bisa sama atau lebih tinggi dari NPt (Rp. 1,5 milyar pada April 2013).

Data indeks BPS dapat diperoleh di http://www.bps.go.id

Indeks harga perdagangan besar bahan bangunan/konstruksi, Indonesia 2002-

2013.

Io = 211, di bulan April 2013 untuk jenis bangunan, konstruksi Indonesia.

Is = 227, di bulan April 2007 untuk jenis bangunan, konstruksi Indonesia.

Npo = Rp. 1,4 milyar

NPS = Npo x (Is /Io)

= Rp. 1,4 milyar x (227/211)

= Rp. 1,506 milyar

NPs ≥ NPt

KD = 3 NPt

= 3 x Rp. Rp. 1,506 milyar

= Rp. 4,518 milyar

Karena KD sama dengan atau lebih besar dari HPS maka penyedia PT. Rindu

Tender memenuhi persyaratan KD (Mudjisantosa, 2012). Indeks Harga Perdagangan Besar Bahan Bangunan / Konstruksi (2000=100), Indonesia,

2007 Jenis

Bangunan 2007 Rata-rata

Jan Feb Mar Apr Mey Jun Jul Agt Sept Oct Nov Des Bangunan Tempat Tinggal dan Bukan Tempat Tinggal (23)

209 210 212 214 216 218 219 220 223 225 228 233 219

Bangunan Pekerjaan Umum untuk Pertanian (19)

231 233 234 236 239 240 241 242 244 247 249 256 241

Pekerjaan Umum untuk Jalan, Jembatan dan Pelabuhan (19)

239 241 242 245 248 250 251 252 255 259 262 269 251

Bangunan dan Instalasi Listrik, Gas, Air Minum dan Komunikasi (23)

195 197 198 200 201 202 204 204 207 209 212 217 204

Bangunan Lainnya (23) 219 221 222 225 227 229 230 231 233 236 239 244 230

Konstruksi 22 22 22 22 23 23 23 23 23 23 24 24 23

Page 28: PP 06_2

Indonesia (23)

2 3 5 7 0 1 3 4 6 9 2 8 2

Jenis Bangunan

2013 Rata-rata Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

Bangunan Tempat Tinggal dan Bukan Tempat Tinggal (24)

203 203 204 204 204

Bangunan Pekerjaan Umum untuk Pertanian (23)

223 223 224 224 224

Pekerjaan Umum untuk Jalan, Jembatan dan Pelabuhan (24)

220 221 221 222 221

Bangunan dan Instalasi Listrik, Gas, Air Minum dan Komunikasi (25)

197 198 198 198 198

Bangunan Lainnya (25) 210 211 211 211 211

Konstruksi Indonesia (25)

210 210 211 211 211

(www.bps.go.id, 2013).

Penggunaan :

Penilaian kemampuan dasar digunakan pada :

1. Hanya untuk pemilihan penyedia pekerjaan konstruksi dan jasa lainnya.

2. Hanya untuk pemilihan usaha non-kecil.

3. Tidak diberlakukan untuk pemilihan penyedia jasa lainnya dengan metode

pelelangan sederhana dan pemilihan penyedia pekerjaan konstruksi dengan

metode pemilihan langsung.

4. Tidak diberlakukan untuk pemilihan penyedia dengan metode penunjukan

langsung, pengadaan langsung dan sayembara.

KD Perusahaan Bermitra

Penyedia yang menjadi anggota kemitraan/Kerjasama Operasi (KSO) harus

mengisi formulir isian kualifikasi sesuai dengan kualifikasi usahanya. Khusus untuk

pekerjaan konstruksi dan jasa lainnya yang bernilai diatas Rp. 2,5 milyar, maka

lead firm dari suatu kemitraan harus memenuhi Kemampuan Dasar (KD) yang

cukup sesuai dengan sub bidang pekerjaan yang dikompetisikan.

Page 29: PP 06_2

15. Sisa Kemampuan Paket (SKP) :

Sisa Kemampuan Paket merupakan unsur yang dievaluasi dengan maksud untuk

menilai kemampuan penyelesaian pekerjaan yang masih tersisa atau kapasitas

yang masih tersisa untuk menyelesaikan suatu pekerjaan pada tahun pelaksanaan

pengadaan jasa. Penilaian kapasitas yang masih tersisa dilakukan dengan melihat

kemampuan jumlah paket pekerjaan yang bisa ditangani dalam satu tahun

dikurangi dengan jumlah paket yang sedang dikerjakan pada tahun tersebut.

Penggunaan :

Penilaian sisa kemampuan paket digunakan pada :

1. Hanya untuk pemilihan penyedia pekerjaan konstruksi dan jasa lainnya.

2. Tidak diberlakukan untuk pemilihan penyedia dengan metode penunjukan

langsung, pengadaan langsung dan sayembara.

Cara menhitung :

Cara menghitung sisa kemampuan paket menggunakan rumus:

SKP = KP – Jumlah paket yang sedang dikerjakan

KP = Kemampuan menangani paket pekerjaan.

Untuk usaha kecil, KP = 5.

Untuk usaha non-kecil, KP = 6 atau KP = 1,2 N, dimana :

N = jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat ditangani pada saat bersamaan

selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir.

Dalam hal kemitraan, SKP yang diperhitungkan adalah SKP dari semua

perusahaan yang bermitra.

Contoh:

PT. ABC adalah perusahaan non-kecil di bidang konstruksi yang berpengalaman

dalam menangani pekerjaan konstruksi terutama di bidang infrastruktur. SKP

dihitung dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Untuk perhitungan ini dibutuhkan data

seluruh riwayat proyek yang dimiliki perusahaan selama 5 tahun terakhir yang

sudah berakhir atau sudah dikerjakan. Selain itu proyek-proyek yang masih

dikerjakan hingga sekarang harus dicatat dalam daftar juga.

Page 30: PP 06_2

Misalnya pada tahun 2009, PT. ABC mengerjakan 1 proyek, pada tahun 2010

mengerjakan 2 proyek sekaligus, pada tahun 2011 mengerjakan 3 proyek

sekaligus, dan pada tahun 2012 mengerjakan 7 proyek sekaligus. Dalam kasus ini,

N untuk PT. ABC adalah 7, karena 7 merupakan jumlah proyek terbanyak yang

dapat dilakukan sekaligus oleh perusahaan tersebut dalam 1 tahun.

Daftar pengalaman pekerjaan konstruksi selama 5 tahun terakhir :

No Nama Pekerjaan Tahun Pelaksanaan

Nilai Pekerjaan (Rp.)

1 Proyek pembangunan Perumnas di Bekasi

2009 1.000.000.000

2 Proyek perluasan jalan di kota Bogor

2010 2.750.000.000

3 Proyek pembangunan jalan tol di Pejagan

2010 3.500.000.000

4 Proyek Perluasan jalan di Surabaya

2011 2.000.000.000

5 Proyek pembangunan jembatan sungai di Bekasi

2011 4.200.000.000

6 Proyek embangunan jembatan layang di kota Bekasi

2011 1.650.000.000

7 Proyek pembangunan perumahan rakyat di Tangerang

2012 5.500.000.000

8 Proyek pembangunan jembatan sungai di Pemalang

2012 3.500.000.000

9 Proyek erluasan jalan raya di Cirebon

2012 6.300.000.000

10 Proyek pembangunan jembatan sungai di Kota Malang

2012 3.000.000.000

11 Proyek pembangunan jembatan di Majalengka

2012 5.500.000.000

12 Proyek pembangunan jembatan di Kulon Progo

2012 4.900.000.000

Page 31: PP 06_2

13 Proyek perluasan jalan di Karawang

2012 6.200.000.000

Pada tahun 2013, perusahaan tersebut mengikuti pelelangan umum untuk paket-

paket pekerjaan konstruksi perbaikan jalan di Kota Bogor dengan nilai HPS Rp. 6

milyar, dengan informasi pekerjaan sebagai berikut :

No Nama Pekerjaan Tahun Pelaksanaan

Nilai Pekerjaan (Rp.)

1 Proyek pembangunan jembatan di Sukoharjo

2013 4.500.000.000

2 Proyek perluasan jalan di Rembang

2013 3.800.000.000

3 Proyek pembangunan jembatan di Makasar

2013 2.800.000.000

4 Proyek pembangunan pemukiman di Palembang

2013 4.000.000.000

Cara menghitung nilai N adalah sebagai berikut : Kontrak yang diperoleh PT. ABC pada tahun 2012 diurutkan berdasarkan masa

pelaksanaan kontrak, sehingga terlihat kemampuan melaksanakan pekerjaan

secara bersamaan (sekaligus). Paket Jan Feb Mar Aprl Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nop Des

1

2

3

4

5

6

PT. ABC termasuk perusahaan konstruksi yang tergolong non-kecil. Sehingga nilai

KP ditentukan dengan rumus KP = 1,2 N . Paket Sedang Dikerjakan (PSD) untuk

Page 32: PP 06_2

PT. ABC adalah 4, nilai ini merupakan jumlah proyek yang masih dikerjakan hingga

sekarang, sehingga:

N = 7

KP = 1,2 x N = 1,2 x 7 = 8,4

SKP = KP – PSD SKP = 8,4 – 4 = 4,4

Maka dapat disimpulkan bahwa kapasitas PT. ABC masih bisa mengerjakan 4,4

paket pekerjaan lagi.

19. Manajemen Mutu dan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah segala kegiatan untuk menjamin dan

melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan

kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

Dasar hukum yang menjadi acuan penerapan K3 adalah:

1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja.

2. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan

3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No: Per.05/Men/1996 tentang sistem

manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.

4. Peraturan Pemerintah (PP) No. 50 Tahun 2012 tentang penerapan sistem

manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.

Sesuai dengan PP No. 50 /2012, Kewajiban menerapakan K3 berlaku bagi

perusahaan :

a. Memperkerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 orang; atau

b. Pekerjaan yang mempunyai potensi bahaya tinggi (ketentuan mengenai

tingkat potensi bahaya tinggi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan).

c. Penerapan K3 memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan

serta konvensi atau standar internasional.

Berdasarkan hal tersebut, maka bila pekerjaan yang akan dilakukan oleh penyedia

memenuhi minimal salah satu kategori tersebut maka persyaratan K3 ditetapkan

dalam dokumen kualifikasi (untuk barang dan jasa tertentu saja).

Sebagai contoh :

Page 33: PP 06_2

1. Jasa cleaning service untuk gedung bertingkat tinggi, penyedia harus

mempunyai Sertifikat Manajemen K3.

2. Barang berbahaya seperti pengadaan bahan-bahan kimia yang mudah

terbakar, penyedia harus mempunyai Sertifikat Manajemen K3.

3. Jasa konsultansi untuk pekerjaan yang bersifat kompleks, penyedia harus

mempunyai Sertifikat ISO.

4. Pekerjaan konstruksi yang bersifat kompleks, penyedia harus mempunyai

Sertifikat ISO dan Sertifikat Manajemen K3. Contoh sertifikat OHSAS

18001:2007 milik salah satu perusahaan BUMN Konstruksi.

Sumber : http://www.wika.co.id/corporate-awards/sucofindo-3/, 2013

2.1.3. Kualifikasi Teknis

Kualifikasi teknis dilakukan hanya untuk kualifikasi pemilihan penyedia jasa konsultansi

badan usaha dan dilakukan secara kuantitatif, yaitu dengan memberikan nilai (bobot)

pada persyaratan teknis yang ditetapkan dalam dokumen kualifikasi. Penilaian teknis

dapat dilakukan dengan/tanpa ambang batas. Tanpa batas batas dengan menghitung

Page 34: PP 06_2

jumlah nilai yang diperoleh setiap penyedia, lalu diurutkan dari nilai tertinggi sampai

terendah, dan diambil 5-7 peringkat tertinggi yang dimasukkan dalam daftar urutan

pendek (short list). Sedangkan jika menggunakan ambang batas dengan memberikan

passing grad, minimal yang harus dipenuhi oleh setiap penyedia, kemudian diambil 5-7

peringkat tertinggi yang dimasukkan dalam daftar urutan pendek.

Dalam Perpres 54/2010 unsur yang dinilai ada 2 yaitu pengalaman perusahaan (40 – 50

%) dan kepemilikan tenaga ahli tetap (50-60%).

Pada Perpres 70/2012 dan Perka LKPP No. 14/2012, unsur yang dinilai berubah

menjadi pengalaman sejenis (40 – 55%), kesesuaian nilai paket sejenis (35-45%),

pengalaman di lokasi yang sama (5-15%) dan domisili perusahaan (5%). Perubahan

unsur bertujuan agar semakin banyak penyedia jasa konsultan yang lulus persyaratan

teknis dan masuk dalam daftar urutan pendek sehingga memperkecil kemungkinan

seleksi gagal.

Unsur yang dinilai untuk kualifikasi teknis ada 4 (empat), yaitu : 1. Pengalaman pada pekerjaan sejenis.

