revitalisasi pendidikan karakter: sikap dan … … · revitalisasi pendidikan karakter: ......

22
STULOS 12/1 (April 2013) 145-166 REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER: SIKAP DAN PERAN SERTA GEREJA PADA SEKOLAH NEGERI Harapan Simatupang Abstrak: Pendidikan adalah dasar dari perubahan. Karena secara etimologis, Pendidikan berasal dari educare, yaitu: melatih. Tidak salah jika dikatakan bahwa orang yang berpendidikan adalah “agent of change”. Perubahan dimaksud menyangkut aspek religius, kognitif, afeksi, dan kebiasaan. Bangsa yang berkarakter harus dilihat seberapa pentingkah pemerintah dalam menjalankan pendidikan dan juga peran serta gereja dalam dinamika kependidikan. Urgensi pendidikan adalah awal dari perubahan. Rendahnya sikap dan peran serta gereja pada sekolah negeri akan berdampak pada pendidikan anak didik yang tidak berkualitas manusiawi menunggu kehancuran bangsa ini. Kata kunci: Pendidikan, Pendidikan Karakter; sikap dan peran serta Gereja, sekolah negeri. PENDAHULUAN Ada kecemasan serta ketakutan yang dirasakan oleh semua pihak atas keterpurukan moralitas yang melanda semua generasi masa kini. Rendahnya moral, akhlak, atau karakter adalah salah satu bukti kemandulan Lembaga Pendidikan, Lembaga Agama-Sosial, dan Lembaga Keluarga yang dianggap selama ini berperan sebagai pusat terdepan dalam pembinaan moral-akhlak dan spiritualitas. Setiap kasus kejahatan yang ditayangkan di layar Televisi maupun Media Cetak, termasuk kasus-kasus disekitar kita, ditambah lagi pergumulan klasik yang berkepanjangan, seperti: Korupsi, Tawuran, Nafsa dan Free seks-Sodomi, Premanisme, Traficking, dll., itu memperlihatkan bahwa nilai-nilai moral belum disadari, dikedepankan atau dijunjung tinggi. Dimana hasil

Upload: truongtuyen

Post on 05-Feb-2018

255 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER: SIKAP DAN … … · REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER: ... Rendahnya moral, akhlak, atau karakter adalah salah satu bukti ... “Pendidikan Nasional

STULOS 12/1 (April 2013) 145-166

REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER: SIKAP DAN

PERAN SERTA GEREJA PADA SEKOLAH NEGERI

Harapan Simatupang

Abstrak: Pendidikan adalah dasar dari perubahan. Karena secara etimologis,

Pendidikan berasal dari educare, yaitu: melatih. Tidak salah jika

dikatakan bahwa orang yang berpendidikan adalah “agent of

change”. Perubahan dimaksud menyangkut aspek religius, kognitif,

afeksi, dan kebiasaan. Bangsa yang berkarakter harus dilihat seberapa

pentingkah pemerintah dalam menjalankan pendidikan dan juga

peran serta gereja dalam dinamika kependidikan. Urgensi pendidikan

adalah awal dari perubahan. Rendahnya sikap dan peran serta gereja

pada sekolah negeri akan berdampak pada pendidikan anak didik

yang tidak berkualitas manusiawi menunggu kehancuran bangsa ini.

Kata kunci: Pendidikan, Pendidikan Karakter; sikap dan peran serta Gereja,

sekolah negeri.

PENDAHULUAN

Ada kecemasan serta ketakutan yang dirasakan oleh semua pihak

atas keterpurukan moralitas yang melanda semua generasi masa kini.

Rendahnya moral, akhlak, atau karakter adalah salah satu bukti

kemandulan Lembaga Pendidikan, Lembaga Agama-Sosial, dan Lembaga

Keluarga yang dianggap selama ini berperan sebagai pusat terdepan

dalam pembinaan moral-akhlak dan spiritualitas. Setiap kasus kejahatan

yang ditayangkan di layar Televisi maupun Media Cetak, termasuk

kasus-kasus disekitar kita, ditambah lagi pergumulan klasik yang

berkepanjangan, seperti: Korupsi, Tawuran, Nafsa dan Free seks-Sodomi,

Premanisme, Traficking, dll., itu memperlihatkan bahwa nilai-nilai moral

belum disadari, dikedepankan atau dijunjung tinggi. Dimana hasil

Page 2: REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER: SIKAP DAN … … · REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER: ... Rendahnya moral, akhlak, atau karakter adalah salah satu bukti ... “Pendidikan Nasional

146 REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER

Pendidikan Karakter yang diajarkan di Sekolah, di Gereja, maupun di

Rumah? Dan menurut data yang bisa didapatkan melalui Website Mabes

POLRI, itu sangat mencemaskan kita, bahwa kasus kriminal lebih banyak

terjadi dikalangan Remaja dan Pemuda, dan ada pada tingkat yang sangat

kritis. Para pelakunya memiliki jaringan yang sangat rapih, kuat dan

dikoordinir oleh oknum tertentu, sehingga menyulitkan penegak hukum,

tokoh-tokoh masyarakat serta orangtua untuk mencegahnya. Jika kita

tidak peduli terhadap itu, dengan menjunjung nilai-nilai moral maka

kehancuran generasi muda ini berakibat pada kehancuran bangsa.

Disadari atau tidak, semua proses pendidikan yang seharus dapat

meminimalkan kasus tak bermoral itu, jika prakteknya dilakukan dengan

penuh disiplin, konsisten, dan didukung semua pihak. Tetapi dari

pengalaman masa lalu, justru praktek pendidikan di Indonesia selalu

mengalami perubahan seiring pergantian pemimpin, dan ditambah dengan

kasus-kasus tak terpuji dari pendidik, akibatnya peserta didik menjadi

korban. Maka tak salah mengatakan bahwa, hancurnya pendidikan adalah

hancurnya suatu bangsa.

Selain faktor pendidikan, faktor pluralism agama atau kepercayaan

yang berkembang di masyarakat seharusnya dapat mencegah. Tetapi

penerapan nilai pendidikan religious yang dapat membina karakter belum

mampu menjawab problem tersebut. Disana-sini kita menemukan kasus

tak bermoral yang dilakukan oleh para pemuka agama. Maka kemerosotan

spiritual ini mengakibatkan kemerosotan akhlak atau karakter.

