powerpoint presentation · 2019-12-02 · seperti kelompok tani dengan menambah fungsinya sebagai...

10
12/2/2019 1 1 Program Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan Berbasis Klaster 29 November 2019 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Musdhalifah Machmud 2 SUMMARY 01 Berdasarkan data Kementerian LHK, LAPAN & BNPB, sampai hari ini tercatat masih banyak terjadi hotspot dan lahan terbakar di wilayah Sumatera dan Kalimantan khususnya Provinsi Riau, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan penanggulangan yang bersifat segera dan perencanaan preventif untuk mencegah kembali terulang di tahun berikutnya. 02 03 Kebijakan pencegahan karhutla berbasis klaster yang mensinergikan perusahaan-perusahaan pemilik konsesi dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah diharapkan dapat menjadi solusi untuk menurunkan angka hotspot dan areal lahan terbakar di tiap Provinsi rawan karhutla. 04 Prioritas pelaksanaan kebijakan ini tersebar di 8 Provinsi rawan karhutla, yaitu Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara yang terbagi dalam 200 klaster dengan luas total 30,9 Juta Ha. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian akan memanggil perusahaan-perusahaan yang teridentifikasi adanya hotspot maupun areal terbakar di dalam maupun sekitar konsesinya, Sampai dengan saat ini telah dilaksanakan 2 pilot project klaster karhutla di Kabupaten Pelalawan (Riau) seluas 1,3 juta Ha dan Kabupaten Ogan Komering Ilir (Sumatera Selatan) seluas 1,9 juta Ha. Saat ini sedang dipersiapkan pilot project klaster karhutla yang ke-3 di Kabupaten Kutai Timur (Kalimantan Timur) dengan luas 0,33 juta Ha. Kedepannya akan terus didorong implementasi klaster karhutla di wilayah-wilayah lain yang memiliki potensi karhutla tinggi. 1 2

Upload: others

Post on 15-Feb-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PowerPoint Presentation · 2019-12-02 · seperti kelompok tani dengan menambah fungsinya sebagai masyarakat peduli api • Pembentukan dan pembinaan MPA/KTPA • Penyediaan crew

12/2/2019

1

1

Program Pencegahan

Kebakaran Hutan dan

Lahan Berbasis Klaster

29 November 2019

Kementerian Koordinator Bidang PerekonomianRepublik Indonesia

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan PertanianMusdhalifah Machmud

2

SUMMARY

01

Berdasarkan data Kementerian LHK, LAPAN & BNPB, sampai hari ini tercatat masih banyak terjadi

hotspot dan lahan terbakar di wilayah Sumatera dan Kalimantan khususnya Provinsi Riau, Kalimantan

Barat dan Kalimantan Tengah. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan penanggulangan yang bersifat

segera dan perencanaan preventif untuk mencegah kembali terulang di tahun berikutnya.

02

03

Kebijakan pencegahan karhutla berbasis klaster yang mensinergikan perusahaan-perusahaan pemilik

konsesi dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah diharapkan dapat menjadi solusi untuk

menurunkan angka hotspot dan areal lahan terbakar di tiap Provinsi rawan karhutla.

04

Prioritas pelaksanaan kebijakan ini tersebar di 8 Provinsi rawan karhutla, yaitu Riau, Jambi, Sumatera

Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan

Kalimantan Utara yang terbagi dalam 200 klaster dengan luas total 30,9 Juta Ha. Kementerian

Koordinator Bidang Perekonomian akan memanggil perusahaan-perusahaan yang teridentifikasi

adanya hotspot maupun areal terbakar di dalam maupun sekitar konsesinya,

Sampai dengan saat ini telah dilaksanakan 2 pilot project klaster karhutla di Kabupaten Pelalawan

(Riau) seluas 1,3 juta Ha dan Kabupaten Ogan Komering Ilir (Sumatera Selatan) seluas 1,9 juta Ha.

Saat ini sedang dipersiapkan pilot project klaster karhutla yang ke-3 di Kabupaten Kutai Timur

(Kalimantan Timur) dengan luas 0,33 juta Ha. Kedepannya akan terus didorong implementasi klaster

karhutla di wilayah-wilayah lain yang memiliki potensi karhutla tinggi.