Dihitung jumlah paket pengalaman perusahaan pada pekerjaan yang sesuai dengan

yang dipersyaratkan dalam Lembar Data Kualifikasi (LDK), Huruf D No. 2, atau yang

sesuai dengan bidang dan sub bidang pekerjaan pekerjaan yang sedang

dikompetisikan. Jumlah paket pengalaman perusahaan yang paling banyak dijadikan

pembanding untuk mendapatkan nilai. Nilai yang diperoleh dikali dengan bobot yang

ditentukan dalam LDK. Rumusan penghitungan sebagai berikut:

NPX = PPX = Bobot

Keterangan:

X = Nama perusahaan peserta kualifikasi NP = Nilai Pengalaman JPP = Jumah Pengalaman Perusahaan

Contoh :

Nama Perusahaan

Jumlah Paket Pengalaman

Sejenis

Bobot (40-55%)

Nilai Pengalaman

1 2 3 4

Page 35: PP 06_2

PT. A

20

40%

2040

0%퐴푃푒푛푔푎푙푎푚푎

PT. B

10

40%

1050 0%퐵푃푒푛푔푎푙푎푚푎

PT. C

50 (tertinggi)

40%

5050 0%푟푡푖푛푔푔푖)푙푎푚푎

2. Kesesuaian besaran nilai pekerjaan sejenis yang pernah diselesaikan dengan nilai

pekerjaan yang akan dikompetisikan, dihitung berdasarkan nilai kontrak tertinggi.

Nilai kontrak kontrak tertinggi yang sama dengan atau lebih besar dari HPS diberi

nilai maksimal dan tetap (dapat dikonversi berdasarkan nilai pada saat pekerjaan

dilaksanakan). Nilai kontrak yang kurang dari HPS, diberi nilai dengan cara

membandingkan nilai kontrak tersebut dengan nilai HPS paket pekerjaan.

Rumusan perhitungan sebagai berikut:

a) Untuk nilai kontrak tertinggi lebih besar atau sama dengan HPS.

푁퐾푃푆 = (퐵표푏표푡 × 100)

b) Untuk nilai kontrak kurang dari HPS.

푁퐾푃푆 = 푁푖푙푎푖퐾표푛푡푟푎푘푇푒푟푡푖푛푔푔푖

퐻푃푆 × 100× 퐵표푏표푡

Keterangan :

NKPS = Nilai Kesesuaian Pekerjaan Sejenis

Contoh :

HPS = Rp 500.000.000,-

Nama Perusahaan

NPT (Rp)

Bobot (35-45%)

NKPS

1 2 3 4 PT. A 1.000.000.000 45% 45

PT. B 550.000.000 45% 45

PT. C 400.000.000 45% 36

Page 36: PP 06_2

3. Pengalaman pekerjaan pada lokasi yang sama pada tingkat kabupaten/kota:

Dihitung jumlah paket pengalaman perusahaan pada pekerjaan yang sesuai pada

tingkat Kabupaten/Kota. Jumlah paket pengalaman perusahaan yang paling

banyak pada tingkat Kabupaten/Kota tersebut, dijadikan pembanding untuk

mendapatkan nilai. Nilai yang diperoleh dikali dengan bobot yang ditentukan

dalam LDK. Rumusan penghitungan sebagai berikut:

푁푃퐿푋 =퐽푃푃퐿푋

퐽푃푃퐿푇푒푟푡푖푛푔푔푖 × 100× 퐵표푏표푡푆푢푏푈푛푠푢푟

Keterangan:

X = Nama perusahaan NPL = Nilai Pengalaman di Lokasi JPPL = Jumlah Pengalaman Perusahaan di Lokasi

Contoh :

a) Lokasi pekerjaan di Kabupaten X, yang berada di Provinsi Y. Nama

Perusahaan Jumlah Paket Pengalaman Sejenis pada

Kabupaten/Kota

Bobot (5-15%)

Nilai Pengalaman Sejenis pada

Kabupaten/Kota (NPL)

1 2 3 4

PT. A

10 (tertinggi)

10%

1010 0%푟푡푖푛푔푔푖)푙푎

PT. B 6

10%

6

10 0%퐵푖푛푔푔푖)푙

PT. C 8

10% 8

10 0%퐶푖푛푔푔푖)푙

b) Lokasi pekerjaan di wilayah Provinsi DKI Jakarta

Untuk jumlah paket pengalaman sejenis di wilayah Provinsi DKI Jakarta, tidak

dibedakan wilayah administrasi di bawahnya.

Page 37: PP 06_2

Nama Perusahaan

Jumlah Paket Pengalaman

Sejenis di Provinsi DKI

Jakarta

Bobot (5-15%)

Nilai Pengalaman Sejenis pada

Kabupaten/Kota (NPL)

1 2 3 4

PT. A

10 (tertinggi)

10%

1010 0%푟푡푖푛푔푔푖)푙푎

PT. B 6

10%

6

10 0%퐵푖푛푔푔푖)푙

PT. C

8

10%

8

10 0%퐶푖푛푔푔푖)푙

4. Domisili Perusahaan Induk (tingkat provinsi/kabupaten/kota, kecuali Provinsi DKI Jakarta). Contoh:

c) Lokasi pekerjaan di Kabupaten X, Provinsi Y.

Nama Perusahaan

Domisili Perusahaan

Induk

Bobot (5%)

Nilai Domisili (Bobot x 100)

1 2 3 4 PT. A Provinsi Y 5% 5

PT. B Kabupaten X 5% 5

PT. C Provinsi DKI 5% 0

d) Lokasi pekerjaan di kota Jakarta Pusat, Provinsi DKI Jakarta.

Nama Perusahaan

Domisili Perusahaan

Induk

Bobot (5%)

Nilai Domisili (Bobot x 100)

1 2 3 4 PT. A Provinsi Y 5% 0

PT. B Kabupaten X 5% 0

PT. C Provinsi DKI 5% 0

Page 38: PP 06_2

5. Jumlah bobot 1, 2, 3, dan 4 sama dengan 100%

Contoh:

Nama Perusaha

an

Nilai Pengalam

an

NKPS Nilai Pengalaman Sejenis pada

kabupaten/kota

Nilai Domisili*)

Total

Bobot 40% Bobot 45%

Bobot 10% Bobot 5% 100%

1 2 3 4 5 6 PT. A 20 45 10 5 80 PT. B 10 45 6 5 66 PT. C 40 36 8 0 84

*) Lihat contoh pada angka 4 huruf a)

2.2. Pemeriksaan Kelengkapan Form Isian Kualifikasi

Sebelum melakukan evaluasi kualifikasi, Pokja ULP/Panitia Pengadaan harus

menyiapkan kertas kerja untuk mencatat kelengkapan form isian kualifikasi yang

dipersyaratkan dalam dokumen kualifikasi. Bentuk Kertas Kerja berupa tabel atau

matriks antara nama peserta kualifikasi dengan kelengkapan administrasi dan teknis.

Kertas Kerja Evaluasi

Kertas Kerja Evaluasi adalah catatan- catatan yang dibuat berdasarkan data-data yang

dikumpulkan oleh Pokja ULP/Panitia Pengadaan yang disusun secara sistematis pada

saat melakukan evaluasi. Kertas Kerja mencerminkan langkah-langkah kerja yang

dilakukan, pemeriksaan/pengujian, informasi yang diperoleh dan kesimpulan yang

dibuat.

Fungsi Kertas Kerja :

1. Sebagai dasar penyusunan berita acara hasil evaluasi kualifikasi.

2. Sebagai alat pembuktian dari berita acara hasil evaluasi kualifikasi.

3. Sebagai alat bagi pihak terkait untuk mereview dan mengawasi pekerjaan Pokja

ULP/Panitia Pengadaan.

Manfaat Kertas Kerja:

1. Memudahkan dalam menyusun berita acara hasil evaluasi kualifikasi.

2. Meringkas informasi yang diperoleh dari dokumen kualifikasi.

3. Memudahkan menemukan kesalahan yang mungkin terjadi dalam proses evaluasi

kualifikasi.

Page 39: PP 06_2

Contoh kertas kerja persyaratan administrasi dapat lihat pada tabel dibawah ini.

Nama Paket :................... No Unsur Kriteria Hasil Evaluasi

Penyedia 1

Penyedia 2

Penyedia 3

1 Pakta Integritas Menyampaikan pakta integritas

2 Formulir isian kualifikasi

Secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani kontrak

3 Pernyatan tertulis calon penyedia

Surat Pernyataan Bukan pegawai K/L/D/I (PNS)

Menyatakan bahwa tidak sedang menjalani sanki pidana

Menyatakan bahwa tidak sedang dan tidak akan terlibat pertentangan kepentingan dengan para pihak baik langsung maupun tidak langsung

Menyatakan bahwa tidak masuk dalam daftar hitam, tidak dalam pengawsan pengadilan, tidak pailit dan kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan.

Menyatakan bahwa salah satu dan/atau semua pengurus tidak masuk dalam daftar hitam

4 Data administrasi Nama (badan usaha), Status (pusat/cabang), Alamat penyedia

5 Landasan hukum pendirian perusahaan

Mengisi data akte pendirian perusahaan antara lain : nomor akte pendirian, tanggal, nama notaris dan nomor pengesahan

6 Pengurus badan usaha

Mengisi daftar pengurus, identitas dan jabatan dalam badan usaha

7 Ijin Usaha yang dimiliki

Memiliki ijin usaha yang sesuai dengan bidang/sub bidang

8 Susunan kepemilikan saham

Mengisi komisaris, identitas, presentase saham

9 Kewajiban perpajakan

Mempunyai NPWP

Laporan tahunan terakhir

Laporan bulanan (3 bulan terakhir)

Page 40: PP 06_2

1) PPh 21

2) PPh 23

3) PPh pasal 25/29

4) PPN

10 Data personalia (tenaga ahli tetap)

Mempunyai tenaga ahli sesuai kebutuhan minimal

11 Kemampuan menyediakan fasilitas/peralatan

Mempunyai fasilitas/peralatan sesuai kebutuhan

12 Data pengalaman sejenis

Mempunyai data pengalaman sejenis dalam 10 tahun terakhir

13 Pekerjaan dalam 4 terakhir

Paling sedikit ada 1 pekerjaan

14 Data Pekerjaan yang sedang dikerjakan

Menyampaikan data pekerjaan yang sedang dikerjakan

15 Dukungan bank Dukungan keuangan dari bank sebesar 10 % dari nilai paket (HPS)

16 Untuk peserta bermitra (konsorsium)

Mempunyai perjanjian kerjasama kemitraan

17 KD Nilai KD minimal sama dengan HPS

18 SKP Untuk usaha kecil 5 dan usaha non-kecil minimal 6

19 Manajemen mutu (ISO)

(Apabila diperlukan)

20 Manajemen K3 (Apabila diperlukan)

Tabel 6 . Contoh kertas kerja evaluasi kualifikasi

Bentuk Kertas Kerja evaluasi persyaratan teknis (khusus konsultansi) dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

1. Pengalaman pada pekerjaan sejenis: No Nama Penyedia Jumlah Paket

Pengalaman Sejenis

Bobot (40- 55 %)

Nilai Pengalaman

Page 41: PP 06_2

2. Kesesuaian besaran nilai pekerjaan sejenis yang pernah diselesaikan dengan nilai pekerjaan yang akan dikompetisikan, dihitung berdasarkan nilai kontrak tertinggi:

No Nama Penyedia NPT Bobot (35 - 45

%) NKPS

3. Pengalaman pekerjaan pada lokasi yang sama pada tingkat kabupaten/kota: No Nama Penyedia Jumlah Paket

Pengalaman Sejenis Pada

Kabupaten/Kota

Bobot (5 - 15 %)

Nilai Pengalaman Sejenis pada

Kabupaten/Kota (NPL)

4. Domisili Perusahaan Induk (tingkat provinsi/kabupaten/kota, kecuali Provinsi DKI Jakarta).

No Nama Penyedia Domisili Perusahaan Induk

Bobot (5 %) Nilai Domisili (Bobot x 100)

5. Jumlah bobot 1, 2, 3, dan 4 sama dengan 100% No Nama

Penyedia Pengalamanan sejenis

NKPS Pengalaman di lokasi yang sama

Nilai Domisili

Total nilai

Peringkat

Page 42: PP 06_2

BAB III EVALUASI DOKUMEN KUALIFIKASI

3.1. Identifikasi Metode Evaluasi Kualifikasi

Pelaksanaan penilaian kualifikasi calon penyedia dibedakan menjadi dua, yaitu

prakualifikasi dan pascakualifikasi. Pada prakualifikasi, waktu pelaksanaan evaluasi

kualifikasi dilakukan sebelum pemasukan penawaran dan evaluasi kualifikasi dilakukan

terhadap semua penyedia yang memasukkan form isian kualifikasi/tabel kualifikasi.

sedangkan pada pascakualifikasi, waktu pelaksanaan evaluasi kualifikasi dilakukan

setelah pemasukan penawaran atau lebih tepatnya dilakukan setelah evaluasi

penawaran terhadap calon pemenang dan cadangan pemenang (tidak semuanya

dievaluasi).

