potensi dhian

47
UJI POTENSI ANTIBIOTIKA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kata antibiotika diberikan pada produk metabolik yang dihasilkan suatu organisme tertentu, yang dalam jumlah amat kecil bersifat merusak atau menghambat mikroorganisme lain. Atau dengan kata lain, antibiotik merupakan zat kimia yang dihasilkan oleh suatu mikroorganisme yang menghambat atau membunuh mikroorganisme lainnya. Antibiotika disintesis dan disekresi oleh bakteri tertentu, Actinomycetes dan fungi yang dapat menghancurkan atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain. Sekarang ini, beberapa antibiotika disintesis dilaboratorium atau dimodifikasi tetapi bagaimanapun juga antibiotik asli merupakan sel-sel hidup. Untuk menentukan efek-efek terapeutiknya obat pilihan, harus diketahui model kerja/ aksinya , MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm 150 280 153

Upload: sitti-khadijah

Post on 26-Jun-2015

844 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: POTENSI DHIAN

UJI POTENSI ANTIBIOTIKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kata antibiotika diberikan pada produk metabolik yang

dihasilkan suatu organisme tertentu, yang dalam jumlah amat

kecil bersifat merusak atau menghambat mikroorganisme lain.

Atau dengan kata lain, antibiotik merupakan zat kimia yang

dihasilkan oleh suatu mikroorganisme yang menghambat atau

membunuh mikroorganisme lainnya.

Antibiotika disintesis dan disekresi oleh bakteri tertentu,

Actinomycetes dan fungi yang dapat menghancurkan atau

menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain. Sekarang ini,

beberapa antibiotika disintesis dilaboratorium atau dimodifikasi

tetapi bagaimanapun juga antibiotik asli merupakan sel-sel

hidup. Untuk menentukan efek-efek terapeutiknya obat pilihan,

harus diketahui model kerja/ aksinya , kemungkinan efek balik

dan efek sampingnya pada inang dan wilayah aktivitas

antimikrobanya. Mekanisme aksi spesifik bervariasi untuk

berbagai obat yang berbeda dan jangka pendek/jangka panjang

dari banyak obat dapat menghasilkan efek samping sistemik

dalam inang. Variasi ini toksisitasnya dari sedang hingga

MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153

Page 2: POTENSI DHIAN

UJI POTENSI ANTIBIOTIKA

temporer dan bahkan menimbulkan kerusakan jaringan

permanent.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari percobaan ini adalah

bagaimana cara untuk menentukan potensi antimikroba

terhadap mikroorganisme tertentu.

C. Maksud Praktikum

Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan

memahami cara penentuan potensi antimikroba terhadap

mikroorganisme tertentu.

D. Tujuan Praktikum

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan

potensi dari suatu bahan obat terhadap mikroba uji E. coli pada

medium Glukosa Nutrien Agar (GNA)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153

Page 3: POTENSI DHIAN

UJI POTENSI ANTIBIOTIKA

Menurut definisi Waksman, antibiotika adalah ( pada

mulanya ) zat yang dibentuk oleh mikroorganisme yang dapat

menghambat atau membunuh perrtumbuhan mikroorganisme

lain. Definisi ini harus diperluas karena zat yang bersifat

antibiotik ini dapat pula dibentuk oleh beberapa hewan dan

tumbuhan tinggi. Di samping itu berdasarkan antibiotika alam,

dapat pula dibuat antibiotika baru secara sintesis parsial yang

sebagian mempunyai sifat yang lebih baik. Sejak ditemukannya

penisilin oleh Alexander Fleming sampai saat ini sudah beribu-

ribu antibiotika yang ditemukan , dan hanya sebagian kecil yang

dapat dipakai untuk maksud teraupetik ( Mutschler, 1991 :

634 ).

Yang berguna hanyalah antibiotika yang mempunyai

kadar hambatan minimum (KHM) in vitro lebih kecil dari kadar

zat yang dapat dicapai dalam tubuh dan tidak toksik.