1

2

Page 2: PowerPoint Presentation · 2019-12-02 · seperti kelompok tani dengan menambah fungsinya sebagai masyarakat peduli api • Pembentukan dan pembinaan MPA/KTPA • Penyediaan crew

12/2/2019

2

3

KONSEP PENCEGAHAN

KARHUTLA

BERBASIS KLASTER

4

• Program Pencegahan Kebakaran Hutan (Karhutla) Berbasis Klaster dilakukan melaui 2 program kegiatan

yakni Deteksi dan Pemadaman Dini serta Pembinaan Desa baik di dalam/disekitar kawasan konsesi maupun

diluar kawasan konsesi,.

• Deteksi dan Pemadaman Dini untuk wilayah konsesi merupakan tanggungjawab perusahaan, sedangkan

untuk wilayah di luar konsesi akan ditunjuk organisasi profesional sebagai Independent Operator untuk

melakukan program Deteksi dan Pemadaman Dini.

• Pembinaan desa untuk wilayah konsesi merupakan tanggung jawab perusahaan, sedangkan untuk di luar

konsesi akan ditunjuk perusahaan yang ada di dalam klaster untuk melakuan program Pembinaan Desa.

KONSEP KERANGKA KERJASAMA KLASTER DI DALAM PENCEGAHAN KARHUTLA

• Patroli rutin untuk mengecek hotspots/firespots

• Peringatan dini atas adanya indikasi api

• Deteksi awal api dengan luasan maksimum 0.2 ha.

• Deployment/mobilisasi regu pemadam dilokasi api maksimal 2

jam sejak api terdeteksi.

• Pemadaman dini api maksimal 8 jam setelah tim pertama tiba

• Desa Sadar Api (sosialisasi dan pelatihan)

• Desa Bebas Api (tata kelola lahan, masyarakat peduli api, dan pengembangan ekonomi setempat)

• Desa Tangguh Api (patroli bersama, pendampingan, dan insentif)

Deteksi dan Pemadaman Dini

Pembinaan Desa

3

4

Page 3: PowerPoint Presentation · 2019-12-02 · seperti kelompok tani dengan menambah fungsinya sebagai masyarakat peduli api • Pembentukan dan pembinaan MPA/KTPA • Penyediaan crew

12/2/2019

3

5

SKEMA PROGRAM PEMBINAAN DESA BERBASIS KLASTER UNTUK PENCEGAHAN KARHUTLA (1/2)

PRINSIP-PRINSIP PEMBINAAN DESA BERBASIS KLASTER DISEKITAR KAWASAN KONSESI

Batas 3 km dari

konsesi

Desa di dalam jarak

3 km dari batas luar

konsesi (Ring 2)

Batas Konsesi

Desa dalam

konsesi (Ring 1)

Klaster

Pemilik konsesi

(Anggota klaster)

PT. B

Luas Konsesi :1000 ha

Perusahaan diwajibkan untuk menetapkan

desa binaanya, berdasarkan jaraknya

terhadap batas konsesi, yakni Desa Ring-1,

Desa Ring-2, dan Desa Ring-3.

• Ring-1: Desa-desa yang berada didalam

kawasan konsesi dan/atau langsung

berbatasan dengan konsesi perusahaan

(HTI/Kebun)

• Ring-2: Desa-desa yang tidak langsung

berbatasan dengan wilayah konsesi dan

berjarak max 3 km dari batas wilayah

konsesi perusahaan

• Ring-3: Desa-desa yang tidak langsung

berbatasan dengan wilayah konsesi dan

berjarak > 3 Km dari batas wilayah konsesi

perusahaan

• Pemilik konsesi bertanggung jawab menjalankan program Pembinaan Desa termasuk pembiayaannya di desa-desa yang

berlokasi di dalam wilayah konsesi (Ring-1) dan desa-desa yang terletak 3 km dari batas luar konsesi (Ring-2).

• Perusahaan yang ditunjuk sebagai Klaster Leader bertanggung jawab dalam koordinasi pembinaan desa-desa di Ring-3.

• Pemerintah Daerah, melalui usulan dari Klaster Leader, menetapkan pemilik konsesi tertentu untuk menjalankan program

pembinaan desa di luar batas 3 km (Ring-3) dengan menggunakan aturan main yang ditetapkan, misalnya berdasarkan jarak

terdekat, beban jumlah desa binaan, dsb.

