memanfaatkan potensi alam dan potensi masyarakat dalam membangun kreatifitas

29
Memanfaatkan Potensi Alam dan Potensi Masyarakat Dalam Membangun Kreatifitas Di Desa Korleko Selatan Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Lombok Timur-NTB Oleh : MUHAMMAD IHSAN, dkk. 1 Abstrak : Mayoritas penduduk Desa Korleko Selatan merupakan penghasil kelapa dari kebunnya, dan sebagian yang lain adalah petani dan merantau kemalasyia. Selama ini masyarakat Desa Korleko Selatan tidak pernah berpikir untuk memanfaatkan potensi alam yang ada didalam membangun kreatifitas masyarakat untuk mengatasi pengangguran yang ada dan mencegah banyaknya masyarakat yang pergi ke malasia, tentunya untuk memanfaatkan potensi alam yang terbesar di Desa Korleko Selatan yaitu penghasil kelapa bukanlah suatu hal yang mudah. Dalam hal ini, ada satu permasalahan yang selalu membelenggu masyarakat Desa Korleko Selatan. Bahwa selama ini, potensi alam yang melimpah kurang dimamfaatkan karna keterampilan masyarakat yang tidak memadai. Padahal jika masyarakat mampu memampaatkan potensi alam yang ada itu mampu meningkatkan perekonomian masyarakat dan mengurangi jumlahnya pengangguran . Seperti membuat piring membuat piring dari lidi kelapa dan membuat pentol bakso dari bahan dasar rumput laut. Ketidakmampuan masyarakat dalam mengolah hasil alam tersebut dikarenakan berbagai alasan. Pertama, kurangnya kemampuan masyararakat pada skill dan pengetahuan dalam pengelolaan sumber daya alam. Kedua, persepsi masyarakat tentang Pemamfaatan sumber daya alam di Desa korleko selatan . Sangat disayangkan, jika Desa Korleko Selatan dengan potensi alam yang melimpah tidak dapat dimamfaatkan dengan sebaik- baiknya. Oleh karena itu, untuk membangun keterampilan masyarakat Desa Korleko Selatan, kami mencoba untuk menyadarkan mereka dengan mengadakan pendidikan, diskusi, dan melakukan peraktik dalam membuat piring mengunakan lidi dari kelapa, serta membuat piring dari barang bekas yaitu gelas minuman seperti ale-ale, teh rio dan semacamnya. Kami melakukan hal tersebut bersama warga dengan harapan agar masyarakat memiliki kemampuan untuk memampaatkan potensi alam yang ada di Desa Korleko Selatan serta mampu meningkatkan keterampilan masyarakat. Kata Kunci : Memamfaatkan potensi alam dan potensi masyarakat yang ada dalam meningkatkan kreatifitas masyarakat. 1 Tim peneliti lain yaitu: Muhammad Azhar, Muallip, Sartika Dewi, Yulia Marta Jauhariyah, Sakinah, M. Hamzani,Syafrudin,Nurul Uyun, Muhajirin dan Rozuna

Upload: institut-agama-islam-hamzanwadi-pancor

Post on 15-Jan-2016

93 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Mayoritas penduduk Desa Korleko Selatan merupakan penghasil kelapa dari kebunnya, dan sebagian yang lain adalah petani dan merantau kemalasyia. Selama ini masyarakat Desa Korleko Selatan tidak pernah berpikir untuk memanfaatkan potensi alam yang ada didalam membangun kreatifitas masyarakat untuk mengatasi pengangguran yang ada dan mencegah banyaknya masyarakat yang pergi ke malasia, tentunya untuk memanfaatkan potensi alam yang terbesar di Desa Korleko Selatan yaitu penghasil kelapa bukanlah suatu hal yang mudah. Dalam hal ini, ada satu permasalahan yang selalu membelenggu masyarakat Desa Korleko Selatan. Bahwa selama ini, potensi alam yang melimpah kurang dimamfaatkan karna keterampilan masyarakat yang tidak memadai. Padahal jika masyarakat mampu memampaatkan potensi alam yang ada itu mampu meningkatkan perekonomian masyarakat dan mengurangi jumlahnya pengangguran . Seperti membuat piring membuat piring dari lidi kelapa dan membuat pentol bakso dari bahan dasar rumput laut. Ketidakmampuan masyarakat dalam mengolah hasil alam tersebut dikarenakan berbagai alasan. Pertama, kurangnya kemampuan masyararakat pada skill dan pengetahuan dalam pengelolaan sumber daya alam. Kedua, persepsi masyarakat tentang Pemamfaatan sumber daya alam di Desa korleko selatan . Sangat disayangkan, jika Desa Korleko Selatan dengan potensi alam yang melimpah tidak dapat dimamfaatkan dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, untuk membangun keterampilan masyarakat Desa Korleko Selatan, kami mencoba untuk menyadarkan mereka dengan mengadakan pendidikan, diskusi, dan melakukan peraktik dalam membuat piring mengunakan lidi dari kelapa, serta membuat piring dari barang bekas yaitu gelas minuman seperti ale-ale, teh rio dan semacamnya. Kami melakukan hal tersebut bersama warga dengan harapan agar masyarakat memiliki kemampuan untuk memampaatkan potensi alam yang ada di Desa Korleko Selatan serta mampu meningkatkan keterampilan masyarakat.

TRANSCRIPT

Page 1: Memanfaatkan Potensi Alam Dan Potensi Masyarakat Dalam Membangun Kreatifitas

Memanfaatkan Potensi Alam dan Potensi Masyarakat Dalam Membangun Kreatifitas Di Desa Korleko Selatan Kecamatan Labuhan Haji

Kabupaten Lombok Timur-NTB

Oleh :

MUHAMMAD IHSAN, dkk.1

Abstrak : Mayoritas penduduk Desa Korleko Selatan merupakan penghasil kelapa

dari kebunnya, dan sebagian yang lain adalah petani dan merantau kemalasyia. Selama ini masyarakat Desa Korleko Selatan tidak pernah berpikir untuk memanfaatkan potensi alam yang ada didalam membangun kreatifitas masyarakat untuk mengatasi pengangguran yang ada dan mencegah banyaknya masyarakat yang pergi ke malasia, tentunya untuk memanfaatkan potensi alam yang terbesar di Desa Korleko Selatan yaitu penghasil kelapa bukanlah suatu hal yang mudah. Dalam hal ini, ada satu permasalahan yang selalu membelenggu masyarakat Desa Korleko Selatan. Bahwa selama ini, potensi alam yang melimpah kurang dimamfaatkan karna keterampilan masyarakat yang tidak memadai. Padahal jika masyarakat mampu memampaatkan potensi alam yang ada itu mampu meningkatkan perekonomian masyarakat dan mengurangi jumlahnya pengangguran . Seperti membuat piring membuat piring dari lidi kelapa dan membuat pentol bakso dari bahan dasar rumput laut.

Ketidakmampuan masyarakat dalam mengolah hasil alam tersebut dikarenakan berbagai alasan. Pertama, kurangnya kemampuan masyararakat pada skill dan pengetahuan dalam pengelolaan sumber daya alam. Kedua, persepsi masyarakat tentang Pemamfaatan sumber daya alam di Desa korleko selatan . Sangat disayangkan, jika Desa Korleko Selatan dengan potensi alam yang melimpah tidak dapat dimamfaatkan dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, untuk membangun keterampilan masyarakat Desa Korleko Selatan, kami mencoba untuk menyadarkan mereka dengan mengadakan pendidikan, diskusi, dan melakukan peraktik dalam membuat piring mengunakan lidi dari kelapa, serta membuat piring dari barang bekas yaitu gelas minuman seperti ale-ale, teh rio dan semacamnya. Kami melakukan hal tersebut bersama warga dengan harapan agar masyarakat memiliki kemampuan untuk memampaatkan potensi alam yang ada di Desa Korleko Selatan serta mampu meningkatkan keterampilan masyarakat.

Kata Kunci : Memamfaatkan potensi alam dan potensi masyarakat yang

ada dalam meningkatkan kreatifitas masyarakat.

