potensi dan pengembangan obyek wisata alam gua tembus di
TRANSCRIPT
ii
Potensi dan pengembangan
Obyek wisata alam gua tembus
di kabupaten wonogiri
LAPORAN TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya
pada Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata
Disusun Oleh :
Nanik Dwi Ambarwati
C.9405031
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2008
iii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
Judul Laporan Tugas Akhir : POTENSI DAN PENGEMBANGAN
OBYEK WISATA ALAM GUA TEMBUS
DI KABUPATEN WONOGIRI
Nama Mahasiswa : Nanik Dwi Ambarwati
NIM : C. 9405031
MENYETUJUI
Disetujui pada Tanggal : Disetujui pada Tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Soedarmono, SU Dra. Isnaini W.W, M.Pd NIP. 130 818 783 NIP. 131 472 204
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN
Judul Laporan Tugas Akhir : POTENSI DAN PENGEMBANGAN
OBYEK WISATA ALAM GUA TEMBUS
DI KABUPATEN WONOGIRI
Nama Mahasiswa : Nanik Dwi Ambarwati
NIM : C. 9405031
Tanggal Ujian : 23 Juli 2008
DITERIMA DAN DISETUJUI OLEH PANITIA PENGUJI TUGAS AKHIR
D III USAHA PERJALANAN WSATA FAKULTAS SASTRA DAN SENI
RUPA.
Drs. Tunjung W.S, MSi Ketua (……………………)
Susanto Sekretaris (……………………)
Drs. Soedarmono, SU (……………………) Penguji Utama Dra. Isnaini W.W, M.Pd (……………………) Penguji Pembantu
Dekan,
Drs. Sudarno, MA NIP. 131 472 202
v
MOTTO
v Pengalaman menjadi salah satu kunci utama menuju keberhasilan
( Sumber : Nanik )
v Hal yang indah adalah hidup diantara orang-orang yang kita sayangi
( Sumber : Nanik )
v Masalah hidup menjadikan kedewasaan dalam hidup
( Sumber : Nanik )
vi
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya tulis ini untuk :
1. Papa dan mamaku tercinta.
2. Kakaku tersayang, wawan serta keluarga
besarku
3. Orang-orang yang selalu memberikan
semangat untukku
4. Almamaterku yang kubanggakan
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan karunia-Nya, sehingga penulisan Laporan Tugas Akhir ini dapat
diselesaikan untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Ahli Madya.
Dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini, penulis banyak
mendapatkan bantuan serta bimbingan dan saran serta kritik terhadap Laporan
Tugas Akhir ini. Untuk itu atas segala bentuk bantuan yang telah diberikan,
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Drs. Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah berkenan memberikan
kesempatan untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.
2. Drs. Suharyana, M.Pd, selaku Ketua Program Diploma III Usaha
Perjalanan Wisata Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
memberi petunjuk dan saran-saran serta pengarahan yang sangat
berharga sehingga selesainya penulisan Tugas Akhir ini.
3. Drs. Soedarmono, S.U, selaku Pembimbing II yang telah memberikan
waktu dan bimbingannya.
4. Dra. Isnaini W.W, M.Pd, selaku Pembimbing I atas segala waktu,
bimbingan dan pengarahan yang telah diberikan.
5. Bpk. Giyono selaku Pengelola Obyek Wisata Gua Tembus yang telah
memberikan ijin untuk melakukan penelitian dan memberikan segala
informasi yang dibutuhkan.
6. Segenap Staff Bapedda bagian Kepala Sub Bidang Pengembangan
Kawasan, serta selaku Staff Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota
Wonogiri yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian dan
memberikan informasi yang dibutuhkan.
7. Segenap Dosen Pengajar Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ilmunya.
viii
8. Seluruh Staff Diploma III Usaha Perjalanan Wisata dan Staff Lab Tour
atas segala bantuannya.
9. Kedua orang tuaku yang telah memberikan doa restu, kasih sayang,
perhatian, kesempatan, dan segala dukungan yang sangat berarti.
10. Karyawan dan karyawati Dinas Pariwisata Kabupaten Wonogiri yang
telah membantu penelitian selama PPI dan memberikan ijin dalam
proses pencarian data untuk menyusun laporan.
11. Buat Andi Pratama terima kasih atas do’a dan cinta yang telah diberikan.
12. Buat sahabatku Nendras, Atik, Ina, Riezky, Indah, Nopi, Rizka,
Nyoman, Afin, Nasriyah yang telah memberikan dukungan dan bantuan
dengan sepenuh hati.
13. Semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu per satu terima kasih
atas bantuan dan semangatnya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih
banyak kekurangan. Untuk itu, penulis memohon saran dan kritik dari semua
pembaca guna menambah wawasan pengetahuan dan bermanfaat bagi semua
pembaca dan bagi perkembangan pariwisata selanjutnya.
Surakarta, Juli 2008
Penulis
ix
ABSTRAK
NANIK DWI AMBARWATI. C9405031. 2008. Potensi dan Pengembangan Obyek Wisata Alam Gua Tembus Di Kabupaten Wonogiri. Program Pendidikan Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulisan laporan ini mempunyai beberapa rumusan masalah antara lain, Apa latar belakang dan syarat dijadikannya Gua Tembus sebagai Obyek Wisata Kota Wonogiri? Potensi apa yang dapat memungkinkan untuk dikembangkan di Gua Tembus? dan kendala apa yang dihadapi dalam pengembangan Gua Tembus dan bagaimana usaha pengembangannya, sedangkan tujuan dari penulis Laporan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui sejarah Obyek Wisata Alam Gua Tembus, mengetahui potensi yang dapat memungkinkan untuk dikembangkan di Obyek Wisata Alam Gua Tembus, serta untuk mengetahui Pengembangan yang dilakukan dalam rangka menarik minat wisatawan untuk datang mengunjungi Obyek Wisata Alam Gua Tembus.
Adapun beberapa manfaat penulisan Tugas Akhir ini adalah secara teoretis atau untuk meningkatkan pengetahuan pembaca pada umumnya tentang Gua Tembus dan secara praktis sebagai upaya pengenalan Obyek Wisata Alam Gua Tembus kepada pembaca dan usaha dalam menarik minat wisatawan baik domestik maupun mancanegara, menambah pengalaman penulis lewat penelitian yang dilakukan dan penulis mempelajari teori umum tentang Gua, Laporan Tugas Akhir ini menggunakan Metodologi Penelitian dengan Teknik Pengumpulan Data dengan cara observasi ke obyek wisata Gua Tembus, dilanjutkan wawancara dengan beberapa informan serta mencari dokumen berupa arsip-arsip atau laporan tertulis mengenai obyek wisata tersebut.
Hasil penelitian ini diketahui bahwa obyek dan daya tarik wisata Gua Tembus mempunyai potensi dan daya tarik tersendiri, oleh karena itu pengelola telah membuat beberapa program-program untuk mengembangkan Obyek Wisata Gua Tembus yakni berupa program jangka pendek dan program jangka panjang, sehingga dapat disimpulkan bahwa obyek dan daya tarik wisata Gua Tembus memiliki potensi yang sangat besar, yang dalam pengembangannya diperlukan peran serta dari masyarakat dan ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING............................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN.......................................................... iii
HALAMAN MOTTO................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................. vi
ABSTRAK.................................................................................................... viii
DAFTAR ISI................................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................ 1
B. Perumusan Masalah .............................................................. 3
C. Tujuan Penelitian .................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian ................................................................ 4
E. Kajian Pustaka....................................................................... 5
F. Metodologi Penelitian ........................................................... 8
G. Sistematika Penulisan Laporan ............................................. 10
BAB II GAMBARAN UMUM KEPARIWISATAAN KOTA WONOGIRI
A. Gambaran umum tentang Kawasan Karst di Wonogiri ........ 12
B. Kebijaksanaan Dalam Pengelolaan Kawasan Karst.............. 13
C. Potensi Obyek Wisata Kota Wonogiri .................................. 22
xi
D. Lokasi Gua disekitar Gua Tembus........................................ 25
BAB III STRATEGI PENGEMBANGAN OBYEK WISATA GUA TEMBUS
SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA DI KOTA WONOGIRI
A. Latar Belakang dan Sejarah Gua Tembus sebagai Obyek
Wisata di Kota Wonogiri ...................................................... 31
B. Kesenian Tradisional yang diunggulkan di Desa Gebangharjo 33