PT. A

Luas Konsesi :1500 ha

Desa di luar batas

3 km (Ring 3)

PT. C

Luas Konsesi :800 ha

6

PRINSIP-PRINSIP PEMBINAAN DESA BERBASIS KLASTER BERDASARKAN USULAN PIHAK SWASTA

• Pemilik konsesi bertanggung jawab menjalankan program pembinaan termasuk pembiayaan desa di dalam konsesi (Ring 1) dan di dalamklaster (wilayah non-konsesi) yang telah ditentukan (Ring 2).

• Dalam satu Kabupaten terdiri dari beberapa klaster, basisnya tidak dari wilayah konsesi, tetapi menggunakan batas wilayah administratifKabupaten, sehingga sistem koordinasi akan lebih mudah.

• Untuk desa-desa di luar klaster dan konsesi merupakan tanggungjawab Pemda Kabupaten. Pemda Kabupaten bertindak sebagai leader klaster agar mudah berkoordinasi dengan Satgas di level Provinsi dan Kabupaten.

• Untuk kasus klaster 2 dapat melakukan kerjasama dengan perusahaan yang wilayah klasternya yang bersinggungan dengan perusahaan lain sesuai kesepakatan.

Perusahaan diwajibkan untuk

menetapkan desa binaanya,

berdasarkan 2 peringkat desa,

yakni Desa Ring-1 dan Desa

Ring-2

• Ring 1 - Desa-desa yang

berada didalam kawasan

konsesi dan/atau langsung

berbatasan dengan konsesi

perusahaan (HTI/Kebun)

• Ring 2 - Desa-desa yang tidak

langsung berbatasan dengan

wilayah konsesi atau berada di

luar konsesi masih berada di

dalam klaster.

SKEMA PROGRAM PEMBINAAN DESA BERBASIS KLASTER UNTUK PENCEGAHAN KARHUTLA (2/2)

PT. A

Luas Konsesi 20.000 ha

KLASTER 1

Luas 65.000ha

KLASTER 2

Luas 55.000 ha KLASTER 3

Luas 50.000 ha

PT. B

Luas Konsesi 6.500 ha

PT. C

Luas Konsesi 4.000 ha

Pemda Kabupaten(Leader Klaster)

Wilayah Administratif

Kabupaten “X” Luas Area : 500.000 ha

Desa di dalamKlaster

Batas Konsesi PT. A(Ring 1)

Desa di dalamKonsesi

Desa di luarKlaster

Batas Klaster(Ring 2)

5

6

Page 4: PowerPoint Presentation · 2019-12-02 · seperti kelompok tani dengan menambah fungsinya sebagai masyarakat peduli api • Pembentukan dan pembinaan MPA/KTPA • Penyediaan crew

12/2/2019

4

7

SKEMA PROGRAM PEMBINAAN DESA BERBASIS KLASTER UNTUK PENCEGAHAN KARHUTLA

• Program Pembinaan Desa dilakukan melalui 3 tahapan modul, yakni: Modul Desa Sadar Api (M1), Modul Desa Bebas Api

(M2), dan Modul Desa Tangguh Api (M3), yang secara keseluruhan dilakukan selama 3 tahun.

• M1 dilakukan untuk meningkatkan kesadaran desa dan kelompok masyarakat atas bahaya karhutla dan memperkenalkan

teknik-teknik pencegahan kebakaran, yang dilaksanakan pada tahun pertama.

• M2 untuk meningkatkan kemampuan desa dan kelompok masyarakat dalam pencegahan dan penanganan kebakaran yang

dilakukan pada tahun ke dua dan ke tiga.

• M3 untuk meningkatkan kemandirian desa dan kelompok masyarakat dalam pencegahan dan penanganan kebakaran yang

berkelanjutan yang dilaksanakan setelah tahun ke-3.