Syukurlah bahwa pemerintah mulai memiliki kesadaran. Kesadaran

itu dikristalisasikan dengan memuat Pendidikan Karakter menjadi

Kurikulum Nasional. Upaya itu adalah sebuah usaha secara sadar untuk

menempatkan Pendidikan Karakter sebagai landasan untuk mewujudkan

visi pembangunan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat berakhlak mulia,

bermoral, beretika, berbudaya. Sehingga, cita-cita bersama sebagaimana

diamanatkan dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dapat terwujud

kembali. Namun, di dalam pelaksanaannya Pendidikan Karakter ini belum

Page 3: REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER: SIKAP DAN … … · REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER: ... Rendahnya moral, akhlak, atau karakter adalah salah satu bukti ... “Pendidikan Nasional

JURNAL TEOLOGI STULOS 147

tersosialisasikan dan semua elemen masyarakat belum ada sinergi

mencurahkan perhatian serius untuk menerapkan nilai-nilai pendidikan

karakter ini. Karena itu, bagaimana sikap dan peran serta Gereja dalam

mendukung upaya pemerintah untuk memerangi krisis karakter yang ada

di depan kita sekarang ini?

HAKEKAT PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS

NASIONALITAS

Pengertian Pendidikan Karakter

Pendidikan adalah dasar dari perubahan. Karena secara etimologis,

Pendidikan berasal dari “educare” (Latin), yaitu: melatih. Istilah

“enducare” dalam dunia Pertanian, diartikan sebagai “menyuburkan”

(mengolah tanah agar menjadi subur dan menumbuhkan tanaman yang

baik). Jika istilah tersebut dipakai ke dalam dunia Pendidikan, maka

enducare adalah sebuah usaha sadar yang dilakukan Pendidik (Guru),

dan pihak-pihak terkait untuk membantu menumbuhkan, menata,

mengembangkan, mendewasakan, serta mengarahkan peserta didik

kepada suatu perubahan. Dalam UUSPN1

Nomor 20 Tahun 2003, pasal 1,

ayat 1, menyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan Negara. Maka tak salah dikatakan bahwa orang yang

berpendidikan adalah ‘agent of change’. Perubahan itu menyangkut aspek

religious, kognitif, afeksi, skill, dan habit. Disinilah kita mengerti bahwa

keseriusan dalam megurgensikan pendidikan adalah sebagai awal dari

perubahan. Karena, segala bentuk pendidikan yang dilaksanakan prosesnya

1Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU RI No.2 Th.1989) Dan

Peraturan Pelaksanaannya. (Jakarta: Sinar Grafika, 1992), 1.

Page 4: REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER: SIKAP DAN … … · REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER: ... Rendahnya moral, akhlak, atau karakter adalah salah satu bukti ... “Pendidikan Nasional

148 REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER

bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan karakter, baik peserta

didik maupun tenaga pendidik.

Istilah “karakter” memiliki kesamaan arti dengan tabiat; watak; dan,

kepribadian. Karena berkaitan dengan sifat-sifat di dalam diri manusia

yang membentuknya. Dalam English Language Dictionary, kata character

berarti: 1) consists of all the qualities have that combine to form

personality; 2) knowing how they usually react to things.2 Gabungan

kualitas di dalam diri manusia itulah disebut sebagai karakter. Dan ini

tampak ketika seseorang bereaksi terhadap sesuatu di luar dirinya. Tentu,

adanya karakter sebagai kualitas hidup, maka seseorang dapat

membedakan dirinya dengan orang lain. Itulah yang menjadi identitas

seseorang, untuk menunjukkan orang macam bagaimana dia.

Karakter adalah sesuatu yang dipahatkan pada loh hati manusia sejak

anak-anak yang dapat terus bertumbuh, sehingga menjadi tanda yang

khas. Ini bukan merupakan gejala sesaat, melainkan tindakan yang

konsisten, muncul baik secara batiniah dan rohaniah. Karakter seorang

individu dapat terbentuk sejak dia masih kecil karena pengaruh genetik

(keturunan) dan lingkungan sekitar. Perilaku seorang anak seringkali

tidak jauh dari perilaku orangtuanya. Karakter juga dipengaruhi oleh

lingkungan. Anak yang berada dilingkungan yang baik, cenderung akan

berkarakter baik, demikian juga sebaliknya. Karakter mengacu pada

serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations),

dan ketrampilan (skills).3 Proses pembentukan karakter, baik disadari

maupun tidak, akan mempengaruhi cara individu tersebut memandang

diri dan lingkungannya dan akan tercermin dalam perilakunya

sehari-hari.4 Kita mengakui bahwa kualitas karakter seseorang tidak

2John Sinclair ed., Collins Cobuild English Language Dictionary (London: Collins

Publisher, 1989), 227. 3Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasinya Dalam Lembaga

Pendidikan (Jakarta: Kencana, 2011), 10. 4Wanda Chrisiana, Upaya Penerapan Pendidikan Karakter Bagi Mahasiswa (Studi

Kasus di Jurusan Teknik Industri Uk Petra). Jurnal Teknik Industri Vol.7, No.1, (Juni 2005): 83-90.

Page 5: REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER: SIKAP DAN … … · REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER: ... Rendahnya moral, akhlak, atau karakter adalah salah satu bukti ... “Pendidikan Nasional

JURNAL TEOLOGI STULOS 149

dapat dinilai, jika tidak memiliki relasi dengan kehidupan sehari-hari.

Diantaranya, Keluarga, budaya-sosial, pendidikan, agama, dan pengalaman

adalah relasi yang dapat membentuk kepribadian seseorang untuk berpikir

dan berbuat sesuatu.

Karakter selalu mengacu pada kebaikan yang terdiri dari tiga bagian

yaitu mengetahui yang baik, menginginkan yang baik dan melakukan

yang baik. Ketiga kebiasaan ini didasarkan pada kebiasaan pikiran,

hati dan kehendak. Karakter sebagai sesuatu yang melekat pada personal,

yaitu totalitas ide, aspirasi, sikap yang terdapat pada individu dan telah

mengkristal di dalam pikiran dan tindakan. Manusia hanya dapat

mengamati karakter secara eksternal dan parsial, dari kebiasan, pola pikir,

pola sikap, pola tindak atau pola merespon secara emosional dan pola

dalam bertingkah laku. Namun, kita harus mengakui keterbatasan bahwa

manusia bisa salah dalam memberikan penilain terhadap karakter

seseorang karena ada faktor lain yang mempengaruhinya. Hanya Tuhan

dan individu itu sendiri yang mengetahui siapa jati dirinya.