C. Alasan Gua Tembus dijadikan sebagai obyek wisata ........... 35
D. Potensi dan Daya Tarik Obyek Wisata Gua Tembus............ 37
E. Upaya-upaya yang dilakukan dalam mengembangkan Obyek
Wisata Gua Tembus .............................................................. 49
F. Kendala-Kendala yang dihadapi pihak pengelola dan
pengembangan potensi obyek wisata alam Gua Tembus...... 51
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 53
B. Saran...................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 01 Peta Wisata Kota Wonogiri ……………………………. 57
Lampiran 02 Peta Desa Gebangharjo ………………………………… 58
Lampiran 03 Foto Papan Penunjuk arah ke Gua Tembus ……………. 59
Lampiaran 04 Foto Penunjuk Arah Museum Kawasan Karst …………. 59
Lampiran 05 Foto Papan Nama Gua …………………………………. 60
Lampiran 06 Foto Loket Masuk Obyek Wisata Gua Tembus ……….. 60
Lampiran 07 Foto Gambar Kamar Mandi …………………………… 61
Lampiran 08 Foto Mulut Gua Tembus ……………………………… 61
Lampiran 09 Foto Dalam Gua Tembus ……………………………… 62
Lampiran 10 Foto Belakang Gua Tembus ………………………….. 62
Lampiran 11 Foto Gazebo …………………………………………… 63
Lampiran 12 Foto Parkir Area ……………………………………….. 64
Lampiran 13 Surat Ijin penelitian dari KESBANGLINMAS ………... 65
Lampiran 14 Surat ijin penelitian dari BAPPEDA Wonogiri ………... 66
Lampiran 15 Daftar Nama Informan ………………………………… 67
Lampiran 16 Data Jumlah Pengunjung ……………………………… 68
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kekayaan alam Indonesia dan keanekaragaman budaya menjadi daya
tarik bagi wisatawan manca negara, maka pemerintah dengan segala upaya
xi
xiii
berusaha untuk menggali potensi tersebut menjadi sumber daya bagi
kepariwisataan Indonesia.
Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam untuk
dikembangkan menjadi obyek wisata yang menarik. Sebagian sumber daya
alam tersebut telah dimanfaatkan dan dikembangkan menjadi beberapa obyek
wisata yang menarik. Daya tarik utama wisatawan yang berkunjung ke
Indonesia adalah keindahan alam dan kekayaan seni budayanya, maka dari itu
potensi yang menarik itu perlu dikembangkan seoptimal mungkin. Alam
Indonesia sesungguhnya yang menyediakan obyek pariwisata luas dan
menarik bagi wisatawan yang ingin menikmatinya.
Pracimantoro Kabupaten Wonogiri adalah salah satu kabupaten yang
mempunyai letak yang strategis. Di Kabupaten Wonogiri beranekaragam
obyek wisata yang menarik yang dapat dikunjungi. Obyek wisata alam yang
terletak di kabupaten ini antara lain : pantai, gua, mata air, serta peninggalan-
peninggalan atau petilasan.
Waduk Gajah Mungkur merupakan salah satu obyek wisata alam yang
diunggulkan oleh Pemerintah daerah setempat dalam rangka menarik minat
wisatawan untuk datang berkunjung ke obyek wisata yang ada di
Pracimantoro Kabupaten Wonogiri, Pemerintah daerah setempat bekerja sama
dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Wonogiri dalam pengembangan dan
pengelolaan obyek-obyek wisata yang ada.
Aneka obyek yang memiliki daya tarik wisata mencakup berbagai jenis
fenomena alam dan budaya yang dihasilkan oleh manusia. Dalam rangka
1
xiv
pengembangan obyek wisata, Kabupaten Wonogiri telah menciptakan obyek-
obyek Geowisata yang menarik dan mempesona. Secara umum, Geowisata
adalah suatu jenis wisata yang menitikberatkan pada tujuan wisata alam bagi
wisatawan yang dikemas secara khusus.
Gua Tembus terletak di desa Mudal Kelurahan Gebangharjo
Kabupaten Wonogiri, yang pertama kali dikembangkan oleh Presiden
Soeharto sekitar tahun 1970. Bupati Wonogiri mempunyai rencana untuk
mengembangkan dan meresmikan obyek wisata Gua tembus di Kabupaten
Wonogiri karena Bupati Wonogiri mempunyai keyakinan bahwa Gua Tembus
dapat berkembang. Gua Tembus mempunyai daya tarik tersendiri yang
membedakan dengan gua-gua lainnya.
Gua Tembus ini oleh Bupati Wonogiri direncanakan pengembangan
tahun 2007 tetapi belum ada keputusan atau ijin dari Bupati untuk mengelola
obyek wisata Gua Tembus, sehingga tahun 2008 ini baru memulai proses
pengembangan lebih lanjut yaitu dengan di renovasi kembali Gua Tembus,
agar wisatawan lebih tertarik dan dapat dinikmati Gua Tembus tersebut
dengan sepuasnya.