Modul Desa Sadar Api (M1)

Modul Desa Tangguh Api (M3)

Modul Desa Bebas Api (M2)

• Sosialisasi (kampanye,

pemasangan spanduk,

materi pelajaran di

sekolah-sekolah, dan

penyuluhan melalui

media elektronik atau

media cetak)

• Pelatihan

• Pembuatan tata kelola lahan (kepemilikan dan

pemanfaatan lahan)

• Pembentukan masyarakat peduli api

• Pengembangan ekonomi setempat (tidak membakar

dalam pembukaan lahan)

• Patroli bersama

• Pendampingan

• Insentif (reward)

Modul Pembinaan Desa *)

*) Modul-modul dilaksanakan secara berurutan dengan kemungkinan adanya ‘overlap’

8

Program Tujuan Kegiatan

Sosialisasi

• Memberikan informasi &

meningkatkan kesadaran kepada

masyarakat tentang bahaya

kebakaran dan upaya pencegahannya

• Memberikan sosialisasi/penyuluhan pada kegiatan/acara

rembuk desa/kegiatan keagamaan/sosial budaya lainnya

• Penyebaran/pemasangan poster dan spanduk tentang

bahaya karhutla dan pencegahanya

• Menyebarkan/memasukkan muatan pencegahan

kebakaran dalam proses belajar-mengajar maupun modul

belajar

• Memberikan pendidikan ke sekolah-sekolah

Pelatihan

• Meningkatan pengetahuan dan

keterampilan masyarakat dalam

upaya pencegahan kebakaran

• Bimbingan teknis pembukaan lahan tanpa bakar

• Keterampilan penggunaan alat pemadam kebakaran

• Teknik patroli terpadu

• Teknik deteksi dini

• Teknik pemadaman dini

MODUL DESA SADAR API (M1)

SKEMA PROGRAM PEMBINAAN DESA BERBASIS KLASTER UNTUK PENCEGAHAN KARHUTLA

8

7

8

Page 5: PowerPoint Presentation · 2019-12-02 · seperti kelompok tani dengan menambah fungsinya sebagai masyarakat peduli api • Pembentukan dan pembinaan MPA/KTPA • Penyediaan crew

12/2/2019

5

9

Program Tujuan Kegiatan

Penguatan Kelembagaan

Desa

Mengaktifkan kelembagaan informal

seperti kelompok tani dengan

menambah fungsinya sebagai

masyarakat peduli api

• Pembentukan dan pembinaan MPA/KTPA

• Penyediaan crew leader

• Bantuan fasilitasi peralatan sarana prasarana

pencegahan karhutla (handtools dan mesin pompa),

serta penyediaan infrastruktur sumber air (embung,

sumur bor, dsb.)

Penguatan tata kelola

lahan

Memastikan status kepemilikan dan

penggunaan lahan dengan

menggunakan metode pemetaan

partisipatif masyarakat

• Pembuatan/penyempurnaan Peta Desa

• Pembuatan peta kepemilikan dan penggunaan lahan

• Pembuatan peta rawan kebakaran

• Pembekalan pengelolaan lahan tanpa bakar

Penguatan Keekonomian

Masyarakat

Membangun perilaku masyarakat yang

tidak bergantung pada lahan dengan

kegiatan ekonomi yang tidak

membakar lahan

• Memfasilitasi pelatihan PLTB

• Pelatihan tematik kewirausahaan untuk mata

pencaharian non lahan

• Pembekalan usaha

SKEMA PROGRAM PEMBINAAN DESA BERBASIS KLASTER UNTUK PENCEGAHAN KARHUTLA

MODUL DESA BEBAS API (M2)

10

Program Tujuan Kegiatan

Patroli Karhutla

• Untuk memastikan tidak adanya

kembali kebakaran lahan dan hutan

disekitar wilayah konsesi

• Penyediaan crew leader

• Pelaksanaan patroli rutin karhutla baik di dalam maupun

diluar konsesi perusahaan

Pendampingan

• Mempertahankan/meningkatkan

perilaku masyarakat agar tidak

melakukan pembakaran lahan

• Pemberdayaan kelompok masyarakat dalam rembuk

desa

Insentif (reward)

• Memberikan motivasi kepada

masyarakat desa untuk mencegah

kebakaran

• Penilaian (audit) berdasarkan standar

• Pemberian reward kepada desa

SKEMA PROGRAM PEMBINAAN DESA BERBASIS KLASTER UNTUK PENCEGAHAN KARHUTLA

MODUL DESA TANGGUH API (M3)

9

10

Page 6: PowerPoint Presentation · 2019-12-02 · seperti kelompok tani dengan menambah fungsinya sebagai masyarakat peduli api • Pembentukan dan pembinaan MPA/KTPA • Penyediaan crew