Pendidikan karakter adalah usaha sengaja (sadar), untuk membantu

manusia memahami, peduli tentang, dan melaksanakan nilai-nilai etika

inti.5

Lebih tegas Muchlas Samani mengatakan bahwa Pendidikan

Karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter pada peserta

didik yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran dan kemauan dan

tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik kepada Tuhan

Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan

sehingga menjadi Insan Kamil.6

Pentingnya Pendidikan Karakter

Setiap hari kita berhadapan dengan hal-hal yang dapat berpengaruh

langsung pada pikiran dan perilaku kita. Dampak dari pengaruh itu bisa

5Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter., 15. 6Muchlas Samani & Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter. (Bandung:

PT Remaja Rosda Karya, 2011), 44.

Page 6: REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER: SIKAP DAN … … · REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER: ... Rendahnya moral, akhlak, atau karakter adalah salah satu bukti ... “Pendidikan Nasional

150 REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER

mengarah kepada perilaku destruktif atau konstruktif. Jika mengarah

kepada dorong untuk semakin berperilaku konstruktif, berarti kita belajar

mencapai manusia yang sempurna. Tetapi jika sebaliknya, maka kita

perlu mencegahnya. Disinilah karakter yang kuat perlu sebagai filter

untuk menyaring dan menolak. Sehingga hanya air yang jernih kita

masukkan ke dalam hidup, sebaliknya segala yang kotor kita singkirkan.

Upaya pelaksanaan Pendidikan Karakter saat ini, dilatar belakangi

oleh beberapa keadaan berikut:

1. Suatu Kesadaran. Adanya kesadaran pemerintah untuk

mengembalikan hakikat pendidikan kepada tujuan Pendidikan

Nasional sesuai dengan UUSPN Nomor 20 Tahun 2003 pada pasal 4,

yaitu: “Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa

dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang

beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi

pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani

dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung

jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.” Juga dituangkan ke dalam PP7

Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, terutama

pada bab II pasal 4 yang berbunyi: “Standar Nasional Pendidikan

bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat.” Selanjutnya, Permendiknas8

Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, terutama termaktub dalam

pendahuluan: “Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan

Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi

mengembangkan kemampuan dan mengembangkan watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

7PP (Peraturan Pemerintah) No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 8Permendiknas (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional) No.22 Tahun 2006 tentang

Standar Isi dan No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL).

Page 7: REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER: SIKAP DAN … … · REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER: ... Rendahnya moral, akhlak, atau karakter adalah salah satu bukti ... “Pendidikan Nasional

JURNAL TEOLOGI STULOS 151

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” Dan

Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi

Lulusan. Dalam rumusan SKL tersebut secara implisit maupun eksplisit

pada semua jenjang pendidikan memuat substansi nilai atau karakter.

Demikian Rencana Pemerintah Jangka Menengah Nasional 2010-2014,

bahwa pendidikan karakter sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan

dari upaya pencapaian Visi pembangunan Nasional.9

2. Faktor globalisasi yang terus mengalami perubahan. Perubahan

yang kita rasakan dalam masa ini seringkali membingungkan baik bagi

orangtua maupun anak-anak. Salah satu perubahan yang melanda dunia

adalah Dehumanisasi. Di dalamnya kita dapat temukan usaha pemudaran

Kebenaran. Usaha ini nampak dalam kesimpulan pemikiran para pemikir

postmodern bahwa kebenaran hanyalah apa yang kita buat, baik sebagai

individu maupun sebagai komunitas dan tidak lebih dari itu. Akibat dari

pemudaran kebenaran ini, tampak melemahnya penegakan disiplin dan

peraturan, sehingga apa yang benar dan apa yang salah tidak jelas.

Batas-batas moral menjadi kabur, menyebabkan memilih sesuatu yang

benar dan tepat menjadi jauh lebih sukar dan akibatnya jatuh pada

perilaku buruk jauh lebih serius. Individualisme, Hedonisme, Liberalisme,

dan lain-lain adalah tantangan berat bagi penerapan pendidikan Karakter.

Dalam konteks Indonesia, banyak di antara manusia Indonesia yang

perilakunya menyimpang dari nilai-nilai Pancasila, yang berakibat pada

penghancuran keutuhan bangsa.

3. Meningkatnya Kasus-kasus Kriminal. Meningkatnya kasus kriminal

di Negara kita, memiliki relasi dengan negara-negara lain. Para pelakunya

memiliki jaringan yang sangat rapih, kuat dan dikoordinir oleh oknum

tertentu, sehingga menyulitkan penegak hukum, tokoh-tokoh

masyarakat serta orangtua untuk mencegahnya. Tentu kita setuju, bahwa

9Kemendiknas, Pembinaan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Kejuruan.

(Jakarta: 2010)

Page 8: REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER: SIKAP DAN … … · REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER: ... Rendahnya moral, akhlak, atau karakter adalah salah satu bukti ... “Pendidikan Nasional

152 REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER

kejahatan ini dapat menghambat proses pendidikan serta mengancam

hidup generasi muda yang berdampak langsung pada kehancuran bangsa.

4. Masalah Mal-Praktik Pendidikan. Mal-praktek tidak hanya

terjadi di dunia Kedokteran (Medis), tetapi di semua sektor. Kasus

mal-praktek dalam dunia Pendidikan, antara lain: 1) persoalan orientasi

taksonomik. Berpuluh-puluh tahun praktik pendidikan kita telah berkiblat

pada taksonomi Bloom yang memilah-milah ranah pendidikan menjadi

kognitif, afektif, dan psikomotor; 2) masalah kurang adanya

keseimbangan antara aspek “pikir” dengan “hati” dalam praktik

pendidikan; 3) kurang adanya keseimbangan pengembangan antara

Programmed Curriculum dengan Hidden Curriculum; 4) masalah

penghadiran dan internalisasi nilai-nilai melalui berbagai mata pelajaran;

5) masalah kurang optimalnya praktik pendidikan dan pembelajaran

untuk pengembangan kepribadian, dan lain-lain.

5. Perubahan Perilaku Pada Peserta Didik. Apa yang kita lihat di

media Televisi, sering terjadi kasus kekerasan yang dilakukan oleh guru

terhadap murid, murid terhadap guru, dan murid dengan murid.