Penilaian kualifikasi dilakukan dengan metode :

a. Sistem Gugur untuk Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya;

Penilaian persyaratan administrasi dengan melihat kesesuaian antara persyaratan

kualifikasi yang ditetapkan dalam dokumen kualifikasi dengan form isian kualifikasi

secara manual maupun form isian elektronik diaplikasi SPSE yang disampaikan oleh

penyedia. Jika sesuai dengan semua persyaratan maka dinyatakan lulus, jika salah

satu/semua tidak sesuai maka dinyatakan gugur.

b. Sistem Nilai untuk Pengadaan Jasa Konsultansi

Penilaian persyaratan administrasi dengan melihat kesesuaian antara persyaratan

kualifikasi yang ditetapkan dalam dokumen kualifikasi baik secara manual maupun

form kualifikasi elektronik diaplikasi SPSE yang disampaikan oleh penyedia,

persyaratan yang lengkap, dan sesuai dinyatakan lulus. Kemudian dilanjutkan

dengan sistem nilai dengan cara memberikan bobot tertentu terhadap unsur-unsur

yang ditetapkan dalam dokumen kualifikasi. Evaluasi persyaratan teknis

menghasilkan calon daftar pendek (short list).

3.2. Pelaksanaan Evaluasi Kualifikasi

3.2.1. Tahapan penilaian kualifikasi

Urutan proses penilaian kualifikasi dapat dilihat pada gambar 1 untuk pengadaan

barang/konstruksi/jasa lainnya, sedang gambar 2 untuk pengadaan jasa konsultansi

dibawah ini.

Page 43: PP 06_2

Gambar 1. Evaluasi kualifikasi untuk pemilihan penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya

Page 44: PP 06_2

Gambar 2. Evaluasi kualifikasi untuk pemilihan penyedia jasa konsultansi badan dan perorangan

Seleksi Gagal

Page 45: PP 06_2

3.2.1. Cara Menghitung dan Melakukan Evaluasi A. Sistem manual 1. Evaluasi kualifikasi persyaratan administrasi

Evaluasi administrasi dilakukan dengan cara memeriksa apakah peserta lelang/seleksi

memiliki seluruh unsur yang menjadi persyaratan. Apabila terdapat satu atau lebih

persyaratan yang tidak dimiliki maka peserta lelang/seleksi akan dinyatakan gugur.

1. Evaluasi kualifikasi administrasi dilakukan dengan memeriksa form isian

kualifikasi/tabel kualifikasi dengan menyatakan sesuai atau tidak sesuai dengan

persyaratan kualifikasi yang ditetapkan dalam dokumen kualifikasi.

2. Evaluasi kualifikasi pada pascakualifikasi dilakukan terhadap penyedia yang masuk

dalam daftar calon pemenang, cadangan 1 dan 2 (jika ada).

3. Langkah – langkah detail melakukan evaluasi kualifikasi sebagai berikut :

a. Pakta Integritas, form isian kualifikasi dan surat pernyataan.

Untuk sistem manual dengan cara memeriksa ada/tidak adanya persyaratan

tersebut dan penandatangan harus pihak yang memiliki kapasitas mewakili

penyedia dengan melihat daftar direksi/komisaris di fom isian, serta surat kusa

(jika dikuasakan).

Untuk sistem eproc sesuai Perka LKPP No. 18/2012, jika sudah mengirim data

kualifikasi secara elektronik artinya sudah menyetujui pernyataan tersebut. Jadi

tidak perlu diminta lagi pakta integritas, form isian dan surat pernyataan.

Memeriksa dan memastikan penyedia tidak masuk daftar hitam, baik badan

usaha dan pengurus, dengan melihat di

www.inaproc.lkpp.go.id/y3/daftar_hitam atau di LSPSE setiap K/L/D/I.

Jika persyaratan tersebut ada dan tidak ditemukan data masuk daftar hitam,

maka dinyatakan lulus. Jika persyaratan tidak ada atau ditemukan data masuk

daftar hitam, maka gugur.

b. Data administrasi.

Dengan cara memeriksa domisili (alamat) penyedia. Jika ada dinyatakan lulus, jika

tidak ada dinyatakan gugur.

c. Landasan hukum pendirian perusahaan.

Baik untuk sistem manual dan eproc dengan cara memeriksa landasan hukum

pendirian perusahaan atau data akte pendirian. Jika ada dinyatakan lulus, jika tidak

ada dinyatakan gugur.

Page 46: PP 06_2

d. Pengurus badan usaha (direksi). Baik untuk sistem manual dan eproc, dengan cara memeriksa kelengkapan data

pengurus badan usaha atau daftar direksi perusahaan.

Melakukan pemeriksaan silang (cross check) dengan data kualifikasi penyedia

lain yang menjadi peserta, untuk memastikan tidak ada pengurus ganda (menjadi

direksi di penyedia lainnya).

Jika ada daftarnya dan tidak ada direksi yang menjadi pengurus ganda, maka

dinyatakan lulus. Jika tidak ada daftarnya atau tidak menjadi pengurus ganda,

maka dinyatakan gugur.

e. Ijin usaha yang dimiliki.

Baik untuk sistem manual dan eproc, dengan cara memeriksa kesesuaian ijin

usaha yang dimiliki dan masih berlaku untuk melihat klasifikasi usaha (bidang dan

subbidang) dan kualifikasi (kecil dan non kecil (menengah/besar)). Jika sesuai

dinyatakan lulus, jika tidak sesuai dinyatakan gugur.

f. Susunan kepemilikan saham.

Baik untuk sistem manual dan eproc, dengan cara memeriksa kelengkapan data

pemilik saham (komisaris). Jika ada dinyatakan lulus, jika tidak ada dinyatakan

gugur.

Melakukan pemeriksaan silang (cross check) dengan data kualifikasi penyedia

lain yang menjadi peserta, untuk memastikan tidak ada kepemilikan ganda yaitu

lebih dari 50 % pemegang saham.

Jika ada daftar komisaris dan tidak ada kepemilikan ganda maka dinyatakan

lulus, jika tidak ada daftarnya atau ditemukan kepemilikan ganda maka

dinyatakan gugur.

g. Kewajiban Perpajakan

Baik untuk sistem manual dan eproc, dengan cara memeriksa kewajiban

perpajakan antara lain NPWP, Laporan Tahunan dan 3 bulan terakhir. Jika ada dan

sesuai dengan mengisi nomor dan tanggal laporan pajak dinyatakan lulus, jika

tidak ada dinyatakan gugur. Contoh pengadaan alat pengolah data (komputer): di

dokumen kualifikasi ditetapkan penyedia wajib memiliki laporan pajak tahunan

2011, laporan pajak 3 bulan terakhir yaitu bulan Nopember dan Desember 2012,

serta Januari 2013. Jika pada tabel kualifikasi penyedia sudah mengisi nomor dan

Page 47: PP 06_2

tanggal laporan pajak maka dinyatakan lulus, jika tidak ada data maka dinyatakan

gugur.

h. Data personalia (tenaga ahli tetap badan usaha).

Memeriksa daftar tenaga ahli tetap yang dimiliki dibandingkan dengan kebutuhan

tenaga ahli dalam KAK. Contoh pengadaan jasa konsultan MK, membutuhkan 4

orang tenaga ahli yang terdiri :

1 orang team leader (ahli arsitektur), pendidikan S2.

1 orang ahli arsitektur, pendidikan S1.

1 orang ahli struktur/sipil pendidikan S1; dan

1 orang ahli mekanikal dan elektrikal, pendidikan S1.

Jika penyedia memiliki minimal 1 orang tenaga ahli yang sesuai dinyatakan lulus,

jika tidak memiliki sama sekali maka dinyatakan gugur.

i. Data fasilitas/peralatan/perlengkapan pendukung.

Dengan cara memeriksa daftar peralatan yang dimiliki dibandingkan dengan

peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan yang ditentukan dalam

KAK. Jika penyedia memiliki minimal 1 peralatan yang dibutuhkan maka

dinyatakan lulus, jika tidak maka dinyatakan gugur.

Contoh pada pekerjaan konstruksi (fisik) pembangunan gedung membutuhkan 5

unit dump truck dengan kapasitas 5 M3 yang masih berfungsi baik. Dalam form

isian kualifikasi penyedia menyampaikan memiliki 1 mobil dump truck dengan bukti

kepemilikan berupa BPKB, maka dinyatakan lulus.

j. Data pengalaman yang sejenis 10 tahun terakhir.

Dengan cara memeriksa daftar pengalaman sejenis yang sesuai dengan bidang

dan sub bidang pekerjaan yang sedang dikompetisikan. Jika tidak sesuai dengan

bidang/sub bidang tidak dihitung (dianggap tidak ada).

Untuk pekerjaan konstruksi/jasa lainnya digunakan untuk menghitung nilai

kemampuan dasar (KD) dan menentukan jumlah paket terbanyak yang ditangani

pada saat bersamaan (N) (digunakan pada perhitungan SKP).

Nilai KD dihitung seperti contoh bab II, jika memenuhi nilai KD maka dinyatakan

lulus, jika tidak memenuhi KD, maka dinyatakan gugur.

Untuk pekerjaan konsultan untuk menghitung bobot pada persyaratan teknis.

Jika memiliki pengalaman sejenis dinyatakan lulus, jka tidak memiliki dinyatakan

gugur.

Page 48: PP 06_2

Penyedia konsultan yang lulus evaluasi administrasi, dilanjutkan ke evaluasi

teknis.

k. Pekerjaan dalam 4 tahun terakhir.

Dengan cara memeriksa daftar pekerjaan yang pernah dikerjakan dalam 4 tahun

terakhir (khusus penyedia yang berdiri lebih dari 4 tahun). Jika ada dinyatakan

lulus, jika tidak ada dinyatakan gugur. Khusus penyedia yang berdiri kurang dari 3

tahun tidak wajib memiliki pengalaman.

l. Data pekerjaan yang sedang dilaksanakan.

Khusus pekerjaan konstruksi dan jasa lainnya, dengan memeriksa daftar pekerjaan

atau kontrak yang sedang dilaksanakan, kemudian dihitung nilai sisa kemampuan

paket (SKP) seperti contoh Bab II.

m. Syarat lainya (jika ada).

4. Hasil penilaian kualifikasi administrasi diatas, dicatat ke dalam kertas kerja dibawah

ini.

Berikut ini diberikan 2 contoh evaluasi administrasi :

1. Pekerjaan pengadaan alat pengolah data dengan pascakualifikasi; dan

2. Pekerjaan konsultan Manajemen Konstruksi (MK) dengan prakualifikasi

Contoh 1. Hasil Evaluasi kualifikasi dengan Pascakualifikasi Pengadaan alat pengolah data (Personal komputer, laptop dll) dengan nilai HPS : Rp.

245.000.000 di suatu lembaga pemerintah non kementrian dengan metode lelang

sederhana pascakualifikasi. Diumumkan tanggal 27 Pebuari 2013, Pemasukan

penawaran tanggal 8 Maret 2013, ada 5 penawaran yang masuk. Dari 5 penawaran yang

masuk, 2 gugur dievaluasi harga karena penawaran melebihi HPS, ada 3 penyedia yang

lulus evaluasi harga dan penawaran ketiga penyedia tersebut di bawah HPS. Pada

tanggal 11 Maret 2013, POKJA ULP/Panitia Pengadaan melanjutkan ke evaluasi

kualifikasi sesuai dengan persyaratan kualifikasi yang sudah ditetapkan dalam dokumen

kualifikasi. No Unsur Kriteria Hasil Evaluasi

PT. CMU CV.PC CV.BGI

1 Pakta Integritas Menyampaikan pakta integritas

√ √ √

2 Formulir isian Secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani

√ √ √

Page 49: PP 06_2

kualifikasi kontrak

3 Pernyatan tertulis calon penyedia

Surat Pernyataan Bukan pegawai K/L/D/I (PNS)

√ √ √

Menyatakan bahwa tidak sedang menjalani sanki pidana

√ √ √

Menyatakan bahwa tidak sedang dan tidak akan terlibat pertentangan kepentingan dengan para pihak baik langsung maupun tidak langsung

√ √ √

Menyatakan bahwa tidak masuk dalam daftar hitam, tidak dalam pengawsan pengadilan, tidak pailit dan kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan.