1 Tim peneliti lain yaitu: Muhammad Azhar, Muallip, Sartika Dewi, Yulia Marta Jauhariyah, Sakinah, M. Hamzani,Syafrudin,Nurul Uyun, Muhajirin dan Rozuna

Page 2: Memanfaatkan Potensi Alam Dan Potensi Masyarakat Dalam Membangun Kreatifitas

A. Pendahuluan

Masyarakat Desa Korleko Selatan sebagian besar bermata pencaharian sebagai

tukang kebun dan petani, terutama tukang kebun kelapa, petani padi, buruh, pembuat

batu bata. Hal ini terbukti dengan kondisi alam Desa Korleko Selatan yang mayoritas

terdiri dari area perkebunan kelapa. Desa Korleko Selatan sebenarnya banyak memiliki

potensi alam yang cukup baik, namun banyak kendala yang menyebabkan desa ini tidak

berkembang. Di antaranya, kurangnya pemamfaatan hasil alam yang di miliki oleh

masyarakat, sehingga masyarakat Desa Korleko Selatan hanya mengandalkan hasil yang

di peroleh dari menjadi buruh harian. Hal ini disebabkan karena kurangnya kemampuan

dan keingginan masyarakat untuk memamfaatkan sumber daya alam yang ada. Selain

itu, masyarakat Desa Korleko Selatan kurang memiliki koneksi dari pihak luar untuk

menjual hasil kreatifitas yang diperoleh.

Dikatakan penghasilan masyarakat Desa Korleko Selatan cukup untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari karena di desa ini banyak tersedia sumber bahan

pokok yang bisa di konsumsi, seperti beras dan jagung. Mereka banyak memanfaatkan

hasil pertaniannya sendiri untuk kebutuhan sehari-hari hanya saja mereka membutuhkan

lauk dan sayur yang harus dibeli dari pedagang bakulan yang jualan di pingir gang

perumahan warga, karena di Desa Korleko Selatan tidak terdapat pasar tradisional

hanya ada pasar mingguan. Dalam setiap panen mereka menyisihkan sebagian hasil

panen padinya untuk kebutuhan sehari-hgari dan sebagian lainnya untuk dijual,

misalnya pada setiap panen warga dapat menghasilkan keuntungan hingga mencapai ±

1,5 ton padi dengan 1/2 kwintal bibit padi dalam 50 are. Sebagian kecil hasil padi

disimpan dan sebagia besarnya dijual kepada “penendak”. Setiap Kwintal gabah dijual

dengan harga 300.000 – 350.000 (tiga ratus ribu rupiah bahkan sampai tiga ratus lima

puluh ribu rupiah) per kwintal. Diagram berikut mengilustrasikan pekerjaan masyarakat

sekitar Desa Korleko Selatan khususnya dusun lembak daya.

Page 3: Memanfaatkan Potensi Alam Dan Potensi Masyarakat Dalam Membangun Kreatifitas

KETERANGAN :

Sangat Penting

sedang

Penting

Kurang Penting

Cukup Penting

Fasilitator : Muhammad Ihsan dkk (Dosen dan Mahasiswa Institut Agama Islam Hamzanwadi (IAIH) Pancor tahun 2014

Dari diagram di atas, dapat diketahui bahwa Masyarakat Desa Korleko Selatan

memiliki pekerjaan yang berbeda-beda dan keterampilan yang berbeda-beda pula,

sebagai petani dengan hasil yang melimpah mereka tidak mampu mengolah hasil

Page 4: Memanfaatkan Potensi Alam Dan Potensi Masyarakat Dalam Membangun Kreatifitas

pertanian yang mereka dapatkan kebanyakan dijual dan yang biasa dimamfaatkan

sendiri hanya yang habis untuk dikonsumsi saja. Terutama kelapa. Didesa ini kelapa

sangat berpotensi besar, bahkan didesa ini ada gudang tempat pengolahan kelapa yang

akan di buat minyak sayur tapi itu bukan pabrik pembuatan minyak tapi hanya peroses

dan peyurtiran kelapa siap olah. Kelapa yang sudah siap diolah dikirim keluar daerah

seperti jawa , sementara itu serabut kelapanya di jual digunakan sebagai bahan

pembakaran batu-bata sedangkan batoknya di buat arang dan sisanya tidak

dipergunakan oleh karna itu disini kami Peneliti IAIH Pancor mencoba memberi

pelatihan kepada masyarakat tentang pembuatan piring dari lidi kelapa agar lidi kelapa

tersebut bisa dimamfaatkan,

Masyarakat sekitar banyak yang menjadi buruh penyurtir kelapa upah yang di

peroleh sebesar Rp 50.000 per kuintal kelapa yang sudah kering, sebagai tukang panges

( yang membuang kulitnya) Rp 60.000 per 1000 buah kelapa masyarakat yang bekerja

sebagai buruh tani, buruh pembuatan batu-bata, disini Desa Korleko Selatan banyak

terdapat kren (tempak pembuatan batu-bata), kapur, genting, itu semua berlokasi di

dusun Lembak Lauq, sementara di dusun Lembak Daya hanya ada tempat peyurtiran

kelapa itupun tidak mampu menampung banyaknya pegawai, oleh karna itu masyarakat

banyak yang mencari pekerjaan ke Lembak Lauq sebagai pembuat batu-bata ditempat

orang lain. Walaupun di Desa Korleko Selatan ini banyak tempat bekerja tapi tetap tidak

mampu menanggulangi tingginya jumlah pengangguran oleh karna itu pengangguran

masih banyak di desa ini, masyarakat lelah dengan keadaan seperti ini yang kerjaannya

hanya menganggur sementara dia dan keluarganya memiliki banyak kebutuhan oleh

karna itu mereka mencari napkah keluar negeri (malaisia)

Bagan.2. Diagram Alur Petani Kelapa

KELAPA

BURUH

PENGEPUL

LAHAN

Page 5: Memanfaatkan Potensi Alam Dan Potensi Masyarakat Dalam Membangun Kreatifitas

Keterangan :

Arus Hegemoni Yang Sangat Kuat

Arus Hegemoni Yang Kuat

Hubunga Timbak Balik Yang Saling Menguntungkan

Kurangnya pengetahuan tentang keterampilan juga menjadi penyebab mereka

tidak mau membuat kereatifitas/ keterampilan. Hal tersebut akan berdampak pada

pendapatan para petani dan berimbas pada tingkat perekonomian masyarakat Desa

Korleko Selatan yang mayoritas berprofesi sebagai tukang kebun kelapa. Misalnya

karena banyaknya biaya operasional yang harus mereka keluarkan untuk mengupah

orang sebagai tukang metik kelapa dan tukang angkutnya. Ketergantungan para tukang

kebun kelapa di Desa Korleko Selatan ini sangat berpengaruh terhadap pendapatan

mereka yang kurang optimal.

Padahal jika mereka mampu membuat atau mengolah kelapa secara mandiri,

mereka dapat mengurangi biaya operasional sehingga pendapatan yang dihasilkan lebih

meningkat. Di samping itu, selain mereka dapat memanfaatkan kelapa buatan lokal

untuk keperluan di daerahnya sendiri, mereka juga bisa menjual kembali hasil dari

keterampilan tersebut ke daerah lain. Dengan begitu perekonomian masyarakat akan

lebih baik dan dapat terus meningkat. Sehingga untuk ke depannya masyarakat Desa

korleko selatan mampu menciptakan usaha mikro dan usaha pengerajin sengala macam

yang bahannya bersumber dari kelapa agar dapat meningkatkan kesejahteraan hidup dan

kekuatan ekonomi Desa Korleko Selatan yang lebih baik.

Dari penjelasan di atas, dapat diambil simpulan bahwa permasalahan yang

selama ini membelenggu warga Desa Korleko Selatan, ialah kurangnya keteranpilan

masyarakat untuk mengolah sumber daya alam yang ada di Desa Korleko Selatan dan

kurangnya kreatifitas dalam memanfaatkan potensi masyarakat dan ini yang berdampak

pada aspek ekonomi masyarakat.

Hal tersebut menjadikan permasalahan bagi masyarakat Dusun Lembak Daya

Desa Korleko Selatan yang tersusun dari berbagai unsur yang telah lama mengendap

tanpa pernah digali. Endapan permasalahan tersebut terakumulasi sehingga memberikan

Page 6: Memanfaatkan Potensi Alam Dan Potensi Masyarakat Dalam Membangun Kreatifitas

akibat yang sangat kronis kepada kehidupan masyarakat Dusun Lembak Daya Desa

Korleko Selatan yang pada akhirnya menimbulkan kemunduran di setiap bidang

kebutuhan. Endapan permasalahan tersebut perlu adanya penggalian kembali dan

dicairkan serta dicari titik pangkal permasalahannya.

Pada uraian ini akan dipaparkan beberapa aksi yang dilakukan oleh kami sebagai

langkah awal untuk menggali dan mencairkan endapan- endapan permasalahan yang

ada di Dusun lembak daya pada khususnya dan Desa Korleko Selatan pada umumnya.

