potensi untuk bioenergi (biodisel) potensi … · potensi untuk bioenergi (biodisel) potensi...
TRANSCRIPT
NYAMPLUNG
(Calophyllum inophyllum):
POTENSI UNTUK BIOENERGI (BIODISEL)
POTENSI PENGEMBANGAN DI LAHAN GAMBUT
Budi Leksono
Balai Besar Litbang Bioteknologi & Pemuliaan Tanaman Hutan, Yogyakarta Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
PENDAHULUAN
o Krisis Energi Dunia 2006 Sumber
Energi Baru Terbarukan (EBT) “Ramah
lingkungan dan Dapat Diperbaharui”
o Kebijakan Energi Nasional
PP No. 5/2006 EBT 5% Th 2025
PP No. 79/2014 EBT 23% Th 2025
EBT 31% Th 2050
o Krisis Energi Dunia 2006 Sumber
Energi Baru Terbarukan (EBT) “Ramah
lingkungan dan Dapat Diperbaharui”
o Krisis Energi Dunia 2006 Sumber
Energi Baru Terbarukan (EBT) “Ramah
lingkungan dan Dapat Diperbaharui”
o Kebijakan Energi Nasional
PP 5/2006 EBT 5% Thn 2025
PP 79/2014 EBT 23% Thn 2025
EBT 31% Thn 2050
o Inpres No. 1/2006 Penyediaan &
Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati –
Sektor Kehutanan Memberikan Izin
Pemanfaatan Lahan Hutan Tidak
Produktif
Lahan gambut terdegradasi
Lahan bekas kebakaran
Lahan bekas tambang
o Peta Lahan Kritis Indonesia
KEPMEN LHK No: SK.306/MENLHK/PDASHL/DAS.0/7/2018
o Luasan Lahan Kritis Indonesia
KEPMEN LHK No: SK.306/MENLHK/PDASHL/DAS.0/7/2018
Luas Total: 14.006.450 ha
Nyamplung (C. inophyllum),
potensi terbesar untuk
rehabilitasi lahan kritis di
Indonesia seluas ± 5.700.000
o Nyamplung Toleran pada
Kondisi Lingkungan yang Ekstrim
Lahan gambut
terdegradasi
Lahan batuan kapur
Lahan bekas tambang
Lahan tergenang periodik
Lahan salin (Pantai)
o Nyamplung Sumber Daya Hutan
Potensial untuk Biodisel:
• Tersebar di seluruh wilayah Indonesia
• Berbuah sepanjang tahun & produksi
buah tinggi
• Non pangan (Non-edible plant oil)
• Rendemen minyak tinggi
• Daya bakar tinggi
• Pengolahan minyak sudah dikuasai
• Pemanfaatan limbah industri sudah
diketahui
• Teknik budidaya sudah dikuasai
• Benih unggul belum tersedia
Buku Perdana
(2008)
Buku Kedua
(2014)
POTENSI NYAMPLUNG
UNTUK BIODISEL
Buku Ketiga
(2019)
Potensi produktivitas buah: 20
ton/ha/tahun
• Jarak pagar : 5 ton/ha/tahun
• Kelapa sawit : 24 ton/ha/tahun
Potensi rendemen minyak > 50 %
• Jarak pagar : 25 – 40%
• Saga hutan : 14 – 28%
• Kepuh : 24 – 40%
• Kesambi : 30 – 40%
• Kelor : 39 – 40%
• Malapari : 14 – 15%
Kepuh
Nyamplung
Kesambi
Saga hutan
o Nyamplung Potensi Buah & Minyak Tinggi:
o Peta Indikasi Tebaran Nyamplung
o Materi Genetik Nyamplung
1 2 3 6 5
4
7
8
11 9
10
12
Gunung Kidul (DIY)
Ciamis (Jawa Barat)
Pandeglang (Banten)
Banyuwangi (Jawa Timur)
Cilacap (Jawa Tengah)
o Populasi Nyamplung di Jawa
Ketapang (Kalimantan Barat) Yapen (Papua Barat)
Pariaman (Sumatera Barat) Dompu (Nusa Tenggara Barat)
Selayar
(Sulawesi Selatan)
o Populasi Nyamplung di Luar Jawa
o Variasi Ukuran Buah dan Biji
Nyamplung di 7 pulau Indonesia
o Pembiakan Generatif
Biji Penaburan Penyungkupan
6 Bulan 1 Bulan
Cangkok Grafting Stek pucuk
o Pembiakan Vegetatif Makro
o Pembiakan Vegetatif Mikro
(Kultur Jaringan)
Induksi Perakaran Multiplikasi Aklimatisasi
o Penanaman Nyamplung
pada Lahan Mineral
Pangandaran (Jabar) Wonogiri (Jateng) Gng Kidul (DIY)
o Proses Pembuatan Biodisel Nyamplung
(Manual)
Pengeringan biji Degumming Pengepresan
Transester. Washing Drying
Esterifikasi
o Proses Pembuatan Biodisel Nyamplung
(Mekanik)
Buah kering Pengeringan biji Pemecahan buah
Pengepresan Proses Biodisel
o Alat Pres Biji Nyamplung
Vertical Hot Press (VHP) Screw Press Expeller (SPE)
o Variasi Biofuel Nyamplung
dari 7 Pulau di Indonesia
Populasi Biji kering
(Kg)
CCO
(%)
RCCO
(%)
Biodisel
(%) Alat
Java 4.8 43.75 38.06 - VHP
Madura 4.8 40.63 34.13 - VHP
Selayar 4.8 45.63 40.15 - VHP
Java 7.3 50.00 46.85 28.95 SPE
Madura 6.0 53.17 44.67 21.00 SPE
Selayar 6.0 50.17 40.67 30.00 SPE
Sumatra 6.0 50.17 36.00 17.00 SPE