Mekanisme kerja antibiotika umumnya dapat dijelaskan secara

terperinci :

Antibiotika

o Menghambat biosintesis dinding sel ( penisilin, sefalosporin,

sikloserin, basitrasin )

o Meninggikan permeabilitas membran sitoplasma,

( sefalosporin, sikloserin, basitrasin )

MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153

Page 4: POTENSI DHIAN

UJI POTENSI ANTIBIOTIKA

o Mengganggu sintesis protein normal bakteri ( tetrasiklin,

kloramfenikol, eritromisin, novobiosin, antibiotika

aminoglikosida ) ( Mutschler, 1991 : 635 )

Komplikasi terapi antibiotik, toksisitas selektif terhadap

bakteri yang menginavasi tidak menjamin pejamu bebas dari

efek yang tidak diinginka, karena obat dapat menimbulkan

respons alergik atau bersifat toksik yang tidak berkaitan dengan

aktifitas antimikrobanya. Reaksi hipersensitivitas terhadap

antimikroba atau produk metabolitnya sering terjadi. Misalnya,

penisilin, selain memiliki kemampuan toksisitas mikroba yang

paling selektif, obat ini dapat menimbulkan masalah

hipersensitivitas serius dimulai dari urtikaria (gatal-gatal)

sampai dengan syok anafilaktik ( Mycek, 2001 : 290-291 ).

Kadar antibiotika tertentu yang tinggi dalam serum

dapat menyebabkan toksisitas melalui proses seluler yang

mempengaruhi tubuh pejamu secara langsung. Sebagai contoh,

aminoglikosida dapat menyebabkna ototoksisitas dengan

mempengaruhi fungsi membran dalam sel rambut organo Korti.

( Mycek, 2001 : 291 ).

Beberapa obat antibiotik berguna untuk pengobatan

amubiasis intestinal, misalnya eritromisin, paromomisin dan

beberapa jenis tetrasiklin. Paromomisin adalah satu-satunya

MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153

Page 5: POTENSI DHIAN

UJI POTENSI ANTIBIOTIKA

antibiotic yang memiliki mefek amubisid langsung. Antibiotik

lain tidak langsung bersifat amubisid dan bekerja dengan

mempengaruhi flora usus yang penting untuk kehidupan amuba

patogen. ( Ganiswarna, 1995 : 543 )

Antimikroba (AM) ialah obat pembasmi mikroba,

khususnya mikroba yang merugikan manusia. Dalam

pembicaraan di sini, yang dimaksud dengan mikroba terbatas

pada jasad renik yang tidak termasuk kelompok parasit

( Ganiswarna, 1995 : 571 ).

Antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba,

terutama fungi, yang dapat menghambat atau dapat membasmi

mikroba jenis lain. Banyak antibiotik dewasa ini dibuat secara

semisintetik atau sintetik penuh. Namun dalam praktek sehari -

hari AM sintetik yang tidak diturunkan dari produk mikroba

(misalnya sulfonamida dan kuinolon) juga sering digolongkan

sebagai antibiotik ( Ganiswarna, 1995 : 571 ).

Kegiatan antibiotika untuk pertama kalinya ditemukan

oleh sarjana Inggris dr. Alexander Flemming pada tahun 1928

(penisilin). Tetapi penemuan ini baru diperkembangkan dan

dipergunakan dalam terapi di tahun 1941 oleh dr.Florey

(Oxford). Kemudian banyak zat lain dengan khasita antibiotik

diisolir oleh penyelidik - penyelidik di seluruh dunia, akan tetapi

MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153

Page 6: POTENSI DHIAN

UJI POTENSI ANTIBIOTIKA

berhubung dengan sifat toksisnya hanya beberapa saja yang

dapat digunakan sebagai obat ( Rahardja, 2001 : 63 ).

Masa perkembangan kemoterapi antimikroba sekarang

dimulai pada tahun 1935, dengan penemuan sulfonamida. Pada

tahun 1940, diperlihatkan bahwa penisilin, yang ditemukan

pada tahun 1929, dapat dibuat menjadi zat kemoterapi yang

efektif. Selama 25 tahun berikutnya, penelitian kemoterapi

sebagain besar berpusat sekitar zat antimikroba yang berasal

dari mikroorganisme, yang dinamakan antibiotika ( Rahardja,

2001 : 64 ).