Berdasarkan pemahaman, permasalahan tersebut, maka tertarik untuk
mengambil judul “Obyek Wisata Alam Gua Tembus” yang merupakan salah
satu potensi yang perlu dikembangkan di Kabupaten Wonogiri.
B. Perumusan Masalah
xv
Berdasarkan dari latar belakang permasalahan diatas, maka perumusan
permasalahan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana sejarah berdirinya obyek wisata Gua Tembus?
2. Potensi apa saja yang dapat untuk dikembangkan di obyek wisata alam
Gua Tembus?
3. Kendala apa saja yang dihadapi dalam pengembangan Gua Tembus dan
usaha pengembangan Gua Tembus?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk memperoleh jawaban atas masalah yang
telah dirumuskan. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya obyek wisata alam Gua Tembus.
2. Untuk mengetahui potensi yang dapat memungkinkan untuk
dikembangkan di obyek wisata alam Gua Tembus
3. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam pengembangan Gua
Tembus dan usahanya.
xvi
D. Manfaat Penelitian
Hasil laporan ini diharapkan nantinya dapat memberikan manfaat antara lain
sebagai berikut :
1. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi
pertumbuhan dan perkembangan dunia kepariwisataan Indonesia pada
umumnya dan semua pihak yang baik secara langsung maupun tidak
langsung mempunyai kaitannya dengan obyek wisata yang diteliti.
2. Manfaat Umum
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca
dan semua masyarakat pada umumnya. Sehingga nantinya dapat
menghasilkan hal-hal baru yang berguna bagi perkembangan
kepariwisataan Indonesia yang akhirnya dapat menambah pendapatan
devisa Negara .
3. Manfaat Khusus
Penulis dapat mengetahui dan mencoba menuliskan secara langsung teori
yang diperoleh dari meja kuliah sesuai dengan keadaan yang sebenarnya
sehingga data-data yang diperoleh dari penelitian tersebut dapat disusun
sebagai laporan Tugas Akhir guna memenuhi persyaratan memperoleh
gelar Ahli Madya di Universitas Sebelas Maret Surakarta.
xvii
E. Kajian Pustaka
1. Pengertian Pariwisata
Kata pariwisata berasa dari bahasa Sansekerta, yaitu “Pari” yang
berarti berkeliling dan “Wisata” yang berarti perjalanan atau bepergian.
Jadi pariwisata dapat diartikan suatu perjalanan keliling yang dilakukan
secara berulang-ulang dengan mengunjungi satu tempat ke tempat lain.
Menurut UU Kepariwisataan No.9 Tahun 1990, Pariwisata adalah
kegiatan perjalanan dari satu tempat ke tempat lain yang dilakukan
sementara waktu secara sukarela untuk menikmati obyek dan saya tarik
wisata dengan maksud tidak mencari nafkah.
Menurut Oka A. Yoeti, Pariwisata adalah suatu perjalanan yang
dilakukan untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari satu tempat
ke tempat lain dengan maksud untuk menikmati perjalanan bukan untuk
mencari nafkah ditempat yang dikunjunginya.
Potensi pariwisata adalah suatu tempat yang mempunyai daya tarik
bagi wisatawan, misalnya pemandangan alam, peninggalan sejarah, seni
budaya. Daya tarik ini harus dikelola sebaik-baiknya bahkan wajib
ditingkatkan. (H.Khodyat dan Ramaini,1992:86)
Potensi pariwisata adalah merupakan segala hal dan keadaan yang
nyata dapat diraba, yang dianggap, diatur dan disediakan sedemikian rupa
sehingga dapat bermanfaat atau dimanfaatkan atau diwujudkan sebagai
kemampuan, faktor dan unsur yang diperlukan atau menentukan bagi
xviii
usaha dan pengembangan kepariwisataan, baik itu berupa suasana,
kejadian benda maupun layanan jasa-jasa (RS. Damardjati, 2001:128).
Samsuridjal D da Kaelany HD, menyatakan bahwa berhasilnya suatu
tempat untuk berkembang menjadi daerah tujuan wisata sangat dibantu
beberapa faktor atraksi, aksesbilitas, amenitas, aktivitas. (Samsuridjal D da
Kaelany HD.1997:20)
2. Pengertian Obyek Wisata Alam
a. Obyek Wisata Alam
Obyek wisata alam adalah obyek wisata yang daya tariknya bersumber
pada keindahan alam dan kekayaan alam.