12/2/2019

6

11

Crisis Center dikembangkan dari

a) Badan Nasional Penanggulangan

Bencana (BNPB), n) Manggala

Agni*), dan c) Penugasan kepada

TNI/POLRI, yang diperkuat dengan

penempatan staf yang profesional

serta SOP dan perlengkapan yang

handal, serta bergerak cepat (quick

response) untuk memadamkan api

secara dini

WHO FUNDING

WHEN HOW

Entitas profesional yang

dibentuk oleh pemerintah

untuk membantu

penanganan kebakaran

ketika terjadi eskalasi

Pembiayaan berasal dari

APBN, Bantuan

Bilateral/Multilateral, dan

perusahaan yang memiliki

lahan di kawasan dengan

tingkat kerawanan tinggi

Bergerak ketika terjadi

kebakaran (api yang

membesar/eskalasi) di luar

kemampuan pencegahan

perusahaan atau wilayah

setempat untuk memadamkan

api secara dini

Permintaan bersifat bottom up

dari daerah atau perusahaan

dengan konsekuensi pemberian

penalti dan sanksi untuk

memberikan efek jera kepada

pemohon penanganan

kebakaran

ProfesionalAPBN dan Non APBN

Eskalasi Kebakaran Bottom-Up disertai denda

01 02

03 04

Crisis Center dibangun di wilayah kerja yang meliputi sejumlah desa rawan kebakaran, dan berfungsi untuk

melakukan pemadaman dini secara cepat (quick response) berdasarkan pemberitahuan/ permintaan (on call)

perusahaan dan daerah. Standar yang tinggi akan diterapkan untuk mendukung fungsi “quick response” dari

Crisis Center

*) Manggala Agni merupakan Unit Pelaksana

Teknis (UPT) dibawah Kementerian LHK

DETEKSI DAN PEMADAMAN DINI - CRISIS CENTER (1/3)

12

1. Crisis Center melakukan kegiatannya baik di

kawasan konsesi (HTI/HPH/Perkebunan) dan

non konsesi (open access)

2. Crisis Center menerapkan early warning system

yang handal, untuk deteksi titik api (firespot) dan

distribusi peringatan dini (fire alert).

3. Crisis Center menyiapkan peralatan yang

memadai (Fire Trucks, Drone, Helitack Aerial

Fire Fighting) dan tim yang professional

(certified fire fighters and experts)

4. Crisis Center bertindak secara cepat, maksimal

0.5 - 1 jam sejak dilaporkannya kejadian

kebakaran (quick response)

5. Crisis Center mengembangkan dan menerapkan

teknik partisipasi masyarakat dalam upaya

pencegahan kebakaran (community

engagement)

1. Crisis center merupakan unit reaksi cepat untuk

memadamkan api secara dini berdasarkan

permintaan (on call).

2. Crisis Center ditempatkan di kawasan rawan

kebakaran hutan dan lahan untuk melayani

pemantauan dan pemadaman dini pada

beberapa Kabupaten/Kota rawan kebakaran.

3. Crisis Center menjadi pusat pembinaan dan

pelatihan teknik pencegahan/ pemadaman

kebakaran, modul partisipasi masyarakat, serta

menjadi pusat informasi teknik pemadaman

kebakaran.

4. Crisis center menerima informasi data

meteorologi/klimatologi, topografi kawasan,

kedalaman gambut, kelembaban tanah,

tutupan lahan, kejadian kebakaran dari instansi

pemerintah (BMKG, LAPAN, BIG, BNPB,

TNI/Polri)

Peranan Crisis

CenterKerangka Kerja

DETEKSI DAN PEMADAMAN DINI - CRISIS CENTER (2/3)

11

12

Page 7: PowerPoint Presentation · 2019-12-02 · seperti kelompok tani dengan menambah fungsinya sebagai masyarakat peduli api • Pembentukan dan pembinaan MPA/KTPA • Penyediaan crew

12/2/2019

7

13

DETEKSI DAN PEMADAMAN DINI - CRISIS CENTER (3/3)

PONTIANAK

1 Heli Bell-214B

1 Heli MI-8

1 Heli Kamov

PALEMBANG

2 Heli MI-17

2 Heli MI-8

1 Heli BO-105

JAMBI

1 Heli Bell-214B

1 Heli Kamov

PEKANBARU

Heli MI-171 & MI-8

1 Heli Sikorsky

1 Heli BO-105

DUMAI

2 Helicopter MI-172

14

PRINSIP-PRINSIP SUB KLASTER

13

14

Page 8: PowerPoint Presentation · 2019-12-02 · seperti kelompok tani dengan menambah fungsinya sebagai masyarakat peduli api • Pembentukan dan pembinaan MPA/KTPA • Penyediaan crew

12/2/2019

8

15

PRINSIP-PRINSIP SUB-KLASTER

1

2

3

4

5

6

7

8

Klaster merupakan wilayah kerja kolaborasi antar stakeholder di wilayah rawan kebakaran dengan satuan

terluas yaitu wilayah Provinsi.