Suatu zat antimikroba yang ideal memiliki toksisitas

selektif. Istilah ini berarti bahwa suatu obat berbahaya bagi

parasit tetapi tidak membahayakan inang. Seringkali, toksisitas

selektif lebih bersifat relatif dan bukan absolut; ini berarti

bahwa suatu obat yang pada konsentrasi tertentu dapat

ditoleransi oleh inang, dapat merusak parasit ( Rahardja, 2001 :

64 ).

Antibiotika yang ideal sebagai obat harus memenuhi

syarat - syarat berikut :

1. Mempunyai kemampuan untuk mematikan atau

menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang luas (broad

spectrum antibiotic)

MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153

Page 7: POTENSI DHIAN

UJI POTENSI ANTIBIOTIKA

2. Tidak menimbulkan terjadinya resistensi dari

mikroorganisme pathogen

3. Tidak menimbulkan pengaruh samping (side effect) yang

buruk pada host, seperti reaksi alergi, kerusakan syaraf,

iritasi lambung, dan sebagainya

4. Tidak mengganggu keseimbangan flora yang normal dari

host seperti flora usus atau flora kulit.

B. Uraian Bahan

1. Agar (Ditjen POM. 1979)

Nama resmi : Agar

Sinonim : Agar-agar

Pemerian : Tidak berbau atau berasa

Kelarutan : Tidak larut dalam air dingin, larut dalam air

mendidih

Penyimpanan : Dalam wadah terutup rapat

Khasiat : Zat tambahan

Kegunaan : Sebagai komposisi medium

2. Air suling (Ditjen POM. 1979)

Nama resmi : Aqua destillata

Nama lain : Aquades, air suling

MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153

Page 8: POTENSI DHIAN

UJI POTENSI ANTIBIOTIKA

RM / BM : H2O/18,02

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,

tidak mempunyai rasa.

Kegunaan : Sebagai pelarut

3. Alkohol (Ditjen POM. 1979)

Nama resmi : Aethanolum

Nama lain : Etanol, alkohol

RM / BM : C2H6O / 46,07

RB : CH3-CH2-OH

Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap

dan mudah bergerak, bau khas, rasa panas,

mudahterbakar dengan memberikan nyala biru

yang tidak berasap.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam

kloroform P dan dalam eter P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Khasiat : Zat tambahan

Kegunaan : Sebagai Antiseptik

MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153

Page 9: POTENSI DHIAN

UJI POTENSI ANTIBIOTIKA

4. Amoksisilin (Ditjen POM. 1979)

Nama resmi : Amoxicillinum

Nama lain : Amoksisilin

RM / BM : C 16H19 N3O5 .3H2O / 394,41

Berat molekul : 419,45

Pemerian : Serbuk hablur, putih, praktis tidak

berbau

Kelarutan : Sukar larut dalam air dan methanol, tidak

larut dalam benzena, dalam karbon

tetraklorida dan dalam kloroform.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, pada suhu

terkendali.

Khasiat : Antibiotik

Kegunaan : Sebagai baku pembanding

5. Beef ekstrak (Arthur H. K. 2000)

Kaldu daging sapi konsentrat diperoleh dengan

mengekstraksi daging sapi segar tanpa lemak, dengan cara

merebus dalam air dan menguapkan kaldu pada suhu rendah

dalam hampa udara sampai terbentuk residu kental

berbentuk pasta.

MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153

Page 10: POTENSI DHIAN

UJI POTENSI ANTIBIOTIKA

Pemerian : Massa berbentuk pasta, berwarna coklat

kekuningan sampai coklat tua, bau dan rasa

seperi daging, sedikit asam.

Penyimpanan : Wadah tidak tembus cahaya, tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai komposisi medium

6. Glukosa (Ditjen POM. 1979)

Nama resmi : Glucosum

Sinonim : Glukosa

RM / BM : C 6H12O6 . H2O / 198,17

Pemerian : Hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau

butiran putih, tidak berbau rasa manis.

Kelarutan : Mudah larut dalam air, sangat mudah larut

dalam air mendidih, agak sukar larut dalam

etanol (95 %) P, sukar larut dalam etanol (95 %

) P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai komposisi medium

7. Pepton (Ditjen POM. 1979)

Nama resmi : Pepton

Sinonim : Pepton

Pemerian : Serbuk; kuning kemerahan sampai coklat;

bau khas tidak busuk.

MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153

Page 11: POTENSI DHIAN

UJI POTENSI ANTIBIOTIKA

Kelarutan : Larut dalam air; memberikan larutan

berwarna coklat kekuningan yang bereaksi

agak asam, praktis tidak larut dalam etanol

(95 %) P dan dalam eter P.

Khasiat : Zat tambahan

Kegunaan : Sebagai komposisi medium

C. Uraian Mikroba

Eschericia coli

a. Klasifikasi (Tjiitrosoepomo, 1995)

Kingdom : Protista

Divisio : Schizophyta

Class : Schyzomycetes

Ordo : Eubacteriales

Familia : Enterobacteriaceae

Genus : Eschericia

Spesies : Eschericia coli

b. Morfologi (Dwidjoseputro,D. 1998)

Merupakan suatu golongan bakteri yang

menunjukkan sifat-sifat yang mendekati fungi / bakteri.

Terdapat dalam tanah maupun dalam udara dan

sebagian parasit pada tumbuhan tingkat tinggi. Koloni

MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153

Page 12: POTENSI DHIAN

UJI POTENSI ANTIBIOTIKA

berwarna (tergantung substraknya), mempunyai bau

tanah, resisten terhadap penisilin dan streptomia.

BAB III

KAJIAN PUSTAKA

A. Alat Yang digunakan

Bahan yang digunakan adalah autoklaf, Bunsen, Cawan

petri steril, Inkubator, Erlenmeyer, Ose bulat, Pinset, Vial,

Tabung reaksi, Spoit 1 ml, Spoit 10 ml, Rak tabung.

MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153

Page 13: POTENSI DHIAN

UJI POTENSI ANTIBIOTIKA

D. Prosedur Praktikum

1. Buat suspensi inokulum dengan mencampurkan medium NA

steril

2. Tuang inokulum sebanyak 20 ml ke dalam tiap-tiap cawan

petri

3. Setelah inokulum padat kemudian diletakkan pencadang di

atas media inokulum yang telah memadat

4. Pipet sediaan larutan baku dan sediaan sampel yang akan

diperiksa dalam pencadang sesuai dengan konsentrasi hasil

pengenceran

5. Inkubasi selama 1 x 24 jam pada suhu 37 C

6. Amati zona hambatan yang terbentuk dan lakukan

pengukuran garis tengah derah hambatan dengan

menggunakan mistar

7. Hitung potensi antibiotika dari hasil pengukuran

MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153

Page 14: POTENSI DHIAN

UJI POTENSI ANTIBIOTIKA

BAB III

KAJIAN PRAKTIKUM

A. Alat yang dipakai

1. Autoklaf

2. Botol Pengenceran

3. Cawan Petri

4. Erlenmeyer

5. Hand Sprayer

6. Inkubator

7. Korek Api

8. Lampu Spritus

9. Labu Ukur

10. Ose bulat

11. Paper Disc

12. Pinset

13. Spoit 1,0 ml; 5,0 ml; 10,0 ml

14. Sendok Tanduk

15. Timbangan Analitik

MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153

Page 15: POTENSI DHIAN

UJI POTENSI ANTIBIOTIKA

B. Bahan yang digunakan

1. Aquadest Steril

2. Alkohol 70%

3. Aluminium Foil

4. Biakan bakteri Escherichia coli

5. Karet

6. Kertas Label

7. Kertas Timbang

8. Medium Nutrien Agar (NA)

9. Sampel Kloramfenikol

10. Tissu Roll

C. Cara Kerja

Penyiapan Sampel

A. Pembuatan Medium Nutrien Agar (NA)

- Alat dan bahan disiapkan.

- Ditimbang 0,5 g ekstrak beef, 1 g pepton, dan 1,5 g agar

kemudian dilarutkan dalam 75 ml air suling.

- Suspensi dipanaskan hingga agar larut, kemudian

disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121oC selama 15

menit (larutan 1).

- Ditimbang 1g glukosa, kemudian dilarutkan dalam 25 ml

air suling.

MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153

Page 16: POTENSI DHIAN

UJI POTENSI ANTIBIOTIKA

- Larutan glukosa disetrilkan di atas tangas air selama 15

menit, kemudian didinginkan (larutan 2).