Obyek wisata alam meliputi panorama keindaan alam yang
menakjubkan seperti lembah, gunung, air terjun, pantai, cuaca, udara,
flora, fauna, matahari terbit, matahari tenggelam dan lain-lain.
b. Obyek Wisata Budaya
Obyek wisata budaya dalah obyek wisata yang bentuk dan wujudnya
berupa monumental hasil peradaban manusia dimasa lampau, maupun
atraksi atau kegiatan budaya manusia.
3. Teori Umum Gua
Gua atau disebut “goa” merupakan suatu ruangan bentukan
alamiah dibawah tanah baik yang berdiri sendiri maupun saling terhubung
dengan ruangan-ruangan lainnya yang bisa dilalui oleh manusia.
xix
Gua dapat terbentuk melalui beberapa proses. Proses
pembentukkan gua memerlukan waktu yang lama bahkan sampai ribuan
tahun. Adapun proses pembentukan gua adalah :
a. Tahap awal, air tanah mengalir melalui bidang rekahan pada lapisan
batu gamping menuju ke sungai permukaan.
b. Sungai permukaan lama-lama menggerus dasar sungai dan mulai
membentuk jalur gua horizontal.
c. Setelah semakin dalam tergerus, aliran air tanah akan mencari jalur gua
horizontal yang baru dan langit-langit atas dua tersebut aklan runtuh
dan bertemu sistem gua horizontal.
Gua yang terdapat di Indonesia yang dikenal oleh masyarakat luas adalah :
a. Gua-gua Vulkanik
Gua-gua vulkanik di wilayah yang sebagian besar tersusun oleh batuan
yang berasal dari gunung api. Gua-gua Vulkanik ini pada umumnya
berupa lorong-lorong yang dulunya merupakan jalan aktivitas magma
yang gagal ketika menuju permukaan.
b. Gua-gua Kapur
Gua-gua kapur ini dapat ditemukan di wilayah yang sebagian besar
tersusun oleh batu kapur/batu gamping. Gua kapur ini terbentuk akibat
dari aktivitas air purba, selain itu gua kapur juga dapat terbentuk ketika
suatu tempat lokasi gua masih berada di zona phreatik atau berada di
xx
bawah level air tanah maupun dapat terbentuk setelah lokasinya berada
diatas level air tanah. (Zona Vadose)
F. Metodologi penelitian
1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Sesuai dengan materi yang akan dibahas dalam penelitian ini,maka penulis
mencari data-data yang diperlukan dalam menyusun karya tulis ilmiah,
antara lain :
1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi dan waktu penelitian yang gunakan adalah obyek wisata alam
Gua Tembus terletak di Desa Gebangharjo, Kecamatan Pracimantoro,
Kabupaten Wonogiri pada bulan April-Juni 2008.
2. Obyek Penelitian
Objek penelitian adalah objek wisata alam Gua Tembus di
Pracimantoro Kabupaten Wonogiri.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan
teknik :
a. Observasi :
Secara luas, observasi atau pengamatan berarti setiap kegiatan
untuk melakukan pengukuran. Observasi yang dilaksanakan pada
bulan April – Juni 2008.
xxi
Observasi dilakukan dengan cara mengunjungi langsung tempat
atau lokasi obyek wisata tersebut dan mengamatinya serta mencatat .
b. Wawancara
Merupakan teknik pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan secara langsung oleh pewawancara atau pengumpul data
dari responden, dan jawaban dari responden tersebut kemudian dicatat
atau direkam.
Dalam pelaksanaan wawancara ini jenis wawancara yang
dilakukan adalah wawancara bebas dengan menggunakan kisi-kisi
sebagai interview guide sehingga data yang diperoleh dapat
melengkapi hasil dan tujuan penelitian.
c. Dokumen
Studi dokumen adalah metode pengumpulan yang ditujukan
untuk memperoleh data secara langsung dari tempat penelitian
meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan
kegiatan, foto-foto, dokumenter, data yang relevan untuk penelitian
(Ruduwan, 2004 : 105).
Pengumpulan data dengan melakukan pencatatan, pengambilan
gambar dan memanfaatkan data yang mempunyai hubungan dengan
topic penulisan. Data yang digunakan adalah : foto obyek, petunjuk
pariwisata pracimantoro, brosur, peta yang diberikan oleh pengelola
obyek wisata Gua Tembus.
xxii
3. Tehnik Analisis Data
Dalam menganalisa data yang telah diperoleh, penulis menggunakan
metode analisis deskriptif, karena data-data yang didapatkan penulis
berupa data yang bersifat deskriptif yaitu penelitian yang berusaha
mendeskrifsikan / mengambarkan / melukiskan fenomena / hubungan
antar – fenomena yang diteliti dengan sistematis, faktual dan akurat.