Kasus-kasus tersebut menunjukkan, bahwa banyak siswa kurang

menunjukkan kesungguhan dalam belajar. Jika seorang guru bertindak

tegas untuk mendisiplin anak yang tidak berperilaku baik, tidak mendapat

dukungan positif baik dari orangtua, maupun masyarakat, malah

sebaliknya banyak orangtua dan masyarakat menilai itu sebagai

pelanggaran HAM. Tidak jelasnya batasan-batasan bagi seorang guru

mengambil tindakan pendisiplinan, siswa dengan mudahnya melaporkan

guru ke pihak berwajib. Rasa ketakutan itulah yang dirasakan guru saat

ini. Tidak pernah murid dilapor melanggar HAM, tetapi tiap saat banyak

guru dipanggil pihak berwajib karena melanggar HAM. Jelas ini salah

satu faktor, membuat perubahan mental peserta didik. Jika guru takut

mendisiplin siswa, maka pendidikan karakter gagal. Selain itu, banyaknya

Mall, Warnet atau tempat hiburan lainnya disekitar lingkungan sekolah,

menjadi daya tarik bagi siswa untuk bolos jam pelajaran. Begitu juga,

Page 9: REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER: SIKAP DAN … … · REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER: ... Rendahnya moral, akhlak, atau karakter adalah salah satu bukti ... “Pendidikan Nasional

JURNAL TEOLOGI STULOS 153

sifat kasar, egois, meremehkan, bersikap kurang ajar, menentang dan

balas dendam, serta tidak tangguh dalam menghadapi tekanan hidup pada

siswa tertentu yang ada dilingkungan sekolah, itu dapat mempengaruhi

siswa lainnya. Karena itu, tidak salah bahwa semua kasus-kasus di

lingkungan sekolah membuktikan adanya pergeresan nilai-nilai moral di

kalangan pelajar.

Proses Pendidikan Karakter

Bagan Proses Pendidikan Karakter

Dari bagan diatas, Pendidikan Karakter dilihat dari dua sisi, yaitu: output

dan input. Kedua sisi ini menjelaskan apa yang diterima dari luar dirinya

sebagai input, demikian dia akan berperilaku sebagai output. Proses

pembentukan karakter dapat terjadi di dalam: keluarga, sekolah,

lingkungan, dan saling mempengaruhi. Hasilnya, seseorang dapat

menjadi trustworthiness, jika dia melihat sosok atau figur orang yang

berintegritas, jujur dan loyal. Dia bisa tidak memanfaatkan orang lain

(fairness), jika dirinya tidak dijadikan objek (korban). Dia bisa bersikap

peduli dan perhatian (caring) terhadap orang lain maupun kondisi

lingkungannya, jika dirinya mendapat perhatian yang baik dari orang lain

maupun lingkungannya. Dia bisa sadar hukum (citizenship), jika

hukum memberi perlindungan/kenyamanan padanya. Selanjutnya, dia

bisa bertanggung jawab, disiplin, melakukan sesuatu dengan baik

(responsibility), jika dirinya mendapat perlakuan dan hak-hak hidupnya

Page 10: REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER: SIKAP DAN … … · REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER: ... Rendahnya moral, akhlak, atau karakter adalah salah satu bukti ... “Pendidikan Nasional

154 REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER

terpenuhi. Dengan demikian, seseorang dapat berkarakter kuat/baik

apabila ada keseimbangan antara input dan output; atau, output dan input.

Tri Pusat Pendidikan Karakter

Di dalam proses tumbuh kembangnya karakter seorang anak, ada tiga

pusat pendidikan yang memiliki peranan besar. Ketiga pusat pendidikan

tersebut, yaitu: 1) Keluarga; 2) Sekolah; dan, 3) Lingkungan Masyarakat.

1. Keluarga. Keluarga merupakan pusat pendidikan karakter yang

pertama dan terpenting. Keluarga adalah sebuah basis awal kehidupan

bagi setiap manusia. Keluarga menyiapkan sarana pertumbuhan dan

pembentukan kepribadian anak sejak dini. Dengan kata lain, kepribadian

anak tergantung pada pemikiran dan perlakuan kedua orangtua. Disini

orangtua memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan

kepribadian anak. Keteladanan orangtua adalah modal penting bagi

pembangunan kepribadian anak. Keyakinan-keyakinan, pemikiran dan

perilaku orang tua dengan sendirinya memiliki pengaruh yang sangat

dalam terhadap pemikiran dan perilaku anak. Maka tidak salah jika krisis

karakter yang terjadi di Indonesia merupakan cerminan gagalnya

pendidikan di keluarga.

2. Sekolah. Sekolah mempunyai peran yang sangat strategis dalam

membentuk manusia yang berkarakter. Pendidikan adalah salah satu hal

terpenting dalam kehidupan setiap manusia. Karena tugasnya yang sangat

penting membangun kehidupan, maka gagalnya pendidikan merupakan

kegagalan kehidupan dan masa depan. Plato berkata, tugas pendidikan

adalah membebaskan dan memperbaharui; lepas dari belenggu

ketidaktahuan dan ketidakbenaran. Demikian juga Aristoteles melihat

serupa, bahwa tujuan pendidikan haruslah sama dengan tujuan akhir dari

pembentukan Negara – juga yang harus sama pula dengan sasaran utama

pembuatan dan penyusunan hukum, dimana tujuan utama dari semua itu,

yaitu terciptanya kehidupan yang baik dan bahagia (eudaimonia). Dengan

demikian, Sekolah, pada hakikatnya bukanlah sekedar tempat “transfer of

Page 11: REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER: SIKAP DAN … … · REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER: ... Rendahnya moral, akhlak, atau karakter adalah salah satu bukti ... “Pendidikan Nasional

JURNAL TEOLOGI STULOS 155

knowledge” belaka. Seperti dikemukakan Fraenkel,10

sekolah tidaklah

semata-mata tempat di mana guru menyampaikan pengetahuan melalui

berbagai mata pelajaran. Sekolah juga adalah lembaga yang

mengusahakan usaha dan proses pembelajaran yang berorientasi pada

nilai (value-oriented enterprise). Lebih lanjut, Fraenkel mengutip John

Childs yang menyatakan, bahwa organisasi sebuah sistem sekolah dalam

dirinya sendiri merupakan sebuah usaha moral (moral enterprise), karena

ia merupakan usaha sengaja masyarakat manusia untuk mengontrol pola

perkembangannya.

