potret pendidikan karakter
TRANSCRIPT
POTRET PENDIDIKAN KARAKTER
ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN Oleh: Sugeng Riyadi,S.Pd,M.Pd.I.
Kualitas pendidikan merupakan salah satu tolak ukur kemajuan sebuah bangsa.Apabila
kualitas pendidikannya bagus maka bagus pula lah kemajuan bangsa itu.Hal inilah yang
mengilhami bangsa kita untuk memajukan pendidikan di negara ini.Salah satu kebijakan untuk
mewujudkannya adalah dengan menyelenggarakan Ujian Nasional (UNAS) bagi siswa
SD/MI,SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK. Namun,kecurangan dalam pelaksanaannya maupun
buruknya sarana dan prasarana masih banyak ditemukan. Hal ini bertentangan dengan tujuan
pendidikan Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebaliknya hal ini merupakan suatu pembodohan yang
menodai.
Ujian nasional (UNAS) ditujukan untuk membuat siswa lebih giat belajar.Hal ini
memang cukup efektif untuk membuat siswa lebih giat belajar. Pemerintah juga menaikkan batas
nilai rata-rata hampir setiap tahun.Hal ini tentu saja memberi rasa khawatir dan memacu siswa
agar lebih giat belajar.Pemerintah mengharapkan dengan adanya unas ini kualitas pendidikan di
Indonesia akan meningkat. Namun realitanya banyak ditemukan kasus-kasus kecurangan yang
terjadi banyak daerah.Bahkan oknum guru yang menjadi tim sukses unas agar siswa-siswinya d
apat lulus.Kecurangan ini bukan hanya bertujuan meluluskan peserta didik namun juga
meningkatkan citra suatu daerah.Bahkan pernah terjadi di Garut bupati mengancam akan
memutasi kepala sekolah yang presentase kelulusan peserta didiknya di bawah 95% (Republika,
17 Mei 2006) .Hal ini menunjukkan bahwa UNAS juga merupakan alat untuk mencapai
kepentingan politik sebuah daerah.
Para guru bukannya tidak mengetahui risiko atas apa yang dilakukannya, tapi nurani
mereka berontak. Selama berkali-kali pelaksanaan Ujian Nasional (UNAS) , harus diam dan
terus membodohi diri sendiri hanya untuk memuaskan kepentingan segelintir orang. Mereka
yang mengetahui mengenai seluk-beluk mengenai murid, tetapi kemudian pemerintah yang
memutuskan siapa yang berhak dan tidak berhak lulus.Masalah tersebut jelas menggambarkan
rendahnya kadar kepercayaan pemerintah terhadap guru. Hal ini menunjukkan bahwa kita gagal
untuk memajukan kualitas pendidikan bahkan memperburuk kualitas pendidikan kita.Tujuan
pendidikan yang menciptakan manusia cerdas dan kreatif yang mampu menyelesaikan segala
persoalan yang dihadapi telah dinodai demi kepuasan segelintir orang.Hal ini mematikan
kretivitas peserta didik dan semangat belajar yang dimiliki siswa.Mereka dipaksa untuk
menggunakan porsi belajar hanya untuk pelajaran yang akan diujikan oleh pemerintah.Hal ini
menyebabkan siswa melupakan pelajaran lain yang dianggap tidak penting karena tidak diujikan.