Penulis kemudian memilih data yang paling akurat agar kebenaran dapat
dipertanggungjawabkan secara maksimal. Kemudian data-data yang telah
diperoleh tersebut digabungkan sebagai bahan penelitian.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :
Bab I : Membahas pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian
pustaka, sistematika penulisan, dan metodologi
Bab II
: Pada bab ini dibahas mengenai gambaran umum kepariwisataan
Kabupaten Wonogiri berisi tentang sejarah, keadaan geografis
dan potensi yang dimiliki Kabupaten Wonogiri.
Bab III : Bab ini membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan
masalah berisi sejarah obyek wisata alam Gua Tembus potensi
yang dimiliki oleh obyek wisata alam Gua Tembus, pola
pengembangan yang dilakukan dalam rangka menarik minat
wisatawan untuk datang mengunjungi obyek wisata alam Gua
xxiii
Tembus dan kendala-kendala yang dihadapi.
Bab IV : Merupakan bab terakhir berisi penutup, dan di dalam penutup ini
akan diuraikan kesimpulan dari uraian-uraian yang telah dibahas
dalam bab-bab sebelumnya, serta menguraikan saran-saran yang
bermanfaat bagi pengembangan obyek wisata alam Gua Tembus.
BAB II
GAMBARAN UMUM KAWASAN KARST
A. Gambaran Umum Kepariwisataan
Berdasarkan hasil kegiatan
Zonasi Kawasan Karst,
Kabupaten Wonogiri memiliki
wilayah karst seluas 338,74 km2
atau 18,6 % dari luas Kabupaten
Wonogiri, yang tersebar di 5
(lima) Kecamatan, yaitu Pracimantoro, Eromoko, Giritontro, Giriwoyo dan
Paranggupito. Kawasan Karst Wonogiri merupakan bagian dari Kawasan
Karst Pegunungan Sewu yang membentang di tiga kabupaten, yaitu
Gunungkidul, Wonogiri dan Pacitan.
Kawasan Karst Kabupaten Wonogiri terdiri dari Kawasan Karst
berkembang baik seluas 239,77 km2 atau 13,2 % dari luas Kabupaten
Wonogiri dan Kawasan Berkembang Sedang seluas 98,97 km2 atau 5,4 %
dari luas Kabupaten Wonogiri. Selain itu juga terdapat batuan kapur non karst.
xxiv
Kawasan Karst berkembang baik menempati lokasi di 5 (lima)
kecamatan, yaitu seluruh wilayah Kecamatan Paranggupito, sebagian
wilayah Kecamatan Pracimantoro, Giritontro, Giriwoyo dan Eromoko.
Sedangkan Kawasan Karst berkembang sedang menempati lokasi di sebagian
wilayah Kecamatan Eromoko, Pracimantoro, Giritontro dan Giriwoyo.
Sehingga secara keseluruhan Kawasan Karst menempati bagian selatan
wilayah Kabupaten Wonogiri.
Secara fisik, Kawasan Karst dapat dilihat berdasarkan ciri bentukan
alam berupa barisan perbukitan berbentuk kerucut (yang mencapai ribuan),
terdapat lembah diantara perbukitan, gua, luweng (gua vertikal), telaga dan
dibeberapa tempat muncul aliran sungai bawah tanah. Kawasan Karst
merupakan salah satu sisi penting yang mewakili keanekaragaman bumi
(geodiversity) karena wilayah tersebut memiliki kandungan unsur hayati dan
nirhayati yang bernilai tinggi. Karena begitu besarnya arti Kawasan Karst,
maka pada acara Asia Fasific Forum on Karst Ecosystem and Word Heritage
tahun 2001, Karst Gunung Sewu sebagai salah satu nominator World
Heritage (warisan dunia).