√ √ √

Menyatakan bahwa salah satu dan/atau semua pengurus tidak masuk dalam daftar hitam

√ √ √

4 Data administrasi Nama (badan usaha), Status (pusat/cabang), Alamat penyedia

√ √ √

5 Landasan hukum pendirian perusahaan

Mengisi data akte pendirian perusahaan antara lain : nomor akte pendirian, tanggal, nama notaris dan nomor pengesahan

√ √ √

6 Pengurus badan usaha

Mengisi data pengurus perusahan (direksi)

√ √ √

7 Ijin Usaha yang dimiliki

Memiliki SIUP Komputer, kualifikasi kecil

√ √ √

8 Susunan kepemilikan saham

Mengisi data susunan kepemilikan saham

√ √ √

9 Kewajiban perpajakan

Mempunyai NPWP √ √ √

Laporan tahunan 2011 √ √ √

Laporan bulanan (Nopember dan desember 2012, Januari 2013)

√ √ √

Page 50: PP 06_2

1) PPh 21

2) PPh 23

3) PPh pasal 25/29

4) PPN

10 Kemampuan menyediakan teknisi

Mempunyai tenaga teknisi sesuai kebutuhan minimal

√ √ √

11 Pekerjaan dalam 4 terakhir

Paling sedikit ada 1 pekerjaan

√ √ √

Kesimpulan Lulus Lulus Lulus

Page 51: PP 06_2

Contoh 2. Evaluasi kualifikasi pengadaan jasa konsultan MK dengan prakualifikasi Nama Paket : Pekerjaan konsultan Manajemen Konstruksi (MK) pekerjaaan pembangunan gedung kantor Kementrian di Jakarta Nilai HPS : Rp. 463.000.000 Tanggal Evaluasi : 8 April 2013

No Unsur Kriteria Hasil Evaluasi

PT. PD PT. YK

PT. AA

PT. UTC

PT. GM

PT. IK PT. WCB

PT. IU PT. PKP

PT. TAG

1 Pakta Integritas Menyampaikan pakta integritas √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

2 Formulir isian kualifikasi

Secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani kontrak

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √

3 Pernyatan tertulis calon penyedia

Surat Pernyataan Bukan pegawai K/L/D/I

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Menyatakan bahwa tidak sedang menjalani sanki pidana

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Menyatakan bahwa tidak sedang dan tidak akan terlibat pertentangan kepentingan dengan para pihak baik langsung maupun tidak langsung

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Menyatakan bahwa tidak masuk dalam daftar hitam, tidak dalam pengawsan pengadilan, tidak pailit dan kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Menyatakan bahwa salah satu dan/atau semua pengurus tidak

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Page 52: PP 06_2

masuk dalam daftar hitam

4 Data administrasi

Domisili perusahaan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

5 Landasan hukum pendirian perusahaan

Mengisi data akte pendirian perusahaan antara lain : nomor akte pendirian, tanggal, nama notaris dan nomor pengesahan

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √

6 Pengurus badan usaha

Mengisi data pengurus perusahan (direksi)

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √

7 Ijin Usaha yang dimiliki

SBU dan SIUJK bidang konsultan lainnnya sub bidang Manajemen proyek yang berhubungan dengan konstruksi (MK)

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √

8 Susunan kepemilikan saham

Mengisi data susunan kepemilikan saham

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √

10 Kewajiban perpajakan

Mempunyai NPWP √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Laporan tahunan 2011 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Laporan bulanan (Desember 2012, Januari , Februari2013)

1) PPh 21

2) PPh 23

3) PPh pasal 25/29

4) PPN

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Page 53: PP 06_2

11 Kemampuan menyediakan tenaga ahli

Mempunyai tenaga ahli minimal 1 orang sesuai kebutuhan

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √

12 Kemampuan menyediakan fasilitas

Mempunyai fasilitas sesuai kebutuhan

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √

13 Data pengalaman sejenis

Mempunyai data pengalaman sejenis dalam 10 tahun terakhir

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √

14 Pekerjaan dalam 4 terakhir

Paling sedikit ada 1 pekerjaan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Kesimpulan Lulus Lulus Lulus Lulus Lulus Lulus Lulus Lulus Lulus

Lulus

Keterangan √ = sesuai - = tidak sesuai

Page 54: PP 06_2

ya

5. Hasil evaluasi kualifikasi yang dilakukan secara manual, kemudian

dimasukkan/diinput ke dalam sistem eproc dengan cara mencentang (√) pada nama

penyedia yang dinyatakan lulus, untuk penyedia yang dinyatakan tidak lulus

diberikan alasannya.

6. Pada contoh pekerjaan konsultan diatas ada 10 penyedia jasa konsultan MK yang

menyampaikan form isian kualifikasi secara elektronik (tabel kualifikasi) dan hasil

evaluasi semuanya lulus evaluasi kualifikasi. selanjutnya dilakukan evaluasi

persyaratan teknis dengan cara memberikan nilai (bobot) pada unsur teknis yang

dipersyaratkan, sesuai ketentuan dalam dokumen kualifikasi.

2. Evaluasi kualifikasi persyaratan teknis

Evaluasi persyaratan teknis hanya dilakukan pada pemilihan penyedia jasa konsultansi

badan usaha dengan kriteria :

No Kriteria Bobot 1 Pengalaman sejenis 40 – 55% 2 Kesesuaian nilai pekerjaan

sejenis 35 – 45%

3 Pengalaman dilokasi yang sama 5-15% 4 Domisili perusahaan induk 5%

Contoh :

Paket pekerjaan konsultan Manajemen Konstruksi (MK) Gedung Kantor di suatu

kementrian Pusat dengan nilai HPS Rp. 463.000.000 (Empat ratus enam puluh tiga juta

rupiah), lokasi di Kota Depok, Jawa Barat.

Dari keterangan diatas sesuai dengan permen PU No. 8/2011 untuk pekerjaan MK

dengan masuk pada bidang pekerjaan : jasa konsultan lainnya, sub bidang : Jasa manajemen proyek terkait konstruksi bangunan. Jadi bidang/sub bidang yang

dihitung sebagai pengalaman sejenis setiap penyedia adalah yang sesuai dengan bidang dan subbidang tersebut, sedangkan pengalaman penyedia dibidang yang

lainnya tidak dihitung.

1. Pengalaman pada pekerjaan sejenis dengan bobot 40 % (dari dok kulifikasi)

Langkah-langkah detail melakukan evaluasi pengalaman sejenis :

a. Menghitung jumlah pengalaman yang sesuai bidang dan subbidang pekerjaan

pada setiap penawaran yang masuk, pengalaman yang tidak sesuai

Page 55: PP 06_2

ya

bidang/subbidang tidak dihitung. Hasil perhitungan dimasukkan kedalam kertas

kerja.

b. Menentukan jumlah pengalaman sejenis yang tertinggi yang akan menjadi

pembanding pengalaman sejenis penyedia yang lain

c. Menghitung nilai pengalaman (NP) setiap penyedia dengan rumus dibawah ini.

Rumusan penghitungan sebagai berikut:

NPX = PPX = Bobot

Keterangan:

X = Nama perusahaan peserta kualifikasi NP = Nilai Pengalaman JPP = Jumah Pengalaman Perusahaan Contoh Perhitungan :

Jumlah Pengalam sejenis PT. PD : 36 Paket

Jumlah Pengalaman sejenis tertinggi diantara peserta seleksi adalah PT. YK

sebanyak 57 paket

Maka nilai pengalaman (NP) PT. PD = (36/57) x 100 x 40 % = 25

d. Dengan cara yang sama dapat dihitung untuk penyedia yang lain, kemudian hasil

perhitungan dimasukkan dalam kertas kerja di bawah ini.

No Nama

Penyedia Jumlah Paket Pengalaman

Sejenis

Bobot (40 %)

Nilai Pengalaman

1 PT. PD 36 40 % 25 2 PT. YK 57 40 % 40 3 PT. AA 56 40 % 39 4 PT. UTC 20 40 % 14 5 PT. GM 18 40 % 13 6 PT. IK 36 40 % 25 7 PT. WCB 30 40 % 21 8 PT. IU 3 40 % 2 9 PT. PKP 9 40 % 6

10 PT. TAG 4 40 % 3

2. Kesesuaian besaran nilai pekerjaan sejenis yang pernah diselesaikan dengan nilai pekerjaan yang akan dikompetisikan, dihitung berdasarkan nilai kontrak tertinggi dengan bobot 45 % (dari dok kualifikasi)

Langkah-langkah detail melakukan evaluasi Nilai Kesesuaian pekerjaan sejenis :

Page 56: PP 06_2

ya

a. Menghitung nilai kontrak pekerjaan sejenis yang pernah diperoleh pada setiap

penawaran yang masuk, nilai kontrak yang tidak sejenis tidak dihitung. Hasil

perhitungan dimasukkan kedalam kertas kerja.

b. Menentukan nilai kontrak pekerjaan sejenis tertinggi yang akan menjadi

pembanding bagi penyedia yang lain

c. Menghitung nilai kesesuaian pekerjaan sejenis (NKPS) setiap penyedia dengan

rumus dibawah ini.

1) Untuk nilai kontrak tertinggi lebih besar atau sama dengan HPS.

1. 푁퐾푃푆 = (퐵표푏표푡 × 100) 2.

2) Untuk nilai kontrak kurang dari HPS. 3. 푁퐾푃푆 = × 100 × 퐵표푏표푡

Keterangan : NKPS = Nilai Kesesuaian Pekerjaan Sejenis

Contoh Perhitungan :

Dari data NPT semua penyedia memiliki nilai kontrak diatas HPS paket yang

sedang dikompetisikan maka NKPS dihitung:

NKPS PT. PD = (45 % x 100 ) = 45

d. Dengan cara yang sama dapat dihitung untuk penyedia yang lain, kemudian hasil

perhitungan dimasukkan dalam kertas kerja di bawah ini.

Nilai HPS : Rp. 463.000.000 No Nama Penyedia NPT Bobot ( 45 %) NKPS

1 PT. PD 19.166.400.00

0 45% 45 2 PT. YK 6.132.503.000 45% 45 3 PT. AA 6.108.190.000 45% 45 4 PT. UTC 3.430.000.000 45% 45 5 PT. GM 2.105.405.000 45% 45 6 PT. IK 6.491.210.000 45% 45 7 PT. WCB 2.790.480.000 45% 45 8 PT. IU 615.470.000 45% 45 9 PT. PKP 884.000.000 45% 45 10 PT. TAG 650.000.000 45% 45

Page 57: PP 06_2

ya

3. Pengalaman Pekerjaan pada lokasi yang sama pada tingkat Kabupaten/Kota dengan bobot 10% (dari dokumen kualifikasi)

Langkah-langkah detail melakukan evaluasi Nilai Pengalaman di Lokasi (NPL) :

a. Menghitung jumlah paket pekerjaan sejenis yang pernah diperoleh dilokasi yang

sama dengan lokasi pekerjaan yang sedang dikompetisikan pada setiap

penawaran yang masuk, jika dilokasi yang berbeda maka tidak dihitung. Hasil

perhitungan dimasukkan kedalam kertas kerja.

b. Menentukan jumlah pengalaman dilokasi yang sama tertinggi yang akan

menjadi pembanding bagi penyedia yang lain

c. Menghitung nilai pengalaman sejenis dilokasi (NPL) setiap penyedia dengan

rumus dibawah ini.

Rumusan penghitungan sebagai berikut:

푁푃퐿푋 =퐽푃푃퐿푋

퐽푃푃퐿푇푒푟푡푖푛푔푔푖× 100× 퐵표푏표푡푆푢푏푈푛푠푢푟

Keterangan:

X = Nama perusahaan NPL = Nilai Pengalaman di Lokasi

JPPL = Jumlah Pengalaman Perusahaan di Lokasi

Contoh Perhitungan :

Pengalaman dilokasi yang sama PT. PD = 15 paket

Pengalaman dilokasi yang sama tertinggi diantara peserta seleksi adalah PT. YK

sebanyak 33 Paket

maka NPL PT. PD = (15/33) x 100 x 10 % = 5

d. Dengan cara yang sama dapat dihitung untuk penyedia yang lain, kemudian hasil

perhitungan dimasukkan dalam kertas kerja di bawah ini.

No Nama

Penyedia Jumlah Paket

Pengalaman Sejenis Pada Kabupaten/Kota

Bobot (10 %)

Nilai Pengalaman Sejenis pada

Kabupaten/Kota (NPL)

1 PT. PD 15 10% 5 2 PT. YK 33 10% 10 3 PT. AA 32 10% 10 4 PT. UTC 13 10% 4 5 PT. GM 8 10% 2 6 PT. IK 8 10% 2 7 PT. WCB 19 10% 6

Page 58: PP 06_2

ya

8 PT. IU 0 10% 0 9 PT. PKP 7 10% 2

10 PT. TAG 4 10% 1

3. Domisili Perusahaan Induk (tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota, kecuali Provinsi DKI

Jakarta) dengan bobot 5 % ( dari dok kualifikasi).

Langkah-langkah detail melakukan evaluasi Nilai Pengalaman di Lokasi (NPL) :

a. Memeriksa domisili (alamat) penyedia di data administrasi dalam form isian

kualifikasi.

b. Membandingkan dengan lokasi pekerjaan yang sedang dikompetesikan, jika

domisli perusahan induk di Provinsi yang sama dapat nilai penuh (100), jika di

provinsi yang berbeda dapat nilai nol.