3. Lingkungan Masyarakat. Secara umum kita mengakui bahwa

sosial dan budaya dimana kita berada turut membentuk kepribadian atau

identitas kita. Ada hubungan timbal-balik antara sosial-budaya dengan

tabiat seseorang. Dari sudut pandang Antropologi, tidak hanya tingkah

laku manusia itu saja yang dapat dipelajari, tetapi juga menyangkut apa

yang ada dalam pikiran manusia itu. Dan tingkah laku ini tergantung pada

proses pembelajaran. Apa yang dilakukan oleh seseorang, itu merupakan

hasil dari proses belajar (melibatkan rasio) yang dilakukan sepanjang

hidupnya. Seseorang mempelajari bagaimana bertingkah-laku ini dengan

cara mencontoh atau belajar dari generasi diatasnya dan juga dari

lingkungan alam dan sosial yang ada disekelilingnya. Perkembangan

moral dan perilaku itu ditentukan oleh lingkungan seumur hidupnya yang

menurut Koentjaraningrat serba berpranata, serba bersistem atau

mengandung norma-norma sosial yang terorganisir dan mengatur setiap

perilaku warga masyarakat. Norma-norma dan nilai-nilai masyarakat,

disadari atau tidak telah meresap ke dalam kita. Alkitab sendiri pun

mengakui pengaruh sosial-budaya bagi pembentukan kepribadian

seseorang. Dalam Kitab Imamat 18:3, berkata: “Janganlah kamu berbuat

seperti yang diperbuat orang di tanah Mesir, di mana kamu diam dahulu;

juga janganlah kamu berbuat seperti yang diperbuat orang di tanah

Kanaan, ke mana Aku membawa kamu; janganlah kamu hidup menurut

10 Fraenkel, Jack R. How to Teach about Values: An Analytical Approach.

(Englewood, NJ: Prentice Hall, 1977), 1-2.

Page 12: REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER: SIKAP DAN … … · REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER: ... Rendahnya moral, akhlak, atau karakter adalah salah satu bukti ... “Pendidikan Nasional

156 REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER

kebiasaan mereka. Selanjutnya, 1 Korintus 15:33 berkata: “Janganlah

kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik.”

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER NASIONAL

1. Dasar dan Tujuan Pendidikan Karakter

(Sumber: Kemendiknas 2010)

Dari gambar diatas, bahwa sumber-sumber dasar nilai karakter

berasal dari agama, Pancasila, UUD 1945, dan nilai-nilai kearifan lokal.

Sumber-sumber nilai karakter tersebut diinternalisasikan pada para siswa

melalui berbagai kegiatan di sekolah, yaitu selama berlangsungnya Proses

Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM). Hasil yang diharapkan adalah agar

para generasi muda ini dapat berkarakter innovatif, kreatif, disiplin,

simpati, empati, jujur, percaya diri, kompetitif, kooperatif, leadership,

imaginatif, bersih, sehat, peduli, adaptif, toleransi, dan suka menolong,

dan lain-lain.

Sedikitnya ada tiga tujuan utama ditetapkan Pendidikan Karakter

sebagai Kurikulum Nasional adalah:

1. Pendidikan karakter adalah upaya fasilitasi yang dilakukan oleh

(pendidik, tenaga kependidikan, dan komunitas) di sekolah dasar untuk

menjadikan peserta didik berkarakter baik.

Page 13: REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER: SIKAP DAN … … · REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER: ... Rendahnya moral, akhlak, atau karakter adalah salah satu bukti ... “Pendidikan Nasional

JURNAL TEOLOGI STULOS 157

2. Pendidikan karakter yang dibangun dalam pendidikan dapat

mengacu pada Pasal 3 UU Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun

2003, bahwa: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab”.

3. Pendidikan karakter sebagai filter terhadap globalisasi yang dapat

menghilangkan peradaban budaya suatu bangsa dalam kontek Indonesia

sesuai UUD Tahun 1945 dan falsafah Pancasila, dan radikalisme yang

mengancam keutuhan bangsa NKRI.

Upaya Pemerintah di Bidang Pendidikan

1. GDN (Gerakan Disiplin Nasional). Kita pernah mengetahui

GDN untuk menertibkan para pelajar yang mangkal dipinggir jalan.

Gerakan ini pernah mendapat sambutan positif dari masyarakat. Tetapi

entah kenapa, GDN ini sudah tidak terdengar lagi.

2. Sertifikasi Guru. Program Sertifikasi ini diberlakukan untuk

meningkatkan kualitas tenaga pendidik. Banyak Guru yang perlu di

upgrade karena sudah tidak sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman.

Disisi lain, sertifikasi ini sebagai pendisiplinan terhadap kinerja guru.

Karena kinerja guru mempengaruhi karakter siswanya.

3. BOS (Bantuan Operasional Siswa). Salah satu tujuan BOS ini

adalah untuk menekan jumlah anak-anak Indonesia yang putus sekolah

karena tidak ada biaya. Kita bisa bayangkan perilaku anak yang duduk di

bangku sekolah yang setiap hari mendengar nasihat, atau pendidikan pun

ada yang berperilaku tak bermoral. Bagaimana dengan anak-anak yang

putus sekolah yang tidak mendapat pendidikan di Sekolah?

Page 14: REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER: SIKAP DAN … … · REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER: ... Rendahnya moral, akhlak, atau karakter adalah salah satu bukti ... “Pendidikan Nasional

158 REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER

PERAN SERTA GEREJA PADA SEKOLAH NEGERI

Telaah Kritis pada sikap gereja selama ini

Dalam perspektif Kristen, Pendidikan11

adalah suatu implikasi

dalam interpretasi Allah. Memikirkan apa yang dipikirkan Allah,

mendedikasikan alam semesta kepada Penciptanya, dan menjadi wakil

dari Raja segala sesuatu; inilah tugas manusia. Secara prinsip, Pendidikan

Karakter dalam konteks Kristen berbeda dengan Pendidikan Karakter

Nasional. Perbedaan yang sangat fundamental sekali yaitu bahwa Alkitab

adalah sumber mutlak pendidikan karakter. UUD Tahun 1945 dan

Falsafah Pancasila tidak dapat mengubah karakter seseorang, tetapi hanya

Tuhan dan melalui firman-Nya. Karena fungsi Alkitab dalam 2 Timotius

3:16 berbunyi: “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat

untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki

kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian

tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan

baik.” Dari sini kita tahu bahwa berbicara karakter bukan sesuai dengan

maunya manusia, maunya raja atau pemerintah, maunya guru, dan

maunya orangtua, tetapi maunya Tuhan. Sebab, hanya Tuhan yang tahu

standar karakter sesungguhnya yang harus dipenuhi oleh manusia

ciptaan-Nya. Itulah sebabnya, Tuhan memberikan firman-Nya agar siapa

saja yang bertemu dengan-Nya diajar, ditegur, diperbaiki, dan dididik

dalam kebenaran.

