potensi urban tourism di kota...
TRANSCRIPT
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 1
http://antologi.upi.edu/main/antologi/B035
POTENSI URBAN TOURISM DI KOTA PEKANBARU
Oleh :
Atika Maharani Syafril, Enok Maryani, Bagja Waluya
Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas
Pendidikan Indonesia
Email :
[email protected] , [email protected] , [email protected]
ABSTRAK Kota Pekanbaru memiliki daya tariksebagai kota wisata. Beberapa tahun terakhir Kota Pekanbaru sering
digunakan dalam kegiatan-kegiatan nasional seperti penyelenggaraan PON, MTQ, konvensi nasional
dan musyawarah nasional, namun jumlah kunjungan wisatawan fuktuatif bahkan mengalami penurunan
sebesar 3% pada tahun 2015.Berdasarkan latar belakang tersebut, tujuan penelitian untuk mengetahui
potensi Urban Tourismdi Kota Pekanbaru.Metode penelitian yangdigunakan
kuantitatifdeskriptif.Sampel penelitian yaitu wisatawan berjumlah 150 responden. Teknik analisis
menggunakan Scorring untuk mengukur potensi Urban Tourism.Temuan penelitian menunjukkan
bahwa karakteristik wisatawan di Kota Pekanbaru mayoritas masih berusia produktif, pendidikan akhir
perguruan tinggi, memiliki pekerjaan sebagai pelajardanmahasiswa. Tujuan wisatawan Kota Pekanbaru
yaitu untuk menambah wawasan dan berekreasi. Kota Pekanbaru memiliki potensi Urban Tourism
dengan atraksi wisata sejarah, wisatabudaya, danhiburan. Kemenarikan Urban Tourism di Kota
Pekanbaru dikategorikan menarik dengan fasilitas yang kuat, namun terdapat kekurangan pada aspek
aksesibilitas.Saran terhadap karakteristik wisatawan yaitu peningkatan keragaman aktivitas,
aksesibilitas antarobjek wisata dan akomodasi.
Kata kunci: Potensi, Kemenarikan, Urban Tourism.
POTENTIAL OF URBAN TOURISM IN PEKANBARU
ABSTRACT Pekanbaru has appeal as a tourist town. The last few years the city of Pekanbaru often used in
national activities such as PON, MTQ, national conventions and national consensus, but the
number of tourists visiting fuktuatif even decreased by 3% in 2015. Based on this background, the
purpose of the study to determine the potential of Urban Tourism in the city of Pekanbaru. The
method used quantitative descriptive. Samples of research that rating amounted to 150
respondents. The analysis technique used to measure the potential Scorring Urban Tourism. The
findings show that the characteristics of tourists in the city of Pekanbaru majority of childbearing
age, the end of a college education, has a job as a student and the student. Pekanbaru City tourist
destination that is to add insight and recreation. Pekanbaru City Urban Tourism has the potential
to historical tourist attractions, cultural attractions, and entertainment. The attractiveness of the
Urban Tourism in the city of Pekanbaru categorized attractive with strong facility, but there are
shortcomings in aksesibilitas.Saran aspects of the characteristics of travelers is increasing the
diversity of activities, accessibility between attraction and accommodation.
Keywords: potential, attractiveness, Urban Tourism.
2 | Atika, dkk
Potensi Urban Tourism di Kota Pekanbaru
http://antologi.upi.edu/main/antologi/B035
PENDAHULUAN
Manusia memiliki berbagai aktivitas
yang dapat menyebabkan kelelahan fisik
dan kejenuhan, sehingga membutuhkan
penyegaran untuk menenangkan pikiran.
Pariwisata merupakan salah satu
kegiatan yang dapat dilakukan untuk
pemulihan kelelahan fisik atau
Refreshing pada waktu luang. Kegiatan
dalam berwisata dapat memberikan
manfaat untuk memulihkan kondisi
badan.
Pariwisata di Indonesia sangat beragam
diantaranya wisata alam, budaya, dan
minat khusus. Pariwisata menjadi salah
satu kekuatan yang diandalkan, terutama
sebagai penghasil devisa dan
ketersediaan lapangan kerja. Potensi
pariwisata ini didasarkan atas beberapa
faktor pendukung seperti geografis dan
keindahan alam serta kekhasan sosial
budaya masyarakat Indonesia sebagai
unsur daya tarik utama. Indonesia
memiliki kekayaan alam dan beragam
hasil kebudayaan di berbagai daerah
yang memiliki daya tarik tersendiri dan
dapat menarik wisatawan untuk
berkunjung. Keanekaragaman
sumberdaya wisata yang tersebar dapat
membuat wisatawan menikmati daya
tarik wisata yang berbeda.
Potensi daya tarik wisata dapat
ditemukan di berbagai daerah, termasuk
di sebuah kota. Menurut Rachman
(2014:211) mengatakan bahwa ”Urban
Tourism merupakan aktivitas wisata
yang terjadi di area metropolitan dan
melibatkan interaksi antara pengunjung
dan lingkungan kota”. Insfrastruktur dan
pelayanan yang tersedia di kota menjadi
sebuah daya tarik. Akan tetapi masih
banyak terdapat kendala dalam kegiatan
Urban Tourism, diantaranya fasilitas
kota dan atraksi yang belum memadai.