Contoh perhitungan :

Domisili pekerjaan yang sedang : Jakarta Selatan, DKI Jakarta

PT. PD memiliki domisili perusahaan induk di DKI Jakarta

Maka PT. PD memperoleh nilai : 0 Sedangkan PT. IU memperoleh nilai : 100 x 5 % = 5

Dengan cara yang dapat dihitung untuk penyedia yang lain, hasil perhitungan c. Dengan cara yang dapat dihitung untuk penyedia yang lain, hasil perhitungan

dimasukkan ke dalam kertas kerja dibawah ini.

No Nama Penyedia Domisili Perusahaan Induk

Bobot (5 %)

Nilai Domisili (Bobot x 100)

1 PT. PD DKI Jakarta 5% 0 2 PT. YK DKI Jakarta 5% 0 3 PT. AA DKI Jakarta 5% 0 4 PT. UTC DKI Jakarta 5% 0 5 PT. GM DKI Jakarta 5% 0 6 PT. IK Bandung 5% 0 7 PT. WCB DKI Jakarta 5% 0 8 PT. IU Depok 5% 5 9 PT. PKP DKI Jakarta 5% 0

10 PT. TAG DKI Jakarta 5% 0

4. Jumlah bobot 1, 2, 3, dan 4 sama dengan 100%

Langkah-langkah detail melakukan merekapituasi nilai persyaratan teknis :

a. Hasil penilaian persyaratan teknis diatas digabungkan untuk memperoleh nilai

total.

Page 59: PP 06_2

ya

Contoh Perhitungan :

Untuk penyedia PT. YK

Nilai pengalaman sejenis (NP) : 40

NKPS : 45

Pengalaman dilokasi yg sama (NPL) : 10

Domisili perusahaan : 0

Maka nilai total PT. YK = NP + NKPS + NPL + Nilai Domisili = 40 + 45 + 10 + 0 = 95

b. Dengan cara yang sama dapat dihitung untuk penyedia yang lain, hasil

perhitungan dimasukkan ke dalam kertas kerja dibawah ini.

c. Hasil perhitungan diurutkan dari nilai tertinggi sampai terendah kemudian

diberikan peringkat I,II, II dan seterusnya sesuai jumlah penyedia.

No Nama

Perusahaan

Pengalamanan sejenis

(NP)

Nilai kesesuaia

n pekerjaan

sejenis (NKPS)

Pengalaman dilokasi

yang sama (NPL)

Nilai Domisil

i

Total nilai

Peringkat

1 PT. YK 40 45 10 0 95 I 2 PT. AA 39 45 10 0 94 II 5 PT. IK 25 45 2 5 77 III 3 PT. PD 25 45 5 0 75 IV 4 PT. WCB 21 45 6 0 72 V 6 PT. UTC 14 45 4 0 63 VI 7 PT. GM 13 45 2 0 60 VII 8 PT. PKP 6 45 2 0 53 VIII 9 PT. TAG 3 45 1 0 49 IX

10 PT. IU 2 45 0 0 47 X

Penyedia yang dinyatakan masuk dalam daftar urutan pendek (short list), kemudian

diundang untuk pembuktian kualifikasi. jika penyedia yang bersangkutan dapat

membuktikan maka dinyatakan lulus, jika tidak dapat membuktikan dinyatakan gugur.

Hasil evaluasi kualifikasi yang dilakukan secara manual, kemudian dimasukkan/dinput

ke dalam sistem eproc dengan cara mencentang (√) pada nama penyedia diserta nilai

(bobot) yang diperoleh, untuk penyedia yang dinyatakan tidak lulus (tidak masuk short

list) diberikan alasannya.

Page 60: PP 06_2

ya

Sistem eproc

Pada tahap evaluasi dokumen kualifikasi dan pembuktian kualifikasi Pokja ULP/Panitia

Pengadaan mulai mengisi form evaluasi kualifikasi pada SPSE

Gambar 5. Halaman evaluasi kualifikasi

Untuk mengisi form isian kualifikasi, klik nama perusahaan, maka Pokja ULP/Panitia Pengadaan akan diarahkan ke halaman checklist evaluasi kualifikasi.

itia

Gambar 6. Halaman evaluasi kualifikasi Untuk memeriksa apakah data kualifikasi yang dikirimkan oleh penyedia barang/jasa

sesuai dengan syarat kualifikasi yang dibuat oleh Pokja ULP/Panitia Pengadaan, klik link

Page 61: PP 06_2

ya

“ lihat data kualifikasi”. Selanjutnya akan tampil window baru dimana data kualifikasi yang

dikirimkan oleh penyedia dapat dilihat oleh Pokja ULP/Panitia Pengadaan.

Jika data kualifikasi sesuai dengan syarat kualifikasi yang dibuat oleh Pokja

ULP/Panitia Pengadaan, maka Panitia Pengadaan memberikan centang pada

formulir check list kualifikasi. Jika semua syarat kualifikasi terpenuhi maka pada

kolom lulus akan muncul tanda “√” yang berarti peserta tersebut lulus evaluasi

kualifikasi

Jika data yang dikirimkan oleh penyedia barang/jasa tidak sesuai dengan syarat

kualifikasi yang dibuat oleh Pokja ULP/Panitia Pengadaan, maka form check list

kualifikasi dikosongkan. Sehingga pada halaman evaluasi kualifikasi, pada bagian

kolom lulus tidak muncul centang “ √” atau kosong, dimana artinya peserta

tersebut tidak lulus evaluasi kualifikasi. Jika penyedia barang/jasa tidak lulus

evaluasi kualifikasi, maka Pokja ULP/Panitia Pengadaan wajib mengisikan kolom

keterangan untuk alasan mengapa penyedia tersebut lulus evaluasi.

Klik tombol jika telah mengisi check list peserta dan dilanjutkan untuk

mengevaluasi data kualifikasi peserta lainnya dengan melakukan prosedur yang

sama. Jika semua data kualifikasi peserta telah selesai dievaluasi klik tombol .

Jika data evaluasi kualifikasi sudah disimpan, namun terjadi kesalahan dalam

melakukan evaluasi, data tersebut masih dapat diubah selama tahap evaluasi

kualifikasi belum selesai. Ubah data tersebut dengan klik nama peserta, lalu lakukan

prosedur evaluasi.

Untuk undangan pembuktian kualifikasi dapat dikirimkan oleh Pokja ULP/Panitia

Pengadaan melalui menu berita di aplikasi SPSE. Tampilan undangan pembuktian

kualifikasi dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Page 62: PP 06_2

ya

Gambar 7. Undangan pembuktian kualifikasi

3.3. Pembuktian dan Klarifikasi Dokumen Kualifikasi Langkah – langkah melakukan pembuktian kualifikasi:

1. Pokja ULP/Panitia Pengadaan mengundang penyedia yang lulus evaluasi kualifikasi

untuk pembuktian kualifikasi, dengan ketentuan sbb :

untuk sistem pascakualifikasi dilakukan terhadap calon pemenang, cadangan

pemenang 1 dan 2 (jika ada).

2. Untuk sistem prakualifikasi dilakukan terhadap penyedia lulus evaluasi kualifikasi.

3. Untuk pekerjaan konsultan badan usaha dengan prakualifikasi, pembuktian kualifikasi

dilakukan terhadap penyedia yang masuk daftar pendek (short list)

Undangan yang disampaikan tidak boleh dilakukan secara mendadak, untuk sistem

manual undangan dikirimkan ke alamat penyedia via email, fax atau surat, sedangkan

untuk sistem eproc dilakukan melalui SPSE.

4. Pembuktian kualifikasi dilakukan dengan cara melihat keaslian dokumen dan meminta

salinannya.

5. Meminta penyedia menunjukkan dokumen asli antara lain :

d. Akte pendirian perusahaan/Anggaran dasar koperasi beserta perubahannya (jika ada), Surat pengangkatan kepala cabang (jika perusahan cabang), Surat perjanjian Kerjasama operasi (jika KSO) kepada Pokja ULP/Panitia Pengadaan

Dari akte pendirian perusahaan diperoleh informasi :

Daftar pengurus badan usaha (direksi)

Daftar Kepemilikan saham (komisaris)

Page 63: PP 06_2

ya

Tanggal pendirian perusahaan.

Dari surat kuasa direktur kepada pegawai tetap/surat pengangkatan sebagai

kepala cabang perusahaan/Surat perjanjian KSO di peroleh informasi pihak yang

berwenang mewakili perusahaan.

Dari data tersebut, Pokja ULP/Panitia Pengadaan dapat melakukan pemeriksaan

ulang (recheck) terhadap :

1. Pihak yang memiliki kapasitas untuk mewakili penyedia, jika namanya ada

dalam akte pendirian perusahaan/Surat kuasa/SK kepala cabang maka

dinyatakan lulus, jika tidak ada maka dinyatakan gugur.

2. Kesesuaian antara data direksi dan komisaris di form isian kualifikasi dengan

data direksi dan komisaris di akte pendirian perusahaan, jika datanya sama

maka dinyatakan lulus, jika tidak sama maka dinyatakan gugur.

3. Tanggal pendirian perusahaan untuk melihat apakah perusahaan baru berdiri

? atau sudah lama ?, jika perusahaan baru dibawah 3 tahun maka tidak wajib

memiliki pengalaman, jika berdiri lebih dari 4 tahun maka wajib memiliki

minimal 1 pengalaman.

4. Melakukan pembuktian kualifikasi silang dengan akte pendirian penyedia yang

lain untuk memastikan tidak ada pengurus ganda (direksi) dan kepemilikan

ganda (komisaris)

5. Jika ditemukan ada pengurus ganda dan kepemilikan ganda maka kedua/lebih

penyedia tersebut dinyatakan gugur.

e. Surat ijin usaha (SIUP/SIUJK/ITUP dan lain-lain) kepada Pokja ULP/Panitia

Pengadaan untuk melihat kualifikasi (bidang/sub bidang usaha) dan klasifikasi

penyedia (kecil/non kecil).

Misalnya paket yang sedang dilelang/seleksi adalah

1. Alat pengolah data (komputer) dengan nilai paket Rp. 245.000.000,-,(Dua ratus

empat puluh lima juta rupiah) maka penyedia wajib memiliki SIUP bidang komputer kualifikasi kecil yang masih berlaku karena nilai paket dibawah RP. 2,5 miliar. Jika memiliki surat ijin usaha sesuai yang dipersyaratkan maka

dinyatakan lulus, jika tidak dinyatakan gugur.

2. Konsultansi manajemen konstruksi (MK) dengan nilai paket Rp. 463.000.000,-,

maka penyedia wajib memiliki SIUJK bidang konsultansi lainnya, Subbidang

Manajemen proyek terkait konstruksi bangunan (MK) yang masih berlaku,

khusus pekerjaan konsultansi tidak ada pembatasan kualifikasi kecil dan non

Page 64: PP 06_2

ya

kecil, artinya semua kualifikasi bisa ikut seleksi. Jika memiliki ijin usaha yang

sesuai maka dinyatakan lulus, jika tidak dinyatakan gugur.

f. Surat Domisili Penyedia yang dikeluarkan oleh kelurahan setempat untuk

melihat alamat resmi penyedia, jika sesuai dengan alamat dalam form isian

kualifikasi maka dinyatakan lulus, jika tidak sesuai form isian dinyatakan gugur.

g. NPWP, Surat Bukti Lapor pajak tahunan dan tiga bulan terakhir/Surat Keterangan Fiskal (SKF). Jika dapat menunjukkan NPWP dan bukti lapor pajak

asli maka dinyatakan lulus, jika tidak dapat menunjukkan makan dinyatakan

gugur.

h. Bukti kepemilikan peralatan/fasilitas/perlengkapan pendukung. Misalnya

BPKB, bukti pembelian/kuitansi/bukti sewa/Sertifikat Hak milik (SHM). Jika dapat

menunjukkan bukti kepemilikan/sewa maka dinyatakan lulus, jika tidak maka

dinyatakan gugur.

i. Daftar tenaga ahli tetap asli, dengan menunjukkan bukti Surat Pengangkatan

(SK)/bukti lapor pajak pph 21. Jika dapat menunjukkan maka dinyatakan lulus, jika

tidak dinyatakan gugur.

j. Surat perjanjian/kontrak yang pernah diperoleh dan yang sedang dikerjakan,

jika dapat menunjukkan bukti kontrak asli yang sesuai dengan form isian

kualifikasi maka dinyatakan lulus, jika tidak dapat menunjukkan dinyatakan gugur.

k. Surat dukungan bank (khusus pekerjaan konstruksi) yang dikeluarkan oleh

bank umum pemerintah/swasta. Jika dapat menunjukkan surat dukungan asli

maka dinyatakan lulus, jika tidak maka gugur.

l. Dokumen lainnya yang dipersyaratkan misalnya Sertifikat ISO 9000/14000/17025 dan Sertifikat K3/OHSAS, jika dapat menunjukkan Sertifikat

asli, maka dinyatakan lulus, jika tidak maka gugur.

m. Jika ditemukan dokumen yang diragukan keasliannya, maka Pokja ULP/Panitia

Pengadaan dapat melakukan klarifikasi ke lembaga penerbit surat tersebut.