Dilihat dari presuposisi Van Til, bahwa pendidikan harus bermula

dari apa yang dipikirkan Allah. Bagaimana dengan pendidikan karakter di

luar kekristenan? Dalam penjelasannya tentang Antitesis dalam Filsafat

Pendidikan, Van Til tidak menolak atau melupakan doktrin anugerah

umum. Anugerah umum tidak mengabaikan perbedaan-perbedaan ultimat,

tetapi jika dipahami dengan tertentu anugerah umum berbicara tentang

perbedaan-perbedaan ultimat tersebut. Dia berfungsi untuk menunjukkan

11Cornelius Van Til, Dasar Pendidikan Kristen, terj., (Surabaya: Momentum, 2004), 65.

Page 15: REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER: SIKAP DAN … … · REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER: ... Rendahnya moral, akhlak, atau karakter adalah salah satu bukti ... “Pendidikan Nasional

JURNAL TEOLOGI STULOS 159

bahwa hal-hal yang sama tidak selalu berarti sama. Karena itu, dalam

konteks Pendidikan Karakter Nasional yang berlandas dari berbagai

sumber, yaitu pluralism agama, UUD Tahun 1945 dan Ideologi Pancasila,

walaupun ada kesamaan tetapi tidak sama. Karena bisa saja manusia

tanpa Tuhan memiliki nilai karakter sebagaimana yang diupayakan dalam

pendidikan nasional.

Jika secara presuposisi ada perbedaan-perbedaan ultimat dalam

pendidikan karakter, apakah gereja bersikap membiarkan atau tidak

peduli? Dalam sejarah Gereja, dua tokoh teolog yang hidup di zaman

Reformasi, yaitu Martin Luther dan John Calvin, memberi warna khas

kepada Gereja masa kini. Ada gereja anti Negara yang diwakili oleh

Martin Luther, dipihak lain ada gereja yang menganggap bahwa Negara

berguna bagi agama dan agama bagi Negara yang diwakili oleh John

Calvin. Bagi Luther, gereja hanya mengurusi urusan-urusan rohani.

Tetapi apa yang kita lihat dalam konteks masa kini, justru Negara yang

lebih berperan mengurusi karakter manusia. Berbeda dengan Calvin,

yang mengakui bahwa pemerintahan sipil merupakan sesuatu yang

dibutuhkan karena dosa masih merajalela. Pemerintah menerima

wewenang dari Allah, maka dia beralaskan pada kesusilaan. Karena

alasan dosa12

…tanpa hukum dan pemerintahan, dan tanpa otoritas yang

berkuasa, akan sungguh-sungguh menjadi neraka di bumi, atau setidaknya

merupakan suatu pengulangan dari apa yang pernah ada di bumi ketika

Allah menenggelamkannya dalam air bah, ras pertama manusia yang

bobrok. Karena itu, Pemerintah bersama Agama bertanggung jawab

untuk menjaga kesusilaan di dalam porsi masing-masing.

Pendidikan Karakter Berbasis Nilai-nilai Alkitabiah

Dibawah ini penulis mengklasifikasikan hasil pendidikan karakter sebagaimana

dituangkan di dalam UUSPN Nomor 20 Tahun 2003, sebagai berikut:

12Abraham Kuyper, Lecturer on Calvinism, terj. (Surabaya: Momentum, 2005),

90-91.

Page 16: REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER: SIKAP DAN … … · REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER: ... Rendahnya moral, akhlak, atau karakter adalah salah satu bukti ... “Pendidikan Nasional

160 REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER

PERANSERTA GEREJA PADA SEKOLAH NEGERI

UUSPN Nomor 23 Tahun 2005, Pasal 47 ayat 1, berbunyi: “Masyarakat

sebagai mitra Pemerintah berkesempatan yang seluas-luasnya untuk

berperan serta dalam penyelenggaraan pendidikan nasional.” Selanjutnya,

pada pasal 48 ayat 1, berbunyi: “Keikutsertaan masyarakat dalam penentuan

kebijaksanaan Menteri berkenan dengan sistem pendidikan nasional

diselenggarakan melalui suatu Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional

yang beranggotakan tokoh-tokoh masyarakat dan yang menyampaikan

saran, nasihat, dan pemikiran lain sebagai bahan pertimbangan.”

Gereja adalah bagian dari masyarakat. Maka sebagai bagian dari

masyarakat Indonesia, gereja harus ikut berperan aktif untuk mendukung

pembangunan bangsa melalui pengupayaan pendidikan karakter. Gereja

sebagai sumber rasa dan cahaya bagi masyarakat, berarti gereja tidak

hanya memikirkan dirinya sendiri. Karena, apabila di sekeliling gereja

sejahtera, gereja pun akan ikut merasakannya.

Sedikitnya, ada empat peran serta Gereja dalam bidang Pendidikan,

yaitu:

1. Sebagai Garam dan Terang ditengah Masyarakat Persekolahan

Garam memberi rasa terhadap yang tawar. Terang memberi cahaya

kepada kegelapan. Sumber rasa dan cahaya bagi dunia adalah gereja,

Empat Pilar Karakter Perlu Diperkuat Di Kalangan Pelajar Masa Kini

Dalam Menghadapi Arus Negatif Globalisasi

1. BERIMAN

2. BERILMU

3. BERBUDAYA

4. BERADAB

KNOWLEDGE OF GOD

KNOWLEGDE SOCIETY

CULTURED SOCIETY

CIVILIZED SOCIETY

TA

NT

AN

GA

N

GL

OB

AL

ISA

SI

Page 17: REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER: SIKAP DAN … … · REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER: ... Rendahnya moral, akhlak, atau karakter adalah salah satu bukti ... “Pendidikan Nasional