Aktivitas di perkotaan sebagian besar
merupakan ciptaan atau buatan manusia,
seperti pergelaran seni, bisnis,
melakukan ziarah, dan sebagainya.. Hal
ini dikarenakan tidak semua kota
memiliki daya tarik wisata alam.
Meskipun dalam sebuah kota sumber
daya alam terbatas, potensi Urban
Tourismdapat dialihkan pada faktor
penunjang lainnya. MICE (Meeting,
Incentive, Conference,and Exhibition)
merupakan bagian dari pariwisata yang
tengah dicanangkan atau dikembangkan
oleh berbagai daerah bahkan negara.
MICE dapat menjadi faktor pendorong
kota menjadi Urban Tourism. Selain
MICE, yang dapat menjadi faktor
pendorong Urban Tourism yaitu
tersedianya fasilitas berbelanja dan olah
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 3
http://antologi.upi.edu/main/antologi/B035
raga, adanya atraksi pertunjukan atau
event-event wisata, kota yang memiliki
sejarah, dan terdapat sungai yang
membelah kota. Menurut Ruetsche
(2006), yaitu ”yang dapat mendorong
wisatawan ke perkotaan yaitu: ”daerah
bersejarah, daerah waterfronts, pusat
konvensi dan pameran, festivals dan
events”.
Kota Pekanbaru merupakan kota
terbesar di Provinsi Riau. Daya tarik
wisata yang terdapat di Kota Pekanbaru
sangat minim sehingga sulit untuk
dikembangkan dan berdampak pada
kurangnya minat wisatawan untuk
berkunjung. Hal ini dapat dilihat dari
data kunjungan wisatawan Kota
Pekanbaru yang cenderung menurun
setiap tahunnya.
Penurunan kunjungan wisatawan
merupakan dampak dari bencana alam
kabut asap dengan status berbahaya yang
menyelimuti Kota Pekanbaru. Kabut
asap juga melumpuhkan penerbangan
sehingga transportasi menuju Kota
Pekanbaru tidak lancar. Kunjungan
wisatawan Kota Pekanbaru mengalami
peningkatan di tahun 2012. Hal ini
dikarenakan Kota Pekanbaru menjadi
tuan rumah dari diadakankan PON XIX
dengan mengadakan pergelaran dan
Event. Namun tahun berikutnya data
kunjungan wisatawan kembali
menunjukkan angka penurunan.
Untuk meningkatkan kunjungan
wisatawan, Kota Pekanbaru terus
menggalakkan pariwisata. Hal ini sesuai
dengan pernyataan dari Firdaus (2016),
”bahwa Kota Pekanbaru akan dijadikan
tujuan kota wista MICE (Mice,
Incentive, Convention, Exhibition) atau
lebih dikenal dengan pergelaran
pameran dan pertemuan. Kota
Pekanbaru memiliki syarat sebagai
Urban Tourism, karena memenuhi
beberapa indikator diantaranya terletak
pada posisi strategis, yaitu berada pada
jalur Lintas Sumatera, berbatas langsung
dengan negara luar yaitu Singapore dan
Malaysia, sebagai pusat Ibu kota
Provinsi Riau (mempunyai tingkat
pertumbuhan perekonomian tinggi,
memiliki pusat pelayanan umum yang
merata, serta memiliki perkembangan
infrastruktur, aksesibilitas mendukung
untuk memudahkan mobilitas), serta
terdapat Waterfront (terdapat sungai
Siak menjadi salah satu daya tarik wisata
bantaran sungai dalam kota yang
menjadi salah satu jalir transportasi air,
sehingga terdapat mobilitas yang tinggi).
Keunggulan yang dilihat dari Kota
Pekanbaru yaitu dari aspek potensi serta
kemenarikan Urban Tourism.
4 | Atika, dkk
Potensi Urban Tourism di Kota Pekanbaru
http://antologi.upi.edu/main/antologi/B035
Kemenarikan Urban Tourism dalam
penelitian ini yaitu menggali potensi
daya tarik Kota Pekanbaru yang dapat
menunjang Urban Tourism.
METODE
Jenis penelitian yang dilakukan ini
bersifat kuantitatifdeskriptif. Pada
dasarnya penelitian ini menjelaskan
informasi terkait daya tarik wisata
khususnya dalam hal potensi sebagai
Urban Tourism. Teknik penelitian yang
digunakan yaitu teknik survey. Survey
digunakan sebagai bentuk pendekatan
terhadap karakteristik wisatawan dan
potensi Urban Tourism di Kota
Pekanbaru.Sampel penelitian yaitu
wisatawan berjumlah 150
responden.Penelitian ini memiliki tiga
variabel diantaranya, yaitu karakteristik
wisatawan, potensi Urban Tourism
melalui kemenarikan, aksesibilitas dan
akomodasi.Teknik analisis data yang
digunakan yaitu persentase untuk
menjelaskan variabel karakteristik
wisatawan, Scoring untuk mengukur
potensi, skala Likert untuk mengetahui
tingkat kemenarikan, serta SWOT untuk
mengetahui kekuatan dari potensi Urban
Tourism.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.Kondisi Fisik Daerah Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di wilayah
Kota Pekanbaru, Provinsi Riau. Kota
Pekanbaru merupakan ibukota Provinsi
Riau yang terletak pada koordinat
101°14´-101°34´BT dan 101°25´-
101°45´LU dengan luas wilayah yaitu
632,26 Km² (BPS Kota Pekanbaru,
2015).Penelitian ini dilaksanakan pada 6
kecamatan yaitu Kecamatan Marpoyan
Damai, Kecamatan Lima Puluh,
Kecamatan Payung Sekaki, Kecamatan
Bukit Raya, Kecamatan Rumbai Pesisir,
dan Kecamatan Tenayan Raya. Lokasi
penelitian ini merupakan wilayah Kota
Pekanbaru yang memiliki potensi
pariwisata. Setiap daerah di Kota
Pekanbaru memiliki daya tarik yang
berbeda, namun tidak semua kecamatan
memiliki daya tarik.