- Larutan 1 dan 2 dicampur, kemudian dihomogenkan.

B. Pembuatan Larutan Baku :

Kloramfenikol

- Alat dan bahan disiapkan.

- Kloramfenikol baku ditimbang sebanyak 0,05 g lalu

dimasukkan ke dalam labu ukur 100,0 ml dan

ditambahkan Na-CMC hingga batas tanda,

dihomogenkan (larutan stock).

- Larutan stock diambil sebanyak 1 ml dengan

menggunakan spoit, lalu dimasukkan dalam

labu ukur 25,0 ml dan dicukupkan dengan

Na-CMC hingga batas tanda untuk

memperoleh larutan 20 ppm.

- Larutan stock diambil sebanyak 1 ml dengan

menggunakan spoit, lalu dimasukkan ke

dalam labu ukur 50,0 ml dan dicukupkan

MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153

Page 17: POTENSI DHIAN

UJI POTENSI ANTIBIOTIKA

dengan Na-CMC hingga batas tanda untuk

memperoleh larutan 10 ppm.

- Larutan stock diambil sebanyak 0,5 ml dengan

menggunakan spoit, lalu dimasukkan ke

dalam labu ukur 50,0 ml dan dicukupkan

dengan Na-CMC hingga batas tanda untuk

memperoleh larutan 5 ppm.

C. Pembuatan Larutan Sampel :

Kloramfenikol

- Alat dan bahan disiapkan.

- Kloramfenikol® Kapsul / Suspensi ditimbang sebanyak 0,05

g lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 100,0

ml dan ditambahkan Na-CMC hingga batas

tanda, dihomogenkan (larutan stock).

- Larutan stock diambil sebanyak 1 ml dengan

menggunakan spoit, lalu dimasukkan dalam

labu ukur 25,0 ml dan dicukupkan dengan

Na-CMC hingga batas tanda untuk

memperoleh larutan 20 ppm.

- Larutan stock diambil sebanyak 1 ml dengan

menggunakan spoit, lalu dimasukkan ke

dalam labu ukur 50,0 ml dan dicukupkan

MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153

Page 18: POTENSI DHIAN

UJI POTENSI ANTIBIOTIKA

dengan Na-CMC hingga batas tanda untuk

memperoleh larutan 10 ppm.

- Larutan stock diambil sebanyak 0,5 ml dengan

menggunakan spoit, lalu dimasukkan ke

dalam labu ukur 50,0 ml dan dicukupkan

dengan Na-CMC hingga batas tanda untuk

memperoleh larutan 5 ppm.

D. Pengujian Potensi Antimikroba Terhadap Bakteri Uji

1. Alat dan bahan disiapkan.

2. Medium NA dituang ke dalam cawan petri steril sebanyak

10 ml sebagai base layer lalu dibiarkan memadat.

3. Medium NA sebanyak 5 ml dimasukkan ke dalam botol

pengenceran lalu ditambahkan suspensi bakteri

Escherichia coli untuk sampel Kloramfenikol sebanyak 1

ml, lalu dihomogenkan.

4. Medium tersebut dituang ke dalam cawan petri yang telah

berisi base layer dan dibiarkan setengah memadat sebagai

seed layer.

5. 6 buah paper disc masing - masing direndam dalam

sampel antibiotik yang telah diencerkan, yaitu sampel

baku Kloramfenikol 20 ppm, 10 ppm, 5 ppm dengan dosis

tinggi, menengah, dan rendah.

MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153

Page 19: POTENSI DHIAN

UJI POTENSI ANTIBIOTIKA

6. Cawan Petri tersebut diinkubasi dalam inkubator selama 1

x 24 jam pada suhu 37C.

7. Perubahan yang terjadi diamati dan diameter zona

hambatan (berupa daerah bening) yang terjadi diukur

dengan menggunakan mistar.