JURNAL TEOLOGI STULOS 161

selanjutnya Allah sendiri sebagai sumber hidup bagi gereja. Garam dan

Terang adalah berbicara, pengaruh. Pengaruh dalam konteks pendidikan,

yaitu: 1) gereja terus memerangi perilaku tak bermoral yang masih

merebak di lingkungan gereja, keluarga, instansi, dan masyarakat dengan

menunjukkan jalan menuju kemuliaan kekal; 2) gereja terus menunjukkan

pelayanan kasih, yang di dalam nama Tuhan.13

Dalam konteks ini, gereja

dapat menyediakan dana bagi siswa-siswa yang tak mampu dan bukan

sebagai pengikat untuk berjemaat. Karena, pemberian untuk mengikat

seperti itu berarti tidak ikhlas, dan bertentangan dengan hakikat kasih

sejati. Bukan saatnya lagi gereja hanya memikirkan dirinya sendiri. Selain

itu, gereja sesuai kemampuannya, juga dapat membantu menyediakan

sarana fisik dan sarana pendidikan lainnya bagi sekolah-sekolah baik

negeri maupun swasta yang memprihatinkan. Dalam pengamatan penulis,

banyak sekolah-sekolah negeri jumlah siswa Kristennya banyak, tetapi

pihak sekolah tidak mau menerima kehadiran Guru Agama Kristen, dan

ada yang diterima, tetapi kalau mau belajar Agama, sulit mendapat ruang

kelas. Mengapa terjadi seperti itu? Karena gereja tidak peduli pada dunia

Pendidikan. Mengapa gereja tidak mau peduli? Tidak adanya kepedulian

gereja terhadap pendidikan, membuat kehadiran gereja di masyarakat

sulit diterima, ditambah lagi banyak gedung gereja berdiri megah,

sementara disekitarnya ada sekolah yang mau roboh.

2. Menyokong Guru-guru Agama Kristen

Dalam konteks dunia Pendidikan, gereja berperan dalam melengkapi

guru-guru Kristen. Secara fakta, banyak guru-guru Kristen kurang

berkualitas, baik secara moral dan pengetahuan, akibatnya guru tersebut

selalu bermasalah. Seharusnya, Guru14

lebih unggul dari anak-anak yang

dipercayakan kepadanya, baik dalam hal pembimbingan karakter moral,

dalam hal pengetahuan dari mata pelajaran yang diajarkan, dalam hal

13Abraham Kuyper, Ibid., 45. 14Louis Berkhof, Ibid., 167.

Page 18: REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER: SIKAP DAN … … · REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER: ... Rendahnya moral, akhlak, atau karakter adalah salah satu bukti ... “Pendidikan Nasional

162 REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER

ketrampilan praktis yang ditunjukkan melalui penggunaan sarana yang

baik untuk mencapai tujuan, dan dalam hal kebijaksanaan yang diperlukan

untuk menuntun kehidupan orang muda.

Itulah anggapan umum bahwa guru setidaknya telah dilengkapi

dengan otoritas moral, dan harus menggunakannya untuk mengarahkan

hidup dan aktivitas murid-muridnya. Adalah sikap yang kurang bijaksana

jika ada pihak sekolah memecat guru tanpa diberi pelatihan yang cukup.

Seharusnya mereka terus dilatih agar cakap mengajar. Kasus pemecatan

guru-guru adalah salah satu indikasi adanya perubahan orientasi atau

tujuan didirikannya sekolah tersebut. Salah satu dugaan kuat, bahwa

keuntungan materi menjadi orientasi utamanya. Sehingga banyak guru

menjadi “sapi perah” dari pemilik sekolah, mereka dipaksa harus

professional tanpa dibarengi dengan pemenuhan hak hidupnya. Ini yang

membuat banyak Guru Kristen jadi asal-asalan mengajar dan tidak

bertanggung jawab.

Bagaimana sikap gereja terhadap kasus ini, padahal guru-guru itu

adalah anggota jemaatnya? Disini Gereja dapat menampung atau

membentuk kelompok khusus berprofesi guru, agar di dalam kelompok

tersebut mereka ditopang, diperlengkapi, diperhatikan, dimotivasi

sehingga secara profesi mereka bertanggung jawab kepada Tuhan dan

anak-anak didik, serta dapat mengatasi konflik yang dihadapinya.

3. Sebagai Gembala (1 Petrus 5:1-5)

Gereja harus menggembalakan warga jemaatnya dengan baik. Kata

‘gembala’ berarti menjaga, mengawasi, menuntun, melatih warga jemaat.

Gereja harus mendorong suami-isteri untuk aktif mendidik anak-anaknya

di rumah. Banyak anak-anak yang nakal karena hidup di dalam keluarga

yang hancur. Keluarga sebagai wadah awal benih. Keluarga kristiani

perlu memiliki spiritual yaitu pengalaman berjumpa dan hidup dalam

pergaulan dengan Allah. Pengalaman perjumpaannya dengan Allah

menyebabkan terjadinya perubahan hidup secara total dan radikal.

Page 19: REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER: SIKAP DAN … … · REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER: ... Rendahnya moral, akhlak, atau karakter adalah salah satu bukti ... “Pendidikan Nasional

JURNAL TEOLOGI STULOS 163

Keluarga merupakan agen dan lingkungan sosialisasi bagi setiap individu.

Di dalam keluargalah, kita belajar bagaimana cara menjadi anggota

masyarakat dan mengenal siapa diri kita sendiri. Keluarga mewariskan

kepada anak-anaknya beberapa hal penting15

: 1) Pola-pola komunikasi; 2)

Konsep diri (pengenalan dan penerimaan diri); 3) Disiplin diri (pribadi,

sosial dan rohani); 4) Tata nilai (benda, moral, sosial dan kerohanian); 5)

Cara mengatasi krisis kehidupan. Karena itu, Gereja berfungsi sebagai

gembala harus dapat mengaplikasikan pengajarannya sampai kepada

keluarga warga jemaat.

Tanggung-jawab gereja dalam menjadikan umat (anak-anak, pemuda,

dll) harus fokus juga terhadap pendidikan di keluarga. Pendidikan

keluarga itu dilakukan oleh orang tua. Meminjam pemikiran Martin

Luther, orangtua adalah pengajar ke dua setelah Allah. Orangtua sebagai

pengajar yang handal dalam membina, mendidik, serta mengarahkan

anak itu takut akan TUHAN. Seperti teks Ulangan di atas, orangtua

jangan jemu-jemu dalam mengarahkan anak itu kepada kehendak Allah.

Dari dalam keluarga anak itu mendapatkan didikan sesungguhnya.

Membuat anak lebih rohani. Begitu indahnya penanaman pengalaman

hidup Kristen di dalam keluarga yang begitu saleh, menjadi dasar

kehidupan seseorang sepanjang hidupnya kemudian.16

Berbagai pedoman

tentang pendidikan anak menekankan agar orang tua dapat menjadi

pendengar dan komunikator yang baik, mampu menjadi teladan,

menciptakan lingkungan belajar dirumah, tidak mengembangkan

pemikiran yang sempit dan dangkal pada anak, serta dapat menanamkan

kejujuran. Oleh karena itu disini yang utama adalah kualitas interaksi

antara anggota keluarga, bukan kuantitasnya.17

Karena begitu vitalnya

peran keluarga dalam pendidikan karakter, maka gereja harus memantau

15Membangun Keluarga Kristen. (Departemen Agama Kanwil Provinsi Jawa Barat,

2007), 5. 16Nicholas Wolterstoff, Educating For Life. (Grand Rapids, Michigan: Baker Book

House, 2002), 10-11. 17Go Setiawan, M. Menerobos Dunia Anak. (Bandung: Yayasan Kalam Hidup,

2000), 17.

Page 20: REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER: SIKAP DAN … … · REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER: ... Rendahnya moral, akhlak, atau karakter adalah salah satu bukti ... “Pendidikan Nasional

164 REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER

apakah pendidikan seperti dikatakan dalam kitab Ulangan 6:7 sudah

dilakukan atau belum. Gereja harus fokus pada persekutuan keluarga,

sebagai wujud dan peran gereja atas kepeduliannya kepada pendidikan.

PENUTUP

Perilaku tak bermoral adalah musuh kita bersama. Setidaknya semua

masyarakat dapat membedakan antara perilaku baik maupun buruk,

karena secara umum kriteria itu ada dan sudah dipelajari baik di sekolah,

keluarga, dan sosial-agama. Semua lapisan masyarakat harus berperan

aktif untuk memberantasnya, tentu dengan cara-cara yang bijaksana.

Pendidikan Karakter Nasional sekarang ini adalah salah satu cara terbaik

untuk mendidik baik siswa, mahasiswa, kaum dewasa, dan orangtua,

untuk berkarakter kuat sehingga dapat mengatasi gerakan Dehumanisasi

saat ini. Belajar karakter bukan berarti seseorang tak berkarakter baik.

Tetapi pendidikan karakter memiliki multiguna.

Langkah yang sangat bijak, jika pemerintah dengan semua lapisan

masyarakat sama-sama sadar serta bertindak karena melihat coretan hitam

di lembaga pendidikan, pemerintahan, maupun sosial akibat perilaku tak

bermoral yang sudah sekian lama menjadi sahabatnya. Berangkat dari

kesadaran itulah, pemerintah berupaya memuat Pendidikan Karakter

sebagai kurikulum nasional dengan tujuan tertentu sebagaimana diatur

dalam Undang-undang dan peraturan terkait. Gerakan pemerintah ini

seharusnya mendapat sambutan dan dukungan dari masyarakat. Masihkah

kita berdiam atau sibuk dengan diri sendiri melihat kejahatan yang

merajalela saat ini?

Gereja adalah bagian dari masyarakat. Maka sebagai bagian dari

masyarakat Indonesia, gereja harus ikut berperan aktif untuk mendukung

pembangunan bangsa melalui pengupayaan pendidikan karakter. Karena,

Gereja sebagai sumber rasa dan cahaya bagi masyarakat, itu berarti gereja

tidak boleh hanya memikirkan dirinya sendiri. Suara Tuhan kepada

Page 21: REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER: SIKAP DAN … … · REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER: ... Rendahnya moral, akhlak, atau karakter adalah salah satu bukti ... “Pendidikan Nasional

JURNAL TEOLOGI STULOS 165

Yeremia masih relevan bagi Gereja-gereja Indonesia, yaitu: “Usahakanlah

kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota

itu kepada Tuhan, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu”

(Yeremia 29:7). Ini berarti, doa dan tindakan aktif sebagai bentuk

kepedulian gereja terhadap Pendidikan. Gereja harus tetap mewartakan

kebenaran sebagai standar moral, ia juga harus melengkapi orang-orang

kudus (Guru-guru atau Tenaga Relawan; Keluarga) dengan pendidikan

yang mereka butuhkan, sehingga mereka menjadi orang-orang yang

bertanggung-jawab kepada Tuhan dan anak didiknya. Masih banyak

bentuk-bentuk nyata yang dapat dilakukan Gereja terhadap Pendidikan.

Sebab itu, setiap gereja diharapkan dapat menyumbangkan dukungannya,

agar kehadirannya bukan sebagai pendatang atau tamu asing di Republik

ini, melainkan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat

Indonesia lainnya. Sebagai motivasi, biarlah firman Tuhan yang

disuarakan Rasul Paulus menjadi pedoman bagi Gereja-gereja Indonesia

dalam melaksanakan panggilannya; “Janganlah kita jemu-jemu berbuat

baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita

tidak menjadi lemah” (Galatia 6:9).

Page 22: REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER: SIKAP DAN … … · REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER: ... Rendahnya moral, akhlak, atau karakter adalah salah satu bukti ... “Pendidikan Nasional

166 REVITALISASI PENDIDIKAN KARAKTER

DAFTAR PUATAKA

Berkhof, Louis., dan Van Til, Cornelius. Dasar Pendidikan Kristen. Terj.

Surabaya: Momentum, 2004.

Jack R, Fraenkel. How to Teach about Values: An Analytical Approach.

Englewood, NJ: Prentice Hall, 1977.

Kuyper, Abraham. Lecturer on Calvinism. Terjemahan. Surabaya:

Momentum, 2005.

Kuyper, Abraham. Iman Kristen Dan Problema Sosial. Terjemahan.

Surabaya: Momentum, 2004.

Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU RI No. 2 Th.

1989) Dan Peraturan Pelaksanaannya. Jakarta: Sinar Grafika, 1992.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang

Standar Isi dan No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi

Lulusan (SKL).

Kemendiknas, Pembinaan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah

Kejuruan. Jakarta: Kemendiknas, 2010.

Samani, Muchlas., dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan

Karakter. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2011.

Wolterstoff, Nicholas. Educating For Life. Grand Rapids: Grand Rapids:

Baker Book House, 2002.

Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasinya dalam

Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana, 2011.