Kota Pekanbaru memiliki iklim tropis.
Kota Pekanbaru bagian timur memiliki
curah hujan dengan intensitas 203,0 –
238,0 mm, sedangkan curah hujan
tertinggi di wilayah Kota Pekanbaru
terdapat pada Kota Pekanbaru bagian
barat dengan intensitas 238,0 – 255,0
mm (Analisa BMKG Kota Pekanbaru).
Iklim Kota Pekanbaru diklasifikasikan
sebagai Af berdasarkan sistem Koppen-
Geiger yang berarti bahwa Kota
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 5
http://antologi.upi.edu/main/antologi/B035
Pekanbaru memiliki jenis iklim hujan
tropis. Suhu rata-rata tahunan Kota
Pekanbaru yaitu 27°C. Suhu udara
maksimum berada pada bulan Juli dan
suhu minimum di bulan Februari (BPS
Kota Pekanbaru 2015).
Kota Pekanbaru merupakan daerah
dengan topografi relatif datar. Struktur
tanah pada umumnya terdiri dari jenis
alluvial dengan pasir. Pinggiran Kota
Pekanbaru pada umumnya terdiri dari
jenis tanah organosol dan humus yang
merupakan rawa-rawa yang bersifat
asam (BPS Kota Pekanbaru, 2015).
Keadaan topografi yang didominasi oleh
rawa menyebabkan infrastruktur Kota
Pekanbaru seperti jalan tidak dapat
bertahan dalam jangka waktu yang lama
sehingga pada titik tertentu terdapat jalan
yang bergelombang.
Kota Pekanbaru merupakan salah satu
daerah yang dilewati oleh 2 DAS besar
yaitu Siak dan Kampar. Sungai besar
yang mengalir melewati Kota Pekanbaru
yaitu sungai Siak. Sungai Siak
merupakan sungai besar yangmemiliki
banyak fungsi bagi masyarakat.
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun
2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional menyatakan bahwa
Sungai Siak merupakan sungai strategis
nasional. Kondisi sungai Siak pada
waktu sekarang memasuki tahapan
dalam pengembangan dengan
melakukan konservasi sepanjang sungai
untuk mengembalikan fungsi dari
sumber daya air di Kota Pekanbaru,
pendayagunaan dan pengendalian daya
rusak terhadap air.
2.Karakteristik Wisatawan
Karakteristik wisatawan dalam
penelitian ini menggunakan 5 indikator
untuk mendeskripsikan wisatawan yang
berkunjung ke Kota Pekanbaru.
Indikator yang digunakan yaitu
karakteristik wisatawan berdasarkan
jenis kelamin, usia, daerah asal,
pendidikan terakhir dan pekerjaan, dan
tujuan. Keberagaman dari wisatawan
ditemukan peneliti setelah dilakukannya
uji angket.
Tabel 1
Karakteristik Wisatawan
Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah %
Laki-Laki 64 42,67
Perempuan 86 57,33
∑ 150 100
Tabel 2
Karakteristik Wisatawan
Berdasarkan Usia
Usia (Tahun) Jumlah %
<14 5 3,33
15-24 52 34,67
25-55 88 58,67
>56 5 3,33
∑ 150 100
6 | Atika, dkk
Potensi Urban Tourism di Kota Pekanbaru
http://antologi.upi.edu/main/antologi/B035
Tabel 3
Karakteristik Wisatawan Menurut
Daerah Asal
Daerah Asal Jumlah %
Kota Pekanbaru 66 44,00
Luar Kota Pekanbaru 79 52,67
Mancanegara 5 3,33
∑ 150 100
Tabel 4
Karakteristik Wisatawan
Berdasarkan Tujuan
Tujuan Jumlah %
Rekreasi 33 22,00
Menambah Wawasan 37 24,67
Wisata Budaya 9 6,00
Ziarah 0 0,00
Pameran 18 12,00
Pertemuan 16 10,67
Bisnis 6 4,00
Lainnya 31 20,67
∑ 150 100
Wisatawan sebagian besar perempuan,
hal ini dikarenakan beberapa faktor
diantaranya yaitu tingkat kesibukan yang
relatif rendah dibandingkan laki-laki,
relasi rekan atau partner kerja, terdapat
atraksi yang sesuai seperti berbelanja
dan lainnya. Wisatawan di Kota
Pekanbaru sebagian besar berasal dari
Kota Pekanbaru, baik dari Kabupaten
Riau maupun luar provinsi Riau. Usia
wisatawan yang berkunjung ke Kota
Pekanbaru rata-rata masih berusia
produktif. Hal ini dikarenakan masih
memiliki aktivitas kerja yang tinggi.