Diskusi dalam pemetaan masalah ini difasilitasi oleh tim pendamping dan kemudian

dari diskusi bersama masyarakat tersebut dapat diketahui bahwa permasalahan yang

utama yang sejak dulu menghantui masyarakat Dusun Lembak Daya adalah kurangnya

keterampilan masyarakan untuk mengolah potensi alam dan potensi masyarakat dalam

berkreatifitas, kurangnya kesadaran masyarakan akan tempat mandi di pinggir jalan

yang bisa mengganggu pengguna jalan, yang sangat mempengaruhi alur kesejahteraan

masyarakat Lembak daya. Semua ini menjadi masalah inti yang disebabkan oleh

kurangnya kemampuan masyararakat pada skill dalam pemberdayaan sumber daya alam

dan kurangnya perhatian terhadap alam sekitar dan ditambah kurang kreatifitas

masyarakat dalam meningkatkan hasil perekonomian mereka

Komoditi Utama Sumber Daya Alam Desa Korleko Selatan

Kegiatan Sehari Hari Masyarakat Alam Desa Korleko Selatan

Page 7: Memanfaatkan Potensi Alam Dan Potensi Masyarakat Dalam Membangun Kreatifitas

Menurut pengakuan masyarakat bahwa kurangnya kemampuan pada

keterampilan dalam memanfaatkan hasil alam menjadi salah satu masalah dari

ketergantungan masyarakat yang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dalam

mengolah, yang dipengaruhi oleh kurang adanya pendidikan dari pemerintah kepada

masyarakat Desa korleko selatan . Selain itu, kurangnya kemampuan masyarakat dalam

memanfaatkan hasil alam juga disebabkan oleh kurangnya pengalaman yang dimiliki

masyarakat Desa Korleko Selatan, dan hal tersebut terjadi karena masyarakat Desa

Korleko Selatan cenderung lemah untuk melakukan uji coba dan mencari informasi

dalam hal tersebut. Akhirnya mereka lebih memilih hasil kereatifitas dari daerah lain

yang biasa di dapatkan ditoko-toko sekitar agar bahwa membuat keterampilan sendiri

memberikan hasil yang kurang memuaskan dan menguras tenaga, lebih cepat mereka

membeli. Ketergantungan masyarakat pada produk luar juga disebabkan oleh hal

berikut :

1. Persepsi masyarakat bahwa kereatipitas luar mempunyai kualitas yang lebih bagus,

hal ini terjadi karena belum adanya pembuktian bahwa kereatifitas lokal lebih

bagus dari pada kereatifitas luar.

2. Ketergantungan masyarakat pada hasil kereatifitas dari luar sangat berdampak pada

aspek perekonomian masyarakat Dusun Lembak Daya Desa Korleko Selatan

adalah :

Dengan kerangka analisis pohon masalah, problem inti yang dialami masyarakat

desa korleko selatan adalah kebutuhan bimbingan masyarakat Desa Korleko Selatan

dalam memanfatkan potensi alam dan potensi masyarakat Berikut pohon masalahnya :

Sebelum kreatifitas masyarakat dusun lembak daya desa korleko selatan

membangun kreatifitasnya yang perlu diperhatikan adalah apa saja potensi alam dan

potensi masyarakat yang bisa dikembangkan untuk membangun kreatifitas tersebut.

Didalam pelaksanaan membangun kreatifitas masyarakat ini yang menjadi tolak

ukurnya adalah keinginan masyarakat itu sendiri.

Adapun pelaksanaan penelitian yang kami lakukan hanyalah sebagai fasilitator

dalam proses perkembangan tersebut. Di dalam hal ini kami melakukan observasi dan

dari hasil inilah muncul ide-ide dari masyarkat dan kami sebagai agen of change siap

membantu masyarakat sesuai kebutuhannya dalam mengembangkan potensinya dan

Page 8: Memanfaatkan Potensi Alam Dan Potensi Masyarakat Dalam Membangun Kreatifitas

potensi alam yang bisa dimanfaatkan dan dikembangkan untuk membangun Desa

Korleko Selatan.

Di dalam pelaksanaan observasi yang kami lakukan dimasyrakat Desa Korleko

Selatan ada beberapa kebutuhan masyarakat yang bisa kami jadikan program adapun

yang lainnya adalah partisipasi pendampingan kami di tengah-tengah masyarakat

dengan tujuan untuk membangun hubungan kemasyarakatan dan menjalin kerjasama

yang baik dengan pihak desa setempat.

Menjalin hubungan kemasyarakatan itu bisa kita lihat dari penjelasan

sebelumnya yang berkaitan dengan kegiatan partisipasi. Adapun hasil dari kegiatan

partisipasi tersebut bisa kami rasakan dengan berubahnya sikap dan tingkah laku kami

yang sebelumnya hanya bergelut di dunia akademik dan sekarang sedang mengabdikan

diri dimasyarakat.

Pohon masalah

Minimnya minat Religi, Kesadaran Sosial dan kreatifitas masyarakat

Religi Sosial Kemasyarakatan

Tidak kondusifnya kegiatan religi Melemahnya kesadaran

kegiatan gotong royong

Kurangnya bahan ajar TPQ

Kurangnya minat masyarakat dalam

berkegiatan

Punahnya kesadaran sosial

kurangnya minat masyarakat dalam

bidang religi

Tidak adanya kesadaran masyarakat dalam gotong royong

Kurangnya Pemanfaatan Potensi

Alam Dan Potensi Masyarakat

Potensi alam dan

masyarakat

Tidak adanya bimbingan

Tidak adanya panduan

pembelajaran Kurang kondusifnya

kekompakan masyarakat

Page 9: Memanfaatkan Potensi Alam Dan Potensi Masyarakat Dalam Membangun Kreatifitas

Bagan Skema Pohon Masala

Pohon Harapan

Dari Kegiatan Partisipasi

Gambar Skema Pohon Harapan

Kegiatan Partisipasi dan Program

Pendampingan IAIH Pancor Didesa Korleko Selatan

Religi Sosial Kemasyarakatan

Meningkatnya Kegiatan Religi

Terbentuknya kesadaran kegiatan

gotong royong

Meningkatnya pembelajaran

TPQ

Kondusifnya kegiatan religi

Adanya materi yang

ditinggalkan

Berkesinambunganya kegiatan religi

Berjalanya pembangunan

sosial

Meningkatnya kegiatan religi

Terujudnya kekompakan masyarakat

Potensi alam dan potensi masyarakat

Terbentuknya kemandirian dan

kreatifnya masyarakat

Page 10: Memanfaatkan Potensi Alam Dan Potensi Masyarakat Dalam Membangun Kreatifitas

B. Belenggu (Hegemoni) Menurut Antonio Gramsci

Sosiolog Antonio Gramsci mengajukan teori Hegemoni untuk menjelaskan

fenomena usaha untuk mempertahankan kekuasaan oleh pihak penguasa dan kelas

kapitalis.2 Gramsci mendefinisikan hegemoni sebagai kepemimpinan kultural yang

dilaksanakan oleh kelas penguasa. Ia membedakan hegemoni dari penggunaan paksaan

yang digunakan oleh kekuasaan legislatif atau eksekutif atau yang diwujudkan melalui

intervensi kebijakan.3 Secara sederhana, konsep hegemoni Gramsci adalah suatu kondisi

ketika kelas-kelas subordinat dipimpin oleh ‘blok historis’ yang berkuasa menjalankan

otoritas sosial melalui kombinasi antara kekuatan dan juga konsensus.4 Dengan

demikian dapat didefinisikan bahwa hegemoni merupakan penundukan melalui ide,

nilai, pemikiran, dan sebagainya. Sehingga, apa yang Gramsci maksud dengan

hegemoni menunjuk pada konsep penundukan pada pangkal state of mind seseorang

atau warga negara. Atau dalam titik awal pandangannya menjelaskan bahwa suatu kelas

dan anggotanya menjalankan kekuasaan terhadap kelas-kelas di bawahnya dengan cara

kekerasan dan persuasi.

Konsep hegemoni sendiri ditemukan awalnya ketika Gramscic mencari sebuah

pola dalam kelas sosial baru yang saat itu lebih banyak melihat fenomena pada sejarah

gereja Roma (The Roman Church). Dia terlihat kagum melihat kekuatan ideologi

Kristen gereja Roma yang berhasil menekan Gap yang berlebihan berkembang antara

agama yang terpelajar (Religion Of The Learned) dan rakyat sederhana (Simple Folk).