BAB IV

MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153

Page 20: POTENSI DHIAN

UJI POTENSI ANTIBIOTIKA

KAJIAN HASIL PRAKTIKUM

A. Hasil Praktikum

a. Data Hasil Pengamatan

Tabel I : Hasil uji potensi antibiotik Kloramfenikol dengan

respon diameter zona hambat (mm) terhadap bakteri

Escherichia coli

Kl

p

Re

p

Diameter Hambatan (mm)

Ket’ (Bakteri

Uji)

Baku Uji

BT BM BR UT UM UR

I

1 20 22 21 20 25 22

E.Coli2 18 19 22 20 22 21

3 21 18 21 22 21 20

II

1 22 25 23 13 21 19

E.Coli2 21 24 20 12 19 20

3 20 24 22 15 20 20

III

1 30 30 18 13 10 20

E.Coli2 20 20 15 12 9 18

3 20 25 16 15 8 18

IV

1 - 14 13 10 14 15

E.Coli2 - 13 13 10 14 16

3 - 14 13 9 14 15

MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153

Page 21: POTENSI DHIAN

UJI POTENSI ANTIBIOTIKA

Keterangan :

BR : Baku Rendah UR : Uji Rendah

BM : Baku Menengah UM : Uji Menengah

BT : Baku Tinggi UT : Uji Tinggi

b. Perhitungan

1. Jumlah sediaan

B = BT + BM + BR = 192 + 248 + 217 = 657

U = UT + UM + UR = 171 + 197 + 224 = 592

2. Kontras Linier (KL)

LB = BT – BR = 192 – 217 = - 25

LU = UT – UR = 171 – 224 = - 53

3. Kontras Kuadrat (KK)

QB = BT – 2 BM + BR

= 192 – (2.248) + 217 = 192 – 496 + 217 = - 87

QU = UT – 2 UM + UR

= 171 – (2.197) + 224 = 171 – 394 + 224 = 1

MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153

Page 22: POTENSI DHIAN

UJI POTENSI ANTIBIOTIKA

Dosis Sediaan

Baku

Sediaan Uji Total

Tinggi

Menengah

Rendah

Total Sediaan

192

248

217

657

171

197

224

592

363

445

441

1249

Kontras Linear

(KL)

Kontras Kuadrat

(KK)

LB = - 25

QB = - 87

LU = - 53

QU = 1

L = -78

Q = -86

Ket :

B = baku

U = uji

d = dosis = 3

n = jumlah replikasi = 12

h = jumlah pembanding = 2

N = jumlah data = 72

1. Kontras (k) =

MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153

Page 23: POTENSI DHIAN

UJI POTENSI ANTIBIOTIKA

2. Jk Sediaan (Jk5)=

=

=

= 1,39

3. Jk. Regresi (E) =

4. Kesejajaran =

=

=

= 0,08

5. Jk. Kuadrat =

=

=

= 0,69

6. Jk Perbedaan Kuadrat =

=

MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153

Page 24: POTENSI DHIAN

UJI POTENSI ANTIBIOTIKA

=

= 0,25

7. Jk Perlakuan =

=

= - 1512,5

= 1516,3 – 1512,5

= 3,8

TABEL ANAVA

S Keseragaman DB Jk RK(KT) FHitung

FTabel

1% Ket 5% Ket

.

Sediaan

Regresi

Kesejajaran

Kuadrat

Perb. Kuadrat

1

1

1

1

1

1,39

2,08

0,08

0,69

0,25

1,39

2,08

0,08

0,69

0,25

2,78

4,16

0,16

1,38

0,5

9,3

3

NS

NS

NS

NS

NS

4,7

5

NS

NS

NS

NS

NS

Perlakuan

Galat

Total

5

12

17

4,49

6,01

10,5

0,89

0,50

0,61

1,79

Perhitungan Potensi

I = log 2 = 0,301

b =

MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153

Page 25: POTENSI DHIAN

UJI POTENSI ANTIBIOTIKA

YB = B/d.n = 85/3.3 = 9,44

YU = U/d.n = 80/3.3 = 8,88

MU’ =

Ratio potensi sediaan uji (MV) = anti log MV’

= antilog –0,40

= 0,39 x 100%

= 39 %

C =

=

=

=

= 1,16

Uji bebas keyakinan terhadap rasio potensi

AV = antilog CMV’

= antilog 1,16 – 0,40

= antilog 0,34

MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153

Page 26: POTENSI DHIAN

UJI POTENSI ANTIBIOTIKA

= antilog 0,34

= 2,66 x 100% = 266%

AV2 = 0,34 -

= 0,34 – 2,327

= 1,98 x 100% = 198%

Batas keyakinan = 198% - 266%

= - 68%

Jadi potensi pada uji obat kloramfenikol® suspensi. Lebih tinggi

pada uji batas kejadian lebih kecil dari pad potensi sediaan uji.

MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153

Page 27: POTENSI DHIAN

UJI POTENSI ANTIBIOTIKA

c. Gambar Hasil Pengamatan

Keterangan :

1. Cawan Petri

2. Medium NA

3. Paper Disc

4. Zona hambat

5. Uji Tinggi

6. Uji Menegah

7. Uji Rendah

8. Baku Tinggi

9. Baku

Menengah

10.Baku Rendah

MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153

LABOTAROIUM MIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Sampel :

Kloramfenikol®

Mikroba Uji : Escherichia coli

1 8 2 9 3 5 10 4 6 7

Page 28: POTENSI DHIAN

UJI POTENSI ANTIBIOTIKA

B. PEMBAHASAN

Percobaan potensi antibiotik ini dilakukan untuk

mengetahui dan menentukan potensi dari suatu antibiotik yang

beredar di pasaran. Potensi antibiotik dapat diketahui

berdasarkan kemampuannya untuk menghambat pertumbuhan

dari suatu mikroorganisme atau bakteri. Dalam percobaan ini

dilakukan dengan cara mengukur daya hambat dari suatu

antibiotik yakni dengan mengukur diameter zona hambatannya

pada beberapa konsentrasi.

Pada percobaan potensi antibiotik ini digunakan sampel

uji Kloramfenikol® dan sampel baku sebagai pembanding,

dimana kedua bahan ini dibuat dalam bentuk larutan dengan

konsentrasi yang berbeda-beda yaitu 15 ppm, 30 ppm, dan 60

MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153

Page 29: POTENSI DHIAN

UJI POTENSI ANTIBIOTIKA

ppm, untuk melihat sejauh mana pengaruh konsentrasi terhadap

aktivitas sediaan antibiotik tersebut membunuh bakteri uji,

dalam hal ini bakteri uji yang digunakan yaitu E. Coli

Uji hayati adalah uji kuantitatif yang mengukur potensi

zat atau sediaan yang penetapan kadarnya tidak dapat

dilakukan secara kimia atau fisika. Uji ini dimaksudkan untuk

menentukan batas potensi zat atau sediaan dan disesuaikan

dengan batas kelaziman yang pernah diperoleh. Karena ada

kemungkinan potensi tersebut mengalami perubahan, baik itu

berupa kontaminasi dengan bahan dari dalam (wadah) atau dari

luar (lingkungan) atau karena penyimpanan yang terlalu lama.

Hal ini dapat mengakibatkan potensi zat tersebut akan

berkurang sehingga tidak sesuai lagi dengan batas kelaziman

yang ditetapkan.

Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba,

terutama fungi, yang dapat menghambat atau dapat membasmi

mikroba jenis lain. Sedang antimikroba adalah obat pembasmi

mikroba, khususnya mikroba yang merugikan manusia.

Beberapa antibiotika bekerja terhadap dinding sel

(penisilin dan sefalosporin) atau membran sel (kelompok

polimiksin). Tetapi mekanisme kerja yang terpenting adalah

perintangan selektif metabolisme protein bakteri, sehingga

MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153

Page 30: POTENSI DHIAN

UJI POTENSI ANTIBIOTIKA

sintesis protein terhambat dan kuman musnah atau tidak

berkembang lagi, misalnya kloramfenikol, tetrasiklin,

aminoglikosida, dan makrolida.

Pada percobaan ini digunakan metode difusi, dimana

dilakukan dengan cara silinder tidak beralas, yang mengandung

obat dalam jumlah tertentu ditempatkan pada pembenihan

padat yang telah ditanami dengan biakan tebal organisme yang

diperiksa. Setelah diinkubasi, garis tengah daerah hambatan

jernih yang mengelilingi obat dianggap sebagai ukuran

kekuatan hambatan obat terhadap organisme yang diperiksa.