Berikutnya karakteristik wisatawan
berdasarkan pendidikan terakhir dan
pekerjaan yaitu perguruan tinggi dengan
pekerjaan sebagai pelajar atau
mahasiswa. Wisatawan yang sebagian
besar sebagai pelajar mengunjungi Kota
Pekanbaru dengan berbagai tujuan
diantaranya yaitu mengikuti studi, studi
tour, menambah wawasan, dan lainnya.
Wisatawan yang dominan mengunjungi
Kota Pekanbaru dengan persentase
tertinggi kedua yaitu memiliki pekerjaan
lainnya seperti tenaga pendidik, pekerja
lepas, pebisnis. Hal ini juga berkaitan
dengan tujuan wisatawan berkunjung ke
Kota Pekanbaru yang sebagian besar
yaitu untuk menambah wawasan. Tujuan
kedua wisatawan berkunjung ke Kota
Pekanbaru yaitu kedinasan. Tujuan
wisatawan lainnya dalam mengunjungi
Kota Pekanbaru yaitu untuk berekreasi,
menyaksikan pameran, mengahadiri
pertemuan, wisata budaya.
3.Potensi Wisata
Potensi pariwisata dapat dilihat
dari aspek atraksi dan aktivitas wisata.
Kota Pekanbaru memiliki beragam jenis
wisata dengan berbagai atraksi wisata
yang berpengaruh pada aktivitas yang
dapat dilakukan.
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 7
http://antologi.upi.edu/main/antologi/B035
Tabel 5
Daya Tarik Wisata Jenis
Wisata
Daya Tarik
Wisata Total
Persentase
Wisata
Alam
Taman
Rekreasi Alam
Mayang
72
23,30
Danau Bandar
Khayangan 43
14,23
Sungai Siak 7 2,27
Taman Kota 11 3,56
Wisata
Budaya
MTQ 37 11,97
Museum
Negeri Sang
Nila Utama
44
13,92
Masjid Annur 6 1,94
Masjid Raya 7 2,27
Wisata
Minat
Khusus
Riau Expo 34 11,00
Mall 23 7,44
Pasar Bawah 24 7,77
Pustaka
Wilayah 1
0,32
TOTAL 309 100
Tabel 6
Aktivitas Wisatawan
Aktivitas Jumlah Persentase
Bersantai 78 21,85
Memancing 22 6,16
Naik Sepeda Air 30 8,40
Rekreasi 8 2,24
Melihat Rumah Adat 38 10,64
Melihat Peninggalan
Sejarah 56 15,69
Ziarah 8 2,24
Berbelanja 49 13,73
Menambah Wawasan 24 6,72
Pameran 32 8,96
Lainnya 12 3,36
TOTAL 357 100
Tabel 7
Hasil Pengharkatan Potensi
Pariwisata Aspek Atraksi Wisata
Kriteria Harkat Skor Nilai
Jenis Wisata 5 5 25
Variasi Aktivitas wisata 5 3 15
Pertunjukan 5 4 20
Event/ festival 5 5 25
Cinderamata 5 4 20
TOTAL 21 105
Daya tarik wisata yang menarik menurut
wisatawan untuk dikunjungi yaitu taman
rekreasi Alam Mayang. Taman rekreasi
Alam Mayang merupakan kawasan
hiburan yang menyuguhkan suasana
hijau dengan berbagai atrkasi yang
disediakan. Wisatawan dapat menikmati
suasana alam yang sejuk ditengah cuaca
Kota Pekanbaru yang tergolong panas.
Wisatawan dapat bersantai sambil
menikmati suasana alam dan menikmati
beragam atraksi yang tersedia. Lamanya
waktu kunjungan tergantung pada
atraksi yang tersedia sehingga
wisatawan dapat melakukan berbagai
aktivitas wisata. Aktivitas yang dapat
dilakukan wisatawan dapat berpengaruh
pada lamanya waktu kunjungan
wisatwan. Daya tarik wisata berikutnya
yang menjadi pilihan wisatawan untuk
berkunjung yaitu Museum Negeri Sang
Nila Utama. Museum yang berada di
Kota Pekanbaru ini menyuguhkan
benda-benda peninggalan sejarah yang
berkebudayaan melayu. Wisatawan yang
berkunjung ke museum Sang Negeri
Nila Utama tidak hanya mendapat kesan
wisata yang berbeda dari yang lainnya,
8 | Atika, dkk
Potensi Urban Tourism di Kota Pekanbaru
http://antologi.upi.edu/main/antologi/B035
namun juga mendapat wawasan
mengenai budaya melayu dan sejarah
Kota Pekanbaru. Berdasarkan hasil
pengharkatan didapat total skor 21 yang
termasuk pada kelas II yaitu cukup
berpotensi. Pada Tabel 3.3 tercantum
bahwa variasi aktivitas wisata memiliki
skor terkecil di banding lainnya yaitu 3.
Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas
wisata yang dapat dilakukan di Kota
Pekanbaru masih kurang bervariasi.
4. Aksesibilitas
Aksesibilitas dalam pariwisata
merupakan bagaimana wisatawan dapat
dengan mudah untuk menjangkau
destinasi-destinasi yang ada. Indikator
aksesibilitas dalam yaitu jenis
transportasi yang digunakan, biaya yang
dikeluarkan, tingkat kemudahan dalam
menemukan jasa transportasi dan
kondisi jalan serta fasilitas lalulintas.
Tabel 8
Jenis Transportasi yang digunakan
Transposrtasi Jumlah %
Tidak Menggunakan 9 6,00
Umum 28 18,67
Pribadi 102 68,00
Rombongan 11 7,33
∑ 150 100
Tabel 9
Biaya Transportasi
Biaya Transportasi Jumlah %
Sangat Terjangkau Sekali 10 6,67
Terjangkau Sekali 41 27,33
Terjangkau 86 57,33
Kurang Terjangkau 10 6,67
Mahal 3 2,00
∑ 150 100
Tabel 10
Kemudahan Mencapai Kota
Pekanbaru Kemudahan mencapai
Kota Pekanbaru Jumlah %
Sangat Mudah Sekali 27 18,00
Mudah Sekali 38 25,33
Mudah 80 53,33
Kurang Mudah 5 3,33
Sulit 0 0,00
∑ 150 100
Tabel 11
Kondisi Jalan dan Fasilitas Lalulintas Kondisi Jalan dan
Fasilitas Lalulintas Jumlah %
Sangat Baik Sekali 8 5,33
Baik Sekali 13 8,67
Baik 36 24,00
Kurang Baik 93 62,00
Tidak Tersedia 0 0,00
∑ 150 100
Wisatawan sebagian besar
menggunakan kendaraan pribadi
dikarenakan jarak dari daerah asal ke
Kota Pekanbaru dapat ditempuh dengan
jalur darat.Wisatawan yang
menggunakan jasa transportasi umum
untuk mencapai lokasi wisata sebagian
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 9
http://antologi.upi.edu/main/antologi/B035
besar merupakan wisatawan yang
berasal dari Kota Pekanbaru.sebagian
besar wisatawan menyatakan bahwa
biaya transportasi untuk mencapai lokasi
wisata di Kota Pekanbaru tergolong
terjangkau. Aksesibilitas menuju lokasi
wisata di Kota Pekanbaru menurut
sebagian besar responden tergolong
mudah. Kondisi jalan serta fasilitas lalu-
lintas untuk mencapai lokasi wisata
tergolong kurang baik.
5. Akomodasi
Akomodasi dalam pariwisata merupakan
sarana penunjang kebutuhan dan
kenyaman wisatawan. Akomodasi
disediakan untuk memenuhi kebutuhan
wisatawan yang melakukan perjalanan
lebih dari 24 jam.Wisatawan yang
melakukan kegiatan wisata lebih dari 24
jam membutuhkan tempat menginap
yang nyaman dan aman sehingga kondisi
dari akomodasi dalam pariwisata
memiliki pengaruh terhadap wisatawan
untuk dapat mengunjungi Kota
Pekanbaru kembali di lain waktu.
Adapun akomodasi yang tersedia di Kota
Pekanbaru sangat bervariasi mulai dari
hotel berbintang 5 hingga tempat
penginapan sederhana dengan fasilitas
yang berbeda dalam melayani wisatawan
yang berkunjung. Wisatawan dapat
dengan bebas memilih tempat untuk
menginap sesuai fasilitas yang
diinginkan dan budget yang
dimiliki.Akomodasi yang tersedia di
Kota Pekanbaru sangat bervariasi mulai
dari hotel berbintang 5 hingga tempat
penginapan sederhana dengan fasilitas
yang berbeda dalam melayani wisatawan
yang berkunjung.
Tabel 12
Penginapan Wisatawan di Kota
Pekanbaru
PENGINAPAN JUMLAH %
Hotel 22 14,67
Rumah Rekan 45 30,00
Pribadi 67 44,67
Lainnya 16 10,67
∑ 150 100
6.Fasilitas
Fasilitas dalam pariwisata merupakan
ketersediaan sarana prasarana guna
menunjang kegiatan pariwisata. Fasilitas
yang baik akan memberi kelancaran dan
kenyamanan bagi wisatawan seperti
kelengkapan fasilitas rambu penunjuk
arah menuju lokasi wisata, ketersediaan
rumah ibadah, toko makanan dan
minuman, keragaman cinderamata,
keragaman sarana hiburan, dan kondisi
parkir.