Gramsci mengatakan bahwa hubungan tersebut memang terjadi secara “Mekanikal”,

namun dia menyadari bahwa gereja Roma telah sangat berhasil dalam perjuangan

memperebutkan dan menguasai hati nurani para pengikutnya.5

Dalam karya terpenting Antonio Gramsci, Prison Notebooks (1929-1933)

menunjukkan bahwa Gramsci adalah seorang Marxis Italia. Tetapi ia menunjukkan

penolakan pandangan yang naif dari Marxis- Ortodoks bahwa revolusi itu akan datang

dengan sendirinya (Taken For Granted) seperti hujan turun dari langit. Pemikiran

Gramsci lebih tepat dikategorikan sebagai corak analisis neo-Marxisme (Marxisme-

Baru) yang menekankan pada analisis yang lebih bersifat praktis, yaitu bagaimana

2 Nur Syam, Model Analisis Teori Sosial, (Surabaya : PMN, 2009), 311. 3 George Ritzer dan Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern, (Jakarta : Kencana Preneda Media Group, 2010),

176. 4 Barker, Cultural Studies Teori dan Praktik, (Yoyakarta : Kreasi Wacana, 2004), 27. 5 Kolakowski, Main Currents of Marxism Its Origin, Growth, and Dissolution, (London : OxfordUnivercity Press, 1978),

123.

Page 11: Memanfaatkan Potensi Alam Dan Potensi Masyarakat Dalam Membangun Kreatifitas

prespektif Marxisme dapat direalisasikan secara strategis tanpa meninggalkan basis

teoritisnya. Bagi Gramsci, dominasi kekuasaan tidak selamanya berakar pada

kepentingan ekonomi belaka, melainkan juga karena akar-akar kebudayaan dan politis.6

Sebagaimana halnya Marx, Gramsci menganggap dunia gagasan, kebudayaan,

superstruktur, bukan hanya refleksi atau ekspresi dari struktur kelas ekonomi atau

infrastruktur yang bersifat material, melainkan sebagai salah satu kekuatan material itu

sendiri. Sebagai kekuatan material itu, dunia gagasan atau ideologi berfungsi

mengorganisasi massa manusia, menciptakan tanah lapang yang di atasnya manusia

bergerak. Bagi Gramsci hubungan antara yang ideal dengan yang material tidak

berlangsung searah, melainkan bersifat tergantung dan interaktif. Kekuatan material

tidak akan dapat dipahami secara historis tanpa bentuk dan ideologi-ideologi akan

menjadi khayalan individu belaka tanpa kekuatan material.7

Gramsci beragumen bahwa pendekatan budaya adalah sangat penting untuk

membuat sebuah kerangka teori revolusi sosial, dimana banyak dari pemikir ortodoks

hanya terfokus pada hegemoni sosial yang terangkum dalam pemikiran basis dan

bangunan atas dari Marxisme. Sumbangan terbesar Gramsci untuk Marxisme adalah

mensistematisasi apa yang ditulis Marx secara tersirat menjadi suatu ilmu tentang aksi

politik. Ini tampak misalnya sewaktu Gramsci mengajukan pandangan alternatif Marxis

tentang negara, yaitu sebagai suatu kesatuan kompleks dari kegiatan teori dan praktik.,

dimana kelas yang berkuasa tidak hanya membenarkan dan memelihara dominasinya,

tetapi juga mengatur untuk memenangkan konsensus aktif yang diatur. Pendapat ini

mengungkapkan bahwa konsep hegemoni Gramsci merupakan paham sendiri dalam

khasanah Marxisme.8

Dengan demikian, selain konsep hegemoni Gramsci membantu untuk

memahami dominasi dalam kapitalisme dan dapat juga membantu untuk

mengorientasikan pemikiran tentang revolusi.9 Wacana yang dilempar oleh Gramsci

tersebut adalah bagaimana sebenarnya kelas subordinat bisa melakukan revolusi sosial.

6 Mudji Sutrisno dan Hendar Putranto, Teori-teori Kebudayaan, (Yogyakarta : Kanisius, 2005), 30-33. 7 Faruk, Pengantar Sosiologi Sastra : dari Strukturalisme Genetik sampai Post-Modernisme, (Yogyakarta : Pustaka

Pelajar, 2005), 61-62. 8 Frank Magnis Suseno, Dalam Bayangan Lenin, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2003), 23. 9 George Ritzer dan Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern, (Jakarta : Kencana Preneda Media Group, 2010), 76.

Page 12: Memanfaatkan Potensi Alam Dan Potensi Masyarakat Dalam Membangun Kreatifitas

Gramsci menawarkan adanya blok solidaritas untuk melawan rezim.

Mekanismenya adalah mengaalang seluas mungkin munculnya kekuatan intelektual

yang dimiliki visi dan sikap dalam mendukung kebebasan. Gramsci membedakan dua

corak intelektual. Yang pertama, dikenal dengan intelektual traditional, yaitu intelektual

yang tunduk dan patuh terhadap kepentingan rezim kekuasaan fasis. Intelektual yang

demikian sebenarnya secara faktual, adalah musuh masyarakat karena dengan posisi dan

integrasinya mereka bekerja sama dengan rezim serta memanipulasi sistem sosial dan

politik yang menindas. Yang kedua, dikenal dengan intelektual organik, yaitu para

intelektual, yang turun dari singgasana menara gadingnya dan bergabung dengan

masyarakat untuk menjalankan tugas profesinya serta membangkitkan kesadaran yang

dimanipulasi oleh kekuatan yang hegemonik dengan memberi pendidikan kultural dan

politik dalam bahasa keseharian. Mereka ini bertugas memperkuat posisi masyarakat

sipil (Civil Society) untuk mengakumulasikan kekuatan blok solidaritas, yaitu

masyarakat yang sadar akan kondisi sosial-politis dan melakukan perjuangan-

perjuanagn untuk mengelegitimasikan razim kekuasaan.

Blok solidaritas ini diarahkan untuk mengimbangi daya hegemoni rezim dengan

melakukan perang posis (The War Of Position) dengan tujuan merebut posisi-posisi

vital yang dikuasai oleh razim. Organisasi infrastruktur masyarakat yang bersifat

profesional, kemasyarakatan atau kepemudaan yang tadinya dikuasai oleh prorezim

(berdiri Subdordinasi atau Onderbow kepentingan kekuasaan) harus secara perlahan-

lahan diambil alih dan selanjutnya diarahkan sebagai organisasi masyarakat sipil yang

tangguh. Jadi, fungsi kaum intelektual organik adalah membentuk budaya perlawanan

masyarakat dengan membangkitkan kesadaran kritisnya agar sanggup merebut posisi-

posisi vital tanpa harus terjebak pada perlawanan terbuka seperti revolusi. Selain tidak

strategis, revolusi juga akan segera ditumpas rezim dengan jalan kekerasan. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa konsepsi Gramsci lebih menekankan pembentukan

budaya perlawanan ketimbang menetukan isi kebudayaan itu sendiri.10

Kelompok intelektual menurut Gramsci terdiri dari : kelompok intelektual

organik dan kelompok intelektual tadisional. Kedua kelompok intelektual itu bersifat

terpisah, tetapi secara historis dapat bertumpang tindih. Kelompok intelektual

tradisional adalah kaum intelektual yang terbatas pada lingkungan kaum tani dan borjuis