Klaster dibagi menjadi beberapa sub-klaster yang berada di tingkat Kabupaten/Kota. Wilayah kerja sub-

klaster dibagi habis ke dalam rayonisasi dengan satuan terkecil desa.

Klaster dan Sub-klaster dilaksanakan dengan prinsip independen, akuntabel dan kerja sama/kolaborasi

antar wilayah

Kolaborasi antar pemangku/pengguna lahan (Pemerintah Pusat, Pemda, Perusahaan, dan Masyarakat).

Semua anggota sub-klaster menjalankan dan tunduk terhadap kesepakatan, regulasi dan peraturan yang

sudah ditetapkan.

Komitmen anggota sub-klaster untuk menjalankan kesepakatan dituangkan dalam MoU mengingat payung

hukum sub-klaster definitif belum ada.

Memperhatikan scalability atau sub-klaster akan mencapai skala ekonomi yang optimal apabila sub-klaster

itu semakin luas wilayah kerjanya dengan tetap memperhatikan aksesibilitasnya.

Berbagi sumber daya dan pengadaan bersama (barang dan jasa) antar anggota klaster dan sub-klaster

16

KELEMBAGAAN DAN MEKANISME KERJA SUB-KLASTER

MANAJER Sub-Klaster

KECAMATAN A

RAYON 2

KECAMATAN B

Desa dalam/sekitar konsesi

SATGAS KARHUTLA

KABUPATEN 1)

RAYON 3RAYON 1

KECAMATAN C

1) Efektif apabila kebakaran > 0,5

Ha (eskalasi), Response time

kurang dari 1 jam.

2) On call basis

• Efektif untuk kebakaran skala kecil

• Membina desa bebas api

• Manajer sub-klaster adalah profesional yang direkrut untuk menjalankan operasi pencegahan karhutla sub-klaster

KOMITE PENGARAH

KEPALA BPBD KABUPATEN

SELAKU KOORDINATOR Sub-Klaster

Desa dalam/sekitar Taman

NasionalDesa dalam/sekitar Kawasan

Konservasi

Desa dalam/sekitar kawasan

Hutan Lindung/Produksi

Pembina:

Perusahaan pemilik konsesi

(HTI dan Perkebunan)

Pembina:

Kepala Taman Nasional

Pembina:

Kepala Balai KSDA

(Konservasi Sumber Daya

Alam)

Pembina:

Kepala KPH

(Kesatuan Pengelolaan Hutan

Independent Operator

“Fire Management” 2)

15

16

Page 9: PowerPoint Presentation · 2019-12-02 · seperti kelompok tani dengan menambah fungsinya sebagai masyarakat peduli api • Pembentukan dan pembinaan MPA/KTPA • Penyediaan crew

12/2/2019

9

17

KOMITE PENGARAH

Untuk menjalankan konsep klaster karhutla, perlu dibentuk komite pengarah yang terdiri dari tim anggota dan

manager.

Anggota Komite Pengarah Sub-Klaster maksimal berjumlah 9 (sembilan)

orang yang dipilih oleh suara mayoritas yang hadir dalam pertemuan

tahunan dengan susunan keanggotaan sebagai berikut:

Susunan Kelembagaan

Anggota Komite Pengarah Sub-Klaster Maksimal 9 orang

Perwakilanperusahaan

pemilik konsesi

(HGU, HTI dan

lainnya)

Perwakilan dari pengelola Hutan

Konservasi (BKSDA

dan Balai Taman

Nasional)

Perwakilan dari pengelola Hutan

Lindung

(KPH/DINAS

KEHUTANAN

PROVINSI)

Perwakilan dari Pemerintah

Kabupaten sebagai

penanggung jawab

Areal Penggunaan

Lain (APL)

(BUPATI)

Manager Sub-klaster

Anggota sub-klaster

Ketentuan

Tugas Komite Pengarah Sub-klaster

• Menyusun mekanisme kerja klaster.• Melakukan identifikasi kondisi fisik ekologis klaster.