Misalnya klarifikasi bukti laporan pajak ke kantor pajak terkait atau klarifikasi SIUP

ke dinas perdagangan dan perindustrian terkait.

n. Jika hasil klarifikasi ada pemalsuan data maka penyedia digugurkan.

6. Pokja ULP/Panitia Pengadaan menyimpan copy dokumen tersebut sebagai arsip

pembuktian kualifikasi.

Page 65: PP 06_2

ya

7. Hasil penilaian keaslian dokumen kualifikasi dicatat ke dalam kertas kerja yang telah

disiapkan dan dibuat berita acara pembuktian kualifikasi terhadap setiap penyedia

yang diundang untuk pembuktian kualifikasi.

8. Apabila hasil pembuktian kualifikasi ditemukan pemalsuan data, maka :

a. Penyedia tersebut digugurkan

b. Jaminan penawaran dicairkan dan setor ke kas negara/daerah (khusus

pengadaan barang/konstruksi/jasa lainnya pascakualifikasi).

c. Dimasukkan dalam daftar hitam (black list)

d. Dilaporkan ke pihak berwajib (kepolisian) atas perbuatan pemalsuan dokumen.

9. Apabila tidak hadir saat pembuktian kualifikasi maka peserta dinyatakan gugur.

10. Apabila tidak ada penyedia yang lulus pembuktian kualifikasi, untuk prakualifikasi

maka kualifikasi dinyatakan gagal, sedangkan untuk paskakualifikasi maka

pelelangan dinyatakan gagal.

3.3.1. Penyusunan berita acara hasil evaluasi dan pembuktian kualifikasi Berita acara hasil evaluasi dan pembuktian kualifikasi dibuat oleh Pokja ULP/Panitia Pengadaan dan merupakan kesimpulan dari Pokja ULP/Panitia Pengadaan atas

kelengkapan dan keaslian dokumen kualifikasi yang dimiliki oleh penyedia. Berita acara

ini perlu dibuat dan ditanda tangani oleh anggota Pokja ULP yang hadir dan penyedia

yang diundang untuk pembuktian kualifikasi.

Contoh format berita acara pembukaan penawaran dapat dilihat pada lampiran 1.

Page 66: PP 06_2

ya

BAB IV HASIL EVALUASI KUALIFIKASI

4.1. Penetapan Hasil Kualifikasi

1. Untuk Prakualifikasi

a. Semua peserta yang lulus pembuktian kualifikasi dimasukkan oleh Pokja

ULP/Panitia Pengadaan ke dalam peserta yang lulus kualifikasi

b. Apabila peserta yang lulus pembuktian kualifikasi kurang dari 3 (tiga) pada

pelelangan umum maka pelelangan dinyatakan gagal.

c. Khusus pekerjaan konsultansi badan usaha, dari penyedia yang lulus

kualifikasi hanya 5-7 penyedia yang dimasukkan dalam daftar urutan

pendek untuk seleksi umum dan 3-5 penyedia untuk seleksi sederhana.

d. Apabila peserta yang lulus pembuktian kualifikasi kurang dari 3 (tiga) untuk

seleksi sederhana dan 5 (lima) untuk seleksi umum maka seleksi

dinyatakan gagal.

2. Untuk sistem pascakualifikasi

a. Calon pemenang dan cadangan pemenang 1 dan 2 (jika ada) yang lulus

kualifikasi dimasukkan kedalam peserta yang lulus kualifikasi.

b. Jika calon pemenang tidak lulus kualifikasi maka digantikan oleh peringkat

berikutnya.

c. Apabila tidak ada peserta yang lulus kualifikasi maka pelelangan

dinyatakan gagal

4.2. Pengumuman Hasil Evaluasi Kualifikasi

Pokja ULP/Panitia Pengadaan memberitahukan/menyampaikan kepada seluruh

peserta kualifikasi dan mengumumkan hasil kualifikasi diwebsite K/L/D/I dan papan

pengumuman resmi untuk masyarakat yang memuat paling sedikit :

a. Nama dan nilai paket pekerjaan

b. Nama dan alamat peserta baik yang lulus maupun tidak lulus kualifikasi beserta

alasannya

c. NPWP (nomor pokok wajib pajak).

d. Nilai teknis kualifikasi dan peringkatnya (khusus pekerjaan konsultansi)

Format pengumuman hasil kualifikasi dapat dilihat pada lampiran 2.

Page 67: PP 06_2

ya

Sanggahan kualifikasi

Sanggahan hanya dapat dilakukan oleh penyedia mendaftar dan memasukkan form

isian kualifikasi. Penyedia yang tidak mendaftar dan memasukan form isian

kualifikasi tidak berhak mengajukan sanggahan.

Prinsipnya sama antara sistem non peroc dan eproc, bedanya pada sistem non

eproc peserta yang tidak puas atas hasil evaluasi kualifikasi dapat mengajukan

sanggahan ke Pokja ULP/Panitia Pengadaan secara manual (offline) dan Pokja

ULP/Panitia Pengadaan menjawab secara offline. Sedangkan untuk sistem eproc,

sanggahan dilakukan via aplikasi spse.

Prosedur sanggahan kualifikasi sebagai berikut :

a. Peserta seleksi dapat menyampaikan sanggahan secara tertulis atas

penetapan hasil kualifikasi kepada Pokja ULP/Panitia Pengadaan dalam waktu

5 (lima) hari untuk leleng/seleksi umum, dan 3 (tiga) untuk lelang/seleksi

sederhana setelah pengumuman hasil kualifikasi disertai bukti terjadinya

penyimpangan, dengan tembusan kepada PPK, PA/KPA dan APIP K/L/D/I

b. Sanggahan diajukan oleh peserta baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-

sama dengan peserta lain apabila terjadi penyimpangan prosedur meliputi:

Penyimpangan terhadap ketentuan dan prosedur yang diatur dalam

peraturan presiden ini dan yang telah ditetapkan dalam dokumen kualifikasi

Rekayasa tertentu sehingga menghalangi terjadinya persaiangan usaha

yang sehat; dan/atau

Penyalahgunaan wewenang oleh Pokja ULP /atau pejabat yang berwenang

lainnya

c. Pokja ULP/Panitia Pengadaan wajib memberikan jawaban tertulis atas nama

sanggaha kualifikasi selambat-lambatnya 5 (lima) hari untuk lelang/seleksi

umum atau 3 (tiga) hari untuk lelang/seleksi sederhana setelah menerima surat

sanggahan.

d. Apabila sanggahan dinyatakan benar maka Pokja ULP/Panitia Pengadaan

menyatakan proses kualifikasi gagal

e. Sanggahan yang disampaikan bukan kepada Pokja ULP/Panitia Pengadaan

atau disampaikan diluar masa sanggah, dianggap sebagai pengaduan dan

tetap harus ditindaklanjuti

f. Tidak ada sanggah banding dalam proses kualifikasi

Page 68: PP 06_2

ya

4.3. Penyusunan Berita Acara Hasil Evaluasi Kualifikasi

Setelah proses evaluasi kualifikasi selesai dilaksanakan, selanjutnya Pokja

ULP/Panitia Pengadaan harus menyusun berita acara hasil evaluasi kualifikasi. Berita

acara hasil evaluasi kualifikasi minimal berisi informasi :

a. Unsur-unsur yang dinilai.

b. Pelaksanaan pembuktian kualifikasi.

c. Klarifikasi dan/atau verifikasi yang dilakukan kepada penerbit dokumen bila hal

ini dilakukan.

d. Hasil pembuktian kualifikasi.

e. Hasil evaluasi kualifikasi, yaitu peserta yang lulus dan tidak lulus evaluasi

kualifikasi, termasuk alasan ketidaklulusan peserta.

f. Untuk jasa konsultansi, hasil kualifikasi diurutkan mulai dari nilai kualifikasi teknis

tertinggi dan mencantumkan nilai ambang batas kualifikasi teknis yang

dipersyaratkan.

Contoh format berita acara hasil evaluasi kualifikasi dapat dilihat pada lampiran 3.

Page 69: PP 06_2

ya

Lampiran 1. Contoh Format berita acara evaluasi kualifikasi

Berita Acara Evaluasi kualifikasi Nama Pekerjaan : ............................

No. ......................

Pada hari ini : ........; tanggal :............; Bulan ............; Tahun :..................; dimulai pukul ..........WIB, bertempat di ................, oleh Pokja ULP, telah diadakan Rapat untuk Penilaian Kualifikasi penyedia pada pekerjaan tersebut di atas.

Rapat dihadiri oleh : Pokja ULP/Panitia Pengadaan :

1. (Nama anggota pokja) 2. (Nama anggota pokja) 3. (Nama anggota pokja) Acara / hasil rapat :

1. Rapat dilaksanakan untuk menilai kualifikasi dengan cara memeriksa dan membandingkan data isian dan pernyataan yang bersangkutan dalam formulir isian penilaian kualifikasi terhadap pemenuhan persyaratan kualifikasi. Evaluasi dilakukan terhadap penyedia sebagai berikut :

2. No Nama Penyedia Hasil Evaluasi Keterangan

1 (lulus/tidak lulus) Alasannya :

2

3

3. Rekapitulasi hasil Penilaian Kualifikasi dapat dilihat pada Lampiran Berita Acara ini. 4. Penyedia yang lulus kualifikasi akan diundang untuk pembuktian kualifikasi. 5. Rapat Penilaian Kualifikasi ini ditutup oleh Ketua Panitia Pengadaan Barang dan Jasa

pada pukul .... WIB.

Demikian Berita Acara Evaluasi Kualifikasi ini dibuat dengan sebenar-benarnya.

Pokja ULP/Panitia Pengadaan

1. [nama ] : 1. ………………….......... 2. [nama ] : 2. …........………………… 3. [nama ] : 3. …………………......... Catatan : Berita acara dianggap sah minimal ditandatangani ½ dari jumlah anggota.

Page 70: PP 06_2

ya

Berdasarkan Berita acara evaluasi kualifikasi diatas di atas, hal-hal yang harus diperhatikan Pokja ULP/Panitia Pangadaan dalam menyusun Berita acara evaluasi kualifikasi ialah: 1. Kop surat

Kop surat merupakan kop surat dari Satuan Kerja Pokja ULP/Panitia Pengadaan yang sedangkan melakukan pelelangan/seleksi

2. Nama Paket pekerjaan Nama paket pekerjaan adalah nama pekerjaan yang sedang dikompetisikan

3. Nomor surat

Nomor surat adalah nomor persuratan pada organisasi Pokja ULP/Panitia Pengadaan, 4. Nomor, Tanggal, bulan dan tempat penandatanganan berita cara

Tanggal, , Tanggal, bulan dan tempat penanda tanganan Berita Acara evaluasi kualifikasi merupakan hal yang perlu diperhatikan karena berkaitan dengan aspek hukum berita acara itu sendiri. Dimana berdasarkan peraturan Perpres 54 tahun 2010 beserta perubahannya, Pokja ULP/Panitia Pengadaan harus melakukan evaluasi kualifikasi segera setelah pemasukan dokumen kualifikasi sesuai dengan pemilihan yang sudah dipublikasikan di SPSE.

5. Nama, Nomor Sk dan Tanggal SK pengangkatan Pokja ULP/Panitia Pengadaan.

Nama Pokja adalah nama pokja yang sedang melakukan proses pelelangan/seleksi yang diangkat sesuai dengan nomor surat dan tanggal pengangjatan oleh kepala Pokja ULP/Panitia Pengadaan.

6. Penyedia yang lulus dan tidak lulus kualifikasi serta alasannya

Penyedia yang lulus kualifikasi adalah penyedia yang dapat memenuhi semua persyaratan kualifikasi yang ditetapkan dalam dokumen kualifikasi. bagi penyedia yang tidak lulus diberi keterangan alasannya.

7. Penutupan rapat evaluasi kualifikasi

Penutupan rapat adalah waktu dimana rapat yang membahas pemeriksaan kelengkapan kualifikasi dinyatakan berakhir dan ditutup oleh Pokja ULP/Panitia Pengadaan di lokasi dan waktu pembuatan berita acara evaluasi kualifikasi.

8. Pokja ULP/penitia pengadaan

Pokja ULP/Panitia Pengadaan adalah tim yang melaksanan proses pemilihan yang diangkat sesuai SK Kepala Pokja ULP.

Page 71: PP 06_2

ya

Contoh Surat undangan pembuktian kualifikasi Jakarta , ...............2013 Nomor : ..................................... Perihal : Undangan Klarifikasi dan Pembuktian Kualifikasi. Lamp. : -

Kepada Yth : Direktur Utama PT/CV. ....................... Di Tempat

Dengan hormat, Berdasarkan hasil evaluasi kualifikasi nomor : .......................untuk paket

pekerjaan ......................di Satuan kerja ................... , maka dengan ini kami mengundang Saudara untuk menghadiri acara Klarifikasi dan Pembuktian Kualifikasi dengan ketentuan sbb :

1. Acara dilaksanakan pada :

Hari/Tanggal : ...................... Waktu : ....................... Tempat : .......................