10 Mudji Sutrisno dan Hendar Putranto, Teori-teori Kebudayaan, (Yogyakarta : Kanisius, 2005), 30-33.

Page 13: Memanfaatkan Potensi Alam Dan Potensi Masyarakat Dalam Membangun Kreatifitas

kota kecil “belum meluas dan bergerak oleh sistem kapitalis”. Kaum intelektual

tradisional selalu menempatkan dirinya pada sebagai kelompok sosial yang dominan

yang otonom dan independen, yaitu sebagai orang-orang kedudukannya dalam

masyarakat mempunyai lingkaran inter-kelas tertentu. Sementara itu, kaum intelektual

organik adalah intelektual dan organisator politik dan pada saat yang sama juga bos-bos

perusahaan, petani-petani kaya atau manajer perumahan, penguasa komersial dan

industri, dan sebagainya. Kaum intelektual organik menyadari bahwa identitasnya dari

yang diwakili dan yang mewakili, merupakan “barisan terdepan yang riil dari organik

dari lapisan kelas papan atas yang di situ mereka masuk di dalamnya”. Dengan adanya

kondensasi dan pemusatan itu, mereka mempunyai daya tarik kuat dalam semua

kalangan intelektual.11

Demikianlah, pada akhirnya filsafat Gramsci menolak materialisme vulgar ala

Marxis kuno dan Saintisme. Menurut Gramsci, semangat Maxismehanya dapat hidup

dengan mengelaborasi struktur budaya pasif, yang terbungkus dalam konsep hegemoni

dan masyarakat sipil.12

Uraian di atas menegaskan gagasan Gramsci tentang arti penting menumbuhkan

massa rakyat untuk mengorganisasi diri. Artinya, sangat penting kiranya rakyat untuk

memiliki kesadaran kritis dan perang budaya maupun ideologis. Pusat perhatian

Gramsci adalah menciptakan kesadaran kritis dan menciptakan perang budaya dalam

lingkup masyarakat dan kekuasaan negara. Gramsci yakin bahwa kesadaran akan

muncul di kalangan massa rakyat untuk membuat sebuah kehendak kolektif yang akan

mampu menandingi kekuasaan yang otoriter.13

Demikianlah teori hegemoni Gramci telah memperkenalkan dimensi

kepemimpinan moral dan intelektual yang dibangun secara historis. Gramsci meyakini

keniscayaan akan datang dari massa rakyat dalam mewujudkan a new state, karena

kesadaran kritis dan kolektif merupakan musuh laten kekuasaan. Meskipun demikian,

perspektif menuju tatanan baru (sebagai sebuah bentuk dorongan dasar reformasi

politik) tidak ditentukan oleh faktor determinan tunggal, namun majmuk. Kondisi

11 Roger Simon, Gagasan-Gagasan Politik Gramsci, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar dan Insist, 1999), 139-152. Listiyono

Santoso, Sunarto, dkk. Epistemologi Kiri. 82.

12 Listiyono Santoso, Sunarto, dkk. Epistemologi Kiri. 82. 13 Ibid., 86-87

Page 14: Memanfaatkan Potensi Alam Dan Potensi Masyarakat Dalam Membangun Kreatifitas

mengikutsertakan kajian sejarah, ekonomi, antropologi dan terutama praktis politik di

mana kesadaran dan pemahaman manusia berperan atas struktur kekuasaan itu sendiri.

C. Dinamika Pendampingan “Meminimalisir Ketergantungan Menuju Kemandirian”

Sebelum kreatifitas masyarakat Dusun Lembak Daya Desa Korleko Selatan

membangun kreatifitasnya yang perlu diperhatikan adalah apa saja potensi alam dan

potensi masyarakat yang bisa dikembangkan untuk membangun kreatifitas tersebut. Di

dalam pelaksanaan membangun kreatifitas masyarakat ini yang menjadi tolak ukurnya

adalah keinginan masyarakat itu sendiri.

Pelaksanaan penelitian yang kami lakukan hanyalah sebagai fasilitator dalam

proses perkembangan tersebut. Didalam hal ini kami melakukan observasi dan dari hasil

inilah muncul ide-ide dari masyarkat dan kami sebagai agen of change siap membantu

masyarakat sesuai kebutuhannya dalam mengembangkan potensinya dan potensi alam

yang bisa dimanfaatkan dan dikembangkan untuk membangun desa korleko selatan.

Di dalam pelaksanaan observasi yang kami lakukan dimasyrakat Desa Korleko

Selatan ada beberapa kebutuhan masyarakat yang bisa kami jadikan program adapun

yang lainnya adalah partisipasi pendampingan, kami di tengah-tengah masyarakat

dengan tujuan untuk membangun hubungan kemasyarakatan dan menjalin kerjasama

yang baik dengan pihak desa setempat.

Menjalin hubungan kemasyarakatan itu bisa kita lihat dari penjelasan

sebelumnya yang berkaitan dengan kegiatan partisipasi. Adapun hasil dari kegiatan

partisipasi tersebut bisa kami rasakan dengan berubahnya sikap dan tingkah laku kami

yang sebelumnya hanya bergelut di dunia akademik dan sekarang sedang mengabdikan

diri dimasyarakat.

Adapun beberapa program yang telah kami rencanakan dan sudah kami

realisasikan bersama masyarakat diantaranya adalah :

1. Pelatihan Pembuatan piring dari lidi kelapa

2. Pelatihan Pembuatan pentol dengan bahan dasar rumput laut

3. Pelatihan Pembuatan piring dari bekas gelas minuman

4. Pelatihan Pembuatan bross dan mainan kunci dari kain flanel

5. Pelatihan Pembuatan tas dari tali koor

6. Pelatihan pengoperasian tajwid digital

Page 15: Memanfaatkan Potensi Alam Dan Potensi Masyarakat Dalam Membangun Kreatifitas

Di antara potensi alam yang bisa dimanfaatkan adalah salah satunya lidi kelapa

yang mayoritas masyarakat memiliki kebun kelapa di Desa Korleko Selatan ini

sedangkan hasil observasi kami membuktikan bahwa potensi masyarakat dalam

memanfaatkan lidi tersebut untuk menjadi piring sudah ada cuman orang yang

mengajarkannya yang belum ada dan keinginan masyarakatpun sangan tinggi terutama

ibu PKK desa korleko selatan. kami dari peneliti berinisiatif untuk mengadakan

pelatihan tentang hal ini dan kamipun menjalin kerjasama dengan pihak dusun dan

kades serta pelatihnya secara langsung untuk bisa memenuhi kebutuhan masyarakat itu.

Selain lidi pelatihan pembuatan pentol dari bahan dasar rumput lautpun adalah

salah satu potensi alam yang bisa dimanfaatkan karena desa korleko selatan ini dekat

dengan pantai dan rumput lautnya pun bisa dimanfaatkan untuk diolah. Kemudian kami

melihat ternyata di desa ini banyak sampah bekas minuman ale-ale dan yang lainnya

berserakan tidak dimanfaatkan maka setelah kami menawarkan pelatihan untuk hal ini

maka banyak masyarakat yang mau mengikutinya yaitu pembuatan piring dari bekas

minuman tersebut.

Di samping hal tersebut kami juga melihat banyaknya remaja yang tidak

memiliki kreatifitas dalam memanfaatkan daya seni yang ada pada dirinya. Maka

kamipun menawarkan untuk pelatihan pembuatan bros dan mainan kunci dari kain

flanel dan kegiatan inipun bisa menambah penghasilan ekonomi dari orang tua mereka

sehari-hari. Penjualan bros dan mainan kunci ini bisa dilakukan dan harganya bisa

mencapai Rp.2.500 perbuah untuk brosnya dan untuk mainan kunci bisa mencapai

Rp3.000 –Rp 5.000 perbuah.

Adapun tentang pelatihan pengoperasian tajwid digital ini kami lakukan

dengan tujuan supaya proses pembelajaran TPQ didesa ini bisa menghasilkan

pembelajaran yang efektif dan efisien. Dan pelatihan inipun didukung oleh pihak kadus,

kades, pembina TPQ dan tokoh agama setempat.

Page 16: Memanfaatkan Potensi Alam Dan Potensi Masyarakat Dalam Membangun Kreatifitas

D. Dinamika Proses Aksi “Dari Ketergantungan Menuju Kemandirian”

Salah satu upaya untuk membangkitkan pemikiran yang kritis pada masyarakat

Desa Korleko Selatan adalah dengan menuntun masyarakat untuk bersama-sama

menyadari segala potensi yang ada di sekitar mereka serta menjadikannya suatu modal

berharga dalam kehidupan. Sehingga, apabila masyarakat telah mengetahui akar

masalah yang ada maka akan lebih mudah ditelusuri, dan diatasi. Oleh karena itu, perlu

adanya kesadaran masyarakat untuk melakukan sesuatu guna melakukan perubahan.

Masyarakat diarahkan untuk dapat mengungkapkan serta mengutarakan berbagai

macam problematika yang ada, kemudian menuntaskannya secara bersama-sama. Dan

akhirnya, berbagai macam kegiatan yang dapat menambah wawasan dan khazanah

PROGRAM PENELITIAN IAI Hamzanwadi Pancor Tahun 2014

Di Desa Korleko Selatan

Pelatihan

Pembuatan

Piring Dari

Lidi Kelapa

Pelatihan

Pembuatan pentol

dengan bahan dasar

rumput laut

Pelatihan

Pembuatan

piring dari bekas

gelas minuman

Pelatihan

Pembuatan bross

dan mainan kunci

dari kain flanel

Pelatihan Pembuatan

tas dari tali koor

Pelatihan

pengoperasian

tajwid digital

Page 17: Memanfaatkan Potensi Alam Dan Potensi Masyarakat Dalam Membangun Kreatifitas

keilmuan bagi masyarakat merupakan peninggalan yang bisa sedikit diambil

manfaatnya untuk masyarakat Desa Korleko Selatan pada umumnya.