• Menunjuk manager klaster yang independent.

• Menyusun hak dan kewajiban anggota klaster

Tugas Manager Sub-Klaster

• Membuat skema kerja sama

• Membuat mekanisme sistem koordinasi

• Identifikasi kawasan rawan

• Trainer

• Membantu pencegahan

• Penyampaian data

• Support Masyarakat

• Sosialisasi kepada masyarakat

• Penyampaian informasi

Anggota Sub-Klaster

• Setiap anggota Sub-Klaster dapat dipilih menjadi Komite Pengarah

• Seorang anggota Komite Pengarah didiskualifikasi/diberhentikan jika:

o dinyatakan tidak sehat pikirannya oleh pengadilano dinyatakan bankrut oleh pengadilan

o terlibat dalam tindakan kriminal, termasuk ketidakjujuran

o tidak hadir tanpa cuti/alasan yang tepat pada dua pertemuan komite secara

berturut-turut

Jika ada kekosongan dalam komite, maka kekosongan tersebut diisi melalui pemilihan

anggota lain dalam sisa masa tugas

• Pembagian wilayah kerja anggota klaster berdasarkan rayon yang ditetapkan

pemerintah kabupaten.

• Satu rayon terdiri dari beberapa desa dalam satu kecamatan.

Pembagian Wilayah Kerja Sub-klaster

18

MANAJER SUB-KLASTER

• Komite Pengarah menunjuk Manager Sub-Klaster untuk bekerja secara full time.

• Manager Sub-Klaster adalah seseorang yang professional dan berpengalaman dalam penanganan kebakaran

hutan kebun dan lahan.

Peran Manager Sub-Klaster terhadap BPDP

Membuat skema kerjasama

Menyiapkan skema kerja sama

pencegahan kebakaran hutan

kebun dan lahan 5 (lima)

tahunan secara kolaboratif atau

secara bersama-sama per-

Rayon beserta fungsi-fungsi

terkait yang telah disepakati oleh

sub-klaster

Membuat mekanisme

sistem koordinasi

Menyusun mekanisme

koordinasi bersama para

anggota sub-klaster per-

Rayon dengan tujuan untuk

mewujudkan pencegahan

kebakaran hutan, kebun dan

lahan lintas batas konsesi

Identifikasi kawasan rawan

Melakukan identifikasi kondisi

fisik ekologis kawasan klaster

yang berpotensi menimbulkan

bahaya kebakaran, serta

usaha-usaha untuk mengatasi

bahaya kebakaran tersebut

Sosialisasi kepada anggota

Mengkomunikasikan secara

rutin tentang tingkat bahaya

kebakaran (fire danger rating)

kepada seluruh anggota sub-

klaster

Trainer

Memperkuat dan melatih para

anggota sub-klaster dalam hal

kemampuannya untuk

melakukanpencegahan dan

pemadaman dini karhutbunla

Penyampaian informasi

Menyampaikan informasi

tentang peralatan dan

teknologi yang tersedia saat

ini untuk pencegahan dan

pemadaman kebakaran

kepada seluruh anggota sub-

klaster

Sosialisasi kepada

masyarakat

Mengkoordinasikan dan

memprakarsai sosialisasi

kepada masyarakat melalui

pendidikan dan kampanye

publik mengenai kesadaran

akan bahaya kebakaran di

kawasan sub-klaster

Support Masyarakat

Memberikan bantuan,

pelatihan dan dukungan bagi

masyarakat dalam kawasan

sub-klaster untuk melakukan

upaya pencegahan,

pengendalian dan

pemadaman kebakaran

Penyampaian data

Sekurang-kurangnya setiap 12

bulan memberikan data

statistik tentang kebakaran di

dalam wilayah kerja sub-

klaster kepada Pemerintah

Daerah

Membantu pencegahan

Membantu melakukan

pencegahan kebakaran di

wilayah sekitar sub-klaster

termasuk permukiman

masyarakat

17

18

Page 10: PowerPoint Presentation · 2019-12-02 · seperti kelompok tani dengan menambah fungsinya sebagai masyarakat peduli api • Pembentukan dan pembinaan MPA/KTPA • Penyediaan crew

12/2/2019

10

TERIMA KASIH

19