10 | Atika, dkk
Potensi Urban Tourism di Kota Pekanbaru
http://antologi.upi.edu/main/antologi/B035
Tabel 13
Fasilitas Wisata
Tabel 14
Kesan Wisatawan
Parameter Indikator
Ya Tidak
Biaya 149 1
Motivasi 141 9
Kepuasan 131 19
Pengetahuan 101 49
TOTAL 522 44
Tabel 15
Sumber Informasi
Sumber Jumlah %
Teman 75 50
Koran 21 14
Brosur 5 3,33
Biro Perjalanan 16 10,67
Lainnya 33 22
Total 150 100
Kota Pekanbaru memilki fasilitas yang
dapat mendukung kegiatan pariwisata
diantaranya yaitu keragaman sarana
hiburan, kondisi toilet, kondisi parkir,
kondisi area olahraga, kondisi rumah
ibadah, toko makanan dan minuman
yang tersedia, keberadaan hotel,
kebersihan fasilitas objek wisata,
kenyamanan fasilitas objek wisata, dan
keberadaan beragam cinderamata khas
daerah. Semua fasilitas yang tersedia
mendajadi daya tarik bagi wisatawan
untuk berkunjung kembali. Fasilitas
pariwisata yang ada di Kota Pekanbaru
cukup baik, terutama pada fasilitas
olahraga, rumah ibadah dan
cinderamata.
Potensi Urban Tourism di Kota
Pekanbaru
1. Faktor Internal
a. Kekuatan
1) Lokasi antar objek wisata yang relatif
mudah dijangkau
2) Tersedianya fasilitas dan sarana
pendukung
3) Tersedianya atraksi dan aktivitas
yang beraneka ragam
4) Jalur transportasi yang mendukung
b. Kelemahan
1) Kurangnya promosi rutin yang
dilakukan
2) Rendahnya aksesibilitas
2. Faktor Eksternal
a. Peluang
1) Segmen usia produktif sebagai
orientasi
2) Segmen pendidikan yang menjadi
fokus perhatian wisata kota
Fasilitas
Pilihan (Skala) Jumlah
skor
%
Skor Kriteria SBS BS B KB TB
5 4 3 2 1
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Keragaman
sarana
hiburan
0 43 88 18 1 473 80,41
KUAT
Toilet 9 11 73 56 1 421 71,57 KUAT
Keamanan
parkir 1 12 113 24 0 440 74,80
KUAT
Kenyamanan
parkir 2 13 110 23 2 440 74,80
KUAT
Kemudahan
mencari
parkir
2 11 94 42 1 421 71,57
KUAT
Olahraga 14 43 82 10 1 509 86,53
SANGAT
KUAT
Rumah
Ibadah 42 36 67 5 0 565 96,05
SANGAT
KUAT
Kebersihan
toko
makanan
dan
minuman
6 24 102 18 0 468 79,56
KUAT
Keramahan
dalam
melayani
wisatawan
4 19 112 15 0 438 74,46
KUAT
Ketepatan
waktu dalam
melayani
wisatawan
1 17 99 30 3 433 73,61
KUAT
Kelayakan
Harga 2 15 106 22 5 437 74,29 KUAT
Hotel 30 46 67 0 7 542 92,14
SANGAT
KUAT
Kebersihan
fasilitas
objek wisata
8 33 87 22 0 482 81,94 SANGAT
KUAT
kenyamanan
fasilitas
objek wisata
9 16 111 14 0 470 79,90
KUAT
Cinderamata
makanan
dan
minuman
khas
7 13 123 7 0 470 79,90
KUAT
Cinderamata
hasil
kerajinan
tangan
16 24 104 6 0 500 85,00 SANGAT
KUAT
Cinderamata
konveksi 15 16 115 2 2 490 83,30
SANGAT
KUAT
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 11
http://antologi.upi.edu/main/antologi/B035
3) Objek wisata yang ada di Kota
Pekanbaru
4) Karakteristik berdasarkan jenis
kelamin
b. Ancaman
1) Besarnya biaya yang dikeluarkan
yang tidak sesuai dengan fasilitas.
Matriks Faktor Internal (IFAS) dan
Eksternal (EFAS)
Pemberian rating dan bobot pada tabel
IFAS dan EFAS menggunakan Statistik
Distribusi Frekuensi untukmengetahui
skor yang didapat dari suatu indikator.
Tujuan dari pemberian rating dan bobot
ini untuk mengetahui kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman yang
dihadapi oleh Kota Pekanbaru dalam
bidang pariwisata.