Hari yang dinantipun telah tiba, hari dimana segala rencana yang telah di

rencanakan bersama masyarakat jauh-jauh hari sudah di ambang pintu. Dari beberapa

program yang dilakukan, perencanaan pemanfaatan potensi alam dan potensi

masyarakat Desa Korleko Selatan secara mandiri merupakan program utama.

Salah satu upaya untuk mengubah pemikiran para masyarakat adalah dengan

melakukan musyawarah bersama-sama antara Kades, kadus, ibu PKK, dan masyarakat

Desa Korleko Selatan. Masyarakat diajak berfikir untuk dapat menyadari segala potensi

yang ada di sekitar mereka, terutama pada sektor pemanfaatan potensi alam dan potensi

masyarakat yang harus ditingkatkan, serta menjadikannya sebagai modal berharga untuk

masa depan.

Salah satu upaya untuk membangkitkan pemikiran yang kritis pada masyarakat

Desa korleko selatan adalah dengan menuntun masyarakat untuk bersama-sama

menyadari segala potensi yang ada di sekitar mereka serta menjadikannya suatu modal

berharga dalam kehidupan. Sehingga, apabila masyarakat telah mengetahui akar

masalah yang ada, maka akan lebih mudah ditelusuri dan diatasi. Oleh karena itu, perlu

adanya kesadaran masyarakat untuk melakukan sesuatu guna melakukan perubahan.

1) Pelatihan Pembuatan Piring Dari Lidi Kelapa

Kegiatan pelatihan pembuatan piring dari lidi kelapa adalah salah satu

kegiatan dalam memanfaatkan potensi alam Desa Korleko Selatan yang didominasi

oleh perkebunan kelapa. Adapun salah satu cara untuk memanfaatkan potensi alam

dalam bentuk lidi ini adalah dengan menjadikannya menjadi piring yang bisa

digunakan sebagai alat untuk menaruh makanan dalam acara resepsi, acara zikiran,

prasmanan keluarga dan masih banyak pula yang lainnya.

Dalam pelatihan pembuatan piring dari lidi ini kami sebagai pasilitator

mencarikan pelatih dari luar tim peneliti guna untuk memenuhi hajat dari

masyarakat Desa Korleko Selatan. Sedang action yang kami lakukan sebelumnya

dimulai dari hubungan kerjasama yang baik antara pihak pemerintah Desa Korleko

Selatan dan kekadusan sedesa Korleko Selatan sehingga kegiatan pelatihan ini bisa

diikuti oleh semua lapisan masyarakat baik dari kalangan laki-laki dan wanita.

Page 18: Memanfaatkan Potensi Alam Dan Potensi Masyarakat Dalam Membangun Kreatifitas

Sebagai salah satu bukti riil dari apa yang telah kami analisis dari hasil

observasi selama 2 minggu salah satunya adalah merealisasikan kegiatan

pelatihan ini yang tempat lokasi perealiasasiannya berada di kantor Desa

Korleko Selatan atas saran dari pihak desa dan juga dukungan dari masyarakat

serta kerjasama yang baik antara tim peneliti IAI Hamzanwadi Pancor dengan

pihak yang terkait. Perealisasian pelatihan ini diikuti oleh 3 dusun yaitu Dusun

Lembak Daya, Dusun Lembak Lauq, dan masyarakat Dusun Dasan Baru yang

didampingi oleh 3 tutor yang melatih masyarakat sehingga bisa memahami dan

menguasai langkah-langkah pembuatannya.

Gambar :Suasana pelatihan pembuatan piring dari lidi yang diikuti oleh

Tim peneliti IAIH Pancor dan masyarakat desa korleko selatan

Gambar :hasil pembuatan piring dari lidi

Analisis :

Hasil pelatihan pembuatan piring dari lidi ini bisa dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Korleko Selatan untuk menambah hasil pendapatan ekonomi mereka dan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bentuk memberdayakan potensi alam dan potensi masyarakat dalam bidang kreatifitas seni. Bahan dan alat Pelatihan Pembuatan piring dari lidi kelapa adalah sbb:

Bahan: 112-140 biji lidi kelapa yang muda Tali rapia

Alat-alat: Gunting bunga, silet/ pisau

Page 19: Memanfaatkan Potensi Alam Dan Potensi Masyarakat Dalam Membangun Kreatifitas

2) Pelatihan Pembuatan Pentol Dengan Bahan Dasar Rumput Laut

Kegiatan pelatihan pembuatan pentol dengan bahan dasar rumput laut

adalah tindak lanjut dari kegiatan action program kegiatan kami dalam

memanfaatkan potensi alam desa Korleko Selatan. Adapun salah satu cara untuk

memanfaatkan potensi alam dalam bentuk pembuatan pentol dari bahan dasar

rumput laut ini adalah dengan bekerjasama dengan ibu-ibu PKK desa Korleko

Selatan.

Dalam pelaksanaan kegiatan action program kami ini banyak di ikuti oleh

ibu-ibu PKK sedesa Korleko Selatan yang langsung dibina proses pembuatannya

oleh tim peneliti yang sudah mengikuti pelatihan tata boga ditingkat kabupaten dan

potensi inilah yang dikembangkan oleh tim dalam membina pelatihan tersebut

sehingga potensi ini bisa disalurkan ditengah-tengah masyarakat untuk

memanfaatkan potensi alam dan potensi masyarakat desa Korleko Selatan. adapun

proses pembuatannya berlangsung di kantor desa Korleko Selatan yang diikuti oleh

tim peneliti dan ibu-ibu PKK desa Korleko Selatan.

Gambar ; Proses Pembuatan Pentol Dari Bahan Dasar Rumput Laut.

Gambar ; hasil pembuatan Pentol Dari Bahan Dasar Rumput Laut

Analisis :

Hasil pelatihan Pembuatan pentol dengan bahan dasar rumput ini bisa dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Korleko Selatan untuk menambah hasil pendapatan ekonomi mereka dan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bentuk

Page 20: Memanfaatkan Potensi Alam Dan Potensi Masyarakat Dalam Membangun Kreatifitas

memberdayakan potensi alam dan potensi masyarakat dalam bidang kreatifitas seni selain dari pada itu kami melihat bahwa kebahagiaan keluarga itu bisa dilihat dari bagaimana istri menyiapkan makanan untuk keluarganya oleh sebab itu kami mengadakan Pelatihan Pembuatan pentol dengan bahan dasar rumput laut adalah sbb: Bahan : Daging sapi 1 kg Rumput laut siap olah ¼ kg Tepung tapioka 100-200 g Putih telur 3 butir Bawang (goreng ) 3 siung Jahe 1 cm Merica 1 sendok Vetsin / merice secukupnya Garam 1,25 g dan Bawang putih secukupnya.

3) Pelatihan Pembuatan Piring Dari Bekas Gelas Minuman

Kegiatan pelatihan pembuatan piring dari bekas gelas minuman adalah

tindak lanjut dari kegiatan action program kegiatan kami dalam memanfaatkan

sampah yang tidak digunakan menjadi sampah yang berguna dan bisa menambah

kreatifitas masyarakat dan memberdayakan potensi masyarakat desa korleko

selatan.

Adapun salah satu cara untuk memanfaatkan sampah dalam bentuk

pembuatan piring ini adalah bekerja sama dengan bapak kades Korleko Selatan

dengan ibu-ibu PKK desa Korleko Selatan. Dalam pelaksanaan kegiatan action

program kami ini banyak diikuti oleh ibu-ibu PKK sedesa korleko selatan yang

langsung dibina proses pembuatannya oleh tim peneliti. Kegiatan ini kami

realisasikan dengan tujuan agar sampah yang bisa dimanfaatkan tidak dibuang

sembarangan dan bisa menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam berkarya untuk

memajukan desanya dari segi kreatifitas.