B. Kebijaksanaan Dalam Pengeloaan Kawasan Karts
Potensi yang terdapat di Kawasan Karst merupakan modal yang sangat
besar bagi pembangunan daerah. Tujuan utama pembangunan adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka kebijakan yang diambil harus
melalui kajian yang matang, sehinga jangan sampai dengan alasan
xxv
pembangunan mengakibatkan hilangnya fungsi sebuah ekosistem, mengingat
Kawasan Karst merupakan kawasan yang sangat rentan terhadap perubahan
lingkungan akibat berbagai peruntukan, maka kebijakan yang dilaksanakan di
kawasan ini harus lebih berhati-hati bahkan harus lebih ketat dibanding di
kawasan lain, karena kesalahan kebijakan berakibat fatal berupa kerusakan
alam yang tentunya akan banyak menghilangkan potensi yang ada, sehingga
akan sangat merugikan bagi kelangsungan hidup generasi yang akan datang.
Oleh sebab itu keselarasan antara pemanfaatan dan kelestarian harus di jaga.
Penetapan Kawasan Karst Gunung Sewu dan Gombong Selatan
sebagai kawasan Eco Karst yang pencanangannya langsung dilakukan oleh
Presiden RI Bapak SUSILO BAMBANG YUDHOYONO pada tanggal 6
Desember 2004, atau empat bulan setelah pelaksanaan Seminar Nasional
Pengelolaan Kawasan Karst yang dilaksanakan di Kabupaten Wonogiri,
menjadi momentum untuk memberikan sentuhan kebijakan yang lebih dalam
pengelolaan Kawasan Karst.
Dinas/Instansi terkait secara terpadu telah melaksanakan berbagai
Program dan kegiatan di Kawasan Karst, yang dimulai dengan kebijakan
penataan Kawasan Karst. Internalisasi tata ruang Kawasan Karst kedalam tata
ruang wilayah menjadi kata kunci pengakuan atas keberadaan kawasan.
Sehingga mau tidak mau harus dipedomani dalam menentukan mana kegiatan
yang bisa dilakukan di kawasan karst dan yang tidak boleh dilakukan.
Selanjutnya beberapa Dinas mulai melakukan reorientasi Program dan
xxvi
Kegiatan, dengan memberikan porsi kebijakan yang semakin banyak
menyentuh Kawasan Karst.
Bentuk dari kebijakan yang ditempuh oleh Pemerintah Kabupaten
Wonogiri dalam pengelolaan Kawasan Karst, adalah dengan menentukan
Program dan kegiatan dalam rangka pengelolaan Kawasan Karst, yang
meliputi upaya-upaya untuk mengatasi permasalahan pokok di Kawasan
Karst, yaitu kekeringan yang melanda setiap tahun di daerah karst, kemudian
menjaga atau mengembalikan fungsi lahan kawasan karst dan upaya-upaya
untuk menciptakan diversifikasi kegiatan usaha masyarakat, sehingga
ketergantungan pada ekploitasi alam berkurang.
Strategi yang ditempuh dalam pengelolaan kawasan karst Kabupaten
Wonogiri adalah dengan pengelolaan karst berbasis masyarakat, sehingga
segala upaya-upaya pengelolaan karst yang dilakukan menjadikan masyarakat
sebagai pelaku utama (subyek) pengelola Kawasan Karst, tidak hanya pada
tahapan ekonomisnya, tetapi juga pada tahap pelestariannya. Kunci
keberhasilan dari upaya pengelolaan Kawasan Karst adalah datang dari
masyarakat sendiri. Bagaimana mereka mau dan mampu untuk berperan aktif
dalam pengelolaan, sehingga kata kunci dari upaya pengelolaan Kawasan
Karst adalah pemberdayaan masyarakat.
Semua kegiatan di atas diawali sosialisasi tentang arti Kawasan Karst
dan tata cara pengelolaannya kepada semua komponen yang ada di Kabupaten
Wonogiri, baik Pemerintah, LSM, pemerhati maupun masyarakat, sehingga
ada pemahaman yang sama bagaimana harus menjaga dan mengelola
xxvii
Kawasan Karst,dan bagaimana Dinas/Instansi teknis terkait mampu
menjabarkan dalam bentuk kegiatan pengelolaan yang konkrit.
Dalam pengelolaan Kawasan Karst Kabupaten Wonogiri, selalu
memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Memberikan kemungkinan kepada kelangsungan hidup dengan jalan
melestarikan fungsi kemampuan ekosistem yang mendukung, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
2. Memanfaatkan sumber daya alam dengan tepat.
3. Memberikan kesempatan pada sektor atau kegiatan yang lain untuk
berkembang bersama.
4. Meningkatkan dan melestarikan kemamuan dan fungsi ekosistem dalam
memanfaatkan sumberdaya alam dan melindungi, serta mendukung
perikehidupan secara terus menerus.
5. Menggunakan prosedur dan tata cara dan kemampuan dan fungsi
ekosistem untuk mendukung perikehidupan, baik masa kini maupun masa
yang akan datang.
Adapun Program dan kegiatan yang telah dilaksanakan dalam upaya
pemberdayaan masyarakat Kawasan Karst Kabupaten Wonogiri adalah :
1. Upaya untuk mengatasi masalah kekeringan yang muncul setiap tahun di
Kawasan Karst :
a. Optimalisasi pemanfaatan sumber-sumber air yang telah ada.
xxviii
b. Melakukan pencarian atau penelusuran sumber air baru untuk
menambah kapasitas air yang telah ada.
c. Pembangunan dan penyediaan sarana dan prasarana air bersih, seperti
perpipaan, PAH, hidran umum.
Kerja sama pemanfaatan air dengan kabupaten tetangga yang memiliki
potensial air yang berlebih (Sumber Serapan untuk masyarakat
Pracimantoro)
d. Pelestarian mata air dan telaga .
2. Upaya untuk menjaga dan mengembalikan fungsi kawasan yang telah
mengalami penurunan atau kerusakan :
a. Reboisasi utamanya pada puncak-puncak bukit yang gundul, untuk
pengendalian erosi dan memperbaiki kondisi hidrologi Kawasan Karst.
b. Revegetasi
c. Pembinaan usaha pertambangan berwawasan lingkungan.
d. Reklamasi lahan bekas pertambangan.
e. Pengembangan budidaya hayati melalui budidaya pertanian untuk
mendapatkan nilai hayati dan nilai ekonomis yang tinggi, melalui :
· Pengembangan tanaman mangga
· Pengembangan tanaman jeruk dan sawo
· Pengembangan tanaman kelapa
· Pengembangan tanaman melinjo
xxix
· Pengembangan Wana Farma (Kunir, Jahe, Kencur, Cabe jamu)
· Pengembangan tanaman Jarak
· Intensifikasi lahan, dengan tanaman tumpangsari di lahan karst
3. Upaya menciptakan diversifikasi kegiatan ekonomi masyarakat, sehingga
tidak tergantung pada pertanian dan pertambangan yang cenderung
ekploitataif adalah melalui beberapa kegiatan :
a. Peningkatan ketrampilan masyarakat melalui berbagai program dan
kegiatan pelatihan dan magang industri kecil/industri rumah tangga
bagi masyarakat yang tinggal di Kawasan Karst.
b. Pemberian bantuan berupa pinjaman lunak kepada kelompok-
kelompok usaha ekonomi produktif masyarakat di Kawasan Karst.
c. Pemberian bantuan modal bibit ternak kepada kelompok tani ternak
yang tinggal di kawasan karst, berupa sapi, kambing, domba dan
kelinci.
d. Peningkatan sarana dan prasaran penangkapan ikan dan udang di
pantai selatan Kabupaten Wonogiri, melalui :
- Pembangunan tempat pendaratan ikan
- Pengadaan bantuan perahu
- Pembangunan Tempat Pelelangan ikan
- Pengadaan air bersih bagi kegiatan usaha perikanan
e. Pemberdayaan potensi ekonomi masyarakat desa nelayan melalui
Program P3EMDN yang mancakup kegiatan bina manusia, bina usaha
dan bina lingkungan.
xxx
f. Pengembangan potensi wisata karst sebagai obyek wisata alam,
melalui :
- Penataan Gua Putri Kencono di Kecamatan Pracimantoro
- Pengembangan pantai Nampu dan pantai Sembukan di Kecamatan
Paranggupito. Khusus untuk pantai Sembukan telah ditetapkan
sebagai Obyek Wisata Spiritual
- Pengembangan hasil kerajinan batu mulia di Kecamatan Giriwoyo
Rencana kedepan dalam pemberdayaan masyarakat karst adalah
akan tetap melanjutkan kegiatan yang telah dilakukan, maupun penentuan
program dan kegiatan baru. Adapun rencana tersebut adalah :
1. Upaya mengatasi kekeringan :
a. Melakukan kajian pengembangan sumber air dari sungai bawah
tanah yang ada di Kawasan Karst.
b. Memperbaiki dan mengembalikan fungsi telaga dan mata air yang
telah mengalami kerusakan.
c. Mencegah kesalahan dalam pengelolaan telaga dan mata air, supaya
terhindar dari kerusakan.
xxxi