Kalimantan* 6.0 27.50 24.50 18.70 SPE
Sembawa 6.0 58.33 53.00 33.83 SPE
Papua* 6.0 37.67 22.83 16.00 SPE
*) Ada masalah saat pengepresan dengan SPE
Selayar Beach (Sulawesi)
G. Kidul (Java)
Central Lombok (WNT) 96
0.02
Selayar Mount (Sulawesi)
East Lombok (WNT)
West Sumatra
53
79
Madura
Kalimantan
Lampung
West Nusa Tenggara
Papua
56
100
89
66
63
oVariasi Genetik dengan DNA
dari Populasi Nyamplung di Indonesia
Nurtjahjaningsih (2012): “Keragaman genetik flora dengan
menggunakan DNA”
o Tiga Alat Pres Biji Nyamplung
Screw Press Expeller
(SPE)
Jet Oil Machine
(J-5) Water Bath
(Metode Solven)
o Sifat Fisiko-Kimia Biodisel Nyamplung
(SNI 04-7182-2006 - LEMIGAS)
o Test Drive
Menteri Lingkungan
Hidup & Kehutanan
Kepala Badan Litbang
& Inovasi
o Tegakan Benih Provenan (TBP) Nyamplung
(Rendemen Minyak Tertinggi di Jawa)
Wonogiri (Jawa Tengah) (Tinggi 7,2 m; dbh 7,6 cm)
CCO: 50 64 %
o Pengembangan TBP dan ASDG
Nyamplung
TBP Nyamplung di KPHP Yogyakarta
di Kab. Gng Kidul & Sleman Seluas @ 25 Ha
ASDG KPHL Bali Barat &
KHDTK Samboja Seluas @ 5 Ha
Unit Pengolahan Biodisel
Baron Techno Park
di Gunung Kidul
Briket Arang
Asap Cair
Pemecah buah Cangkang buah
Cangkang arang Penghancur arang Pres briket
Tanur & Kondensator
POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH
INDUSTRI MINYAK NYAMPLUNG
1. CANGKAH BUAH
Pakan ‘Burger’
nyamplung
Bungkil biji
Fermentasi Pencampur pakan
Penghancur bungkil
a. Pakan Ternak
2. BUNGKIL HASIL PRES BIJI
Kompos nyamplung
Bungkil biji
Dekomposisi Pencampuran
Penghancur bungkil
b. Kompos
Bahan pencampur
Kosmetik & Obat-obatan Herbal Metode spectrophotometry
Biji & sampling CCO
3. RESIN KUMARIN PADA CCO
Sabun
4. GLISEROL HASIL TRANSESTERIFIKASI
Transesterifikasi
o Tegakan Benih Provenan (TBP)
Nyamplung (C.inophyllum) di
Wonogiri (Jateng) toleran pada
lahan tergenang secara periodik
(2011)
POTENSI PENGEMBANGAN
NYAMPLUNG DI LAHAN GAMBUT
o Uji Species Tanaman Bioenergi di Lahan
Gambut Buntoi (Kalteng) Nyamplung
(C.inophyllum) mempunyai kemampuan
adaptasi terbaik (Cifor, 2016)
o Tanaman Nyamplung di Lahan Gambut
Terdegradasi Sumsel Plot pertanaman
nyamplung di Perigi dengan pendekatan
Paludikultur (Rujito & Erizal, 2020)
o Tanaman Nyamplung di Lahan Gambut
Terdegradasi Kalteng Plot pertanaman
nyamplung dengan benih unggul
nyamplung dari TBP Wonogri
21 bulan
15 bulan
9 bulan
o Tanaman Nyamplung di Lahan Gambut
Kalampangan (Kalteng) Nyamplung
dengan pola tanam tumpang sari:
cabe, jagung, sayuran
1 Tahun
2 Tahun 3 Tahun
Lahan Gambut (Foto: Siti Maimunah) Lahan Ex kebakaran (Foto: Sukartiningsih)
Tanah Mineral (TBP Nyamplung)
1,5 Tahun
2 Tahun 4 Tahun
o Respon Berbuah
o Mengintegrasikan IPTEK hasil penelitian nyamplung
(hulu – hilir) yang menunjang efisiensi dan efektifitas
pengolahan industri agar layak diimplementasikan pada
skala produksi.
o Perlu memetakan daerah-daerah (berbasis KPH/
wilayah/ remote area) yang tepat untuk pengembangan
industri biodisel berbasis tanaman nyamplung.
o Melakukan inovasi dalam efisiensi pengolahan biodisel
(dari peralatan yang digunakan sampai proses
pengolahannya), rekayasa sosial pemanfaatan limbah
untuk meningkatkan nilai tambah dan ramah lingkungan.
o Membuka pasar untuk produk-produk pengolahan biji
nyamplung untuk bioenergi dan pemanfaatan lainnya.
TANTANGAN
UCAPAN TERIMA KASIH
o Kepada: CIFOR - NIFOS, Universitas Muhammadiyah
Palangkaraya (Kalteng), dan Universitas Mulawarman
(Kaltim) atas dukungan dana dan kerjasama penelitian
dengan topik: “Assessing Bioenergy Plantation Potential on
Degraded Land”
o Kepada: Dr. Himlal Baral, Ir. Yustina, Ir. Novi, Siti
Maimunah, MSc., Dr. Sukartiningsih, Prof. Rujito, Dr. Erizal,
Eritrina Windyarini, M.Sc., Hamdan Adma Adinugraha,
MSc., Tri Maria Hasnah, S.Hut., Arif Priyanto, SP., Hendra
Firdaus atas kerjasamanya dalam kegiatan penelitian.
TERIMA KASIH
ATAS PERHATIANNYA