Page 21: Memanfaatkan Potensi Alam Dan Potensi Masyarakat Dalam Membangun Kreatifitas

Gambar ; Kegiatan pelatihan pembuatan piring dari bekas gelas minuman

Gambar ; hasil pelatihan pembuatan piring dari bekas gelas minuman

Analisis : Hasil pelatihan pembuatan piring dari bekas gelas minuman ini bisa dimanfaatkan oleh masyarakat desa korleko selatan untuk meningkatkan kreatifitas seni dengan memanfaatkan sampah. selama ini kita melihat sampah itu hanya menjadi sesuatu yang tidak bermanfaat bagi mereka. Ternyata dibalik semua itu bisa digunakan sebagai kreatifitas tangan serta sebagai moment penting bagi masyarakat supaya dibina dalam memanfaatkan potensinya dalam bidang kreatifitas seni. Adapun pelatihan pembuatan piring dari bekas gelas minuman ini terdiri dari Bahan dan alat pembuatan yang sederhana yaitu: Gelang bekas pelastik minuman Tali sipat Cuter

4) Pelatihan Pembuatan Bros Dan Mainan Kunci Dari Kain Flanel

Kegiatan Pelatihan Pembuatan Bros Dan Mainan Kunci Dari Kain Flanel

adalah tindak lanjut dari kegiatan action program kegiatan kami dalam

meningkatkan kreatifitas masyarakat dan memberdayakan potensi yang ada

sehingga bisa menghasilkan kemampuan dalam berkarya masyarakat desa korleko

selatan.

Page 22: Memanfaatkan Potensi Alam Dan Potensi Masyarakat Dalam Membangun Kreatifitas

Kegiatan pelatihan ini banyak diminati oleh masyarakat desa Korleko

Selatan karena yang dilihat adalah aspek ketergantungan mereka sebagai konsumen

dalam mencari bros untuk melengkapi perlengkapan tatarias wanita. Kegiatan ini

kami lakukan 6 kali pelatihan dan pelatihannya kami lakukan perdusun karena

mengingat banyaknya peserta yang meminati kegiatan ini. Adapun yang menjadi

peserta kegiatan ini adalah adek-adek TPQ dan juga remaja dan remaji yang ada

disetiap dusun serta ibu-ibu PKK yang ada disetiap dusun setempat. Adapaun

jalinan kerjasama yang kami lakukan adalah menjalin hubungan dengan bapak

kadus tempat pelatihan ini dilakukan yaitu didusun Lembak Daya dan didusun

Dasan Baru.

Pembinaan pelatihan pembuatan bros dan mainan kunci ini langsung di bina

oleh tim yang memiliki bakat dalam menjahit dan mencari model bros dan mainan

kunci yang akan didapat, atas dasar kemampuan ini jadi kami tidak perlu mencari

tutor dari luar karena potensi itu sendiri sudah dimiliki oleh anggota tim yang akan

disalurkan kemasyarakat Desa Korleko Selatan.

Gambar ; Kegiatan pelatihan pembuatan bros dan mainan kunci dari kain flanel

Gambar : Hasil pelatihan pembuatan bros dan mainan kunci dari kain flanel

Analisis :

Page 23: Memanfaatkan Potensi Alam Dan Potensi Masyarakat Dalam Membangun Kreatifitas

Pelatihan pembuatan bross dan mainan kunci dari kain flanel ini bisa dimanfaatkan oleh masyarakat desa korleko selatan untuk menambah hasil perekonomian mereka karena harga jual mainan kunci dan bross bisa mencapai Rp3.000-Rp5.000 dan dapat meningkatkan kreatifitas seni masyarakat Desa Korleko Selatan. Dengan diadakannya kegiatan pelatihan banyak masyarakat yang berminat setelah melihat hasilnya. Proses pelatihan ini banyak diminati mulai dari kalangan adik-adik TPQ sampai kepada ibu PKK didusun tempat kami mengadakan pelatihannya. Pelatihan pembuatan bross dan mainan kunci dibuat dari bahan dan alat sbb: Bahan : Kain planel Benang dan jarum jahit Lem bakar/ lem tembak Lilin Kapas dakron Gantungan kunci Penitti beros Alat-alat: Gunting Jarum Pensil Mancis/korek api

5) Pelatihan Pembuatan Tas Dari Tali Koor

Kegiatan pelatihan pembuatan tas dari tali koor adalah tindak lanjut dari

kegiatan action program kami dalam memanfaatkan potensi masyarakat desa

Korleko Selatan. Adapun salah satu cara untuk memanfaatkan potensi masyarakat

dalam bentuk pembuatan tas dari tali koor ini adalah bekerjasama dengan bapak

kades sebagai pemodal pertama dan merupakan kebutuhan dari ibu-ibu PKK desa

korleko selatan sebagai bentuk upaya pihak desa untuk meningkatkan keaktifan

ibu-ibu PKK desa Korleko Selatan.

Dalam pelaksanaan kegiatan action program kami ini banyak diikuti oleh

ibu-ibu PKK Sedesa Korleko ( dusun Lembak Daya, Lembak Lauq, dan Dusun

Dasan Baru) yang langsung dibina proses pembuatannya oleh tim peneliti yang

sudah mengikuti pelatihan ditingkat kabupaten dan potensi inilah yang

dikembangkan oleh tim peneliti dalam membina pelatihan tersebut sehingga potensi

Page 24: Memanfaatkan Potensi Alam Dan Potensi Masyarakat Dalam Membangun Kreatifitas

ini bisa disalurkan ditengah-tengah masyarakat untuk memanfaatkan potensi

masyarakat desa Korleko Selatan. adapun proses pembuatannya berlangsung di

kantor desa Korleko Selatan yang diikuti oleh tim, ibu-ibu PKK desa Korleko

Selatan.

Gambar : Kegiatan Pelatihan Pembuatan tas Dari Tali Koor

Analisis : Kegiatan Pelatihan Pembuatan tas dari tali koor ini diikuti oleh ibu PKK desa Korleko Selatan karena kami berkeinginan dalam hal ini untuk membantu ibu-ibu PKK dalam merealisasikan kegiatan PKKnya. Kami melaksanakan kegiatan ini bekerjasama dengan bapak kades Korleko Selatan dan ketua PKK desa Korleko Selatan. adapun bahan dan alat pembuatannya sbb:

Bahan ; Tali koor Resleting Kain daleman benang

Alat-alat: Gunting Jarum

6) Pembinaan tajwid digital

Kegiatan pembelajaran tajwid digital dilakukan di TPQ Al-ikhlas dusun

Lembak Daya desa Korleko Selatan yang diikuti oleh para pembina dan tenaga

pengajar TPQ dan guru ngaji sedesa Korleko Selatan. dalam kegiatan pembinaan

tajwid digital diikuti oleh guru-guru TPQ yang ada di desa Korleko Selatan. Tujuan

pembinaan tajwid digital ini memilik harapan supaya mempermudah para guru

dalam mengajarkan bagaimana cara membaca Al-Qur’an yang baik dan benar

disamping itu kami juga berharap supaya pembelajaran tajwid disetiap TPQ didesa

Page 25: Memanfaatkan Potensi Alam Dan Potensi Masyarakat Dalam Membangun Kreatifitas

Korleko Selatan ini bisa kondusif dan menghasilkan pembelajaran yang efektif,

menyenangkan dan efesien.

Gambar : Kegiatan Penerapan tajwid digital

Analisis : Harapan kami dari pelatihan tajwid digital kepada pembina TPQ yang ada di Korleko Selatan supaya bisa memudahkan dan meningkatkan minat belajar tajwid santri dan santriwati TPQ yang ada serta proses pembelajarannya bisa berkesinambungan setelah kami tinggalkan dari lokasi.

E. Refleksi

Korleko selatan adalah sebuah desa yang cukup luas wilayahnya dan terbagi

menjadi 3 Dusun (Lembak Daya, Lembak Lauq dan Dasan Baru). Masyarakat

Korleko Selatan adalah masyarakat yang masih menjunjung tinggi aspek keagamaan,

gotong rotong, kekeluargaan, dan keramah-tamahan. Dari sinilah warga Korleko

Selatan membangun desanya menjadi desa yang aman dan tentram.

Masyarakat Desa Korleko Selatan merupakan masyarakat yang sangat patuh

pada pemimpinnya. Di mata masyarakat, kepala desa merupakan panutan yang bisa

dibuat contoh. Setiap hari masyarakat Desa Korleko Selatan bekerja keras

membanting tulang walapun dengan kondisi desa yang kurang memadai. Seperti

akses pembangunan kantor Desa Korleko Selatan, masjid korleko selatan, dan

kegiatan gotong royong lainnya. Walaupun demikian, bagi mereka kegiatan tersebut

bukanlah hal yang menjadi hambatan untuk melakukan aktivitas mereka sehari-hari,

karena masyarakat Desa Korleko Selatan sudah terbiasa dengan kegiatan tersebut,

dan juga masyarakat Desa Korleko Selatan memiliki semangat yang tinggi dalam

menekuni pekerjaan mereka.

Page 26: Memanfaatkan Potensi Alam Dan Potensi Masyarakat Dalam Membangun Kreatifitas

Masyarakat di desa ini mayoritas bermata pencaharian sebagai petani,

penjaga kebun, pedagang bakulan dan pergi merantau kemalasyia sebagai TKI

(Tenaga Kerja Indonesia). Dari hasil bertani, penjaga kebun, pedagang bakulan dan

pergi merantau kemalasyia sebagai TKI mereka bisa memenuhi kebutuhan hidup

sehari-hari bahkan lebih. Khusus untuk yang pergi menjadi TKI keluar negeri

hasilnya bisa digunakan untuk masa depan anak-anak dan keluarganya.

Adapun potensi alam yang dimiliki oleh desa ini didukung oleh pemerintah

Desa Korleko Selatan yang sebagian besar adalah area persawahan dan perkebunan

yang menjadikan pertanian dan perkebunan sebagai salah satu aset utama

perekonomian yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat Desa korleko

selatan. Dari hasil pertanian dan perkebunan masyarakat Desa korleko selatan ini

bisa memenuhi kebutuhan sandang dan pangan mereka. Oleh karena itu, mereka

menghabiskan separuh waktu dan seluruh tenaga bahkan biaya yang tidak sedikit

untuk menekuni profesi mereka sebagai petani dan penjaga kebun, pedagang dan

buruh.

Di dalam kegiatan program kami selaku tim peneliti IAI Hamzanwadi Pancor

yang sudah kami realisasikan didesa ini tujuannya adalah memanfaatkan potensi

alam dan potensi masyarakat dengan menyentuh aspek pelatihan kreatifitas. Dari

semua action kegiatan program ini, kami harapkan mampu memberdayakan potensi

alam dan potensi masyarakat dalam memberdayakan desa Korleko Selatan kearah

yang lebih baik dan maju. Dari sebagian besar kegiatan pelatihan yang kami lakukan

seperti pelatihan pembuatan piring dari lidi kelapa, Pelatihan Pembuatan pentol

dengan bahan dasar rumput laut, Pelatihan Pembuatan piring dari bekas gelas

minuman, Pelatihan Pembuatan bross dan mainan kunci dari kain flanel, Pelatihan

Pembuatan tas dari tali koor, kami memiliki pandangan kedepan masyarakat Desa

Korleko Selatan akan menjadi masyarakat yang kreatif dan mampu berdaya saing

serta tidak kalah dengan desa-desa yang lain dalam hal-hal yang berkaitan dengan

kreatifitas masyarakat.

Sedangkan semua kegiatan yang berkaitan dengan partisipasi baik yang

berkaitan dengan aspek sosial tentunya akan menjadikan kondisi fisik desa Korleko

Selatan akan lebih indah dan kelihatan maju, ditambah lagi dengan kegiatan religi

yang berkesinambungan dan terus kondusif akan menjadikan kerukunan masyarakat

Page 27: Memanfaatkan Potensi Alam Dan Potensi Masyarakat Dalam Membangun Kreatifitas

dan jiwa kekeluargaan menjadi semakin erat dan elit, semua kegiatan religi yang

telah kami lakukan didesa ini kami harapkan bisa terus dilanjutkan dan tidak berhenti

setelah kami tinggalkan dari lokasi.

Dari kompleksitas kegiatan yang kami lakukan baik yang berorientasi pada

bentuk partisipasi dibidang sosial dan religi serta semua program yang sifatnya

membangun kreatifitas masyarakat desa Korleko Selatan dalam membangun dan

memanfaatkan potensi alam dan potensi masyarakat desa Korleko Selatan kami

memiliki pandangan kedepan desa Korleko Selatan menjadi desa yang aman, tentram

dan berdaya saing jika kegiatan-kegiatan ini terus dikembangkan dan ditingkatkan.

Namun, dengan keterbatasan waktu dalam penelitian, maka kerja kami dalam

mendampingi masyarakat untuk memanfaatkan potensi alam dan potensi masyarakat

dirasa kurang. Oleh sebab itu, proses pendampingan pendidikan ini bisa dilanjutkan

oleh warga Desa Korleko Selatan dengan jiwa kemandiriannya, serta masih

membutuhkan kelanjutan penanganan di tahun yang akan dating serta Ini adalah

bukan akhir dari perjalanan dalam proses perubahan, namun merupakan sebuah awal

dari proses penguraian dari semua kebutuhan masyarakat menuju kemandirian dalam

berkarya dan berkreatifitas.

Dalam menjalani proses ini membutuhkan kelanjutan di tahun-tahun yang

akan datang untuk lebih ditingkatkan dengan memberdayakan masyarakat Desa

Korleko Selatan dalam membangun kegiatan yang berkaitan dengan aspek religi,

sosial dan peningkatan kreatifitas masyarakat sehingga pemanfaatan potensi alam

dan potensi masyarakat desa Korleko Selatan bisa diolah sebaik mungkin dan

mendapatkan hasil yang efektif dan efisien.

F. Penutup

Dari penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa permasalahan yang

dialami oleh masyarakat Dusun Lembak Daya Desa Korleko Selatan, ialah masih

kurangnya pemanfaatan potensi alam dan potensi masyarakat. Hal tersebut disebabkan

oleh beberapa faktor, di antaranya ialah tidak adanya yang membimbing masyarakat

dalam memanfaatkan potensi alam dan yang membina potensi yang mereka dimiliki.

Potensi alam masyarakat desa Korleko Selatan jika dimanfaatkan sepenuhnya

tentunya akan mampu memenuhi semua kebutuhan masyarkat terutama dibidang

Page 28: Memanfaatkan Potensi Alam Dan Potensi Masyarakat Dalam Membangun Kreatifitas

perekonomian sehari hari dan masa depannya. Adapun pemanfaatan potensi masyarakat

dibidang kreatifitas yang telah kami bina selama ini melauli pelatihan-pelatihan

tentunya akan menjadikan suasana kegiatan yang bernuansa kreatifitas akan lebih

kondusif dan membebaskan masyarakat dari kepakuman mereka dari segi kretaifitas

seni serta dari kreatifitas ini pula tentunya akan menjadikan masyarakat bisa mencari

dan menambah penghasilan perekonomian mereka jika terus dikembangkan dan

berkesinambungan. Dari pelatihan-pelatihan yang kami adakan ini dalam memanfaatkan

potensi alam dan potensi masyarakat yang ada. Jika hal ini terus terjadi, maka akan

menimbulkan kemandirian masyarakat.

Kami Sebagai fasilitator, upaya-upaya yang kami lakukan ialah, kami mencoba

untuk menyadarkan mereka dengan mengadakan pelatihan pelatiahan kegiatan yang

berorientasi pada pemanfaatan potensi alam dan potensi masyarakat dan pihak terkait,

dan membangun motivasi bahwa mereka mampu menciptakan kreatifitas sendiri tanpa

harus bergantung pada daerah lain. Upaya tersebut kami lakukan selain bertujuan untuk

membangun kemandirian masyarakat desa Korleko Selatan, juga bertujuan untuk

mewujudkan perekonomian warga Desa Korleko Selatan agar lebih baik lagi.

Page 29: Memanfaatkan Potensi Alam Dan Potensi Masyarakat Dalam Membangun Kreatifitas

DAFTAR PUSTAKA

Barker. Cultural Studies Teori dan Praktik. Yoyakarta : Kreasi Wacana, 2004. Faruk, Pengantar Sosiologi Sastra : dari Strukturalisme Genetik sampai Post-

Modernisme. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005. Kolakowski, Main Currents of Marxism Its Origin, Growth, and Dissolution, London :

Oxford Univercity Press, 1978. Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. Teori Sosiologi Modern. Jakarta : Kencana

Preneda Media Group, 2010. Santoso, Listiyono dan Sunarto, dkk. Epistemologi Kiri. Yogyakarta : Ar-Ruzz, 2003. Simon, Roger. Gagasan-Gagasan Politik Gramsci. Yogyakarta : Pustaka Pelajar dan

Insist, 1999. Suseno, Frank Magnis. Dalam Bayangan Lenin. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama,

2003. Sutrisno, Mudji dan Hendar Putranto. Teori-teori Kebudayaan, Yogyakarta Kanisius,

2005. Syam, Nur. Model Analisis Teori Sosial. Surabaya : PMN, 2009