Apabila masalah ini tidak kunjung selesai maka kita akan memproduksi generasi yang
memiliki sifat malas,mental korup,dan tidak mau bekerja keras.Tentu kita tidak ingin itu
terjadi,bagaimanapun juga generasi muda kita akan menjadi generasi penerus bangsa ini.Maka
tidak salah kalau kita disebut sebagai “bangsa yang gagal” dalam hal pendidikan.Padahal
pendidikan merupakan salah satu pilar untuk memutus mata rantai kemiskinan. Pendidikan yang
gagal berpotensi menghasilkan politisi-politisi yang malas dan bermental korup.Mungkin inilah
yang menyebabkan banyak koruptor di Indonesia.Sikap acuh dan tidak peduli di tengah
masyarakat menjadi pupuk berkembangnya masalah ini.Bila kita terus berdiam diri melihat
kenyataan ini maka kehancuran bangsa ini tinggal menunggu waktu. Selain masalah unas juga
terdapat masalah pada sarana dan prasarana penunjang sekolah.Sering kita dengar sekolah yang
ambruk hingga melukai siswanyang sedang belajar di sekolah.Hal ini patut menjadi perhatian
kita.Bagaimana mungkin melaksanakan kegiatan belajar mengajar dilakukan tanpa sarana dan
prasarana.Murid akan terganggu belajarnya karena takut gedung sekolahnya rubuh.Pihak sekolah
tentu tidak diam,mereka telah mengadukan masalah ini ke pemerintah daerah setempat.
Seharusnya hal tersebut tidak terjadi apabila pemerintah daerah tersebut merespon baik
keluhan tersebut. Namun realitanya, seolah pemerintah daerah acuh terhadap masalah ini.
Pemerintah pusat telah menganggarkan 20% APBN untuk dunia pendidikan. Dana itu
seharusnya cukup untuk memperbaiki sekolah-sekolah yang rusak tersebut. Namun, sekolah-
sekolah tersebut urung diperbaiki. Namun yang tak kalah penting adalah peserta didik itu
sendiri.Karena bagaimanapun juga peserta didiklah yang menjalani proses belajar. Kemauan
serta kerja keras untuk meraih cita-cita yang diinginkan harus ditanamkan di dalam hati para
peserta didik.Menjunjung tinggi kejujuran perlu ditanamkan sebagai pedoman siswa dalam
menghadapi segala situasi karena kejujuran merupakan salah satu kunci keberhasilan.Dorongan
dan dukungan dari orang tua juga sangat dibutuhkan untuk memompa semangat belajar
siswa.Semangat dan kerja keras merupakan modal yang di butuhkan bagi siswa untuk meraih
cita-citanya. Perlu kesadaran dari seluruh elemen masyarakat untuk mengatasi masalah dunia
pendidikan di Indonesia. Kesadaran akan pendidikan merupakan hal yang penting bukan hanya
untuk masa depan siswa namun juga demi masa depan bangsa. Semangat menjunjung tinggi
kejujuran juga perlu ditumbuhkan bukan hanya untuk siswa melainkan juga untuk semuanya.
Apabila seluruh masyarakat sadar akan pentingnya pendidikan dan mau menjunjung tinggi
kejujuran , penulis yakin negara ini akan ada peubahan .
Pendidikan Karakter Untuk Membangun Keberadaban Bangsa, adalah kearifan dari
keanekaragaman nilai dan budaya kehidupan bermasyarakat. Kearifan itu segera muncul, jika
seseorang membuka diri untuk menjalani kehidupan bersama dengan melihat realitas plural yang
terjadi. Oleh karena itu pendidikan harus diletakan pada posisi yang tepat, apalagi ketika
menghadapi konflik yang berbasis pada ras, suku dan keagamaan. pendidikan karakter bukanlah
sekedar wacana tetapi realitas implementasinya, bukan hanya sekedar kata-kata tetapi tindakan
dan bukan simbol atau slogan, tetapi dituntuk kecerdasan dan keikhlasan untuk membangun
peradaban bangsa Indonesia.
Pesan akhir tulisan ini, berikan layanan yang terbaik kepada Pendidik dan Tenaga
Kependidikan sehingga terwujud masyarakat yang ”beradab” yang mengimplementasikan nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia. Sosok pendidik addalah sosok yang mampu untuk menjadi
panutan dan selalu memberikan keteladanan. Ilmunya seperti mata air yang tak pernah habis.
Semakin diambil semakin jernih airnya. Mengalir bening dan menghilangkan rasa dahaga bagi
siapa saja yang meminumnya. Maka pembiasaan berperilaku santun dan tauladan adalah
refleksi dari tekad kita semua, sekali bermujahadah , tetap bemujahadah.