Tabel 16
Nilai Bobot IFAS
Indikator Skor
N B 1 2 3 4 5
Kekuatan
1. Lokasi antar objek
wisata yang relatif
mudah dijangkau
x 5 0,23
2. Tersedianya fasilitas
dan sarana pendukung
x 3 0,14
3. Tersedianya atraksi dan
aktivitas yang beraneka
ragam
x 3 0,14
4. Jalur transportasi yang
mendukung
x 4 0,18
Sub Total 1
5
0,68
Kelemahan
1. Kurangnya promosi
rutin yang dilakukan
x 3 0,14
2. Rendahnya
aksesibilitas
x 4 0,18
Sub Total 7 0,32
Total IFAS 2
2
1,00
Tabel 17
Nilai Bobot EFAS
Indikator Skor
Nilai Bobot 1 2 3 4 5
Peluang
1. Segmen usia
produktif
sebagai
orientasi
x 3 0,18
2. Segmen
pendidikan
yang
menjadi
fokus
perhatian
wisata kota
x 3 0,18
3. Objek wisata
yang ada di
Kota
Pekanbaru
x 5 0,29
4. Karakteristik
berdasarkan
jenis kelamin
x 2 0,12
Sub Total 13 0,76
Ancaman
1. Besarnya
biaya yang
dikeluarkan
yang tidak
sesuai
dengan
fasilitas
x 4 0,24
Sub Total 4 0,24
Total IFAS 17 1,00
Tabel 18
Hasil IFAS
Faktor-faktor
Internal Bobot Nilai
Bobot
x
Nilai
Kekuatan 1. Lokasi antar
objek wisata
yang relatif
mudah
dijangkau
0,23 5 1,15
2. Tersedianya
fasilitasdan
sarana
pendukung
wisata
0,14 3 0,42
3. Tersedianya
atraksi dan
aktivitas yang
beraneka
ragam
0,14 3 0,42
4. Jalur
transportasi
0,18 4 0,72
12 | Atika, dkk
Potensi Urban Tourism di Kota Pekanbaru
http://antologi.upi.edu/main/antologi/B035
yang
mendukung
Sub Total 15 2,71
Kelemahan 1. Kurangnya
promosi rutin
yang
dilakukan
0,14 3 0,42
2. Rendahnya
aksesibilitas
(rambu lalu-
lintas)
0,18 4 0,72
Sub Total 7 1,14
Total IFAS 3,85
Tabel 19
Hasil EFAS
Faktor-faktor Internal Bobot Nilai Bobot x
Nilai
Peluang
1. Segmen usia produktif
sebagai orientasi wisata
0,18 3 0,54
2. Segmen pendidikan
yang menjadi fokus
perhatian wisata kota
0,18 3 0,54
3. Objek wisata yang ada
di Kota Pekanbaru
0,29 5 1,45
4. Karakteristik
berdasarkan jenis
kelamin
0,12 2 0,24
Sub Total 11 2,77
Ancaman 1. Besarnya biaya yang
dikeluarkan yang tidak
sesuai dengan fasilitas
0,24 4 0,96
Sub Total 4 0,96
Total IFAS 3,73
Tabel 18 dan 19 menghasilkan nilai yang
menunjukkan bahwa faktor internal
(3,85) secara keseluruhan lebih besar
pengaruhnya dari faktor eksternal (3,73).
Faktor internal antara kekuatan dan
kelemahan memiliki perbedaan yang
cukup besar bahwa kekuatan potensi
wisata lebih tinggi daripada kelemahan
yang ada di Kota Pekanbaru. Faktor
eksternal antara peluang dan ancaman
memiliki perbedaan yaitu peluang yang
muncul untuk mendukung potensi wisata
lebih tinggi dibandingkan dengan
ancaman yang terjadi. Ancaman yang
ada menjadi kajian lebih lanjut dan
mendalam untuk meminimalisasi
kondisi tersebut.Sesuai dengan
penghitungan faktor internal dan
eksternal pada matrik IFAS dan EFAS
yang menunjukkan skor 3,85 pada aspek
internal dan 3,73 untuk aspek eksternal,
maka Kota Pekanbaru memiliki potensi
sebagai Urban Tourism menurut IE
Matrik pada Tabel berada pada kuadran
I. Kondisi ini menunjukkan bahwa Kota
Pekanbaru memiliki potensi yang besar
dalam mengembangkan Urban Tourism.
Kota Pekanbaru merupakan salah satu
wilayah yang tumbuh dan berkembang
dalam berbagai aspek khususnya wisata.
Tabel 20
Matriks IE
Total Rata-rata IFE
Kuat Rata-rata Lemah
To
tal
Ra
ta-r
ata
EF
E 4,0 3,0 2,0 1,0
Tinggi I II III
3,0
Sedang IV V VI
2,0
Rendah VII VIII IX
1,0
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 13
http://antologi.upi.edu/main/antologi/B035
Matriks SWOT
Kekuatan /
Strenght (S)
Kelemahan /
Weakness (W)
1. Lokasi objek
wisata di Kota
Pekanbaru
terjangkau.
2. Fasilitas dan
sarana
pendukung
wisata
tergolong kuat
dan penting.
3. Terdapat
aktivitas dan
atraksi yang
beragam.
4. Jalur
transportasi di
Kota Pekanbaru
cukup
mendukung
untuk mencapai
objek wisata.
1. Media yang
digunakan sebagai
alat promosi
pariwisata di Kota
Pekanbaru belum
maksimal.
2. Aksesibilitas
(Rambu lalu-
lintas) tergolong
kurang baik,
seperti kurangnya
penunjuk arah
menuju objek
wisata.
Ancaman / Threat
(T)
Peluang / Opportunity
(O)
1. Biaya yang
dikeluarkan
oleh sebagain
besar
wisatawan tidak
sesuai.
1. Segmen usia
produktif sebagai
orientasi wisata.
2. Segmen
pendidikan yang
menjadi fokus
perhatian Kota
Pekanbaru pada
bidang pariwisata.
3. Objek wisata yang
ada di Kota
Pekanbaru.
4. Karakteristik
berdasarkan jenis
kelamin.
Berdasarkan analisis SWOT
ditemukan bahwa pariwisata di Kota
Pekanbaru tidak berpusat terhadap
wisata alam. Kondisi ini terjadi karena
kurangnya kualitas sumber daya alam
yang dapat dibangun sebagai sektor
pariwisata. Kebudayaan dan sejarah
menjadi alternatif yang menjadi
keunggulan daerah ini dalam
pembangunan pariwisata. Kota
Pekanbaru merupakan wilayah yang
kental dengan adat dan budaya berbalut
agama yang menjadi keunggulan.