Metode ini dipengaruhi banyak faktor fisik dan kimiawi di

samping interaksi antara obat dengan organisme, misalnya

pembenihan dan daya difusi, ukuran molekul dan stabilitas obat.

Kesulitan terbesar adalah laju pertumbuhan yang beragam

diantara berbagai mikroorganisme.

Pada percobaan ini digunakan sediaan kloramefenikol.

Adapun maksud dari penggunaan larutan baku adalah untuk

melihat sejauh mana kloramfenikol kapsul masih mempunyai

potensi atau efektifitas antibiotik untuk menghambat

pertumbuhan bakteri E. Coli

Mekanisme kerja dari kloramfenikol yaitu dengan

menghambat sintesis protein sel mikroba. Untuk kehidupannya,

MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153

Page 31: POTENSI DHIAN

UJI POTENSI ANTIBIOTIKA

sel mikroba perlu mensintesis berbagai protein. Sintesis protein

berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA. Pada

bakteri, ribosom terdiri atas dua sub unit, yang berdasarkan

konstanta sedimentasi dinyatakan sebagai ribosom 30S dan 50S.

Untuk berfungsi pada sintesis protein, kedua komponen ini akan

bersatu pada rantai pangkal mRNA menjadi ribosom 70S.

Kloramfenikol berikatan dengan ribosom 50S dan menghambat

pengikatan asam amino baru pada rantai polipeptida oleh enzim

peptidil transferase.

Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil

yang diperoleh antara lain pengerjaan yang kurang aseptis,

pengukuran dan pengamatan zona hambatan kurang teliti serta

faktor-faktor lain yang secara tidak langsung mempengaruhi

hasil percobaan.

Dari hasil perhitungan statistik yang dilakukan,

diperoleh ratio potensi sediaan uji sebesar 288% dengan batas

keyakinan antara 33% dan 301%. Ratio potensi yang diperoleh

ini masuk range, ini berarti bahwa sampel Kloramfenikol®

memiliki potensi antibiotik untuk bakteri E. Coli

MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153

Page 32: POTENSI DHIAN

UJI POTENSI ANTIBIOTIKA

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat

disimpulkan bahwa Kloramfenikol® kapsul memiliki ratio potensi

288% untuk bakteri E. Coli dengan batas keyakinan 33% -

301%.

B. Saran

-

MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153

Page 33: POTENSI DHIAN

UJI POTENSI ANTIBIOTIKA

DAFTAR PUSTAKA

1. Ganiswarna, S, G., (1995), “Farmakologi dan Terapi”, Edisi 4, Bagian Farmakologi-Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta.

2. Rahardja, K., Tan Hoan Tjay., (2001), “Obat-obat Penting”, Edisi V, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

3. Jawelz., Melnick., Adelberg., (1995), “Mikrobiologi Kedokteran (Medical Microbiology)”, Edisi 20, EGC, Jakarta.

4. Ditjen POM., (1979), “Farmakope Indonesia”, Edisi III,

Dep.Kes.RI, Jakarta.

5. Pelezar, J, ME C.S. Chan, (1986), “Dasar-dasar Mikrobiologi”, Jilid 2, UI - Press, Jakarta.

MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153

Page 34: POTENSI DHIAN

UJI POTENSI ANTIBIOTIKA

Skema Kerja

Medium NA (Nutrien Agar)

Buat Base layer dalam cawan petri steril

(biarkan memadat)

Suspensikan mikroba dalam medium yang cocok

(seed layer)

Tanam pencadang pada medium seed layer

(atur jaraknya)

Pencadang diisi dengan sampel

Antibiotik Baku Antibiotik Uji

MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153

Page 35: POTENSI DHIAN

UJI POTENSI ANTIBIOTIKA

BT BM BR UT UM UR

Inkubasi 1 x 24 jam pada suhu 37O C

Amati dan ukur daya hambatnya

Sampel Antibiotik

Base layer (NA) Cawan petri Seed layer (GNA) 5 ml Sebanyak 10 ml Suspensi mikroba uji 1 ml Pencadang / Paper Disc

Inkubasi 37O C selama 1 x 24 jam

Pengamatan

MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153

Page 36: POTENSI DHIAN

UJI POTENSI ANTIBIOTIKA

MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153