2. Penyedia wajib membawa semua kelengkapan dokumen asli/dilegalisir oleh pihak berwenang dan foto copy dokumen rangkap 2 (dua).

3. Dokumen asli yang harus dibawa dan ditunjukkan kepada Pokja ULP/Panitia Pengadaan adalah : 1. Akte Pendirian Perusahaan/Anggaran dasar koperasi 2. Surat Pengangkatan Kepala Cabang (jika perusahaan cabang) 3. Surat Penjanjian KSO (jika perusahaan KSO) 4. Surat ijin usaha (SIUP/SIUJK/ITUP dll) 5. Surat Domilisi dari kelurahan setempat 6. NPWP, Bukti lapor pajak tahun dan 3 bulan terakhir/Surat

keterangan fiskal (SKF) 7. Bukti Kepemilikan fasilitas/peralatan (kuitansi/bpkb/stnk/bukti

sewa/SHM dll) 8. Daftar Tenaga ahli tetap 9. Surat kontrak/perjanjian yang pernah diperoleh 10. Surat Dukungan Bank (khusus konstruksi) 11. Syarat lainnya (jika ada)

4. Klarifikasi dan Pembuktian Kualifikasi dihadiri oleh direktur atau dapat

diwakilkan dengan membawa surat kuasa dari direktur perusahaan. Demikian untuk dimaklumi. Ketua Pokja ULP/Panitia

Pengadaan

(Nama)

Catatan : Undangan wajib disampaikan ke penyedia yang lulus kualifikasi Untuk sistem manual via email/fax/surat, untuk sistem eproc dengan upload di SPSE

Page 72: PP 06_2

ya

Lampiran 1. Contoh Format berita acara pembuktian kualifikasi

Berita Acara Pembuktian Kualifikasi Nama pekerjaan : ....................

No. ......................

Pada hari ini ........ tanggal ...... bulan ..... tahun ........ dimulai pukul ...... WIB, bertempat di ..........................oleh Pokja ULP/Panitia Pengadaan .............., telah diadakan pembuktian kualifikasi terhadap peserta lulus kualifikasi dan diundang oleh Pokja ULP/Panitia Pengadaan.

Rapat dihadiri oleh : Pokja ULP/Panitia Pengadaan :

1. ...................... 2. ..................... 3...................... Penyedia : [nama wakil perusahaan] : PT/CV...................

Acara / hasil rapat :

A. Pembuktian kualifikasi dilakukan di luar aplikasi SPSE (offline) dan dilakukan

terhadap peserta yang lulus evaluasi kualifikasi.

B. Pembuktian kualifikasi dilakukan dengan cara melihat dokumen asli atau rekaman

yang sudah dilegalisir oleh pihak yang berwenang dan meminta rekamannya.

C. Dari hasil pembuktian kualifikasi penyedia (dapat/tidak dapat) memperlihatkan

dokumen asli/legalisir yang diminta dan penyedia dinyatakan (lulus/gugur).

D. Rincian hasil pembuktian kualifikasi dapat dilihat pada lampiran berita acara ini.

Demikian Berita Acara Pembuktian Kualifikasi ini dibuat dengan sebenar-benarnya. POKJA ULP/Panitia Pengadaan

1. [Nama ] : 1. ………………….......... 2. [Nama ] : 2. …........………………… 3. [Nama ] : 3. …………………......... Nama Wakil Penyedia 1........................................

Catatan : Berita acara pembuktian kualifikasi dibuat untuk setiap penyedia yang diundang.

Page 73: PP 06_2

ya

Lampiran 2. Daftar hadir pembuktian kualifikasi

DAFTAR HADIR PEMBUKTIAN KUALIFIKASI

Pekerjaan : ........................... No. Nama Perusahaan Nama Wakil

Perusahaan Tanggal Tanda Tangan

1

2

3

POKJA ULP/Panitia Pengadaan

1. [Nama ] : 1. ………………….......... 2. [Nama ] : 2. …........…………………

3. [Nama ] : 3. ………………….........

Page 74: PP 06_2

ya

Lampiran 3. Rekapituasi hasil evaluasi dan pembuktian kualifikasi

Hasil Evaluasi dan Pembuktian Kualifikasi Pekerjaaan : ....................

Nama Penyedia :................................ Tanggal :................................

No Unsur Kriteria Dokumen asli yang diminta

Hasil Pembuktian kualifikasi

1 Pakta Integritas Menandatangani pakta integritas Akte pendirian perusahaan

2 Formulir isian kualifikasi

Secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani kontrak

3 Pernyatan tertulis calon penyedia

Surat Pernyataan Bukan pegawai K/L/D/I (PNS) atau CTDN

Menyatakan bahwa tidak sedang menjalani sanki pidana

Menyatakan bahwa tidak sedang dan tidak akan terlibat pertentangan kepentingan dengan para pihak baik langsung maupun tidak langsung

Menyatakan bahwa tidak masuk dalam daftar hitam, tidak dalam pengawsan pengadilan, tidak pailit dan kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan.

Menyatakan bahwa salah satu dan/atau semua pengurus tidak masuk dalam daftar hitam

4 Data administrasi

Mengisi nama (badan usaha), status kantor (pusat/cabang), alamat penyedia

Surat domisili perusahaan dari

kelurahan setempat

5 Landasan hukum pendirian perusahaan

Mengisi data akte pendirian perusahaan antara lain : nomor akte pendirian, tanggal, nama notaris dan nomor pengesahan

Akte pendirian perusahaan

6 Pengurus badan usaha

Mengisi nama pengurus badan usaha, identitas dan jabatannya

Akte pendirian perusahaan

7 Ijin Usaha yang dimiliki

Surat ijin yang sesuai dengan peraturan yang berlaku

surat ijin asli (SIUP/SIUJK dll)

Page 75: PP 06_2

ya

8 Susunan kepemilikan saham

Mengisi data susunan kepemilikan saham, identitas, alamat dan prosentase saham

Akte pendirian perusahaan

9 Kewajiban perpajakan

Mempunyai NPWP NPWP

Laporan tahunan terakhir Bukti lapor pajak

Laporan bulanan (3 bulan terakhir)

1) PPh 21

2) PPh 23

3) PPh pasal 25/29

4) PPN

Bukti lapor pajak

10 Data personali (tenaga ahli tetap badan usaha)

Mempunyai tenaga ahli sesuai kebutuhan minimal

surat pengangkatan (SK)

11 Data fasilitas/peralatan/perlengkapan yang mendukung

Mempunyai fasilitas sesuai kebutuhan

bukti kepemilikian (kuitansi/SHM/

BPKB dll)

12 Data pengalaman sejenis

Mempunyai data pengalaman sejenis dalam 10 tahun terakhir

Surat Kontrak

13 Pekerjaan dalam 4 terakhir

Paling sedikit ada 1 pekerjaan Surat Kontrak

14 Data Pekerjaan yang sedang dikerjakan

Menyampaikan data pekerjaan yang sedang dikerjakan

Surat Kontrak

15 Dukungan bank

(khusus konstruksi)

Dukungan keuangan dari bank sebesar 10 % dari nilai paket (hps)

surat dukungan bank

16 Untuk peserta bermitra (konsorsium)

Mempunyai perjanjian kerjasama kemitraan

Surat Perjanjian KSO

17 KD (Khusus konstruksi dan jasa lainnya)

Nilai KD minimal sama dengan HPS

Surat Kontrak

18 SKP (khusus konstruksi dan

Untuk usaha kecil 5 dan usaha non kecil minimal 6 (1,2 x N)

Surat Kontrak

Page 76: PP 06_2

ya

jasa lainnya)

19 Manajemen mutu (ISO)

Apabila diperlukan Sertifikat ISO

20 Manajemen K3 Apabila diperlukan Sertifikat K3/OHSAS 18000

Catatan : √ = Sesuai dgn persyaratan − = tidak sesuai

Pokja ULP/Panitia Pengadaan

1. [Nama ] : 1. ………………….......... 2. [Nama ] : 2. …........…………………

3. [Nama ] : 3. ………………….........

Wakil Penyedia :

1[nama wakil penyedia] : 1 .................................

Page 77: PP 06_2

ya

Lampiran 4. Pengumuman hasil kualifikasi

1. Barang/konstruksi/jasa lainnya

Kop Surat Satuan Kerja

Pengumuman Hasil Kualifikasi

No............................

Berdasarkan Hasil Evaluasi Dokumen Prakualifikasi No................. tanggal .....bulan.......tahun ..........., maka bersama ini disampaikan hasil evaluasi kualifikasi berdasarkan persyaratan teknis dengan hasil sbb : Nama Pekerjaan : ............................................ Nilai HPS : Rp. ............................(terbilang :..................................) No Nama dan

Alamat Penyedia

NPWP Persyaratan Kualifikasi Pembuktian Kualifikasi

Lulus/Tidak Keterangan Lulus/Tidak Keterangan

1

2

3

Perusahaan yang lulus evaluasi kualifikasi diundang untuk mengambil dokumen pemilihan/lelang. Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih. ................., ....................201x Pokja ULP (..............................)

Catatan : Khusus sistem eproc tidak perlu dibuat karena sudah ada di SPSE

Page 78: PP 06_2

ya

2. Jasa Konsultansi Kop Surat Satuan Kerja

Pengumuman Hasil Kualifikasi

No............................

Berdasarkan Hasil Evaluasi Dokumen Prakualifikasi No................. tanggal .....bulan.......tahun ..........., maka bersama ini disampaikan hasil evaluasi kualifikasi berdasarkan persyaratan teknis dengan hasil sbb : Nama Pekerjaan : ...................................................................... Nilai HPS : Rp. ............................(terbilang :.......................) No

Nama dan

Alamat Penyed

ia

NPWP

Persyaratan Kualifikasi

Nilai Teknis

Kualifikasi

Pembuktian Kualifikasi

Peringkat

Lulus/Tidak

Keterangan

(alasan gugur)

Lulus/Tidak

Keterangan

(alasan gugur)

1

2

3

4

5

6

7

Perusahaan yang masuk daftar urutan pendek (short list) peringkat 1 s/d 7 yang akan diundang untuk mengambil dokumen pemilihan/seleksi. Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih. ................., ....................201x Pokja ULP (..............................)

Catatan : Khusus sistem eproc tidak perlu dibuat karena sudah ada di SPSE

Page 79: PP 06_2

ya

Lampiran 5. Contoh format berita acara hasil evaluasi kualifikasi

BERITA ACARA HASIL EVALUASI KUALIFIKASI PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI

No........................... Pada hari ini ............tanggal ..............bulan..............tahun.......... kami yang bertanda tangan akh..............telah melaksanakan evaluasi kualifikasi pekerjaan...........dengan hasil sbb : 1. Pengumuman kualifikasi

Pengumuman .....................No................tanggal..............melalui : a. Website dan portal pengadaan tangal ............. b. Papan pengumuman resmi..........tangal..........s/d....................

2. Pendaftaran dan pengambilan dokumen kualifikasi Pendaftaran dimulai tanggal..............s/d.................. Penyedia yang mendaftar dan mengambil dokumen kualifikasi sebanyak.......(.......) perusahaan. No Nama Perusahaan Alamat dan no telpon Keterangan

3. Pemberian penjelasan (jika diperlukan)

a. Pemberian penjelasan dilaksanakan pada tanggal.............bertempat di........... b. Jumlah peserta yang hadir sebanyak .................(..........)perusahaan Berita acara penjelasan kualifikasi (BAPK) No............tanggal...............(jika diperlukan)

4. Penyampaian BAPK termasuk addendum dokumen kualifikasi (jika diperlukan) Salinan BAPK termasuk addendum dokumen kualifikasi (jika diperlukan) dapat diambil oleh peserta pada tanggal...........melalui website K/L/D/I.

5. Penyampaian/pemasukan dokumen kualifikasi a. Batas akhir pemasukan dokumen kualifikasi hari.............tanggal.........jam........ b. Tempat :.................... c. Peserta yang memasukkan dokumen kualifikasi :..........(......) perusahaan

No Nama Perusahaan Alamat dan no telpon Keterangan

Page 80: PP 06_2

ya

d. Peserta yang terlambat memasukkan dokumen kualifikasi : ...........(....) perusahaan 6. Pembukaan dan evaluasi dokumen kualifikasi

a. Evaluasi dilakukan terhadap dokumen kualifikasi, meliputi pakfta integritas dan formulir isian kualifikasi

b. Penilaian persyaratan kaulifikasi dilakukan terhadap pemenuhan persyaratan kualifikasi yaitu ............(diisi sesuai persyaratan kualifikasi yang ditetapkan dalam dokumen kualifikasi). 1) Jumlah dokumen kualifikasi yang dievaluasi : ............(...) dokumen kualifikasi,

yaitu dokumen kualifikasi : PT. ............ PT............... PT...............

2) Jumlah Dokumen kualifikasi yang dinyatakan gugur :..........(...) dokumen kualifikasi, yaitu dokumen kualifikasi, PT. ............ PT............... PT...............

3) Dokumen kualifikasi yang dinyatakan memenuhi syarat/lulus :.........(......) dokumen kualifikasi, yaitu dokumen kualifikasi, PT. ............ PT............... PT...............

7. Pembuktian kualifikasi dan pembuatan berita acara pembuktian kualifikasi. Pembuktian terhadap peserta yang memenuhi persyaratan kualifikasi dilakukan dengan cara melihat keaslian dokumen atau legalisir dan meminta salinannya. Hasil pembuktian kualifikasi untuk tiap peserta dituangkan dalam berita acara pembuktian kualifikasi (terlampir). Alasan gugur/tidak lulus dan tidak masuk daftar pendek masing-masing peserta adalah sbb : a................ b..................... c.........................

8. Penetapan daftar Pendek (short list). Peserta yang dinyatakan masuk daftar pendek sebanyak : ..................(....) peserta yaitu, No Nama Perusahaan Alamat NPWP Keterangan

Seleksi umum : 5 s/d 7 peserta

Seleksi sederhana : 3 s/d 5 peserta

Page 81: PP 06_2

ya

9. Pengumuman kualifikasi Pengumuman hasil kualifikasi ................nomor ...............tanggal...................... Melalui a. Website K/L/D/I tanggal ............... b. Portal pengadaan nasional c. Papan pengumuman resmi..................tanggal..............s/d....................

10. Sanggahan kualifikasi (diisi jika ada sanggahan)

Masa sanggah hasil kualifikasi mulai tanggal ........... s/d tanggal............. Jumlah peserta yang keberatan atas penetapan hasil kualifikasi dan menyampaikan Sanggahan ........(....) peserta. Sanggahan yang dinyatakan benar :.............(..........) sanggahan Sanggahan yang dinyatakan tidak benar : ............(.........) sanggahan Ringkasan sanggahan sebagai berikut : No Nama Perusahaan Materi

Sanggahan Jawaban

sanggahan Keterangan

Selanjutnya penyedia yang dinyatakan lulus evaluasi kualifikasi yang akan diundang untuk mengambil dokumen pemilihan. Demikian berita acara hasil evaluasi kualifikasi ini dibuat dengan penuh tanggung jawab untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. .............,..........2013

Pokja ULP/Panitia Pengadaan

1. [Nama ] : 1. ………………….......... 2. [Nama ] : 2. …........…………………

3. [Nama ] : 3. ………………….........

Catatan : Khusus untuk pengadaan dengan pascakualifikasi, berita acara hasil evaluasi kualifikasi jadi satu dengan berita acara hasil pelelangan.

Page 82: PP 06_2

ya

Lampiran 6. Form kualifikasi

[Contoh Pakta Integritas Badan Usaha Dengan Kemitraan/KSO] PAKTA INTEGRITAS

Kami yang bertanda tangan di bawah ini: 1. Nama : __________[nama wakil sah badan usaha]

No.Identitas : ___________ [diisi nomor KTP/SIM/Paspor]

Jabatan : __________

Bertindak untuk dan atas nama

: PT/CV/Firma/Koperasi____________________[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

2. Nama : __________[nama wakil sah badan usaha]

No.Identitas : ___________ [diisi nomor KTP/SIM/Paspor]

Jabatan : __________

Bertindak untuk dan atas nama

: PT/CV/Firma/Koperasi ____________________[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

3. ......[dan seterusnya, diisi sesuai dengan jumlah anggota kemitraan/KSO] dalam rangka pengadaan _________ [isi nama paket] pada ________ [isi sesuai dengan K/L/D/I] dengan ini menyatakan bahwa:

1. tidak akan melakukan praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN); 2. akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan, dan profesional

untuk memberikan hasil kerja terbaik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

3. apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam PAKTA INTEGRITAS ini,

bersedia menerima sanksi administratif, menerima sanksi pencantuman dalam Daftar hitam, digugat secara perdata dan/atau dilaporkan secara pidana.

__________[tempat], __[tanggal] __________[bulan] 20_____[tahun]

[Nama Penyedia] [Nama Penyedia] [Nama Penyedia] [tanda tangan], [tanda tangan], [tanda tangan], [nama lengkap] [nama lengkap] [nama lengkap] [cantumkan tanda tangan dan nama setiap anggota Kemitraan]

Page 83: PP 06_2

ya

PAKTA INTEGRITAS Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : __________[nama peserta ]

No.Identitas : ___________ [diisi nomor KTP/SIM/Paspor]

Alamat : __________

Pekerjaan : __________

Bertindak untuk dan atas nama diri sendiri dalam rangka pengadaan __________[isi nama paket] pada __________ [isi sesuai dengan K/L/D/I] dengan ini menyatakan bahwa:

i. tidak akan melakukan praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN);

ii. akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan, dan profesional untuk memberikan hasil kerja terbaik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

iii. apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam PAKTA INTEGRITAS ini,

bersedia menerima sanksi administratif, menerima sanksi pencantuman dalam Daftar hitam, digugat secara perdata dan/atau dilaporkan secara pidana.

__________[tempat], __[tanggal] __________[bulan] 20____[tahun]

[Nama Penyedia] [tanda tangan], ____________ [nama lengkap]

Page 84: PP 06_2

ya

[FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI ] Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : __________[diisi nama wakil sah badan usaha]

No. Identitas : __________[diisi dengan No.KTP/SIM/paspor]

Jabatan : ____________[diisi sesuai jabatan]

Bertindak untuk dan atas nama

: _______________[diisi nama badan usaha]

Alamat : ________________

Telepon/Fax : ________________

Email : ________________ menyatakan dengan sesungguhnya bahwa: saya secara hukum untuk dan atas nama perusahaan/ koperasi/kemitraan/KSO

berdasarkan __________[akta pendirian/ anggaran dasar/surat kuasa, disebutkan secara jelas nomor dan tanggal akta pendirian/anggaran dasar/surat kuasa/Perjanjian Kerja Sama Operasi. Jika Kemitraan, maka ditambah Surat Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi.];

saya bukan sebagai pegawai K/L/D/I [bagi pegawai K/L/D/I yang sedang cuti diluar tanggungan K/L/D/I ditulis sebagai berikut : “Saya merupakan pegawai K/L/D/I yang sedang cuti diluar tanggungan K/L/D/I”];

1. saya tidak sedang menjalani sanksi pidana; 2. saya tidak sedang dan tidak akan terlibat pertentangan kepentingan dengan para

pihak yang terkait, langsung maupun tidak langsung dalam proses pengadaan ini; 3. badan usaha yang saya wakili tidak masuk dalam Daftar hitam, tidak dalam

pengawasan pengadilan, tidak pailit, dan kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan;

4. salah satu dan/atau semua pengurus badan usaha yang saya wakili tidak masuk

dalam Daftar hitam;

5. data-data badan usaha yang saya wakili adalah sebagai berikut:

Page 85: PP 06_2

ya

A. Data Administrasi

1. Nama (Badan Usaha) : _________

2. Status : Pusat Cabang

3.

Alamat Kantor Pusat : __________ No. Telepon : __________ No. Fax : __________ E-Mail : __________

4.

Alamat Kantor Cabang : __________ __________ __________ __________

No. Telepon : No. Fax : E-Mail :

B. Landasan Hukum Pendirian Badan Usaha 1. Akte Pendirian Perusahaan/Anggaran Dasar Koperasi a. Nomor : __________ b. Tanggal : __________ c. Nama Notaris : __________ d. Nomor Pengesahan

Kementerian Hukum dan HAM (untuk yang berbentuk PT)

: __________

2. Perubahan Terakhir Akte Pendirian/Anggaran Dasar

a. Nomor : __________ b. Tanggal : __________ c. Nama Notaris : __________ d. Nomor Persetujuan

Kementerian Hukum dan HAM (untuk yang berbentuk PT)

: __________

Page 86: PP 06_2

C. Pengurus Badan Usaha

No. Nama No. Identitas Jabatan dalam Badan Usaha

D. Izin Usaha

1. No. Surat Izin Usaha ______ : ________________ Tanggal

__________

2. Masa berlaku izin usaha : __________

3. Instansi pemberi izin usaha

4. Kualifikasi Usaha 5. Klasifikasi Usaha

:

____________________________________________________________________

E. Izin Lainnya (apabila dipersyaratkan)

1. No. Surat Izin ____________ : ________________ Tanggal

__________

2. Masa berlaku izin : __________

3. Instansi pemberi izin : __________

F. Data Keuangan

1. Susunan Kepemilikan Saham (untuk PT)/Susunan Pesero (untuk CV/Firma)

No. Nama No. Identitas

Alamat Persentase

Page 87: PP 06_2

2. Pajak

a. Nomor Pokok Wajib Pajak : __________

b. Bukti Laporan Pajak Tahun terakhir : No.__________

tanggal__________

c. Bukti Laporan bulanan (tiga bulan terakhir) : 1) PPh Pasal 21 2) PPh Pasal 23 3) PPh Pasal 25/Pasal 29 4) PPN

:

No.__________ tanggal__________

No.__________ tanggal__________

No.__________ tanggal__________

No.__________ tanggal__________

b. [Surat Keterangan Fiskal (sebagai pengganti huruf b dan c)]

: No. ________tanggal ______

G. Data Personalia (Tenaga ahli tetap badan usaha)

No Nama Tgl/bln/thn

lahir

Tingkat Pendidik

an

Keahlian/

Spesialisasi

Pengalaman Kerja

(tahun)

Kemampuan Manajerial

Tahun Sertifikat/

Ijazah

1 2 3 4 5 6 7 8

Page 88: PP 06_2

H. Data Fasilitas/Peralatan/Perlengkapan yang mendukung [apabila diperlukan]

No. Jenis

Fasilitas/Peralatan/ Perlengkapan

Jumlah Kapasitas Merk dan tipe

Tahun pembuatan

Kondisi (%)

Lokasi Sekarang

Bukti Status Kepemilikan

1 2 3 4 5 6 7 8 9

I. Data Pengalaman Perusahaan yang Sama/Sejenis dalam Kurun Waktu 10 (Sepuluh) Tahun Terakhir

No.

Nama Paket Pekerj

aan

Bidang/ Sub

Bidang Pekerja

an*)

Ringkasan

Lingkup Pekerja

an

Lokasi

Pemberi Tugas/Pejabat Pembuat Komitmen

Kontrak

Tanggal Selesai

Pekerjaan Berdasarka

n

Nama

Alamat/ Telepon

No / Tanggal

Nilai Kontrak

BA Serah

Terima

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

*) wajib diisi untuk konsultan konstruksi

Page 89: PP 06_2

J. Data Pengalaman Perusahaan Dalam Kurun Waktu 4 Tahun Terakhir (untuk Penyedia yang telah berdiri lebih dari 3 tahun atau lebih).

(Untuk Penyedia yang baru berdiri kurang dari 3 tahun tidak wajib mengisi tabel ini)

No.

Nama Paket

Pekerjaan

Ringkasan

Lingkup Pekerja

an

Lokasi

Pemberi Tugas/Pejabat

Pembuat Komitmen

Kontrak

Tanggal Selesai

Pekerjaan Berdasarkan

Nama

Alamat/ Telepon

No / Tangg

al Nilai Kontra

k

BA Sera

h Terim

a

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

K. Data Pekerjaan yang sedang dilaksanakan

No. Nama Pekerjaan

Bidang/ Sub

Bidang Pekerjaan

Lokasi

Pemberi Tugas/ Pejabat Pembuat

Komitmen Kontrak

Tanggal Kontrak berakhir

Nama Alamat/ Telepon

No/ Tanggal

Nilai

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

100

Demikian Formulir Isian Kualifikasi ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh rasa tanggung jawab. Jika dikemudian hari ditemui bahwa data/dokumen yang saya sampaikan tidak benar dan ada pemalsuan, maka saya bersedia dikenakan sanksi berupa sanksi administratif, sanksi pencantuman dalam Daftar hitam, gugatan secara perdata, dan/atau pelaporan secara pidana kepada pihak berwenang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

_________[tempat], __[tanggal] __________[bulan] 20__[tahun]

Penyedia

[rekatkan materai Rp 6.000,- dan tanda tangan]

(nama lengkap)

Page 90: PP 06_2

Daftar Pustaka 1. Perpres 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Perpres 54 Tahun 2010. 2. Perka No. 14 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Perpres 70 Tahun 2012. 3. Perka 18 Tahun 2012 tentang E-tendering. 4. Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi. 5. Permen PU No. 8 Tahun 2011 tentang Pembagian Klasifikasi dan Subklasifikasi

pekerjaan Konstruksi. 6. Undang-Undang N0. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. 7. Mudjisantosa, 2012. Mudah memahami PBJ, Simetris Grafika. 8. www.bps.go.id 9. www.pu.go.id 10. www.inproc.go.id 11. www.inaproc.lkpp.go.id/y3/daftar_hitam 12. http://www.wika.co.id/corporate-awards/sucofindo-3/