Kondisi ini dijadikan peluang dalam
membangun sektor pariwisata berbasis
kebudayaan dan sejarah yang
mendukung terciptanya Urban Tourism.
Terdapat berbagai jenis kegiatan
pariwisata berbasis kebudayaan dan
sejarah yang menjadi indikator Urban
Tourism yang ada di Kota Pekanbaru.
Jenis wisata yang dimiliki oleh Kota
Pekanbaru yaitu wisata alam, budaya
dan minat khusus. Wisata alam yang ada
di Kota Pekanbaru tercipta karena
didukung oleh bantuan manusia yang
membangun wisata buatan. Terdapat
banyak daya tarik wisata budaya yang
memiliki nilai sejarah yang ada di Kota
Pekanbaru yang menjadi ciri khas dari
Urban Tourism. Daya tarik wisata lain
yang mendukung Urban Tourism Kota
Pekanbaru banyaknya tempat untuk
rekreasi yang berada di pusat kota seperti
taman, tempat olah raga, tempat
pertemuan atau rapat, pergelaran dan
pameran. Banyaknya daya tarik Urban
Tourism dapat menciptakan peluang
14 | Atika, dkk
Potensi Urban Tourism di Kota Pekanbaru
http://antologi.upi.edu/main/antologi/B035
terjadinya berbagai jenis variasi
aktivitas.
Implikasi Terhadap Pendidikan
Geografi
Pendidikan geografi merupakan salah
satu bagian dari sistem kurikulum
nasional yang menjadi fokus
pembelajaran. Tujuan dari bidang
geografi yaitu membekali,
mempersiapkan dan membangun peserta
didik yang berkualitas serta adil dalam
memberikan sikap terhadap lingkungan
sebagai suatu ikatan. Pendidikan
geografi dapat terlihat dari berbagai
materi pembelajaran yang dapat
dilaksanakan hubungannya dengan
pariwisata sebagai salah satu fokus
penelitian. Pada umumnya hasil dari
penelitian yang telah dilakukan dapat
diimplementasikan bagi pendidikan
geografi baik di jenjang sekolah
menengah sampai perguruan tinggi
seperti bahan ajar geografi pariwisata
atau materi pariwisata.
KESIMPULAN
a. Wisatawan yang berkunjung ke Kota
Pekanbaru sebagian besar
perempuan. Daerah asal wisatawan
mayoritas dari luar Kota Pekanbaru
seperti Kabupaten Provinsi Riau dan
luar Provinsi Riau. Usia wisatawan
yang berkunjung ke Kota Pekanbaru
mayoritas berada pada kisaran 25
sampai 55 tahun. Usia tersebut
merupakan usia produktif yang
sebagian besar memiliki aktivitas
yang padat sehingga membutuhkan
Refreshing. Mayoritas wisatawan
memiliki pendidikan akhir perguruan
tinggi dengan pekerjaan yaitu pelajar.
Tujuan wisatawan berkunjung ke
Kota Pekanbaru yaitu untuk
menambah wawasan dan berekreasi.
b. Kota Pekanbaru memiliki potensi
melalui kemenarikan, aksesibilitas,
dan akomodasi. Kemenarikan
pariwisata di Kota Pekanbaru yang
paling diminati yaitu Taman Rekreasi
Alam Mayang dan Museum Sang
Nila Utama. Potensi Urban Tourism
di Kota Pekanbaru dipengaruhi oleh
faktor internal dan eksternal. Faktor
internal yang berpengaruh yaitu
kekuatan seperti letak objek wisata,
fasilitas dan sarana pendukung,
atraksi dan aktivitas yang beraneka
ragam, dan jalur transportasi yang
mendukung. Faktor internal lain yang
berpengaruh seperti, kurangnya
promosi dan rendahnya aksesibilitas.
Faktor eksternal terhadap potensi
Urban Tourism yaitu berupa peluang
dan ancaman. Peluang diantaranya
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 15
http://antologi.upi.edu/main/antologi/B035
orientasi pariwisata ditujukan
terhadap karakteristik wisatawan
berdasarkan usia, jenis kelamin, dan
objek wisata yang ada di Kota
Pekanbaru. Namun, terdapat ancaman
berupa besarnya biaya wisata yang
dikeluarkan. Tingginya kekuatan dan
peluang dibandingkan dengan
kelemahan dan ancaman menunjukan
bahwa Kota Pekanbaru berpotensi
sebagai Urban Tourism.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Provinsi Riau.
2014. Direktori Hotel dan Jasa
Akomodasi Lainnya Provinsi Riau.
Provinsi Riau
Badan Pusat Statistik Kota Pekanbaru.
2015. Pekanbaru Dalam Angka.
Kota Pekanbaru.
Rachman, Arief. F. 2014. Geografi
Pariwisata Jawa dan Bali. Jakarta:
Media Bangsa
Ruetsche, Judith. 2006. Urban Tourism
What Attracts Visitors to Cities.
Paper: Let’s Talk Business, Issue
117.
Peraturan Pemerintah
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun
2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional